BAYANGAN DI DINDING. Mary E. Wilkins Freeman
|
|
- Sudirman Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 BAYANGAN DI DINDING Mary E. Wilkins Freeman
3 Bayangan di Dinding Diterjemahkan dari The Shadows on the Wall karangan Mary E. Wilkins Freeman terbit tahun 1903 (Hak cipta dalam Domain Publik) Penerjemah Penyunting Penyelaras akhir Penata sampul : Ilunga d Uzak : Kalima Insani : Bared Lukaku : Bait El Fatih Diterbitkan dalam bentuk e-book oleh: RELIFT MEDIA Jl. Amil Sukron No. 47 Kec. Cibadak Kab. Sukabumi Jawa Barat SMS : Surel : relift.media@gmail.com Situs : reliftmedia.com Pertama kali dipublikasikan pada: Juni 2014 Revisi terakhir: Februari 2016 Copyright 2014 CV. RELIFT Hak kekayaan intelektual atas terjemahan dalam buku ini adalah milik penerbit. Dilarang mengutip dan/atau memperbanyak seluruh atau sebagian isi buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
4 Buku ini adalah karya fiksi. Semua nama, karakter, bisnis, organisasi, tempat, peristiwa, dan kejadian hanyalah imajinasi penulis. Segala kemiripan dengan seseorang, hidup atau mati, peristiwa, atau lokasi kejadian hanyalah kebetulan belaka. Ebook ini adalah wujud kesungguhan kami dalam proyek penerjemahan sastra klasik asing. Kami menyebutnya RELIFT: Mengangkat Kembali, dari masa lalu untuk masa kini hingga masa depan. Pembaca dapat turut mendukung kami dengan mengklik iklan sponsor di situs dan blog kami.
5 HENRY bertengkar dengan Edward di kamar kerja pada malam sebelum Edward meninggal, ujar Caroline Glynn. Cara bicara Caroline tidak getir, tapi keras mengerikan. Rebecca Ann Glynn menghembuskan nafas setuju. Dia duduk dalam lipatan rok sutera hitam lebar di pojok sofa, dan mengalihkan tatapan ngerinya dari saudaranya, Caroline, kepada saudaranya yang lain, Ny. Stephen Brigham, yang dulu dipanggil Emma Glynn, paling cantik di keluarga. Yang terakhir ini masih cantik, dengan kecantikan luar biasa. Dia memenuhi kursi goyang besar dengan kefeminimannya, dan berayun-ayun lembut, sutera hitamnya berbisik dan jumbai-jumbai hitamnya berkibar. Bahkan goncangan kematian saudaranya, Edward, tergolek tewas di rumah tak mampu mengusik ketenangan sikapnya. Tapi ekspresi ketenangannya berubah sebelum pengumuman Caroline dan tanggapan ngeri dan pedih dari Rebecca Ann. Kupikir Henry sudah mengendalikan tabiatnya, ketika Edward yang malang mendekati ajal, katanya tajam, sedikit merusak lengkungan merah mulut indahnya. Tentu saja dia tak tahu, gumam Rebecca Ann dalam nada redup. Tentu saja dia tak tahu itu, kata Caroline cepat. Dia menoleh pada saudaranya dengan tatapan curiga yang aneh dan tajam. Lalu dia seakan bersembunyi dari jawaban saudaranya. Rebecca menghembuskan nafas lagi. Saudara yang sudah menikah, Ny. Emma Brigham, kini duduk lurus di kursi; dia sudah berhenti berayun-ayun, memandangi mereka berdua dengan 5
6 penekanan kesamaan keluarga di wajahnya. Apa maksud kalian? katanya kepada mereka berdua. Lalu dia juga seperti bersembunyi dari kemungkinan jawaban yang keluar. Dia bahkan tertawa mengelak. Tak ada maksud apa-apa, kata Caroline mantap. Dia bangkit dan dengan yakin menyeberangi ruangan menuju pintu. Mau ke mana? tanya Ny. Brigham. Ada sesuatu yang harus kuperiksa, jawab Caroline, dan dari nada suaranya, kedua saudaranya segera tahu bahwa dia punya tugas serius dan menyedihkan di kamar mayat. Oh, kata Ny. Brigham. Setelah Caroline menutup pintu, Ny. Brigham berpaling pada Rebecca. Apa Henry banyak bertengkar dengan Edward? tanyanya. Bicara mereka sangat keras, jawab Rebecca mengelak. Ny. Brigham menatapnya. Dia belum berayun-ayun lagi, masih duduk lurus, dengan sedikit rajutan tegang di keningnya, di antara lengkungan indah rambut pirangnya. Apa kau dengar sesuatu? tanyanya dalam suara rendah sambil melirik ke arah pintu. Aku ada di seberang koridor di ruang tamu selatan, dan pintunya terbuka sewaktu pintu ini sedikit renggang, jawab Rebecca dengan wajah agak memerah. Kalau begitu kau pasti Mau tak mau. Semuanya? 6
7 Hampir semuanya. Apa? Cerita lama. Kurasa Henry marah, seperti biasa, lantaran Edward tinggal di sini berleha-leha padahal sudah menghabiskan semua uang yang ayah wariskan. Rebecca mengangguk, sambil takut-takut melirik ke pintu. Ketika Emma berbicara lagi, suaranya masih teredam. Aku tahu perasaannya, katanya. Menurutnya Edward hidup atas biayanya, padahal tidak. Tidak, dia tidak begitu. Dan Edward punya hak di sini menurut syarat wasiat ayah, dan Henry pasti ingat itu. Ya, pasti. Apa dia mengatakan hal kasar? Sangat kasar, dari yang kudengar. Apa? Aku mendengarnya berkata pada Edward bahwa dia tak punya urusan di sini sama sekali, dan sebaiknya pergi. Apa kata Edward? Dia akan tinggal di sini selama dia hidup dan bahkan setelahnya, jika dia mau, dan dia ingin melihat Henry mengusirnya; lalu Apa? Lalu dia tertawa. Apa kata Henry? 7
8 Aku tak mendengarnya bilang sesuatu, tapi Tapi apa? Aku melihatnya keluar dari ruangan ini. Dia tampak marah? Kau tentu pernah melihatnya marah. Emma mengangguk. Ekspresi ngeri di wajahnya semakin kuat. Kau ingat saat dia membunuh kucing gara-gara mencakarnya? Ya. Sudah-sudah! Caroline kembali ke ruangan; dia mendekati perapian di mana kayu sedang terbakar saat itu hari musim gugur yang dingin dan mendung lalu menghangatkan tangan, yang memerah akibat dicuci dalam air dingin. Ny. Brigham memandanginya dan ragu. Dia melirik ke pintu, yang masih sedikit renggang. Pintu tersebut tidak mudah ditutup, masih memuai gara-gara cuaca lembab musim panas. Dia bangkit dan mendorongnya diiringi gedebuk keras, yang menggetarkan rumah. Rebecca mulai setengah memekik, kesal. Caroline menatapnya tak suka. Sudah waktunya kau kendalikan stresmu, Rebecca, katanya. Ny. Brigham, sekembalinya dari pintu, dengan sombong berujar bahwa itu harus diperbaiki, lantaran sulit ditutup. Pintu itu akan cukup menyusut setelah kita menyalakan perapian beberapa hari, balas Caroline. Kurasa Henry pasti malu dengan dirinya sendiri karena sudah bicara begitu pada Edward, kata Ny. Brigham tiba-tiba, tapi 8
9 suaranya hampir tak terdengar. Hush, kata Caroline, melirik ketakutan ke arah pintu yang tertutup. Tak ada yang akan dengar dengan pintu tertutup. Kuulangi, Henry pasti malu. Aku yakin dia tak bisa melupakannya, bertengkar dengan Edward yang malang pada malam sebelum dia meninggal. Watak Edward lebih baik daripada Henry, dengan segala kekurangannya. Aku tak pernah mendengarnya berkata marah, kecuali yang diucapkannya pada Henry malam itu. Entahlah, tapi itulah yang Rebecca dengar. Tak terlalu marah, agak lunak, dan manis, dan menjengkelkan, endus Rebecca. Menurutmu apa penyakit Edward? tanya Emma hampir berbisik. Dia tak menoleh pada saudaranya itu. Kau bilang dia sakit perut parah, dan kejang urat, tapi apa yang membuatnya menderita penyakit itu? Kata Henry masalah lambung. Kau tahu, Edward selalu mengalami gangguan pencernaan. Ny. Brigham ragu sesaat. Adakah obrolan tentang pemeriksaan? katanya. Saat itu Caroline menoleh sengit padanya. Tidak, katanya dengan suara tak mengenakkan. Tidak. Jiwa ketiga bersaudara itu bertemu pada landasan yang sama, kesepahaman mengerikan terlihat dari pancaran mata mereka. Palang pintu kuno terdengar berderak, dorongan dari luar 9
10 membuat pintu bergoncang tanpa hasil. Itu Henry, desah Rebecca, bukan cuma berbisik. Setelah berlari tanpa gaduh, Ny. Brigham kembali mengambil tempat di kursi goyangnya, dan berayun-ayun dengan kepala bersandar nyaman. Pintu akhirnya terbuka dan Henry Glynn masuk. Dia melontarkan lirikan tajam dan luas kepada Ny. Brigham yang sedang santai; kepada Rebecca yang berjubel di pojok sofa dengan saputangan di wajah, salah satu telinganya memerah dan tak tertutupi, mendengarkan seperti anjing; dan kepada Caroline yang duduk tegang di kursi lengan dekat perapian. Matanya yang kokoh bertemu mata Henry dalam roman ketakutan, menantang rasa takut dan Henry sendiri. Henry Glynn lebih menyayangi adik yang satu ini dibanding yang lain. Keduanya sama-sama bertubuh lemah dan berhidung bengkok. Mereka saling berhadapan, tak bergerak bagai dua patung yang pada garis-garis marmernya tertanam perasaan abadi. Lalu Henry Glynn tersenyum, dan senyuman ini mengubah wajahnya. Tiba-tiba dia seperti lebih muda beberapa tahun, dan kesembronoan anak kecil tampak di wajahnya. Dia berayun ke kursi dengan gelagat membingungkan, karena tidak serasi dengan penampilannya. Dia menyandarkan kepala, bertopang kaki, dan memandang Ny. Brigham sambil tertawa. Emma, kau makin muda saja setiap tahun, katanya. Muka Emma memerah tersipu, mulut tenangnya melebar di sudut. Dia lemah terhadap pujian. Perhatian kita hari ini terpusat pada salah seorang di antara kita yang takkan pernah menua, kata Caroline tajam. 10
11 Henry menoleh padanya, masih tersenyum. Tentu saja kita tak melupakan urusan itu, katanya, dengan suara rendah dan lembut; tapi kita harus berbicara dengan yang hidup, Caroline, dan sudah lama aku tak berjumpa dengan Emma, lagipula yang hidup dan yang mati sama-sama disayang. Tidak bagiku, kata Caroline. Dia bangkit dan sekonyong-konyong pergi lagi. Rebecca ikut bangun dan bergegas mengejarnya, tersedu-sedu nyaring. Henry memperhatikan mereka. Caroline sangat terpukul, katanya. Ny. Brigham tergoncang. Keyakinan sikap Henry menjalar kepadanya. Dengan keyakinan tersebut dia angkat bicara, cukup enteng dan alami. Kematiannya sangat mendadak, katanya. Kelopak mata Henry sedikit gemetar tapi pandangannya berpaling. Ya, katanya, amat mendadak. Dia baru sakit beberapa jam. Kau menyebutnya apa? Masalah lambung. Kau tak terpikir akan pemeriksaan? Tak perlu. Aku sangat yakin dengan penyebab kematiannya. Tiba-tiba Ny. Brigham merasa kengerian merangkak dalam jiwanya. Dagingnya terasa ditusuki duri dingin, sebelum suaranya berganti nada. Dia berdiri, berjalan terhuyung-huyung dengan lutut yang lemas. Mau ke mana? tanya Henry dengan suara aneh sambil 11
12 menahan nafas. Ny. Brigham berkata tak karuan, dia bilang ada pekerjaan menjahit yang harus dilakukannya pakaian hitam untuk pemakaman lalu keluar ruangan. Dia naik ke kamar depan yang dihuninya. Caroline ada di sana. Dia menghampirinya dan memegang tangannya, kedua bersaudara itu saling menatap. Jangan bicara, jangan, aku tak mau dengar! akhirnya Caroline berkata dalam bisikan tak enak. Baiklah, jawab Emma. Petang itu ketiga bersaudara berada di kamar kerja. Ny. Brigham sedang mengelim bahan hitam. Akhirnya dia menaruh pekerjaannya di atas pangkuan. Percuma, aku tak bisa melihat untuk menjahit setik berikutnya tanpa ada cahaya, katanya. Caroline, yang sedang menulis surat di meja, berpaling pada Rebecca di tempat biasa di sofa. Rebecca, sebaiknya kau ambilkan lampu, katanya. Rebecca angkat bicara; bahkan dalam suasana menjelang malam, wajahnya menunjukkan kedongkolan. Kurasa kita belum butuh lampu, katanya memelas, pilu seperti anak-anak. Kita butuh, balas Ny. Brigham memerintah. Aku tak bisa menjahit setik berikutnya. Rebecca bangkit dan meninggalkan kamar. Tak lama kemudian dia masuk membawa lampu. Ditaruhnya lampu itu di meja kartu kuno yang terletak di dinding seberang jendela. Dinding seberang 12
13 tersebut dihabiskan oleh tiga pintu; satu ruang kecil ditempati meja. Untuk apa kau taruh di sana? tanya Ny. Brigham, lebih tak sabaran daripada biasanya. Kenapa tak sekalian ditaruh di koridor? Aku dan Caroline tak bisa melihat kalau lampunya ditaruh di meja itu. Kupikir kau akan pindah, balas Rebecca kasar. Sekalipun aku pindah, kami tak bisa duduk di meja itu berduaan. Kertas-kertas Caroline bertebaran. Kenapa tidak kau taruh lampunya di meja kerja di tengah ruangan, supaya kami berdua bisa melihat? Rebecca ragu. Wajahnya sangat pucat. Dia menatap Caroline dengan ekspresi menderita. Kenapa tak kau taruh lampunya di meja ini, seperti dia bilang? tanya Caroline, sedikit galak. Kenapa tingkahmu seperti itu, Rebecca? Rebecca mengambil lampu dan menempatkannya di atas meja di tengah ruangan tanpa berkata apa-apa lagi. Lalu dia duduk di sofa dan menutupi matanya dengan tangan seolah berlindung, dan terus seperti itu. Apa cahaya membuat matamu sakit, apa itu alasanmu tak mau lampu? tanya Ny. Brigham ramah. Aku selalu senang duduk dalam gelap, jawab Rebecca tertahan. Dia mengambil saputangan dari saku dan mulai menangis. Caroline meneruskan menulis, Ny. Brigham kembali menjahit. Tiba-tiba Ny. Brigham melirik ke dinding seberang. Lirikan 13
14 berubah menjadi tatapan kokoh. Dia mengamati dengan sungguhsungguh, pekerjaan tertunda di tangannya. Lalu dia berpaling lagi dan melakukan beberapa jahitan, kemudian mengamati lagi, dan kembali berpaling pada pekerjaannya. Akhirnya dia menaruh pekerjaan di pangkuannya dan menatap dengan konsentrasi. Dia mengamati dinding sekeliling ruangan, memperhatikan berbagai objek. Kemudian dia menoleh pada kedua saudaranya. Apa itu? tanyanya. Ada apa? tanya Caroline parau. Bayangan aneh di dinding itu, jawab Ny. Brigham. Rebecca duduk dengan wajah tersembunyi; Caroline mencelupkan pena ke dalam botol tinta. Kenapa kau tak menoleh dan melihatnya? tanya Ny. Brigham, heran dan kecewa. Aku sedang buru-buru untuk menyelesaikan surat ini, jawab Caroline singkat. Ny. Brigham bangkit, pekerjaannya merosot ke lantai, dan mulai berjalan mengitari ruangan, menggeser berbagai barang furnitur, dengan mata terpaku pada bayangan tersebut. Tiba-tiba dia menjerit: Lihat bayangan seram ini! Apa itu? Caroline, lihat, lihat! Rebecca, lihat! Apa itu? Seluruh ketenangan Ny. Brigham sirna. Wajah indahnya pucat ketakutan. Dia berdiri kaku menunjuk bayangan. Kemudian setelah melirik ngeri ke dinding, Rebecca meraung liar. 14
15 Oh, Caroline, ada lagi, ada lagi! Caroline Glynn, lihat itu! kata Ny. Brigham. Lihat! Bayangan seram apa itu? Caroline bangkit, berbalik, dan berdiri menghadap dinding. Mana kutahu? katanya. Itu hadir setiap malam sejak dia meninggal! pekik Rebecca. Setiap malam? Ya; dia meninggal hari Kamis dan sekarang Sabtu; berarti sudah tiga malam, kata Caroline kaku. Dia berdiri menahan ketenangannya dengan penuh konsentrasi. Itu itu seperti seperti Ny. Brigham terbata-bata dalam nada ngeri. Aku tahu seperti apa itu, kata Caroline. Aku punya mata. Itu seperti Edward, seloroh Rebecca dalam ketakutan. Hanya saja Ya, benar, Ny. Brigham mengiyakan, nada takutnya menandingi kedua saudaranya, hanya saja Oh, itu menyeramkan! Apa itu, Caroline? Kukatakan sekali lagi, mana kutahu? jawab Caroline. Aku juga melihatnya sepertimu. Mana mungkin aku lebih tahu darimu? Pasti ada sesuatu di ruangan ini, kata Ny. Brigham, menengok sekeliling. Kami menggeser semua barang di ruangan ini pada malam pertama ia datang, kata Rebecca, ia bukan dari ruangan ini. Caroline berpaling geram padanya. Tentu saja dari ruangan 15
16 ini, katanya. Bodoh! Apa maksudmu bilang begitu? Tentu saja ia dari ruangan ini. Tentu saja begitu, Ny. Brigham sependapat, menatap Caroline dengan curiga. Pasti sesuatu di ruangan ini. Bukan, ulang Rebecca keras kepala. Pintu tiba-tiba terbuka dan Henry Glynn masuk. Dia mulai berbicara, matanya mengikuti arah ketiga saudaranya. Dia terbelalak melihat bayangan di dinding. Apa itu? desaknya dengan suara aneh. Pasti dari sesuatu di ruangan ini, kata Ny. Brigham pelan. Henry Glynn terbelalak lebih lama lagi. Wajahnya memperlihatkan seluruh perasaan. Ketakutan, keyakinan, lalu ketidakpercayaan hebat. Tiba-tiba dia mulai mondar-mandir di ruangan. Dia menggeser furnitur dengan sentakan keras, berpaling berkali-kali untuk melihat efeknya terhadap bayangan di dinding. Tak satupun garis bentuk mengerikan itu bergoyang. Pasti ada sesuatu di ruangan ini! hardikannya seperti cambuk. Rautnya berubah, watak rahasianya tampak nyata di wajahnya, sampai ciri-cirinya hampir lenyap. Rebecca berdiri dekat sofa, mengenalinya dengan mata sedih dan kaget. Ny. Brigham mencengkeram tangan Caroline. Mereka berdua berdiri di pojok, menyingkir darinya. Beberapa lama Henry mengobrak-abrik ruangan bagai binatang liar yang dikurung. Dia menggeser setiap furnitur. Karena tindakan tersebut tidak mempengaruhi bayangan, dia membantingnya ke lantai. 16
17 Tiba-tiba dia berhenti. Tertawa. Lucu sekali, katanya enteng. Berbuat begini terhadap bayangan. Begitulah, Ny. Brigham sependapat, dengan suara ketakutan yang diusahakan terdengar alami. Sambil berbicara, dia mengangkat kursi di dekatnya. Sepertinya kau sudah merusak kursi kesayangan Edward, kata Caroline. Kengerian dan kemarahan berebut mengisi ekspresi wajahnya. Mulutnya mengeras, matanya menyusut. Henry mengangkat kursi dengan gugup. Masih bagus, katanya senang. Dia tertawa lagi, memandangi ketiga saudaranya. Apa aku sudah menakuti kalian? katanya. Kalian pasti terbiasa denganku sebelum ini. Kalian tahu caraku melompat ke dasar misteri, dan bayangan itu memang terlihat terlihat aneh dan kupikir jika ada cara untuk menjelaskannya, akan langsung kulakukan tanpa ditunda-tunda. Sepertinya kau gagal, ujar Caroline datar, sedikit melirik ke dinding. Mata Henry ikut-ikutan melirik, dia merinding. Oh, bayangan memang tak bisa dijelaskan, katanya, tertawa lagi. Bodoh sekali berusaha menjelaskan bayangan. Kemudian bel makan malam berbunyi, mereka pun meninggalkan ruangan, tapi Henry tetap membelakangi dinding begitupun yang lain. Henry memimpin dengan gelagat waspada seperti anak kecil; 17
18 Rebecca memimpin bagian belakang. Dia hampir tak bisa berjalan, lututnya gemetar. ***** Aku tak mau lagi duduk di ruangan itu malam ini, bisiknya pada Caroline setelah makan malam. Baiklah, kita akan duduk di ruang selatan, balas Caroline. Kita akan duduk di ruang tamu selatan, katanya nyaring; tidak selembab kamar kerja, lagipula aku sedang pilek. Mereka pun duduk di ruang selatan dengan pekerjaan menjahit. Henry membaca koran, kursinya ditarik ke dekat lampu di atas meja. Sekitar jam sembilan, tiba-tiba dia berdiri dan menyeberangi koridor menuju kamar kerja. Ketiga saudaranya saling memandang. Ny. Brigham bangkit, melipat roknya yang bergerisik, dan mulai berjinjit ke arah pintu. Apa yang kau lakukan? selidik Rebecca gelisah. Aku ingin tahu mau apa dia, jawab Ny. Brigham hati-hati. Sambil bicara dia menunjuk ke pintu kamar kerja di seberang koridor; pintunya sedikit terbuka. Henry bersusah-payah untuk menutupnya, tapi entah bagaimana itu memuai melebihi batas kecepatan normal. Pintu itu masih terbuka sedikit dan seberkas cahaya memancar dari atas sampai bawah. Ny. Brigham melipat rok begitu ketat sampai lekukan bengkak tubuhnya terlihat pada sutera hitam, lalu dia pergi tertatih-tatih menyeberangi koridor menuju kamar kerja. Dia berdiri di sana, 18
19 mengintip celah. Di ruang selatan, Rebecca berhenti menjahit dan mengamati dengan mata terbelalak. Caroline tetap menjahit. Apa yang disaksikan Ny. Brigham, dengan berdiri di celah pintu kamar kerja, adalah ini: Henry Glynn, setelah menduga sumber bayangan aneh itu ada di antara meja di mana lampu berdiri dan dinding, menusuk-nusuk ruang di antara keduanya dengan pedang tua milik ayah. Tak satu inchi pun dibiarkan. Dia tampak membelah ruang menjadi bagianbagian matematis. Diacungkannya pedang itu dengan geram dan penuh perhitungan; bilahnya memantulkan sorot cahaya, bayangan tetap tak bergeming. Ny. Brigham merasa ngeri. Akhirnya Henry berhenti dan berdiri dengan pedang di tangan dan mengangkatnya seolah hendak menyerbu, meninjau bayangan di dinding dengan penuh ancaman. Ny. Brigham kembali tertatih menyeberangi koridor dan menutup pintu ruang selatan sebelum menceritakan apa yang dilihatnya. Dia seperti iblis, katanya lagi. Kau masih punya anggur tua itu, Caroline? Aku tak tahan lagi. Ya, masih banyak, kata Caroline, kau boleh ambil saat pergi tidur. Kurasa sebaiknya kita semua minum, kata Ny. Brigham. Oh, Caroline, apa Jangan tanya, jangan bicara, kata Caroline. Tidak, aku tidak akan, balas Ny. Brigham, tapi Tak lama kemudian ketiga bersaudara itu pergi ke kamar 19
20 mereka dan meninggalkan ruang tamu selatan. Caroline berteriak pada Henry di kamar kerja supaya memadamkan lampu sebelum naik ke lantai atas. Mereka sudah pergi sekitar satu jam ketika Henry masuk ke ruangan sambil membawa lampu dari kamar kerja. Dia menaruhnya di meja, dan menunggu beberapa menit, mondar-mandir. Wajahnya menakutkan, corak kulitnya pucat kelabu, dan mata birunya hampa dan suram akibat merenung. Lalu dia mengangkat lampu dan kembali ke perpustakaan. Ditaruhnya lampu di meja tengah, dan bayangan itu pun muncul di dinding. Lagi-lagi dia mempelajari furnitur dan menggesergesernya, tapi tanpa kegilaan seperti tadi. Bayangan itu tak terpengaruh. Dia pun kembali ke ruang selatan dengan membawa lampu, dan menunggu lagi. Sekali lagi dia kembali ke kamar kerja dan menempatkan lampu di atas meja, dan bayangan muncul di dinding. Baru pada tengah malam dia naik ke lantai atas. Ny. Brigham dan kedua bersaudara, yang tak bisa tidur, mendengarnya. Keesokan harinya adalah upacara pemakaman. Malam itu seluruh keluarga duduk di ruang selatan. Beberapa kerabat menemani mereka. Tak ada yang memasuki kamar kerja sampai Henry membawa lampu ke sana setelah yang lain beristirahat. Dia kembali melihat bayangan di dinding di depan cahaya. Keesokan pagi, saat sarapan, Henry Glynn mengumumkan bahwa dirinya harus pergi ke kota selama tiga hari. Saudarasaudara perempuannya memandang kaget. Dia sangat jarang meninggalkan rumah, dan beberapa waktu lalu tempat prakteknya terbengkalai lantaran kematian Edward. 20
21 Bagaimana bisa kau tinggalkan pasien-pasienmu sekarang? tanya Ny. Brigham penasaran. Harus bagaimana lagi, tak ada cara lain, jawab Henry enteng. Aku dapat telegram dari Dr. Mitford. Konsultasi? selidik Ny. Brigham. Aku punya urusan, jawab Henry. Dokter Mitford adalah teman sekelas lama Henry yang tinggal di kota sebelah dan sesekali mampir jika ada konsultasi. Setelah Henry pergi, Ny. Brigham berkata kepada Caroline bahwa Henry belum bilang akan berkonsultasi dengan Dokter Mitford, dan dia merasa itu sangat aneh. Segalanya sangat aneh, kata Rebecca ngeri. Apa maksudmu? selidik Caroline. Tak ada, jawab Rebecca. Tak seorangpun masuk kamar kerja hari itu, atau keesokan harinya. Hari ketiga, Henry diperkirakan akan pulang, tapi dia tak kunjung datang padahal kereta terakhir dari kota sudah tiba. Aku menyebutnya pekerjaan yang sangat aneh, kata Ny. Brigham. Dokter meninggalkan pasien di masa seperti ini, dan konsultasi selama tiga hari! Tak masuk akal, dan sekarang dia belum datang. Aku tak mengerti. Aku juga, kata Rebecca. Mereka semua berada di ruang tamu selatan. Tak ada cahaya di kamar kerja; pintunya sedikit terbuka. Ny. Brigham kemudian bangkit dia belum bilang alasannya; ada sesuatu yang mendorongnya suatu keinginan di luar 21
22 kendalinya. Dia keluar kamar, lagi-lagi membelitkan rok agar bisa berjalan tanpa riuh, dan mulai mendorong pintu kamar kerja yang memuai. Dia tak bawa lampu, kata Rebecca dengan suara gemetar. Caroline, yang sedang menulis surat, ikut-ikutan berdiri, mengambil satu-satunya lampu yang tersisa di ruangan, dan menyusul saudaranya. Rebecca sudah berdiri, tapi gemetar, tak mau menyusul. Bel pintu berbunyi, tapi yang lain tak mendengarnya; letaknya di pintu selatan di sisi lain rumah dari kamar kerja. Rebecca, setelah ragu hingga bel berbunyi untuk kedua kalinya, pergi ke pintu tersebut; dia ingat pembantu sedang keluar. Caroline dan saudaranya, Emma, masuk kamar kerja. Ditaruhnya lampu di atas meja. Mereka mengamati dinding, dan ada dua bayangan. Kedua bersaudara itu saling berpegangan, terbelalak menyaksikan sosok seram di dinding. Lalu Rebecca masuk terhuyung-huyung, dengan telegram di tangannya. Ada telegram, dia megap-megap. Henry sudah meninggal. 22
23
CHERVYAKOV. Anton Chekhov
CHERVYAKOV Anton Chekhov 2 0 1 5 Chervyakov Diterjemahkan dari: Death of a Government's Clerk karangan Anton Chekhov terbit tahun 1883 (Hak cipta dalam Domain Publik) Penerjemah : Ilunga d Uzak Penyunting
Lebih terperinciAku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.
1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket
Lebih terperinciFiction. John! Waktunya untuk bangun!
Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan
Lebih terperinciDIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com
Lebih terperinciPertama Kali Aku Mengenalnya
1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku
Lebih terperinciNo Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak
Judul : Oedipus Complex pada Paul didalam novel Sons and Lovers karangan D.H. Lawrence DATA REDUKSI Data Reduksi dibawah ini adalah untuk menyederhanakan penjelasan peneliti. No Oedipus Complex Keterangan
Lebih terperinciPenerbit PT Elex Media Komputindo
the the Penerbit PT Elex Media Komputindo The Goddess Test by Aimée Carter Copyright 2011 by Aimée Carter Published by the arrangement with Harlequin Book S.A. and Maxima Creative Agency. The Goddess Test
Lebih terperincidengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap
Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku
Lebih terperinciDan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus
SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan
Lebih terperinciAnak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak
PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia
Lebih terperinciLIFT MALAM. Louisa Baldwin
LIFT MALAM Louisa Baldwin 2 0 1 5 Lift Malam Diterjemahkan dari How He Left the Hotel karangan Louisa Baldwin terbit tahun 1894 (Hak cipta dalam Domain Publik) Penerjemah Penyunting Penyelaras akhir Penata
Lebih terperinciMata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada
Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat
Lebih terperinciSemalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua
Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin
Lebih terperinciYui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu
PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,
Lebih terperinci1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati
1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.
Lebih terperinci2. Gadis yang Dijodohkan
2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar
Lebih terperinciBayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:
Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya
Lebih terperinciLucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.
Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu
Lebih terperinciDamar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?
100 101 Walaupun aku pura-pura menutup kedua mataku. Toh, akhirnya kubaca juga cerita tentang Ann. Ann yang malang, mengingatkanku pada cerita tentang Elsja dan Djalil, hantu Belanda yang sempat kuceritakan
Lebih terperinciSATU. Plak Srek.. Srek
SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus
Lebih terperinciCermin. Luklukul Maknun
Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan
Lebih terperinciAyo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.
Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu
Lebih terperinciCHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply
CHAPTER 1 There s nothing left to say but good bye Air Supply Wolverhampton, 29 Agustus 2006 -Sierra s pov- Happy birthday, Lee! ucapku girang setelah Lee meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Lee,
Lebih terperinciAlifia atau Alisa (2)
Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan
Lebih terperinciKilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu
Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai
Lebih terperinciAKU AKAN MATI HARI INI
AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih
Lebih terperincitugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas
BAB 1 Jasad artis wanita ditemukan tewas mengenaskan di kamar bilas kolam renang apartemen lantai 3. Korban bernama Gilian, umur dua puluh tahun. Gilian mengenakan pakaian renang one piece warna merah,
Lebih terperinciCINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.
CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang
Lebih terperinciKisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.
Kisahhorror Fiksi Horror #1: A Midnight Story Penerbit Dark Tales Inc. 2 Fiksi Horror #1: A Midnight Story Penulis: @kisahhorror Copyright 2012 by Kisahhorror Penerbit Dark Tales Inc. @darktales_inc Darktales.inc@gmail.com
Lebih terperinciS a t u DI PAKUAN EXPRESS
S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan
Lebih terperinciHidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.
Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan
Lebih terperinciPROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.
PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.
Lebih terperincipernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.
A PROLOG lex memacu kudanya secepat yang dia bisa. Matanya bergerak cepat menyisir pemandangan di hadapannya. Dia kenal betul kawasan ini, kawasan terlarang. Tangannya berusaha menarik tali kekang kudanya
Lebih terperinciKehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui
Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang
Lebih terperinciSebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang
Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda
Lebih terperinciBagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!
Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa
Lebih terperinciSuara alunan piano terdengar begitu lembut
Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,
Lebih terperinciBelajar Memahami Drama
8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya
Lebih terperinciyang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari
PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam
Lebih terperinciPRAJURIT YANG HILANG. Bulan Merkurius, dalam sistem kalender Teffloo
1 PRAJURIT YANG HILANG Bulan Merkurius, dalam sistem kalender Teffloo Seorang gadis berusia kira-kira dua puluh tahunan kalau tidak salah taksir sedang duduk membelakangi meja marmer besar yang terletak
Lebih terperinciCinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...
6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku
Lebih terperincisemoga hujan turun tepat waktu
semoga hujan turun tepat waktu aditia yudis kumpulan cerita pendek dan flash fiction yang pernah diikutkan kompetisi nulisbuku dan comotan dari blog pribadi. Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
Lebih terperinciTEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU
TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU Scene 36 Scene 41 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh Nopsi Marga Handayani 14148118 Angga
Lebih terperinciSELEMBAR SURAT CINTA UNTUK ZAHRA. Malam yang Indah * * *
SELEMBAR SURAT CINTA UNTUK ZAHRA Malam yang Indah * * * Angin malam yang dingin berhembus ke tubuhku saat duduk bersandar di kursi yang terbuat dari bambu rotan di taman belakang rumah. Sambil sesekali,
Lebih terperinciChapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.
Chapter 1 Sebuah sekolah SMA swasta di suatu tempat, tepatnya di suatu kelas, seorang guru wanita muda tengah berdiri di depan papan tulis putih yang telah penuh dengan coretan-coretan spidol hitam. Setelah
Lebih terperinci[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~
DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu
Lebih terperinciMUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat
MUARA HATI Pembicaraan terhenti, tepat ketika Daniel mantan pacar yang kini telah menjadi duda dengan satu anak keluar dari kamar dan memelukku dari belakang sambil mengecup lembut bagian belakang telingaku
Lebih terperinciTubuh-tubuh tanpa bayangan
Tubuh-tubuh tanpa bayangan Ada sebuah planet bernama Arais. Planet Arais dihuni oleh suatu makhluk bernama Tubuh berjubah hitam. Mereka adalah makhluk yang sepanjang masa hanya berdiri di tempat yang sama.
Lebih terperinciMATI LAZIM. Anthony Hope
MATI LAZIM Anthony Hope 2 0 1 6 Mati Lazim Diterjemahkan dari: La Mort À La Mode karangan Anthony Hope terbit tahun 1907 (Hak cipta dalam Domain Publik) Penerjemah : Ilunga d Uzak Penyunting : Kalima Insani
Lebih terperinciAku Tidak Mengerti Orang Biasa
5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun
Lebih terperinci[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu
Secangkir Rindu Kalena sudah tahu kalau Fandro akan mencarinya. Bukan hanya karena dulu mereka sangat dekat, tapi karena Fandro sudah berjanji untuk menemui Kalena bila dia punya kesempatan datang ke Faschel
Lebih terperinciSeorang gadis sedang berjalan bahagia di
Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul
Lebih terperinciSang Pangeran. Kinanti 1
Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu
Lebih terperinciTERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com
TERPERANGKAP Seberapa percayakah kau dengan apa yang ada di hadapanmu? Apakah setiap benda, padat, cair, gas yang kaurasakan itu nyata? Apakah tangan ini bergerak sesuai kehendakmu? Kaki ini berdiri menopang
Lebih terperinciMengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.
Hari ini adalah hari dimana aku dan James akan menikah. Ya Tuhan, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk menikah secepat ini. Tidak, sebelum aku menjadi seorang dokter. Ya, minimal aku lulus dari
Lebih terperinciXen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.
KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua
Lebih terperinciPerlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat
Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang
Lebih terperinciZEITMASCHINE. Kumpulan Prosa MAS OKIS
ZEITMASCHINE Kumpulan Prosa MAS OKIS ZEITMASCHINE : Kumpulan Prosa Oleh: Mas Okis Copyright 2014 by Mas Okis Desain Sampul: Junet Zahmal Tata letak: Team nulisbuku.com Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Lebih terperinciTUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING
TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012
Lebih terperinciRumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar
Rumah Sakit Jiwa S uster Kometa memandang pilu ke arah luar gerbang Rumah Sakit Jiwa tempatnya bekerja tersebut. Suasana gelap, yang disebabkan hujan sejak empat jam lalu yang belum berhenti juga. Perutnya
Lebih terperinciDiceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya
Lebih terperinciKamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini.
Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini. Bab 1 Surat bakti Adinda, Untuk Volonyia Adere di kota seberang. Kamu lihat bunga kita, yang sama-sama kita tanam di depan rumah. Dia
Lebih terperinciPATI AGNI Antologi Kematian
PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup
Lebih terperincihijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke
Di kamar Widya, Ricky dan Widya sedang menonton suatu anime. Pada saat anime itu memasukki adegan mesra, Widya langsung memegang tangan Ricky. Lalu Widya berkata bahwa Widya mencintai Ricky, begitu juga
Lebih terperinciMata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.
Sahabat Lama 19:52, Sebuah kafe di Jakarta Selatan, Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Mencintai orang lain? tanyaku lemah. Farel
Lebih terperinciHUGH. Vincent O'Sullivan
HUGH Vincent O'Sullivan 2 0 1 5 Hugh Diterjemahkan dari The Interval karangan Vincent O'Sullivan terbit tahun 1918 (Hak cipta dalam Domain Publik) Penerjemah Penyunting Penyelaras akhir Penata sampul :
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN
UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN Disusun Oleh : NAMA : ARIF FAJAR SETYAWAN NIM : 09.12.3589 KELAS : 09 S1SI 02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Lebih terperinciSINOPSIS. Universitas Darma Persada
SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia
Lebih terperinciPenerbit Kin S Gallery
Penerbit Kin S Gallery CINDERELLA Oleh: Arliza Septianingsih Copyright 2010 by Arliza Septianingsih Penerbit Kin S Gallery Desain Sampul: Fitria Afkarina Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2 Goresan
Lebih terperinciBuku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,
Lebih terperinciAku belajar bahwa tawa dan airmata bukan sesuatu yangg memalukan, Aku mau menjadi rajawali yang siap setiap saat melewati badai hidup dan tak akan
Aku belajar bahwa tawa dan airmata bukan sesuatu yangg memalukan, Aku mau menjadi rajawali yang siap setiap saat melewati badai hidup dan tak akan menyerah pada apapun juga Walaupun berakhir dengan kematian.
Lebih terperinciA. Rita. Penerbit. Karya Cinta
A. Rita Penerbit Karya Cinta Kenangan Perjalanan Jauh Oleh: A. Rita Copyright 2014 by A. Rita Penerbit (Karya Cinta) (karyacinta-rita.blogspot.com) (arashirita@gmail.com) Desain Sampul: (A. Rita ) Diterbitkan
Lebih terperinciSayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus
SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus
Lebih terperinciLESTARI KARYA TITIS ALYCIA MILDA
KARYA TITIS ALYCIA MILDA PARA PELAKU:. Gadis berusia 24 tahun, seorang penari tradisional.. Ayah Lestari. Laki-laki berusia 50-an dengan garis wajah yang tegas.. Ibu Lestari. Wanita sederhana dan penyayang
Lebih terperinciP A D A M U E M B U N
R I S H E L L Y R I T O N G A P A D A M U E M B U N dan cerita-cerita lainnya Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Perbincangan Denganmu 2 Jarum pada jam yang melingkar di tangan kiriku menunjukkan
Lebih terperinciTidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.
1 Tidak. Kau tidak boleh keluar rumah. Di luar masih hujan, sayang, kata Maya kepada anak tunggalnya, Amanda. Tapi, mama. Amanda juga ingin bermain hujan seperti teman-teman Amanda itu, rayu Amanda dengan
Lebih terperinci(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)
(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan
Lebih terperinciBAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina
BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya
Lebih terperinci"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.
"Ok pemotretan selesai..gomawo" Ujar Photographer pada DBSK yang sudah terlihat lelah karena seharian berpose dan dipotret untuk memenuhi gambar semua halaman di sebuah majalah remaja "ne..cheonmaneyo"
Lebih terperinciLalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!
Xc3 Kunjungan ke Kaisarea Filipi 96 Petrus Mengakui untuk Kedua-kalinya bahwa Yesus adalah Mesias 88 Matius 16:13-20, Mar kus 8:27-30, Lukas 9:18-21 13 Setelah Yesus beserta murid-muridnya berangkat ke
Lebih terperinci2 Our Precious School
Kereta terakhir hari ini sampai di Desa Silia. Pintu kereta yang terbuka hanya menurunkan satu orang penumpang dengan raut wajah sedih. Indra Darmawan harus meninggalkan kota dan menetap di Desa Silia
Lebih terperinciMatahari dan Kehidupan Kita
Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.
Lebih terperinciAKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com
Lebih terperinci- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -
- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam
Lebih terperinciMy Love Just For You vol1
My Love Just For You vol1 By Sita Yang Penerbit Lotus Publisher My Love Just For You Vol1 Oleh: Sita Yang Copyright 2013 by Sita Yang Penerbit Lotus Publisher lotuspublisher.blogspot.com E-mail: lotuspublisher88@gmail.com
Lebih terperincioooooooo "Park Shinhye!!!!!"
1 Ingin mengerti apa makna di balik senyumnya. Tapi seolah-olah aku mengamati, hatiku semakin jauh berlari berlawanan arah. Mengapa semua begitu rumit dan selalu ada yang terluka? Adakah satu hal saja
Lebih terperinciBimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja
BAB 1 Peacock Coffee, masih menjadi tempat favoritku dan sahabat untuk melepas penat dari rutinitas sekolah seharihari. Kafe ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, namun terkesan mewah dan simpel.
Lebih terperinciSAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku
Prologue Langit yang berawan di siang hari ini seolah menarikku kembali ke masa itu. Masa dimana rasa ini belum ada. Rasa yang mengakibatkan semuanya menjadi abu-abu. Baik aku... Loki... dan juga Fyari...
Lebih terperinciKISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN
KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN 1 Hensa KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN NAMANYA INDRA Bagaimana Sari?, suara Indra memecah keheningan. Kutatap lelaki ganteng yang duduk tepat di depanku ini. Sari,
Lebih terperinciDibalik perjuangan seorang "PAPA"
Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah
Lebih terperinciPergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah
1 Pergi Tak Kembali Oleh: Firmansyah Lima tahun berlalu tanpa terasa. Tanpa terasa? Tidak juga, lima tahun itu juga Dam dan istrinya menunggu. Beruntung saat mereka mulai merencanakan banyak terapi hamil,
Lebih terperincihuh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.
Malam begitu gelap, semilir angin merasuk dalam kulit tubuh. Dingin melanda sanubari dan merasuk ke dalam jiwa. Di tempat mereka, semua orang tertidur dengan pulas, bahkan ada yang bersitepi dengan mimpi-mimpi
Lebih terperinciPuzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca
Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari
Lebih terperinciLevel 2 Pelajaran 12
Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
Lebih terperinciOh tidak, tidak, tidak... Seharusnya Mr. Henry tidak bisa menemukannya di sini. Lemari ini adalah tempat aman Mallory setiap kali Mr.
Prolog Kotak-kotak sepatu kosong dan berdebu, yang ditumpuk lebih tinggi dan lebar daripada tubuh rampingnya, bergoyang ketika dia menyandarkan punggungnya di situ sembari mendekap lutut kurusnya ke dada.
Lebih terperinciAdam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com
Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang
Lebih terperinciTak Ada Malaikat di Jakarta
Tak Ada Malaikat di Jakarta Sen Shaka Aku mencarimu di kota dimana lampu-lampu gemerlap membisu, orang-orang termangu sendiri dalam keriuhan lalu lalang. Mereka terdiam memegang telpon genggam, sibuk bercengkrama
Lebih terperinciOleh: Windra Yuniarsih
Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat
Lebih terperinciDari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.
Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang
Lebih terperinciTante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!
Bab I Karenina mengangkat kopernya dengan tergesa-gesa. Bi Sumi yang menggendong Alea, putrinya yang baru berumur 9 bulan, juga mengikuti langkahnya dengan tergesa-gesa. Kita harus cepat, Bi. Acaranya
Lebih terperinci