KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Tim Penyusun"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 58 ayat (2) mengamanahkan bahwa "evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan". Berdasarkan pasal tersebut maka pelaksanaan ujian dilakukan secara eksternal yang berskala besar untuk mengetahui pencapaian kompetensi lulusan dengan standar nasional. Dengan demikian peran ujian berskala nasional itu sangat penting dalam rangka memantau peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Sistem ujian akhir satuan pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan, baik pada prosedur pengelolaan keuangan, penyiapan naskah, proses penyelenggaran ujian, jumlah mata pelajaran yang diujikan, maupun dalam kriteria penentuan kelulusan. Berbagai perubahan dan perbaikan itu semua bermuara pada tekad untuk menyempurnakan sistem ujian yang akurat, berkeadilan, dan akuntabel. Mengingat pentingnya kelancaran Pengelolaan Keuangan Ujian Nasional, maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengelolaan Keuangan Ujian Nasional Tahun Anggaran Petunjuk ini akan menjadi acuan bagi lembaga/institusi penerima anggaran agar proses pembelanjaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan dapat dilaksanakan dengan benar dan baik. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan masukan dalam penyusunan Juklak ini, kami sampaikan terima kasih. Apabila di kemudian hari masih terdapat kekurangan dan kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tim Penyusun i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Dasar Hukum... 2 D. Sasaran... 4 E. Hasil yang Diharapkan... 4 F. Ruang Lingkup... 4 G. Definisi... 4 H. Anggaran Kegiatan... 5 I. Jadwal Kegiatan... 6 BAB II... 7 ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB... 8 A. Organisasi... 8 B. Tugas dan Tanggung Jawab... 9 C. Pelaksana UN Tingkat Provinsi D. Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota E. Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan BAB III UNSUR PELAKSANA, MEKANISME PENCAIRAN ANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL 2017 DI PROVINSI A. Unsur Pelaksana dan Kelompok Pembiayaan Ujian Nasional di Provinsi B. Perencanaan Anggaran C. Mekanisme Pencairan Anggaran D. Penggunaan Anggaran ii

4 BAB IV PEDOMAN PEMBAYARAN A. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan B. Honorarium Pengadaan Barang/Jasa C. Honorarium Penerima Hasil Pekerjaan D. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan E. Perjalanan Dinas Dalam Negeri F. Biaya Konsumsi Rapat BAB V PERTANGGUNGJAWABAN A. Bentuk pertanggungjawaban B. Bukti pertanggungjawaban BAB VI PELAPORAN BAB VII P E N U T U P LAMPIRAN iii

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam mencapai tujuan pedidikan diperlukan sumber daya pendidikan untuk mencapai segala sesuatu yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan pendidikan secara nasional perlu dikembangkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional pendidikan merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Implementasi standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan perlu dilakukan pengawasan secara nasional (profesional) agar proses pendidikan yang dilakukan dapat mencapai tujuan dari penyelenggaraan pendidikan. Pengawasan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Pasal 66 ayat (1) menyebutkan Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite satuan pendidikan melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. 1

6 Untuk melihat ketercapaian standar nasional pendidikan perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud merupakan kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam 1 Pasal 57 ayat (1) menyebutkan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan; (2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Salah satu tugas BSNP adalah untuk menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan c) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Pelaksana UN terdiri dari Pelaksana Tingkat Pusat, Pelaksana UN Tingkat Provinsi, Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan. Salah satu unsur Pelaksana UN Tingkat Pusat yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balitbang merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pembiayaan penyelenggaraan UN Tahun Anggaran 2017 yang bersumber dari APBN. Komponen biaya untuk pelaksanan UN meliputi biaya pelaksanaan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Komponen biaya tersebut dibebankan kepada APBN dan APBD. Agar perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penggunaan biaya penyelenggaraan UN Tahun Anggaran 2017 sesuai dengan ketentuan dan prosedur pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara perlu ditetapkan perjanjian kerja sama antara institusi pelaksana UN. Untuk kelancaran pelaksanaan UN Tahun Anggaran 2017, perlu dibuat petunjuk pelaksanaan perjanjian kerja sama antara Balitbang Kemendikbud dengan Dinas Pendidikan Provinsi; Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; dan Dinas Pendidikan Kab/Kota dengan Satuan Pendidikan. B. Tujuan Petunjuk pelaksanaan ini bertujuan agar kerjasama antara Balitbang Kemendikbud dengan Dinas Pendidikan Provinsi; Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; dan Dinas Pendidikan Kab/Kota dengan Satuan Pendidikan sesuai dengan tata pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. C. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2

7 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara; 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015 tentang Perubahan keempat tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat; 14. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor /A.A3/KU/2013 tentang Pejabat Perbendaharaan pada Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2014; 15. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0043/P/BSNP/I/2017 tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017; 16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66/PB/2005 tanggl 9 Mei 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 41909/A.A3/KU/2004 tentang Unit Akuntansi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 3

8 17. DIPA Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: /2017 tanggal 7 Desember 2016; D. Sasaran Sasaran juklak pengelolaan keuangan UN adalah pejabat pengelola keuangan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satuan Pendidikan agar laporan pertanggungjawaban dan pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTs/SMPTK, SMPLB, SMPT, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, SMAT, SPK, serta Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C dapat berjalan dengan sukses. E. Hasil yang Diharapkan 1. Perencanaan penganggaran kegiatan UN Tahun Anggaran 2017 sesuai dengan kebutuhan; 2. Pelaksanaan UN Tahun Anggaran 2017 dapat berjalan sesuai dengan rencana dan Petunjuk Operasional Standar UN; 3. Laporan Pertanggungjawaban keuangan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan 4. Akuntabilitas pengelolaan keuangan UN sesuai dengan peraturan yang berlaku. F. Ruang Lingkup Ruang lingkup Juklak ini meliputi Penyelenggaraan UN di SMP/MTs/SMPTK, SMPLB, SMPT, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, SMAT, SPK, serta Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C Tahun Pelajaran 2016/2017. G. Definisi 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berkenaan. 2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN. 3. Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 5. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA atau KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah membayar. 6. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. 7. Bendahara Pengeluaran (BP) adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satker Kementerian Negara/Lembaga. 8. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah orang yang ditunjuk untuk membantu bendahara pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. 9. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 10. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA. 11. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara. 4

9 12. Uang Persediaan (UP) adalah sejumlah uang uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada BP untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. 13. Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan. 14. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPD) adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap untuk melaksanakan perjalanan dinas. 15. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP) adalah rekap bukti pengeluaran berdasarkan Mata Anggaran Keluaran (MAK) dan jumlah yang dikeluarkan yang dibuat oleh PPK atas nama KPA. 16. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara adalah laporan yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran atas uang/surat berharga yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang. 17. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN). 18. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra K/L) yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran untuk menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan. 19. RKO adalah Rencana Kerja Operasional. 20. Distribusi Dana adalah pembagian dana untuk keperluan yang sudah ditentukan. 21. Pembayaran adalah proses pembiayaan suatu kegiatan dengan sumber dana dari APBN yang dilakukan oleh BPP, dan Pengadministrasi Belanja Pegawai (PABP) dengan membayarkan sejumlah dana kepada pelaksana kegiatan dan pembayaran gaji pegawai. 22. Penyimpanan keuangan adalah proses menyimpan uang pada rekening kas negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan atau membayar seluruh pengeluaran negara pada Bank yang ditunjuk. H. Anggaran Kegiatan Secara nasional jumlah dana keseluruhan untuk menyelenggarakan UN sesuai dengan daftar yang disalurkan ke 34 provinsi dengan alokasi setiap provinsi berdasarkan pada jumlah peserta Ujian Nasional. 5

10 I. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan Pelaksanaan UN Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pra UNBK 2017 No Kegiatan Pra UNBK Tanggal 1 Pendaftaran Sekolah/Madrasah Calon Pelaksana UNBK 22 Des Jan Penetapan Sekolah/Madrasah Pelaksana UNBK oleh Dinas Pendidikan 26 Januari Pengaturan penempatan peserta ke server dan pengaturan sesi oleh sekolah Januari Penyiapan data di pusat 1-8 Februari Simulasi UNBK SMK/MAK Februari Simulasi UNBK SMA/MA sederajat Februari Simulasi UNBK SMP/MTs Februari Simulasi UNBK Paket C Februari Simulasi UN untuk Pend. Kesetaraan Februari Gladi Bersih SMK/MAK 11 Gladi Bersih SMA/MA sederajat 6-7 Maret Maret Gladi bersih SMP/MTs Maret Gladi bersih UN untuk Pend. Kesetaraan Maret Gladi bersih UN untuk Pend. Kesetaraan Paket B Maret

11 Tabel 2. Jadwal Kegiatan UN Tahun Anggaran 2017 No Kegiatan SMA Sederajat SMP Sederajat A. PENGUMPULAN DATA PESERTA UN Pengumpulan dan Entri data peserta UN Pencetakan Daftar Calon Peserta (DCP) Pengiriman data peserta dari Sekolah Indonesia Luar Negeri ke Panitia UN Tingkat Pusat Cetak, Validasi dan Verifikasi Daftar Nominasi Sementara (DNS) Cetak & Distribusi Daftar Nominasi Tetap (DNT) Cetak dan Distribusi Kartu Peserta Ujian 22 Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan 2017 Paling lambat 25 Jan 2017 Paling lambat 25 Jan 2017 Paling lambat 25 Jan 2017 Paling lambat 25 Jan 2017 Paling lambat 31 Jan 2017 Paling lambat 31 Jan 2017 Paling lambat 24 Mar 2017 Paling lambat 25 April 2017 B. JADWAL PENGUMPULAN NILAI SEKOLAH DAN PRAKTEK KOMPETENSI SMK 1. Pengiriman Nilai Praktik Kompetensi SMK/MAK a Sekolah ke Kabupaten/Kota Paling lambat 17 April b Kabupaten/Kota ke Provinsi Paling lambat 25 April c Provinsi ke Pusat Paling lambat 28 April C. JADWAL PENGOLAHAN LJUN Pemindaian 2 3 Batas akhir pengiriman nilai kompetensi (SMK/MAK) Batas akhir pengiriman hasil pemindaian ke Panitia UN Pusat SMK/MAK: 4-9 April 2017 SMA/MA: April 2017 Susulan : April 2017 Utama : 3-17 Mei 2017 Susulan : Mei April SMK/MAK : 11 April 2017 SMA/MA : 21 April 2017 Susulan : 21 April 2017 Utama : 18 Mei 2017 Susulan : 26 Mei Skoring April Mei Pengiriman Data Hasil UN ke Provinsi Pengumuman Kelulusan dari Satuan Pendidikan 27 April Mei Mei Juni

12 BAB II ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB A. Organisasi 1. Penyelenggara UN Penyelenggara Ujian Nasional yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan: 1) menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN; 2) menyusun dan menetapkan POS pelaksanaan UN; 3) menetapkan naskah soal UN; 4) memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang penetapan Panitia UN Tingkat Pusat; 5) melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan UN secara nasional; dan 6) melakukan pemantauan, evaluasi, dan menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan UN kepada Menteri. 2. Pelaksana UN Tingkat Pusat ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terdiri atas unsur-unsur: 1) Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Sekretariat Jenderal, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 3) Inspektorat Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 4) Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 6) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 7) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 8) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 9) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama; 10) Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Kristen, Kementerian Agama; 11) Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama; 12) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 13) Atase Pendidikan dan Kebudayaan atau Konsul Jenderal Kementerian Luar Negeri. 3. Gubernur menetapkan Pelaksana UN Tingkat Provinsi yang terdiri atas unsur-unsur: 1) Dinas Pendidikan Provinsi; 2) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Bidang yang menangani pendidikan madrasah, pendidikan keagamaan, dan bidang yang menangani pendidikan nonformal: Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C, dan Pendidikan Keagamaan Kristen dan Katolik); 3) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP); 4) Dewan Pendidikan Provinsi; dan 5) Instansi tingkat provinsi yang terkait dengan pendidikan. 4. Bupati/Walikota bertanggung jawab menetapkan Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri atas unsur-unsur: 1) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 2) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (Seksi yang menangani pendidikan madrasah, pendidikan keagamaan dan seksi yang menangani pendidikan norformal: Program Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C). 8

13 5. Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan oleh Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri atas unsur-unsur: a. Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan untuk sekolah/pkbm/skb ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya, terdiri atas unsur-unsur satuan pendidikan pelaksana UN dan satuan pendidikan yang bergabung, dan pendidik/tutor pada sekolah pelaksana UN dan yang bergabung; b. Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan untuk madrasah/pondok pesantren ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya berkoordinasi dengan Kepala Kanwil Kemenag atau Kantor Kemenag sesuai dengan kewenangannya, terdiri atas unsur-unsur madrasah/pondok pesantren pelaksana UN dan madrasah/pondok pesantren yang bergabung. B. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Penyelenggara UN BSNP sebagai Penyelenggara UN bertugas: 1) menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN; 2) menyusun dan menetapkan POS pelaksanaan UN; 3) menetapkan naskah soal UN; 4) memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang penetapan Panitia UN Tingkat Pusat; 5) melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan UN secara nasional; dan 6) melakukan pemantauan, evaluasi, dan menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan UN kepada Menteri. 2. Pelaksana UN Tingkat Pusat Pelaksana UN Tingkat Pusat mempunyai tugas dan tanggung jawab: Persiapan Ujian: 1) menyusun kisi-kisi UN berdasarkan kriteria pencapaian kompetensi lulusan, standar isi, dan kurikulum yang berlaku; 2) merencanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan UN; 3) melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Luar Negeri; 4) melakukan koordinasi dengan PLN dan penyedia layanan koneksi internet untuk memastikan tidak ada gangguan menjelang dan selama pelaksanaan UNBK; 5) melakukan sosialisasi penyelenggaraan UN; 6) menyusun materi sosialisasi bagi pemangku kepentingan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan peserta UNBK; 7) memantau kesiapan pelaksanaan UN di daerah; 8) menyusun petunjuk teknis penggandaan dan pendistribusian bahan UN; 9) melakukan penandatanganan pakta integritas dengan panitia tingkat provinsi; 10) menetapkan jadwal pelaksanaan UN; 11) mendistribusikan kisi-kisi UN; 12) menyusun dan merakit soal UN; 13) menjamin mutu soal UN; 14) menyiapkan master bahan UN; 15) mengembangkan sistem yang mencakup desain, program aplikasi, dan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan UNBK; 16) menetapkan Perguruan Tinggi mitra dalam pelaksanaan UNBK; 17) berkoordinasi dengan lembaga lain yang relevan untuk melakukan evaluasi program aplikasi dan sistem UNBK; 18) menyusun petunjuk teknis penggunaan (user manual) dan bahan pelatihan bagi tim teknis provinsi/kabupaten/kota, proktor, teknisi, dan peserta UNBK; 9

14 19) melakukan perbaikan naskah soal UN dan menyiapkan master soalnya dalam hal terdapat kekeliruan dan/atau berpotensi menimbulkan masalah; 20) mencetak naskah UN braille; 21) melakukan verifikasi dan pengawasan sistem komputerisasi; 22) menerima nilai rapor semester 1 (satu) sampai 5 (lima) untuk SMP/MTs/SMPTK, SMK/MAK, dan SMA/MA dari Panitia UN Tingkat Provinsi atau melalui sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik); 23) menerima nilai ujian US dan USBN dari Panitia UN Tingkat Provinsi melalui sistem Dapodik; Pelaksanaan Ujian: 1) bertanggung jawab atas pelaksanaan UN secara keseluruhan; 2) melakukan koordinasi kegiatan pemantauan UN di daerah; 3) melakukan penskoran hasil UN; 4) menyerahkan hasil UN ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; 5) menerbitkan dan mendistribusikan surat keputusan bentuk blanko ijazah ke provinsi dan luar negeri; 6) mencetak dan mendistribusikan blanko SHUN dan blanko ijazah untuk peserta luar negeri; 7) menyusun petunjuk teknis tentang prosedur penerbitan, penandatangan, pembatalan, dan pencabutan SHUN dan/atau ijazah; 8) mengirimkan Nilai UN ke provinsi dan luar negeri; 9) menganalisis hasil UN dan mengirimkan hasilnya kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; dan 10) mengevaluasi pelaksanaan UN dan membuat laporan pelaksanaan dan hasil UN kepada Penyelenggara UN. C. Pelaksana UN Tingkat Provinsi 1. Panitia UN Tingkat Provinsi ditetapkan dengan keputusan Gubernur, terdiri atas unsur-unsur: a. Dinas Pendidikan Provinsi; b. Kantor Wilayah Kementerian Agama (Bidang yang menangani pendidikan madrasah, pendidikan keagamaan, dan bidang yang menangani pendidikan nonformal: Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C, dan Pendidikan Keagamaan Kristen dan Katolik); c. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP); d. Dewan Pendidikan Provinsi; dan e. Instansi tingkat provinsi yang terkait dengan pendidikan. 2. Panitia UN Tingkat Provinsi dalam melaksanakan UN SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK memiliki tugas dan tanggung jawab: Persiapan Ujian: a. Merencanakan pelaksanaan UN di wilayahnya. b. Melakukan sosialisasi dan mendistribusikan Permendikbud UN dan POS UN ke Kabupaten/Kota di wilayahnya. c. Melakukan penandatanganan pakta integritas dengan Panitia Tingkat Kabupaten/Kota. d. Melakukan koordinasi dengan PLN dan penyedia layanan koneksi internet untuk memastikan tidak ada gangguan menjelang dan selama pelaksanaan UNBK. 10

15 e. Menetapkan satuan pendidikan yang berwenang melaksanakan UN, dengan prosedur sebagai berikut: 1) melakukan pendataan satuan pendidikan yang memiliki kelas/tingkat tertinggi; 2) mengidentifikasi satuan pendidikan berdasarkan status dan jenjang akreditasi dan dengan mempertimbangkan aspek-aspek lain untuk penetapan satuan pendidikan pelaksana UN; 3) menetapkan satuan pendidikan pelaksana UN dan satuan pendidikan yang menggabung ke satuan pendidikan lain sesuai dengan kewenangannya, yang dituangkan dalam surat keputusan dan mengirimkannya ke satuan pendidikan pelaksana UN melalui dinas pendidikan kabupaten/kota. f. Melakukan koordinasi dengan satuan pendidikan dalam hal: 1) penetapan satuan pendidikan pelaksana UN; 2) pengumpulan dan pengelolaan database peserta UN; 3) pengumpulan dan pengelolaan database nilai rapor dan nilai US; 4) pengiriman nilai rapor untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN semester pertama sampai 5 (lima) untuk SMA/MA dan SMK sederajat ke Panitia UN Tingkat Pusat paling lambat dua minggu sebelum UN dengan menggunakan aplikasi dari Kemendikbud; 5) pengiriman nilai US dan USBN ke Panitia UN Tingkat Pusat paling lambat seminggu sebelum pengumuman kelulusan dari satuan pendidikan menggunakan aplikasi dari Kemendikbud; 6) pengiriman nilai S/M dan nilai ujian teori dan praktek kejuruan ke Panitia UN Tingkat Pusat secara online atau media digital yang lain; g. Dalam hal persiapan dan pelaksanaan UNBK, Panitia UN Tingkat Provinsi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan dalam BAB V dalam POS ini. h. Dalam hal persiapan dan pelaksanaan UNKP, panitia UN Tingkat Provinsi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. 1) melakukan koordinasi dengan Panitia UN Tingkat Pusat dalam pelelangan pekerjaan penggandaan dan pendistribusian bahan UN; 2) melakukan verifikasi jumlah amplop setiap sekolah/madrasah dan Kabupaten/Kota serta pendistribusian bahan UN; 3) menerima hasil cetakan bahan UN dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) dan mendistribusikan bahan UN ke titik simpan Kabupaten/Kota; 4) menjamin pendistribusian bahan UN yang mencakup naskah soal UN, LJUN, daftar hadir, berita acara, tata tertib, amplop, dan pakta integritas ke satuan pendidikan melalui Panitia UN Tingkat Kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan; 5) menjamin keamanan dan kerahasiaan bahan UN; Pelaksanaan Ujian: a. Memantau pelaksanaan UN bersama LPMP dan Dewan Pendidikan. b. Melaksanakan uji kompetensi keahlian SMK/MAK. c. Memindai LJUN da menyampaikan hasilnya ke Panitia UN Tingkat Pusat. d. Menerima Nilai UN dari Panitia UN Tingkat Pusat. e. Mencetak Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) dan mengirimkan Nilai UN ke satuan pendidikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. f. Melaksanakan penggandaan dan distribusi blanko SHUN dan blanko ijazah, mengisi SHUN. g. Mengirimkan DKHUN dan SHUN ke satuan pendidikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. h. Mengevaluasi pelaksanaan UN di wilayahnya. 11

16 i. Membuat laporan pelaksanaan UN Tingkat Provinsi untuk disampaikan kepada Panitia UN Tingkat Pusat yang berisi tentang persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi UN yang dilengkapi dengan: 1) Surat keputusan Panitia UN Tingkat Provinsi; 2) Data peserta UN; 3) Data satuan pendidikan pelaksana UN; dan 4) Laporan kelulusan satuan pendidikan. D. Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota 1. Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota, terdiri atas unsur-unsur: a. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; b. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (Seksi yang menangani pendidikan madrasah, pendidikan keagamaan dan seksi yang menangani pendidikan norformal: Program Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C). 2. Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab: Persiapan Ujian: a. merencanakan pelaksanaan UN di wilayahnya; b. melakukan sosialisasi dan mendistribusikan Permendikbud tentang UN dan US dan POS UN ke satuan pendidikan di wilayahnya; c. melakukan penandatanganan pakta integritas dengan kepala satuan pendidikan; d. melakukan koordinasi dengan PLN dan penyedia layanan koneksi internet untuk memastikan tidak ada gangguan menjelang dan selama pelaksanaan UNBK. e. menetapkan satuan pendidikan yang berhak melaksanakan UN, dengan prosedur sebagai berikut: 1) melakukan pendataan satuan pendidikan yang memiliki kelas/tingkat tertinggi; 2) mengidentifikasi satuan pendidikan berdasarkan status dan jenjang akreditasi serta aspek-aspek yang dipergunakan sebagai bahan penetapan satuan pendidikan pelaksana UN; 3) menetapkan satuan pendidikan pelaksana UN, satuan pendidikan yang menggabung ke satuan pendidikan lain, lokasi UN untuk UNBK, alokasi peserta UN di lokasi UNBK, yang dituangkan dalam surat keputusan dan mengirimkannya ke satuan pendidikan pelaksana UN. f. Melakukan koordinasi dengan satuan pendidikan dalam hal: 1) penetapan satuan pendidikan pelaksana UN 2) pengumpulan dan pengelolaan database peserta UN; 3) pengumpulan dan pengelolaan database nilai rapor dan nilai US dan USBN; 4) pengiriman nilai rapor untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN semester pertama sampai 5 (lima) untuk SMP/MTs sederajat ke Panitia UN Tingkat Pusat paling lambat dua minggu sebelum UN dengan menggunakan aplikasi dari Kemendikbud; 5) pengiriman nilai US dan USBN ke Panitia UN Tingkat Pusat paling lambat seminggu sebelum pengumuman kelulusan dari satuan pendidikan menggunakan aplikasi dari Kemendikbud; 6) pengiriman nilai S/M/PK dan nilai ujian teori dan praktek kejuruan ke Panitia UN Tingkat Pusat secara online atau media digital yang lain; g. menetapkan pengawas ruang UN; 12

17 h. dalam hal persiapan dan pelaksanaan UNBK, Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan dalam BAB V dalam POS ini. Pelaksanaan Ujian: a. menyampaikan daftar pengawas ruang ke Panitia UN tingkat provinsi; b. menetapkan penanggungjawab ruang ujian dari salah seorang pengawas ruang ujian; c. melakukan koordinasi keterlibatan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dalam pemantauan pelaksanaan UN; d. menyerahkan dari satuan pendidikan pelaksana UN sesuai dengan kewenangannya ke Dinas Pendidikan Provinsi; e. menerima Nilai UN dari Dinas Pendidikan Provinsi; f. mengirimkan Nilai UN ke satuan pendidikan; g. menerima DKHUN dan SHUN untuk diteruskan ke satuan pendidikan; h. mendistribusikan blanko ijazah ke S/M/PK; i. mengevaluasi pelaksanaan UN di wilayahnya; dan j. membuat laporan pelaksanaan UN Tingkat Kabupaten/Kota untuk disampaikan kepada Panitia UN Tingkat Provinsi yang berisi tentang persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi UN yang dilengkapi dengan: 1) Surat keputusan Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota; 2) Data peserta UN; 3) Data pengawas ruang; 4) Data satuan pendidikan Pelaksana UN; dan 5) Laporan kelulusan satuan pendidikan. E. Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan 1. Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan untuk sekolah/pkbm/skb ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya, terdiri atas unsur-unsur satuan pendidikan pelaksana UN dan satuan pendidikan yang bergabung. 2. Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan untuk madrasah/pondok pesantren ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya berkoordinasi dengan Kepala Kanwil Kemenag atau Kantor Kemenag sesuai dengan kewenangannya, terdiri atas unsur-unsur madrasah/pondok pesantren pelaksana UN dan madrasah/pondok pesantren yang bergabung. 3. Satuan Pendidikan yang dapat melaksanakan UN adalah: a. Sekolah/Madrasah/PKBM/SKB/Pondok Pesantren Salafiyah terakreditasi yang memiliki peserta UN minimal 20 orang, serta memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya; b. Sekolah/Madrasah/PKBM/SKB/Pondok Pesantren Salafiyah terakreditasi yang memiliki peserta kurang dari 20 orang dapat menjadi pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan dengan pertimbangan kelayakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag atau Kantor Kemenag sesuai dengan kewenangannya; c. Institusi yang ditetapkan oleh Atase Pendidikan dan/atau Konsulat Jenderal pada Kantor Perwakilan RI setempat berkoordinasi dengan Direktorat terkait atau langsung ditetapkan oleh Direktorat terkait untuk Pelaksana UN di luar negeri. 4. Satuan pendidikan yang diusulkan untuk diakreditasi kembali dan belum dilakukan akreditasi oleh BAN-S/M, dan BAN PAUD dan PNF tetap memiliki status terakreditasi sampai adanya penetapan status akreditasi baru oleh BAN-S/M, dan BAN PAUD dan PNF sesuai kewenangannya. 13

18 5. Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Persiapan Ujian: a. merencanakan pelaksanaan UN di sekolah/madrasah/pondok pesantren/pkbm dan SKB masing-masing; b. melakukan sosialisasi regulasi yang mengatur tentang UN dan teknis pelaksanaan UN; c. satuan pendidikan jenjang SMA sederajat melakukan koordinasi peserta UN dari satuan pendidikannya dalam penentuan mata ujian pilihan sesuai jurusan dengan prosedur sebagai berikut: 1) Penentuan mata ujian pilihan dilakukan oleh peserta ujian. 2) Setiap peserta menempuh satu mata ujian yang sesuai dengan pilihannya. 3) Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SMA sederajat melaporkan hasil pemilihan mata ujian tersebut ke Panitia UN Tingkat Provinsi. d. Satuan pendidikan mengusulkan nama calon pengawas ruang UN ke Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan. e. Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SMA sederajat melaporkan hasil pemilihan mata ujian tersebut ke Panitia UN Tingkat Provinsi. f. Dalam hal persiapan dan pelaksanaan UNBK, Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan dalam BAB V dalam POS. Pelaksanaan Ujian: a. melaksanakan UN dan memastikan kesesuaian pelaksanaan UN dengan POS UN; b. mengambil naskah soal UN dari tempat penyimpanan akhir di Kabupaten/Kota sampai ke lokasi ujian; (UNKP) c. mencatat dan melaporkan kejadian yang tidak sesuai dengan POS UN; d. menandatangani amplop LJUN yang sudah dilem; (UNKP) e. mengesahkan berita acara pelaksanaan UN di satuan pendidikan; f. mengembalikan LJUN dari satuan pendidikan ke Panitia UN tingkat kabupaten/kota. g. mengirimkan data calon peserta UN ke Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota; h. mengirimkan nilai rapor per semester dan nilai US dan USBN sesuai dengan kewenangannya ke Kementerian melalui Dapodik; i. mengambil naskah soal UN di titik simpan akhir yang sudah ditetapkan oleh Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota; j. memeriksa dan memastikan amplop naskah soal UN dalam keadaan tertutup dan tersegel; k. memastikan LJUN yang telah diisi dimasukan ke dalam amplop, dilem/dilak di ruang ujian, serta ditandatangani oleh pengawas ruang dan dibubuhi stempel satuan pendidikan pada tempat yang dilem/dilak tersebut; l. menjamin kerahasiaan dan keamanan naskah soal UN; m. menjamin keamanan dan ketertiban pelaksanaan UN; n. menjelaskan tata tertib pengawasan ruang ujian; dan cara pengisian LJUN kepada pengawas ruang; o. mengumpulkan dan mengirimkan LJUN kepada Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota untuk selanjutnya dikirim ke Panitia UN Tingkat Provinsi; p. khusus untuk Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), mengirim LJUN langsung ke Panitia UN Tingkat Pusat; 14

19 q. menerima DKHUN dari Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota; khusus SILN, menerima DKHUN dari Panitia UN Tingkat Pusat; r. mencetak, menerbitkan, menandatangani, dan membagikan SHUN kepada peserta UN; s. khusus SMK/MAK, melakukan kerjasama dengan industri mitra atau institusi pasangan dalam rangka uji kompetensi keahlian berdasarkan pedoman pelaksanaan uji kompetensi keahlian dari Panitia UN Tingkat Pusat; t. menyampaikan laporan pelaksanaan UN kepada Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota, khusus untuk sekolah Indonesia di luar negeri kepada Perwakilan RI setempat; dan u. menyimpan naskah soal UN yang sudah diujikan di satuan pendidikan dalam jangka waktu satu bulan setelah pengumuman dan setelah itu soal UN dimusnahkan disertai dengan berita acara pemusnahan dan diserahkan ke Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota. 15

20 BAB III UNSUR PELAKSANA, MEKANISME PENCAIRAN ANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL 2017 DI PROVINSI A. Unsur Pelaksana dan Kelompok Pembiayaan Ujian Nasional di Provinsi Pelaksana UN Tingkat Provinsi dalam melaksanakan UN SMP/MTs/SMPTK, SMPLB, SMPT, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, SMAT, SPK, serta Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C Kejuruan diangkat oleh Gubernur yang terdiri atas unsur-unsur: 1. Dinas Pendidikan Provinsi; 2. Kantor Wilayah Kementerian Agama (bidang yang menangani pendidikan madrasah, pendidikan keagamaan, dan bidang yang menangani pendidikan nonformal: Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C, dan Pendidikan Keagamaan Kristen dan Katolik); 3. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP); 4. Dewan Pendidikan Provinsi; dan 5. Instansi tingkat provinsi yang terkait dengan pendidikan keahlian. Komponen biaya untuk pelaksanaan UN meliputi biaya persiapan dan pelaksanaan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satuan Pendidikan. Pembiayaan pelaksanaan UN tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satuan Pendidikan merupakan pembiayaan di Provinsi yang mencakup 2 (tiga) kelompok pembiayaan, yaitu pembiayaan di Kab/Kota dan di satuan pendidikan. LPMP sebagai tim pemantau pelaksanaan UN yang dibiayai oleh provinsi, sedangkan pengelola keuangaan di Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan dilakukan oleh Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK). Penggunaan Dana Pelaksanaan UN mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Prosedur Operasi Standar yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang didalamnya mengatur kegiatan-kegiatan pelaksanaan UN. B. Perencanaan Anggaran Berdasarkan Undang-Undang RI No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara disebutkan bahwa pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, untuk menjamin pengelolaan keuangan negara yang tertib, efisien dan akuntabel, pelaksana Ujian Nasional Tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten diwajibkan menyusun Rencana Anggaran dalam bentuk Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan UN (contoh RAB terlampir) agar dapat mengetahui kebutuhaan anggaran dalam pelaksanaan UN sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Alur perencanaan anggaran terlihat pada gambar 1. 16

21 Gambar 1. Bagan Alur Perencanaan Anggaran UN 2017 SATKER BALITBANG UN PUSAT PPK PROVINSI UN KAB/KOTA UN SATUAN PENDIDIKAN KPA BALITBANG 8 PPK UN PUSAT 7 PPK UN PROVINSI PELAKSANA UN PROVINSI KETUA PELAKSANA UN TINGKAT KAB/KOTA 2 3 PELAKSANA UN SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANA UN TINGKAT KAB/KOTA 1 PERENCANA UN SATUAN PENDIDIKAN 17

22 Keterangan: 1 Perencana Dinas Pendidikan Satuan Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan menyusun rencana anggaran untuk biaya operasional Pelaksanaan UN di Satuan Pendidikan; 2 Pelaksana UN Satuan Pendidikan mengusulkan rencana tersebut ke Ketua Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/ Kota; 3 Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota menyusun rencana anggaran untuk biaya operasional dan selanjutnya diajukan ke Ketua Pelaksana UN Kab/Kota beserta rencana anggaran biaya operasional pelaksana UN di satuan pendidikan; 4 5 Ketua Pelaksana UN Kab/Kota meneliti dan menguji rencana tersebut, mengakumulasi rencana dari Satuan Pendidikan dan rencana kebutuhan dana Pelaksana UN Kabupaten/Kota, selanjutnya mengajukan rencana tersebut ke PPK Pelaksana UN Provinsi; Pelaksana UN Provinsi menyusun rencana anggaran untuk biaya operasional dan selanjutnya diajukan ke PPK UN Provinsi beserta rencana anggaran ketua pelaksana UN Kab/ Kota di satuan pendidikan; 6 PPK UN Provinsi meneliti dan menguji rencana tersebut, mengakumulasi rencana dari Satuan Pendidikan dan rencana kebutuhan dana Pelaksana UN Kabupaten/Kota, dan rencana kebutuhan dana Pelaksana UN Provinsi selanjutnya mengajukan rencana tersebut ke PPK Pelaksana UN Tingkat Pusat; 7 PPK UN Tingkat Pusat meneliti, menguji, dan mengakumulasi rencana tersebut, selanjutnya mengajukan rencana tersebut ke KPA; 8 KPA membuat surat persetujuan Anggaran UN di setiap provinsi beserta dokumen pendukungnya berupa: 1) Rincian rencana penggunaan anggaran meliputi Kebutuhan dana untuk UN tingkat Provinsi; 2) Surat Pernyataan yang memuat Anggaran UN tingkat Provinsi yang akan digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai jangka waktu yang diminta. C. Mekanisme Pencairan Anggaran Sumber dana dan dasar alokasi dana: a. DIPA Balitbang Kemdikbud Nomor : SP DIPA / Desember 2016 b. Perjanjian kerjasama antara Balitbang Kemendikbud dengan Dinas Pendidikan Provinsi tentang Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Anggaran c. Rencana anggaran dan biaya Provinsi yang merupakan lampiran dari perjanjian kerjasama dengan jadwal pelaksanaan. d. Pakta Integritas Provinsi PPK, BPP Dinas Pendidikan. 1. Mekanisme pembayaran Tambahan Uang Persediaan (TUP): a) Pencarian dana melalui Mekanisme penggunaan dana TUP lainnya untuk pengeluaran: 1) Di bawah Rp. 50 juta untuk belanja pengadaan ATK, sewa, konsumsi dan pencetakan/ penggandaan; 2) Belanja honor dan perjalanan dinas harus melampirkan rekap pembayaran; b) PPK UN tingkat pusat mengajukan rincian rencana penggunaan dana TUP ke KPA setelah melakukan verifikasi dan penelitian pengajuan kebutuhan dana dari PPK UN tingkat Provinsi. c) KPA membuat Surat Pengajuan Permohonan Tambahan Uang Persediaan (TUP) kepada kepala KPPN Jakarta III. d) Setelah mendapat surat persetujuan/ dispensasi dari kepala KPPN, PPK menerbitkan SPP-TUP dan mengajukan kepada PPSPM. e) PPSPM mengajukan SPM TUP ke KPPN. f) TUP diajukan kepada kepala KPPN Jakarta III oleh PPSPM Satker Balitbang Balitbang. 18

23 g) Penyaluran dana dari Bendahara Pengeluaran Balitbang Kemendikbud ke Bendahara pengeluaran Pembantuan (BPP) Provinsi dikirim secara berjenjang, sebagai berikut: 1) Bendahara Pengeluaran Satker Balitbang menyalurkan dana paling lambat 3 hari kerja setelah dana TUP diterima kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu Pelaksana UN Tingkat Provinsi, berdasarkan rencana anggaran dan biaya Provinsi (gambar 2); h) Berdasarkan kerjasama antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan satuan pendidikan, 1) Bendahara UN Tingkat Provinsi mengirim dana TUP ke Rekening Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) UN tingkat Kab/Kota a.n. Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota paling lambat 3 hari kerja setelah dana TUP diterima Provinsi (gambar 2); 2) Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) UN tingkat Kab/Kota mengirim dana TUP ke rekening Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) UN tingkat satuan pendidikan a.n. Pelaksanan UN Tingkat Satuan pendidikan Pelaksana paling lambat 3 hari kerja setelah dana TUP diterima pada (gambar 2). Gambar 2 : Alur pendistribusian Tambahan Uang Persediaan (TUP) Dinas Pendidikan Provinsi, Kab/Kota, dan Satuan Pendidikan UN KPPN$JKT$III SATKER$BALITBANG UN$PUSAT UN$PROVINSI UN$KAB/KOTA UN$SATUAN$PENDIDIKAN KPPN$JKT$III BP BALITBANG 1 2 BPP$UN$PROVINSI 3 PUM UN$Tingkat$ KAB/KOTA 4 PUM UN$SATUAN$ PENDIDIKAN Keterangan 1 KPPN Jakarta III melakukan penilaian atas SPM-TUP tersebut, apabila memenuhi persyaratan maka diterbitkan SP2D TUP untuk diajukan kepada Bendahara Pengeluaran (BP) satker Balitbang; 2 Selanjutnya BP satker Balitbang mentransfer dana ke masing-masing BPP UN Tingkat Provinsi; 3 Masing-masing BPP UN Tingkat Provinsi mentransfer dana sesuai jumlah yang telah ditetapkan kepada Bendahara Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota; 4 Pemegang Uang Muka (PUM) UN Tingkat Kabupaten/ Kota mentransfer dana sesuai jumlah yang telah ditetapkan kepada Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) UN Tingkat Satuan Pendidikan; 19

24 20

25 2. Mekanisme Pembayaran Langsung (LS) Penyedia Barang/Jasa a. Sumber dana dan dasar alokasi dana: 1) DIPA Balitbang Kemendikbud Nomor : SP DIPA / Desember ) Perjanjian kerjasama antara Balitbang Kemendikbud dengan Dinas Pendidikan Provinsi tentang Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Anggaran ) Rencana anggaran dan biaya Provinsi yang merupakan lampiran dari perjanjian kerjasama dengan jadwal pelaksanaan (rencana bulanan). 4) Pakta Integritas Provinsi PPK, BPP Dinas Pendidikan Provinsi. b. Mekanisme pembayaran Langsung (LS) Penyedia Barang/Jasa 1) Mekanisme pembayaran langsung digunakan untuk pengeluaran di atas Rp. 50 juta seperti pencetakan Ijazah, SKHUN, Paket Meeting (Paket FulIday, Fullbooard) ATK dll. 2) Alur mekanisme pencarian anggaran langsung sebagai berikut: Gambar 3 : Bagan Alur Pembayaran Langsung (LS) Penyedia Barang/Jasa UN Tingkat Provinsi KPPN JKT III SATKER BALITBANG UN Tingkat Pusat UN Tingkat Provinsi KPA KPPN JKT III SPM LS SPP LS Dok. Tagihan PP-SPM PPK PPK 1 Surat Tagihan 5 SP2D-LS PIHAK 9 21

26 Keterangan: 1 Pihak penyedia barang/jasa yang mempunyai tagihan kepada negara mengajukan surat tagihan kepada PPK UN Tingkat Provinsi; 2 PPK UN Tingkat Provinsi melakukan penelitian dan pengujian atas tagihan tersebut, apabila memenuhi persyaratan maka diteruskan kepada PPK UN Tingkat Pusat, dengan dilampiri: Untuk Pembayaran kepada Pihak Penyedia barang/jasa SPTJM Perusahaan; Kuitansi Pembayaran dari pihak ketiga yang telah ditandatangani (PPHP, PPK, Direktur Perusahaan); Referensi Bank dan Rekening Koran; NPWP Perusahaan; SSP PPh dan Faktur Pajak; SPP dari Perusahaan; Berita Acara Pembayaran (BAP); Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP); Ringkasan Kontrak; Dokumen Kontrak; Jaminan Pelaksanaan; Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); Bukti perjanjian/kontrak; Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK); Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan. 3 4 PPK UN mendaftarkan tagihan kontrak ke KPPN Jakarta III paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatatkan ke dalam kartu pengawasan kontrak KPPN, untuk Nomor Register Supplier (NRS) dan Paymen Order (PO); PPK UN Tingkat Pusat melakukan penelitian dan pengujian atas tagihan dan dokumen pendukungnya, apabila memenuhi persyaratan maka menerbitkan SPP-LS, kemudian disampaikan kepada PP-SPM satker Balitbang, dengan dilampiri: Untuk Pembayaran kepada Pihak Penyedia barang/jasa SPTJM Perusahaan; Kuitansi Pembayaran Tiga Pihak (PPHP, PPK, Direktur Perusahaan); Referensi Bank dan Rekening Koran; NPWP Perusahaan; SSP PPh dan Faktur Pajak; SPP dari Perusahaan; Berita Acara Pembayaran (BAP); Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP); Ringkasan Kontrak; Dokumen Kontrak; Jaminan Pelaksanaan; Surat Perintah Kerja (SPK); Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); Bukti perjanjian/kontrak; Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK); SPP; Karwas Kontrak; NRS/ PO; SPTJM PPK UN Tingkat Provinsi dan UN Pusat. 5 PP-SPM melakukan penelitian dan pengujian atas tagihan tersebut, apabila memenuhi persyaratan maka menerbitkan SPM-LS dan diajukan ke KPPN Jakarta III; 6 KPPN Jakarta III melakukan penelitian dan pengujian atas SPM-LS tersebut, apabila memenuhi persyaratan maka menerbitkan SP2D-LS kepada Pihak penyedia barang/jasa. 22

27 1. Mekanisme Pembayaran melalui LSBP Pembayaran tagihan dapat dilakukan melalui LS kepada Bendahara Pengeluaran (LSBP). Pembayaran tagihan kepada Bendahara Pengeluaran dapat digunakan untuk pembayaran: a. Honorarium; b. Perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan; c. Perjalanan dinas Jabatan yang belum dilaksanakan. Adapun mekanisme pencairan dana melalui LSBP, sebagai berikut: 1) BPP UN Dinas Pendidikan menyusun SPP LSBP untuk diuji dan ditandatangan PPK UN Dinas Pendidikan. 2) PPK Dinas Pendidikan mengajukan SPP LSBP kepada BP dengan menyertakan dokumen yang sah, meliputi: a) Untuk honorarium dilengkapi: - Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat penerbitan SK dimaksud dibebankan pada DIPA Balitbang Kemendikbud; - Daftar nominatif penerima honorarium yang ditandatangani PPK dan Bendahara Pengeluaran; - SSP PPh Ps. 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan rekapitulasi pajak; - Surat Keputusan dilampirkan pada awal pembayaran dan pada saat terjadi perubahan Surat Keputusan. b) Untuk perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan dilengkapi: - Daftar nominatif perjalanan dinas yang ditandatangani oleh PPK, yang memuat informasi mengenai: pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat. - Dokumen pertanggungjawaban/bukti biaya perjalanan dinas jabatan, sebagaimana diatur dalam PMK mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap. - Surat tugas c) Untuk perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan dilengkapi: - Daftar nominative perjalanan dinas yang ditandatangani oleh PPK, yang memuat informasi mengenai: pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat. - Pengajuan LS untuk perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan. 3) BP memeriksa dokumen SPP LSBP, apabila dokumen tidak lengkap atau tidak sesuai dengan RAB, maka dokumen tersebut dikembalikan kepada PPK/BPP UN Dinas Pendidikan untuk segera diperbaiki. 4) Apabila semua dokumen SPP LSBP sudah lengkap dan sesuai dengan RAB maka BP menandatangani daftar nominatif dan SSP. 5) PPSPM melakukan pengujian SPP LSBP beserta dokumen pendukungnya. 6) Setelah SPP LSBP beserta dokumen pendukung dan ADK lengkap dan benar, maka PPSPM menerbitkan SPM LSnya dan menyampaikan SPM LSBP ke KPPN. 7) KPPN mengeluarkan SP2D ke rekening BP yang ada di BRI KC Kemendikbud. 8) BP melakukan pengecekan dana di Bank, setelah dipastikan uang sudah masuk ke rekening BP, BP menginformasikan ke PPK/BPP untuk mengambil Uang Muka (UMK) sesuai dengan permintaan. 9) BP dan PPK/KPA menandatangani CEK Giro Bank untuk pencairan dana. 10) PPK dan BPP UN Dinas Pendidikan bertanggungjawab atas pengelolaan dana tersebut. 23

28 11) Pada akhir kegiatan apabila ada sisa dana, BPP harus segera menyetorkan ke kas negara menggunakan format SSPB paling lambat 1 bulan setelah kegiatan selesai. 12) Fotocopy SSPB dan hasil konfirmasi dikirimkan sekretariat UN Balitbang Kemendikbud. D. Penggunaan Anggaran 1) Syarat Penggunaan dana dengan mekanisme pembayaran TUP Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 47 ayat (2) menyatakan bahwa Syarat Penggunaan TUP yaitu : a) digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; b) tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan mekanisme pembayaran LS. 2) Sesuai dengan Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTs/SMPTK, SMPLB, SMPT, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, SMAT, SPK, serta Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C Tahun Anggaran 2017 Penggunaan dana pelaksanaan UN di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satuan Pendidikan mencakup kegiatan sebagai berikut: a) Anggaran UN ditingkat Provinsi digunakan untuk kegiatan sebagai berikut : 1. Koordinasi persiapan dan pelaksanaan UN di Provinsi a. Pelaksanaan sosialisasi UN di Provinsi b. Pelaksanaan rapat koordinasi UN dari Provinsi ke pusat 2. Pengelolaan data peserta a. Pendataan peserta b. Pencetakan kartu peserta 3. Pendistribusian kartu peserta 4. Pendistribusian bahan UN 5. Pencetakan Ijazah dan SHUN 6. Pemindaian SMP dan SMA 7. Pencetakan DKHUN dan SHUN a. Pencetakan DKHUN b. Pencetakan SHUN 8. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN 9. Koordinasi dan laporan keuangan ke pusat a. Provinsi ke pusat b. Kabupaten/Kota ke Provinsi 10. Pelatihan Proktor dan Teknisi 11. Penyusunan dan pengiriman laporan UN a. Pengelolaan layanan kesekretariatan UN Provinsi b. Penyusunan laporan keuangan b) Anggaran UN di tingkat Kabupaten/Kota digunakan untuk kegiatan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan dan sosialisasi di Kabupaten/Kota 2. Pengelolaan data peserta 3. Pengelolaan data pengawas 4. Pengiriman LJUN ke Provinsi 5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN 6. Penyusunan dan pengiriman laporan 24

29 c) Anggaran UN ditingkat Satuan Pendidikan digunakan untuk kegiatan sebagai berikut : 1. Pengisian data di sekolah 2. Transport pengambilan bahan UN 3. Pengiriman LJUN ke Kabupaten/Kota 4. Pengawas dan proktor/teknisi ruang UN a. UN perbaikan UN T.A b. UN T.A i. PBT ii. CBT 5. Penerbitan Ijazah 6. Penyusunan dan pengiriman laporan 25

30 BAB IV PEDOMAN PEMBAYARAN Pedoman pembayaran ini adalah pedoman standar biaya yang digunakan untuk pembayaran berdasarkan SBM (Standar Biaya Masukan). Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah para PPK/BPP dalam melakukan pembayaran terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA. Adapun pedoman ini berfungsi sebagai batas tertinggi dan estimasi dalam melakukan pembayaran. Untuk itu para PPK/BPP dalam melakukan pembayaran tidak boleh melebihi batas pagu dari satuan biaya di bawah ini. Dalam pedoman ini belum semua aktivitas kegiatan tercantum, untuk itu pedoman pembayaran kegiatan yang belum terdapat di pedoman ini, para PPK/BPP berpedoman kepada DIPA, SBM, dan peraturan yang berlaku. Adapun pembayaran yang sering dilakukan adalah untuk pembayaran: A. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan Honorarium yang diberikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Staf Pengelola Administrasi Belanja Pegawai, Honorarium Pengelola Keuangan, diberikan berdasarkan besaran pagu yang dikelola untuk setiap DIPA: dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2. Pagu Honorarium Pengelola Keuangan NO URAIAN SAT BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 1 Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan 1.1 Pejabat Pembuat Komitmen a. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 juta OB Rp ,- b. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 OB Rp ,- juta c. Nilai pagu dana diatas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 OB Rp ,- juta d. Nilai pagu dana diatas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 OB Rp ,- miliar e. Nilai pagu dana diatas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 OB Rp ,- miliar f. Nilai pagu dana diatas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 OB Rp ,- miliar g. Nilai pagu dana diatas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 OB Rp ,- miliar h. Nilai pagu dana diatas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 OB Rp ,- miliar i. Nilai pagu dana diatas Rp. 25 miliar s.d. Rp. 50 OB Rp ,- miliar j. Nilai pagu dana diatas Rp. 50 miliar s.d. Rp. 75 OB Rp ,- miliar k. Nilai pagu dana diatas Rp. 75 miliar s.d. Rp. 100 OB Rp ,- miliar l. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 miliar s.d. Rp. 250 OB Rp ,- miliar m. Nilai pagu dana diatas Rp. 250 miliar s.d. Rp. 500 OB Rp ,- miliar n. Nilai pagu dana diatas Rp. 500 miliar s.d. Rp. 750 miliar OB Rp ,- 26

31 NO URAIAN SAT BIAYA TA 2017 o. Nilai pagu dana diatas Rp. 750 miliar s.d. Rp. 1 OB Rp ,- triliun p. Nilai pagu dana diatas Rp. 1 Triliun OB Rp ,- 1.2 Staf Pengelola Keuangan/Bendahara Pengeluaran Pembantu/ Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) a. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 juta OB Rp ,- b. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 OB Rp ,- juta c. Nilai pagu dana diatas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 OB Rp ,- juta d. Nilai pagu dana diatas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 OB Rp ,- miliar e. Nilai pagu dana diatas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 OB Rp ,- miliar f. Nilai pagu dana diatas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 OB Rp ,- miliar g. Nilai pagu dana diatas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 OB Rp ,- miliar h. Nilai pagu dana diatas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 OB Rp ,- miliar i. Nilai pagu dana diatas Rp. 25 miliar s.d. Rp. 50 miliar OB Rp ,- j. Nilai pagu dana diatas Rp. 50 miliar s.d. Rp. 75 OB Rp ,- miliar k. Nilai pagu dana diatas Rp. 75 miliar s.d. Rp. 100 OB Rp ,- miliar l. Nilai pagu dana diatas Rp. 100 miliar s.d. Rp. 250 OB Rp ,- miliar m. Nilai pagu dana diatas Rp. 250 miliar s.d. Rp. 500 OB Rp ,- miliar n. Nilai pagu dana diatas Rp. 500 miliar s.d. Rp. 750 OB Rp ,- miliar o. Nilai pagu dana diatas Rp. 750 miliar s.d. Rp. 1 OB Rp ,- triliun p. Nilai pagu dana diatas Rp. 1 Triliun OB Rp ,- B. Honorarium Pengadaan Barang/Jasa 1. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Honorarium diberikan kepada personil yang diangkat oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai Pejabat Pengadaan Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa melalui penunjukan langsung/pengadaan langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Honorarium Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Honorarium diberikan kepada personil yang diangkat oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) menjadi Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Kelompok Kerja ULP untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Catatan: Dalam hal anggota kelompok kerja pada Unit Pelayanan Pengadaan yang telah menerima tunjangan profesi, maka kepada anggota kelompok kerja tersebut tidak diberikan honorarium. 27

32 Tabel 3. Pagu Honorarium Pengadaan Barang Jasa NO URAIAN SAT BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 2 Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa 2.1 Pejabat Pengadaan Barang/Jasa OB Rp ,- 2.2 Panitia Pengadaan Barang dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Non Konstruksi) Per Paket a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp. 200 juta OP Rp ,- b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.200 juta s.d Rp.500 OP Rp ,- juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.500 juta s.d Rp.1 OP Rp ,- Miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.1 Miliar s.d Rp.2,5 OP Rp ,- Miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.2,5 Miliar s.d Rp.5 OP Rp ,- Miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.5 Miliar s.d Rp.10 OP Rp ,- Miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.10 Miliar s.d Rp.25 OP Rp ,- Miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.25 Miliar s.d Rp.50 OP Rp ,- Miliar i. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.50 Miliar s.d Rp.75 OP Rp ,- Miliar j. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.75 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.100 Miliar k. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.100 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.250 Miliar l. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.250 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.500 Miliar m Nilai pagu pengadaan di atas Rp.500 Miliar s.d OP Rp ,-. Rp.750 Miliar n. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.750 Miliar s.d Rp.1 OP Rp ,- triliun o. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 1 Triliun OP Rp ,- C. Honorarium Penerima Hasil Pekerjaan Honorarium diberikan kepada panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Honorarium Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan diberikan per bulan, sedangkan honorarium Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diberikan per paket pekerjaan. Tabel 4. Pagu Honorarium Panitia Penerima Hasil Pekerjaan NO URAIAN SAT BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 3 Honorarium Penerima Hasil Pekerjaan 3.1 Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/Pengadaan OB Rp ,- Barang/Jasa 3.2 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan/Pengadaan Barang/ a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp. 200 juta OP Rp ,- 28

33 b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.200 juta s.d OP Rp ,- Rp.500 juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.500 juta s.d OP Rp ,- Rp.1 Miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.1 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.2,5 Miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.2,5 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.5 Miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.5 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.10 Miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.10 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.25 Miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.25 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.50 Miliar i. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.50 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.75 Miliar j. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.75 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.100 Miliar k. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.100 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.250 Miliar l. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.250 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.500 Miliar m. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.500 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.750 Miliar n. Nilai pagu pengadaan di atas Rp.750 Miliar s.d OP Rp ,- Rp.1 triliun o. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 1 Triliun OP Rp ,- D. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) diangkat dalam suatu tim pelaksana kegiatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Ketentuan pembentukan tim adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; 2. Bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan eselon I/Kementerian/ Lembaga; 3. Bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan; 4. Merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada pejabat negara/pegawai negeri di samping tugas pokoknya sehari-hari; dan dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien. Pemberian honorarium bagi tim yang ditetapkan oleh Pejabat eselon I/KPA berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Bagi Pejabat Negara, Eselon I, dan Eselon II setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 2 (dua) tim pelaksana kegiatan. b. Bagi Pejabat Eselon III setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 3 (tiga) tim pelaksana kegiatan. c. Bagi Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat fungsional setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 4 (tim) tim pelaksana kegiatan. 29

34 Tabel 5. Pagu Honorarium Panitia Pelaksana NO URAIAN SAT BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 4 Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan 4.1 Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Yang Ditetapkan oleh Menteri/Pejabat Setingkat a. Pengarah OB Rp ,- b. Penanggung Jawab OB Rp ,- c. Ketua OB Rp ,- d. Wakil Ketua OB Rp ,- e. Sekretaris OB Rp ,- f. Anggota OB Rp , Yang Ditetapkan oleh Pejabat Eselon I a. Pengarah OB Rp ,- b. Penanggung Jawab OB Rp ,- c. Ketua OB Rp ,- d. Wakil Ketua OB Rp ,- e. Sekretaris OB Rp ,- f. Anggota OB Rp , Yang Ditetapkan oleh KPA a. Pengarah OB Rp ,- b. Penanggung Jawab OB Rp ,- c. Ketua OB Rp ,- d. Wakil Ketua OB Rp ,- e. Sekretartis OB Rp ,- f. Anggota OB Rp ,- E. Perjalanan Dinas Dalam Negeri Perjalanan dinas dalam negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan Negara, yang dilaksanakan oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai tidak Tetap yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Biaya Perjalanan Dinas meliputi komponen-komponen: 1. Uang harian; 2. Biaya transport; 3. Biaya penginapan; 4. Uang representasi; a. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri Uang harian perjalanan dinas dalam negeri merupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari dalam menjalankan perintah perjalanan dinas. Uang harian perjalanan dinas terdiri atas: 1) Uang makan; 2) Uang transport lokal; dan 3) Uang saku. 30

35 Tabel 6. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri NO PROVINSI SATUAN LUAR DALAM KOTA KOTA LEBIH DARI 8 JAM DIKLAT (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Aceh OH Sumatera Utara OH Riau OH Kepulauan Riau OH Jambi OH Sumatera Barat OH Sumatera Selatan OH Lampung OH Bengkulu OH Bangka Belitung OH Banten OH Jawa Barat OH DKI Jakarta OH Jawa Tengah OH D.I. Yogyakarta OH Jawa Timur OH Bali OH Nusa Tenggara Barat OH Nusa Tenggara Timur OH Kalimantan Barat OH Kalimantan Tengah OH Kalimantan Selatan OH Kalimantan Timur OH Kalimantan Utara OH Sulawesi Utara OH Gorontalo OH Sulawesi Barat OH Sulawesi Selatan OH Sulawesi Tengah OH Sulawesi Tenggara OH Maluku OH Maluku Utara OH Papua OH Papua Barat OH b. Biaya Transport Perjalanan Dinas Dalam Negeri Biaya transport adalah biaya perjalanan dinas dari tempat kedudukan sampai tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan termasuk biaya ke terminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan, serta retribusi yang dipungut di terminal bus/stasiun/bandara/pelabuhan keberangkatan dan kepulangan. 1) Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri Satuan biaya taksi perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk kebutuhan biaya tarif satu kali perjalanan taksi dari kantor tempat kedudukan menuju bandara/pelabuhan/terminal/stasiun keberangkatan atau dari bandara/pelabuhan/terminal/ stasiun kedatangan menuju tempat tujuan di kota bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan dan sebaliknya. Contoh perhitungan alokasi biaya taksi: Seorang pejabat/pegawai negeri melakukan perjalanan dinas jabatan dari Jakarta ke Yogyakarta: 31

36 a) Berangkat Biaya taksi dari tempat kedudukan (kantor) di Jakarta ke Bandara Soekarno Hatta; dan Biaya taksi dari Bandara Adi Sucipto (Yogyakarta) ke tempat tujuan (hotel/penginapan/kantor) di Yogyakarta. b) Kembali Biaya taksi dari hotel/penginapan (Yogyakarta) ke Bandara Adi Sucipto; dan Biaya taksi dari Bandara Soekarno Hatta ke kantor (Jakarta). Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri untuk satu kali perjalanan dinas. Tabel 7. Biaya Taksi Perjadin Dalam Negeri NO PROVINSI SATUAN BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 1 Aceh Orang/Kali Sumatera Utara Orang/Kali Riau Orang/Kali Kepulauan Riau Orang/Kali Jambi Orang/Kali Sumatera Barat Orang/Kali Sumatera Selatan Orang/Kali Lampung Orang/Kali Bengkulu Orang/Kali Bangka Belitung Orang/Kali Banten Orang/Kali Jawa Barat Orang/Kali DKI Jakarta Orang/Kali Jawa Tengah Orang/Kali D.I. Yogyakarta Orang/Kali Jawa Timur Orang/Kali Bali Orang/Kali Nusa Tenggara Barat Orang/Kali Nusa Tenggara Timur Orang/Kali Kalimantan Barat Orang/Kali Kalimantan Tengah Orang/Kali Kalimantan Selatan Orang/Kali Kalimantan Timur Orang/Kali Kalimantan Utara Orang/Kali Sulawesi Utara Orang/Kali Gorontalo Orang/Kali Sulawesi Barat Orang/Kali Sulawesi Selatan Orang/Kali Sulawesi Tengah Orang/Kali Sulawesi Tenggara Orang/Kali Maluku Orang/Kali Maluku Utara Orang/Kali Papua Orang/Kali Papua Barat Orang/Kali

37 2) Biaya Uang Transport Kegiatan dalam Kabupaten/Kota Satuan biaya uang transport kegiatan dalam kabupaten/kota merupakan biaya untuk kebutuhan transportasi Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri dan Non Pegawai ASN dalam melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor/instansi yang bersifat insidentil dengan ketentuan masih dalam batas wilayah suatu kabupaten/kota (pergi pulang). Batas wilayah kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Uang transport kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan apabila perjalanannya menggunakan kendaraan dinas dan rapat dalam kompleks perkantoran yang sama. Catatan: Untuk kegiatan yang memerlukan biaya melebihi satuan biaya yang ditetapkan dapat diberikan secara at cost. NO URAIAN SATUAN BIAYA TA 2017 (1) (2) (3) (4) 1 Biaya Uang Transport Kegiatan Orang/Kali dalam Kabupaten/Kota 3) Biaya Estimasi Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri adalah biaya untuk pembelian tiket pesawat udara Pergi Pulang (PP) dari bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan. Satuan biaya tiket perjalanan dalam negeri menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran). Tabel 8. Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pergi-Pulang (PP) NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI (1) (2) (3) (4) (5) 1 Jakarta Ambon Jakarta Balikpapan Jakarta Banda Aceh Jakarta Bandar Lampung Jakarta Banjarmasin Jakarta Batam Jakarta Bengkulu Jakarta Biak Jakarta Denpasar Jakarta Gorontalo Jakarta Jambi Jakarta Jayapura Jakarta Jogjakarta Jakarta Kendari Jakarta Kupang Jakarta Makasar Jakarta Malang Jakarta Mamuju Jakarta Manado Jakarta Manokwari Jakarta Mataram

38 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 22 Jakarta Medan Jakarta Padang Jakarta Palangkaraya Jakarta Palembang Jakarta Palu Jakarta Pangkal Pinang Jakarta Pekanbaru Jakarta Pontianak Jakarta Semarang Jakarta Solo/Surakarta Jakarta Surabaya Jakarta Ternate Jakarta Timika Ambon Denpasar Ambon Jayapura Ambon Kendari Ambon Makasar Ambon Manokwari Ambon Palu Ambon Sorong Ambon Surabaya Ambon Ternate Balikpapan Banda Aceh Balikpapan Batam Balikpapan Denpasar Balikpapan Jayapura Balikpapan Jogjakarta Balikpapan Makassar Balikpapan Manado Balikpapan Medan Balikpapan Padang Balikpapan Palembang Balikpapan Pekanbaru Balikpapan Semarang Balikpapan Solo/Surakarta Balikpapan Surabaya Balikpapan Timika Banda Aceh Denpasar Banda Aceh Jayapura Banda Aceh Jogjakarta Banda Aceh Makassar Banda Aceh Manado Banda Aceh Pontianak Banda Aceh Semarang Banda Aceh Solo/Surakarta Banda Aceh Surabaya Banda Aceh Timika Bandar Lampung Balikpapan

39 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 70 Bandar Lampung Banda Aceh Bandar Lampung Banjarmasin Bandar Lampung Batam Bandar Lampung Biak Bandar Lampung Denpasar Bandar Lampung Jayapura Bandar Lampung Jogjakarta Bandar Lampung Kendari Bandar Lampung Makassar Bandar Lampung Malang Bandar Lampung Manado Bandar Lampung Mataram Bandar Lampung Medan Bandar Lampung Padang Bandar Lampung Palangkaraya Bandar Lampung Palembang Bandar Lampung Pekanbaru Bandar Lampung Pontianak Bandar Lampung Semarang Bandar Lampung Solo/Surakarta Bandar Lampung Surabaya Bandar Lampung Timika Bandung Batam Bandung Denpasar Bandung Jakarta Bandung Jambi Bandung Jogjakarta Bandung Padang Bandung Palembang Bandung Pangkal Pinang Bandung Pekanbaru Bandung Semarang Bandung Solo/Surakarta Bandung Surabaya Bandung Tanjung Pandan Banjarmasin Banda Aceh Banjarmasin Batam Banjarmasin Biak Banjarmasin Denpasar Banjarmasin Jayapura Banjarmasin Jogjakarta Banjarmasin Medan Banjarmasin Padang Banjarmasin Palembang Banjarmasin Pekanbaru Banjarmasin Semarang Banjarmasin Solo/Surakarta Banjarmasin Surabaya Banjarmasin Timika

40 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 119 Batam Banda Aceh Batam Denpasar Batam Jayapura Batam Jogjakarta Batam Makassar Batam Manado Batam Medan Batam Padang Batam Palembang Batam Pekanbaru Batam Pontianak Batam Semarang Batam Solo/Surakarta Batam Surabaya Batam Timika Bengkulu Palembang Biak Balikpapan Biak Banda Aceh Biak Batam Biak Denpasar Biak Jayapura Biak Jogjakarta Biak Manado Biak Medan Biak Padang Biak Palembang Biak Pekanbaru Biak Pontianak Biak Surabaya Biak Timika Denpasar Jayapura Denpasar Kupang Denpasar Makassar Denpasar Manado Denpasar Mataram Denpasar Medan Denpasar Padang Denpasar Palangkaraya Denpasar Palembang Denpasar Pekanbaru Denpasar Pontianak Denpasar Timika Jambi Balikpapan Jambi Banjarmasin Jambi Denpasar Jambi Jogjakarta Jambi Kupang Jambi Makassar

41 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 167 Jambi Malang Jambi Manado Jambi Palangkaraya Jambi Pontianak Jambi Semarang Jambi Solo/Surakarta Jambi Surabaya Jayapura Jogjakarta Jayapura Manado Jayapura Medan Jayapura Padang Jayapura Palembang Jayapura Pekanbaru Jayapura Pontianak Jayapura Timika Jogjakarta Denpasar Jogjakarta Makassar Jogjakarta Manado Jogjakarta Medan Jogjakarta Padang Jogjakarta Palembang Jogjakarta Pekanbaru Jogjakarta Pontianak Jogjakarta Timika Kendari Banda Aceh Kendari Batam Kendari Denpasar Kendari Jogjakarta Kendari Padang Kendari Palembang Kendari Pekanbaru Kendari Semarang Kendari Solo/Surakarta Kendari Surabaya Kendari Timika Kupang Jayapura Kupang Jogjakarta Kupang Makassar Kupang Manado Kupang Surabaya Makassar Biak Makassar Jayapura Makassar Kendari Makassar Manado Makassar Timika Malang Balikpapan

42 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 213 Malang Banda Aceh Malang Banjarmasin Malang Batam Malang Biak Malang Jayapura Malang Kendari Malang Makassar Malang Manado Malang Medan Malang Padang Malang Palangkaraya Malang Palembang Malang Pekanbaru Malang Timika Manado Medan Manado Padang Manado Palembang Manado Pekanbaru Manado Pontianak Manado Semarang Manado Solo/Surakarta Manado Surabaya Manado Timika Mataram Balikpapan Mataram Banda Aceh Mataram Banjarmasin Mataram Batam Mataram Biak Mataram Jayapura Mataram Jogjakarta Mataram Makassar Mataram Manado Mataram Medan Mataram Padang Mataram Palembang Mataram Pekanbaru Mataram Pontianak Mataram Surabaya Medan Banda Aceh Medan Makassar Medan Pontianak Medan Semarang Medan Solo/Surakarta Medan Surabaya Medan Timika Padang Makassar Padang Pontianak Padang Semarang

43 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 261 Padang Solo/Surakarta Padang Surabaya Padang Timika Palangkaraya Banda Aceh Palangkaraya Batam Palangkaraya Jogjakarta Palangkaraya Mataram Palangkaraya Medan Palangkaraya Padang Palangkaraya Palembang Palangkaraya Pekanbaru Palangkaraya Semarang Palangkaraya Solo/Surakarta Palangkaraya Surabaya Palembang Balikpapan Palembang Makassar Palembang Pontianak Palembang Semarang Palembang Solo/Surakarta Palembang Surabaya Palembang Timika Palu Makassar Palu Poso Palu Sorong Palu Surabaya Palu Toli-Toli Pangkal Pinang Balikpapan Pangkal Pinang Banjarmasin Pangkal Pinang Batam Pangkal Pinang Jogjakarta Pangkal Pinang Makassar Pangkal Pinang Manado Pangkal Pinang Medan Pangkal Pinang Padang Pangkal Pinang Palembang Pangkal Pinang Pekanbaru Pangkal Pinang Pontianak Pangkal Pinang Semarang Pangkal Pinang Solo/Surakarta Pangkal Pinang Surabaya Pekanbaru Pontianak Pekanbaru Semarang Pekanbaru Solo/Surakarta Pekanbaru Surabaya Pekanbaru Timika Pontianak Makassar

44 NO KOTA SATUAN BIAYA ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI 307 Pontianak Semarang Pontianak Solo/Surakarta Pontianak Surabaya Pontianak Timika Semarang Makassar Solo/Surakarta Makassar Surabaya Denpasar Surabaya Jayapura Surabaya Makassar Surabaya Timika c. Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap di hotel atau di tempat penginapan lainnya. Dalam hal Pelaksana SPD tidak menggunakan biaya penginapan, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. Pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan. 2. Biaya penginapan tersebut dibayarkan secara lumpsum. Tabel 9. Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Dalam Negeri NO PROVINSI SATUAN PEJABAT NEGARA/ PEJABAT ESELON I PEJABAT NEGARA LAINNYA/ PEJABAT ESELON II TARIF HOTEL PEJABAT ESELON III/GOL IV PEJABAT ESELON IV/ GOL III GOL I/II (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Aceh OH Sumatera Utara OH Riau OH Kepulauan Riau OH Jambi OH Sumatera Barat OH Sumatera Selatan OH Lampung OH Bengkulu OH Bangka Belitung OH Banten OH Jawa Barat OH DKI Jakarta OH Jawa Tengah OH D.I. Yogyakarta OH Jawa Timur OH Bali OH Nusa Tenggara Barat OH

45 NO PROVINSI SATUAN PEJABAT NEGARA/ PEJABAT ESELON I PEJABAT NEGARA LAINNYA/ PEJABAT ESELON II TARIF HOTEL PEJABAT ESELON III/GOL IV PEJABAT ESELON IV/ GOL III GOL I/II 19 Nusa Tenggara OH Timur 20 Kalimantan Barat OH Kalimantan Tengah OH Kalimantan Selatan OH Kalimantan Timur OH Kalimantan Utara OH Sulawesi Utara OH Gorontalo OH Sulawesi Barat OH Sulawesi Selatan OH Sulawesi Tengah OH Sulawesi Tenggara OH Maluku OH Maluku Utara OH Papua OH Papua Barat OH F. Biaya Konsumsi Rapat Biaya konsumsi rapat merupakan biaya yang digunakan untuk kebutuhan biaya pengadaan makan dan kudapan termasuk minuman untuk rapat/pertemuan. Tabel 10. Biaya Konsumsi Rapat NO PROVINSI SATUAN MAKAN KUDAPAN (SNACK) (1) (2) (3) (4) (5) Rapat Koordinasi Tingkat Menteri/Eselon Orang/Kali I/Setara 16.2 Rapat Biasa 1 Aceh Orang/Kali Sumatera Utara Orang/Kali Riau Orang/Kali Kepulauan Riau Orang/Kali Jambi Orang/Kali Sumatera Barat Orang/Kali Sumatera Selatan Orang/Kali Lampung Orang/Kali Bengkulu Orang/Kali Bangka Belitung Orang/Kali Banten Orang/Kali Jawa Barat Orang/Kali DKI Jakarta Orang/Kali Jawa Tengah Orang/Kali D.I. Yogyakarta Orang/Kali Jawa Timur Orang/Kali

46 NO PROVINSI SATUAN MAKAN KUDAPAN (SNACK) 17 Bali Orang/Kali Nusa Tenggara Barat Orang/Kali Nusa Tenggara Timur Orang/Kali Kalimantan Barat Orang/Kali Kalimantan Tengah Orang/Kali Kalimantan Selatan Orang/Kali Kalimantan Timur Orang/Kali Kalimantan Utara Orang/Kali Sulawesi Utara Orang/Kali Gorontalo Orang/Kali Sulawesi Barat Orang/Kali Sulawesi Selatan Orang/Kali Sulawesi Tengah Orang/Kali Sulawesi Tenggara Orang/Kali Maluku Orang/Kali Maluku Utara Orang/Kali Papua Orang/Kali Papua Barat Orang/Kali

47 BAB V PERTANGGUNGJAWABAN A. Bentuk pertanggungjawaban Pertanggungjawaban penggunaan dana pelaksanaan UN dikelompokan menjadi: 1. Pertanggungjawaban Non-kontrak, yaitu: Bukti pertanggungjawaban di bawah 50 juta yang wajib dilampirkan untuk pertanggungjawaban dengan mekanisme pembayaran TUP berupa laporan rekapitulasi penggunaan dana, realisasi anggaran, dan daftar rincian permintaan pembayaran (DRPP) yang ditandatangani oleh PPK dan BPP Provinsi untuk masingmasing tingkat pelaksana, yaitu tingkat pelaksana Provinsi, Kabupaten, dan sekolah/madrasah pelaksana sesuai dengan format terlampir; 2. Pertanggungjawaban kontrak, yaitu: Pertanggungjawaban kontrak berupa pembuatan komitmen yang dilakukan dalam bentuk perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan bekerjasama dengan pihak ketiga. Penandatanganan kontrak dengan pihak ketiga dilaksanakan antara Ketua Pelaksana di tingkat provinsi dengan pimpinan penyedia barang/jasa. Mekanisme pelaksanaan kontrak dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. B. Bukti pertanggungjawaban 1. Pertanggungjawaban TUP a. Pertanggungjawaban kegiatan di satuan pendidikan 1) Ketua Pelaksana UN tingkat satuan pendidikan penyelengara setelah selesai melaksanakan kegiatan UN segera membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana berisi rekapitulasi penggunaan dana (alokasi dana, pungutan pajak realisasi, sisa dana), daftar rincian permintaan pembayaran, dan rekapitulasi pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara. Laporan tersebut dilampiri bukti-bukti pendukung antara lain: (a) pembelian barang/jasa dengan nilai di bawah Rp. 50 juta melampirkan : - kuitansi (bukti pembelian yang telah disahkan PPK dan BPP) beserta faktur pajak dan bukti setor pajak(ssp); - Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang telah disahkan oleh PPK dan ditandatangani pejabat yang bertanggungjawab ; - SSP dan Konfirmasi dari KPPN setempat. (b) perjalanan dinas melampirkan : - Surat tugas/ SK Kegiatan; - Kuitansi perjalanan dinas dalam kota beserta bukti transport dan pengeluaran. (c) honorarium melampirkan: - Kuitansi dan/atau daftar penerimaan yang telah disahkan PPK; - Rekap pajak, bukti setor pajak (SSP) dan lembar konfirmasi Pajak dari KPPN setempat; - Daftar hadir; - SK kegiatan. 2) Laporan dan pertanggungjawaban penggunaan dana dari satuan pendidikan penyelengara dikirim ke pelaksana UN tingkat provinsi melalui Pelaksana UN tingkat Kabupaten/Kota. b. Pertanggungjawaban kegiatan di Kabupaten/Kota 1) Ketua Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota setelah selesai pelaksanaan kegiatan UN segera membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang berisi rekapitulasi penggunaan dana (alokasi dana, pungutan 43

48 pajak realisasi, sisa dana), daftar rincian permintaan pembayaran, dan rekapitulasi pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara. Laporan tersebut dilampiri bukti-bukti pendukung antara lain: (a) pembelian barang/jasa dengan nilai di bawah Rp. 50 juta melapirkan : - Kuitansi (bukti pembelian yang telah disahkan PPK, BPP, dan penerima barang) beserta faktur pajak dan bukti setor pajak (SSP); - Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang telah disahkan oleh PPK; - SSP dan Konfirmasi dari KPPN setempat. (b) perjalanan dinas melampirkan : - Surat tugas/ SK Kegiatan; - Kuitansi perjalanan dinas dalam kota beserta bukti transport dan pengeluaran. (c) honorarium melampirkan: - Kuitansi dan/atau daftar penerimaan yang telah disahkan PPK; - Rekap pajak, bukti setor pajak (SSP) dan lembar konfirmasi Pajak dari KPPN setempat; - Daftar hadir; - SK kegiatan. 2) Laporan dan pertanggungjawaban penggunaan dana dari kabupaten/kota, dan rekapitulasi penggunaan dana di tingkat Satuan Pendidikan dikirim ke Pelaksana UN Tingkat Provinsi. c. Pertanggungjawaban kegiatan di provinsi 1) Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan di provinsi, yang berisi rekapitulasi penggunaan dana (alokasi dana, pungutan pajak realisasi, sisa dana), daftar rincian permintaan pembayaran (provinsi, kab/kota, satuan pendidikan) dan rekapitulasi pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara dan dilampiri bukti-bukti pendukung antara lain : (a) pembelian barang/jasa dengan nilai di bawah Rp. 50 juta melapirkan : - kuitansi (bukti pembelian yang telah disahkan PPK dan BPP) beserta faktur pajak dan bukti setor pajak (SSP); - Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang telah disahkan oleh PPK; - SSP dan Konfirmasi dari KPPN setempat. (b) perjalanan dinas melampirkan : - Surat tugas/ SK Kegiatan; - Bukti tiket termasuk boarding pass dan Airportax; - bukti kuitansi Penginapan (hotel ); - lembar SPD (Surat perjalanan Dinas) 1 dan 2 (format pada PMK No. 113/PMK 05/2012); - pengeluaran riil (untuk pengeluaran yang tidak ada bukti kuitansinya); - Lembar rincian biaya perjalanan dinas. (c) honorarium melampirkan: - Rekapitulasi pembayaran honorarium; - Kuitansi dan/atau daftar penerimaan yang telah disahkan PPK; - Rekapitulasi pajak, bukti setor pajak (SSP) dan lembar konfirmasi Pajak dari KPPN setempat; - Daftar hadir. 2) Mengumpulkan dan merekapitulasi laporan pertanggungjawaban penggunaan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten/kota, dan di satuan pendidikan pelaksana. 3) Membukukan dan membuat Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP). 4) Semua yang sudah dibukukan baik dari provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan dimasukkan ke pertanggungjawaban pengeluaran dalam DRPP 44

49 dengan melengkapi tanggal pelaksanaan kegiatan, tanggal pembayaran, dan nomor buku kas umum. Untuk perjalanan dinas dicantumkan tanggal pelaksanaan kegiatan (tanggal... s/d... dari... ke... dalam rangka...). 5) Berdasarkan laporan angka 1) dan 2) Ketua Pelaksana UN Tingkat Provinsi wajib menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dalam bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), Rekapitulasi Penggunaan Dana, Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (Provinsi, Kabupaten/Kota, Satuan Pendidikan), Rekapitulasi Pajak (Provinsi, Kabupaten/Kota, Satuan Pendidikan) kepada Pejabat Pembuat Komitmen UN (terlampir). Seluruh Bukti pengeluaran (kuitansi) dan dokumen terkait dengan pelaksanaan kegiatan UN dari Provinsi, Kab/Kota dan Satuan pendidikan disimpan di Pelaksana UN Tingkat Provinsi sebagai bahan pemeriksaan pengawas internal dan eksternal (Itjen Kemendikbud dan BPK RI), contoh seluruh format lampiran pertanggungjawaban terdapat dalam lampiran juklak pengelolaan keuangan UN Tahun Anggaran 2017 ini. 2. Alur Dan Syarat Kelengkapan Pertanggungjawaban TUP Pertanggungjawaban TUP disampaikan secara bertahap oleh PPK Provinsi dengan disertai Surat Penyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), Rekapitulasi Penggunaan Dana, Daftar Rincian Permintaan Pembayaran, Rekapitulasi Pajak dari tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, dan tingkat Satuan Pendidikan kepada PPK UN Pusat Balitbang. Dimana ada beberapa catatan penting antara lain: 1. SPTJM dimasukan klausul jumlah pajak yang diterima dan disetor sejumlah sekian harus ditandatangani oleh PPK dan BPP; 2. DRPP agar diisi lengkap dengan: a. No. unit, no. pembukuan, dan pada uraian tertulis tanggal kegiatan. Untuk perjalanan dinas dicantumkan tujuan SPD (dari mana-kemana), tanggal pelaksanaan kegiatan (tanggal... s/d... dari... ke... dalam rangka...); b. Uraian tidak dapat digabung menjadi biaya operasional tetapi harus sesuai dengan penggunaannya (honor, konsumsi, transport, dll); c. Tidak ada pengeluaran kepada pihak ketiga dengan nilai di atas 50 juta rupiah; d. Untuk pengeluaran dkk agar dilampirkan daftar penerimanya; e. Untuk kabupaten/kota dan satuan pendidikan agar diuraikan atau dilampirkan DRPP kabupaten/kota dan satuan pendidikan; f. Uraian pada DRPP adalah kegiatan yang ada pada RAB. (Catatan: pengembalian sisa dana TUP dari Satuan Pendidikan, Kab/Kota disetor kepada BPP UN Tingkat Provinsi, dan selanjutnya dikembalikan kepada Rekening Bendahara Pengeluaran Balitbang dengan Nama Rekening BPg 088 Balitbang Pendidikan, Nomor Rekening : , Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Kemendikbud Senayan Jakarta dengan alur sebagai berikut: 2.1 Alur penyampaian laporan pertanggungjawaban (Rekapitulasi penggunaan dana TUP dan SPTJM PPK UN Provinsi, Ketua Pelaksana UN tingkat Kab/kota,Ketua Pelaksana Tingkat Satuan Pendidikan) 45

50 Gambar 4. Alur Laporan Pertanggungjawaban Keuangan UN Tahun 2017 KKPN JKT III SATKER BALITBANG UN PUSAT PPK PROVINSI UN KAB/KOTA UN SATUAN PENDIDIKAN KPPN JKT III PPSPM BALITBANG 8 PPK UN PUSAT 7 PPK UN PROVINSI BPP UN PROVINSI KETUA PELAKSANA UN TINGKAT KAB/KOTA 2 3 KEPALA SEKOLAH SATUAN PENDIDIKAN PUMK UN TINGKAT KAB/KOTA 1 PUMK UN SATUAN PENDIDIKAN 45

51 Keterangan Gambar : 1. Pemegang Uang Muka Kegiatan Pelaksana UN Satuan Pendidikan dan memverifikasi bukti pengeluaran dan selanjutnya diajukan ke Kepala Sekolah/Pelaksana UN Satuan Pendidikan; 2. Kepala Sekolah menguji bukti pengeluaran tersebut, apabila telah sesuai kebutuhan dan menyetujui, maka meneruskan pertanggungjawaban tersebut ke Pemegang Uang Muka Pelaksana - UN Tingkat Kabupaten/ Kota; 3. Pemegang Uang Muka Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota menghimpun dan memverifikasi bukti pengeluaran dan selanjutnya diajukan ke Ketua Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota; 4. Ketua Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota memverifikasi dan menguji bukti pengeluaran dari Pemegang Uang Muka Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota dan Kepala Sekolah Satuan Pendidikan, lalu menyampaikan kepada PPK Provinsi; 5. BPP Pelaksana UN Tingkat Provinsi menghimpun dan memverifikasi bukti pengeluaran kegiatan UN di Provinsi dan selanjutnya diajukan ke PPK Pelaksana UN Tingkat Provinsi; 6. PPK Pelaksana UN Tingkat Provinsi melakukan pengujian bukti pengeluaran dari BPP Pelaksana Tingkat Provinsi dan Ketua Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota, kemudian membuat Laporan Pertanggungjawaban TUP dan SPTJM, lalu menyampaikan kepada PPK UN Pusat; 7. PPK UN Pusat melakukan pengujian Laporan Pertanggungjawaban TUP dan SPTJM dari PPK Pelaksana UN Tingkat Provinsi, apabila memenuhi syarat, menerbitkan SPP PTUP dan disampaikan kepada PPSPM Satker Balitbang; 8. PPSPM Balitbang melakukan verifikasi dan pengujian atas SPP-PTUP tersebut, jika memenuhi persyaratan, maka PPSPM menerbitkan SPM PTUP, kemudian diajukan ke KPPN JKT III. 2.2 Alur pengembalian sisa penggunaan dana TUP dikembalikan ke: Rekening Bendahara Pengeluaran Balitbang dengan Nama Rekening BPg 088 Balitbang Pendidikan, Nomor Rekening : , Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Kemendikbud Senayan Jakarta. Gambar 5. Alur Pengembalian Sisa Dana TUP UN 2017 KKPN JKT III SATKER BALITBANG UN PUSAT PPK PROVINSI UN KAB/KOTA UN SATUAN PENDIDIKAN KPPN JKT III BP BALITBANG 3 4 BPP UN PROVINSI 2 PUMK UN TINGKAT KAB/KOTA 1 PUMK UN SATUAN PENDIDIKAN 46

52 KETERANGAN 1 Pemegang Uang Muka Pelaksana UN di Satuan Pendidikan menyetorkan sisa dana UN kepada Pemegang Uang Muka Pelaksana UN Tingkat Kab/Kota; 2 Pemegang Uang Muka Pelaksana Tingkat Kab/Kota menyetorkan sisa dana UN kepada BPP Pelaksana UN Tingkat Provinsi; 3 BPP Pelaksana UN Tingkat Provinsi menyetorkan sisa dana UN kepada Bendahara Pengeluaran Satker Balitbang; 4 BP Satker Balitbang menyetorkan sisa dana UN ke Rekening Kas Negara. 3. Pertanggungjawaban LS Pertanggungjawaban LS di tingkat Provinsi, PPK UN tingkat Provinsi melakukan penelitian dan pengujian atas tagihan dari Pihak ketiga, apabila memenuhi persyaratan maka diteruskan ke PPK UN tingkat pusat dengan dilampiri : SPTJM Perusahaan; Kuitansi Pembayaran Tiga Pihak (PPHP, PPK, Direktur Perusahaan); Referensi Bank dan Rekening Koran; NPWP Perusahaan; SSP PPh dan Faktur Pajak; SPP dari Perusahaan; Berita Acara Pembayaran (BAP); Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP); Ringkasan Kontrak; Dokumen Kontrak; Jaminan Pelaksanaan; Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); Bukti perjanjian/kontrak. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan C. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), Laporan Pemungutan dan Penyetoran Pajak dan Jenis-Jenis Pungutan Pajak 1. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) a. BPP UN Dinas Pendidikan wajib menyusun LPJ setiap bulan atas uang/surat berharga yang dikelolanya; b. LPJ BPP UN Dinas Pendidikan disusun berdasarkan Buku Kas Umum dan Buku-Buku Pembantu yang telah diperiksa dan diuji oleh PPK; c. LPJ BPP UN Dinas Pendidikan ditandatangani oleh BPP dan PPK; d. BPP Dinas Pendidikan menyerahkan LPJ kepada BPP UN Balitbang setiap bulannya; e. LPJ BPP UN Dinas Pendidikan dicocokkan dengan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu BP Balitbang. f. Apabila terjadi selisih/perbedaan, BPP UN Balitbang mengundang/berkoordinasi dengan para pertugas Pembukuan BPP UN Dinas Pendidikan untuk mencocokkan dan menelusuri perbedaan tersebut. g. Setelah LPJ cocok dan sesuai ditandatangan oleh BP dan KPA. h. LPJ dilampiri berita acara pemeriksaan kas dan rekonsiliasi, salinan rekening Koran, daftar saldo rekening, dan daftar hasil konfirmasi surat setoran penerimaan Negara disampaikan ke KPPN Jakarta III setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 2. Laporan Pemungutan dan Penyetoran Pajak a. BPP UN Dinas Pendidikan wajib melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari dana APBN, dan menyetorkan ke Kas Negara melalui Bank Persepsi, Kantor Pos, dan tempat lain yang ditunjuk. b. BPP UN Dinas Pendidikan melakukan konfirmasi pajak ke KPPN atas bukti setor. 47

53 c. BPP UN Dinas Pendidikan menyerahkan Daftar Rekapitulasi Pajak yang telah ditanda tangan BPP dan PPK, SSP, bukti setor pajak, dan lembar konfirmasi pajak ke petugas penyusun laporan pajak Bagian Keuangan Balitbang. 3. Jenis-jenis Pungutan Pajak a. Pemotongan PPh Pasal 21 Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya sehubungan dengan pekerjaan/jasa/kegiatan wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21. Pembayaran Penghasilan yang wajib dipotong PPh Pasal 21 oleh bendahara pemerintah antara lain adalah pembayaran atas gaji, tunjangan, honorarium, upah, uang makan dan pembayaran lainnya (tidak termasuk pembayaran biaya perjalanan dinas), baik kepada pegawai maupun bukan pegawai. Tabel 11. Potongan Pajak PPh Pasal 21 NO PENERIMA PENGHASILAN TARIF Keterangan 1. PNS Golongan I dan II Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya 2. PNS Golongan III Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya 3. PNS Golongan IV Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya 0% Dibuat Bukti Pemotongan 5% Dibuat Bukti Pemotongan 15 % Dibuat Bukti Pemotongan b. Pemungutan PPh Pasal 22 Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dilakukan sehubungan dengan pembayaran atas sewa atau pengadaan barang seperti: komputer, meubeler, mobil dinas, ATK dan barang lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak penyedia barang. Pemungutan PPh Pasal 22 dilakukan oleh: 1) Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang; 2) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut adalah: 1,5% x harga beli Jika rekanan tidak mempunyai NPWP maka dikenakan tarif 100% lebih tinggi. Jika Tarif Normal 1,5% maka 100% lebih Tinggi = 1,5% x 200% = 3% 48 Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja barang tidak dilakukan apabila: 1) Pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp ,00 dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur;

54 2) Pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/pdam dan bendabenda pos; dan 3) Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). c. Pemotongan PPh Pasal 23 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atau PPh Pasal 23 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh bendahara kepada pihak lain. Penghasilan yang dibayarkan tersebut antara lain: 1) Sewa dan penghasilan (PPh) lain sehubungan dengan penggunaan harta, royalti, hadiah/penghargaan. 2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan dan jasa lain. Besarnya PPh Pasal 23 yang wajib dipungut adalah: 2% x harga sewa Jika rekanan tidak mempunyai NPWP maka dikenakan tarif 100% lebih tinggi. d. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN merupakan pelunasan pajak yang dikenakan atas setiap transaksi pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga, misal pembelian alat tulis kantor, pembelian seragam untuk keperluan dinas, pembelian komputer, pembelian mesin absensi pegawai, perolehan jasa konstruksi, perolehan jasa pemasangan mesin absensi, perolehan jasa perawatan AC kantor, dan perolehan jasa atas tenaga keamanan. Secara umum, atas setiap transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga/rekanan yang dibayar oleh bendahara harus dipungut PPN. Namun demikian, terdapat beberapa transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu: 1) Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp ,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; 2) Pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan tanah oleh real estate atau industrial estate; 3) Pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; 4) Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero); 5) Pembayaran atas rekening telepon; 6) Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan; 7) Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Contoh kasus PPN: 49

55 e. Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan : Kewajiban bendahara pemerintah selanjutnya adalah menyetorkan PPh dan/atau PPN ke Bank Persepsi/Kantor Pos penerima pembayaran dan melaporkan SPT Masa PPh dan/atau PPN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak bendahara terdaftar sesuai batas waktu yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. Batas waktu pembayaran/penyetoran pajak yang sudah dipotong dan/atau dipungut oleh bendahara pemerintah serta tanggal pelaporan Surat Pemberitahuan Masa adalah sebagai berikut: 50 Tabel 12. Jangka Waktu Penyetoran Pajak Pasal Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan PPh Ps.21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPh Ps.22 Disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran PPh Ps.23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir PPN a. Bendahara pengeluaran sebagai Pemungut PPN paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir; Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak Berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir a. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir; b. Paling lama akhir bulan berikutnya Denda Jika Terlambat Lapor Rp ,- per Masa Pajak Rp ,- per Masa Pajak Rp ,- per Masa Pajak Rp ,- per Masa Pajak

56 b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. setelah Masa Pajak berakhir. Sanksi jika terlambat setor dikenakan denda 2% per-ssp. f. Kode Jenis Setoran Pajak : Tabel 11. Kode Jenis Setoran Pajak No Jenis Pajak MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran Jenis Setoran 1 PPh Pasal Masa PPh Pasal 21 2 PPh Pasal Ph Final Pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya 3 PPh Pasal Pemungut PPh Pasal 22 4 PPh Pasal PPh Pasal 23 atas Jasa 5 PPh Final Pasal 4 ayat (2) 6 PPh Final Pasal 4 ayat (2) PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi 7 PPN Pemungut PPN Dalam Negeri 51

57 BAB VI PELAPORAN Ketua Pelaksan Ujian Nasional (UN) di Tingkat Provinsi, Ketua Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota, dan Ketua Pelaksana UN Tingkat Satuan Pendidikan wajib menyusun laporan pelaksanaan Ujian Nasional yang disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Penyelenggara UN tingkat Nasional, dan Ketua Pelaksana UN tingkat Nasional sebagai bentuk pertanggungjawaban teknis maupun keuangan pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Anggaran 2017, sehingga terwujud transparansi dan akutabilitas UN yang bermutu, bermanfaat, dan bermartabat. Laporan pertanggungjawaban tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan : a. Pendahuluan Menerangkan tujuan dan ringkasan kegiatan. b. Materi, Waktu, Tempat, dan Peserta Menerangkan materi kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan, lokasi, dan jumlah peserta. c. Hasil yang Dicapai Menerangkan hasil-hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut. d. Hambatan dan Saran Menerangkan tentang hambatan-hambatan yang dihadapi selama kegiatan serta saransaran untuk mengatasi hambatan tersebut. e. Lampiran Laporan tersebut dilampiri dengan dokumen yang mendukung kegiatan (SK Panitia, surat-menyurat, jadwal acara, dll). 2. Laporan Keuangan (format terlampir) Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang meliputi pertanggungjawaban TUP dan LS. Pertanggungjawaban TUP antara lain: Rincian Anggaran Biaya (RAB), Surat Pernyataan Tanggung Jawa Mutlak (SPTJM), Rekapitulasi Penggunaan Dana, Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP) (Provinsi, Kab/Kota, Satuan Pendidikan), Rekapitulasi Pajak, Surat Setoran Pajak beserta konfirmasinya dari KPPN setempat. Pertanggungjawaban LS antara lain: SPTJM Perusahaan, Kuitansi Pembayaran Tiga Pihak (PPHP, PPK, Direktur Perusahaan), Referensi Bank dan Rekening Koran, NPWP Perusahaan, SSP PPh dan Faktur Pajak, SPP dari Perusahaan, Berita Acara Pembayaran (BAP), Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP), Ringkasan Kontrak, Dokumen Kontrak, Jaminan Pelaksanaan, Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);Surat Perjanjian Perusahaan. 3. Laporan pada poin 1 dan 2 dibuat terpisah, untuk laporan pelaporan kegiatan dibuat buku sedangkan laporan keuangan terkumpul per ordner. Kemudian softcopy laporan dikirimkan dalam bentuk Compact Disc (CD). 4. Laporan keuangan yang sudah memenuhi persyaratan dan kelengkapan sesuai poin 2 segera dikirimkan kepada: a. Kuasa Pengguna Anggaran Balitbang Kemendikbud; b. Pejabat Pembuat Komitmen UN Tingkat Pusat ditembuskan kepada Kepala Balitbang Kemendikbud. 5. Laporan Pelaksanaan UN dikirim ke alamat: Sekretariat UN Balitbang Kemendikbud Kompleks Kemendikbud Gd. E Lt. 19 Jl. Sudirman, Senayan, Jakarta

58 BAB VII P E N U T U P Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Anggaran 2017, Balitbang Kemendikbud dengan Pelaksana Tingkat Provinsi ini diharapkan dapat menjadi petunjuk dan rujukan bagi Pelaksana Tingkat Provinsi, dalam melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Anggaran Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan kerjasama ini, akan ditindaklanjuti dengan surat resmi oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuasa Pengguna Anggaran, Ir. Dadang Sudiyarto, M.A NIP

59 LAMPIRAN 54

60 CONTOH FORMAT RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) 55

61 CONTOH RAB DINAS PENDIDIKAN 56

62 57

63 58

64 59

65 60

66 61

67 62

68 63

69 CONTOH FORMAT REKAPITULASI DANA 64

70 REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI... TUP (...) Kegiatan di Provinsi No. Kegiatan Alokasi Pajak Realisasi Sisa Sumber Keterangan Dana Psl 21 Psl 22 Psl 23 PPn Dana A Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait di provinsi dalam rangka persiapan pelaksanaan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... B Pengelolaan data peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C a. Pendataan Peserta 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp ATK = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... b. Pencetakan Kartu Peserta 65

71 C D Pendistribusian blangko Kartu Peserta Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Pengawasan Pencetakan dan Pendistribusian bahan UN 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Belanja Non operasional lainnya 3 Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Sewa Angkutan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... E.1 Pencetakan Blanko Ijazah 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Pencetakan Ijazah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... E.2 Pencetakan Blanko SKHUN 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Pencetakan SKHUN = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... F Komputerisasi Pemeriksaan Lembar Jawaban Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket 66

72 B/Wustha, dan Program Paket C 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp ATK = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... G Pencetakan DKHUN dan SKHUN a. Pencetakan DKHUN 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... b. Pencetakan SKHUN 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah (a+b) = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... H Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp I Penyusunan dan pengiriman laporan UN 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp ATK = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... TOTAL A+B+C+D+E+F+G+H+I = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp....

73 Kegiatan di Kab/Kota No. Kegiatan Alokasi Pajak Realisasi Sisa Sumber Keterangan Dana Psl 21 Psl 22 Psl 23 PPn Dana A Pengelola Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait di Kabupaten/Kota setempat dalam rangka persiapan 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... B C Pengelolaan data peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket C 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Pengelolaan Data Pengawas 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp

74 D E Pengiriman LJUN ke Provinsi 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Penyusunan dan pengiriman laporan 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... TOTAL A+B+C+D+E = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Kegiatan di Satuan Pendidikan No. Kegiatan Alokasi Pajak Realisasi Sisa Sumber Keterangan Dana Psl 21 Psl 22 Psl 23 PPn Dana A Pengisian data calon peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Program Paket B/Wustha, dan Program Paket C ke Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota 1 Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... B C Pengambilan bahan UN dari tempat penyimpanan yang ditetapkan oleh Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Pengiriman LJUN ke kabupaten/kota 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp

75 Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... D Pengawas ruang ujian = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... E F Penerbitan Ijazah 1 Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Penyusunan dan pengiriman laporan 1 Honor = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Perjalanan Dinas = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Bahan = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp Lain-lain = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Jumlah = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... TOTAL A+B+C+D+E+F+G+H = Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rekapitulasi Total Penggunaan Dana Pelaksanaan UN (Provinsi, Kab/Kota, Satuan Pendidikan) Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Rp.... Mengetahui/Menyetujui: Pejabat Pembuat Komitmen UN Dinas Pendidikan Provinsi.., Bendahara Pengeluaran Pembantu UN Dinas Pendidikan Provinsi... NIP... NIP. 70

76 CONTOH FORMAT DAFTAR RINCIAN PERMINTAAN PEMBAYARAN (DRPP) 71

77 CONTOH DAFTAR RINCIAN PERMINTAAN PEMBAYARAN 1. Kementerian/ : Pendidikan dan Kebudayaan (023) Jenis SPP 6. DIPA Nomor : DIPA-SP /2017 Lembaga : Pendidikan dan Kebudayaan Tanggal 2. Unit Organisasi : Balitbang Kemdikbud 3. Lokasi : DKI Jakarta (01) 4. Kantor/Satuan Kerja : Balitbang Kemdikbud (11) TUP (..) Tanggal 7. Kode Kegiatan : 7 Desember 2016 & Revisi ke. : 2031 (137608) 8. Kode Output : 030 Pagu Output 9. Tahun Anggaran : Alamat : Jln. Jend. Sudirman, 10. Bulan : Senayan - Jakarta Rp.. No. Tanggal Tgl & No Bukti Pembukuan Nomor Bukti Pengeluaran Nama Penerima dan Keperluan NPWP MAK Jumlah Kotor Yang Dibayarkan (Rp.) A. TOTAL PROVINSI. 66,494,600,- KEGIATAN DI TINGKAT PROVINSI 31,643,600, April /BKU-TUP1/2017 CV. CANDRA SARI, Pembelian Konsumsi Makan (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Rapat Persiapan dan Pembekalan Petugas Pengawal Distribusi dan Petugas Pemantauan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal Maret April /BKU-TUP1/2017 CV. Ranum Jaya, Pembelian Konsumsi Snack (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Rapat Persiapan dan Pembekalan Petugas Pengawal Distribusi dan Petugas Pemantauan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal Maret April /BKU-TUP1/2017 MARTHEN LIMBONGAN, Pembayaran Honorarium Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret April /BKU-TUP1/2017 ERWIN RUAMBA, Pembayaran Honorarium Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret April /BKU-TUP1/2017 MARTHEN LIMBONGAN, Pembayaran Transport Lokal Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret April /BKU-TUP1/2017 ERWIN RUAMBA, Pembayaran Transport Lokal Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret April /BKU-TUP1/2017 PHILIPUS NUBOBA, Biaya Perjalanan Dinas dari Bandung ke Jakarta PP, Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret April /BKU-TUP1/2017 CV. VERUNDAN PRATAMA, Pengadaan ATK dalam rangka Kegiatan.. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 16 April April /BKU-TUP1/2017 PT Delta Sinkron Lestari, Pembayaran Foto Copy ( lembar x Rp. 100,-) dalam rangka Kegiatan.. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 16 April April /BKU-TUP1/2017 PT. Delima Manunggal Asih, Pembayaran Sewa Kendaraan Roda Empat (30 hari x Rp ,- ) ,052,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,873,600, ,000,000, ,000,000,- 72

78 dalam rangka Kegiatan.. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 1-30 April 2017 B. KEGIATAN DI KABUPATEN/KOTA 11,221,500,- 1. KABUPATEN.. 11,221,500, April /BKU-TUP1/01/2017 ALPIUS TOAM, Pembayaran Uang Harian Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 13 s.d. 15 Maret April /BKU-TUP1/01/2017 ALPIUS TOAM, Pembayaran Transport Lokal Petugas Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 13 s.d. 15 Maret April /BKU-TUP1/01/2017 CV. PUTRI SOLO, Pembelian Konsumsi Makan (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 13 s.d. 15 Maret April /BKU-TUP1/01/2016 CV. Ranum Jaya, Pembelian Konsumsi Snack (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 13 s.d. 15 Maret April /BKU-TUP1/01/2017 CV. HUNIAN PRATAMA, Pengadaan ATK dalam rangka Kegiatan Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten tanggal 12 Maret ,000, ,000, ,890,000, ,000, ,873,500,- 2. KABUPATEN. -, /BKU-TUP1/02/ /BKU-TUP1/02/ /BKU-TUP1/02/ /BKU-TUP1/02/ /BKU-TUP1/02/ KABUPATEN.. -, /BKU-TUP1/03/ /BKU-TUP1/03/ /BKU-TUP1/03/ /BKU-TUP1/03/ /BKU-TUP1/03/ KEGIATAN DI SATUAN PENDIDIKAN 23,629,500,- 1. KABUPATEN 23,629,500, April /BKU-TUP1/04/2017 JEBRAU JALANDALANG, Pembayaran Transport Proktor/Teknisi UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 19 s.d. 22 Maret April /BKU-TUP1/04/2017 LISTER GAAD SUEBU, Pembayaran Transport Lokal Petugas Pengawas Ruang UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 19 s.d. 22 Maret April /BKU-TUP1/04/2017 CV. PUTRI SOLO, Pembelian Konsumsi Makan (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Pengawasan Ruang UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 19 s.d. 22 Maret April /BKU-TUP1/04/2017 CV. Ranum Jaya, Pembelian Konsumsi Snack (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Pengawasan Ruang UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 19 s.d. 22 Maret April /BKU-TUP1/04/2017 CV. INDAH PRATAMA, Pengadaan ATK dalam rangka Kegiatan Pengawasan Ruang UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 19 Maret ,000, ,000, ,998,000, ,000, ,673,500,- 73

79 6 30 April /BKU-TUP1/04/2017 PT Nima Delta Lestari, Pembayaran Foto Copy ( lembar x Rp. 100,-) dalam rangka Kegiatan... UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 30 April April /BKU-TUP1/04/2017 PT. Putra Manunggal, Pembayaran Sewa Kendaraan Roda Empat (30 hari x Rp ,- ) dalam rangka Kegiatan. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten tanggal 1-30 April KABUPATEN /BKU-TUP1/05/ ,500,000, ,000,000, /BKU-TUP1/05/ /BKU-TUP1/05/ /BKU-TUP1/05/ /BKU-TUP1/05/ KABUPATEN. -, /BKU-TUP1/06/ /BKU-TUP1/06/ /BKU-TUP1/06/ /BKU-TUP1/06/ /BKU-TUP1/06/2017 Jumlah SPP ini (Rp) 66,494,600,- SPM/SPP sebelum SPP ini atas beban output ini 0,- Jumlah s.d SPP ini atas beban output ini 66,494,600,-., 1 Juni 2017 A.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi.,.. NIP.. 74

80 *Catatan: 1. Pergeseran Pagu Anggaran mengakibatkan adanya Revisi DIPA sehingga perlu diperhatikan perubahan tanggal pada setiap Revisi DIPA dalam satu tahun anggaran. 2. Dilengkapi tanggal lunas, tanggal pembukuan, dan tanggal kegiatan yang sistematis. Dilakukan penyesuaian antara tanggal lunas dengan tanggal kegiatan, dimana tanggal lunas harus setelah berakhirnya tanggal kegiatan. 3. Rincian pembayaran harus jelas, missal untuk pembayaran Honor (Orang Bulan, Orang Hari, Orang Jam), konsumsi, bahan, atau perjalanan dinas. Kemudian dilengkapi dengan nama penerima, jika pembayaran honor terdapat pernyataan dkk/cs. Harus mencantumkan nama masing-masing orang/perusahaan, terkecuali pembayaran honor di atas 20 orang, bisa menggunakan dkk/cs, dengan melampirkan rekap honor dari masing-masing penerima 4. Rincian DRPP Kab/Kota harus dicantumkan pada DRPP Provinsi, seperti contoh di atas. 5. Untuk pembayaran pembelian di atas 50 juta rupiah, seperti pembelian ATK, konsumsi, sewa mobil, fotocopy, biaya distribusi, harus melalui mekanisme LS 75

81 CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) 74

82 KOP DINAS Yang bertanda tangan dibawah ini : SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nama : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Dinas Pendidikan Provinsi. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Berdasarkan Kontrak Kerjasama antara PPK UN Balitbang Kemdikbud dan PPK Dinas Pendidikan Provinsi dengan Nomor Balitbang.. dan Nomor Dinas Pendidikan. Tanggal 2017 sepakat untuk melaksanakan Ujian Nasional di tingkat Provinsi. dengan biaya sebesar Rp..,-; 2. Dana TUP ( ) telah diterima sebesar Rp..,- dan telah dibelanjakan untuk melaksanakan Ujian Nasional di tingkat Provinsi sebesar Rp..,-, di tingkat Kab/Kota sebesar Rp..,-, dan di tingkat Satuan Pendidikan sebesar Rp..,- sehingga total realisasi penggunaan dana sebesar Rp..,- dan rincian penggunaan sesuai dengan format laporan keuangan pertanggungjawaban Pelaksanaan UN; 3. Sisa dana TUP ( ) sebesar Rp..,- telah disetorkan ke rekening Bendahara Pengeluaran Balitbang dan disampaikan ke PPK UN Balitbang Kemdikbud (bukti setoran terlampir); 4. Pembayaran pajak untuk TUP (.) di tingkat Provinsi sebesar Rp..,-, di tingkat Kab/Kota sebesar Rp..,-, dan di tingkat Satuan Pendidikan sebesar Rp..,- sehingga total pungutan pajak sebesar Rp..,-, telah disetorkan ke kas negara; 5. Bukti pertanggungjawaban telah diverifikasi kebenarannya dan data dukung kuitansi pertanggungjawabannya disimpan di kantor PPK/BPP pelaksana UN Provinsi. ; 6. Apabila dari hasil audit ternyata terdapat ketidaksesuaian antara rekapitulasi pembayaran dengan bukti fisik yang ada di PPK UN di Provinsi. dan terdapat kelebihan pembayaran, sepenuhnya menjadi tanggungjawab penuh kami dan siap menyetor kelebihan pembayaran ke kas Negara; 7. Fotocopy bukti setoran kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada butir 5 (lima). disampaikan ke PPK UN Balitbang Kemdikbud; 8. Surat Pernyataan ini sebagai data dukung penyelesaian pertanggungjawaban TUP ( ) atas penerimaan dan penggunaan dana Penyelenggaraan UN di Provinsi. Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun dan apabila dikemudian hari ternyata terbukti ada pembayaran yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka kami sebagai pelaksana tingkat Provinsi bertanggungjawab penuh dan menerima konsekuensi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.., Pejabat Pemuat Komitmen Ujian Nasional Dinas Pendidikan Provinsi., Materai Rp NIP. 75

83 CONTOH FORMAT REKAPITULASI PAJAK 76

84 CONTOH DAFTAR REKAPITULASI PAJAK KEGIATAN UJIAN NASIONAL PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2017 (TUP..) Kementerian/Lembaga : (23) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Unit Organisasi : (11) Badan Peneliian dan Pengembangan Provinsi/Kab/Kota : (01) DKI Jakarta Satuan Kerja : (137608) Badan Peneliian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Tgl dan No. SP DIPA : 07 Desember 2015 No. DIPA /2016 dan Revisi ke-. tgl Tahun Anggaran : 2016 KPPN : Jakarta III Mak : No. Jumlah Dana Golongan Jumlah Potongan PPN PPh Ps. 21 PPh Ps. 22 PPh Ps. 23 SSPB Jumlah Pajak 1 CV. CANDRA SARI, Pembelian Konsumsi Makan (18 org x 3 hari x Rp ,-) Kegiatan Rapat Persiapan dan Pembekalan Petugas Pengawal Distribusi dan Petugas Pemantauan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal Maret ,052, =1.5%*F16 = 30, ,780 2 MARTHEN LIMBONGAN, Pembayaran Honorarium Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret ,000 IV - =15%*F17 = 112, ,500 3 ERWIN RUAMBA, Pembayaran Honorarium Petugas Penerima Bahan UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 15 s.d. 17 Maret ,000 III - =5%*F18 = 30, ,000 4 CV. VERUNDAN PRATAMA, Pengadaan ATK dalam rangka Kegiatan.. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 16 April ,873,600 - =(100/110)* F19*(10/10 0) = 879,600 - =1.5%*F19 = 148,104-1,027,704 77

85 PT. Delima Manunggal Asih, Pembayaran Sewa Kendaraan Roda Empat (30 hari x Rp ,- ) dalam rangka Kegiatan.. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 tanggal 1-30 April 2017 ALPIUS TOAM, Pembayaran Honorarium Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten... tanggal 13 s.d. 15 Maret 2017 CV. HUNIAN PRATAMA, Pengadaan ATK dalam rangka Kegiatan Pengelolaan Data Pengawas UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten tanggal 12 Maret 2017 PT. Jaya Manunggal, Pembayaran Sewa Kendaraan Roda Empat (30 hari x Rp ,- ) dalam rangka Kegiatan. UN SMA/MA, SMALB, SMK/MAK Periode I Tahun 2017 Kabupaten tanggal 1-30 April ,000,000 - =(100/110)* F20*(10/10 0) = 1,090, ,000 III - 3,873,500-12,000,000 - =(100/110)* F22*(10/10 0) = 352,136 =(100/110)* F20*(10/10 0) = 1,090,909 =5%*F21 = 35, =1.5%*F22 = 58, =2%*F20 = 240,000 1,330, , ,239 =2%*F20 = 240,000 1,330,909 JUMLAH SELURUHNYA 58,222,600-4,838, , , ,000-6,063,008 Mengetahui/Menyetujui : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi.., Bendahara Pengeluaran Pembantu Ujian Nasional Provinsi..., NIP... NIP. 78

86 CONTOH FORMAT SURAT USULAN REVISI RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) 79

87 KOP DINAS Nomor : / / /2017 Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) Berkas Hal : Usulan Revisi Rincian Anggaran Biaya (RAB) Ujian Nasional 2017 Kepada Yth: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) UN Balitbang, Kemdikbud di Tempat Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan usulan revisi Rincian Anggaran Belanja (RAB) Ujian Nasional Tahun 2017 output..dengan pagu anggaran Rp.,- dengan tidak menambah/mengurangi pagu anggaran pada output tersebut. Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi...,... NIP 80

88 KOP DINAS SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor : / / /2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Dengan kuasa ini menyatakan dan bertanggung jawab secara penuh atas hal-hal sebagai berikut: 1. Usulan Revisi Anggaran telah disusun sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam rangka Revisi Anggaran antara lain surat usulan revisi, surat pernyataan revisi tidak mengakibatkan pagu minus, matriks sandingan telah disusun dengan lengkap dan benar dan siap untuk diaudit sewaktu-waktu. 3. Perhitungan kebutuhan anggaran yang dituangkan dalam RAB telah disusun mengikuti ketentuan dan merupakan harga yang paling ekonomis. 4. PPK bertanggung jawab atas kebenaran formil dan materil usulan Revisi Anggaran yang diajukan. 5. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara, saya bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut ke kas negara. 6. Dalam hal terjadi permasalahan hukum yang diakibatkan Revisi Anggaran ini menjadi tanggung jawab PPK. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dalam keadaan sadar, dan tidak dibawah tekanan. Kota, Februari 2017 Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi...,... NIP 81

89 Lampiran Surat RAB SEMULA RAB MENJADI Program : Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( ) Kegiatan : Pengembangan/Penyelenggaraan/Fasilitasi Standarisasi Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi (2031) Output : Peserta Didik Formal dan Nonformal Yang Dinilai Kompetensinya Sesuai SNP ( ) Pagu : Rp ,00 Program : Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( ) Kegiatan : Pengembangan/Penyelenggaraan/Fasilitasi Standarisasi Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi (2031) Output : Peserta Didik Formal dan Nonformal Yang Dinilai Kompetensinya Sesuai SNP ( ) Pagu : Rp ,00 TOTAL Jumlah Kab/Kota 109 Jumlah Ruang CBT A Pelaksanaan Rapat Koordinasi UN dari Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 2 kegiatan B Pelatihan Pelaksanaan UN Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 4 hari x x 2 kegiatan C Laporan Keuangan Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 4 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 4 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 4 kegiatan D Pelatihan Pelaksanaan UN di Provinsi Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Nara Sumber 2 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 2 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org 3 hari x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 2 kegiatan Penggandaan Bahan Pelatihan 82 buah x x 2 kegiatan Konsumsi Snack 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Konsumsi Makan 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Uang Penginapan Peserta Pelatihan 46 kamar x 2 malam x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota E Sosialisasi POS UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Honor Nara Sumber Pusat 2 org 4 jam x x 1 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Narasumber Pusat (BSNP, Puspendik) 2 org 2 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Sekretariat Pusat 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org 3 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 1 kegiatan Penggandaan Bahan Sosialisasi 106 buah x x 1 kegiatan Konsumsi Snack 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Konsumsi Makan 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Pusat 3 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Penginapan Pusat 3 org x 2 malam x x 1 kegiatan Uang Penginapan Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org x 2 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota F Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Proktor, Teknisi UN CBT 109 ruang 6 hari x x 2 orang 1 kegiatan G Pemantauan Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Biaya Penginapan Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x 6 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Harian Pemantauan ke Kab/Kota 2 org x 7 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota H Rapat Koordinasi Bahan UN Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x x 6 kegiatan Biaya Penginapan Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 4 malam x x 6 kegiatan Uang Harian Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 5 hari x x 6 kegiatan TOTAL TOTAL Jumlah Kab/Kota 109 Jumlah Ruang CBT A Pelaksanaan Rapat Koordinasi UN dari Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 2 kegiatan B Pelatihan Pelaksanaan UN Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 4 hari x x 2 kegiatan C Laporan Keuangan Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 4 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 4 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 4 kegiatan D Pelatihan Pelaksanaan UN di Provinsi Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Nara Sumber 2 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 2 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org 3 hari x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 2 kegiatan Penggandaan Bahan Pelatihan 82 buah x x 2 kegiatan Konsumsi Snack 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Konsumsi Makan 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Uang Penginapan Peserta Pelatihan 46 kamar x 2 malam x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota E Sosialisasi POS UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Honor Nara Sumber Pusat 2 org 4 jam x x 1 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Narasumber Pusat (BSNP, Puspendik) 2 org 2 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Sekretariat Pusat 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org 3 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 1 kegiatan Penggandaan Bahan Sosialisasi 106 buah x x 1 kegiatan Konsumsi Snack 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Konsumsi Makan 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Pusat 3 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Penginapan Pusat 3 org x 2 malam x x 1 kegiatan Uang Penginapan Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org x 2 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota F Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Proktor, Teknisi UN CBT 109 ruang 6 hari x x 2 orang 1 kegiatan G Pemantauan Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Biaya Penginapan Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x 6 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Harian Pemantauan ke Kab/Kota 2 org x 7 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota H Rapat Koordinasi Bahan UN Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x x 6 kegiatan Biaya Penginapan Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 4 malam x x 6 kegiatan Uang Harian Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 5 hari x x 6 kegiatan TOTAL PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

90 Lampiran Surat RAB Program : Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( ) Kegiatan : Pengembangan/Penyelenggaraan/Fasilitasi Standarisasi Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi (2031) Output : Peserta Didik Formal dan Nonformal Yang Dinilai Kompetensinya Sesuai SNP ( ) Pagu : Rp ,00 TOTAL Jumlah Kab/Kota 109 Jumlah Ruang CBT A Pelaksanaan Rapat Koordinasi UN dari Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 2 kegiatan B Pelatihan Pelaksanaan UN Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 2 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 malam x x 2 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 4 hari x x 2 kegiatan C Laporan Keuangan Provinsi ke Pusat Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Koordinasi ke Pusat 3 org x x 4 kegiatan Biaya Penginapan Koordinasi ke Pusat 3 org x 2 malam x x 4 kegiatan Uang Harian Koordinasi ke Pusat 3 org x 3 hari x x 4 kegiatan D Pelatihan Pelaksanaan UN di Provinsi Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Nara Sumber 2 org 3 hari x x 2 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 2 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org 3 hari x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 2 kegiatan Penggandaan Bahan Pelatihan 82 buah x x 2 kegiatan Konsumsi Snack 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Konsumsi Makan 82 0rg x 3 hari x x 2 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Uang Penginapan Peserta Pelatihan 46 kamar x 2 malam x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 2 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 2 kegiatan x 23 Kab/Kota E Sosialisasi POS UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Honor Pengarah 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Honor Nara Sumber Pusat 2 org 4 jam x x 1 kegiatan Honor Panitia Provinsi 5 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Narasumber Pusat (BSNP, Puspendik) 2 org 2 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Sekretariat Pusat 1 org 3 hari x x 1 kegiatan Uang Harian Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org 3 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Belanja Barang Non Operasional Lainnya ATK 1 keg x x 1 kegiatan Penggandaan Bahan Sosialisasi 106 buah x x 1 kegiatan Konsumsi Snack 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Konsumsi Makan 106 0rg x 3 hari x x 1 kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Pusat 3 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Provinsi 8 org x x 1 kegiatan Transport Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 3 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Penginapan Pusat 3 org x 2 malam x x 1 kegiatan Uang Penginapan Peserta Pelatihan dari Kab/Kota 4 org x 2 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota F Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Proktor, Teknisi UN CBT 109 ruang 6 hari x x 2 orang 1 kegiatan G Pemantauan Uji Coba UN Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Biaya Penginapan Pemantuan ke Kab/Kota 2 org x 6 malam x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota Uang Harian Pemantauan ke Kab/Kota 2 org x 7 hari x x 1 kegiatan x 23 Kab/Kota H Rapat Koordinasi Bahan UN Tahun Belanja Barang Non Operasional Lainnya Transport Udara Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x x 6 kegiatan Biaya Penginapan Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 4 malam x x 6 kegiatan Uang Harian Panitia Pengadaan ke Pusat 3 org x 5 hari x x 6 kegiatan TOTAL PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU UN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

91 CONTOH FORMAT SURAT TUGAS 84

92 KOP DINAS SURAT TUGAS NOMOR :. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIP :. :.. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen... Menugaskan kepada yang namanya tersebut dalam lampiran ini untuk mengikuti Kegiatan...dalam rangka Fasilitas Standar Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi, pada tanggal... yang bertempat di.. Demikian surat tugas ini di buat agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.., Pejabat Pembuat Komitmen UN Dinas Pendidikan Provinsi.. NIP. 85

93 Lampiran Surat Tugas Nomor :... Tanggal No Nama Asal Tujuan , Pejabat Pembuat Komitmen UN Dinas Pendidikan Provinsi.. NIP. 86

94 CONTOH FORMAT SURAT SETORAN ELEKTRONIK (SSE) 87

95 User Id : PIN :

96 CONTOH FORMAT DAFTAR HADIR 89

97 DAFTAR HADIR Kegiatan Langkah kegiatan Hari/Tanggal Tempat :... :... : / 2017 :. NO. Nama NIP Unit kerja Gol Tanda Tangan Mengetahui/Menyetujui Teknis, PPK UN Penanggungjawab.. NIP... NIP. 90

98 CONTOH FORMAT DAFTAR PENERIMAAN HONOR 91

99 DAFTAR PENERIMAAN HONOR KEGIATAN. DALAM RANGKA (.. *) TAHUN 2017 Tanggal.. Tempat NO. Nama Instansi Jabatan Gol Uraian Lama Hari/Jam Satuan Honor Hari/Jam (Rp) Jumlah kotor PPH Psl % Jumlah Diterima Tanda Tangan Jumlah Terbilang : ## ##., 2017 Mengetahui/Menyetujui Ketua Panitia UN Pembuat Daftar,. 92

100 CONTOH FORMAT KUITANSI PEMBAYARAN 93

101 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Sudah diterima dari KUITANSI K: PA / PPK Balitbang (137608) Th. Anggaran : 2016 Nomor.Bukti :. Akun :. JUMLAH UANG : Rp TERBILANG : Untuk Pembayaran : Tempat Kedudukan, Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Lunas dibayar tanggal: Yang menerima PPK UN Provinsi BPP UN Provinsi. Nama. 94

102 CONTOH FORMAT RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS 95

103 DAFTAR RINCIAN PENERIMA BIAYA PERJALANAN DINAS KEGIATAN TANGGAL TEMPAT : : : NO. Nama Instansi Gol Tempat Berangkat Tujuan Lama Perjalanan Uang Transport Satuan Biaya Penginapan Jumlah Biaya Penginapan Satuan Biaya Uang Harian Jumlah Uang Harian Daftar Pengeluaran Riil Jml Rincian Biaya Perjadin Jumlah Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi.., 2017 Bendahara Pengeluaran Pembantu Ujian Nasional Provinsi. ttd ttd Nama NIP. Nama NIP. 96

104 CONTOH FORMAT DAFTAR RINCIAN TRANSPORT LOKAL 97

105 DAFTAR RINCIAN PENERIMAAN TRANSPORT LOKAL KEGIATAN TANGGAL TEMPAT : : : NO. Nama Instansi Gol Uraian Lama Hari/Jam Satuan Transport Lokal/Hari (Rp) Jumlah Keterangan Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi.., 2017 Bendahara Pengeluaran Pembantu Ujian Nasional Provinsi. ttd ttd Nama NIP. Nama NIP. 98

106 CONTOH FORMAT PENGELUARAN RIIL 99

107 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Alamat Kantor : : Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 2, Senayan, Jakarta Telepon : : (021) , , , ; Fax: , , Laman : DAFTAR PENGELUARAN RIIL LAMPIRAN IX Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 113/PMK.05/2012 tetang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam dan bagi Pejabat Negara Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP. :. Jabatan : Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor..Tanggal dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 6. Biaya transport pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi: No. Uraian Jumlah Jumlah 2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui/Menyetujui Pejabat Pembuat Komitmen BPP UN Provinsi Jakarta, Pelaksana SPD.. NIP... NIP. 100

108 CONTOH FORMAT PENGEMBALIAN SISA DANA 101

109 JAKARTA 05 MEI BPg 088 Balitbang Pendidikan BRI Cabang Kemendikbud Senayan Jakarta BPP UN Provinsi. Jl. Cikaracak, Ninggangbatu Sumantri xxx Rp ,- Seratus dua puluh lima ribu rupiah UN 2017 Provinsi Pengembalian Sisa Dana TUP.. 102

110 CONTOH SSPB (SURAT SETORAN PENGEMBALIAN BELANJA) DENGAN MENGGUNAKAN SIMPONI 103

111 104

112 105

113 CONTOH SSBP (SURAT SETORAN BUKAN PAJAK) DENGAN MENGGUNAKAN SIMPONI 106

114 107

115 LAMPIRAN FORMAT PERTANGGUNGJAWABAN DANA LS 108

116 FORMAT PERTANGGUNGJAWABAN DANA LS DIATAS Rp

117 KOP DINAS SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor : Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Bertindak untuk : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... dan atas nama Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Bahwa perusahaan yang melaksanakan pekerjaan ditetapkan sebagai Penyedia Barang/Jasa berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), Nomor : 2. Bahwa perusahaan tersebut melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja, Nomor :... tanggal... dengan Nilai Kontrak Sebesar Rp...., ; 3. Bahwa kami telah melakukan perhitungan pembayaran dari Nilai Berita Acara Serah Terima Nomor :..., yaitu sebesar Rp.... ), ; 4. Bahwa Kami bertanggung jawab penuh atas penerimaan pembayaran terhadap prestasi Pekerjaan tersebut ; 5. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan/ketidaksesuaian yang menyebabkan kerugian Negara, kami bersedia mengembalikan ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Tanggal... Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... MATERAI NIP 110

118 KOP PERUSAHAAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor : Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jabatan : Bertindak untuk : dan atas nama Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Bahwa perusahaan kami ditetapkan sebagai Penyedia Barang/Jasa berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), Nomor : 2. Bahwa perusahaan kami melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja, Nomor :... tanggal... dengan Nilai Kontrak Sebesar Rp...., ; 3. Bahwa kami mengajukan pembayaran dari Nilai Berita Acara Serah Terima Nomor :... tanggal..., yaitu sebesar Rp.... ), ; 4. Bahwa Kami bertanggung jawab penuh atas penerimaan pembayaran terhadap prestasi kerja kami ; 5. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan/ketidaksesuaian yang menyebabkan kerugian Negara, kami bersedia mengembalikan ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Tanggal... Penyedia/Perusahaan MATERAI 6000 Direktur 111

119 l KOP PERUSAHAAN KUITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG Nomor : Tahun Anggaran : 2017 Nomor Bukti : Mata Anggaran : Sudah Terima : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Satker Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan Jumlah : Rp. Terbilang : Untuk Pembayaran : Uraian Pekerjaan... Yang dilaksanakan selama... hari kalender dari tanggal... s.d Berdasarkan : 1. Surat Perjanjian Kerja No... Tanggal Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan No... Tanggal BAST No... Tanggal Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Tanggal... tahun 2017 Penyedia MATERAI 6000 NIP.... Pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik Pejabat Penerima Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Ujian Nasional Provinsi... Direktur NIP

120 KOP PERUSAHAAN Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Pembayaran Kepada Yth.: Pejabat Pembuat Komitmen UN Provinsi... Satker Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan Di... Dengan hormat, Sehubungan dengan Pelaksanaan Pekerjaan... Provinsi..., sesuai Surat Perjanjian Kerja Nomor :... Tanggal... dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor :... Tanggal... maka bersama ini kami mengajukan permohonan pembayaran untuk pekerjaan tersebut diatas sebesar Rp....,- ( terbilang). Pembayaran Pekerjaan dapat dibayarkan melalui rekening kami dengan keterangan sebagai berikut : No. Rekening : Atas Nama : Bank : Demikian surat permohonan pembayaran ini kami sampaikan atas segala perhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima kasih. Tanggal Penyedia/Perusahaan Direktur 113

121 114

122 115

123 116

124 117

125 KOP PERUSAHAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN Nomor : Pada hari ini..., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA Dalam kedudukannya masing-masing, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Surat Perjanjian Kerja Nomor:... tentang... dengan nilai kontrak sebesar Rp...,- (Terbilang); 2. PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA Berupa... dengan uraian pekerjaan sebagai berikut : No Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Ukuran Harga Satuan Total Jumlah Demikian Berita Acara ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Ujian Nasional Provinsi... Penyedia/Perusahaan NIP. Direktur Mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi NIP.

126 KOP DINAS BERITA ACARA PEMBAYARAN Nomor: Pada hari ini......tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; Berdasarkan: - No. dan tanggal DIPA : DIPA /2017 tanggal 7 Desember No. dan tanggal Surat Perjanjian : - No. dan tanggal SPMK : - Nilai Kontrak : Rp. - Uraian Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Qty 1 2 Jumlah Dibulatkan (jika ada pembulatan) Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar sebesar : Rp.... (terbilang) PIHAK KEDUA sepakat atas jumlah pembayaran tersebut di atas dan dibayarkan melalui rekening nomor:... Bank... atas nama... Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA, Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... PIHAK KEDUA, Penyedia NIP. Direktur 119

127 KOP DINAS BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN Nomor : Pada hari ini, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; Dalam kedudukannya masing-masing, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan pemeriksaan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Surat Perjanjian Kerja Nomor:... tentang... dengan nilai kontrak sebesar Rp.... ; 2. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melakukan verifikasi perhitungan hasil pekerjaan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat melakukan pembayaran nilai kontrak sebesar Rp.... Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Ujian Nasional Provinsi... Untuk dan Atas Nama NIP. Direktur Mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... NIP. 120

128 Nama Pekerjaan :... KOP SURAT RINGKASAN KONTRAK 1. Nomor dan tanggal DIPA : DIPA / Tanggal 7 Desember No dan tanggal Surat Perjanjian Kerja : No dan tanggal SPMK : Nama Perusahaan : Alamat Perusahaan : Nilai Kontrak : Rp. 7. Jumlah Penagihan : Rp. 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Waktu Pelaksanaan : Tanggal Penyelesaian Pekerjaan :... Demikian Ringkasan Kontrak ini dibuat untuk dipergunakan sebagai salah satu syarat pencairan Tanggal... Penyedia Makassar, 21 April 2015 Direktur 121

129 KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SURAT PERJANJIAN untuk melaksanakan Pekerjaan:... Nomor:... SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak ) dibuat dan ditandatangani di... pada hari... tanggal... bulan... tahun Dua Ribu Enam Belas antara : N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; Dalam kedudukannya masing-masing, kedua belah pihak sepakat mengadakan ikatan kontrak kerja,dengan ketentuan sebagai berikut MENGINGAT BAHWA: (a) (b) (c) (d) PIHAK PERTAMA telah meminta PIHAK KEDUA untuk menyediakan Jasa Lainnya sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut Pekerjaan Pengadaan Jasa Lainnya ); PIHAK KEDUA sebagaimana dinyatakan kepada PIHAK PERTAMA, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Jasa Lainnya sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini; PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili; PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak: 1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat; 2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut; 3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini; 4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan dan kondisi yang terkait. 122

130 MAKA OLEH KARENA ITU, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut: 1. total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp... (Terbilang) dengan rincian dan uraian sebagai berikut: No Jenis Pekerjaan Qty 1 2 Jumlah PPN 10% Nilai Kontrak Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya ini dibiayai dari DIPA Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan No. SP DIPA /2017 tanggal 7 Desember 2016 dengan kode MAK: pembayaran ditransfer ke Bank : Atas Nama : Nomor rekening : 2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini; 3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini: a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b. pokok perjanjian; c. surat penawaran, beserta penawaran harga; d. syarat-syarat khusus Kontrak; e. syarat-syarat umum Kontrak; f. spesifikasi teknis; g. gambar-gambar; h. daftar kuantitas dan harga; i. Dokumen program mutu pelaksanaan pekerjaan; dan j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP. 4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki pada angka 3 di atas; 5. Hak dan kewajiban timbal-balik PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya: a. PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban untuk: 1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; 2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA; 123

131 3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; 4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA; b. PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban untuk: 1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak; 2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PIHAK PERTAMA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; 3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAMA; 4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; 5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak; 6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PIHAK PERTAMA; 7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; 8) mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan PIHAK KEDUA. 6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak. DENGAN DEMIKIAN, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia. Untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Untuk dan atas nama PIHAK KEDUA Perusahaan MATERAI 6000 NIP. Direktur 124

132 SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK) A. KETENTUAN UMUM 1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut: 1.1 Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau PIHAK KEDUAan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang. 1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. 1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. 1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya. 1.5 Kelompok Kerja ULP selanjutnya disebut Pokja ULP adalah kelompok kerja yang berjumlah gasal, beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan, yang bertugas untuk melaksanakan pemilihan PIHAK KEDUA pengadaan barang/jasa di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/lnstitusi. 1.6 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. 1.7 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. 1.8 PIHAK KEDUA adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Jasa Lainnya. 1.9 Sub PIHAK KEDUA adalah PIHAK KEDUA yang mengadakan perjanjian kerja dengan PIHAK KEDUA penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak) Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar PIHAK KEDUA baik PIHAK KEDUA nasional maupun PIHAK KEDUA asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang 125

133 diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA/Pokja UN Pengadaan untuk menjamin terpenuhinya kewajiban PIHAK KEDUA Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA Jasa Lainnya dan mencakup Syarat- Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam kontrak Hari adalah hari kalender Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PIHAK PERTAMA, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja UN Pengadaan untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu barang sesuai peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan Personil adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada PIHAK KEDUA lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima pekerjaan atau masa pemeliharaan berakhir Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja PIHAK KEDUA yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita acara serah terima hasil pekerjaan yang diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA. 126

134 2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Lainnya ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuanketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian. 3. Bahasa dan Hukum 4. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia. 3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia. 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, para pihak dilarang untuk: a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini; b. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak ini. 4.2 PIHAK KEDUA menjamin bahwa yang bersangkutan tidak akan melakukan tindakan yang dilarang di atas. 4.3 PIHAK KEDUA yang menurut penilaian PIHAK PERTAMA terbukti melakukan larangan-larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif sebagai berikut: a. Pemutusan Kontrak; b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetor sebagaimana ditetapkan dalam SSKK; dan c. Dimasukkan dalam daftar hitam. 4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PIHAK PERTAMA kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi. 4.5 PIHAK PERTAMA yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. 5. Korespondensi 5.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK. 5.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat, e- mail, dan/atau faksimili yang ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK. 6. Wakil Sah Para Pihak Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat 127

135 berdasarkan Kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk PIHAK KEDUA perseorangan, PIHAK KEDUA tidak boleh diwakilkan. 7. Perpajakan PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak. 8. Pengalihan dan/atau Subkontrak 8.1 Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama PIHAK KEDUA, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi, pemisahan maupun akibat lainnya. 8.2 PIHAK KEDUA dilarang untuk mensubkontrakkan sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam kontrak ini. 8.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK. 9. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian. 10. PIHAK KEDUA Mandiri PIHAK KEDUA berdasarkan kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka. B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, PERUBAHAN, DAN PEMUTUSAN KONTRAK B.1 Pelaksanaan Pekerjaan 1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 1.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK. 1.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam SSKK dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK. 1.3 PIHAK KEDUA harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dalam SSKK. 1.4 Apabila PIHAK KEDUA berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan PIHAK KEDUA telah melaporkan kejadian tersebut kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan 128

136 tugas PIHAK KEDUA dengan adendum kontrak. 2. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) 2.1 PIHAK PERTAMA menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda-tanganan kontrak. 2.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak oleh PIHAK KEDUA. 3. Program Mutu 3.1 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PIHAK PERTAMA. 3.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi: a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; b. organisasi kerja PIHAK KEDUA; c. jadwal pelaksanaan pekerjaan; d. prosedur pelaksanaan pekerjaan; e. diagram instruksi kerja; dan f. pelaksana kerja. 3.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 3.4 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi. 3.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA. 3.6 Persetujuan PIHAK PERTAMA terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual PIHAK KEDUA. 3.7 Perubahan program mutu dituangkan pada perubahan atau adendum Surat Perjanjian. 4. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak 4.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PIHAK PERTAMA bersama dengan PIHAK KEDUA, dan unsur terkait, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak. 4.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi: a. program mutu; b. organisasi kerja; c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal pelaksanaan pekerjaan; e. jadwal pengadaan bahan/material, persiapan pekerjaan dan distribusi; f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan. 129

137 5. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan 5.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PIHAK PERTAMA mengangkat Pengawas Pekerjaan yang terdiri dari unsur :... Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan. 5.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan PIHAK PERTAMA. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PIHAK PERTAMA. 6. Persetujuan Pengawas Pekerjaan 6.1 Semua tindakan yang diperlukan sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis)... untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan. 6.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, PIHAK KEDUA bertanggung jawab secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara. 7. Perintah PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini. 8. Akses ke Lokasi Kerja PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menjamin akses PIHAK PERTAMA, Wakil Sah PIHAK PERTAMA dan/atau Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan. 9. Mobilisasi 9.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sejak diterbitkan SPMK. 10. Pemeriksaan Bersama 9.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu: a. Mendatangkan dan/atau menyiapkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; b. Mengosongkan area produksi terhadap kegiatan yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak; c. Dst Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PIHAK PERTAMA bersama-sama dengan PIHAK KEDUA melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap termin pembayaran Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PIHAK PERTAMA Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan 130

138 B.2 Pengendalian Waktu perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka PIHAK KEDUA tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama. 1. Waktu Penyelesaian Pekerjaan 1.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK. 1.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi pemutusan kontrak. 1.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PIHAK PERTAMA dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang. 1.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam angka ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan yang dinyatakan dalam hasil rekapitulasi pekerjaan. 2. Perpanjangan Waktu 3. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan 4. Rapat Pemantauan... Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis PIHAK KEDUA untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera ditembuskan kepada PIHAK PERTAMA. 4.1 Pengawas Pekerjaan atau PIHAK KEDUA dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini. 4.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan pihak-pihak yang menghadiri rapat. 4.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau 131

139 setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat. 5. Peringatan Dini 5.1 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh PIHAK KEDUA. B.3 Penyelesaian Kontrak 5.2 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut. 1. Serah Terima Pekerjaan 1.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk penyerahan pekerjaan. 1.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PIHAK PERTAMA menugaskan Pejabat /Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. 1.3 Pejabat /Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki/menyelesaikannya. 1.4 PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. B.4 Perubahan Kontrak 1. Perubahan Kontrak 1.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. 1.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi: a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak; b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; dan/atau c. perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga. 1.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat 132

140 membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PIHAK PERTAMA. 2. Perubahan Pekerjaan Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah oplah yang ditentukan dalam Kontrak, maka: a. PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain: 1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; 2) mengurangi atau menambah jenis pekerjaan; 3) mengubah spesifikasi teknis perangkat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau 4) melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. b. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal. c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis kepada PIHAK KEDUA kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal. d. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan adendum kontrak. 3. Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 3.1 Perubahan jadwal dalam hal terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut: a. penambahan volume cetak; b. masalah yang timbul di luar kendali PIHAK KEDUA; dan/atau c. keadaan kahar. 3.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar. 3.3 PIHAK PERTAMA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh PIHAK KEDUA. 3.4 PIHAK PERTAMA dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan. 3.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum kontrak. B.5 Keadaan Kahar 1. Keadaan Kahar 1.1 Yang dimaksud Keadaan Kahar dalam Kontrak ini adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak 133

141 B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. 1.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang. 1.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar. 1.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi. 1.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PIHAK PERTAMA memerintahkan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak. 1. Penghentian Kontrak 1.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar. 1.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai. 2. Pemutusan Kontrak 3. Pemutusan Kontrak oleh PIHAK PERTAMA Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak PIHAK PERTAMA atau pihak PIHAK KEDUA. 3.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut: a. kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak; b. berdasarkan penelitian PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan 134

142 pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan; c. setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan; d. PIHAK KEDUA lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan; e. PIHAK KEDUA tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan; f. PIHAK KEDUA menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan; g. PIHAK KEDUA berada dalam keadaan pailit; h. PIHAK KEDUA selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA; i. PIHAK KEDUA tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan; j. Pengawas Pekerjaan memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari; k. PIHAK KEDUA terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau l. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. 3.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan PIHAK KEDUA: a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan; b. PIHAK KEDUA dimasukkan dalam Daftar Hitam. c. PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak, serta PIHAK KEDUA menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA dan selanjutnya menjadi hak milik PIHAK PERTAMA. 4. Pemutusan Kontrak oleh PIHAK KEDUA 4.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PIHAK KEDUA dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA apabila PIHAK PERTAMA tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK. 4.2 PIHAK KEDUA dapat memutuskan Kontrak apabila PIHAK PERTAMA gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. Dalam hal ini pemutusan Kontrak dilakukan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah PIHAK KEDUA menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan Kontrak 135

143 secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA. 4.3 Kejadian sebagaimana dimaksud angka 41.2 adalah: a. akibat keadaan kahar sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan dokumen Kontrak; b. PIHAK PERTAMA gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. 4.4 Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan yang harus dibayar PIHAK KEDUA (apabila ada), serta PIHAK KEDUA menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA dan selanjutnya menjadi hak milik PIHAK PERTAMA. 5. Pemutusan Kontrak akibat lainnya Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PIHAK PERTAMA terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PIHAK PERTAMA dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan. 6. Peninggalan Semua Master... yang masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan PIHAK KEDUA, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PIHAK PERTAMA. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh PIHAK KEDUA hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kepentingan PIHAK PERTAMA. C. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA memiliki hak dan kewajiban: a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak; b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PIHAK PERTAMA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak; c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAMA; d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak; f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PIHAK PERTAMA; g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi 136

144 lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan PIHAK KEDUA. 2. Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi 3. Hak Atas Kekayaan Intelektual 4. Penanggungan dan Risiko PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA wajib melindungi PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh PIHAK KEDUA. 4.1 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PIHAK PERTAMA beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PIHAK PERTAMA beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PIHAK PERTAMA) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir: a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda PIHAK KEDUA, SubPIHAK KEDUA (jika ada), dan Personil; b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil; c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga. 4.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko PIHAK KEDUA, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PIHAK PERTAMA. 4.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam angka 47 ini. 4.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh PIHAK KEDUA atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian PIHAK KEDUA. 5. Perlindungan Tenaga Kerja 5.1 PIHAK KEDUA dan SubPIHAK KEDUA (apabila ada) berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan. 5.2 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mematuhi dan 137

145 memerintahkan Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA beserta Personilnya dianggap telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut. 5.3 PIHAK KEDUA berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk Personil SubPIHAK KEDUA, jika ada) perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai. 5.4 Tanpa mengurangi kewajiban PIHAK KEDUA untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, PIHAK KEDUA akan melaporkan kepada PIHAK PERTAMA mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian. 6. Pemeliharaan Lingkungan PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini. 7. Asuransi 7.1 PIHAK KEDUA wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk: a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga; b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan c. perlindungan terhadap pelaksanaan distribusi/pengiriman. 7.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak. 8. Tindakan PIHAK KEDUA yang Mensyaratkan Persetujuan PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan 8.1 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut: a. Mengubah personil inti dan/atau peralatan; b. mengubah atau memutakhirkan program mutu; dan/atau c. tindakan lain yang diatur dalam SSKK. 8.2 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut: a. menggunakan spesifikasi dan gambar yang merupakan bagian dari kontrak ini; b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi; c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan; d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK. 138

146 9. Laporan Hasil Pekerjaan 9.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan. 9.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian. 9.3 Laporan harian dibuat oleh PIHAK KEDUA, apabila diperlukan diperiksa oleh pengawas pekerjaan dan disetujui oleh wakil PIHAK PERTAMA. 9.4 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. 9.5 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. 9.6 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, PIHAK PERTAMA membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan, dan pemantauan melalui CCTV. 10. Kepemilikan Dokumen Semua bahan Ujian Nasional dan dokumen lain yang dipersiapkan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua bahan Ujian Nasional dan dokumen tersebut beserta daftar rinciannya kepada PIHAK PERTAMA. 11. Keselamatan PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja. 12. Pembayaran Denda PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA dalam Kontrak ini. PIHAK PERTAMA mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual PIHAK KEDUA. 13. Jaminan 13.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan PIHAK KEDUA Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besar: a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh perseratus) HPS. 139

147 13.2 Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima pekerjaan Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) D. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA PIHAK PERTAMA memiliki hak dan kewajiban: a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA; c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA; dan d. memberikan instruksi sesuai jadwal; dan e. membayar ganti rugi, melindungi, dan membela PIHAK KEDUA terhadap tuntuan hukum, tuntutan lainnya, dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan PIHAK PERTAMA. 2. Fasilitas PIHAK PERTAMA dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan pekerjaan ini. 3. Peristiwa Kompensasi 3.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada PIHAK KEDUA dalam hal sebagai berikut: a. PIHAK PERTAMA mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; b. keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA; c. PIHAK PERTAMA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; d. PIHAK KEDUA belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak; e. PIHAK PERTAMA menginstruksikan kepada pihak PIHAK KEDUA untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/ penyimpangan; f. PIHAK PERTAMA memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; g. PIHAK PERTAMA memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PIHAK PERTAMA; h. ketentuan lain dalam SSKK. 3.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. 3.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data 140

148 penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi. 3.4 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka PIHAK KEDUA berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak. 3.5 PIHAK KEDUA tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika PIHAK KEDUA gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi. E. PERSONIL DAN/ATAU PERALATAN PIHAK KEDUA 1. Personil dan/atau Peralatan 1.1 Personil dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran. 1.2 Jika PIHAK PERTAMA menilai bahwa personil: a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik; b. berkelakuan tidak baik; atau c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PIHAK PERTAMA. 1.3 Jika penggantian personil perlu dilakukan, maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun. 1.4 Personil berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PIHAK PERTAMA, Personil dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah. F. PEMBAYARAN KEPADA PIHAK KEDUA 1. Harga Kontrak 1.1 PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak. 1.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan dan beban pajak serta biaya overhead yang meliputi juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja. 1.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum 141

149 dalam daftar kuantitas dan harga 2. Pembayaran 2.1 Pembayaran dilakukan dengan cara didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan secara prestasi pekerjaan. 2.2 Prestasi pekerjaan a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan: 1) PIHAK KEDUA telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan; 2) pembayaran dilakukan dengan sistem termin, sesuai ketentuan dalam SSKK; 3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah dikerjakan; 4) pembayaran harus dipotong, denda (apabila ada) dan pajak. b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan diterbitkan; c. PIHAK PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari PIHAK KEDUA harus sudah mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PIHAK PERTAMA dapat meminta PIHAK KEDUA untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan. 2.3 Denda dan ganti rugi a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA; b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK PERTAMA karena terjadinya cidera janji/wanprestasi; c. Apabila pekerjaan tidak diselesaikan atau dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi pemutusan kontrak dan blacklist. 3. Perhitungan Akhir 3.1 Pembayaran pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan berita acara penyerahan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak. 3.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima. 142

150 4. Penangguhan 4.1 PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA jika PIHAK KEDUA gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. G. PENGAWASAN MUTU 4.2 PIHAK PERTAMA secara tertulis memberitahukan kepada PIHAK KEDUA tentang penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan tersebut. PIHAK KEDUA diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu. 4.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau kelalaian PIHAK KEDUA. 4.4 Jika dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA, penangguhan pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada PIHAK KEDUA. 1. Pengawasan dan Pemeriksaan 2. Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PIHAK PERTAMA PIHAK PERTAMA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. Apabila diperlukan, PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. 2.1 PIHAK PERTAMA dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA. 2.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan. 3. Cacat Mutu PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan memberitahukan PIHAK KEDUA secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan. 4. Pengujian Jika PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan PIHAK KEDUA untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa 143

151 Kompensasi. 5. Perbaikan Cacat Mutu 5.1 PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu kepada PIHAK KEDUA segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan. H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN 5.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan. 5.3 Jika PIHAK KEDUA tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditentukan maka PIHAK PERTAMA, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA melakukan perbaikan tersebut. PIHAK KEDUA segera setelah menerima klaim PIHAK PERTAMA secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PIHAK PERTAMA dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan PIHAK KEDUA yang jatuh tempo (jika ada), jika tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang telah jatuh tempo. 5.4 PIHAK PERTAMA dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan PIHAK KEDUA. 1. Penyelesaian Perselisihan 1.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini. 1.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Itikad Baik 2.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak. 2.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. 2.3 Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut. 144

152 SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut: Satuan Kerja PIHAK PERTAMA: Nama :... Alamat :... Faksimili : PIHAK KEDUA: Nama :... Alamat :... Telepon :... Website :... Faksimili : B. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut: Untuk PIHAK PERTAMA :... Untuk PIHAK KEDUA :... Pengawas Pekerjaan: sesuai dengan... sebagai wakil sah PIHAK PERTAMA C. Kontrak 1. Kontrak mulai berlaku sejak:... s.d... yaitu selama... hari kalender; 2. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan... ; 3. Jenis Kontrak harga satuan berdasarkan...; 4. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan... hari kalender. D. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan E. Pembayaran Tagihan F. Pencairan Jaminan PIHAK KEDUA harus menyelesaikan pekerjaan selama:.... Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PIHAK PERTAMA untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh PIHAK PERTAMA. Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara G. Tindakan PIHAK KEDUA yang Mensyaratkan Persetujuan PIHAK PERTAMA atau 1. Tindakan lain oleh PIHAK KEDUA yang memerlukan persetujuan PIHAK PERTAMA adalah: Penambahan volume pekerjaan penggandaan dan distribusi bahan ujian. 2. Tindakan lain oleh PIHAK KEDUA yang memerlukan persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: 145

153 Pengawas Pekerjaan H. Kepemilikan Dokumen a.... PIHAK KEDUA diperbolehkan menggunakan salinan dokumen yang dihasilkan dari Jasa Lainnya ini dengan pembatasan berakhirnya masa kontrak. I. Fasilitas PIHAK PERTAMA memberikan fasilitas berupa:... J. Sumber Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya ini dibiayai dari APBN DIPA Pembiayaan Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan Nomor DIPA /2017 Tanggal 7 Desember K. Pembayaran Uang Muka L. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Jasa Lainnya ini tidak dapat diberikan uang muka 1. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan: a. Surat Perjanjian (Kontrak); b. Jaminan Pelaksanaan; c. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); d. Surat Setoran Pajak; e. Faktur Pajak; f. Kuitansi Pembayaran bermeterai 3 rangkap; g. Fotokopi rekening koran/referensi Bank; h. NPWP; i. Ringkasan Kontrak; j. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Perusahaan; k. Addendum Kontrak (apabila ada); l. Berita Acara Pembayaran; m. Surat Permohonan Pembayaran dari Perusahaan; n. Dokumen Perusahaan. M. Peristiwa Kompensasi Ketentuan selain yang diatur dalam SSUK mengenai pemberian Peristiwa Kompensasi adalah:... N. Denda Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk ssetiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga bagian kontrak yang dikerjakan. O. Sanksi Pelanggaran terhadap ketentuan Pengalihan dan/atau Subkontrak dikenakan sanksi pencairan jaminan pelaksanaan, pemutusan kontrak, dan pengenaan sanksi daftar hitam. Apabila ada indikasi pidana, maka dilaksankan pelaporan kepada aparat penegak hukum untuk diproses sesuai ketentuan perundang-undangan. P. Penyelesaian Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak 146

154 Perselisihan dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masingmasing Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator. Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak Personil, SubPIHAK KEDUA, dan Peralatan - Personil yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan] - Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan] - Dokumen Pendukung: Surat dukungan Polda (setelah dinyatakan sebagai pemenang) 147

155 KOP DINAS SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) Nomor:... Paket Pekerjaan:... Pada Hari... Tanggal... Bulan... Tahun... kami yang bertanda tangan di bawah ini: N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA, berdasarkan Surat Perjanjian nomor... tentang..., bersama ini memerintahkan: N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Macam pekerjaan: Tanggal mulai kerja:... ; 3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak; 4. Waktu penyelesaian: selama... dari tanggal... s.d tanggal Denda: Pekerjaan ini tidak memperbolehkan keterlambatan sehingga tidak ada denda keterlambatan. Apabila pekerjaan tidak diselesaikan atau dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak maka penyedia akan dikenakan sanksi pemutusan kontrak dan blacklist. Untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Menerima dan menyetujui Untuk dan Atas Nama Perusahaan... MATERAI 6000 NIP. Direktur 148

156 Harga Perhitungan Sendiri Pengadaan... Harga No Jenis Pekerjaan Kuantitas Satuan (Rp) 1 2 Jumlah *Harga Total Diatas Sudah Termasuk PPN Total Harga (Rp)..., Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi..., NIP

157 KOP DINAS Nomor : Hal : Permohonan Lelang Yth. Pejabat Pengadaan... Di tempat Dengan hormat, kami mohon dapat dilaksanakan pengadaan untuk kegiatan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan rincian pekerjaan sebagai berikut: Nama Pengadaan : Nilai Pagu : Rp... Nilai HPS : Rp... Kode MAK : Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Tembusan: NIP

158 KOP DINAS Nomor : Lampiran :... Perihal : Undangan Pengadaan Yth. Direktur... Dengan ini Saudara kami undang untuk mengikuti proses Pengadaan pekerjaan... sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan : Nilai total HPS : Rp...,- Sumber pendanaan : APBN DIPA Balitbang Pendidikan No /2017 Tanggal 7 Desember Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alamat : Telepon/Fax : Saudara diminta untuk memasukkan Penawaran sesuai dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut: No Kegiatan Hari/Tanggal Waktu a. Pemasukan Dokumen Penawaran b. Pembukaan, Evaluasi Penawaran, Serta Klarifikasi dan Negosiasi Harga c. Penetapan pemenang d. Penandatanganan SPK Pemasukan Penawaran sesuai dengan jadwal pelaksanaan diatas meliputi Kelengkapan Persyaratan Administrasi, Teknis, dan Harga dengan masa berlaku penawaran paling kurang... hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran. Demikian disampaikan untuk diketahui., Pejabat Pengadaan Provinsi... NIP

159 KOP PERUSAHAAN Nomor : Lampiran : Kepada Yth.: Pejabat Pengadaan Provinsi... Di... Perihal : Sehubungan dengan undangan Pengadaan nomor:... tanggal dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan... sebesar Rp... ). Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. ini. Penawaran ini berlaku selama... hari kalender sejak tanggal surat penawaran Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap dokumen asli. Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. PT Direktur 152

160 KOP DINAS Berita Acara Rapat Pembukaan, Evaluasi Penawaran, Serta Klarifikasi Dan Negosiasi Harga Pekerjaan... Nomor :... I. Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di..., telah diadakan rapat pembukaan evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi harga Pekerjaan... II. Hadir dalam rapat : 1. Pejabat Pengadaan Provinsi Direktur PT... III. Acara rapat : 1. Pembukaan 2. Evaluasi Penawaran 3. Klarifikasi Harga 4. Negosiasi Harga 5. Kesimpulan 1. Pembukaan Rapat dibuka oleh Pejabat Pengadaan Provinsi Evaluasi Penawaran Pejabat Pengadaan membuka dokumen penawaran PT.... Hasil dari pemeriksaan tersebut dinyatakan bahwa penawaran yang diajukan Penyedia tersebut memenuhi persyaratan kualifikasi sesuai Perpres No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa PT... dinyatakan lengkap setelah itu dilakukan evaluasi dokumen penawaran, yaitu: Evaluasi Harga, meliputi : 1. Koreksi Aritmatik, 2. Harga penawaran tidak melampaui HPS dan dapat dipertanggungjawabkan Hasil evaluasi dokumen penawaran sebagai berikut: No Nama Perusahaan Harga Penawaran Evaluasi Administrasi dan Kualifikasi Koreksi Aritmatik Evaluasi teknis Evaluasi harga 1 Rp. Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi 3. Klarifikasi Harga a. Penawaran harga yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa PT... untuk Pekerjaan..., perlu diklarifikasi dan negosiasi. 153

161 b. Pejabat Pengadaan melaksanakan klarifikasi dan negosiasi harga dengan calon Penyedia Barang/Jasa yaitu PT... untuk mendapatkan harga yang menguntungkan negara. 4. Negosiasi Harga Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi harga dengan Direktur PT... yaitu Bapak... sebagai Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Pekerjaan... sebagai berikut :... Hasil Klarifikasi dan Negosiasi Harga tersebut, PT... bersedia menurunkan harga penawaran menjadi sebesar Rp Kesimpulan Pejabat Pengadaan sepakat menetapkan dan mengajukan usulan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan..., sebagai berikut: Nama Perusahaan : PT... Alamat :... NPWP :... Harga borongan : Rp.... Sebagai : Penutup Rapat klarifikasi dan negosiasi harga Pekerjaan Penyedia... ditutup pukul... oleh Pejabat Pengadaan Provinsi... Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Perusahaan Pejabat Pengadaan Provinsi..., Direktur NIP

162 KOP DINAS Berita Acara Hasil Pengadaan... Nomor :... Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, Pejabat Pengadaan Provinsi... telah melaksanakan Pengadaan... I. Proses dan Tatacara Pengadaan Langsung Barang/Jasa telah dilaksanakan sesuai Perpres 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa. II. Adapun hasil Pengadaan adalah sebagai berikut : 1. Undangan dilaksanakan pada tanggal Pemasukan Dokumen Penawaran dan Pembukaan Dokumen dilaksanakan pada tanggal Klarifikasi dan Negosiasi dilaksanakan pada tanggal Hasil Evaluasi secara umum sebagai berikut: No Nama Perusahaan 1 Rp.... Harga Penawaran Hasil Evaluasi Administrasi Teknis Harga Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat III. Berdasarkan hasil Klarifikasi dan Negosiasi oleh Pejabat Pengadaan Provinsi... pada tanggal... disepakati sebagai berikut : Nama Perusahaan :... Alamat :... NPWP :... Diwakili oleh :... Jabatan :... Harga Negosiasi : Rp.... IV. Penutup Berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi, maka harga Rp....,- termasuk PPn disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. 155

163 Demikian Berita Acara Hasil Pengadaan... ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Pengadaan Provinsi..., NIP

164 KOP DINAS Nomor : Hal : Berita Acara Penetapan Penyedia Pengadaan Yth. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Di... Memenuhi surat permintaan Bapak Nomor :... mengenai permohonan Pengadaan... dengan Berita Acara evaluasi, klarifikasi dan negosiasi harga penawaran Nomor :... tanggal : 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015; 2. Dokumen pengadaan langsung Pekerjaan... dengan Nilai HPS sebesar Rp... Kami menetapkan harga Pekerjaan Penggandaan dan Pendistribusian Naskah Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017 Sekolah Indonesia Luar Negeri tersebut sebagai berikut: Nama perusahaan :... NPWP :... Alamat :... Harga Negosiasi : Rp.... Selanjutnya kami mohon kepada Bapak, agar dapat menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dimaksud. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Pejabat Pengadaan Provinsi..., NIP

165 KOP DINAS Nomor : Lampiran : - Kepada Yth. Direktur... di Tempat Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pekerjaan... Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor :... perihal... dengan harga sebesar Rp... kami nyatakan diterima/disetujui. Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi..., Tembusan Yth. : NIP

166 FORMAT PERTANGGUNGJAWABAN DANA LS - Rp

167 KOP DINAS SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor :... Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Bertindak untuk : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... dan atas nama Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Bahwa perusahaan yang melaksanakan pekerjaan ditetapkan sebagai Penyedia Barang/Jasa berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), Nomor :... tanggal... ; 2. Bahwa perusahaan tersebut melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Surat Perintah Kerja, Nomor :... tanggal... dengan Nilai Kontrak Sebesar Rp...., ; 3. Bahwa kami telah melakukan perhitungan pembayaran dari Nilai Berita Acara Serah Terima Nomor :... tanggal..., yaitu sebesar Rp.... ), ; 4. Bahwa Kami bertanggung jawab penuh atas penerimaan pembayaran terhadap prestasi Pekerjaan tersebut ; 5. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan/ketidaksesuaian yang menyebabkan kerugian Negara, kami bersedia mengembalikan ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Tanggal... Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... MATERAI NIP. 160

168 KOP PERUSAHAAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Nomor :... Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jabatan : Bertindak untuk : dan atas nama Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Bahwa perusahaan kami ditetapkan sebagai Penyedia Barang/Jasa berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), Nomor :... tanggal... ; 2. Bahwa perusahaan kami melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Surat Perintah Kerja, Nomor :... tanggal... dengan Nilai Kontrak Sebesar Rp...., ; 3. Bahwa kami mengajukan pembayaran dari Nilai Berita Acara Serah Terima Nomor :... tanggal..., yaitu sebesar Rp.... ), ; 4. Bahwa Kami bertanggung jawab penuh atas penerimaan pembayaran terhadap prestasi kerja kami ; 5. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan/ketidaksesuaian yang menyebabkan kerugian Negara, kami bersedia mengembalikan ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Tanggal... Penyedia/Perusahaan MATERAI 6000 Direktur 161

169 KOP PERUSAHAAN KUITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG Nomor :... Tahun Anggaran : 2017 Nomor Bukti : Mata Anggaran : Sudah Terima : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Satker Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan Jumlah : Rp. Terbilang : Untuk Pembayaran : Uraian Pekerjaan... Yang dilaksanakan selama... hari kalender dari tanggal... s.d Berdasarkan : 1. Surat Perintah Kerja No... Tanggal Berita Acara Pembayaran No... Tanggal BAST No... Tanggal Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Tanggal... tahun 2017 Penyedia MATERAI 6000 NIP.... Pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik Pejabat Penerima Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Provinsi... Direktur NIP

170 163

171 164

172 165

173 166

174 167

175 Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Pembayaran Kepada Yth.: Pejabat Pembuat Komitmen UN Provinsi... Satker Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan Di... KOP PERUSAHAAN Dengan hormat, Sehubungan dengan Pelaksanaan Pekerjaan... Provinsi..., sesuai Surat Perintah Kerja Nomor :... Tanggal... dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Nomor :... Tanggal... maka bersama ini kami mengajukan permohonan pembayaran untuk pekerjaan tersebut diatas sebesar Rp....,- ( terbilang). Pembayaran Pekerjaan dapat dibayarkan melalui rekening kami dengan keterangan sebagai berikut : No. Rekening : Atas Nama : Bank : Demikian surat permohonan pembayaran ini kami sampaikan atas segala perhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima kasih. Tanggal Penyedia/Perusahaan Direktur 168

176 KOP PERUSAHAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN Nomor : Pada hari ini..., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA Dalam kedudukannya masing-masing, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut : 3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Surat Perintah Kerja Nomor:... tentang... dengan nilai kontrak sebesar Rp...,- (Terbilang); 4. PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA Berupa... dengan uraian pekerjaan sebagai berikut : No Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Ukuran Harga Satuan Total Jumlah Demikian Berita Acara ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Provinsi... Penyedia/Perusahaan NIP. Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Direktur 169 NIP.

177 KOP DINAS BERITA ACARA PEMBAYARAN Nomor: Pada hari ini......tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; Berdasarkan: - No. dan tanggal DIPA : DIPA /2017 tanggal 7 Desember No. dan tanggal SPK : - Nilai Kontrak : Rp. - Uraian Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Qty 1 2 Jumlah Dibulatkan (jika ada pembulatan) Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar sebesar : Rp.... (terbilang) PIHAK KEDUA sepakat atas jumlah pembayaran tersebut di atas dan dibayarkan melalui rekening nomor:... Bank... atas nama... Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, Untuk dan Atas Nama Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Penyedia Provinsi... NIP. Direktur 170

178 KOP DINAS BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN Nomor : Pada hari ini, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a : NIP : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... A l a m a t : Bertindak untuk dan atas nama Ujian Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. N a m a : Jabatan : Alamat : Bertindak untuk dan atas nama... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; Dalam kedudukannya masing-masing, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan pemeriksaan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut : 4. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Surat Perintah Kerja Nomor:... tanggal... tentang... dengan nilai kontrak sebesar Rp.... ; 5. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama telah melakukan verifikasi perhitungan hasil pekerjaan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor... tanggal...; 6. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat melakukan pembayaran nilai kontrak sebesar Rp.... Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Untuk dan Atas Nama Direktur NIP. 171

179 KOP DINAS SURAT PERINTAH KERJA SATUAN KERJA : Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan NOMOR DAN TANGGAL SPK : NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN atau UNDANGAN PENGADAAN : PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL PENGADAAN LANGSUNG : SUMBER DANA: DIPA Balitbang Pendidikan dan Kebudayaan No /2017 tanggal 7 Desember 2016 dengan kode MAK : sesuai SPK yang dibayarkan melalui KPPN Jakarta III dan dimasukkan pada Bank : Nomor Rekening : Atas Nama : Waktu Pelaksanaan Pekerjaan :... hari kalender, dari tanggal. Bulan... tahun... sd tanggal... bulan... tahun... No Jenis Pekerjaan Qty 1 2 Jumlah PPN 10% Nilai Kontrak TERBILANG : Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA : Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini dan diewbuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian Penyedia maka Penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari bagian tertentu nilai SPK sebelum PPN setiap hari kalender keterlambatan. 172

180 Untuk dan Atas Nama Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi... Untuk dan atas nama Penyedia : MATERAI 6000 NIP. Direktur SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang tercantum dalam SPK. 2. HUKUM YANG BERLAKU Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik Indonesia. 3. ITIKAD BAIK a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam SPK. b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut 4. PENYEDIA JASA MANDIRI Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta pekerjaan yang dilakukan. 5. HARGA SPK a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar harga SPK. b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi. c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan lump sum dan harga satuan). 6. HAK KEPEMILIKAN a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum yang berlaku. b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang wajar. 173

181 7. CACAT MUTU PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan. 8. PERPAJAKAN Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam harga SPK. 9. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi, pemisahan, atau akibat lainnya. 10. JADWAL a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SPMK. b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK. c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan. d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK. 11. ASURANSI a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk: 1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga; 2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan 3) perlindungan terhadap kegagalan bangunan. b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK. 12. PENANGGUNGAN DAN RISIKO a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir: 1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan Personil; 2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil; 3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga. b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK. c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam syarat ini. d. [Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.] 174

182 13. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini. 14. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. 15. PENGUJIAN Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi. 16. LAPORAN HASIL PEKERJAAN a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan. b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian. c. Laporan harian berisi: 1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; 2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; 3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan; 4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; 5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan 6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil PPK. e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan. 17. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK. b. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda. c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang. d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan. 175

183 18. PENERIMAAN BARANG/JASA PPK berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau menolak penerimaan barang yang tidak memenuhi spesifikasi dalam SPK ini. Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti penerimaan barang tersebut. 19. SERAH TERIMA PEKERJAAN a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK meminta kepada PA/KPA untuk menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK. d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. e. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari harga SPK dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga SPK. f. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. g. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan. h. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa harga SPK yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan. i. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan. 20. JAMINAN PEMELIHARAAN a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus). b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan SPK. c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan. 21. PERUBAHAN SPK a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK. b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi: 2) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam SPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK; 3) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; 4) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan pekerjaan. c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK. 22. PERISTIWA KOMPENSASI a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut: 1) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia; 3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; 4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal; 5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan 176

184 yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan; 6) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; 7) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; 8) ketentuan lain dalam SPK. b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi. d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi. e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi. 23. PERPANJANGAN WAKTU a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK. b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia. 24. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar. b. Dalam hal SPK dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk: 1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK; 2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan peralatan; 3) biaya langsung demobilisasi personil. c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK. d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila: 1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan; 2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan; 3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan; 4) penyedia berada dalam keadaan pailit; 5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK; 6) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SPK; 7) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau 8) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia: 177

185 1) penyedia membayar denda; dan/atau 2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam. f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan. 25. PEMBAYARAN a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan: 1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan; 2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran secara sekaligus]; 3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan; 4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi. b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan. c. PPK dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM). d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan. 26. DENDA Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia. 27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase, mediasi, konsiliasi, atau pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia. 28. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja PPK telah atau akan menerima komisi dalam bentuk apapun (gratifikasi) atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini. 178

186 Nama Pekerjaan :... RINGKASAN KONTRAK 1. Nomor dan tanggal DIPA : DIPA / Tanggal 7 Desember No dan tanggal Surat Perintah Kerja : Nama Perusahaan : Alamat Perusahaan : Nilai Kontrak : Rp. 6. Jumlah Penagihan : Rp. 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : Waktu Pelaksanaan : Tanggal Penyelesaian Pekerjaan :... Demikian Ringkasan Kontrak ini dibuat untuk dipergunakan sebagai salah satu syarat pencairan Tanggal... Penyedia Makassar, 21 April 2015 Direktur 179

187 Harga Perhitungan Sendiri Pengadaan... Harga No Jenis Pekerjaan Kuantitas Satuan (Rp) 1 2 Jumlah *Harga Total Diatas Sudah Termasuk PPN Total Harga (Rp)..., Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi..., NIP

188 KOP DINAS Nomor : Hal : Permohonan Lelang Yth. Pejabat Pengadaan... Di tempat Dengan hormat, kami mohon dapat dilaksanakan pengadaan langsung untuk kegiatan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan rincian pekerjaan sebagai berikut: Nama Pengadaan : Nilai Pagu : Rp... Nilai HPS : Rp... Kode MAK : Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Tembusan: NIP

189 KOP DINAS Nomor : Lampiran :... Perihal : Undangan Pengadaan Langsung Yth. Direktur... Dengan ini Saudara kami undang untuk mengikuti proses Pengadaan Langsung pekerjaan... sebagai berikut: 3. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan : Nilai total HPS : Rp...,- Sumber pendanaan : APBN DIPA Balitbang Pendidikan No /2017 Tanggal 7 Desember Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alamat : Telepon/Fax : Saudara diminta untuk memasukkan Penawaran sesuai dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut: No Kegiatan Hari/Tanggal Waktu e. Pemasukan Dokumen Penawaran f. Pembukaan, Evaluasi Penawaran, Serta Klarifikasi dan Negosiasi Harga g. Penetapan pemenang h. Penandatanganan SPK Pemasukan Penawaran sesuai dengan jadwal pelaksanaan diatas meliputi Kelengkapan Persyaratan Administrasi, Teknis, dan Harga dengan masa berlaku penawaran paling kurang... hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran. Demikian disampaikan untuk diketahui., Pejabat Pengadaan Provinsi... NIP

190 KOP PERUSAHAAN Nomor : Lampiran : Kepada Yth.: Pejabat Pengadaan Provinsi... Di... Perihal : Sehubungan dengan undangan Pengadaan nomor:... tanggal dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan... sebesar Rp... ). Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. ini. Penawaran ini berlaku selama... hari kalender sejak tanggal surat penawaran Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap dokumen asli. Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. PT Direktur 183

191 KOP DINAS Berita Acara Rapat Pembukaan, Evaluasi Penawaran, Serta Klarifikasi Dan Negosiasi Harga Pekerjaan... Nomor :... IV. Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di..., telah diadakan rapat pembukaan evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi harga Pekerjaan... V. Hadir dalam rapat : 1. Pejabat Pengadaan Provinsi Direktur PT... VI. Acara rapat : 1. Pembukaan 2. Evaluasi Penawaran 3. Klarifikasi Harga 4. Negosiasi Harga 5. Kesimpulan 3. Pembukaan Rapat dibuka oleh Pejabat Pengadaan Provinsi Evaluasi Penawaran Pejabat Pengadaan membuka dokumen penawaran PT.... Hasil dari pemeriksaan tersebut dinyatakan bahwa penawaran yang diajukan Penyedia tersebut memenuhi persyaratan kualifikasi sesuai Perpres No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa PT... dinyatakan lengkap setelah itu dilakukan evaluasi dokumen penawaran, yaitu: Evaluasi Harga, meliputi : 7. Koreksi Aritmatik, 8. Harga penawaran tidak melampaui HPS dan dapat dipertanggungjawabkan Hasil evaluasi dokumen penawaran sebagai berikut: No Nama Perusahaan Harga Penawaran Evaluasi Administrasi dan Kualifikasi Koreksi Aritmatik Evaluasi teknis Evaluasi harga 1 Rp. Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi Memenuhi / Tidak Memenuhi 9. Klarifikasi Harga a. Penawaran harga yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa PT... untuk Pekerjaan..., perlu diklarifikasi dan negosiasi. b. Pejabat Pengadaan melaksanakan klarifikasi dan negosiasi harga dengan calon Penyedia Barang/Jasa yaitu PT... untuk mendapatkan harga yang menguntungkan negara. 179

192 10. Negosiasi Harga Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi harga dengan Direktur PT... yaitu Bapak... sebagai Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Pekerjaan... sebagai berikut :... Hasil Klarifikasi dan Negosiasi Harga tersebut, PT... bersedia penawaran menjadi sebesar Rp... menurunkan harga 11. Kesimpulan Pejabat Pengadaan sepakat menetapkan dan mengajukan usulan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan..., sebagai berikut: Nama Perusahaan : PT... Alamat :... NPWP :... Harga borongan : Rp.... Sebagai : Penutup Rapat klarifikasi dan negosiasi harga Pekerjaan Penyedia... ditutup pukul... oleh Pejabat Pengadaan Provinsi... Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Perusahaan Pejabat Pengadaan Provinsi..., Direktur NIP

193 KOP DINAS Berita Acara Hasil Pengadaan... Nomor :... Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, Pejabat Pengadaan Provinsi... telah melaksanakan Pengadaan... I. Proses dan Tatacara Pengadaan Langsung Barang/Jasa telah dilaksanakan sesuai Perpres 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa. II. Adapun hasil Pengadaan adalah sebagai berikut : 1. Undangan dilaksanakan pada tanggal Pemasukan Dokumen Penawaran dan Pembukaan Dokumen dilaksanakan pada tanggal Klarifikasi dan Negosiasi dilaksanakan pada tanggal Hasil Evaluasi secara umum sebagai berikut: No Nama Perusahaan 1 Rp.... Harga Penawaran Hasil Evaluasi Administrasi Teknis Harga Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat III. Berdasarkan hasil Klarifikasi dan Negosiasi oleh Pejabat Pengadaan Provinsi... pada tanggal... disepakati sebagai berikut : Nama Perusahaan :... Alamat :... NPWP :... Diwakili oleh :... Jabatan :... Harga Negosiasi : Rp.... IV. Penutup Berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi, maka harga Rp....,- termasuk PPn disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. 181

194 Demikian Berita Acara Hasil Pengadaan... ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Pengadaan Provinsi..., NIP

195 KOP DINAS Nomor : Hal : Berita Acara Penetapan Penyedia Pengadaan Yth. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi... Di... Memenuhi surat permintaan Bapak Nomor :... mengenai permohonan Pengadaan... dengan Berita Acara evaluasi, klarifikasi dan negosiasi harga penawaran Nomor :... tanggal : 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015; 4. Dokumen pengadaan langsung Pekerjaan... dengan Nilai HPS sebesar Rp... Kami menetapkan harga Pekerjaan Penggandaan dan Pendistribusian Naskah Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017 Sekolah Indonesia Luar Negeri tersebut sebagai berikut: Nama perusahaan :... NPWP :... Alamat :... Harga Negosiasi : Rp.... Selanjutnya kami mohon kepada Bapak, agar dapat menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dimaksud. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Pejabat Pengadaan Provinsi..., NIP

196 KOP DINAS Nomor : Lampiran : - Kepada Yth. Direktur... di Tempat Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pekerjaan... Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor :... perihal... dengan harga sebesar Rp... kami nyatakan diterima/disetujui. Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Perpres No. 4 tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang dan jasa. Pejabat Pembuat Komitmen Ujian Nasional Provinsi..., Tembusan Yth. : NIP

197 JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL 2017 No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV A Kegiatan Provinsi 1 Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait di perguruan tinggi dalam rangka persiapan pelaksanaan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Paket B/Wustha, dan Paket C a. Rakor Provinsi b. Rakor Pusat Rakor Pusat Pertama (Persiapan Pelaksanaan UN) Pengelolaan data peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Paket B/Wustha, dan Paket C a. Pendataan Peserta b. Pencetakan Kartu Peserta SMA SMP Pendistribusian blangko Kartu Peserta Ujian Nasional SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Paket B/Wustha, dan Paket C SMA 24 SMP 25 4 Pendistribusian bahan UN a. Distribusi Bahan UN ke Kab/Kota SMA SMP b. Pemantauan Percetakan Pemantauan Penggandaan Naskah UN SMA dan SMP Pengamplopan Naskah UN SMA dan SMP 5 Pencetakan Blangko Ijazah dan SHUN SMA SMP 6 Komputerisasi Pemeriksaan Lembar Jawaban Ujian Nasional (Pemindaian) 9-24 SMK 4-9 SMA SMA/SMK Susulan SMP 3-17 SMP Susulan Pencetakan DKHUN dan SHUN a. Pencetakan DKHUN SMA SMP b. Pencetakan SHUN SMA SMP Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN SMA 3-13 SMP Koordinasi dan Konsultasi Pertanggungjawaban Keuangan ke Pusat Koordinasi dan Konsultasi Pertama (TUP I) Koordinasi dan Konsultasi Kedua (TUP II) Koordinasi dan Konsultasi Ketiga (TUP III) Koordinasi dan Konsultasi Keempat (TUP IV) Penyusunan dan pengiriman laporan UN a. Manajemen Sekretariat UN Provinsi b. Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan pembukuan dari Kab/Kota dan Satuan Pendidikan UNBK & UNKP JENJANG SMK SEDERAJAT 3-6 April 2017 UNBK & UNKP JENJANG SMA SEDERAJAT April UN PROGRAM PAKET C 15,16,22,23 April 2017 UNBK & UNKP JENJANG SMP SEDERAJAT 2-8 Mei 2017 UN PROGRAM PAKET B 13,14,20 Mei

198 B Kegiatan Kab/Kota 1 Pengelola Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait di Kabupaten/Kota setempat dalam rangka persiapan pelaksanaan UN 20 2 Pengelolaan data peserta SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Paket B/Wustha, dan Paket C Pengelolaan Data Pemantau Pengiriman LJUN ke Provinsi SMK 3-8 SMA SMP Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN SMA 3-13 SMP Penyusunan dan pengiriman laporan SMA SMP C Kegiatan di Satuan Pendidikan 1 Pengisian data calon peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, Paket B/Wustha, dan Paket C Pengambilan bahan UN dari tempat penyimpanan yang ditetapkan oleh Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota SMA SMP Pengiriman LJUN ke kabupaten/kota SMK 3-7 SMA SMP Pengawas ruang ujian SMA 3-13 SMP Penerbitan Ijazah SMA 2 SMP 2 6 Penyusunan dan pengiriman laporan a. Manajemen Satuan Pendidikan SMA 3-13 SMP 2-8 b. Penyusunan Laporan SMA SMP Pelaksanaan UN Perbaikan (UN CBT) Tahun Ajaran 2016/2017 Kuasa Pengguna Anggaran, Ir. Dadang Sudiyarto, M.A NIP

199

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN UJIAN NASIONAL PELAJARAN 2013/2014

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN UJIAN NASIONAL PELAJARAN 2013/2014 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan pendidikan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum D. Sasaran E. Hasil yang Diharapkan...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Dasar Hukum D. Sasaran E. Hasil yang Diharapkan... DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Dasar Hukum... 3 D. Sasaran... 4 E. Hasil yang Diharapkan... 5 F. Ruang Lingkup... 5 G.Definisi... 5 H.Anggaran Kegiatan... 7

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH MELALUI UJIAN NASIONAL, DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.381, 2015 KEMENDIKBUD. Peserta Didik. Kelulusan. Ujian Nasional. Ujian Sekolah. Madrasah. SMP/MTs. SMA/MA/SMK. Sederajat. Kriteria. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

- 1 - DRAF PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - DRAF PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG - 1 - PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL, DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER Skala Ujian Nasional UNBK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN PENDIDIKAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI. Pengelolaan dan Mekanisme Pendistribusian Anggaran Ujian Nasional Perbaikan Tahun Pelajaran 2015/2016. Jakarta, 4 Agustus 2016

RAPAT KOORDINASI. Pengelolaan dan Mekanisme Pendistribusian Anggaran Ujian Nasional Perbaikan Tahun Pelajaran 2015/2016. Jakarta, 4 Agustus 2016 RAPAT KOORDINASI Pengelolaan dan Mekanisme Pendistribusian Anggaran Ujian Nasional Perbaikan Tahun Pelajaran 2015/2016 Jakarta, 4 Agustus 2016 PELAKSANA UN Pelaksana UN Tingkat Pusat ditetapkan dengan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2017 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0043/P/BSNP/I/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator monitoring dan evaluasi Prinsip berkesinambungan. Pertanyaan. Monitoring dan evaluasi. 1. Prinsipprinsip

Lampiran 1. Indikator monitoring dan evaluasi Prinsip berkesinambungan. Pertanyaan. Monitoring dan evaluasi. 1. Prinsipprinsip L A M P I R A N Lampiran 1 NO Monitoring dan evaluasi 1. Prinsipprinsip monitorng dan evaluasin Indikator monitoring dan evaluasi Prinsip berkesinambungan Prinsip menyeluruh Pertanyaan 1. Apakah monev

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TENTANG PANITIA UJIAN NASIONAL TINGKAT PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PANITIA UJIAN NASIONAL TINGKAT PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINANTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 040/P/2015 TENTANG PANITIA UJIAN NASIONAL TINGKAT PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kebijakan UN & USBN 2018 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN USBN

Lebih terperinci

No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria.

No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria. No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/P/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/P/2013 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/P/2013 TENTANG PELAKSANA UJIAN NASIONAL TINGKAT PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOSIALISASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOSIALISASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOSIALISASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ISI KEBIJAKAN 1. Dasar Hukum 2. Perbandingan UN 2013 dan UN 2014 3. Tujuan dan Manfaat Ujian Nasional

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDID

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDID KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta JAKARTA Telepon No. 5711144 (Hunting) Laman: www.kemdikbud.go.id Nomor : Lampiran: 1 (satu) berkas Hal : Penyampaian Salinan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2015 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0034/P/BSNP/XII/2015 TENTANG

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015 JADWAL UJIAN No Hari dan Tanggal UN Utama UN Susulan Pukul Mata pelajaran 1. Senin,13 April 2015 Senin,20

Lebih terperinci

BUKU SAKU UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BUKU SAKU UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BUKU SAKU UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2017 KATA PENGANTAR Ujian Nasional (UN) diselenggarakan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/149/KEP/ /2017

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/149/KEP/ /2017 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/149/KEP/429.011/2017 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, MADRASAH TSANAWIYAH DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Penyusun KATA PENGANTAR Ujian Nasional (UN) diselenggarakan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai hasil dari proses pembelajaran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018 RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018 Diselenggarakan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 21 Maret 2018 KEPANITIAAN

Lebih terperinci

PASAL 1 DASAR. Perjanjian kerjasama ini dibuat berdasarkan referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu:

PASAL 1 DASAR. Perjanjian kerjasama ini dibuat berdasarkan referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu: Lampiran: 5465/H/KU/2014 27 Maret 2014 PERJANJIAN KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA*... Dengan SATUAN PENDIDIKAN... tentang PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK, PAKET

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN

Lebih terperinci

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum; - 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Ujian Nasional (UN) diselenggarakan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai hasil dari proses pembelajaran

Lebih terperinci

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi Kata Pengantar alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/ BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0040/P/BSNP/VI/ TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 19 Desember 2013 1 Tujuan UN PP 19 / 2005 (jo, PP 32 / 2013) tentang SNP Pasal 68 Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 GELOMBANG II (OKTOBER 2017)

PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 GELOMBANG II (OKTOBER 2017) 1 PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 GELOMBANG II (OKTOBER 2017) 1. Pendahuluan a. Dasar pelaksanaan Ujian Nasional Gelombang II Tahun 2017 adalah: 1) Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Petunjuk Teknis Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M) jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR SOSIALISASI KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DASAR HUKUM UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA 1 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 CALON PESERTA UJIAN NASIONAL TAHUN 2013/2014 DI JAWA TIMUR SMP / MTs TAPEL 2014 JENJANG JUMLAH 541.007 Siswa SMP / MTs

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG ORANG TUA / WALI SISWA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG

SELAMAT DATANG ORANG TUA / WALI SISWA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG ASSALAMU ALAIKUM SELAMAT DATANG ORANG TUA / WALI SISWA KELAS IX SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG SEMARANG, 25 PEBRUARI 2017 SOSIALISASI UJIAN NASIONAL, UJIAN SEKOLAH & UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMP/MTs/SMPLB), SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2015 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR../P/BSNP/../2015 TENTANG PROSEDUR

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 6843 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PROSEDUR

Lebih terperinci

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : Tahun 2013 NOMOR : Tahun 2013 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No. 1671, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 186 TAHUN 2015 NOMOR 2280 TAHUN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018 RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018 Jakarta, 25 Oktober 2017 Penilaian dalam Sisdiknas SKL, SI, S. Proses dan S. Penilaian menjadi acuan pengembangan kurikulum KI dan KD dalam struktur

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN PESERTA UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN PESERTA UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN PESERTA UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMA/MA/SMAK/SMTK, DAN SMK I. PENDAHULUAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Petunjuk teknis ini disusun dalam rangka memberikan arahan dan pedoman secara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017

RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH 2017 1. UN merupakan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Pelaksanaan UN dilakukan melalui UNBK. Jika UNBK tidak dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 0203 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 0203 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 0203 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2015 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: /P/BSNP/II/2015 TENTANG PROSEDUR

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 53 /KEP/429.011/2016 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA,MADRASAH TSANAWIYAH, SEKOLAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2016 NOMOR 434 TAHUN 2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH, SEKOLAH

Lebih terperinci

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/67/KEP/429.011/2018 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, MADRASAH TSANAWIYAH, PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (POS USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (POS USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (POS USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2018 i PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS PENDIDIKAN Jln. Sunan Drajat No.10 Telp. (0231) 321266 SUMBER 45611 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI STANDAR

PROSEDUR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASI STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA, SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH, SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 I. Dasar 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 58 ayat (2);

Lebih terperinci

DRAFT KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 Pebruari 2017 KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

DRAFT KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 Pebruari 2017 KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rakhmat dan hidayahnya sehingga dapat terselesaikannya buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Ujian Nasional, Ujian

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1461, 2015 BNPB. Operasional. Keuangan Terintegrasi. Layanan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN OPERASIONAL

Lebih terperinci

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN November - Desember 2015

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN November - Desember 2015 SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN 2016 November - Desember 2015 1 OUTLINE Posisi UN dalam Sisdiknas Pelaksanaan UN 2016 1. Kebijakan Umum 2. Pengaturan Teknis a. UN Perbaikan 2015 b. UN 2016 2 1 Pengantar:

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN November - Desember 2015

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN November - Desember 2015 SOSIALISASI UJIAN NASIONAL TAHUN 2016 November - Desember 2015 1 OUTLINE Posisi UN dalam Sisdiknas Pelaksanaan UN 2016 1. 2. Kebijakan Umum Pengaturan Teknis a. UN Perbaikan 2015 b. UN 2016 2 Pengantar:

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

TANYA JAWAB PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 TANYA JAWAB PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2018 KATA PENGANTAR Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan berkualitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH ATAU BENTUK LAIN YANG SEDERAJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: /107/KEP/ /2015

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: /107/KEP/ /2015 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 188.45/107/KEP/422.012/2015 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA RAYON PENYELENGGARA UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2011. Tim Penyusun

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2011. Tim Penyusun Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman ::0 : 1 Januari 2012 : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL (UN) PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Dilengkapi rambu-rambu sebagai acuan penyusunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

Lebih terperinci

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

DRAFT PETUNJUK TEKNIS DRAFT PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN DANA PENDIDIKAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK S-1/D-IV PADA JENJANG PENDIDIK ANAK USIA DINI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010 PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TAHUN KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1420, 2015 KEMEN-KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Lebih terperinci

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH 228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci