BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah, karena pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006, hlm. 197) menjelaskan sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Berdasarkan penjelasan BSNP tersebut, dapat memiliki makna bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah sama posisinya dengan mata pelajaran lain, sama-sama memiliki peranan penting dalam rangka memberikan pengalaman belajar. Kelebihan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan mata pelajaran lainnya adalah peserta didik diberikan pengalaman untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, dan olahraga, dan kesehatan sehingga menempatkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada posisi yang strategis sebagai media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, dan keterampilan motorik, seperti dijelaskan BSNP (2006, hlm. 198) bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),... yang bermuara pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selanjutnya, sehubungan dengan penghayatan nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani, menurut Mike McNamee (dalam Green & Hardman, 2005, hlm. 1) menyebutkan can help students to live better lives, yang dapat berarti bahwa pendidikan jasmani dapat membantu peserta didik untuk hidup lebih baik dikemudian hari. 1

2 2 Tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah adalah meningkatkan kompetensi peserta didik, diantaranya kompetensi dasar pada aspek pengembangan sikap dan keterampilan seperti terlihat dalam kompetensi dasar untuk SMP/MTs yang dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tahun 2013 yaitu menunjukkan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan dan mempraktikkan modifikasi teknik dasar permainan bola besar dengan menekankan gerak dasar fundamentalnya. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan seperti terlihat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dikeluarkan Kemdikbud tahun 2013 perlu direncanakan secara sungguh-sungguh agar pelaksanaannya di sekolah dapat terlaksana dan tercapai tujuannya. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pembangunan bangsa Indonesia secara umum, karena syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju adalah pendidikan yang bermutu, seperti hasil riset Komisi nasional Pendidikan jasmani dan olahraga (Komnas Penjasor, 2009, hlm. 54) tentang kompetensi guru pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah disebutkan bahwa Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Hal tersebut didasari oleh sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Sementara itu, pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang profesional. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, pengajarannya telah dilakukan sejak dini, yaitu mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi (Komnas Penjasor, 2009, hlm. 60). Proses pendidikan hendaknya dijadikan 2

3 3 sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat sebagaimana tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) No.19 Tahun 2005, pelaksanaan pendidikan jasmani pada usia dini bukan sekedar dijadikan landasan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi, namun dilakukan agar tumbuh kemauan dan berkembangnya potensi dan kreativitas peserta didik yang dibangun dengan memberikan keteladanan. Dalam pelaksanaan pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik, guru senantiasa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan pembelajaran. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran dapat diidentifikasikan atas beberapa aspek seperti; (1) aspek peserta didik, (2) aspek pendidik itu sendiri, dan (3) sarana prasarana atau media pembelajaran. Pertama, pada aspek peserta didik permasalahan yang muncul dapat dilihat berdasarkan gejalanya, Suherman (2009, hlm. 71) menyebutkan bahwa beberapa gejala tersebut dapat diamati dari kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan gurunya, seperti siswa sibuk dengan urusannya masing-masing, tidak mengikuti petunjuk guru, tidak mendengarkan guru, melalaikan perintah guru, tidak mau belajar, dan lain sebagainya. Kurangnya perhatian siswa tersebut telah mengakibatkan proses pengembangan potensi maupun kreativitas peserta didik menjadi terhambat dan tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal oleh peserta didik. Kedua, pada aspek pendidik atau guru dirasakan memiliki kualitas yang rendah seperti disebutkan dalam hasil riset Komnas Penjasor (2009), sedangkan pusat kurikulum (2007) dalam naskah akademik disebutkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam pelaksanaannya kurang mengembangkan pendekatan, gaya, metode, model serta strategi pembelajaran. Ketiga, pada aspek sarana dan prasarana, pusat kurikulum (2007) mengungkapkan bahwa alat dan sumber belajar kurang mendukung dan tidak sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). 3

4 4 Masalah yang dirasakan peneliti sebagai guru pendidikan jasmani di SMP Lab UPI Kampus cibiru adalah kondisi sesuai yang diharapkan pada pelaksanaan pembelajaran permainan dan olahraga beregu bola besar. Pada pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran sering ditemukan perilaku-perilaku yang kurang sesuai, seperti sikap dan perilaku siswa yang suka saling merendahkan satu sama lain, kurang menghargai temannya, dan perilaku-perilaku lain yang mencerminkan tidak terjalinnya sikap dan perilaku kerjasama pada waktu kegiatan belajar sehingga menghambat pada pencapaian potensi peserta didik perihal keterampilan gerak dasar pada materi pasing bawah permainan bolavoli. Dalam salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk SMP/MTs dijelaskan kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pendidikan yaitu, (1) kompetensi sikap seperti siritual dan sosial, (2) pengetahuan seperti faktual, konseptual, dan prosedural, dan (3) keterampilan seperti kemampuan pikir dan tindak yang efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa lulusan SMP harus memenuhi kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran disekolah memperhatikan ketiga ranah tersebut, begitu pula dengan penilaiannya, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan memegang peranan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, Hardy, A, Colin & Mawer, M (1999, hlm. 95) menjelaskan bahwa : 4

5 5 physical education has an important role to play in promoting the development of pupils personal and social skills through the encouragement of an ability to work co-operatively with others by being a member of a team or group. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa perkembangan peserta didik dalam perihal keterampilan sosial dapat dikembangkan dengan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk bekerja bersama-sama dengan menjadi anggota pada sebuah tim atau kelompok. Akan tetapi, kemampuan bekerjasama bukan sekedar siswa belajar atau bekerja bersama-sama, belajar atau bekerja bersama-sama dilakukan karena terdapat tujuan. Pada pelaksanaannya, belajar atau bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan sering terkendala oleh efektivitas dan efisiensi sehingga tujuan tidak tercapai secara optimal atau maksimal. Tujuan dapat dicapai dengan maksimal apabila para pelaku kerjasama mengetahui indikator dari kerjasama, sehingga suatu tujuan dapat dicapai secara maksimal. Berhubungan dengan permasalahan dalam pembelajaran di SMP Laboratorium-Percontohan UPI Kampus Cibiru, terlihat bahwa terjadi ketimpangan dalam proses pembelajaran pada aspek afektif yaitu sikap dan perilaku kerjasama yang mempengaruhi terhadap perkembangan dan peningkatan penguasaan keterampilan gerak dasar pada pasing bawah permainan bolavoli. Data menunjukan persentase kriteria ketuntasan minimal (KKM) peserta didik untuk hasil belajar keterampilan gerak dasar pasing bawah pada permainan bolavoli adalah 71% dibawah KKM dengan rata-rata nilai 62, dan untuk aspek kerjasama diperoleh data 89% siswa dibawah KKM dengan rata-rata nilai 59 dari kriteia ketuntasan minimal yaitu 75. Perolehan data tersebut merupakan masalah besar dalam pembelajaran yang kalau tidak segera diatasi dapat mempengaruhi efektivitas proses dan hasil pembelajaran pendidikan jasmani secara keseluruhan yang berdampak pada perkembangan potensi peserta didik. Sehubungan dengan masalah tersebut, Direktorat Pembinaan SMP (2013, hlm. 10) menjelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam 5

6 6 pembelajaran, guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai kebutuhan proses pembelajaran, dan proses pembelajaran dapat dikembangkan dengan melaksanakan berbagai strategi dan model. Model pembelajaran kooperatif telah diakui para akhli dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran yang berhubungan dengan permasalahan sikap sosial, Hardy (1999, hlm. 96) menyebutkan bahwa penelitian dalam pembelajaran kooperatif seluruhnya menyebutkan positif, research on cooperative learning is overwhelmingly positive. Kemudian Lickona (1991, hlm. 187) menyebutkan bahwa Cooperative Learning improves academic achievement, self-esteem, and attitude toward school. Strachan & MacCauley (dalam Hardy, A, Colin & Mawer, M hlm. 96) menggunakan pembelajaran kooperatif pada kelas tujuh dan delapan untuk melakukan kaji ulang bahan-bahan pembelajaran, merancang strategi permainan, dan kegiatan refleksi setelah permainan. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif menggambarkan bagaimana siswa dapat belajar dengan bekerjasama dalam team, Rink (1993, hlm. 176) mendeskripsikan pembelajaran kooperatif sebagai groups of learners dapat diartikan sebagai pembelajaran grup. Selanjutnya dijelaskan, grup belajar dalam menyelesaikan tugas belajar atau proyek untuk diselesaikan secara team. Rink (1993, hlm. 176) menjelaskan, in cooperative learning, groups of learners are assigned a learning task or project to complete as a team. Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam kerangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, karena pada umumnya seorang guru mengharapkan situasi dan kondisi yang ideal. Sehubungan dengan hal tersebut, Suherman (2009, hlm. 72) menyebutkan lingkungan belajar yang 6

7 7 diharapkan para guru pada umumnya adalah lingkungan belajar yang didalamnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh, saling menghargai dan saling mendukung untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai lebih ideal. Berdasarkan observasi dan pengalaman peneliti sebagai guru penjas, diketahui bahwa faktor penyebab pelaksanaan pembelajaran kooperatif sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar dan kerjasama siswa dirasakan belum optimal dilaksanakan. Kemampuan peserta didik masih dirasakan rendah perihal peningkatan hasil belajar keterampilan dan perkembangan aspek sosial seperti kerjasama dalam belajar sehingga perlu dikembangkan berdasarkan fenomena yang terjadi di kelas atau di lapangan yang selanjutnya dilakukan perbaikan secara berkelanjutan sampai masalah dirasakan sudah terselesaikan. Proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik bagaimana belajar dilakukan bersama-sama dengan tetap saling menghargai terhadap segala perbedaan diantara peserta didik. Model ini berkembang berdasarkan pandangan bahwa ketika dewasa kelak mereka akan dihadapkan pada suatu situasi dan kondisi yang mengharuskan mereka dapat bekerja dengan orang lain, dan menghargai segala perbedaan dalam lingkungan masyarakat yang beragam yang dapat mengantarkan mereka pada produktivitas dan kehidupan yang menyenangkan, Rink (1993, hlm. 176) menjelaskan... adults in today s society need to be able appreciate diversity and work with others in a very diverse society to lead productive and happy lives. Cooperative learning has the potential to increase student learning, as well as to contribute to social and affective development. Oleh karena itu, berdasarkana potensinya dalam meningkatkan pembelajaran siswa yang berkontribusi terhadap keterampilan motorik dan aspek sosial seperti kerjasama, model ini dianggap tepat dilaksanakan mengingat situasi dan kondisi masyarakat saat ini pada umumnya, dan khususnya adalah peserta didik SMP Laboratorium-Percontohan UPI Kampus Cibiru. 7

8 8 Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi dalam kegiatan pembelajaran, diperlukan suatu pemecahan permasalahan sebagai suatu sikap profesionalisme guru dalam melaksanakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu, dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai upaya, Muslich (2009, hlm. 4) menyebutkan upaya tersebut dapat dilakukan melalui pembenahan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana belajar, dan peningkatan kompetensi guru. Dan, ternyata upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik ini hanya bisa dilakukan setelah diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) oleh guru yang bersangkutan. Sukidin dkk (2010, hlm. 14) menjelaskan dalam PTK, guru dapat meneliti sendiri praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas. Kegiatan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas biasa disebut dengan penelitian kaji tindak (Action Research). Maksum (2012, hlm. 88) menyebutkan Penelitian kaji tindak, yang pada tataran tertentu juga sering disebut penelitian tindakan kelas (PTK), adalah proses penelitian bersiklus yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Artinya guru sendiri yang melakukan penelitian melalui PBM-nya (involvement & improvement). Oleh karena itu, penelitian dilakukan seputar penyempurnaan rancangan atau perencanaan pembelajaran dengan mengembangkan alternatif tindakan untuk memperbaiki keadaan. Penyempurnaan rancangan atau perencanaan pembelajaran perlu dilakukan agar pelaksanaan model yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berjalan sebagaimana fungsi dan potensi yang dimiliki model tersebut, agar tujuan, program, praksis, dan hasilnya tidak banyak menyimpang dari yang diinginkan dan dicita-citakan semula, sehingga relevan bagi kehidupan peserta didik di masa depan. Karenanya, pendidikan hendaknya disiapkan benar-benar sebagai wahana untuk mempersiapkan generasi yang akan datang agar lebih 8

9 9 berkualitas dan lebih baik dari generasi kini. Tanpa adanya penyempurnaan yang dilakukan secara sistematis melalui kegiatan refleksi, Suwirta (2003, hlm. 3) menjelaskan pendidikan hanya merupakan proses mekanis yang hampa makna dan pada gilirannya tidak prospektif dan tidak relevan bagi kehidupan di masa depan. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah bukan semata-mata pengajaran yang berorientasi pada penguasaan keterampilan oleh peserta didik dalam kecabangan olahraga tertentu seperti masih banyak diparaktekan oleh guru-guru penjas di Indonesia, Komnas Penjasor (2009, hlm. 44) menyebutkan...mutu proses belajar mengajar pendidikan jasmani perlu ditingkatkan agar praktik pendidikan jasmani yang benar-benar sebagai wahana pendidikan dapat diwujudkan. Sesuai dengan perkembangan jaman saat ini yang ditandai dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi yang disebut dengan era globalisasi, suatu masyarakat dituntut untuk dapat menyesuaikan diri. Berhubungan dengan hal tersebut pemerintah RI (2010, hlm. 22) dalam kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa menyebutkan globalisasi dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat serta bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Perkembangan jaman tersebut telah menggiring terjadinya perubahan paradigma pembelajaran seperti pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim, dijelaskan oleh BSNP (2010, hlm. 49) bahwa Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan masing-masing individu, maka yang harus dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu. 9

10 10 Tugas utama guru adalah untuk memastikan bahwa melalui mekanisme pembelajaran yang dikembangkan, setiap individu dapat mengembangkan seluruh potensi diri yang dimilikinya untuk menjadi manusia pembelajar yang berhasil. Untuk menghasilkan pembelajar yang berhasil tidaklah mudah. Maksum (2012, hlm. 89) menyebutkan Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun didalam kelas, guru tidak akan lepas dari permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul bisa sederhana, tapi juga bisa komplek yang merupakan masalah yang dihadapi para siswa, ataupun yang secara umum dialami oleh setiap guru. Melalui penelitian tindakan kelas, Muslich (2009, hlm. 6) menyebutkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang optimal dapat diwujudkan secara sistematis. B. Rumusan Masalah Dalam latar belakang masalah dapat diidentifikasi bahwa pelaksanaan pembelajaran permainan dan olahraga beregu bola besar di SMP Laboratorium UPI Kampus Cibiru belum dilaksanakan secara maksimal. Permasalahan tersebut dapat dikategorikan pada masalah peserta didik, sarana prasarana dan tidak menutup kemungkinan adalah kurang pengembangan pendekatan atau model dalam pembelajaran sebagai strategi meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik, sehingga sarana prasarana atau media dalam pembelajaran tidak maksimal digunakan pendidik sebagai alat bantu agar peserta didik lebih aktif dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan identifikasi tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan secara umum adalah Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar dan kerjasama pada siswa kelas VII SMP Lab UPI Kampus Cibiru?. Sedangkan secara khusus rumusan masalah penelitian disajikan sebagai berikut : 10

11 11 1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan keterampilan gerak dasar pasing bawah dalam permainan bola voli? 2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan kerjasama peserta didik? C. Batasan Masalah Untuk memfokuskan masalah yang diteliti, maka penelitian ini dibatasi pada : 1. Model yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan menggunakan tipe Student Team-Achievement Division (STAD). 2. Penerapan model hanya dibatasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas VII SMP Lab UPI Kampus Cibiru Bandung. 3. Materi Penjas yang dipilih dalam penelitian ini adalah permainan bola voli 4. Titik fokus penelitian adalah peningkatan kemampuan penguasaan teknik dasar pasing bawah dan keterampilan sosial seperti kerjasama peserta didik dalam belajar dan berlatih. D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif yang efektif untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar pasing dan kerjasama peserta didik. Sedangkan tujuan khusus penelitian disajikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan teknik dasar peserta didik. 2. Untuk mengetahui sejauh mana internalisasi nilai-nilai keterampilan sosial peserta didik dalam belajar dan berlatih. 11

12 12 3. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman, pengetahuan dan keterampilan peserta didik hubungannya dengan implementasi model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran terhadap peningkatan penguasaan teknik dasar dan kerjasama peserta didik. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini secara umum adalah sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pendidikan, pembinaan, dan pelaksanaan model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di seklah menengah pertama menggunakan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan manfaat lainnya disajikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Memberikan informasi dan referensi bagi para peneliti yang hendak melakukan penelitian dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada umumnya, dan khususnya dalam materi permainan dan olahraga beregu bola besar sebagai alat pendidikan di sekolah menengah pertama. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan rujukan dalam bidang pelaksanaan model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan referensi tambahan oleh para praktisi pendidikan khususnya oleh para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan umumnya adalah lembaga-lembaga pendidikan formal maupun informal seperti sekolah dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kerjasama peserta didik, serta para peneliti yang tertarik dalam bidang dan kajian yang sama. 2. Kajian Praktis 12

13 13 Mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar pasing dan kerjasama peserta didik melalui permainan dan olahraga beregu bola besar pada siswa sekolah menengah pertama. F. Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom research). Berdasarkan metode penelitian dan rumusan masalahnya, maka penelitian ini memiliki tiga variabel yang dibagi atas satu variable bebas (X) yaitu model pembelajaraan kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD, dan dua variable terikat yaitu keterampilan gerak dasar (Y 1 ) dan kerjasama siswa (Y 2 ). Y 1 X Y 2 Gambar. 1 Variabel Penelitian Tindakan Keterangan : X = Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Y 1 = Keterampilan gerak dasar Y 2 = Kerjasama siswa 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Dalam kedudukannya pada kerangka pembangunan nasional, pendidikan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan moral bukanlah sebuah gagasan baru. Sebetulnya, pendidikan moral sama tuanya dengan pendidikan itu sendiri. Sejarah di negara-negara di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan terkait dengan kehidupan sehari-hari maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan agar mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana untuk memperoleh kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan UUD 1945. Pendidikan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA Oleh I Gusti Agung Gede Darma Putra NIM 0816011167 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa

Lebih terperinci

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI Oleh I Wayan Sudarsana NIM 0816011124 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI. I Gede Wenawa Putra

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI. I Gede Wenawa Putra PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI I Gede Wenawa Putra PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini pendidikan sangatlah penting dalam menciptakan generasi baru yang mempunyai intelektual terhadap masa depan. Pendidikan merupakan salah suatu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS IV DAN V SEMESTER 1 MI AL AZHAR GEMBONGAN PONGGOK BLITAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA Oleh I Wayan Adi Sukarnawa NIM 0616011127 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuanya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang sangat kompleks sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak fisik yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI I Gusti Made Jaya Kesuma NIM. 0816011068 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan insan manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana untuk memperoleh kelangsungan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya, melalui pendidikan manusia memperoleh pengetahuan (wawasan) dan

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Luh Gede Krisna Pebriana Dewi NIM. 0916011033 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap individu dan memiliki fungsi serta peranan penting bagi pembentukan karakter

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN BAWAH PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VIII- A MTsN KERAS DIWEK

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Sanur SDN Batokerbuy 2 Pamekasan sanur02@gmail.com

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu rumusan tentang arti pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu berkembang dan menyesuaikan diri sebaik mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014 BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Dengan paradigma baru, praktik

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (1) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW MELALUI PERMAINAN BOLA BEREKOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya karena proses dimulainya seseorang dalam menempuh dunia pendidikan diawali dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pemerintah Indonesia saat ini, terutama dalam tingkat pendidikan menengah, yang memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa guru dan sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan potensi diri sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Pasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO Ilham Surya Fallo 1, Hendri 2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN Cahya Mahardika (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) cahyamahardika1302@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani dan kesehatan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada FKIP UNP Kediri OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada FKIP UNP Kediri OLEH: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLAVOLI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRIIL DAN BERMAIN SISWA KELAS VI SDN 1 DATAR JEPARA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG ARTIKEL ILMIAH OLEH CINDRA YUNARNI NIM F1102141029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET Ketut Gede Suartha Jaya Dana Sadu, I Made Danu Budhiarta, I Ketut Semarayasa Jurusan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Oleh I Gede Indra Dwi Suputra NIM 0816011111 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya meningkatkan sumber

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Gede Agus Siwiara PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana

Lebih terperinci

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research. 1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam

Lebih terperinci

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERMEDIA KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA C Bagus Aringga Putra, I Nym Kanca, I Pt Panca Adi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR Gaguk Iriana Sekolah Dasar Negeri Sentul 3 Kota Blitar Email: Sdnsentultiga@ymail.com Abstract: The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era globalisasi ini setiap bangsa dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN: 15 UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2016, hal 15 20 PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR FAVORITDI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 Bachtiar, M. Nasir Yusuf (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan siswa sebagai yang menjadi objek dan subjek dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan siswa sebagai yang menjadi objek dan subjek dalam mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini komponen yang dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran penghayatan nilai

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Profesional Inti Guru Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Oleh I Kadek Wardana NIM 0816011159 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (7) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN POS PATAHAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani termasuk bagian integeral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan suatu proses yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu mempercedaskan kehidupan bangsa. Seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2006 disebutkan

Lebih terperinci

Zico Aji Dewantara, Mu arifin, I Nengah Sudjana Prodi S2 Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Zico Aji Dewantara, Mu arifin, I Nengah Sudjana Prodi S2 Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang Upaya Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Teknik Dasar Keterampilan Tolak Peluru Dengan Menggunakan Metode Bermain Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bogo Kidul Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri Zico

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal, upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran harus terus menerus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA Oleh Made Arya Sudita NIM 086095 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Upaya Mengembangkan Nilai Nilai Kerjasama Melalui Penerapan Permainan Tradisional Bakiak Dan Gatrik

Upaya Mengembangkan Nilai Nilai Kerjasama Melalui Penerapan Permainan Tradisional Bakiak Dan Gatrik Upaya Mengembangkan Nilai Nilai Kerjasama Melalui Penerapan Permainan Tradisional Bakiak Dan Gatrik 1 *Nova Suci Febriani 1, Dian Budiana 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa : 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik

Lebih terperinci

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG ARTIKEL ILMIAH OLEH TIKA ZINAWATI NIM F1102141023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK Awang Roni Effendi 1, Fahrizal Rhamadhansyah 2 1,2 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum saat ini. Dimana pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional peserta didik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Kadek Astrawan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Kadek Astrawan IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU I Kadek Astrawan PENJASKEREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (1) (2013) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENERAPAN MODEL PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (7) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI COOPERATIVE LEARNING PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam pendidikan, terus menerus melakukan upaya pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN TAHUN II HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA)

RINGKASAN PENELITIAN TAHUN II HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA) RINGKASAN PENELITIAN TAHUN II HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA) PENGEMBANGAN MODEL PENINGKATAN KUALITAS GURU MELALUI PELATIHAN LESSON STUDY BAGI GURU SD KARESIDENAN SURAKARTA Peneliti

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Oleh Ida Bagus Mega Astawa NIM 0716011074 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN

Lebih terperinci