TERMS OF REFERENCES KOMISI EKONOMI
|
|
- Dewi Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TERMS OF REFERENCES KOMISI EKONOMI STRATEGI-REPOSISI PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH SEBAGAI PILAR & DAYA SAING BANGSA DALAM KANCAH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG KOKOH, BERKELANJUTAN DAN SEJAHTERA SIMPOSIUM INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA 2009 DEN HAAG, 3-5 JULI Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
2 "STRATEGI-REPOSISI PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH SEBAGAI PILAR & DAYA SAING BANGSA DALAM KANCAH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG KOKOH, BERKELANJUTAN DAN SEJAHTERA" Kerangka Acuan untuk Diskusi Komisi Ekonomi pada Simposium Internasional PPI Dunia tahun 2009 di Den Haag, Belanda, pada tanggal 3 5 Juli 2009 Pendahuluan Pemuda, pelajar, dan ilmuwan Indonesia di luar negeri merupakan salah satu komponen bangsa Indonesia yang juga turut aktif dalam mengawali dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia sejak diproklamirkannya kemerdekaan bangsa hingga saat ini. Bahkan peran aktif pemuda, pelajar, dan ilmuwan Indonesia di luar negeri juga telah dilakukan sejak jauh sebelum proklamasi kemerdekaan di tahun 1908 dengan didirikannya Indonesische Vereniging (Perhimpoenan Indonesia) di Negeri Belanda dalam rangka melakukan pengorganisasian diri untuk merumuskan ide-ide penting bagi bangsa Indonesia agar dapat hidup secara lebih baik dan lebih bermartabat di dalam lingkungan dan tata pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Dengan semangat untuk turut mewarisi semangat perjuangan pembangunan bangsa yang telah dirintis dan dilakukan oleh para tokoh awal pendiri bangsa yang bergerak di luar negeri, kolaborasi dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI dan sejenisnya) di seluruh dunia telah sepakat untuk menyelenggarakan suatu Simposium Internasional 2009 di Den Haag pada tanggal 3-5 Juli 2009, dengan tujuan untuk : (1) membahas permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia baik di saat ini maupun di masa depan melalui serangkaian diskusi di dalam sektorsektor pembangunan yang saling berkaitan; (2) membangun jejaring dan organisasi Intelektual Indonesia di seluruh dunia untuk membangun forum ilmuwan Indonesia di luar negeri /internasional; (3) memberikan pesan moral bahwa para Intelektual Indonesia di luar negeri memiliki perhatian besar terhadap kondisi pembangunan dan perjuangan bangsa Indonesia; dan (4) membahas permasalahan pelajar Indonesia dan perkembangan organisasi pelajar Indonesia di luar negeri. Simposium Internasional tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan serangkaian diskusi. Salah satu rangkaian diskusi tersebut adalah rangkaian diskusi di dalam bidang ekonomi yang dikoordinir oleh Komisi Ekonomi. Pada dasarnya, rangkaian diskusi dalam bidang ekonomi ini didasarkan oleh suatu keinginan luhur untuk dapat memberikan suatu kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi di Indonesia yang mampu mengintegrasikan seluruh potensi ekonomi bangsa yang tersebar di berbagai daerah sehingga mampu terjalin sebagai suatu kekuatan dan daya saing bangsa di dalam kancah perekonomian global. Oleh karena itu, tema besar yang diusung oleh panitia diskusi Komisi Ekonomi ini adalah : "STRATEGI-REPOSISI PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH SEBAGAI PILAR & DAYA SAING BANGSA DALAM 2 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
3 KANCAH PEREKONOMIAN INTERNASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG KOKOH, BERKELANJUTAN DAN SEJAHTERA." Perumusan tema besar diskusi ini didasari oleh situasi perkembangan dunia pada beberapa dasawarsa terakhir. Dalam era globalisasi sebagaimana yang terjadi saat ini, telah terjadi suatu pergeseran paradigma perekonomian dunia yang kemudian melunturkan batasbatas negara dalam konteks perdagangan, dengan tujuan akhirnya yang dikonsepkan sebagai free barriers to entry. Walau demikian, hingga saat ini kekuatan-kekuatan ekonomi dunia masih didominasi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang berasal dari negara-negara maju, sehingga pada sektor-sektor tertentu kekuatan-kekuatan