BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hendra (2010, dalam Utomo & Natalia, 1999, hlm. 30)
|
|
- Sugiarto Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Klasik 1. Pengertian Musik Klasik Menurut Hendra (2010, dalam Utomo & Natalia, 1999, hlm. 30) menyatakan bahwa musik klasik merupakan musik yang memiliki nilai seni dan nilai ilmiah yang tinggi. Musik klasik yang paling sering didengarkan adalah musik klasik barat karya musisi seperti Mozart, Bach, Bethoven, Handel, Hydn dan lain sebagainya. Para musisi klasik pada zaman tersebut memiliki variasi yang berbeda, baik dari segi irama, melodi, dan frekuensi. Mozart memiliki keunggulan dalam kesederhanaan dan kemurnian bunyi, Bach mampu membuat jalinan musik yang serba rumit bagaikan hitungan matematika, sedangkan Bethoven menciptakan musik yang dapat membangkitkan gelombang-gelombang emosi yang naik-turun ( Hendra, 2010, dalam Campbell, 2001, hlm. 30). 2. Ciri-ciri Musik Pada Zaman Klasik Menurut Hendra ( 2010, hlm. 29), menyatakan ciri-ciri musik pada zaman klasik anatara lain adalah sebagai berikut : a. Musik klasik menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras (crescendo) dan dari keras menjadi lembut (decressendo) b. Perubahan-perubahan tempo terjadi dengan percepatan (accelerundo) dan perlambatan (ritardando) c. Hiasan/oramentik diperhemat pemakainya
2 d. Pemakaian akord tiga nada 3. Pengaruh Musik Klasik Pada Otak Menurut Yanuarita (201, hlm. 43), musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memlihara kesehatan fisik,mental, emosional, sosial dan spiritual. Musik memiliki pengaruh besar terhadap pikiran. Hal tersebut terbukti dari efek yang tercipta dari musik tersebut. ada musik yang membuat gembira, sedih, terharu, tearsa sunyi, mengingat masa lalu, meningkatkan konsentrasi, dan lain sebagainya. Musik memliki 3 bagian penting yaitu bit (beat), ritme, dan harmoni. Bit dapat memepengaruhi tubuh, ritme dapat mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni dapat mempengaruhi roh. Setiap musik yang kita dengarkan walaupun hal tersebut tidak senagaja didengarkan, akan berpengaruh pada otak. Terdapat 3 sistem saraf yaitu sebagai berikut, Yanuarita (2012, hlm. 44) : a. Sistem otak yang memproses perasaan Musik adalah bahasa jiwa yang mampu meembawa perasaan kearah mana saja. Musik yang didengarkan akan merangsang sistem saraf sehingga menghasilkan perasaan. b. Sistem otak kognitif Aktivasi sistem ini bisa terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang system ini secara otomatis walau tanpa disimak atau memperhatikan. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang dapat meningkatkan memori, daya ingat, konsentrasi, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika,
3 intelegensi, kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial. c. Sistem otak yang mengontrol kerja otak Musik dapat secara langsung dalam mempengaruhi kerja otot. detak jantung dan pernafasan bisa melambat tergantung alunan musik yang didengarkan. Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli telah membuktikan bahwa musik dapat mempengaruhi dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. 4. Manfaat Terapi Musik Menurut Yanuarita (2012, hlm. 45), terdapat 10 manfaat utama dari terapi musik yang dikemukakan oleh pakar terapi musik, sebagai berikut : a. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran Terapi musik dapat memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi yang sempurna tersebut, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran. b. Meningkatkan kecerdasan Penelitian yang dilakukan oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California telah membuktikan tentang hal ini. Penelitian ini juga membuktikan masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang tepat menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas.
4 c. Meningkatkan motivasi Motivasi merupakan hal yang hanya bisa dihasilkan dari perasaan dan mood (suasana hati) tertentu. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang. d. Pengembangan diri Musik yang didengarkan menentukan kualitas pribadi diri. Hasil penelitian membuktikan bahwa seseorang yang mempunyai masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan music yang sesuai dengan perasaanya. Apabila musik yang didengarkan adalah musik motivasi, perasaan yang bermasalah akan berubah secara sendirinya menjadi lebih menyenangkan. e. Meningkatkan kemampuan mengingat Terapi musik dapat meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini terjadi karena bagian otak yang memproses music terletak berdekatan dengan memori (ingatan). Atas dasar inilah maka banyak sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa menerapkan terapi musik. f. Kesehatan jiwa Berawal dari pendapat seorang ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi ( M) yang dituangkan dalm bukunya Great Book About Music, yaitu musik dapat membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, serta penyembuhan gangguan psikologi. g. Mengurangi rasa sakit Musik berkerja pada system syaraf otonom yaitu bagian system saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantun, fungsi otak,
5 mengontrol perasaan dan emosi. Ketika seseorang sakit, dia akan merasa takut, frustasi dan marah, hal inilah yang membuat otot-otot tubuh menjadi menegang, sehingga menyebabkan rasa sakit yang semakin parah. Mendengarkan musik dapat menimbulkan rasa rileks untuk meregangkan otototot yang tegang. h. Menyeimbangkan tubuh Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat ditelingan dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi seimbang dan lebih sehat. i. Meningkatkan kekebalan tubuh Riset yang dilakukan para ahli mengenai efek musik terhadap tubuh manusia, telah menyimpulkan bahwa : Apabila jenis musik yang didengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, dapat bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin). Hormon tersebut dapat menimbulkan rasa nikmat sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat dengan mmeningkatnya system kekebalan tubuh dan membantu menjdi lebih sehat. j. Meningkatkan olahraga Mendengarkan musik ketika berolahraga dapat menjadikan olahraga yang lebih baik dengan beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan dari setiap pengalaman yang tidak nayaman selama olahraga.
6 5. Pengaruh Musik Mozart Terhadap Kecerdasan Dan Konsentrasi Istilah Mozart effect (efek Mozart) diciptakan pada 1995 oleh para ilmuwan di Universitas California yang menemukan bahwa ternyata siswa mendapat nilai yang lebih baik pada tes IQ spasial setelah mendengarkan musik Mozart. Para ilmuwan juga mencoba musik trance, musik minimalis, audio-books, dan instruksi relaksasi, namun tidak ada yang berpengaruh seperti musik Mozart (Indocropcirles, ) Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Katherine Ky dari Pusat Neurobiologi Pembelajaran dan Memori, menulis dalam makalah mereka yang diterbitkan dalam Neuroscience Letter bahwa, Setelah 36 mahasiswa mendengarkan Sonata (duo piano) K. 448 karya Mozart selama 10 menit, mereka berhasil mencetak 8 9 poin lebih tinggi pada subtes IQ spasial Skala Kecerdasan Stanford-Binet dibandingkan setelah mereka mendengarkan instruksi relaksasi atau tidak mendengarkan apa-apa. Kegiatan ini hanya berlangsung menit. (Indocropcirles, ). Riset yang dilakukan di University of California dan berlangsung tahun 1993 dengan melibatkan sejumlah remaja yang gemar mendengarkan Mozart 1871 Sonata D mayor dengan dua piano. Tercatat rata-rata memiliki kemampuan nalar lebih baik ketimbang orang dewasa yang mendengarkan musik lain dalam sebuah ruang yang hening (Republika, ) Musik Mozart tidak hanya berperan dalam kecerdasan tetapi juga dalam peningkatan konsentrasi. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa dengan mendengarkan Mozart secara signifikan dapat membantu untuk memfokuskan pikiran dan meningkatkan kinerja otak. Sebuah studi menemukan bahwa
7 mendengarkan minuet gaya musik tertentu tari klasik yang disusun oleh Mozart dapat meningkatkan kemampuan seseorang, baik muda maupun tua, untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Para ilmuwan mengatakan bahwa temuan ini semakin membuktikan bahwa musik memainkan peran penting dalam perkembangan otak manusia (Tempo, ). Hasil penelitian lain yang melibatkan 25 anak-anak berusia 8-9 tahun dan 25 orang dewasa berusia tahun. Mereka diminta menyelesaikan tugas Stroop. Hasilnya, kedua kelompok usia ini mampu mengidentifikasi warna dengan cepat dan sedikit kesalahan saat mendengarkan musik Mozart yang asli. Sementara, saat mendengarkan aransemen Mozart, mereka cenderung lebih lambat dan banyak kesalahan. Ini menunjukkan bahwa musik yang beraturan dengan harmoni dan melodi yang indah seperti musik Mozart mampu meningkatkan fungsi kognisi. Studi sebelumnya menyatakan bahwa komposisi musik Mozart yang memberi manfaat kognisi disebut sebagai "Mozart Effect" (Tempo, ) B. Konsentrasi (Pemusatan Perhatian) 1. Pengertian Konsentrasi Pengaruh musik dalam konsentrasi belajar disebabkan oleh minimal tujuh faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu (1) emosi tertentu yang dibangkitkan oleh jenis music tertentu, (2) preferensi musik siswa, (3) pengethuan siswa tentang topik yang dipelajari, (4) teknik berpikir yang dibutuhkan, (5) volume music, (6) karakter musik dan (7) waktu pemutaran musik (Salim, 2010, hlm. 26). Konsentrasi dalam kamus bahasa inggris berbetuk dalam kata kerja (verb), yaitu concentrate yang memiliki pengertian memusatkan dan dalam kata bentu
8 kata benda (nuon) yaitu consentration yang berarti pemusatan. Maka konsentrasi adalah suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek tertentu (Hakim, 2002, hlm. 1). Konsentrasi disebut juga dengan Perhatian / Atensi yaitu kemampuan seseorang untuk memahami hal-hal atau tujuan, atau diperhitungkan dalam pertimbangan. Dari sudut pandang psikologi, perhatian bukanlah konsep yang unik, tapi nama yang diberikan untuk berbagai fenomena. Secara tradisional, telah dipertimbangkan dalam dua cara yang berbeda, tetapi terkait (shvoong, ). Perhatian berhubungan erat denga kesadaran jiwa pada suatu objek yang dituju pada suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran tersebut pada suatu objek tidaklah tetap, adakalanya meningkat dan adakalanya menurun. Taraf kesadaran seseorang dapat meningkat apabila jiwa individu tersebut meningkat dalam bereaksi pada objek yang dituju. Pemusatan kesadaran jiwa hanya pada satu objek yang menjadi sasaran semnetara yang lain dikesampingkan (Ahmadi, 2009, hlm. 142). Menurut Matlin (1994, dalam Rahayu & Mulyati, 2006, hlm. 10) mengatakan perhatian mengarah pada konsentrasi dimana perhatian merupakan proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, dan mengambil satu pesan kemudian mengabaikan yang lainnya. Berarti perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang hadir, dan seseorang memilih satu objek, sementara objek yang lain diabaikan. Menurut Hakim (2003, dalam Rahayu & Mulyati, 2006, hlm. 12), menyatakan bahwa konsentrasi merupakan suatu proses memaksimalkan perhatian atau memfokusan seseorang pada suatu objek kegiatan yang sedng
9 dilakukannya. Proses utama dalam konsentrasi yaitu menghadirkan pikiran ke dalam diri dan memfokuskan pikiran yang sudah hadir dalam diri kepada suatu objek. Sesuai dengan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan pemusatan perhatian pada satu objek yang berada diantara objek-objek yang lainnya. Pemusatan/pemfokusan pikiran tersebut harus dilakukan secara maksimal dengan menghadirkan pikiran kedalam diri individu, kemudian pikiran yang sudah hadir difokuskan kepada objek/kegiatan yang sedang dilakukan. 2. Pembagian Atensi (Perhatian) Menurut (Sternberg, 2008, hlm. 84) menyatakan bahwa perhatian dapat dibagi dua menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut : a. Atensi terbagi (devided attention) Devided attention yaitu suatu perhatian yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua tugas atau lebih secara bersamaan waktu, dan kemudian orang tersebut menggeserkan sumberdaya atensi untuk mengalokasikan halhal tersebut dengan bijak sesuai dengan yang dibutuhkan orang tersebut. b. Atensi selekstif ( selective attention) Selective attention merupakan perhatian yang diberikan seseorang pada pilihan-pilihan yang terkait dengan stimuli yang diberikan perhatian olehnya dengan mengabaikan stimuli-stimuli yang lain yang tidak menjadi pilihannya. Misalnya seseorang bisa memberikan perhatian pada kegiatan membaca buku teks atau mendengarkan kuliah sembari mengabaikan stimuli yang lain yang ada disekelilingnya.
10 3. Konsentrasi Efektif Konsentrasi yang efektif merupakan suatu proses terfokusnya perhatian seseorang terhadap suatu objek/kegiatan yang sedang dilakukan dengan maksimal, hal tersebut terjadi secara secara otomatis dan mudah karena orang yang bersangkutan tersebut mampu menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya. Maka dapat disimpulkan dari defenisi tersebut, jika seseorang merasa sulit berkonsentrasi salah satu penyebab utamanya adalah orang tersebut belum mampu menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya (Hakim, 2002, hlm. 5) a. Prinsip terjadinya konsentrasi yang efektif Menurut (Hakim, 2002, hlm. 6), terdapat 7 prinsip konsentrasi yang efektif yaitu sebagai berikut : 1) Konsentrasi pada hakikatnya merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemauan, pikiran dan perasaannya. Dengan kemampuan tersebut seseorang akan mampu mefokuskan sebagian besar perhatiannya pada objek yang dikehendaki. 2) Agar tercapai konsentrasi yang efektif dan mudah maka seseorang harus bisa menikmati setiap hal yang difokuskannya dengan mengendalikan kemauan, pikran dan perasaannya. 3) Apabila seseorang sudah menikmati hal menjadi perhatian/pemfokusannya maka konsentrasi akan terjadi secara otomatis. 4) Kemauan yang kuat dan konsisten merupakan hal utama dalam membentuk konsentrasi yang efektif. 5) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang sangat dibutuhkan dalam mendapatkan konsentrasi yang efektif.
11 6) Tidak hanya faktor internal namun juga untuk mendukung terjadinya konsentrasi yang efektif namun dibutuhkan juga faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu/seseorang tersebut. 7) Salah satu prinsip utama dalam mewujudkan konsentrasi efektif adalah dengan menikmati kegiatan yang menjadi perhatiannya/yang sedang dilakukannya. b. Faktor-faktor pendukung terjadinya konsentrasi efektif Menurut (Hakim, 2002, hlm. 6), terdapat 2 faktor yang mendukung terjadinya konsentrasi yang efektif terdiri faktor internal dan eksternal. Faktor einternal terdiri atas faktor jasmaniah dan faktor rohaniah yaitu sebagai berikut : 1) Faktor jasmaniah terdiri dari beberapa hal seperti kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau terbebas dari penyakit yang serius, kondisi badan yang fit, cukup tidur dan istirahat, cukup makan dan minum serta memiliki kecukupan gizi, seluruh panca indera berfungsi dengan baik, tanda-tanda vital normal serta tidak mengalami suatu nyeri karena tertentu dan lain sebagainya. 2) Faktor rohaniah terdiri dari beberapa hal sebagai berikut yaitu kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang, memiliki sifat baik terutama sifat sabar dan konsisten, taat beribadah sebagi penunjang dalam ketenangan dan pengendalian diri, tidak mempunyai banyak masalah pengganggu, tidak emosional, tidak stress berat, memiliki rasa percaya diri yang cukup, tidak mudah putus asa dan mempunyai kemauan keras yang tidak mudah padam dan tidak mengalami gangguan mental serta lain-lain sebaginya.
12 Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar diri individu yang terdiri atas beberapa hal berikiut ini yaitu lingkungan sekitar harus cukup tenang dan bebas dari suara-suara yang mengganggu pendegaran, udara sekitar yang harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang menyengat sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan penerangan disekitar lingkungan juga harus cukup sehingga tidak menimbulkan kesukaran bagi pandangan mata., orang-orang disekitar lingkungan juga harus orang-orang yang bisa mneunjang suasana tenang. Suasana kelas yang besar dengan berbagai jenis orang didalamnya dapat menjadi masalah dalam konsentrasi. setiap orang akan sulit konsentrasi kerja yang efektif jika dia dihadapkan dengan orang-orang yang tidak bisa berkerja sama dengannya, tersedia fasilitas yang cukup menunjang kegiatan yang dilakukan seprti suasana kelas yang nyaman untuk proses pengajaran.
BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus oleh setiap diri manusia selama mereka hidup, baik secara formal maupun informal seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahasiswa, belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak di dalam kandungan hingga detik-detik awal dalam kehidupan seorang bayi disebut sebagai masa yang amat menentukan bagi perkembangan kecerdasan. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mozart, Bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik klasik akhir-akhir ini mulai diperkenalkan dan dipopulerkan setelah banyak penelitian yang membahas dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh positif musik klasik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi telah melanda setiap bangsa di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Arus ini membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai angka sekitar 248 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar ini, Indonesia menduduki peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan dan jiwa manusia. Dalam pekembangannya ternyata musik
BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu bentuk apresiasi seni yang mengungkapkan perasaan dan jiwa manusia. Dalam pekembangannya ternyata musik berpengaruh banyak terhadap sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu mengadakan interaksi dan komunikasi dengan orang lain
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi Musik 2.1.1. Defenisi Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi
Lebih terperinciYOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS
YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS Mulyaningrum E-mail : mulyaningrum2001@yahoo.com Abstrak Pada kehidupan modern, terutama di kota, setiap orang menjadi semakin besar peluangnya menghadapi banyak stress.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciPrinska Damara Sastri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan formal, para siswa diwajibkan untuk mengikuti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam dunia pendidikan formal, para siswa diwajibkan untuk mengikuti berbagai mata pelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum sekolah. Ada mata pelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Perubahan fisiologis akan muncul saat seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terasa sepi dan hampa. Sebab, musik mampu mencairkan suasana,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan simfoni kehidupan. Musik telah menjadi bagian seni yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia dibumi ini. Tanpa musik dunia akan terasa sepi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menguasai ilmu statistika turut menjadi salah satu kompetensi utama yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menguasai ilmu statistika turut menjadi salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh para ilmuwan psikologi, khususnya bagi mahasiswa yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai cara yang memungkinkan bunyi, irama, dan musik meningkatkan
Lebih terperinciBAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf
BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciRentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori adalah suatu proses dimana informasi yang didapat dari proses pembelajaran disimpan dan diambil. Tipe memori dapat dibedakan berdasarkan waktu, yaitu memori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak di dunia terlahir sebagai pribadi yang unik. Hal ini karena semua anak, pada dasarnya telah memiliki kecerdasan yang berbeda di dalam dirinya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
Lebih terperinciAGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN
AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN 11 Februari 2009 Mari kita ubah SKK (Sikap, Konsentrasi dan Komitmen) Pertama : SIKAP Sikap merupakan kependekan dari SI = EMOSI; KA = TINDAKAN; P = PENDAPAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang
Lebih terperinciSaya berharap bahwa dengan Paket CD ini anda mendapatkan sesuatu yang mudah dalem meningkatkan kecerdasan anda.
Paket CD Brain Booster-Kecerdasan, Konsentrasi, Daya Ingat dan Kreativitas ini adalah Produk Best Seller, anda dapat memilih audio sesuai dengan kebutuhan anda dalam meningkatkan kemampuan otak. Ada 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousikē, 'seni Muses' yang berarti seni suara yang dapat menghasilkan komposisi yang seimbang melalui unsur-unsur yang terdapat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan mekanik. Ketika prinsip tersebut diterapkan dengan tepat, gigi dapat dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada suatu objek yang sedang dihadapi. Selaras dengan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman pada saat ini sangatlah pesat, terlebih lagi dalam bidang pendidikan dimana para pendidik diminta untuk dapat menjadi fasilitator yang baik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat
BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shelly Novianti Ismanda, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan salah satu unsur modernisasi, tentu juga terkena efek dari modernisasi. Maka mahasiswa juga tidak terlepas dari kekomplekan dari modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kurikulum 2013, khususnya pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas VII terdapat beberapa kompetensi yang di dalamnya memuat konsep aljabar. Fakta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat awam pada umumnya cenderung memberi kesan bahwa praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi berhubungan dengan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik,
Lebih terperinci: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.
MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang mempunyai nilai luhur. Dalam perkembanganya hingga saat ini pencak silat sudah dipertandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinci01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis bukan suatu penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk
`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia prasekolah merupakan masa peka untuk menerima rangsangan baik fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat sesuai dengan
Lebih terperinciPP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)
KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kerja maupun industri, salah satu hal utama dan penting yang dituntut agar tetap mampu bersaing adalah menjaga produktivitas tetap tinggi. Secara sederhana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak (Price & Wilson,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat pada awalnya menganggap bahwa musik klasik hanya pantas dinikmati oleh golongan tertentu saja. Musik klasik dianggap sebagai sebuah musik kuno yang dinikmati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah bagian dari kecerdasan majemuk. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Musik merupakan sekumpulan nada dan irama yang disatupadukan sehingga menjadi sebuah karya musik. Musik juga bisa menjadi salah satu media ekspresi perasaan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau acuan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
Lebih terperinciPemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak
Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi
Lebih terperinciBELAJAR KIMIA ASYIK DAN MENYENANGKAN
BELAJAR KIMIA ASYIK DAN MENYENANGKAN Oleh :Sri Suryani, S.Pd Guru MAN 1 (MODEL) Lubuklinggau Pelajaran kimia dianggap sebagian besar siswa menjadi pelajaran yang sulit dipahami dan dimengerti.permasalahan
Lebih terperinciKecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat di Indonesia adalah masyarakat pencinta musik, hampir semua acara di televisi lokal setiap pagi hari menampilkan acara musik. Namun
Lebih terperinciMASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup
(Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan
Lebih terperinciKEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,
Lebih terperinciKEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciBagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru
Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru by admin Pola pikir kita (atau kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan berdasarkan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Berbantuan Komputer Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan alat bantu komputer dalam bentuk aplikasi PBK (Pembelajaran Berbantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang
Lebih terperinciPSIKOLOGY PENDIDIKAN (Study Pustaka) (Oleh Samsul Hidayat, M.Ed, Widyaiswara Madya)
PSIKOLOGY PENDIDIKAN (Study Pustaka) (Oleh Samsul Hidayat, M.Ed, Widyaiswara Madya) Pendahuluan Psikology pendidikan adalah suatu studi yang sistematis dari proses proses dan factorfaktor yang terlibat
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperincimelodi dan keharmonisan dari nada dan suara yang disusun '). Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1. BATAM MUSIC CENTER Dengan penekanan pada: Pembentukan citra bangunan yang atraktif sebagai konsep dasar landmark kota Batam 1.1.1. PENGERTIAN JUDUL MUSIC Apabila diartikan, musik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit degeneratif telah menjadi suatu masalah besar di dalam dunia kesehatan. Terutama gangguan jantung
Lebih terperinci