JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA"

Transkripsi

1 ARTIKEL Judul Pemanfaatan Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali (Latar Belakang Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran Sejarah di SMA) Oleh I PUTU ARI ANTARA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015

2 Pemanfaatan Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali (Latar Belakang Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran Sejarah di SMA) Oleh: I Putu Ari Antara, Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum, Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Ariantara91@yahoo.com, LpSendra@yahoo.co.id, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui Latar Belakang Pendirian Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, (2) mengetahui aspek aspek apa yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, (3) mengetahui cara pemanfaatan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian,(2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat yaitu peristiwa gugurnya I Gusti Alit Reta, I Kantun dan I Gusti Putu Pegil pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat dibangun untuk menghormati jasa para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan wilayah pada masa revolusi fisik. (2) Aspek aspek yang terkandung dalam Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu :Aspek Naratif, Aspek Faktual, Aspek Artistik dan Aspek Rekreatif. (3) Pemanfaatan Monumen Pejuang Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah di SMA yaitu dengan cara membuat media power point dengan materi Revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam materi ini akan di bahas tentang Monumen Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat. Kata Kunci: monumen, media pembelajaran sejarah. 1

3 Pemanfaatan Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali (Latar Belakang Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran Sejarah di SMA Oleh: I Putu Ari Antara, Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum, Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Ariantara91@yahoo.com, LpSendra@yahoo.co.id, Abstract This study aims to (1) determine Background Warrior Monument Establishment of the Republic of Indonesia in the Village Strait, Abiansemal, Badung, (2) determine aspects - aspects of what can be used as a medium of learning the history of the Republic of Indonesia Warriors Monument in the Village Strait, Abiansemal, Badung, (3) knowing how to use Warrior Monument of the Republic of Indonesia in the Village Strait, Abiansemal, Badung as a medium of learning in school history. In this study, the data collected using qualitative methods by stages; (1) The technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informants, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) the guarantor technique authenticity of data (data triangulation, triangulation method), and (5) technique data analysis. The results showed that, (1) the existence of historical events behind the construction of the Republic of Indonesia Warriors Monument in the Village Strait which event the death of I Gusti Alit Reta, I Kantun and I Gusti Putu Pegil in 1948 when physical revolution in order to maintain the independence of the Republic of Indonesia. Monument of the Republic of Indonesia in the village fighters Strait built to honor the fighters who have fallen in defense of the territory on the physical revolution. (2) aspects contained in the Monument of Independence of the Republic of Indonesia Hero Fighter, namely: Aspects of Narrative, Factual Aspects, Aspects of Artistic and recreational aspects. (3) Utilization of Heroes Freedom Fighters Monument Republic of Indonesia can be used as a medium for teaching history in high school that is by making the media power point with material physical Revolution in order to maintain the independence of Indonesia. In this matter will be discussed about the Freedom Fighters Monument Republic of Indonesia in the Village Strait. Keywords: monuments, history teaching media. 2

4 PENDAHULUAN Perjalanan rakyat Indonesia tidak lepas dari peran serta rakyat Bali dalam merebut, mempertahankan kemerdekaan Indonesia karena Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda (Agung, 1989:22). Tentara NICA mendarat di Bali pada tanggal 2 Maret 1946 di Pantai Sanur di bawah pimpinan Letnan Kolenel infanteri F.H. Termeulun. Tentara NICA yang mendarat di Sanur menamakan dirinya Gajah Merah. Pertama-tama Denpasar ditunukkan pada tanggal 2 Maret 1946, Gianyar pada tanggal 3 Maret 1946, Singaraja ada tanggal 5 Maret 1946, Klungkung pada tanggal 6 Maret 1946 dan Tabanan pada tanggal 7 Maret 1946 yang diduduki oleh NICA. Perjuangan melawan NICA juga terjadi di Desa Selat, Abiansemal,Badung.Bali Perjuangan Melawan NICA di Desa Selat diawali ketika datangnya 2 truk dan 1 otopit NICA lengkap dengan senjatanya. Dalam perjuangan melawan NICA terdapat 3 pejuang yang gugur yang berasal dari Desa Selat yaitu I Gusti Agung Alit Reta, I Kantundan I Gusti Putu Pegil. Ketiganya di tembak di depan umum Desa Selat (Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35). Untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang gugur maka dibuatkanlah sebuah Monumen yang dinamakan Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat, kecamatan Abiansemal, Badung, Bali Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Desa Selat didirikan pada tanggal 1 Oktober 1992 yang dirintis oleh Drs. I Wayan Kepeg. Faktor-faktor yang mendorong didirikannya Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat ini yaitu seperti faktor politik, pendidikan (educatif), sosial dan filosofis. Faktor politik dapat dilihat dari tujuan didirikannya monumen oleh pimpinan dan masyarakat Desa Selat yaitu untuk mempertegas kembali kedudukan Desa Selat pada masa kemerdekaan sebagai salah satu desa pejuang yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jika dilihat dari faktor educatif pendirian monumen ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap patriotik masyarakat dan kaum pelajar agar belajar dari sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan jika dilihat dari faktor sosial dan filosofisnya yaitu monumen merupakan media pengingat peritiwa yang kita alami. Tanda petik pada pengingatitu mengandaikan bahwa masyarakat memang butuh hal-hal untuk 3

5 diingat seperti asal-usul budaya, sejarah lokal, perjuangan bangsa, Monumen ini berdiri di kawasan Desa Selat ini, merupakan salah satu media belajar sejarah yang baik bagi generasi muda untuk membangkitkan kesadaran sejarah. Akan tetapi realita yang kenyataannya bahwa keberadaan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat di lingkungan sekitar monumen tersebut yang memiliki arti penting.padahal sesungguhnya monumen ini banyak menyimpan nilainilai kepahlawanan yang layak diteladani, khususnya untuk generasi muda. Akan tetapi, generasi muda (peserta didik) cenderung tidak mengetahui makna yang terkandung dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat sebab monumen tersebut belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran sejarah, khususnya di SMA Negeri 1 Abiansemal. Pengembangan media dalam pembelajaran sejarah saat ini sangat penting. Selama ini pembelajaran sejarah hanya dilakukan lewat ceramah maupun kegiatan diskusi. Media yang tepat digunakan salah satunya yaitu media Power Point untuk memfasilitasi pembelajaran. Media Power Point dipergunakan dengan berbagai cara yang 4 salah satunya mempresentasikan beberapa penampilkan gambar - gambar. Dengan menggunakan Power Point, kita dapat membuat persentasi secara professional dan bahkan jika perlu hasil persentasi dapat ditempatkan di server web untuk diakses sebagai bahan pembelajaran atau informasi yang lainnya. Media Power Point sangat bermafaat bagi guru yaitu mempermudah dalam menjelaskan materi-materi sejarah yang objek materinya jauh dari kehidupan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta proses pembangunan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Aspek aspek apa yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah serta cara pemanfaatan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung,Bali sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut latar belakang pendirian sebuah monumen yang bertujuan untuk mengabdikan jiwa pejuang para pahlawan dari masa ke masa. Monumen juga memiliki beberapa aspek di antaranya aspek naratif, aspek faktual, aspek artistik,, aspek rekreaktif. Monumen juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan keberadaan monumen sebagai salah satu media pembelajaran

6 sejarah di kelas dengan memanfaatkan aplikasi media powert point. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang dituju yaitu Desa Selat, Abiansemal,Badung Bali sebagai lokasi bedirinya Monumen Pejuang Republik Indonesia; (2) teknik penentuan informan. Informan yang dituju untuk memperoleh data yaitu I Made Sucita, Made Pegeh, Wayan Pastika dan Drs.A.A Anom Budaya. (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data (Moleong, Lexy :26). HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Pendirian Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia Pendirian Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia tidak terlepas dari adanya revolusi fisik di Pulau Bali. Selama masa revolusi fisik, masyarakat Bali terpilah menjadi dua kubu yakni yang Pro Belanda dan yang anti Belanda, akibatnya terjadi banyak bentrokan yang menimbulkan cukup banyak korban. Pada waktu adanya pro 5 Belanda dan yang sebaliknya, daerahdaerah di Bali pada masa revolusi kemerdekaan begitu mencekam. Karena kurangnya pendidikan masyarakat Bali, sehingga Belanda dengan tentara NICAnya sangat mudah mengadu domba masyarakat Bali. Pada saat itu terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antara pejuang karena ada yang pro Republik Indonesia dan ada yang mendukung/mengikuti Negara Boneka Belanda, yaitu Negara Indonesia Timur yaitu di daerah Bagian Karangasem, Klungkung, Gianyar, Badung dan Bangli, para raja-rajanya berkolaborasi dengan Belanda demi keamanan posisinya dan pemerintahan langsung yang dikendalikan oleh Raja. Pada tanggal 8 Desember 1945 jajaran TKR Sunda Kecil mengadakan rapat di Denpasar. Dalam rapat itu diputuskan untuk menyerang Tangsi Tangsi yang diduduki oleh bala tentara Jepang.Hari penyerangan ditentukan pada 13 Desember 1945 pada tengah malam. Walaupun serangan yang dilakukan itu telah di rahasiakan, namun pada akhirnya bocor entah siapa yang membocorkan,sehingga penyerangan ini dianggap gagal total, karena Jepang telah bersiap siap dengan pasukannya ditangsi menjelang petang hari. Dengan keadaan yang demikian, maka pasukan pemuda pejuang tidak berani mendekat. Hingga pagi hari,pasukan pemuda

7 pejuang menunggu perintah penyerangan tidak kunjung datang. Kebocoran menjolok dalam hal akan melakukan serangan tersebut karena sejak sore hari para wanita membuat bumbu dapur umum 2 dipinggir jalan. Hal itu yang menyebabkan tentara Jepang yang ada ditngsi menaruh kecurigaan. Penyerangan terhadap Jepang tersebut mengalami kegagalan total diseluruh Bali. ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:5 ). Sejak gagalnya penyerangan yang dilakukan oleh pemuda pemuda pejung terhadap tangsi tangsi Jepang pada tanggal 13 Desember 1945, besoknya sudah mulai adanya penemuan pejuang ke desa- desa untuk menghindari sergapan Bala Tentara Jepang. Sambil melakukan persiapan persiapan juga dilakukan pos-pos untuk menjaga kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi. Para pemuda pejuang yang telah memastikan, bahwa Belanda pasti akan datang untuk mejajah kembali. Kedatangan Belanda di Denpasar dengan nama NICA segera dapat diketahuai, khususnya oleh pemuda - pemuda pejuang yang ada di Badung Utara. Oleh karena itu merka bersiap -siap untuk melakukan penghadangan atau pencegatan. Pada tanggal 2 Mei 1946 datang dari arah Denpasar sepasukan NICA dengan membawa 2 truck dan 1 Otopit lengkap 6 dengan senjatanya ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:34) Setelah pertempuran selesai, datanglah 2 truck pasukan NICA yang datang dari arah selatan markasnya menuju Desa Selat untuk mengurus orang orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Pada pagi hari tanggal 7 Juni 1946 NICA kembali datang ke Selat untuk mengumpulkan masyarakat yang diawali dengan pemukulan kentongan. Setelah masyarakat berkumpul, diperintahkannya oleh NICA untuk mencari mata matanya yang hilang kemarinnya. Akhirnya mata matanya ditemukan bergelimpangan didekat parit Selat. Hal itu menyebabkan tentara NICA murka. Pada tanggal 8 Juni 1946 NICA beserta antek anteknya mengganas ke Desa Selat pada sekitar pukul malam. Anak Agung Alit Reta ( pemimpin Pejuang Desa Selat ) dan I Nyoman Pantes dapat ditangkap langsung oleh tentara NICA dan dibawa langsung ke Tangsi Blahkiuh. Di Tangsi Blahkiuh disiksa setengah mati oleh NICA. Besok paginya dilakukan penangkapan tehadap I Nyoman Kantun dan I Gusti Putu Pegil. Pada tangal 10 Juni 1946 NICA datang kembali ke Desa Selat dengan melalukan pembakaran tehadap rumah I Wayan

8 Pegug, I Gusti Nyoman Cemblung, Nang Shindu dan I Riyem. Pemuda - pemuda lainnya yang merasa dicurigai oleh NICA melarikan diri ke hutan. Yang dapat ditangkap dan diminta oleh NICA pertanggungjawabannya di Tangsi Blahkiuh dan tidak luput pula dengan penyiksaan di luar perikemanusiaan. Pada hari itu juga semua tahanan dikembalikan ke Selat dan langsung ditembak di depan umum sehingga semuanya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Mereka yang gugur sebagai Kusuma Bangsa itu adalah I Gusti Agung Alit Reta, I Kantun Dan I Gusti Putu Pegil. Ketiganya ditembak di depan umum di selat Selat. ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35). Proses Pembangunan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat Setelah peristiwa revolusi fisik pada tahun di Desa Selat berlalu, kenangan dari kisah para pejuang dalam usahanya untuk mempertahankan kemerdekaan masih ada di benak masyarakat di Desa Selat, serta kisah heroik perjuangan di Desa Selat masih tercatat kuat dalam memori dari para pejuang yang masih hidup. Dalam upaya mengenang,menghormati, dan dapat mengabadikan jasa-jasa para pejuang yang telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa pada masa perjuangan revolusi fisik perang 7 kemerdekaan Republik Indonesia di Bali, maka pada tahun 1990 timbulah gagasan untuk mendirikan sebuah monumen perjuangan di Desa Selat, Badung yang sekarang bernama Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen ini awalnya dibangun dalam bentuk yang sangat sederhana sebelum akhirnya dipugar pada tahun 2011 ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35). Tokoh yang sangat getol merintis pembangunan Monumen Pejuang Indonesia. ini adalah Drs. I Wayan Kepeg yang merupakan tokoh Desa Selat Selanjutnya dukungan datang dari semua pihak selain dari masyarakat Selat, ikut pula berpartisipasi masyarakat se-kecamatan Abiansemal. Mengenai sumber dana yang digunakan dalam pembangunan monumen ini, panitia yang diketuai oleh Drs. I Wayan Kepeg mencoba mencari dari berbagai sumber. Pembangunan monument ini dilandasi oleh surat keputusan dari Badan Pekerja Daerah Legiun Veteran Indonesia Nusa Tenggara No. 800 / KPTS / S / MDI. V/VIII/1968 tanggal 10 Agustus 1068 yang menetapkan Desa Selat sebagai desa yang berjasa kepada perjuangan kemerdekaan republik Indonesia pada tahun Proses pemugaran monumen ini awalnya dilakukan secara

9 swadaya namun karena keterbatasan dana akhirnya pada tanggal 20 Januari 2011 Drs. I Wayan Kepeg yang pada saat itu menjabat sebagai ketua pembangunan akhirnya dapat mengirimkan proposal permohonan bantuan kepada Pemkab Badung. Dalam proses pemugaran ini diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp ( Lima puluh enam juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Bagian-Bagian Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat ini terbagi menjadi tiga bagian yang mengacu pada konsep Tri Angga yaitu Utamaning Utama Mandala (bersifat suci terletak pada utamaning angga) yang difungsikan sebagai tempat didirikannya monumen dan pelinggih, Madyaning Utama Mandala (terletak pada madyaning angga) adalah tingkat kedua atau lantai kedua yang dimanfaatkan untuk menempatkan gambar dari bagian dari sila-sila Pancasila dan Nistaning Utama Mandala (nistaning angga) adalah tingkatan terbawah dari areal monumen. Dasar monumen yang berwujud segi lima, melambangkan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila inilah yang menjadi 8 dasar perjuangan dari bangsa Indonesia dalam rangka merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat Indonesia, mengisi dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Patung yang ada di monumen yaitu berjumlah 3orang patung pejuang. Hal ini mencerminkan jumlah pejuang yang gugur dan berasal dari Desa Selat. Aspek aspek yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung. Keberadaan Monumen Pejuang Indonesia secara umum sangat penting bagi warga di Desa Selat Abiansemal, Badung serta siswa-siswi SMA Negeri 1 Abiansemal secara khusus. Sebab monumen tersebut mempunyai aspekaspek yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Monumen Pejuang Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai sejarah dapat membangkitkan jiwa generasi muda akan kecintaannya terhadap sejarah khususnya sejarah lokal. Aspek asepek yang terkandung dalam monumen tersebut hendaknya diwariskan kepada generasi muda saat ini dengan cara memanfaatkan pranata sekolah sebagai salah satu lembaga pewarisan nilai di masyarakat.

10 Secara garis besar, aspek-aspek yang terkandung pada Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat Abiansemal adalah sebagai berikut: (1) Aspek Naratif merupakan aspek yang menjelaskan rangkaian kalimat yang bersifat narasi atau bersifat menguraikan (menjelaskan dsb, dalam makna lain naratif di katakan sebagai prosa yang sebagaian dari hal hal subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian. naratif setidaknya mengandung unsur judul (title), orientasi (orientation), komplikasi(complication),dan resolusi (resolution). (2) Aspek faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan seperti disiplin akademik, pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis (3) Aspek Artistik yaitu aspek yang berhubungan dengan keindahan, khususnya dari bentuk Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat Abiansemal. Monumen mempunyai bentuk seni yang tinggi dilihat dari jenis bahan, cara penggaturan dan sebagai dari teknik pembuatannya.yang sangat menarik (4)Aspek Rekreatif yaitu Sejarah dapat memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu membawa seseorang berkreasi tanpa beranjak dari tempatnya. Kita dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang telah lampau dan jauh terjadi melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca sehingga membuatnya terhibur. Pemanfaatan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA Monumen dalam fungsinya sebagai memorial building memiliki potensi untuk membekali generasi muda bangsa dengan mentalitas yang baik, melalui penggalian (value exsplore), dan pentransformasian, serta internalisasi nilai-nilai luhur/ kearifan lokal (lokal wisdom) yang terdeposit dalam tinggalan budaya dan catatan sejarah generasi pendahulu lewat bangunan monumenn tersebut (Suardi, 2013: 131). Media pembelajaran yang tepat digunakan untuk menggambarkan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung yaitu media power point. Penggunaan media Power Point menjadi salah satu aplikasi yang ada dalam Bundle Microsoft Ofifice, yang fungsi utamanya banyak digunakan dalam presentasi. Sama halnya dengan Monumen Pejuang Republik Indonesia yang memiliki potensi dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah. Dalam 9

11 memanfaatkan potensi Monumen Pejuang Republik Indonesia melalui penerapan metode pembelajaran picture and picture ini dapat dilakukan dengan mengemas gambar diorama yang ada di Monumen Pejuang Republik Indonesia ke dalam bentuk video maupun slide power point. Berkaitan dengan itu bahwa Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat sangat cocok dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah yaitu dengan memanfaatkan media power point. Berikut ini akan di lampirkan media power point yang digunakan sebagai media pembelajaran mengenai Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat Abiansemal, Badung, Bali. Simpulan Latar belakang pembangunan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat yaitu adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan sebuah Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat yaitu peristiwa gugurnya I Gusti Alit Reta, I Kantun dan I Gusti Putu Pegil pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat dibangun untuk menghormati jasa para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan wilayah pada masa revolusi fisik. Aspek-aspek yang terkandung pada Monumen Pejuang Indonesia di Desa Selat Abiansemal adalah sebagai berikut: (1) aspek Naratif (2) aspek faktual (3) aspek artistik, (4) aspek rekreaktif. Selain itu nilai yang dapat diwariskan juga berupa kisah perjuangan gerakan ini, hingga kisah perjuangan para pemuda pejuang yang pada saat itu rela mengorbankan harta, benda dan nyawanya demi membela bangsa dan tanah air. Monumen Pejuang Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Sejarah bagi siswanya, seperti kegiatan kunjungan ke Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia, yang berada di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali. Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai media belajar Sejarah yaitu dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran alternatif, salah satunya yaitu penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). 10

12 DAFTAR RUJUKAN Agung, Ida Anak Agung Gde Dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia Serikat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Macab LVRI Dati II Badung dan Kota Denpasar Monumen Perjuangan Kemerdekaan RI ( kabupaten Badung dan Kota Denpasar). Denpasar. Bali Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pimpinan Daerah Pemuda Panca Marga Biografi Veteran RI di Bali ( Perjuangan dan Pengabdian).Denpasar : Bali. Ricklefs, M.C Sejarah Indonesia Modern Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta Sudirman, N, dkk Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi 11

IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL

IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL Oleh I Kadek Dwipayana, (NIM. 0914021009), (e-mail: ikadek_dwipayana@yahoo.com) I Wayan Mudana *) Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA ARTIKEL Judul Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina, Buleleng,Bali. (Latar Belakang Sejarah, Nilai, Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kurikulum 2013) Oleh Pande

Lebih terperinci

Monumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA

Monumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Monumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA I Gede Juli Suwirtana Putra, NIM.1014021037 Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA

TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA Oleh Ali Rausan Fikri NIM 1314021002 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA. Tian Fitriara Huda

PEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA. Tian Fitriara Huda Jurnal HISTORIA Volume 4, Nomor 1, Tahun 2016, ISSN 2337-4713 (e-issn 2442-8728) PEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA Tian Fitriara Huda Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh I Ketut Agus Adijaya

ARTIKEL. Oleh I Ketut Agus Adijaya ARTIKEL Judul MONUMEN TUGU PERJUANGAN WIRA WIJAYA SAKTI DI DESA GALUNGAN, SAWAN, BULELENG (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG, FUNGSI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Ketut Agus Adijaya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA ARTIKEL Judul Tugu Taman Makam Pahlawan Sapta Dharma Pejeng (Sejarah, Makna, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar IPS Studi Kasus di SMP N 3 Tampaksiring, Gianyar-Bali) Oleh A.A Istri Pradnya Asmara Putri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan juga turut berkembang. Media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

ARTIKEL JUDUL : Museum Perjuangan Margarana Sebagai Sumber Belajar IPS di Kelas IX. (Studi Kasus SMP N 1 Marga) OLEH: I PUTU GEDE ANOM

ARTIKEL JUDUL : Museum Perjuangan Margarana Sebagai Sumber Belajar IPS di Kelas IX. (Studi Kasus SMP N 1 Marga) OLEH: I PUTU GEDE ANOM ARTIKEL JUDUL : Museum Perjuangan Margarana Sebagai Sumber Belajar IPS di Kelas IX (Studi Kasus SMP N 1 Marga) OLEH: I PUTU GEDE ANOM 0914021071 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR (Analisis isi video untuk pembuatan media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA VETERAN. Penghargaan. Tanda Kehormatan. Hak. Kewajiban. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5342) UNDANG -UNDANG

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA ARTIKEL Judul Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di Kelurahan Bitera, Gianyar, Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 Oleh I

Lebih terperinci

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2014 PERTAHANAN. Veteran. Tanda Kehormatan Santunan. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5573) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak) Oleh: RIKA WULANDARI A220090128

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

ARTIKEL. Judul. Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA.

ARTIKEL. Judul. Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA. ARTIKEL Judul Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA Oleh Desak Made Suprayanti 1014021014 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan selama 72 Tahun, kemerdekaan atas diri sendiri, kemerdekaan beragama, kemerdekaan berkumpul dan berserikat, dan

Lebih terperinci

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN MONUMEN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda. BAB V KESIMPULAN Kalau sudah membaca tulisan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan dengan jelas bahwa perjuangan Rakyat Karo bersama dengan Tentara Indonesia Tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kamu mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso. Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso. Gambar: Yos Sudarso tahun 1960 (sumber: Wikipedia) Laksamana Madya Yosaphat Sudarso, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Yos Sudarso, merupakan pahlawan

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR Vol. 3 No. 2 tahun 2014 [ISSN 2252-6641] Hlm. 17-21 PEMANFAATAN MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR Aninda Dratriarawati Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang historiaunnes@gmailcom

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, masyarakat Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali,

Lebih terperinci

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) Setiap 10 November segenap bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Secara khusus, Hari Pahlawan adalah untuk mengenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

ARTIKEL. Judul MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP

ARTIKEL. Judul MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP ARTIKEL Judul MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP Oleh KADEK VIRGOTAMA KRISSANTA 1014021016 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. MUATAN MATERI PENDIDIKAN BELA NEGARA (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Karangan Agus Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012 : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z. PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG ` BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

Kata Kunci: Punden Berundak, Sumber Belajar Sejarah. Dosen Pembimbing Artikel

Kata Kunci: Punden Berundak, Sumber Belajar Sejarah. Dosen Pembimbing Artikel Eksistensi Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli (Kajian Tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah) Oleh : I Wayan Pardi, (NIM 0914021066), (e-mail:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis paparkan dalam kajian Peran Masyarakat Tengaran Dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan dalam BAB I akan dibahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL PERATURAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, bahwa untuk melaksanakan ketentuan mengenai pengusulan pemberian Gelar sesuai dengan

Lebih terperinci

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta

Lebih terperinci

Jaya), kota ini berkembang pesat semenjak kemerdekaan Republik. dengan begitu pesat, ini terlihat dari banyaknya bangunan bangunan

Jaya), kota ini berkembang pesat semenjak kemerdekaan Republik. dengan begitu pesat, ini terlihat dari banyaknya bangunan bangunan BAB II MENGENAL MONUMEN DAN PATUNG NASIONAL DI RUANG PUBLIK KOTA JAKARTA 2.1. Kota Jakarta Jakarta merupakan kota metropolitan, kota yang padat dan sibuk akan penduduknya. Dikenal sebagai Daerah Khusus

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) PERWITA SARI H1F 050070 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/ KOTA DI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014 Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI VETERAN NASIONAL DI BALAI SARBINI, PLAZA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 26 Tahun 1974 1 April 1974 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TABANAN. NOMOR ; 3/DPRD./1972.- MENETAPKAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang memiliki ragam budaya, suku, bahasa dan agama. Selama kurang lebih 350 tahun Indonesia mengalami masa penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional

Lebih terperinci