PENGANTAR TEORI KUANTUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR TEORI KUANTUM"

Transkripsi

1 B A B PENGANTAR TEORI KUANTUM 6 Matahari boleh dianggap benda hitam sempurna. Oleh karena itu, matahari adalah pemancar radiasi yang baik sekaligus penyerap panas yang baik. Apa yang dimaksud benda hitam sempurna? (Foto matahari di samping merupakan hasil X-ray imaging diambil dari buku Sun, Earth, an Sky, oleh K.R. Lang ) Fisika klasik, yakni fisika sebelum abad keduapuluh, didominasi oleh mekanika Newton dan elektromagnetika klasik yang digambarkan oleh persamaan Maxwell. Hal ini tidak mengherankan karena gejala-gejala alamiah yang teramati oleh manusia pada waktu itu dapat dijelaskankan secara memuaskan dan diprediksi (diramalkan) secara akurat oleh kedua teori itu. Keteraturan gerakan planet-planet mengelilingi pusat suatu tatasurya (matahari untuk sistem tata surya kita) dirumuskan secara empiris oleh Kepler melalui hukum-hukumnya. Ketiga hukum Kepler itu dibangun dengan berdasarkan pada data-data yang telah dikumpulkan oleh Brahe. Hukum-hukum Kepler itu ternyata secara mendasar dapat dijelaskan oleh hukum Newton tentang gerak dan gravitasi. Ketiga hukum Kepler itu berhasil diturunkan dari hukum-hukum Newton. Sementara itu, gejala-gejala alamiah seperti pemantulan dan pembiasan cahaya, defraksi (pelenturan) cahaya, interferensi cahaya, polarisasi cahaya dan lain sebagainya dapat dijelaskan dengan baik oleh elektromagnetika klasik berdasarkan keyakinan bahwa cahaya sesungguhnya merupakan gelombang elektromagnetik. Keyakinan manusia akan kebenaran kedua teori tersebut meningkatkan status kedua teori itu menjadi hukum-hukum dasar ilmu fisika, lalu membangun anggapan bahwa semua gejala-gejala alamih sudah semestinya dapat

2 dijelaskan berdasarkan kedua teori itu. Lalu, benarkah anggapan semacam itu? Sejarah mencatat kejadian yang lain. Keyakinan kita bahwa fisika klasik (mekanika Newton dan elektromagnetika Maxwell) dapat menjelaskan semua gejala alamiah itu agaknya mulai menyusut ketika para eksperimentator berhasil mencapai kemampuan yang mengagumkan dalam menjelajahi dunia mikroskopis, sehingga mampu mendapatkan data-data baru dalam ranah itu. Mereka banyak menyadari adanya gejala-gejala alamiah yang sukar bahkan sama sekali tidak dapat dijelaskan oleh kedua teori klasik itu. Beberapa eksperimen memaksa orang mulai ragu terhadap kebenaran mekanika Newton. Beberapa yang lain membawa kita kepada kesangsian akan elektromagnetik klasik. Dalam bab ini kita hendak membicarakan beberapa eksperimen tersebut dan bagaimana orang keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh fisika klasik itu. (Catatan: Mekanika Newton dan elektromagnetika Maxwell lazim disebut teori klasik atau fisika klasik untuk membedakannya dari pandangan-pandangan baru yang seringkali tampak radikal dari sudut pandang teori klasik. Pandangan-pandangan baru ini dikenal sebagai teori kuantum.) 6.1. Radiasi Benda Hitam Radiasi Termal, Hukum Stefan dan Pergeseran Wien Gejala alamiah paling awal yang gagal dijelaskan oleh elektromagnetika klasik adalah radiasi termal. Radiasi, seperti telah anda ketahui, adalah pemindahan tenaga melalui Gambar 6.1 Seketsa Pengamatan spektrum radiasi termal Detektor Benda pada suhu T 1 Prisma pengurai d Kolimator pancaran gelombang elektromagnetik. Jadi, radiasi termal adalah pemancaran gelombang elektromagnetik oleh suatu benda semata-mata karena suhunya. Semakin tinggi temperatur benda itu semakin banyak tenaga yang dipancarkan dalam bentuk radiasi. Untuk bendabenda yang memiliki temperatur kurang dari kira-kira 700 C, radiasi cahaya tampak (yaitu

3 Rapat intensitas gelombang elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 4000 Å < λ < 7000 Å) sebegitu lemahnya sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Radiasi pada panjang gelombang tersebut baru dapat dilihat dengan mata telanjang pada temperatur di atas 700 C. Pada saat itu benda yang bersangkutan berpijar. Spektrum pancarannya bersifat kontinyu (malar) dan semua padatan menampakkan kecenderungan untuk mempunyai spektrum pancaran yang sama pada suhu yang sama. Semuanya mendekati spektrum pancaran benda hitam sempurna. Apa yang dimaksud dengan benda hitam sempuran? Kita akan uraikan di belakang. Gambar 6.1 memperlihatkan susunan peralatan guna mengukur spektrum radiasi termal. Benda bersuhu T 1 yang akan diukur spektrumnya diletakkan dibelakang kolimator. Benda itu memancarkan radiasi elektromagnetik ke segala arah. Adanya kolimator memungkinkan kita hanya memilih pancaran-pancaran ke arah tertentu saja. Radiasi yang berhasil melalui kolimator kemudian dilewatkan prisma atau peranti-peranti dispersif (pengurai) yang lain. Radiasi-radiasi dengan panjang gelombang berbeda akan terlihat pada sudut yang berbeda. Oleh karena itu dengan menggerakkan detektor dari satu sudut ke sudut yang lain kita dapat mengukur intensitas pada masing-masing sudut, yakni intensitas masing-masing panjang gelombang yang bersesuaian dengan sudut-sudut itu. Tetapi penampang detektor bukanlah titik geometris, sehingga yang terukur bukan intensitas radiasi pada sudut tunggal, melainkan intensitas radiasi pada selang sudut d di sekitar, yakni bersesuaian dengan intensitas radiasi pada selang panjang gelombang d di sekitar. Besaran yang terukur ini disebut rapat intensitas radiasi atau intensitas radiasi spektral dan dilambangkan dengan I. Hasil-hasil pengukuran itu kemudian diplot sebagaimana grafik yang ditunjukkan pada gambar 6.2 untuk dua suhu yang berbeda T 2 > T 1. T 2 Gambar 6.2 mak mak T 2 Panjang gelombang Dari hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan didapatkan bahwa intensitas radiasi keseluruhan yang dipancarkan oleh sebuah benda, yakni intensitas radiasi yang

4 menyangkut keseluruhan panjang gelombang berbanding lurus dengan pangkat empat dari suhu mutlak benda. Jika W(T) intensitas radiasi keseluruhan yang dimaksud, maka W(T) = et 4, (6.1) dengan dikenal sebagai tetapan Stefan-Bolztmann yang besarnya 5, watt/m 2.K 4 dan e adalah emisivitas yang nilainya antara 0 sampai 1. Emisivitas tergantung dari sifat-sifat permukaan benda yang ditinjau. Tetang konsep emisivitas ini akan dijelaskan pada subbagian mendatang. Persamaan (6.1) dikenal sebagai hukum Stefan. W(T) tidak lain adalah luas wilayah di bawah kurva I pada suhu T. Contoh 1 : Suhu normal badan anda berkisar dari 36 C samapai 37 C berapakah intensitas radiasi total yang dipancarkan oleh badan anda, jika emisivitas permukaan badan anda 0,2? Jawab : Dalam skala kelvin suhu badan anda berkisar dari 309 K sampai 310 K. Oleh karena itu berdasarkan hukum stefan, badan anda memancarkan radiasi dengan intensitas berkisar dari W(309 K) = (0,2)(5, watt/m 2.K 4 )( 309 K) 4 = 103,39 watt/m 2 sampai W(310 K) = (0,2)(5, watt/m 2.K 4 )( 310 K) 4 = 104,73 watt/m 2. Gambar 6.3 Joseph Stefan Anggaplah luas permukaan badan sama dengan lingkar badan dikalikan tinggi badan. Jika lingkar badan anda rata-rata 1,0 meter dan tinggi badan anda 1,6 meter, maka luas permukaan badan anda kira-kira 1,6 m 2. Dengan demikian, maka anda memancarkan tenaga antara 165,42 Joule sampai 167,57 Joule perdetik. Untuk dibayangkan saja, tenaga sebesar 165,42 joule sama dengan tenaga yang kita gunakan untuk mengangkat beban 16,542 kg setinggi satu meter. Pada gambar 6.2 terlihat puncak-puncak kurva rapat intensitas. Puncak-puncak itu bertepatan dengan panjang gelombang mak. Jadi, yang dimaksud dengan mak adalah panjang gelombang yang dimiliki oleh komponen radiasi dengan intensitas paling tinggi. Oleh karena itu, mak bukanlah panjang gelombang maksimum. Pada grafik gambar 6.2 tampak bahwa semakin tinggi suhu benda, semakin kekiri puncaknya. Hal ini bersesuaian dengan pergeseran mak. Wien menemukan kaitan antara pergeseran mak dengan suhu benda. Hukum pergeseran Wien diungkapkan melalui persamaan mak = 2, T -3 m.k. (6.2)

