IDENTIFIKASI VARIASI POLA WACANA OBITUARIUM SURAT KABAR INDONESIA
|
|
- Yuliana Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI VARIASI POLA WACANA OBITUARIUM SURAT KABAR INDONESIA Adyana Sunanda 1), Atiqa Sabardila 2), Agus Buidi Wahyudi 3), Yunus Sulistyono 4) 1 as287@ums.ac.id 2 Atiqa.Sabardila@ums.ac.id 3 Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id 4 ys122@ums.ac.id Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi pola wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya mengenai identifikasi unsur internal dan eksternal dalam wacana obituarium dan penelusuran pola pengembangan wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Obituarium atau wacana yang berisi berita kematian seseorang menarik untuk dikaji karena wanaca ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia yang mengarah pada pola penulisan wacana berdasarkan prinsip kesantunan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam periode 7 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 s.d. bulan Maret Data diperoleh dengan metode elisitasi atau pemerolehan wacana dan konteks guna menganalisis isi. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalah teknik catat. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan metode padan untuk memperoleh gambaran umum perihal variasi yang ditemukan dalam pola pengembangan wacana obituarium. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa variasi pola pengembangan wacana obituarium menunjukkan beberapa variasi yang dapatdilihat dari cara pengembangannya yang mencakup keberadaan dan penempatan unsur-unsur pembuka, testimoni, isi, dan penutup. Kata kunci: Wacana, obituarium, surat kabar, variasi, pola pengembangan PENDAHULUAN Obituari atau wacana berita duka merupakan salah satu jenis wacana berita yang dimuat di surat kabar. Di Indonesia, wacana obituari dapat dengan mudah ditemui di beberapa surat kabar, seperti Kompas. Wacana obituari dapat memiliki ciri khas terseindir yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun bahan ajar menulis di sekolah. Selain itu, berita duka yang dimuat di media masa tidak terlepas dari latar belakang pemuatan berita duka seseorang. Hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam karena menurut Louis Althusser dan Antonio Gramsci (dalam Al-Zastrouw, 2000), media massa bukan merupakan sesuatu yang bebas atau independen, tetapi merupakan sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan realitas sosial. Oleh karena itu, kajian ini diharapkan dapat mengarah pada upaya untuk mengangkat realitas sosial dalam masyarakat melalui wacana berita duka. Berdasarkan kajian sebelumnya oleh Sunanda, dkk. (2016) yang mengkaji pola struktur internal dan eksternal, wacana obituariu memiliki pola unsur internal dan eksternal wacana yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang mengacu pada konsep kesantunan layaknya tercermin dalam wacana obituarium. Pola pengembangan ini melibatkan unsur-unsur internal wacana yang mencakup satuan-satuan lingual, seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Selain itu, identifikasi ini juga menacakup unsur-unsur eksternal yang berasal dari luar bahasa. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 136 ISBN
2 Gambar 1. Contoh Wacana Obituarium dalam Harian Kompas, 19 Agustus 2015 Kajian lain oleh Sunanda (2016) mengenai pola pengembangan wacana obituari dengan mengambil studi kasus wacana berita duka di beberapa surat kabar di Indonesia menunjukkan bahwa wacana obituari dapat dikembangkan dengan lngkah-lngkah tertentu yang terarah dan dapat dijadikan acuan dalm upaya mengembangkan kemampuan menulis oleh siswa. Kajian terhadap wacana dapat memunculkan kekhasan dalam berbagai hal, seperti struktur yang mengacu pada syarat kesatuan dan koherensi (Sobur, 2012:10). Sebenarnya, berita duka dapat pula disebut sebagai obituarium. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah Obituarium memiliki pengertian sebagai berita kematian seseirang yang dimuat dalam surat kabar atau sejenisnya dan disertai dengan riwayat hidup singkat. Di berbagai surat kabar, banyak terdapat berita duka yang dimuat. Namun, tidak semua termasuk ke dalam wacna obituarium. Beberapa wacana ada yang hanya memuat identitas orang yang diberitakan dan waktu serta tempat pemakaman. Dalam hal ini, objek kajian dalam penelitian ini dibatasi padawacana obiturai yang memenuhi syrat engertaian utama istilah obituarium, yaitu (1) memuat berita kematian seseorang dan (2) memiliki riwayat hidup singkat di dalanya. Jadi, apabila terdapat berita kematian yang tidak memenuhi syarat tersebut, berita kematian ini tidak termasuk ke dalam data. Di beberapa surat kabar, obituari merupakan suatu media yang dimanfaatkan oleh pembaca untuk memublikasikan kerabat atau orang terdekat yang meninggal. Namun, di beberapa surat kabar, ada juga obituari yang khusus dibuat oleh redaksi yang memuat berita kematian tokoh-tokoh yang dikenal di masyrakat. Berita duka yang disusun oleh redaksi surat kabar biasanya memenuhi syrakat ibituarium, yaitu memiliki kabar duka dan memuat riwayat hidup singkat. Namun, berita duka yang dimuat karena pesanan pembaca biasanya hanya memuat informasi singkat mengenai siapa yang meninggal dan kapan acara THE 5 TH URECOL PROCEEDING 137 ISBN
3 pemakamannya. Berikut adalah contoh wacana obituari yang dimuat dalam harian Kompas, 19 Agustus Penulisan berita duka dapat memberi cerminan perihal memori kolektif masyarakat untuk mengingat tokoh yang telah tiada (Fowler, 2007). Biasanya, memori kolektif yang dimunculkan mencakup perihal positif yang berkaitan dengan riwayat hidup dari tokoh yang diberitakan. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa wacana obituarium dapat memuat riwayat hidup seseorang dengan mengesampingkan memori kolektif dan lebih mengutamakan keobjektifan dari pemberitaan. Sebagai salah satu wacana, obituari tetu memiliki pola dan konteks. Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengacu pada kurikulum 2013, wacana mengarah pada gagasan tertentu yang termasuk ke dalam salah satu standar kompetensi lulusan agar mampu menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks yang berkaitan dengan pekerjaan (BNSP, 2006). Unsur-unsur berita yang dimunculkan dalam wacana berita duka mampu memberi cemrinan perihal kekhasan dalam penulisananya. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang selalu dimunculkan dalam wacana obituarium. Kajian ini berfokus pada upaya untuk mengidentifikasi variasi pola wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya mengenai identifikasi unsur internal dan eksternal dalam wacana obituarium dan penelusuran pola engembangan wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Obituarium atau wacana yang berisi berita kematian seseorang menarik untuk dikaji karena wacana ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengarah pada pola penulisan wacana berdasarkan prinsip kesantunan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam periode 7 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 s.d. bulan Maret Data diperoleh dengan metode elisitasi atau pemerolehan wacana dan konteks guna menganalisis isi. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah teknik catat. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan metode padan untuk memperoleh gambaran umum perihal variasi yang ditemukan dalam polapengembangan wacana obiturarium. HASIL DAN PEMBAHASAN Variasi pola wacana obituarium yang dikaji dalam penelitian ini mengacu pada macammacam pola pengembangan yang ditemukan dalam wacana obituarium. Berdasarkan identifikasi terhadap pola pengembangan wacana obituarium, diperoleh 2 macam pola pengembangan, yaitu pola penulisan lengkap dan pola penulisan tak lengkap. Wacana obituari yang lengkap terdiri dari 7 unsur, yaitu judul, foto, pembukaan, testimoni, riwayat singkat, informasi pemakaman, dan kesan umum. Sementara itu, penulisan yang tak lengkap memuat sebagian dari unsur-unsur tersebut. Dari pola-pola tersebut, diperoleh gambaran umum bahwa pengembangan wacana obituarium memiliki pola yang cenderung konsisten. Hal ini dapat terlihat dari arah pengembangan wacana dan macam pola pengembangan yang menunukkan kekonsistenan pola tulisan yang disajikan. Pada macam pola pengembangan tulisan yang lengkap, dijumpai ketujuh unsur dengan lengkap. Berikut adalah contoh wacana obituary yang memiliki pola unsur penulisan yang lengkap. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 138 ISBN
4 Judul Pembukaan Foto Riwayat Singkat Testimoni Informasi Kesan Umum Gambar 2. Contoh bituari dengan pola penulisan lengkap Macam pola yang kedua adalah pola pengembanagn tulisan yang tidak lengkap. Dalam pola ini, wacana obituari disajikan hanya dengan memuat beberapa unsur tertentu. Unsurunsur yang sering ditinggalkan adalah informasi mengenai pemakaman, foto, dan kesan umum. Sementara itu, unsur-unsur yang hampir dipastikan selalu ada adalah judul, pembukaan, testimoni, dan riwayat singkat. Berikut adalah contoh obituari yang memiliki unsur tidak lengkap. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 139 ISBN
5 Pembukaan Judul Foto Riwayat Singkat Testimoni Kesan Umum Gambar 3. Contoh obituari dengan pola penulisan tidak lengkap Perbedaan atau variasi yang ditemukan dari pola penulisan ini hanya pada penempatan tiaptiap unsur. Ada unsur yang selalu ditempatkan di posisi yang sama, tetapi ada pu8la unsur yang dapat muncul dalam posisi yang berbeda-beda, seperti unsur testimoni, informasi pemakaman, dan kesan umum. Jika pola-pola tersebut dilihat dari segi kesamaan antarunsur-unsur yang ditampilkan, terlihat bahwa macam pola yang ditemukan tidak terlalu bervariatif. Ini dapat menunukkan kekonsistenan pola penyusunan wacana obituarium. Fakta bahwa penulisan obituari yang sebagian besar mengungkapkan sisi positif dari tokoh atau orang yang diberitakan dapat menjadi contoh untuk penulisan rubrik yang mengacu pada konsep kesantunan. Dengan maraknya kebebasan berekspresi dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat di era digital seperti sekarang ini, pengutamaan aspek kesantunan dalam penulisan wacana non-fiksi terlihat mulai dilupakan. Dengan adanya contoh pola penulisan obituari yang senantiasa mengutamakan konsep kesantunan, pola pengembangan macam ini diharapkan dapat menjadi contoh dan sekaligus sebagai acuan dalam pola pengambangan penulisan wacana oleh siswa, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan mengenai variasi pola wacana obiturairum dalam surat kabar di Indonesia di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahasa variasi pola pengembangan wacana obituarium menunjukkan beberapa variasi yang dapat dilihat dari cara pengembangannya yang mencakup keberadaan dan enempatan unsurunsur, seperti pembuka, testimoni, isi, dan penutup. Dari hasil analisis ini, wacana obituarium dapat digolongkan ke dalam wacana yang pola pengembangannya termsuk konsisten. Hal ini karena unsur-unsur yang dimunculkan hampir selalu sama dalam setiap wacana yang dimunculkan. Selain itu, variasi pola pengembangan yang ditemukan juga tidak terlalu menunjukkan adanya tingkat variasi yang tinggi. Selain itu, aspek kesantunan dalam berbahasa yang digunakan dalam menyusun THE 5 TH URECOL PROCEEDING 140 ISBN
6 wacana ini juga sangat diperhatikan. Hal ini menunjukkan bahwa wacana obituari dapat dijadikan acuan yang kuat untuk menyusun bahan ajar penulisan wacana yang mengacu pada aspek kesantunan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. REFERENSI Al-Zastrouw Ng Membaca Berita yang tidak Diberitakan dalam Mendeteksi Bias Berita: Panduan untuk Pemula. Winarko, H. Yogyakarta: Kajian dan Layanan Informasi untuk Kedaulatan Rakyat (KLIKR) untuk Garda Bangsa. Hal. v-xii. Badan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat. Jakarta: Pusat Bahasa. BNSP Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran SMA/SMK. Fowler, Bridget The Obituary as Collective Memory. New York: Routledge. Mulyana Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana. Sobur, Alex Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sulistyono, Yunus, Margono, Sri Sumarsih, Depi Endang Sulastri Diksi dalam Wacana Berita Duka (Kajian terhadap Rubrik Obituari Harian Kompas) dalam Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) IV Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Titscher, Stefan, Michael Mayer, Ruth Wodak, dan Eva Vetter Metode Analisis Teks dan Wacana. Penerjemah: Abdul Syukur Ibrahim dari judul asli Methods of Text and Discourse Analysis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Tiset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia atas dana penelitian untuk hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tahun anggaran THE 5 TH URECOL PROCEEDING 141 ISBN
IDENTIFIKASI POLA UNSUR INTERNAL DAN EKSTERNAL WACANA OBITUARIUM SURAT KABAR INDONESIA
ISSN 2549-5607 The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching IDENTIFIKASI POLA UNSUR INTERNAL DAN EKSTERNAL WACANA OBITUARIUM SURAT KABAR INDONESIA Adyana Sunanda 1), Atiqa Sabardila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan
Lebih terperinciPRATIWI AMALLIYAH A
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dari keikutsertaan peneliti menjadi relawan posko Merapi di Klaten. Melihat
160 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berbagai rangkaian dalam penelitian ini sudah peneliti laksanakan. Bermula dari keikutsertaan peneliti menjadi relawan posko Merapi di Klaten. Melihat bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut
Lebih terperinciKEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012
KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Yeri & Handayani (2013:79), menyatakan bahwa media cetak merupakan media komunikasi yang bersifat
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciKELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI
KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Lebih terperinciIdham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat
Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciAMIN MUHTADI A
REFERENSI DAN IMPLIKATUR DALAM KOLOM SMS PEMBACA LIPUTAN KHUSUS THOMAS UBER PADA HARIAN TEMPO BULAN MEI 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia tidak dapat lepas dari bahasa, tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan yang lainnya. Hal itu di sebabkan manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan tujuh kali dalam seminggu. Surat kabar Solopos menempatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat Solopos sebagai salah satu surat kabar lokal, koran harian umum yang diterbitkan tujuh kali dalam seminggu. Surat kabar Solopos menempatkan diri sebagai
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nindia Wahyuni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMPRODUKSI CERITA ULANG DI SMA
PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMPRODUKSI CERITA ULANG DI SMA Dini Restiyanti Pratiwi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMS Dini.R.Pratiwi@ums.ac.id Abstrak Guru dalam
Lebih terperinciANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DAN DAMPAKNYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER. Surakarta, 25 Januari 2014.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DAN DAMPAKNYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER Surakarta, 25 Januari 2014 Penyunting: Markhamah Agus Wijayanto Miftakhul Huda Terselenggara atas kerja sama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa dalam ragam tulis tidak semudah yang dibayangkan karena dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan dan dirasakan dituangkan
Lebih terperinciPARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan semua panca indera, juga faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud ialah berupa
Lebih terperinciRELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI
RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA PUISI JAWA DALAM KOLOM GEGURITAN HARIAN SOLOPOS EDISI PEBRUARI-MARET 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pandidikan
Lebih terperinciKEPADUAN BENTUK DAN MAKNA DALAM PARAGRAF: ANALISIS WACANA KOLOM JATI DIRI DI JAWA POS
KEPADUAN BENTUK DAN MAKNA DALAM PARAGRAF: ANALISIS WACANA KOLOM JATI DIRI DI JAWA POS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciANALISIS JENIS FRASA DAN KLAUSA DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL
ANALISIS JENIS FRASA DAN KLAUSA DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh DARMISAH NIM 120388201089 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH Kompas dan SKh Solopos. SKH Kompas memiliki kecenderungan untuk bermain aman dan hati-hati dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinci90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Program Bahasa ini berorientasi pada hakikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciPESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Tentang Pesan Kritik Sosial dalam film Kentut Karya Aria Kusumadewa)
PESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi Tentang Pesan Kritik Sosial dalam film Kentut Karya Aria Kusumadewa) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Guna memenuhi persyaratan untuk mencapai Derajat Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciKONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP KEBAKARAN KILANG MINYAK UP IV PERTAMINA CILACAP
KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP KEBAKARAN KILANG MINYAK UP IV PERTAMINA CILACAP (Analisis Framing pada Harian Jawa Pos dan Kompas periode 3-6 April 2011) DOSEN PEMBIBING: 1. Nasrullah, S.Sos M.Si
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI
1 ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciKRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK
KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK (Analisis Semiotik Anggota DPR RI dalam Buku Politik Santun Dalam Kartun :Kartun Politik Karya M. Mice Misrad) SKRIPSI Diajukan kepada
Lebih terperinciANALISIS WACANA KHILAFAH DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PUBLIK PEMERINTAH INDONESIA (STUDI PADA BULETIN DAKWAH AL ISLAM EDISI 04/XVII)
ANALISIS WACANA KHILAFAH DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PUBLIK PEMERINTAH INDONESIA (STUDI PADA BULETIN DAKWAH AL ISLAM EDISI 04/XVII) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara
Lebih terperinciKECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)
KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam
Lebih terperinciKAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra dan Daerah Oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini dilaksanakan di Gugus VIII Ki Hajar Dewantara, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dalam bahasa Indonesia kita ini adalah PUEBI (pedoman umum ejaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa baku menjadi harapan bagi pecinta bahasa Indonesia. Salah satu wujud bahasa baku adalah penggunaan kata yang mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas tahun 2014 ditemukan kohesi gramatikal
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Bertolak dari rumusan persolan penelitian, hasil analisis dan hasil interpretasi data penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi
Lebih terperinciNILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan
Lebih terperinciANALISIS CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DI HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2013
ANALISIS CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DI HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati
Lebih terperinciPENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015
PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ambiguitas merupakan hal yang bermakna dua atau mempunyai lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang dibaca dan yang didengarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Hasil interpretasi tanda pada Iklan Oriflame versi Oriflame Changes Lives, menunjukkan perempuan belum sepenuhnya bebas, peran perempuan dalam hal pekerjaan dan
Lebih terperinciJURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS
JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053 Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkunganya 1 Menulis sebagai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA SKRIPSI
PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA KOLOM OLAHRAGA KORAN KOMPAS EDISI MEI 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa
Lebih terperinciDUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE
DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE 2014 2019 (Analisis Framing pada Media Online Viva.co.id dan Mediaindonesia.com Edisi November 2014 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Purwo menjelaskan bahwa sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan juga tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak masyarakat menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan bahasa yang mereka miliki. Masyarakat sebagai pemakai bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628
Lebih terperinci36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat. Hal ini menyebabkan kemudahan pemerolehan informasi secara cepat dan efisien. Perkembangan tersebut menjangkau dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,
Lebih terperinci