PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA"

Transkripsi

1 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI PUSKESMAS KADUGEDE KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2011 SKRIPSI Disusun Oleh : RIAN HENDRIAN NIM PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

2

3

4

5 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, 21 September 2011 RIAN HENDRIAN, NIM : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun (xii+ 97 halaman, 24 tabel, 3 bagan) ABSTRAKSI Prevalensi anemia di puskesmas Kadugede dari tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 prevalensinya sebesar 36,41%. Jumlah tersebut melebihi dari batas indikator masalah anemia yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu 20%. Penanggulangan anemia yang dilakukan yaitu dengan cara pemberian tablet besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Namun, berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Kadugede memiliki perilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner digunakan untuk mengisi pertanyaan mengenai pengetahuan, pendidikan, sikap, motivasi, paparan informasi, peran petugas kesehatan, dukungan keluarga dan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Sedangkan lembar observasi untuk mengkoreksi mengenai perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dengan melihat secara langsung sisa bungkus/tablet besi yang masih ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa 51,1% ibu hamil di Puskesmas Kadugede memiliki perilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi. Selain itu, diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tablet besi dan anemia, motivasi ibu serta peran petugas kesehatan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari ketiga variabel tersebut yang berhubungan, variabel tingkat pengetahuan yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Saran yang diajukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil maka upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil mengenai anemia dan tablet besi perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, maka sebaiknya petugas kesehatan terus memberikan dorongan dan saran kepada ibu hamil agar mengkonsumsi tablet besi dengan baik. Peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan misalnya petugas kesehatan memberikan informasi tentang anemia dan tablet besi ketika memberikan tablet besi kepada ibu hamil. Untuk peneliti lain disarankan mengikutsertakan variabel-variabel lain yang diduga berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi yang tidak diteliti pada penelitian ini. Daftar bacaan : 48 ( ) ii

6 DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAKSI. PERNYATAAN PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN... DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL.. DAFTAR BAGAN Halaman i ii iii iv v xi xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Bagi Puskesmas Kadugede Bagi Peneliti Ruang Lingkup Peneltian.. 12 v

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Zat Besi (Fe) Pengertian Zat Besi Sumber Zat Besi Manfaat Zat Besi Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Absorpsi Zat Besi Program Tablet Besi (Tablet Tambah Darah) / Dosis dan Cara Pemberian Distribusi Pencatatan Pelaporan Monitoring Kepatuhan Perilaku Pengertian Perilaku Perilaku Kesehatan Determinan Perilaku Kesehatan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Tingkat Pengetahuan Tingkat Pendidikan Sikap Motivasi vi

8 2.4.5 Paparan Informasi Peran Petugas Kesehatan Dukungan Keluarga Kerangka Teori BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL dan HIPOTESIS Kerangka Konsep Definisi Operasional Hipotesis BAB IV METODOLOGI PENELTIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Analisis Data Univariat vii

9 4.7.2 Analisis Data Bivariat Analisis Data Multivariat BAB V HASIL Analisis Univariat Gambaran Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Gambaran Tingkat Pengetahuan Gambaran Tingkat Pendidikan Gambaran Sikap Gambaran Motivasi Gambaran Paparan Informasi Gambaran Peran Petugas Kesehatan Gambaran Dukungan Keluarga Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Sikap dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Paparan Informasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Perilaku 66 viii

10 Mengkonsumsi Tablet Besi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Analisis Multivariat Faktor yang Paling Dominan Berhubungan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi. 69 BAB VI PEMBAHASAN Keterbatasan Penelitian Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Sikap Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Motivasi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Paparan Informasi dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Peran Petugas Kesehatan dan Hubungannya dengan Perilaku 86 ix

11 Mengkonsumsi Tablet Besi. 6.9 Dukungan Keluarga dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi 87 BAB VII SIMPULAN dan SARAN Simpulan Saran. 92 Daftar Pustaka 94 x

12 DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman 1.1 Prevalensi Anemia Ibu Hamil diwilayah Puskesmas Kadugede tahun Kandungan Zat Besi (Fe) Berbagai Bahan Makanan Angka Kecukupan Zat Besi Kandungan Zat Besi pada Suplemen Zat Besi Ibu Hamil Definisi Operasional Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Sikap di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Motivasi di Puskesmas Kadugede Tahun xi

13 5.6 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paparan Informasi di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan di Puskesmas Kadugede Tahun Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Dukungan Keluarga di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Motivasi dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun xii

14 5.13 Hubungan Paparan Informasi dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang Akan Masuk Model Multivariat Hasil Pemodelan Prediksi Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Hasil Uji Interaksi Model Prediksi Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun xiii

15 DAFTAR BAGAN Nomor Bagan Jalur Distribusi Tablet Besi (Fe)... Kerangka Teori.. Kerangka Konsep Penelitian Halaman xiv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini anemia gizi masih merupakan masalah gizi utama yang di derita oleh ibu hamil dan wanita pada umumnya (Depkes, 2008b). Menurut Manuaba (1998) dalam Wipayani (2008) anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut Potensial danger of mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak). Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi, oleh karena itu disebut juga anemia gizi besi (Depkes, 1998). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sinatra (2009) yakni sekitar 90% penyebab anemia adalah akibat kekurangan zat besi. Menurut Kementerian Kesehatan (2010) indikator masalah anemia gizi adalah prevalensi anemia gizi > 20%. Berdasarkan data Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) prevalensi anemia pada ibu hamil adalah 44%. Keadaan ini mengindikasikan anemia gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes, 2008b). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diperoleh bahwa 1

17 2 dari pemeriksaan kadar Hb pada 278 ibu hamil yang menjadi responden didapatkan 68 orang (24,5%) mengalami anemia (Depkes, 2008a). Prevalensi anemia di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 87,5% (Dinkes Kuningan, 2009). Menurut penelitian Santi (2006) di Kabupaten Kuningan, dari hasil pemeriksaan kadar Hb pada 235 ibu hamil trimester II yang dilakukan pada bulan Januari-Agustus tahun 2006, didapatkan 140 ibu hamil mempunyai kadar Hb <11g/dl sehingga diketahui proporsi anemia pada ibu hamil trimester II di Kabupaten Kuningan sebesar 59,57%. Pada tahun 2010, dari 37 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan, angka prevalensi anemia paling tinggi yaitu di wilayah puskesmas Kadugede. Prevalensi anemia di wilayah puskesmas Kadugede terlihat dalam tabel 1.1 : Tabel 1.1 Prevalensi Anemia Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kadugede Tahun Tahun Prevalensi (%) , , ,41 Sumber : Laporan Gizi Dinkes Kab Kuningan tahun Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa prevalensi anemia ibu hamil di wilayah puskesmas Kadugede mengalami peningkatan, pada tahun 2010 yakni mencapai 36,41%. Jumlah tersebut melebihi dari batas indikator masalah anemia yang di tetapkan Kementerian Kesehatan yaitu 20%. Anemia berdampak buruk terhadap kesehatan ibu hamil maupun calon bayi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia pada ibu hamil adalah meningkatkan

18 3 risiko terjadinya keguguran, lahir sebelum waktunya, melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir mati dan kematian perinatal. Ibu hamil yang menderita anemia dapat mengalami kegagalan jantung, yang dapat menimbulkan kematian (Depkes, 2008b). Menurut Soejoenoes (1983) dalam Amiruddin (2007) pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan, risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) dan postpartum (perdarahan pasca melahirkan) lebih sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Berdasarkan penelitian Susanto (2000) di Palembang, ditemukan adanya hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR, dan peluang ibu melahirkan BBLR pada penderita anemia adalah sebesar 2 kali dibandingkan ibu yang tidak menderita anemia selama kehamilan. Selain itu, menurut WHO dalam Amiruddin (2007) anemia merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Menurut Sedyaningsih (2009) berdasarkan perhitungan oleh Badan Pusat Statistik, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2007 sebesar 248/ Kelahiran Hidup, hal ini masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar 102/ Kelahiran Hidup. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan (2009) di Kabupaten Kuningan kematian ibu maternal (hamil, bersalin & nifas) pada tahun 2009 ditemukan 24 kasus kematian ibu dari persalinan. Menurut

19 4 Depkes (1999) 40% penyebab kematian ibu karena perdarahan dan diketahui bahwa anemia menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan tersebut. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Hal ini karena di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan (Amiruddin, 2007). Oleh karena itu, masalah kesehatan ibu perlu segera diatasi karena derajat kesehatan ibu sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang (Depkes, 1998). Mengingat dampak anemia yang sangat berbahaya baik bagi ibu hamil maupun bayi, maka diperlukan upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi masalah anemia tersebut (Depkes, 1999). Maka, penurunan prevalensi anemia sudah menjadi kesepakatan nasional sehingga penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Depkes, 1998). Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil, dengan cara ibu hamil harus mendapat tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilannya (Kemenkes, 2010). Suplementasi tablet besi merupakan salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia, karena jenis anemia terbanyak di Indonesia adalah anemia akibat kekurangan besi (Depkes,1999).

20 5 Selain itu, menurut WHO dalam Rochayati (2008) kebutuhan zat besi yang besar (1000 mg) selama hamil tidak cukup apabila didapatkan dari makanan saja sehingga harus dibantu dengan suplementasi tablet besi, kecuali ibu hamil telah mempunyai cadangan zat besi yang cukup (sekitar 500 mg) dalam tubuhnya sebelum hamil. Hal tersebut juga sangat jarang di jumpai bahkan di negara maju sekalipun karena sebagian besar wanita memulai kehamilannya dengan cadangan zat besi yang rendah dalam tubuhnya. Suplementasi pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah di kaji dan di uji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis dan ketentuan. Namun, program pemberian tablet besi pada wanita hamil yang menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu : 1). Kepatuhan minum tablet besi yang tidak optimal; dan 2). Status besi wanita usia subur (WUS) sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet besi yang di konsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan besi. (Depkes, 2002). Menurut Gibney (2005) keberhasilan program tablet besi tergantung juga pada kepatuhan individual terhadap pengobatan. Berdasarkan hasil penelitan Mardiana (2004) di Kota Palembang, di dapat adanya hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Sedangkan hasil penelitian Rochayati (2008) di Kabupaten Tanggerang didapatkan ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi suplemen zat besi di pengaruhi oleh

21 6 kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat suplemen zat besi, lupa, bosan, malas, tidak menyukai obat. Hasil penelitian Wipayani (2008) di Desa Langensari didapatkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Maret 2011 di wilayah puskesmas Kadugede, dari 15 orang ibu hamil trimester II dan trimester III yang diwawancarai didapatkan bahwa 8 orang (53,33%) tidak meminum tablet besi yang diberikan oleh petugas kesehatan sampai habis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede tahun Rumusan Masalah Prevalensi anemia di puskesmas Kadugede dari tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 prevalensinya sebesar 36,41%. Jumlah tersebut melebihi dari batas indikator masalah anemia yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu 20%. Penanggulangan anemia yang dilakukan dengan cara pemberian tablet besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Berdasarkan studi pendahuluan tahun 2011, dari 15 orang ibu hamil trimester II dan trimester III yang diwawancarai didapatkan bahwa 8 orang (53,33%) tidak meminum tablet besi yang diberikan oleh petugas kesehatan sampai habis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Kadugede Kabupaten Kuningan tahun 2011.

22 7 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terkait anemia & tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 3. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 4. Bagaimana gambaran sikap ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 5. Bagaimana gambaran motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 6. Bagaimana gambaran paparan informasi terkait anemia & tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 7. Bagaimana gambaran peran petugas kesehatan terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 8. Bagaimana gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 9. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terkait anemia & tablet besi dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011?

23 8 10. Bagaimana hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 11. Bagaimana hubungan sikap ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 12. Bagaimana hubungan motivasi ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 13. Bagaimana hubungan paparan informasi terkait anemia & tablet Fe dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 14. Bagaimana hubungan peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 15. Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 16. Apakah faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011?

24 9 1.4 Tujuan Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terkait anemia & tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran sikap ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran paparan informasi terkait anemia & tablet besi (Fe) pada ibu hamil di Puskesmas Kadugede tahun 2011.

25 10 7. Diketahuinya gambaran peran petugas kesehatan terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terkait anemia & tablet Fe dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya hubungan sikap ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya hubungan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Kadugede tahun 2011? 13.Diketahuinya hubungan paparan informasi terkait anemia & tablet Fe dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011.

26 11 14.Diketahuinya hubungan peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Diketahuinya faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Manfaat Bagi Puskesmas Kadugede Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan perencanaan dan pelaksanaan program gizi di Puskesmas Kadugede khususnya program pemberian tablet besi (Fe) dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Kadugede Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas Kadugede Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk petugas kesehatan dalam pelaksanaan program pemberian tablet besi (Fe) dalam rangka meningkatkan perilaku konsumsi tablet besi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kadugede.

27 Bagi Peneliti Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2011 di puskesmas Kadugede. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan hasil dari observasi. Data sekunder berupa data kasus anemia, cakupan program tablet besi, dan laporan tahunan puskesmas Kadugede. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan desain studi cross sectional.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Zat Besi (Fe) Pengertian Zat Besi Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan oleh semua sistem biologi didalam tubuh. Zat besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel (Jordan, 2003). Besi merupakan mineral makro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram (Almatsier, 2006). Pada wanita dewasa terdapat mg per kg berat badan (Poedjiadi, 2005) Sumber Zat Besi Sumber besi yang paling baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas zat besi didalam makanan, atau dinamakan juga ketersediaan biologik (biovailability). Pada umumnya zat besi didalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, zat besi didalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan zat besi didalam sebagian besar 13

29 14 sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah (Almatsier, 2006). Kandungan zat besi beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Kandungan Zat Besi (Fe) Berbagai Bahan Makanan Bahan Makanan Nilai Fe Nilai Fe Bahan Makanan (mg) (mg) Tempe kacang kedelai murni 10,0 Telur ayam 2,7 Kacang kedelai, kering 8,0 Biskuit 2,7 Udang segar 8,0 Kangkung 2,5 Kacang hijau 6,7 Jagung kuning,pipil lama 2,4 Hati sapi 6,6 Kelapa tua,daging 2,0 Daun kacang panjang 6,2 Ikan segar 2,0 Kacang merah 5,0 Daun singkong 2,0 Bayam 3,9 Ayam 1,5 Sawi 2,9 Roti putih 1,5 Daging sapi 2,8 Keju 1,5 Telur bebek 2,8 Beras setengah giling 1,2 Gula kelapa 2,8 Kentang 0,7 Daun katuk 2,7 Pisang ambon 0,5 Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan Depkes dalam Almatsier, Manfaat Zat Besi Zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh, yaitu: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2006).

30 Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil Kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar %. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya melalui diet atau makanan. Oleh karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Arisman, 2004). Tabel 2.2 Angka Kecukupan Zat Besi Kelompok Umur Wanita (th) Trimester I Trimester II Trimester III Zat Besi (mg) Sumber : Kepmenkes RI No 1593 tahun Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Absorpsi Zat Besi Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor, protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium, dan fitat dapat mengikat zat besi (Fe) sehingga mengurangi jumlah serapan (Arisman, 2004). Diperkirakan hanya 5-15% besi makanan diabsorpsi oleh orang dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi, absorpsi dapat mencapai 50% (Almatsier, 2006). Menurut Syafiq (2006) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan absorpsi besi (Fe) dan faktor yang dapat menghambat absorpsi besi (Fe).

31 16 Faktor peningkat absorpsi besi (Fe), yaitu : a. Meat-fish-poultry (daging-ikan-unggas) b. Vitamin C dapat membantu penyerapan besi non-heme dengan merubah bentuk ferri menjadi ferro c. Adanya asam sitrat dan asam laktat dari makanan serta asam HCl dari lambung juga membantu absorpsi besi (Fe) Sedangkan faktor penghambat absorpsi besi (Fe), yaitu: a. Fitat (dalam serelia) mengikat besi b. Asam oksalat (dalam sayuran) mengikat besi c. Kalsium dalam dosis tinggi menghambat penyerapan besi, tetapi mekanismenya belum diketahui pasti d. Tanin (dalam teh dan kopi) dikonsumsi sebaiknya 1-2 jam setelah makan agar tidak mengganggu penyerapan besi (Fe). Sedangkan menurut Almatsier (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi dijelaskan sebagai berikut : a. Bentuk besi Bentuk besi di dalam makanan berpengaruh terhadap penyerapannya. Besi-hem, yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat didalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi

32 17 non-hem. Besi non-hem terdapat didalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah-buahan. Makan besi hem dan non-hem secara bersamaan dapat meningkatkan penyerapan besi non-hem. Daging, ayam, dan ikan mengandung suatu faktor yang terdiri dari asam amino yang mengikat besi dan membantu penyerapannya. b. Asam Organik Asam organik seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi non-hem dengan merubah bentuk feri menjadi bentuk fero, karena bentuk fero lebih mudah diserap oleh tubuh. c. Asam Fitat dan Asam Oksalat Asam fitat dan asam oksalat dapat menghambat penyerapan besi. Protein kedelai menurunkan absorpsi besi karena disebabkan oleh nilai fitatnya yang tinggi. Vitamin C dalam jumlah yang cukup dapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambat penyerapan besi. d. Tanin Tanin yang merupakan polifenol dan terdapat didalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah dapat menghambat absorpsi besi dengan cara mengikatnya. e. Kalsium dalam dosis tinggi menghambat penyerapan besi, tetapi mekanismenya belum diketahui pasti.

33 18 f. Tingkat keasaman lambung Tingkat keasaman lambung meningkatkan daya larut besi. Kekurangan asam klorida didalam lambung atau penggunaan obat-obatan bersifat basa seperti antasid menghalangi absorpsi besi. g. Faktor intrinsik Faktor intrinsik didalam lambung membantu penyerapan besi, diduga karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B 12. h. Kebutuhan tubuh Kebutuhan tubuh akan berpengaruh besar terhadap absorpsi besi. Bila tubuh kekurangan besi atau kebutuhan tubuh meningkat pada masa pertumbuhan, absorpsi besi non-hem dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan besi hem dua kali. Oleh karena itu, tablet besi (Fe) sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat besi (Fe) sebaiknya dihindarkan atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan (Arisman, 2004). 2.2 Program Tablet Besi (Tablet Tambah Darah) Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian tablet besi atau dikenal juga dengan sebutan tablet tambah darah (Kemenkes, 2010). Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Suplementasi tablet besi

34 19 merupakan cara yang efektif karena kandungan besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat (Depkes, 1999) Dosis dan Cara Pemberian Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil sampai masa nifas meminum sehari 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. Sedangkan dosis pengobatan diberikan pada sasaran yang anemia yaitu bila kadar Hb <11 gram%, maka diberikan 3 tablet sehari selama 90 hari pada kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. Bila belum ada perbaikan segera dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut. Diharapkan agar setiap ibu hamil yang datang ke puskesmas diperiksa kadar Hb-nya (Depkes,1999). Sebaiknya ibu hamil mulai minum tablet besi begitu mengetahui hamil dan setiap hari satu tablet paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilannya. Lebih baik bila lebih dari 90 hari sampai melahirkan (Depkes,2002). Pada beberapa orang, pemberian tablet besi dapat menimbulkan gejalagejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, muntah, dan kadang-kadang terjadi diare atau sulit buang air. Untuk mencegah timbulnya gejala tersebut, dianjurkan agar tablet besi diminum dengan air putih setelah makan pada malam hari. Setelah minum tablet besi, kotoran (tinja) akan menjadi hitam, hal ini sama sekali

35 20 tidak membahayakan. Untuk penyerapan besi, tidak dianjurkan minum tablet besi bersama-sama dengan susu, teh, kopi atau obat maag (Depkes, 1999). Setiap tablet besi mengandung 200 mg sulfas ferosus (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Besarnya kandungan besi ini telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan ahli (Depkes, 2002). Walaupun kandungan zat besinya berbeda, tablet tambah darah atau tablet besi tidak akan menyebabkan tekanan darah tinggi dan kebanyakan darah (Depkes, 1999) Distribusi Distribusi yang dimaksud adalah pengiriman tablet besi dari tingkat pusat sampai ke tempat-tempat sasaran pelayanan dimana tablet besi diberikan langsung ke sasaran (Depkes, 1999). Alur distibusi tablet besi terlihat pada bagan 2.1:

36 21 Bagan 2.1 Jalur Distribusi Tablet Besi (Fe) Tk.Pusat Tk.Provinsi/Dati I Tk. Kabupaten Produsen Gd.farmasi Kab/kodya Tk.Kecamatan Puskesmas Tk.Desa Posyandu Pustu Bidan di Desa/polindes Pos Obat Desa Masyarakat Sasaran Sumber : Depkes,1999 Tenaga pelaksana distribusi tablet Fe, yaitu petugas puskesmas, bidan di desa, kader, dukun bayi, dan tenaga lainnya (Depkes, 2008) Pencatatan Pelaporan Menurut Depkes (1999) pencatatan distribusi tablet besi pada beberapa tingkat administrasi kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Posyandu Pemberian tablet besi untuk ibu hamil sampai masa nifas yang dilakukan di posyandu di catat dalam Buku Bantu Ibu Hamil. Pencatatan di posyandu dilakukan oleh kader, kemudian direkapitulasi oleh bidan di desa atau petugas pustu.

