4 PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 4 PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) 53 PENDAHULUAN Kunjungan serangga penyerbuk tergantung pada ketersediaan serbuksari dan nektar tanaman serta fenologi bunga (Kephart & Theiss 2003; Bhattacharya et al. 2005). Menurut Schoonhoven et al. (1998), pencarian pakan pada lebah mempertimbangkan beberapa faktor, seperti karakteristik sumber pakan, aroma, waktu, dan kondisi cuaca. Kebutuhan sumberdaya pakan digunakan untuk membangun sarang, memelihara aktivitas metabolisme, dan reproduksi pada lebah, semut, dan lalat. Lepidoptera dewasa umumnya menggunakan sumberdaya ini untuk aktivitas metabolisme dan bereproduksi (Ramana et al. 2003). Selain ketersediaan pakan, perilaku mencari pakan pada serangga penyerbuk juga tergantung pada jarak sumber pakan dengan sarang. Jarak pencarian pakan pada lebah bervariasi antara 1-3 km, bahkan dapat mencapai 12 km dari sarang dengan kecepatan terbang antara km/jam (Osborne 1999). Lebah pekerja menginformasikan lokasi keberadaan sumber pakan kepada pekerja lainnya dengan round dance (tarian berbentuk lingkaran) atau waggle dance (tarian berbentuk angka 8). Round dance dikatakan sebagai tarian sederhana karena hanya berisi informasi sumber pakan yang terletak dekat dengan sarang, sedangkan waggle dance menginformasikan tentang jarak, arah, dan kualitas pakan. Waggle dance memberikan informasi sumber pakan yang letaknya jauh dari sarang sekitar 100 m (Winston 1987; Schoonhoven et al. 1998). Pola arah terbang pada lebah penyerbuk akan menentukan perpindahan lebah tersebut dari satu bunga ke bunga yang lain (Collevatti 2000). Kunjungan serangga penyerbuk pada bunga bervariasi antar spesies. Lebah cenderung mengunjungi bunga dari satu spesies tanaman dalam satu kali perjalanan (floral fidelity) (Winston 1987; Delaplane & Mayer 2000). Lebah memiliki kemampuan untuk mengingat letak sumber pakannya dan cenderung mengunjungi bunga yang sama setiap mencari

2 54 pakan. Lebah mengumpulkan serbuksari dan nektar dari bunga jantan dalam kunjungan yang sama dan nektar dari bunga betina, sedangkan lalat dan semut mengumpulkan hanya nektar dari kedua bunga. Lebah menguji bunga dengan posisi tegak lurus, mendarat pada petal serta stamen (bunga jantan) dan pada petal, stile, serta kepala putik (bunga betina). Penyerbukan terjadi saat lebah mengunjungi bunga betina untuk koleksi nektar, bagian ventral berbulu yang tertempel serbuksari menyentuh kepala putik (Raju & Ezradanam 2002). Laporan tentang jumlah bunga jarak pagar yang dikunjungi oleh serangga penyerbuk belum ada. Raw (2000) melaporkan jumlah bunga yang dikunjungi dalam sekali perjalanan berkaitan dengan ukuran tubuh serangga penyerbuk. Pada tanaman cabai (Capsicum annum) lebah mengunjungi 1-8 tanaman dalam satu perjalanan. Hanya tiga spesies lebah berkunjung ke enam sampai 8 tanaman. Satu koloni lebah memerlukan bunga cabai dari beberapa tanaman dalam satu perjalanan. Lebah dengan ukuran lebih besar memerlukan bunga lebih banyak dan tanaman dengan jarak pencarian pakan yang jauh. Umumnya, lebah akan berpindah pada bunga infloresen yang terdekat dan frekuensi kunjungan meningkat pada bunga dengan kualitas dan kuantitas sumber pakan yang lebih tinggi (hot spot flower). Hal ini akan menurunkan resiko mengunjungi kembali bunga yang telah diketahui tidak memiliki sumber pakan bagi lebah dan memaksimalkan efisiensi mencari pakan (Collevatti et al. 2000). Neupane et al. (2006), melaporkan A. dorsata mempunyai kemapuan untuk memilih jenis tanaman pertanian sebagai sumber pakannya. A. dorsata lebih memilih Callistemon citrinus, leci, lemon, Cucurbita pepa L. dibandingkan dengan timun dan lobak. Bahkan tanaman timun dan lobak tidak pernah dikunjungi oleh A. dorsata (Neupane et al. 2006). Partap et al. (2000), melaporkan A. cerana yang memilih kembang kol dibandingkan lobak. Dupont et al. (2003), melaporkan E. tenax mengunjungi 5 spesies tanaman dari 11 spesies yang ada pada dataran tinggi gurun sub-alpin, Tererife, Pulau Canary. Perilaku kunjungan serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar belum pernah dilakukan.

3 55 Perilaku kunjungan serangga pada bunga mempengaruhi keberhasilan penyerbukan yang dilakukan oleh serangga. Atmowidi (2008) melakukan penelitian tentang jumlah kunjungan dan lama kunjungan A. cerana, A. dorsata, dan X. confusa pada bunga caisin. Dari penelitian tersebut diketahui A. cerana mengunjungi bunga caisin 19.5 bunga/menit dan lama kunjungannya adalah 3.18 detik/bunga. A. dorsata mengunjungi bunga caisin sebanyak 18.5 bunga/menit dengan lama kunjungan 3.36 detik/bunga. Selanjutnya X. Confusa mengunjungi bunga caisin sebanyak 22.6 bunga/ menit dan lama kunjungan adalah 2.76 detik/bunga. Lebah adalah penyerbuk utama tanaman karena secara eksklusif memakan serbuksari dan nektar, pengunjung bunga, dan tubuh berambut. Pada saat mengumpulkan serbuksari, benangsari disisir dengan tungkainya, dan dikumpulkan ke dalam keranjang serbuksari (corbicula) yang terletak pada sisi luar tibia tungkai belakang (Gambar 12) (Schoonhoven et al. 1998). Corbicula berfungsi sebagai tempat mengumpulkan dan membawa serbuksari berbentuk padatan dalam jumlah besar atau banyak. X. confusa tidak memiliki corbicula seperti lebah madu, sehingga serbuksari umumnya menempel pada rambut di tubuhnya. Hal ini juga terjadi pada berbagai jenis semut dan Diptera. Lepidoptera menggunakan probosisnya untuk menghisap nektar dan tanpa sengaja membawa serbuksari yang melekat dari satu bunga ke bunga lainnya (Ramana et al. 2003). Kunjungan serangga penyerbuk pada bunga untuk mengumpulkan pakan berupa serbuksari dan nektar dapat meningkatkan penyerbukan bunga sehingga akhirnya meningkatkan hasil panen berupa buah dan biji. Oleh karena itu, penelitian tentang perilaku mencari pakan serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar sangat penting untuk dilakukan. Studi perilaku kunjungan ini juga dapat digunakan sebagai evaluasi aktivitas penyerbuk pada tanaman jarak pagar. Beberapa perilaku pencarian pakan pada serangga penyerbuk yang dapat diamati adalah laju kunjungan (visitation rate), laju pencarian pakan (foraging rate) dan indeks laju kunjungan (Dafni 1992). Penelitian ini mempelajari perilaku kunjungan sembilan spesies penyerbuk tanaman jarak pagar. Kesembilan spesies serangga penyerbuk ini adalah Anoplolepis sp.,

4 Prenolepis sp., X. confusa, A. cerana, A. dorsata, G. agamemnon, A. ariadne ariadne, J. orithya, dan E. tenax. 56 Tars Basitarsus Tibia Trokanter Femur 0.5 mm Corbicula Gambar 12 Corbicula pada tungkai ke-3 A. cerana.

5 57 BAHAN DAN METODE Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk Perilaku kunjungan diamati pada sembilan spesies serangga penyerbuk tanaman jarak pagar. Kesembilan spesies tersebut adalah Anoplolepis sp., Prenolepis sp., Xylocopa confusa, Apis cerana, Apis dorsata, Graphium agamemnon, Ariadne ariadne ariadne, Junonia orithya, dan Eristalis tenax (Gambar 7). Pengamatan kunjungan serangga penyerbuk menggunakan metode focal sampling. Perilaku yang diamati mencakup jumlah kunjungan persatuan waktu (foraging rate), lama kunjungan per bunga (flower handling time), dan lama kunjungan pada tanaman jarak pagar. Lama kunjungan serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar dihitung mulai dari serangga tersebut mengunjungi bunga hingga serangga tersebut meninggalkan tanaman. Pengamatan perilaku dilakukan pada 10 tanaman terbuka yang digunakan pada penelitian keragaman serangga penyerbuk. Pengamatan dilakukan selama 20 hari pada tanggal Juni Analisis Data Perilaku jumlah kunjungan per menit, lama kunjungan per bunga, dan lama kunjungan per tanaman pada sembilan spesies serangga penyerbuk tanaman jarak pagar dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey serta ditampilkan dalam tabel.

6 58 HASIL Jumlah Kunjungan per Menit Jumlah kunjungan sembilan spesies serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar bervariasi. Jumlah kunjungan tertinggi dilakukan oleh X. confusa sebanyak bunga/menit, diikuti oleh A. cerana dan A. dorsata masing-masing bunga/menit dan bunga/menit. Jumlah kunjungan terendah dilakukan oleh E. tenax sebanyak bunga/menit (Tabel 11). Analisis data jumlah kunjungan per menit dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey dapat dilihat pada lampiran 10. Tabel 11 Jumlah kunjungan per menit sembilan spesies serangga penyerbuk jarak pagar Spesies Anoplolepis sp. Prenolepis sp. N X. confusa 425 A. cerana 256 A. dorsata 477 G. agamemnon 5 A. ariadne ariadne 7 J. orithya 3 E. tenax 2 Jumlah kunjungan/menit (+ standar deviasi) 2.17 (+ 0.03) a 1.86 (+ 0.12) a (+ 0.01) b (+ 0.01) b (+ 0) b 3.16 (+ 0.14) a 2.95 (+ 0.02) a 1.69 (+ 0.04) a 1.89 (+ 0.04) a Ket: nilai yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji ANOVA- Tukey (selang kepercayaan 95%). N = Jumlah individu yang diamati. Lama Kunjungan per Bunga Lama kunjungan per bunga serangga penyerbuk per bunga diamati selama 20 hari pada 11 blok waktu. Kunjungan bunga tersingkat dilakukan oleh X. confusa yaitu detik, A. cerana selama 3.27 detik, dan A. dorsata yaitu detik. Kunjungan terlama pada satu bunga dilakukan oeh J. orithya yaitu detik/bunga diikuti oleh Prenolepis sp. yaitu detik/bunga (Tabel 12).

