BAB II LANDASAN TEORI. (Zimmerer dalam Kasmir, 2006:16) menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang kreatif dan inovatif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. (Zimmerer dalam Kasmir, 2006:16) menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang kreatif dan inovatif"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). (Zimmerer dalam Kasmir, 2006:16) Menurut Peter f. Drucker Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Peter f. Drucker dalam Kasmir 2006:16) Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan kewirausahaan dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang kreatif dan inovatif untuk mendapatkan peluang guna mendapatkan pendapatan Pengertian Wirausaha Wirausaha atau wiraswasta berarti orang yang berjuang dengan gagah, berani dan luhur dibidang ekonomi untuk dapat berdiri sendiri dengan berpijak pada kemampuan yang dimiliki. (Rachmi Anindita 2007:13). Menurut Rachmi Anindita (2007;13) kata kunci kewirausahaan adalah kemampuan kuat untuk berkarya dibidang ekonomi, kemampuan 7

2 membuat keputusan tepat dan berani mengambil resiko, kreatif dan inovatif, keteladanan dan kebersamaan. Berdasarkan untaian tersebut maka yang dimaksud dengan wirausaha adalah kemampuan yang kuat dengan kemampuan yang dimiliki dan keberanian mengambil resiko dibidang ekonomi Pengertian Wirausahawan Menurut William D Bygrave dalam Suparyanto (2012;5) wirausahawan adalah seseorang yang mencari peluang dan menciptakan organisasi untuk mengerjakannya. Wirausahawan menurut Peter F.Drucer dalam Suparyanto (2012;4) bahwa orang yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan memanfaatkan sebagai peluang. Menurut Sprianto (2012;5) wirausahawan merupakan orang yang dinamis senantiasa mencari peluang, dan memanfaatkannya untuk menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah. Berdasarkan untaian tersebut maka yang dimaksud dengan wirausahawan adalah seseorang mencari peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk mendapatkan keuntungan Faktor Faktor Berwirausaha Menurut Kasmir (2011:38) ada 5 sebab atau cara seseorang untuk berwirausaha, yaitu: 1. Faktor keluarga Pengusaha 8

3 Pengusaha yang memulai usaha karena keluarga cukup banyak ditemui artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. 2. Sengaja terjud menjadi pengusaha Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari kesuksesan orang lain dan mengikuti contoh dari pengusaha yang ada, dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain. 3. Kerja sampingan Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu luang. 4. Coba coba Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan mencari pekerjaan dan terkena PHK. Namun tidak sedikit usaha yang dilakukan dengan coba coba memperoleh kesuksesan. 5. Terpaksa Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau menganggur. 2.2 Motivasi Berwirausaha Pengertian motivasi Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, atau implus.motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat 9

4 besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini sering kali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan. Burhari Alma (2007;89). Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebebkan mereka berperilaku dengancara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.masyur Wiratmo (1995;204). Motivasi merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri sseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,persepasi dan sebagainya.wajhosumijo (1984:172) Motivasi seseorang untuk menjadi wirausaha menurut Leonardus Saiman (2009: 26) antara lain : 1.laba : dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki,keuntungan uang diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya. 2.kebebasan :bebas mengatur waktu, bebas dari supervise, bebas aturan main yang menekan, bebas dari aturan budaya organisasi / perusahaan. 3.Impian personal; bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi, misi, impian orang lain. Imbalan untuk menentukan visi, misi dan impian orang lain. 10

5 4. Kemandirian ; memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan/ manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi berwirausaha adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang disertai tujuan yang ingin dicapainya Teori Motivasi Berwirausaha Ada beberapa teori motivasi, diantaranya yaitu teori motivasi hirarki kebutuhan Maslow dan teori ekspektasi kebutuhan dari Vroom sebagai berikut Teori Motivasi hirarki Kebutuhan Maslow Maslow berpendapat bahwa hirarki yang kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya.teori tentang mtivasi berdasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya. Dan kedua, kebutuhan merupakan irarki dilihat dari pentingnya. Menutut Maslow ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu Physiological needs, safety (security), social (affilition), esteem (recognition), dan self actualization. Bila satu kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun ini tidak berarti tingkat kebutuhan yang lebih rendah harus tercapai 100% atau sangat memuaskan. Bila saja kebutuhan lebih rendah belum memuaskan sekali,sudah muncul tingkatan 11

6 yang lebih tinggi. Hal ini terasa sekali pada Negara yang sedang berkempang yang masyarakatnya ingin cepat sekali memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, yang kemudian merupakan gejala demonstration effct.buchari Alma (2007:89-90) Teori Ekspektasi (harapan) dari Vroom: Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Lewis dan dilanjutkan oleh teori motivasi Vroom. Teori ini berdasarkan pemikirannya pada dua asumsi ; 1. Manusia biasanya meletakan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya, oleh karena itu ia mempunyai uraian kesenangan (preference) diantara : sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang dia harapkan. 2. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakanya itu akan memberikan sunbangan terhadap tercapainyatujuan yang diharapkan. Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, Vroom mengusulkansuatu teori tentang motivasi: motif seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan adalah fungsi nilai dan kegunaan dari setiap hasil yang mungkinapat dicapai ekspektasi dengan persepsi kegunaan suatu perbuatan dalam usaha tercapainya hasil tersebut. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut: 12

7 M = E (H.N) M = Motivasi E = Ekspektasi H = Hasil N = Nilai Untuk mengetes teori Vroom ini telah banyak dilakukan penelitian. Ada dua hal penting yang ditemukan dalam penelitian tersebut, yaitu: 1. Perbedaan antara imbalan intrinsic dan ekstrinsik 2. Spesifikasi dari suatu keadaan, dimana ekspektasi dan nilai mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang. Pada penelitian-penelitian awal tidak dibedakan apakah hadiah itu dating dari luar subjek atau dari dalam subjek.tetapi pada penelitian selanjutnya ditemukan bahwa usaha yang berhasil itu sendiri sudah merupakan hadiah yang menyebabkan kepuasan. Disamping itu ditemukan pula dua kondisi yang harus dipenuhi agar ekspektasi dan kepuasan itu dapat dapat mempengaruhi penampilan, yaitu: 1. Persepsi yang tepat tentang peranan seseorang dalam organisasi. 2. Kemampuan yang memadai untuk terlaksananya tugas. Buchari Alma (2007:93-94) Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang disertai tujuan yang ingin dicapainya. 13

8 2.3 Prestasi Mata Kuliah Kewirausahaan Prestasi Belajar Menurut Hilgad dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan keadaan sesaat seseorang Pengertian Prestasi Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu u 2004:75). Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan hal ini, prestasi belajar dapat dirumuskan Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau karena ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi 14

9 Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atai angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat pengusaan pengetahuan sebagaipencapaianhasil belajarsiswa. ( Setiap perguruan tinggi tertentu memiliki lambing nilai dan kualitas nilai yang sudah diatur. Begitu pula dengan UKSW memiliki lambing nilai, arti, dan angka kualitas nilai sebagai berikut (Prof. Dr. Kris Herawan Timotius:33-34): A AB B BC C CD D E L TL = bagus sekali, dengan angka kualitas = 4,0 per sks = lebih dari bagus, dengan angka kualitas = 3,0 per sks = bagus, dengan angka kualitas = 3,0 per sks = lebih dari cukup, dengan angka kualitas = 2,5 per sks = cukup, dengan angka kualitas = 2,0 per sks = kurang dari cukup, dengan angka kualitas = 1,5 per sks = kurang, dengan angka kualitas = 1,0 per sks = gagal/tidak lulus dengan angka kualitas = 0 per sks = lulus, tanpa angka kualitas = tidak lulus, tanpa angka kualitas 15

10 2.3.3 Mata Kuliah Kewirausahaan Mata kuliah kewirausahaan adalah mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi UKSW. Adapun mata kuliah ini diberikan agar memberikan wawasan dan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha agar dapat menjadi wirausaha muda yang tangguh dan dapat ikut memajukan perekonomian Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan belajar mata kuliah kewirausahaan adalah nilai atau angka yang diperoleh oleh mahasiswa sesuai pencapaian prestasi mahasiswa dalam mengikuti matakuliah kewirausahaan. 2.4 Minat Berwirausaha Pengertian Minat Tarmufji (2006:56) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta/menyuruh. Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Hurlock dalam Riyanti (2003;156) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seeorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudia hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan 16

11 menutun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atai dapat berubah ubah. Menurut peneliti minat merupakan suatu keinginan dari seseorang untuk melakukan aktivitas atau melakukan sesuatu dengan adanya perasaan yang senang bila melakukan aktivitas tersebut. Minat berwirausaha menurut peneliti merupakan suatu keinginan yang kuat untuk beraktifotas dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan dari kegiatan yang minatnya dan dikerjakan dengan senang dan mendapatkan kepuasan batin. Ada tujuh cirri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155) ciri tersebut sebagai berikut: 1) Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental. Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubaha usia. 2) Tergantung pada persiapan belajar Persiapan belajar merupakan salah satu faktor meningkatnya minat. Seseorang tidak akan memiliki minat sebelum mereka memiliki persiapan secara fisik maupun mental 3) Minat tergantung pada kesempatan belajar Minat anak anak maupun dewasa tergantung pada kesempatan belajar. Sebagian anak kecil lingkungannya adalah rumah maka minat mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan social 17

12 mereka menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah yang mereka kenal. 4) Perkembangan minat mungkin terbatas Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang memiliki cacat fisik tidak memiliki minat yamg sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman social yang terbatas. 5) Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai dengan kelompok budaya mereka. 6) Minat berbobot emosional Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu obyek dihayati sebagai suatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnmya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan menguatkan minat. 7) Minat dan egosentris Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya. 18

13 2.4.2 Minat Berwirausaha Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau kemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, yang dapat diukur melalui 1) Memiliki rasa percaya diri 2) Dapat mengambil resiko 3) Kreatif dan inovatif 4) Disiplin dan kerja keras 5) Berorientasi ke masa depan 6) Memiliki rasa ingin tahu 7) Jujur,mandiri( Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, ), terdiri atas : 1. Mau kerja keras (capacity of hard work) 2. Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people) 3. Penampilan yang baik (good appearance) 4. Yakin (self confidence) 5. Pandai membuat keputusan (making sound decision) 6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education) 19

14 7. Ambisi untuk maju (ambition drive) 8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate)( Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha yakni kemauan yang keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dengan berani mengambil resiko yang dihadapi serta selalu belajar dari kegagalan kegagalan yang telah dilalui. 2.5 Kerangka pikir Seorang yang berwirausaha pasti akan diawali dengan minat, minat ini tidak timbul dengan sendirinya namun dari faktor yang mempengaruhinya seperti faktor intern dan ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri berdasarkan dari pengalaman, perasaan senang, harga diri dan kebutuhan hidup sehingga timbul adanya motivasi dari dalam diri. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, adanya dorongan keluarga, lingkungan social peluang usaha dan kondisi social ekonomi. Minat berwirausaha akan menjadikan seseorang lebih bersemangat dan memanfaatkan peluang peluang yang ada. Minat tidak dimiliki sejak lahir, minat dimiliki karena faktor intern dan ekstern yang mempengaruhinya. 20

15 Berdasarkan pemikiran tersebut faktor faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa sebagai berikut: Gambar 2.1 X 1 Y X 2 Dimana X 1 : Motivasi berwirausaha X 2 : Prestasi belajar matakuliah kewirausahaan Y : Minat berwirausaha Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 21

16 a. Motivasi mahasiswa berwirausaha (X1) Motivasi adalah dorongan dari dalam diri dalam hal ini adalah dorongan untuk melakukan kegiatan berwirausaha yang dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu : Tinggi : Motivasi berwirausaha tinggi bila dorongan dan keinginan dari dalam diri mahasiswa yang mendorong minat siswa untuk berwirausaha tinggi dan diberi skor 3. Sedang : motivasi siswa berwirausaha sedang bila dorongan dan keinginan dari dalam diri mahasiswa yang mendorong minat siswa untuk berwirausaha sedang maka diberi skor 2. Rendah : Motivasi siswa berwirausaha dikatakan rendah bila tidak ada dorongan dan keinginan dari dalam diri maupun skor 1. Skala pengukuran variabel motivasi berwirausaha diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal. b. Prestasi Belajar Matakuliah Kewirausahaan (X2) Prestasi belajar adalah faktor eksternal yakni berasal dari luar diri mahasiswa untuk berwirausaha. Dorongan ini berupa matakuliah kewiraushaaan yang telah diikuti mahasiswa selama satu semester. Mata kuliah kewirausahaan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam berwirausaha sehingga dapat merangsang mahasiswa untuk berwirausaha. Prestasi yang didapat yakni berupa nilai yang memuaskan dapat menjadi faktor pendorong mahasiswa untuk berminat untuk berwirausaha. 22

17 Tinggi : Bila mahasiswa memperoleh nilai lebih dari C dan memiliki minat berwirausaha yang tinggi, maka diberi skor 3. Sedang : bila mahasiswa memperoleh nilai lebih dari C dan memiliki minat berwirausaha yang sedang. Maka diberi skor 2. Rendah : bila mahasiswa memperoleh nilai kurang dari C dan memiliki minat berwirausaha rendah. Maka diberi skor 1. Skala pengukuran variabel prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval. c. Minat Berwirausaha (Y) Minat berwirausaha merupakan dorongan dari dalam diri yang berupa motivasi diri sehingga ada keinginan dari dalam diri sendiri atau faktor intern dan dari luar mahasiswa atau faktor ekstern yang berupa dorongan dari luar yang memberikan pengetahuan berwirausaha. Kedua faktor ini dapat mendorong mahasiswa untuk memiliki minat dalam berwirausaha. Sehingga minat berwirausaha dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut L Minat tinggi jika motivasi berwirausaha tinggi dan nilai matakuliah lebih dari C Minat berwirausaha sedang bila motivasi berwirausaha sedang dan nilai matakuliah kewirausahaan sama dengan C. Minat berwirausaha rendah apabila motivasi berwirauasha rendah dan nilai matakuliah kewirausahaan kurang dari C. 23

18 Tinggi = Sedang = Rendah = Tabel 2.1 Tabel Skala Pengukuran No Variabel Motivasi siswa untuk berwirausaha Prestasi Belajar matakuliah Kewirausahaan Minat Berwirausaha Skala Pengukuran Nominal Ordinal Interval Rasio 24

19 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008:96). Berdasarkan persoalan pada penelitian ini dipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis kerja 1 : Minat berwirausaha nahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi sedang atau0,66%. Artinya minat berwirausaha mahasiswa FKIP Pendidika Ekonomi tidak begitu tinggi atau sedang. Hipotesis statistic 1 : Ho H1 : 2. Hipotesis kerja 2 : Ada hubungan positif antara motivasi berwirausaha dengan minat berwirausaha mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga. Artinya semakin besar motivasi semakin besar minat berwirausaha. Hipotesis statistic 2 : Ho : H1 : 3. Hipotesis kerja 3 : Ada hubungan positif antara prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan dengan minat berwirausaha Mahasiswa FKIP 25

20 Pendidikan Ekonomi UKSW Salatiga. Artinya semakin tinggi nilai mata kuliah kewirausahaan maka semakin tinggi minat berwirausaha. Hipotesis 3 : Ho : H1 : 26

21 27

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

Soal Jawab tentang Kewirausahaan Soal Jawab tentang Kewirausahaan Jelaskan pengertian wiraswasta dan wirausaha secara etimologi dan terminologi dan kesimpulan apa yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut! 1. Wiraswasta terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21).

BAB II LANDASAN TEORI. adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran suatu negara bisa dinilai dari kemampuan negara tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa yang berguna dan mendistribusikannya ke seluruh penduduk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN. beralamatkan di Jalan Diponegoro Salatiga.Penelitian ini dilakukan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN. beralamatkan di Jalan Diponegoro Salatiga.Penelitian ini dilakukan pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN I. Konsepsi Dasar Kewirausahawan. M. Rizal Situru, SH, MBL. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN I. Konsepsi Dasar Kewirausahawan. M. Rizal Situru, SH, MBL. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Modul ke: KEWIRAUSAHAAN I Konsepsi Dasar Kewirausahawan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Rizal Situru, SH, MBL. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kuliah minggu ke dua A. Kompetensi Pemahaman Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2). BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam baru dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Wirausaha dan kewirausahaan Istilah wirausaha berasal dari kata wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan dan

Lebih terperinci

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12Fakultas Addys EKONOMI DAN BISNIS MOTIVASI SUKSES Aldizar, LSQ, MA Program Studi Akuntansi Pengertian Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan orang melakukan sesuatu atau dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Pada hakikatnya setiap insan telah tertanam jiwa wirausaha yang berarti memiliki kreativitas dan mempunyai tujuan tertentu, serta berusaha untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, baik dalam bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan perekonomian di Indonesia masih

Lebih terperinci

IRRA MAYASARI F

IRRA MAYASARI F HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133

Lebih terperinci

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1 Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1 1. Dasar dasar kewirausahaan bidang kerajianan tekstil a. Perbedaan konsep kewirausahaan dengan wirausahawan Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PROSES KEWIRAUSAHAAN FUNGSI DAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Wirausahawan adalah hasil dari sifat asli manusia itu sendiri serta beberapa faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara dan juga untuk menambahkan lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 1. Belajar Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam baru dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah wirausahawan masih sangat rendah, masyarakat Indonesia yang kreatif dan inovatif masih sangat sedikit jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs 20 Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) Kebutuhan akan perasaan ikut serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran sudah menjadi masalah klasik dan seakan-akan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran sudah menjadi masalah klasik dan seakan-akan tidak pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran sudah menjadi masalah klasik dan seakan-akan tidak pernah berhenti di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi Indonesia, yaitu krisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Wirausaha 1. Pengertian minat Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap dalam diri individu untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah besar yang ada di Indonesia adalah masalah pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari www.anneahira.com/penganggurandi-indonesia.html

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mahasiswa yang Bekerja 2.1.1 Definisi Mahasiswa Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu upaya untuk membuat siswa melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan pendidikan. Salah satu orientasi pembangunan pendidikan dewasa ini adalah peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat, dan proses dalam

Lebih terperinci

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang artinya gagah berani, perkasa dan kata usaha, sehingga secara harfiah

BAB II LANDASAN TEORI. yang artinya gagah berani, perkasa dan kata usaha, sehingga secara harfiah BAB II LANDASAN TEORI A. Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata wira yang artinya gagah berani, perkasa dan kata usaha, sehingga secara

Lebih terperinci

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si KETERAMPILAN DASAR Memiliki mental & spiritual tinggi Memiliki kepribadian unggul Pandai berinisiatif Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha KETERAMPILAN KHUSUS

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan sikap dan kepribadian wirausaha dilakukan di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah, sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan dilaksanakannya pendidikan formal. Dilihat berdasarkan prosesnya pendidikan formal dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Landasan teoritis dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai konsepkonsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna.pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi 107 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan kajian dan hasil analisa data pada penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Berwirausaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar merupakan proses dimana terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam hal pengetahuan, sikap atau keterampilan, proses belajar tersebut

Lebih terperinci

Presented by : M Anang Firmansyah PERILAKU KONSUMEN

Presented by : M Anang Firmansyah PERILAKU KONSUMEN Presented by : M Anang Firmansyah PERILAKU KONSUMEN Pengertian perilaku konsumen menurut : 1. James F. Engel et : Perilaku konsumen : sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencari kerja (job seeker) merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem pembelajaran

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Yustina (2000) dengan judul Analisis Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Gula Djatiroto Lumajang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya baik sekarang maupun di kemudian hari, sehingga makin mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Motivasi Berwirausaha Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah pengangguran. Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak dapat menampung pencari

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

memilih alat-alat peraga yang cocok.

memilih alat-alat peraga yang cocok. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Minat Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan dalam mengambil keputusan masa depan. Minat menurut Suryosubroto (1988 : 109)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa seseorang untuk bisa lebih kreatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan juga produktif yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat Indonesia menganggap pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama dalam hal mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk mendapatkan pengetahuan ataupun dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi

Lebih terperinci

SILABUS. Mata kuliah : Pendidikan Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : UD 404. Program Studi / Jenjang : PGPAUD Dosen : Dra. Hj. Nina Sundari, M.

SILABUS. Mata kuliah : Pendidikan Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : UD 404. Program Studi / Jenjang : PGPAUD Dosen : Dra. Hj. Nina Sundari, M. SILABUS Mata kuliah : Pendidikan Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : UD 404 SKS / Semester : 2/7 (tujuh) Program Studi / Jenjang : PGPAUD Dosen : Dra. Hj. Nina Sundari, M.Pd PROGRAM S1 PGPAUD UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia setiap harinya semakin bertambah. Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya

Lebih terperinci

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan 1. Prakarya Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika

Lebih terperinci

Perencanaan bisnis usaha laundry De Cuci

Perencanaan bisnis usaha laundry De Cuci Perencanaan bisnis usaha laundry De Cuci Edhi Rubiyantoko Universitas Tridinanti Palembang, Jln. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Program Studi Manajemen Email : edhierubiyantoko@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas

Lebih terperinci