BAB II TINJAUAN PUSTAKA. badan hukum/perusahaan atau pemerintah) yang memerlukan dana untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. badan hukum/perusahaan atau pemerintah) yang memerlukan dana untuk"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Obligasi Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten (dapat berupa badan hukum/perusahaan atau pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka (Huda dkk, 2008). Investasi pada obligasi memiliki potensial keuntungan lebih besar daripada produk perbankan. Keuntungan berinvestasi di obligasi adalah memperoleh bunga dan kemungkinan adanya capital gain. Secara umum dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu (Huda dkk, 2008). Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita adalah kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi Karakteristik Obligasi Perusahaan yang meminjam dana melalui alat utang jangka panjang seperti obligasi, pasti memberikan pendapatan kepada investor berupa bunga atau kupon. Untuk lebih jelasnya, Abdul Manan dalam artikelnya yang berjudul Obligasi

2 Syariah menyebutkan bahwa secara umum terdapat beberapa karakteristik obligasi sebagai instrumen utang jangka panjang adalah : 1. Obligasi merupakan surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum. 2. Memiliki jangka waktu tertentu atau masa jatuh tempo sebagaimana yang tersebut dalam surat obligasi. 3. Obligasi dapat memberikan pendapatan tetap secara periodik dan besarnya persentase pembayaran yang diberikan secara periodik ini didasarkan atas pembayaran persentase tertentu atas nilai nominalnya atau disebut pembayaran kupon (coupon). 4. Ada nilai nominal yang disebut dengan nilai pari, par-value, stated value, face value, atau nilai kupon Jenis-Jenis Obligasi Heru Sudarsono dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah menyebutkan jenis-jenis obligasi, diantaranya yaitu : 1. Berdasarkan Penerbitan, obligasi berdasarkan penerbitan dibagi menjadi empat, yaitu Obligasi Pemerintah Pusat, Obligasi Pemerintah Daerah, Obligasi Badan Usaha Milik Negara, dan Obligasi Perusahaan Swasta. 2. Berdasarkan Jaminan, dibagi menjadi enam yaitu Unsecured bonds / debentures atau obligasi tanpa jaminan, Indenture atau obligasi dengan jaminan, Mortgage bond atau obligasi yang dijamin dengan properti, Collateral trust atau obligasi yang dijamin dengan sekuritas, Equipment trust

3 certificates atau obligasi yang dijamin aset tertentu, Collateralized mortgage atau obligasi yang dijamin pool of mortgages atau portofolio mortgage-backed securities. 3. Berdasarkan Jenis Kupon, dibagi menjadi Fixed rate yaitu obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap sejak diterbitkan hingga jatuh tempo, Floating rate yaitu obligasi yang tingkat bunganya mengikuti tingkat kupon yang berlaku di pasar, dan Mixed rate yaitu obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap untuk periode tertentu. 4. Berdasarkan Peringkatnya, yaitu Investement grade bonds dengan ketentuan minimal BB+, Non-investment-grade bonds dengan ketentuan CC atau speculative bond, dan D atau junk bond. 5. Berdasarkan Kupon, yaitu Coupon bonds pada obligasi berkupon dan Zero coupon bonds untuk obligasi nirkupon. 6. Berdasarkan Call Feature, yaitu Freely collable bond adalah obligasi yang dapat ditarik kembali oleh penerbitnya setiap waktu sebelum masa jatuh tempo, Non-collable bond yaitu setelah obligasi diterbitkan dan terjual tidak dapat dibeli/ditarik kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo, Deffered collable bond adalah kombinasi antara freely collable bond dan non-collable bond. 7. Berdasarkan Konversi, dibagi menjadi Convertible bond yaitu obligasi yang dapat ditukarkan saham setelah jangka waktu tertentu dan Non-convertible bond yaitu obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham.