7 Analisis data lama kunjungan per bunga dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey dapat dilihat pada lampiran Tabel 12 Lama kunjungan per bunga sembilan spesies serangga penyerbuk jarak pagar Spesies Anoplolepis sp. Prenolepis sp. N X. confusa 425 A. cerana 256 A. dorsata 477 G. agamemnon 5 A. ariadne ariadne 7 J. orithya 3 E. tenax 2 Lama kunjungan/bunga (detik) (+ standar deviasi) (+ 2.04) a 32.2 (+ 7.19) b 2.88 (+ 0.59) c 3.27 (+ 0.55) cd 3.98 (+ 0.28) d (+ 8.51) e (+ 0.98) e (+ 2.2) b (+ 2.65) ab Ket: nilai yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji ANOVA- Tukey (selang kepercayaan 95%). N = Jumlah individu yang diamati. Lama Total Kunjungan Lama total kunjungan sembilan spesies serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar bervariasi pada 11 blok waktu selama 20 hari. Kunjungan terlama per tanaman dilakukan oleh Prenolepis sp. yaitu detik/tanaman. Diikuti oleh A. dorsata yaitu detik/tanaman. X. confusa mengunjungi tanaman jarak pagar selama detik/tanaman dan A. cerana mengunjungi jarak pagar selama detik/tanaman (Tabel 13). Analisis data lama kunjungan per tanaman dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey dapat dilihat pada lampiran 12.

8 60 Tabel 13 Lama total kunjungan sembilan spesies serangga penyerbuk jarak pagar Spesies N Lama kunjungan/tanaman (detik) (+ standar deviasi) Anoplolepis sp. Prenolepis sp X. confusa 425 A. cerana 256 A. dorsata 477 G. agamemnon 5 A. ariadne ariadne 7 J. orithya 3 E. tenax ( ) a ( ) b 69 (+ 6.98) a (+ 2.19) a 156 (+ 1.12) c 9.46 ( ) a ( ) a 6.96 ( ) a ( ) a Ket: nilai yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji ANOVA- Tukey (selang kepercayaan 95%). N Pengamatan = jumlah individu spesies yang diamati. PEMBAHASAN Menurut Dafni (1992); Stubbs & Drummond (2001), efektivitas serangga penyerbuk dapat diukur dari perilaku kunjungan pada bunga. Beberapa perilaku serangga penyerbuk yang dapat diukur adalah jumlah kunjungan per menit, lama kunjungan per bunga, dan lama kunjungan per tanaman. Berdasarkan perilaku kunjungan sembilan spesies serangga penyerbuk yang diamati dalam penelitian ini, jumlah kunjungan tiga spesies lebah yaitu, X. confusa ( bunga/menit), A. cerana ( bunga/menit), dan A. dorsata bunga/menit0 paling tinggi. Jumlah kunjungan enam spesies serangga penyerbuk lainnya relatif rendah (Tabel 11). Berbeda dengan jumlah kunjungan serangga penyerbuk per menit, lamanya kunjungan per bunga dan per tanaman paling tinggi pada Prenolepis sp. berturut-turut detik/bunga dan detik/tanaman. Kunjungan A. dorsata per bunga ( detik/bunga) lebih lama dibandingkan A. cerana ( detik/bunga) dan X. confusa ( detik/bunga) (Tabel 12). Kunjungan A. dorsata paling lama diantara famili Apidae. Kunjungan per tanaman A. dorsata adalah detik/tanaman, diikuti

9 61 oleh X. confusa ( detik/tanaman), dan A. cerana ( detik/tanaman). (Tabel 13). Jumlah kunjungan A. cerana ( bunga/menit) dan A. dorsata (15.07 bunga/menit) yang cukup tinggi, lama kunjungan per bunga yang singkat (A. cerana ( detik/bunga), dan A. dorsata ( detik/bunga)), serta kunjungan per tanaman yang relatif lama pada A. cerana ( detik/tanaman) dan A. dorsata ( detik/tanaman), maka tipe bunga jarak pagar sesuai kedua lebah tersebut. Lebah A. cerana dan A. dorsata merupakan lebah sosial dengan jumlah individu yang cukup banyak dalam koloni sehingga memerlukan kebutuhan pakan yang tinggi. Pencarian pakan yang dilakukan oleh kedua lebah ini secara intensif dengan mengunjungi lebih banyak bunga. Lama kunjungan lebah per bunga dan per tanaman tergantung dari jumlah ketersediaan pakan pada tanaman tersebut. Pakan berbentuk serbuksari dikumpulkan dalam bentuk padatan dan disimpan dalam corbicula di tungkai belakang lebah madu, sedangkan nektar dikumpulkan melalui probosis mereka (Triplehorn & Johnson 2005). Pada penelitian ini, A. cerana dan A. dorsata cenderung lebih memilih tanaman jarak pagar dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berada disekitar lokasi penelitian seperti, jenis rerumputan, pepaya, dan pisang. Partap et al. (2000) melaporkan A cerana lebih tertarik mengunjungi tanaman kembang kol dibandingkan dengan tanaman lobak. Sedangkan A. dorsata cenderung tertarik mengunjungi Callistemon citrinus, leci, jeruk sitrus, dan Cucurbita pepa L. Tanaman bawang, lobak dan mentimun tidak pernah dikunjungi oleh A. dorsata (Neupane et al. 2006). Kunjungan A. cerana per bunga jarak pagar ( detik/bunga) lebih lama jika dibandingkan dengan lama kunjungan A. cerana pada pertanaman caisin (3.08 detik/bunga) (Atmowidi 2008). Kunjungan A. dorsata per bunga jarak pagar ( detik/bunga) juga lebih lama dibandingkan dengan lama kunjungan pada bunga leci ( detik/bunga) dan lebih singkat dibandingkan kunjungan pada bunga Callistemon citrinus ( detik/bunga), bunga jeruk Citrus sp. (

10 62 detik/bunga), dan bunga Cucurbita pepa L. ( detik/bunga) (Neupane et al. 2006). Dibandingkan dengan lebah sosial, lebah sub sosial X. confusa mengunjungi bunga jarak pagar dengan frekuensi paling tinggi ( bunga/menit). Lama kunjungan per bunga terendah detik/bunga dan lama kunjungan per tanaman diantara A. dorsata dan A. cerana ( detik/tanaman). Walaupun ukuran bunga jarak pagar kecil (+ 4 mm) dibandingkan ukuran tubuh X. confusa ( mm), namun X. confusa banyak mengunjungi bunga tersebut. X. confusa mencari pakan pada bunga jarak pagar dengan cara terbang tegak lurus menghadap bunga. Saat akan menghisap nektar atau mengumpulkan serbuksari, lebah terbang dekat dengan bunga, sedikit menyentuh bunga, namun tidak dalam keadaan beristirahat (karena sayap masih bergetar). Perilaku ini tidak merusak struktur bunga jarak pagar. Lebah berukuran tubuh besar umumnya mempunyai jumlah kunjungan yang relatif tinggi. Dari ketiga spesies lebah yang diamati, X. confusa memiliki ukuran tubuh terbesar, diikuti A. dorsata, dan A. cerana. Namun penelitian menunjukkan A. dorsata mengunjungi tanaman jarak pagar dengan frekuensi paling rendah diantara ketiganya. Penelitian juga menunjukkan A. cerana mengunjungi tanaman jarak pagar paling singkat dibandingkan dua lebah lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Raw (2000), bahwa lebah dengan ukuran kecil cenderung berkunjung lebih cepat dibandingkan dengan lebah berukuran tubuh besar. Perilaku menghindari persaingan antar jenis dalam mencari pakan ditunjukkan dalam penelitian ini, yaitu oleh kehadiran A. cerana dan A. dorsata yang tidak bersamaan. Pada saat populasi A. cerana tinggi tidak ditemukan A. dorsata pada daerah tersebut, demikian juga sebaliknya. Sedangkan kehadiran X. confusa tidak dipengaruhi oleh A. cerana dan A. dorsata. Hal ini diduga terjadi karena letak sarang X. confusa yang sangat dekat dengan lokasi penelitian. Perilaku pencarian pakan juga dipengaruhi oleh jarak tanaman dengan lokasi sarang (Gojmerac 1980). Tiga lebah yang diamati (X. confusa, A. dorsata, dan A. cerana) bersarang disekitar kebun penelitian. Sarang X. confusa terletak + 10 m dari lokasi penelitian, sarang A. cerana

11 63 terletak m dari lokasi penelitian, dan A. dorsata terletak di dalam hutan. Menurut Delaplane & Mayer (2000), serangga penyerbuk mencari pakan secara efisien untuk mendapatkan pakan secara maksimal dari usaha yang dilakukan. Saat serbuksari dan nektar melimpah, lebah akan mengunjungi bunga lebih banyak dibandingkan saat serbuksari dan nektar dalam jumlah sedikit. Formicidae memiliki lama kunjungan per bunga dan per tanaman yang lama (Tabel 10; Tabel 11) dengan jumlah kunjungan per menit yang rendah (Anoplolepis sp kunjungan/menit dan Prenolepis sp. sebanyak kunjungan/ menit). Berdasarkan penelitian, Anoplolepis sp. dan Prenolepis sp. dapat menyebabkan penyerbukan secara geitonogami (penyerbukan di satu tanaman yang sama). Pada anggrek (Epidendrum denticulatum; Orchidaceae) kunjungan semut Camponotus sericeiventris yang lama digunakan sebagai predator hama dan penghisap embun madu (Almeida & Figueiredo 2003). Dua spesies Formicidae yang ditemukan dalam penelitian ini tidak efektif sebagai serangga penyerbuk jarak pagar. Tiga spesies Lepidoptera dan satu spesies Syrphidae tidak efektif sebagai penyerbuk tanaman jarak pagar. Berdasarkan perilaku yang diamati, ketiga spesies Lepidoptera dan Syrphidae yang dengan jumlah kunjungan yang rendah, kunjungan per bunga lama (tertinggi pada J. orithya dengan waktu detik/bunga) dan kunjungan per tanaman sangat singkat (Tabel 9; Tabel 10; Tabel 11). Lama kunjungan Lepidoptera dan Syrphidae yang panjang per bunga namun singkat per tanaman diduga berhubungan dengan ketersediaan pakan. Lepidoptera dan Syrphidae menghisap nektar dengan probosis (Ramana et al. 2003). Kupu G. agamemnon pada penelitian ini dengan kunjungan kunjungan/menit, detik/bunga, dan detik/tanaman. Pada tanaman Polyalthia longifolia (Annonaceae), G. agamemnon mengunjungi bunga kunjungan/menit dan lama kunjungan detik/bunga (Ramana et al. 2003). Penelitian ini menunjukkan X. confusa, A. cerana dan A. dorsata paling efektif sebagai penyerbuk pada bunga jarak pagar. Hal ini didukung dengan kelimpahan individu, jumlah kunjungan dan lama kunjungan baik per bunga maupun per

12 64 tanaman. Spesies lain, seperti Anoplolepis sp. dan Penolepis sp. lebih banyak membantu dalam penyerbukan secara geitonogami. Lepidoptera dan Syrphidae tidak efektif sebagai penyerbuk jarak pagar karena rendahnya jumlah kunjungan serta lama kunjungan per tanaman. SIMPULAN Perilaku kunjungan sembilan spesies serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar bervariasi. Jumlah kunjungan per menit spesies X. confusa, A. cerana, dan A. dorsata paling tinggi dibandingkan spesies lainnya, namun untuk lama kunjungan per bunga paling rendah. Kunjungan per tanaman dari yang paling lama sampai yang paling singkat adalah Prenolepis sp., A. dorsata, X. confusa, A. cerana, Anoplolepis sp., A. ariadne ariadne, E. tenax, G. Agamemnon, dan J. orithya. Berdasarkan perilaku pencarian pakan yang diamati, X. confusa, A. cerana, dan A. dorsata merupakan serangga penyerbuk yang berpotensi dan efektif pada tanaman jarak pagar.

1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Asosiasi antara serangga penyerbuk (insect pollinators) dengan tanaman angiospermae merupakan bentuk asosiasi mutualisme yang spektakuler. Asosiasi ini diduga telah terjadi

Lebih terperinci

4. PERILAKU KUNJUNGAN LEBAH PENYERBUK PADA BUNGA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae)

4. PERILAKU KUNJUNGAN LEBAH PENYERBUK PADA BUNGA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) 4. PERILAKU KUNJUNGAN LEBAH PENYERBUK PADA BUNGA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) PENDAHULUAN a. Perilaku Pencarian Pakan (Foraging Behaviour) Lebah Penyerbuk Lebah memerlukan beragam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Penyerbukan oleh Serangga

TINJAUAN PUSTAKA A. Penyerbukan oleh Serangga 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan sumber serbuksari, yaitu penyerbukan sendiri (self pollination) dan penyerbukan silang (cross pollination).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi Klasifikasi tanaman stroberi sebagai berikut (Benson, 1957) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Famili : Rosaceae Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Aktivitas A . cerana Terbang Harian dan Mencari Polen

PEMBAHASAN Aktivitas A . cerana Terbang Harian dan Mencari Polen 32 PEMBAHASAN Aktivitas A. cerana Terbang Harian dan Mencari Polen Aktivitas terbang harian A. cerana lebih awal dibandingkan dengan aktivitas harian mencari polen. Aktivitas terbang harian A. cerana dimulai

Lebih terperinci

KERAGAMAN, EFEKTIVITAS, DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: EUPHORBIACEAE) PUJI RIANTI

KERAGAMAN, EFEKTIVITAS, DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: EUPHORBIACEAE) PUJI RIANTI KERAGAMAN, EFEKTIVITAS, DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.: EUPHORBIACEAE) PUJI RIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 29 PERNYATAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, I. PENDAHULUAN Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Serang terletak pada ketinggian 800-1200 dpl dan memiliki curah hujan bulanan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga polinator adalah serangga yang berfungsi sebagai agen menempelnya serbuk sari pada putik (Erniwati, 2009). Menurut Prakash (2008) serangga yang berperan

Lebih terperinci

VI. PEMBAHASAN 6. 1 Komposisi dan Kelimpahan Serangga Pengunjung Komposisi dan Kelimpahan Ordo Serangga Pengunjung

VI. PEMBAHASAN 6. 1 Komposisi dan Kelimpahan Serangga Pengunjung Komposisi dan Kelimpahan Ordo Serangga Pengunjung 112 VI. PEMBAHASAN 6. 1 Komposisi dan Kelimpahan Serangga Pengunjung 6. 1. 1 Komposisi dan Kelimpahan Ordo Serangga Pengunjung Keseluruhan serangga pengunjung bunga caisin yang ditemukan dari 15 titik

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) sebagai Sumber Biofuel

2 TINJAUAN PUSTAKA Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) sebagai Sumber Biofuel 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: Euphorbiaceae) sebagai Sumber Biofuel Bahan bakar terdiri atas tiga jenis: gas, padat, dan cairan. Bahan bakar cairan meliputi petro-bio-fuels (bahan

Lebih terperinci

Hubungan Jenis Serangga Penyerbuk dengan Morfologi Bunga Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) dan Sawi (Brassica Juncea Linn.

Hubungan Jenis Serangga Penyerbuk dengan Morfologi Bunga Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) dan Sawi (Brassica Juncea Linn. JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 Hubungan Jenis Serangga Penyerbuk dengan Morfologi Bunga Pada Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.) dan Sawi (Brassica Juncea Linn.) Phika Ainnadya Hasan*

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian 11 METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2009. Pengamatan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu pada pertanaman H. multifora di lingkungan Kampus Institut

Lebih terperinci

Jumlah Mei Juni Juli Total Ordo Famili Genus Individu H' 0,38 0,71 0,44 0,59 E 0,18 0,40 0,23 0,27

Jumlah Mei Juni Juli Total Ordo Famili Genus Individu H' 0,38 0,71 0,44 0,59 E 0,18 0,40 0,23 0,27 2 Juli 211. Selama pengamatan dicatat nama spesies dan jumlah individu serangga yang mengunjungi bunga jantan kelapa sawit. Dilakukan juga pengukuran unsur cuaca, yaitu suhu, kelembapan, dan intensitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.

KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L. KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) TRI ATMOWIDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan

Lebih terperinci

Aderianto Syahputra, Jasmi, Lince Meriko

Aderianto Syahputra, Jasmi, Lince Meriko PEMANFAATAN LEBAH Trigona sp. UNTUK EFEKTIVITAS PENYERBUKAN TANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI PALAK JUHA KECAMATAN VII KOTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN Aderianto Syahputra, Jasmi, Lince Meriko Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Distribusi A. cerana di Asia Biologi Lebah Madu A. cerana

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Distribusi A. cerana di Asia Biologi Lebah Madu A. cerana TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Distribusi A. cerana di Asia Lebah madu termasuk dalam Klas Insecta, Ordo Hymenoptera, Subordo Apocrita, Superfamili Apoidea, Famili Apidae, Subfamili Apinae, dan genus Apis

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.

KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L. KEANEKARAGAMAN DAN PERILAKU KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA PENGARUHNYA DALAM PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) TRI ATMOWIDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Keywords: Community structure, Insect pollinators, Student Worksheet.

Keywords: Community structure, Insect pollinators, Student Worksheet. 1 COMMUNITY STRUCTURE OF INSECTS POLLINATORS IN FRUIT GARDEN AGRIBUSINESS AGRICULTURAL FACULTY UNIVERSITY OF RIAU AS DEVELOPMENT STUDENT WORK SHEET THE CONCEPT OF INTERACTION ECOSYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS POLINASI Apis cerana FABRICUS DAN Trigona laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP

EFEKTIVITAS POLINASI Apis cerana FABRICUS DAN Trigona laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP EFEKTIVITAS POLINASI Apis cerana FABRICUS DAN Trigona laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) PADA Fragaria x annanassa KULTIVAR EARLIBRITE KHAIRUNI KHUMAIRAH HARAHAP SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) LILIH RICHATI CHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Key words : Polinator, Apis cerana Fabr., Cucumis sativus L., Production.

Key words : Polinator, Apis cerana Fabr., Cucumis sativus L., Production. PEMANFAATAN LEBAH Apis cerana Fabr. UNTUK HASIL BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DI PALAK JUHA VII KOTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN Firdaus Dwi Maesya, Jasmi, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat

Lebih terperinci

Warta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao

Warta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Fakhrusy Zakariyya 1), Dwi Suci Rahayu 1), Endang Sulistyowati 1), Adi Prawoto 1), dan John Bako Baon 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB.

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana,

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana, 48 Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.selain madu,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna

Lebih terperinci

PERANAN LEBAH Trigona spp. (APIDAE: MELLIPONINAE) DALAM PENYERBUKAN DAN PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN SAWI (Brassica rapa L: BRASSICACEAE) ASMINI

PERANAN LEBAH Trigona spp. (APIDAE: MELLIPONINAE) DALAM PENYERBUKAN DAN PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN SAWI (Brassica rapa L: BRASSICACEAE) ASMINI PERANAN LEBAH Trigona spp. (APIDAE: MELLIPONINAE) DALAM PENYERBUKAN DAN PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN SAWI (Brassica rapa L: BRASSICACEAE) ASMINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira

I. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangga merupakan kelompok hewan dengan jumlah spesies serta kelimpahan tertinggi dibandingkan denga n makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat berbagai

Lebih terperinci

Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura

Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura PENDAHULUAN Lebah merupakan serangga penghasil madu, royal jeli, propolis, lilin, dan penyerbuk tanaman (polinasi). Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA Bunga sangat penting untuk perkembangbiakkan tumbuhan karena pada bunga terdapat alat-alat reproduksi, yaitu putik dan benangsari. 1. Bagian-bagian Bunga Meskipun bentuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September

Lebih terperinci

POLINATOR PADA TANAMAN KAYU PUTIH

POLINATOR PADA TANAMAN KAYU PUTIH POLINATOR PADA TANAMAN KAYU PUTIH Noor Khomsah Kartikawati Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta I. PENDAHULUAN Produksi biji merupakan puncak dari serangkaian aktifitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

PERLEBAHAN DI INDONESIA

PERLEBAHAN DI INDONESIA PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae)

Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae) 9 Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae) The species of visitor insects of balsam flower (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae) Nadra Khairiah 1),

Lebih terperinci

Lampiran 2. Dominansi spesies serangga penyerbuk di tiap-tiap habitat

Lampiran 2. Dominansi spesies serangga penyerbuk di tiap-tiap habitat AMPIRAN 164 165 ampiran 1. uhu dan kelembaban di seluruh 15 titik pengamatan. Tipe habitat Titik uhu terendah (ºC) uhu tertinggi (ºC) uhu rata-rata (ºC) Kelembaban ratarata (%) Titik abitat N E D Mg Permukiman

Lebih terperinci

Frekuensi Kunjungan Lebah Apis cerana Dan Trigona sp. Sebagai Penyerbuk Pada Tanaman Brassica rapa

Frekuensi Kunjungan Lebah Apis cerana Dan Trigona sp. Sebagai Penyerbuk Pada Tanaman Brassica rapa Frekuensi Kunjungan Lebah Apis cerana Dan Trigona sp. Sebagai Penyerbuk Pada Tanaman (Visited Frequency of Apis cerana and Trigona sp. as Bee Pollinators at Plant) Wahiba Ruslan 1*, Afriani 1, Miswan 1,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Lokal

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Lokal 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Lokal Pengetahuan berdasarkan definisi secara umum merupakan luaran dari pembuatan model tentang bagaimana memfungsikan alam semesta, dengan cara melogika bagaimana

Lebih terperinci

3. KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae)

3. KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) 3. KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.: Brassicaceae) PENDAHULUAN Lebah madu dan bumble bees merupakan serangga penyerbuk utama pada tanaman pertanian. Lebah tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi oleh sisik (lepidos = sisik, pteron = sayap) (Kristensen 2007). Sisik pada sayap kupu-kupu mengandung pigmen yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya lebah madu merupakan salah satu alternatif usaha peternakan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk madu secara nasional. Beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENGUNJUNG BUNGA KOPI DI HUTAN KEMASYARAKATAN LANTAN KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENGUNJUNG BUNGA KOPI DI HUTAN KEMASYARAKATAN LANTAN KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH 42 KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENGUNJUNG BUNGA KOPI DI HUTAN KEMASYARAKATAN LANTAN KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN LOMBOK TENGAH INSECTS DIVERSITY OF COFFEE FLOWER VISITORS IN LANTAN COMMUNITY FOREST

Lebih terperinci

1. TINJAUAN PUSTAKA a. Praktik Pertanian, Fragmentasi Habitat, dan Keanekaragaman Hayati

1. TINJAUAN PUSTAKA a. Praktik Pertanian, Fragmentasi Habitat, dan Keanekaragaman Hayati 1. TINJAUAN PUSTAKA a. Praktik Pertanian, Fragmentasi Habitat, dan Keanekaragaman Hayati Bentang alam (lansekap) tropik didominasi oleh sistem pertanian (agroekosistem). Sistem pertanian intensif menyebabkan

Lebih terperinci

DI BALI LILIK SEKOLAH

DI BALI LILIK SEKOLAH AKTIVITAS Apis cerana MENCARI POLEN dan IDENTIFIKASI POLEN DI PERLEBAHAN TRADISIONAL DI BALI LILIK MUNTAMAH SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan

Lebih terperinci

Keanekaragaman, perilaku kunjungan, dan efektivitas serangga penyerbuk pada tanaman mentimun (Cucumis sativus Linn.)

Keanekaragaman, perilaku kunjungan, dan efektivitas serangga penyerbuk pada tanaman mentimun (Cucumis sativus Linn.) Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Maret 2017, Vol. 14 No. 1, 1 9 Online version: http://jurnal.pei-pusat.org DOI: 10.5994/jei.14.1.1 Keanekaragaman, perilaku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bunga Kelapa Sawit Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah jika akan anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet (tangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan, predasi, kompetisi, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dll., dan faktor intrinsik meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buana Sakti dan sekitarnya pada bulan November -- Desember 2011. B. Objek dan Alat Penelitian Objek pengamatan

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jumlah Imago dan Variasi Perilaku Lebah Pekerja Apis cerana

PEMBAHASAN Jumlah Imago dan Variasi Perilaku Lebah Pekerja Apis cerana PEMBAHASAN Jumlah Imago dan Variasi Perilaku Lebah Pekerja Apis cerana Keluarnya imago lebah dari sel sarang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Lingkungan sel sarang yang stabil dan hangat pada daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE)

KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) KEANEKARAGAMAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN SERANGGA PENYERBUK SERTA EFEKTIVITASNYA DALAM PEMBENTUKAN BUAH Hoya multiflora Blume (ASCLEPIADACEAE) LILIH RICHATI CHASANAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU

KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU KUNJUNGAN LEBAH TUKANG KAYU Xylocopa confusa Linn. (Hymenoptera: Anthophoridae) PADA PERTANAMAN KACANG PANJANG DI KELURAHAN KORONG GADANG KEC. KURANJI KOTA PADANG Rahma Sri Aluvira,Jasmi,Elza safitri Program

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

Key words : morphology, Apis dorsata Fabr., Aggregation.

Key words : morphology, Apis dorsata Fabr., Aggregation. STUDI MORFOLOGI LEBAH PEKERJA Apis dorsata Fabr. (Hymenoptera:Apidae) AGREGASI DI SIJUNJUNG Lidya Novita Sari, Jasmi, Putri Pratiwi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN MENTIMUN: PENGARUH KEBERADAAN HABITAT ALAMI CICI INDRIANI

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN MENTIMUN: PENGARUH KEBERADAAN HABITAT ALAMI CICI INDRIANI KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK PADA PERTANAMAN MENTIMUN: PENGARUH KEBERADAAN HABITAT ALAMI CICI INDRIANI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap sehingga mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Lebih terperinci

PERANAN LEBAH Trigona Laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) DALAM PRODUKSI BIJI KAILAN (Brassica oleracea var. Alboglabra) ANGGRENY PRAMITHA WULANDARI

PERANAN LEBAH Trigona Laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) DALAM PRODUKSI BIJI KAILAN (Brassica oleracea var. Alboglabra) ANGGRENY PRAMITHA WULANDARI PERANAN LEBAH Trigona Laeviceps SMITH (HYMENOPTERA: APIDAE) DALAM PRODUKSI BIJI KAILAN (Brassica oleracea var. Alboglabra) ANGGRENY PRAMITHA WULANDARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL. Kupu-Kupu Hasil Tangkapan Pengamatan hasil tangkapan kupu-kupu meliputi jumlah individu setiap jenis dan rasio kelamin.

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang

Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang 96 Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang An inventory of insects visiting the flower of NeriumoleanderLinn.(Apocynaceae) in Pauh Subdistrict,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Serangga pada Bunga Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Lahan Pertanian Organik

Keanekaragaman Serangga pada Bunga Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Lahan Pertanian Organik Perhimpunan Entomologi Indonesia J. Entomol. Indon., September 2009, Vol. 6, No. 2, 77-85 Keanekaragaman Serangga pada Bunga Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Lahan Pertanian Organik MOSI RETNANI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lebah merupakan serangga yang termasuk kedalam genus Apidae dan ordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lebah merupakan serangga yang termasuk kedalam genus Apidae dan ordo 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Koloni dan Distribusi Lebah Madu Lebah merupakan serangga yang termasuk kedalam genus Apidae dan ordo Hymenoptera (serangga bersayap selaput). Lebah bersifat polimorfisme, yaitu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keperidian WBC N. lugens Stål pada varietas tahan dan rentan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keperidian WBC N. lugens Stål pada varietas tahan dan rentan 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Keperidian WBC N. lugens Stål pada varietas tahan dan rentan Nilai keperidian imago WBC N. lugens brakhiptera dan makroptera biotipe 3 generasi induk yang dipaparkan pada perlakuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BABI PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

Menghindari kesalahan berbahasa contoh

Menghindari kesalahan berbahasa contoh Menghindari kesalahan berbahasa contoh 1. Pada hasil penelitian itu menunjukkan bahwa meskipun dosis insektisida telah ditingkatkan 2 x lipat tetapi populasi hama tidak beda nyata dengan populasi sebelumnya.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa A. Luas Hutan Tanaman khususnya HTI Nasional: Definitif : 9 juta Ha Target s/d

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Rr. Sri Hartati Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor ABSTRAK Sebagaimana halnya komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium Oleh Ida Roma Tio Uli Siahaan Laboratorium Lapangan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PENYERBUK: IMPLIKASI TERHADAP PRODUKSI MENTIMUN BAYU AJI PAMUNGKAS

PENGARUH KONDISI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PENYERBUK: IMPLIKASI TERHADAP PRODUKSI MENTIMUN BAYU AJI PAMUNGKAS PENGARUH KONDISI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PENYERBUK: IMPLIKASI TERHADAP PRODUKSI MENTIMUN BAYU AJI PAMUNGKAS DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN PENGARUH TUMBUHAN INANG Citrus aurantifolia dan Citrus hystrix (RUTACEAE) TERHADAP PEMILIHAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN RESPIRASI Papilio memnon Linnaeus, 1758 Oleh: Asih Zulnawati (Di bawah bimbingan Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insekta atau serangga yang termasuk dalam filum Arthropoda merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, serangga melebihi semua hewan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Merak hijau 2.1.1 Taksonomi Grzimek (1972) menyatakan bahwa klasifikasi merak hijau jawa (Pavo muticus muticus) sebagai berikut : Kingdom Phyllum : Animalia : Chordata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan populasi yang berlimpah, terdiri dari 16 sub famili, 296 genus dan 15.000 spesies yang telah teridentifikasi

Lebih terperinci

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera

Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Perkandangan dan Proses Pembuatan Stup Lebah Apis mellifera Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak Kmoditi Lebah Madu: Prof. Dr. Ir. H. MOCHAMMAD JUNUS, MS Disusun oleh : Kelompok 4 / Kelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan akibat Serangan Hama Oleh : Nama : Arif Hermanto NIM : 0910480021 Kelompok : Selasa, 15.00 WIB Asisten : Mbak Mia JURUSAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Yunani, Spanyol dan Yugoslavia. Di negara- negara tersebut lebah yang utama

TINJAUAN PUSTAKA. Yunani, Spanyol dan Yugoslavia. Di negara- negara tersebut lebah yang utama TINJAUAN PUSTAKA Lebah Madu Yang Dibudidayakan Lebah Apis mellifera merupakan jenis lebah yang dibudidayakan hampir di semua negara termasuk Indonesia. Lebah ini banyak di Eropa seperti Prancis, Yunani,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah-buahan Taksonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta atau tumbuhan biji. Biji berasal dari bakal biji yang biasa disebut makrosporangium,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat 33 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada selama 12 bulan yaitu dari bulan Januari s/d Desember 2010 berlokasi di Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu. Jarak antara lokasi

Lebih terperinci