BAB V PENUTUP. upaya pemerintah dalam meningkatkan transportasi penerbangan untuk kawasan Jawa
|
|
- Ivan Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berawal dari kebijakan pemerintah terkait dengan relokasi pembangunan bandara baru Internasional di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan transportasi penerbangan untuk kawasan Jawa Tengah bagian Selatan. Akan tetapi, pembangunan ini menimbulkan perlawanan dari masyarakat setempat karena lahan yang digunakan untuk pembangunan sebagiannya merupakan lahan milik masyarakat dan sebagian lagi milik Paku Alaman Ground (PAG). Sehingga memunculkan perlawanan dari masyarakat yang menolak pembangunan tersebut. Kendati pun konflik relokasi pembangunan bandara baru Internasional ini sudah berlangsung hampir tiga tahun. Hingga awal tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo masih kesulitan melakukan proses pembangunan bandara baru Internasional. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya masyarakat WTT yang menolak tanahnya untuk di ukur dan didata. Sehingga pihak BPN kesulitan dalam mendata luas keseluruhan tanah warga yang terkena dampak pembangunan untuk tahapan ganti rugi. Bagi masyarakat WTT, menolak tanahnya untuk tidak di data dan diukur merupakan hak mereka atas kepemilikan tanah, sehingga mereka bersikeras untuk tidak tergabung kedalam masyarakat yang pro terhadap pembangunan bandara. Sampai saat ini, proses pembangunan bandara masih terhambat. Walaupun secara hukum pembangunan bandara sudah sah untuk dilakukan, namun masih terkendal dengan masyarakat WTT yang menolak tanahnya untuk dilakukan pendataan. Terhambatnya proses pembangunan bandara diakibatkan pendataan dan 1
2 pengukuran tanah yang belum maksimal. Sehingga mempersulit proses apprasial terkait dengan ganti rugi lahan masyarakat yang terkena dampak pembangunan. Awalnya Upaya penyelesaian konflik relokasi pembangunan bandara baru Internasional Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo dilakukan oleh pemerintah dengan cara pendekatan persuasif kepada masyarakat melalui proses negosiasi. Negosiasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat pada tahun 2013 ini terbilang gagal, karena pihak yang terlibat konflik tidak menemukan titik temu penyelesaian masalah. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya: Pertama, Pemerintah tidak memberikan kejelasan pasti terkait dengan ganti rugi lahan masyarakat dan jaminan kesejahteraan masyarakat kedepannya. Kedua, masyarakat sulit untuk menerima relokasi pembangunan bandara karena ketakutan akan kehilangan tempat tinggal, lahan pertanian, serta mata pencaharian mereka. Dengan dua hal ini, maka proses negosiasi tidak dapat berjalan dengan maksimal dan efektif.. Sedangkan melalui proses Litigasi (melalui jalur hukum), dalam melakukan pembatalan pembangunan masyarakat mengungat Surat Keputusan Gubenur DIY No.68/KEP/2015 tentang Izin Penetapan Lokasi (IPL) yang dikeluarkan Gubenur DIY pada maret tahun Atas gugatan yang dilakukan masyarakat WTT melalui jalur PTUN, masyarakat WTT dikatakan menang karena Majelis Hukum mengabulkan gugatan yang diajukan oleh masyarakat tersebut. Akan tetapi pemerintah mengajukan banding kasasi ke Makamah Agung atas gugatan yang diajukan oleh masyarakat WTT. Hasil keputusannya menyatakan bahwa MA mengabulkan permohonan kasasi Gubenur DIY terkait dengan Izin Penetapan Lokasi. Melalui keputusan Makamah Agung maka proses pembangunan bandara secara resmi sudah bisa untuk dilanjutkan kembali. Hal ini dilatar belakangi keputusan MA merupakan keputusan paling atas yang tidak bisa lagi diajukan banding. 2
3 Dengan demikian membuktikan bahwa jalur Litigasi ini mempunyai sisi lemah dimana posisi pemerintah sangat kuat sehingga secara langsung hasilnya adalah win & lose solution. Dengan terdapatnya dominasi pemerintah terkait dengan kebijakan relokasi bandara maka pemerintah dapat melanjutkan proses pembangunan bandara. Sehingga membuktikan bahwa dalam sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh kekuasaan dan otoritas pemerintah merupakan hal yang mutlak untuk dapat dilaksanakan apalagi dengan tujuan peningkatan Pendapatan Asli Daerah serta peningkatan transportasi kebandarudaraan untuk lokasi Jawa Tengah Bagian Selatan. Dengan demikian, pemerintah akan bersikeras untuk mengupayakan keberlanjutan proses pembangunan bandara, walaupun pada dasarnya masih terdapat masyarakat WTT yang menolak pengukuran tanah. Proses Litigasi ini dapat dicapai jika ada tiga poin utama di antaranya,: Authority (otoritas), Power (kekuasaan) dan Resource (sumber daya). Melalui tiga poin ini dimata hukum pemerintah mempunyai posisi yang kuat untuk dapat menang dan mewujudkan keberlanjutan proses pembangunan. Dilatarbelakangi dengan tujuan diadakannya pembangunan, maka pemerintah akan mengupayakan pembangunan bandara baru Internasional. Dari upaya yang dilakukan maka terdapat beberapa dampak dari konflik pembangunan bandara, di antarany: Pertama, Rusakan kontak sosial antar masyarakat sehingga hubungan masyarakat yang terkena dampak pembangunan tidak harmanis lagi. Kedua, Adanya intimidasi yang dilakukan pemerintah dan aparat keamanan terhadap masyarakat WTT. Ketiga, terdapatnya korban kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan. Penyebab yang melatar belakangi terjadinya konflik relokasi bandara, terdiri dari beberapa aspek di antaranya: aspek politik, adanya kepentingan antar aktor, baik itu Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, PT. Angkasa Pura I maupun masyarakat 3
4 pro dan masyarakat kontra. Aspek ekonomi, adanya perebutan sumber daya alam sebagai hak milik ekonomi. Aspek sosial ketidakpercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Sehingga terdapat logika yang tidak saling mendukung, yang mengakibatkan muncul perlawanan dan perpecahan yang mengakibatkan hubungan antar masyarakat menjadi kurang harmonis. Perihal upaya penyelesaian konflik yang sudah dilakukan yaitunya melalui proses negosiasi oleh pihak yang terlibat konflik. Alhasil proses negosiasi ini tidak memberikan hasil dan dapat dinyatakan gagal. Dipicu oleh perbedaan kepentingan oleh aktor yang terlibat konflik serta belum menemukan upaya penyelesaian konflik yang tepat maka konflik ini terus berkembang dan tidak menemukan titik temu atau kesepakatan di antara pihak yang terlibat konflik. Lain halnya dengan proses Litigasi yang hasilnya berpihak kepada pemerintah dan PT AP I. Melalui keputusan kasasi oleh Makamah Agung proses pembangunan bandara sudah sah untuk dilanjutkan kembali. Dengan posisi pemerintah yang kuat dimata hukum dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan, sehingga proses pembangunan bandara dapat dilanjutkan. Proses ini membuktikan bahwa terdapat dominasi kuasa hukum ditangan pemerintah. Pemerintah mempunyai power dalam membuat kebijakan dan memutuskan kebijakan. Sehingga otoritas tertinggi berada di tangan pemerintah, maka bagaimana pun proses Litigasi yang dilakukan tetap akan memenangkan pihak yang mempunyai sumber daya serta otoritas tertinggi. Akan tetapi, walaupun proses pembangunan bandara sudah dapat dilanjutkan kembali yang menjadi kendala terbesar pemerintah saat ini yakni masih terdapatnya masyarakat WTT yang tidak setuju tanahnya untuk didata, sehingga menyulitkan tim appraisal dalam penilaian ganti rugi lahan. Dengan ini dapat ditarik kesimpulan 4
5 bahwa isu awal yang dibawa masyarakat dalam melakukan penolakan bandara terkait dengan kesejahteraan bergeser menjadi isu atas hak kepemilikan tanah. Sehingga masyarakat tidak lagi menolak pembangunan bandara melainkan penolakan atas pengukuran tanah mereka karena itu dianggap hak mereka sebagai pemilik tanah. Dengan demikian dapat dikatakan proses pembangunan bandara masih terkendala terhadap proses pendataan lahan dalam menentukan nilai ganti rugi. Walaupun melalui dasar hukum pembangunan bandara sudah sah untuk dilanjutkan kembali, akan tetapi masih butuh upaya penyelesaian konflik yang dapat meredamkan pihakpihak yang terlibat konflik. Sehingga nantinya konfliknya akan dapat diselesaikan dengan maksimal dengan catatan tidak ada pihak yang dirugikan. A. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis akan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, PT Angkasa Pura I dan masyarakat WTT. Kebijakan terkait dengan relokasi pembangunan Bandara Adi Sucipto ini memang sudah berlangsung selama 3 tahun lebih. Pada awal tahun 2016 konflik ini masih berlanjut dan tahapan pembangunan pun masih diupayakan. Sehingga diakhir Februari 2016 proses pendataan dan pengukuran lahan untuk calon pembangunan bandara dapat diselesaikan walaupun masih terdapat masyarakat yang kontra terhadap pembangunan. Mengingat hal ini, sebenarnya butuh komunikasi yang baik di antara tiga aktor ini, yaitu antara Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi, pihak PT.Angkasa Pura I dan masyarakat WTT. Hal ini untuk memudahkan langkah terbaik untuk mencapai penyelesaian masalah disemua pihak. Sehingga tidak lagi merugikan 5
6 disalah satu pihak yang terlibat konflik pembangunan bandara. Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian, di antaranya,: 1. Pemerintah hendaknya peka terhadap aspirasi maupun keluhan yang disampaikan oleh masyarakat, sehingga aspirasi tersebut dapat ditindaklanjuti untuk penanganan lebih awal. Hal ini untuk mendorong upaya penyelesaian yang lebih kondusif sehingga tidak ada lagi pihak yang merasa dirinya dirugikan atas pembangunan bandara tersebut. 2. Pemerintah hendaknya selalu memposisikan dirinya sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat bukan sebagai pelaku intimidasi terhadap masyarakat. Sehingga apa saja yang menjadi ancaman bagi masyarakat dalam pembangunan bandara dapat diselesaikan dengan baik, dengan harapan lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Apalagi hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat untuk masa yang akan datang. 3. Penyelesaian konflik relokasi bandara melalui jalur hukum sebaiknya diminimalisir karena akan menimbulkan ketidakadilan dan kekecewaan di kalangan masyarakat. Posisi masyarakat WTT lemah dihadapan hukum, apalagi disandingkan melalui UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, yang menyatakan bahwa pembangunan bandara merupakan untuk kepentingan umum atau publik. Sehingga perlu upaya dalam menyelesaikan konflik tersebut dengan cara kekeluargaan, musyawarah, kompromi dan lain-lain. Dengan catatan bahwa tidak ada yang dirugikan dan pemerintah bersedia untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya. 4. Perlu adanya kejelasan bentuk ganti rugi yang diberikan oleh pihak PT Angkasa Pura I dan Pemerintah. Apalagi hal ini menyangkut tanah yang merupakan sumber kehidupan masyarakat. Hal ini sebenarnya perlu untuk di tindaklanjut 6
7 dengan jelas karena bentuk ganti rugi yang diberikan apabila sesuai atau sepakat dengan semua pihak dan tidak ada yang merasa dirugikan maka akan mempermudah proses pembangunan. sehingga kejelasan itulah inti dari proses permasalahan yang ada. Karena selama ini masalah tersebut berkembang karena adanya ketakutan warga akan nasib mereka nantin 7
BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN Pada bagian awal penelitian ini peneliti sudah menjelaskan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu bagaimana komunikasi resolusi konflik yang dilakukan oleh
Lebih terperinciManajemen Konflik dan Negosiasi Wajah Dalam Budaya. Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo)
1 Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah Dalam Budaya Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo) Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa, sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa mempunyai fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya termasuk perekonomiannya, masih bercorak agraris, bumi, air dan ruang angkasa, sebagai karunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Temuan
BAB V PENUTUP A. Temuan Harian Jogja merupakan media lokal yang cukup aktif dalam memantau berbagai perkembangan mengenai pembangunan bandara di Kulon Progo. Arah pemberitaan (September 2014 - Oktober
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. menyuarakan penolakannya. Penolakan yang didasari atas kearifan lokal terhadap
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kemenangan yang diraih masyarakat kontra semen terhadap PT. Semen Gresik, tidak terlepas dari peran penting masyarakat Sedulur Sikep dalam menyuarakan penolakannya. Penolakan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini terdapat beberapa poin
digilib.uns.ac.id 73 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari apa yang telah diuraikan dan juga dibahas dalam bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini terdapat beberapa poin kesimpulan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. Kurangnya Jumlah Hotel di Kabupaten Kulon Progo Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang belum memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran vital dalam menunjang kehidupan manusia dan produktivitasnya. Dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga era industri sekarang ini, tanah mempunyai peran vital dalam menunjang kehidupan manusia dan produktivitasnya. Dari waktu ke waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Penggunaan
Lebih terperinciGORR Dipastikan Tuntas 2019, Khusus Segmen I,II, Segmen III Tersendat Pembebasan Lahan
GORR Dipastikan Tuntas 2019, Khusus Segmen I,II, Segmen III Tersendat Pembebasan Lahan http://hargo.co.id/wp-content/uploads/2018/02/1c5f640b-62aa-4d1b-bf60-d3f650e19792.jpg GORONTALO, Hargo.co.id Mega
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan, mempengaruhi semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Humas Pemerintah Kabupaten Kulon Progo disimpulkan bahwa dalam manajemen isu pembebasan lahan bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya pembangunan suatu wilayah. Transportasi menjadi sektor tersier, yaitu sektor yang menyediakan jasa pelayanan
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Bambang Heriyanto, S.H., M.H. Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah satunya adalah rencana pemindahan bandara dari Adisucipto Sleman, Yogyakarta ke wilayah
Lebih terperinciBAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, kesimpulan utama dari tesis ini adalah masing-masing organ dalam suatu perseroan terbatas mempunyai kedudukan yang sama, seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang terjadi di desa Palihan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dikembangkan untuk memahami adanya perubahan sosial yang terjadi di desa Palihan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo akibat adanya kebijakan
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Pada bagian akhir penelitian ini disajikan simpulan dari keseluruhan
BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Pada bagian akhir penelitian ini disajikan simpulan dari keseluruhan proses penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya sebagai jawaban atas pertanyaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan mengenai respons Etnis Tionghoa dalam menghadapi eksklusi
BAB V PENUTUP A. Pengantar Pada bab ini saya akan menyimpulkan dengan menjawab rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan mengenai respons Etnis Tionghoa dalam menghadapi eksklusi pertanahan melalui
Lebih terperinciBAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2)
BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2) G. Prosedur Pemeriksaan Perkara Prosedur pemeriksaan di arbitrase pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan di pengadilan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin kompleksnya permasalahan dalam bidang ekonomi dan semakin hiterogennya pihak yang terlibat dalam lapangan
Lebih terperinciRANCANGAN RKPD DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018
RANCANGAN RKPD DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 Disampaikan Dalam Rangka MUSRENBANG FORUM SKPD 2018 Yogyakarta, 31 Maret 2017 KONTRIBUSI FORUM TEMATIK Tema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling baik untuk memperjuangkan kepentingan para pihak. Pengadilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Setiap perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh warga negara haruslah didasarkan pada hukum. Penegakan hukum berada diatas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan : melihat dinamika konflik Desa Kalirejo sebagai proses pembelajaran masyarakat Desa Kalirejo
BAB V PENUTUP Dalam bab ini penulis menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah terkait bagaimana dinamika konflik vertikal dan horizontal yang terjadi di Desa Kalirejo, serta resolusinya yang sudah dijalankan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: harga tanah. Lembaga pertanahan berkewajiban untuk melakukan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktor Penyelenggara Pengadaan Tanah
Lebih terperinciJURNAL PENETAPAN BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN BANDARA DI KULON PROGO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM
JURNAL PENETAPAN BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN BANDARA DI KULON PROGO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM Disusun Oleh : HENDRA ADITIA KUSUMA NPM : 120510776 Program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,
114 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: a. UU Perbankan, UU Bank Indonesia, PP No.25/1999 dan SK DIR Bank Indonesia No.32/53/KEP/DIR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan. Saat ini, kebutuhan akan bangunan gedung yang dipergunakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa konstruksi adalah industri yang terus berkembang seiring dengan pesatnya pembangunan. Saat ini, kebutuhan akan bangunan gedung yang dipergunakan untuk pemukiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Bandara Internasional di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Bandara Internasional di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan sarana transportasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam peneltian ini peneliti dapat melihat bahwa, Menteri Luar Negeri Ali Alatas melihat Timor Timur sebagai bagian
