BAB I PENDAHULUAN. yang semakin hari semakin parah. Salah satu dampak dari pemanasan global

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang semakin hari semakin parah. Salah satu dampak dari pemanasan global"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global menjadi isu internasional yang gaungnya sudah sangat gencar di seluruh dunia. Hal tersebut dipicu oleh kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah. Salah satu dampak dari pemanasan global adalah perubahan iklim yang akhirnya banyak menimbulkan bencana alam. Bahkan, diperkirakan menjelang tahun 2020 antara juta orang di Afrika akan kekurangan air akibat dari perubahan iklim tersebut dan hasil pertanian tadah hujan di beberapa negara akan berkurang hingga 50 persen (Zulkifli, 2014). Isu pemanasan global menjadi perhatian banyak kalangan karena ini merupakan masalah masa depan bumi dan segala isinya. Begitu pentingnya masalah lingkungan sehingga banyak pertemuan tingkat dunia telah dilakukan untuk membahas isu tersebut. Isu lingkungan hidup pertama kali diangkat sebagai salah satu agenda dalam pertemuan negara-negara dalam ranah hubungan internasional pada tahun 1972 yaitu pada konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Stockholm, Swedia. Konferensi ini merupakan jawaban terhadap semakin menurunnya kualitas lingkungan di dunia. Dalam perkembangannya, konferensi-konferensi internasional yang membahas mengenai masalah lingkungan dari tahun ketahun terus diadakan untuk mencari solusi dalam penanggulangan masalah yang dianggap pelik dalam tata lingkungan hidup global saat ini. Pertemuan antar negara-negara dalam membahas masalah lingkungan 1

2 2 hidup terangkum dalam UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) (Zulkifli, 2012) Indonesia termasuk salah satu negara yang paling banyak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Kerusakan tersebut, meliputi : ekosistem hutan, sawah, serta terumbu karang. Hutan di Kalimantan yang dulunya rimbun, sekarang menjadi gundul akibat penebangan hutan secara liar. Akhir-akhir ini, berita kerusakan hutan sebagai pemicu utama kerusakan global sangat gencar dibicarakan, seperti kebakaran hutan dan gambut, yang terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia, yang turut berperan menaikkan tinggi muka air laut akibat naiknya suhu udara dan melelehnya es di Greenwich dan Antartika (Rizal, 2007). Hasil studi Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2012 menunjukkan bahwa Indeks Perilaku Peduli Lingkungan (IPPL) di Indonesia masih berkisar pada angka 0,57 (dari angka mutlak 1). Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia belum berperilaku peduli lingkungan dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari ( Hasil ini cukup beralasan karena jika dilihat di lingkungan sekitar, terdapat banyak masalah lingkungan yang terjadi, terutama masalah sampah dan banjir serta pemborosan pemakaian sumber daya seperti air dan listrik. Gunung-gunung sampah bukan masalah yang baru dalam lingkungan. Sebenarnya masalah ini masalah klise yang seharusnya sudah selesai. Tidak jarang pemandangan gunung sampah ini ditemui di pinggir jalan, pada berbagai tempat. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan telah memudar atau justru memang belum terbangun dalam diri

3 3 masyarakat hingga pemandangan tersebut dapat disaksikan juga di bawah pohon, di sepanjang aliran pembuangan (got), ataupun dalam aliran sungai. Sampah merupakan masalah yang terjadi secara luas pada kota-kota di seluruh Indonesia (Juniah, 2014), tak terkecuali di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Berdasarkan hasil pengamatan saat melintas di beberapa pasar tradisional di sekitar Kota Denpasar tumpukan sampah di setiap sudut pasar menjadi pemandangan yang biasa. Tumpukan sampah tersebut selain kurang enak untuk dilihat juga beraroma yang kurang sedap. Selokan-selokan di sepanjang jalan sering dipenuhi oleh sampah rumah tangga dan sampah dari sawah, sehingga menyebabkan meluapnya air selokan yang menyebabkan terjadinya banjir. Sampah-sampah tersebut akhirnya bermuara di sekitar hutan bakau dan menyebabkan matinya pohon bakau karena akarnya tertutup sampah, terutama sampah plastik. Dalam hal pemborosan sumber daya, sering terlihat ketika memasuki toilet umum di beberapa pusat perbelanjaan, air keran dibiarkan mengucur, tanpa ada yang peduli untuk mematikan dan lampu toilet dibiarkan menyala selama 24 jam. Banyak juga ditemui di daerah perumahan baru yang tidak membuat sarana saluran air (got) di lingkungannya, sehingga pada saat hujan seringkali terjadi banjir. Permasalahan pencemaran lingkungan yang terjadi secara luas tidak akan ada perubahan jika hanya ditonton dan diberi komentar saja, akan tetapi seharusnya semua orang turut serta dalam penyelesaian masalah tersebut. Setiap orang baik individu dari berbagai usia, pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil merupakan komponen penting dalam mewujudkan lingkungan hijau. Ditinjau

4 4 dari sisi masyarakat, perwujudan lingkungan hijau dapat ditentukan dari perilaku mereka yang ramah lingkungan atau ekologis. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi perilaku ekologis ini. Menurut Suki (2013) perilaku ekologis seperti pembelian makanan organik dan pemakaian tas belanja yang bisa didaur ulang dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang lingkungan, pengetahuan tentang makanan sehat serta gaya hidup sehat. Sementara, berdasarkan penelitian Tarkiainen (2014) diperoleh bahwa perilaku ekologis seperti pembelian makanan organik dipengaruhi oleh norma subyektif, sikap, dan niat konsumen. Kim dan Chung (2011) menemukan bahwa intensi untuk membeli produk-produk perawatan rambut dan kulit berbahan organik dipengaruhi oleh nilai-nilai konsumen sebagai anteseden dari sikap seperti kesadaran kesehatan, kesadaran lingkungan, serta kesadaran berpenampilan. Selain itu juga dipengaruhi oleh norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, serta pengalaman di masa lalu dalam membeli produk hijau tersebut. Pengetahuan lingkungan merupakan hal yang seharusnya diketahui dan dipelajari oleh setiap orang karena kurangnya pengetahuan lingkungan adalah penghalang besar untuk melakukan daur ulang produk dan sikap positif pada konservasi (Simmons dan Widmar, 1990). Grunert (1993) telah menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan lingkungan dan pembelian hijau pada produk organik. Jaolis (2011) juga menemukan bukti bahwa tingkat pengetahuan lingkungan yang tinggi menghasilkan sikap pro-lingkungan yang jauh lebih baik. Suki (2013) menemukan bahwa pengetahuan lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku ekologis. Walaupun pengetahuan dan sikap

5 5 lingkungan keduanya dipahami dan menjadi sangat penting untuk mengubah tindakan manusia terhadap lingkungan, namun sangat sedikit usaha yang telah dikeluarkan untuk menyelidiki berapa banyak usaha masyarakat yang tahu tentang lingkungan dan hubungan antara pengetahuan dan sikap lingkungan (Barber et al., 2010). Gotschi et al. (2010) menemukan bahwa tingkat pengetahuan lingkungan yang tinggi tidak selalu mengarah pada sikap positif dalam membeli produk organik. Persepsi terhadap makanan organik dan kepercayaan bahwa makanan organik ramah lingkungan tidak kuat satu sama lain, yang artinya bahwa konsumen yang perhatian dan menyadari esensi isu-isu lingkungan tidak menunjukkan sikap dan keputusan mereka ketika mereka mempertimbangkan dalam melakukan pembelian makanan dan produk organik (Salleh et al., 2010). Keputusan seseorang untuk berperilaku, selain dipengaruhi oleh sikap juga dipengaruhi oleh norma subyektif dan kontrol perilaku seseorang. Peran sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku dalam menentukan niat berperilaku dan akhirnya menentukan perilaku yang sebenarnya dijelaskan oleh teori sikap yang direncanakan (Theory of Planned Behavior) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (Schiffman dan Kanuk, 2007). Sikap merupakan suatu ekspresi rasa suka dan tidak suka terhadap suatu obyek. Sikap berhubungan dengan perilakunya, sikap positif akan menyebabkan perilaku yang positif terhadap suatu obyek (Suprapti, 2013). Hasil temuan Wijaya (2014) memperkuat adanya pengaruh sikap positif dan signifikan pada perilaku pembelian makanan organik. Demikian juga sikap konsumen yang positif berpengaruh terhadap perilaku pembelian sayur organik Baby O dan Veggy O (Asmara dkk., 2012). Namun Noor et al. (2012)

6 6 menemukan bahwa, sikap positif tidak selalu menimbulkan perilaku yang positif, seperti perilaku pembelian produk hijau di kalangan konsumen di Malaysia. Walaupun sikap konsumen positif terhadap lingkungan namun tingkat pembelian produk hijau tidak menggembirakan yaitu konsumen cenderung memiliki tingkat yang rendah dalam pembelian produk yang ramah lingkungan. Rendahnya tingkat pembelian produk organik juga ditemukan oleh Julina (2013) yaitu banyak konsumen yang memiliki sikap positif terhadap lingkungan tetapi tidak berperilaku menurut sikap mereka. Terdapat beberapa alasan untuk menjelaskan hal tersebut, yaitu harga produk hijau yang relatif lebih mahal, kesediaan produk hijau yang terbatas, kebiasaan konsumen yang sudah berakar, penampilan produk hijau yang kurang menarik, serta terbatasnya informasi yang tersedia untuk produk hijau. Hal ini mengungkapkan fakta bahwa walaupun konsumen mengekspresikan keprihatinannya terhadap lingkungan, mereka tidak berkeinginan untuk berperilaku ekologis. Hal ini merupakan fenomena baru dalam ranah ekologi dan pemasaran dimana para periset mulai mempertanyakan korelasi sikap dan perilaku ekologis. Perilaku ekologis konsumen dalam memutuskan untuk melakukan suatu tindakan membeli dan memakai produk yang ramah lingkungan tidak hanya dipengaruhi oleh sikap sesorang, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal individu berupa ajakan atau saran dari orang-orang yang dianggap penting atau disebut norma subyektif. Norma subyektif muncul melalui rasa percaya dan motivasi. Penelitian Marhaini (2008) menunjukkan bahwa sikap konsumen dan norma subyektif, secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap

7 7 niat dan perilaku konsumen. Penelitian Asmara dkk. (2012) mendapatkan bahwa kecenderungan perilaku membeli ataupun mengkonsumsi produk sayuran organik lebih dikarenakan oleh faktor pengaruh orang lain (norma subyektif) dibandingkan kepercayaan dan evaluasi terhadap produk. Perilaku seseorang tidak terjadi begitu saja, ada faktor internal dari individu itu sendiri yang mendorong untuk berperilaku, yang disebut sebagai kontrol perilaku. Persepsi kontrol perilaku yaitu perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku (Ajzen, 1975). Rezai et al. (2012) menemukan bahwa persepsi kontrol perilaku berpengaruh terhadap konsumsi makanan hijau yaitu kontrol kepercayaan (control belief) bahwa produk hijau lebih berkualitas dan lebih sehat dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Persepsi kontrol perilaku untuk membeli produk perawatan rambut dan kulit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli produk-produk tersebut. Makin kuat kontrol perilaku, maka makin kuat hubungan antara sikap dengan niat membeli produk hijau (Kim dan Chung, 2011). Masalah lingkungan yang saat ini terjadi merupakan masalah seluruh masyarakat. Perilaku ekologis seharusnya dimiliki bahkan dituntut kepada semua pihak untuk lebih memperhatikan alam sekitarnya. Perilaku ekologis petani merupakan hal yang patut dicontoh dalam penanganan sampah, membersihkan aliran air, serta menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di sekitarnya. Perilaku ini terbentuk dari nilai-nilai luhur tentang kelestarian lingkungan yang diperoleh langsung dari alam dan lingkungannya. Generasi muda yang memiliki rentang hidup yang lebih lama seharusnya juga mampu berperilaku seperti itu. Namun,

8 8 berdasarkan hasil pengamatan didapatkan masih banyak generasi muda yang tidak terlalu peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya serta memilah-milah sampah tersebut. Hal ini terlihat di beberapa tempat berkumpulnya anak-anak muda, mereka selalu meninggalkan sampah-sampah berserakan. Banyak dari anak-anak muda yang tidak mengerti bagaimana cara memisahkan dan membuang sampah organik, anorganik, serta sampah kertas. Padahal menurut Hume (2010) konsumen generasi Y mewakili masa depan seluruh masyarakat. Jika demikian, mereka seharusnya memiliki perilaku yang ramah lingkungan dan memiliki kesadaran yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya dalam menjaga kelangsungan hidup bumi dan segala isinya. Setiap generasi pada zamannya mempunyai ciri dan karakteristik masingmasing. Pada Abad kedua puluh pertama kali diperkenalkan Generasi Milenium, yang sering disebut generasi Y atau Echo-Boomers yang merupakan segmen demografi baru (Solomon, 2009 dalam Nurdianty, 2010). Mamer (2012) menyatakan bahwa generasi Y lahir antara tahun 1979 sampai dengan tahun Hawkins and Mothersbaugh (2010) mengkarakteristikkan generasi Y ini sebagai kelompok remaja namun lebih tua dan kelompok dewasa namun lebih muda. Ciri ciri dari generasi Y adalah berpendidikan, cerdas teknologi, memiliki pengalaman yang luas dalam pemasaran global (global marketplace) serta memiliki ambisi yang tinggi. Disamping ciri-ciri tersebut, ada mitos yang negatif tentang generasi ini, yaitu dikatakan sebagai generasi yang pemalas serta menyukai sesuatu yang serba instan (Hobart, 2012). Namun demikian, beberapa studi menemukan bahwa kelompok generasi Y adalah generasi muda yang paling

9 9 sadar dan peduli terhadap lingkungan dan masa depan bumi (Vermillion dan Peart, 2010). Studi menunjukkan bahwa konsumen yang berpendidikan semakin khawatir tentang efek jangka panjang dari produk terhadap kesehatan mereka, masyarakat, dan lingkungan (Lee, 2008). Pengetahuan lingkungan dan gaya hidup yang dimiliki generasi Y memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku ekologis (Suki, 2013). Kesadaran lingkungan memiliki pengaruh yang positif terhadap niat beli produk ramah lingkungan (Anvar et al., 2014). Generasi Y dinyatakan bersedia untuk membeli produk yang memiliki atribut bisa didaur ulang, produk dengan bahan-bahan non-toksin, produk yang bebas dari percobaan dengan menggunakan binatang, produk yang diolah melalui proses yang ramah lingkungan, produk yang perusahaannya memiliki hubungan dengan lingkungan dan melakukan berbagai kegiatan ramah lingkungan (Lu et al., 2013). Dilihat dari gender, konsumen remaja puteri lebih menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan merasakan masalah lingkungan lebih serius daripada laki-laki (Lee, 2009). Temuan Lee et al. (2013) menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin terlibat dalam praktek hemat energi dan lebih bersedia untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk membeli lampu yang hemat energi. Namun tidak ada perbedaan gender dalam hal pembelian lampu hemat energi dan dukungan untuk melarang sumber lampu yang tidak efisien. Dalam hal sikap lingkungan, wanita mencetak nilai-nilai altruistik yang lebih tinggi dari pada pria, namun tidak ada perbedaan dalam nilai-nilai egoistik. Selain itu dibandingkan pria, wanita dinilai lebih memiliki norma subyektif yang lebih

10 10 tinggi dalam pembelian lampu hemat energi. Hasil penelitian tentang profil konsumen hijau di Indonesia menemukan bahwa tingkat keinginan membeli produk yang ramah lingkungan lebih tinggi pada pria (Jaolis, 2011). Namun, Chen dan Chai (2010) tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam sikap lingkungan. Suki (2013) juga mendapatkan hasil yang bertentangan bahwa faktor demografi yaitu usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap perilaku ekologis konsumen muda. Berdasarkan uraian diatas, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap sikap lingkungan serta pengaruh sikap lingkungan, norma subyektif, dan kontrol perilaku terhadap perilaku ekologis generasi Y di Kota Denpasar. Perbedaan dalam pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, serta perilaku ekologis antara konsumen pria dan wanita pada generasi Y di Kota Denpasar juga akan diselidiki. Keberadaan Generasi Y menciptakan peluang yang menguntungkan bagi banyak perusahaan. Bahkan, konsumen generasi ini diperkirakan memiliki peluang sebesar $ 54.3 juta untuk pemasar (McKay, 2010). Menarik perhatian generasi Y ini penting karena mereka dapat mempengaruhi pembelian rekan-rekan dan keluarga mereka. Hubungan teman sebaya menciptakan tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok. Pada lingkungan masyarakat barat, tekanan sosial ditemukan menjadi pengaruh besar pada perilaku pembelian hijau di kalangan orang dewasa (Lee, 2009).

11 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini membahas perilaku ekologis generasi Y di Kota Denpasar yang dilihat dari tingkat pengetahuannya tentang lingkungan, sikap lingkungan, pengaruh tekanan sosial dari teman sebaya (norma subyektif), serta persepsi kontrol perilaku. Perbedaan pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, serta perilaku ekologis antara pria dan wanita juga akan diselidiki dalam penelitian ini. Dengan demikian, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap sikap lingkungan pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar? 2) Bagaimanakah pengaruh sikap lingkungan terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar? 3) Bagaimanakah pengaruh norma subyektif terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar? 4) Bagaimanakah pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar? 5) Apakah terdapat perbedaan pengetahuan tentang lingkungan, sikap lingkungan, dan perilaku ekologis antara pria dan wanita pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perilaku ekologis generasi Y di Kota Denpasar. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

12 12 1) Untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap sikap lingkungan pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. 2) Untuk menjelaskan pengaruh sikap lingkungan terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. 3) Untuk menjelaskan pengaruh norma subyektif terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. 4) Unuk menjelaskan pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. 5) Untuk menjelaskan perbedaan pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, dan perilaku ekologis antara pria dan wanita pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi berupa bukti empiris tentang pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap sikap lingkungan, serta pengaruh sikap lingkungan, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap perilaku ekologis pada kelompok generasi Y di Kota Denpasar. Juga bukti empiris tentang perbedaan pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, dan perilaku ekologis antara konsumen pria dan wanita pada kelompok konsumen generasi Y di Kota Denpasar. Sebagai studi empiris, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas perilaku ekologis, baik bila diterapkan bagi

13 13 kelompok sampel lain maupun dalam hubungannya dengan perilaku lain yang terkait dengan kepedulian terhadap produk hijau. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini akan memberikan perspektif yang lebih jelas bagi perusahaan untuk melakukan identifikasi yang lebih baik tentang perilaku ekologis bagi segmen pasar generasi Y. Identifikasi terhadap segmen pasar tertentu secara lebih baik akan membantu dalam melakukan strategi targeting dan positioning produk hijau yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan bisa memenuhi permintaan pasar. Dengan memahami perilaku ekologis mereka, perusahaan dapat membangun strategi pemasaran berkelanjutan yang menarik bagi segmen tertentu ini.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan secara umum bahwa penelitian yang dilakukan sebelumnya di Amerika oleh Kim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pemanasan global telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumsi tinggi (gaya hidup konsumtif).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu pemanasan global sudah sering dibicarakan pada media berita dan masyarakat sendiri sudah tidak asing lagi dengan kata pemanasan global. Namun isu pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Produk Hijau Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau dengan memusatkan perhatian pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas alam (bencana alam) atau aktivitas manusia, yang menyebabkan rusaknya keseimbangan ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama sampah yang berupa kantong plastik. seperti di Kenya dan Uganda malah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menyatakan telah terjadi pemanasan udara secara global. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. ini menyatakan telah terjadi pemanasan udara secara global. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu mengenai lingkungan hidup dewasa ini menjadi pokok perhatian seluruh manusia di semua belahan dunia. Hal ini berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan hidup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar konsumen yang memberi pengaruh pada pergerakan konsumsi adalah konsumen akhir yang biasanya merupakan konsumen individu (Engel et al. 1995). Setiap konsumen individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Green Consumer Behavior Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku konsumen yang dalam setiap tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global warming. Spanduk, billboard, pamflet dan aksi penggalangan dana pun dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan iklim sebagai akibat dari pemanasan global dan kerusakan lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis lingkungan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengkonsumsi produk-produk ramah lingkungan. Kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengkonsumsi produk-produk ramah lingkungan. Kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kualitas lingkungan hidup yang semakin buruk dewasa ini membawa dampak pada perubahan perilaku konsumen. Konsumen dewasa ini memiliki kesadaran yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu permasalahan mengenai lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari pemberitaan sampai saat ini, mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat dunia sejak tahun 1970-an, namun isu tersebut kembali diangkat dan mulai menjadi perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengetahuan Lingkungan Lee (2011) menjelaskan bahwa pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan dasar seseorang tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global menjadi isu yang penting dikalangan masyarakat akhirakhir ini. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu akuntansi yang pesat menjadikan pelaporan akuntansi sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban bagi perusahaan kepada pemegang saham, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang kian pesatnya dalam beberapa dekade terakhir membawa beberapa dampak perubahan dalam kehidupan manusia seharihari, baik itu berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim terjadi akibat dari pemanasan global dan kerusakan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim terjadi akibat dari pemanasan global dan kerusakan di sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan iklim terjadi akibat dari pemanasan global dan kerusakan di sektor lingkungan. Hal ini merupakan tantangan yang serius dihadapi oleh dunia. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat bergantung pada kondisi lingkungan hidup dan tempat manusia tinggal. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan global saat ini sedang menghadapi sejumlah isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan akibat interaksi aktivitas manusia dengan ekosistem global (NAAEE, 2011).

Lebih terperinci

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 5 Juni 2010 PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan. Sampai dengan

Lebih terperinci

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR Oleh: DINI ARIAS PITALOKA L2D 005 359 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya

Lebih terperinci

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak Di bab awal kamu telah mendapat penjelasan tentang lingkungan alam dan buatan. Lalu bagaimanakah cara memelihara lingkungan alam dan buatan? Bagaimana dampak jika tidak memelihara lingkungan dengan baik?

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). SDA yang melimpah dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi global hampir dipastikan terhubung pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini, banyak masyarakat di dunia sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan. Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup, misalnya

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya untuk merubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, isu lingkungan merupakan masalah utama di dunia. Isu lingkungan ini muncul karena semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Alberty (Syamsudin, 2004:130) mengemukakan masa remaja merupakan suatu periode dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari alam. Sehingga cepat atau lambat akan timbul. penggunaannya menghiraukan kelestarian dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari alam. Sehingga cepat atau lambat akan timbul. penggunaannya menghiraukan kelestarian dan kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencukupi kebutuhan umat manusia, pembangunan di berbagai sektor dilakukan dan menunjukkan grafik yang terus meningkat. Ketika terjadi peningkatan usaha pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dalam kenyataannya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologi. Keadaan alam masih lebih menentukan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghidupkanachanyajikabenar-benar perlu, memilihmakanan yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. menghidupkanachanyajikabenar-benar perlu, memilihmakanan yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membawa tas belanja sendiri, tidak menggunakan pembersih kimia di rumah, menggantikan tisu dengan sapu tangan, berusaha mengurangi jumlah sampah pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia. Persaingan antar perusahaan juga sangat ketat. Perusahaan berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh

Lebih terperinci

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 63 BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 7.1 Dampak Ekologi Konversi lahan pertanian ke pemukiman sangat berdampak negatif terhadap ekologi. Secara ekologis, perubahan telah terjadi

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesehatan. Subjek penelitian ini adalah konsumen produk hijau. Pemilihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesehatan. Subjek penelitian ini adalah konsumen produk hijau. Pemilihan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Seting penelitian ini adalah pembelian produk hijau. Produk hijau sendiri memiliki konsep produk yang tidak merusak lingkungan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingkat kesadaran manusia terhadap lingkungan saat ini mulai tumbuh di masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang terjadi sejak dekade terakhir diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isu mengenai lingkungan hidup dewasa ini menjadi pokok perhatian di semua belahan dunia, hal ini berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini plastik merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahan plastik disukai karena memiliki sifat praktis, mudah, dan kedap air,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Produk Hijau (Green Product) Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk hijau (green product)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management Tentang Lingkungan Hidup Wan Muhamad Idris Baros 201411098 Management Pengertian Lingkungan Hidup Pengertian Lingkungan Hidup adalah semua artikel yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Seperti artikel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay ) II. TINJAUAN PUSTAKA Kajian mengenai kesediaan membayar beras analog belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa kajian yang terkait dengan topik Willingness to Pay khususnya dalam menilai manfaat

Lebih terperinci

PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi.

PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi. PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelestarian lingkungan telah menjadi topik yang banyak diperbincangkan beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh adanya kekhawatiran akan ancaman bencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan hanya milik kaum hawa, pria pun membutuhkan perawatan tubuh. Bentuk perawatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Terjaganya lingkungan menjadikan kualitas hidup manusia lebih baik. Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PENGESAHAN. Agreement. Perubahan Iklim. PBB. Kerangka Kerja. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 204) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah menjadi barang yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia, barang-barang berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IRCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), menggambarkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. IRCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), menggambarkan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan dan kesehatan yang secara langsung dan tidak langsung diakibatkan oleh aktivitas manusia, baik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian,

Lebih terperinci

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *) Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim oleh: Erna Witoelar *) Pemanasan Bumi & Perubahan Iklim: tidak baru & sudah jadi kenyataan Kesadaran, pengetahuan & peringatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN Menimbang : PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia dalam pengurangan emisi gas karbon di Indonesia melalui kerjasama IAFCP terkait mekanisme

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengancam lingkungan serta generasi dimasa. merusak alam.hal-hal tersebut dilakukan hanya untuk mencari keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengancam lingkungan serta generasi dimasa. merusak alam.hal-hal tersebut dilakukan hanya untuk mencari keuntungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kelestarian lingkungan menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia karena kekhawatiran terhadap terjadinya bencana alam yang mengancam lingkungan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Journal Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix yang ditulis oleh Rudi Haryadi (2009:9), kesadaran

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota. Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena

BAB VIII KESIMPULAN. Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota. Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena BAB VIII KESIMPULAN Eskalasi dan siklus banjir yang semakin pendek di Kota Surabaya selama paruh kedua abad ke-20, terjadi karena perubahan dan degradasi lingkungan perkotaan yang masif selama lima puluh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh konversi lahan. Menurut Budiman (2009), konversi lahan disebabkan oleh alasan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin meningkat. Kesadaran ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana lingkungan hidup

Lebih terperinci

1. Menjaga lingkungan. 2. Mengurangi penggunaan air. 3. Membuang sampah pada tempatnya

1. Menjaga lingkungan. 2. Mengurangi penggunaan air. 3. Membuang sampah pada tempatnya C A R I N G & P R O A C T I V E NO. 25 EDISI FEBRUARI 2018 Kata-kata motivasi Sukses adalah hak Anda tetapi bekerja keras, selalu belajar, dan tidak pernah menyerah adalah kewajiban Anda. Sumber: http://www.katakata.co.id/2015/11

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurang-pedulian warga negara terhadap lingkungannya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kekurang-pedulian warga negara terhadap lingkungannya sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan sampai dengan saat ini masih menarik banyak perhatian Warga Negara, Perusahaan, Lembaga serta Pemerintah dari sekitar belahan dunia.

Lebih terperinci

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA 1 OLEH : Kelompok V Muslim Rozaki (A 231 10 034) Melsian (A 231 10 090) Ni Luh Ari Yani (A 231 10 112) Rinanda Mutiaratih (A 231 11 006) Ismi Fisahri Ramadhani (A 231

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu-isu tentang lingkungan menjadi salah satu suatu pusat perhatian seluruh Dunia, diantaranya isu global warming, krisis ketersedian sumber daya

Lebih terperinci

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah lingkungan global sudah mencuri perhatian dunia sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masalah lingkungan global sudah mencuri perhatian dunia sejak tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan global sudah mencuri perhatian dunia sejak tahun 1970-an. Kebanyakan masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak orang yang membicarakan masalah pemanasan global, bahkan dalam buku pendidikan lingkungan hidup untuk anak SD pun sudah mulai banyak yang membahas pemanasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekolabel terhadap niat beli ulang produk ramah lingkungan dan menguji pengaruh kepedulian lingkungan terhadap kekuatan hubungan

Lebih terperinci

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT Oleh: Mohamad Ikbal Bahua Makalah disampaikan pada Workshop/Seminar sehari Gorontalo REDD + with Safeguard Program in Boalemo. Gorontalo, 29 November 2011

Lebih terperinci

BAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk

BAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk BAB 1BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk Report melaporkan sepanjang tahun 2002 hingga 2011 telah terjadi 4.130 bencana alam di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549.

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak beberapa periode terakhir ini kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran akan kelestarian

Lebih terperinci

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI Oleh : Rhily Mahalia Zoro - 27109047 Kondisi Lingkungan Apakah kita pernah berpikir, bagaimana jika di masa depan, manusia harus membeli air karena air bersih sulit ditemukan?

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Perubahan Iklim Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan pada sebuah keadaan iklim yang diidentifikasi menggunakan uji statistik dari rata-rata perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker kulit dan berpotensi mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global,

BAB I PENDAHULUAN. kanker kulit dan berpotensi mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang aman, menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang aman, menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi pencemaran lingkungan yang berdampak negatif bagi lingkungan maupun manusia yang disebabkan oleh aktivitas yang

Lebih terperinci