Intan Rahmawati Universitas Negeri Medan Dr. Nuraini MS Universitas Negeri Medan
|
|
- Utami Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN BERFIKIR POSITIF DALAM MENGIKUTI PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI LAYANAN KONSELING INDIVIDU PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEG 1 TEBING TINGGI Intan Rahmawati Universitas Negeri Medan iinthaniin@yahoo.com Dr. Nuraini MS Universitas Negeri Medan Abstrak.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada peningkatan berfikir positif siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI di SMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berfikir positif siswa terhadap dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI yang terdiri dari 06 orang siswa yang mempunyai berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris yang rendah. Instrument yang digunakan adalah wawancara untuk mengetahui tingkat berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris siswa.wawancara dilakukan dengan cara memanggil siswa kedalam ruangan BK. Teknik analisis data menggunakan observasi.hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan konseling Individual dapat meningkatkanberfikir positif siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada kelas XISMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dari sikap positif yang ditunjukan oleh siswa seperti tidak cabut saat mata pelajaran berlangsung, aktif bertanya dan mengerjakan latihan latihan yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Maka hipotesis ditolak artinya ada peningkatan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan sehingga, berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016, dapat diterima. Kata Kunci : Konseling Individual, Berfikir Positif PENDAHULUAN Dalam mengecam pendidikan formal maupun informal terdapat peranan penting dalam pembentukan kepribadiaan individu.melalui pendidikan seseorang dapat menumbuhkan benih benih positif yang ada dalam dirinya.pendidikan juga memberi etika dan bekal moralitas kepada individu.keduanya menjadi faktor penting bagi kehidupan pribadi dan sosial. Salah satu cara untuk menerapkan berfikir positif dalam mengikuti pelajaran khususnya Bahasa Ingris adalah melalui layanan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya 1
2 tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan individu yang mandiri, yang mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dan perkembangan kepribadian ( Prayitno : 2008 ). Salah satu pelayanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan adalah melalui konseling individual. Tujuan layanan konseling individual adalah memecahkan masalah klien yang mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. (Nidya Damayanti : 2012) Berfikir positif yang benar-benar terarah demi kemajuan bersama harus dibangun dan dikembangkan melalui proses panjang secara terus menerus serta perlu diarahkan dan dibudayakan. Disamping itu, diperlukan kerja sama antar warga sekolah terlebih pada guru bimbingan dan konseling untuk memberikan pelayanan yang optimal dan kontiniu. Dari Wawancara yang peneliti lakukan pada bulan September 2015 dengan Guru BK di SMK Neg 1 T.Tinggi pelajaran Bahasa Inggris dianggap sebagai pelajaran yang munafik karena apa yang akan ditulis berbeda dengan yang di baca dan para siswa mengangap bahwasannya pelajaran bahasa Inggris kurang penting untuk mereka. Dari wawancara yang peneliti lakukan pada bulan September 2015 dengan guru Bahasa Inggris di SMK Neg 1 T.Tinggi, hasilnya menunjukan bahwa pelajaran Bahasa Inggris dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit bagi 70 % siswa dalam kelas tersebut, meskipun ada siswa yang menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Dari wawancara yang penulis lakukan terhadap 5 orang siswa, mereka berkomentar sebagai berikut : 1) Bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sangat menyulitkan bagi saya, karena saya tidak bisa memahami isi dari pelajaran Bahasa Inggris tersebut. 2) Saya tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris karena saya tidak tahu arti dari Bahasa Inggris. 3) Guru mata pelajaran Bahasa Inggris sering tidak hadir dikelas dan kurang menarik. Tampak bahwa Bahasa Inggris mengkhawatirkan siswa, baik dari faktor isi pelajaran maupun dari faktor 2
3 gurunya.siswa yang terlanjur menilai Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit, dapat menurunkan minat belajarnya.kurangnya minat ini yang dirasakan oleh wali kelas XI TKR sekaligus guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, bimbingan belajar, les privat Bahasa Inggris, dapat pula melalui penguatan mental siswa melalui pemberian layanan konseling individual, sehingga mereka lebih siap menghadapi mata pelajaran Bahasa Inggris. Berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris dapat dikembangkan dalam diri siswa melalui konseling Individual.Konseling individual dapat membantunya menumbuhkan pikiran yang positif dan penghayatan sikap pada siswa. Penghayatan dan pemikiran yang mendalam diharapkan akan menghilangkan kemalasan dan sikap mengabaikan siswa sehingga kemampuan berfikir mereka dalam Bahasa Inggris muncul. Harapan ini mendorong peneliti untuk meneliti dengan judul Meningkatkan Terhadap Berfikir Positif dalam Mengikuti Pelajaran Bahasa Inggris Melalui Layanan Konseling Individual Pada Siswa Kelas XI di SMK Neg 1 T.Tinggi T.A 2015/ Konseling Individual (Prof. DR.sofyan willis : 2009) Konseling individual mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah masalah yang hadapinya. Prayetno (2008:288) menyatakan bahwa layanan konseling individual sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dengan demikian, layanan konseling individual adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang ahli (guru pembimbing) kepada seorang 3
4 (siswa) dengan cara bertatap muka langsung untuk memecahkan masalah pribadinya melalui kekuatan dirinya sendiri. 2.Berfikir Positif Menurut Khodijah ( 2006:117 ) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan Khodijah (2006:117) dikemukan oleh Drever berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Khodijah (2006:117) dikemukakan oleh Solso (1998) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan berfikir adalah gambaran simbol atau berkembangnya ide, konsep melalui informasi dengan interaksi yang menghasilkan penilaian, persepsi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Positif adalahsesuatu yang pasti, tegas dan sesuatu itu diketahui dengan cara memberi jawaban yang mempunyai bukti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:671). Berangkat dari pengertian berfikir dan pengertian positif diatas, dapat diambil pengertian berfikir positif, yaitu gambaran simbol atau berkembangnya konsep melalui informasi yang pasti, tegas dan mempunyai bukti yang didapat dari interaksi, sehingga menghasilkan penilaian dan persepsi. METODOLOGI Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang yang menjadi subjek penelitian. Penelitian kualitatif bersifat natural (naturalistic research) karena penelitian ini dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting), dimana peneliti melakukan komunikasi interpersonal dengan klien. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini digunakan alat atau disebut juga sebagai instrumen penelitian. Alat yang digunakan 4
5 adalah kuesioner yang telah dimodifikasi dari Efriani Ritongga ( 2016: 52 ), dan Wawancara. 1. Kuesioner Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden). Kuesioner digunakan karena pertimbangan dapat menghemat waktu juga dapat menghimpun data atau informasi yang dibutuhkan dalam waktu relatif singkat. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandasan kepada tujuan penelitian. Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telopon Sugioyono (2006:138).Adapun untuk kepentingan penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur. 1. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis Adapun Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada halhal yang penting dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Penyajian data Penarikan kesimpulan Menurut dari kesimpulan kegiatan analisis data kualitatif terletak pada penulisan atau penutupan tentang apa saja yang diteliti dan dapat dimengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti. Dari sinilah lahir kesimpulan atau permasalahan yang bobotnya tergolong komprehensif dan mendalam (Deepth). Dalam hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam merinci fokus masalah yang benar-benar menjadi pusat perhatian untuk ditelaah secara mendalam, melacak, mencatat, mengorganisasikan setiap data yang relevan untuk masingmasing fokus masalah yang telah ditelaah, menyatakan apa yang 5
6 dimengerti secara utuh tentang suatu masalah yang diteliti. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Adapun hasil proses konseling yang dilakukan pada 6 orang subjek datanya dapat dilihat pada deskripsi dibawah ini 1. Siswa yang berinisial AD mendapatkan total score pada angket dengan jumlah 62, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama ada kenaikan score yang di peroleh AD yaitu berkisar 68 maka, pada pertemuan kedua score AD meningkat berkisar 78, dan pada pertemuan ketiga AD mendapatkan presentase sebesar 83 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya ada peningkatan berfikir positif AD dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. 2. Siswa yang berinisial DI mendapatkan total score padaangket dengan jumlah 63 pada presentasi, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama ada kenaikan score yang di peroleh DI yaitu berkisar 67, pada pertemuan kedua score AD meningkat berkisar 89, dan pada pertemuan ketiga DI mendapatkan skore sebesar 93 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya ada peningkatan berfikir positif DI dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. 3. Siswa yang berinisia DD mendapatkan total score padaangket dengan jumlah 68, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama ada kenaikan score yang di peroleh DD yaitu berkisar 77, pada pertemuan kedua score DD meningkat berkisar 88, dan pada pertemuan ketiga DD mendapatkan skore sebesar 104 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya ada peningkatan berfikir positif AD dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. 4. Siswa yang berinisial IW mendapatkan total score padaangket dengan jumlah 69, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama ada kenaikan score yang di peroleh IW yaitu 6
7 berkisar 77 maka, pada pertemuan kedua score IW meningkat berkisar 87, dan pada pertemuan ketiga IW mendapatkan presentase sebesar 99 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya ada peningkatan berfikir positif IW dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. 5. Siswa yang berinisial YD mendapatkan total score padaangket dengan jumlah 70, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama tidak ada kenaikan score yang di peroleh YD yaitu berkisar 70, pada pertemuan kedua score YD tidak meningkat tetap 70, dan pada pertemuan ketiga YD mendapatkan skore sebesar 70 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya tidak ada peningkatan berfikir positif YD dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. 6. Siswa yang berinisial AS mendapatkan total score padaangke dengan jumlah 70, kemudian pada pertemuan konseling individual pertemuan pertama ada kenaikan score yang di peroleh AS yaitu berkisar 74, pada pertemuan kedua score AS meningkat berkisar 80, dan pada pertemuan ketiga AS mendapatkan Skore sebesar 85 yang peneliti peroleh dari angket berfikir positif. Jadi deskripsi diatas dapat kita lihatbahwasannya ada peningkatan berfikir positif AS dalam mengikuti pelajaran B.Inggris melalui layanan konseling individual. KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan layanan konseling individual untuk meningkatkan berfikir positif siswa dalam mengikuti pelajaran B.Inggris pada siswa kelas XI SMK Neg 1 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2015/2016 adalah sudah diterapkan hal ini diketahui dengan layanan konseling individual yang rutin dilakukan untuk mencengah masalah siswa dan dapat menerapkan berfikir positif dalam proses pembelajaran. Berfikir positif dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa inggris siswa kelas XI SMK Neg 1 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2015/2016 adalah terdapatnya perubahan pada siswa dengan dilaksanakannya layanan konseling individual siswa lebih dapat mengendalikan atau mengontrol emosional dan perilaku dengan pelajaran dan guru bahasa inggris. 7
8 Dengan konseling individual yang diberikan kepada siswa mulai lebih aktif dalam berfikir positif dan dapat diterapkan sesuai dengan masalah yang ada pada diri siswa dan mengarahkan diri kepada hal yang positif sehingga siswa dapat mengatur pola berfikir mereka secara baik dan terarah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsismi ProsedurPenelitianSuatuPendekatandanPra ktik. Jakarta: RinekaCipta. Aziz, Abdul AktivasiBerfikirPositif. Yogyakarta :BukuBiru. Damayanti, Nidya Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling Yogyakarta. Hermawan, Asep KiatPraktisMenulisSkripsi, Tesis Dan Disertasi. Jakarta :Ghalia Indonesia. Rahardjo, Susilo Pemahaman Individu. Jakarta. Surya soemirat, Abror Jurus Berpikir Positif. Jakarta :EdsaMahkota. Walgito.Bimo BimbingandanKonseling.Yogyakarta. Wesfix, Tim Positive Thingking Itu Di Praktekin.Jakarta. Willis, S,Sofyan Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung. Kholijah Pengertian Dan Penjelasan Berfikir Menurut Para Ahli.Online an-dan-penjelasan-berfikir.html. Prayitno, H &Amti, E Dasar DasarBimbingandanKonseling. Jakarta: RinekaCipta. Peale Vincent Norman. The Amazing Result Of Positive Thinking Yogyakarta. 8
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling bertentangan dalam hidup, yaitu positif dan negatif. Dua hal ini merupakan sikap yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena membaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena membaca merupakan perilaku yang positif. Perilaku yang harus diawali dengan pembiasaan sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu dalam mengenyam pendidikan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah Aliyah merupakan suatu lembaga pendidikan persiapan untuk menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah atau menjadi mahasiswa. Untuk itu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 71 Metode
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK MEANS-END ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan yang pernah dibangun di masa lampau sudah tidak lagi relevan dengan peradaban dan perekonomian dunia saat ini. Kehidupan dunia pada saat ini secara
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam
44 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam penelitian ilmiah, sebab dengan menggunakan metode akan mempengaruhi proses pengumpulan data, juga dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah deskriptif. 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi manusia sebagai makhluk individu maupun kelompok. Pendidikan memberikan pengalaman
Lebih terperinciPEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 62-70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PEROLEHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam
70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menurut pendekatannya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini diambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP NEGERI 1 KUALA KAPUAS. Oleh : Karyanti *
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP NEGERI 1 KUALA KAPUAS Oleh : Karyanti * Abstrak Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Periode ini dianggap sangat penting dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan kepribadian individu, dimana kepribadian seseorang berhubungan dengan apa yang ditangkap/direspon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati
54 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati dan sistematis untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan
Lebih terperinciHAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL
HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Namun belajar adalah sebuah proses dimana siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Moleong (2009, hlm. 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
Lebih terperincicommit 1 to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari seluruh aspek kehidupan, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting. Seperti yang dikatakan oleh Munandar dalam bukunya (1999:6) kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat
Lebih terperinciKONSELING INDIVIDUALUNTUK PENGENTASAN
KONSELING INDIVIDUALUNTUK PENGENTASAN KASUS BROKEN HOME (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS MAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015) Ryhana Riza Rezita NPM : 11500064 Pembimbing : Dra. Ismoyowati, S.Pd,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian mengambil lokasi di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut yaitu sekolah bernuansa islami yang berlokasi di Jl. Mayor Syamsu No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. khusus yang di sebut dengan metode dan bentuk penelitian.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian Dalam kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang pasti berkaitan dengan pengumpulan data. Data yang di peroleh di gunakan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode adalah cara cepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research),
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Salah satu bentuk pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah sekolah menengah kejuruan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK). Menurut Gunawan (2007), action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan
Lebih terperinciPARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM
ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : ELA WULANDARI ERA1D010125 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Waktu pelaksanaannya pada tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai. Metode merupakan cara yang disiapkan peneliti untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar
Lebih terperinciPeni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **
1 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian ini, Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.
BAB III METODE PENELITIAN Upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian ini, digunakan langkah-langkah sebagai berikut : A. Jenis Penelitian Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB III MOTODELOGI PENELITIAN. menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
65 BAB III MOTODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode, dan Alasan Menggunakan Metode Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Bawang Kabupaten Batang semester satu tahun pelajaran 2013 / 2014, dari kota kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang di pergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
68 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bersifat menggambarkan, memaparkan, dan menguraikan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya di sekolah. Masalah ini cukup kompleks, bisa dilihat dari beragamnya faktor yang terlibat. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap manusia dibentuk, dimodifikasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi, persepsi, perilaku
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan yang dilakukan
42 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ialah suatu kajian yang menggunakan metode yang ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor
Lebih terperinciuntuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di
BAB I PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi deskriptif dengan pendakatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Masalah yang telah diuraikan sebelumnya dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Melalui metode ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan telah mengawali masuknya konseling untuk pertama kalinya ke Indonesia. Adaptasi konseling dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan
BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Yang dimaksud dengan metode
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif karena gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research) yaitu penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris dilapangan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruksi di SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini
BAB III METOOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi di SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 01/013. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitin tentang analisis minat siswa untuk menjadi penyuluh pertanian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang berkembang dan mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Tylor (Molenong, 2007:4),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia secara fitrah lahir ke dunia dalam keadaan yang baik secara keseluruhan. Namun dalam kehidupannya dengan manusia lain, setiap manusia memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.
68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas mengacu kepada pengertian yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan pokok dalam membantu generasi mendatang. Dengan adanya pendidikan diharapkan akan mampu membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.
Lebih terperinciMelin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang kesulitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2) Metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian, metode digunakan
Lebih terperinciKeterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)
Keterampilan Konseling (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Pertanyaan : Apa komentar bapak dan ibu terkait dengan tayangan film Babies tadi? Kecenderungan mana yang bapak dan ibu pilih: 1. Bayi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai sasaran, seorang peneliti perlu menggunakan suatu metode yang tepat,
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Di dalam kegiatan penelitian untuk dapat memperoleh hasil yang baik dan mengenai sasaran, seorang peneliti perlu menggunakan suatu metode yang tepat, teratur,
Lebih terperinciDisusun Oleh: PRIYONO NPM : P
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN MENGIKUTI PELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Tujuan
A. Tujuan I. PENDAHULUAN Setelah mempelajari modul ini para konselor diharapkan : 1. Memiliki pemahamam tentang konselor sebagai suatu profesi 2. Memiliki pemahamam tentang kinerja profesional konselor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya membaca merupakan prasyarat dan sekaligus merupakan ciri kemajuan suatu masyarakat atau bangsa. Masyarakat atau bangsa yang maju menempatkan kebiasaan membaca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono: menyebutkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor adalah salah satu pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam proses pendidikan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ialah suatu kajian yang menggunakan metode yang ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Demi terlaksananya proses penelitian dengan lancar dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis mempersiapkan
Lebih terperinci