Pengukuran Sinyal Akustik untuk Mendeteksi Sumber Noise Menggunakan Metode Beamforming

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Sinyal Akustik untuk Mendeteksi Sumber Noise Menggunakan Metode Beamforming"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Pengukuran Sinyal Akustik untuk Mendeteksi Sumber Noise Menggunakan Metode Beamforming Myta Pristanty, Wirawan, Endang Widjiati Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya Abstrak - Dalam tugas akhir ini, dilakukan sebuah penelitian untuk mendeteksi sumber suara yang diletakkan pada jarak tertentu dari posisi microphone array menggunakan metode beamforming. Tujuan dari tugas akhir ini adalah mendeteksi lokasi sumber suara di bawah air pada kondisi near-field. Sinyal input yang digunakan merupakan sinyal suara dalam bentuk gelombang spherical yang dipancarkan oleh speaker dan diterima oleh microphone array. Karena letak masing masing mikrofon berbeda, sehingga tekanan suara yang diterima juga berbeda. Nilai tekanan yang diterima oleh microphone array inilah yang diproses menggunakan metode beamforming untuk menentukan besarnya daya beam dan lokasi sumber suara. Hasil akhir penelitian ini berupa kontur lokasi sumber suara terhadap microphone array. Dari hasil ini diharapkan mampu dibuat sebuah analisa dalam aplikasi tertentu yang mengimplementasikan deteksi lokasi sumber suara di bawah air. Kata Kunci : akustik awah air, array mikrofon, beamforming I PENDAHULUAN NDONESIA merupakan negara maritim, dengan luas I perairan km 2 dan memiliki banyak potensi seperti kekayaan alam bawah air seperti minyak, keanekaragaman hayati dan ikan. Untuk mengetahui keadaan bawah air indonesia diperlukan deteksi kondisi bawah air. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi akustik bawah air. Banyak aspek yang dapat memanfaatkan teknologi bawah air ini, termasuk militer, penelitian oseanografi dan lain - lain. Namun karena penelitian dalam kondisi riil memerlukan biaya cukup besar, sehingga penelitian dilakukan dengan menggunakan simulasi di laboratorium hidrodinamika. Penelitian ini merupakan salah satu teknologi akustik bawah air dan membahas tentang deteksi lokasi sumber suara berupa speaker di bawah air dalam keadaan near-field dan far-field menggunakan empat buah sensor hidrofon. Speaker akan mengeluarkan suara dan suara tersebut diterima oleh microphone array, sinyal yang diterima oleh array direkam dan diproses menggunakan metode beamforming. Hasil perhitungan menggunakan metode beamforming berupa besar daya beam dan selanjutnya diproses menggunakan matlab untuk menentukan lokasi sumber suara. A. Akustik Bawah Air II URAIAN PENELITIAN Akustik bawah air merupakan teknologi akustik bawah air, dikenal juga sebagai hidro akustik, merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air yang menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Penelitian tentang akustik bawah laut berawal dari percobaan yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci, percobaan yang dilakukan oleh Da Vinci adalah memasukkan salah satu ujung pipa kedalam air dan ujung lainnya ditempelkan ke telinga, hasilnya dia dapat mendengarkan suara kapal dari jarak yang jauh [1]. Pada perang dunia kedua perkembangan teknologi akustik ini lebih banyak digunakan di bidang maritim. Setelah perang dunia berakhir, teknologi akustik telah berkembang pesat dalam berbagai bidang seperti komunikasi dan perikanan. Karena teknologi ini mampu digunakan untuk mengukur dan menganalisis hampir semua kolom dasar laut. Aplikasi dari deteksi menggunakan teknologi akustik bawah laut antara lain adalah : ekplorasi tambang minyak, deteksi lokasi bangkai kapal, estimasi biota laut, mengukur kontur dasar laut dan lain sebagainya. Proses untuk mendeteksi keadaan bawah air secara umum adalah speaker memancarkan sinyal suara. Sinyal suara mengenai obyek yang diteliti dan dipantulkan oleh obyek tersebut, sinyal pantulan akan diterima oleh hidrofon. Hasil rekam sinyal yang diterima oleh hidrofon ini digunakan untuk menganalisis hasil pendeteksian. Ilustrasi dari penjelasan ini digambarkan pada Gambar 1. Gambar. 1. Proses deteksi obyek bawah air.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) B. Kecepatan Suara pada Media Air Pengukuran kecepatan suara sebenarnya bisa dilakukan menggunakan velocimeters dengan tingkat kesalahan hingga 0,1 m/s [4], namun kecepatan suara dapat pula dihitung dengan menggunakan persamaan. Kecepatan suara di media air berkisar antara 1450 sampai 1540 m/s dan dipengaruhi oleh temperatur, salinitas (jumlah garam yang terlarut dalam air), dan kedalaman. Tahun 1975 Medwin menyatakan kecepatan suara yang merambat pada media air sebagai fungsi dalam persamaan berikut : 2 3 c 1449,36 4,6T - 0,055T 0,000029T (1,34-0,01T)(S- 35) 0,016z Dimana : T = Temperatur dalam derajat celcius [ 0 C] S = Salinitas [ppt atau part per thousand] Z = kedalaman air [m] (1) Penentuan lokasi objek dengan suara : acoustic source localization (contoh: dalam militer, robot) Ketepatan proses rekaman dari suara yang asli Voice Activity Detector (VAD). C. Bidang Pengukuran dan Muka Gelombang (wave front) Penelitian dalam bidang akustik bawah air dilakukan pada empat kondisi, berdasarkan jarak antara sumber suara dengan penerima saat pengukuran sinyal yaitu near-field dan far-field. Sedangkan kondisi lingkungan pengukuran yaitu free-field dan reverberant field. Pada kondisi near-field, jarak antara pemancar sinyal dan penerima sinyal dekat, sinyal yang dipancarkan berupa gelombang spherical. Semakin jauh jarak penerima dengan lokasi sumber, maka muka gelombang yang diterima akan semakin planar (Gambar. 2). Gambar.2. Muka gelombang (wave front) dan jarak perambatan D. Microphone Array Microphone array merupakan rangkaian dari satu set mikrofon yang diposisikan secara spasial. Proses penyaluran suara dengan menggunakan banyak mikrofon yang letaknya berbeda beda menghasilkan perbedaan tekanan sinyal yang diterima pada setiap mikrofon [5]. Lokasi sumber suara utama dapat ditentukan secara dinamis dengan menganalisis puncak antara saluran mikrofon yang berbeda [6]. Dari proses ini akan didapatkan suara yang nyaring dan jernih bebas dari gangguan. Proses ini menguntungkan pengguna karena mikrofon tidak perlu dibawa kemana-mana (hands-free). Aplikasi microphone array antara lain : Sistem untuk pengolahan suara dari ambient noise Gambar. 3. Proses sinyal suara pada microphone array Gambar 3 merupakan ilustrasi rancangan microphone array. Masing masing sensor mikrofon diletakkan dengan jarak yang berbeda terhadap sumber suara dan menerima suara dari sumber suara yang telah ditentukan, setelah itu sinyal yang diterima akan diproses secara bersamaan. Sinyal hasil rekaman masing masing mikrofon merupakan sinyal dari sumber yang diteliti ditambah dengan noise, interferensi, gema dan gangguan lainnya. Hasil rekaman ini selanjutnya diproses menggunakan metode beamforming. E. Beamforming Beamforming adalah metode umum pengolahan array untuk mentransmisikan atau menerima sinyal dari suatu arah tertentu. Beberapa aplikasi yang memanfaatkan teknik beamforming, antara lain radar, sonar, wireless communication, radio astronomy, speech, acoustics, dan biomedicine Beamforming beroperasi pada output microphone array untuk memperkuat sinyal yang datang dari suatu arah tertentu dengan meredam sinyal baik sinyal suara, noise atau interference dari arah lain. Beamforming bertujuan untuk memperbaiki arah sinyal tanpa harus merubah fisik dari array. Metode ini mendefinisikan daya beam sebagai berikut, = W H E[PP H ]W (2) W adalah weighting vector, sedangkan P adalah matrix tekanan yang diterima oleh microphone array (pers. 3), E adalah nilai ekspektasi dan H menunjukkan Hermitian.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) jkr e sm m ( x) A Bi rsm i 1 p e jkxsin i (3) Dari pers. 3 dapat dinyatakan bahwa tekanan yang diterima oleh masing masing mikrofon merupakan hasil jumlah antara sinyal suara langsung dari sumber dengan sinyal yang terpantul atau gema (reverberant sound). A menyatakan amplitudo sinyal langsung (direct sound) dalam domain frekuensi dengan satuan desibel. r sm merupakan jarak antara sumber dengan masing masing mikrofon dihitung dengan cara 2 2 x x ) ( y y ) dalam satuan meter, (x s,y s ) ( s m s m merupakan letak sumber suara sebenarnya dalam satuan meter, (x m,y m ) adalah letak masing masing mikrofon juga dalam satuan meter. Bi menyatakan amplitudo sinyal terpantul dengan satuan desibel, i merupakan sudut antara sinyal terpantul yang diterima oleh mikrofon dengan sinyal yang berasal langsung dari sumber. k merupakan jumlah gelombang dengan rumus k /c dalam satuan radian per meter, x merupakan letak masing masing mikrofon dalam sumbu x. Sedangkan weighting vector dinyatakan dengan rumus sebagai berikut, 1 W w1 ( x, y), w2 ( x, y),..., wm ( x, y), (4) M r c e j sm / w m (x,y) adalah. Ilustrasi dari sumber suara, microphone array dan sinyal terpantul dapat dilihat pada Gambar 4. III. SIMULASI DAN PEREKAMAN DATA Gambar. 5. Diagram alir proses penelitian. Proses penelitian pada tugas akhir ini digambarkan pada Gambar 5. Terdapat tiga data yang dibandingkan pada tahap analisis, yaitu data simulasi, data hasil perekaman data di ruangan B303 dan data hasil perekaman data di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI). Pada saat perekaman data beberapa perangkat keras digunakan dan diatur dengan konfigurasi tertentu. Perangkat keras yang digunakan adalah dua buah notebook, empat buah hidrofon atau mikrofon, speaker dan soundcard external. Konfigurasi microphone array dan speaker saat perekaman suara digambarkan pada Gambar 6. (a) (b) Gambar. 6. Konfigurasi speaker dan microphone array pada media udara (a) Konfigurasi 1 (b) Konfigurasi 2 Gambar. 5. Diagram alir proses penelitian. Gambar. 7. Konfigurasi microphone array untuk perekaman data di udara

