MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER"

Transkripsi

1 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER Yusfiati, Roza Elvyra, Reykha Megawati* Lecturer and Student* Department of Biology, FMIPA University of Riau, Pekanbaru Abstract. The purpose of research to determine the spread and area of mucous cells in the epithelial cell layers of the cardiac, fundus and pylorus gastric, and in epithelial cells layer the intestine of baung fish (Mystus nemurus C.V) from Siak river, Riau. The sample were prepared for histological observation by used paraffin method with slices of 6 µm, Hematoxylin-Eosin and PAS Stain.The result calculation of the mucus cell amount at the fundus of gastric more is 1865 cell/mm, gastric cardiac 1270 cells/mm and gastric pylorus 1373 cells/mm. Amount goblet cells in the middle intestine and the back intestine is 46 cells/mm, the amount of goblet cell intestine fewer to 34 cells/mm. The area of mucous cells in the gastric cardiac wider is 6.20/mm, the area of mucus cell at gastric pylorus reduced. Gastric fundus area of 5.42/mm and gastric pylorus of 2.24 /mm. Goblet cell area towards the back intestine is increasing. The front intestine is 0.40/mm, the middle intestine 0.625/mm and hindgut intestine /mm. Keyword: Mucus cell, Baung Fish, Gastric, Intestine PENDAHULUAN Lapisan mukosa pada saluran pencernaan hewan memiliki peran penting pada proses pencernaan, reabsopsi dan proses metobolik. Sel-sel mukosa lambung terdiri dari sel mukus, sel pariental, sel chief dan sel gastrik. Sedang, mukosa usus ikan terdiri dari sel enterosit dan sel mukus. Sel mukus di lambung terdapat di permukaan villi lambung dan sel mukus usus terdapat di antara sel-sel enterosit. Hasil penelitian sel-sel mukus pada 2 jenis ikan air tawar menunjukkan sel mukus banyak terdapat di bagian fundus daripada di bagian kardiak lambung, sedang di pilorus lebih sedikit dibandingkan dengan bagian yang lain. Sel mukus yang melapisi permukaan sel epitel lambung mengandung mukopolisakarida netral dan asam. Juga, ditemukan struktur epitel usus pada spesies ikan yang memiliki perbedaan makanan, yaitu adanya perbedaan keadaan sel-sel epitel. Sel-sel mukus pada struktur epitel ini jumlahnya semakin meningkat ke arah usus belakang. Diduga, peningkatan mukus pada permukaan epitel lambung dan usus ikan berkaitan dengan peran penting sel mukus dalam mengefektifkan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi pada permukana epitel. Ikan baung di Propinsi Riau dijumpai di empat sungai yaitu Sungai Rokan, Sungai Indragiri, Sungai Kampar dan Sungai Siak. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan Sungai Siak, sejak tahun 2002 ikan Baung di perairan Sungai Siak populasinya mulai menurun disebabkan perairan Sungai Siak telah tercemar, dimana parameterparameter kualitas air penting seperti suhu, kecerahan, ph, oksigen terlarut, nitrat, fosfat, logam berat dan lain-lainnya telah menunjukkan nilai yang kurang mendukung untuk kehidupan biota aquatik di Sungai Siak. Perairan Sungai Siak daerah Kota Pekanbaru pada daerah Jembatan Siak I Desa Okura Kecamatan Rumbai Pesisir di tahun 2007 dan Jembatan Siak II di tahun 2009 telah mengalami pencemaran dengan Semirata 2013 FMIPA Unila 499

2 Yusfiati, dkk: MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER kualitas mutu lingkungan perairan sungai yang buruk. Pada perairan Jembatan Siak I memiliki kandungan logam berat yaitu timbal (Pb) sebesar 4,4 mg/l. Pada perairan Jembatan Siak I memiliki kandungan logam berat yaitu timbal (Pb) sebesar 4,4 mg/l. Juga, pada penelitian kondisi otolith pada ikan Cyprinidae di Sungai Siak memiliki jumlah lingkaran yang tebal dan gelap. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tersebut terganggu dengan kondisi perairan Sungai Siak yang tercemar. Keberadaan ikan baung di perairan Sungai Siak mulai sedikit, kemungkinan dapat disebabkan oleh kondisi dari ikan tersebut kurang baik untuk melangsungkan kehidupannya. Penting kiranya dilakukan penelitian tentang distribusi sel mukus pada organ lambung dan usus ikan baung di perairan Sungai Siak. Mengingat, organ lambung dan usus adalah organ-organ yang sangat rentan terkena efek dari perairan yang telah tercemar oleh logam-logam berat. Melalui kajian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai sistem mekanisme dan regulasi proses pencernaan dalam lambung dan usus ikan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk melihat kondisi jaringan pada organ lambung dan usus ikan baung yang hidup di perairan Sungai Siak, terutama pada jaringan lapisan epitel lambung dan usus, juga mengkaji lebih dalam mengenai distribusi sel mukus di lapisan sel epitel lambung dan usus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk pengetahuan tentang struktur lambung dan usus ikan di perairan air tawar dan penelitian lanjutan, misalnya penelitian fisiologi pada ikan baung. METODE PENELITIAN Diwakili 10 ekor ikan baung dari perairan Sungai Siak daerah Jembatan Siak I Desa Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir dan Siak II Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. Ikan adalah hasil tangkapan nelayan daerah setempat. Ikan yang diperoleh dipilih yang sekiranya sudah terlihat kurang sehat, misalnya dengan melihat warna insang berwarna merah pucat.pengamatan makroskopis lambung dan usus adalah masing-masing 2 ekor ikan baung segar dari 10 ekor ikan baung dibedah berdasarkan tahap-tahapan anatomis dan kemudian difoto topografik saluran pencernaan dan bagian-bagian lambung dan usus ikan baung dengan kamera mikrodigital Merek SANYO 3,5 megapixel. Pembuatan preparat histologis adalah masing-masing 8 ekor ikan baung di masukkan ke dalam larutan garam fisiologis (NaCl 0,89 ) selama 15 menit, selanjutnya ikan-ikan tersebut dimatikan dan dibedah. Bagian saluran pencernaan dari bagian lambung dan usus dibersihkan dengan merendam dalam larutan garam fisiologis 0,8. Bagian kardiak, fundus dan pilorus lambung, usus depan, usus tengah, usus belakang dan anus, masingmasing dipotong kira-kira 0,3 cm. Bagianbagian tersebut difiksasi dengan paraformaldehid 10 selama 3 hari. Setelah itu direndam dengan alkohol 70, yang selanjutnya sampel lambung dan usus ikan diproses pembuatan preparat histologis. Pembuatan preparat histologis ikan baung dengan metode parafin dan disayat dengan ketebalan sebesar 6 μm dengan sayatan melintang. Perwarnaan preparat menggunakan perwarna Hematoxylin-Eosin (HE) untuk melihat semua komponen yang terdapat di jaringan lambung dan usus, Periodic Acid Schiff (PAS) dengan PH 2,5 untuk melihat kandungan karbohidrat yang ada di dalam sel-sel epitel lambung dan usus ikan. Data yang diperoleh secara makroskopis dianalisis secara kualitatif. Data Mikroskopis dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif adalah mengambarkan struktur jaringan penyusun pada lambung dan usus ikan baung. Secara kuantitatif adalah menghitung distribusi sel 500 Semirata 2013 FMIPA Unila

3 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 mukus di lapisan epitel lambung dan usus dengan menghitung jumlah sel mukus yang tampak per lapang pandang dengan menggunakan mikroskop cahaya. Pengamatn pengukuran area sel mukus di lapisan epitel lambung dan usus ikan baung dengan menggunkan mikrometer okuler di mikroskop cahaya pada pembesaran 100 X dan 400 X. Sebanyak 30 sel mukus di ukur area sel mukusnya pada bagian kardiak, fundus dan pilorus lambung, usus depan, usus tengah dan usus belakang ikan baung.. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur makroanatomi lambung ikan baung terletak di posteroir esofagus, posterior lobus sinester hati dan anterior usus depan. Bentuk lambung ikan baung seperti huruf J, yang terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus. Bentuk seperti ini serupa dengan bentuk ikan Cottus yaitu berbentuk huruf J dan lambung terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus. Struktur usus ikan Baung terletak antara bagian posterior lambung, media-posterior hati dan ventral ginjal. ikan Baung terdiri dari tiga bagian yaitu usus depan, usus tengah dan usus belakang. ikan Baung memiliki satu lipatan dan berwarna keputihan. Hal ini berbeda dengan struktur usus pada ikan Mystus tengara (Ham) dan ikan Hypophthalmichthys nobilis yang memiliki dua bagian usus yaitu usus depan dan usus belakang. Lambung baung terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus lambung. Semua bagian lambung tersebut terdiri dari empat lapisan yaitu tunika mukosa,tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa. Bagian kardiak lambung pada tunika mukosa terdiri dari epitel kolumnar selapis, memiliki villi yang panjang dan kelenjar gastrik terdapat dilekukan vili, kelenjar gastrik memiliki sel berbentuk piramidal, inti ditengah, sitoplasmanya granular. Lamina proria terdapat venula, jaringan ikat longgar. Tunika submukosa terdapat kelenjar gastrik dengan sel bentuk piramidal selapis, terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Tunika muskularis teridiri dari lapisan dalam otot polos sirkular dan lapisan luar otot polos longitudinal. Tunika serosa dilapisi sel epitel pipih selapis dan jaringan ikat longgar. Bagian fundus lambung terdiri dari tunika mukosa dilapisi epitel kolumar selapis, lamina propria terdiri terdapat kelenjar gastrik dibawah lekukan vili dan terlihat lebih banyak daripada di bagaian lamina propria kardiak lambuing, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Tunika submukosa terdiri dari kelenjar gastrik di tunika ini terlihat lebih banyak daripada dengan tunika submukosa bagian kardiak lambung. Tunika muskularis terdiri dari di bagian dalam otot polos sirkular dan di bagian luar otot polos longitudinal. Tunika serosa terdiri dari jaringan ikat, epitel pipih selapis. Bagian pilorus lambung terdiri dari tunika mukosa dilapisi epitel kolumar selapis, lamina propria terdapat kelenjar gastrik di bawah lekukan vili. Tunika submukosa tidak terdapat kelenjar gastrik, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Tunika muskularis terdiri dari di dalam otot polos sirkular terlihat lebih tebal daripada bagian kardiak dan fundus lambung dan demikian juga pada bagian luar otot polos longitudinal terlihat lebih tebal. Tunika serosa terdiri dari jaringan ikat, epitel pipih selapis. Hasil perhitungan jumlah sel goblet di kardiak, fundus dan pilorus lambung menunukkan jumlah sel goblet di kardiak lambung yaitu 1270 sel/mm, fundus lambung jumlah sel gobletnya lebih banyak yaitu 1865 sel/mm. Luas area sel goblet semakin ke fundus lambung semakin meningkat yaitu kardaik lambung 6.2 luas sel/mm dan fundus lambung 5.42 luas sel/mm, kemudian menurun di pilorus lambung yaitu menjadi 2.24 luas sel/mm (Tabel 1). Semirata 2013 FMIPA Unila 501

4 Yusfiati, dkk: MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER Tabel 1. Nilai rata-rata jumlah sel goblet, luas area sel goblet pada lambung ikan baung (M. Numerus C.V) Bagian Lambun g Kardiak Fundus Pilorus Jumla h sel mukus /mm Jumlah Rerata luas/mm Luas Total sel/mm luas sel/ mm Hal ini terjadi dikarenakan fungsi dari pencernaan di dalam lambung pada ketiga areanya proses dalam mencerna makanannya berbeda, yaitu bagian fundus adalah area yang menghasilkan asam lambung, enzim pepsin, dan gastrin lebih banyak dari kedua area lambung yang lain. Mukus yang dihasilkan di lambung berfungsi untuk melindungi sel epitel dari kadar asam lambung. Bagian usus depan terdiri dari tunika mukosa dilapisi epitel kolumnar selapis, vili terlihat panjang, lamina propria tidak terdapat kelenjar, Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Tunika muskularis terdiri otot polos sirkular di dalam dan otot polos longitudinal di luar. Bagian usus tengah terdiri dari tunika mukosa dilapisi epitel kolumnar selapis, vili terlihat panjang, lamina propria tidak terdapat kelenjar. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, kapiler dan saraf. Tunika muskularis terdiri dari otot polos sirkular di dalam yang terlihat lebih tebal dari bagian otot polos sirkular usus depan. Otot polos longitudinal terletak di luar. Sedang, usus belakang terdiri dari tunika mukosa dilapisi epitel kolumnar selapis, vili bercabangcabang, lamina propria tidak terdapat kelenjar. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, kapiler dan saraf. Tunika muskularis terdiri dari otot polor sirkurar di dalam dan otot polos longitudinal di luar. Lapisan otot sirkularisya terlihat tebalnya sama dengan otot sirkular usus tengah. Hal ini berbeda strukturnya dengan otot sirkularis usus belakang ikan Teleostei pada umumnya lapisanya lebih tipis dari otot polos usus depan (Hossain dan Dutta 1996). Pada lapisan epiel usus depan, tengah dan belakang terdapat sel goblet. Bagian usus ikan baung pada tunika mukosa di lapisan epitelnya terdapat sel goblet yang di usus depan, usus tengah dan belakang terwarnai positif dengan perwarnaan PAS. Sel goblet tersebut mengandung polisakarida netral. Hal ini berbeda dengan penelitian Murray et al. pada 3 jenis ikan pleuronectida di epitel usus pada sel gobletnya tidak terwarnai positif dengan PAS, tetapi terwarnai positif dengan AB-PAS, karena mukus sel goblet mengandung polisakarida asam. Perbedaan subtansi mukus di usus ini berhubungan dengan fungsi penyerapan pada makanan ikan. Hasil perhitungan jumlah sel goblet di usus depan, usus tengah dan usus belakang menunjukkan jumlah sel goblet di usus tengah dan usus belakang sama yaitu 46 sel/mm, usus depan jumlah sel gobletnya lebih sedikit yaitu 34 sel/mm. Luas area sel goblet semakin ke arah usus belakang semakin meningkat yaitu usus depan 0,40/mm, usus tengah 0,625/mm dan usus belakang 0,585/mm (Tabel 2). Jumlah sel goblet dan luas area sel goblet ini bertambah diduga suatu adaptasi dari epitel usus dalam membantu proses pencernaan dibagian usus tersebut. Hal ini serupa seperti terjadinya sel goblet di usus semakin meningkat ke arah usus bagian belakang pada 3 jenis ikan Famili Pleuronectidae (12) dan sel goblet pada usus ikan Cyprinidae. 502 Semirata 2013 FMIPA Unila

5 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Tabel 2. Nilai rata-rata jumlah sel goblet, luas area sel goblet pada usus ikan baung (M. Numerus C.V) Bagian Jumla h sel mukus /mm Rerata luas/mm depan tengah belakang 46 7 Jumlah Luas Total sel/m m 0, luas sel/ mm 0, Hal ini terjadi sel goblet bertambah banyak untuk membantu proses pencernaan terhadap jenis makanan yang dimakan ikanikan tersebut, jadi pada ikan ini terjadinya penyerapan semakin meningkat ke arah usus bagian belakang. Hal yang berbeda pada sel goblet pada usus ikan buntal (Tetraodon lunaris), usus depan terlihat lebih banyak sel goblet daripada bagian usus tengah dan usus belakang. Sel goblet banyak di usus depan, karena usus depan adalah bagian yang menerima makanan dari lambung yang tentunya masih ada pengaruh dari asam lambunga (HCl) yang akan menuju kebagian jaringan usus depan (19). Dengan sel goblet yang banyak adalah salah satu perlindungan usus terhadap jaringan epitelnya dari pengaruh asam lambung yang dibawa makanan dari lambung, karena asam lambung akan merusak jaringan epitel usus. Pada ikan buntal lambung tidak hanya berfungsi sebagai mencerna makanan, tetapi berfungsi untuk menampung sejumlah udara dan air untuk mengelembungkan badannya jika ikan ini dalam keadaan terancam bahaya. KESIMPULAN Distribusi sel mukus pada bagian kardiak, fundus dan pilorus lambung ikan baung seperti distribusi sel mukus ikan pada umumnya. Sedang distribusi sel mucus di usus ikan yang semakin ke arah usus belakang meningkat diduga distribusi sel mukus ini membantu terjadinya proses pencernaan untuk lebih efektif.pencemaran yang terjadi di Sungai Siak kemungkinan tidak mengangu kehidupan dari ikan baung tersebut.. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan FMIPA Universitas Riau, Pekanbaru yang telah memberi dana dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Affandi R, Tang UM Fisiologi Hewan Air. UNRI Press. Pekanbaru. Hal Affandi R, Sjafei DS, Rahardja MF, Sulistiono Fisiologi Ikan Pencernaan dan penyerapan makanan. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Amri TA Inventarisasi dan Dokumentasi Rona Lingkungan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai Siak. Pekanbaru. Laporan Penelitian. Pusat Kajian Rona Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Riau. Alawi H, Ahmad, Pulungan, Rusliadi Beberapa aspek Biologi Ikan baung (Macrones nemurus) Yang Tertangkap Di Sekitar Perairan Teratak Buluh Sungai Kampar. Pekanbaru. Pusat Penelitian universitas Riau (tidak dipublikasikan). Caceci T Scanning Electron Microskopy of Goldfish Carassius auratus, intestinal mucosa. J. Fish Biol.25: Caceci, T., El-Habback, H.A., Smith, S.A., Smith, B.J The Stomach of Semirata 2013 FMIPA Unila 503

6 Yusfiati, dkk: MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER Oreochomis niloticus has three regions. J. Fish Biol. 50: Delashoub D, Pousty I, Banan Khojasteh SM Histology of Bighead Carp (Hypopthalmichthys nobilis) intestine. Gobal veterinaria 5 (6) : Handari SS Metode perwarnaan. PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Hossain AM, Dutta HM Phylogeny, ontogeny, structure and function of digestive tract appendages (caeca) ini teleost fish. In Munshi JSD, Dutta HM, eds. Fish morphology horizon of new research. Rotterdam. USA. p Kothari S, Bhaskar RP, Rathore HS Protective Role of Liv.52 Against Histological Damage due to CdCl 2 toxicity in Intestine of Teleost fish. Probe.3: Kuperman, B.I., Kuz mina, V.V The ultrastructure of the intestinal epithelium in fishes with different types of feeding. J. Fish Biol. 41: Murray, H.M., Wright, G.M., Goff, G.P A comparative histological and histochemical study of the post-gastric alimentary canal from three species of pleuronectid, the atlantic halibut, the yellowtail flounder and the winter flounder. J. Fish Biol. 48: Normawati L Pola Lingkaran Pertumbuhan Pada Otolith Ikan Paweh (Osteochilus hasselti) Dari Perairan Sungai Siak Dan Waduk PLTA Koto Panjang Provinsi Riau. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Riau. Pekanbaru. Osman AH, Caceci T Histology of stomach of Tilapia nilotica (Linnaeus, 1758) from the river Nile. J. Fish Biol. 38 : Rust MB Nutritional physiology. In Halver JE, Hardy, RW, eds. Fish nutrition. 3 th ed. Academic press. Amsterdam. p Unal G, Osman C, Ertugrul K, Mahmut ELP Histology of The Organogenesis of The Digestive System and Swim Bladder of the Chalcalburnus tarichi Pallas, 1811 (Cyprinidae). Journal of Zoo.Turki.25 : Sarbaini Analisis Kandungan Logam Berat Pb, Cd, dan Cr di Sepanjang Aliran Sungai Siak Antara Sungai Tapung Dan Sungai Apit. [skripsi]. Pekanbaru. Universitas Riau. Saladin KS Anatomy and Physiology the Unity of Form and Function. Ed.II. university of Wiscon Sin Mikwaukee. Yusfiati, Sigit K, Affandi R, Nurhidayat Anatomi Saluran Pencernaan Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris). Tesis. IPB. Bogor.is. 504 Semirata 2013 FMIPA Unila

EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR

EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR EFFECTS OF 50 mg ETANOL EXTRACT OF Tristaniopsis obovata R.Br ON MUCUS CELL DISTRIBUTION INTESTINE

Lebih terperinci

STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK

STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK Julia Nadrah 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA 2 Dosen Zoologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Peneiitian II. DISTRIBUSI SEL MUKUS PADA USUS IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK PROVINSIRIAU

Peneiitian II. DISTRIBUSI SEL MUKUS PADA USUS IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK PROVINSIRIAU Peneiitian II. DISTRIBUSI SEL MUKUS PADA USUS IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK PROVINSIRIAU I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Propinsi Riau iican Baung dijumpai di empat sungai

Lebih terperinci

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN : SEBARAN SEL GOBLET PADA USUS LELE LOKAL (Clarias batrachus)

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN : SEBARAN SEL GOBLET PADA USUS LELE LOKAL (Clarias batrachus) SEBARAN SEL GOBLET PADA USUS LELE LOKAL (Clarias batrachus) Goblet cell distribution in intestinal tract of local catfish (Clarias batracus) Diah Andini 1, Zainuddin 2, M Jalaluddin 3, Fitriani 2, Ummu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, sebagai negara kepulauan dan memiliki dua per tiga wilayah yang merupakan perairan. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SEL MUKUS ESOFAGUS IKAN BUNTAL Tetraodontidae DARI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU. S.Hidayatullah 1, Yusfiati 2, Windarti 3

DISTRIBUSI SEL MUKUS ESOFAGUS IKAN BUNTAL Tetraodontidae DARI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU. S.Hidayatullah 1, Yusfiati 2, Windarti 3 DISTRIBUSI SEL MUKUS ESOFAGUS IKAN BUNTAL Tetraodontidae DARI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU S.Hidayatullah 1, Yusfiati 2, Windarti 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Struktur Perkembangan Hewan

Lebih terperinci

STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU

STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU Dwi Indrayani, Yusfiati, Roza Elvyra Mahasiswa Program S1 Biologi FMIPA-UR Bidang Zoologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU Christina Elisabeth 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program S1 Biologi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya

Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya ANALISIS ANATOMI DAN HISTOLOGI UMBAI CACING (Vermiformappendix) PADA KELINCI SEBAGAI ANGGOTA HEWAN HERBIVORA Bevo Wahono Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember E-mail: dankbioma@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS IKAN DUI DUI

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS IKAN DUI DUI GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) DI DANAU MATANO LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN YANG TERCEMAR LOGAM BERAT NIKEL (Ni) DAN BESI (Fe) SKRIPSI ASNELLY ASRI O111 11 260 PROGRAM

Lebih terperinci

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. : ISSN : Agustus 2010 STUDI HISTOLOGI USUS BESAR SAPI BALI

Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. : ISSN : Agustus 2010 STUDI HISTOLOGI USUS BESAR SAPI BALI STUDI HISTOLOGI USUS BESAR SAPI BALI (HISTOLOGICAL STUDY LARGE INTESTINE OF BALI CATTLE) Ni Ketut Suwiti 1, Ni Luh Eka Setiasih 1, I Putu Suastika 1, I Wayan Piraksa 1, Ni Nyoman Werdi Susari 2 1 Lab.Histologi,

Lebih terperinci

STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU

STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU Arieska Putri Rahmadani 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi

Lebih terperinci

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI MIKROTEKNIK Definisi: cara pembuatan sediaan histologik yg dpt diamati di bawah mikroskop Macam sediaan histologik: sediaan segar & sediaan permanen Sediaan Segar Sediaan hidup

Lebih terperinci

Pergerakan makanan dalam esofagus menuju lambung disebabkan oleh adanya gerakan peristaltik akibat kontraksi dua lapisan otot pada tunika muskularis

Pergerakan makanan dalam esofagus menuju lambung disebabkan oleh adanya gerakan peristaltik akibat kontraksi dua lapisan otot pada tunika muskularis 29 PEMBAHASAN Esofagus musang luak pada awalnya berjalan di sebelah dorsal trakhea, kemudian di pertengahan daerah leher (pars cervical) berbelok ke sisi kiri trakhea. Selanjutnya, di daerah thoraks (pars

Lebih terperinci

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada

Lebih terperinci

ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) [Anatomy of The Digestive Apparatus of The Puffer Fish Tetraodon lunaris]

ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) [Anatomy of The Digestive Apparatus of The Puffer Fish Tetraodon lunaris] Jurnal Jktiologi Indonesia, Volume 6, Nomor /, Juni 2006 ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) [Anatomy of The Digestive Apparatus of The Puffer Fish Tetraodon lunaris] Yusfiati

Lebih terperinci

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN LAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI DAN DESA KOTA GARO SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung

Lebih terperinci

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MAKANAN ALAMI DAN PERKEMBANGAN ANATOMI SALURAN PENCERNAAN IKAN SIDAT

MAKANAN ALAMI DAN PERKEMBANGAN ANATOMI SALURAN PENCERNAAN IKAN SIDAT MAKANAN ALAMI DAN PERKEMBANGAN ANATOMI SALURAN PENCERNAAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor McClelland 1844) DARI MUARA SUNGAI CIMANDIRI PELABUHAN RATU JAWA BARAT SRI MURTINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN : 2303-2960 PENDUGAAN UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD IKAN SENGGARINGAN (Mystus negriceps) DI SUNGAI KLAWING, PURBALINGGA JAWA TENGAH Benny Heltonika

Lebih terperinci

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU I.M. Sinaga 1, Titrawani 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA-UR 2 Dosen

Lebih terperinci

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAPASAN TRENGGILING (Manis javanica) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKHEA DAN PARU-PARU ASEP YAYAN RUHYANA

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAPASAN TRENGGILING (Manis javanica) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKHEA DAN PARU-PARU ASEP YAYAN RUHYANA KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAPASAN TRENGGILING (Manis javanica) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKHEA DAN PARU-PARU ASEP YAYAN RUHYANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Asep

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR SUBLETAL PHOSPHAMIDON TERHADAP KERUSAKAN JARINGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus ~rew.)'

PENGARUH KADAR SUBLETAL PHOSPHAMIDON TERHADAP KERUSAKAN JARINGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus ~rew.)' PENGARUH KADAR SUBLETAL PHOSPHAMIDON TERHADAP KERUSAKAN JARINGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus ~rew.)' THE EFFECT OF SUBLETHAL CONCENTRATION OF PHOSPHAMIDON ON TISSUE DAMAGE OF NILE FISH (Oreochromis

Lebih terperinci

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PENCERNAAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) EVALINA

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PENCERNAAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) EVALINA KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PENCERNAAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) EVALINA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK EVALINA. Kajian Morfologi Saluran Pencernaan Burung

Lebih terperinci

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Terbentang dari sfinkter pilorus sampai katup ileosekal. Ada tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Saluran empedu umum bersatu dengan saluran pankreas membentuk

Lebih terperinci

STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus)

STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus) Jurnal Ilmiah Peternakan 2 (1) : 5-10 (2014) ISSN : 2337-9294 STRUKTUR HISTOLOGI PROVENTRIKULUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus), BEBEK (Anser anser domesticus) DAN MERPATI (Columba domesticus) Histological

Lebih terperinci

JIMVET. 01(2): (2017) ISSN : HISTOLOGI URETER DAN VESIKA URINARIA IKAN LELE LOKAL (Clarias batrachus)

JIMVET. 01(2): (2017) ISSN : HISTOLOGI URETER DAN VESIKA URINARIA IKAN LELE LOKAL (Clarias batrachus) HISTOOGI URTR DN VSIK URINRI IKN OK (Clarias batrachus) Histology of Ureter and Vesica Urinaria in ocal Catfish (Clarias batrachus) nka Rahmi de Utami 1, Cut Dahlia Iskandar 2, Zainuddin 3 1 rogram Studi

Lebih terperinci

BAB I ORGANISASI ORGAN

BAB I ORGANISASI ORGAN BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4 1.4 Hipotesis.... 5 1.5 Kerangka

Lebih terperinci

DETEKSI SENYAWA MUKOPOLISAKARIDA PADA TUBULUS SEMINIFERUS DAN DUKTUS EPIDIDIMIS DALAM TESTIS TIKUS Rattus norvegicus DENGAN PEWARNAAN HISTOKIMIA

DETEKSI SENYAWA MUKOPOLISAKARIDA PADA TUBULUS SEMINIFERUS DAN DUKTUS EPIDIDIMIS DALAM TESTIS TIKUS Rattus norvegicus DENGAN PEWARNAAN HISTOKIMIA DETEKSI SENYAWA MUKOPOLISAKARIDA PADA TUBULUS SEMINIFERUS DAN DUKTUS EPIDIDIMIS DALAM TESTIS TIKUS Rattus norvegicus DENGAN PEWARNAAN HISTOKIMIA Adrien Jems Akiles Unitly, Dece Elisabeth Sahertian Jurusan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN HISTOLOGI USUS HALUS DAN USUS KASAR ANTARA AYAM HUTAN (Gallaus gallus) DAN AYAM RAS (White leghorn) Ainul Mardhiah 1

KAJIAN PERBANDINGAN HISTOLOGI USUS HALUS DAN USUS KASAR ANTARA AYAM HUTAN (Gallaus gallus) DAN AYAM RAS (White leghorn) Ainul Mardhiah 1 KAJIAN PERBANDINGAN HISTOLOGI USUS HALUS DAN USUS KASAR ANTARA AYAM HUTAN (Gallaus gallus) DAN AYAM RAS (White leghorn) Ainul Mardhiah 1 1 Medik Veteriner Muda Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian Materi yang diteliti adalah ikan nilem ( Osteochilus hasselti C. V.), pada tahap perkembangan juvenil berumur 13 minggu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatkan pengetahuan dan teknologi dibidang peternakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN ABSTRAK EFEK GASTROPROTEKTIF JUS BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm.f.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN Malvin Owen Hardicar, 2016, Pembimbing Utama : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr.,

Lebih terperinci

Gambar 1 Peta distribusi musang luak di Indonesia = alami = Introduksi (Modifikasi dari IUCN 2011).

Gambar 1 Peta distribusi musang luak di Indonesia = alami = Introduksi (Modifikasi dari IUCN 2011). TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Distribusi Musang Menurut Schreiber et al. (1989), terdapat empat spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: 1. Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon 58 Lampiran 1 Analisis probit uji LC5096 jam minyak sereh LC 50 96jam Konsentrasi Jumlah Terekspos Pengamatan Jumlah Respon Pengaturan Proporsi Respon Prediksi Proporsi Respon Proposi Respon 60 10 1 0,1000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

Modul Cerna Penuntun praktikum - Histologi sistem pencernaan. Praktikum 1: esofagus lambung usus kecil. Jeanne Adiwinata Pawitan

Modul Cerna Penuntun praktikum - Histologi sistem pencernaan. Praktikum 1: esofagus lambung usus kecil. Jeanne Adiwinata Pawitan Modul Cerna Penuntun praktikum - Histologi sistem pencernaan Jeanne Adiwinata Pawitan Syarat: pengenalan Histologi 4 jaringan dasar Pada praktikum Modul Cerna kita akan mempelajari gambaran histologi sistem

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin LAMPIRAN 53 54 Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin Menurut Muntiha (2001), prosedur analisis hispatologi dan jaringan hewan,

Lebih terperinci

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG S.K. Sari 1, R. Elvyra 2, Yusfiati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat dan waktu pengambilan sampel Sampel diambil di Pantai Timur Surabaya, tepatnya di sebelah Timur Jembatan Suramadu (Gambar 3.1).

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta Hasil penangkapan ikan air tawar dari Kali progo, Yogyakarta diketahui terdapat 7 jenis

Lebih terperinci

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut: 79 Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut: Pengambilan Organ Fiksasi Pemotongan Organ Washing Dehidrasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA ADAPTASI FISIOLOGI Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA ADAPTASI FISIOLOGI LINGKUNGAN Adaptasi : Proses penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap

Lebih terperinci

Histologi Lambung. Alya Amila Fitrie. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara

Histologi Lambung. Alya Amila Fitrie. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara Histologi Lambung Alya Amila Fitrie Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan (1,2,3,4,5) Lambung, seperti usus halus, merupakan organ gabungan eksokrin dan endokrin yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Asesmen alternatif

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling... 4 1. Klasifikasi dan Persebaran... 4

Lebih terperinci

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN Tujuan 1. Mengamati struktur sel 2. Membandingkan sel prokariotik dan eukariotik 3. Mengetahui bagian-bagian sel dan dapat menyebutkan fungsi dari bagian-bagian sel

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

MORFOLOGI ESOFAGUS DAN LAMBUNG MUSANG LUAK (Paradoxurus hermaphroditus) ARINI KUSUMASTUTI

MORFOLOGI ESOFAGUS DAN LAMBUNG MUSANG LUAK (Paradoxurus hermaphroditus) ARINI KUSUMASTUTI MORFOLOGI ESOFAGUS DAN LAMBUNG MUSANG LUAK (Paradoxurus hermaphroditus) ARINI KUSUMASTUTI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Morfologi Anatomi dan Histologi Usus Biawak Air (Varanus salvator)

Morfologi Anatomi dan Histologi Usus Biawak Air (Varanus salvator) ISSN : 1411-8327 Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 Morfologi Anatomi dan Histologi Usus Biawak Air (Varanus salvator) THE ANATOMICAL AND HISTOLOGICAL MORPHOLOGY OF INTESTINAL WATER

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V.) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU

JENIS-JENIS PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V.) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU JENIS-JENIS PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V.) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU Ranti Yuni Arpia 1, Titrawani 2, Roza Elvyra 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lambung merupakan perluasan organ berongga besar berbentuk kantung dalam rongga peritoneum yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Saat keadaan kosong, bentuk

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

Gill Structure of Pangasius polyuranodon From Up and Down Stream Of Siak River. By:

Gill Structure of Pangasius polyuranodon From Up and Down Stream Of Siak River. By: Gill Structure of Pangasius polyuranodon From Up and Down Stream Of Siak River By: Riska Puspita Sari 1), Ridwan Manda Putra 2), Windarti 2) riskaapuspita@gmail.com Abstract Siak River is the most polluted

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG ( Tetraodon lunaris) Oleh. YUSFlATl

ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG ( Tetraodon lunaris) Oleh. YUSFlATl ANATOMI ALAT PENCERNAAN IKAN BUNTAL PISANG ( Tetraodon lunaris) Oleh YUSFlATl SEKOLAHPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESlS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN KADAR MUKUS LAMBUNG TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL GASTRITIS

ABSTRAK EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN KADAR MUKUS LAMBUNG TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL GASTRITIS ABSTRAK EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENINGKATAN KADAR MUKUS LAMBUNG TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL GASTRITIS Yunita Indah Dewi, 2012. Pembimbing I : dr. Lusiana Darsono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Lisawati

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lapangan dan di laboratoirum. Pengambilan sampel ikan bertempat di DAS Citarum bagian hulu dengan 4 stasiun yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang termasuk ordo Chiroptera, subordo Megachiroptera. Kelelawar ini sangat berperan dalam ekosistem yaitu menyebarkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Oktober 2008. Pengambilan sampel dilakukan di sungai Klawing Kebupaten Purbalingga Jawa Tengah (Lampiran 1). Analisis

Lebih terperinci

KONTRAKSI OTOT JANTUNG IKAN

KONTRAKSI OTOT JANTUNG IKAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KONTRAKSI OTOT JANTUNG IKAN BIDANG KEGIATAN: PKM Artikel Ilmiah Diusulkan oleh: Friesca Edrian Putri C14053405 (2005) Galih Fiel Arddhiagung C14052531 (2005) Satya Jati Nugroho

Lebih terperinci

PERUBAHAN JARINGAN GINJAL IKAN PARI KEMBANG (Dasyatis kuhlii) AKIBAT PAPARAN LOGAM MERKURI (Hg)

PERUBAHAN JARINGAN GINJAL IKAN PARI KEMBANG (Dasyatis kuhlii) AKIBAT PAPARAN LOGAM MERKURI (Hg) PERUBAHAN JARINGAN GINJAL IKAN PARI KEMBANG (Dasyatis kuhlii) AKIBAT PAPARAN LOGAM MERKURI (Hg) MC-6 Joeharnani Tresnati Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin E-mail: jtresnati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.5 Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental 2.6 Sampel 2.6.1 Jenis dan Kriteria Sampel Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500 Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci Kelompok Tanpa pemberian obat Indometasin dalam kapsul gelatin Indometasin dalam matriks kalsium alginatkitosan (dibedah stlh 1 hari) Indometasin dalam matriks

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design (Septiawati et al., 2013). B. Subyek

Lebih terperinci

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan 54 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat seluruh cairan dalam jaringan, baik cairan interstisial maupun cairan intrasel sebelum dilakukan penanaman jaringan.

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOLOGI SALURAN PENCERNAAN IKAN GABUS (Channa striata) Histologycal of Alimentary Canal in Snakehead Fish (Channa striata)

GAMBARAN HISTOLOGI SALURAN PENCERNAAN IKAN GABUS (Channa striata) Histologycal of Alimentary Canal in Snakehead Fish (Channa striata) GAMBARAN HTOGI ALURAN PENCERNAAN IKAN GABU (Channa striata) Histologycal of Alimentary Canal in nakehead Fish (Channa striata) Muhammad Nafis 1, Zainuddin 2, Dian Masyitha 2 1 Program tudi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1

GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1 GAMBARAN HISTOLOGIS USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI RANSUM DAGING HASIL FERMENTASI DENGAN Lactobacillus plantarum 1B1 SKRIPSI MARGARETA MULATSIH KANDI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak

I. PENDAHULUAN. serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Gambar 4 Pengukuran sonogram duodenum dengan Image J. A: Sonogram duodenum pada posisi transduser sagital. l: lapisan lumen, M: mukosa, SM: submukosa, TM: tunika muskularis, dan S: serosa. B: Skema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci