BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penyelesaian soal open ended, pedoman wawancara dan lembar tes kepribadian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penyelesaian soal open ended, pedoman wawancara dan lembar tes kepribadian."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Validasi Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar tugas penyelesaian soal open ended, pedoman wawancara dan lembar tes kepribadian. Adapun instrumen yang membutuhkan validasi ahli adalah lembar tugas penyelesaian soal open ended dan pedoman wawancara, yang divalidasi oleh Bapak Drs. Husni Sabil, M.Pd. dan Bapak Drs. Wardi Syafmen, M.Si., keduanya merupakan dosen program studi Pendidikan Matematika PMIPA FKIP Universitas Jambi yang tertera pada lampiran 5 dan lampiran 8. Pertama, validasi lembar tugas penyelesaian soal open ended yang terdiri dari dua soal. Lembar tugas penyelesaian soal yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa tugas soal matematika terbuka dengan tipe mencari penyelesaian soal materi sistem persamaan linear dua variabel yang dapat dilihat pada lampiran 4. Lembar tugas tersebut disusun berdasarkan kompetensi dasar matematika SMP kelas VIII semester 1 kurikulum KTSP. Perbaikan pada lembar tugas penyelesaian soal open ended ini terjadi sebanyak dua kali. Pada soal pertama terdapat perbaikan mengenai kerasionalan soal dengan kehidupan sehari-hari, sedangkan pada soal kedua terdapat kesalahan dari jenis soal yang tidak sesuai dengan materi yang digunakan pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. 47

2 48 Gambar 4.1 Kesalahan pada Lembar Tugas Penyelesaian Soal Open Ended Sebelum dilakukan Revisi Setelah dilakukan revisi pada lembar tugas penyelesaian soal open ended tersebut, kedua soal dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4. Adapun kriteria penilaian pada lembar tugas penyelesaian soal open ended ini dapat dilihat pada lampiran 5. Kedua, validasi pedoman wawancara yang disusun berdasarkan proses berpikir kreatif siswa berdasarkan tahapan Wallas. Terdapat kesalahan bahasa pada pedoman wawancara yaitu pada tahap persiapan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut. Gambar 4.2 Kesalahan pada Pedoman Wawancara Sebelum dilakukan Revisi

3 49 Setelah dilakukan revisi pada pedoman wawancara tersebut, pedoman wawancara dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7. Adapun kriteria penilaian terhadap pedoman wawancara ini dilihat dari segi kontruksi pedoman wawancara, bahasa wawancara, dan materi wawancara. Kriteria tersebut dapat dilihat pada lampiran 8. Lembar tes kepribadian yang digunakan untuk memilih subjek penelitian ini yaitu siswa yang memiliki kepribadian rational, dimana konstruk dan isi tes kepribadian tersebut diadaptasi langsung dari instrumen yang disusun oleh David Keirsey. Sehingga tidak dilakukan validasi pada tes kepribadian ini dan dapat dilihat pada lampiran Hasil Tes Kepribadian Pengumpulan Data Subjek Tes kepribadian dilakukan pada hari senin dan selasa, tanggal 14 dan 15 Desember 2015, dengan memberikan tes kepribadian Keirsey kepada siswa kelas VIII yang terdiri dari 5 kelas, dimana pada hari senin dilakukan sebanyak dua kelas dan hari selasa tiga kelas. Pemberian tes ini bertujuan untuk menentukan subjek penelitian, siswa tersebut berkepribadain rational atau tidak. Dari hasil tes yang dilakukan, hanya terdapat satu siswa yang berkepribadian rational. Dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

4 50 No. Tabel 4.1 Hasil Tes Kepribadian Keirsey kelas VIII SMP N 22 Kota Jambi Kelas Tipe Kepribadian Guardian Artisan Idealis Rational Jumlah 1. VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E Jumlah Gambar 4.3 Lembar Jawaban Tes Kepribadian Siswa Tipe Rational Gambar 4.4 Siswa sedang Mengerjakan Tes Kepribadian

5 51 Setelah didapat subjek penelitian, siswa tersebut diberi soal berupa soal matematika terbuka materi sistem persamaan linear dua variabel dan diwawancarai untuk melihat kreativitasnya berdasarkan teori Wallas Hasil Tes Instrumen Pengumpulan Data Tes pemberian soal matematika dilakukan pada hari kamis dan hari senin, tanggal 17 dan 21 Desember 2015, dengan memberikan lembar soal matematika terbuka kepada subjek kelas VIII yang berkepribadian rational SMP Negeri 22 Kota Jambi, yang telah diperoleh dari hasil tes kepribadian. Berdasarkan data hasil analisis lembar soal matematika terbuka, dapat disimpulkan bahwa siswa tipe rational ini cukup kreatif dalam menjawab soal, hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan selanjutnya. Adapun dari data hasil wawancara peneliti kepada subjek, diperoleh bahwa subjek tersebut tidak pernah diberikan soal-soal yang bersifat terbuka seperti ini. Soal-soal yang diberikan oleh guru biasanya hanya soal-soal cerita biasa yang diambil dari buku teks.

6 52 Gambar 4.5 Subjek Penelitian Menyelesaikan Lembar Soal Hasil Penelitian Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational Menyelesaikan Soal 1 Tugas menyelesaikan soal 1 diberikan pada saat pelaksanaan pertama penelitian ini terhadap siswa tipe rational. Hal ini bertujuan untuk mengungkapkan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal. Hasil penelitian dalam menyelesaikan soal dilihat dari hasil menyelesaikan soal dan wawancara siswa. Wawancara dilakukan mengacu pada tahapan proses berpikir kreatif menurut Wallas, yaitu persiapan (preparation), inkubasi (incubation), iluminasi (illumination), dan verifikasi (verification) dan lembar jawaban siswa. Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini digunakan pengkodingan seperti yang telah diuraikan pada bab 3 bagian teknik analisis data, yaitu: SR : Siswa dengan tipe kepribadian rational yang menjadi subjek penelitian.

7 53 P.SR01-01 : Pertanyaan pertama peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. J.SR01-01 : Jawaban pertama siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. P.SR01-02 : Pertanyaan kedua peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. J.SR01-02 : Jawaban kedua siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. P.SR01-03 : Pertanyaan ketiga peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. J.SR01-03 : Jawaban ketiga siswa tipe rational untuk soal nomor 1 yang menjadi subjek penelitian. P.SR02-01 : Pertanyaan pertama peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian. J.SR02-01 : Jawaban pertama siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian. P.SR02-02 : Pertanyaan kedua peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian. J.SR02-02 : Jawaban kedua siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian. P.SR02-03 : Pertanyaan ketiga peneliti kepada siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian.

8 54 J.SR02-03 : Jawaban ketiga siswa tipe rational untuk soal nomor 2 yang menjadi subjek penelitian. Pre-1 Pre-2 Pre-3 : Mengetahui apa yang ditanyakan. : Menentukan informasi yang relevan untuk menyelesaikan soal. : Menentukan pengetahuan prasyarat yang relevan dalam menyelesaikan soal. Inc-1 : Berhenti sejenak ketika menemukan kesulitan dan melakukan aktivitas-aktivitas lain. Ilu-1 : Menemukan lebih dari satu jawaban benar dan cara penyelesaiannya serta menggunakannya pada penyelesaian soal. Ver-1 : Memeriksa kembali setiap jawaban yang diperoleh.

9 55 Gambar 4.6 Jawaban Soal 1 Subjek Hasil yang diperoleh SR dari menyelesaikan soal 1 adalah sebagai berikut: 1. 7 batang coklat dan 4 botol air mineral dengan rincian 7 x Rp x Rp sehingga hasilnya adalah Rp Maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan batang coklat dan 8 botol air mineral dengan rincian 4 x Rp x Rp sehingga hasilnya adalah Rp Maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan.

10 batang coklat dengan rincian 10 x Rp sehingga hasilnya adalah Rp Maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Persiapan (preparation) Menyelesaikan Soal 1 Pada saat menyelesaikan soal 1 peneliti mengamati tahap persiapan siswa tipe rational yang menjadi subjek penelitian, SR terlihat membaca soal terlebih dahulu. Ini menunjukkan bahwa SR mencoba untuk mengenali soal yang akan diselesaikannya. Dan ketika peneliti mengajukan pertanyaan Apa yang ditanya dari soal? SR menjawab Yang ditanya adalah harga satu coklat dan harga satu botol air, setelah itu berapa banyak batang coklat dan air yang bisa dibeli. Hal ini dapat dilihat pada jawaban J.SR Ketika peneliti mengajukan pertanyaan P.SR01-07, jawaban SR dapat dilihat pada J.SR Dari jawaban SR tersebut, tampak bahwa SR berusaha untuk mengumpulkan informasi dari soal. Namun informasi yang SR coba untuk temukan sedikit ada kurangnya, yaitu saat ditanya apakah ada lagi yang diketahui selain itu, dia menjawab Maksudnya kakak? seperti pada J.SR01-08, setelah peneliti menjelaskannya secara sedikit mendetail, baru SR tahu maksudnya dan baru menjelaskan kembali bahwa di dalam soal terdapat syarat yang harus dipenuhi. Untuk pengetahuan prasyarat pada soal nomor satu, siswa SR harus memahami materi pelajaran tentang sistem persamaan linear dua variabel. Terlihat pada pertanyaan peneliti P.SR01-11 dan jawaban subjek SR J.SR01-11.

11 57 Dari keterangan di atas, SR dalam menyelesaikan soal satu, berusaha untuk mengenali apa yang ada dalam soal dan akhirnya SR dapat menyebutkan apa yang ditanyakan pada soal. Selanjutnya, SR berusaha untuk mengumpulkan informasi dan menentukan pengetahuan prasyarat yang relevan. Ini berarti dalam menyelesaikan soal satu, SR telah melalui tahap persiapan (preparation) Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Inkubasi (incubation) Menyelesaikan Soal 1 Dari hasil wawacara dan pengamatan peneliti dapat dianalisa, bahwa pada tahap inkubasi ini subjek SR tidak langsung mendapatkan ide untuk menyelesaikan soal tersebut. Subjek SR berhenti sejenak dalam pengerjaannya untuk berpikir bagaimana langkah pengerjaan dan alternatif lainnya. Seperti yang terlihat pada pertanyaan peneliti P.SR01-18 dan jawaban subjek SR J.SR Sementara itu subjek SR memikirkan penyelesaian sambil mengaitkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan materi yang sudah pernah ia pelajari sebelumnya yaitu mengenai sistem persamaan linear dua varibel sebelum mendapatkan ide. Sebelum mendapatkan idenya, subjek beralih untuk mengerjakan atau mencari bagian-bagian yang dianggap perlu nantinya untuk menyelesaikan soal yaitu membuat sistem persamaan linearnya. Dengan demikian, dalam menyelesaikan soal 1 SR berhenti sejenak untuk memikirkan ide menyelesaikan soal tersebut.

12 Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Iluminasi (illumination) Menyelesaikan Soal 1 Pada tahap iluminasi ini, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap subjek SR tampak bahwa subjek SR pada tahap ini mendapatkan ide yang mana didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu tahap inkubasi. Subjek SR menjalankan idenya dengan baik dan mendapatkan hasil yang benar pada setiap jawaban yang didapatkan. Dalam menentukan nilai dan subjek SR menggunakan metode campuran dalam penyelesaiannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh nilai, setelah diperoleh nilai nya kemudian subjek SR mensubstitusikannya kesalah satu persamaan tersebut, sehingga diperoleh nilai nya. Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban subjek dan hasil wawancara peneliti kepada subjek, yaitu pada pertanyaan peneliti P.SR01-22 dan jawaban subjek SR J.SR Setelah mendapatkan nilai dan subjek kemudian mencari berapa banyak coklat dan air mineral yang bisa dibeli sehingga uang Ani tersebut habis terpakai. Disini subjek mencoba satu persatu kemungkinan jawabannya seperti yang terlihat pada gambar 4.7 berikut dan memperoleh 3 cara penyelesaian seperti yang telah dipaparkan pada penjelasan sebelumnya. Gambar 4.7 Lembar coretan siswa menyelesaikan soal 1

13 59 Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa subjek SR lebih terpaku pada berapa banyak cara atau kemungkinan yang dapat dilakukan agar uang tersebut habis terpakai untuk membeli coklat dan air mineral, bukan pada bagaimana cara menentukan nilai dan yang mana penyelesaiannya bisa menggunakan berbagai cara, yaitu menggunakan metode eliminasi, substitusi, campuran, grafik, dll Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Verifikasi (Verification) Menyelesaikan Soal 1 Berdasarkan pengamatan langsung peneliti terhadap subjek SR, terlihat bahwa subjek SR dalam menyelesaikan soal seolah terburu-buru ingin cepat selesai, sehingga subjek SR tidak melakukan pengecekan terhadap hasil yang diperoleh. Hal ini juga diperkuat oleh hasil wawancara peneliti terhadap subjek yaitu pada saat peneliti mengajukan pertanyaan Setelah menyelesaikan soal, apakah memeriksa kembali jawabannya? SR menjawab bahwa SR tidak memeriksa kembali. Seperti yang terlihat pada P.SR01-27 dan J.SR01-27 alasan SR tidak memeriksa kembali karena SR sudah merasa yakin dengan jawabannya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban SR pada J.SR Ini menunjukkan bahwa SR tidak melalui tahap verifikasi dalam menyelesaikan soal satu Hasil Penelitian Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational Menyelesaikan Soal 2 Pada tugas menyelesaikan soal 2 dilakukan seminggu setelah tugas menyelesaikan soal 1 diberikan. Tugas menyelesaikan soal 2 merupakan tugas

14 60 menyelesaikan soal yang hampir menyerupai tugas menyelesaikan soal 1 yang telah dijelaskan di bab 3. Dalam tugas menyelesaikan soal 2 ini akan dilihat proses berpikir kreatif siswa tipe rational menyelesaikan soal, akan dijelaskan sebagai berikut. Gambar 4.8 Jawaban Soal 2 Subjek Hasil yang diperoleh SR dari menyelesaikan soal 2 adalah sebagai berikut: 1. 1 paket spidol dan 2 paket stabilo dengan rincian 1 x Rp x Rp sehingga hasilnya adalah Rp , maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan.

15 paket spidol dan 1 paket stabilo dengan rincian 1 x Rp x Rp sehingga hasilnya adalah Rp , maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan paket spidol dengan rincian 2 x Rp sehingga hasilnya adalah Rp , maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan paket stabilo dengan rincian 3 x Rp sehingga hasilnya adalah Rp , maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan paket stabilo dengan rincian 2 x Rp sehingga hasilnya adalah Rp , maka hasilnya tersebut memenuhi syarat yang ditentukan Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Persiapan (preparation) Menyelesaikan Soal 2 Untuk tahap persiapan pada soal nomor dua, setelah siswa membaca soal, SR ditanya apakah ada kesulitan dalam memahami soalnya, dan SR menjawab awalnya mengalami sedikit kesulitan namun setelah dibaca berulang kali akhirnya SR bisa memahami maksud soal. Seperti yang terlihat pada pertanyaan P.SR02-0 dengan jawaban J.SR02-03 dan pada pertanyaan P.SR02-04 dengan jawaban J.SR Kemudian peneliti bertanya apakah subjek SR tahu apa yang ditanyakan, dan informasi apa yang didapat dari soal, dan SR menjawab menentukan sistem persamaan dan menentukan banyaknya paket spidol dan stabilo yang bisa dibeli. Terlihat pada pertanyaan peneliti P.SR02-08 dan P.SR02-09 dengan jawaban SR J.SR02-08 dan J.SR Ini berarti siswa mengenali akan soal yang dihadapinya

16 62 dan sesuai dengan proses berpikir kreatif tahap persiapan pada indikator Pre-1. Hanya saja pada lembar jawaban SR tidak menuliskan apa hal yang ditanyakan pada soal. Setelah SR mengenali apa yang ada dalam soal, SR berusaha mengumpulkan informasi yang didapat dari soal. Ketika peneliti memberikan pertanyaan P.SR02-11 kepada SR, dari jawaban SR pada J.SR02-11 secara tersirat menunjukkan bahwa SR mengumpulkan informasi untuk menjawab soal dari apa yang diketahui dalam soal dan syarat-syarat yang ada dalam soal. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal 2 SR mengumpulkan informasi dari soal sesuai pada indikator Pre-2. Untuk pengetahuan prasyarat pada soal 2, adalah seperti soal 1, yaitu siswa SR harus memahami materi pelajaran tentang sistem persamaan linear dua variabel. Terlihat pada pertanyaan peneliti P.SR02-14 dan jawaban subjek SR J.SR Dari keterangan di atas, SR dalam menyelesaikan soal 2, berusaha untuk mengenali apa yang ada dalam soal dan akhirnya SR dapat menyebutkan apa yang ditanyakan pada soal. Selanjutnya, SR berusaha untuk mengumpulkan informasi dan menentukan pengetahuan prasyarat yang relevan. Ini berarti dalam menyelesaikan soal dua, SR telah melalui tahap persiapan (preparation) Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Inkubasi (incubation) Menyelesaikan Soal 2 Dari jawaban SR pada J.SR02-16 ketika peneliti memberikan pertanyaan P.SR02-16 dapat diketahui bahwa SR berhenti sejenak, kegiatan yang dilakukan subjek adalah memikirkan ide menyelesaikan soal yang dihadapinya. Meskipun pada

17 63 awalnya SR terlihat mengabaikan lembar soal yang ada di hadapannya, itu karena SR mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Subjek SR mengalihkan perhatian dengan melihat dan membaca kembali soalnya, sambil memikirkan ide untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan demikian dalam menyelesaikan soal 2, SR telah melalui tahap inkubasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap iluminasi Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Iluminasi (illumination) Menyelesaikan Soal 2 Setelah SR berhenti sejenak untuk memahami soal, akhirnya SR mendapatkan ide untuk menyelesaikan soal. Awalnya, ide yang ia dapatkan tidak berjalan dengan cukup baik. Subjek SR sempat melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan, tapi itu langsung disadari subjek setelah mendapatkan hasil yang ia rasa tidak sesuai. Sehingga ia melakukan perhitungan ulang, sampai pada akhirnya mendapatkan hasil yang benar. Hal ini dilihat dari lembar coretan subjek saat menyelesaikan soal 2. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan P.SR02-21, jawaban SR dapat dilihat pada J.SR Dari jawaban tersebut, tampak bahwa subjek SR menggunakan metode campuran dalam penyelesaiannya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang subjek lakukan pada saat menyelesaikan soal 1. Subjek SR mengeliminasi kedua persamaan sehingga diperoleh nilai, setelah diperoleh nilai nya kemudian subjek SR mensubstitusikannya kesalah satu persamaan tersebut, sehingga diperoleh nilai nya. Setelah mendapatkan harga satuan barangnya, subjek SR langsung mencari

18 64 berapa banyak cara atau kemungkinan yang dapat dilakukan untuk membeli paket spido dan stabilo tersebut Proses Berpikir Kreatif Siswa Tipe Rational pada Tahap Verifikasi (Verification) Menyelesaikan Soal 2 Setelah SR menyelesaikan soal-soal open ended dengan materi sistem persamaan linear dua variabel, SR tidak mengecek kembali jawaban yang telah diberikannya. Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban SR pada saat peneliti memberikan soal dan hasil wawancara. Seperti yang terlihat pada P.SR02-27 dan J.SR02-27 alasan SR tidak memeriksa kembali jawaban karena SR sudah merasa yakin dengan jawabannya sehingga SR malas untuk memeriksa kembali. Subjek SR sebenarnya memeriksa kembali jawabannya, hanya saja itu dilakukannya dari awal SR menyelesaikan soal tersebut. Terlihat dari coretan pada lembar jawaban yang dikerjakannya. Meskipun demikian SR tidak bisa dikatakan melalui tahap verifikasi dalam menyelesaikan soal 2 karena SR melakukannya di awal penyelesaian soal bukan pada tahap akhir penyelesaian soal. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa tipe rational kelas VIII SMP N 22 Kota Jambi menyelesaikan soal open ended pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Proses berpikir kreatif ditelusuri dengan berpedoman pada tahap berpikir kreatif menurut Wallas, yaitu persiapan (preparation), inkubasi (incubation), iluminasi (illumination), dan

19 65 verifikasi (verification). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dalam menyelesaikan soal open ended, siswa tipe rational kelas VIII SMP N 22 Kota Jambi tersebut hanya melalui 3 tahap proses berpikir kreatif menurut Wallas, yaitu tahap persiapan (preparation), inkubasi (incubation), dan iluminasi (illumination). Berdasarkan hasil penelitian, siswa tipe rational pada tahap persiapan (preparation) dalam menyelesaikan soal open ended berusaha mengenali soal yang dihadapinya, kemudian menentukan informasi dari soal dan mengkaitkannya dengan pengetahuan prasyarat yang dikuasainya untuk menyelesaikan soal yang sedang dihadapinya. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang tidak mengandung unsur kebaruan dalam jawaban yang diberikannya. Hasil penelitian pada tahap inkubasi (incubation) menunjukan bahwa siswa berhenti sejenak. Kegiatan yang dilakukan ketika berhenti sejenak adalah memikirkan ide menyelesaikan soal dengan mengaitkan informasi awal dengan materi yang pernah dipelajarinya. Hal ini berbeda dengan pendapat Wallas (Munandar, 2009:39), yang menyatakan bahwa pada tahap inkubasi (incubation) individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah yang dihadapinya, dalam arti seseorang tersebut tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi mengeramnya dalam alam bawah sadar. Siswa tipe rational tidak mencoba untuk melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapi, namun mencoba untuk memikirkan solusi dari soal yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Deporter (Maqasury, 2009) yang menjelaskan bahwa pada tahap inkubasi seseorang berusaha untuk mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran. Ini dapat dilihat pada

20 66 tahap iluminasi (illumination), yang merupakan hasil dari tahap inkubasi (incubation). Pada tahap iluminasi (illumination), ), siswa tipe rational mendapatkan ide untuk menyelesaikan soal yang didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu tahap inkubasi dan dapat menjalankan idenya pada soal, sehingga mendapatkan jawaban yang benar baik pada proses menyelesaikan soal maupun hasil akhirnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (2009:39) bahwa tahap iluminasi adalah tahap timbulnya insight, saat timbulnya inspirasi dan gagasan baru. Tahap terakhir proses berpikir kreatif adalah tahap verifikasi (verification). Dari paparan hasil penelitian, siswa tipe rational dalam menyelesaikan soal open ended tidak melakukan tahap verifikasi (verification). Siswa tidak memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan. Alasan siswa tipe rational tidak memeriksa kembali karena sudah merasa yakin terhadap apa yang telah dikerjakannya.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kemampuan berpikir kreatif menjadi sebuah tuntutan seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan yang harus dihadapi manusia. Kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi SPLDV Dalam menganalisis proses berpikir kreatif siswa ada beberapa teori salah satunya yaitu teori Wallas. Pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian tentang tingkat berpikir kreatif siswa kelas IX dalam memngerjakan soal open ended ditinjau dari tipe kepribadiannya

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS AKSELERASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA TERBUKA. Eni Defitriani Universitas Jambi

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS AKSELERASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA TERBUKA. Eni Defitriani Universitas Jambi JMP : Volume 6 Nomor 2, Desember 2014, hal. 65-76 PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS AKSELERASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA TERBUKA Eni Defitriani Universitas Jambi e.defitrianiz@gmail.com ABSTRACT.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO Nur Chanifah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Email: Hany_chacha@ymail.com

Lebih terperinci

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif 1 Proses Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Tingkat Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Soal Cerita Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Segi Empat Berbasis Tahapan Wallas (The Creative Thinking Process Of

Lebih terperinci

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Maksud deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir secara umum diartikan sebagai proses yang intens untuk memecahkan masalah dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ENELITIAN DAN EMBAHASAN A. aparan Data 1. Deskripsi elaksanaan enelitian enelitian dengan judul roses Kreativitas Siswa Kelas XI Dalam Menyelesaikan Soal Matematika ada Materi Fungsi di MAN

Lebih terperinci

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki begitu banyak fungsi bagi kehidupan sehingga di wajibkan oleh pemerintah untuk di pelajari dalam jenjang pendidikan baik itu jenjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini, akan dideskripsikan dan dianalisis data proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan terbuka (openended) dibedakan dari gaya kognitif field dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4) metologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI Della Narulita 1), Masduki 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, 2) Dosen Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: NOVRIKE MULYAWATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER 2017

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: NOVRIKE MULYAWATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER 2017 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA TIPE KEPRIBADIAN RATIONAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI Oleh: NOVRIKE MULYAWATI

Lebih terperinci

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa... 1 Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas VII F SMP Negeri 10 Jember dalam Memecahkan Masalah Matematika Sub Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Segitiga dengan Menggunakan Tahapan Wallas (Levelling

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi Oleh: ASEP SUPENA Program Pasca Sarjana UNJ 2005-2006 KREATIVITAS Kreativitas berkaitan dengan kemauan dan kemampuan. Kreativitas berkaitan dengan sesuatu yang

Lebih terperinci

: CHOIRUL HUDAYA K

: CHOIRUL HUDAYA K PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI I COLOMADU DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEBANGUNAN BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA SKRIPSI Oleh : CHOIRUL HUDAYA K1310020

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SOAL TES 34

LAMPIRAN 1 SOAL TES 34 LAMPIRAN 33 LAMPIRAN 1 SOAL TES 34 SOAL TEST = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 55, dan selisih ke dua bilangan itu adalah 25.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII C SLB Negeri Surakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013. Alasan memilih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. Syah (2009) berpendapat belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A-10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Pembelajaran Matematika Dalam proses pembelajaran, seorang guru akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya di kelas berjalan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS

ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KINESTETIK DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS Susi Setiawani 1, Dini Syafitriyah 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract. This research is

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 02 Salatiga pada semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012. SMP Kristen 02 terletak di Jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS

PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS Febriani & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS PROFILE OF STUDENTS MATHEMATICAL CREATIVE

Lebih terperinci

HELEN SAGITA SIMBOLON NIM RSA1C213002

HELEN SAGITA SIMBOLON NIM RSA1C213002 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA EKSTROVERT DAN INTROVERT DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 1 KOTA JAMBI Oleh: HELEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Studi Pendahuluan Penelitian dengan judul Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kognisi siswa kelas X dalam mengonstruksi konjektur masalah generalisasi pola secara mendalam sesuai

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA Emilia Silvi Indrajaya, Novisita Ratu, Kriswandani Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Agus Prianggono 1, Riyadi 2, Triyanto 3

Agus Prianggono 1, Riyadi 2, Triyanto 3 ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURURUAN (SMK) DALAM PEMECAHAN DAN PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT Agus Prianggono 1, Riyadi 2, Triyanto 3 1 Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada BAB IV ini akan dibahas mengenai; a) proses berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah sistem pertidaksamaan linear dua variabel (SPtLDV) bagi mereka yang memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIANRATIONAL DAN ARTISAN

ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIANRATIONAL DAN ARTISAN ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIANRATIONAL DAN ARTISAN Uswatun Hasanah 1, Rizki Wahyu Yunian Putra 2 1 UIN Raden Intan, uswatunhasanah312@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 24 BANJARMASIN MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu sistem mempunyai komponen penting, yaitu guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting mengenai masalahmasalah yang dihadapi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Matematika Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Studi Pendahuluan Penelitian yang dilakukan peneliti mengenai kesulitan siswa dalam memahami konsep dengan judul Analisis Kesulitan Siswa Memahami Materi Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mengajar adalah suatu usaha guru memimpin siswa kepada perubahan dalam arti kemajuan atau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang benar-benar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika ANALISIS KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL URAIAN MATEMATIKA BERBENTUK CERITA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac.

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac. ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGEMPLAK BOYOLALI Sayekti Dwiningrum 1, Mardiyana 2, Ikrar Pramudya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran 89 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam proses belajar yaitu: keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti BAB V PEMBAHASAN Dari hasil angket gaya belajar, tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang kemampuan

Lebih terperinci

Nofiela Nuning Hendriyati 1, Dinawati Trapsilasiwi 2, Susanto 3

Nofiela Nuning Hendriyati 1, Dinawati Trapsilasiwi 2, Susanto 3 PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 6 JEMBER DALAM MEMECAHKAN MASALAH OPERASI PECAHAN BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER Nofiela Nuning Hendriyati 1, Dinawati Trapsilasiwi

Lebih terperinci

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 IMPLEMENTASI PENDEKATAN OPEN-ENDED PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika yang merupakan ide-ide abstrak tidak dapat begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika yang merupakan ide-ide abstrak tidak dapat begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika yang merupakan ide-ide abstrak tidak dapat begitu mudah untuk dipahami oleh para siswa. Ide-ide abstrak tersebut perlu dinyatakan ke dalam bentuk representasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Assyafi iyah

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Assyafi iyah BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Penentuan Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Assyafi iyah Gondang Tulungagung. Dalam kelas VIII-A ada 26 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA Dini Hardaningsih 1, Ika Krisdiana 2, dan Wasilatul Murtafiah 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang hendak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan penjenjangan nilai dalam menganalisis tingkat kreativitas siswa, karena peneliti mempunyai anggapan bahwa kreativitas tidak dapat diukur

Lebih terperinci

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan... 1 Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Sub Pokok Bahasan Trapesium Berdasarkan Tahapan Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 1 Jember ( The Process of Creative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar dikelas merupakan sesuatu yang perlu menjadi perhatian guru. Proses ini perlu untuk dievaluasi dan diberikan tindakan untuk memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika.

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMPN 2 Giritontro

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Masalah dalam matematika adalah masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Semua fakta baik lisan maupun tulisan dari sumber manusia yang telah diamati serta

Lebih terperinci

Nazom Murio: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Nazom Murio: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 Nazom Murio: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN KEPRIBADIAN GUARDIAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI, ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENURUT LERNER DENGAN KEPRIBADIAN ARTISAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG Hario Wisnu Dwi Buono Putro Mahasiswa S1 Universitas Negeri

Lebih terperinci

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SPLDV SISWA BERKEMAMPUAN TINGGI DI KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA DITINJAU DARI TINGKAT KESUKARAN SOAL JURNAL Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depdiknas mengembangkan suatu sistem pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup dalam kehidupan yang berorientasi pada tujuan dan proses,

Lebih terperinci

Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Open Ended dengan Model Empat-K Materi Segitiga dan Segiempat

Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Open Ended dengan Model Empat-K Materi Segitiga dan Segiempat Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Open Ended dengan Model Empat-K Materi Segitiga dan Segiempat Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain. Banyak konsep dari

Lebih terperinci

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli Saniah Djahuno SMP Negeri 2 Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda baik

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 3 SUNGAI PENUH Oleh: Ayu Puspa Reza

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Ada yang berpendapat bahwa pembelajaran matematika selalu berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP D Novi Wulandari, Zubaidah, Romal Ijuddin Program Studi Pendidikan matematika FKIP Untan Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderndalam berbagai disiplin ilmu dan mampu mengembangkan daya pikir manusia. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Karena selain dapat mengembangkan penalaran logis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan perlu dikembangkan suasana belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA Ary Herlina Kurniati HM. 1, Murniati 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2,

Lebih terperinci

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Juliana 1, Darma Ekawati 2, Fahrul Basir 2

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 64 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA 1. Deskripsi Lokasi Lokasi penelitian ini adalah MTs Al Huda Bandung yang terletak di desa Suruhankidul, kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. MTs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa sebagai sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas, serta akan berdampak langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (008: 7) pengertian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP. Seorang guru SMP yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk pada level rendah berdasarkan benchmark internasional

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk pada level rendah berdasarkan benchmark internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan diantaranya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir matematis. Pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu proses dimana siswa tidak hanya menyerap informasi yang disampaikan guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 SINGARAJA Jl. Gajah Mada No. 109 Telp. (0362) 22441 Fax. (0362) 2970 Website: http://www.smpn1singaraja.sch.id E-mail: smpn1_singaraja@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SMP - 1 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL A. Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap

Lebih terperinci