BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis atas Penyajian Laporan Keuangan Klub Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai penerapan UEFA FFP terhadap klub sepakbola Arsenal dan Manchester United. Namun sebelum masuk ke bagian tersebut, akan dilakukan analisis secara umum mengenai penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh kedua klub seperti yang ditetapkan pada UEFA Club Licensing mengenai aturan penyajian minimum laporan keuangan yang harus disajikan oleh klub sepakbola Eropa untuk mengetahui kualifikasi Arsenal dan Manchester United serta membandingkan syarat penyajian laporan keuangan menurut lisensi UEFA dengan standard umum yang ditetapkan IAS 1. Setelah itu akan dilakukan simulasi penerapan UEFA FFP terhadap laporan keuangan klub dari tahun dan proyeksi untuk tahun 2013 untuk mengetahui persiapan dan kualifikasi klub terhadap penerapan FFP yang dimulai pada tahun Kemudian akan dilakukan analisis rasio terhadap kinerja keuangan klub untuk tahun beserta pengaruhnya terhadap penerapan UEFA FFP Umum Arsenal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebuah perusahaan bernama Arsenal Holdings plc, yang merupakan sebuah perusahaan holding dari beberapa perusahaan, salah satunya adalah Arsenal Football Club. Laporan dari Arsenal Holdings plc inilah yang tersedia di website Arsenal sebagai klub sepakbola. Meskipun Arsenal Holdings plc merupakan sebuah perusahaan holding dari beberapa anak perusahaan, laporan yang diterbitkan mayoritas berisi informasi mengenai 44

2 Arsenal sebagai sebuah klub sepakbola disamping aktivitas bisnis properti yang dijalankan grup perusahaan. Sementara Manchester United yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebuah perusahaan bernama Manchester United plc yang bersama anak perusahaannya (The Group) mengelola aktivitas klub sepakbola profesional (Manchester United) dan kegiatan tambahan yang terkait di dalamnya (ancillary activities). Secara historis, grup perusahaan menjalankan bisnis melalui Red Football Shareholder Limited, hingga pada 8 Agustus 2012 Manchester United Ltd (subsidiaries Red Football) mengubah status hukum menjadi Manchester United plc. Lalu pada tanggal 9 Agustus 2012, Red Football Ltd memberikan seluruh kepentingan ekuitas kepada Manchester United plc dan menjadi anak perusahaan yang dikuasai sepenuhnya. Transaksi reorganisasi (reorganisation transaction) ini menjadikan Manchester United plc sebagai induk dari grup perusahaan sekaligus mengumumkan bahwa Manchester United melakukan IPO dalam bentuk kepemilikan saham di Bursa Efek New York (NYSE). Arsenal dan Manchester United adalah dua klub sepakbola dengan status yang sama yaitu go public. Saham Arsenal Holdings plc (public limited company) diperjualbelikan di ISDX (yang dulu bernama PLUS-SX sebelum diambil alih oleh ICAP pada Oktober 2012), yaitu sebuah pasar ekuitas bagi perusahaan yang ingin mengumpulkan uang dari investor untuk membiayai dan mengembangkan bisnis perusahaan (isdx.com). Sementara saham Manchester United plc seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, sejak Agustus 2012 telah diperjualbelikan di Bursa Efek New York (NYSE). Status go public yang dimiliki Arsenal dan Manchester United ini tentu membawa perbedaan terhadap format maupun kompleksitas dari laporan keuangan 45

3 yang mereka susun dibanding klub sepakbola lain yang bersifat tertutup atau bukan go public. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang bersifat go public dituntut untuk lebih baik dalam hal transparansi laporan keuangannya sebagai konsekuensi dari penerapan Good Governance. Berbeda dari perusahaan yang pada umumnya mengakhiri periode akuntansi tanggal 31 Desember, Arsenal dan Manchester United mengakhiri periode akuntansi untuk pencatatan laporan keuangannya pada tanggal 31 Mei (Arsenal) dan 30 Juni (Manchester United). Hal ini dipengaruhi oleh siklus sepakbola Eropa yang berbeda dari industri bisnis lainnya. Siklus pada indsutri bisnis sepakbola mengikuti siklus berjalannya kompetisi sepakbola Eropa yang diatur oleh UEFA dan disesuaikan dengan kalender kegiatan UEFA dan FIFA. Kompetisi sepakbola di liga-liga Eropa biasanya dimulai sekitar bulan Agustus atau September dan berakhir di bulan Mei tahun berikutnya. Khusus untuk Liga Premier Inggris, tempat Arsenal dan Manchester United mengikuti kompetisi domestik, kompetisi dimulai sejak pertengahan Agustus dan berakhir di bulan Mei tahun berikutnya. Perbandingan secara umum atas laporan keuangan Arsenal dan Manchester United disajikan dalam tabel berikut. 46

4 Tabel 4.1 Perbandingan Laporan Keuangan Nama Klub Arsenal Manchester United Tanggal Laporan Keuangan 31 Mei 30 Juni Periode Pelaporan 1 Juni - 31 Mei 1 Juli - 30 Juni Laporan Keuangan yang Disajikan Mata Uang yang Digunakan Consolidated Profit and Loss Account Balance Sheet Consolidated Cash Flow Statement Notes to the Accounts Poundsterling disajikan dalam 000's Consolidated Income Statement Consolidated Statement of Comprehensive Income Consolidated Balance Sheet Consolidated Statement of Change in equity Consolidated Statement of Cash Flow Notes to the Consolidated Financial Statements Poundsterling disajikan dalam 000's Acuan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan UK GAAP IFRS Dari Tabel 4.1 dapat terlihat penyajian laporan keuangan secara umum yang dilakukan oleh kedua klub. Arsenal masih menggunakan UK GAAP sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan sementara Manchester United sudah menggunakan IFRS sejak tahun Selain itu perbedaan juga terdapat pada komponen yang disajikan oleh Arsenal yang tidak memiliki statement of change in equity seperti yang disajikan oleh Manchester United. Perbedaan ini disebabkan karena Manchester United yang terdaftar di bursa saham New York sehingga dituntut untuk melakukan penyajian laporan keuangan sesuai dengan regulasi yang berlaku. 47

5 4.1.2 Perbandingan UEFA Club Licensing dengan IAS 1 Berdasarkan pengamatan terhadap satu set laporan keuangan yang disajikan oleh Arsenal dan Manchester United, terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kedua klub dalam pemenuhan IAS 1 sebagai dasar penyajian laporan keuangan sebuah entitas. Perbandingan atas komponen laporan keuangan pada kedua klub terhadap IAS 1 disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.2 Perbandingan Komponen Laporan Keuangan (IAS) IAS 1 Arsenal Manchester United Statement of Financial Position Statement of Comprehensive Income Statement of Change in Equity Statement of Cash Flow Balance Sheet Consolidated Profit and Loss Account Tidak ada Consolidated Cash Flow Statement Consolidated Balance Sheet Consolidated Income statement dan Consolidated Statement of Comprehensive Income Consolidated Statement of Change in Equity Consolidated Statement of Cash Flow Notes to the Financial Statement Notes to the Accounts Notes to the Consolidated Financial Statements IAS 1 secara spesifik menyebutkan perubahan judul yang digunakan dalam laporan keuangan, misalkan untuk Balance Sheet menjadi Statement of Financial Position, Cash Flow Statement menjadi Statement of Cash Flow. Meski demikian, IAS 1 juga memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan judul lain dalam laporan keuangan. IAS 1 sendiri mulai diberlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bila mengenai penyajian komponen laporan keuangan, Manchester United menunjukkan laporan yang paling lengkap dengan menyajikan seluruh komponen keuangan sesuai dengan aturan yang tertulis pada IAS 1. Sementara pada laporan keuangan Arsenal, mereka tidak menyajikan 48

