KARAKTERISTIK PUISI KARYA SISWAKELAS VIII AKSELERASI SMPN 5 MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PUISI KARYA SISWAKELAS VIII AKSELERASI SMPN 5 MALANG"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PUISI KARYA SISWAKELAS VIII AKSELERASI SMPN 5 MALANG Nur aini A. Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara objektif tentang karakteristik puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Hal ini dilakukan dengan alasan memberikan perhatian kepada puisi hasil karya siswa dan lebih mendekatkan realitas pembelajaran sastra khususnya puisi di sekolah. Cakupan masalah yang menjadi fokus penelitian tentang karakteristik puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang, yaitu (1) karakteristik penggunaan diksi, (2) karakteristik penggunaan gaya bahasa, (3) karakteristik pemilihan tipografi puisi, ( 4) karakteristik dalam penciptaan rima, dan ( 5) karakteristik dalam hal penentuan tema. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari puisi karya siswa dan peneliti sebagai instrumen inti penelitian. Untuk menjaring data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model alir yang diadopsi dari analisis data kualitatif Miles dan Huberman, yakni dengan langkah-langkah (1) pengumpulan data, (2) reduksi data yang terdiri dari identifikasi data, klasifikasi data, kodifikasi data, (3) penyajian dan penjelasan data, (4) penyimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang memiliki karakteristik tersendiri dilihat dari segi penggunaan diksi, penggunaan gaya bahasa, pemilihan tipografi, penciptaan rima, dan penentuan tema. Kata-kata kunci: karakteristik, puisi, karya siswa Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang terdiri dari deretan kata-kata atau baris-baris kalimat yang menjelmakan perasaan pengarang. Hal ini senada dengan pendapat Ibrahim (1987:62) menyatakan puisi merupakan seni perkataan yang mesra dari pengarang yang mendapatkan inspirasi dengan mengumpulkan kata-kata untuk menjelmakan perasaan yang bergelora dalam kalbunya. Selain merupakan deretan kata-kata, puisi juga dikuasai oleh pola persajakan yang memperhatikan pengaturan tekanan kata, suku kata, dan sajak atau rima, termasuk di dalamnya juga gaya bahasa. Pada perkembangan selanjutnya puisi sudah mengarah pada bentuk-bentuk NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 23

2 bebas dan meninggalkan keterikatanketerikatan pola-pola kesajakan. Puisi juga mengungkapkan bermacam-macam konflik, yaitu konflik manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan alam, manusia dengan masyarakat, dan manusia dengan kekuatan lainnya. Sayangnya pembelajaran menulis puisi di sekolah menengah pertama tidak mendapatkan alokasi waktu yang cukup. Pembelajaran apresiasi sastra pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diintegrasikan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pembelajaran Bahasa Indonesia diberi alokasi waktu empat jam per minggu. Jika setiap keterampilan berbahasa diberi jatah satu jam, maka empat jam akan terbagi habis untuk mengajarkan keterampilan berbahasa. Oleh karena itu guru harus pandai mengintegrasikan pembelajaran sastra ke dalam salah satu keterampilan berbahasa. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai tema serupa masih dipusatkan pada penelitian karyakarya besar dari pengarangpengarang terkenal. Oleh karena itu untuk lebih mendekatkan realitas pembelajaran sastra di sekolah, peneliti memilih melakukan penelitian langsung kepada peserta pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian ini berfokus pada siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Karakteristik puisi dalam penelitian ini meliputi unsur penggunaan diksi, gaya bahasa, tipografi, rima, dan pemilihan tema. Adapun dasar teori yang digunakan untuk penelitian ini antara lain puisi, diksi, gaya bahasa, tipografi, rima dan tema. Pengertian puisi menurut Waluyo (1991:25) memberikan batasan tentang puisi yaitu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan pengkonsentrasian stuktur fisik dan stuktur batinnya. Pengertian diksi, diksi diartikan sebagai pilihan kata untuk menyatakan sesuatu (Arifin dan Tasai,1989:45). Penelitian ini ada 4 jenis diksi yang dibahas disesuaikan dengan tujuan dan pembatasan masalah yaitu (1) pilihan kata umum dan pilihan kata khusus, (2) pilihan kata konkret dan pilihan kata abstrak, (3) pilihan kata denotasi dan pilihan kata konotasi, dan (4) pilihan kata lugas dan pilihan kata kias. Menurut Keraf (1994:89), penggolongan kata umum dan kata khusus ini dibedakan berdasarkan luas atau tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Hal ini senada dengan pendapat Soedjito (1992:41) yang menyatakan bahwa kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya. Menurut Keraf (1994:94), kata kongkret (adaptasi dari kata indria) adalah penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalamanpengalaman yang diserap oleh pancaindera yaitu serapan indera penglihatan, pendengaran, peraba dan penciuman. Selanjutnya, dikatakan bahwa kata abtrak merupakan kata yang terbentuk sebagai akibat dari konsep yang tumbuh dalam pikiran, bukan mengacu pada hal yang kongkret. Hal in sesuai dengan pendapat NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 24

3 Soedjito (1992:39). Berkaitan dengan makna denotasi dan konotasi Soedjito (1992:53-54) menyatakan bahwa makna denotatif (referensial) adalah makna yang merujuk langsung pada acuan atau makna dasarnya, sedangkan makna konotatif (evaluasi/emotif) adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa/gambaran tertentu. Soedjito (1992:56) menyatakan bahwa lugas (sebenarnya) adalah makna yang acuannya cocok dengan makna kata yang bersangkutan, sedangkan makna kiasan (figuratif) adalah makna yang referennya (yang acuannya) tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan. Pengertian gaya bahasa, Tarigan (1986:5) menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan/mempengaruhi penyimak dan pembaca. Selanjutnya dikatakan bahwa gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan cara memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Dalam penelitian ini, ada 4 jenis gaya bahasa yang dibahas disesuaikan dengan tujuan dan pembatasan masalah yaitu: (1) gaya bahasa simile, (2) gaya bahasa metafora, (3) gaya bahasa personifikasi, (4) gaya bahasa repetisi. Keraf (2007:138) menyatakan simile atau persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Keraf (1996:139) menyatakan bahwa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Sementara itu, Soedjito (1992:114) menyatakan bahwa metafora adalah perbandingan yang singkat dan padat, dinyatakan secara implisit dan langsung. Menurut Soedjito (1992:115), personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolaholah memiliki sifat insani (seperti manusia). Sejalan dengan pendapat tersebut, Keraf (1996:140) menyatakan bahwa personifikasi atau prosopopoeia adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barangbarang yang tidak bernyawa seolaholah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Keraf (2007:135) menyebut dengan hiperbol, yaitu semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesarbesarkan sesuatu hal. Berkaitan dengan majas repetisi ini, Keraf (1994:127) menyatakan bahwa repetisi adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi, suku kata, kata atau frasa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Selanjutnya, Keraf mengatakan bahwa pada prinsipnya repetisi didasarkan pada tempat kata yang diulang dalam baris, klausa, atau kalimat. Pengertian tipografi, menurut Aminuddin ( 2011: ) tipografi adalah cara penulisan puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual. Pengertian rima ialah pengulangan bunyi yang sama. Senada dengan pengertian dalam NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 25

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:841) disebutkan rima ialah pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Jenis-jenis rima menurut Ibrahim (1987: ) memilah rima menjadi dua macam, yaitu (a) berdasarkan bunyi yang terdiri dari (1) rima sempurna, yaitu bila seluruh suku kata akhirnya berima sama; (2) rima tak sempurna, yaitu bila yang berima hanya sebagian suku akhir; (3) aliterasi, yaitu yang berima hanya bunyi awalnya saja; (4) asonansi, yaitu bila bunyi vokal yang menjadi rangka kata sama; (5) di sonansi, yaitu bila yang sama bunyi konsonannya; (b) berdasarkan letak kata-kata dalam baris kalimat terdiri dari (1) rima awal, (2) rima tengah, (3) rima akhir. Pengertian tema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1029) dipaparkan tema berarti pokok pikiran dan dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengarang sajak, dan sebagainya). Waluyo (1987:106) menyatakan tema merupakan gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan oleh penyair. Siswanto (2008:124) juga menyatakan bahwa tema merupakan sebuah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang. Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara objektif tentang karakteristik yang dimunculkan pada puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Dan manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Selain itu diharapkan dapat bermanfaat pada kajian ilmu tentang diksi, gaya bahasa, tipografi, rima, dan tema dari aspek penggunaan yang sesungguhnya yaitu pembelajaran apresiasi puisi, juga dapat digunakan bahan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, bahan pembaca untuk lebih memahami puisi, dan bagi peneliti lain, sebagai sumber inspirasi pengembangan penelitian. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena penelitian ini ditujukan untuk mencari karakteristik puisi karya siswa. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen kunci dan kehadirannya sangat diperlukan dan berperan sebagai pengamat penuh dengan tujuan untuk mendapatkan data yang valid. Peneliti juga menggunakan tabel sebagai instrumen pendamping atau pengumpul data yaitu: tabel untuk mengidentifikasi data berupa tabel penyajian data dan tabel 2 digunakan untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan data yang berupa: aspek penggunaan diksi, aspek gaya bahasa, aspek tipografi, aspek penggunaan rima, dan aspek pemilihan tema berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun setting penelitian ini adalah teks puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Puisi karya siswa ini terdapat pada majalah dinding dan hasil karya siswa dalam proses pembelajaran puisi di kelas. Waktu pengambilan data dilaksanakan antara bulan Juli sampai dengan bulan November Data penelitian ini berupa NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 26

5 diksi, gaya bahasa, tipografi, rima, dan tema yang terdapat pada barisbaris kalimat dalam bait-bait puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Sumber data penelitian ini adalah puisi-puisi hasil karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang, baik yang dipasang di majalah dinding sekolah antara bulan Juli sampai dengan bulan November 2013 maupun puisi yang diciptakan siswa saat pembelajaran sastra di kelas pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sepanjang penelitian berlangsung dengan teknik dokumentasi, karena data penelitian berupa data tertulis dalam bentuk puisi. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini dimulai dari: (1) membaca puisipuisi yang ditelaah sesuai dengan kebutuhan; (2) memilah data berupa diksi, gaya bahasa, tipografi, rima, dan tema sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ditentukan; (3) menandai bagian data yang diduga sebagai data ;(4) mengeluarkan teks atau data dari naskah asli; (5) memasukkan data ke dalam tabel pengumpul data yang telah disediakan; (6) memberi kode pada data. Teknik analisis data didasarkan pada pendapat Miler & Huberman (1992) yang terbagi dalam tiga tahap yaitu (1) tahap pereduksian data, (2) tahap paparan data, dan (3) tahap penarikan simpulan dan verifikasi. Pereduksian data dilakukan dengan cara data yang telah terkumpul dilakukan penyeleksian data, pengklasifikasian data sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ditentukan untuk memilah data sesuai dengan rumusan masalah agar memudahkan analisis data berdasarkan kerangka teori yang telah dibahas. Proses selanjutnya adalah analisis paparan data dilakukan secara deskriptif hasil analisis data kemudian menginterpretasi data. Dalam hal ini, peneliti mengajak teman sejawat untuk membahas hasil penarikan simpulan. Kemudian agar diperoleh temuan dan interpretasi yang sah dan valid, diperlukan pengecekan data dan analisisnya (Mistar, 20 10:22). Pengecekan temuan dilakukan dengan menggunakan model alir dan model interaktif (trianggulasi). Adapun prosedur penelitian ini: pertama adalah tahap pra lapangan yaitu (1) mencari buku sumber sebagai bahan telaah, (2) menyusun rancangan penelitian, (3) mengkaji pustaka menyusun kerangka teori, (4) membuat kisi-kisi instrumen pembantu untuk menjaring data; tahap yang kedua yaitu pelaksanaan yaitu (1) mengumpulkan data, (2) menyeleksi dan mengategorikan data (3) menganalisis dan merefleksikan data, (4) mendiskusikan/mengkonfirmasikan hasil analisis, dan (5) menata hasil analisis; kemudian tahap yang ketiga yaitu tahap penyelesaian dengan melakukan (1) penyusunan draf laporan, (2) penulisan laporan, dan (3) penjilidan laporan. HASILPENELITIAN DAN BAHASAN Berdasarkan analisis data yang terkumpul, diperoleh hasil tentang aspek pemilihan diksi pada puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Aspek tersebut yaitu (1) pilihan kata umum dan pilihan kata khusus, (2) pilihan kata NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 27

6 konkret dan pilihan kata abstrak, (3) pilihan kata denotasi dan pilihan kata konotasi, dan (4) pilihan kata lugas dan pilihan kata kias. Penggunaan Diksi dalam Puisi Karya Siswa Dalam puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang yang menggunakan pilihan kata umum dan kata khusus seperti pada kutipan berikut. Ketika ku berkendara Kulihat jalan raya Begitu ramai keadaannya Mobil, motor tak ada bedanya Saling terobos menantang bahaya (Puisi ke-61) Pilihan kata berkendara, kulihat, dalam kutipan puisi ke-61 di atas merupakan pilihan kata pengarang yang menggambarkan kata umum yaitu kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata mobil, motor, terobos, merupakan kata-kata yang sempit cakupan maknanya yang digunakan pengarang sehingga bisa juga disebut dengan kata khusus. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (1984:89) dan pendapat Soedjito (1992:41). Dalam puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang ada yang menggunakan pilihan kata konkret dan kata abstrak seperti pada kutipan berikut. Ku lihat dari kejauhan Langit biru nan luas Membuat mata yang memandang merasa sejuk dan segar Awan putih di depan langit biru Bagai benda suci yang tak pernah terkena najis Bagai sutra yang amat halus (Puisi ke-112) Kutipan puisi tersebut memberikan gambaran bahwa katakata seperti langit biru, awan putih, merupakan kata-kata kongkret yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan idenya dengan merujuk kepada obyek yang dapat ditangkap atau diserap oleh pancaindera sebagai wujud imajeri dari pengalaman atau kejadian yang sesungguhnya. Dan kata-kata seperti sejuk dan segar, merupakan katakata abstrak yang mempunyai rujukan berupa konsep atau pengertian. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Keraf (1994:94) dan Soedjito (1992:39). Hal ini merupakan kreatifitas pengarang dalam berimaji untuk membuat puisi yang diciptakan menjadi hidup. Dalam puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang ada yang menggunakan pilihan kata bermakna denotasi dan kata bermakna konotasi seperti yang terdapat pada kutipan puisi berikut ini. Pintu gerbang itu jadi tujuanku tiap pagi Ruang kelas di ujung atas itu adalah rumah kedua bagiku Bangku depan dekat pintu adalah sandaranku sehari-hari Kantin paling pojok jadi hiburan perut laparku (Puisi ke-114) Kutipan puisi di atas dapat digambarkan bahwa kata-kata seperti, pintu gerbang, ruang kelas, bangku depan, yang digunakan pengarang merupakan kata-kata bermakna denotatif yang merujuk NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 28

7 langsung pada acuan atau makna dasarnya, Dan kata-kata seperti rumah kedua, kantin, hiburan perut laparku, merupakan kata-kata yang bermakna konotasi positif karena memiliki makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa lebih baik. Hal ini berdasarkan teori Soedjito (1992:53-54) yang menyatakan bahwa makna denotatif (referensial) adalah makna yang merujuk langsung pada acuan atau makna dasarnya, sedangkan makna konotatif (evaluasi/emotif) adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa/gambaran tertentu. Dalam karya puisi siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang juga ada yang menggunakan pilihan kata lugas dan kata kias seperti pada kutipan berikut. Sahabatku adalah tetesan embun pagi yang jatuh membasahi kegersangan hati hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari dalam kesejukan (Puisi ke-109) Kutipan puisi di atas memberikan gambaran bahwa kata sahabat merupakan kata bermakna lugas. Sedangkan pada kata tetesan embun pagi, membasahi kegersangan hati, menyuburkan seluruh taman sanubari, merupakan kata bermakna kias karena kata tersebut lazimnya mengacu pada yang bukan manusia diterapkan pada manusia (sahabat). Akibatnya timbullah makna kiasan (figuratif). Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjito (1992:56) yang menyatakan bahwa lugas (sebenarnya) adalah makna yang acuannya cocok dengan makna kata yang bersangkutan, sedangkan makna kiasan (figuratif) adalah makna yang referennya (yang acuannya) tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan. Penggunaan Gaya Bahasa dalam Puisi Karya Penggunaan gaya bahasa simile terdapat pada kutipan puisi berikut. Temanku... Kau adalah penerangku Bagaikan lampu yang menerangiku Kau adalah pelindungku Bagai baju baja yang melindungi tubuhku (Puisi ke-22) Penggunaan gaya bahasa simile pada kutipan puisi tersebut terdapat pada larik yang ditandai dengan kata bagaikan yaitu larik Kau adalah penerangku Bagaikan lampu yang menerangiku dan bagai pada larik Kau adalah pelindungku Bagai baju baja yang melindungi tubuhku. Pengarang dalam puisi tersebut menyatakan sesuatu (Kau) sama dengan hal lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (2007:138) yang menyatakan simile atau persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Puisi karya siswa yang memiliki gaya bahasa simile yang lain juga senada seperti contoh di atas, sehingga gaya bahasa simile yang digunakan siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang bersifat asosiatif sesuai dengan pendapat Sayuti (1985:32). Penggunaan gaya bahasa metafora terdapat pada kutipan puisi berikut. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 29

8 Teriknya sang raja siang serasa menusuk diri Tetesan air hujan menghujam buruh tani tanpa henti Tapi para buruh tani akan tetap bertahan diri (Puisi ke-16) Gaya bahasa metafora pada kutipan puisi tersebut terdapat pada larik kelima pada kata sang raja siang. Pengarang dalam puisi tersebut membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (1996:139) dan Soedjito (1992:114) yang menyatakan bahwa metafora adalah perbandingan yang singkat dan padat, dinyatakan secara implisit dan langsung. Puisi karya siswa yang menggunakan gaya bahasa metafora selalu bersifat asosiatif. Penggunaan gaya bahasa personifikasi terdapat pada kutipan puisi berikut. Bulan... Bersinar kau menghiasi tidurku Gemerlap cahayamu menemani malam ku Kau yang selalu senantiasa menemaniku Dan selalu tersenyum padaku (Puisi ke-26) Penggunaan gaya bahasa personifikasi pada kutipan puisi karya siswa tersebut sangat signifikan dalam menggambarkan bulan seolah-olah memiliki sifat insani (seperti manusia). Hal ini seperti yang dinyatakan Soedjito (1992:115). Penggunaan gaya bahasa Hiperbola terdapat pada kutipan puisi berikut. Ku berlari Terus berlari Meskipun peluh mengalir tanpa henti Bercucuran begitu derasnya Ku tetap berlari Lelah aku berlari Badan serasa remuk tak berdaya Namun harus tetap kujalani Tapi, Semua ini demi kebugaranku sendiri (Puisi ke-34) Penggunaan gaya bahasa hiperbola pada kutipan puisi ke-34 tersebut, pengarang menggambarkan dirinya berkeringat diungkapkan secara berlebihan pada larik Meskipun peluh mengalir tanpa henti. Bercucuran begitu derasnya. Begitu juga pada larik Badan serasa remuk tak berdaya, pengarang juga mengungkapkan badannya sangat lelah dengan cara melebih-lebihkan. Hal ini dilakukan pengarang untuk meyakinkan pembaca agar mendapatkan perhatian yang lebih seksama. Hal ini sesuai dengan pendapat Waluyo (1987:85). Dengan demikian gaya bahasa hiperbola yang digunakan pengarang cenderung bersifat konvensional yang menunjukkan tingkatan, artinya menggunakan kata-kata atau pernyataan yang melebih-lebihkan dengan maksud menyangatkan makna yang menunjukkan tingkatan. Penggunaan gaya bahasa repetisi yang menggunakan pengulangan dalam satu larik terdapat pada kutipan puisi karya siswa berikut ini. Dingin, dingin, dingin, dan dingin (Puisi ke-28) Bencana oh bencana (Puisi ke-38) NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 30

9 Pada contoh puisi di atas terlihat bahwa kata dingin dan bencana, sudah, mengalami pengulangan. Pengulangan kata tersebut ada yang diulang dua kali bahkan ada yang diulang hingga empat kali dalam satu larik/satu kalimat menggambarkan adanya repetisi yang bersifat langsung (epizenkis), artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Pengulangan dalam dua larik didapati juga dalam puisi siswa berikut ini. Rasa lelah ini mulai terasa saat melewati putaran ke 10 Kaki ini terasa kaku, lemas dan tak berdaya (Puisi ke-30) Pada contoh kutipan puisi di atas terlihat repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada awal, tengah, dan akhir larik atau kalimat berurutan. Begitu juga pengulangan dalam tiga larik, empat larik, bahkan ada yang lima larik yang digunakan siswa dalam menulis puisi dapat dilihat pada puisi berikut ini. Bersama ibu kau merawatku Bersama ibu kau bagaikan raja dan ratu Bersama ibu kau berbagi kasih sayang untukku Bersama ibu kau mencari nafkah untukku (Puisi ke-75) Pengulangan dalam puisi di atas menggunakan anafora yaitu repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris/ kalimat berikutnya, yakni perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat. Pengulangan pada beberapa kutipan puisi karya siswa sesuai dengan pendapat Keraf (1994:127). Penggunaan gaya bahasa repetisi pada puisi karya siswa tersebut umumnya dapat dikategorikan memiliki kesejajaran maksud (sederajad) maknanya pada kata-kata yang diulang, inilah yang menjadi karakteristik puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Penggunaan Tipografi dalam Puisi Karya Siswa Tipografi puisi yang digunakan siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang ada beberapa macam. Secara umum ada empat tipografi puisi karya siswa yang ditulis yaitu (a) puisi tiga baris dalam satu bait, (b) puisi empat baris dalam sebait (c) puisi lima baris dalam sebait, (d) puisi kombinasi dari tiga baris, empat baris, dan seterusnya dalam sebait, dan (d) puisi dalam bentuk gambar sesuai dengan ilustrasi/tema. Tipografi puisi karya siswa cenderung ditulis dalam larik-larik yang membentuk bait dan penulisan bait-baitnya ada yang lurus, ada yang bertekuk, ada juga yang bebas. Bentuknya cenderung bait pertama ditulis dari tepi dan bait selanjutnya menjorok ke dalam. Bentuk bertekuk inilah yang sering dijumpai dalam puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Contoh tipografi puisi karya siswa yang cenderung ditulis dalam larik-larik yang membentuk bait misalnya empat baris dalam satu bait seperti puisi berikut ini. Kipas Angin Oleh Dhiemas Apta A NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 31

10 Kau terus berputar Ku rasakan angin berhembus Angin sejuk bagaikan pohon menyejukkan dunia Kau menyejukkan saat gerahku Kau menghilangkan kegerahan dan rasa panas diri ini Rasanya seperti api yang dipadamkan oleh sejuknya air Kau terus meniupkan angin Dingin, dingin, dingin, dan dingin Aku tak dapat menahan gerahku tanpamu Aku selalu membutuhkanku Aku tak bisa menbayangkan hidupku tanpamu Terima kasih telah menyejukkanku (Puisi ke-28) Tipografi puisi tersebut terdiri dari larik-larik yang membentuk bait. Setiap bait terdiri dari empat larik. Larik ditulis lurus dari tepi kiri dan pergantian antar bait diberi jarak, larik/bait yang ditulis menjorok ke tengah halaman, dan larik/bait yang ditulis menepi. Penulisan larik/bait yang lurus, menjorok, menepi tersebut membentuk hubungan kausal dan setiap bait mengandung Kesepianku Oleh I Made Rama satu pokok pikiran yang memberikan jawaban kepada larik/bait sebelumnya. Adapun tipografi puisi karya siswa yang lain bentuknya bebas/puisi kombinasi bahkan ada yang menggunakan tipografi yang tidak mempedulikan bait (tipografi bebas) yang berupa bentuk gambar ilustrasi seperti pada puisi karya siswa berikut ini. Ini Adalah Sebuah puisi Puisi tentang kesepianku Kesepianku yang ada di hatiku Hatiku yang selalu merasa kesepian Kesepian karena tak ada apapun dalam diriku Diriku yang kosong karena tak ada seorang teman Seorang teman yang selalu menemaniku di setiap hariku Hariku yang sepi, sunyi, tanpa suara apapun seperti kuburan Kuburan hatiku adalah inti dari kesepianku yang mendalam di hidupku Di hidupku, kesepian bagaikan hantu yang ada di malam hari Hari di saat aku merasa kesepian karena merasa sendiri Sendiri tanpa teman, sahabat, apapun atau siapapun Siapapun yang pernah merasa sendirian Sendirian itu tak punya teman Tanpa teman itu kesepian NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 32

11 (Puisi ke-51) Kesepian itu adalah Judul puisi Ini Dilihat dari tipografinya, karya siswa tersebut cenderung menggunakan tipgrafi bebas. Bentuknya cenderung tidak terikat dengan bait dan baris yang terdapat pada penulisan puisi. Dilihat dari bentuk tipografi pada puisi di atas pengarang sengaja menampilkan bentu-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual seperti yang dinyatakan Aminuddin (2011: ). Tipografi ini berfungsi sebagai alat untuk menciptakan nuansa makna, suasana tertentu, juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair Penggunaan Rima dalam Puisi Karya Siswa Adapun rima yang ditemukan dalam puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang yaitu rima sempurna yang terdapat pada penggalan puisi berikut. Aku rela jadi buruhmu asal bisa membantumu Aku rela jadi budakmu asal bisa meringankan tugasmu Aku rela jadi badutmu asal bisa membuat senyum di pipimu Tapi itu semua tetap tak cukup untuk membalas jasamu (Puisi ke-18) Penggunaan rima pada puisi ke- 18 menyamakan suku akhir setiap larik yaitu /mu/. Karena setiap larik bersuku akhir /mu/ maka puisi tersebut menggunakan jenis rima sempurna. Selanjutnya, kecenderungan rima puisi karya siswa adalah rima tidak sempurna. Hal ini dapat dilihat dari penggalan puisi berikut ini. Kokok ayam mulai terdengar di belahan bumi Bersaut sautan menyambut datangnya pagi Di ufuk timur sang fajar mulai menampakkan diri Tanda psagi telah menghampiri bumi (Puisi ke-1) Puisi ke-1 suku akhir larik pertama /mi/, larik kedua /gi/, larik ketiga /ri/ dan larik keempat /mi/. Pada larik pertama dan keempat bersuku akhir sama tetapi pada larik kedua dan ketiga bersuku akhir tidak sama, yang sama hanya bunyi akhirnya yaitu /i/. Dengan demikian pengarang menggunakan rima tidak sempurna seperti yang dinyatakan Ibrahim (1987). Selain itu, puisi siswa didapati juga berima disonansi seperti penggalan puisi berikut ini. Ada kapak ada kapuk Kapak sekeras kapuk Kapuk sekeras kapak Kupunya kapak Kupunya kapuk Sekarang kapak Besoknya kapuk (Puisi ke-45 ) Pada penggalan puisi ke-45 terdapat rima disonansi yaitu bila yang sama bunyi konsonannya /kapak kapuk/. Dengan demikian pengarang menggunakan rima NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 33

12 disonansi/konsonansi seperti yang dinyatakan Ibrahim (1987). Berdasarkan letak kata-kata, puisi karya siswa didapati ada yang mempunyai rima awal, tengah, dan akhir. Contoh berikut ini penggalan puisi berima awal. Ketika aku terbangun, aku memulai hariku Ketika aku tertidur. Aku mengakhiri hidupku Ketika aku berangkat, aku meninggalkan rumahku Ketika aku pulang. Aku kembali ke rumahku (Puisi ke-50) Puisi ke-50 tersebut mempunyai rima awal. Hal ini dapat dilihat dari persamaan bunyi pada kata ketika aku yang terletak pada kata-kata di awal larik/ kalimat. Keluarga Oleh Berliana Maduratna I Pemilihan Tema dalam Puisi Karya Siswa Tema-tema yang digunakan dalam puisi dapat bermacam-macam. Pada puisi yang ditulis siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang, tema atau ide puisi dapat diambil dari hal-hal yang berada di sekitar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, puisi karya siswa mengandung 10 tema antara lain (a) kehidupan, (b) keluarga, (c) persahabatan, (d) alam, (e) pendidikan, (f) keagamaan, (g) kepahlawanan/ patriotik, (h) perpisahan, (i) penyesalan, (j) percintaan. Salah satu contoh puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang yang mengangkat bermacam-macam tema, misalnya tema keluarga seperti yang terdapat pada puisi berikut. Ayah, bunda dan kakak tersayangku, Bertahun-tahun telah berlalu, Hari-hari kulalui tanpa hadirmu di sisiku, Tahukah kalian apa hari yang paling aku tunggu? Hari itu adalah hari di mana kita semua berkumpul seperti dahulu, Tahukah kalian, dalam diamku, Aku selalu ingin mengatakan sesuatu, Sesuatu yang terdengar aneh untukku, Aku menyayangimu, Aku sadar aku tidak harus mengatakannya, Tapi, aku hanya ingin kalian mengetahuinya, Aku hanya ingin kita bersama, Seperti keluarga lainnya, Apa hanya aku yang merasakannya? Apa hanya aku yang merasakan kesepian? Apa hanya aku yang merasa sangat jauh dari kalian? NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 34

13 Hingga saat ini, aku tidak tahu, Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk membawa kalian kembali padaku, Dalam kesedihanku, aku tetap menunggu, Menunggu, menunggu, dan terus menunggu Hingga kalian kembali padaku dan memelukku. Puisi di atas yang bertema keluarga cenderung mengungkapkan perasaan pengarang terhadap keberadaan ayah dan ibu sebagai orang tua. Dalam puisi tersebut pengarang mengungkapkan harapannya yang kuat terhadap keluarga yang disayanginya karena pengarang ingin selalu bersamanya. Dengan demikian pengarang mengungkapkan gagasan pokok/idenya melalui puisi ciptaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Waluyo (1987:106) dan juga Siswanto (2008:124) yang menyatakan bahwa tema merupakan sebuah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini, akhirnya dapat disimpulkan bahwa puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMP Negeri 5 Malang memiliki karakteristik tersendiri dalam hal: (1) penggunaan diksi, (2) penggunaan gaya bahasa, ( 3) perwajahan/tipografi puisi, ( 4) penggunaan rima, dan ( 5) pemilihan tema. Karakteristik dalam penggunaan diksi pada puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang sudah menggunakan diksi yang bervariasi. Diksi yang bervariasi tersebut yaitu menggunakan (1) pilihan kata umum dan pilihan kata khusus, (2) pilihan kata konkre t dan pilihan kata abstrak, (3) pilihan kata denotasi dan pilihan kata konotasi, dan (4) pilihan kata lugas dan pilihan kata kias.. Pilihan kata yang digunakan dominan memiliki imaji dan imajeri yang kuat sehingga membuat puisi yang diciptakan menjadi hidup dan bergerak dan inilah yang menjadi ciri khas puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Karakteristik dalam penggunaan gaya bahasa, siswa kelas VIII Akselerasi SMP Negeri 5 Malang cenderung menggunakan gaya bahasa yang bervariasi antara lain (1) gaya bahasa (majas) kiasan yaitu simile yang bersifat asosiatif, metafora, dan personifikasi; (2) gaya bahasa retoris, yaitu hipérbola yang menunjukkan tingkatan; (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, yaitu repetisi yang memiliki kesejajaran maksud (sederajad) maknanya pada kata-kata yang diulang, inilah yang menjadi karakteristik puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang. Karakteristik dalam penggunaan tipografi puisi, ada empat tipografi puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang yang ditulis yaitu (a) puisi tiga baris dalam satu bait, (b) puisi empat baris dalam sebait (c) puisi lima baris dalam satu bait, (d) puisi kombinasi dimulai dari tiga baris, empat baris, dan seterusnya, dan (e) puisi bebas dalam bentuk gambar sesuai dengan ilustrasi/tema. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 35

14 Karakteristik dalam pemilihan rima, puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang cenderung menggunakan dua jenis rima yaitu rima sempurna dan rima tak sempurna. Dari kedua jenis tersebut, jenis rima tak sempurna lebih dipilih siswa. Selain itu menggunakan aspek bunyi euphony untuk melukiskan perasaan senang, gembira dan bunyi cacophony untuk mengungkapkan rasa sedih dan syahdu. Karakteristik dalam pemilihan tema disimpulkan bahwa puisi karya siswa kelas VIII Akselerasi SMPN 5 Malang mengandung sepuluh tema, yaitu: (a) kehidupan, (b) keluarga, (c) persahabatan, (d) alam, (e) pendidikan, (f) keagamaan, (g) kepahlawanan/ patriotik, (h) perpisahan, (i) penyesalan, (j) percintaan. Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah tesis ini dapat bermanfaat untuk perkembangan sastra baik secara teoritis maupun praktis, yaitu: (1) Bagi pembaca, analisis/kajian sastra khususnya puisi dalam penelitian ini hendaknya mampu memperkaya khasanah tinjauan sastra sebagai salah satu wujud budaya yang berpengaruh terhadap kehidupan pembaca agar menjadi manusia berbudaya; (2) Bagi guru, hendaknya bisa menambah keluasan materi pembelajaran apresiasi puisi; (3) Bagi para pengarang, dengan penelitian ini pengarang dapat menciptakan karakteristik puisi tersendiri sehingga akan memunculkan teori baru dalam bidang sastra; (4) Bagi para peneliti yang lain, penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi atau acuan penelitian selanjutnya. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Depdiknas Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP dan M Ts. Jakarta : Depdiknas. Ibrahim, Abd. Syukur Kesusasteraan Indonesia: Sajian Latih-Ajar Mandiri. Surabaya: Usaha Nasional. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jaya. Mistar, Junaidi Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Program Pascasarjana Universitas Islam Malang. Sayuti, Suminto A Puisi dan Pengajarannya: Sebuah Pengantar. Semarang : IKIP Semarang Press. Soedjito Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Jaya. Siswanto, Wahyudi Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Angkasa. Tim Penyusun Balai Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Waluyo, Herman J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia. Waluyo, Herman J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 36

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 Andriana Isbinarni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menulis puisi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi Pesan Prajurit karya Trisno. Penelitian difokuskan pada struktur batin dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU Tauhidah Guru SMP Negeri 5 Sanggau tauhidahmasri@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar. KARAKTERISTIK TEMA DAN GAYA BAHASA PUISI PADA AKUN INSTAGRAM @PUISILANGIT SEBAGAI WUJUD LAHIRNYA PUJANGGA MILENIAL DAN RELEVANSINYA DENGAN MEDIA AJAR SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Theresia Pinaka Ratna Ning

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CLOZE SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI TARIK, SIDOARJO TAHUN PEMBELAJARAN 01/01 SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni   Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI BAHASA MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI 0 ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Ahmad Taoziri Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah deskripsi kemampuan awal siswa dalam

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JPBSI 2 (1) (2013) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATORI DENGAN

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda

PEMBACA PUISI. Karya Chairil Anwar. Untuk neneknda IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Puisi Tentang Kematian 3. Judul Karya yang Diulas : Nisan, Yang Terhempas dan Yang Putus, (Chairil Anwar), 4. Pengarang : Chairil Anwar

Lebih terperinci

Namun.. ingatlah sobat.. Kau tidak sendiri Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Namun.. ingatlah sobat.. Kau tidak sendiri Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu Menangislah Sobat Tak bisa ungkap dengan kata apapun Ini memang sangat membosankan Ini begitu melelahkan Bahkan, ini sangat menjengkelkan Tubuh seakan beku dalam bongkahan es Membeku tidak tahu kapan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 TEMPUREJO SEBUAH ANALISIS SEMIOTIK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 TEMPUREJO SEBUAH ANALISIS SEMIOTIK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 TEMPUREJO SEBUAH ANALISIS SEMIOTIK Lufalinda Andriana Program Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Islam Malang.

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 225 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari analisis data yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI 0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Yani Kusmayani 1021.0473 DAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat dipungkiri karena manusia tidak dapat dipisahkan dengan karya sastra, (Sukapiring,1990:34).

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Oleh: Miskiyatun Isnainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG 185 BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG Setelah penelitian mengenai kreativitas dalam kepenulisan dari Penyair Jawa Barat,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP.../ISNEIN NUROHMAWATI 329 KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN Isnein

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : TIKA ROHMATIKA NIM.1021.0253 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 23-28

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 23-28 PENGGUNAAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VC SD NASIONAL SARIPUTRA JAMBI TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Toni Sepriyadi tonisepriyadi90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam novel AW karya Any Asmara ditemukan enam jenis penggunaan bahasa kias, yaitu simile, metafora, personifikasi, metonimia, sinekdoke dan hiperbola. Fungsi bahasa kias yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA LATAR PENDENGARAN MUSIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA LATAR PENDENGARAN MUSIK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA LATAR PENDENGARAN MUSIK Laila Masrura SMP Negeri 21 Tanjung Jabung Timur Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas proses dan hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MAHELLAN BALA SUNDRAM NIM 130388201087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan penelitian ini tidak terlepas dari buku-buku dan skripsi pendukung yang relevan dengan judul penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki manusia. Dengan keterampilan ini manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Berbagai

Lebih terperinci

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119 pelajaran 9 energi benda yang bergerak butuh energi benda yang bunyi butuh energi benda yang bersinar butuh energi energi diperlukan dalam hidup tahukah kamu apa itu energi energi 119 energi menulis puisi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM DON T MAKE ME SAD KARYA BAND LETTO : TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk

Lebih terperinci

STRUKTUR PUISI ANAK INDONESIA

STRUKTUR PUISI ANAK INDONESIA STRUKTUR PUISI ANAK INDONESIA Tri Mulyono Universitas Pancasakti Tegal A. Pendahuluan Sastra anak memiliki banyak nilai. Huch, dkk. (1987: 6-14) mengemukakan bahwa nilai yang terdapan di dalam sastra anak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori di bawah ini diuraikan beberapa hal sebagai landasan penelitian, yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen

TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen 202 Judul Bab 204 TEKNIK MENULIS PUISI Panduan Menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen Oleh : Sigit Mangun Wardoyo, M.Pd. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2 A. Pengantar Menulis puisi pada hakikatnya mencipta dunia dalam kata. Kata-kata merupakan piranti bagi penulis merekayasa sebuah dunia, yakni

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VII.1 SMPN 35 PADANG DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Eni Puji Astuti 1), Hasnul Fikri 1), Elvina A. Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS PERBANDINGAN MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIK PADA KUMPULAN PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 9 JEMBER

ANALISIS MAJAS PERBANDINGAN MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIK PADA KUMPULAN PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 9 JEMBER ANALISIS MAJAS PERBANDINGAN MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIK PADA KUMPULAN PUISI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 9 JEMBER Dzarna Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Dalam puisi terdapat gaya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra yakni prosa atau puisi. Dengan membaca karya sastra, kita akan memperoleh

Lebih terperinci

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus STRUKTUR FISIK DAN STRUKTUR BATIN ANTOLOGI PUISI TENTANG JEJAK YANG HILANG KARYA PENYAIR BURUH KRETEK JUMARI HS DAN KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA JENJANG SMA Oleh Muhammad

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ada dua yaitu skripsi Muput

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci