[Type the document title]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Type the document title]"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk selalu siap dalam menghadapinya. Tidak hanya berbekal teoritis semata melainkan juga menuntut aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di dalam dunia perkuliahan akan terasa kurang bermanfaat bila tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan wacana serta gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja serta penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang yang telah ditekuni. Program Studi S1 - Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga memiliki beberapa bidang minat, salah satunya adalah bidang minat Fisika Medis. Di dalam bidang minat Fisika Medis itu sendiri adalah studi penerapan Fisika dalam bidang Kedokteran. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga berupaya untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam dunia kerja. Hal ini dilakukan dengan membentuk mata kuliah pendukung, yaitu Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berbobot 2 SKS. Dengan melakukan Praktik Kerja Lapangan diharapkan dapat memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmunya sehingga memperoleh pengalaman kerja pada Rumah Sakit atau instansi yang dipilih sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan. Seiring pesatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan dewasa ini, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa manusia harus mampu menggunakan dan mengaplikasikan teknologi dalam kehidupannya. Terutama dalam dunia medis, tidak sedikit berbagai masalah penyakit dapat diselesaikan tanpa menggunakan teknologi. Banyak peralatan dan teknologi yang dimiliki oleh suatu instansi rumah sakit dalam upaya menyembuhkan penyakit yang diderita oleh masyarakat luas. Page 1

2 Salah satu teknologi yang sering digunakan dalam dunia medis yaitu dengan Radiologi, di mana alat yang digunakan adalah pesawat radioterapi mobile unit xray. Yaitu sebuah unit pesawat rontgen yang mampu bergerak dan berindah kemanapun. Dengan mengetahui fungsi dari mobile unit x-ray itu sendiri, maka kami selaku Mahasiswa S1 Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga berencana untuk melakukan Study tentang Commissioning Measurements dan Maping Peralatan Siemens Mobillet XP Hybrid X-Ray di dalam Kamar Pasien, sebagai satu kegiatan yang termasuk dalam kurikulum pembelajaran untuk perguruan tinggi khususnya jenjang S1 yaitu Praktek Kerja Lapangan. Karena kegiatan ini menjadi salah satu pendorong utama mahasiswa untuk mengenal dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam dunia kerja. Program Studi S-1 Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga memiliki beberapa bidang minat, salah satunya adalah bidang minat Fisika Medis. Di dalam bidang minat Fisika Medis terdapat suatu pembelaran tentang penerapan Fisika dalam bidang Kedokteran. Salah satu penerapan Fisika dalam dunia Kedokteran adalah penggunaan konsep fisika dalam radiologi yaitu salah satunya mobile unit x-ray. Dari hal tersebut, maka kami bermaksud untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang diharapkan dapat membantu kami dalam mengenal dan mengetahui perkembangan teknologi dalam dunia Kedokteran agar kami bisa dengan mudah mengaplikasikan konsep Fisika yang dimiliki dan mengenal dengan dunia kerja yang berkaitan dengan Fisika Medis. Page 2

3 1.2. Tujuan Kegiatan Secara umum, Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan : 1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Prodi S1-Fisika, Universitas Airlangga. 2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang dipelajari di Prodi S1 - Fisika demi terwujudnya pola hubungan yang jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan pengguna outputnya. Sehingga ada komprehensi antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan aplikasi di dunia kerja. Secara khusus, Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan : 1. Memahami peran fisika dalam bidang kesehatan khususnya di bidang radiologi. 2. Memahami penggunaan Mobile Unit x-ray. 3. Memahami struktur Mobile Unit x-ray. 4. Memahami prinsip kerja dan proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja dan lingkungan sekitar pada saat pengunaan Mobile Unit x-ray di kamar pasien. 5. Memahami cara pelaksanaan Quality Countrol (QC) serta Kalibrasi Mobile Unit x-ray Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul selama proses Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian Mobile Unit x-ray? 2. Bagaimana sejarah munculnya dan perkembangan Mobile Unit x-ray? 3. Apa kegunaan Mobile Unit x-ray bagi aspek biologi? 4. Bagaimana struktur komponen mobile unit x-ray? Page 3

4 5. Bagaimana prinsip kerja mobile unit x-ray secara Fisika sebagai penunjang diagnostik penyakit? 6. Bagaimana pemaparan yang baik pada mobile unit x-ray? 7. Bagaimana hasil paparan yang baik pada pemeriksaan menggunakan mobile unit x-ray? 8. Bagaimana proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja dan lingkungan sekitar pada mobile unit x-ray? 9. Apa kelebihan dan kekurangan pada mobile unit x-ray? 10. Bagaimana cara memaksimalakan foto hasil dari paparan? 11. Bagaimana cara melaksanakan Quality Countrol (QC) dan kalibrasi pada mobile unit x-ray? 1.4. Manfaat Kegiatan Adapun manfaat yang didapat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah : 1. Bagi Perguruan Tinggi. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sebagai tambahan referensi dan mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam dunia kerja. 2. Bagi Instansi Tempat Praktek Kerja Lapangan. a. Sebagai sarana penghubung antara Rumah Sakit dengan lembaga Perguruan Tinggi. b. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk menentukan kebijaksanaan Rumah Sakit di masa yang akan datang. c. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit tersebut. 3. Bagi mahasiswa a. Mahasiswa dapat mengetahui kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Page 4

5 b. Mahasiswa lebih mengetahui aplikasi dari ilmu yang telah diterima selama perkuliahan. c. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung penerapan konsep - konsep Fisika Medis di dalam dunia Kedokteran khususnya pada alat diagnosa mobile unit x-ray. d. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja sinar - x dan mobile unit x-ray.. e. Mahasiswa dapat memahami penggunaan radiasi pada mobile unit x-ray.. f. Mahasiswa dapat memahami instrumentasi yang terdapat pada mobile unit x-ray.. g. Mahasiswa dapat memahami proteksi radiasi baik pada pasien, pekerja dan lingkungan sekitar pada mobile unit x-ray.. h. Mahasiswa dapat memahami proses exsposure pada pemeriksaan menggunakan mobile unit x-ray. i. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan Quality Countrol (QC) dan Kalibrasi pada mobile unit x-ray Metode Penelitian Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama empat minggu mulai tanggal 11 Januari - 6 Februari 2014 di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan daftar hadir terlampir. Kegiatan ini dilakukan dengan metode: 1. Pengamatan dan praktek kerja langsung terhadap kegiatan - kegiatan di Instalansi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 2. Diskusi dengan pembimbing yang ditunjuk oleh Instalansi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 3. Studi literatur. 4. Pengumpulan data dan dokumentasi. 5. Pengerjaan laporan. BAB 2 Page 5

6 TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Latar Belakang Rumah Sakit Umum Haji Surabaya adalah rumah sakit milik Pemerintah propinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa yang menimpa para Jamaah Haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun Dengan adanya bantuan dana dari Pemerintah Arab Saudi dan dilanjutkan dengan biaya dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur, berhasil di bangun gedung beserta fasilitasnya dan resmi di buka pada 17 April 1993 sebagai RSU tipe C. Pada tahun 1998, berkembang menjadi RSU tipe B Non - Pendidikan. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur tanggal 30 Desember 2008 RSU Haji Surabaya berkembang menjadi RSU pendidikan tipe B. Dalam segi pengelolaan berdasarkan SK Gubernur no 188/441/KPTS/013/2008 RSU Haji Surabaya pada tahun 2009 berkembang menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh, sehingga RSU Haji Surabaya memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, hal ini akan berdampak pada kemudahan penyelenggaraan pelayanan. Pada periode 8 tahun terakhir ini RSU Haji Surabaya berkembang dengan pesat, dengan dimulainya pembangunan gedung rawat jalan pada tahun 2004, kemudian diikuti pembangunan gedung parkir bertingkat pada tahun 2005, selanjutnya Gedung Tower Arafah yang selesai dibangun tahun Dan saat ini sedang diselesaikan secara bertahap Gedung Al Aqsha yang merupakan gedung untuk pelayanan rawat inap, ICU, hemodialisa, IGD/VK bersalin dan bedah sentral. Yang sudah beroperasional adalah pelayanan ICU, Hemodialisa, IGD/VK. Seiring dengan pertambahan Page 6

7 gedung tersebut semakin dilengkapi dengan sumber daya manusia dan peralatan. Gambar 1. Denah Lokasi RSU Haji Surabaya Selain penambahan gedung tersebut sejak tahun 2009 bertambah pula jenis pelayanan yang berupa: Pelayanan Paliatif Pelayanan Tumbuh Kembang Anak Pelayanan Respirologi Anak Pelayanan VCT Pelayanan Fetomaternal Selain itu telah dilakukan pula perbaikan perbaikan dalam proses pelayanan yang mengarah pada peningkatan kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan disertai dengan upaya upaya tercapainya keselamatan pasien sampai dengan peningkatan kenyamanan pelayanan. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar maka dilakukan standarisasi pelayanan dengan menggunakan akreditasi dan ISO 9001:2008. Page 7

8 Gambar 2. Rumah Sakit Umum Haji Identitas Rumah Sakit Umum Haji Surabaya DATA DESKRIPSI Kode Rumah Sakit Nama Rumah Sakit Jenis Rumah Sakit Nama Direktur Rumah Sakit Alamat Telepon Fax Website Luas Tanah Luas Bangunan Nomor Surat Ijin Rumah Sakit DATA ISIAN RSU Haji Surabaya Rumah Sakit Umum dr. Budiharto, Sp.B Jl. Manyar Kertoadi Surabaya (031) (031) rsuhajisby.jatimprov.go.id m m2 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK /III/511/08 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah dengan Nama "Rumah Sakit Umum Haji Surabaya" Pemerintah Provinsi jawa Timur Tanggal/ Bulan/ Tahun Surat Ijin Rumah Sakit Surat Ijin Dikeluarkan Oleh Status Akreditasi Jumlah Tempat Tidur 19 Februari 2008 Menteri Kesehatan RI Akreditasi 16 Pelayanan Plus 47 Page 8

9 Kelas Utama Jumlah Tempat tidur Kelas 1 Jumlah Tempat Tidur Kelas 2 Jumlah Tempat Tidur Kelas 3/ Jamkesmas Jumlah Tempat Tidur ICU 7 Tabel 1. Identitas Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Jumlah tenaga: 969 orang Dokter Umum: 26 orang Dokter Spesialis: 71 orang Dokter Gigi Umum: 7 orang Dokter Gigi Spesialis: 6 orang Paramedis Perawatan: 316 orang Paramedis Non Perawatan: 180 orang Non Medis/ struktural, dll: 363 orang Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya Page 9

10 Bagan 1. Struktur Organisasi RSU Haji Surabaya 2.2. Visi, Misi dan Motto RSU Haji Surabaya - Visi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian. - Misi 1. Menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkwalitas melalui sumber daya manusia yang profesional, mukhlis dan komitmen tinggi. 2. Meningkatkan kwalitas hidup sesuai harapan pelanggan. 3. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai. 4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya membentuk profesional yang handal. 5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian profesionalisme. 6. Mengembangkan program unggulan. 7. Mengembangkan jejaring dengan institusi lain. - Motto Page 10 dari ibadah dan

11 Rumah Sakit Umum Haji mempunyai Motto: Menebar salam dan senyum dalam pelayanan 2.3. Fasilitas Pelayanan Pelayanan Unggulan a. Rujukan Haji RSU Haji Surabaya merupakan satu - satunya rumah sakit di Jawa Timur yang memiliki pelayanan unggulan sebagai pusat konsultasi pelayanan Haji. Kegiatan yang diselenggarakan sebagai pusat konsultasi pelayanan haji adalah: b. Pelayanan Kesehatan Haji Pendidikan Penelitian Kesehatan Haji Kosmetik Medik Pelayanan kosmetik medis RSU Haji Surabaya terletak di tower Arafah lantai 5. Poliklinik kosmetik medis RSU Haji Surabaya merupakan salah satu pilihan tepat yang memberikan pelayanan serta perawatan kesehatan dan kecantikan kulit lewat penanganan dokter spesialis kulit dan bedah plastik yang berpengalaman. c. Endoscopy Pelayanan endoscopy yang disediakan di RSU Haji Surabaya meliputi Endoscopy di bidang bedah umum orthopedi, obsgyn, THT, gastroenterology. Pelayanan endoscopy dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral dan rawat jalan. d. Pelayanan Diagnostic Intervensi Merupakan pelayanan radiologi intervensi dengan menggunakan alat Angiografi untuk melaukan diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan radiologi yang memakai radiasi pengion dan non pengion yang bersifat minimal invasive Radiologi Page 11

12 Pelayanan Radiologi merupakan bagian dari pelayanan penunjang medis yang memberikan pelayanan Radiodiagnostic dan Imaging. Fasilitas diagnostic yang tersedia: MRI (Magnetic Resonance Imaging) 1,5 Tesla Pemeriksaan ini menggunakan prinsip kerja medan magnet dan gelombang radio frekuensi, tanpa menggunakan sinar-x atau laser, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi kelainan-kelainan otak, system syaraf tulang belakang, system pembuluh darah Musculosceletal, saluran empedu, pancreas, saluran kemih dan kelenjar prostat. Gambar 3. MRI 1,5 Tesla CT Scan Multi Slice (64 Slice) Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x. Alat ini bisa mendeteksi adanya kelainan-kelainan otak, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya. Gambar 4. CT Scan Multi Slice (64 Slice) CT Scan Single slice (untuk Emergency 24 jam) Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk mendeteksi kelainan otak dan organ lain. Page 12

13 Gambar 5. CT Scan Single Slice Angiography/ Cath Lab Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk mendeteksi kelainan jantung dan pembuluh darah, seperti penyumbatan atau kelainan congenital. Juga digunakan untuk tuntunan pasang ring/ katub jantung dan kemoterapi langsung pada kasus tumor ganas. Gambar 6. Angiography / Catch Lab USG Colour Doppler Merupakan pemeriksaan dengan mmenggunakan gelombang suara, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi/ magnet. Alat ini digunakan untuk mendeteksi kelainan jaringan lunak dalam perut, otot dan ligament, serta perkembangan janin. Gambar 7. USG Colour Doppler Digital Fluoroscopy Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x untuk membantu pemeriksaan dengan menggunakan kontras seperti Page 13

14 pemeriksaan saluran pencernaan, saluran kemih dan organ dalam wanita Dental X Ray dan Digital Panoramic Volumetric Tomography Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X untuk mendeteksi kelainan pada gigi. Alat ini dilengkapi dengan perangkat Tomografi untuk Planning Program Dental Implant Mobile Unit X Ray Alat mobile pemeriksaan general X - ray, di mana dengan alat ini pasien yang dalam keadaan kritis dan membutuhkan pelayanan radiologi tidak perlu harus ke ruangan radiologi akan tetapi petugas akan mendatangi ke tempat rawat inap pasien tersebut dengan alat mobile ini. Gambar 8. Mobile Unit X-ray CR (Computed Radiography) Merupakan alat digital untuk memproses film sehingga hasil yang didapat lebih baik dari processing konvensional. Gambar 9. Computed Radiography Page 14

15 2.4. Instalasi Radiologi Visi, Misi dan Nilai Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya - Visi Terwujudnya salah satu Instalasi Radiologi pilihan masyarakat, aman dan nyaman dengan peralatan yang selalu mengikuti perkembangan IPTEKDOK. - Misi 1. Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia 2. Menyelenggarakan pelayanan dan Pendidikan Radiologi yang berkualitas melalui SDM yang profesional, mukhlis dan komitmen tinggi sesuai perkembangan IPTEKDOK 3. Selalu mengembangkan jenis pelayanan 4. Menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman 5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan profesionalisme - Nilai Bekerja secara professional yang didasari ibadah Tujuan - Pelayanan Radiologi paripurna sesuai permintaan klinisi dan modalitas untuk mempercepat penegakan diagnosa tanpa meninggalkan keamanan Radiasi - Tersedianya pelayanan yang selalu mengikuti perkembangan iptek - Peningkatan kualitas SDM dengan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan jenis pelayanan - Terciptanya siswa didik yang handal - Tersedianya data dan bahan penelitian yang lengkap - Terciptanya suasana kerja yang nyaman Falsafah Dalam pelayanan harus didasari kejujuran, kedisiplinan dan empati, agar tercipta pelayanan yang prima. Page 15

16 2.5. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya Bagan 2. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSU Haji Surabaya BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA Page 16

17 3.1. Radiasi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari atom dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang. Radiasi berasal dari zat radioaktif. Inti radioaktif itu sendiri adalah unsur inti atom yang mempunyai sifat memancarkan salah satu partikel alfa, beta atau gamma. Radiasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu radiasi ionisasi dan non ionisasi Radiasi Ionisasi Radiasi ionisasi yaitu partikel atau gelombang elektromagnetik berenergi tinggi yang apabila melintas dalam bahan atau jaringan maka dapat mengionisasi bahan atau jaringan yang dilaluinya. Gelombang elektromagnetik adalah pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk di dalamnya adalah radiasi energi matahari yang kita terima sehari - hari di permukaan bumi. Radiasi ionisasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Radiasi elektromagnetik, misalnya sinar gamma dan sinar-x dengan panjang gelombang >100 A. 2. Radiasi korpuskuler, misalnya alfa, beta, proton, dan neutron. Radiasi korpuskuler merupakan radiasi ionisasi karena memiliki sifat induksi sehingga dapat mengionisasi atom di sekitarnya Radiasi Non-Ionisasi Radiasi non ionisasi adalah radiasi yang apabila melintas di suatu jaringan, maka energinya akan terserap oleh atom tersebut sehingga tidak mempunyai energi yang cukup untuk mengionisasi atom yang dilaluinya tetapi hanya menimbulkan panas. Sumber radiasi non ionisasi memiliki panjang gelombang lebih dari 100 Å dan energinya kurang dari 10 ev, misalnya gelombang radio dan televisi, gelombang mikro, sinar inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet, laser, dan gelombang ultrasonik Interaksi Radiasi dengan Materi Interaksi Foton dengan Materi Page 17

18 Interaksi ini melibatkan suatu pemindahan energi dari radiasi tersebut ke materi yang terdiri dari inti atom dan elektron. Mekanisme interaksi ini dibedakan menjadi: a. Efek Fotolistrik Efek fotolistrik terjadi ketika energi ikat elektron lebih kecil dari pada energi foton sehingga elektron terlempar keluar dari atom.dalam batas energi radiologi diagnosa ( kvp) absorbsi fotolistrik merupakan cara interaksi antara foton sinar-x dan atom tubuh pasien. Pada tubuh manusia, perpindahan energi kinetik elektron menyebabkan dosis absorbsi pasien meningkat dan terjadinya kerusakan biologi jaringan. Pada batas kilovoltase radiografi, tulang akan mengalami absorbsi fotoelektrik lebih besar dari pada massa jaringan lunak yang sebanding. Perbedaan sifat absorbsi antara berbagai struktur tubuh memungkinkan radiograf untuk mendiagnosa. Tulang dengan nomor atom yang tinggi (13,8) kurang memberi kesempatan untuk lewatnya radiasi sehingga tampak putih, jaringan lunak memiliki nomor atom 7,4 sehingga tampak abu-abu. Sedangkan udara memiliki nomor atom dan daya absorbsi rendah sehingga tampak gelap pada hasil radiograf. Dalam batas energi radiologi diagnosa, makin besar jumlah absorbsi fotolistrik, makin besar kontras dan kualitas gambar radiograf. Bila absorbsi meningkat, kemungkinan terjadinya kerusakan biologi juga membesar. b. Efek Compton Efek Compton terjadi jika energi elektron lebih kecil dari pada energi foton sehingga menghasilkan foton lain yang berenergi lebih rendah dari foton datang yang disebut foton hamburan. Pada saat pengeluaran elektron, sinar-x mengeluarkan sebagian energi kinetiknya untuk melepaskan elektron dari selubung luar orbit dan elektron ini disebut elektron pendar compton yang memiliki energi kinetik yang dapat mengionisasi atom. Elektron ini kehilangan energi kinetiknya melalui interaksi dengan atom dan akhirnya berkombinasi ulang dengan atom yang membutuhkan elektron lain. Foton sinar-x yang melemah akan mengeluarkan sebagian energinya untuk membebaskan elektron dari orbit tetapi memiliki arah yang baru. Foton ini memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses absorbsi fotolistrik Page 18

19 atau dengan pendar compton. Pada keadaan ini foton berperan dalam mengurangi kualitas gambar radiografi atau membahayakan kesehatan operator. Pada radiologi diagnostik, kemungkinan interaksi compton sedikit berkurang bila energi foton sinar-x bertambah. c. Produksi Pasangan Proses ini terjadi apabila radiasi dengan energi yang sangat tinggi mendekati (memasuki) medan listrik atom atau inti. Pada saat bergerak mendekati inti, energi ini secara spontan akan menghilang dan muncul kembali sebagai positron dan elektron. Produksi pasangan terjadi pada terapi radiasi dan merupakan salah satu mekanisme dimana energi diarahkan ke tumor untuk merusak tumor tersebut. Tetapi radiasi ini tidak memiliki manfaat untuk radiologi diagnosa Interaksi Partikel Radiasi Bermuatan (radiasi Alfa dan Beta) dengan Materi Interaksi radiasi alfa dan beta dengan materi akan menimbulkan efek: a. Ionisasi Ionisasi terjadi apabila ada perubahan suatu atom atau molekul menjadi ion melalui penambahan atau pelepasan elektron dari atom atau molekul tersebut. Radiasi yang menimbulkan ionisasi disebut Radiasi Pengion. Misalnya alfa, beta, gamma, sinar-x, dan neutron. Sedangkan radiasi ionisasi dibedakan menjadi radiasi ionisasi langsung dan tak langsung. Radiasi ionisasi langsung adalah radiasi yang bermuatan listrik sehingga jika dia mendekati suatu atom maka dapat menyebabkan ionisasi pada atom yang dilewatinya. Sedangkan ionisasi tak langsung adalah hanya terjadi jika ada tumbukan. Dengan syarat bahwa energinya harus besar. Jika energinya kecil, tidak akan terjadi ionisasi melainkan hanya mengeluarkan panas. b. Eksitasi Pada proses eksitasi, elektron berpindah dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar. Setelah terjadi proses eksitasi, energi radiasi akan berkurang karena radiasi mentransfer sebagian atau seluruh energinya kepada elektron, sehingga elektron memiliki energi yang cukup untuk berpindah lintasan. Proses eksitasi juga dapat berlangsung berulang kali hingga energi radiasinya habis. Atom yang berada dalam keadaan tereksitasi ini akan kembali ke keadaan dasarnya (ground state) dengan melakukan transisi elektron. Salah satu elektron yang berada di lintasan luar akan berpindah mengisi kekosongan di Page 19

20 lintasan yang lebih dalam sambil memancarkan energi dalam bentuk radiasi yang disebut radiasi sinar-x karakteristik. Gambar 10. Transisi elektron dari keadaan n1 ke keadaan n2,dan memancarkan sebuah foton. Gambar 11. Ionisasi dan Eksitasi c. Absorbsi Peristiwa absorbsi adalah peristiwa terserapnya partikel radiasi oleh suatu bahan yang terkena radiasi. Pada peristiwa absorbsi ini, radiasi dapat terserap seluruhnya oleh materi atau terserap sebagian oleh materi dan sisanya diteruskan keluar dari materi. Akibat peristiwa absorbsi radiasi oleh suatu bahan (materi), bahan akan menjadi panas sesuai dengan energi radiasi yang ditransfer ke atom-atom bahan. Partikel radiasi yang bermassa besar akan lebih mudah terabsorbsi dari pada partikel yang bermassa kecil. Hal ini dapat terjadi karena massa yang besar relatif gerak kinetisnya lebih lambat daripada massa yang kecil. Jika ditinjau dari sisi muatan, partikel radiasi yang bermuatan positif akan lebih mudah tertangkap oleh elektron-elektron bahan. Page 20

21 Dengan kata lain partikel radiasi yang bermuatan positif akan lebih mudah diabsorbsi oleh materi Interaksi Radiasi Pengion dengan Materi Biologi Interaksi radiasi dengan materi biologi diawali dengan terjadinya interaksi fisik yaitu terjadinya proses eksitasi dan atau ionisasi. Interaksi ini dibedakan menjadi interaksi langsung dan interaksi tak langsung. Interaksi secara langsung bila penyerapan energi dari elektron tersebut langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti biologi penting (DNA). Interaksi tak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Interaksi ini dapat menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada sel yang akhirnya menimbulkan efek biologik yang dapat diamati Interaksi Radiasi pada Tingkat Molekul Pada saat terjadi paparan radiasi pada tubuh maka dipastikan akan terjadi interaksi (penyerapan) antara radiasi dengan molekul air yang disebut dengan proses radiolisis air yang akan menghasilkan ion radikal dan dalam waktu singkat menjadi radikal bebas (H dan OH). Radikal bebas sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh. Radikal bebas yang terbentuk dapat saling bereaksi menghasilkan suatu molekul hidrogen peroksida yang stabil dan toksik Interaksi Radiasi pada Tingkat Sel Radiasi menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah dan juga struktur kromosom (abrasi kromosom) yang memungkinkan timbulnya kelainan genetik. Sedangkan kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom yang terjadi secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi. Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom dapat menyebabkan sel tetap hidup atau mati yang sangat bergantung pada proses perbaikan yang terjadi secara enzimatis. Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel dan lainnya. Page 21

22 3.3. Sinar-X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang timbul karena adanya perbedaan potensial arus searah yang besar di antara kedua elektroda (katoda dan anoda) dalam sebuah tabung hampa. Sifat - sifat sinar-x dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Menghitamkan plat film 2. Mengionisasi gas 3. Menembus berbagai zat 4. Menimbulkan fluorosensi 5. Merusak jaringan Sinar-X adalah salah satu bentuk energi yang serupa dengan radio, panas, dan sinar cahaya tampak atau gelombang cahaya, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek yaitu kurang dari 100 Å. Bila sinar-x masuk ke suatu bahan, sinar akan bergabung dengan atom - atom bahan tersebut atau melewati bahan tanpa bergabung dengan atom - atomnya. Bila bergabung, maka energi akan terarbsorbsi ke atom bahan sebagai Dosis Absorbsi. Makin besar dosis absorbsi diserap oleh atom tubuh pasien, makin besar kemungkinan terjadinya kerusakan biologi pada pasien tersebut. Jadi, untuk keamanan pasien, dosis absorbsi harus dibuat sekecil mungkin. Tetapi fenomena absorbsi dan perbedaan sifat absorbsi dari berbagai struktur tubuh radiograf diagnostik tetap diperlukan agar berbagai struktur yang berbeda dapat dilihat dan dibedakan. Sinar-X merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Semua sinar-x di bumi ini dibuat oleh manusia dengan menggunakan peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit sinar-x dapat dinyalakan dan dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan, maka tidak akan ada lagi radiasi. Sinar-X dapat menembus bahan, misalnya jaringan tubuh, air, kayu atau besi, karena sinar-x mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X hanya dapat ditahan secara efektif oleh bahan yang mempunyai kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau beton tebal. CT-Scan adalah salah satu modalitas dalam radiodiagnostik yang menggunakan sinarx. Sinar-X memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi atau pembedahan. Sinar-X adalah salah satu bentuk Page 22

23 dari radiasi pengion dengan panjang gelombang berkisar antara 0,01 sampai 10 nm dan energinya berkisar antara 120 ev sampai 120 kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi sinar-x. Sinar-X yang digunakan dalam penyinaran medis adalah sinar-x Bremsstrahlung. Sinar ini dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-x atau pemercepat zarah yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-x, sumber tegangan tinggi dan unit pengatur. Terjadi radiasi yang dikenal dengan bremstrahlung yaitu elektron yang mendekati atom target (anoda) akan berinteraksi dengan inti atom bahan anoda, maka elektron mengalami perlambatan akibat adanya gaya tarik elektrostatik antara elektron dengan inti atom sehingga mengeluarkan radiasi dan bersifat kontinyu. Spektrum sinar-x Bremstrahlung seperti terlihat pada Gambar 12. Gambar 12. Proses terbentuknya sinar-x Bremsstrahlung 3.4. Sejarah Perkembangan Sinar-X Wilhelm Conrad Rontgen adalah penemu sinar-x berkebangsaan Jerman yang lahir pada tahun 1845 di Kota Lennep, Jerman. Dia memperoleh gelar doktor pada tahun 1869 dari Universitas Zurich dan diangkat sebagai guru besar Fisika serta Direktur Lembaga Fisika Universitas Wuzburg pada tahun Pada tahun 1895, Rontgen menciptakan penemuan hebat di bidang kedokteran. Penemuan itu terjadi pada tanggal 8 Nopember Saat itu, Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katoda yang terdiri dari arus elektron. Arus tersebut diproduksi menggunakan voltase tinggi antara elektroda yang ditempatkan pada masing - masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan seluruhnya. Saat itu Rontgen bekerja Page 23

24 menggunakan tabung. Rontgen mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada suatu sinar yang dapat lewat. Dari peristiwa itu, Rontgen menyimpulkan bahwa ada sinarsinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut. Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah saat Rontgen menyalahkan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari Barium Platino Cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Rontgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-x. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini, maka seringkali sinar-x itu disebut juga sebagai sinar Rontgen. Foto sinar-x atau yang disebut dengan foto rontgen pertama di bidang kedokteran terjadi beberapa hari kemudian, yaitu pada tanggal 22 Desember, dibuat oleh Rontgen sendiri. Foto tangan dari istrinya sendiri dikirimkan oleh Rontgen bersama penelitiannya pada sejumlah dokter ahli sejawatnya sebagai pemberitahuan sementara tentang penelitiannya. Dan akhirnya, Rontgen menemukan beberapa karakteristik sinar-x yaitu : - Merambat menurut garis lurus Tidak terlihat oleh mata Dapat menembus benda-benda tertentu Tidak dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik Menghitamkan film Dapat melepaskan elektron-elektron dari logam yang ditumbuk Pada tanggal 6 Januari 1896 dilakukan pertemuan atau rapat dari Persatuan Ahli Penyakit Dalam di Berlin. Untuk dunia ilmu kedokteran tampaknya penemuan ini sangat penting. Saat ini sinar rontgen tidak dapat dipisahkan dari dunia kedokteran, baik di bidang diagnostik maupun terapi. Ilmu bedah dapat mengambil keuntungan dari foto tulang yang dapat dibuat pada manusia hidup untuk melihat adanya fraktur, liksasi, penonjolan, dan benda asing dapat dilihat dengan jelas. Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-x dimuat pada halaman pada Laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun Di awal tahun 1896 reprint laporan Rontgen dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-x berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan Page 24

25 fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi atau substansi sinar-x. Rontgen memperoleh hadiah nobel yang pertama kalinya di bidang fisika, untuk penemuan sinar-x pada tahun Penemu sinar-x ini kemudian tutup usia di Munich, Jerman tahun Dosis Radiasi Dosis Serap Dosis serap adalah energi rata - rata yang diberikan oleh radiasi pengion sebesar de kepada bahan yang dilaluinya dengan massa dm. Satuan dosis serap adalah joule/kg atau sama dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah dosis radiasi yang diserap dalam satu joule per kilogram. 1 gray (Gy) = 1 joule/kg Dosis Ekivalen Dosis Ekivalen dapat didefinisikan sebagai dosis serap yang diterima oleh tubuh manusia secara keseluruhan dengan memperhatikan kualitas radiasi dalam merusak jaringan tubuh. Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda akan memberikan efek biologis yang berbeda pada sistem tubuh makhluk hidup. Dosis Ekivalen merupakan hasil kali antara dosis serap (D), dan faktor kualitas (Q). H=D Q Besaran yang merupakan kuantisasi radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada jaringan atau organ dinamakan faktor bobot radiasi (Wr) sehingga rumus dosis ekivalen adalah sebagai berikut H=D W Satuan dosis ekivalen adalah Sievert (Sv) Dosis Efektif Sangat penting untuk mengetahui bahwa efek biologis dari radiasi tidak hanya tergantung dari dosis radiasi yang mengenai jaringan atau organ, tetapi juga tergantung dari sensitivitas biologi dari jaringan atau organ yang terpapar radiasi. 100 mgy dosis yang Page 25

26 pada ekstrimitas tidak sama efeknya dengan 100 mgy pada daerah pelvis. Dosis efektif (E) adalah gambaran dosis yang direfleksikan dari sensitivitas biologi yang berbeda-beda. Satuan dari dosis efektif adalah Sievert (biasanya msv yang digunakan pada radiologi diagnostik). E=H ωt E = dosis efektif H = dosis ekivalen ωt = faktor bobot jaringan 3.6. Efek Biologi Radiasi Pada Tubuh Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati atau rusak dalam jaringan atau organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak atau mati, semakin parah perubahan fungsi yang terjadi sampai akhirnya organ tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau kematian sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologis yang bergantung pada jenis radiasi, dosis dan laju dosis, radiasi tunggal dan terbagi, jenis sel dan lainnya. Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatis adalah sel lainnya yang ada didalam tubuh manusia. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek radiasi yang terjadi pada sel genetik dan dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Bila efek radiasi terjadi pada sel somatik dan dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi maka disebut efek somatik. Waktu yang dibutukan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat setelah pemaparan, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan ptenurunan Page 26

27 jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan-tahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti katarak dan kanker. Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministik. Efek stokastik adalah efek yang tejadi akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Pada paparan radiasi dengan dosis yang bisa menyebabkan kematian sel akan timbul efek deterministik. Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel. Sel yang mengalami modifikasi atau sel terubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Efek Deterministik terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima diatas dosis ambang (Threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan diatas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama, tidak ada penyembuhan spontan. Semakin besar dosis, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan keparahannya tidak bergantung kepada dosis. Efek Non Stokastik adalah efek radiasi yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek non stokastik memiliki ciri-ciri mempunyai dosis ambang sekitar 10 Gy yang dapat menyebabkan kematian, umumnya timbul beberapa saat setelah terkena radiasi, adanya penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya), keparahannya tergantung besarnya dosis radiasi, efek non stokastik ini meliputi beberapa efek somatik seperti luka bakar, sterilitas (kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah iradiasi Page 27

28 dalam rahim). Efek genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek somatic dapat stokastik (leukemia, kanker) maupun non stokastik. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik. Apabila sel terubah ini adalah sel somatik maka sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan - bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat di deteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu. Efek radiasi secara biologi terhadap manusia dapat dilihat dari bagan berikut: Efek Radiasi Efek Genetik Efek Somatik Efek Stokastik Efek Non-stokastik Kanker (somatik) Leukimia (somatik)luka bakar Penyakit Keturunan (genetik) Katarak Sterilitas / Kemandulan Bagan 3. Efek Radiasi secara Biologis terhadap Manusia 3.7. Proteksi radiasi Dalam proses CT-Scan, seorang radiografer atau orang di sekitar sumber radiasi tentunya akan terkena efek radiasi. Karena pada dasarnya, radiasi dipancarkan ke segala arah. Falsafah baru tentang proteksi radiasi muncul dengan diterbitkannya Publikasi ICRP No.26 Tahun Page 28

29 Untuk mencapai tujuan proteksi radiasi, yaitu terciptanya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan, maka diperkenalkan konsep ALARA (As Low As Reasonably Achieveble) yang meliputi tiga asas proteksi radiasi, antara lain yaitu : a. Asas Jastifikasi atau Pembenaran. Asas ini menghendaki agar setiap kegiatan yang dapat mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang cukup mendalam dan diketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar dibandingkan dengan kerugian yang dapat ditimbulkan. b. Asas Optimisasi. Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. c. Asas Pembatasan Dosis Perorangan. Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang 3.8. Pengertian Mobile Unit x-ray Mobile Unit x-ray bisa didefinisikan sebagai seperangkat unit x-ray yang memiliki ] roda, yang mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif mudah. Tujuan utama penggunaan mobile unit x-ray yaitu untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi yang merupakan pengisian muatan pada kondensator, x ray ini dioperasikan oleh baterai. Digunakan untuk tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Pesawat x-ray mobile merupakan pengembangan dari teknologi pesawat rontgen. Pada umumnya, pesawat rontgen tidak dapat digerakan atau dengan kata lain hanya diam di satu tempat. Yang seperti ini biasa disebut Stasionery x-ray Unit. Sedangkan mobile unit x-ray adalah Page 29

30 pesawat rontgen konvensional yang bisa digerakan atau dipindahkan. Proses terjadinya x-ray pada mobile unit Pada dasarnya proses terjadinya x-ray pada pesawat rontgen mobile unit sama dengan pesawat konvensional lainnya. Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-x sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja radiasi sinar-x diluar tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinar-x itu seperti cahaya tampak yang dalam penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut maka tabung sinar-x ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinarx, hanya sinar-x yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-x yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central ray. Bagian-bagian x-ray mobile Gambar 13. Model bagian-bagian mobillet unit x-ray Keterangan : 1. Tabung sinar-x 2. Kolimator 3. Lengan penopang 4. Handswitch 5. Panel kontrol 6. Pegangan kemudi 7. Bok kaset 8. Generator tegangan tinggi 1. Tabung Sinar-X Page 30

31 Tabung sinar-x merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-x. Di dalam tabung sinar-x terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-elektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektronelektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x. Gambar 14. Tabung sinar x, tempat terbentuknya sinar x 2. Kolimator Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai dengan luas dari objek yang dirontgen. 3. Lengan Penopang Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai gerakan. 4. Panel Operasi Page 31

32 Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kv, indikator ready, tombol setting mas, indikator x-ray, display mas, indikator call service, tombol lampu, tombol power, kunci kontak, tombol setting kv dan generator tegangan tinggi. Gambar 15. Panel operasi 5. Generator Tegangan Tinggi Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke tabung sinar-x. 6. Handswitch Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan sinarx. 7. Pegangan Kemudi Pegangan kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan pesawat. 8. Box Kaset Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan. Page 32

33 Page 33

34 BAB 4 MATERI KEGIATAN 4.1. Pertemuan Minggu Pertama Waktu : 11 Januari-15 Januari 2016 Jam : Materi : Materi PKL saya dalam minggu pertama ini yaitu pengenalan BHD (Bantuan Hidup Dasar). BHD atau dalam bahasa inggris bisa disingakt BLS (Basic Life Support) adalah kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada orang yang mengalami gagal jantung atau henti nafas. Kemampuan dalam melaksanakan prosedur BHD ini wajib dimiliki seluruh tenaga medis di rumah sakit. Prosedur pelaksanaan BHD ada beberapa tahap, yaitu : 1. Pastikan terlebih dahulu orang yang pingsan tersebut mengalami gagal jantung, henti nafas, atau keduanya. Dengan melihat gerak nafas pada rongga dada dan pada hidung dengan menempelkan telingga tepat di depan hidung orang yang pingsan. Apabila masih ada nafas bisa dipastikan orang tersebut hanya tertidur. 2. Jika orang yang pingsan tidak menghembuskan nafas dan rongga dada tidak bergerak bisa dipastikan orang tersebut henti nafas. Ada 2 kemungkinan penyebab berhentinya nafas yaitu karena tersedak makanan atau karena jantung sudah tidak berdenyut. 3. Segera cek denyut jantung dengan cara meletakkan 2 jari kita pada kelenjar tiroid yang terdapat pada leher sebelah kanan. Apabila masih ada denyutan maka orang tersebut bisa dipastikan henti nafas karena tersedak. 4. Cara menolong orang tersedak yaitu dengan memompa dengan kedua tangan bagian perut orang tersebut, hingga makanan dalam saluran pencernaan yang menghalangi jalan nafas bisa keluar. 5. Apabila kelenjar tiroid tidak berdenyut, maka kita harus segera melakukan pompa jantung pada orang tersebut dengan terlebih dahulu meletakkannya pada tempat yang datar dan membebaskan jalan nafasnya dengan membuka bajunya dan mendongakkan kepalanya. Page 34

35 6. Pompa jantung dilakukan dengan menekan bagian tengah rongga dada tepat pada posisi jantung. Posisi tangan yang lemah dibwah dan posisi tangan yang kuat diatas dan posisi badan kita tegak lurus dengan tubuh orang yang dipompa jantung. 7. Pompa jantung dilakukan dengan kecepatan 1 tekanan per detik, tiap 30 tekanan pasien diberi nafas buatan melalui mulut sebanyak 2 kali hembusan. 8. Seluruh prosedur diatas dilakukan secara urut dan ketikaa sedang melakukannya, kita wajib minta pertolongan pada orang lain dengan berteriak. Prosedur BHD ini selesai apabila petugas medis sudah datang. BHD ini penting bagi tenaga medis, karena dengan pegetahuan BHD potensi untuk menyelamatkan nyawa seseorang jauh lebih besar. BHD juga banyak diterapkan tidak hanya dilingkungan medis, tetapi juga di seluruh perusahaan dan instansi pemerintahan. Pada minggu pertama ini saya juga dikenalkan pada Instalasi Radiologi dan Instalasi Unit Gawat Darurat. Peralatan yang terdapat didalam instalasi radiologi sudah dijelaskan didalam bab 2. Untuk Instalasi Gawat Darurat terdapat 3 alat radilogi yang pertama yaitu ct scan single slice, general xray dan mobile unit x-ray. Pada PKL kali ini saya melakukan penelitian mengenai maping peralatan mobille unit x ray dikamar pasien dan commissioning measurements terhadap mobille unit x ray, oleh sebab itu pada minggu pertama ini saya mengidentifikaasi peralatan mobille unit x ray. Sejarah perkembangan mobille unit x-ray dimulai tahun 1914, oleh seorang tenaga medis berkembangsaan Prancis yaitu Marie curie, beliau adalah wanita yang meluncurkan sebuah proyek untuk membangun layanan radiologi untuk tentara Perancis dan membawa mesin x-ray dekat ke medan perang. Dengan mengkonversi sebuah kendaraan menjadi unit x-ray mobile dan bekerja dengan produsen peralatan x-ray untuk mendapatkan mesin yang cocok. Peralatan ini bekerja dengan memanfaatkan sumber energi listrik untuk mendapatkan portabel generator listrik. Dari bahan-bahan tersebut ia mampu membuat unit radiologi lapangan yang efektif. Pada akhir perang ia telah membangun dua puluh unit radiologi mobile. Pada tahun 1917 dan 1918 ia berhasil memasarkan hasil inovasinya lebih dari satu juta unit mobile x-ray. Ia berfikir semakin banyak yang memiliki x-ray di dekat medan perang berarti dokter dapat menemukan dan mengobati luka dengan lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Unit mobile x ray milik Curie akhirnya terus di kembangkan dan menjadi lebih modern. Penelitian terbaru Page 35

36 mengenai mobile unit x ray yaitu dengan semaikn kecilnya ukuran seperangakat mobile unit x ray, sehingga dapat di masukkan kedalam suatu tempat yang mudah di bawa kemana saja. Di minggu pertama ini saya dikenalkan pada alat yang akan saya observasi yaitu MOBILETT XP Hybrid Unit X-Ray (30 kw). Gambar 16. Mobilett XP Hybrid Siemens unit x-ray Berikut spesifikasi Mobile Unit x-ray yang saya observasi: Page 36

37 Rumah Tabung Stabilisator MOBILETT XP Hybrid Micropocessor controlled dan regulasi selama paparan Siemens P135/30 R 9,000 r.p.m 142 Hz (sudut anoda 150) 90,000 J = 122,000 HU Mesin Rumah Tabung X-ray Rotasi Anoda Kapasitas penyimpanan panas pada anoda Kapasitas penyimpanan panas pada rumah tabung Sistem filtrasi Kolimator Penggunaan rumah tabung Total Kolimator 800,00 J =1,100,000 HU Cahaya kolimator dan intesitas cahaya lapangan Penggunaan Rumah Tabung Besar kebocoran tabung Mesin penggerak Kecepatan bergerak Kemiringan maksimal Sumber Daya Baterai Temperatir maxsimal 600 C, paparan maksimal 2000 mas/jam. 133 kvp/ 10 mas, 200 paparan per jam 0,5-1,35 m/s 70 Kapasitas total 168 Ah Otomatis pengisian baterai ketika lampu indicator menyala Operasi menggunakan arus AC, Yuasa:NP 7-12 L 4-5 jam (typical), 12 jam untuk pengisian penuh Waktu pengisian daya Remote kontrol Penyesuaiaan Penyesuaian menggunakan seluruh sistem teknologi remote pengubah paparan Menggunakan berkas cahaya inframerah, mampu beroprasi menembus kaca. Mencapai 36 kaki / 10,9 meter 1800, sensor remote diarahkan didepan tabung kolimator. Teknologi Jarak pengoprasian Radius pengoprasian Perlengkapan DAP (Dose Area Product) Teknologi Filtrasi Waktu warm up Min 2,0 mm AI (at 70 kvp) Min 1,9 mm AI (at 70 kvp) Min 3,9 mm AI Bergerak manual dengan kemampuan rotasi ± 900 Lampu halogen min. 180 lux Ionisasi chamber, panel kontrol < 0,4 mm AI Siap digunakan setelah 10 detik dinyalakan, untuk mendapat tingkat akurasi yang baik yaitu digunakan setelah 15 menit dinyalakan. Page 37

38 Transmisi cahaya chamber Resolusi DAP Besar DAP Maksimal 70 % 0,1 µgym2 1 x 106 µgym2 Tabel 2. Spesifikasi Mobilett Siemens XP Hybrid Unit x-ray Mobille unit x-ray ini diproduksi oleh perusahaan Siemens. Ada 3 jenis mobile unit x-ray yang di produksi oleh Siemens yaitu mobillet XP, Mobillet XP Hybrid, dan Mobillet XP Eco. Untuk jenis Mobillet XP Hybrid memiliki tingkat radiasi sedang, yaitu pada kolimator nya mampu memancarkan radiasi maksimal sebesar 1 x 106 μgym2. Mobillet XP Hybrid mampu melakukan setidaknya 2000 kali paparan dalam kurun waktu 1 jam, kemampuan ini sudah melebihi kebutuhan yang ada di rumah sakit umum haji Surabaya ini. Mobille unit ini setiap harinya digunakan lebih dari 5 kali dan membutuhkan waktu 4-5 jam untuk pengisian dayanya setiap hari. Perancangan design mobile unit x-ray yang mirip dengan jerapah diharapkan mampu menghilangkan rasa cemas dan khawatir pada pasien tentang bahaya radiasi yang dikeluarkan oleh alat tersebut. Kelebihan mobile unit ini dengan mobile unit yang lain adalah terdapat pada tombol pemroses paparan nya. Pada Mobillet XP Hybrid terdapat 2 tombol pengaktif paparan, yaitu dengan tombol yang terhubung langsung ke alat dan tombol paparan melalui remote kontrol. Penggunaan remote kontrol lebih sering digunakan dalam pelaksanaan paparan radiasi, karena dengan menggunakan remote kontrol jarak radiographer dengan kolimator bisa lebih jauh jika dibandingkan dengan menggunkan tombol paparan yang terhubung langsung dengan alat. Remote kontrol mampu dioprasikan dengan jarak hingga 10,9 meter dari kolimator. Mobillet XP Hybrid memiliki kecepatan bergerak antara 0,5 1,35 m/jam. Dengan kemampuan ini dibutuhkan waktu ± 5 menit waktu perjalanan untuk bisa sampai di ruang pasien yang berada di lantai 3. Mobille unit x ray di rumah sakit haji Surabaya terdapat di ruang instalasi gawat daraurat dan dalam pengawasan Kepala Instalasi Radiologi. Mobille unit x-ray hanya boleh dioprasikan oleh petugas radiographer yang sudah terjadwal. Dalam menerapkan prinsip prinsip fisika dalam menjalankan prosedur radiodiagnostik, perlu adanya pengetahuan tentang interaksi antara radaisi yang terhambur dari pesawat radioterapi dengan materi tubuh manusia. Inilah yang melandasi adanya efek biologis yang Page 38

39 menyebabkan kerusakan jaringan tubuh manunsia. Hal ini harus dihindari karena berbagai gejala penyakit muncul pada tubuh manusia akibat papran radiasi yang intensif. Sinar x berinteraksi dengan tubuh manusia dan menghasilkan efek biologi, hal ini telah disadari sejak penemuannya. Efek awal yang diketahui terlebih dahulu yaitu munculnya bercak kemerahan pada kulit setelah lama tekena paparan radiasi. Paparan radiasi yang berlebihan dengan dosis kecil mampu mnyebabkan induksi kanker pada kulit atau darah bahkan pada keduanya yang sanggup menyebabkan kematian. Kegiatan penelitian, observasi, dan pelayanan kesehatan yang menggunakan radiologi, rentan terkena paparan radiasi dengan dosis kecil tetapi intensif. Dalam konsep fisika apabila radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan. Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel. Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi. Page 39

40 Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi. Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 4 Sv ( rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan akibat yang sama. Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis. Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul. Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena Page 40

41 dosis radiasi 5 Sv atau lebih. Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat disebut Efek Stokastik. Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih Pertemuan Minggu Kedua Waktu : 18 Januari-22 Januari 2016 Jam : Materi : Pada Minggu kedua ini saya mempelajari cara mengoprasikan Mobille Unit x-ray. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum alat digunakan pada pasien yaitu terlebih dahulu petugas radiografer melaksanakan check up alat untuk memastikan bahwa tingkat keakurasian menjadi normal. Check up mobille unit x ray dilakukan dengan cara menghidupkan alat dan membiarkannya selama 15 menit sebelum digunakan untuk memeriksa pasien. Hal ini dilakukan agar mesin dan generator didalam mobile unit x ray melakukan warm up. Page 41

42 Untuk menggurangi tingkat kegagalan dalam proses pemaparan maka langkah-langkah dibawah ini harus dilakukan secara urut dan benar. Urutan proses pemaparan yang benar yaitu sebagai berikut : 1. Hubungkan injector mobile unit x-ray dengan sumber arus listrik apabila sumber tegangan dalam alat habis atau kurang dari 10%. 2. Tekan tombol ON. 3. Atur kv dan mas, dengan menekan tombol panah up dan down pada display.. 4. Atur posisi kolimator tepat berada ditengah bagian tubuh yang akan dilakukan pemaparan. 5. Letakkan kaset dibawah tubuh pasien dengan posisi tepat dengan daerah kolimasi. 6. Jalankan SOP proteksi radiasi dengan menghindarkan pengunjung rumah sakit dan pasien lain dari paparan radiasi sejauh mungkin. 7. Gunakan apron sebagai alat pelindung untuk pekerja radiasi dari paparan radiasi. 8. Untuk meningkatkan keselamatan terhadap paparan radiasi, pekerja radiasi disarankan untuk menjauh dari kolimator minimal 3 meter. 9. Tekan tombol paparan (handwitch) dalam posisi ½, dan lihat lampu indikator sampai menyala. 10. Pemaparan siap dilakukan dan selesai ketika terdengar bunyi indicator paparan. 11. Turunkan besar kv dan mas pada alat. 12. Tekan tombol OFF untuk mematikan mobile unit x-ray. 13. Kembalikan posisi kolimator seperti semula dan letakkan kaset yang telah di gunakan untuk pemaparan ditempat yang telah tersedia. Urutan penggunaan alat mobile unit x-ray ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif. Pada PP No. 33 tahun 2007 ini juga sudah di tetapkan seluruh sistem kerja dan keselamatan kerja dari semua alat yang memanfaatkan sumber radiasi. Dalam pelaksanaan proses paparan ada beberapa teknik yang sering dilakukan ketika melakukan citobed didalam kamar pasien. Teknik yang digunakan dalam melaksanakan pemaparann disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien dalam memposisikan tubuhnya ketika dilakukan pemaparan. Teknik yang biasa digunakan yaitu dengan mengubah posisi tempat tidur pasien atau mengubah posisi kolimator. Pada beberapa kasus pengambilan foto thorak ada 2 teknik yang digunakan yaitu yang pertama dengan memposisikan kolimator dengan tubuh pasien secara tegak lurus, dengan cara ini posisi tempat tidur pasien tetap dan lengan kolimator yang diposisikan sedemikian rupa sehingga tepat berada tegak lurus diatas Page 42

43 tubuh pasien. Teknik yang kedua yaitu dengan memposisikan meja pasien membentuk sudut 450 dari posisi kolimator sehingga posisi mobille unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk. Moving alat atau membawa mobile unti x-ray ke dalam kamar pasien juga menggunakan beberapa teknik, dikarenakan ruangan pasien yang relative jauh dan harus melewati lift. Menggerakkan mobile unti x-ray dapat menggunakan semacam tombol handling yang berada di balik pegangan mobile unit x-ray. Ketika tombol ditekan dan diputar kearah depan, maka mobile unit akan bergerak secara otomatis maju kedepan dan operator hanya mengarahkan gerak mobile unit. Sedangkan ketika tombol di tekan dan diputar kearah belakang maka secara otomatis mobile unit akan bergerak mundur. Untuk pengererman bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu yang pertama dengan melepaskan tombol sehingga mobile unit berhenti bergerak, dan yang ke dua yaitu dengan menekan tombol berlawanan arah dengan gerak mobile unit. Kecepatan gerak mobile unit yaitu m/s dengan kecepatan ini dibutuhkan waktu ± 5-10 menit untuk sampai kekamar pasien yang berada dilantai 3. Dari konsep moving alat seperti ini dirasa sudah cukup membantu, karena meringankan beban saat mendorong mobile unit yang memiliki massa cukup berat yaitu 206 kg. Akan tetapi pada saat proses moving terdapat beberapa kendala yang dialami oleh operator seperti suara keras yang ditimbulkan mobile unit ketika melewati lift, sehingga mengejutkan pasien lain dan pengunjung rumah sakit. Hal ini terjadi karena tidak adanya sistem pegas atau shock breaker di bagian roda mobile unit. Komponen perlengkapan yang digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam proses pemaparan yaitu; Apron Apron adalah salah satu proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tegangan puncak radiasi sinar x hingga 150 kvp dengan tebal bahan sekurang kurangnya 0,5 mm lempengan Pb. Gambar 17. Apron sebagai pelindung dari radiasi sinar x Page 43

44 4.2.2 Computer Radiography Dengan menggunakan computer radiography lebih memudahkan seorang radiographer dalam mengolah gambar yang telah didapat dari proses paparan. Komputer radiografi ini telah terinstall sebuah aplikasi khusus yang membantu seorang radiographer dalam proses editing film sebelum diserahkan kepada pasien yang bersangkutan agar mudah dibaca oleh dokter. Komputer radiografi juga mampu memfokuskan gambar yang sebelumnya kurang jelas, dan juga memberikan tanda atau keterangan pada bagian-bagian tertentu apabila terdapat kelainan pada bagian tersebut. Biasanya tanda dan keterangan diberikan oleh radiografer apabila ada kelainan pada struktur tubuh pasien seperti fraktur/ patah tulang, kangker, tumor, dan kelainan lain. Setelah dirasa gambar sudah memiliki kualitas bagus dan jelas maka proses selanjutnya adalah pencetakan pada Film Radiografi. Page 44

45 Gambar 18. Komputer radiografi sebagai penunjang kualitas hasil exsposure Printer Film Printer film radiologi yang digunakan di rumah sakit umum haji Surabaya adalah tipe printer DRYSTAR DRYSTAR 5302 adalah multi-format imager digital yang menghasilkan kualitas gambar yang tajam. Fleksibilitas dari printer ini adalah alat ini mampu memberikan hasil dengan kecepatan tinggi dan dapat menangani beragam format cetak. Kemampuannya untuk menggabungkan fitur dari teknologi pencitraan digital langsung, media dan imager. Fitur lain dari alat ini adalah ukurannya yang ringkas yang memungkinkan untuk disimpan di mana saja, menghemat ruang di laboratorium dan klinik. Selain itu, perangkat ini mampu menghasilkan dua ukuran media online. Page 45

46 Gambar 19. Printer film sebagai fiksasi hasil dari proses exsposure Film Film yang digunakan untuk mencetak hasil dari paparan terbuat dari lapisan bahan supercoat yang berfungsi sebagai pelindung emulsi film. Emulsi film sendiri tebuat dari silver bromida. Sedangkan alas film terbuat dari polyster base. Dilihat dari tingkat kepekaannya film yang digunakan dibagi menjadi 2 jenis yaitu green sensitive dan blue sensitive. Di RSU Haji Surabaya menggunakan blue sensitive. Gambar20. Blue Sensitive Film Image Reseptor Image reseptor ini merupakan detector sinar x, yang mampu menggantikan peran dari film dan kaset yang biasa digunakan dalam radiografi konvensional. Teknologi yang digunakan pada image reseptor yaitu flat panel detector. Flat panel detector atau bisa disingkat FPDs ini terbuat dari 2 panel tipis yang terbuat dari bahan amarphous silicon (a-si) yang merupakan bahan penangkap tidak Page 46

47 langsung sinar-x, karena terlebih dahulu sinar-x yang melewati image rseptor diubah dalam bentuk cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photodioda, dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal digital yang kemudian dibaca oleh charged couple device yang terdapat dalam komputer radiografi. Gambar 21. Cassette film sinar x Persiapan alat di kamar pasien ada beberapa tahap. Persiapan ini dilakukan bertujuan untuk meminimalkan paparan radiasi terhadap pengunjung rumah sakit atau pasien lain, dan memaksimalkan hasil pengambilan foto. Beberapa tahap yang selalu dilakukan oleh seorang radiographer sebelum melaksanakan proses pemaparan yaitu ; 1. Mengamati terlebih dahulu tata letak ruangan pasien 2. Menempatkan mobile unit x-ray pada posisi disamping atau di depan meja pasien, hal ini bergantung pada tata letak kamar pasien. 3. Memposisikan meja pasien dengan sudut 450 dengan menggunkan teknik setengah duduk apabila memungkinkan, karena dengan posisi sepert ini hasil foto lebih maksimal dan mengurangi resiko paparan radiasi terlalu luas. Page 47

48 4. Apabila pasien tidak dimungkinkan untuk posisi setengah duduk maka pemaparan dapat dilakukan dengan teknik pertama yaitu dengan memposisikan pasien tegak lurus dengan kolimator. 5. Memperkirakan besar Kv dan mas yang akan digunkan, besar Kv dan mas bergantung pada kondisi pasien saat itu, berat badan, dan umur pasien. 6. Menyalakan sinar kolimator untuk diarahkan pada posisi yang akan dipapar. 7. Pemaparan dapat dilakasanakan melalui 2 tombol, yaitu tombol yang terhubung langsung dengan alat atau dengan remote kontrol. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pekerja radiasi dalam melindungi diri sendiri dan orang lain yang berada disekitar paparan radiasi. Proteksi radiasi sangat penting diterapkan dalam setiap prosedur atau tindakan yang melibatkan alat alat penghasil radiasi. Di dalam rumah sakit haji Surabaya perlindungan terhadap paparan radiasi telah diterapkan dengan tepat. Cara yang dilakukan oleh para pekerja radiasi di Rumah Sakit Haji Surabaya untuk melindungi diri, pasien dan pengunjung rumah sakit dari paparan radiasi yaitu dengan : 1. Menggunakan apron Apron adalah pelindung wajib yang digunakan oleh para pekerja radiasi. Apron terbuat dari berbagai macam jenis bahan, yang paling baik adalah apron yang terbuat dari bahan Pb setebal minimal 3 mm. Apron yang digunakan saat pemeriksaan harus menutupi 2 bagian tubuh yang penting yaitu gonat dan kelenjar tiroid. Penggunaan apron juga diberikan kepada pasien yaitu bagian gonat, untuk menghindari efek dari radiasi hambur. 2. Menggunakan papan penahan radiasi (shilding) Papan penahan radiasi terbuat dari bahan kayu setebal 1mm dan didalamnya terdapat pb setebal 3 mm. dengan papan penahan radiasi ini, mampu mereduksi paparan radiasi hingga 80%. Papan penahan radiasi biasa dipasang sejauh 3 meter dari kolimator dan diletakkan di depan meja jaga dokter atau perawat. Papan penahan radiasi ini dirasa cukup efektif untuk melindungi para tenaga medis dan pasien lain dari paparan radiasi, akan tetapi massa yang terlalu besar dan ukuran papan penahan radiasi yang tidak memungkinkan untuk dibawa kemana saja sering kali tidak di gunakan dalam beberapa tindakan pemeriksaan di kamar pasien. 3. Memaksimalkan jarak Page 48

49 Dengan memaksimalkan jarak dengan pusat radiasi diharapkan mampu meminimalisir paparan radiasi terhadap tubuh. Saat melakukan pemaparan, radiographer memposisikan diri sejauh 3 meter dari kolimator sedangkan untuk pekerja medis lain dan para pengunjung rumah sakit diinstruksikan untuk menjauh dari ruangan pasien atau keluar dari ruangan. Minimal jarak yang sering diinstruksikan yaitu 5 meter. Penetapan jarak aman ini berdasarkan persamaan laju dosis hamburan radiasi yaitu,: Dr. r 2=K (1) Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa besar laju dosis radiasi (Dr) berantung pada besarnya tetapan energi yang dikeluarkan sumber radiasi (K) dibagi kuadrat jarak dari sumber radiasi. Hal ini menunjukkan jika jarak diperbesar 2 kali dari sumber radiasi maka laju dosis nya akan berkurang hingga ¼ kalinya dan apabila jarak diperbesar 3 kali maka laju dosis akan berkurang hingga 1/9 kalinya. 4. Meminimalkan dosis Dengan mensetting besar kv dan mas pada mobile unit x ray sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangakan faktor-faktor keberhasilan paparan, sehingga mampu memperkecil dosis hamburan sinar x. Meminimalkan dosis radiasi juga dapat di lakukan dengan mempersingkat waktu paparan. Dalam prinsip fisika salah satu karakter sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar gelombang sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor: 1. Panjang gelombang sinar-x. 2. objek yang terdapat pada alur berkas sinar-x. 3. Ketebalan dan kerapatan objek. Faktor diatas merujuk pada rumus penyerapan radiasi oleh suatu bahan yaitu,: I =Io. exp( μt ) (2) Page 49

50 Persamaan diatas menunjukkan bahwa besarnya penyerapan bergantung pada koefisien pelemahan (μ) yang tiap bahan memiliki nilai yang berbeda-beda. Persamaan ini juga digunakan untuk menghitung besar ketebalan bahan yang akan digunakan sebagai shilding. Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembus sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan kuantitas sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang bergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan bahan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radiolucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Semakin pendek panjang gelombang sinarx (yang dihasilkan oleh kv yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan. Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air. Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, ada satu hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x yaitu seperti tulang yang lebih banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulangtulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulangtulang di usia yang lebih muda. Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu, ma, jarak dan jenis film yang digunakan. Page 50

51 4.3. Pertemuan Minggu Ketiga Waktu : 25 Januari-29 Januari 2016 Jam : Materi : No. Nama Umu R r.pasien (Th) Kv mas 1 2 Afir el hakim Debora Anggita Rusma Holicah Abdoes Sholeh Ita tri wahyuni 2 11 Marwah Marwah Jarak dari Kolimator (meter) Pasien Pekerja Pasien lain > IGD IGD Emerald >5 33 Ruby Pada minggu ketiga saya mengambil data di kamar pasien, dengan mencatat beberapa hal penting yang akan saya observasi. Saya mengambil data dari 6 pemeriksaan dikamar pasien yang telah tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 3. Data hasil pengamatan di kamar pasien Dari data diatas saya mencoba menganalisis dengan mengacu pada jurnal yang telah disusun oleh Pratama Kurnia wisnubarata manahsiswa FKM UI yang berjudul Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP di Unit ICU Rumah Sakit Tahun 2012 yang menyimpulkan bahwa jarak 100cm, 200 cm, 300 cm, 400 cm dari kolimator merupakan jarak yang tidak aman dari pemeriksaan radiografi thorax AP tanpa proteksi radiasi bagi pasien, lingkungan sekitar, radiographer, dan petugas kesehatan lainnya. Dari kesimpulan ini akan saya bahas di bab 5 untuk proteksi radiasi di kamar pasien. Page 51

52 Pada minggu ketiga ini saya juga mempelajari istilah pemaparan atau sering diartikan dengan menekan tombol penuh sebagai proses penentu hasil paparan yang didapat. Dalam menjalankan proses paparan juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan, diperlukakn ketelitian dan keahlian khusus. Pada proses paparan terjadi peristiwa pengumpulan sinar x dalam tabung katoda dan terpancarnya sinar x keluar tabung. Peristiwa paparan terjadi secara berurutan sebagai berikut : 1. Rangkaian tegangan tinggi tersambung, (tegangan dalam kv, Anoda (+), katode (-), sehingga terjadi daya tarik elektron bebas ke arah anoda. 2. Elektron bebas berloncatan menuju anoda (disebut arus tabung dalam satuan ma yang menumbuk bidang target). 3. Hasilnya adalah panas (>99%) dan sinar-x (<1%). 4. Kejadian tersebut hanya berlangsung selama kurang dari 1 detik sesuai dengan pengaturan waktu paparan (dalam S) Karena proses paparan terjadi sangat singkat sehingga pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan cepat, hal ini selain untuk menghindari paparan radiasi yang terlalu lama tetapi disisi lain waktu saat pemaparan juga menentukan kualitas hasil foto. Pembacaan film hasil proses paparan dilakukan oleh seorang radiogreafer atau dokter. Dari beberapa film hasil pencitraan Thorax AP pada beberapa pasien teradapat kelainan yang tampak seperti pada pasien degan penderita Tuberkulosis pada foto thorax AP terlihat ada bercak hitam disekitar paru-paru kanan atas. Page 52

53 Gambar 22. Hasil Exsposure thorax AP pada penderita tuberculosis Pada pasien penderita efusi plura terlihat terjadi pembengkakan pada daerah rongga pleura, pembengkakan ini terlihat sangat terang akibat dari kandunga cairan plura yang abnormal. Gambar 23. Hasil Exsposure thorax AP pada penderita efusi pleura Page 53

54 Pada kasus pasien penderita kanker akan tampak sangaat jelas seperti terdapat bulatan besar ditengah paru-paaru. Apabila kanker masih kecil akan tampak seperti bercak hitam. Akan tetapi jika kanker sudah mulai mebesar pada film akan muncul bulatan besar yang samar samar. Gambar 24. Hasil Exsposure thorax AP pada pasien penderita kanker 4.4. Pertemuan Minggu Keempat Waktu : 1 februari 5 februari 2016 Jam : Materi : Pada minggu terakhir saya mempelajari bagaimana cara agar proses pemaparan dikatakan berhasil dan memenuhi permintaan pasien atau dokter. Pertama yaitu dengan memastikan bahwa mobile unit x ray telah melalui proses warm up sebelum digunakan pada pasien. Proses pemaparan harus sesuai dengan prosedur yang telah di jelaskan. Hasil dari pemaparan diedit sedemikian rupa pada computer radiografi sehingga mampu dianalisis. Keberhasilan proses paparan ditandai dengan tidak adanya artefak atau bercak yang mengaburkan gambar pada film. Biasanya artefak juga diartikan sebagai gangguan yang mucul pada film akibat dari kesalahan prosedur dalam pemaparan. Page 54

55 Gambar 25. Perbedaan foto Thorax AP normal (A) dan Foto thorak AP dengan artefak (B) Pada gambar diatas terdapat perbedaan yang mecolok antara foto throrak AP normal dan foto thorak AP berartefak. Pada foto thorak AP berartefak tidak tampak dengan jelas bagian dari rongga dada dan struktur tulang tidak tampak jelas. Perpendaran seperti ini yang membuat analisis penyakit lebih sulit. Proses pelaksanaan kalibrasi pada alat mobile unit x ray di RSU Haji Surabaya dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Nuklir ). Sehingga observasi mengenai kalibrasi mobile unit x ray tidak bisa dilakukan, akan tetapi diminggu keempat saya mempelajari bagaimana menjalankan quality control yang dilaksanakan pada mobile unit x ray. Dengan menjalankan quality control secara berkala mampu memperpanajng umur alat dan mencegah kebocoran tabung sianr x. Berikut ini saya sajikan periode perawatan dan pengecekan bagian dari mobile unit x ray : Page 55

56 No Kegiatan Pemeliharaan Cek dan bersihkan seluruh bagian alat Cek keseimbangan Cek system pengerahan : Tube Stand Tube Arm Bucky Table Cek fungsi tombol KV, mas, expose Cek fungsi colimator Cek muatan dan kondisi ACCU atau Baterai Cek fungsi tombol charge dan discharge Cek system catu daya Uji kinerja alat Cek gerakan dan pengunci tabung X-Ray tube Cek tombol pengendali dan pengereman Cek fungsi indikator Lakukan pengukuran arus bocor dan tahanan ground Cek kondisi HT cable Lakukan kalibrasi alat Periode 1 bulan 1 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun Tabel 4. Periode pelaksanaan quality control Kelebihan penggunaan mobile unit x ray yaitu alat ini mampu bergerak secara mobile sehingga sangat membantu pasien dengan kondisi kritis dan tidak memungkinkan untuk dibawa ke ruang general x ray untuk melakukan diagnosa. Kelebihan yang lain yaitu alat ini tidak membutuhkan perawatan dan kalibrasi yang detail dalam setiap hari nya berbeda dengan general x ray yang membutuhkan kalibrasi alat sebelum digunakan pada pasien, dan resiko kebocoran tabung lebih besar terjadi pada general x ray karena tingkat radiasi yang digunakan juga tinggi. Kekurangan yang dimiliki mobile unit x ray ini yaitu daya tembus sinar x yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray tidak mampu menghasilkan kualitas pencitraan yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan general x ray, dan dosis hamburan radiasi yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan menganai pasien lain yang berada disekitar pasien yang sedang di foto rontgen. Page 56

57 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pengertian Mobile Unit X ray Mobile Unit x-ray bisa didefinisikan sebagai seperangkat unit x-ray di atas roda yang mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif mudah, memiliki ukuran yang lebih besar dari sebuah portabel karena memiliki output yang lebih tinggi dan lebih canggih. Tujuan utama penggunaan mobile unit x-ray yaitu untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi yang berisi muatan pada kondensator, x ray ini dioperasikan oleh baterai. Digunakan untuk tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya. 5.2 Sejarah Munculnya dan Perkembagan Mobille Unit X ray Pada pecahnya Perang Dunia I pada Agustus 1914 banyak rumah sakit di banyak negara telah memiliki mesin x-ray. Akan tetapi mesin ini jauh dari medan perang di mana banyak orang yang mengalami cedera parah hingga menyebabkan banyak kematian karena penanganan pemeriksaan yang tidak maksimal, karena keadaan perang yang terjadi berlarutlarut dan korban jiwa semakin banyak. Para tenaga medis menyadari bahwa banyak nyawa yang seharusnya dapat diselamatkan jika patah tulang atau pun luka akibat tembakan cepat di diagnosis oleh x-ray. Salah satu dari tenaga medis tesebut adalah Marie Curie. Pada tahun 1914 Curie menjadi salah satu wanita paling terkenal di dunia. Delapan tahun sebelum ia menjadi wanita pertama yang pernah memegang jabatan profesor di Sorbonne, universitas terkenal di Paris. Dia adalah penerima kedua Hadiah Nobel dalam Fisika dan Hadiah Nobel Kimia. Curie adalah seorang ilmuwan brilian yang juga memiliki ketertarikan pada permasalahan kemanusiaan yaitu trauma yang disebabkan oleh perang dunia ke 1, ia bertekad untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengurangi penderitaan. Curie akhirnya meluncurkan sebuah proyek untuk membangun layanan radiologi untuk tentara Perancis dan membawa mesin x-ray lebih dekat ke medan perang. Dia memperoleh kendaraan perang yang dapat dikonversi menjadi unit x-ray mobile dan bekerja sama dengan produsen peralatan xray untuk mendapatkan mesin yang sesuai. Dia juga bekerja sama dengan produsen listrik untuk mendapatkan portabel generator listrik. Dari bahan-bahan tersebut ia mampu membuat unit radiologi lapangan yang efektif. Page 57

58 Curie terus melakukan inovasi dengan alat buatannya. Dia terus mempelajari cara penggunaan mesin dan terus-menerus melakukan perbaikan. Pada akhir perang dunia 1, ia telah membangun dua puluh radiologi mobile unit x ray. Curie sangat bangga dengan penemuannya karena dengan adanya mobille unit x-ray dekat dengan medan perang berarti dokter dapat menemukan dan mengobati luka lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Gambar 26. Marie Curie pada tahun 1914 Unit mobile Curie memberikan banyak orang kesempatan untuk membantu curie dalam mengembangkan alat tersebut. Sebagai direktur layanan radiologi tentara, Curie merekrut sejumlah besar orang untuk membantunya. Ratusan dari mereka berprofesi sebagai driver, teknisi, dan ahli radiologi adalah seorang perempuan. Upaya Curie selama perang dunia 1 menyelamatkan ribuan nyawa dan memberi contoh dalam penggunaan teknologi untuk kepentingan kemanusiaan mampu menginspirasi banyak peneliti untuk menggembangkan peralatan mobille unit x ray temuan curie. Sejak saat itu inovasi yang dilandasi rasa kemanusiaan oleh marie curie terus dikembangkan karena manfaat dari mobile unti x ray yang besar. Saat ini penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan mobile unit x ray telah sampai pada tahap diamana dosis yang di gunakan sangat kecil tetapi hasil pencitraan lebih baik dengan memanfaatkan sebuah akselerator x ray dan bentuk dari mobile unit x ray sekarang sudah menjadi lebih kecil dan bisa di masukkan kedalam suatu tempat yang bisa di bawa kemana saja. 5.3 Kegunaan Mobille Unit X ray bagi Aspek Biologi Page 58

59 Mobille unit x ray secara umum berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada seluruh organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x. Secara khusus penggunaan mobile unit x ray yaitu sebagai berikut: Diagnosa bagian Thorak AP Pada diagnose thorak AP ada 2 teknik yang digunakan, yaitu teknik dengan mengubah posisi tempat tidur pasien atau mengubah posisi kolimator. Pada beberapa kasus pengambilan foto thorak ada 2 teknik yang digunakan yaitu yang pertama dengan memposisikan kolimator dengan tubuh pasien secara tegak lurus. Dengan cara ini posisi tempat tidur tetap dan lengan kolimator yang diposisikan sedemikian rupa sehingga tepat berada tegak lurus diatas tubuh pasien. Teknik yagn kedua dengan memposisikan meja pasien memebentuk sudut 450 dari posisi kolimator sehingga posisi mobile unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk. Dengan teknik seperti ini mampu mereduksi dosis hambur pada pasien lain dan hasil pencitraan yang di dapat juga lebih baik. Diagnosa bagian thorak AP bertujuan untuk meliahat kelainan pada orang dalam yang berada di dalam thorak yaitu seperti paru- paru, lambung, usus, ginjal, hati, pangkres. Sehingga dalam mendiagnosa thorak AP dibutuhkan Kv dan ma yang besar sehingga pencitraan yang didapat bisa lebih dalam dan kualitas gambar yang dihasilkan lebih baik Diagnosa bagian Tulang Pada diagnose bagian tulang menggunakan Kv dan mas yang rendah karena bagian sumsum tulang sangat peka terhadap radiasi dan bisa menyebabkan kanker pada sel epitel selaput tulang. Diagnosa bagian tulang bertujuan untuk mendeteksi letak dari fraktur / patah tulang. Teknik yang digunakan berbeda dengan diagnose bagian thorak AP, karena menggunakan radiasi rendah maka kaset film yang digunakan berukuran kecil. Dengan begitu selain meminimalkan dosis hambur tetapi juga mengurangi resiko pencitraan bagaian yang tidak di perlukan Diagnoda bagian Cerebal Pada diagnose cerebal / kepala bertujuan untuk mengetahui kelainan yang terdapat pada otak, biasanya pemeriksaan cerebal digunakan pada pasien yang Page 59

60 mengalami benturan kepala dikhawatirkan benturan yang dialami pasien menyebabkan gegar otak atau ke rusakan sistem saraf. Diagnosa pada cerebal juga menggunakan Kv dan mas yang cukup besar karena sistem saraf di kepala cuku tahan terhadap radiasi dan pemeriksaan terhadap jaringan otak yang perlu pemeriksaan hingga mendalam Diagnosa pada Pasien Kritis Penggunaan mobile unit x ray sangat membantu pasien yang kritis sehingga tidak di mungkinkan untuk dibawa keruang diagnosis, menjadikan mobile unit x ray selalu dibutuhkan di setiap rumah sakit. Desainnya yang sederhana dan mudah untuk dipindahkan kemana saja menjadi kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan alat dignostik lain Diagnosa pada Pasien IGD dan ICU Mobille unit x ray cocok digunakan pada pasien pasien yang berada di ruangan instalasi gawat darurat dan ICU. Hal ini disebabkan karena didalam instalasi gawat darurat penangan pasien harus cepat sehingga tidak dimungkinkan untuk membawa pasien IGD ke raung radiologi. Sedangakn pada ruang ICU keberadaan mobile unit x ray sangat dibutuhkan, karena hampir seluruh pasien ICU tidak dimungkinkan untuk dipindahkan sementara ke ruang radiologi untuk melakukan diagnosis penyakit. Sehingga pilihan utama adalah mobile unit x ray. Tidak hanya di RSU Haji Surabaya, tetapi di beberapa rumah sakit besar lain yang memiliki ruang IGD dan ICU juga banyak menggunakan mobille unit x ray. 5.4 Struktur Komponen Mobille Unit X ray Tabung Sinar-X Tabung sinar-x merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-x. Di dalam tabung sinar-x terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektronelektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot). Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x. Page 60

61 5.4.2 Kolimator Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai dengan luas dari objek yang dirontgen. Kolimator juga berfungsi sebagai pembatas daerah yang akan diradiasi. Sehingga besar kecil luas penyinaran kolimasi juga bisa diatur menyesuaikan daerah yang akan di lakukan pemaparan. Kolimator dapat dinyalakan dari panel opetaror untuk menunjukkan posisi tubuh pasien yang akan di papar. Sinar merah yang muncul akan memudahkan petugas radiographer melakukan penempatan bagian tubuh yang akan di papar dengan tepat. Gambar 27. Bagian muka kolimator mobille unit x ray Lengan penopang Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang memiliki berbagai gerakan. Mampu berputar hingga Lengan penopang pada Mobillet XP Hybrid mampu menjangkau hingga 2 meter dari posisi generator. Page 61

62 Gambar 28. Bagian lengan mobille unit x ray Panel Operasi Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display kv, indikator ready, tombol setting mas, indikator x-ray, display mas, indikator call service, tombol lampu kolimator, tombol power, kunci kontak, tombol setting kv dan generator tegangan tinggi Generator Tegangan Tinggi Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke tabung sinar-x. Generator tegangan tinggi terhubung langasung dengan sumber daya. Generator tegangan tinggi harus melakukan warm up sebelum digunakan pada pasien Handswitch Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan sinar x. Handswitch terhubung langusng dengan alat melalui kabel penghubung yang panjang nya mencapai 3 meter. Page 62

63 Gambar 29. Bagian Handswitch mobille unit x ray Remote Kontrol Remote kontrol memiliki fungsi seperti handswitch, akan tetapi yang membedakan adalah pada remote kontrol proses exspose dapat dilakukan pada jarak yang lebih jauh yaitu hingga pada jarak 10,9 meter dari posisi kolimator.sehingga penggunaan remote kontrol lebih diminati jika dibandingkan dengan handswitch. Dengan menggunakan remote kontrol pekerja radiogrfer bisa menghindari paparan radiasi dalam jarak dekat. Gambar 30. Bagian remote kontrol mobille unit x ray Page 63

64 5.4.8 Pegangan Kemudi / Handling Pegangan kemudi adalah pegangan yang digunakan saat memindahkan pesawat. Untuk menggerakkan mobile unti x-ray yaitu dengan menggunakan semacam tombol yang berada di balik pegangan mobile unit x-ray. Apabila tombol ditekan dan diputar kearah depan maka mobile unit akan bergerak secara otomatis maju kedepan dan operator hanya mengarahkan gerak mobile unit. Ketika tombol di tekan dan diputar kearah belakang maka secara otomatis mobile unit akan bergerak mundur. Untuk pengererman bisa dilaukan dengan 2 cara yaitu yang pertama dengan melepaskan tombol sehingga mobile unit berhenti bergerak, dan yang ke dua yaitu dengan menekan tombol berlawanan arah dengan gerak mobile unit. Kecepatan gerak mobile unit yaitu m/s. Tepat dibaawah handling terdapat socket yang berfungsi untuk menghubungkan mobile unit dengan sumber tegangan. Apabila pada panel kontrol bagian baterai menunnjukkan kurang dari 10% maka socket harus segera dihubungkan ke sumber tegangan. Gambar 31. Bagian handling dan socket mobille unit x ray Box Kaset Box kaset adalah tempat untuk meletakkan kaset saat pesawat dipindahkan Roda Berfungsai sebagai penggerak mobile unit. Ada 2 roda utama di belakang dan 1 roda didepan sebagai roda yang membantu mengarahkan laju dari mobile unit. Terdapat beberapa kekurangan dalam deasain roda pada mobille unit x ray, yaitu tidak Page 64

65 adanya sistem scock breaker menyebabkan mobille unit x ray akan bersuara keras ketika melewati lift atau terkena lantai rumah sakit yang tidak rata. Gambar 32. Bagian roda mobille unit x ray kv (kilo Volt) Kilo volt atau biasa disingkat dengan kv meruapakan jumlah tegangan yang diberikan oleh generator tegangan tinggi ke tabung sinar x sebagai pendorong electron dari katoda. Kilo volt pada mobile unit x ray berfungsi sebagai penentu kualitas/ daya tembus sinar x menjadi lebih besar. KV juga bisa berfungsi untuk meningkatkan intensitas radiasi. Semakin besar kv yang digunakan maka semakin pendek panjang gelombang sinar x yang dikeluarkan oleh tabung sinar x. Panjang gelombang sinar x yang semakin pendek akan menyebabkan daya tembus sinar x semakin tinggi dan perpendaran film semakin intensif. Sehingga kualitas film yang dihasilkan semakin baik ma (mili Ampere) Mili Amper meruapakan pasangan dari kv yang disetting bersamaan sebelum proses exsposure dilakukan. Mili ampere menyesuaikan besar tegangan kv karena ma berfungsi sebagai penentu intensitas radiasi. Penentuan besar ma dan kv bergantung pada ketabalan materi yang akan di exspose. Pada suatu kasus penggunaan kv dan ma pada anak anak yaitu sebesar 50 kv dan 40 ma. Pada kasus lain pada orang dewasa yaitu 60 kv dan 50 ma. Dari kedua kasus ini diketahui bahwa penggunaan kv dan ma bahwa hasil yang di dapat akan bernilai sama jika kv dinaikkan sebesar 10 kv maka ma diturunkan sebesar 10 ma. Dari keadaan seperti ini dalam penggunaan mobile unit x ray petugas radiographer tidak akan menggunakan setting kv dan ma dengan memperkirakannya. Page 65

66 5.5 Prinsip Kerja Mobille Unit X ray secara Fisika sebagai Penunjang Diagnostic Dalam prinsip fisika salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor: 4. Panjang gelombang sinar-x. 5. objek yang terdapat pada alur berkas sinar-x. 6. Ketebalan dan kerapatan objek. Tabung sinar-x merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-x. Di dalam tabung sinar-x terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat elektron-elektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot). Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kv rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kv yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan. Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air. Page 66

67 5.6 Proses Pelaksanaan Paparan yang Benar Pemaparan atau sering diartikan dengan menekan tombol penuh sebagai proses penentu hasil paparan yang didapat. Dalam menjalankan proses pemaparan juga tidak sembarangan, diperlukakn ketelitian dan keahlian khusus. Pada proses pemaparan terjadi peristiwa pengumpulan sinar x dalam tabung katoda dan terpancarnya sinar x keluar tabung. Peristiwa pemaparan terjadi secara berurutan sebagai berikut : 5. Rangkaian tegangan tinggi tersambung, (tegangan dalam kv, Anoda (+), katode (-), sehingga terjadi daya tarik elektron bebas ke arah anoda. 6. Elektron bebas berloncatan menuju anoda(disebut arus tabung dalam satuan ma menumbuk bidang target. 7. Hasilnya adalah panas (>99%) dan sinar-x (<1%). 8. Kejadian tersebut hanya berlangsung selama kurang dari 1 detik sesuai dengan pengaturan waktu eksposi (dalam S) Karena proses pemaparan terjadi sangat singkat sehingga pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan cepat, hal ini selain untuk menghindari paparan radiasi yang terlalu lama tetapi disisi lain waktu saat pemaparan juga menentukan kualitas hasil foto. Pemaparann dilakukan dalam 2 tahap yang pertama yaitu menekan tombol pemaparan secara tidak penuh. Proses ini dilakukan untuk mengumpulkan berkas electron pada katoda untuk segera ditembakkan pada anoda. Pada fase ini dibuthkan waktu 1-3 detik, setelah itu penekanan tombol pemaparan secara penuh dilakukan. Menekan tombol pemaparan secara penuh harus dilakukan dengan cepat. Hal ini untuk menggurangi resiko dosis hambur sinar x yang telalu besar. Perbedaan mobile unit dengan general x ray pada proses pemaparanan adalah pada saat menekan tombol secara tidak penuh. Pada general x ray penekanan tombol secara tidak penuh telah ditetapkan waktunya dalam layar monitor, sehingga tidak menggunakan perkiraan waktu seperti pada mobile unit x ray. Penekanan tombol secara tidak penuh juga berpengaruh pada hasil pencitraan. Apabila penekanan tombol pemaparan secara tidak penuh dilakukan dengan cepat, dapat menyebabkan electron yang terkumpul belum cukup untuk menumbuk anoda. Akibatnya sinar x yang di hasilkan oleh tabung sinar x sedikit. Hal ini akan berimbas pada proses perpendaran tidak maksimal. Hasil foto yang Page 67

68 dihasilkan kurang berkualitas. Sedangkan apabila penekanan tombol pemaparan terlalu lama menyebabkan pengumpulan electron didalam tabung sinar x terlalu banyak menyebabkan sinar x yang dikeluarkan terlalu besar. Hal ini menyebabkan radiasi hambur semaikn besar. 5.7 Hasil Paparan yang Baik Hasil dari paparan yang baik memenuhi beberapa kriteria, yaitu : Hasil foto yang jelas dan mudah di analisis. Memenuhi prinsip proteksi radiasi. Meminimalkan dosis radiasi. Pelaksanaan editing dan pemberian keterangan pada film. Tidak ditemukannya artefak yang mengganggu proses analisis foto. Tidak munculnya efek samping dari radiasi pada pasien setelah proses paparan. Kriteria keberhasilan proses pemaparan diatas dapat dicapai apabila petugas radiographer yang bertugas menjalankan seluruh prosedur kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur kerja yang meliputi persiapan alat, perawatan dan kalibrasi alat, persiapan pasien di kamar pasien, proteksi radiasi, dan persiapan tenaga ahli yang berkualitas. Gambar 33. Foto Thorak AP yang memenuhi kriteria 5.8 Proteksi radiasi bagi pasien, pekerja radiasi, dan lingkungan sekitar Proteksi radiasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparaan radiasi. Tindakan proteksi radiasi merupakan Page 68

69 tindakan wajib dilaksanakn oleh seluruh instansi yang memanfaatkan radiasi. Tindakan proteksi radiasi terdiri dari 5 langkah yaitu : Penggunaan Apron dan Shilding Apron adalah salah satu proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kvp dengan tebal bahan sekurang kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb. Apron yang digunakan saat pemeriksaan harus menutupi bagian penting pada tubuh yaitu gonad dan kelenjar tiroid pada leher. Penggunaan apron tidak hanya pada petugas radiographer, tetapi juga digunakan pada pasien. Penggunaan apron pada pasien bertujuan untuk melindungi bagian gonat dan kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan thorak Ap, Tulang, dan Cerebral tidak akan terganggu apabila ada apron khusus yang melindungi bagian gonad dan thorak AP. Memaksimalkan proteksi radiasi dengan menggunakan apron mampu mengurangi dosis hambur dan dosis serap. Penggunaan apron jangka panjang pada proses pemeriksaan dengan menggunakan mobile unit x ray mampu mengurangi paparan dosis radiasi pada permukaan kulit hingga 50 %. Papan penahan radiasi atau biasa disebut dengan shilding merupakan suaut papan dengan terbuat dari 2 buah papan kayu dengan tebal 2 mm dan ditengahnya terdapat lapisan Pb dengan tebal minimal 1,5 mm. Di RSU Haji Surabaya shilding yang digunakan memiliki tebal 3 mm. Shilding biasa ditempatkan diantara petugas radiographer dengan kolimator, akan tetapi bentuk dari shilding yang besar dan tidak memungkinkan untuk dipindah pindahkan, sehingga penggunaan shilding hanya pada ruang radiologi dan IGD. Pengunaan apron yang sudah efektif untuk melindungi petugas radiographer dari paparan radiasi menjadikan shilding tidak sering digunakan pada pemeriksaan dengan menggunakan mobille unit x ray. Akan tetapi shilding harus tetap digunakan apabila memungkinkan, seperti pada IGD yang memiliki desain ruang yang cukup terbuka antara pasien satu dengan yang lain Faktor Jarak Pengaruh jarak dari sumber radiasi sangat vital. Seperti yang telah dijelaskan pada jurnal yang telah disusun oleh Pratama Kurnia wisnubarata manahsiswa FKM UI yang berjudul Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP di Unit ICU Rumah Sakit Tahun 2012 yang menyimpulkan bahwa jarak 100cm, 200 cm, 300 cm, 400 cm dari kolimator merupakan jarak yang tidak aman dari pemeriksaan radiografi. Jika diilustarasikan dalam bentuk grafik maka paparan radiasi akan tampak seperti gambar di bawah ini, Page 69

70 Grafik 1. Paparan radiasi dari jarak 100,200, 300,400 cm dari kolimator Keterangan : Hitam : Kolomator / sumber radiasi Merah :Jarak 100 cm dari kolimator Orange :Jarak 200 cm dari kolimator Kuning :Jarak 300 cm dari kolimator Hijau : Jarak 400 cm dari kolimator Biru : Jarak aman dari paparan radiasi Pada pemeriksaan menggunakan mobile unit x ray di RSU Haji Surabya dalam kamar pasien terdapat 5 sampel kamar pasien yang telah saya observasi yaitu kamar pasien di ruang marwah, ruby, emerald, IGD, ICU. Untuk ruang marwah mampu menampung 6 pasien sehingga resiko paparan radiasi pada pasien lain yang bersebelahan lebih besar. Page 70

71 Gambar 34. Simulasi paparan radiasi pada pasien paling ujung di kamar pasien marwah Gambar 35. Simulasi paparan radiasi pada pasien yanag berada di tengah di kamar pasien marwah Pemeriksaan pada pasien paling pojok, paparan radiasi akan sampai pada 1 pasien yang berada disebelah kanan atau kirinya, sedangkan pasien lain yang berada di depan tidak sampai terkena paparan radiasi. Pemeriksaan di kamar pasien marwah pada pasien yang di tengah lebih beresiko karena paparan radiasi akan mengenai 2 pasien yang berada di kanan dan kirinya. Page 71

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru, lambung dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun dari jaringan yang merupakan kumpulan dari sejumlah

Lebih terperinci

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh :

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Sinar X (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Nur Izzati R. (120210102026) Nanda Nurarivikka F. (120210102029) Novida Ismiazizah (120210102090) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

TEORI DASAR RADIOTERAPI

TEORI DASAR RADIOTERAPI BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK ESTIMASI DOSIS EFEKTIF PADA PEMERIKSAAN MULTI SLICE CT-SCAN KEPALA DAN ABDOMEN BERDASARKAN REKOMENDASI ICRP 103 Lidya Sofiana 1, Johan A.E Noor 1, Indrastuti Normahayu 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi nuklir merupakan suatu bentuk pancaran energi. Radiasi nuklir dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kemampuannya mengionisasi partikel pada lintasan yang dilewatinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, pertama kali menemukan sinar-x pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medik di bagian radiologi khususnya profesi kedokteran

Lebih terperinci

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. BAB.19 ATOM ATOM Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. MODEL ATOM J.JTHOMSON ( 1910 ) ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

Modifikasi Pesawat Dental X-ray Panoramic merk Asahi (Pengaturan kv dan proses scanning)

Modifikasi Pesawat Dental X-ray Panoramic merk Asahi (Pengaturan kv dan proses scanning) Modifikasi Pesawat Dental X-ray Panoramic merk Asahi (Pengaturan kv dan proses scanning) Iqbhal Ardiyansah, Tri Bowo Indrato,ST,MT, Dr. Endro Yulianto,ST,MT Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan klinis yang biasanya digunakan untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Sinar-X merupakan sepenggal spektrum gelombang elektromagnetik yang terletak di ujung energi tinggi spektrum gelombang elektromagnetik di bawah dan bersinggungan

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Sinar-X Pada aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung crookes, melainkan dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan

Lebih terperinci

RONTGEN Rontgen sinar X

RONTGEN Rontgen sinar X RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern, pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya semakin meluas di Indonesia. Pemakaian zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, ditinjau dari massanya,

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Pengantar Dasar Fisika dan Radiologi Kedokteran Gigi Bagi Mahasiswa Kedokteran Gigi

Pengantar Dasar Fisika dan Radiologi Kedokteran Gigi Bagi Mahasiswa Kedokteran Gigi Pengantar Dasar Fisika dan Radiologi Kedokteran Gigi Bagi Mahasiswa Kedokteran Gigi Hanna H. Bachtiar, Menik Priaminiarti, Evy S. Baskara =========================================================== DASAR-DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3

BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Radiologi dimulai dengan penemuan sinar-x oleh William Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3 tahun kemudian, penemuan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi merupakan suatu bentuk energi. Ada dua tipe radiasi yaitu radiasi partikulasi dan radiasi elektromagnetik. Radiasi partikulasi adalah radiasi yang melibatkan

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

DASAR-DASAR RADIOLOGI

DASAR-DASAR RADIOLOGI DENTAL RADIOGRAFI Prinsip dan Teknik BAB 1 DASAR-DASAR RADIOLOGI 1.1. SEJARAH S inar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut beberapa ahli, radiasi dapat menembus sel jaringan tubuh manusia secara perlahan lahan dalam jangka waktu yang lama yang dapat menyebabkan infeksi, perdarahan,

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA Rahmat Hidayatullah Konsentrasi Fisika Medis, Departemen Fisika Fakultas MIPA Abstrak Analisa ini bertujuan untuk mengetahui dari fungsi serta peranan parameter

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sinar-X Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET PENDAHULUAN Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL DENGAN

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 20 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah.. Diameter dalam sebuah silinder diukur menggunakan jangka

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014 1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa itu, segalanya tidak ada artinya (Health and safety is not everything, but without it, everything is nothing). Tenaga

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24 Halaman 1 dari 24 LEMBAR PENGESAHAN Disiapkan oleh Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Disahkan oleh Halaman 2 dari 24 Pernyataan Kebijakan Proteksi dan Keselamatan Radiasi Setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1.Dasar dasar Fisika sinar-x Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI Rudi, Pratiwi,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Pilihlah Jawaban yang Tepat.

Pilihlah Jawaban yang Tepat. Pilihlah Jawaban yang Tepat. 1. Panjang suatu benda yang diukur dengan jangka sorong diperlihatkan gambar di bawah ini. 4 cm 5 cm 0 5 10 Berdasarkan gambar di atas panjang benda adalah : A. 4,56 cm B.

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET PANDUAN PENGGUNAAN KIT ATOM-INTI Oleh : Sukardiyono dan Yusman Wiyatmo Disampaikan pada Pelatihan Kepala Laboratorium Fisika SMA Kabupaten Kebumen dan Purworejo 11 Agustuas 2012 PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel

Lebih terperinci

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I Eksperimen Franck Hertz Pelaksanaan Praktikum Hari : Rabu Tanggal: 2 April 2014 Jam : 10.40 12.20 Oleh : Nama : Novi Tri Nugraheni NIM : 081211333009 Anggota Kelompok : 1.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan

Lebih terperinci