BAB II KAJIAN TEORI. adalah menjadikan besar, luas dan merata atau menjadikan maju, baik dan
|
|
- Suhendra Johan Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 538) berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan mengembangkan adalah menjadikan besar, luas dan merata atau menjadikan maju, baik dan sempurna. Pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses dari mempersiapkan dan merencanakan secara menyeluruh dalam mengembangkan, memproduksi, memvalidasi serta mengujicobakan media pembelajaran. 1. Tinjauan Media Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal (Satyasa, 2007: 3). Berikut akan dijelaskan lebih mendalam tentang media pembelajaran. a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar (Arsyad, 1997: 3). Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar pesan 16
2 17 dari pengirim menuju penerima pesan. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset, dan film bingkai (Sadiman dkk, 1990: 6). Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1997: 3). Association of Education and communication technology (AECT) dalam Arsyad, 1997: 3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Seringkali kata media pembelajaran digunakan secara bergantian istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal
3 18 apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Di lain pihak, National Education Association (NEA) (dalam Arsyad, 1997: 4), memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual dan peralatanya, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Rivai dkk (2007: 41) mengungkapkan istilah media bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata teknologi. Rumusan ini muncul karena media merupakan salah satu komponen dari teknologi pengajaran. Teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah-masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang bertujuan dan disengaja. Dari beberapa pendapat tentang definisi media seperti yang telah dibahas apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu perantara atau pengantar sebagai pembawa pesan, pengetahuan, dan informasi dengan bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual agar dapat memanipulasi isi materi pengajaran. b. Tujuan Media Pembelajaran Dalam penggunaan media pembelajaran perlu adanya suatu konsep yang tertata dan perlu adanya pertimbangan. Hal ini agar kegiatan belajar dan proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik. Namun belum tentu juga media yang
4 19 baik dapat menghasilkan keberhasilan jika siswa tidak merespon media tersebut. Untuk itu siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya dan guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Arsyad (1997: 8) mengatakan bahwa semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Dengan istilah mediator, media berfungsi mengatur hubungan yang efektif antara siswa dan isi pelajaran dalam pembelajaran. Dapat dikatakan pula setiap sistem pembelajaran yang melakukan mediasi, mulai dari guru sampai peralatan canggih dapat disebut sebagai media. Dengan demikian, tujuan media pembelajaran adalah sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran yang dapat diterima melalui berbagai alat indera agar pesan yang disampaikan lebih lama dipertahankan dalam ingatan dan mudah dimengerti sehingga proses belajar mengajar mencapai keberhasilan. c. Manfaat Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pemanfaatan hasil teknologi dalam dunia pendidikan terlihat dengan banyaknya multimedia pembelajaran yang sudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Berbagai jenis media pembelajaran dirasakan manfaatnya untuk
5 20 membantu pengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa agar mudah dipahami. Menurut Sutikno (2004: ), ada beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu : 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Materi pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh peserta didik memungkinkan peserta didik menguasai tujuan mengajar dengan lebih baik. 3. Metode mendidik akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apabila pendidik mendidik untuk setiap jam pelajaran. 4. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarakan uraian pendidik tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan. Media pembelajaran sudah selayaknya digunakan di sekolah-sekolah untuk menunjang kegiatan pembelajaran, karena tidak semua bahan ajar yang menceritakan suatu benda atau peristiwa dapat diterima hanya dengan pendengaran saja. Ada keunggulan tersendiri dari media pembelajaran, yaitu (Arsyad, 1997: 26-27): 1. Memperbesar benda yang kecil sehingga bisa nampak lebih jelas. 2. Memperkecil benda yang besar yang kemungkinan kecil dihadirkan ke sekolah. 3. Menyajikan teks, gambar dan tampilan-tampilan dalam bentuk video. 4. Menghasilkan suara yang dirasa asing di telinga siswa. 5. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.
6 21 Begitu banyak manfaat media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dan mempermudah penyampaian materi sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah. d. Klasifikasi Media Pembelajaran Taksonomi Leshin dan kawan-kawan dalam Arsyad (1997: 81-82) menguraikan jenis-jenis media pembelajaran, yaitu : a. Media berbasis manusia, diantaranya guru, instruktur, tutor, main peran, dan kegiatan kelompok. b. Media berbasis cetakan, diantaranya buku, penuntun, buku kerja atau latihan, dan lembaran lepas. c. Media berbasis visual, diantaranya charts, grafik, peta, figur atau gambar, transparasi, film bingkai atau slide. d. Media berbasis audio-visual, diantaranya video, film, slide bersama tape, televisi. e. Media berbasis komputer, berupa pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif. Dari beberapa jenis-jenis media pembelajaran di atas, selama ini tampaknya media pembelajaran berbasis audio-visual masih jarang digunakkan sebagai media untuk menyampaikan materi. Yamin (2007: 204) mengatakan: banyak sekali media pembelajaran yang telah dipelajari, namun hanya sedikit sekali media yang cukup sering digunakan di dalam kelas, diantaranya Overhead Projector, gambar, model, papan tulis, dan buku. Sedangkan media lain seperti video, film, kaset audio, atau film bingkai relatif jarang digunakan. Belum dimanfaatkannya media pembelajaran berbasis audio-visual secara maksimal, peneliti mengembangkan media berupa video pembelajaran dan hasilnya dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun pada saat belajar individu di rumah. Video pembelajaran yang dihasilkan diharapkan
7 22 mampu menyajikan tampilan yang lebih variatif dan lebih menarik motivasi siswa. 2. Tinjauan Media Berbasis Audio-Visual Media audio-visual adalah media yang audible artinya dapat didengar dan media yang visible artinya dapat dilihat. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indera yang menjadi sasaran dari media tersebut (Suleiman, 1985: 11). Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran (Arsyad, 1997: 91). Sulaiman, (1985: 17) mengatakan bahwa perhatian yang semakin meluas dalam penggunaan alat-alat audio-visual telah mendorong bagi diadakanya banyak penyelidikan ilmiah mengenai tempat dan nilai alat-alat audio-visual tersebut dalam pendidikan. Penyelidikan itu telah membuktikan, bahwa alat-alat audio-visual jelas mempunyai nilai yang berharga dalam bidang pendidikan. Sementara Rivai (2007: 58) mengungkapkan bahwa penekanan utama dalam pengajaran menggunakan media audio-visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata
8 23 belaka. Materi audio-visual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Sistem multimedia gabungan audio dengan visual merupakan media serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pengajaran kelompok maupun pengajaran perorangan dan belajar mandiri. Media pengajaran gabungan audio dan visual dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pengajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pengajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci. Keefektifan penyajian pelajaran melalui media audio-visual memerlukan perhatian khusus, Arsyad (1997: ) berpendapat bahwa: dalam penyajian konsep-konsep dan gagasan-gagasan sebaiknya dilakukan satu persatu, karena pesan yang lebih dari satu akan membagi perhatian siswa sehingga kedua pesan akhirnya tidak terserap oleh siswa. Penayangan materi pelajaran pada layar perlu ditayangkan pula satu gambar jika memang visual itu ingin mendapat penekanan. Penyusunan gambar, pemilihan slide, musik, dan efek suara juga harus tepat, sehingga penyajian media menjadi lebih dinamis. Ada beberapa alasan peneliti melakukan penelitian dengan mengembangkan media pembelajaran melalui media berbasis audio-visual (video pembelajaran), karena ada beberapa kelebihan dari media ini seperti yang diungkapkan oleh Suleiman (1985: ) : selain bergerak dan bersuara, video itu dapat menggambarkan suatu proses sehingga menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk impresi yang murni.
9 24 Media berbasis audio-visual juga dapat memperlihatkan berbagai tampilan visual dan menggambarkan teori sains dengan teknik animasi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis audio-visual sangat tepat untuk digunakan sebagai alat pembuatan media pembelajaran yang efektif. Selain dapat memberikan penggambaran yang paling mendekati pengalaman yang sebenarnya secara menarik, media ini dapat menjadikan siswa lebih aktif mendengarkan dan memperhatikan. 3. Tinjauan Apresiasi Musik a. Apresiasi Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengarkan istilah apresiasi. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin appretiatus, dalam bahasa Inggris appreciation, yang berarti penghargaan dan pengertian, yaitu merupakan suatu proses sadar yang dilakukan seseorang dalam menghadapi dan memahami karya seni (Bahari, 2008: 148). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 41), istilah apresiasi mempunyai arti kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya dan penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu. Kaitannya dengan kesenian, apresiasi berarti kegiatan mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya secara semestinya. Dengan demikian, berdasarkan pengertian tersebut, maka kegiatan yang paling fundamental dalam apresiasi terhadap karya seni adalah mencari tahu dan mengapresiasi latar belakang sebuah karya seni. Karena seseorang akan bisa
10 25 menghargai dan menilai sesuatu, pastinya didahului dengan pengenalannya terhadap sesuatu itu ( Soedarso, 1990: 77). Dalam pengertian lain, Bastomi (1992: 6) mengungkapkan bahwa persoalan apresiasi adalah persoalan sikap yaitu sikap seseorang terhadap seni sebagaimana dia menghayati dan menghargai seni dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu berapresiasi seni dengan baik akan tercapai apabila dapat ditelusuri proses penciptaan seni dari awal yaitu mulai dari tumbuhnya inspirasi sampai dengan terwujudnya sebuah hasil seni. Dari berbagai batasan mengenai apresiasi di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi berhubungan dengan intelektual dan emosional yang di dalamnya meliputi pengenalan, pengalaman, pemahaman, penikmatan, dan penilaian terhadap karya seni secara sungguh-sungguh. b. Musik Musik merupakan suatu hasil karya seni yang berbentuk bunyi atau suara, dimana di dalamnya mengandung unsur-unsur yang membentuk keutuhan dari musik itu sendiri. Safrina ( 1999: 1) mengartikan Musik sebagai salah satu cabang kesenian, adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalului unsur-unsur musikal yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu. Sementara itu Hardjana (1983: 10), mengatakan bahwa unsur-unsur musik belum benar-benar sempurna apabila belum memasukan unsur-unsur vitalitas dalam diri manusia. Vitalitas manusia hadir dalam musik sebagai sifatsifat yang dinamis seperti lemah-keras, cepat-lambat, sedih-gembira, halus-kasar,
11 26 dan seterusnya. Musik akan menjadi sempurna apabila musik bisa menjadi media ekspresi manusia dengan segala sifat-sifat alamiah dan manusiawinya. Seluruh komponen di dalam bentuk musik dan semua unsur-unsur musik mempunyai peranan penting dalam membentuk sebuah lagu dan komposisi musik. Keterikatan yang kuat antara satu dengan yang lain dapat menghasilkan sebuah karya musik apabila mengikuti teori-teori yang ada. Irama, melodi dan harmoni tersebut membentuk gaya dan karakter tertentu yang kemudian dikenal dengan irama dan aliran musik seperti jazz, rock, country, pop, reggeae, disco, dan termasuk yang dibahas dalam penelitian ini yaitu musik tradisional. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi musik merupakan kegiatan memahami dan menghargai karya musik dengan penuh penghayatan, sehingga menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam terhadap musik. Apresiasi musik dalam penelitian ini merupakan program apresiasi terhadap musik tradisional Nusantara untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap musik tradisional Nusantara. Program ini disesuiakan dengan silabus dan buku pegangan guru pelajaran seni musik khususnya untuk siswa SMP kelas VIII, maka dalam penelitian ini dibahas mengenai pengertian musik tradisional Nusantara, lagu daerah, penggolongan alat musik, dan ragam musik tradisional beberapa daerah di Indonesia. 4. Tinjauan Musik Tradisional Nusantara a. Pengertian Musik Tradisional Nusantara Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke
12 27 generasi berikutnya (Ali, 2006: 2). Musik tradisi cenderung lebih eksklusif, artinya musik ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan musik tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair musik tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk diterima dan dinikmati sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain. Berbagai macam ragam karya musik dan jenis alat musik tradisional Nusantara, hampir setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam syair, alunan melodi, irama, alat musik, dan komposisi lagunya. Nusantara adalah sebutan bagi Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dan dikelilingi banyak laut dan dua samudera. Tiap daerah-daerah di Indonesia mempunyai berbagai macam budaya dan ciri khas masing-masing. Tyas (2007: 1) berpendapat bahwa musik tradisional Nusantara adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Musik tradisional Nusantara merupakan salah satu bentuk gambaran kebudayaan suatu daerah, selain ada tarian, pakaian adat, dan adat kebiasaan lainnya. Perbedaan karakter suara, irama, dan bahasa setiap daerah akan menggambarkan ciri khas musik tradisional masing-masing daerah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik tradisional Nusantara adalah musik yang lahir dan berkembang dari berbagai daerah di Indonesia yang menggambarkan kebudayaan suatu daerah dengan bentuk perbedaan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat.
13 28 b. Karya Lagu Tradisional Nusantara Keanekaragaman karya musik Nusantara lainnya terdapat pada lagu tradisional yang tercipta disetiap daerah. Setyobudi, dkk. (2007: 47) mengungkapkan bahwa hampir setiap daerah memiliki karya musik berupa lagu dengan menggunakan bahasa masing-masing daerah yang berisi gambaran kehidupan masyarakat setempat secara umum. Beberapa lagu tradisional Nusantara yang terkenal yaitu Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah), Es Lilin (Jawa Barat), Janger (Bali), Burung Kakak Tua (Maluku), Papua Sup Ine Ifnai Yara (Papua), Bungong Jeumpa (Aceh), Bacando Kanai (Sumatera Barat), Amparampar Pisang (Kalimantan Selatan), dan Cik Cik Periok (Kalimantan Barat). Dalam penelitian ini ada empat lagu yang diperdengarkan yaitu lagu Janger (Bali), Es Lilin (Jawa Barat), Papua Sup Ine Ifnai Yara (Papua), dan Bak Cando Kanai (Sumatera Barat). Peneliti menyajikan empat lagu yang sangat berbeda karakternya ke dalam video pembelajaran agar siswa dapat membandingkan lagu setiap daerah dan diharapkan lebih paham karakter yang menonjol dari setiap lagu dan musik pengiringnya. c. Penggolongan Alat Musik Tradisional Keanekaragaman musik Nusantara berikutnya yaitu berupa alat musik tradisional. Bukan hanya musik dan lagu yang menjadi khas setiap daerah, alat musik tradisional juga menjadi ciri khas keunikan setiap daerah. Alat musik yang terdapat di setiap daerah beragam bentuk, bahan pembuatan, cara memainkan, dan sumber bunyi yang dihasilkan. Dalam Catalog Of The Musical Instrument
14 29 Collection (1987: 21-22), alat musik ditinjau dari sumber bunyi dihasilkan digolongkan menjadi empat, yaitu: 1) Chordophone atau suara yang Chordophon ne adalah golongan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai yang bergetar, makaa dari itu chordophone sering disebut dengann alat musik berdawai (Nursantara, 2004: 18). Berikut beberapa alat musik tradisional yang tergolong dalam alat musik berdawai: Rebab Rebab merupakan alat musik tradisional Pulauu Jawa yang tergolongg alat musik berdawai. Cara memainkan alat musik rebab yaitu dengan digesek. Alat musik rebab terbuat dari kayu yang berongga di bagian dalam, kemudian dilapisi dengann kulit tipis sebagai pengeras suara, dan memiliki 2-3 dawai yang terbuat dari tembaga. Gambar 2.1. Alat Musik Rebab (dreamindonesia.wordpress.com) Kecapi Kecapi merupakan alat musik tradisional daerah Jawa Barat yang cara memainkannya dengan dipetik. Alat musik kecapi berbentuk seperti kotak
15 30 kayu yang di atasnya berjajar dawai atau senar yang terdiri dari Kotak kayu berfungsi sebagai resonatornya. Gambar 2.2. Alat Musik Kecapi (indonesia-science.blogspot.com) Sampek Sampek merupakan alat musik tradisional masyarakat suku dayak di Kalimantan. Cara memainkan alat musik sampek yaitu dengan dipetik. Alat musik sampek terbuat dari kayu pilihan (kayu meranti, ulin) dan menggunakann 3-4 dawai. Alat musik sampek menyerupai alat musik gitar dengan tubuh yang panjang dan leher yang sangat pendek. Gambar 2.3. Alat Musik Sampek (mirnarizki37.blogspot.com) Sasando Sasando merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur. Alat musik sasando tergolong alat musik berdawai yang cara memainkannya dengan dipetik. Tabung panjang yang terbuat dari bambu menjadi bagian utamaa dari alat musik sasando. Di bagian
16 31 tengah melingkar dari atas ke bawah terentang dawai dari satu tumpuan ke tumpuan lainnya dengann nada yang berbeda. Anyaman daun lontar yang membentuk setengah lingkaran tersebut menjadi tempat resonansinya. 2) Aerophone Gambar 2.4. Alat Musik Sasando (mp3indoblog.blogspot.com) Aerophone disebut juga alat musik tiup, artinya golongann alat musik yang sumber bunyinya berupa udara yang bergetar (Nursantara: 2004: 18). Alat musik tradisional Nusantaraa yang tergolong alat musik tiup diantaranya : Suling Alat musik suling terdapat hampir diseluruh daerah di Indonesia, namun daerah lain ada yang memberikan nama berbeda. Seperti di daerah Sumatera Barat memberikan nama Saluang. Alat musik suling terbuat dari bambu yang memiliki ukuran yang berbeda-beda dan terdiri empat, enam lubang resonansi berlaras slendro dan pelog. Ada dua cara meniup alat musik suling yaitu dengan arah vertikal dan horisontal. Gambar 2.5. Alat Musik Suling (anekaalatmusik.blogspot.com)
17 32 Serunai Serunai merupakan alat musik tiup tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Alat musik serunai terbuat dari kayu atau bambu, batang padi, tanduk kerbau, dan daun kelapa. Bagian yang unik dari alat musik ini adalah ujungnya yang mengembangg berfungsi untuk memperbesar volume suara. Gambar 2.6. Alat Musik Serunai (tradisionalseni.blogspot.com) 3) Membranophone Membranoph hone adalah golongann alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran membran atau kulit yang terdapat pada instrumen tersebut (Nursantara, 2004: 19). Getaran ditimbulkan karena alat tersebut dipukul. Alat musik tradisional Nusantara yang tergolong alat musik membranophone diantaranya : Kendang Kendang merupakan alat musik tradisional yang tergolong alat musik perkusi tidak bernada. Alat musik kendang menghasilkan bunyi karena getaran membran pada ke dua sisi kendang yang dipukul. Kendang memainkan ritme yang mengatur cepat lambatnya suatu musik, biasanya alat musik kendang terdapat pada musik gamelan.
18 33 Gambar 2.7. Alat Musik Kendang (dreamindonesia.wordpress.com) Tifa Tifa adalah alat musik tradisional daerah Maluku dan Papua yang tergolong alat musik perkusi tidak bernada. Sumber bunyi yang dihasilkan berasal dari membran yang bergetar karenaa dipukul. Alat musik tifa terbuat dari sebatang kayu yang dikosongii atau dihilangkan isinya, kemudian pada salah satu ujungnya ditutupi dengan membran yang terbuat dari kulit rusa. 4) Idiophone Gambar 2.8. Alat Musik Tifa (tifanet.blogspot.com) Idiophone adalah golongan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran yang ditimbulkan oleh alat musik itu sendiri (Nursantara, 2004: 19). Idiophone tergolong alat musik perkusi yang sumber bunyinya berasal dari
19 34 getaran alat musik karena dipukul atau digoyangkan. Alat musik tradisional Nusantaraa yang tergolong alat musik idiophone diantaranya : Karinding Karinding merupakan alat musik tradisional masyarakat Sunda Jawa Barat yang terbuat dari batang pohon aren dan bambu. Cara memainkann alat musik karinding yaitu dengan ditempelkan di mulut yang berfungsi sebagai resonansinya, kemudian dipukul menggunakan jari tangan (telunjuk), dan lidah sebagai pengontrol bunyi yang diinginkan. Gambar 2.9. Alat Musik Karinding (chankcodet-sunda.blogspot.com) Talempong Talempong adalah alat musik tradisional masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Alat musik talempong terbuat dari bahan kuningan, namun ada juga yang terbuat dari batu dan kayu. Bentuk alat musik ini hampir sama seperti alat musik bonang dalam perangkat gamelan. Alat musik talempong tergolong alat musik perkusi bernada yang dimainkan dengan dipukul.
20 35 Gambar Alat Musik Talempong (budaya-indonesia.org) d. Ragam Musik Tradisional Nusantara Indonesia terdiri dari berbagai daerah yang berbeda budaya dan tradisinya. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas masing-masing mengenai musik tradisinya yang memperkaya khasanah musik di Nusantara (Setyobudi dkk, 2007: 46). Beberapa musik tradisional Nusantara antara lain musik Melayu, musik Painting, musik Gendang Baleq, musik Angklung, musik Gamelan, dan musik Kolintang. Musik yang ditampilkan padaa video pembelajaran ini merupakan musik yang menjadi ciri khas beberapa daerah yaitu musik angklung (Jawa Barat), Kolintang (Sulawesi Utara), kemudian gamelan (Pulauu Jawa). Pebedaan musik ini terletak pada karakter suara yang dihasilkan, irama permainan, dan gaya memainkan. Karakter inilah yang harus dipahami untuk mengenali keragaman musik tradisional Nusantara. Angklung Musik angklung merupakan musik yang menjadi ciri khas daerah Pasundan (Jawa Barat). Musik angklung terdiri dari berbagai ukuran alat musik angklung yang menghasilkann nada yang berbeda-beda. Alat musik angklung terbuat dari bahan dasar bambu sehingga menghasilkan karakter suara yang khas. Cara memainkan alat musik angklung yaitu dengann cara
21 36 digoyangkan. Angklung dimainkan oleh beberapa orang hingga membentuk alunan musik yang harmonis. Gambar Musik Angklung (musik.indonesiakreatif.net) Kolintang Menurut Tyas (2007: 29) kolintang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Utara. Kolintang terdiri dari kumpulan alat musik yang dimainkan menjadi harmoni lagu. Ada yang berfungsi sebagai pengisi melodi, pengisi akord, dan ada juga yang memainkan ritme. Semuanya itu dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik Kolintang terbuat dari bahan dasar kayu dengan ukuran dan jenis nada yang berbeda- beda. Gambar Musik Kolintang (
22 37 Gamelan Musik gamelan menjadi musik khas yang tersebar di beberapa daerah Pulau Jawa dan Bali. Musik ini sering digunakan dalam pertunjukan tarian ataupun wayang dan juga digunakan dalam upacara adat. Musik gamelan terdiri dari beberapa alat musik diantaranyaa Saron, Demung, Peking, Bonang, Kenong, Gender, Slenthem, Kempul, Gong, Kendhang, Gambang, Suling, Siter, dan Rebab. Berbeda dengan musik gamelan Jawa, pada musik gamelan Bali terdapat alat musik ceng-ceng yang memberikan unsur nyaring dan meriah. Pada penelitian ini musik yang ditampilkan adalah musik gamelan Jawa. Gambar Musik Gamelan (fakhrious.blogspot.com) B. Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Taufik (2009: 42), dengan judul skripsi Pengembangan Media Pebelajaran Interaktif Dengan Software Adobe Flash CS3 Untuk Apresiasi Musik Siswa SMP Kelas Vlll, hasil penelitiannya menunjukan n bahwa produk media pembelajaran interaktif ini telah layak untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dengann validnya semua unsur item yang diteliti selama
23 38 proses uji coba produk. Dari hasil analisis validasi instrumen menunjukkan semua item unsur yang diamati (r hitung) lebih besar dari r tabel sebesar 0,7. Koefisien validitas bergerak dari 0, 712 sampai 0, 869. Dari hasil analisis ini menunjukkan keterkaitan siswa sangat baik dalam penggunaan media pembelajaran ini dilihat dari hasil r hitung yang tinggi. Pada saat observasi langsung uji produk siswa sangat puas dalam menggunakan media, dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik serta efektif. 2. Penelitian ke dua yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Ega Silviana Putri (2012: 72), dengan judul Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Musik Nusantara Di SMP N 2 Klaten, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian, uji validitas media oleh ahli media mendapatkan hasil setuju dengan isi angket sedangkan hasil validasi oleh ahli materi juga mendapat hasil yang setuju dengan isi angket. Kemudian setelah diujicobakan ke pengguna (siswa), hasil uji media oleh siswa mendapat prosentase total sebesar 88% maka dapat dikatakan bahwa penilaian media pembelajaran CD Interaktif musik Nusantara masuk kategori layak dan menarik untuk digunakan sebagai salah satu sumber belajar karena berada di kategori setuju dan sangat setuju bahwa penilaian media tersebut baik. Dari contoh hasil penelitian yang dilakukan dua peneliti tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran, hasil pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan metode verbal atau konvensional. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan karena
24 39 menghasilkan produk yang sudah dikembangkan dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui apresiasi musik terhadap musik tradisional Nusantara. Perbedaan media pembelajaran yang dilakukan dua peneliti tersebut di atas dengan media pembelajaran yang dihasilkan yaitu pada penggunaan media itu sendiri. Jika pada penelitian Taufik dan Ega media yang dibuat berupa media interaktif, sedangkan peneliti membuat media yang berbentuk video sehingga pengguna (siswa) hanya bisa menyaksikan dan mendengarkan, sifatnya lebih apresiasi dan untuk menarik minat siswa belajar musik tradisional Nusantara. Persamaan media pembelajaran ini yaitu sama-sama menggunakan perangkat lunak (software) sebagai alat untuk membuat media pembelajaran yang menarik. Persamaan juga terletak pada cara penyajianya menggunakan alat multimedia seperti komputer, layar LCD, dan proyektor. C. Kerangka Berfikir Perkembangan teknologi modern pada saat ini tidak hanya membawa dampak negatif namun membawa dampak positif pada dunia pendidikan. Khususnya pada penyampaian materi dapat lebih variatif dengan menggunakan produk berupa alat multimedia dan perngkat lunak (software) sebagai medianya. Adanya alat multimedia dan perangkat lunak (software) yang dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, sangat membantu jalannya kegiatan pembelajaran jika dapat memanfaatkannya dengan baik. Media dapat mempermudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan, selain itu juga dapat menumbuhkan
25 40 motivasi dan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Perkembangan teknologi modern juga berdampak pada kebutuhan siswa akan informasi dan ilmu yang lebih luas. Permasalahan ini menjadi tugas guru sebagai pendidik harus menyesuaikan dan mampu berinovasi dalam mengajar. Profesioanalisme seorang guru sangat dibutuhkan dan guru harus bisa mengembangkan media yang ada. Pengembangan media pembelajaran menjadi sangat penting untuk mengejar ketertinggalan siswa dalam memperoleh informasi. Sudah selayaknya penggunaan media diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Khususnya pada pembelajaran seni musik yang erat hubunganya dengan bunyi dan berisi kegiatan praktek (pertunjukan musik). Apresiasi musik merupakan kegiatan memahami dan menghargai musik dengan penuh penghayatan, sehingga menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam terhadap musik. Dalam pembelajaran musik tradisional Nusantara, pendidik memerlukan sebuah media pembelajaran yang menarik dan dapat mensimulasikan suatu bunyi serta pertunjukan musik agar peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan dengan mudah. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran audio-visual berupa video pembelajaran sebagai alat bantu belajar sangat diperlukan pendidik dalam proses belajar mengajar. Video pembelajaran merupakan salah satu variasi penggunaan media pendidikan modern yang diharapkan dan digemari oleh peserta didik.
26 41 Dalam proses pengembangan media pembelajaran berbasis audio-visual, tentunya memerlukan software yang dapat menyediakan kebutuhan sesuai dengan yang diperlukan serta dapat digunakan dalam pengembangan media. Corel Video Studio Pro X3 merupakan software yang mampu menghasilkan film dan video pembelajaran yang menarik. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran berbasis audio-visual, merupakan salah satu alternatif pengembangan media belajar mengajar. Sehingga pendidik akan lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan serta menimbulkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran seni musik.
Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk
LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut Asosiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam
Lebih terperinciALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG
ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG 23 ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG VIDEO CD VCD 1, track 9-12 Demo memainkan rebab, siter, kempul dan gong, saron Jawa Tengah 2.1. Bagaimana Bunyi
Lebih terperinciAlat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah
Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah Bambu merupakan tanaman yang ditemui di Indonesia, dimana terdapat sekitar 60 spesies bambu dari sekitar 1000 spesies bambu di dunia. Indonesia sendiri
Lebih terperinciBAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½
AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum
Lebih terperinciGONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL
GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL 33 GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL VCD 1: VIDEO CD track 2 Ensambel dengan gong Nusantara; track 3 Ensambel dengan gong Mancanegara; track 13 Gamelan,
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK
LAMPIRAN 54 LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK I. Identitas Peneliti Nama : Hector Fernandez NIM : 05208244044 II. Identitas Ahli
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI
2 A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan terciptanya berbagai macam produk yang semakin canggih. Pendidikan juga tidak terlepas dari aspek teknologi, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinci14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya
14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya Alat musik tradisional asal Jawa Tengah (Jateng) mencakup gambarnya, fungsinya, penjelasannya, cara memainkannya dan keterangannya disajikan
Lebih terperinciPENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah
PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE Agung Ardiansyah 1108100057 *Pendahuluan 3 * Pendahuluan 01. Latar Belakang Dalam pagelaran gamelan berbeda dengan pagelaran
Lebih terperinciSeni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat
Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta
Lebih terperinciKumpulan alat alat musik tradisional Indonesia. Di susun oleh kelompok 5 :
Kumpulan alat alat musik tradisional Indonesia Di susun oleh kelompok 5 : 1. Adji pangestu (ketua) 2. Septi (wakil) 3. Aditya risky indrayanto (anggota) 4. Nanda (anggota) 5. Okta (anggota) 6. Sasa (anggota)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau
Lebih terperinciBAB II KESENIAN TANJIDOR
BAB II KESENIAN TANJIDOR II.1. Pengertian Tanjidor Tanjidor adalah grup musik tradisional yang berasal dari Betawi yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat Betawi. Tanjidor merupakan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. UNESCO mengemukakan dua prinsip yang relevan pertama, pendidikan harus diletakkan
Lebih terperinciMEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari bunyi-bunyian instrumental atau vokal ataupun keduanya, yang menghasilkan sebuah karya yang indah dan harmonis.
Lebih terperinciContoh Alat Musik Ritmis dan Melodis
Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis 1. ALAT MUSIK RITMIS CONTOH ALAT MUSIK RITMIS Ada beberapa contoh alat musik ritmis tang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu. 1. GENDANG Gendang atau kendang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :
TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciAplikasi Pengenalan Alat Musik Gamelan Jawa Dalam Bentuk Animasi 3D Berbasis Desktop Menggunakan Blender Versi 2.76B
Aplikasi Pengenalan Alat Musik Gamelan Jawa Dalam Bentuk Animasi 3D Berbasis Desktop Menggunakan Blender Versi 2.76B Nama NPM Fakultas Jurusan Pembimbing : Lusi Trirahayu : 55413071 : Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai
Lebih terperinci02. Konsep Dasar Media
02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti
Lebih terperinciKONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)
17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
Lebih terperinciCymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum
MUSIK POPULER DI INDONESIA 17 Cymbals Tomtom Snare Bass drum Hihat Gbr. 2.9. Bagian-bagian dari seperangkat drum Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum Seperti halnya gendang, keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan
Lebih terperincidari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,
Lebih terperinciPERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil
Lebih terperinciAlat musik tradisional dari jawa barat. Alat musik tradisional dari jawa tengah. Alat musik tradisional dari maluku. *Angklung
Alat musik tradisional dari jawa barat *Angklung cara memainkan angklung: dengan cara diyoyang atau digetarkan sehingga menghasilkan nada tertentu. Alat musik tradisional dari jawa tengah *Gamelan Cara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah alat musik daerah, dimana hampir setiap daerah mempunyai alat musik khas daerahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah Budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman
Lebih terperinciUKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.
Rupa Seni Pertunjukan Musik Tradisional = dimainkan sendiri maupun sebagai pengiring kesenian tradisional lainnya Luntur karena globalisasi, perkembangan jaman dan pengaruh musik modern LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTeknologi & Media Pembelajaran
Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun
Lebih terperinciSUARA DAN GAYA Instrumentasi 1
SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang paling menonjol dari perkembangan IT saat ini adalah aplikasi pada platform
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derasnya arus perkembangan dunia IT dewasa ini tidak hanya dimanfaatkan dalam dunia bisnis, industri dan perfilman namun telah menyeluruh ke semua bidang. Hal yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu
93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi
Lebih terperinciKata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi berirama sebagai wujud pikiran dan perasaannya. Setiap daya cipta manusia dalam bentuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
Lebih terperinciUNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN
1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA
MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kegiatan 1.1 Mengidentifikasi jenis karya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd. Schramm mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang ada di dunia pendidikan khususnya di Indonesia ini menjadikan landasan yang mendasari pada penelitian ini. Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar
Lebih terperinciMODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar...2
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah segala usaha yang dimaksudkan untuk membantu menumbuhkembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa. Dalam hal ini diperlukan
Lebih terperinciPENGANTAR APRESIASI SENI MUSIK DAERAH. Oleh : Drs. KARTIMAN, M.Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA
PENGANTAR APRESIASI SENI MUSIK DAERAH Oleh : Drs. KARTIMAN, M.Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ========================================================== Abstrak Seni Musik Daerah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni di sekolah, merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta mengembangkan kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciWujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen
Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Musik sudah ada dari sejak dahulu kala, pada awal kemunculannya, nada yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia itu sendiri,
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim
MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan
Lebih terperinciTIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi
TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT 77 TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Pada bab ini, kita akan membahas tiga konsep teknis yang penting dalam musik Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan aplikasi simulasi alat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)
MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik
Lebih terperinciOleh: Fitta Ummaya Santi
Oleh: Fitta Ummaya Santi APA ITU MEDIA Sadiman, dkk 2002:6 Media: segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengiriman pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran,
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperinciBAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL
BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Musik Alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciAlat Musik Dawai. Istilah Kordofon. 1.1 Pendahuluan
ALAT MUSIK DAWAI 1 Alat Musik Dawai 1.1 Pendahuluan Alat musik dawai memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat musik lainnya, seperti misalnya gendang, gong, atau alat tiup. Alat musik dawai (selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku
Lebih terperinciGamelan, Orkestra a la Jawa
Gamelan, Orkestra a la Jawa Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA BERBASIS ADOBE FLASH
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA BERBASIS ADOBE FLASH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008
Lebih terperinciGAME SIMULASI MASAKAN KHAS INDONESIA DENGAN ADOBE FLASH CS3
GAME SIMULASI MASAKAN KHAS INDONESIA DENGAN ADOBE FLASH CS3 Strina Bessie 1) 1) Program Studi infomatika, sekolah tinggi & computer Indonesia (STIKI) Malang Email: strinabessie@gmail.com ABSTRAK Indonesia
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan
5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan
Lebih terperinciStandar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006
(SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Generik Sains Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains
Lebih terperinciULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2
DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2 Mata Pelajaran : SENI BUDAYA Hari / Tanggal : Kelas/Semester : VII / 2 Waktu :. menit I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
Lebih terperinciTembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud
Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan A. Pendahuluan B. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DESAIN. Perangkat lunak interaktif merupakan item utama dalam perancangan CD interaktif
56 BAB V PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Perangkat Lunak Interaktif Perangkat lunak interaktif merupakan item utama dalam perancangan CD interaktif Ting Tak Dung, Yuk Mengenal Alat Musik Indonesia!. Ukuran layar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Enim Sumatera Selatan. Antan Delapan merupakan satu kelompok pemain musik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Antan Delapan adalah nama salah satu Kesenian di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Antan Delapan merupakan satu kelompok pemain musik yang diiringi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi belakangan ini semakin pesat dan sudah mencakup di segala bidang. Segala aspek yang menyentuh kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran IPS
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX ( sembilan ) / 2 (dua) Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi
Lebih terperinci