MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Metode Pengambilan Sampel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Metode Pengambilan Sampel"

Transkripsi

1 27 MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2011 di RPH Kota Pekanbaru. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau, Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Disperindag Provinsi Riau serta Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech-Bogor. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging sapi (otot bagian Longissimus dorsi et lumbarum dan Bicef femoris), hati dan ginjal sapi yang dipotong di RPH kota Pekanbaru. Adapun bahan untuk analisis mikrobiologi adalah plate count agar (PCA), buffered pepton water (BPW) 0.1%, brilliant green lactose bile agar (BGLBB), lauryl sulfate tryptose broth (LSTB), eschericia coli broth (ECB), Levine eosine methylene blue agar (L-EMBA), methyl red-voges proskauer (MR-VP), kalium cyanide broth (KCB), simmons citrate agar (SCA), reagen kovac, reagen voges-proskauer (VP), baird-parker agar (BPA), egg yolk tellurite emultion, brain heart infusion broth (BHIB), triple sugar agar (TSA), coagulase rabbit plasma dengan ethylene diamine tetra acetate (EDTA). Bahan untuk uji residu pestisida antara lain aseton/asetonitril, heksana, H 2 SO 4 dan NHO 3. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, pipet serologis, tabung reaksi dan penutupnya, tabung durham, gelas ukur, beaker glass, labu erlenmeyer, botol medium, inkubator, stomacher, colony counter, penangas air, tube mixer, timbangan, clean banch, gunting, pinset, plastik steril, timbangan, rak tabung, gelas preparat, jarum inokulum diameter 3 mm, mortar, rotary evaporator, ph-meter, photographic colour standard, carver press,planimeter, kromatograf gas dan atomic absorbance spechtrofotometry (AAS). Metode Penelitian Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sample) terhadap sejumlah pemilik ternak yang melakukan pemotongan di RPH

2 28 Kota Pekanbaru. Sebanyak lima pemilik ternak yang melaksanakan pemotongan di RPH diambil sebagai sampel. Masing-masing dari pemilik ternak diambil tiga ekor ternaknya untuk dianalisis keamanan daging meliputi kualitas fisik (ph, warna dan persentase air bebas), cemaran mikroba (TPC, E.coli. Coliform dan Salmonella), cemaran residu kimia (residu logam berat dan residu pestisida). Sampel yang digunakan untuk analisis kualitas fisik dan cemaran mikroba pada daging berupa jaringan otot Bicep femoris (BF) dan Longissimus dorsi et lumbarum (LD), sedangkan sampel yang digunakan untuk analisis residu logam berat (Pb, Cd dan Hg) dan residu pestisida (golongan organofosfat) adalah otot bagian Bicep femoris (BF), hati dan ginjal. Masing-masing sampel diambil sebanyak 250 gram. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari sekitar pukul WIB. Sampel yang telah diperoleh harus dibawa ke laboratorium untuk diuji pada hari yang sama. Selama pengambilan sampel daging sapi ditempatkan dalam plastik steril dan dimasukkan kedalam cool box yang telah diberi es batu. Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan untuk mengevaluasi penerapan SSOP, GSP, SJH, kualitas fisik, cemaran mikroba, residu logam berat dan residu pestisida adalah secara deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis serta hubungan yang diselidiki (Nazir 2005). Penentuan jumlah sampel yang diperlukan diambil secara acak dengan cara menghitung sampel berdasarkan rumus (Levy & Lemeshow 1999): Keterangan : n = Jumlah sampel yang diperlukan N = Jumlah pemilik ternak yang dipotong di RPH e = Nilai error sebesar 30% z = 1,96 dengan a = 0,05 Py = Peluang jawaban 50% karena ada 2 pilihan jawaban, yaitu ya (1) dan tidak (0) Peubah yang Diukur Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah evaluasi penerapan sanitasi (standard sanitation operational procedure/ssop), sistem pemotongan (good slaughtering practices/gsp) dan sistem jaminan halal (SJH) serta penilaian terhadap nilai kontol veteriner (NKV). Selain itu, pengujian dilakukan terhadap

3 29 kualitas fisik daging (warna, persentase air bebas dan ph), uji mikrobiologis (TPC, E. coli, Coliform dan Salmonella), residu logam berat (Pb, Cd dan Hg) dan serta residu pestisida golongan organofosfat. 1. Evaluasi Penilaian SSOP, GSP dan SJH serta penilaian NKV di RPH Kota Pekanbaru Evaluasi penilain terhadap penerapan SSOP, GSP dan SJH diidentifikasi dengan kuisioner penilaian yang mencakup parameter penilaian pelaksanaan SSOP, GSP dan SJH di RPH yang sebelumnya telah diberi pembobotan berdasarkan titik kritis pada tiap-tiap parameter penilaian.indikator penilaian terdiri atas dua pilihan yaitu pilihan ya dan tidak. Penilaian ya digunakanuntuk setiap parameter yang terlaksana sesuai prosedur, sedangkan penilaian tidak untuk parameter-parameter yang belum atau tidak terlaksana sesuai prosedur. Penilaian SSOP di RPH mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (2010) dan SNI , evaluasi GSP mengacu pada SK Menteri Pertanian Nomor 431/Kpts/TN.310/7/1992 tentang syarat dan tata cara penyembelihan ternak serta penanganan daging. Penilaian SJH mengacu pada LPPOM-MUI (2011) tentang pedoman pengelolaan rumah potong hewan halal, sedangkan penilaian NKV mengacu pada Departeman Pertanian (2006) tentang pedoman nomor kontrol veteriner unit usaha pangan asal hewan. Setiap penilaian nomor kontrol veteriner (NKV) yang diidentifikasi berfungsi untuk mengetahui jumlah penyimpangan, baik penyimpangan minor (MN), mayor (MY), serius (SR), kritis (KT) dan tanpa penyimpangan (OK) dalam menerapkan GSP dan SJH di RPH. Menurut Ditjen PPHP (2009), penyimpangan minor merupakan penyimpangan yang kurang serius dan tidak menyebabkan resiko terhadap kualitas keamanan produk. Penyimpangan mayor merupakan tingkat penyimpangan yang dapat menyebabkan resiko terhadap kualitas keamanan produk, sedangkan penyimpangan serius dapat menyebabkan resiko terhadap kualitas keamanan produk dan segera ditindaklanjuti serta penyimpangan kritis merupakan tingkat penyimpangan yang sangat serius dan dapat menyebabkan resiko terhadap keamanan produk dan harus segera ditindaklanjuti.

4 30 2. Penentuan Sifat Fisik Daging Sapi Warna Daging Sapi (SNI 3932:2008). Warna daging diukur dengan menggunakan standar warna daging berdasarkan SNI 3932:2008. Skor warna daging ditentukan dengan photoghrapic colour standard. Skor warna tersebut memiliki skala angka 1-9 dimana semakin besar skor warna daging dinyatakan semakin gelap. Standar warna daging mulai dari merah muda sampai merah tua (Lampiran 4). Cara mengukur warna daging yaitu dengan mencocokkan warna daging dengan standar warna daging, namun sebelumnya sampel daging disayat terlebih dahulu. Daya Mengikat Air (Metode Hamm 1975 disitir Soeparno 2005). Penentuan daya mengikat air menggunakan daging sebanyak 0.3 g yang selanjutnya diletakkan di atas kertas saring jenis Whatman 41 dengan diameter 9 cm diantara dua lempeng besi. Sampel kemudian diberi tekanan sebesar 35 kg/cm 2 selama 5 menit. Setelah daerah yang tertutup sampel menjadi rata serta luas daerah basah di sekitarnya diukur dan diberi tanda untuk memudahkan pengenalan. Area basah diperoleh dengan mengurangkan area yang tertutup daging dari area total yang meliputi pula area basah pada kertas saring. Luas daerah yang tertutup sampel dihitung dengan planimeter. Daya mengikat air dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: H 2 O = Area Basah (cm 2 )_ 0,0948-8,0 Area basah : luas penyerapan air pada kertas saring setelah diberi tekanan selama 5 manit. % H 2 O : mgh 2 O x 100% 300 DMA : dikonversikan pada 0.3 g dan kadar air bahan Nilai ph Daging (AOAC 1995). Pengukuran ph daging menggunakan ph meter dengan cara mengambil daging sebanyak 5g yang dihaluskan dan dimasukkan kedalam beaker glass yang selanjutnya diencerkan dengan aquades sebanyak 50 ml, kemudian dihomogenkan selama satu menit. Sebelum ph daging diukur, ph meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan buffer ph 4 dan buffer ph 7. Setelah dikalibrasi pengukuran derajat keasaman daging dilakukan dengan menempatkan elektroda pada sampel sehingga nilai ph dapat tertera pada layar.

5 31 3. Penentuan Cemaran Mikroba pada Daging Penghitungan Total Plate Count (TPC) (SNI 2897:2008). Penghitungan TPC menggunakan metode cawan tuang (pour plate). Sampel daging ditimbang sebanyak 25 g, kemudian dimasukkan kedalam plastik steril yang telah berisi 225 ml larutan BPW 0.1% steril, kemudian dihomogenkan dengan stomacher selama 1 2 menit. Larutan yang terbentuk merupakan pengenceran Suspensi 10-1 sebanyak 1 ml dipindahkan ke dalam 9 ml larutan BPW dengan pipet steril untuk mendapatkan pengenceran Selanjutnya buat pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan seterusnya dengan cara yang sama. Selanjutnya dimasukkan 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo. Cawan petri ditambah ml PCA yang sudah didinginkan hingga temperatur 45 C ± 1 C pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, maka dilakukan homogenisasi dengan memutar cawan membentuk angka delapan dan didiamkan sampai menjadi padat. Selanjutnya diinkubasi pada temperatur C selama jam dengan posisi cawan petri terbalik. Penghitungan jumlah koloni dilakukan pada setiap pengenceran kecuali pada cawan petri yang berisi koloni menyebar (spreader colonies) dengan cara memilih cawan yang berisi jumlah koloni 25 sampai 250 koloni yang tumbuh di media dihitung sebagai sebagai total mikroba. Uji Coliform (SNI 2897:2008). Prinsip penghitungan jumlah Coliform adalah berdasarkan metode most probable number (MPN) yang terdiri atas uji presumtif (penduga) dan uji konfirmasi (peneguhan) menggunakan media cair dalam tabung reaksi dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas di dalam tabung durham. Pengujian diawali dengan penyiapan sampel sebanyak 25 gsecara aseptik kemudian dimasukkan kedalam plastik steril yang telah berisi 225 ml larutan BPW 0.1% steril, lalu dihomogenkan dengan stomacher selama 1-2 menit. Larutan yang terbentuk merupakan pengenceran Uji pendugaan dilakukan dengan pemindahan 1 ml larutan pengencer 10-1 tersebut dengan pipet steril

6 32 kedalam larutan 9 ml larutan BPW 1% untuk mendapatkan pengenceran Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat pengenceran Pipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung LSTB yang berisi tabung durham. Selanjutnya diinkubasi pada temperatur 35 C selama jam. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas. Uji peneguhan harus selalu disertai dengan menggunakan kontrol positif. Pengujian dilakukan dengan memindahkan biakan positif dari hasil uji pendugaan positif dengan menggunakan jarum inokulasi dari setiap tabung LSTB ke dalam tabung ECB yang berisi tabung durham. Selanjutnya ECB diinkubasikan pada temperatur 45.5 C selama 24±2 jam dan bila hasilnya negatif diinkubasikan kembali selama 48±2 jam. Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas. Selanjutnya gunakan tabel most probable number (MPN) untuk menentukan nilai MPN berdasarkan jumlah tabung BGLBB yang positif sebagai jumlah Coliform per mililiter atau per gram. Uji Salmonella sp (SNI 2897:2008). Pengujian jumlah Salmonella sp mengunakan media selektif melalui empat tahapan yaitu pra pengayaan (preenrichment), pengayaan (enrichment) kemudian dilanjutkan dengan uji seleksi dan uji biokimia. Tahap pra-pengayaan dilakukan dengan mempersiapkan sampel daging ditimbang sebanyak 25 g kemudian dimasukkan kedalam wadah steril yang telah berisi 225 ml larutan LB steril, kemudian dihomogenkan dengan stomacher selama 1-2 menit. Suspensi dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer atau wadah steril kemudian diinkubasi pada suhu 35 C selama 24±2 jam. Tahapan uji pengayaan dengan cara mengaduk perlahan biakan prapengayaan, kemudian diambil dan dipindahkan masing-masing 1 ml ke dalam media 10 ml TTB, 10 ml RV dan 10 ml SCB. Medium TTB, RV dan SCB diinkubasikan pada temperatur 35 C selama 24±2 jam. Tahap seleksi dilakukan melalui pengambilan 1 ose dari masing-masing media pengayaan dan diinokulasikan pada media HE, XLD dan BSA, kemudian diinkubasikan pada temperatur 35 C selama 24±2 jam. Media BSA yang belum jelas dapat diinkubasi lagi selama 24±2 jam. Koloni Salmonella diamati pada media HE yang terlihat

7 33 berwarna hijau kebiruan dengan atau tanpa titik hitam (H 2 S). pada media XLD koloni terlihat merah muda dengan atau tanpa titik megkilat atau terlihat hampir seluruh koloni hitam, sedangkan pada media BSA koloni terlihat keabu-abuan atau kehitaman, kadang metalik, media disekitar koloni berwarna coklat dan semakin lama waktu inkubasi akan berubah menjadi hitam. Tahapan selanjutnya dilakukan identifikasi dengan pengambilan koloni dengan menduga dari ketiga media tersebut. Inokulasi dilakukan dengan media agar miring TSIA dan LIA dengan cara menusuk kedasar media agar, selanjutnya digores pada masing-masing media agar miring. Inkubasi dilakukan pada pada temperatur 35 C selama 24±2 jam. Pengamatan koloni spesifik Salmonella dengan hasil reaksi seperti tercantum pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil uji Salmonella sp pada TSA dan LIA Media Agar miring (Slant) Dasar Agar (Bottom) TSIA Alkalin/K Asam/ A (merah) (kuning) LIA Alkalin/K (ungu) Alkalin/K (ungu) H 2 S Positif (hitam) Positif (hitam) Gas Negatif/ positif Negatif/ positif Selanjutnya dilakukan uji biokimia untuk Salmonella sp dengan melakukan uji urease, uji indol, uij MR-VP dan uji sitrat. Pengujian urease negatif ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna, uji indol negatif dengan terbentuknya cincin kuning, uji VP negatif tidak terjadi perubahan warna pada media, uji MR positif adanya difusi warna merah dalam media dan uji sitrat positif adanya pertumbuhan diikuti perubahan warna dari hijau menjadi biru. Interprestasi hasil reaksi biokimia Salmonella sp ditunjukkan pada Tabel 8.

8 34 Tabel 8 Reaksi biokimia Salmonella sp No Uji Substrat Hasil Reaksi Positif Negatif Salmonella 1 Glukosa (TSI) Tusukan kuning Tusukan merah + 2 Lysine Dekarboksilase (LIA) Tusukan ungu Tusukan kuning + 3 H 2 S (TSI dan LIA) Hitam Tidak hitam + 4 Urease Pink sampai merah Tetap kuning - 5 Lysine Dekarboksilase Broth Warna ungu Warna kuning + 6 Phenol Red Dulcitol Broth Warna kuning dan Tanpa berubah atau dengan gas warna dan tanpa a ) terbentuk gas 7 KCN Broth Ada pertumbuhan Tidak ada pertumbuhan - 8 Malonat Broth Warna biru Tidak berubah warna b ) 9 Uji Indol Permukaan warna Permukaan warna merah kuning - 10 Uji Polyvalent flagelar Aglutinasi Tidak aglutinasi + 11 Uji PolyvalentSomatic Aglutinasi Tidak aglutinasi + 12 Phenol Red Lactose Broth Warna kuning Tidak terbentuk gas dengan/tanpa gas Dan tidak berubah - 13 PhenolRed Sucrosa Broth Warna kuning dengan/tanpa gas warna Tidak terbentuk gas Dan tidak berubah warna 14 Uji Voges-Proskauer Pink sampai merah Tidak berubah warna 15 Uji Methyl Red Merah menyebar Warna kuning menyebar 16 Simmon s sitrat Pertumbuhan Tidak ada warna biru pertumbuhan dan tidak ada perubahan Keterangan : a ) Mayoritas dari kultur S. arizonae adalah negatif b ) Mayoritas dari kultur S. arizonae adalah negatif V Variabel V Uji Eschericia coli (SNI 2897:2008). Prinsip dari pengujian E. coli menggunakan metode most probable number (MPN) dengan menggunakan seri 3 tabung. Pengujian dilakukan dengan uji pendugaan, uji peneguhan dan isolasiidentifikasi melalui uji biokimia Indole, methyl red, voges-proskauer dan citrate (imvic). Pengujian diawali dengan menyiapkan sampel sebanyak 25 g secara aseptik, kemudian dimasukkan kedalam plastik steril yang telah berisi 225 ml larutan BPW 0.1% steril, lalu dihomogenkan dengan stomacher selama 1-2 menit. Larutan yang terbentuk merupakan pengenceran Selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan seri 3 tabung yaitu:

9 35 1. Uji pendugaan Uji pendugaan dilakukan dengan memindahkan 1 ml larutan pengencer 10-1 tersebut dengan menggunakan pipet steril kedalam larutan 9 ml larutan BPW 1% untuk mendapatkan pengenceran Dengan cara yang sama dibuat pengenceran Pipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung LSTB yang berisi tabung durham. Inkubasi dilakukan pada temperatur 35 C selama jam dan diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas. 2. Uji peneguhan (konfirmasi) Uji peneguhan harus selalu disertai dengan penggunaan kontrol positif. Pengujian dilakukan melalui pemindahan biakan positif dari hasil uji pendugaan positif dengan menggunakan jarum inokulasi dari setiap tabung LSTB ke dalam tabung ECB yang berisi tabung durham. Selanjutnya ECB diinkubasikan pada temperatur 45.5 C selama 24±2 jam dan bila hasilnya negatif inkubasikan kembali selama 48±2 jam dan diperhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung durham. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas. 3. Uji isolasi-identifikasi Uji isolasi dan identifikasi dilakukan dengan pembuatan goresan pada media L-EMBA atau VRBA dari tabung ECB yang positif, inkubasi pada temperatur 35 C selama jam. Koloni yang diduga E. coli adalah yang memiliki diameter 2 mm sampai 3 mm, warna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni, dengan atau tanpa metalik kehijauan yang mengkilat pada media L-EMBA. Selanjutnya koloni yang diduga dari masing-masing media L-EMBA diambil dengan menggunakan jarum ose dan dipindahkan ke PCA miring. PCA miring diinkubasi pada temperatur 35 C selama jam untuk uji biokimia. Uji indol dilakukan melalui inokulasi koloni dari tabung OCA pada TB dan diinkubasikan pada temperatur 35 C selama 24±2 jam selanjutnya tambahkan ml reagen Kovac. Hasil reaksi positif ditandai dengan adanya bentuk cincin merah pada lapisan atas media sedangkan hasil negatif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna kuning.

10 36 Uji Voges-Proskauer (VP) dilakukan dengan pengambilan biakan dari media PCA, lalu diinokulasikan kedalam tabung yang berisi 10 ml media MR-VP dan diinokulasikan pada temperatur 35 C selama 48±2 jam. Inokulan dipindahkan sebanyak 5 ml MR-VP ke tabung rekasi dan ditambahkan 0.6 ml larutan α- naphthol dan 0.2 ml KOH 40%, kemudian homogenkan. Hasil reaksi positif ditandai dengan adanya warna merah muda eosin dalam waktu 2 jam. Uji Methyl Red (MR) diambil dari media PCA lalu diinokulasikan ke dalam tabung yang berisi 10 ml media MR-VP dan inkubasikan pada temperatur 35 C selama 48 ± 2 jam. Selanjutnya ditambahkan 2-5 tetes indikator MR pada tabung. Hasil uji positif ditandai dengan adanya warna merah dan hasil reaksi negatif ditandai adanya warna kuning. Uji citrate dilakukan dengan inokulasi koloni dari media Agar miring PCA ke dalam media KCB dan inkubasikan pada temperatur 35 ᴼC selama 96 jam. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya kekeruhan pada media. Klasifikasi E. coli adalah apabila reaksi imvic dengan pola atau (Tabel 9), membentuk gas di EC broth setelah diinkubasi selama 48±2 jam dan pada pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif, tidak berspora dan berbentuk bola atau kokus. Dihitung MPN untuk E.coli per gram contoh dengan menggunakan tabel MPN berdasarkan jumlah seri tabung yang positif pada tabung EC broth. Tabel 9 Hasil rekasi indole, Methyl red, Voges-proskauer, citrate (imvic) terhadap E.coli Tipe Organisme Indol MR VP Citrat E. coli spesifik E. coli non spesifik Typical intermediate N/A Atypical intermediate Typical Enterobacter aerogenes Atypical Enterobacter aerogenes

11 37 4. Penentuan Cemaran Residu Kimia pada Daging Penentuan Cemaran Logam Berat Pb, Cd dan Hg (SNI ). Prinsip dari analisis ini adalah mengukur mineral, seperti kalium, besi, phospor dan logam berat seperti timbal, tembaga dan kadmium dengan persiapan sampel dengan cara-cara pengabuan basah. Selanjutnya dianalisis mineral dan logam beratnya menggunakan atomic absorbance spechtrofotometry (AAS). Setiap sampel ditimbang 5-10 g dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 125 ml kemudian ditambahkan 10 ml H 2 SO 4 dan 10 ml NHO 3, selanjutnya dipanaskan secara perlahan-lahan sampai larutan berwarna gelap. Sampel ditambahkan kembali NHO 3 dan dipanaskan 5-10 menit sampai larutan menjadi tidak gelap lagi. Sebanyak 10 ml aquades ditambahkan dan dipanaskan sampai berasap. Larutan didiamkan sampai dingin, kemudian ditambahkan 5 ml aquades dan dididihkan sampai berasap. Selanjutnya larutan didinginkan dan diencerkan kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer. Kandungan mineral dan cemaran logam berat pada produk daging segar dianalisis dengan menggunakan AAS. Sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dibuat larutan blanko yang berisi semua pereaksi untuk mengetahui kadar mineral dan cemaran logam berat yaitu H 2 SO 4 pekat dan NHO 3 pekat. Sampel dibaca absorbansinya dengan AAS pada gelombang nm untuk timbal; nm untuk tembaga; nm untuk kadmium; nm untuk kalium; nm untuk besi dan nm untuk phospor. Uji Residu Pestisida (Komisi Pestisida 1997). Pengujian residu pestisida yang dilakukan pada penelitian ini adalah hanya untuk melihat pestisida yang berasal dari golongan organofosfat yang terdiri dari diazinon, fenitrotion, metidation, malation, chlorpirifos, paration dan profenofos. Analisis dilakukan dengan menggunakan gas kromatrografi dengan detektor FPD (flame photometric detector). Penentuan residu pestisida dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Proses ekstraksi a. Daging tanpa lemak yang telah dicincang ditimbang sebanyak 25 g selanjutnya dimasukkan dalam mortar dan ditambahkan 45 g natrium sulfat, dicampur hingga diperoleh serbuk kering

12 38 b. Serbuk kering dipindah kedalam blender, dan ditambah 13 ml aseton, 125 ml asetonitril, 5 g Celite 545 dan 10 g Calflo E. c. Serbuk kering dilumatkan selama 2-3 menit, kemudian disaring dengan corong Buchner dengan menggunakan tekanan secukupnya untuk mencegah penyumbatan. d. Penyaringan diulangi dengan menggunakan kertas saring dan diukur volumenya. Dihitung berat contoh analitik yang sepadan dengan volume. e. Sebagian hasil penyaringan dipekatkan beberapa ml dengan rotary evaporator pada suhu tangas air 45 C. f. Residu dipindahkan secara kuantitatif kedalam tabung kimia dengan aseton, dan diuapkan sampai kering dengan mengalirkan gas nitrogen secara perlahan-lahan pada suhu kamar. 2. Pra-perlakuan dan penetapan residu a. Residu dilarutkan dalam 2.0 ml heksana yang telah dijenuhkan dengan asetonitril, ditambahkan 2.0 ml asetonitril yang telah dijenuhkan dengan heksana. b. Sampel dikocok dengan kuat selama 2 menit, hingga kedua fase terpisah c. Lapisan bagian bawah (fase asetonitril) selanjutnya digunakan untuk penetapan secara kromatrografi gas d. Penetapan residu dilakukan dengan menyuntikkan μl fase asetonitril kedalam kromatrograf gas. Kadar residu pestisida dapat ditentukan berdasarkan hasil rekaman yang tercatat dalam kertas kromatrografi yaitu berupa kromatrogram. Cara membaca hasil kromatrogram yaitu dengan melihat jarak dan tinggi peak (puncak) yang dihasilkan dalam kromatrogram dan membandingkan dengan jarak dan peak (puncak) pada pestisida standar. Penentuan konsentrasi residu dihitung dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan Komisi Pestisida Departemen Pertanian (1997) sebagai berikut :

13 39 Keterangan : TS T std FP BS = Tinggi Sampel (mm) = Tinggi Standar (mm) = Faktor Pengenceran (10 ml) = Berat Sampel (g) Analisis Data Data hasil uji laboratorium dianalisis secara statistik dengan pengujian nilai rata-rata, kemudian tiap nilai pengujian dibandingkan dengan SNI tentang kualitas fisik, cemaran mikrobiologis, residu logam berat dan residu pestisida pada daging. Hasil evaluasi penilaian SSOP, GSP, SJH dan NKV di rumah potong hewan (RPH) Kota Pekanbaru dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan studi literatur yang mendukung.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai April 2015. Analisis aspek mikrobiologi dilakukan di Laboratorium Makanan dan Minuman Dinas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Susu Bubuk Skim Impor

MATERI DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Susu Bubuk Skim Impor MATERI DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan September Oktober Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan September Oktober Tempat 21 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September Oktober 2014. Tempat penelitian yaitu pasar tradisional di Bandar Lampung dan di Laboratorium Kesmavet

Lebih terperinci

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Lokasi Sampling dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil dari lokasi-lokasi sebagai berikut: 1. Rumah Pemotongan Hewan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil data berdasarkan wawancara dan pengisian kuesioner serta pengambilan sampel daging kambing di tempat pemotongan hewan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai Mei 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Terpadu

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1. Bahan yang digunakan 1. Feses sapi potong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer

Lebih terperinci

Lada hitam SNI 0005:2013

Lada hitam SNI 0005:2013 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS 67.220.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002) Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002) - Sampel ditimbang sebanyak 1 g secara aseptik kemudian dimasukkan ke dalam wtabung reaksi - 9 ml larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Cabe Jawa (Piper Retrofractum V.) yang berasal dari kebun percobaan manoko. Penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Kerja

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Kerja 8 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2012 dan bertempat di unit pengolahan tradisional Teluk Petai, Kampar, Riau, Laboratorium Mikrobiologi Hasil

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di bagian Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan dan Laboratorium Mikrobiologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang observasi dan pemeriksaannya hanya dilakukan dalam satu waktu untuk memperoleh gambaran kualitas air

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB pada bulan Desember 2009 hingga Februari

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau Explanatory Research karena ingin mengetahui variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 26. Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional di Kabupaten Semarang yaitu Pasar Projo Ambarawa, Pasar Sumowono, Pasar Babadan,

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi

METODE Lokasi dan Waktu Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang. 7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, sebanyak 7 sampel diambil dari pasar tradisional dan 7 sampel diambil dari

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk mengetahui kondisi sanitasi fasilitas mesin peralatan, antara lain media Plate Count Agar (PCA), media Acidified Potato Dextrose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya

Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya Standar Nasional Indonesia Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya ICS 67.050 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang

Lebih terperinci

Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA Rumah Potong Hewan (RPH)

Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA Rumah Potong Hewan (RPH) 3 Manfaat Penelitian Hasil evaluasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kualitas dan keamanan daging kambing di kota Jambi, serta dapat memberikan masukan tentang cara menghasilkan daging yang ASUH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga November 2015. Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di Sumber air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini diawali dengan mengkaji tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku jamu gendong dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Baktei ini merupakan penghuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi program

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat 21 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan September tahun 2008. Tempat penelitian di Laboratorium Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2013.

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna Benda uji Tabung reaksi berisi laktosa broth Di Pipet Diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 24 jam Tahap Pendugaan Gas + dalam 24 jam Gas dalam

Lebih terperinci

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering. Lampiran 1.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Double Ditimbang seksama media Lactose Broth Double sebanyak 52 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas. Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu :.. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014. 14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi bakteri resisten antibiotik dari sampel tanah di Rumah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi keragaman bakteri endofit pada kultivar nanas (Ananas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 C selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC (Total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya ANALISIS CEMARAN MIKROBA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian 17 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Laboratorium Balai Kesehatan

Lebih terperinci