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Jarak antar mikrofon d 5 cm Jarak dari sumber ke array rsm 14 cm Lokasi sumber sebenarnya x s,y s (0cm,14cm) Frekuensi sampling Fs Hz Sudut terpantul i -60,-30,0,30,60 Sinyal yang digunakan pada simulasi adalah sinyal shrimp.wav Gambar. 8. Profil Towing Tank Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) Gambar 10. Sinyal shrimp.wav Sedangkan konfigurasi speaker dan microphone array pada simulasi ini adalah. (a) Gambar.11. Konfigurasi simulasi. Lokasi sumber suara, 0m dan 0,14 m. Jarak antar mikrofon 0,05 m. Hasil pengolahan sinyal pada simulasi ini berupa kontur distribusi daya beam sebagai berikut (b) Gambar. 9.Konfigurasi perekaman data pada media air (a) Konfigurasi hidrophone array (b) Konfigurasi array dan speaker I. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Simulasi Simulasi menggunakan parameter parameter berikut : Tabel 1. Parameter simulasi Parameter Simbol Nilai Jumlah mikrofon m 5 Kecepatan suara c Udara 340 m/s Air = 1450 m/s Lokasi mikrofon x m,y m 0cm<xm< 10 cm 0cm<xm< 10 cm Gambar 12. Kontur Hasil Simulasi Media Udara Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa sumber suara terdeteksi berada pada koordinat (0,42, 5,0176) atau sumber terletak pada jarak 5,0176 m dari mikrofon 1 yang terletak pada sumbu x = 0,42. Sedangkan lokasi sumber suara sebenarnya terletak pada koordinat (0, 5) atau sumber berjarak

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) meter dari mikrofon 4. Error yang terjadi sebesar (0,42m, 0,0176m). Error ini terjadi karena amplitudo yang dijadikan masukan rumus memiliki nilai yang sama, dan mikrofon 1 diasumsikan berada dekat dengan dinding sehingga nilai sinyal terpantul atau gema lebih besar dibandingkan sinyal terpantul atau gema pada mikrofon 4. Sedangkan hasil simulasi media air digambarkan pada Gambar 13. Dengan konfigurasi yang sama dengan simulasi media udara, Hasil deteksi lokasi sumber suaranya adalah sebagai berikut, Hasil pengolahan data konfigurasi 1 dan konfigurasi 2 adalah sebagai berikut, Gambar. 14 Kontur distribusi daya beam konfigurasi 1, sumber terdeteksi pada koordinat (0,14m,5m). Sumber terletak pada jarak 5 meter dari mikrofon 2 yanag berada pada koordinat (0m, 5m) Gambar 13. Kontur Hasil Simulasi Media Air Pada Gambar 13 Sumber suara terdeteksi pada koordinat (0,14m, 5,002m) atau sumber suara berjarak 5,002 meter terhadap hidrofon 3 yang terletak pada sumbu x = 0,14. Sedangkan lokasi sumber sebenarnya berjarak 5 meter dari hidrofon 4. Dari hasil simulasi ini terdapat error sebesar (0,14m, 0,002m). Tabel 2. Daya beam hasil simulasi Mikrofon media udara media air 1 28, , , , , , , , , , , ,3208 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa meskipun dengan konfigurasi yang sama, namun daya yang diterima oleh mikrofon berbeda, daya yang diterima oleh masing masing mikrofon pada media air lebih besar dibandingkan pada media udara. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik air seperti salinitas, absorbsi, atenuasi dan temperatur. B. Hasil Pengolahan Data pada Media Udara di Ruang B303 Gambar. 15 Kontur distribusi daya beam konfigurasi 2. sumber terdeteksi pada koordinat (0m,5,002m). Sumber terletak pada jarak 5,002 meter dari mikrofon 4 yang berada pada koordinat (0m, 5m). Sedangkan letak sumber suara sebenarnya adalah (0,42m, 5m) yang diterima masing-masing mikrofon dan rata-rata daya beam masing-masing mikrofon pada konfigurasi 1 dan 2 ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. yang diterima masing-masing mikrofon dan rata-rata daya beam hasil pengolahan data pada media udara Mikrofon Konfigurasi 1 Konfigurasi Gambar. 13 Sinyal hasil rekaman pada media udara Dari tabel di atas pada konfigurasi 1 mikrofon 3 memiliki nilai amplitudo dan power terbesar, hal ini karena mikrofon 3 terletak tegak lurus dengan sumber suara. Namun pada konfigurasi 2, daya beam terbesar ada pada mikrofon 4. Error terjadi karena pada perekaman, mikrofon 4 terletak dekat

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) dengan tembok sehingga nilai sinyal terpantulnya lebih besar daripada pada mikrofon 1. C. Hasil Pengolahan Data pada Media Air di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) Pada perekaman data di LHI, speaker terletak sejauh 1 meter dari hydrophone array pada konfigurasi 1. Sedangkan pada konfigurasi 2 speaker terletak sejauh 5 meter dari hydrophone array. Hasil pengolahan data rekaman pada media air ditunjukkan pada Gambar 15 dan Gambar 16. Tabel 4. yang diterima masing-masing hidrofon dan rata-rata daya beam hasil pengolahan data pada media air Mikrofon Konfigurasi 1 Konfigurasi , , , , , , , , , , , , , , , ,6090 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak sumber terhadap array, maka daya beam pada masingmasing array semakin kecil. Gambar. 15 Kontur distribusi daya beam konfigurasi Gambar. 16 Kontur distribusi daya beam konfigurasi 2 Pada Gambar 15 Letak sumber suara sebenarnya adalah (0,21m, 1m). Gambar 4.12 menyatakan bahwa lokasi sumber suara hasil pengolahan data rekaman berada pada jarak satu meter dari hidrofon 1 yang berada pada sumbu x = 0,21. Dan telah menyatakan lokasi sumber yang sebenarnya. Jarak masing masing hidrofon dengan sumber suara (rsm) adalah (rs1, rs2, rs3, rs4) = (1m, 1,0432m, 1,0432m, 1,0846m), letak masing masing hidrofon pada sumbu x adalah (x1, x2, x3, x4) = (0,21, 0, 0,42, 0,21). Pada Gambar 16, titik merah merupakan lokasi dari sumber sebenarnya yang telah dideteksi. Pada konfigurasi 1 lokasi sumber yang terdeteksi berada pada (xs, ys) = (0m, 1m). Sedangkan pada konfigurasi 2 sumber terdeteksi pada (xs,ys)= (0,21m, 5m). Hasil deteksi ini sesuai dengan lokasi sumber sebenarnya yaitu berhadapan tegak lurus dengan hidrofon 1. yang diterima masing-masing hidrofon dan rata-rata daya beam masing - masing hidrofon pada konfigurasi 1 dan 2 ditunjukkan pada Tabel 4. V. KESIMPULAN Dari hasil dan analisa penelitian dapat disimpulkan, bahwa: 1. Dari hasil simulasi, pada Tabel 4.1, dengan nilai masukan yang sama, amplitudo sebesar 28,7950 db dan frekuensi sebesar 1 khz, pada kedua media air dan udara. Menyatakan bahwa nilai daya beam masing masing kanal pada media air lebih besar dibanding daya beam masing masing kanal pada media udara, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik air seperti salinitas, atenuasi, absorbsi dan temperatur. 2. Dari hasil pengolahan data perekaman di media udara, didapatkan perbedaan amplitudo sinyal pada masing masing mikrofon menunjukkan perbedaan tekanan yang diterima oleh array dari sumber suara. 3. Dari hasil pengolahan data perekaman di media air, pada konfigurasi 1, speaker terletak pada jarak 1 meter dari hydrophone array dan pada konfigurasi 2, speaker terletak dengan jarak 5 meter dari hydrophone array. Nilai daya beam pada konfigurasi 1 lebih besar dibandingkan dengan nilai daya beam pada konfigurasi 2. Hal ini menyatakan bahwa daya beam dari suatu sinyal berbanding terbalik dengan jarak pancaran sinyal. DAFTAR PUSTAKA [1] Lab for Amateur Sonar Technology [ Undewater_Acoustics_shortssummary. pdf] diakses pada 30 Mei 2013 [2] Manik, Henry M dan Ma mun, Asep, Rancang Bangun Sistem Informasi Data Hidroakustik Berbasis Web, SNATI 2009, Yogyakarta [3] Arnaya, I.N., Dasar-Dasar Akustik. Diktat Kuliah Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor [4] Clay, C.S., dan H. Medwin Accoustical Oceanoghraphy: Principles and Aplications. A Willey-Interscience Publication. John Wiley and Sons. New York. [5] Moses L. Randolph and Potter C. Lee. An Acoustic Array for Undergraduate Instruction. Columbus :Department of Electrical Engineering The Ohio State University. [6] McCowan, Iain, A Microphone Array Tutorial, Australia, 2004 [7] J. W. Choi dan Y. H. Kim, Spherical Beamforming and MUSIC Method for Estimation of Location and Strength of Spherical Sound Sources, Mechanical Systems and Signal Processing, 9(5), (1995)

PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL

PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL Taufani Rizal Nofriansyah NRP. 2207 100 004 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc Latar Belakang Kondisi perairan

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian PRESENTASI TUGAS AKHIR Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi 228175 Dosen Pembimbing Dr. Ir Wirawan, DEA. Ir. Endang Widjiati,

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI SUMBER

PENENTUAN LOKASI SUMBER PENENTUAN LOKASI SUMBER DENGAN MENGGUNAKAN HYDROPHONE TUNGGAL Annisa Firasanti 2207100159 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc LATAR BELAKANG Potensi perairan Indonesia

Lebih terperinci

Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air

Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air Mandala Anugerahwan Firstanto, Wirawan, Endang

Lebih terperinci

Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air

Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-300 Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air Mandala Anugerahwan

Lebih terperinci

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal Taufani Rizal Nofriansyah, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Komunikasi melalui medium

Lebih terperinci

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13) ISSN: 31-971 D-7 Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium Indan Pratiwi, Wiratno Argo Asmoro, dan Dhany Arifianto

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-288 Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi, Wirawan,

Lebih terperinci

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen

Lebih terperinci

Scientific Echosounders

Scientific Echosounders Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23019271 D33 Penentuan Posisi Sumber Bising Pada Area Turbine Geared Compressor Set Di PT. Gresik Power Indonesia (The Linde Group) Dengan Beamforming Hade

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi, Wirawan, Endang Widjiati Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV 3.1. Persiapan Sebelum kegiatan survei berlangsung, dilakukan persiapan terlebih dahulu untuk mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan survei

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap sampling sedimen dasar perairan di tiap-tiap stasiun pengamatan tipe substrat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS. By: dferyando.wordpress.com

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS. By: dferyando.wordpress.com Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS By: dferyando.wordpress.com 1/3/2017 1. Pendahuluan Teknik komunikasi di bawah air merupakan teknik bertukar informasi yang dilakukan

Lebih terperinci

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen

Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen 2. Konsep-Konsep Dasar Tujuan: Setelah mengikuti praktikum mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami komponenkomponen gelombang suara. Deskripsi: Praktikum ini akan meliputi beberapa kegiatan seperti:

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air

Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air Destianti Dwi Pravitasari 2206100164 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi 8 SMP

Gelombang Bunyi 8 SMP Gelombang Bunyi 8 SMP Fisikastudycenter.com, contoh soal dan pembahasan jawaban gelombang bunyi, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup sifat-sifat gelombang dari bunyi diantaranya frekuensi, periode,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...

Lebih terperinci

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab!

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab! Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab! Halaman ini akan memperlihatkan setup peralatan (termasuk instruments dan peralatan lain) dan memberikan ide kepada mahasiswa bagaimana melakukan eksperimen. Gambar

Lebih terperinci

Penentuan Arah Sumber Suara dengan Metode Interaural Time Difference menggunakan Mikrokontoler STM32F4

Penentuan Arah Sumber Suara dengan Metode Interaural Time Difference menggunakan Mikrokontoler STM32F4 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-771 Penentuan Arah Sumber Suara dengan Metode Interaural Time Difference menggunakan Mikrokontoler STM32F4 Mohamad Asfari dan

Lebih terperinci

Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO

Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO Geoda Eka Garneta, Wirawan Lab. Komunikasi Multimedia, Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan Didiek Basuki Rahmat, Alpha Hambally Armen, dan Gontjang Prajitno Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD

Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD M. Afridon 1, Khairudinsyah 2 Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam Sei. Alam, (0766) 7008877 e-mail: mohd_afridon@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS)

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS) PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS) Wahyu Indra Purnama Sari 1), Dr. Ir. Wirawan, DEA 2), Ir. Endang Widjiati M.Eng.Sc. 3) 1) 2) 3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Bunyi - Latihan Soal Doc. Name: K13AR12FIS0101 Version : 2015-09 halaman 1 01. Efek Doppler menunjukkan perubahan. (A) kekerasan suara (B) nada (C) amplituda (D) kecepatan

Lebih terperinci

Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array

Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array Kompresi Audio Secara Terdistribusi Pada Microphone Array Retnawati, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh November Abstrak Kompresi suara telah banyak dipakai

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT Putri Kusuma Ningtyas 2206100144 1) 1) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6011

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen Dasar Laut Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik secara vertikal maupun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkurangnya fungsi pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Hal ini disebabkan oleh infeksi, strokes, obat-obatan,

Lebih terperinci

Gambar 8. Lokasi penelitian

Gambar 8. Lokasi penelitian 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-3 Februari 2011 yang di perairan Pulau Gosong, Pulau Semak Daun dan Pulau Panggang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER Prosiding SNaPP1 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 9-35 VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER 1 Mumen Tarigan 1 Peneliti Bidang Teknologi Pengamatan, Pussainsa LAPAN Jl. DR. Junjunan No.

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI DAN ANALISA DATA

BAB IV SIMULASI DAN ANALISA DATA BAB IV SIMULASI DAN ANALISA DATA IV.1 Karakteristik Sinyal Input Sinyal suara yang akan disimulasikan dengan menggunakan 3 buah sampel suara yang diucapkan oleh satu orang wanita dan 2 orang laki-laki

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Reverberasi adalah noise akustik yang muncul pada ruangan tertutup berupa kumpulan pantulan dan difraksi suara oleh dinding dan obyek yang terdapat

Lebih terperinci

DETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC

DETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC ETEKSI ARA KEATANGAN SINYAL PAA ANTENA ARRAY KUUS ENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC Muhammad Syahroni Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln..Aceh Medan Km.280 uketrata 24301 INONESIA

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS Muhammad Rizki Anggia Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1) dan Wirawan 2) Laboratorium Komunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1I. F. Parmono, 1 B. H. Iswanto 1Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Kapal Survei dan Instrumen Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Kapal Survei dan Instrumen Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Selat Makassar 2003 yang diperuntukkan bagi Program Census of Marine Life (CoML) yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Winda Aulia Dewi 1, Yoedy moegiharto 2, 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi, 2 Dosen Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik

Lebih terperinci

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming

Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming 85 Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming Moh Fausi, Agus Naba dan Djoko Santjojo Abstract The main problem in the application of the sound source

Lebih terperinci

Fisika I. Gelombang Bunyi

Fisika I. Gelombang Bunyi 06:57:41 Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Fenomena bunyi berhubungan dengan indera pendengaran, yaitu telinga kita dan otak kita. Perambatan gelombang bunyi memerlukan medium. Medium perambatan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF 1/6 ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF I Gusti Putu Raka Sucahya - 2206100124 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 1 Doc. Name: AR12FIS0UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. erujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan kelajuan 320 cm/s Frekuensi

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER. Septian Nanda dan Aprillina Idha Geomatics Engineering

PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER. Septian Nanda dan Aprillina Idha Geomatics Engineering PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER Septian Nanda - 3311401055 dan Aprillina Idha - 3311401056 Geomatics Engineering Marine Acoustic, Batam State Politechnic Email : prillyaprillina@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ROBOT PENCARI ARAH KEDATANGAN SUARA MENGGUNAKAN AGORITMA MUSIC (MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION)

ROBOT PENCARI ARAH KEDATANGAN SUARA MENGGUNAKAN AGORITMA MUSIC (MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION) ROBOT PENCARI ARAH KEDATANGAN SUARA MENGGUNAKAN AGORITMA MUSIC (MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION) Benny Wijaya Nababan Email: beni.nababan@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Data Lapangan Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan penyelaman di lokasi transek lamun, diperoleh data yang diuraikan pada Tabel 4. Lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG 1/6 OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG Bayu Sampurna 2206 100 180 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 MENDETEKSI DAN MELOKALISASI SUATU SUMBER SINYAL DENGAN METODE ESTIMASI DIRECTION-OF-ARRIVAL (DOA) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION (MUSIC) Estevao da Costa Guimaraes Electrical

Lebih terperinci

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

Gelombang. Rudi Susanto

Gelombang. Rudi Susanto Gelombang Rudi Susanto Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu gejala terjadinya perambatan suatu gangguan (disturbane) melewati suatu medium dimana setelah gangguan ini lewat keadaan medium akan kembali

Lebih terperinci

Suara. Definisi Suara???

Suara. Definisi Suara??? Suara Suara Definisi Suara??? Suara, Amplitudo dan Telinga Suara adalah fenomena kompleks yang melibatkan fisika dan persepsi. suara selalu melibatkan setidaknya tiga hal: sesuatu yang bergerak sesuatu

Lebih terperinci

3.1. Gambaran Sistem Penyuara dan Kotak yang Digunakan

3.1. Gambaran Sistem Penyuara dan Kotak yang Digunakan BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal yang dilakukan meliputi untai L-pad, Zobel, dan crossover.

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel

Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel ABSTRAK Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel Disusun oleh : Enrico Lukiman (1122084) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA

Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA LUCKY FATHMA TRISNANTI 2206100062 TELEKOMUNIKASI MULTIMEDIA TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Dosen Pembimbing: Dr. Ir Achmad Affandi, DEA Pemanfaatan kanal radio HF dengan range frekuensi

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi Sumber dengan Menggunakan Hydrophone Tunggal

Penentuan Lokasi Sumber dengan Menggunakan Hydrophone Tunggal Penentuan Lokasi Sumber dengan Menggunakan Hydrophone Tunggal Annisa Firasanti, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Penentuan lokasi pasif merupakan

Lebih terperinci

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION Sherly Sabaraya, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN Ferdy Ansarullah 1), Lila Yuwana, M.Si 2) Dra. Lea Prasetio, M.Sc 3) Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

LAPORAN PRAKTIKUM DSP LAPORAN PRAKTIKUM DSP MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA Disusun Oleh : Yuli Yuliantini (121014 7021) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro Surabaya Surabaya 2015

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. No. Alat dan Bahan Type/Sumber Kegunaan.

METODE PENELITIAN. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. No. Alat dan Bahan Type/Sumber Kegunaan. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data lapang dilakukan pada tanggal 16-18 Mei 2008 di perairan gugusan pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta (Gambar 11). Lokasi ditentukan berdasarkan

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT Kezia Elda, Lydia Sari, Analisis Kinerja Sphere Decoding 39 ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT Kezia Elda 1, Lydia Sari 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment

Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment Dika Oktavian P, Eko Setijadi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang Konfigurasi Survei Hidrografi 1. Penentuan posisi (1) dan penggunaan sistem referensi (7) 2. Pengukuran kedalaman (pemeruman)

Lebih terperinci

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1 Imas Fatoni Parmono, 1 Bambang Heru Iswanto 1 Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dasar perairan memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai habitat bagi bermacam-macam makhluk hidup yang kehidupannya berasosiasi dengan lingkungan perairan.

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Pemancar Komunikasi Suara Dalam Air Berbasis Visible Light Communication (VLC)

Perancangan Perangkat Pemancar Komunikasi Suara Dalam Air Berbasis Visible Light Communication (VLC) Perancangan Perangkat Pemancar Komunikasi Suara Dalam Air Berbasis Visible Light Communication (VLC) Daisi Repina 1, Rozeff Pramana 2, Sapta Nugraha 3 123 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Oleh : Amir Wibowo / 13304001 Mata Kuliah : Akustika TF3204 Dosen : R. S. Joko Sarwono Kelas : Ganjil A. Latar Belakang Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di laboratorium dilakukan pada 28-29 Februari 2012 yang bertempat di Workshop Akustik

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE

IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE IDENTIFIKASI SECARA SERENTAK KERUSAKAN MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS BERDASARKAN CONVOLUTIVE MIXTURE SEPTIAN FIRMANDA 2406100065 DOSEN PEMBIMBING Dr.Dhany Arifianto,ST., M.Eng JURUSAN

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS)

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) TUGAS AKHIR TE 091399 PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) WAHYU INDRA PURNAMA SARI NRP 2207100064 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya pengembangan teknik-teknik baru untuk memanfaatkan sumber daya spektrum frekuensi yang terbatas terus dilakukan. CDMA dan antena adaptif adalah dua pendekatan

Lebih terperinci

Kata kunci: Transmission Loss

Kata kunci: Transmission Loss RANCANG BANGUN RUANG PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS MINI DI JURUSAN TEKNIK FISIKA ITS M. Bayu Lazuardy T., dan Andi Rahmadiansah ST, MT. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ESTIMASI ARAH KEDATANGAN SUMBER JAMAK MENGGUNAKAN BAYESIAN PREDICTIVE DENSITIES. Disusun Oleh: Nrp :

ESTIMASI ARAH KEDATANGAN SUMBER JAMAK MENGGUNAKAN BAYESIAN PREDICTIVE DENSITIES. Disusun Oleh: Nrp : ESTIMASI ARAH KEDATANGAN SUMBER JAMAK MENGGUNAKAN BAYESIAN PREDICTIVE DENSITIES Disusun Oleh: Nama : Charli Susanto Nrp : 0422053 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,

Lebih terperinci

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA MODUL PENGHIUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA I. UJUAN - Mahasiswa mampu melakukan proses penghitungan energi pada sinyal wicara dengan menggunakan perangkat lunak. II. DASAR EORI.1. Energi Suatu Sinyal

Lebih terperinci