Lebih terperinciKONFLIK LAHAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL DI KULON PROGO SKRIPSI
KONFLIK LAHAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL DI KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Rencana penambangan pasir besi di Kabupaten Kulon Progo merupakan tujuan dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Tujuan dari penambangan pasir besi adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara agraria yang kaya akan sumber daya alamnya. Kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraria yang kaya akan sumber daya alamnya. Kekayaan akan sumber agraria tersebut termasuk tanah yang menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami
BAB VI KESIMPULAN Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami perubahan. Pada awalnya strategi perlawanan yang dilakukan PPLP melalui tindakan kolektif tanpa kekerasan (nonviolent).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah pertanahan di Indonesia telah muncul dengan beragam wujud
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertanahan di Indonesia telah muncul dengan beragam wujud dalam banyak aspek. Pangkal suatu sengketa tanah tidak selamanya berasal dari tuntutan warga
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL DI KULON PROGO
PERSEPSI MASYARAKAT DAN POTENSI REORIENTASI USAHA BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL DI KULON PROGO Afwan Anantya Prianggoro afwan.anantya.p@mail.ugm.ac.id Andri Kurniawan andrikur@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. menolak permohonan dispensasi nikah yang diajukan ke Pengandilan Agama pada
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Di Indonesia masalah pernikahan di bawah umur merupakan isu kependudukan yang sepatutnya menjadi perhatian pemerintah. Terutama dikarenakan pernikahan dibawah umur yang
Lebih terperinciMUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG
MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciHutan negara yang masih rimba alam, dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun
Hutan negara yang masih rimba alam, dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun Pembangunan daerah pesisir yang masih terbelakang di wilayah Pantai Barat Kabupaten Madina dimulai dengan pelepasan puluhan
Lebih terperinciMakalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN
Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciDualisme melihat Kedudukan hukum Pemohon Informasi
Dualisme melihat Kedudukan hukum Pemohon Informasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat dan Forum Wakcabalaka (Forum penggiat keterbukaan informasi publik di Jawa Barat) telah melaksanakan diskusi mengenai
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL
LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL Studi ini bertujuan meneliti penyebab dan dampak konflik antara
Lebih terperinciKOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM. Muchamad Ali Safa at
KOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM Muchamad Ali Safa at NATIONAL HUMAN RIGHTS INSTITUTION 1946 ECOSOC : mengundang anggota PBB untuk mendorong pembentukan komisi HAM nasional sebagai sarana kerja sama dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api saat ini merupakan salah satu moda transportasi pilihan utama sebagian masyarakat di Indonesia untuk bepergian. Dengan sistem yang dibangun saat ini oleh
Lebih terperinciSengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015
Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015 Partai politik di negeri ini seperti istana pasir. Sedikit angin menerpa, partai sudah pecah. Tak peduli partai muda atau partai paling tua, semua terbelah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki ketidakmampuan untuk bertahan hidup sendiri. Hal ini membuat manusia belajar untuk hidup berkelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik 1. Pengertian Konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat
Lebih terperinciH. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2015-2016 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489
Lebih terperinciLEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR
LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR A. FAKTA HUKUM 1. Bahwa Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung
Lebih terperinciSiapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?
Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK? OPINI 07 February 2015 11:08 http://politik.kompasiana.com/2015/02/07/siapa-di-belakang-ide-praperadilkan-kpk-700386.html (Harian Kompas, Sabtu, 7 Februari 2015)
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada
BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada Proses peralihan kepemilikan lahan kosong terjadi sejak akhir 2004 dan selesai pada tahun 2005, dan sejak
Lebih terperinciBAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR
BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR 3.1. Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan hubungan kerja oleh majikan adalah jenis PHK yang sering terjadi,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik
BAB V PENUTUP Berdasarkan pada uraian dari bab-bab penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa poin kesimpulan dan saran yang merupakan cakupan dari pembahasan sebelumnya. A. Kesimpulan 1. Penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep negara yang dianut oleh bangsa Indonesia sebagaimana pernyataan Jimly Ashiddiqie (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Adisutjipto sebagai salah satu pintu masuk utama kota Yogyakarta merupakan salah satu bandar udara di Indonesia yang mengalami perkembangan
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI NASIONAL KOMITE FAL UDARA YOGYAKARTA, APRIL 2016
RAPAT KOORDINASI NASIONAL KOMITE FAL UDARA YOGYAKARTA, 20-21 APRIL 2016 q Selayang pandang Bandara Adistjipto Yogyakarta q New Yogyakarta International Airport Spesifikasi Bandara OPERATOR KELAS BANDARA
Lebih terperinciLATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK
LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang)
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Keterbukaan Informasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG
86 BAB IV ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG 1. Analisis Pelaksanaan Mediasi Dalam Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama Semarang Tahap pertama
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan
Lebih terperinci8 KESIMPULAN DAN SARAN
8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dalam konteks kelembagaan pengelolaan hutan, sistem pengelolaan hutan bukan hanya merupakan representasi keberadaan lembaga regulasi negara, melainkan masyarakat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN RUANG UNTUK RELOKASI WARGA TERDAMPAK BANDAR UDARA BARU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN. Bangkalan pertama kali berdiri bertempat dengan bergabung di Kantor
BAB III PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN A. Biografi Pengadilan Agama Bangkalan Pengadilan Agama Bangkalan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 152 jo. Tahun 1937
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap identifikasi masalah yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sifat manusia inilah maka akan timbul suatu interaksi antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti
Lebih terperinciCARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis
CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis Dosen Pengampu: Ahmad Munir SH, MH. Oleh: Kelompok 9 Isti anatul Hidayah (15053012)
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum dan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah terhadap perbaikan pelayanan publik termasuk dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelayanan pemerintah terhadap masyarakat merupakan ujung tombak pemerintah terhadap kemauan masyarakat, hal inilah yang juga menjadi kewajiban pemerintah terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 angka 16 didefinisikan sebagai Suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat melahirkan berbagai macam bentuk kerjasama di bidang bisnis. Apabila kegiatan bisnis meningkat, maka sengketa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Perlindungan terhadap merek terkenal ini diatur di dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU Merek
Lebih terperinci(sop - LEGAL.GN-014) PROSEDUR PENYELESAIAN KONFLIKTANAH & LAHAN. #{ifq,fril{i. Halaman :{dari7. Disetuiui. Direlrtur Utama.
-6t?* + '*,j g i{-ni #{ifq,fril{i k!\(\ '.#pa INBAH PROSEDUR $lstettil iltanajenilen IilUTU : SOP - LEGAL.GN{!{{ Revisi : {X} Bedaku Efielttif : 18 Juni?;A12 Halaman :{dari7 PROSEDUR PENYELESAIAN KONFLIKTANAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Hubungan tersebut menimbulkan hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2 (15,90% dari luas wilayah Provinsi DIY) dengan
Lebih terperinciBAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN. Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan
BAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan investasi di Indonesia jika ditinjau dari perspektif demokrasi ekonomi, yaitu: Pertama, UU 25/2007 telah
Lebih terperinciV. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan
V. PENUTUP A. Kesimpulan Partai politik sebagai wadah atau muara bertemunya banyak kepentingan sudah tentu rawan terjadi konflik. Partai politik sebagai organisasi modern akan selalu dihadapkan pada realitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Bandara Adisutjipto di Yogyakarta memberi keuntungan bagi masyarakat Yogyakarta maupun sekitar Yogyakarta, bahkan wisatawan luar negeri. Keberadaan
Lebih terperinci2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perubahan yang terencana menuju suatu perbaikan. Pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas seluruh aspek kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pengaturan perjanjian bisa kita temukan didalam buku III bab II pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi Perjanjian adalah suatu perbuatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr
BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr A. Analisis terhadap proses penyelesaian wali adhal di Pengadilan Agama Singaraja Nomor.
Lebih terperinci2. Apakah dapat dilakukan upaya hukum terhadap putusan kasasi yang telah dikeluarkan Mahkamah Agung?
FAQ Putusan Kasasi 1. Apakah dampak dari putusan kasasi yang menyatakan menolak kasasi KEMENPORA kepada PSSI? Putusan Kasasi ini telah berkekuatan hukum tetap sehingga putusan ini bisa dengan segera dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konflik dalam kehidupan manusia Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang
Lebih terperincimeningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan tanah mempunyai nilai dan arti
3 yang tersebar jumlahnya. Salah satunya adalah penggunaan lahan pada tanah timbul atau tanah wedi kengser yang biasanya terdapat di sekitar wilayah bantaran sungai. Tanah wedi kengser merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Adisutjipto Andi G Wirson mengatakan tren penumpang angkutan udara di DIY pada tahun 2015 cenderung dikisaran rata-rata
Lebih terperinciMOTIVASI, MEDIASI DAN KETERAMPILAN BERNEGOSIASI UNTUK MEMBANTU PETANI
MOTIVASI, MEDIASI DAN KETERAMPILAN BERNEGOSIASI UNTUK MEMBANTU PETANI Motivasi Motivasi sangat penting bagi petani sebagai modal untuk tetap eksis dalam berusahatani. Pada saat mengalai kesulitan seperti
Lebih terperinciMENGHADIRKAN KOMISI KEBENARAN DI ACEH: SEBUAH TANTANGAN INDONESIA UNTUK BERPIHAK PADA KEBENARAN DAN KEADILAN
MENGHADIRKAN KOMISI KEBENARAN DI ACEH: SEBUAH TANTANGAN INDONESIA UNTUK BERPIHAK PADA KEBENARAN DAN KEADILAN I. Pengantar 1. Sebuah capaian signifikan dalam mengahiri konflik sipil berkepanjangan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk mahkluk. ciptaannya, oleh karena itu tanah mempunyai arti yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk mahkluk ciptaannya, oleh karena itu tanah mempunyai arti yang sangat penting bagi setiap individu maupun masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kredit macet merupakan masalah yang sangat penting dalam sejarah perbankan Indonesia terutama pada tahun 1999-2004. Banyaknya bank yang dilikuidasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Kekuatan Mengikat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Yang Dilakukan. Melalui Transaksi Elektronik Ditinjau dari UU Ketenagakerjaan
93 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kekuatan Mengikat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Yang Dilakukan Melalui Transaksi Elektronik Ditinjau dari UU Ketenagakerjaan Dikaitkan Dengan UU ITE Bagi Para Pihak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembangunan sosial di negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor internal. Namun juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 23/B/2012/PT.TUN-MDN
P U T U S A N Nomor : 23/B/2012/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 62 Universitas Indonesia
BAB III PENUTUP Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dan juga saran sebagai alternatif pemecahan terhadap permasalahan kasus yang lainnya yang
Lebih terperinciKEBUN RAYA RIMBE MAMBANG
Senin, 14 Nopember 2016 KEBUN RAYA RIMBE MAMBANG Oleh: BUPATI BANGKA KRONOLOGIS KEBUN RAYA RIMBE MAMBANG 1. RINTISAN HUTAN RIMBE DI DESA DALIL LAHAN SELUAS 55,7 HEKTAR OLEH MASYARAKAT DESA DALIL DAN BUMDes
Lebih terperinci