5 Contoh 2 : Hukum pergeseran Wien dapat digunakan untuk mengukur temperatur permukaan sebuah bintang. Dengan melakukan pengukuran rapat intensitas radiasi yang dipancarkan oleh bintang itu untuk berbagai panjang gelombang, maka anda bisa memperoleh grafik seperti pada gambar 6.2 untuk bintang yang anda amati. Dari grafik itu anda mendapatkan mak, yakni panjang gelombang yang dimiliki oleh komponen radiasi yang intensitasnya paling tinggi. Dengan memanfaatkan persamaan (6.2) anda dapat menghitung suhu permukaan bintang itu. Andaikan spektrum sebuah bintang memiliki mak = 5, meter. (a) Berapakah suhu pada permukaan bintang itu? (b) Berapakah intensitas radiasi keseluruhan yang dipancarkan oleh bintang itu bila emisivitasnya 1? (c) Dapatkah anda perkirakan jaraknya dari bumi bila I merupakan intensitas bintang itu diukur di permukaan bumi? Jawab : (a) Dengan mak = 5, meter, maka dari persamaan (6.2) diperoleh (b) Dari persamaan (6.1) T = 2,89810 mak -3 m.k = 5796 K. W(5796 K) = et 4 = (1)( 5, watt/m 2.K 4 )( 5796 K) 2 = 6, watt/m 2. (c) Bintang itu memancarkan radiasi ke segala penjuru. Oleh karena itu bila R bb jarak bumi dari bintang itu, maka bumi terletak pada permukaan bola raksasa yang berpusat pada bintang itu. Karena di bumi intensitas cahaya bintang itu I, maka tenaga keseluruhan radiasi yang dipancarkan tiap satu satuan waktu melalui permukaan bola raksasa itu adalah 4R bb 2 I. Tenaga radiasi sebesar inilah yang dipancarkan dari permukaan bintang itu tiap satu-satuan waktu. Bila jejari bintang itu R b, maka Jadi, 4R bb 2 I = 4R b 2 W(5796 K). R bb = W(5796 K) I R b. Jadi, jarak bintang itu dapat dihitung bilamana kita mengetahui jejari bintang itu. Sedangkan, jejari bintang dapat diukur melalui fasilitas yang disediakan teleskop.

6 6.1.2 Radiasi Benda Hitam Sekarang saatnya kita bicarakan benda hitam. Benda hitam sempurna (selanjutnya sebut saja benda hitam) ialah sesuatu yang menyerap radiasi pada semua panjang gelombang. Berapapun panjang gelombangnya, bila suatu radiasi mengenai benda hitam, maka radiasi itu akan diserap. Dengan kata lain benda hitam adalah benda yang koefisien pantulannya nol untuk semua panjang gelombang. Dari eksperimen diperoleh kenyataan bahwa selain sebagai penyerap yang baik, benda hitam merupakan pemancar radiasi yang baik pula. Salah satu contoh benda hitam adalah matahari kita (dan tentu saja adalah bintang-bintang lain di jagad raya ini). Contoh lain yang cukup memadai untuk benda hitam ialah lubang kecil pada suatu rongga (lihat gambar 6.4a). Semua radiasi yang jatuh pada lubang itu tidak lagi dapat keluar melalui lubang itu. Hal ini sebagai akibat terjadinya pantulan berulang-kali yang menyusutkan intensitas radiasi itu hingga pudar sama sekali (gambar 64.a). Bila benda berongga itu dipanasi sampai berpijar, maka justru lobang itulah yang paling terang. (a) (b) Gambar 6.4 (a) Lubang pada silinder berongga dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna. Setiap radiasi yang masuk ke dalam lubang itu praktis tidak dapat keluar. Hal ini disebabkan karena beberapa kali pemantulan mengakibatkan penyusutan intensitas radiasi itu hingga sangat rendah (nol). (b) Bila Silinder itu di pijarkan maka lobang akan tampak paling cerah. Sifat-sifat permukaan suatu benda, seperti telah disinggung di depan, ikut berpengaruh pada intensitas spektral radiasi yang dipancarkan oleh benda itu. Lebih jauh sifat permukaan ini termasuk kemampuan memantulkan radiasi, warna permukaan dan lain se-bagainya. Jadi, intensitas radiasi kese-luruhan semata-mata bukan hanya tergantung dari suhu benda itu. Sifat-sifat permukaan benda ini pada hukum Stefan dicerminkan oleh emisivitas benda. Tetapi pada benda hitam, sifat-sifat itu lenyap sama sekali sehingga intensitas radiasi keseluruhan hanya tergantung pada suhu permukaan benda hitam. Benda hitam dari bahan apapun akan memiliki intensitas radiasi kese-luruhan yang sama asalkan suhu permukaanya sama. Hukum Stefan un-tuk benda hitam diberikan oleh W(T) = T 4, (6.3)

7 Keistimewaan inilah yang kemudian menjadikan benda hitam sebagai acuan dalam kajian tentang radiasi termal. Intensitas spektral benda hitam hasil eksperimen untuk berbagai suhu diperlihatkan pada gambar 6.5. Gambar 6.5 Radiasi benda hitam Sekarang kita siap untuk memahami batasan yang lebih rinci tantang emisivitas. Emisivitas suatu benda ialah nisbah (rasio) antara tenaga keseluruhan yang diradiasikan oleh benda itu tiap satu satuan waktu pada temperatur T dengan tenaga yang diradiasikan oleh benda hitam dengan luas yang sama pada temperatur yang sama tiap satu satuan waktu. Jadi, secara matematik e = Tenaga total yang dipancarkan oleh benda itu tiap satu satuan waktu pada suhu T Tenaga total yang dipancarkan oleh benda hitam tiap satu satuan waktu pada suhu T Dari batasan di atas tentu saja berlaku bahwa emisitas benda hitam bernilai 1. Selanjutnya perlu pula dipahami definisi berikut. Emisivitas spektral e suatu benda ialah nisbah tenaga yang diradiasikan oleh benda itu pada selang panjang gelombang λ di sekitar tiap satu satuan waktu terhadap tenaga pada selang panjang gelombang yang sama yang diradiasikan oleh benda hitam dengan luas dan pada suhu yang sama. atau e = Tenaga radiasi pada selang λ disekitar λ yang dipancarkan oleh benda Tenaga radiasi pada selang λ di sekitar λ yang dipancarkan oleh benda hitam

8 Lalu, bagaimanakah hasil eksperimen radiasi termal benda hitam tersebut dapat dijelaskan oleh teori klasik? Harapan tinggal harapan. Pada kenyataan mengatakan bahwa teori klasik tidak mampu memberi penjelasan yang memadai. Gambar 6.6 menyajikan ketidakcocokan antara penjelasan yang diberikan oleh fisika klasik dengan hasil eksperimen. Pada grafik itu, lingkaran-lingkaran kecil merupakan hasil eksperimen. Untuk menjelaskan spektrum radiasi benda hitam secara klasik, mula-mula radiasi benda hitam dipandang sebagai sekumpulan getaran elektromagnetik yang berada pada keseimbangan panas dengan lingkungannya. Secara klasik, masing-masing getaran mempunyai tenaga sebesar (1/2)kT. Perhitungan selanjutnya (yang tidak atau belum perlu untuk disuguhkan di dalam buku sini) menghasilkan rumus untuk intensitas radiasi persatuan panjang gelombang I RJ sebagai berikut I RJ 2 ckt = 4. (6.4) Persamaan (6.4) diturunkan pertama kali oleh Rayleigh dan Jeans sehingga dikenal sebagai rumus Rayleigh-Jeans. Dengan adanya faktor λ 4 pada persamaan (6.4), maka kita mendapatkan masalah yang cukup pelik, yakni munculnya ketakterhinggaan (singularitas) saat mengecil. Masalah ini dikenal sebagai bencana ultraungu. Mengapa disebut bencana ultra ungu? Hal ini mudah dipahami mengingat daya total yang diradiasikan oleh benda hitam persatuan luas adalah 0 I RJ d = 2ckT 0 d 4 = luas daerah di bawah kurva I RJ Teori Planck Fisika Klasik Gambar 6.6 Teori kuantum Planck vs. Fisika Klasik (lihat gambar 6.6). Nilai integral ini menuju ke tak terhingga. Kalau hal ini benar, tentulah terjadi kerusakan hebat akibat adanya radiasi gelombang pendek. Itulah sebabnya sebutan bencana ultraviolet. Tetapi kenyataannya tidak. Terhadap kesulitan ini, Max Planck mengajukan gagasan yang dianggap cukup radikal kala itu, yaitu gagasan kuantisasi tenaga yang dimiliki oleh getaran-getaran elektromagnetik. Maksudnya, suatu getaran elektromagnetik tidak boleh memiliki sembarang nilai tenaga, tetapi tenaga getaran merupakan kelipatan bulat dari paket atau catu tenaga (kuanta

