BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah modification of behavior through experience
|
|
- Suryadi Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis Hakekat Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implicit (tersembunyi) (Sagala, 2012: 11). Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah modification of behavior through experience and training yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan (Sagala, 2012: 11). Muhamad Ali (dalam Hanafiah, 2012: 5) mengatakan bahwa pengertian belajar maupun yang dirumuskan para ahli antara yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan. Perbedaan ini disebabkan oleh latar belakang pandangan maupun teori yang dipegang. Menurut Mujiono dan Dimyati (2010:9) para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang pengertian belajar, yakni: a. Belajar menurut pandangan Skinner, yakni belajar adalah prilaku. Dengan belajar maka prilaku seseorang akan bertambah baik, dan sebaliknya ketika seseorang tidak belajar, makatingkah lakunya akan menurun. b. Belajar menurut Gagne, yakni belajar adalah suatu kegiatan yang kompleks. Setelah belajar maka seseorang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Suyono dan Hariyanto (2012: 9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk mmemperoleh pengetahuan, 8 meningkatkan keterampilan memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dari beberapa pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yng baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Hakekat Hasil Belajar Pada umumnya orang mengartikan bahwa hasil belajar sama dengan hasil prestasi belajar. Hal ini
2 sesuai pendapat Winkel (dalam Purwanto, 2013: 45) bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22). Hasil belajar yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh siswa setelah ia belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang biasanya ditandai dengan nilai. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran di kelas. Menurut Rifa i (dalam Saputra, 2011:17) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Abdurrahman, 2003: 37). Kalsifikasi hasil belajar menurut Bloom (dalam Dewi dkk, 2010: 45) terdiri dari tiga ranah yaitu: a. Ranah kognitif, yang menitik beratkan pada pengetahuan siswa. Sebagian besar kometensi dasar yang harus dicapai berada dalam ranah kognitif. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam 6 jenjang tingkatan yaitu: 1) Mengingat: siswa dapat mengangkat kembali ingatan dalam jangka waktu yang panjang 2) Mengerti: membangun makna dari pesan-pesan kompetensi yang diperoleh baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun dalam bentuk grafik informasi. Termasuk di dalamnya yakni: interpreting (menerjemahkan), exemplifying (mencontohkan), classifying (mengklasifikasikan), summarizing (meringkas), inferring (menyimpulkan), comparing (membandingkan), dan explaining (menjelaskan) 3) Menerapkan: melaksanakan sesuatu sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
3 4) Menganalisis: Kemampuan untuk memilah sebuah informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan hingga hirarki dan keterkaitan anta ride dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. 5) Mengevaluasi: kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan situasi yang mungkin terjadiatau mampu mampu menilai berdasarkan tingkatan. 6) Berkreasi: kemampuan menyusun komponen-komponen menjadi satu bagian secara menyeluruh membentuk suatu pola. misalnya: Generating (hipotesa), Planning (Perencanaan), Producing ( Penghasil). b. Ranah afektif yang berkaitan dengan perasaan, sikap, prilaku, moral dan nilai yang dimiliki seseorang yang terbentuk saat pembelajaran dilaksanakan. c. Ranah psikomotor, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan dasar, keahlian dan kecakapan dalam menggunakan alat atau media pembelajaran pada kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar. Hasil yang diperoleh berupa nilai-nilai, sikap/perilaku dan keterampilan yang baik untuk perkembangan siswa berikutnya Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Rusman (2011: 218) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lie (dalam Rusman, 2011: 218) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Huda (2013: 204) menyebutkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan
4 dan berbicara. Sharan (2009: 49) mengemukakan bawa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mereka harus saling membantu. Menurut Hamid (2012: 222) bahwa model jigsaw adalah strategi pembelajaran yang berupaya untuk mendalami sebuah materi dengan memberikan sudut pandang yang bervariasi dari setiap siswa. Sedangkan Isjoni (2012: 54) bahwa model jigsaw merupakan satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak untuk bekerja sama dalam tim dan dimaksudkan agar siswa mampu memahami materi yang diberikan dan memberikan pemahaman kepada temannya berdasarkan materi yang dimiliki Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ngalimun (2013: 169) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut; pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberpaa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Suprijono (2013: 89) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut. a. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topic yang dipelajari. Kelompok ini disebut home teams (kelompok asal). b. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstualnya yang
5 diterimanya dari guru. c. Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Jumlah kelompok ahli tetap 4. d. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. e. Selanjutnya setiap siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan berdiskusi tentang materi yang telah dibahas di kelompok ahli. f. Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjtnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topic yang telah dipelajari. Aronson, dkk (dalam Taniredja, dkk, 2013: 103) mengemukakan bahwa terdapat langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu: a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim; b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda-beda; c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan; d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka; e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tantang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh; f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; g. Guru member evaluasi; h. Penutup Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Adapun kelebihan-kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a. Cocok untuk semua kelas/ tingkatan, b. Bisa digunkan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, c. Belajar dalam suasana gotong royong mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kekurangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu: a. Membutuhkan lebih banyak waktu, b. Membutuhkan pengajar yang kreatif Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Langkah-langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran tipe jigsaw pada materi perkembangbiakan hewan langkah sebagai berikut: a. Guru memberikan apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
6 menyampaikan bahan ajar, b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen c. Guru membagikan sub bab materi perkembangbiakan hewan kepada setiap kelompok ahli dan memerintahkan untuk melakukan diskusi, d. Guru mengembalikan kelompok menjadi seperti kelompok semula. Anggota kelompok ahli memberikan informasi berupa konsep-konsep materi perkembangbiakan hewan kepada anggota kelompok yang lain, e. Guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk melakukan prsentase, guru memberikan penghargaan. f. Guru mengadakan evaluasi dan kegiatan penutup 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Pertiwi, dkk (2011) pada penelitian mereka yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II untuk meningkatkan hasil belaja IPA siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari (1) Rata-rata hasil belajar siswa dari nilai ulangan harian mengalami peningkatan. Data awal, siswa yang tuntas sebanyak 16 orang (40%) dengan rata-rata 68,1. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 26 orang (65%) dengan rata-rata 75,35 dan siklus II siswa yang tuntas sebanyak 34 orang (85%) dengan rata-rata 85,5. Jadi rata-rata dari skor awal ke siklus I meningkat sebesar 7,25 dan dari siklus I ke siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 10,15. Sehingga rata-rata dari skor awal ke siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 17,4. (2) Rata-rata kemampuan guru dalam proses belajar mengajar pada siklus I yaitu 88,59% (baik sekali) dan pada siklus II sebesar 95,45 (baik sekali), jadi peningkatannya sebesar 6,86%. (3) Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 70,88% (baik) dan pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu 86,09% (baik sekali), jadi aktivitas siswa meningkat sebesar 15,21%. Pada penghargaan kelompok jigsaw II juga mengalami peningkatan, pada siklus I penghargaan kelompok didominasi oleh kelompok hebat dan baik sedangkan pada siklus II lebih didominasi oleh kelompok super. Shintalasmi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Kognitif IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan STAD Pada Siswa Kelas IV SD
7 Muhammadiyah Mutihan Wates mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan lebih baik dari menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan STAD pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Mutihan Wates. Hal tersebut terbukti dari rata-rata hasil belajar kognitif IPS kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD selama tiga pertemuan. Hasil belajar kognitif IPS pertemuan pertama kelompok eksperimen mendapatkan 68,26 sedangkan kelompok kontrol mendapatkan 67,39. Perbedaan hasil belajar kognitif IPS pertemuan pertama pada kedua kelompok adalah 0,87. Hasil belajar kognitif IPS pertemuan kedua kelompok eksperimen mendapatkan 75,22 sedangkan kelompok kontrol mendapatkan 73,91. Perbedaan hasil belajar kognitif IPS pertemuan kedua pada kedua kelompok adalah 1,31. Hasil belajar kognitif IPS pertemuan ketiga kelompok eksperimen mendapatkan 77,39 sedangkan kelompok control mendapatkan 74,35. Perbedaan hasil belajar kognitif IPS pertemuan ketiga pada kedua kelompok adalah 3,04. Secara umum, kedua jenis model pembelajaran ini memiliki perbedaan dalam substansinya. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki ciri utama yaitu adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Model pembelajaran kooperatif STAD memiliki ciri utama yaitu adanya kerja tim (kerja kelompok). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar kognitif IPS pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Mutihan Wates. Terdapat perbedaan dan persamaan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Sapari dan Suarni dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya yaitu ketiga penelitian menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun perbedaannya dilihat dari sekolah dan mata pelajaran yang berbeda. 2.3 Hipotesis Tindakan
8 Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Pembelajaran dianggap tuntas jika sebanyak 75% dari jumlah siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75 (KKM= 75) ke atas atau daya serap klasikal sebesar 75% dan jika hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa berdasarkan aspek yang diamati mencapai 85% dari seluruh aspek.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Samsi Pomalingo, MA.
1 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Suku Bangsa Dan Budaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango Jurusan Pendidikan
Lebih terperinci2.1.1 Hakekat Hasil Belajar Tentang Keseimbangan Ekosistem
8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar Tentang Keseimbangan Ekosistem Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan kehidupan mendatang yang lebih baik. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Hasil Belajar Sumber Daya Alam
7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Hasil Belajar Sumber Daya Alam 2.1.1. Hakikat Hasil Belajar Purwanto (2008:54) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka yang berisi falsafah dasar, teori dan konsep, membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, dikembangkan bibit-bibit sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. individu (Rusman, 2011: 1) Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Hasil Belajar Materi Perkembangbiakan Hewan 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika Menurut Dimyati (dalam Heruman 2007:186) Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi guru di SDN Slateng 01, terdapat beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran IPA. Masalahmasalah tersebut antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Hamzah, 2007: 12), sedangkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Jigsaw 2.1.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Menurut Arends (2008: 13), pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Eggen dan Kauchak (dalam Artanti,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik kelas IV MI Nurul Huda Dawuhan Trenggalek
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik
8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk
Lebih terperinciTugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.
Lebih terperinciIkmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Evawati, H. Abduh. H. Harun, dan Nuraedah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Pengertian belajar menurut Soejadi (1985: 34) bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Hasil Belajar Materi Perkembangbiakan Hewan 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Purwanto (2013:45) mengemukakan hasil belajar materi perkembangbiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan yang mendasar, yakni peningkatan kualitas pembelajaran karena sumber daya manusia diperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif berasal dari bahasa Inggris cooperative learning.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari bahasa Inggris cooperative learning. Isjoni (2010: 15) menyatakan bahwa cooperative learning berasal dari kata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
Lebih terperinciekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit sehingga membuat siswa tidak tertarik untuk belajar. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. laku siswa. Bloom (dalam Purwanto, 2004:42)) mengklasifikasi hasil belajar
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar Menurut Hamalik (2001:159) hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Suatu cara untuk mengukur efektivitas adalah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Jika kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Ada empat unsur utama dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuanbahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan
4.1. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Pengamatan Observasi Awal Pelaksanaan observasi awal dilakukan untuk melihat sejauhmana hasil yang diperoleh siswa Kelas IV SDN 1 Kasia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gaya belajar merupakan proses bagaimana seseorang menyerap informasi, kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya belajar merupakan proses bagaimana seseorang menyerap informasi, kemudian mengatur, dan mengolah informasi agar informasi tersebut menjadi miliknya. Gaya belajar
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU
PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU Budi Utomo budiutomo@mail.ugm.ac.id Pendidikan Geografi FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA SD Perkembangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dimulai dari adanya dorongan rasa ingin tahu yang tinggi. Adanya rasa keingintahuan yang tinggi membawa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penalitian Sebelum penelitia di laksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciAgusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang
Lebih terperinciOleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini karena Bahasa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Pemahaman Siswa pada Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Pemahaman Siswa pada Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya 2.1.1 Pengertian Pemahaman Siswa pada Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SDN 181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN Oleh Edi Suyitno ABSTRAK Kata Kunci : Hasil Belajar, Model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999 : 22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan potensi tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Metode (Yunani: methodos = jalan, cara) dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak tahu menjadi tahu, seperti yang diungkapkan oleh Slameto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi sorotan terpenting dan menjadi dasar awal manusia untuk menjadi lebih dewasa, lebih baik, lebih bermanfaat. Pendidikan merupakan suatu aspek
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Defenisi Operasional Untuk menyamakan persepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya defenisi operasional mengenai istilah-istilah
Lebih terperinci