6 Statement of the Comprehensive Income dan Statement of Change in Equity. Hal ini dikarenakan status Manchester United yang terdaftar di NYSE sehingga dituntut untuk melakukan penyajian laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan aturan IFRS. Dalam hal pemberian judul pada laporan keuangan, Arsenal dan Manchester United masih menggunakan judul Balance Sheet untuk Statement of Financial Statement. Lalu untuk Income Statement yang memang boleh disajikan secara terpisah oleh IAS, Manchester United menggunakan judul Income Statement dan Arsenal menggunakan judul Profit and Loss Account. Lalu untuk komponen laporan keuangan yang lain, Manchester United telah menggunakan judul yang sesuai dengan aturan IAS 1, sementara Arsenal menggunakan judul yang berbeda untuk laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangannya yaitu Statement Cash Flow dan Notes to the Accounts. Hal ini tidak menjadi masalah karena aturan pada IAS sendiri menyatakan bahwa penggunaan judul pada laporan keuangan tidak bersifat mengikat dan perusahaan diperbolehkan untuk menggunakan judul lain dalam laporan keuangannya. Sementara bila dilakukan pengamatan terhadap penyajian laporan keuangan yang disusun Arsenal dan Manchester United terhadap UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulation yang ditetapkan oleh UEFA, dapat terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara penyajian laporan keuangan yang dilakukan kedua klub terhadap regulasi lisensi yang ditetapkan UEFA. Regulasi lisensi klub ini merupakan salah satu syarat bagi klub untuk mendapatkan lisensi agar bisa mengikuti kompetisi sepakbola antar klub Eropa yang diselenggarakan oleh UEFA (UCL dan UEL). Perbandingan antara laporan keuangan yang disajikan kedua klub terhadap regulasi lisensi yang ditetapkan UEFA dapat dilihat melalui tabel berikut. 49

7 Tabel 4.3 Perbandingan Komponen Laporan Keuangan (UEFA) UEFA Club Licensing Arsenal Manchester United Balance Sheet Balance Sheet Consolidated Balance Sheet Profit and Loss Account Cash Flow Statement Notes Financial Review by Management Consolidated Profit and Loss Account Consolidated Cash Flow Statement Notes to the Accounts Financial Review Consolidated Income statement dan Consolidated Statement of Comprehensive Income Consolidated Statement of Cash Flow Notes to the Consolidated Financial Statements Operating and Financial Review Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa seluruh komponen yang diminta oleh UEFA dalam penyajian laporan keuangan klub telah dipenuhi oleh Arsenal dan Manchester United. Tiap laporan disajikan secara utuh dan diaudit oleh auditor independen. Perbedaan judul pada laporan dengan yang terdapat pada aturan UEFA tidak menjadi masalah karena tidak ada aturan khusus mengenai judul laporan yang harus dipakai. Lalu bila dibandingkan antara tabel 4.2 dan tabel 4.3, terdapat perbedaan komponen laporan keuangan yang diminta oleh IAS dengan regulasi UEFA Club Licensing. UEFA tidak mengharuskan klub sepakbola Eropa untuk menyajikan Statement of Changes to Equity seperti yang diminta oleh IAS dalam penyajian laporan keuangan. Tetapi UEFA meminta setiap klub untuk menyajikan financial review yaitu sebuah ulasan mengenai keadaan financial klub selama periode tersebut. Melalui financial review tersebut UEFA juga dapat menilai keadaan keuangan klub secara garis besar dan kesiapan klub dalam penerapan UEFA FFP. Berdasarkan tabel 4.3 juga dapat disimpulkan bahwa Arsenal dan Manchester United memenuhi financial criteria yang diminta UEFA sebagai salah satu syarat lisensi UEFA dari sisi penyajian laporan keuangan. 50

8 4.2 Penerapan UEFA Financial Fair Play 51 Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, tujuan utama dari UEFA FFP adalah untuk mendorong klub supaya dapat mandiri dan menjalankan aktivitas dengan kemampuan klub itu sendiri. Sebagai contoh yaitu klub tidak menghabiskan uang lebih dari jumlah yang mereka peroleh dalam aktivitas klub. Hal ini sebagai respon UEFA terhadap kondisi kesehatan keuangan klub yang memburuk dari banyak klub di Eropa, sebagaimana dibuktikan dalam laporan benchmarking UEFA yang mengungkapkan pada tahun 2010 lebih dari setengah klub top divisi utama Eropa mengalami kerugian hingga total mencapai 1,6 miliar dan hutang (debt) mencapai 8,4 miliar. Keadaan ini membuat banyak klub mengalami kesulitan likuiditas yang menyebabkan terjadi pembayaran yang tertunda dengan klub lain, karyawan (pemain dan staff), maupun terhadap otoritas pajak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa UEFA tidak mengharuskan klub untuk mencapai titik impas (breakeven) pada tahun-tahun awal penerapan FFP itu sendiri. Untuk itu UEFA memperkenalkan konsep acceptable deviation (penyimpangan diterima) yang memfasilitasi klub sebagai model berkelanjutan (sustainability model) untuk menuju keadaan titik impas di masa yang akan datang. Berikut ini merupakan konsep acceptable deviation yang ditetapkan UEFA seperti yang diatur dalam Financial Fair Play Regulation Tabel 4.4 Aturan Breakeven UEFA Acceptable Deviation Levels Financial Statement Acceptable Monitoring Period Number of Years years Deviation ( m) Not T-2 T-1 T Covered Covered 2013/14 2 N/A / / /

9 2017/ / <30 5 Musim 2013/2014 (tahun 2014) adalah tahun pertama bagi UEFA untuk melakukan pemantauan (monitoring) terhadap titik impas keuangan klub Eropa. Pemantauan pada tahun ini akan dilakukan terhadap laporan keuangan klub pada 2 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun yang berakhir pada 2012 dan Bila klub mengalami kerugian atau defisit, pemilik dapat menyerap kerugian hingga maksimal 45 juta selama 2 tahun tersebut. Selanjutnya untuk periode pemantauan pada tahun 2016 hingga 2018, kerugian yang diterima berkurang menjadi 30 juta dan selanjutnya pada periode pemantauan tahun 2019 kerugian yang diterima akan berkurang pada jumlah yang belum ditentukan. Kemudian perlu diketahui bahwa batas toleransi defisit tersebut dapat diterima apabila pemilik klub mampu dan mau mengalirkan uang (kontribusi ekuitas) untuk menutupi kerugian yang dialami oleh klub. Apabila pemilik klub tidak mampu atau tidak mau mengalirkan dana, maka batas toleransi defisit yang diterima hanya sebesar 5 juta. Untuk melakukan perhitungan terhadap titik impas keuangan klub tersebut, UEFA akan mengkalkulasikan pendapatan dan beban relevan dari laporan keuangan klub. Pendapatan dan beban relevan ini juga diatur dalam UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations (2012) seperti berikut Tabel 4.5 Pendapatan dan Beban Relevan Relevant Income Gate Receipts Sponsorship and advertising Broadcasting Rights Commercial activities Other operating income Profit on disposal of player Relevant Expenses Cost of sales/materials Employee benefits expenses Other operating expenses Amortisation of player registrations and loss of disposal of player registrations. Finance costs and dividends Expense transaction(s) with 52

10 registration Excess proceeds on disposal of tangible fixed assets Finance income Exclusion: Non-monetary credits Income transaction(s) with related party(ies) above fair value Income from non-fottball operations not related to the club related party(ies) below fair value Exclusion: Expenditure on youth development activities Expenditure on community development activities Non-monetary debits/charges Finance costs directly attributable to the construction of tangible fixed assets Expenses of non-football operations not related to the club Depreciation/Impairment of tangible fixed assets Amortisation/Impairment of intangible fixed assets other than player registrations Tax expense Arsenal Berikut ini merupakan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan Arsenal berdasarkan regulasi UEFA FFP yang disadur dari Arsenal Holdings plc Statement of Accounts and Annual Report selama 3 tahun terakhir. Tabel 4.6 Arsenal Income million Arsenal Income Matchday 93,9 93,1 95,2 Broadcasting 84,6 85,2 84,7 Commercial 44,0 46,3 52,5 Player Trading 0,5 0,7 2,9 Football Turnover 222,9 225,4 235,3 Other operating income 156,9 30,3 7,7 Total Turnover 379,8 255,7 243,0 Profit on player sales 38,1 6,3 65,5 Profit on disposal of fixed assets Finance income 0,7 0,6 0,9 Share of profit in joint venture 0,5 0,8 1,0 Gross Income 419,1 263,4 310,4 53

11 Exclusion Non-monetary credits Income transaction with related party above fair value Income from non-football operations 156,9 30,3 7,7 Relevant Income 262,2 233,1 302,7 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat perhitungan pendapatan yang diperoleh Arsenal selama 3 tahun terakhir. Semua pendapatan tersebut dimasukkan ke dalam kalkulasi relevant income yang ditetapkan UEFA. Pengecualian (exclusion) yang dikeluarkan dari pendapatan tersebut adalah pendapatan yang diperoleh Arsenal dari bisnis properti grup perusahaan. Terjadi fluktuasi selama 3 tahun terakhir dari relevant income yang diperoleh Arsenal selama 3 tahun terakhir. Namun secara keseluruhan relevant income Arsenal bergerak tumbuh dari tahun Profit dari penjualan pemain menjadi faktor utama yang mempengaruhi peningkatan pendapatan karena memiliki presentasi pertumubuhan yang cukup besar dibandingkan sektor pendapatan lainnya. Sementara dari perhitungan terhadap beban yang dimiliki Arsenal berdasarkan ketetapan UEFA adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Arsenal Expenses million Arsenal Expenses Cost of property sales 141,6 17,7 5,5 Wages expenses 110,7 124,4 143,4 Other operating expenses 54,9 57,5 56,7 Depreciation 11,9 12,5 11,4 Player Amortisation 25,0 21,7 36,8 Player Impairment - - 5,5 Finance costs 18,8 14,8 14,5 Gross Expenses 362,9 248,6 273,8 Exclusion Expenditure on youth development activities 10,0 10,0 10,0 Expenditure on community development activities 2,0 2,0 2,0 Exceptional items - 3,0-54

12 Non-monetary debits/charges Finance costs attributable to the construction of fixed assets 14,6 14,2 13,5 Expenses of non-football operations not related to the club 141,6 17,7 5,5 Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 11,9 12,5 11,4 Amortisation/Impairment of intangible fixed assets Tax expense Relevant Expenses 182,8 189,2 231,4 55 Tabel 4.7 menunjukkan keseluruhan beban (expenses) yang dimiliki oleh Arsenal selama 3 tahun terakhir dan dikalkulasikan menurut ketetapan relevant expense menurut UEFA. Pengecualian dilakukan pada beban depresiasi, finance cost yang dialokasikan untuk pembangunan stadion, beban yang berkaitan dengan aktivitas bisnis properti grup perusahaan, dan beban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub. Penulis melakukan asumsi untuk jumlah beban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub masing-masing 10 juta dan 2 juta per tahunnya karena tidak ditemukannya jumlah besarnya nilai investasi yang dilakukan klub pada sektor tersebut dalam laporan keuangan. Relevant expense yang dimiliki oleh Arsenal mengalami peningkatan selama 3 tahun tersebut. Pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2012 dan paling tinggi dipengaruhi oleh beban gaji dan nilai amortisasi kontrak pemain. Dari perhitungan relevant income dan expense tersebut kemudian dapat diperoleh breakeven yang dihasilkan oleh Arsenal selama 3 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 4.8 Arsenal Breakeven million Arsenal Break even Result Relevant Income 262,2 233,1 302,7 Relevant Expenses 182,8 189,2 231,4 Break even 79,4 43,9 71,3

13 Penyimpangan yang diterima (acceptable deviation) menurut UEFA adalah sebesar 45 juta. Nilai tersebut bila dikonversi ke dalam mata uang poundsterling yang digunakan dalam laporan keuangan klub di Inggris adalah sekitar 38 juta ( 1 = 0,8455). Sehingga bila dibandingkan dengan breakeven yang diperoleh Arsenal selama tahun , dapat dilihat bila Arsenal dapat memenuhi kualifikasi yang ditetapkan UEFA karena memperoleh surplus yang tinggi selama 3 tahun terakhir. Fluktuasi breakeven yang diperoleh Arsenal dipengaruhi oleh peningkatan relevant expenses selama 3 tahun tersebut. Namun secara keseluruhan Arsenal tidak memperoleh kesulitan berarti untuk melewati aturan yang dibuat UEFA dan mendapatkan lisensi agar bisa mengikuti kompetisi Eropa yang diselenggarakan oleh UEFA. Pada prakteknya assesment yang dilakukan UEFA pada tahun 2013/2014 adalah untuk laporan keuangan klub yang berakhir pada tahun 2012 dan Untuk itu akan dilakukan proyeksi terhadap laporan keuangan Arsenal tahun 2013 sebagai gambaran persiapan klub dalam menghadapi assesment yang dilakukan UEFA pada tahun Proyeksi dilakukan pada laporan laba rugi milik klub (profit and loss account) sehingga dapat terlihat pertumbuhan pendapatan dan beban yang dimiliki klub. Tabel 4.9 Arsenal Profit Trend Arsenal Profit Trend million Football Match Day 93,9 93,1 95,2 Broadcasting 84,6 85,2 84,7 Commercial 44,0 46,3 52,5 Player Trading 0,5 0,7 2,9 Turnover 222,9 225,4 235,3 Wages & Salaries (110,7) (124,4) (143,4) Other Expenses (54,9) (57,5) (56,7) Expenses (165,6) (181,9) (200,1) 56

14 EBITDA 57,3 43,5 35,2 Depreciation (11,9) (12,5) (11,4) Player Amortisation (25,0) (21,7) (36,8) Player Impairment - - (5,5) Operating Profit/(loss) 20,4 9,3 (18,5) Share of Joint Venture 0,5 0,8 1,0 Profit on Player Sales 38,1 6,3 65,5 Net Finance Charges (18,2) (14,2) (13,5) Profit Before Tax 40,8 2,2 34,5 Tabel 4.9 menggambarkan trend profit Arsenal selama 3 tahun terakhir. Pendapatan yang diambil merupakan pendapatan yang diperoleh Arsenal dari bisnis sepakbola yang dijalankan klub yang relevan dengan penerapan UEFA FFP. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa tidak ada pertumbuhan yang terlalu signifikan pada pendapatan yang diperoleh Arsenal. Hal tersebut dipengaruhi prestasi klub yang tidak terlalu berbeda dalam rentang periode tersebut. Arsenal gagal meraih gelar juara baik dari seluruh kompetisi domestik maupun Eropa yang menyebabkan pendapatan dari sektor matchday dan broadcasting tidak mengalami pertumbuhan yang terlalu berarti. Dari sektor commercial, peningkatan yang sedikit lebih baik terjadi di tahun Pada tahun tersebut Arsenal menandatangani kesepakatan kontrak sponsoships dengan Indesit dan juga pembaharuan kontrak dengan Citroën. Selain itu tur musim panas yang dilakukan klub ke Malaysia dan China juga ikut berkontribusi dalam pengembangan partnership dan strategi globalisasi yang dilakukan klub. Di sisi lain pertumbuhan yang tidak signifikan pada pendapatan diikuti dengan pertumbuhan yang cukup tinggi di sektor beban gaji (wages and salaries expense) yang menjadi biaya utama dalam laporan laba rugi klub. Beban gaji klub terus tumbuh hingga mencapai 143,4 juta pada tahun Begitu juga dengan player amortisation yang berasal dari amortisasi nilai transfer pembelian pemain 57

15 yang dilakukan klub. Pertumbuhan pada beban tersebut membuat EBITDA yang diperoleh klub terus turun selama 3 tahun. Hingga di tahun 2012 justru Arsenal mengalami kerugian operasional (operating loss) sebesar 18,5 juta. Meski terus mengalami penurunan EBITDA dalam 3 tahun terakhir, salah satu faktor yang membuat Arsenal tetap dapat memperoleh profit adalah penjualan pemain yang dilakukan oleh klub. Arsenal secara konsisten melakukan penjualan pemain dalam nilai yang cukup besar sehingga keuntungan yang diperoleh tersebut dapat menutupi beban maupun kerugian operasional klub sehingga pada akhirnya Arsenal secara konsisten tetap dapat memperoleh profit di akhir tahun. Melalui trend profit pada Tabel 4.9 maka akan dilakukan proyeksi pada tahun Proyeksi dilakukan berdasarkan performa yang dilakukan klub dalam mengikuti kompetisi di tahun tersebut. Perolehan klub tentu sangat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang didapatkan oleh klub terutama dari sektor matchday dan broadcasting yang bergantung pada jumlah pertandingan home yang dilakukan. Prestasi klub yang semakin bagus juga dapat meningkatkan pendapatan dari hak siar yang diperoleh serta hadiah dari keikutsertaan dalam kompetisi seperti UEFA Champions League maupun dari kompetisi piala dan liga domestik. Dari kompetisi tahun 2013 yang sudah berakhir maka diperoleh proyeksi (forecast) sebagai berikut: Tabel 4.10 Arsenal Profit Forecast Arsenal Profit Forecast million Football Match Day 95,2 95,9 Broadcasting 84,7 84,8 Commercial 52,5 57,4 Player Trading 2,9 4,0 Turnover 235,3 242,1 Wages & Salaries (143,4) (157,7) Other Expenses (56,7) (57,6) Expenses (200,1) (215,3) 58

16 EBITDA 35,2 26,8 Depreciation (11,4) (11,2) Player Amortisation (36,8) (47,2) Player Impairment (5,5) - Operating Profit (18,5) (31,6) Share of Joint Venture 1,0 1,4 Profit on Player Sales 65,5 47,0 Net Finance Charges (13,5) (13,0) Profit Before Tax 34,5 3,8 Prestasi yang dicapai Arsenal pada tahun 2013 tidak terlalu berbeda jauh dibandingkan dengan raihan klub selama 3 tahun terakhir. Arsenal kembali mengakhiri musim kompetisi tanpa satu pun gelar juara setelah hanya mengakhiri kompetisi di posisi 4 klasemen Liga Inggris dan tersingkir di babak 16 besar UEFA Champions League dan gagal di kompetisi Piala FA serta Piala Liga. Prestasi yang stagnan ini berpengaruh pada pertumbuhan pendapatan yang diperoleh Arsenal, terutama dari sektor matchday dan broadcasting yang hanya meningkat secara perlahan. Biaya tetap (fixed cost) seperti beban gaji dan beban lain-lain diproyeksikan akan terus bertambah mengikuti pertumbuhan (trend average) yang terjadi selama 3 tahun terakhir. Beban gaji tersebut juga dipengaruhi pembaharuan kontrak sejumlah pemain serta pembelian pemain baru yang dilakukan oleh Arsenal. Sementara other expense yang dipengaruhi oleh biaya akomodasi klub dan biaya untuk prasarana latihan klub diproyeksikan naik mengikuti trend dan performa klub. Begitu juga dengan beban amortisasi pemain yang diproyeksikan akan naik yang dipengaruhi oleh nilai transfer pembelian pemain yang dilakukan oleh klub. Keuntungan dari penjualan pemain diproyeksikan tetap menjadi salah satu kekuatan finansial Arsenal. Penjualan Robin van Persie dan Alexandre Song ke Manchester United dan Barcelona membuat Arsenal tetap dapat memperoleh profit 59

17 before tax meskipun mendapatkan kerugian operasional akibat pertumbuhan beban gaji yang amortisasi pemain yang tinggi. Dari proyeksi tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan untuk tahun 2013 sebagai bagian dari assesment yang dilakukan UEFA untuk tahun Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Arsenal Relevant Income and Expense (forecast) million Arsenal Income 2013 Matchday 95,9 Broadcasting 84,8 Commercial 57,4 Player Trading 4,0 Profit on player sales 47,0 Share of profit in joint venture 1,4 Relevant Income 290,5 Arsenal Expenses Wages expenses 157,7 Other operating expenses 57,6 Depreciation 11,2 Player Amortisation 47,2 Net Finance Charges 13,0 Exclusion Expenditure on youth development activities 10,0 Expenditure on community development activities 2,0 Finance costs attributable to the construction of fixed assets 13,0 Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 11,2 Relevant Expenses 250,5 Tabel 4.11 menunjukan proyeksi pendapatan dan beban relevan Arsenal pada tahun Pengecualian pada beban relevan terhadap depresiasi dan dilakukan asumsi terhadap jumlah biaya untuk investasi perkembangan pemain muda, komunitas klub dan finance cost untuk cicilan pembangunan Stadion Emirates. Dari pendapatan dan beban relevan tersebut maka diperoleh breakeven Arsenal untuk tahun 2013 sebagai berikut: 60

18 Tabel 4.12 Arsenal Break Even Forecast million Arsenal Break even Result Relevant Income 302,7 290,5 Relevant Expenses 231,4 250,5 Break even 71,3 40,0 Tabel 4.12 menunjukan breakeven yang diperoleh Arsenal pada tahun 2012 (dari Tabel 4.8) dan proyeksi untuk tahun Dari hasil simulasi breakeven tersebut menunjukkan bahwa Arsenal dapat melewati assesment yang dilakukan UEFA untuk tahun 2014 karena memperoleh surplus/profit pada tahun 2012 dan Namun dapat dilihat bila surplus breakeven yang diperoleh Arsenal menurun drastis dari tahun 2012 ke tahun Hal ini disebabkan prestasi Arsenal yang tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya sehingga terjadi penurunan dari pendapatan yang diperoleh klub. Di sisi lain beban yang dimiliki justru semakin meningkat yang diperkuat dari sektor gaji pemain serta amortisasi kontrak dan transfer pemain. Meskipun memiliki profit yang baik, Arsenal sudah terlalu bergantung pada profit yang dihasilkan dari penjualan pemain. Untuk kategori sebuah klub sepakbola terkemuka, sangat jarang ada klub sepakbola yang bergantung pada penjualan pemain sebagai model bisnis. Arsenal perlu melakukan perubahan dengan sejumlah investasi pada pembelian pemain yang tentu diharapkan dapat berdampak pada peningkatan prestasi klub yang sudah 8 tahun gagal meraih gelar juara sehingga juga dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari kompetisi yang diikuti. Arsenal juga perlu melakukan penekanan terhadap biaya gaji yang dikeluarkan oleh klub terutama untuk gaji pemain. Evaluasi perlu dilakukan terhadap performa sejumlah pemain yang memiliki gaji cukup besar namun kurang 61

19 berkontribusi bagi tim. Tentu perombakan tersebut juga dapat berpengaruh pada performa tim secara keseluruhan agar seluruh pemain berkontribusi secara maksimal sesuai dengan potensi yang dapat meningkatkan performa dan prestasi klub Manchester United Berikut ini merupakan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan Manchester United berdasarkan regulasi UEFA FFP yang disadur dari Manchester United plc Annual Report on Form 20-F selama 3 tahun terakhir. Tabel 4.13 Manchester United Income million Manchester United Income Matchday 105,8 110,8 98,7 Broadcasting 103,3 117,2 104,0 Commercial 77,3 103,4 117,6 Football Turnover 286,4 331,4 320,3 Other operating income Total Turnover 286,4 331,4 320,3 Profit on player sales 13,4 4,5 9,7 Profit on disposal of fixed assets Finance income 1,7 1,7 0,8 Gross Income 301,5 337,6 330,8 Exclusion Non-monetary credits Income transaction with related party above fair value Income from non-football operations Relevant Income 301,5 337,6 330,8 Dari tabel 4.13 dapat dilihat keseluruhan pendapatan yang diperoleh Manchester United selama 3 tahun terakhir. Seluruh pendapatan Manchester United tersebut tidak ada yang masuk dalam pengecualian yang ditetapkan UEFA mengenai 62

20 relevant income untuk perhitungan FFP karena aktivitas perusahaan yang sepenuhnya fokus pada aktivitas klub sepakbola itu sendiri. Relevant income yang dimiliki Manchester United bergerak naik pada 3 tahun tersebut. Penurunan terjadi pada tahun 2012 dikarenakan penurunan prestasi atau perolehan yang diraih Manchester United ketika klub tersebut gagal menjadi juara kompetisi Liga Inggris dan gagal mencapai final UCL seperti yang diraih klub pada tahun Perolehan yang buruk tersebut menyebabkan penurunan pendapatan dari sektor broadcasting dan matchday revenue klub. Sementara dari perhitungan terhadap beban yang dimiliki Manchester United berdasarkan regulasi yang dibuat UEFA adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Manchester United Expenses million Manchester United Expenses Cost of property sales Wages expenses 131,7 153,0 161,7 Other operating expenses 52,3 68,8 67,0 Exceptional Items 2,8 4,7 10,7 Depreciation 8,6 7,0 7,5 Player Amortisation 40,1 39,2 38,3 Finance costs 110,3 52,9 50,3 Gross Expenses 345,8 325,6 335,5 Exclusion Expenditure on youth development activities 10,0 10,0 10,0 Expenditure on community development activities 2,0 2,0 2,0 Exceptional items 2,8 4,7 10,7 Non-monetary debits/charges Finance costs attributable to the construction of fixed assets Expenses of non-football operations not related to the club Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 8,6 7,0 7,5 Amortisation/Impairment of intangible fixed assets Tax expense Relevant Expenses 322,4 301,9 305,3 63

21 Tabel 4.14 menunjukkan keseluruhan beban (expenses) yang dimiliki oleh Manchester United selama 3 tahun terakhir dan dikalkulasikan menurut ketetapan relevant expense menurut UEFA. Pengecualian dilakukan pada beban depresiasi, exceptional items, serta beban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub. Asumsi juga dilakukan terhadap jumlah nilai beban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub karena tidak ditemukannya besarnya nilai investasi pada sektor ini dalam laporan keuangan klub. Jumlah asumsi yang dipakai adalah sebesar 10 juta dan 2 juta per tahunnya. Relevant expense yang dimiliki oleh Manchester United mengalami penurunan dalam 3 tahun tersebut. Nilai beban tertinggi terjadi di tahun 2010 ketika finance costs (yang didominasi interest payable) mencapai nilai 110,3 juta dan terus menurun hingga 50,3 juta pada tahun Meski demikian seperti yang dialami oleh Arsenal, beban gaji yang dimiliki Manchester United juga terus mengalami peningkatan selama 3 tahun dan mencapai 161,7 juta pada tahun Hal ini membuktikan bila beban gaji merupakan pengeluaran paling besar dan menjadi fokus yang perlu diperhatikan bagi klub Eropa dalam menghadapi UEFA FFP. Dari perhitungan relevant income dan expense tersebut kemudian dapat diperoleh breakeven yang dihasilkan oleh Manchester United selama 3 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 4.15 Manchester United Break even million Manchester United Break even Result Relevant Income 301,5 337,6 330,8 Relevant Expenses 322,4 301,9 305,3 Break even (20,9) 35,7 25,5 64

22 Penyimpangan yang diterima (acceptable deviation) menurut UEFA adalah sebesar 45 juta. Nilai tersebut bila dikonversi ke dalam mata uang poundsterling yang digunakan dalam laporan keuangan klub di Inggris adalah sebesar 38 juta ( 1 = 0,8455). Bila dibandingkan dengan hasil simulasi perhitungan breakeven Manchester United selama tahun dapat dilihat bila Manchester United masih memenuhi kualifikasi atau standard yang ditetapkan oleh UEFA. Defisit terjadi di tahun 2010 sebesar 20,9 juta namun jumlah tersebut masih bisa ditutupi oleh pemilik karena masih berada di bawah acceptable deviation sebesar 38 juta. Peningkatan terjadi di 2 tahun berikutnya ketika Manchester United dapat menekan beban (expense) yang diperoleh terutama dari sektor finance cost dari pembayaran sejumlah hutang (debt) yang dilakukan di akhir tahun Manchester United juga memperoleh peningkatan yang cukup tinggi dari pendapatan bisnis sepakbola yang dijalankan oleh klub yang dipengaruhi oleh keberhasilan klub dalam menjuarai kompetisi Liga Premier Inggris dan mencapai babak final UEFA Champions League di tahun Peningkatan tersebut membuat Manchester United mendapatkan surplus yang cukup tinggi dan memenuhi standard yang ditetapkan UEFA. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Manchester United juga tidak memperoleh masalah dalam menghadapi penerapan UEFA FFP dan mendapatkan lisensi agar bisa mengikuti kompetisi antar klub Eropa. Seperti pada laporan keuangan Arsenal, proyeksi terhadap laporan laba rugi klub (consolidated income statement) juga akan dilakukan terhadap Manchester United. Proyeksi dilakukan untuk memperkirakan persiapan klub terhadap assesment yang dilakukan UEFA di tahun 2014 untuk laporan keuangan klub Eropa yang berakhir di tahun 2012 dan Proyeksi pada income statement dilakukan untuk 65

23 mengetahui pertumbuhan pendapatan dan beban yang dimiliki klub. Sebelumnya akan dilakukan analisis terhadap trend laba rugi klub selama 3 tahun terakhir. Tabel 4.16 Manchester United Profit Trend Manchester United Profit Trend million Football Match Day 105,8 110,8 98,7 Broadcasting 103,3 117,2 104,0 Commercial 77,3 103,4 117,6 Revenue 286,4 331,4 320,3 Wages & Salaries (131,7) (153,0) (161,7) Other Expenses (52,3) (68,8) (67,0) Expenses (184,0) (221,8) (228,7) EBITDA 102,4 109,6 91,6 Exceptional Items (2,8) (4,7) (10,7) Depreciation (8,6) (7,0) (7,5) Player Amortisation (40,1) (39,2) (38,3) Operating Profit 50,9 58,7 35,1 Profit on Player Sales 13,4 4,5 9,7 Net Finance cost (108,6) (51,3) (49,5) Profit/(Loss) Before Tax (44,3) 12,0 (4,7) Tabel 4.16 menunjukkan trend profit yang diperoleh Manchester United selama 3 tahun terakhir. Pendapatan yang diperoleh Manchester United sepenuhnya berasal dari bisnis sepakbola yang dijalankan oleh grup perusahaan dalam mendukung kinerja klub itu sendiri. Dari tabel 4.16 dapat dilihat bila pendapatan Manchester United memiliki pertumbuhan (growth) yang cukup tinggi hingga menjadikannya sebagai klub yang memiliki revenue paling tinggi di Inggris. Hal tersebut dipengaruhi oleh prestasi klub yang sangat baik selama 3 tahun terakhir. Prestasi terbaik diraih klub pada tahun 2011 ketika menjadi juara Liga Premier Inggris sekaligus mencapai babak final UEFA Champions League sehingga memperoleh pendapatan tertinggi dari sektor matchday dan broadcasting. Penurunan prestasi pada tahun 2012 ketika klub gagal menjuarai kompetisi Liga Inggris dan 66

24 tersingkir di babak awal UEFA Champions League menyebabkan klub mengalami penurunan pendapatan pada sektor matchday dan broadcasting dalam periode tersebut. Namun penurunan pada kedua sektor tersebut tidak mempengaruhi perolehan pendapatan klub secara keseluruhan. Peningkatan yang sangat tinggi yang diperoleh klub dari sisi commercial selama 3 tahun terakhir ikut mendongkrak perolehan pendapatan Manchester United. Pada tahun 2012 klub mencatatatkan pendapatan commercial tertinggi di Inggris mencapai 117,6 juta. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penandatanganan kontrak klub dengan beberapa sponsorship global maupun regional seperti DHL, Aon, maupun penambahan nilai kontrak dengan Nike sebagai sponsor retail dan merchandise klub. Total pendapatan yang tinggi yang diperoleh Manchester United membuat klub dapat mengimbangi beban operasional klub seperti beban gaji yang cukup tinggi ataupun juga beban amortisasi nilai transfer pembelian pemain yang dilakukan oleh klub. Hal tersebut membuat Manchester United secara konsisten memperoleh keuntungan operasional selama 3 tahun terakhir. Namun finance cost yang dimiliki oleh klub yang sebagian besar dipengaruhi beban bunga akibat hutang yang besar membuat jatuh nilai profit yang akhirnya diperoleh klub. Manchester United mencatat kerugian sebelum pajak pada tahun 2010 dan Pada tahun 2011 ketika klub mencatatkan total pendapatan tertinggi di Inggris sebesar 331,4 juta, Manchester United hanya memperoleh profit sebelum pajak senilai 12 juta. Dari profit trend pada Tabel 4.16 maka akan dilakukan proyeksi pada profit Manchester United untuk tahun Proyeksi yang dilakukan terhadap laba rugi Manchester United berdasarkan performa yang dicapai klub dalam kompetisi di 67

25 tahun tersebut. Proyeksi (forecast) tahun 2013 terhadap Manchester United adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Manchester United Profit Forecast Manchester United Profit Forecast million Football Match Day 98,7 103,9 Broadcasting 104,0 107,6 Commercial 117,6 147,3 Revenue 320,3 358,8 Wages & Salaries (161,7) (174,7) Other Expenses (67,0) (70,3) Expenses (228,7) (245,0) EBITDA 91,6 113,8 Exceptional Items (10,7) (15,4) Depreciation (7,5) (7,1) Player Amortisation (38,3) (37,4) Operating Profit 35,1 53,9 Profit on Player Sales 9,7 11,0 Net Finance cost (49,5) (44,5) Profit/(Loss) Before Tax (4,7) 20,4 Keberhasilan Manchester United menjadi juara pada kompetisi Liga Premier Inggris tahun 2013 tentu lebih baik dibandingkan perolehan klub di tahun sebelumnya yang hanya mendapatkan posisi runner-up. Begitu juga peningkatan dibanding tahun sebelumnya pada kompetisi UEFA Champions League karena berhasil mencapai babak-16 besar dan semifinal FA Cup. Peningkatan prestasi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan yang diraih klub dari sektor matchday dan broadcasting meskipun belum bisa mencapai raihan tertinggi pada tahun 2011 ketika klub menjadi juara Liga Inggris sekaligus mencapai babak final UEFA Champions League. Peningkatan pada sektor commercial diproyeksikan akan semakin tinggi mengikuti trend yang terjadi pada 3 tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi kerjasama 68

26 kontrak yang dilakukan oleh Manchester United dengan Chevrolet untuk jersey klub yang akan dimulai tahun 2014 dengan nilai kontrak yang diperkirakan mencapai 43,5 juta per tahun. Nilai kontrak tersebut ditambah dengan pembaharuan kontrak antara Manchester United dengan Nike yang diperkirakan akan meningkat sebanyak 25 juta dari nilai kontrak sebelumnya yang senilai juta. Pendapatan dari sektor commercial diprediksi akan menjadi kekuatan Manchester United dalam tahun berikutnya mengikuti trend peningkatan yang cukup tinggi selama 3 tahun terakhir serta globalisasi dan nilai kontrak kerja sama yang semakin besar dengan beberapa sponsorships. Biaya yang diproyeksikan akan ikut meningkat tiap tahunnya antara lain seperti biaya gaji pemain dan biaya lain-lain yang sebagian dialokasikan untuk membiayai perjalanan klub bila bertanding tandang (away). Biaya gaji juga dipengaruhi oleh keberhasilan pencapaian tim yang akan mempengaruhi besarnya bonus yang diberikan kepada pemain dan staff bila klub berhasil menjadi juara kompetisi. Sementara finance cost yang menjadi salah satu beban terbesar akibat hutang yang cukup besar yang dimiliki Manchester United diproyeksikan akan berkurang mengikuti mengikuti trend yang terjadi sejak finance cost tertinggi di tahun Sejak tahun 2010 Manchester United mulai membayar hutang tersebut lewat hasil penjualan Cristiano Ronaldo, maupun dari hasil perjanjian kontrak jersey klub dengan Aon yang dilakukan pada tahun Penurunan finance cost tersebut diproyeksikan akan membuat klub dapat meraih profit di tahun 2013 yang juga diikuti dengan peningkatan pendapatan terutama dari sektor commercial. 69

27 Dari proyeksi tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan yang dimiliki oleh Manchester United pada tahun Hasil simulasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Manchester United Relevant Income and Expense (forecast) million Manchester United Income 2013 Matchday 103,9 Broadcasting 107,6 Commercial 147,3 Profit on player sales 11,0 Relevant Income 369,8 Manchester United Expenses Wages expenses 174,7 Other operating expenses 70,3 Exceptional Items 15,4 Depreciation 7,1 Player Amortisation 37,4 Net Finance Cost 44,5 Exclusion Exceptional Items 15,4 Expenditure on youth development activities 10,0 Expenditure on community development activities 2,0 Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 7,1 Relevant Expenses 314,9 Tabel 4.18 menunjukkan proyeksi terhadap pendapatan dan beban relevan yang dimiliki Manchester United untuk tahun Pengecualian pada biaya relevan dilakukan untuk biaya depresiasi dan exceptional items serta asumsi pada biaya yang dikeluarkan untuk invetasi pemain muda (youth development) dan komunitas klub. Dari perhitungan pendapatan dan beban relevan tersebut maka diperoleh hasil breakeven menurut penerapan UEFA FFP untuk tahun 2013 sebagai berikut: 70

28 Tabel 4.19 Manchester United Breakeven Forecast million Manchester United Break even Result Relevant Income 330,8 369,8 Relevant Expenses 305,3 314,9 Break even 25,5 54,9 Dari hasil simulasi tersebut diperoleh proyeksi breakeven Manchester United sebesar 54,9 juta untuk tahun Jumlah tersebut meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan prestasi Manchester United yang cukup baik di tahun 2013 membuat mereka dapat memenuhi syarat breakeven yang ditetapkan UEFA terhadap assesment yang dilakukan pada tahun Manchester United diproyeksikan akan mendapatkan peningkatan pendapatan di tahun 2013 yang berujung pada peningkatan profit yang diperoleh klub. Manchester United memiliki prospek yang bagus dalam menghadapi penerapan UEFA FFP. Klub memiliki pendapatan commercial yang sangat baik serta diikuti prestasi klub yang bagus selama 3 tahun terakhir membuatnya menjadi klub dengan pendapatan tertinggi di Inggris. Pertumbuhan pada pendapatan tersebut membuat klub dapat mengimbangi pertumbuhan yang tinggi pada beban gaji yang dimiliki. Konsistensi pemain terbukti lewat kontribusi yang baik di atas lapangan sesuai dengan gaji dan bonus yang diberikan oleh klub. Meski demikian Manchester United juga perlu memperhatikan beban bunga yang menjadi salah satu komponen pada finance cost. Besarnya beban bunga yang dimiliki klub dipengaruhi oleh hutang-hutang yang menjadi kewajiban klub. Meski hutang tersebut berangsur berkurang sejak tahun 2010, beban bunga tetap menjadi 71

29 salah satu biaya yang membuat profit before tax yang diperoleh menjadi jatuh nilainya atau bahkan mengalami kerugian. 4.3 Analisis Kinerja Keuangan Klub Berdasarkan Rasio Keuangan Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan dianalisis berdasarkan angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai macam rasio dikembangkan untuk melihat kinerja suatu perusahaan. Seperti halnya suatu perusahaan, kinerja keuangan klub sepakbola juga dapat dilihat berdasarkan angka yang tersaji dalam laporan keuangannya. Beberapa rasio keuangan tidak dapat secara tepat dihitung karena keterbatasan data untuk mengetahui kinerja keuangan klub selama 3 tahun terakhir. Rasio keuangan yang dihitung hanya berdasarkan data yang benar-benar tersedia dan dapat digunakan dalam menghitung rasio keuangan klub. Berdasarkan data yang tersedia didalam laporan keuangan klub, jika angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus atau formula dalam menghitung rasio keuangan, maka didapatkan rasio kinerja keuangan klub seperti tersaji dalam tabel-tabel berikut. Tabel 4.20 Rasio Likuiditas Arsenal dan Manchester United Arsenal Manchester United Liquidity Current Ratio 1,55 1,71 1,73-0,82 0,65 Quick Test Ratio 1,25 1,45 1,45-0,82 0,64 Operating Cash Flow Ratio 1,14 0,41 0,19-0,50 0,35 Berdasarkan Tabel 4.20 dapat terlihat bila Arsenal memiliki tingkat likuiditas yang lebih baik dibandingkan Manchester United. Arsenal memiliki kemampuan yang lebih baik dari Manchester United dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (current liabilities). Meski jumlah asset yang dimiliki kedua klub tidak berbeda jauh, 72

30 yang menyebabkan perbedaan adalah jumlah hutang yang menjadi kewajiban Manchester United yang lebih tinggi dibandingkan dengan Arsenal. Rasio likuiditas tersebut juga dipengaruhi oleh aset lancar Arsenal yang terdiri dari properti yang menjadi bisnis grup perusahaan. Arsenal juga memiliki kondisi arus kas yang lebih baik dari Manchester United. Arsenal melakukan penjualan pemain secara konsisten dalam nilai yang cukup besar selama 3 tahun terakhir sementara Manchester United sejak mencetak rekor penjualan pemain ketika menjual Cristiano Ronaldo pada tahun 2009 justru memiliki arus kas yang buruk. Manchester United menggunakan keuntungan dari penjualan tersebut untuk pembelian sejumlah pemain dan membayar bunga serta hutang pinjaman yang dimiliki klub. Dari faktor tersebut seperti tergambar pada rasio likuiditas kedua klub dapat disimpulkan bila Arsenal memiliki kondisi yang lebih likuid dibandingkan Manchester United. Tabel 4.21 Rasio Solvabilitas Arsenal dan Manchester United Arsenal Manchester United Solvability Debt Ratio 0,65 0,62 0,61 1,04 0,78 0,75 Debt to Equity Ratio 1,89 1,66 1,57-26,93 3,61 3,03 Dari sisi kinerja solvabilitas, Manchester United juga tidak memiliki rasio yang lebih baik dari Arsenal. Dapat dilihat bila Manchester United memiliki tingkat hutang yang yang sangat tinggi dan tidak sebanding dengan jumlah ekuitas yang dimiliki. Di tahun 2010 menjadi tingkat solvabilitas yang paling buruk bagi Manchester United. Nilai negatif pada rasio debt to equity menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh Manchester United tidak dapat menutupi jumlah kewajiban yang dimiliki oleh klub sehingga menghasilkan nilai ekuitas negatif pada laporan keuangan. 73

31 Hal tersebut tentu membahayakan posisi kreditor karena keadaan klub yang insolvabel. Pada tahun 2010 tercatat hutang (debt) yang dimilki klub mencapai 753 juta yang membuat ekuitas klub menjadi negatif. Meskipun di tahun berikutnya hutang tersebut berkurang menjadi sekitar 450 juta lewat pembayaran hutang yang dilakukan klub melalui hasil penjualan Cristiano Ronaldo pada tahun 2009 dan hasil kontrak dengan beberapa sponsorships. Dalam 2 tahun berikutnya, Manchester United dapat memperbaiki tingkat solvabilitas dan menunjukkan trend lebih baik dari tahun Namun demikian bila dibandingkan dengan Arsenal yang juga memiliki tingkat hutang yang juga tinggi mencapai 263 juta pada tahun 2010, hutang tersebut lebih produktif karena digunakan untuk membiayai cicilan pembangunan stadion Emirates yang dimulai sejak Sementara hutang yang dimiliki Manchester United hanya digunakan oleh pemilik klub, Malcolm Glazer untuk mengakuisisi klub sejak tahun Tabel 4.22 Rasio Profitabilitas Arsenal dan Manchester United Arsenal Manchester United Profitability Return on Assets Ratio 0,08 0,02 0,04-0,05 0,01 0,02 Return on Equity Ratio 0,27 0,05 0,10 2,76 0,14 0,10 Return on Sales Ratio 0,16 0,05 0,12-0,17 0,04 0,07 Dari sisi profitabilitas, Arsenal dan Manchester United memiliki tingkat profit yang tidak berbeda jauh meski Arsenal mendapat tingkat rasio profit yang sedikit lebih baik di atas Manchester United. Trend penurunan terjadi pada tingkat profit Arsenal yang dipengaruhi oleh besarnya net income yang mengalami penurunan sejak tahun Sementara pada tingkat profit Manchester United meskipun berada sedikit dibawah Arsenal, menunjukkan trend yang membaik sejak Tingkat profitabilitas yang terburuk bagi Manchester United terjadi di tahun 74

32 2010 ketika klub mengalami kerugian (net loss) sehingga rasio profitabilitas pada tahun 2010 mendapatkan nilai negatif. Catatan khusus pada rasio return on equity Manchester United pada tahun 2010 yang menunjukkan angka 2,76. Angka tersebut diperoleh dari kerugian (net loss) dan ekuitas yang berada pada posisi negatif. Sehingga menandakan selain mengalami kerugian, klub juga berada dalam posisi yang tidak baik dalam memenuhi kewajiban dari aktiva yang dimiliki pada tahun tersebut. Bila melihat tingkat profitabilitas yang dimiliki Manchester United yang berada dibawah Arsenal justru berbanding terbalik dengan jumlah pendapatan (turnover) yang dimiliki oleh kedua klub. Manchester United memiliki jumlah pendapatan yang berada di atas Arsenal yang menjadikan klub tersebut sebagai klub dengan pendapatan tertinggi di Inggris. Namun jumlah tersebut justru berbanding terbalik pada perhitungan profit before tax yang dimiliki klub, Manchester United memperoleh kerugian sebelum pajak sebesar 44,3 juta dan 4,7 juta pada tahun 2010 dan Sementara pada tahun 2011 ketika klub mencatatkan total pendapatan tertinggi di Inggris senilai 331 juta, klub mencatatkan keuntungan sebelum pajak hanya sebesar 12 juta. Bila dibandingkan dengan Arsenal yang memiliki total pendapatan dibawah Manchester United, namun Arsenal secara konsisten mencatatakan profit before tax selama 3 tahun terakhir ( ). Profit yang diraih Arsenal dipengaruhi oleh keuntungan yang diperoleh dari penjualan pemain yang lebih besar dibandingkan dengan Manchester United selama periode tersebut. Selain itu jumlah hutang (debt) yang besar yang dimiliki Manchester United membuat mereka mempunyai biaya beban bunga (salah satu komponen finance cost) yang sangat tinggi pada tahun 2010 mencapai 108,6 juta dibandingkan dengan 75

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola Dalam menjalankan kegiatan operasional setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki proses bisnis yang dilakukan untuk mengelola produk atau jasa

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pelanggan. Suporter. Supplier. Regulator. Gambar 4.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola

BAB 4 PEMBAHASAN. Pelanggan. Suporter. Supplier. Regulator. Gambar 4.1 Proses Bisnis Klub Sepakbola 71 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis atas Proses Bisnis Klub Sepakbola Eropa Secara umum, di manapun di seluruh dunia, klub sepakbola profesional yang berlaku sebagai sebuah entitas bisnis memiliki proses

Lebih terperinci

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret/ March 31, 2016 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.219.104.170.177

Lebih terperinci

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS OF DECEMBER 31, 2016 AND 2015 (Disajikan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Transfer Pemain Klub Sepakbola di Liga Inggris Secara umum, di seluruh belahan dunia, klub sepakbola profesional memiliki kecenderungan untuk mencari sebuah prestasi baik di negaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak perlu diperdebatkan lagi bila sepakbola disebut sebagai cabang olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai macam olahraga populer

Lebih terperinci

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September/ September 30, 2017 31 Desember/

Lebih terperinci

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited)

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni/ June 30, 2017 31 Desember/ (Tidak diaudit/

Lebih terperinci

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret/ March 31, 2017 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

PER 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2009 DECEMBER 31, 2010 AND Catatan 31/12/ /12/2009

PER 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2009 DECEMBER 31, 2010 AND Catatan 31/12/ /12/2009 NERACA KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED BALANCE SHEETS PER 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2009 DECEMBER 31, 2010 AND 2009 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan Setara Kas 2e,3 210.900.943 # 274.829.208

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Catatan/ 2016 Notes 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi PT Investor mengakuisisi 40% saham biasa (ordinary share) PT Asosiasi pada tanggal 1 Januari 20x2. PT Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29.

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29. DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah) The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2015, 2014 dan As of December 31, 2015, 2014, and 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 1 January 2014/ December

Lebih terperinci

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni/ June 30, 2015 31 Desember/ Catatan/ (Tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS

DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS Halaman / Pages PERNYATAAN DIREKSI / DIRECTOR STATEMENT LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN / INDEPENDENT AUDITOR'S REPORT... 1 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN / FINANCIAL STATEMENTS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Akuntansi Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Menurut Warren, Fess, dan Reeve (2012) menyatakan bahwa akuntansi sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 Catatan/ 2014 2013 *) ASET ASSETS Aset Lancar Current

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013 31 Maret / 31 Desember / March 31, December 31,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITIONS Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Catatan/ 2013 2012

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 31 Maret 2015/ 31 Desember 2014/ March 31, 2015

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 30 September 2015/ 31 Desember 2014/

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Financial Statements For the Years Ended December 31, 2010 and

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Neraca Laporan Rugi Laba

Lebih terperinci

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Financial Statement Projection

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Financial Statement Projection 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Financial Statement Projection Tujuan Financial Forecasting Saat perusahaan menyusun

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 11Fakultas Ekonomi Entrepreneurship and Inovation Management Financial Planning Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana Konsep & Teori 1. Komponen dari perencanaan keuangan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015 30 September 2016/ 31 Desember 2015/

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka ,

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka , NERACA BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 9.039.545 2j,3 4.436.796 Cash on hand and in banks Deposito berjangka 2.227.500 4,24 2.227.500 Time deposit Piutang usaha Trade

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September 2017/ 31 Desember 2016/

Lebih terperinci

BAB VIII MANAJEMEN KEUANGAN

BAB VIII MANAJEMEN KEUANGAN BAB VIII MANAJEMEN KEUANGAN ARTI PENTING MANAJEMEN KEUANGAN Setiap keputusan perusahaan selalu berimplikasi pada keuangan Globalisasi menyebabkan kondisi ekonomi dan perubahan regulatory sehingga semakin

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit)

Lebih terperinci

PT STEADY SAFE Tbk DAN ENTITAS ANAK PT STEADY SAFE Tbk AND SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DECEMBER 31, 2011 AND

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : Analisis Laporan Keuangan Dosen :

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2. Perencanaan Keuangan Financial Planning

Bab 2. Perencanaan Keuangan Financial Planning Bab 2 Perencanaan Keuangan Financial Planning Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan komponen dari perencanaan keuangan yang berhasil. 2. Menjelaskan the balance sheet dan the cash-flow statement. 3. Menggunakan

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011

Lebih terperinci

PT TIMAH (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES. Lampiran 2/1 Schedule

PT TIMAH (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES. Lampiran 2/1 Schedule Lampiran 2/1 Schedule LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2017 DAN 2016 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) INTERIM CONSOLIDATED STATEMENTS

Lebih terperinci

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Likuiditas dan Modal Kerja ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni 2017/ 31 Desember 2016/ June 30, 2017 December

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK Denny Erica Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta denny.dea@bsi.ac.id ABSTRACT As one of the largest

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya Mobile:

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya   Mobile: UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS I.K. Gunarta ITS Surabaya Email: ik.gunarta@gmail.com Mobile: 0811 372 068 Financial Statements Income statement A summary of the revenue

Lebih terperinci

PT. ABCD HOLDING DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT. ABCD HOLDING DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 SEPTEMBER 30, 2012 AND DECEMBER 31, 2011 Catatan/ 30 September/ 31 Desember /

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret 2017/ 31 Desember 2016/ March 31, 2017

Lebih terperinci

PT PERTA-SAMTAN GAS. Lampiran 1/1 Schedule

PT PERTA-SAMTAN GAS. Lampiran 1/1 Schedule Lampiran 1/1 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2015 STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of 31 December 2015 Catatan/ Notes 2015 2014 *) 2013 *) ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008 NERACA (Tidak Diaudit) BALANCE SHEETS (Unaudited) 31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan Setara kas 28,089,288,306 3 8,555,729,439 Cash on hand

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 June 30, 2016 and December 31, 2015 30 Juni 2016/ 31 Desember 2015/ June 30, 2016 December

Lebih terperinci

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 108,871,947,078 549,013,543,573 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 350,467

Lebih terperinci

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, 2010 31 Maret 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

Analisis Keuangan Perusahaan

Analisis Keuangan Perusahaan Analisis Keuangan Perusahaan Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access

Lebih terperinci

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

Introduction to. Chapter 16. Financial Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Introduction to. Chapter 16. Financial Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing Introduction to Chapter 16 Financial Management Sasaran Pembelajaran Menjelaskan bagaimana perusahaan menggunakan akuntansi. Menjelaskan bagimana untuk menginterpretasikan laporan keuangan. Menjelaskan

Lebih terperinci

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2 June 5 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 September 30, 2014 and December 31, 2013 30 September 2014/ 31 Desember 2013/

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan)

Lebih terperinci

30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006

30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 650,963,436,118 118,679,465,155 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 30 September

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

MENCARI FORMAT LAPORAN KEUANGAN YANG SESUAI DENGAN KLUB SEPAK BOLA DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA KLUB SEPAK BOLA PERSEMA

MENCARI FORMAT LAPORAN KEUANGAN YANG SESUAI DENGAN KLUB SEPAK BOLA DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA KLUB SEPAK BOLA PERSEMA DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 MENCARI FORMAT LAPORAN KEUANGAN YANG SESUAI DENGAN

Lebih terperinci