9 tenaga) senilai h, dengan h tetapan Planck senilai 6, J.dt dan adalah frekuensi getaran. Jadi, tenaga osilator terkait dengan frekuensinya hal yang tidak benar menurut teori klasik (sebagaimana kita ketahui, secara klasik, tenaga suatu getaran tergantung pada amplitudonya). Tenaga getaran juga bukan (1/2)kT sebagaimana yang dipakai dalam analisa secara klasik, melainkan nhv (n bilangan bulat). Berdasarkan gagasan ini, dengan cara perhitungan yang sama, Planck mendapatkan hasil yang menakjubkan. Menurut Planck intensitas radiasi persatuan panjang gelombang I diberikan oleh 2 2c h I = 5 1 hc exp kt. (6.5) 1 Gambar 6.7 Max Planck Gambar 6.6 memperlihatkan kesesuaian persamaan (6.5) dengan hasil eksperimen. Ternyata persamaan (6.5) ini merupakan perumuman (perluasan) hukum Stefan. Hal ini terlihat jelas karena Hukum Stefan untuk benda hitam segera dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan (6.5) dengan batas dari 0 sampai. Hasilnya adalah k W(T) = I d = T 4 = (5, watt/m 2.K 4 )T c h Dari persamaan ini bersama batasan emisivitas, maka segera diperoleh hukum Stefan, yakni persamaan (6.1). Latihan Konsep 6.1 : 1. Dua benda identik kecuali bahwa yang satu halus dan berwarna putih sedang yang lain kasar dan berwarna hitam. Andaikan kedua-duanya juga memiliki suhu yang sama. (a) Manakah dari keduanya yang akan memanas atau mendingin lebih cepat jika mula-mula memiliki suhu yang berbeda dari lingkungannya? (b) Perbedaan laju pendinginan dan pemanasan itu akan lebih nyata bila diamati dalam ruang hampa. Mengapa? 2. Matahari dapat dianggap sebagai benda hitam berbentuk bola raksasa berjari-jari 700 ribu km dengan suhu permukaan sekitar 5800 K. Jika radius orbit Jupiter 7,78 x m dan radius planetnya 6,87 x 10 7 m. (a) Dengan suhu sebesar itu, pada panjang gelombang berapakah spektrum gelombang radiasi yang paling dominan? (b) Berapakah energi radiasi yang diterima Jupiter dari Matahari untuk setiap kali revolusinya? Diketahui koefisien absobsi (e) Jupiter adalah 0,7 dan periode revolusi Jupiter terhadap Matahari 11,86 tahun. 3. Tentukanlah frekuensi cahaya yang diperoleh dari radiasi termal benda bersuhu 1000 K! 4. Jika mak suatu benda hitam disepertigakan, maka menjadi berapa kalikah tenaga radiasi yang dipancarkan benda itu tiap detiknya dibandingkan sebelumnya?

10 6.2. Gejala (Efek) Fotolistik Efek Fotolistik adalah satu dari gejala lepasnya elektron dari permukaan suatu benda. Bila seberkas cahaya (yang memenuhi syarat tertentu) jatuh pada permukaan suatu benda maka elektron-elektron pada permukaan benda itu akan terbebaskan dari ikatannya A P cahaya V K A Gambar 6.8 Sketsa Eksperimen Gejala Foto-listrik sehingga elektron-elektron tersebut terlepas. Begitulah efek fotolistik. Skema eksperimen efek fotolistik diperlihatkan oleh gambar 6.8. Pada lempeng anoda (A) dijatuhkan seberkas cahaya. Jika berkas cahaya ini memenuhi syarat, maka akan terjadi pelepasan elektron-elektron dari permukaan anoda itu. Elektronelektron yang terlepas dari anoda itu mempunyai tenaga kinetik sehingga berhamburan keberbagai arah. Elektron-elektron tersebut ada yang sampai di katoda (K) apabila mampu mengatasi beda potensial yang dipasang antara katoda dan anoda. Jatuhnya elektron-elektron pada permukaan katoda menyebabkan terjadinya arus yang dapat dibaca pada Ampermeter. Arus ini disebut fotoarus i f. Beda potensial antara anoda A dan katoda diatur dengan potensiometer P. Dengan mengatur P kita dapat mengusahakan agar tidak ada elektron yang mampu mencapai katoda K. Berikut adalah beberapa gejala yang teramati : (a) Arus i f mengalir hampir sesaat setelah cahaya yang memenuhi syarat dijatuhkan pada pada permukaan anoda A, walaupun intensitas cahaya itu cukup rendah (10 10 W/m 2 ). Dibutuhkan waktu tidak lebih dari 10 9 detik untuk melepaskan elektron dari saat pertama kali cahaya dijatuhkan. (Gambar 6.9a) (b) Untuk frekuensi cahaya v dan potensial V yang dipasang tetap pada suatu nilai, arus i f berbanding lurus dengan intensitas I. (Gambar 6.9b) (c) Untuk frekuensi v dan intensitas I yang dibuat tetap, arus i f berkurang dengan naiknya potensial V dan akhirnya mencapai nol pada saat V sama dengan V 0. Potensial V 0 disebut potensial penghenti dan nilainya sama untuk semua nilai intensitas I, Jadi V 0 tidak tergantung pada intensitas cahaya yang dipakai (Gambar 6.9c) (d) Untuk sembarang bahan anoda, potensial V 0 tergantung pada frekuensi sinar yang dijatuhkan pada anoda. Terdapat frekuensi batas (ambang), katakanlah v 0, agar efek fotolistrik terjadi. Bila sinar yang dijatuhkan pada anoda memiliki frekuensi yang

11 nilainya di bawah frekuensi ini, maka efek fotolistrik tidak dapat berlangsung. Lalu, bila sinar yang dipakai diganti dengan yang berfrekuensi di atas frekuensi v 0, maka efek fotolistrik dapat berlangsung. Frekuensi v 0 tergantung pada jenis zat (logam) yang dipakai untuk anoda (Gambar 6.9d). i f (I dan tetap) i f ( dan V tetap) 10 9 dt (a) Waktu t (b) Intensitas I i f I 1 ev 0 0 untuk K Cs K Cu I 2 I 3 0 untuk Cs 0 untuk Cu (c) V 0 V (d) Gambar 6.9 Nah, sekarang bagaimanakah gejala-gejala ini dapat dijelaskan? Pertama, bagaimana teori klasik memberi penjelasan? Penjelasan fisika klasik : Fisika klasik memandang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik. Tenaganya bersifat kontinyu dan tidak tergantung pada frekuensinya. Menurut teori klasik, intensitas adalah energi cahaya yang jatuh pada suatu permukaan seluas satu satuan tiap satu satuan waktu. Jadi, semakin lama sinar dijatuhkan pada permukaan anoda semakin banyak pula energi yang diterima oleh elektron-elektron di permukaan anoda itu. Tentang fenomena (a), teori klasik gagal memberi penjelasan. Perhitungan secara klasik meramalkan bahwa dengan seberkas sinar berintensitas W/m 2 tidak mungkin terjadi

12 bila waktu penyinaran kurang dari 10-9 detik. Hal ini secara klasik disebabkan elektron membutuhkan waktu untuk mengumpulkan energi yang dibawa oleh cahaya. Padahal secara klasik energi yang dibawa oleh cahaya berbanding lurus dengan intensitasnya. Oleh karena itu bila intensitas cahaya rendah, maka butuh waktu yang lama untuk mendapatkan energi yang cukup. Tentang fenomena (b), teori klasik menjelaskan bahwa semakin tinggi intensitas sinar yang dipakai semakin banyak energi yang diterima oleh permukaan anoda sehingga semakin banyak elektron yang dilepaskan olehnya. Semakin banyak elektron yang dilepaskan, semakin besar pula arus i f yang mengalir. Penjelasan ini mudah sekali dan bisa diterima. Tentang fenomena (c) teori klasik tidak mampu memberi penjelasan mengapa untuk intensitas yang berbeda diperlukan tegangan V 0 yang sama guna menghentikan mengalirnya elektron dari anoda ke katoda?. Logikanya, secara klasik, semakin tinggi intensitas semakin besar energi yang diterima oleh elektron-elektron. Semakin banyak energi elektron-elektron itu semakin tinggi potensial yang diperlukan untuk menghentikan arus elektron itu. Namun, kenyataannya tidak : intensitas berapapun memerlukan potensial penghenti yang sama, yakni V 0. Tentang fenomena (d), jelas sekali bahwa teori klasik menentangnya, karena secara klasik tenaga cahaya tidak tergantung dari frekuensi melainkan amplitudo. Kedua, bagaimana teori kuantum menjelaskan fenomena-fenomena (a), (b), (c) dan (d)? Penjelasan fisika kuantum : Teori kuantum memandang cahaya sebagai semburan paket-paket atau partikel-partikel yang disebut foton. Tenaga tiap foton sebesar h. Intensitas berbading lurus dengan jumlah foton yang jatuh pada suatu permukaan seluas satu satuan secara tegak lurus tiap satu satuan waktu. Tepatnya, Intensitas = I = nh, (6.6) dengan n adalah jumlah foton yang jatuh secara tegak lurus pada permukaan seluas satu satuan tiap satu satuan waktu. Bila sebuah foton menabrak elektron di permukaan anoda, maka terjadi pengalihan tenaga foton kepada elektron. Tenaga ini dipergunakan untuk melepaskan ikatan elektron itu dengan permukaan anoda. Jika tenaga tersebut kurang dari tenaga ikat elektron dengan permukaan anoda, maka elektron itu tidak dapat lepas. Efek fotolistrik terjadi bila tenaga yang diterima elektron itu cukup untuk mengatasi tenaga ikatnya dengan permukaan anoda. Fraksi (bagian) tenaga yang digunakan untuk mengatasi ikatan elektron itu disebut fungsi kerja. Fungsi kerja tergantung pada jenis logam anoda. Fungsi kerja terkait dengan frekuensi ambang v 0 melalui = h 0. (6.7)

13 Sisa tenaga setelah digunakan untuk mengatasi ikatan merupakan tenaga kinetik maksimum elektron. Jadi, bila sebuah foton berfrekuensi menyerahkan tenaganya sebesar h kepada elektron, maka h = + Energi kinetik maksimum = h mvmak 2. (6.8) Tentang fenomena (a), teori kuantum menjelaskan bahwa karena tenaga yang diterima elektron tidak tergantung lama penyinaran tetapi tergantung pada frekuensi foton, maka tidaklah diperlukan waktu yang cukup lama untuk menimbulkan efek fotolistrik asalkan frekuensi cahaya melebihi v 0. Tentang fenomena (b), dengan mudah dapat dijelaskan oleh teori kuantum. Intensitas berbanding lurus dengan jumlah foton. Tiap foton melepaskan satu elektron. Semakin banyak jumlah foton yang jatuh pada permukaan anoda, semakin banyak elektron yang lepas. Dengan kata lain semakin tinggi intensitas cahaya semakin besar arus yang mengalir. Tentang fenomena (c), dijelaskan bahwa tenaga kinetik maksimum elektron tergantung pada frekuensi cahaya (foton) dan tidak tergantung pada intensitas cahaya, maka sangat layak bila potensial V 0 bernilai sama untuk berbagai intensitas pada frekuensi yang sama. Tentang fenomena (d), dengan sendirinya telah jelas. Latihan Konsep 6.2 : 1. Jelaskan mengapa kebanyakan elektron-elektron yang terbebaskan dari anoda pada gejala fotolistrik memiliki tenaga kinetik kurang dari h? 2. Cahaya tampak memilki kisaran panjang gelombang dari 400 nm sampai 700 nm. Bagaimanakah kisaran tenaga fotonnya? 3. Fungsi kerja Cesium sebesar 1,9 ev. a. Tentukanlah frekuensi ambang gelombang elektromagnetik yang mampu menghasilkan efek fotolistrik pada Cesium serta panjang gelombangnya! b. Jika diinginkan berkas elektron fotolistrik berenergi 1,5 ev, berapakah panjang gelombang gelombang elektromagnetik yang dibutuhkan? Catatan: 1 ev = 1,602 x J 4. Suatu sumber cahaya monokromatik meradiasikan cahaya berpanjang gelombang 480 nm dan berdaya 10 watt. Berapa banyakah foton yang dipancarkan setiap detiknya dari sumber cahaya ini? 5. Ketika suatu permukaan benda disinari cahaya berpanjang gelombang 420 nm, tenaga kinetik maksimum elektron yang lepas sebesar 0,4 ev. Berapakah panjang gelombang ambang terjadinya efek fotolistrik pada permukaan tersebut? 6. Sumber cahaya masih dapat terlihat oleh mata jika paling tidak terdapat 80 buah foton perdetik yang masuk ke mata melalui pupil (berdiameter 4 mm). Sejauh berapakah sumber cahaya berdaya 500 watt yang meradiasikan cahaya berpanjang gelombang 600 nm ke segala arah masih dapat terlihat?

14 6.3 Efek Compton Efek Fotolistik adalah salah satu eksperimen yang mendukung teori korpuskuler tentang cahaya. Teori ini mengatakan bahwa cahaya merupakan semburan butiran-butiran yang sangat kecil. Efek fotolistrik menandai bangkitnya teori tersebut yang pada abad sebelumnya tergusur oleh teori undulasi Huygens dan kawan-kawan. Bangkitnya teori korpuskuler ini juga ditandai oleh eksperimen yang dilakukan oleh Compton pada tahun 1923 yang selanjutnya dikenal sebagai effek Compton. Eksperiemn Compton termasuk eksperimen yang disebut eksperimen hamburan, yakni jenis eksperimen yang memegang peranan penting dalam ilmu fisika. Skema effek Compton tersaji pada Gambar foton terhambur k 2, 2 k 1, 1 foton datang m e c 2 Elektron terpental p 2, E 2 Gambar 6.10 Hamburan Compton Pada gambar 6.10 tersebut terlihat sebuah foton dengan tenaga 1 bermomentumkan k 1 menabrak elektron diam bermassa m e. Foton tersebut terhambur dan elektronnya terpental. Foton yang terhambur ditangkap dengan detektor D dan diukur panjang gelombangnya (juga frekuensinya). Secara klasik, panjang gelombang foton setelah terhambur sama dengan panjang gelombang foton sebelum terhambur. Sedang menurut teori kuantum, foton terhambur mempunyai panjang gelombang yang berbeda dengan foton sebelum hamburan tergantung dari sudut hamburannya. Pada gambar 6.10 itu, foton terhambur dan elektron terpental masing-masing memiliki (momentum, tenaga) berturutturut (k 2, 2 ) dan (p 2,E 2 ). Secara kuantum berlaku 1 = h 1, k 1 = h/ 1, 2 = h 2, dan k 2 = h/ 2. Setelah melalui perhitungan yang tidak begitu panjang, diperoleh bahwa h cos m c e (6.9) dengan θ adalah sudut hambur foton. Tetapan c = h mec

15 disebut panjang gelombang Compton. Gambar 6.11 memperlihatkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Compton untuk empat sudut yang berbeda, yakni 0, 45, 90 dan 135. Terlihat adanya perbedaan panjang gelombang sebelum dan sesudah hamburan. Artinya, 2 1 =, (6.10) dengan tidak sama dengan nol. Hasil ini tentu sebuah pukulan lagi bagi teori klasik. Latihan Konsep 6.3: Gambar 6.11 Hasil eksperimen hamburan Compton 1. Dalam sebuah ekperimen hamburan menggunakan berkas sinar-x, diketahui bahwa fraksi perubahan panjang gelombang ( / ) adalah 1 % saat sudut hamburannya 120 o. Berapakah panjang gelombang sinar-x yang digunakan? 2. Suatu berkas cahaya dalam eksperimen hamburan Compton terhambur dengan panjang gelombang 0,14 nm. Jika sudut hamburan foton adalah 90 o, berapakah panjang gelombang foton yang datang? Berapa pula energi foton yang diberikan pada elektron? 3. Sebuah elektron yang awalnya diam, terlempar dengan energi 180 ev searah dengan arah foton yang menumbuknya. Berapakah energi dan panjang gelombang foton yang datang menumbuk elektron? 4. Apakah sebabnya foton tidak mungkin memberikan seluruh energi dan momentumnya pada elektron bebas? Hal ini menerangkan mengapa efek fotolistrik hanya dapat terjadi bila foton menumbuk elektron terikat.

16 6.4. Eksperimen Frank-Hertz Teori klasik tak mengenal konsep kuantisasi suatu besaran. Teori klasik beranggapan bahwa semua besaran fisis bersifat kontinyu. Model atom yang dikemukakan oleh Bohr menentang anggapan ini dengan memasukkan kuantisasi momentum sudut. Akibatnya diperoleh arasaras tenaga elektron pada atom. Adanya aras-aras tenaga tersebut dibuktikan dengan eksperimen Franck-Hertz. Susunan alatnya sebagaimana disajikan oleh gambar Suatu filamen digunakan untuk memanasi katoda K sehingga terjadi pancaran termionik, yakni pancaran Gambar 6.12 elektron-elektron akibat adanya pemanasan. Elektron yang terlepas tersebut bergerak ke arah kisi yang diberi tegangan positif lebih tinggi dari pada anoda. Pada rangkaian Gambar 6.12 itu tampak bahwa kisi selalu memiliki potensial 0,5 volt lebih tinggai dibandingkan anoda. Elektron-elektron itu selanjutnya menuju ke anoda. Bila elektron-elektron tersebut mampu mencapai anoda, maka di ampermeter akan terbaca adanya arus i yang mengalir. Sepanjang perjalanan dari katoda menuju ke kisi elektron-elektron tersebut bertabrakkan dengan atom-atom gas yang telah dimasukkan ke dalam tabung itu. Bila tenaga elektron diserap oleh atom-atom gas maka elektron itu bisa jadi tidak akan mampu mengatasi beda potensial antara kisi dan anoda. Akibatnya, grafik arus terhadap tegangan V (yakni beda potensial antara katoda dan kisi) diperlihatkan oleh gambar Terlihat adanya penurunan arus secara periodik. Dalam eksperimen ini, tenaga elektron T e terkait dengan beda potensial V melalui T e = ev. Arus i diukur untuk berbagai nilai V. Terlihat dari hasil eksperimen bahwa pada potensial V tertentu saja terjadi penurunan kuat arus i. Artinya, hanya untuk tenaga elektron tertentu saja terjadinya penurunan kuat arus. Karena penurunan kuat arus berarti terjadinya penyerapan tenaga elektron, maka hal ini menandakan bahwa penyerapan tenaga elektron-lektron oleh atom-atom gas bersifat diskret. Mengapa harus begitu? Teka-teki ini segera terjawab bila diingat kembali model atom Bohr- Rutherford. Sebuah elektron dalam suatu atom dapat menyerap sejumlah tenaga untuk pindah ke aras tenaga di atasnya. Karena aras-aras tenaga yang ada tidak sembarangan, atau diskret, maka sejumlah Gambar 6.13 Hasil eksperimen Franck-Hertz

17 tenaga yang dibutuhkan oleh elektron untuk berpindah araspun tidak sembarangan. Tidak boleh lebih tidak boleh kurang. Latihan Konsep 6.4 : 1. Apakah makna selisih beda tegangan senilai 4,86 volt pada grafik yang diperlihatkan oleh gambar 6.13? 2. Apa yang akan terjadi pada grafik 6.13 bila tegangan antara kisi dan anoda diubah menjadi 1,0 volt? Apa yang akan terpengaruh oleh perubahan itu? Apakah selisih beda potensial yang 4,86 volt itu akan berubah? 6.5 Hipotesa de Broglie Telah terbukti bahwa teori undulasi (yang mengatakan bahwa cahaya adalah gelombang) telah secara sempurna dapat menjelaskan gejala difraksi, interferensi, refleksi, polarisasi, dispersi dan refraksi cahaya (lihat kembali bab 2 buku ini). Sementara bagi teori kospuskuler gejala-gejala alamiah seperti itu merupakan ganjalan yang sangat berarti, sulit bahkan gagal untuk dijelaskan. Tetapi, sebaliknya, untuk efek fotolistrik dan efek Compton teori korpuskuler tampak cukup memuaskan dalam memberikan penjelasannya. Kemudian, pertanyaannya adalah yang manakah dari keduanya yang benar? Betulkah cahaya merupakan gelombang elektromagnetik? Betulkah cahaya merupakan partikel-partikel? Sintesa (gabungan) dua pandangan ini memunculkan padangan baru yang dikenal sebagai paham dualisme cahaya. Paham ini mengatakan bahwa cahaya memiliki dua aspek : aspek gelombang dan aspek partikel. Aspek gelombang terlihat pada fenomena difraksi, interferensi, refleksi, polarisasi, dispersi dan refraksi. Aspek partikel terlihat pada efek fotolistrik dan efek Compton. Pada tahun 1924, L. de Broglie mencoba melihat kemungkinan berlakunya paham dualisme untuk partikel-partikel semisal elektron, proton, netron dan lain sebagainya. Dalam disertasi doktornya, dia mengemukakan hipotesa tersebut. Bila suatu partikel mempunyai momentum p, maka partikel tersebut terkait dengan gelombang partikel yang memiliki panjang gelombang = p h. (6.11) Kemudian karena partikel dihipotesakan memiliki aspek gelombang, maka logis bila kemudian ditanyakan kemungkinan partikel-partikel juga mengalami gejala-gejala difraksi, interferensi, refleksi, polarisasi, dispersi, dan refraksi? Jawabnya, ya, betul sekali bahwa partikel-partikel itu mengalami gejala-gejala itu. Hal ini dibuktikan, misalnya, dengan eksperimen difraksi elektron yang dilakukan oleh Dvisson dan Germer, difraksi neutron dan interferensi elektron. Latihan Konsep 6.5 : Diketahui massa elektron = 9,1 x kg, massa proton = 1,67 x kg.

18 1. Tentukanlah energi total dan energi kinetik proton yang mempunyai panjang gelombang de Broglie 0,1 ev (baik secara relativistik maupun secara takrelativistik)! 2. Energi kinetik setiap atom dalam gas ideal sebesar 3 2 k T. Pada suhu 400 K, berapakah momentum dan panjang gelombang gas ideal yang berisikan atom-atom hidrogen? 3. Tentukanlah energi elektron dengan panjang gelombang de Broglie sama dengan panjang gelombang proton berenergi 900 ev! 4. Berapakah panjang gelombang de Broglie bola golf bermassa 46 gr yang bergerak dengan kecepatan 30 m/s? Bandingkanlah dengan panjang gelombang elektron yang bergerak dengan kecepatan 10 7 m/s! Mengapa sifat gelombang bola golf tidak begitu terlihat tetapi pada elektron lebih terlihat? 6.6 Mekanika Kuantum Tahap lanjutan pemikiran de Broglie adalah lahirnya mekanika gelombang yang dibidani oleh Erwin Schrödinger dan mekanika matriks yang dibidani oleh Werner Heisenberg. Keduanya ternyata ekivalen satu dengan yang lain. Artinya, kedua teori itu selalu memberikan ramalan dan penjelasan yang sama kalau diterapkan untuk menjelaskan permasalahan yang sama. Tetapi, secara matematispun dapat dibuktikan bahwa mekanika gelombang dapat diperoleh dari mekanika matriks dan sebaliknya, mekanika matriks dapat diturunkan dari mekanika gelombang. Kedua mekanika itu kemudian dirangkum dalam bentuk yang lebih kompak sebagai mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum peluang memegang peran yang sangat penting. Peluang mengatur segalanya. Orang tidak dapat menentukan secara pasti di mana posisi sebuah partikel pada suatu waktu, kecuali ia melakukan pengukuran posisi partikel itu. Untuk dua buah partikel identik yang berada pada keadaan yang sama, belum tentu pengukuran posisi kedua partikel itu memberikan hasil ukur posisi yang sama. Jadi, situasinya seperti ketika anda main dadu. Anda sama sekali tidak mengetahui angka berapa pada dadu itu yang akan keluar ketika dilempar. Oleh karena itu, dalam mekanika kuatum tidak dikenal adanya lintasan partikel dalam ruang. Yang diketahui adalah bahwa nilai peluang partikel itu melewati suatu titik dalam ruang pada suatu saat. Demikian pula halnya dengan momentum. Momentum sebuah partikel tidak dapat diketahui kecuali diukur. Tetapi hasil ukur yang akan diperoleh tidak dapat dipastikan. Untuk dua partikel identik yang berada pada keadaan yang sama, belum tentu pengukuran momentum kedua partikel itu memberikan hasil ukur yang sama. Hal ini bukan saja berlaku untuk momentum dan posisi tetapi berlaku pula untuk besaran-besaran fisika yang lain. Sifat aneh mekanika kuantum yang lain adalah bahwa nilai yang akan keluar sebagai hasil ukur ketika orang mengukur suatu besaran fisis tidak sembarang nilai. Hal ini sama saja bila anda melempar dadu, yang akan muncul hanyalah salah satu dari enam macam angka yang tertera pada setiap sisinya. Ketika anda melempar dadu, tak sekalipun anda akan mendapatkan angka 10. Hal ini, dalam fisika atom, tercermin bila anda melihat kembali aras-aras tenaga atom hidrogen. Tak akan pernah sebuah elektron dalam atom hidrogen akan memberikan hasil ukur, misalnya 10 ev atau 6eV, bila tenaganya diukur. Hasil yang akan didapatkan di kala orang melakukan pengukuran tenaga atom hidrogen

19 adalah nilai-nilai yang tertera pada aras-aras tenaganya (lihat gambar 5.12 atau 5.13). Secara umum, untuk setiap besaran fisika terdapat sekumpulan nilai-nilai yang disebut himpunan sampel bagi besaran fisika itu. Nilai-nilai yang termuat dalam himpunan sampel itulah yang dimungkinkan akan keluar sebagai hasil ukur bila besaran fisika itu diukur. Nilai-nilai yang tidak termuat dalam himpunan sampel itu tidak mungkin akan keluar sebagai hasil ukur. Contoh 3 : Ditinjau sebuah partikel bermassa m yang dimasukkan ke dalam kubus yang sangat kedap (sehingga tak dapat ditembus oleh partikel itu). Andaikan kubus itu berukuran L L L. Energi partikel tersebut memiliki himpunan sampel yang anggota-anggotanya ditentukan oleh persamaan E n = n 2 2 h 2 8mL = n 2 E 1, dengan n adalah bilangan asli dan h tetapan Planck. Jika E 1 = h 2 /8mL 2, maka himpunan sampel bagi energi partikel dalam kubus itu adalah { E 1, 4E 1, 9E 1, 16E 1, 25E 1, 36E 1,... }. Jika massa partikel itu 9, kg dan rusuk kubus itu 5 mm, maka (a) sebutkanlah nilai-nilai yang dimungkinkan akan keluar sebagai hasil ukur energi bila energi partikel dalam kubus itu diukur! (b) bila tenaga partikel itu diukur, mungkinkah akan didapatkan hasil ukur senilai 2, J? (c) bila tenaga pertikel itu diukur, mungkinkah akan didapatkan hasil ukur senilai 1, J? Jawab : (a) Karena tetapan Planck senilai 6, J.dt, maka (6,6310 J.dt.) E 1 = (8)(9,12 10 kg)(5 10 m) = 1, J. Dengan cara yang serupa didapatlah nilai-nilai tenaga yang lain. Jadi, nilai-nilai yang mungkin akan keluar sebagai hasil ukur energi partikel dalam kubus adalah (1, J), (4, J), (1, J), (1, J, 3, J), (4, J), dst. Gambar 3.14 W. Heisenberg (b) Tidak akan didapatkan hasil ukur senilai 2, J karena nilai ini bukan anggota himpunan sampel. (c) Nilai ini dimungkinkan akan keluar sebagai hasil ukur karena nilai ini salah satu anggota himpunan sampel untuk energi partikel.

20 Kalau anda melempar dadu secara fair (adil), maka masing-masing angka pada dadu memiliki peluang yang sama untuk keluar sebagai hasil pelemparan. Bila salah satu muka dadu diberi pemberat, maka pelemparan dadu dikatakan tidak fair dan peluang masingmasing angka pada dadu tidak sama. Bagaimana dengan pengukuran besaran fisika secara kuantum? Pengukuran suatu besaran fisika pada umumnya merupakan pelemparan dadu yang tak fair. Semua ini ditentukan oleh yang disebut keadaan partikel. Jadi, berapa peluang masing-masing anggota himpunan sampel sebuah besaran fisika untuk keluar sebagai hasil ukur sangat tergantung pada keadaan partikel. Sifat aneh dalam mekanika kuantum selanjutnya adalah apa yang dikenal sebagai ketakpastian Heisenberg. Dalam mekanika Newton, dimungkinkan untuk mendapatkan hasil pengukuran momentum dan posisi kedua-duanya dengan kepastian, yakni ralatnya nol. Jadi, dalam mekanika Newton dapat dikatakan bahwa orang selalu dapat mengusahakan secara bersamaan diperolehnya hasil pengukuran momentum dan posisi suatu partikel secara pasti. Seperti telah dijelaskan pada buku jilid satu bab 1, bahwa pengukuran suatu besaran fisika dikatakan pasti bila ralat pengukurannya nol. Jadi, ralat pengukuran posisi (x) tidak ada hubungannya dengan ralat pengukuran momentum (p). Tetapi, sesuatunya tampak lain dalam mekanika kuantum. Pengukuran dua besaran seperti posisi dan momentum harus tunduk pada kaitan ketakpastian Heisenberg, yaitu Persamaan (6.12) dapat ditulis menjadi xp h. (6.12) x h/p. Terlihat bahwa x menuju ke tak terhingga (yakni pengukuran posisi menjadi sangat tidak teliti) manakala p menuju nol (yakni jika pengukuran momentum diusahakan seteliti mungkin). Bila x menuju ke tak terhingga, maka kita tidak tahu lagi di mana posisi partikel itu. Sebaliknya dari persamaan (6.12) kita dapatkan p h/x yang berarti bahwa p menuju ke tak terhingga (yakni pengukuran momentum menjadi sangat tidak teliti) bila x diusahakan sekecil mungkin (yakni, pengukuran posisi diusahakan seteliti mungkin). Ketakpastian Heisenberg bukan saja berlaku bagi momentum dan posisi, tetapi berlaku pula untuk pasangan-pasangan besaran fisika yang lain, semisal sudut rotasi dan momnetum sudut. Pasangan energi dan waktu juga memiliki perilaku seperti di atas. Relasi ketidakpastian Heisenberg untuk pasangan ini adalah Et h. (6.13) Contoh 4 : Hitunglah ralat minimum pengukuran momentum sebuah atom Helium 4 He yang dikukung dalam wilayah sepanjang 0,40 nanometer!

21 Jawab : Yang kita tahu adalah bahwa atom helium itu berada di dalam selang 0,40 nm. Oleh karena itu, ralat pengukuran posisi maksimum adalah x = 0,40 nm. Dan ralat minimum pengukuran momentum adalah Latihan Konsep 6.6 : p h/x = 1, kg.m/dt. 1. Telah diketahui bahwa inti atom terdiri atas proton dan neutron. Radius inti atom sekitar 2 x m. Berapakah perkiraan energi proton dalam inti tersebut? 2. Atom hidrogen berjejari 5,3 x m. Gunakan prinsip ketidakpastian untuk memperkirakan energi elektron yang dapat dimiliki atom tersebut! 3. Sebuah atom yang bereksitasi mengeluarkan kelebihan energinya dengan memancarkan foton yang memiliki frekuensi tertentu. Periode rata-rata pemancaran foton eksitasi tersebut adalah 10-8 s, perkirakanlah energi dan frekuensi foton eksitasi tersebut! 4. Sebuah pengukuran mencapai keakuratan pengukuran posisi proton hingga m. Tentukanlah ketelitian kedudukan proton 1 detik kemudian! Rangkuman (Peta Konsep) Fisika klasik (mekanika Newton dan elektromagnetika klasik) mulai disangsikan keakuratannya ketika gagal menjelaskan sifat-sifat radiasi termal dan gejala-gejala subatomik. Radiasi termal : pemancaran gelombang elektromagnetik oleh suatu benda sematamata karena suhunya. Beberapa sifat penting radiasi termal: 1. Hukum Stefan: Intensitas radiasi pada seluruh panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan (W(T)) sebanding dengan pangkat empat suhu benda W(T) = et 4 dengan dikenal sebagai tetapan Stefan-Bolztmann yang besarnya 5, watt/m 2.K 4 dan e adalah emisivitas yang nilainya antara 0 sampai 1. Benda dengan e = 1 disebut dengan benda hitam. 2. Hukum pergeseran Wien : Panjang gelombang yang dimiliki oleh komponen radiasi dengan intensitas paling tinggi( mak ) berbanding terbalik dengan suhu -3 2, m.k mak = T 3. Intensitas radiasi persatuan panjang gelombang I RJ pada benda hitam menurut: - Fisika klasik (Rumus Rayleigh-Jeans) dan tidak cocok dengan data eksperimen: Benda hitam dipandang sebagai sekumpulan getaran elektromagnetik yang berada pada keseimbangan panas dengan lingkungannya. Secara klasik, masingmasing getaran mempunyai tenaga sebesar (1/2)kT. Sehingga

22 I RJ 2ckT = 4. - Menurut Max Planck dan cocok dengan data eksperimen: Suatu getaran elektromagnetik tidak boleh memiliki tenaga sembarang nilai, tetapi tenaga getaran merupakan kelipatan bulat dari paket atau catu tenaga (kuanta tenaga) senilai h, dengan h tetapan Planck yang nilainya 6, J.dt dan adalah frekuensi getaran. Sehingga 2 2c h I = 5 1 hc exp kt 1 Efek Fotolistik: gejala lepasnya elektron dari permukaan suatu benda setelah disinari seberkas cahaya yang memenuhi syarat tertentu. - Fakta-fakta yang berkaitan dengan efek fotolistrik gagal dijelaskan fisika klasik. - Teori kuantum: Cahaya sebagai semburan partikel-partikel yang disebut (foton) dengan tenaga tiap foton sebesar h. Efek fotolistrik terjadi bila tenaga yang diterima elektron itu cukup untuk mengatasi tenaga ikat dengan permukaan anoda () yang tergantung pada jenis logamnya dan terkait dengan frekuensi ambang v 0 melalui = h 0. Tenaga kinetik maksimum elektron adalah sisa tenaga setelah digunakan untuk mengatasi ikatan. h = + Energi kinetik maksimum Efek Compton: foton yang menabrak elektron mengalami pertambahan panjang gelombang. - Secara klasik, panjang gelombang foton setelah terhambur sama dengan panjang gelombang foton sebelum terhambur. - Secara kuantum, pertambahan panjang gelombang foton tergantung pada sudut hamburan (θ), yaitu h cos mec Eksperimen Franck-Hertz: Mekanisme penyerapan tenaga elektron-elektron dalam atom bersifat diskret = elektron dalam atom mempunyai tingkat-tingkat tenaga tertentu. Paham dualisme cahaya (bahwa cahaya mempunyai aspek gelombang dan aspek partikel sekaligus) diadopsi L. de Broglie pada partikel. Bila suatu partikel mempunyai momentum p, maka partikel tersebut terkait dengan gelombang partikel yang memiliki panjang gelombang h = p sehingga partikelpun mempunyai sifat-sifat gelombang: difraksi, interferensi, refleksi, polarisasi, dispersi, dan refraksi.

23 Tahap lanjutan pemikiran de Broglie adalah lahirnya mekanika gelombang (Erwin Schrödinger) dan mekanika matriks (Werner Heisenberg) yang dirangkum sebagai mekanika kuantum. Beberapa asas mekanika kuantum: - Setiap partikel mempunyai gelombang partikel yang bersesuaian dengannya. - Kuatitas fisis partikel tidak dapat terukur pasti, yang ada hanyalah kemungkinan nilainya. - Ketakpastian Heisenberg: sifat partikel dan sifat gelombang tidak dapat terukur sekaligus dan sama akuratnya. If anybody says he can think about quantum problems without getting giddy, that only shows he has not understood the first thing about them. (Max Planck) 6.7 Daftar Pustaka 1. Haken, H., Wolf, H.C Atomic and Quantum Physics. Springer-Verlag. Berlin. 2. Hewitt, P.G., 2002, Conceptual Physics, ninth edition, Addison Wesley, New York. 3. Krane, K.S., 1983, Modern Physics, John Wiley & Sons, New York. 4. Lang, K.R., 1995, Sun, Earth, and Sky, Springer-Verlag, Berlin 5. Resnick, R Basics Concept of Relativitynand Early Quantum Theory. John Wiley & Son. New York. 6. Rosyid, M. F., 2005, Mekanika Kuantum, Laboratorium Fisika Atom dan Fisika Inti, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. 7. Serway, R. A. dan Beichner, R.J., 2000, Phyisics for Scientists and Engineers with Modern Physics, Saunders College Publishing, New York. 8. Sproull, R.L., Phillips, W.A Modern Physics, Third Edition, John Wiley & Son. New York. 9. Weidner, R.T., Sells, R.L Elementary Modern Physics, Third Edition, Allyn and Bacon, Inc. Boston. 6.8 Proyek Kita Proyek 1 (Eksperimen) : Manakah yang lebih terang? Bahan-bahan: - kaleng bekas dari bahan logam (dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 8 cm, jangan terlalu besar) - paku dan palu - tungku pembakaran seperti yang dipakai di tempat pandai besi atau temapt pengecoran logam. Cara kerja : 1. Siapkan kaleng bekas anda, dan berilah lubang pada salah satu sisinya. Usahakan ukuran lubang yang anda buat tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar sehingga masih mudah terlihat. Lubang ini berperan sebagai lubang hitam.

24 2. Panaskan kaleng tersebut di atas pembakaran hingga terlihat membara (tidak cukup hanya terasa panas saja) 3. Anda akan melihat kaleng tersebut terlihat menyala. Amatilah setiap sisi kaleng tersebut, manakah bagian kaleng yang terlihat membara paling terang? Proyek 2 (Kajian Teoritis) : Menurunkan Hukum Stefan dan Pergeseran Wien dari persamaan intensiatas radiasi Plank. Anda telah mengetahui bahwa persamaan inetnsiatas radiasi Plank (persamaan 6.5) cocok dengan eksperimen pengukuran intensiatas radiasi termal (grafik gambar 6.2). Oleh karena itu, grafik yang tergambar mempunyai persamaan yang sama persis dengan persamaan intensitas radiasi Plank 2 2c h I = 5 1 hc exp kt 1 1. Kurva di bawah kurva I adalah intensitas radiasi termal yang terukur pada seluruh rentang panjang gelombang yang disebut dalam Hukum Stefan. Coba turunkan bentuk eksplisit hukum tersebut dari persamaan intensiatas radiasi Plank dengan cara mengambil integrasi I pada daerah panjang gelombang 0 s/d. 2. Pergeseran Wien menunjukkan daerah panjang gelombang radiasi termal yang mempunyai intensitas radiasi termal tertinggi. Secara matematik, daerah tersebut adalah d( I ) puncak kurva I yang dapat dicari dengan syarat maksimum 0 dan d 2 d ( I ) 0. Menggunakan syarat tersebut, turunkanlah bentuk eksplisit hukum 2 d pergeseran Wien Soal-soal Uraian 6.9 Soal-soal 1. Intensitas I maksimum untuk radiasi suatu bintang terjadi pada panjang gelombang λ = 4700 Å. Diasumsikan bahwa bintang merupakan benda hitam. Perkirakan suhu permukaan matahari! 2. Mengapa para insinyur dan ilmuwan harus diberi pelindung terhadap radiasi sinar-x yang dihasilkan oleh peralatan bertegangan tinggi? 3. Emisivitas total tungsten pada temperatur 2000º K senilai 0,26. Berapakah tenaga yang dibutuhkan untuk menjaga suhu filamen tabung transmisi radio (2000º K) jika luas filamen adalah 0,001 m 2 dan tidak ada tenaga yang hilang selain radiasi?

25 4. Berdasarkan ungkapan untuk I, yaitu persamaan (6.5), hitunglah tetapan pada hukum pergeseran Wien! 5. Alam semesta terisi oleh radiasi termal, yang memiliki spektrum sebagaimana spektrum benda hitam pada suhu efektif 2,7º K. Berapakah panjang gelombang intensitas maksimum dari radiasi ini? Berapakah energi kuantannya (dalam ev) pada panjang gelombang intensitas maksimum ini? Dalam daerah spektrum elektromagnet manakah panjang gelombang intensitas maksimum ini? 6. Suatu permukaan logam memiliki panjang gelombang ambang fotolistrik sebesar 325,6 nm. Ia disinari dengan cahaya berpanjang gelombang 259,8 nm. Berapakah potensial penghentinya? 7. Kelajuan maksimum elektron-elektron yang dibebaskan dari anoda oleh foton pada gejala fotolistrik adalah 2, m/dt. (a) berapakah tenaga kinetik elektron-elektron itu? (b) Berapakah potensial penghenti untuk elektron-elektron itu? (c) Mengapa masalah ini dapat diselesaikan tanpa relativitas khusus Einstein? 8. Suatu cahaya mempunyai frekuensi Hz dan Intensitas 3, watt/m 2. Cahaya tersebut jatuh pada suatu permukaan logam seluas 0,1 m 2 dengan membentuk sudut 60º terhadap normal pada permukaan itu (lihat gambar). Berapakah jumlah elektron yang terbebaskan tiap detik bila terjadi efek fotolistrik? Cahaya datang 60 N Elektron terlempar 9. Bila logam natrium disinari dengan cahaya berpanjang gelombang 4, nm, maka potensial hentinya didapati sebesar 0,65 V; bila panjang gelombangnya diubah menjadi 3, nm, maka potensial hentinya menjadi 1,69 V. Dengan hanya menggunakan data ini dan nilai laju cahaya, serta muatan elektron, carilah fungsi kerja logam natrium dan nilai tetapan Planck! Soal-soal Pilihan Ganda 1. Sebuah benda yang mempunyai suhu T akan... a. memancarkan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Ajar 8: Teori Kuantum (Minggu ke 12 dan 13) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Farchani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN XV - 1 XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN 15.1 Pendahuluan. Pada akhir abad ke-xix dan awal abad ke-xx semakin jelas bahwa fisika (konsepkonsep fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal ini

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK OLEH : I WAYAN SUPARDI RADIASI KALOR Benda-benda yang dipanasi mengemisikan gelombang yang tidak nampak (sinar ultra ungu dan infra merah). Radiasi dari benda-benda

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM 1 MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM Tujuan instruksional umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang radiasi benda hitam Tujuan instruksional khusus : Dapat menerangkan tentang radiasi termal

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam RADIASI BENDA HITAM Kesuksesan yang spektakuler dari teori Maxwell tentang asumsi cahaya, telah memungkinkan dilakukan suatu usaha untuk mengaplikasikan teori tersebut pada percobaan untuk menemukan jawaban

Lebih terperinci

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL Oleh: Fahrizal Eko Setiono RADIASI BENDA HITAM Benda hitam adalah benda yang yang dapat menyerap semua radiasi yang dikenakan padanya. Radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK

MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Efek Fotolistrik Tujuan Instrruksional Khusus : Dapat menjelaskan tetang energi fotoelektron Dapat

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK OLEH : STEVANUS ARIANTO RADIASI GEM HUKUM WIEN EFEEKFOTO LISTRIK HASIL PERCOBAAN EFFEK FOTO LISTRIK ENERGI KINETIK F O T O N SIFAT KEMBAR CAHAYA HIPOTESA DE BROGLIE

Lebih terperinci

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi RADIASI BENDA HITAM SMA Kelas XII Semester 2 Standar Kompetensi 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Sejarah Teori Kuantum

Sejarah Teori Kuantum UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Pendidikan Fisika http://pf.uad.ac.id Sejarah Teori Kuantum Kuliah Sejarah Fisika Rachmad Resmiyanto http://rachmadresmi.staff.uad.ac.id Era Perang Fisika 3 dasawarsa (1900-1930)

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas)

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas) Hukum Pergeseran Wien, Hukum Radiasi Planck, Bunyi, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Radiasi Benda Hitam, Intensitas, Frekuensi, Teori, Fisika - Berikut ini adalah materi lengkapnya : 1. Hukum Pergeseran Wien

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Hubungan spektrum dengan elektron Berkaitan dengan energi energi cahaya. energi gerak elektron dan Keadaan elektron : Saat arus dilewatkan melalui gas pada tekanan rendah,

Lebih terperinci

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari efek/gejala fotolistrik secara eksperimen. 2. Menentukan fungsi kerja/work function sel foto (photo cell). 3. Menentukan nilai tetapan Planck

Lebih terperinci

IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM RADIASI BENDA HITAM EFEK FOTOLISTRIK DAN TEORI KUANTUM CAHAYA EFEK COMPTON GELOMBANG MATERI: Relasi de Broglie dan Prinsip Ketidakpastian Heisenbergh. PRINSIP HEISENBERGH

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. RPKPS (Rencana Program dan Pembelajaran Semester)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. RPKPS (Rencana Program dan Pembelajaran Semester) UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA RPKPS (Rencana Program Pembelajaran Semester) FISIKA DASAR II Semester 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Farchani Rosyid Dengan a BOPTN P3-UGM tahun anggaran

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya

3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMA : Fisika : XII/I (Satu) Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit ( 4 Pertemuan ) Topik : Fisika Kuantum Standar Kompetensi 3.

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Ringkasan Efek Fotolistrik

Ringkasan Efek Fotolistrik Ringkasan Eek Fotolistrik A. Pengertian Eek otolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika logam dikenai cahaya. Gejala tersebut dapat dijelaskan oleh Einstein. B. Susunan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Alokas Waktu : SMA Negeri 78 Jakarta : Fisika 4 (4 sks) : 16 jam pelajaran (8 jam pelajaran tatap muka dan 8 jam pelajaran penugasan terstruktur)

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd. KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA Optika = llmu yang membahas tentang cahaya. Optik terbagi menjadi 2: optika geometris dan optika fisis. Optika Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda.

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Review Model Atom Model Atom Dalton Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Model Atom Thomson Secara garis besar atom berupa bola

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA Hari :... Tanggal :.../.../2008. Mulai :... Selesai :...

UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA Hari :... Tanggal :.../.../2008. Mulai :... Selesai :... UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA 2008 Mata Pelajaran : F I S I K A Hari :... Tanggal :.../.../2008 Mulai :... Selesai :... Lamanya Jumlah soal : 120 menit : 45 butir PETUNJUK UMUM: 1. Berdoalah sebelum mengerjakan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

Schrodinger s Wave Function

Schrodinger s Wave Function SPEKTRA RADIASI ELEKTROMAGNET SPEKTRUM KONTINYU TEORI MAX PLANK TEORI ATOM BOHR SIFAT GELOMBANG Schrodinger s Wave Function MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM Persamaan gelombang Schrodinger TEORI MEKANIKA KUANTUM

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM DAN PERKEMBANGAN TEORI ATOM 0leh: Ramadani. sinar bermuatan negatif. kecil pembentuk atom tersebut yaitu

STRUKTUR ATOM DAN PERKEMBANGAN TEORI ATOM 0leh: Ramadani. sinar bermuatan negatif. kecil pembentuk atom tersebut yaitu STRUKTUR ATOM DAN PERKEMBANGAN TEORI ATOM 0leh: Ramadani A. PENDAHULUAN Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani bernama Demokritus dengan istilah atomos yang artinya tidak dapat dibagi.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 1. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah... m 2 A. 191,875 B. 191,9 C. 191,88 D. 192

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

Teori Atom Mekanika Klasik

Teori Atom Mekanika Klasik Teori Atom Mekanika Klasik -Thomson -Rutherford -Bohr -Bohr-Rutherford -Bohr-Sommerfeld Kelemahan Teori Atom Bohr: -Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen, tidak dapat menjelaskan spektrum

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009 UJIN NSIONL TP 2008/2009 1. aim mengukur diameter sebuah koin dengan menggunakan jangka sorong seperti pada gambar. esar diameter koin adalah. 1 2 a. 2,10 cm b. 1,74 cm c. 1,70 cm d. 1,25 cm e. 1,20 cm

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM POKOK-POKOK MATERI FISIKA KUANTUM PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Program S-1 Pendidikan Fisika dan S-1 Fisika, hampir sebagian besar digunakan untuk menelaah alam mikro (= alam lelembutan micro-world): Fisika

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEORI ATOM

PERKEMBANGAN TEORI ATOM DEMOKRITUS PERKEMBANGAN TEORI ATOM DALTON THOMSON RUTHERFORD BOHR MEKANIKA KUANTUM + + GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR CATATAN : CATATAN : CATATAN : CATATAN : CATATAN : 1 PENEMUAN DERET BALMER Peralatan

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 20 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah.. Diameter dalam sebuah silinder diukur menggunakan jangka

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom STRUKTUR ATOM Perkembangan Teori Atom 400 SM filsuf Yunani Demokritus materi terdiri dari beragam jenis partikel kecil 400 SM dan memiliki sifat dari materi yang ditentukan sifat partikel tersebut Dalton

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II

Kumpulan Soal Fisika Dasar II Kumpulan Soal Fisika Dasar II Bab: Fisika Modern Agus Suroso agussuroso@fi.itb.ac.id, agussuroso102.wordpress.com 30 April 2017 Agus Suroso (ITB) Kumpulan Soal Fidas II 30 April 2017 1 / 17 Teori Relativitas

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1991

Fisika EBTANAS Tahun 1991 Fisika EBTNS Tahun 99 EBTNS-9-0 Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah detik benda sampai di tanah (g = 0 m s ). Tinggi menara tersebut. 40 m B. 5 m C. 0 m D. 5

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 204/205 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 0 Hari / Tanggal

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas Kunci : E Penyelesaian :

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas Kunci : E Penyelesaian : 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Model Atom Bohr Tingkat Energi dan Spektrum Asas Persesuaian Eksitasi Atomik (Percobaan Frank-Hertz)

Model Atom Bohr Tingkat Energi dan Spektrum Asas Persesuaian Eksitasi Atomik (Percobaan Frank-Hertz) Pertemuan Ke-9 dan 10 STRUKTUR ATOM LANJUTAN NURUN NAYIROH, M.Si FISIKA MODERN SUB TEMA Model Atom Bohr Tingkat Energi dan Spektrum Asas Persesuaian Eksitasi Atomik (Percobaan Frank-Hertz) 1 MODEL ATOM

Lebih terperinci