ARTIKEL. Judul MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP
|
|
- Verawati Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL Judul MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP Oleh KADEK VIRGOTAMA KRISSANTA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
2 Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar IPS di SMP Oleh Kadek Virgotama Krissanta, Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum, Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, (2) mengetahui wujud aksi perjuangan rakyat Buleleng melawan penjajahan Belanda, (3) mengetahui bagaimana potensi yang dimiliki Monumen Belanda yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Banjar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) metode penentuan lokasi penelitian, (2) metode penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) metode penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), (5) metode analisis data, dan (6) metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Belanda oleh Belanda yaitu untuk mengenang gugurnya pimpinan pasukan Belanda yang bernama Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda yang gugur dalam pertempuran melawan laskar Banjar pada tahun (2) Fungsi yang terkandung pada Monumen antara lain: keberanian, kepahlawanan dan rela berkorban. (3) Potensi Monumen Belanda Sebagai Media Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Banjar dapat dijabarkan ke dalam silabus yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas VIII semester ganjil. Kata Kunci: monumen, fungsi monumen, dan media pembelajaran.
3 ABSTRAK This study aims to (1)knowing the background of dutch monument in temukus village, banjar, buleleng(2) knowing the form of army buleleng againts the dutch colonial (3)knowing how the potential of dutch monument which can be used as a source of learning IPS Terpadu in Smp N 3 Banjar. In this study, the data collected by using kualitatif method, which steps (1) method of determining the location of the study (2) method of determining the information (3) methods of data collection ( observation, interview, review of documents), (4) Guarantor method of data authenticity (triangulasi of data, triangulasi of method). (5) methods of data analysis and (6) method of writing. The results showed that (1) existence of historical events underlying the development of the dutch by the dutch monument is to commemorate the death of the leader of the dutch troops name Steigman Lieutenant and De Nijs with 20 dutch soldiers who died in battle againts of the Banjar army in (2) function of the monument are : educative function, inspirative function, recreative function, and socio-cultural function. (3) the potential of Dutch monument as a learning medium in Smp N 3 Banjar can be adjusted to reflect the 2013 syllabus curriculum based on class VIII of odd semester. Key words: Monument, The function of monument, and instructional media
4 Monumen adalah bangunan atau tempat yang mempunyai nilai sejarah yang penting dan karena itu dipelihara dan dilindungi oleh Negara. Monumen juga diartikan dengan bangunan (berupa tugu) sebagai peringatan suatu peristiwa dalam sejarah (Marhijanto, 1995:414). Atau sesuatu benda yang sengaja dibuat untuk suatu peringatan kepada suatu peristiwa penting atau bersejarah (Poerwadarminta, 2003:774). Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar selalu menghargai jasa pendahulunya yang berjasa terhadap perkembangan bangsanya. Untuk mengenang peristiwa besar tersebut dibuatkanlah monumen. Umumnya monumen yang dibangun berkaitan dengan perjuangan menentang penjajahan Belanda atau perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Namun pembangunan monumen tidak hanya dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia tetapi juga telah dilakukan oleh Pemerintah Hindia-Belanda jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, Bali terdapat sebuah monumen yang di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memperingati gugurnya dua perwira tentara Belanda (Letnan Steigman dan De Nijs) dan 20 prajurit Belanda dalam perang Banjar yang terjadi pada tahun Pembangunan monumen ini tidak terlepas dari peristiwa perang Banjar yang terjadi pada tahun Dengan gugurnya perwira menengah Belanda yang cukup disegani yakni Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda lainnya maka untuk mengenang peristiwa tersebut pihak Belanda kemudian membangun Monumen yang saat ini berada di Desa Temukus dan berbatasan dengan Desa Cempaga dan oleh masyarakat sering disebut Monumen Belanda. Setelah Indonesia merdeka sekitar tahun 1962 menjelang peristiwa Trikora monumen Belanda ini sampai dihancurkan oleh penduduk setempat karena dianggap sebagai penghormatan kepada penjajah Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1992 monumen Belanda ini akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng dengan maksud agar catatan sejarah tidak dapat dihapus atau dihilangkan begitu saja. (Merayu Bagus T.Y dkk :15). Monumen Belanda ini memiliki keunikan dibandingkan dengan monumenmonumen yang dibangun untuk memperingati peristiwa saat Revolusi Fisik. Keunikan monumen Belanda tersebut, seperti didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai penghormatan atas gugurnya dua orang perwira tinggi Belanda dalam perang Banjar yang terjadi pada tahun 1868 dan 20 serdadu Belanda
5 lainnya. Keunikan lain dari Monumen Belanda yaitu monumen ini pernah dihancurkan oleh masyarakat Desa Temukus pada sekitar tahun sebagai dampak dari peristiwa perebutan Irian Barat. Akan tetapi, pada tahun 1992 Monumen Belanda ini akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng sebagai koreksi bahwa catatan sejarah tidak dapat dihapus atau dihilangkan begitu saja. Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng juga sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber belajar IPS di SMP kelas VIII semester ganjil yakni pada Standar Kompetensi kolonialisme dan imperalisme Barat di Indonesia dan Kompetensi Dasar Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang, fungsi serta potensinya sebagai sumber belajar IPS di kelas SMP. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut konsep umum pendirian monumen yang didalamnya dibahas tentang latar belakang pendirian sebuah monumen tersebut. Monumen juga memiliki beberapa fungsi di antaranya (1) fungsi edukatif yakni peran monumen tidak hanya sebagai sebuah bangunan masa lalu tetapi juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, (2) fungsi inspiratif yakni bagaimana monumen dapat dijadikan inspirasi (menyangkut prilaku tokoh yang diabadikan pada monumen) untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, (3) fungsi rekreatif yang lebih merujuk kepada pemanfaatan monumen sebagai hiburan bagi masyarakat, dan (4) fungsi instruktif. Kemudian teori lain yang digunakan yaitu teori tentang sumber belajar. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang berarti menekankan pada pemecahan masalah yang bersifat kekinian menyangkut bidang pendidikan, mengenai latar belakang pendirian dan fungsi pada Monumen Belanda. Metode kualitatif di antaranya terdapat (1) Penentuan lokasi penelitian yang bertempat di Desa Temukus, Kec.Banjar, Buleleng Bali. Lokasi ini dipilih karena letak Monumen Belanda terdapat di Desa Temukus, Kec.Banjar, Buleleng Bali ; (2) Penentuan informasi. Informan yang dituju yaitu Kepala Desa Temukus yang mengetahui sejarah dan latar belakang dari pembangunan Monumen Belanda, Putu Sudirta selaku tokoh desa/ penglingsir dan I Nyoman Suwitri, S.Pd dari kalangan pendidik SMP
6 N 3 Banjar; (3) Teknik pengumpulan data (wawancara, observasi dan studi dokumen); (4) Teknik penjamin keabsahan data (triangulasi data dan triangulasi metode); (5) Teknik analisis data dan teknik penulisan. HASIL Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa: (1) Pembangunan Monumen Belanda oleh pemerintah kolonila Belanda dilatarbelakangi oleh gugurnya dua perwira tentara Belanda (Letnan Steigman dan De Nijs) dan 20 prajurit Belanda dalam perang Banjar yang terjadi pada tahun Pembangunan monumen ini tidak terlepas dari peristiwa perang Banjar yang terjadi pada tahun 1868, namun sekitar tahun 1962 menjelang peristiwa Trikora monumen Belanda ini sampai dihancurkan oleh penduduk setempat karena dianggap sebagai penghormatan kepada penjajah Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1992 monumen Belanda ini akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng; (2) Fungsi yang terkandung pada monumen belanda sebagai wujud aksi aksi perjuangan rakyat buleleng melawan penjajahan belanda antara lain ; (a) fungsi edukatif, (b) fungsi inspiratif, (c) fungsi rekreatif, (d) fungsi sosio-kultur ; (3) Potensi monumen Belanda sebagai sumber belajars di IPS SMP Negeri 3 Banjar diantaranya potensi Sejarah (artefak) dan potensi Geografi ( letak monumen). PEMBAHASAN Latar Belakang Pendirian Monumen Belanda di Desa Temukus. Penaklukan Buleleng oleh Belanda pada tahun 1846, belum meruntuhkan sama sekali sikap dan semangat kepahlawanan raja dan rakyat Buleleng. Paska Perang Jagaraga, Kerajaan Buleleng merupakan ujung tombak pertama untuk menguasai Bali. Pax Nerlandica harus benar-benar terwujud sesuai dengan citacita Menteri jajahan Belanda JC Baud. Itu berarti Bali, Lombok dan pulau-pulau di timur harus benar-benar dibawah kontrol Batavia. Pondasi kekuasaan telah di tanamkan di Bali Utara dan birokrasi
7 pemerintahan kolonial bekerja sama Made Rai diasingkan ke Banyuwangi dengan para bangsawan Bali keturunan penguasa tradisional zaman kerajaan untuk selanjutnya diberi wewenang memungut pajak dan upeti dari penduduk dan petani. Di Banjar telah berkuasa seorang Punggawa yang diangkat secara turun temurun. Ia bernama Ida Made Rai, diangkat sejak 1854 waktu masih berusia 17 tahun. Jadi, pengangkatan Raja Buleleng setelah ditumpasnya pemberontakan Gempol adalah 3 tahun setelah Ida Made Rai menjabat punggawa Banjar. Namun Ida Made Rai dianggap tidak loyal kepada Belanda sehingga membuat Belanda mencari jalan keluar dan memanfaatkan keterangan Ketut Liarta patih kerajaan Buleleng yang pro kepada Belanda sebagai informan yang mematamatai setiap gerak gerik punggawa muda ini. Ketut Liarta mengatakan bahwa Ida Made Rai merupakan seorang penjudi yang terlalu asyik dengan permainan tajen. Tuduhan-tuduhan itu membuatnya Ida selama 1 tahun. Setelah kembali dari masa pengasingan, April 1868 Ida Made Rai dan 800 pasukannya memasuki kota Singaraja dan menghadap Raja Buleleng untuk mencopot Ida Ketut Anom dan mengangkat dirinya kembali sebagai punggawa Banjar. Untuk meredakan situasi, pemerintah Belanda memberikan janji dan harapan besar agar pasukan Ida Made Rai pulang kembali ke Banjar.Ida Made Rai diminta untuk menyerahkan diri, jika tidak Banjar akan diserbu. Ida Made Rai tidak pernah lagi ke Singaraja, akan tetapi di Banjar ia menyiapkan 2000 pasukan tempur yang siap menyerang Buleleng. ( Sastrodiwiryo Soegianto :45). Pada 18 Septemer 1868, pasukan Belanda mendarat di Temukus dan Heemskerk mengirim utusan ke Banjar untuk menemuai Ida Made Rai agar ia menyerahkan diri esok harinya. Tawaran itu bukan saja ditolak, akan tetapi I Kamasan juga ditangkap dengan alasan ia
8 adalah terpidana yang sudah dijatuhi hukuman penjara 12 tahun oleh Pengadilan di Buleleng Sebuah utusan dikirim lagi oleh Residen. Bahwa Ida Made Rai agar besok sudah menyerah. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka Banjar benarbenar akan diserang. Pada 20 September 1868, Ida Made Rai tidak muncul dan pada pukul pasukan Belanda bergerak dari markasnya di Temukus untuk selanjutnya menyerang ke Banjar. Pasukan ini dipimpin langsung oleh Mayor Heemskerk dan bermaksud untuk menikam pertahanan Banjar melalui sebuah jurang dekat Dencarik. ( Sastrodiwiryo Soegianto :90). Pasukan Belanda mendapat perlawanan sengit dari rakyat Banjar yang bersenjatakan tombak menyerang pasukan Belanda. Pertempuran hebat pun terjadi sehingga menyebabkan Letnan Steigman dan Niys bersama 20 serdadu Belanda gugur menjadi korban pertempuran melawan laskar Banjar. Pada 3 Oktober 1868, Heemskerk mengelar serangan kedua unutk menutup aib dan malu pada serangan pertama. Heemskerk bermaksud memukul Banjar melalui Kalianget. Di sini Heemskerk, Komandan Belanda itu tidak pernah memperhitungkan setrategi Ida Nyoman Ngurah yang pernah berhasil membobol Temukus dalam serangan mendadak pada malam hari. Setelah perang Banjar selesai, dengan gugurnya perwira menengah Belanda yang cukup disegani yakni Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda yang gugur dalam pertempuran melawan laskar Banjar pada tahun Belanda membangun Monumen untuk mengenang pemimpin perang Banjar dari ppihak Belanda Steigman dan De Nijs sebagai bentuk penghormatan mereka dalam perang Banjar. Untuk mengenang peristiwa tersebut pihak Belanda kemudian membangun Monumen yang saat itu berada di Desa Temukus dan berbatasan dengan Desa Cempaga dan sering disebut Monumen Belanda. Monumen Belanda ini berdiri diatas lahan berukuran 1 are dan
9 tinggi bangunan memiliki tinggi kurang lebih delapan meter dengan bentuk segiempat mengerucut keatas. Monumen walaupun dengan konsep yang salah sampai sekarang (wawancara tanggal 13 September 2014). Belanda ini dibangun dengan dilapisi keramik putih. Akan tetapi sekitar tahun 1962 menjelang peristiwa Trikora monumen Belanda ini dihancurkan oleh penduduk setempat karena dianggap sebagai penghormatan kepada penjajah Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1992 monumen Belanda ini akhirnya dibangun kembali oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng dengan maksud bahwa catatan sejarah tidak dapat dihapus. Drs. I Made Pageh M.Hum selaku dosen pendidikan sejarah di Universitas Pendidikan Ganesha mengatakan bahwa Tahun 1989 kita di Jurusan Sejarah mengadakan kelompok pecinta sejarah di bawah kordinasi senior kita atas nama Prof Gde Widja. Lalu kita temukan dasar Monumen Belanda terus kita identifikasi dan bapak tulis di Bali Post, dari gagasan itulah maka pemerintah Buleleng membangun kembali monumen Belanda tersebut tahun 1992 Fungsi Yang Terkandung Pada Monumen Belanda Sebagai Wujud Aksi Aksi Perjuangan Rakyat Buleleng Melawan Penjajahan Belanda. Fungsi dari Monumen Belanda di Desa Temukus bagi masyarakat Temukus, Kec. Banjar serta siswa-siswi SMP Negeri 3 Banjar, adalah sebagai berikut (1) fungsi edukatif dimana monument Belanda di Desa Temukus dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan, sarana membagi pengetahuan (baik baru maupun lama), dan juga tempat untuk melakukan studi (Widja,1988: 49; Latief, 2006: 7). Unsur pendidikan yang dimaksud adalah bagaimana kita meneladani nilai-nilai sejarah yang terkandung pada monumen tersebut; (2) fungsi inspiratif yang dimaksud yaitu monumen Belanda di Desa Temukus dibangun serta diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakkat
10 Temukus, Kec. Banjar khususnya siswasiswi SMP Negeri 3 Banjar. Hendaknya tokoh-tokoh yang berperan dalam perang Banjar seperti Ida Made Rai yang mampu mengalahkan Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 pasukannya dapat menjadi inspirasi dalam artian positif menyangkut sikap-sikap dan keberanian beliau ; (3) fungsi rekreatif yang dimaksud yaitu Monumen Belanda di Desa Temukus dapat memberikan suatu hiburan dan daya tarik Pariwisata karena Monumen Belanda ini memiliki letak yang setrategis untuk dijadikan sebuah objek wisata sejarah bagi masyarakat Temukus, Kec. Banjar; (4) fungsi sosio-kultu yang terdapat pada monumen Belanda yaitu keberadaan monumen tersebut menjadi saksi bisu bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Temukus, Kec. Banjar yang dipimpin oleh Ida Made Rai pada saat peristiwa Perang Banjar. Potensi Monumen Belanda Sebagai Sumber belajar IPS di SMP Negeri 3 Banjar. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan sumber belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat, oleh karena itu paradigma lama diama orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media pembelajaran dalam bentuk sumber visual maupun audio visual. Potensi Monumen Belanda, Desa Temukus, Banjar, Buleleng sebagai sumber belajar IPS di SMP dapat menambah pengetahuan siswa terhadap sejarah dalam usaha mempertahankan wilayah yang berkaitan dengan Monumen Belanda, Desa Temukus, Banjar, Buleleng. Monumen Belanda didirikan atas fakta sejarah yang mengatakan bahwa ditempat tersebut pernah terjadi peristiwa pertempuran antara pasukan pejuang pribumi dengan kolonial Belanda pada tahun Potensi monumen Belanda sebagai sumber belajar IPS di SMP dapat
11 dibagi menjadi dua yaitu potensi sejarah (latar belakang berdirinya monumen) dan potensi geografi (letak monumen). Potensi sejarah nyang dimaksud yaitu monumen Belanda ini memiliki peran penting dalam peristiwa revolusi fisik pada tahun1868 khususnya di daerah Buleleng, Bali. Monumen Belanda ini memiliki nilai dan fakta sejarah serta dapat dijadikan bukti sejarah bahwa di daerah Buleleng juga merupakan kota berjuang pada masa pemerintahah kolonial Belanda sedangkan potensi Geografi yang dimaksud yaitu monumen Belanda ini terletak di Banjar Labuhan Haji Desa Temukus Kecamatan Banjar, 3 km dari Lovina dan 13 km dari Singaraja. Lewat letak geografis tersebut monumen belanda dapat dijadikan sumber belajar IPS khususnya di SMP N 3 Banjar. SIMPULAN Pembangunan monumen Belanda di Desa Temukus dilatarbelakangi oleh Perang Banjar karena ketidakpuasan rakyat Banjar terhadap pemberhentian seorang Punggawa berusia muda dari golongan Brahmana yang bernama Ida Made Rai. Pemberhentian itu dilanjutkan dengan pengasingan Ida Made Rai ke Banyuwangi. Inilah yang menjadi dari pemberontakan rakyat Banjar yang kemudian memaksa Pemerintah Hindia- Belanda mengirim ekspedisi militer keempat ke Bali pada bulan September Kedatangan Belanda ini mendapat perlawanan yang sangat sengit dan gigih dari rakyat Banjar. Dari pertempuran tersebut maka gugurlah dua perwira tentara Belanda (Letnan Steigman dan De Nijs) dan 20 prajurit Belanda dalam perang Banjar yang terjadi pada tahun Sehingga pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah monumen untuk memperingatu gugurnya pahlawan mereka. Monumen Belanda memiliki beberapa fungsi yang amat penting bagi generasi muda Desa Temukus serta siswasiswi SMP Negeri 3 Banjar. Fungsi yang terkandung pada monumen tersebut antara lain: sebagai (1) sarana edukatif, (2) inspiratif, (3) rekreatif, dan (4) sosio-
12 kultur. Pemanfaatan Monumen Belanda SMP dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai sumber belajar IPS berbasis kurikulum 2013 yaitu dengan menggunakan pendekatan scientific potensi sejarah (latar belakang berdirinya monumen) dan potensi geografi (letak monumen). (Suprijono, 2009: 78; Rusman, 2010: 187; Tanredja, 2012: 49). Potensi monumen Belanda sebagai sumber belajar IPS di DAFTAR RUJUKAN Sastrodiwiryo Soegianto Perang Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Latief, Juraid Abdul Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT. Bumi Aksara Widja, I Gde Pengantar Ilmu Sejarah Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Banjar (1868). Denpasar :Pustaka Bali post Merayu Bagus T.Y dkk Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Buleleng Bandung: Ganeca Exact. Wawancara dengan Drs. I Made Pageh M.Hum tanggal 13 September Marhijanto,Drs. Bambang Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Wacana. Popular.Surabaya: Surabaya BintangTimur
ARTIKEL. Oleh I Ketut Agus Adijaya
ARTIKEL Judul MONUMEN TUGU PERJUANGAN WIRA WIJAYA SAKTI DI DESA GALUNGAN, SAWAN, BULELENG (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG, FUNGSI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Ketut Agus Adijaya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL
IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL Oleh I Kadek Dwipayana, (NIM. 0914021009), (e-mail: ikadek_dwipayana@yahoo.com) I Wayan Mudana *) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Judul Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina, Buleleng,Bali. (Latar Belakang Sejarah, Nilai, Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kurikulum 2013) Oleh Pande
Lebih terperinciTUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA
TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA Oleh Ali Rausan Fikri NIM 1314021002 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS
Lebih terperinciARTIKEL. Judul. Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA.
ARTIKEL Judul Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA Oleh Desak Made Suprayanti 1014021014 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Lebih terperinciPEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA. Tian Fitriara Huda
Jurnal HISTORIA Volume 4, Nomor 1, Tahun 2016, ISSN 2337-4713 (e-issn 2442-8728) PEMANFAATAN PETILASAN MACAN PUTIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL BAGI GENERASI MUDA Tian Fitriara Huda Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Peranan Nyoman Gempol Dalam Menentang Kolonialisme Belanda di Buleleng, Bali Pada Tahun 1858 (Nilai-nilai Kepahlawanan dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA/SMK) OLEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciDisusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5
Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciMultimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :
Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciMonumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA
Monumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA I Gede Juli Suwirtana Putra, NIM.1014021037 Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciARTIKEL JUDUL : Museum Perjuangan Margarana Sebagai Sumber Belajar IPS di Kelas IX. (Studi Kasus SMP N 1 Marga) OLEH: I PUTU GEDE ANOM
ARTIKEL JUDUL : Museum Perjuangan Margarana Sebagai Sumber Belajar IPS di Kelas IX (Studi Kasus SMP N 1 Marga) OLEH: I PUTU GEDE ANOM 0914021071 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )
58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo
Lebih terperinciUntung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC
Untung Suropati Untung Suropati lahir di Bali pada tahun 1660. Ia hidup pada masa Amangkurat II yang pernah memberikan restu kepadanya untuk menaklukan pasuruan. Menurut Babad Tanah Jawi, semasa kecil,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014
Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciPerjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi
Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi 1767 1769 SKRIPSI Oleh: A n g g a M a y R a w a n NIM : 050210302229 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciRIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA
1996 A 89 RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA PAHLAWAN NASIONAL SULTAN ISKANDAR MUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 077/TK/TAHUN 1993 PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan yang masih dapat terlihat sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya.
Lebih terperinciPantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011
Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bangsa. Dari sejarah kita dapat mengetahui dan mengenal seperti apa bangsa itu tumbuh dan berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperincitanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.
2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciPERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.
PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Judul Tugu Taman Makam Pahlawan Sapta Dharma Pejeng (Sejarah, Makna, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar IPS Studi Kasus di SMP N 3 Tampaksiring, Gianyar-Bali) Oleh A.A Istri Pradnya Asmara Putri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan
BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka
Lebih terperinciDari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu
11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai
Lebih terperinciSILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita
102 BAB V KESIMPULAN Periode Revolusi merupakan masa-masa yang sulit bagi Banten untuk beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita untuk menjadikan Banten yang diperintah
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.
BAB V KESIMPULAN Kalau sudah membaca tulisan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan dengan jelas bahwa perjuangan Rakyat Karo bersama dengan Tentara Indonesia Tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena
Lebih terperinci2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan juga turut berkembang. Media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game platform bergenre side scroll bertema sejarah hari pahlawan berjudul Sutomo. Hal ini dilatar belakangi
Lebih terperinciTugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures)
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut: 4.1.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci dari film edukasi Machmud Rumagesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh NI WAYAN SURATNI
ARTIKEL Judul Persepsi Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ( Studi Kasus di Kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja) Oleh NI WAYAN SURATNI 1014021005 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera utara dan merupakan kota kedua terbesar setelah Medan. Pematang Siantar terdiri dari 8
Lebih terperinciMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2
PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru : Rina Suryati,
Lebih terperinciAndi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2
+ Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Revolusi Amerika Revolusi Amerika dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika untuk
Lebih terperinciMeneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.
Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso. Gambar: Yos Sudarso tahun 1960 (sumber: Wikipedia) Laksamana Madya Yosaphat Sudarso, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Yos Sudarso, merupakan pahlawan
Lebih terperinciStrategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20
Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20 Anggota kelompok 3: 1. Ananda Thalia 2. Budiman Akbar 3. Farrel Affieto 4. Hidayati Nur Trianti Strategi Perlawanan
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
Artikel Judul PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII I DI SMP NEGERI 1 BANJAR, BULELENG, BALI TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Ketut Jasiani
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciNOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk
Lebih terperinciB. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN
PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,
Lebih terperinciSEJARAH PERISTIWA GERBONG MAUT DI BONDOWOSO TAHUN 1947 DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN
SEJARAH PERISTIWA GERBONG MAUT DI BONDOWOSO TAHUN 1947 DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN SKRIPSI Oleh Rima Evalia Yusmita NIM 050210302251 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kemunculan karya sastra Indonesia yang mengulas tentang kolonialisme dalam khazanah sastra Indonesia diprediksi sudah ada pada masa sastra Melayu Rendah yang identik dengan bacaan-bacaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL PENILAIAN HARIAN 1
Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok : SMA Negeri 1 Sleman : Sejarah Peminatan : X IIS / Ganjil : Manusia dan Sejarah KISI-KISI PENILAIAN HARIAN 1 NO KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Lebih terperinciPemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI
Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bermula dari para pendatang dari Eropa yang bermukim di Amerika utara sejak abad ke-16, bangsa Amerika menjadi sebuah bangsa baru yang lahir dalam suatu
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Judul PERANAN MAYOR I GUSTI WAYAN DEBES DALAM PUPUTAN MARGARANA TABANAN, BALI (IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Made Agus Eri Antara
Lebih terperinciPEMANFAATAAN BENTENG VAN DER WIJCK GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH SEBAGAI OBJEK WISATA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH
PEMANFAATAAN BENTENG VAN DER WIJCK GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH SEBAGAI OBJEK WISATA DAN SUMBER BELAJAR SEJARAH Faidatunnisa Isnaniyah Guru Sejarah SMA Negeri 1 Banyumas ABSTRACT This study entitled
Lebih terperinciMENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)
MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) Setiap 10 November segenap bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Secara khusus, Hari Pahlawan adalah untuk mengenang
Lebih terperinciTeks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh)
Teks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh) Pengertian Teks Sejarah Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan
Lebih terperinci