ekonomi dari negara-negara berkembang semakin sulit berkompetisi untuk menandinginya, sehingga globalisasi yang bergulir saat ini cenderung lebih berpihak pada negara maju yang lebih tinggi penguasaan teknologi dan informasi, dibandingkan pada negara-negara berkembang dan miskin. Di sisi lain di dalam negeri, wacana demokratisasi dan desentralisasi telah berkembang menjadi suatu paradigma penting dalam pembangunan nasional sejak digulirkannya reformasi di akhir tahun 1990an. Namun, demokratisasi dan desentralisasi tersebut masih dominan berlangsung di dalam ranah politik dan belum banyak berkembang ke dalam ranah ekonomi sehingga pembangunan ekonomi pasca reformasi masih tampak didominasi oleh aktivitas perekonomian sektor privat terutama yang berskala besar, sementara aktivitas ekonomi pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, terutama dari mereka yang berlokasi di daerah masih belum banyak berkembang dan memberikan kontribusi di dalam pembangunan ekonomi nasional. Perkembangan demokratisasi dan desentralisasi yang cenderung kuat hanya di dalam ranah politik juga telah banyak memperlemah sendi-sendi dan simpul-simpul integrasi bangsa, seperti yang tampak dari adanya indikasi keinginan untuk berpisah dari beberapa bagian wilayah Indonesia di awal tahun 2000an, sulitnya dilakukan koordinasi pembangunan antardaerah yang terjadi hingga saat ini, dan besarnya keinginan untuk melakukan "pemekaran daerah" yang disinyalir lebih didasarkan pada tingginya minat elit politik di daerah untuk mendapatkan jabatan-jabatan politik, bukan untuk melakukan peningkatan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah pemekaran tersebut. Demokratisasi dan desentralisasi tersebut masih belum mampu merevitalisasi kesadaran persatuan bangsa yang dulu dikenal dengan semboyan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Banyak daerah masih dan semakin asyik mengurus dirinya sendiri tanpa mempedulikan daerah lainnya walaupun bersebelahan seakan daerah lainnya tersebut hanyalah "orang lain" dan bahkan "pesaing" dari daerah tersebut. Kondisi yang terjadi di dalam negeri seperti ini seolah-olah menjadi suatu antiklimaks pembangunan bangsa. Peningkatan dan penguatan integrasi (termasuk penguatan integrasi wilayah) telah menjadi suatu "isme" yang kuat di lingkungan dunia internasional sementara di dalam negeri bahkan terjadi sebaliknya. Secara regional, masalah terkait ketimpangan kontribusi ekonomi antar-wilayah yang masih menjadi warisan sejarah masa lalu juga belum banyak tertangani. Hingga saat ini peran wilayah pusat, yaitu Jakarta dan sekitarnya khususnya dan pulau Jawa secara umumnya, masih menjadi karakter penting di dalam aktivitas ekonomi bangsa, walaupun sebagian besar sumber 3 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
4 daya alam nasional berada di luar wilayah pusat tersebut. Akibatnya, kontribusi dari nilai PDB nasional dan juga aktivitas investasi asing dan domestik masih sangat dominan terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada khususnya dan Jawa pada umumnya. Dari sudut pandang politik maupun ekonomi, walaupun DKI Jakarta dan sekitarnya merupakan "rumah" dari sekitar 10% dari penduduk Indonesia dan pulau Jawa yang hanya sekitar 7% dari luas daratan Indonesia merupakan "rumah" dari sekitar 60% dari penduduk Indonesia, kondisi ini bukan merupakan suatu hal yang tergolong baik. Kondisi demikian mencerminkan tingginya sentralisasi pembangunan di Indonesia yang berpusat di Jawa. Seperti pepatah manajemen, jangan meletakkan seluruh telur yang kita miliki di dalam satu keranjang", kondisi ini mengandung suatu resiko yang cukup besar bagi perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, di dalam sidang diskusi bidang ekonomi yang akan dilakukan, kolaborasi PPI Dunia ingin mengajak kepada seluruh komponen bangsa, terutama para ilmuwan dan pemuda pelajar Indonesia, untuk berkumpul dan berdiskusi dalam rangka merumuskan suatu rekomendasi penting yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam upaya meningkatkan peran perekonomian daerah di dalam pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan perekonomian daerah yang diharapkan bukan merupakan pembangunan perekonomian daerah yang sendiri-sendiri dan parsial, namun pembangunan perekonomian di daerah tersebut harus berada di dalam suatu integrasi pembangunan perekonomian nasional, sehingga perekonomian daerah bisa menjadi pilar-pilar utama di dalam membangun daya saing kompetisi nasional di dalam kancah perekonomian global, yang mampu mewujudkan bangsa Indonesia yang kokoh, sejahtera dan berkelanjutan. Selain untuk dapat memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan bangsa, wujud pembangunan ekonomi yang seperti ini juga diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi penting bagi integrasi bangsa di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai hal itu, diskusi dalam Sidang Komisi Ekonomi ini akan dibagi ke dalam tiga buah komponen utama, yaitu: (1) pengembangan perekonomian daerah yang terintegrasi di era otonomi daerah; (2) pengembangan perekonomian nasional dalam perspektif ekonomi nasional yang kokoh dan berkesinambungan untuk kesejahteraan rakyat ; dan (3) keikutsertaan Indonesia dalam perekonomian internasional. Pembahasan 1. Pengembangan perekonomian daerah yang terintegrasi di era otonomi Dalam lingkup regional daerah, pembangunan di Indonesia memiliki sebuah titik balik sejarah setelah diimplementasikannya Undang-undang Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal sejak tahun Dengan diberlakukannya kedua perundangan ini, daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam memacu pembangunannya berdasarkan keunggulan dan daya saing yang dimiliki. Pada dasarnya, potensi ini bisa berjalan karena daerah-daerah yang memiliki keunggulan sumber daya alam akan secara otomatis menikmati jumlah yang lebih besar dari pembiayaan pembangunan baik dari Bagi Hasil Sumber Daya Alam maupun Bagi Hasil Pajak, 4 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
5 sehingga perkembangannya diharapkan tidak tertinggal dari daerah yang miskin SDA, namun kaya SDM. Dampak nyata dari desentralisasi fiskal ini terlihat dari begitu gencarnya pembangunan daerah dalam 5-8 tahun terakhir. Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pembangunan ekonomi di daerah, pembenahan dan pembangunan dalam segala aspek sosial politik ekonomi dan kemasyarakatan mutlak dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan peran aktif dari institusi pembangunan dan institusi perekonomian di daerah, yang terdiri dari Pemerintah Daerah, badan-badan usaha di daerah, masyarakat, institusi pemerintah baik pusat maupun daerah, serta stakeholder lainnya, baik yang berada di daerah maupun di level nasional daerah karena pembangunan ekonomi dan otonomi daerah tidak saja bergantung kepada kesiapan daerah tetapi juga bergantung kepada kesiapan institusi di level nasional. Peningkatan kemampuan pembangunan perekonomian daerah yang lebih selaras dengan kekhasan potensi sumber daya alam, manusia, budaya, dan lingkungannya masing-masing untuk kemudian dapat saling memberikan kontribusi dalam pengembangan kemampuan dan daya tahan perekonomian daerah dan wilayahnya yang lebih luas, serta turut memberikan kontribusi ke dalam pembangunan perekonomian nasional sebagai satu kesatuan peningkatan kualitas pembangunan nasional, perlu menjadi salah satu sorotan di dalam pembangunan perekonomian daerah di era otonomi daerah ini. Untuk itu, beberapa fokus yang patut mendapat perhatian di dalam sesi diskusi pembangunan perekonomian daerah ini adalah : (1) Bagaimana setiap daerah mampu mengidentifikasi kekuatan dan keunggulan ekonominya berdasarkan ketersediaan dan potensi sumber-sumber daya yang dimilikinya, yang meliputi sumber daya alam, manusia, budaya, dan lingkungannya? (2) Bagaimana setiap daerah mampu membangun institusi dan organisasi perekonomian yang sesuai dengan keunggulan potensinya, yang mampu menjadi "enabler" yang turut menjaga keselarasan dan perkembangan perekonomian daerah sesuai dengan potensi-potensi tadi dan carrying capacity-nya? (3) Bagaimana setiap daerah mampu menghimpun dan menggalang sumber daya finansial pembangunan di daerahnya, baik bagi pelaku-pelaku ekonomi besar di daerah maupun bagi pelaku-pelaku usaha kecil dan menengahnya? (4) Bagaimana daerah mampu menghimpun dan menggalang sumber-sumber daya manusia, pengetahuan, infrastruktur, teknologi, dan energi serta mampu membangun dan menggalang kolaborasi GRAB (Government-Researchers-Academics-Business) yang mampu merevitalisasi dan mengembangkan potensi pembangunan ekonomi di daerahnya? (5) Bagaimana daerah mampu menjalin kerjasama dan kolaborasi antar-daerah dan antara nasional dan daerah dengan memanfaatkan keunggulan komparasinya masing-masing sehingga terjalin suatu upaya interaksi kontribusi perekonomian yang dapat meningkatkan integrasi bangsa? 2. Pengembangan ekonomi nasional dalam perspektif ekonomi nasional yang kokoh dan berkesinambungan untuk kesejahteraan rakyat Pada level nasional, demokratisasi ekonomi yang mampu mengembalikan kemandirian, daya tahan dan keberlanjutan pembangunan kepada segenap elemen dan lapisan masyarakat 5 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
6 perlu mendapat tempat yang layak sehingga pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional juga terdistribusi ke segenap elemen dan lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Reposisi dari kondisi, potensi, dan kemampuan bangsa di dalam kancah perekonomian internasional juga perlu dilakukan secara akurat, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam peran dari setiap elemen pelaku aktivitas ekonomi dan setiap wilayah sesuai dengan kondisi, potensi, dan kemampuannya masing-masing. Kesiapan dalam pengembangan kebijakan dan institusi pembangunan ekonomi baik formal maupun informal di level nasional juga diperlukan untuk meningkatkan dan mendorong pembangunan ekonomi daerah di era demokratisasi dan otonomi daerah sekarang ini. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional harus dimulai dengan menyusun suatu Platform Pembangunan Ekonomi Nasional yang sesuai dengan kondisi sosial, kultur, budaya, pendidikan, dan adopsi nilai-nilai luhur pada sistem ekonomi yang telah ada sehingga arah dan tujuan perekonomian indonesia dapat di ketahui dengan jelas dan dapat dikontrol ketika terjadi penyelewengan tujuan. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan yang Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Timely and Spatialy Indentifyable Policies (SMART & SIP) yang berkesinambungan dan yang berpihak pada pengembangan ekonomi daerah, pengembangan UMKM, penyusunan kebijakan perekonomian antar-wilayah sub-nasional yang saling terintegrasi dan kokoh, pemberdayaan ekonomi dalam skala makro, pembangunan situasi bisnis yang kondusif, serta pengembangan perekonomian yang berorientasi kepada ketahanan energi serta ketahanan pangan dan mengacu kepada keberlanjutan (sustainability) atas lingkungan hidup, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan jati diri bangsa, mutlak untuk dilakukan. Sebagaimana vitalnya penyusunan perencanaan, demikian juga dengan pengimplementasian yang mutlak didukung oleh prinsip transparansi, kerjasama, dan akuntabilitas untuk mereduksi peluang-peluang terjadinya korupsi dan penyalah-gunaan kekuasaan yang telah lama merusak sendi-sendi pembangunan nasional di Indonesia. Pengimplementasian beragam rencana pembangunan tersebut juga mutlak dilengkapi dengan mekanisme dan sistem check and balance yang melibatkan masyarakat baik masyarakat Indonesia sendiri maupun internasional. Untuk itu, beberapa fokus yang patut mendapat perhatian di dalam sesi diskusi pembangunan perekonomian nasional ini adalah : (1) Bagaimana, secara nasional, Indonesia mampu melakukan penilaian terhadap kekuatan, peran, dan peluang bangsa di dalam kancah perekonomian internasional dan mampu menterjemahkannya secara substansial dan spasial ke dalam elemen-elemen pembangunan bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia? (2) Bagaimana, secara nasional, Indonesia mampu mengidentifikasi peluang dan potensi daerah secara akurat untuk kemudian mampu meningkatkan akselerasi, sinergi, dan kolaborasi antara kebijakan pusat dan daerah dalam mencapai target pembangunan substansial dan spasial yang diinginkan? (3) Bagaimana bangsa Indonesia mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif, terutama bagi UMKM yang menjadi peyerap terbesar tenaga kerja di sektor industri dan perdagangan? (4) Bagaimana Indonesia mampu mendorong terdistribusinya sumber daya modal (finansial), SDM, teknologi, energi, infrastruktur, dan sumber daya lainnya ke daerah 6 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
7 sesuai dengan potensi dan ketersediaan sumber daya daerah? (5) Bagaimana Indonesia, secara nasional, mampu mengendalikan kesinambungan pembangunan ekonomi jangka panjang dalam perubahan kepemimpinan politik yang bersiklus lima tahunan? 3. Partisipasi Indonesia dalam Perekonomian Internasional Dalam lingkup internasional poin utama dari strategi pembangunan Indonesia hendaknya bertujuan untuk memperkokoh kondisi perkonomian nasional yang dibangun dari jalinan perekonomian daerah-daerah yang ada di Indonesia di kancah perekonomian global yang terintegrasi. Selain itu, upaya-upaya untuk menstabilkan dan meminimalisir dampakdampak fluktiasi perekonomian global seperti dampak dari external shock yang terjadi di pasar global, baik yang berdampak pada trade, investment, dan stock market, dengan mengidentifikasi potensi peran dan keunggulan perekonomian Indonesia di lingkungan internasional juga perlu dilakukan untuk memperkokoh fondasi perekonomian Indonesia di masa datang. Strategi ini juga diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan bargaining power bangsa Indonesia di pasar global baik yang berkaitan dengan produk ekspor, tujuan investasi maupun peranan dalam Global Value Chain. Diharapkan dengan peningkatan daya saing tersebut, Indonesia tidak hanya bersaing dengan incumbent seperti Malaysia dan Thailand, atau new entrants seperti Vietnam yang juga merupakan pesaing dalam perdagangan dan investasi, namun dapat bersaing dengan negara-negara maju di luar Asia. Kecenderungan yang terjadi selama ini misalnya digambarkan dengan hubungan antara Singapura dan Batam. Dengan kekuatan biaya buruh yang murah, Batam dijadikan sebagai tempat pengolahan produk ekspor Singapura. Namun demikian nilai tambah dan kontribusi terhadap pembangunan masih rendah karena hanya berbasis pada upah tenaga kerja. Untuk itu ke depan diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari peranan Indonesia dalam Global Value Chain dunia. Beberapa fokus diskusi yang patut mendapat perhatian di dalam sidang sesi keikutsertaan Indonesia dalam perekonomian internasional ini adalah antara lain menyangkut repositioning Indonesia di pasar global; penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan penekanan terhadap the cost of doing business terutama pada sektor-sektor yang diunggulkan untuk meningkatkan arus investasi asing ke dalam perekonomian nasional; pembuatan road map perdagangan internasional yang bisa memaksimalkan nilai tambah perekonomian bangsa melalui pengembangan perekonomian nasional yang memadukan basis keunggulan comparative dan keunggulan competitive di Indonesia; serta upaya peningkatan peran Indonesia dalam Global Value Chain. Pada akhirnya Indonesia dapat berkembang dan bersaing dalam perekonomian global, serta mampu mengantisipasi terjadinya krisis global dengan kekuatan struktur fundamental ekonomi yang kokoh, dan menjadi negara yang mampu mensejahterakan rakyatnya secara berkelanjutan di masa mendatang. 7 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
8 Penutup Rangkaian diskusi bidang ekonomi ini akan dilangsungkan selama satu hari penuh pada hari Sabtu, tanggal 4 Juli 2009, pada saat sesi pararel diskusi komisi-komisi pada Simposium Internasional 2009 nanti. Rangkaian diskusi akan dilakukan dalam format "diskusi meja bundar terpimpin" (guided round table discussion). Setiap sesi akan dipimpin oleh seorang moderator akan membahas tema-tema dari suatu komponen utama di atas dengan diawali oleh presentasi dari para pembicara utamanya sebagai paparan pemancing diskusi dari para peserta dan pembicara lain yang hadir. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan bahwa setiap sesi diskusi akan mampu merumuskan catatan-catatan penting yang patut untuk direkomendasikan kepada bangsa dan pemerintah Indonesia, agar dapat menjadi salah satu masukan bagi perumusan strategi pembangunan bangsa di masa depan. Oleh karena itu, kehadiran dan keikutsertaan seluruh pembicara dan peserta di dalam seluruh rangkaian diskusi Sidang Komisi Ekonomi ini sangat kami harapkan. 8 Kerangka Acuan Diskusi Komisi Ekonomi
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciINTERNATIONAL SYMPOSIUM OISAA 2010
"Menjadi Pengusaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi" Kerangka Acuan untuk Diskusi Komisi Kewirausahaan pada Simposium Internasional PPI Dunia tahun 2010 di London, Inggris, pada tanggal 23 24 Oktober 2010
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
-62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai
Lebih terperinciRINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN
RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2005-2025 VISI : Kabupaten Pasuruan yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera MISI : 1. Penerapan nilai-nilai
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun
1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan
BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa
Lebih terperincilaporan simposium ppi kawasan eropa & amerika
PPI PRANCIS laporan simposium ppi kawasan eropa & amerika mengoptimalkan peran demokrasi dan kemajuan ekonomi indonesia sebagai modal menjadi bangsa yang besar Istanbul, Turki 16-20 mei 2013 kegiatan simposium
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciKemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro
Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro Pendahuluan Kemandirian ekonomi semestinya didefinisikan secara fleksibel dan bersifat dinamis. Kemandirian lebih dilihat dari kemampuan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis kutukan SDA tidak terbukti eksis di Indonesia pada
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas
Lebih terperinciBAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Lebak mempunyai catatan tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada jaman kolonial, kabupaten ini sudah dikenal sebagai daerah perkebunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor
B A B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia menghadapi situasi yang selalu berubah dengan cepat, tidak terduga dan saling terkait satu sama lainnya. Perubahan yang terjadi di dalam
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciKeinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat
Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat menggagas blueprint cetak biru menuju negara kesejahteraan 2045, digabungkan dengan Nilai-nilai Pancasila,
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan
Lebih terperinciRANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH
RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HENDRA YUDHO PRAKOSO L2D 004 318 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat terkait erat dengan pembangunan sosial masyarakatnya. Pada awalnya pembangunan ekonomi lebih diprioritaskan pada pertumbuhannya saja, sedangkan
Lebih terperinciGlobalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini fenomena globalisasi sudah menyebar dan menjadi suatu bahasan yang menarik bagi setiap orang. Fenomena globalisasi membuat dunia menjadi suatu tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing
Lebih terperinciMenuju Ekosistem Industri Elektronika Indonesia yang Solutif, Mandiri, dan Inspiratif
Buku Awardee LPDP Chapter IV: Menuju Ekosistem Industri Elektronika Indonesia yang Solutif, Mandiri, dan Inspiratif Rachmad Vidya W. P. Mahasiswa S2 Teknik Elektronika ITB Asisten Peneliti di Pusat Mikroelektronika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin
BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Pada awal tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Tangerang memasuki babak baru pembangunan daerah seiring terpilihnya kepala daerah baru. Dalam masa jabatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara langsung maupun
Lebih terperinciRoadmap Keuangan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III
SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan
Lebih terperinciDaya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia
Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Latar Belakang
Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN
BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN 2011-2015 5.1. Visi Paradigma pembangunan moderen yang dipandang paling efektif dan dikembangkan di banyak kawasan untuk merebut peluang dan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan kependudukan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang telah berlangsung lama dan mendapat pembenaran
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA CIMAHI TAHUN 2005 2025 DENGAN
Lebih terperinciPERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,
Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinciFORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA. Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014
FORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014 OUTLINE: MASALAH YANG AKAN DIBAHAS Mengapa Forum Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia penting? Mengapa hal tersebut
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lebih terperinciLaporan Perekonomian Indonesia
1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dilihat dari prosesnya, globalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perencanaan Wilayah Adanya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berhak untuk membangun wilayahnya sendiri. Pembangunan yang baik tentunya adalah pembangunan yang terencana.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa melalui peningkatan kesejahteraan rumah tangga atau penduduk. Kemajuan suatu bangsa tidak
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun
Lebih terperinciBAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam periode 2004 sampai dengan 2008.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia pasca terjadi krisis moneter sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini ditunjukkan oleh grafik
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dialami oleh hampir atau keseluruhan negara di dunia. Indonesia, salah satu dari sekian negara di dunia,
Lebih terperinciTERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM
BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI Untuk menyelenggarakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Tamiang, perlu dikembangkan suatu kredo atau arahan bagi penyelenggaraan sistem pembangunan agar
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)
Lebih terperinciMenggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2
Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA 2015 1 Oleh: Mauled Moelyono 2 Pengantar Isu tentang penguatan sektor UMKM dan pasar domestik akhir-akhir ini kembali marak diperbincangkan setelah
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
LAMPIRAN INSTRUKSI NOMOR : 14 TAHUN 1999 TANGGAL : 7 OKTOBER 1999 PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA I. UMUM 1. Penduduk merupakan titik sentral dari pembangunan yang berkelanjutan,
Lebih terperinciVI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN
VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan
Lebih terperinciPERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,
Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *
ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * Era perdagangan bebas di negaranegara ASEAN tinggal menghitung waktu. Tidak kurang dari 2 tahun pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi
Lebih terperinciINPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Master Plan Latar belakang Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) Pengembangan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin secara garis besar adalah Dalam rangka mewujudkan Visi
Lebih terperinciRPJMN dan RENSTRA BPOM
RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan desentralisasi tercatat mengalami sejarah panjang di Indonesia. Semenjak tahun 1903, Pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan Desentralisatie wet yang menjadi
Lebih terperinciPendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan Salah satu fungsi pendidikan
Lebih terperinciKerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional
Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober
Lebih terperinciPengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang
Lebih terperincimenjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.
BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global
Lebih terperinci