4 2.1.4 Obligasi Syariah (Sukuk) Secara terminologi shak (sukuk) adalah sebuah kertas (buku) atau catatan yang padanya terdapat perintah dari seseorang untuk pembayaran uang dengan jumlah tertentu pada orang lain yang namanya tertera pada kertas tersebut. Kata sukuk juga berasal dari bahasa Persia yaitu jak, lalu masuk dalam bahasa Arab dengan nama shak. Shak adalah asal kata dari kata cek atau cheque yang terdapat dalam bahasa Inggris dimana ia pada dasarnya adalah surat hutang (Hamid, 2009). Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan) adalah interest, sedangkan dalam Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah sukuk sebagaimana disebutkan dalam peraturan di Bapepam LK (Rodoni, 2009). Pada dasarnya sukuk adalah suatu bentuk sekuritisasi aset. Berbeda dengan obligasi konvensional, di dalam transaksi sukuk harus dilandasi oleh aset yang berwujud (tangible asset). Pendapatan yang diperoleh dari sukuk ini pun berasal dari pemanfaatan dana yang tepat dan dijamin oleh aset yang riil. Di dalam sukuk, underlying aset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa penerbitan sukuk didasarkan nilai yang sama dengan aset yang tersedia. Oleh karenanya, aset harus memiliki nilai ekonomis, baik berupa aset berwujud atau tidak berwujud, termasuk proyek yang akan atau sedang dibangun. Adapun fungsi underlying

5 asset tersebut adalah : (i) untuk menghindari riba, (ii) sebagai prasyarat untuk dapat diperdagangkannya sukuk di pasar sekunder, dan (iii) akan menentukan jenis struktur sukuk. Dalam sukuk ijarah al muntahiya bittamliek atau ijarah-sale and lease back, penjualan aset tidak disertai penyerahan fisik aset tetapi yang dialihkan adalah hak manfaat (beneficial title) sedangkan kepemilikan aset (legal title) tetap pada obligor. Pada akhir periode sukuk, SPV wajib menjual kembali aset tersebut kepada obligor. Mengacu pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 130/Bl/2006 tentang Penerbitan Efek Syariah, sukuk didefinisikan sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas : (1) kepemilikan aset berwujud tertentu; (2) nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau (3) kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Menurut Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institution (AAOIFI, 2002), sukuk adalah sertifikat yang menunjukkan nilai yang sama setelah penutupan subscription, penerimaaan dari nilai atas sertifikat dan meletakkannya untuk digunakan sebagaimana rencana, pemilikan saham dan hak atas asset yang nampak, penggunaan dan jasa, dan equity atas proyek yang disebutkan atau equity atas aktivitas investasi tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan

6 terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing (pasal 1). Menurut fatwa DSN No. 69/DSN-MUI/VI/2008, Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut Sukuk Negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian kepemilikan aset. Sedangkan Sukuk Negara Ritel adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang diperuntukkan bagi investor individu warga negara Indonesia. Sukuk Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat (scripless), namun kepada para investor akan diberikan Surat Bukti Kepemilikan. Dalam UU No.19/2008 dikatakan bahwa underlying asset adalah aset SBSN, dimana aset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/atau barang milik negara (BMN) yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN. Adapun yang dimaksud barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau berasal dari perolehan lain yang sah. Tujuan utama pemerintah menerbitkan sukuk negara adalah untuk membiayai APBN, termasuk membiayai pembangunan proyek. Sebagaimana disebutkan pada pasal 4 UU SBSN bahwa tujuan SBSN diterbitkan adalah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara termasuk membiayai pembangunan proyek. Proyek yang dapat dibiayai dengan sukuk negara adalah sektor energi, telekomunikasi, perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan, perumahan. Adapun manfaat dari penerbitan sukuk ini antara lain adalah :

7 1. Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; 2. Memperkaya instrumen pembiayaan fiskal. 3. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor SBN. 4. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di dalam negeri. 5. Mengembangkan alternatif instrumen investasi. 6. Menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah. 7. Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara dan mendorong tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Negara. Departemen Keuangan sebagai pihak yang merepresentasikan pemerintah menegaskan bahwa dalam setiap penerbitan sukuk atau surat berharga syariah negara, tidak ada aset negara yang dijual atau digadaikan. Ketentuan penggunaan aset negara sebagai underlying asset penerbitan sukuk diatur dalam UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara adalah sebagai berikut : a. Hanya hak manfaat atas aset SBSN yang dijual/disewakan kepada SPV yang dibentuk Pemerintah berdasarkan UU No. 19 tahun b. Tidak ada pemindahan hak kepemilikan (legal title) BMN (Barang Milik Negara). c. Tidak ada pengalihan fisik BMN, sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan tugas kepemerintahan. d. Aset SBSN bukan sebagai jaminan (collateral).

8 Saat jatuh tempo Sukuk Negara atau terjadi default (gagal bayar), BMN tetap dikuasai pemerintah berdasarkan purchase & sale undertaking agreement. DPR memberikan persetujuan atas jumlah SBSN/Sukuk Negara yang diterbitkan dan atas jumlah aset SBSN yang dipergunakan dalam penerbitan Sukuk Negara dimaksud Perbandingan Sukuk dengan Produk Konvensional dan Obligasi Adapun perbandingan sukuk dengan produk konvensional dan perbandingan sukuk dengan obligasi, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Sukuk dengan Produk Konvensional PEMBANDING Obligasi Surat obligasi murni mewakili hutang kepada penerbit. Saham Saham mewakili pihak yang memiliki seluruh perusahaan. SUKUK Sukuk mewakili pihak yang memiliki aset yang berwujud atau jelas, kegiatan ekonomi dan jasa. Sukuk diterbitkan oleh perusahaan akan menunjukan kepemilikan atas aset, proyek, jasa, dan kegiatan tertentu terkait perusahaan. Produk Derivatif Produk derivatif mewakili turunan berganda dari kontrak yang berbeda yang dibuat berdasarkan kontrak dasar utama. Sukuk hanya berhubungan dengan satu kontrak dan memelihara kesinambungan aset sepanjang waktu.

9 Sekuritisasi Sekuritisasi secara umum berhubungan dengan pengubahan pinjaman dan berbagai jenis tagihan menjadi sekuritas yang dapat dipasarkan melalui penggabungan pinjaman menjadi satu kesatuan kemudian menjual kepemilikannya. Sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang sama yang mewakili bagian kepemilikan yang sepenuhnya terhadap aset yang tangibel, manfaat dan jasa, kepemilikan aset atas suatu proyek, atau kepemilikan dalam aktivitas investasi khusus (Standar AAOIFI). Sumber : Adam (2006) Tabel 2.2 Perbandingan Sukuk dan Obligasi Deskripsi Sukuk Obligasi Penerbit Pemerintah dan korporasi Pemerintah dan korporasi Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan / penyertaan atas suatu aset / investasi Penghasilan Imbalan / bagi hasil / margin Instrumen pengakuan utang (surat utang) Bunga / kupon / capital gain Jangka waktu Pendek - menengah Menengah - panjang Underlying Perlu Tidak perlu Price Market price Market price Jenis investor Syariah dan konvensional Konvensional Pihak yang terkait Obligor, SPV, investor, Obligor / issuer,

10 trustee investor Penggunaan dana Harus sesuai syariah Bebas Sumber : Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah Sejarah Obligasi Syariah (Sukuk) Dalam periode klasik, sukuk berasal dari bentuk jamak dalam bahasa Arab yakni sak bermakna akta atau sertifikat kepemilikan. Sumber lain menyebutkan, kata tersebut kemudian menjadi asal dari kata cheque dalam bahasa Eropa yang berarti sebuah dokumen yang merepresentasikan sebuah kontrak (contracts) atau pengalihan kepemilikan (conveyance of rights), obligasi (obligations) atau kewajiban yang harus dipenuhi (monies done) berdasarkan prinsip syariah. Namun demikian, fakta historis menunjukkan bahwa sukuk merupakan produk yang digunakan secara luas pada abad pertengahan Islam untuk mentransfer kewajiban keuangan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial lainnya (Kholis, 2011). Literatur lain menceritakan hal senada bahwa sukuk secara umum digunakan untuk perdagangan internasional di wilayah muslim pada abad pertengahan. Fakta historis menunjukkan bahwa sukuk secara nyata digunakan secara luas oleh masyarakat muslim pada abad pertengahan dalam bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial (Kholis, 2011). Dalam perkembangannya, upaya mengembangkan dan meluncurkan surat berharga mirip obligasi yang sesuai syariah dilakukan kembali pada 1978 oleh

11 Yordania. Pemerintah setempat mengizinkan Bank Islam Jordan menerbitkan obligasi Islami yang dikenal dengan obligasi mukharadah. Hal ini kemudian diikuti dengan diterbitkannya Muqaradah Bond Act Upaya senada juga dilakukan Pakistan yang menerbitkan undang-undang (UU) khusus yang disebut Peraturan tentang Perusahaan Mudharabah dan Aturan Pengembangan dan Kontrol Mudharabah Sayangnya, tidak satu pun dari semua upaya ini yang menghasilkan aktivitas berarti karena minimnya infrastruktur yang sesuai dan kurangnya transparansi dalam pasar tersebut. Penerbitan obligasi Islam yang pertama kali sukses adalah Government Investment Issues (GII) sebelumnya dikenal dengan Government Investment Certificate (GIC) yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia pada Namun, langkah inovasi yang ada lamban dan institusi finansial Islam saat itu tidak dapat mengembangkan pasar aktif bagi sekuritas tersebut. Berikutnya, kesuksesan sekuritisasi aset dalam pasar konvensional menghadirkan kerangka yang justru dapat diaplikasikan untuk aset Islam. Pada akhir 1990, struktur berbasis aset yang cukup diakui dalam bentuk sukuk dikembangkan di Bahrain dan Malaysia. Struktur ini menarik perhatian investor dan peminjam karena dianggap kendaraan potensial untuk mengembangkan pasar kapital Islam (Kholis, 2011) Jenis Jenis Obligasi Syariah (Sukuk) Sukuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk syariah sebagai kontrak atau subkontrak utama, yang paling penting adalah shirakah,

12 ijarah, dan istisna. Namun karena prinsip mudharabah adalah dasar untuk semua sukuk, kategori lain dari sukuk adalah : 1. Sukuk Mudharabah (Sanadatul Muqaradah) Sukuk atau sertifikat mudharabah dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi dalam suatu perekonomian. Jenis ini merupakan sertifikat yang mewakili proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah dengan menunjuk pihak lain sebagai mudharib untuk manajemen bisnis. 2. Sukuk Musyarakah Sukuk ini merupakan sertifikat nilai yang sama yang diterbitkan untuk memobilisasi dana, yang digunakan berdasarkan persekutuan/firma sehingga pemegang-pemegangnya menjadi pemilik dari proyek yang relevan atau memiliki aset berdasarkan bagian masing-masing yang merupakan bagian dari portofolio aset mereka. 3. Sukuk Ijarah Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya jelas dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli (lease), sewa dimana pembayaran return pada pemegang sukuk. 4. Sukuk Istisna Istisna adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang industri yang memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa depan atau pembayaran di masa depan dan pengiriman di masa depan dari barangbarang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu.

13 5. Sukuk Salam Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka, yang dibuat untuk barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas yang diurus sebelum menerimanya. 6. Sukuk Murabahah Sukuk ini merupakan sukuk berharga yang mewakili obligasi moneter, yang dikeluarkan untuk transaksi penjualan kredit oleh bank, tidak dapat menciptakan instrumen yang dapat diperjualbelikan. Sukuk murabahah ini lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik. 7. Sukuk Portofolio Gabungan (Sekuritas) Bank dapat membuat sekuritas gabungan dari kontrak musyarakah, ijarah, dan beberapa mudharabah, salam, istisna, dan ju alah (kontrak untuk melaksanakan tugas tertentu dengan menetapkan pembayaran pada periode tertentu). Return/risiko pada sekuritas tersebut akan bergantung pada gabungan kontrak yang dipilih Ketentuan Umum Obligasi Syariah (Sukuk) yaitu : Dalam pelaksanaannya, obligasi syariah memiliki beberapa ketentuan,

14 1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan gharar (spekulasi murni atau terdapat unsur judi). 2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan syariah seperti akad kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli barang (murabahah, salam, dan istishna, atau jual beli jasa). 3. Usaha yang dilakukan emiten berhubungan dengan dana sukuk yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal. 4. Pemberian pendapatan dapat dilakukan secara periodik (sesuai karakter masing-masing akad). 5. Tidak semua sertifikat sukuk dapat diperjualbelikan dan tidak semua pendapatan dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif. 6. Pengawasan terhadap pelaksanaan dilaksanakan oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah) dan aspek syariah dan oleh wali amanat dari segi operasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten. 7. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian, dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang. 8. Jasa asuransi syariah dapat digunakan sebagai alat perlindungan risiko aset sukuk. Pada dasarnya ketentuan-ketentuan umum obligasi syariah harus terpenuhi guna tercapainya tujuan syariah. Ketentuan di atas menjelaskan bahwa sudah seharusnya obligasi syariah yang dipraktikkan selama ini berjalan tanpa riba,

15 sesuai dengan akad dalam muamalah, ditempatkan di sektor usaha yang halal, serta diawasi secara ketat oleh Dewan Pengawas Syariah Prinsip Obligasi Syariah (Sukuk) Sejalan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Maka ada beberapa prinsip yang seharusnya dilaksanakan dalam praktik obligasi syariah. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan hanya untuk suatu transaksi atau suatu kegiatan usaha yang spesifik dimana harus dapat diadakan pembukuan yang terpisah untuk menentukan manfaat yang timbul. Hasil investasi yang akan diterima pemilik dana merupakan fungsi dari manfaat yang diterima dari dana/harta hasil penjualan sukuk, bukan dari kegiatan usaha yang lain. 2. Bila pemilik dana tidak harus menaggung rugi maka pemilik dana harus mengikat diri (akad jaiz) untuk menanggung semua biaya dari kegiatan usaha yang melebihi pendapatan usaha. 3. Pemilik dana dapat menerima dari pendapatan (revenue sharing) bila pemilik usaha (emitten) mengikat diri untuk membatasi penggunaan pendapatan sebagai biaya usaha Konsep Dasar Syariah Penerapan prinsip syariah terhadap sukuk tentunya bersumber dari Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya,

16 dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Konsep dasar syariah ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Konsep Dasar Syariah Landasan Hukum Syariah Asal mula munculnya obligasi syariah (sukuk) ini tentu saja sangat berhubungan dengan landasan hukum syariah yang mengharamkan bunga (riba) yang didapat dari obligasi konvensional (non-syariah), oleh karena itu muncullah sukuk sebagai alternatif obligasi yang halal menurut hukum syariah.

17 Adapun beberapa landasan hukum syariah tersebut adalah : - Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al- Baqarah : 275) - Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (Q.S. Al-Baqarah : 276) - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Baqarah : 278) - Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan rasul-nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (dirugikan). (Q.S. Al-Baqarah : 279)

18 - Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Ali-Imran: 130). - Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orangorang yang melipatgandakan (pahalanya). (Q.S. Ar Rum: 39) - Dari Jabir ra, bahwa Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang memberikannya, pencatatnya dan saksi-saksinya. Kemudian beliau berkata, Mereka semua adalah sama. (H.R. Muslim) - Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW berkata, Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan Para sahabat bertanya, Apa saja tujuh perkara tersebut wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan jalan yang benar, memakan riba, mamakan harta anak yatim, lari dari medan peperangan dan menuduh berzina pada wanita-wanita mu min yang sopan yang lalai dari perbuatan jahat. (H.R. Muttafaqun Alaih) Daftar Sukuk dan SBSN Adapun daftar sukuk dan SBSN berdasarkan Daftar Efek Syariah periode terbaru yang telah diterbitkan Bapepam & LK adalah sebagai berikut :

19 Tabel 2.3 Daftar Sukuk Berdasarkan Daftar Efek Syariah No. Nama Sukuk Penerbit 1. Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 2. Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007 PT Indosat Tbk 3. Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 PT Berlian Laju tanker Tbk 4. Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 5. Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 6. Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008 PT Indosat Tbk 7. Sukuk Mudharabah I Mayora IndahTahun Sukuk Ijarah I Summarecon Agung Tahun Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun Sukuk Ijarah Metrodata Electronics ITahun Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muamalat Tahun 2008 PT Mayora indah Tbk PT Summarecon Agung Tbk PT Aneka Gas Industri PT Metrodata Electronics Tbk PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk 12. Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri A PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 13. Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri B PT Perusahaan Listrik Negara 14. Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri A 15. Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B (Persero) PT Matahari Putra Prima Tbk PT Matahari Putra Prima Tbk 16. Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun PT Berlian Laju Tanker Tbk

20 No. Nama Sukuk Penerbit 2009 Seri A 17. Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun PT Berlian Laju Tanker Tbk 2009 Seri B 18. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Th seri B PT Bakrieland Development Tbk 19. Sukuk Ijarah Salim Ivomas Pratama I PT Salim Ivomas Pratama Tahun Sukuk Ijarah Pupuk Kaltim I Tahun 2009 PT Pupuk Kalimantan Timur 21. Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri A PT Indosat Tbk 22. Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri B PT Indosat Tbk 23. Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun PT Mitra Adiperkasa Tbk 2009 Seri A 24. Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun PT Mitra Adiperkasa Tbk 2009 Seri B 25. Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2009 Seri A PT Perusahaan Listrik Negara(Persero) 26. Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2009 Seri B PT Perusahaan Listrik Negara(Persero) 27. Sukuk Ijarah Titan Nusantara I Tahun 2010 PT Titan Petrokimia Nusantara 28. Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri A PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 29. Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri A PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 30. Sukuk Mudharabah I Bank Nagari Tahun 2010 PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat (Bank Nagari) 31. Sukuk Mudharabah Bank Sulselbar I Tahun 2011 PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Sumber : Bapepam dan LK

21 Tabel 2.4 Daftar SBSN Berdasarkan Daftar Efek Syariah No. SBSN Tahun Terbit Penerbit 1. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 2. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 3. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 4. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 5. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 6. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 7. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 8. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 9. Sukuk Ritel Seri SR Pemerintah RI 10. Sukuk Ritel Seri SR Pemerintah RI 11. Sukuk Global SNI Pemerintah RI 12. Sukuk Ritel Seri SR Pemerintah RI 13. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 14. SBSN Seri IFR Pemerintah RI 15. SPN - S Pemerintah RI Sumber: Bapepam dan LK 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu Sejumlah penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan obligasi syariah (sukuk) di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan hasilnya masing-masing. Ikhtisar beberapa hasil penelitian terdahulu terdapat pada tabel berikut ini.

22 Tabel 2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Tim Studi Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia (2004) Devi Prasetya (2008) Dr. Ir. H. Roikhan, M.A., M.M. (2009) Hasan Fawzi (2010) Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Setelah Penerbitan Obligasi Syariah Ijarah di Indonesia Perkembangan Transaksi Syariah Muamalah Pada Sukuk / SBSN di Indonesia dan Malaysia dalam Konsep Kaffah Thinking. Valuasi Harga Pasar Wajar Sukuk. Perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan kemajuan yang telah dicapai oleh sektor perbankan. Kinerja perusahaan setelah penerbitan obligasi syariah menunjukkan perbedaan yang positif, dimana kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Nilai Sukuk Indonesia (SI) pada tahun 2015 berada di atas Sukuk Malaysia (SM). Analisis kebijakan SI dipengaruhi oleh sensitivitas SBI dan market share, sedangkan prospek SI diperoleh dari intervensi struktural melalui insentif pajak dan penerbitan SBSN. Valuasi harga pasar wajar sukuk dipengaruhi oleh kualitas dan perkembangan kondisi asetnya, bukan kondisi penerbitnya. Sumber: diolah penulis, Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan model koseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang perlu dianalisis untuk kemudian diuraikan dan disimpulkan.

23 Sebagai salah satu instrumen investasi yang sangat menjanjikan, sukuk yang mampu bersaing dengan instrumen investasi lain yang lebih dahulu hadir, memberikan gambaran tentang prospek yang bagus, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dibutuhkanlah suatu analisis yang menjelaskan tentang proses perjalanan sukuk selama ini serta prospeknya pada masa yang akan datang guna memberikan masukan dan motivasi kepada seluruh masyarakat, khususnya para investor di Indonesia untuk melirik serius pasar sukuk ini. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut : Obligasi Syariah (Sukuk) Sukuk di Indonesia Sukuk di Beberapa Negara Lain Sukuk Negara Sukuk Korporasi Malaysia Arab Saudi Yordania Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembanagn Sukuk di Indonesia s.d. Tahun 2011 Senegal Palestina Perancis Inggris Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 SUKUK MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 Pengertian Sukuk ص ك و ك) ) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk ( ص ك ك ), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah (Islam) yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002).

BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002). BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) 2.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera Investasi Untuk Pembangunan Bangsa Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH Gedung A.A. Maramis II Lantai

Lebih terperinci

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id 2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA

Lebih terperinci

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT Pengertian Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih beberapa alternatif sumber dana tambahan yang ada, antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dan tantangan global membuat inovasi di pasar perdana semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memerlukan dana yang bersumber dari luar perusahaan untuk pengembangan usahanya. Dana luar itu, selain berupa pinjaman dari bank dapat pula dilakukan

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175.0 1 175.0 1

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengenaan Pajak di Indonesia Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara Indonesia lebih-lebih dalam beberapa tahun terakhir ini. Dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan Pembayaran Imbalan yaitu Sukuk Negara Ritel mencerminkan besaran sewa yang mejadi hak

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep keuangan Islam berbasis syariah (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negara-negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING)

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING) SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR ( OUTSTANDING) dalam miliar rupiah 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING)

PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING) dalam milyar rupiah SUKUK PERKEMBANGAN PENERBITAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) YANG MASIH BEREDAR (OUTSTANDING) 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 50 45 40 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Konsep keuangan berbasis syariah islam (Islamic Finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian

Lebih terperinci

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Istilah yang berasal dari Bahasa Arab: (ص ك ( Sakk Singular (ص ك و ك) Sukuk Plural Dokumen, Sertifikat,

Lebih terperinci

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010 Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI Jakarta, 22 Januari 2010 Agenda I. Dasar Hukum II. Tujuan dan Manfaat Penerbitan III. Investasi Pada

Lebih terperinci

Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober ,0 7,26

Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober ,0 7,26 SUKUK 14.000,0 Miliar Rp Perkembangan Penerbitan Sukuk dan Sukuk Korporasi Outstanding per 31 Oktober 2014 66 Jumlah 70 12.000,0 12.3 60 10.000,0 50 8.000,0 7,26 40 6.000,0 34 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI A. OBLIGASI SYARIAH ( SUKUK ) 1. Pengertian Sukuk BAB II KERANGKA TEORI Obligasi berbasis sistem syariah yang sesuai dengan syariat islam atau dikenal dengan sebutan sukuk pengertian nya tidak jauh berbeda

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi Jul-15

Perkembangan Sukuk Korporasi Jul-15 SUKUK Miliar Rp 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 14.483,4 90 80 80 70 60 8.284,0 50 41 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 31-Jul-15 Nilai Outstanding

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia 50 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia 4.1.1. Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia Sukuk pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada abad pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi Okt. 2015

Perkembangan Sukuk Korporasi Okt. 2015 SUKUK Miliar Rp 16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 14.483,4 90 80 80 70 60 8.284,0 50 41 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 Okt. 2015 Nilai Outstanding

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding 14,

Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding 14, SUKUK Miliar Rp Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan Sukuk Korporasi Outstanding Jumlah 14,000.0 64 70 12,000.0 10,000.0 8,000.0 6,000.0 11,994.4 7,260.0 35 60 50 40 30 4,000.0 20 2,000.0 10-2002

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING. Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding. Total Nilai (Rp miliar)

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING. Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding. Total Nilai (Rp miliar) SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175.0 1 175.0 1

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 1. Apakah yang dimaksud dengan SR-010? SR-010 adalah Sukuk Negara Ritel seri ke-10 yang merupakan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Lebih terperinci

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

Perkembangan Sukuk Korporasi. Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding Total Jumlah Penerbitan

Perkembangan Sukuk Korporasi. Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding Total Jumlah Penerbitan SUKUK Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Sukuk Korporasi Jumlah 12.956,480 71 70 60 50 7.105,0 40 35 30 20 10 0 Nilai Outstanding Total Nilai emisi Jumlah Outstanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Beberapa Istilah Dalam Nilai nominal ( nominal value atau face value ) atau nilai pari ( par value ) Besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan tertera pada lembaran obligasi.

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING

DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING SUKUK DEVELOPMENT OF CORPORATE SUKUK ISSUANCE AND CORPORATE SUKUK OUTSTANDING Billion Rp 14.000,0 12.000,0 10.000,0 Number 70 65 12.294,4 60 50 8.000,0 6.000,0 4.000,0 40 33 30 6.958,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan 176 BAB V PEMBAHASAN Data yang dianalisa dalam Tesis ini adalah bersumber dari wawancara dengan beberapa pegawai Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Solo dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005). 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1 2003 740,0

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA Mata

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING SUKUK JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah 2002 175,0 1 175,0 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun

Lebih terperinci

Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding

Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding SUKUK Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Billion Rp 14.000,0 12.000,0 Number of 70 65 12.594,4 60 10.000,0 50 8.000,0 6.000,0 7.258,0 34 40 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING

JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING JUMLAH TOTAL NILAI DAN JUMLAH EMISI SUKUK DAN SUKUK OUTSTANDING Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding Total Nilai (Rp miliar) Total Jumlah

Lebih terperinci

Jan Feb Mar Apr May June July Agst Sept

Jan Feb Mar Apr May June July Agst Sept SUKUK Billion Rp 14.000,0 Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Number of Sukuk 70 12.000,0 65 12.294,4 60 10.000,0 50 8.000,0 6.000,0 40 6.958,0 33 30 4.000,0 20 2.000,0

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Investasi Sukuk Negara Ritel Akad yang digunakan dalam investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat bagi pihak yang memiliki kelebihan dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan oleh bursa efek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu dengan individu, individu dengan kelompok,

Lebih terperinci

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan BAB IV TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 40/DSN- MUI/X/2003 TERHADAP PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 314/BL/2007 Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat, tuntutan akan tersedianya berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat juga mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

Jan Feb Mar Apr May June July Ags Sept Oct Nov

Jan Feb Mar Apr May June July Ags Sept Oct Nov SUKUK Development of Corporate Sukuk Issuance and Corporate Sukuk Outstanding Billion Rp 14.000,0 Number of 68 70 12.000,0 12.727,4 60 10.000,0 50 8.000,0 40 7.391,0 6.000,0 34 30 4.000,0 20 2.000,0 10-2002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham,

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU BURSA EFEK INDONESIA

CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU BURSA EFEK INDONESIA CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU Potret diri kita? Bergantung terhadap pekerjaan tetap saat ini Merasa hidup saat ini sangat nyaman Hasil survey Boston Consulting Group: 90% warga Indonesia mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal Sukuk Ijarah Sukuk berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Shakk yang berarti surat berharga. Secara terminologi AAOIFI mendefinisikan Sukuk dengan, "Beberapa lembar sertifikat dengan nilai sama

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA Mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 1 Q Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? A Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 61 BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Aplikasi Perdagangan Sukuk Ijārah Al-Muntahiya Bittamlik di Bursa Efek Indonesia Pada dasarnya segala bentuk

Lebih terperinci

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa

Lebih terperinci

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi Produk Investasi Deposito SBI Pendek (< 1 Tahun) Jangka Waktu Investasi Menengah (1-5 Thn) Panjang (>5 Thn) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi 2 INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK 5

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL

PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL PERTEMUAN MINGGU EMPAT BELAS PASAR MODAL PENGERTIAN PASAR MODAL Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat utang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Obligasi Konvensional 1. Pengertian Obligasi Umum Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi

Lebih terperinci

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.08/2012 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN DANA SALE AND LEASE BACK (BA'I DAN IJA>RAH) DI BEI SURABAYA

BAB III PENGELOLAAN DANA SALE AND LEASE BACK (BA'I DAN IJA>RAH) DI BEI SURABAYA BAB III PENGELOLAAN DANA SALE AND LEASE BACK (BA'I DAN IJA>RAH) DI BEI SURABAYA A. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia 1. Profil Singkat PT. Bursa Efek Indonesia Pada 9 Mei 2006 Ketua BAPEPAM Fuad Rahmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu koperasi juga merupakan

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal. berkaitan dengan efek. (Indonesia Stock Exchange).

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal. berkaitan dengan efek. (Indonesia Stock Exchange). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian  (Khairunisa, 2001) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini lembaga keuangan berlabel syariah berkembang dalam skala besar dengan menawarkan produk-produknya yang beraneka ragam dengan istilahistilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci