Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat

Transkripsi

1 Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat Harkemela Renat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif asosiatif artinya untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat dan sampelnya sebanyak 73 pegawai. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis induktif melalui analisis jalur (part analysis) serta uji hipotesis menggunanakan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai ABSTRACT Influence Leadership and Work Motivation Against Employees Performance at The Department of Transportation, Communication and Information of West Sumatera Province The purpose of this research is to analyzed the influenced of leadership and work motivation to the employees performance at the Department of Transportation, Communication and Information of West Sumatra Province. This research is a descriptive associative meaning to determine the relationship between two or more variable. The population in this research is for whole employees at the Department of Transportation, Communication and Information Technology of West Sumatra Province and sample as many as 73 employees. Data analysis techniques using descriptive analysis and inductive analysis through path analysis (analysis part) and hypothesis testing menggunanakan F test and t test. The results showed the influvense of leadership and the significance to the employees performance. The results pointed to the work motivation has positive and significant effect on employee performance. Leadership has positive and significant impact on work motivation. Keyword: Leadership, Work Motivation, Employee Performance 1

2 PENDAHULUAN Sumberdaya manusia merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi organisasi dan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi, terutama dalam menghadapi persaingan dan tantangan yang semakain besar, seperti globalisasi, perubahan teknologi dan perhatian terhadap kualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut pemimpin organisai harus dapat menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemampuan serta kepemimpinan yang dimiliki secara optimal dan dengan kondisi tersebut terutama para karyawan dapat termotivasi untuk menyelesikan tugas-tugasnya dengan baik dan cepat. Motivasi penting karena merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang maksimal. Oleh karena itu, seorang pemimpin seharusnya menjadi cermin bagi karyawanya untuk termotivasi mengarah kemajuan organisasi, agar organisasi yang dijalankan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Motivasi kerja dapat memberikan energi yang mengerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta meningkatkan kebersamaan masing masing pihak dalam bekerja menurut aturan yang ditentukan. Kelemahan pegawai dalam bekerja tidak terlepas dari gaya dan sikap pemimpin yang mempunyai peranan sentral dalam kehidupan organisasi. Di antara faktor yang mempengaruhi kurangnya kinerja pegawai negeri sipil adalah karena kurang optimalnya pengelolaan sumber daya pegawai negeri sipil dan juga faktor pimpinan. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan dan berdasarkan fakta yang ada, diduga kinerja pegawai Dinas Perhubungan 2 Barat masih rendah tingkat absensi karyawan yang berfektuasi atau mengalami pasang surut yang menggambarkan tidak konsistennya karyawan terhadap pekerjaannya. Berdasarkan tabel 1 diatas, dilihat peningkatan angka kemangkiran dari bulan Juli sampai September yaitu dari 0,26% menjadi 0,37%. Peningkatan kemangkiran tertinggi pada bulan November sebesar 0,43%. Fenomena lain yang menunjukkan rendahnya kinerja pegawai juga terlihat adanya sikap dan perilaku yang ditampilkan seperti kurangnya kemauan keras karyawan untuk bekerja. Hal ini terlihat dalam cara kerja karyawan dalam sebagian sering mengabaikan kewajiban. Rendahnya kinerja pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat yang penulis dapat dari wawancara dengan salah seorang pegawai adalah ketika ada seorang pegawai baru yang bekerja di kantor tersebut dan diberikan sebuah tugas oleh pimpinan, tanpa ada komunikasi dengan karyawan lain dia kerjakan dengan sendirinya. Hal ini kalau terjadi secara terus menerus tentu merupakan masalah serius dan dapat mempengaruhi kinerja pegawai tersebut. Dari tabel 2 terlihat tingkat pencapaian kinerja pegawai mengalamai penurunan dari ketetapan yang telah ditentukan. Pencapaian terendah terjadi pada program penyediaan jasa perkantoran dimana pencapaiannya adalah 73 % sedangkan targetnya adalah 100 %. Oleh sebab itu, komunikasi antar pegawai dan pimpinan sangat penting dalam menyelesaikan tugas pegawai. Pimpinan harus mampu memotivasi pegawai untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya sebaik mungkin. Untuk dapat memotivasi karyawan maka seorang pemimpin tidak bisa lepas dari sikap dan perilakunya terhadap karyawan, karena pemimpin adalah orang yang menentukan dinamika, bertanggung jawab terhadap pemberian suasana kerja yang

3 harmonis dan menyenangkan, memberikan bimbingan dan arahan kepada karyawan dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat penting dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu kepemimpinan ini sangat berperan meningkatkan kualitas kerja pegawai. Oleh sebab itu pimpinan harus peka dan peduli dalam menjaga suasana yang harmonis dalam lingkungan kerja. Hal ini diperlukan guna menjaga dan memotivasi pegawai kearah produktivitas maksimal. Kepemimpinan seseorang dikatakan efektif bila kepemimpinan diterima oleh bawahannya secara baik dan menyenangkan. Selain itu pada dasarnya pemimpin bertanggung jawab untuk mengarahkan dan memberikan motivasi agar tercapainya tujuan organisasi. Berdasarkan data dan fakta diatas penulis akan membuktikan secara empiris yaitu ; apakah kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Barat. TINJAUAN TEORITIS Kinerja Pegawai Menurut Mangkunegara (2007) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Rivai (2004) menjelaskan kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai wujud nyata dari hasil prestasi kerja, sesuai dengan fungsi dan peranannya. Pendapat juga dikemukakan oleh Prawirosentono (2001) mendefenisikan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masingmasing untuk mencapai tujuan organisasi yang 3 bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja karyawan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik yang dipengaruhi oleh kemampuan, rasa tanggung jawab, disiplin kerja dalam mencapai tujuan organisasi dan hasil yang diharapkan. Kinerja karyawan dalam menjalankan fungsinya juga tidak berdiri sendiri tapi berhubungan dengan kepuasaan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan kemampuan dan sifat-sifat individu. Menurut Donelly dkk dalam (Rivai 2005) kinerja individu pada dasarnya dipegaruhi oleh faktor-faktor (1) harapan mengenai imbalan, (2) dorongan, (3) kemampuan, kebutuhan dan sifat, (4) persepsi terhadap tugas, (5) imbalan internal dan ekternal, (6) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasaan kerja. Arikunto dalam (Rini Trianti, 2008) menjelaskan ada 2 faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap, disiplin, minat, intelegensi, motivasi dan kepribadian sedangkan pada faktor ekternal terdiri dari sarana, prasaranan, intensif atau gaji, suasana kerja dan lingkungan kerja. Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa kinerja tidaklah terbentuk dengan sendirinya namun banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, yang bersumber dalam diri individu seperti semangat, motivasi dan juga kemampuan yang dimiliki. Namun kinerja juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri seperti pemberian intensif, suasana kerja dan sarana prasarana kerja yang tersedia. Kepemimpinan Menurut Terry dalam (Thoha, 2003) merumuskan kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Hasibuan (2006)

4 kepemimpinan adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam pencapaian tujuan organisasi. Danim (2004) mendefenisikan kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan individu atau kelompok untuk mengkoordinasikan dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan kepemimpinan merupakan perilaku dan kemampuan yang digunakan oleh seseorang pemimpin dalam membimbing, mempengaruhi, dorongan dan mengarahkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan membangkitkan kerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Rivai (2006) fungsi kepemimpinan memeliki 2 dimensi: (1) dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan dan aktivitas pemimpin, (2) dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi. Setiap pemimpin dalam memimpin suatu organisasi mempunyai tipe-tipe kepemimpinan tersendiri. Menurut Danim (2004) tipe-tipe kepemimpinan adalah : (1) Pemimpin otokratik yang dapat diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan, (2) Pemimpin demokratis adalah kepemimpinan yang berdasarkan demokrasi, artinya cara yang dilakukan pemimpin dalam melakukan anak buahnya dengan demokratis, sehingga setiap keputusan menjadi keputusan bersama dan setiap anggota diberi kebebasan untuk memberikan masukan, (3) Pemimpin 4 permitif adalah pemimpin yang serba boleh, serba mengiyakan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna yang sesungguhnya dan apatis. Pemimpin permitif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Motivasi Kerja Menurut Winardi (2002) Motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi tentang kinerja kerja individu. Sedangkan Mangkunegara dalam Nike Yuri Fanti (2005) menjelaskan bahwa Motivasi adalah kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi merupakan proses penyaluran dan memelihara perilaku manusia. Usman (2006) menjelaskan bahwa motivasi merupakan proses psikis yag mendorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam dan luar diri seseorang. Selanjutnya Hasibuan (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintekrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi yang dimiliki oleh pegawai untuk bekerja adalah kunci kesuksesan dalam organisasi. Motivasi kerja adalah segala sesuatu yang menibulkan semangat atau dorongan dalam bekerja. Usman (2006) mengartikan motivasi kerja sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pada dasarnya merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan atau pengarahan segala kemampuan yang membuat individu bertindak dan mengambil suatu keputusan dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Danim (2004) banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang

5 diantaranya iklim kerja, kepemimpinan, intensif dan persaingan. Sedangkan menurut Patton dalam Danim (2004) mengatakan motivasi kerja dipengaruhi oleh: (1) Tuntunan akan dunia kerja, (2) Posisi, (3) Kepemimpinan, (4) Ketakutan, dan (5) Uang. Rivai (2004) Mengemukakan ciri ciri motivasi kerja adalah pekerjaan merupakan tantangan bagi diri sendiri, prestasi, tanggung jawab, ingin maju, makin kuat iman dan semakin menyadari bahwa hari esok lebih baik dari hari ini. Mangkunegara (2008) menjelaskan ciri ciri seseorang yang mempunyai motivasi kerja tinggi yaitu: (1) Melakukan sesuatu dengan sebaik baiknya, (2) Melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan, (3) menyelesaikan tugas tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, (4) berkeinginan menjadi orang terkenal, (5) melakukan pekerjaan yang disukai dengan hasil yang memuaskan, dan (6) mengerjakan sesuatu yang sangat berarti. Menurut Iskandar (2009) mengatakan seseorang yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai ciri ciri sebagai berikut: (1) Adanya harsat dan keinginan untuk berhasil dalam bekerja, (2) Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam bekerja, dan (3) memiliki harapan dan cita cita masa depan. Tujuan motivasi menurut Hasibuan (2005) antara lain sebagai berikut: (1) meningkatkan moral dan kepuasaan kerja karyawan, (2) meningkatkan produktivitas karyawan, (3) mempertahankan kestabilan karyawan, (4) meningkatkan kedisiplinan karyawan, (5) meningkatkan pengadaan karyawan, (6) menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, (7) meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan, (8) mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya, (9) meningkatkan efesien dan penggunaan alat-alat baku. Hipotesis 5 Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual sebagaimana yang telah penulis kemukaan diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: H1 : Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat H2 : Kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kolerasional dan asosiatif. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh dari data observasi dan studi dokumenter yaitu dengan mengumpulkan data-data dan jumlah pengawai dan catatan yang berhubungan dengan catatan penelitian. Data dikumpulkan melalui penyebaran angket yang diberikan kepada 73 pegawai di Dinas Perhubungan Barat. Selanjutnya data yang sudah terkumpul di analisis menggunakan program SPSS versi Metode Analisis Data Data yang dianalisis selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Analisis deskriptif Analisis bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa adanya yang dikumpulkan dari responden dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase, mean, standar deviasi dan koefisien variasi serta memberikan interpretasi analisis tersebut (Sugiyono, 2009).

6 b. Analisis Jalur Untuk mengetahui besarnya masing-masing variabel penyebab terhadap variabel terikat, teknik yang digunakan adalah path analysis. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat, dengan menggunakan analisis jalur, maka pengaruh langsung dan tidak langsung variabel penyebab dapat diketahui. c. Uji Hipotesis 1. Uji Simultan (F) Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh secara bersama sama diantara variabel penyebab (eksogemus) terhadap variabel akibat (endogemus). Apabila pengaruh tersebut signifikan, dilanjutkan dengan pengujian secara individual parsial dengan menggunakan koefesien jalur masing masing variabel terhadap variabel akibat dengan uji t. 2. Uji Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh dari msing masing variabel yaitu pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskriptif Variabel Kepemimpinan Data variabel kepemimpinan diperoleh dari penyebaran angket dengan 11 item pertanyaan yang diberikan kepada pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. Deskriptif variabel kepemimpinan ditampilkan pada tabel 12. Dari hasil analisis dapat terlihat bahwa kepemimpinan yang terjalin antara pimpinan dengan pegawai telah berjalan dengan harmonis. Hal ini terlihat dari skor total variabel kepemimpinan sebesar 289 dengan skor rata rata 3,96 dan TCR 79,17%. Kepemimpinan yang 6 baik ditunjukkan oleh pimpinan dalam mengarahkan pegawai dengan skor rata rata 4,09 dan TCR 81,85. Selain itu pada indikator bersikap adil memiliki skor rata rata 3,83 dan TCR 76,58%. Dari deskripsi variabel penelitian di atas dapat dilihat bahwa jawaban distribusi responden untuk indikator mengarahkan jawaban responden terbesar adalah pada kriteria Sering (SR) yaitu sebesar 32 atau 43,84% yang artinya pemimpin sering mengarahkan pegawai dalam bekerja. Pada intikator membimbing, jawaban responden terbesar adalah pada kriteria Sering (SR) yaitu sebesar 34 atau 46, 58% artinya pemimpin sering memberi bimbingan kepada pegawai dalam bekerja. Sedangkan untuk indikator memotivasi, jawaban responden yang terbesar pada kriteria sering (SR) yaitu sebesar 28 atau 38,36% artinya pemimpin sering memotivasi pegawainya untuk bekerja lebih baik lagi. Kemudian untuk kriteria memberikan bersikap adil, jawaban responden yang terbesar adalah Selalu (SL) sebesar 29 atau 39,73%. Artinya pemimpin selalu memberikan sikap adil kepada pegawainya. Deskriptif Variabel Motivasi Kerja Data variabel motivasi kerja diperoleh dari penyebaran angket dengan 9 item pertanyaan yang diberikan kepada pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. Deskriptif variabel kepemimpinan ditampilkan pada tabel 17. Dari hasil analisis dapat terlihat bahwa motivasi kerja pegawai secara umum sangat baik. Hal ini terlihat dari skor total variabel motivasi kerja sebesar 320 dengan skor rata rata 4,38 dan TCR 87,69%. Motivasi kerja pegawai sangat baik dapat dilihat dari bekerja tanp pengawasan dengan sekor rata rata 4,48 dan TCR 89,59%. Mekipun demikian, motivasi yang ditunjukkan pegawai belum efektif, terlihat dari pegawai kurng suka pada tantangan untuk

7 bekerja dengan skor rata rata 4, 15 dan TCR 83,09%. Dari deskripsi variabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi jawaban responden untuk indikator dapat memotivasi diri sendiri, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteri selalu (SL) yaitu sebesar 39 atau, 53,42%, yang artinya yaitu pegawai selalu dapat memotivasi diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada indikator tekun, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria sering (SR) yaitu sebesar 34 atau 46, 58% yang artinya pegawai sering tekun dalam bekerja. Pada indikator mempunyai kemauan keras untuk bekerja, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria selalu (SL) yaitu sebesar 39 atau 53,42% yang artinya pegawai selalu mempunyai kemauan keras bekerja untuk mencapai hasil yang optimal. Pada indikator bekerja tanpa pengawasan, jawaban responden yang terbesa adalah pada kriteria selalu (SL) yaitu sebesar 38 atau 52,05% yang artinya pegawai selalu bekerja tanpa pengawasan dari pemimpin. Pada indikator suka tantangan, jawaban responden terbesar adalah pada kriteria Sering (SR) yaitu sebesar 31 atau 42,84% yang artinya pegawai sering mendapatkan tantangan dari pimpinannya. Pada indikator beroerintasi pada sasaran atau hasil kerja, jawaban responden yang terbesar adalah Selalu (SL) yaitu sebesar 41 atau 56,16% yang artinya pegawai selalu berorientasi pada sasaran pekerjaannya dengan hasil yang optimal. Dan pada indikator memberi andil, jawaban responden yang terbesar pada kriteri Selalu (SL) yaitu sebesar 39 atau 53,42% yang artinya pegawai selalu memberikan andil kepada peawai yang lainnya. Deskriptif Variabel Kinerja Pegawai Data variabel kinerja pegawai diperoleh dari penyebaran angket dengan 19 item pertanyaan yang diberikan kepada pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 7 Provinsi Sumatera Barat. Deskriptif variabel kepemimpinan ditampilkan pada tabel 25. Dari hasil analisis dapat terlihat bahwa kinerja pegawai sudah baik. Hal ini terlihat dari skor total variabel kinerja pegawai sebesar 323 dengan skor rata rata 4,22 dan TCR 84,37%. Kinerja pegawai yang tinggi ditunjukkan oleh kualitas kinerja pegawai dengan skor rata rata sebesar 4,30 dan TCR sebesar 85,97%. Meskipun demikian kinerja yang ditunjukkan oleh pegawai yang memperoleh nilaiterendah dari ke 4 indikator yaitu dapat tidaknya pegawai diandalkan dengan skor rata rata 4,01 dan TCR sebesar 80,21%. Dari deksripsi variabel penelitian diatas dapat dilihat bahwa distribusi jawaban responden untuk indikator kualitas kerja, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria Selalu (SL) yaitu sebesar 39 atau 53,42% yang srtinya pegawai selalu memberikan kualitas kerja yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pada indikator kuantitas kerja jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria Sering (SR) yaitu sebesar 43 atau 58,90% yang artinya pegawai sering memberikan kuantitas kerja yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pada indikator dapat tidaknya diandalkan, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria Sering (SR) yaitu sebesar 40 atau 54,79% yang artinya pegawai dapat tidaknya diandalkan dalam bekerja sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Dan pada indikator sikap, jawaban responden yang terbesar adalah pada kriteria Selalu (SL) yaitu sebesar 40 atau 54,79% yang artinya pegawai selalu memberikan sikap yang baik terhadap pegawai yang lainya sehingga menciptakan kondisi kerja yang harmonis. Uji Normalitas Sebaran Data Hasil pengolahan SPSS 15.0 didapat nilai kolmogorof smirnov > 0.05 yaitu 0,246 untuk variabel X 1 ; 0,513 untuk variabel X 2 ; 0,914

8 untuk variabel Y. Dengan demikian dapat dikatakan data berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas pada data X1, X2 dan Y selanjutnya yang dapat dilakukan adalah uji homogenitas. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil uji homogenitas untuk variabel kepemimpinan (X 1 ) diperoleh sebesar 0,520 dengan signifikan > 0,05 maka dinyatakan data kepemimpinan adalah homogen. Dan untuk variabel motivasi kerja (X 2 ) diperoleh sebesar 0,257 dengan nilai signifikan > 0,05 maka dinyatakan data motivasi kerja adalah homogen. Begitu juga dengan variabel kinerja pegawai (Y) diperoleh nilai signifikansi > 0,434 maka dinyatakan data kinerja pegawai adalah homogen. Setelah melakukan uji homogenitas maka selanjutnya yang dilakukan yaitu uji F. Uji F Hasil uji F pengolahan data menunjukkan bahwa nilai F hitung = > F tabel = dan pada signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan (X 1 ), motivasi kerja (X 2 ) terhadap kinerja pegawai (Y) pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. ANALISIS JALUR Pengaruh Kepemimpinan (X 1 ) terhadap Motivasi Kerja (X 2 ) Dari hasil uji pengujian dapat dilihat untuk taraf signifikan 0,05 diperoleh probabilitas sig. < 0,05 yaitu 0,005 sehingga pengujian ini signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja adalah signifikan. Dari hasil pengujian diatas juga terlihat besarnya koefisien pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai 8 yang ditunjukkan oleh nilai Standardized coefficient/beta adalah sebesar 0,323. Besarnya pengaruh variabel kualitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja diperlihatkan oleh nilai R Square sebesar 0,104 atau 10,4%. Ini berarti bahwa kepemimpinan berpengaruh, berkontribusi dan mampu menjelaskan motivasi kerja sebesar 10,4% sementara sisanya sebesar 89,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengaruh Kepemimpinan (X 1 ) dan Motivasi Kerja (X 2 ) Terhadap Kinerja Pegawai (Y) Dari analisis pengaruh variabel penyebab kepemimpinan (X 1 ) terhadap variabel akibat kinerja pegawai (Y) menunjukkan koefisien jalur P YX1 = 0,274. Nilai t hitung 2,604 dengan tingkat level sig. 0,011. Berdasarkan analisis data tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. Pengaruh variabel penyebab motivasi kerja (X 2 ) terhadap variabel akibat kinerja pegawai (Y) menunjukkan koefisien jalur P YX2 = 0,398. Nilai t hitung 3,776 dengan tingkat level sig. 0,000 data tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Barat. UJI HIPOTESIS Berdasarkan analisis koefisien jalur sebesar 0,323 pada variabel kepemimpinan terhadap motivasi kerja diperoleh t hitung = 2,877 pada sig. 0,005 < 0,05. Hasil analisis yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai di

9 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh analisis koefisen jalur sebesar 0,274 pada variabel kepemimpinan terhadap kinerja pegawai diperoleh t hitung = 2,604 pada sig. 0,011 < 0,05 dan analisis koefisien jalur sebesar 0,398 pada variabel moitvasi kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh t hitung = 3,776 pada sig. 0,000 < 0,05. Dimana hasil pengolahan data diperoleh dengan sig. 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan hipotesis kedua diterima yaitu kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Barat. PEMBAHASAN Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat Hasil deskriptif memperlihatkan rata-rata skor motivasi kerja di Dinas Perhubungan Barat diperoleh hasil sebesar 4,38 dengan TCR sebesar 87,69%, angka ini berada pada kriteria sangat baik sementara itu rata-rata skor kepemimpinan di Dinas Perhubungan Barat diperoleh hasil sebesar 3,96 dengan TCR sebesar 79,17%, angka ini berada pada kriteria baik. Dari hasil diatas bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja adalah positif. Ini dapat diartikan jika terjadi kenaikan koefisien skor kepemimpinan akan mengakibatkan motivasi kerja semakin meningkat. Sebaliknya, jika terjadi penurunan skor kepemimpinan juga akan mengakibatkan motivasi kerja pegawai menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dalam Tika (2006) yang 9 menyatakan bahwa kepemimpinan dalam suatu organisasi yang komplek melaksanakan fungsi konstruktif atau perubahan adaptif melalui tiga subproses. Kepemimpinan yang efektif akan meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Demikian sebaliknya kepemimpinan yang kurang efektif akan mengakibatkan berkurangnya motivasi kerja pegawai dalam bekerja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan di Dinas Perhubungan Barat berpengaruh terhadap motivasi kerja. Semakin baik kepemimpinan maka motivasi kerja akan baik. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpenagruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Barat, dimana nilai F hitung 15,292 dan F tabel 3,128 pada sig. 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima. Berdasarkan hasil pengolahan data analisis jalur diperoleh bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai lebih besar pengaruh langsungnya dibandingkan dengan pengaruh tidak langsungnya melalui variabel intervening (perantara) motivasi kerja. Hasil analisis ini mengungkapkan bahwa pengaruh faktor lain terhadap motivasi yang tidak diteliti relatif besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Danim (2004) banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang diantaranya iklim kerja, kepemimpinan, intensif dan persaingan positif.

10 Begitu juga dengan pengaruh faktor lain terhadap kinerja pegawai relatif besar dari pengaruh langsung dan tidak langsung variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengukur kinerja pegawai secara konperehensif tidak bisa hanya dilakukan dengan diukur kepemimpinan dan motivasi kerja tetapi harus dilihat dan diinpentaris faktor-faktor apa saja yang berpengaruh diluar faktor yang telah diteliti ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto dalam Tiranti (2008) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain : sikap, disiplin, minat, intelegensi, motivasi dan kepribadian sedangkan faktor eksternal adalah sarana dan prasarana, intensif atau gaji, suasana kerja dan lingkungan kerja baik secara fisik maupun non fisik. Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan motivasi kerja. Kepemimpinan yang harmonis yang terjadi antara pimpinan dan pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat akan meningkatkan motivasi kerja dalam melaksanakan tugasnya yang pada akhirnya dengan kondisi tersebut kinerja pegawai akan semakin tinggi dan meningkat. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. Artinya semakin baik kepemimpinan maka motivasi kerja pegawai akan semakin baik juga. b. Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja 10 Pegawai. Hal ini berarti dengan kepemimpinan yang efektif dan motivasi kerja yang baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat. SARAN Dalam penulisan ini, penulis menyarankan kepada : a. Pimpinan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat agar lebih mengarahkan, membimbing, memotivasi dan juga memberikan teladan yang baik kepada para pegawai agar kinerja pegawai akan lebih meningkat lagi. b. Pegawai, diharapkan agar lebih meningkatkan motivasi kerja yang sifatnya berasal dari luar diri seperti sikap, disiplin, intelegensi, motivasi dan kepribadian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. c. Peneliti selanjutnya, diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai, karena masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Abidin Pengaruh Kreativitas dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Kampar. Skripsi. UNP Danim, Sudarman Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fanti, Nike Yuri Dasar Dasar Manajemen. Bandung: Rosda Karya. Hasibuan, Melayu Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. CV. Haji Masingging.

11 Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. CV. Haji Masingging. Mangkunegara, Anwar Prabu Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosda. Prawirosentono, Sutadi Kebijaka Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Andi Offsed. Rahman, Noliza Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Padang. Skripsi. UNP. Rivai, Veithzal Peformance Approisal. Jakarta :Graha Indonesia Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Thoha, Miftah Kepemimpian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Grafindo Persada Triranti, Rini Pengaruh Insenif dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Federal Internasional Finance Cabang Padang. Skripsi. Padang: FE UNP. Usman, Husaini Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Winardi Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Indonesia. 11