37 22 2. Desa Pemberian tablet besi kepada kelompok sasaran dilakukan pula oleh bidan di desa/polindes (Pondok Bersalin Desa), petugas Pustu (Puskesmas Pembantu) serta dicatat pada Register Kohort Ibu. Hasil rekapitulasi dilaporkan ke puskesmas. 3. Puskesmas Petugas/bidan/pelaksana KIA dan Gizi memberikan tablet besi kepada ibu hamil sampai nifas di puskesmas serta dicatat pada Register Kohort Ibu. Rekapitulasi dilakukan oleh bidan (pelaksana KIA) dan atau petugas gizi puskesmas berdasarkan hasil dari posyandu dan desa serta ditambah dengan hasil yang dilaksanakan oleh puskesmas sendiri dalam Register Gizi Monitoring Kepatuhan yaitu : Menurut Depkes (1999), monitoring kepatuhan konsumsi tablet besi a. Terjadinya perubahan warna hitam pada tinja menunjukan bahwa sasaran minum tablet besi, adanya Fe dalam tinja dapat diketahui juga dengan tes Afifi. b. Dengan membawa kemasan kembali kepada petugas, menunjukan berapa jumlah tablet besi yang telah dikonsumsi oleh sasaran. c. Supervisi dan monitoring berlaku untuk melihat apakah tablet besi betulbetul dikonsumsi oleh sasaran.

38 23 d. Dengan melihat perkembangan kesehatan kelompok sasaran, dapat diketahui juga apakah sasaran mengkonsumsi tablet besi. 2.3 Perilaku Pengertian Perilaku Menurut Green (1980) dalam Rochayati (2008), behavior is an action that has specific frequency, duration, and purpose whether conscious or unconscious. Selain itu, menurut Green (2005), behavior as a discrete act or series of acts. Perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan (Maulana, 2009). Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Menurut Kwick (1974) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Sedangkan menurut Skinner (1938) dalam Fitriani (2011) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu :

39 24 a. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

40 Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Menurut Becker (1979) dalam Fitriani (2011), perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Perilaku hidup sehat Merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. b. Perilaku sakit (illness behaviour) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya. c. Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) Perilaku ini meliputi tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak, mengetahui hak dan kewajiban orang sakit Determinan Perilaku Kesehatan Determinan perilaku kesehatan merupakan faktor penentu perubahan perilaku atau yang membentuk perilaku (Notoatmodjo, 2005). Menurut Green

41 26 (2005) determinan perilaku kesehatan dikelompokan menjadi 3 faktor yang berperan, yaitu: a. Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) Faktor predisposisi merupakan faktor-faktor yang mempermudah perubahan perilaku yang didasari oleh pemikiran atau motivasi untuk berperilaku. Faktor-faktor predisposisi antara lain pengetahuan, kepercayaan, sikap, status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, suku, dan pendidikan. Komunikasi langsung ke populasi atau sasaran dapat memperkuat faktor predisposisi. b. Faktor-Faktor Pemungkin (Enabling Factors) Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Kondisi ini meliputi ketersediaan dan kemudahan dari sumber daya pelayanan kesehatan, seperti ketersediaan sarana dan prasarana. Selain itu, faktor pemungkin juga meliputi kondisi dari lingkungan tempat tinggal yang berperan sebagai fasilitator untuk bertindak seperti ketersediaan transportasi untuk menuju tempat pelayanan kesehatan. c. Faktor-Faktor Penguat (Reinforcing Factors) Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor penguat meliputi dukungan masyarakat, pengaruh teman sebaya, dukungan keluarga, dan umpan balik

42 27 dari petugas pelayanan kesehatan. Selain itu penghargaan, kenyamanan, dan pengaruh tokoh termasuk ke dalam faktor penguat. Perilaku seseorang tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2007). 2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Tingkat Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Fitriani, 2011). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Menurut Sunaryo (2004) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

43 28 dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesisi) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

44 29 f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Berdasarkan hasil penelitian Mardiana (2004), Muliyati (2007), Rochayati (2008), Wipayani (2008) dan Sartika (2010) menunjukan bahwa ibu hamil yang pengetahuan tentang anemia gizi dan zat besinya baik cenderung patuh dalam mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya kurang Tingkat Pendidikan Menurut Ihsan (2001) dalam Zurinal (2006) pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005) pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tingkat pendidikan merupakan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai (Mardiana, 2004). Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi kesadaran tentang pentingnya arti kesehatan, memilih dan mengolah bahan pangan, dan

45 30 pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan (Niven, 2002). Hasil penelitian Mardiana (2004) menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi, kemudian ibu hamil yang berpendidikan tinggi cenderung untuk patuh sebesar 6,608 kali dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah Sikap Attitude as a tendency of mind or of relatively constant feeling toward a certain category of objects, persons, or situations (Mucchielli dalam Green, 2005). Menurut Setiawati (2008) sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Newcomb dalam Fitriani, 2011). Sedangkan menurut Sarlito (1994) dalam Luthfi (2009) sikap adalah kecenderungan untuk bertingkah laku. Menurut Widayatun (2009) sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Menurut Niven (2002) sikap seseorang adalah komponen

46 31 yang sangat penting dalam perilaku kesehatannya, yang kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku seseorang. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005) sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu : a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek Artinya, keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek Artinya, penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak Artinya, sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Menurut Fitriani (2011) sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni: a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. b. Merespons (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

47 32 c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Skala pengukuran yang sering digunakan dalam penelitian sikap adalah skala likert. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang terhadap masalah yang ada. Pengukuran jika pernyataan negatif maka penilaiannya yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju = 4 (Hidayat, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Rochayati (2008) didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil setuju terhadap program pemberian suplemen zat besi atau suplemen tambah darah untuk ibu hamil dan setuju terhadap peraturan mengkonsumsi satu tablet setiap hari. Menurut Sartika (2010) ada hubungan antara sikap dengan keteraturan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti mendorong/menggerakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berperilaku/beraktifitas dalam pencapaian tujuan (Widayatun, 2009). Menurut Fitriani (2011) motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk

48 33 mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Munandar (2001) motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada tercapainya tujuan tertentu. Selain itu, motivasi dibedakan menjadi motivasi rendah dan motivasi tinggi. Sedangkan menurut Elder (1998) dalam Notoatmodjo (2005) motivasi merupakan interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku. Untuk berperilaku sehat diperlukan juga motivasi. Hal ini diperkuat menurut Asnawi (2007) yakni semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya. Pengukuran Motivasi Tidak ada satupun teori yang mampu secara komprehensif dan memiliki relevansi yang kontinyu dan sustainibel dalam hal motivasi yang dapat dijadikan alat ukur ilmiah yang pasti, yang paling mendekati obyektivitas dalam pengukuran motivasi adalah ditempuh dengan jalan melihat ciri-ciri perilaku yang bertujuan untuk terus termotivasi (Asnawi, 2007). Ada beberapa ciri perilaku yang diambil dari pendapat Murray, Mc Clelland, dan Klinger dalam Asnawi (2007) yang dapat dipakai sebagai rujukam untuk mengukur motivasi, ciri-ciri tersebut adalah:

49 34 1. Apabila tujuan telah dekat, maka perilaku makin nyata, sehingga makin mudah diramalkan 2. Perilaku bervariasi menurut kondisinya, terutama jika terjadi halangan atau hambatan 3. Peningkatan pemantapan yang dapat dilihat dari performasi yang menunjukan kecepatan, efisiensi yang meningkat atau peningkatan performasi yang lain 4. Laporan dari individu yang termotivasikan, apakah menurut yang bersangkutan yang menjadi motif perilakunya 5. Tanggapan emosional dalam menanggapi dan mencapai tujuannya 6. Sifat pilihan dan perhatian. Dalam penerapannya, ada yang menggunakan ciri satu dan dua saja, ada yang menggunakan ciri ketiga saja, atau hanya menggunakan satu saja (Asnawi, 2007). Berdasarkan penelitian Muliyati (2007) diperoleh bahwa ada hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi Paparan Informasi Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan mempengaruhi perilaku seseorang (Kar dalam Notoatmodjo, 2007). Semakin sering diberikan informasi akan terjadi perubahan perilaku yang bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2007). Menurut penelitian Ley dan Spelman (1976) dalam Niven (2002) ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat

50 35 dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman instruksi yang diberikan pada pasien. Hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh pasien. Menurut Rochayati (2008) kurangnya keterpaparan ibu hamil terhadap informasi terutama mengenai makanan yang baik dikonsumsi pada saat hamil, anemia, dan suplemen zat besi dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan gizi ibu hamil. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kepatuhannya dalam mengkonsumsi suplemen zat besi Peran Petugas Kesehatan Dukungan dari profesional kesehatan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan. Petugas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusiasnya terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang mampu beradaptasi dengan program pengobatannya (Niven, 2002). Selama ini yang dilakukan petugas kesehatan pada umumnya hanya perintah untuk mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur tanpa adanya penjelasan mengenai manfaatnya. Informasi tersebut perlu diberikan sejelasjelasnya untuk memberi dorongan kepada ibu hamil agar mau mengkonsumsi tablet tambah darah (Triatnawati dalam Rochayati, 2008).

51 36 Menurut Janis dan Rodin (1979) dalam Niven (2002) untuk meningkatkan kepatuhan pasien bisa dengan menggunakan kekuatan petunjuk. Kekuatan petunjuk dapat diartikan sebagai situasi dimana profesional kesehatan berperan sebagai referensi bagi pasien Dukungan Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Balion dan Maglaya dalam Nasrul,1998). Sedangkan menurut Depkes (1988) dalam Nasrul (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dan dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program kesehatan yang dapat mereka terima. Dukungan dari keluarga merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis (Niven, 2002). Menurut Mardiana (2004) dan Muliyati (2007) ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.

52 Kerangka Teori Berdasarkan beberapa teori tersebut, maka kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi sebagai berikut: Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Kepercayaan - Pendidikan - Sikap - Nilai-nilai - Motivasi Bagan 2.2 Kerangka Teori Faktor pemungkin: - Ketersediaan sumberdaya kesehatan - Keterjangkauan sumberdaya kesehatan - Prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan - Keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan Perilaku Kesehatan Faktor penguat: - Keluarga - Teman sebaya - Guru - Majikan - Petugas kesehatan - Paparan informasi Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Green & Kreuter (2005)

53 38 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori yang telah disebutkan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin meneliti beberapa faktor saja, sehingga dibuatlah kerangka konsep mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) dengan memilih variabel-variabel tertentu. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe), sedangkan variabel independennya adalah pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, motivasi ibu, jumlah tablet besi, paparan informasi mengenai anemia dan tablet besi, peran petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada bagan 3.1

54 39 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat Pendidikan Ibu Sikap Ibu Motivasi Ibu Jumlah Tablet Besi Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Paparan Informasi Peran petugas kesehatan Dukungan Keluarga Berdasarkan kerangka konsep tersebut, tidak semua variabel independen yang ada dalam kerangka teori dimasukan kedalam kerangka konsep. Adapun variabel yang tidak diteliti antara lain : 1. Faktor predisposisi yakni kepercayaan dan nilai-nilai tidak diteliti oleh peneliti karena variabel kepercayaan termasuk ke dalam komponen pokok dari sikap sehingga tidak diteliti lagi karena variabel sikap sudah ada dan karena keterbatasan penelitian, sedangkan variabel nilai-nilai sulit untuk diukur dengan metode kuantitatif.

55 40 2. Faktor pemungkin yakni variabel keterjangkauan sumberdaya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan, serta variabel keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan tidak diteliti oleh peneliti. Variabel keterjangkauan sumberdaya kesehatan tidak diteliti karena di wilayah puskesmas Kadugede, keterjangkauan sumberdaya kesehatan tidak menjadi masalah. Hal ini dikarenakan jika jarak tempat tinggal ibu-ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilannya jauh dari puskesmas, maka ibu-ibu hamil tersebut lebih memilih periksa kehamilan ditempat praktek bidan yang dekat dengan tempat tinggal. Variabel prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan tidak diteliti, karena keterbatasan penelitian. Kemudian variabel keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan tidak diteliti, karena untuk mengkonsumsi tablet besi tidak dibutuhkan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan. 3. Faktor penguat yakni teman sebaya, guru, dan majikan tidak diteliti oleh peneliti. Hal ini dikarenakan keterbatasan penelitian.

56 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Perilaku ibu Aktifitas/kegiatan ibu hamil Kuesioner, Wawancara, 1. Kurang, bila tablet besi yang dikonsumsi Ordinal hamil dalam mengkonsumsi tablet Lembar observasi ibu hamil < 20 tablet Fe/bulan. mengkonsum si tablet besi (Fe) besi sesuai dengan kebutuhan zat besi ibu hamil. observasi 2. Baik, bila tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil 20 tablet Fe/bulan. 2 Tingkat Tingkat pengetahuan Kuesioner Wawancara 1. Kurang, jika total skor jawaban < nilai Ordinal Pengetahuan responden dalam menjawab median (5,00). ibu pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai anemia dan tablet besi. 2. Baik, jika total skor jawaban nilai median (5,00). 3 Tingkat Tingkat pendidikan formal Kuesioner Wawancara 1. Rendah, jika tamat < SMA. Ordinal Pendidikan ibu tertinggi yang telah dicapai ibu 2. Tinggi, jika tamat SMA.

57 42 No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 4 Sikap ibu Respon seseorang terhadap stimulus dari luar yang dinyatakan dengan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang berhubungan dengan tablet Fe dan anemia. 5 Motivasi Ibu Dorongan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi (Modifikasi dari Widayatun, 6 Jumlah tablet besi 7 Paparan informasi 2009) Jumlah tablet besi (Fe) yang diterima/didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan atau tempat lainnya (Depkes, 2002) Pernyataan responden mengenai pernah atau tidaknya mendapatkan informasi tentang anemia dan tablet besi. Kuesioner Wawancara 1. Negatif, jika total skor < median (10,00) 2. Positif, jika total skor median (10,00) (Hidayat, 2001) Kuesioner Wawancara 1. Rendah, jika total skor < median (2,00) 2. Tinggi, jika total skor median (2,00) Kuesioner Wawancara 1. Kurang, jika ibu hamil mendapatkan < 20 tablet Fe/bulan. 2. Baik, jika ibu hamil mendapatkan 20 tablet Fe/bulan. Kuesioner Wawancara 1. Kurang, jika responden menjawab tidak pernah mendapatkan informasi tentang anemia dan tablet besi atau hanya mendapatkan informasi salah satunya. 2. Baik, jika responden menjawab pernah mendapatkan informasi tentang anemia dan tablet besi. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

58 43 No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 8 Peran petugas kesehatan 9 Dukungan keluarga Jawaban responden mengenai perhatian/tindakan mengingatkan/anjuran dari petugas kesehatan terhadap ibu hamil untuk minum tablet besi setiap hari serta pemberian informasi mengenai anemia & tablet besi oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil (Depkes, 1999). Jawaban responden mengenai perhatian/tindakan mengingatkan dari anggota keluarga terhadap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi setiap hari (Mardiana, 2004). Kuesioner Wawancara 1. Kurang, jika responden menjawab petugas kesehatan tidak pernah memberi informasi dan tidak menganjurkan untuk minum tablet besi setiap hari atau hanya salah satunya. 2. Baik, jika responden menjawab petugas kesehatan pernah memberi informasi dan menganjurkan untuk minum tablet besi setiap hari Kuesioner Wawancara 1. Tidak ada, apabila responden menjawab anggota keluarga tidak memberikan perhatian/mengingatkan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi setiap hari. 2. Ada, apabila responden menjawab anggota keluarga memberikan perhatian/mengingatkan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi setiap hari. Ordinal Ordinal (Mardiana, 2004)

59 Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia & tablet besi (Fe) dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara motivasi ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara jumlah tablet besi yang didapatkan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara paparan informasi terkait anemia & tablet besi (Fe) dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Kadugede tahun 2011.

60 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengambilan data variabel independen dan variabel dependen dilakukan dalam waktu bersamaan. Menurut Praktiknya (2003) penelitian cross sectional ialah penelitian noneksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa status kesehatan tertentu dengan model pendekatan point time. Artinya variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Penelitian ini bersifat analitik karena akan melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.variabel dependen yang diteliti adalah perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe). Sedangkan variabel independen yang diteliti adalah pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, motivasi ibu, paparan informasi mengenai anemia dan tablet besi, peran petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Desain cross sectional berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun

61 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Kadugede Kabupaten Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli tahun Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya (Supranto, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil yang tercatat di puskesmas Kadugede dan minimal telah 1 bulan mendapatkan mendapatkan tablet besi. Jumlah populasi berdasarkan laporan bulanan pada Maret 2011 adalah 251 ibu hamil Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan metode simple random sampling. Menurut Supranto (2008) Simple random sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen populasi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.

62 47 Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi (Ariawan, 1998). [ z 1-α/2 2 P (1-P) + z 1-β P 1 (1-P 1 )+ P 2 (1-P 2 ) ] 2 n = (P 1 - P 2 ) 2 Keterangan : n = Jumlah sampel yang dibutuhkan Z 1-α/2 = Derajat Kepercayaan 95% (1,96) Z 1-β = Kekuatan Uji 90% (1,28) P = Proporsi rata-rata = (P 1 + P 2 )/2 = (0, ,477)/2 = 0,641 P 1 =Proporsi Kepatuhan Ibu Hamil yang mendapat dukungan keluarga(0,804) P 2 =Proporsi Kepatuhan Ibu Hamil yang tidak mendapat dukungan keluarga(0,477) (Nilai P 1 dan P 2 diperoleh dari penelitian Mardiana, 2004) n = [ 1,96 2 (0,641) (1-0,641) + 1,28 0,804 (1-0,804) + 0,477 (1-0,477) ] 2 (0,804-0,477) 2 n = 44 Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel sebanyak 44 sampel kemudian dikalikan 2 sehingga menjadi 88 sampel. Untuk menjaga kemungkinan berkurangnya sampel atau ketidaklengkapan data, maka besar sampel ditambah

63 48 5% sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 ibu hamil. Menurut Thabane (2005) dalam Murti (2010) kemungkinan berkurangnya sampel perlu diantisipasi, dengan cara memperbesar taksiran ukuran sampel agar presisi penelitian tetap terjaga. 4.4 Insrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner digunakan untuk mengisi pertanyaan mengenai pengetahuan, pendidikan, sikap, motivasi, paparan informasi, peran petugas kesehatan, dukungan keluarga dan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Sedangkan lembar observasi untuk mengetahui jumlah tablet besi yang di konsumsi ibu hamil dengan melihat secara langsung sisa bungkus/tablet besi yang masih ada. Kuesioner dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner penelitian Mardiana (2004), kemudian ditambahkan pertanyaan terkait variabel-variabel yang tidak ada dalam penelitian tersebut seperti sikap, motivasi, paparan informasi, dan peran petugas kesehatan. Kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu diuji coba pada 15 ibu hamil diluar lokasi penelitian tetapi mempunyai karakteristik sama dengan lokasi penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan di desa Cibingbin kecamatan Cibingbin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat didalam kuesioner cukup dipahami oleh responden sehingga data yang didapatkan nantinya valid dan sesuai dengan yang diharapkan.

64 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan wawancara kepada ibu hamil dengan instrumen kuesioner yang meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap, motivasi, paparan informasi, peran petugas kesehatan, dukungan keluarga dan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Selain itu, data primer diperoleh dengan cara observasi untuk mengetahui jumlah tablet besi yang di konsumsi ibu hamil dengan melihat secara langsung sisa bungkus/tablet besi yang masih ada.. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data ibu hamil di puskesmas Kadugede, dan laporan Fe. 4.6 Pengolahan Data Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data primer dari variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut : 1. Mengkode data (data coding), yaitu membuat klasifikasi data dan memberi kode pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner. 2. Menyunting data (data editing), yaitu kuesioner yang telah diisi dilihat kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses pemasukan data ke dalam komputer. 3. Membuat struktur data (data structure) dan file data (data file), yaitu membuat template sesuai dengan format kuesioner yang digunakan.

65 50 4. Memasukan data (entry data), yaitu dilakukan pemasukan data ke dalam template yang telah dibuat. 5. Membersihkan data (data cleaning), yaitu data yang telah dimasukan dicek kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan, baik kesalahan pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode. Dengan demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis. 4.7 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data univariat, analisis data bivariat, dan analisis data multivariat Analisis Data Univariat Analisis data univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel baik variabel independen maupun variabel dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi Analisis Data Bivariat Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Pada analisa ini digunakan uji chi square dengan rumus : Σ (O-E) 2 X 2 = E df = (k-1) (b-1)

66 51 Keterangan : X 2 O E k b = Chi square = Nilai observasi = Nilai ekspektasi = Jumlah kolom = Jumlah baris Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p 0,05 dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05. Menurut Hastono (2001) prosedur pengujian chi square sebagai berikut : a. Memformulasikan hipotesisnya (Ho dan Ha) b. Memasukan frekuensi observasi (O) dalam tabel silang c. Menghitung frekuensi harapan (E) masing-masing sel d. Menghitung X 2 sesuai aturan yang berlaku : Bila tabelnya lebih dari 2x2, menggunakan pearson chi square. Bila tabelnya 2x2 dan tidak ada nilai E < 5, menggunakan continuity correction. Bila tabelnya 2x2 ada sel yang nilai E-nya < 5, menggunakan Fisher Exact. e. Menghitung P value dengan membandingkan nilai X 2 dengan tabel chi square

67 52 f. Keputusan : Bila P value α, Ho ditolak, berarti data sampel mendukung adanya perbedaan yang bermakna. Bila P value > α, Ho gagal ditolak, berarti data sampel tidak mendukung adanya perbedaan yang bermakna Analisis Data Multivariat Analisis mulivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara beberapa variabel independen dan variabel dependen pada waktu yang bersamaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan berhubungan dengan variabel dependennya. Variabel yang secara bivariat menunjukan hubungan yang bermakna dilanjutkan dengan uji multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda karena variabel berbentuk kategorik dan model yang digunakan dalam uji ini yaitu model prediksi. Menurut Yasril (2008) pada model prediksi semua variabel independennya dianggap penting. Maka proses estimasi dapat dilakukan dengan beberapa koefisien regresi logistik sekaligus. Menurut Hastono (2001), prosedur pemodelan pada model prediksi sebagai berikut : a. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependennya. Bila hasil uji bivariat mempunyai nilai p<0,25 maka variabel tersebut dapat masuk dalam model multivariat.

68 53 b. Memasukan/pengeluaran variabel yang masuk dalam model. Menurut Yasril (2008), bila variabel mempunyai nilai P value > 0,05 maka dikeluarkan dari model. c. Mengidentifikasi linearitas variabel numerik dengan tujuan untuk menentukan apakah variabel numerik dijadikan variabel katagorik atau tetap variabel numerik. d. Memeriksa kemungkinan interaksi variabel ke dalam model. Pengujian interaksi dilihat dari kemaknaan uji statistik. Bila variabel interaksi mempunyai nilai bermakna, maka variabel interaksi penting dimasukan dalam model.

69 BAB V HASIL 5.1 Analisis Univariat Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi dari masingmasing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 responden yang diteliti, ibu hamil yang perilaku konsumsi tablet besinya baik yaitu sebanyak 45 orang (48,9%) dan ibu hamil yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang yaitu sebanyak 47 orang (51,1%). Adapun gambaran perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Perilaku Mengkonsumsi Jumlah Persentase (%) Tablet Besi Kurang 47 51,1 Baik 45 48,9 Total Sumber : Data primer Dari 47 responden yang berperilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi didapatkan bahwa 30 responden (63,83%) berperilaku kurang baik 54

70 55 dalam mengkonsumsi tablet besi karena mual, bosan, tidak suka bau dan rasa tablet besi. Kemudian 17 responden (36,17%) berperilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi karena lupa/malas minum tablet besi. Selain itu, dari 45 responden yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi didapatkan bahwa 24 responden (53,33%) berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi agar ibu dan calon bayi sehat, 19 responden (42,22%) berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi karena mengikuti nasehat bidan, dan 2 responden (4,44%) berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi karena mengikuti nasehat anggota keluarga Gambaran Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 41 orang (44,6%) dan ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 51 orang (54,4%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan tingkat pengetahuan di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Kurang 41 44,6 Baik 51 54,4 Total Sumber: Data Primer

71 Gambaran Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu rendah dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 47 orang (51,1%) dan ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu sebanyak 45 orang (48,9%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan tingkat pendidikan di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) Rendah 47 51,1 Tinggi 45 48,9 Total Sumber: Data primer Gambaran Sikap Sikap pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu negatif dan positif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 38 orang (41,3%) dan ibu hamil yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 54 orang (58,7%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan sikap di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut.

72 57 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Sikap di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Sikap Jumlah Persentase (%) Negatif 38 41,3 Positif 54 58,7 Total Sumber: Data primer Gambaran Motivasi Motivasi pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu rendah dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang memiliki motivasi rendah yaitu sebanyak 30 orang (32,6%) dan ibu hamil yang memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 62 orang (67,4%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan motivasi di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Motivasi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Motivasi Jumlah Persentase (%) Rendah 30 32,6 Tinggi 62 67,4 Total Sumber: Data Primer Gambaran Paparan Informasi Paparan informasi pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang kurang terpapar informasi tentang tablet besi dan anemia yaitu sebanyak 37 orang (40,2%) dan ibu hamil yang terpapar informasi

73 58 dengan baik yaitu sebanyak 55 orang (59,8%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan paparan informasi di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paparan Informasi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Paparan Informasi Jumlah Persentase (%) Kurang 37 40,2 Baik 55 59,8 Total Sumber: Data Primer Selain itu, dari 55 responden yang terpapar informasi dengan baik didapatkan bahwa 22 responden (40%) mendapatkan informasi dari bidan ditempat prakteknya, 21 responden (38,18%) mendapatkan informasi dari bidan dipuskesmas atau pustu, 9 responden (16,36%) mendapatkan informasi dari televisi, serta 3 responden (5,46) mendapatkan informasi dari pamplet/poster kesehatan Gambaran Peran Petugas Kesehatan Peran petugas kesehatan pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kurang dan baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang berpendapat peran petugas kesehatan kurang yaitu sebanyak 49 orang (53,3%) dan ibu hamil yang berpendapat peran petugas kesehatan baik yaitu sebanyak 43 orang (46,7%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan peran petugas kesehatan di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut.

74 59 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Peran Petugas Jumlah Persentase (%) Kesehatan Kurang 49 53,3 Baik 43 46,7 Total Sumber: Data Primer Gambaran Dukungan Keluarga Dukungan keluarga pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu tidak ada dan ada. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 92 reponden yang diteliti, ibu hamil yang berpendapat tidak ada dukungan keluarga yaitu sebanyak 29 orang (31,5%) dan ibu hamil yang berpendapat ada dukungan keluarga yaitu sebanyak 63 orang (68,5%). Adapun gambaran distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan dukungan keluarga di puskesmas Kadugede dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Dukungan Keluarga di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Dukungan Keluarga Jumlah Persentase (%) Tidak ada 29 31,5 Ada 63 68,5 Total Sumber: Data Primer Selain itu, dari 63 responden yang mengatakan ada dukungan keluarga didapatkan bahwa 50 responden (79,37%) mengatakan didukung oleh suami untuk berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi, dan 13 responden

75 60 (20,63%) mengatakan didukung oleh orang tua ibu hamil untuk berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi. 5.2 Analisis Bivariat Pada analisis bivariat ini akan disajikan hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.9 berikut ini. Tabel 5.9 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Besi Kurang Baik N % N % N % OR (95% CI) Kurang 33 80,5 8 19, ,902 (4,062-29,261) Baik 14 27, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,000 Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 41 responden yang tingkat pengetahuannya kurang, terdapat 33 responden (80,5%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara

76 61 51 responden yang tingkat pengetahuannya baik, terdapat 14 responden (27,5%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 10,902 (95% CI 4,062-29,261), artinya ibu hamil yang tingkat pengetahuannya kurang memiliki peluang 10,902 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya baik Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.10 berikut ini. Tabel 5.10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Besi Kurang Baik N % N % N % OR (95% CI) Rendah 33 70, , ,219 (2,147 12,689) Tinggi 14 31, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,000

77 62 Berdasarkan tabel 5.10 hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 47 responden yang tingkat pendidikannya rendah, terdapat 33 responden (70,2%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 45 responden yang tingkat pendidikannya tinggi, terdapat 14 responden (31,1%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 5,219 (95% CI 2,147 12,689), artinya ibu hamil yang tingkat pendidikannya rendah memiliki peluang 5,219 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pendidikannya tinggi Hubungan Sikap dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara sikap dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chisquare yang disajikan pada tabel 5.11 berikut ini.

78 63 Tabel 5.11 Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Sikap Besi OR (95% CI) Kurang Baik N % N % N % Negatif 25 65, , ,797 (1,181 6,626) Positif 22 40, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,031 Berdasarkan tabel 5.11 hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 38 responden yang sikapnya negatif, terdapat 25 responden (65,8%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 54 responden yang sikapnya positif, terdapat 22 responden (40,7%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,031. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 2,797 (95% CI 1,181 6,626), artinya ibu hamil yang sikapnya negatif memiliki peluang 2,797 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang sikapnya positif.

79 Hubungan Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chisquare yang disajikan pada tabel 5.12 berikut ini. Tabel 5.12 Hubungan Motivasi dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Motivasi Besi OR (95% CI) Kurang Baik N % N % N % Rendah 24 80,0 6 20, ,783 (2,416 19,044) Tinggi 23 37, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,000 Berdasarkan tabel 5.12 hasil analisis hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 30 responden yang motivasinya rendah, terdapat 24 responden (80,0%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 62 responden yang motivasinya tinggi, terdapat 23 responden (37,1%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 6,783 (95% CI 2,416 19,044), artinya ibu

80 65 hamil yang motivasinya rendah memiliki peluang 6,783 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang motivasinya tinggi Hubungan Paparan Informasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.13 berikut ini. Tabel 5.13 Hubungan Paparan Informasi dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Paparan Informasi Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Besi Kurang Baik N % N % N % OR (95% CI) Kurang 25 67, , ,125 (1,303 7,493) Baik 22 40, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,017 Berdasarkan tabel 5.13 hasil analisis hubungan antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 37 responden yang paparan informasinya kurang, terdapat 25 responden (67,6%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 55 responden yang paparan informasinya baik, terdapat 22 responden (40,0%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik.

81 66 Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,017. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 3,125 (95% CI 1,303 7,493), artinya ibu hamil yang kurang terpapar informasi memiliki peluang 3,125 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang paparan informasinya baik Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.14 berikut ini. Tabel 5.14 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Peran Petugas Kesehatan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Besi Kurang Baik N % N % N % OR (95% CI) Kurang 34 69, , ,231 (2,147 12,741) Baik 13 30, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,000 Berdasarkan tabel 5.14 hasil analisis hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa

82 67 diantara 49 responden yang berpendapat peran petugas kesehatan kurang, terdapat 34 responden (69,4%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 43 responden yang berpendapat peran petugas kesehatan baik, terdapat 13 responden (30,2%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 5,231 (95% CI 2,147 12,741), artinya peran petugas kesehatan yang kurang memiliki peluang 5,231 kali berperan terhadap perilaku kurang baik ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dibandingkan peran petugas kesehatan yang baik Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Untuk melihat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 digunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.15 berikut ini.

83 68 Tabel 5.15 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Dukungan Keluarga Perilaku Mengkonsumsi Tablet Total Besi Kurang Baik N % N % N % OR (95% CI) Tidak ada 20 69,0 9 31, ,963 (1,167 7,522) Ada 27 42, , Total 47 51, , Sumber: Data primer Pvalue 0,035 Berdasarkan tabel 5.15 hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi diperoleh bahwa diantara 29 responden yang berpendapat tidak ada dukungan keluarga, terdapat 20 responden (69,0%) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Sedangkan diantara 63 responden yang berpendapat ada dukungan keluarga, terdapat 27 responden (42,9 %) yang perilaku konsumsi tablet besinya kurang baik. Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,035. Hal ini menunjukan Pvalue < 0,05 artinya pada α = 5% ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 2,963 (95% CI 1,167 7,522), artinya ibu hamil yang tidak ada dukungan keluarga memiliki peluang 2,963 kali berperan terhadap perilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang ada dukungan keluarga.

84 Analisis Multivariat Faktor yang Paling Dominan Berhubungan dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 menggunakan uji regresi logistik berganda dengan model prediksi, tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Pemilihan Variabel Kandidat yang Akan Masuk Model Untuk melihat model multivariat, terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Tahapan analisis multivariat yang dilakukan adalah melakukan pemilihan kandidat yang akan masuk model. Dalam penelitian ini seluruh variabel independen akan diuji, untuk memilih kandidat model hanya variabel yang memiliki Pvalue < 0,25 yang akan dimasukan dalam model multivariat. Hasil pemilihan kandidat model dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut. Tabel 5.16 Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang Akan Masuk Model Multivariat No Variabel Pvalue 1 Tingkat Pengetahuan 0,000 2 Tingkat Pendidikan 0,000 3 Sikap 0,017 4 Motivasi 0,000 5 Paparan Informasi 0,009 6 Peran Petugas Kesehatan 0,000 7 Dukungan Keluarga 0,019 Sumber: Data primer

85 70 Berdasarkan tabel 5.16 diperoleh bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai Pvalue < 0,25. Oleh karena itu, seluruh variabel independen masuk kedalam kandidat model multivariat. 2. Pembuatan Model Prediksi Penentu Perilaku Konsumsi Tablet Besi Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersamasama. Variabel yang memiliki Pvalue > 0,05 dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari variabel dengan nilai Pvalue-nya yang terbesar. Hasil pembuatan model dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut. Tabel 5.17 Hasil Pemodelan Prediksi Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Variabel Pvalue Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Tingkat Pengetahuan 0,048 0,043 0,023 0,003 0,001 Tingkat Pendidikan 0,173 0,188 0, Sikap 0,060 0,055 0,079 0,087 - Motivasi 0,013 0,012 0,010 0,008 0,008 Paparan Informasi 0, Peran Petugas Kesehatan 0,105 0,055 0,029 0,027 0,042 Dukungan Keluarga 0,281 0, Sumber : Data primer Berdasarkan tabel 5.17 diperoleh hasil bahwa pada penelitian ini memiliki lima model, model pertama menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan, sikap, paparan informasi, peran petugas kesehatan, serta dukungan keluarga memiliki nilai Pvalue > 0,05. Variabel paparan informasi memiliki nilai Pvalue paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel paparan informasi.

86 71 Kemudian pada model kedua, menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan, sikap, peran petugas kesehatan, serta dukungan keluarga memiliki nilai Pvalue > 0,05. Variabel dukungan keluarga memiliki nilai Pvalue paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel dukungan keluarga. Pada model ketiga, menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan dan sikap memiliki nilai Pvalue > 0,05. Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai Pvalue paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel tingkat pendidikan. Pada model keempat, menunjukan bahwa variabel sikap memiliki nilai Pvalue > 0,05 sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel sikap. Kemudian pada model kelima, hasil analisis menunjukan bahwa variabel tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan memiliki nilai Pvalue < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan memiliki hubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Uji Interaksi Uji interaksi adalah uji untuk mengetahui interaksi antar variabel. Dalam uji interaksi, pemilihan variabel yang berinteraksi antar variabel independen didasarkan substansi. Berdasarkan variabel yang masuk model multivariat, maka variabel yang mungkin berinteraksi adalah variabel tingkat pengetahuan ibu hamil dengan motivasi ibu hamil. Hasil uji interaksi dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut.

87 72 Tabel 5.18 Hasil Uji Interaksi Variabel Pvalue Tingkat pengetahuan ibu hamil*motivasi ibu 0,646 Sumber: Data primer Dari hasil uji interaksi variabel tingkat pengetahuan ibu hamil dengan motivasi ibu hamil diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,646, hal ini menunjukan bahwa tidak ada interaksi antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan motivasi ibu hamil (Pvalue > 0,05). Dengan demikian, modelnya tanpa interaksi. 4. Penyusunan Model Akhir Setelah dilakukan analisis, ternyata tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan merupakan faktor resiko utama tarjadinya perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi maka modelnya dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut. Tabel 5.19 Model Prediksi Perilaku Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Tahun 2011 Variabel B Wald Pwald OR 95%CI Tingkat pengetahuan 1,877 11,602 0,001 6,532 2,219-19,234 Motivasi 1,611 7,089 0,008 5,010 1,530-16,408 Peran petugas 1,101 4,148 0,042 3,007 1,042-8,674 kesehatan Constant -7,373 21,935 0,000 0,001-2 Log Likelihood = 88,115 G = 39,380 Pvalue = 0,000 Negelkerke R Square = 0,464 Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa variabel tingkat pengetahuan, motivasi dan peran petugas kesehatan berhubungan signifikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Pvalue < 0,05). Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR tingkat pengetahuan adalah 6,532 artinya ibu hamil yang

88 73 tingkat pengetahuannya rendah berpeluang 6,532 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya tinggi setelah dikontrol variabel motivasi dan peran petugas kesehatan. Variabel motivasi berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 5,010 artinya ibu hamil yang motivasinya rendah memiliki peluang 5,010 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang motivasinya tinggi. Sedangkan variabel peran petugas kesehatan berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 3,007 artinya peran petugas kesehatan yang kurang baik memiliki peluang 3,007 kali berperan terhadap perilaku kurang baik ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dibandingkan peran petugas kesehatan yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan memiliki hubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Berdasarkan nilai OR dari ketiga variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 dapat diketahui variabel yang paling besar berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Semakin besar nilai OR maka semakin besar pula pengaruhnya. Berdasarkan tabel 5.21 terlihat bahwa OR tingkat pengetahuan yang paling besar nilainya. Dengan demikian tingkat pengetahuan ibu hamil merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan

89 74 perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien determinan (negelkerke R square) menunjukan nilai 0,464 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 46,4% variasi variabel dependen. Dengan demikian variabel tingkat pengetahuan, motivasi, dan peran petugas kesehatan hanya dapat menjelaskan variasi variabel perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 46,4%, sedangkan 53,6% dijelaskan oleh variabel lainnya.

90 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat kelemahan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian yaitu anggota keluarga yang mendampingi responden menjadi hambatan karena memungkinkan responden untuk meminta pendapat kepada anggota keluarganya tersebut ketika diwawancarai. Hal ini mengakibatkan, jawaban responden bisa saja terpengaruh oleh pendapat anggota keluarga yang mendampingi. Selain itu, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara untuk mengisi kuesioner, sehingga responden mungkin bisa saja terpengaruh oleh intonasi peneliti ketika membacakan kuesioner. Hal ini mengakibatkan jawaban responden mungkin bukan jawaban langsung dari pemikiran responden tapi jawaban karena terpengaruh oleh intonasi peneliti saat membacakan kuesioner. Dari segi desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependennya karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan sehingga tidak bisa diketahui mana yang terjadi lebih dahulu. 75

91 Perilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Kadugede Perilaku ibu hamil dalam penelitian ini dilihat berdasarkan jumlah tablet besi yang diminum ibu hamil. Menurut Depkes (2002) setiap tablet besi mengandung 200 mg sulfas ferosus (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Besarnya kandungan besi ini telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan ahli. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2004, kebutuhan zat besi ibu hamil adalah 39 mg/hari. Sehingga jika di hitung dalam 30 hari ibu hamil membutuhkan 1170 mg zat besi. Dengan demikian jumlah tablet besi yang dibutuhkan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi jika dihitung sesuai AKG 2004 adalah 20 tablet besi/bulan. Jika ibu hamil mengkonsumsi tablet besi < 20 tablet besi/bulan maka dikatakan konsumsi tablet besinya kurang baik. Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil di puskesmas Kadugede yang menjadi responden berperilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi. Padahal ibu hamil memerlukan tablet besi untuk memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arisman (2004) yang mengatakan bahwa kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar %. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi

92 77 hanya melalui diet atau makanan, sehingga suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik. Apabila kebutuhan zat besi ini tidak terpenuhi maka akan menyebabkan anemia pada ibu hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinatra (2009) yang mengatakan bahwa sekitar 90% penyebab anemia adalah akibat kekurangan besi. Jika ibu hamil mengalami anemia, maka akan berbahaya bagi kesehatan ibu maupun calon bayi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia pada ibu hamil menurut Depkes (2008) adalah meningkatkan risiko terjadinya keguguran, lahir sebelum waktunya, melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir mati dan kematian perinatal. Ibu hamil yang menderita anemia dapat mengalami kegagalan jantung, yang dapat menimbulkan kematian. 6.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Fitriani, 2011). Pengetahuan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu hamil tentang penyebab anemia, bahaya anemia bagi ibu hamil maupun calon bayi, manfaat dan aturan minum tablet besi. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa 44,6% ibu hamil di puskesmas Kadugede memiliki tingkat pengetahuan kurang dan 54,4% ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan chi-square diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR tingkat

93 78 pengetahuan adalah 10,902 artinya ibu hamil yang tingkat pengetahuannya kurang berpeluang 10,902 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pengetahuannya tinggi. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda diperoleh bahwa tingkat pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Selain itu, menurut Fitriani (2011) perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh karena itu, pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi dan anemia perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil mengenai tablet besi dan anemia misalnya dengan penyuluhan, atau pemberian informasi melalui pamflet, stiker, spanduk, dan media komunikasi lainnya. 6.4 Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Menurut Ihsan (2001) dalam Zurinal (2006) pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

94 79 didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah dicapai ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 51,1% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede memiliki tingkat pendidikan rendah dan 48,9% ibu hamil memiliki tingkat pendidikan tinggi. Selain itu, diketahui juga bahwa ibu hamil yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi lebih banyak pada ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan chi-square diperoleh bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 5,219, artinya ibu hamil yang tingkat pendidikannya rendah memiliki peluang 5,219 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang tingkat pendidikannya tinggi. Namun, setelah dianalisis dari hasil uji multivariat diperoleh bahwa variabel tingkat pendidikan tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa 29,80% ibu hamil yang tingkat pendidikannya rendah berperilaku baik mengkonsumsi tablet besi. Hal ini dikarenakan ibu hamil yang berpendidikan rendah memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian dimana 29,79% dari

95 80 responden yang berpendidikan rendah memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Jadi, walaupun ibu hamil memiliki tingkat pendidikan rendah tetapi jika memiliki tingkat pengetahuan yang baik, maka akan mendorong ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi. 6.5 Sikap Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Menurut Setiawati (2008) sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap dalam penelitian ini yaitu respon seseorang terhadap stimulus dari luar yang berkaitan dengan anemia dan tablet besi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 41,3% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede memiliki sikap negatif dan 58,7% ibu hamil memiliki sikap positif. Berdasarkan hasil analisis statistik bivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Selain itu, diperoleh juga nilai OR = 2,797, artinya ibu hamil yang sikapnya negatif memiliki peluang 2,797 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang sikapnya positif. Namun, setelah dianalisis dari hasil uji multivariat diperoleh bahwa variabel sikap tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.

96 81 Hal ini sesuai dengan pendapat Newcomb dalam Fitriani (2011) sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Selain itu menurut WHO dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Selain itu, dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa 34,2% dari responden yang bersikap negatif memiliki perilaku yang baik dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2000) yaitu sikap tidaklah sama dengan perilaku, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikap. Jadi, walaupun seseorang bersikap negatif dapat berperilaku baik jika ada faktor lain yang mempengaruhi sikap tersebut, seperti pengetahuan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian juga yakni 76,92% dari responden yang bersikap negatif tetapi berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi karena ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmdjo (2003) bahwa pengetahuan memegang peranan penting dalam penentuan sikap, selain itu pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 6.6 Motivasi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada tercapainya tujuan

97 82 tertentu (Munandar, 2001). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 32,6% ibu hamil yang menjadi responden memiliki motivasi yang rendah dan 67,4% ibu hamil yang menjadi responden memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, diketahui juga bahwa ibu hamil yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi lebih banyak pada ibu hamil yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini diperkuat menurut Asnawi (2007) yakni semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya. Berdasarkan hasil analisis statistik bivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Selain itu, dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 6,783, artinya ibu hamil yang motivasinya rendah memiliki peluang 6,783 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang motivasinya tinggi. Berdasarkan hasil analisis uji multivariat diperoleh bahwa variabel motivasi terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Stooner (1992) dalam Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi beralasan agar ibu dan calon bayinya sehat. Hal ini sejalan dengan teori kebutuhan Maslow (1943) dalam

98 83 Munandar (2001) kebutuhan akan rasa aman misalnya rasa aman dari masalah kesehatan merupakan pendorong untuk terwujudnya perilaku. Menurut Widayatun (2009) salah satu cara untuk meningkatkan motivasi yaitu dengan cara berbicara untuk membangkitkan semangat. Cara ini bisa juga dilakukan oleh petugas kesehatan ketika memberikan tablet besi kepada ibu hamil. Hal ini diperkuat oleh pendapat Niven (2002) yang mengatakan bahwa petugas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusiasnya terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang mampu beradaptasi dengan program pengobatannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi ibu hamil agar berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi, maka peran petugas kesehatan harus terus ditingkatkan misalnya memberikan informasi kesehatan dan terus mendorong/memberi semangat kepada ibu hamil agar berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi terutama ketika petugas kesehatan memberikan tablet besi kepada ibu hamil atau ketika ibu hamil periksa kehamilannya. 6.7 Paparan Informasi dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Informasi dalam penelitian ini berkaitan dengan tablet besi dan anemia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 40,2% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede kurang terpapar informasi tentang tablet besi dan anemia, sedangkan 59,8% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas

99 84 Kadugede terpapar informasi dengan baik. Selain itu, diketahui juga bahwa ibu hamil yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi lebih banyak pada ibu hamil yang memiliki terpapar informasi dengan baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 3,125, artinya ibu hamil yang kurang terpapar informasi memiliki peluang 3,125 kali berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang paparan informasinya baik. Namun, setelah dianalisis dari hasil uji multivariat diperoleh bahwa variabel paparan informasi tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui juga bahwa 40% ibu hamil yang terpapar informasi dengan baik tetapi berperilaku kurang baik mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena karena itu, walaupun seseorang terpapar informasi dengan baik belum tentu berperilaku baik, hal ini dikarenakan perlu proses sampai timbulnya kesadaran untuk berperilaku baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) paparan informasi bisa menimbulkan kesadaran seseorang untuk berperilaku sehat akan memerlukan waktu yang lama, namun perilaku tersebut akan berlangsung lama dan langgeng karena didasari oleh kesadaran. Jadi dengan demikian, walaupun

100 85 seseorang terpapar informasi dengan baik tidak serta merta langsung berubah perilakunya. 6.8 Peran Petugas Kesehatan dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Peran petugas kesehatan dalam penelitian ini yaitu perhatian/tindakan mengingatkan/anjuran dari petugas kesehatan terhadap ibu hamil untuk minum tablet besi setiap hari serta pemberian informasi mengenai anemia & tablet besi oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil (Depkes, 1999). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 53,3% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede mengatakan bahwa peran petugas kesehatan kurang dan 46,7% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede mengatakan bahwa peran petugas kesehatan baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 5,231, artinya peran petugas kesehatan yang kurang memiliki peluang 5,231 kali berperan terhadap perilaku kurang baik ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dibandingkan peran petugas kesehatan yang baik. Selain itu, berdasarkan hasil analisis multivariat diperoleh bahwa variabel peran petugas kesehatan terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada

101 86 hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Janis dan Rodin (1979) dalam Niven (2002) yang mengatakan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan pasien bisa dengan menggunakan kekuatan petunjuk. Kekuatan petunjuk dapat diartikan sebagai situasi dimana profesional kesehatan berperan sebagai referensi bagi pasien. Selain itu, menurut Niven (2002) dukungan dari profesional kesehatan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan. Petugas kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusiasnya terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang mampu beradaptasi dengan program pengobatannya. Oleh karena itu, agar ibu hamil berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi maka peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan yaitu misalnya dengan cara petugas kesehatan memberikan informasi tentang tablet besi dan bahaya anemia pada ibu hamil ketika memberikan tablet besi dan menganjurkan agar ibu hamil meminum tablet besi dengan baik misalnya memberikan penyuluhan ketika ibu hamil memeriksakan kehamilannya atau memberikan pamflet, stiker, dan sebagainya..

102 Dukungan Keluarga dan Hubungannya dengan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Besi Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Balion dan Maglaya dalam Nasrul,1998). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 31,5% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede mengatakan bahwa tidak ada dukungan keluarga dan 68,5% dari ibu hamil yang menjadi responden di puskesmas Kadugede mengatakan bahwa ada dukungan keluarga. Selain itu, diketahui juga bahwa ibu hamil yang berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi lebih banyak pada ibu hamil yang mendapat dukungan keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Niven (2002) yang mengatakan bahwa keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program kesehatan yang dapat mereka terima. Dukungan dari keluarga merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 2,963, artinya ibu hamil yang tidak ada dukungan keluarga memiliki peluang 2,963 kali berperan terhadap perilaku

103 88 kurang baik mengkonsumsi tablet besi dibandingkan ibu hamil yang ada dukungan keluarga. Namun setelah dianalisis dari hasil uji multivariat diperoleh bahwa variabel dukungan keluarga tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini, 77,78% dari ibu hamil yang tidak ada dukungan keluarga tetapi berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi karena memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sehingga akan mendorong ibu hamil untuk berperilaku baik dalam mengkonsumsi tablet besi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yaitu tingkat pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yakni pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Secara keseluruhan dalam penelitian ini ada tiga variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan tablet besi, motivasi ibu hamil serta peran petugas kesehatan. Dalam penelitian ini ketiga variabel tersebut tidak bisa berdiri sendiri dalam mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.

104 89 Misalnya ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik belum tentu berperilaku baik mengkonsumsi tablet besi jika ibu hamil memiliki motivasi yang rendah. Peran petugas kesehatan pun berperan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil maupun dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Jadi, dalam penelitian ini ketiga variabel tersebut saling terkait dalam mempengaruhi perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.

105 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang berperilaku kurang baik dalam mengkonsumsi tablet besi. 2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terkait anemia & tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang tingkat pengetahuannya baik. 3. Gambaran tingkat pendidikan ibu hamil di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang tingkat pendidikannya rendah. 4. Gambaran sikap ibu hamil di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang bersikap positif. 5. Gambaran motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang memiliki motivasi tinggi. 90

106 91 6. Gambaran paparan informasi terkait anemia & tablet besi (Fe) pada ibu hamil di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang terpapar informasi dengan baik. 7. Gambaran peran petugas kesehatan terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang mengatakan petugas kesehatan kurang berperan. 8. Gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu lebih banyak ibu hamil yang mengatakan ada dukungan keluarga. 9. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Tidak ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara motivasi ibu hamil dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Tidak ada hubungan antara paparan informasi dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011.

107 Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di puskesmas Kadugede tahun 2011 yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil. 7.2 Saran 1. Bagi Puskesmas Kadugede Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi dan anemia perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil mengenai tablet besi dan anemia misalnya dengan penyuluhan, atau pemberian informasi melalui pamflet, stiker, spanduk, dan media komunikasi lainnya.. 2. Bagi Petugas Kesehatan a. Dalam penelitian ini motivasi berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, maka sebaiknya petugas kesehatan terus memberikan dorongan dan saran kepada ibu hamil agar mengkonsumsi tablet besi dengan baik terutama ketika petugas kesehatan

108 93 memberikan tablet besi kepada ibu hamil atau ketika ibu hamil periksa kehamilannya.. b. Dalam penelitian ini peran petugas kesehatan berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan misalnya petugas kesehatan memberikan informasi tentang anemia dan tablet besi ketika memberikan tablet besi kepada ibu hamil, misalnya memberikan penyuluhan ketika ibu hamil memeriksakan kehamilannya atau memberikan pamflet, stiker, dan sebagainya. 3. Bagi Peneliti Lain a. Dalam penelitian ini variabel yang berhubungan hanya dapat menjelaskan variasi variabel perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi sebesar 46,4%, sedangkan 53,6% dijelaskan oleh variabel lainnya. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk mengikutsertakan variabel-variabel lain yang diduga berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi yang tidak diteliti pada penelitian ini, misalnya kepercayaan, ketersediaan tablet besi, komitmen petugas kesehatan terhadap kesehatan dalam artian kesungguhan petugas kesehatan dalam melaksanakan program pemberian tablet besi dan pemberian informasi yang terkait anemia dan tablet besi. b. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross sectional memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menentukan hubungan

109 94 sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependennya karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan sehingga tidak bisa diketahui mana yang terjadi lebih dahulu. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk menggunakan desain penelitian lain.

110 Daftar Pustaka Almatsier, Sunita.2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Amiruddin, R & Wahyudin.2007.Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung tahun Diakses tanggal 20 November 2010,pukul WIB dari Ariawan, Iwan.1998.Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan.Depok:FKM UI. Arisman.2004.Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta:EGC. Asnawi, Sahlan.2007.Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri & Organisasi.Jakarta:Studia Press. Depkes.1998.Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Pedoman Pemberian Tablet Besi-Folat dan Sirup Besi Bagi Petugas. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI a.Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)Indonesia Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI..2008b.Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. Dinkes Kab Kuningan.2009.Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan 2009.Kuningan : Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Fitriani, Santi.2011.Promosi Kesehatan.Yogyakarta:Graha Ilmu. Gibney, Michael J dkk.2005.gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC. Green, Lawrence W & Kreuter, Marshall W.2005.Health Program Planning An Educational and Ecological Approach.4 th edition.new York:McGraw-Hill. Hastono,Sutanto Priyo.2001.Modul Analisis Data.Depok: FKM UI. Hidayat, Aziz Alimul.2009.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.Jakarta:Salemba Medika. Jordan, Sue.2003.Farmakologi Kebidanan.Jakarta:EGC. 94

111 95 Kemenkes RI.2010.Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat Jakarta:Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI No Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.Diakses tanggal 25 November 2010 pukul WIB dari Luthfi, Ikhwan dkk.2009.psikologi Sosial.Ciputat: Lembaga Penelitian UIN. Mardiana.2004.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil menkonsumsi tablet besi di puskesmas sako dan puskesmas multi wahana kota Palembang tahun 2004.Tesis.Depok: Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Maulana, Heri DJ.2009.Promosi Kesehatan.Jakarta:EGC. Mulyati.2007.Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di RSUD Arifin Nu mang Rappang Kabupaten Sidrap Tahun Diakses tanggal 15 Juli 2011 pukul WIB dari Munandar, Sunyoto Ashar.2001.Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta:UI Press. Murti, Bhisma.2010.Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan.Edisi ke 2.Jogjakarta:Gajah Mada University Press. Nasrul, Effendy.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Edisi ke 2.Jakarta:EGC. Niven, Neil.2002.Psikologi Kesehatan dan Pengantar Untuk Perawat dan Professional Kesehatan Lain.Edisi ke 2.Jakarta : EGC. Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat:Prinsip-Prinsip Dasar.Jakarta:Rineka Cipta Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta. Praktiknya, Ahmad Watik.2003.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta : Raja Grafindo Persada. Poedjiadi,Anna & Titin Supryanti.2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:UI Press.

112 96 Rochayati,Elli.2008.Studi Kualitatif Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Suplemen Zat Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah Kabupaten Tangerang tahun 2008.Skripsi.Ciputat: Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN. Santi,Ballada.2006.Pengaruh Pemberian Suplemen Tablet Besi Folat dan Suplemen Multivitamin Mineral Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Di Kabupaten Kuningan tahun 2006.Tesis.Depok: Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Sartika, M Nur Dewi.2010.Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Tentang Anemia Dengan Keteraturan Mengkonsumsi Fe Pada Ibu Hamil Di BPS Sri Lumintu Surakarta.Tesis.Surakarta:Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Sarwono, Sarlino Wirawan.2000.Pengantar Umum Psikologi.Jakarta:Bulan Bintang. Sedyaningsih,Endang R.2009.AKI dan AKB tahun 2007.diakses tgl 8 Desember 2010 pkl WIB dari Setiawati, S & Dermawan, AC.2008.Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan.Jakarta: Trans Info Media. Sie Gizi Dinkes Kab Kuningan Laporan gizi tahun Kuningan : Seksi Gizi Dinkes Kabupaten Kuningan. Sinatra, MT dkk.2009.perbedaan Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Perempuan Hamil di Daerah Pantai dan Pegunungan di Wilayah Semarang.Jurnal Vol 33,no 2 (hal 81-92).diakses tanggal 20 November 2010 pukul WIB dari Sunaryo.2004.Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta.EGC. Supranto, J.2008.Statistik: teori dan aplikasi.edisi ke 7.Jakarta : Erlangga. Susanto,Eddy.2001.Hubungan anemia ibu hamil dan faktor lain dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RSUP Mohammad Hoesin Palembang tahun 2000.Tesis.Depok: Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Syafiq, Ahmad dkk.2006.modul Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta:UIN Jakarta Press. Widayatun, Tri Rusmi.2009.Ilmu Prilaku.Jakarta:Sagung Seto. Wipayani, Ni Made Rias.2008.Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi Di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.Karya Tulis Ilmiah Kebidanan.Semarang:Stikes Ngudi Waluyo.

113 97 Yasril & Kasjono, Heru Subaris.2008.Analisis Multivariat Untuk Penelitian Kesehatan.Jogjakarta: Mitra Cendekia Press. Zurinal & Sayuti,Wahdi.2006.Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan. Ciputat : UIN Jakarta Press.

114

115 Program Sudi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI PUSKESMAS KADUGEDE KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2011 Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Saya Rian Hendrian, mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam rangka melaksanakan tugas akhir kuliah, saya bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil mengkonsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas Kadugede Kabupaten Kuningan tahun Oleh karena itu saya memohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kejujuran ibu dalam menjawab pertanyaan sangat saya harapkan. Identitas dan jawaban ibu akan saya rahasiakan. Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Peneliti Rian Hendrian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007). 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Besi 2.1.1. Fungsi Zat Besi Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

Lebih terperinci

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi di ASEAN. Menurut data SDKI tahun 2007 didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan suatu masalah gizi yang tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara maju. Penderita anemia di seluruh dunia diperkirakan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin

Lebih terperinci

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Ibu yang sedang hamil mengalami proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anemia Gizi Besi (AGB) masih menjadi masalah gizi yang utama di Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goal s (MDG s) Sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Gizi Pada Kehamilan 1. Pengertian Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi besi yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Sedangkan anemia

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra (Lukaningsih, 2010:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai

Lebih terperinci

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Lia Natalia ABSTRAK Anemia dalam kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan sasaran pembangunan milenium yang telah disepakati oleh 189 negara yang tergabung dalam PBB pada tahun 2000. Konsep pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon), juga suatu tindakan atau perbuatan suatu organisasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil Kesehatan ibu hamil yang dimulai dari konsepsi hingga melahirkan, ibu dan anak merupakan satu kesatuan yang erat dan tak terpisahkan.kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang asupan zat besi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara asean. Berdasarkan Survei Demografi Kependudukan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh rendahnya angka kematian ibu (AKI). AKI di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh terlalu sedikit, dimana peran sel darah merah sangat penting karena sel darah merah mengandung hemoglobin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Heatlh Organization 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu strategi Pembangunan Kesehatan Nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang berarti bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Tenaga kesehatan a. Pengertian Peran adalah perilaku individu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang dimiliki. Peran yaitu suatu pola tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia (Rasmaliah,2004). Anemia dapat didefinisikan

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2 89 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI (Fe) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL (Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2014) Deby Dwi Gustiani 1) Novianti 2) Mahasiswi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL Menimbang : a. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia Pada Kehamilan Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Lebih terperinci

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIGASONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK ibu yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia pada ibu hamil a. Definisi anemia pada ibu hamil Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb dalam darah dibawah normal. Sebagian besar anemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO. STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), anemia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin (KVA) dan obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan AKI hingga 3/4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu(AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals(MDGs) yaitu menurunkan AKI hingga 3/4

Lebih terperinci

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar. KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS PEKAN HERAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN 2008 A. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan proses alamiah dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal tersebut bisa menjadi abnormal bila disertai dengan penyakit penyerta dalam kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan sebagai anemia.kekurangan

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci