Istinganah *), Auly Tarmali, S.KM., M. Kes **), Richa Yuswantina, S.Farm, Apt., M.Si ***)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Istinganah *), Auly Tarmali, S.KM., M. Kes **), Richa Yuswantina, S.Farm, Apt., M.Si ***)"

Transkripsi

1

2 HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI USIA 3-4 TAHUN DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI DESA SUKOHARJO KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO Istinganah *), Auly Tarmali, S.KM., M. Kes **), Richa Yuswantina, S.Farm, Apt., M.Si ***) *) Alumnus Progran Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal sehingga tercipta kemandirian. Pada usia 3 tahun anak mencoba untuk mandiri. Kemandirian merupakan salah satu aspek penting penunjang keberhasilan anak mencapai masa depan, karena dengan mandiri anak itu tidak akan terus bergantung pada orang lain. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keikutsertaan Pendidikan Anak Usia Dini usia 3-4 tahun dengan kemandirian anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Desain penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu anak usia 3-4 tahun di Desa Sukoharjo sebanyak 116 anak dengan sampel 54 anak yang diambil secara acak sistematis (Systematic Random Sampling). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anak yang tidak mengikuti PAUD sebanyak 39 anak (72,2%) dan yang mengikuti PAUD sebanyak 15 anak (27,2%). Anak yang mengikuti PAUD dengan kategori mandiri sebanyak 14 anak (93,3%), persentase tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti PAUD yaitu 22 anak (56,4%). Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo dengan nilai p value 0,024 = 0,05. Ada hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Oleh sebab itu berdasarkan hasil penelitian diharapkan masyarakat lebih meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya PAUD dan guru-guru PAUD dapat meningkatkan mutu pendidikannya. Kata kunci : Keikutsertaan PAUD, Kemandirian

3 ABSTRACT Early childhood education aims to facilitate the growth and development of children optimally to create independece. At the age of 3 years old, children try to be independent. Independence is one important aspect to support the success of children in the future, because with independence, children will not continue to rely on others. The purpose of this research was to determine the relation between the participation of early childhood education for 3-4 years old children with children s independence in Sukoharjo Village Sukoharjo District Wonosobo Regency. The research design was analytic survey with the approach of cross sectional. The population in this research was children aged 3-4 years old in Sukoharjo Village who were 116 children with the samples of 54 children taken by using systematic random sampling. Bivariate analysis used chi square with the level of confidence 95% and error rate 0,05. The results of the research showed that the children who did not follow early childhood education were 39 children (72,2%) totally and the children who followed early childhood education were 15 children (27,2%) totally. Children who followed early childhood education with independent category were 14 children (93,3%) totally, the percentage was higher than the children who did not follow early childhood education who were 22 children (56,4%) totally. Bivariate analysis showed that there was a relationship between the participation of early childhood education for 3-4 years old children with children s independence in Sukoharjo Village Sukoharjo District Wonosobo Regency with p value 0,024 = 0,05. There was a relationship between the participation of early childhood education for 3-4 years old children with children s independence in Sukoharjo Village Sukoharjo District Wonosobo Regency. Therefore based on the results of the research, the society is expected to enhance public awareness about the impotance of early childhood education and teachers of early childhood education can improve the quality of education. Keywords : The Participation Early Childhood Education, Independence PENDAHULUAN Menurut Erikson (dalam Diana, 2010) pada usia 3 tahun anak mencoba untuk mandiri yang secara fisik dimungkinkan oleh kemampuan anak untuk berjalan, berlari dan berkenalan tahap dibantu orang dewasa. Menurut Depdiknas (2004) kemandirian untuk anak usia 3-4 tahun yaitu ditandai dengan balita tidak menangis jika berpisah dengan orang tua di dalam kelas atau dilingkungan sosial, membereskan mainan setelah selesai bermain, mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan (misalnya makan dan memakai baju yang dipilih sendiri) serta menjadi pendengar dan pembicara yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Sementara itu dilihat dari konsep sosiopsikogenik kemandirian dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial dimana individu terlibat di dalamnya. Bagi anak didik, faktor sosiopsikogenik yang dominan mempengaruhi kemandirian adalah sekolah (Desmita, 2010). Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu satuan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak nol sampai enam tahun. Hal tersebut merupakan upaya strategis untuk menyiapkan generasi

4 bangsa yang berkualitas dalam rangka memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan. Dalam hal ini, sukses masa depan hanya dapat diciptakan dengan mempersiapkan generasi sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah PAUD yang terpadu dan berorientasi masa depan. Berbagai pengalaman di berbagai negara maju menunjukan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas pendidikannya, termasuk kualitas PAUD, sehingga perhatian mereka terhadap satuan pendidikan usia dini ini sangat tinggi, tetapi pada sebagian besar negara berkembang perhatiannya masih rendah. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan tingkat tinggi setelah kebutuhan-kebutuhan lainnya terpenuhi (Mulyasa, 2012). Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Suyadi dan Ulfah, 2013). Berdasarkan hasil uji coba melalui Laboratorium PAUD FIP UPI 2004, menunjukkan bahwa dalam penyelenggaraaan program PAUD melalui kelompok bermain dengan menggunakan strategi pembelajaran: (1) Belajar melalui bermain (learning by playing), (2) berorientasi pada perkembangan anak, (3) berpusat pada anak, dan (4) pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) berdampak positif terhadap perkembangan anak dalam berbagai aspek, misalnya dalam bidang kognisi, afeksi, fisik motorik, sosial emosi, moral dan agama, kemandirian, dan bahasa (Tim Penguji Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007). Usia dini merupakan saat yang paling tepat untuk mengembangkan berbagai potensi dan kecerdasan anak, sehingga pengembangan potensi secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan otak dan potensi anak yang kurang tepat akan berakibat fatal pada perkembangan usia selanjutnya (Mulyasa, 2012). Proses perkembangan manusia secara utuh telah dimulai sejak janin dalam kandungan ibunya dan memasuki usia emas (the golden age) sampai usia enam tahun. Usia 0-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutnya The golden age, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Mengingat masa ini merupakan masa emas, maka perlu ditulis dengan tinta emas, dengan tulisan-tulisan yang dapat menghasilkan emas di masa mendatang. Ini penting karena pada masa ini terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya (Mulyasa, 2012). Usia dini/prasekolah merupakan kesempatan bagi anak untuk belajar. Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembelajaran anak karena rasa ingin tahu anak usia ini berada pada posisi puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi usia dini. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak usia dini bukan terfokus pada prestasi, seperti kemampuan membaca, menulis, berhitung dan penguasaan pengetahuan lain yang bersifat akademis, tetapi orientasi belajarnya perlu lebih diarahkan pada pengembangan pribadi, seperti sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasarnya (Mulyasa, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemandirian merupakan salah satu aspek penting penunjang keberhasilan anak mencapai masa depan, karena dengan mandiri anak itu tidak akan terus bergantung pada orang lain. Namun, tidak semua anak bisa berlaku mandiri dengan

5 sendirinya. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan bimbingan orang tua ( Ephyra dalam Sobur, 2012). Anak usia 0-5 tahun di Desa Sukoharjo yaitu berjumlah 301, sedangkan anak usia 3-4 tahun berjumlah 99 anak. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo terdapat 1 PAUD dengan jumlah peserta didik sebanyak 23 murid. Dari hasil wawancara kepada 10 ibu yang balitanya mengikuti PAUD didapatkan data sebanyak 7 ibu balita (70%) anaknya dikategorikan mandiri yaitu ditandai dengan balita tidak menangis jika berpisah dengan orang tua di dalam kelas atau dilingkungan sosial, membereskan mainan setelah selesai bermain, mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan (misalnya makan dan memakai baju yang dipilih sendiri), menjadi pendengar dan pembicara yang baik, serta 3 ibu balita (30%) yang anaknya dikategorikan tidak mandiri. Sedangkan wawancara kepada 10 ibu yang balitanya tidak mengikuti PAUD didapatkan data sebanyak 6 ibu balita (60%) anaknya dikategorikan tidak mandiri yaitu ditandai dengan balita masih menangis jika berpisah dengan orang tua di dalam kelas atau dilingkungan sosial, tidak mau membereskan mainan setelah selesai bermain, belum mampu secara penuh mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan (misalnya makan dan memakai baju yang dipilih sendiri), belum mampu menjadi pendengar dan pembicara yang baik, serta 4 ibu balita (40%) anaknya dikategorikan mandiri. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara keikutsertaan Pendidikan Anak Usia Dini Usia 3-4 Tahun dengan Kemandirian Anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo pada tanggal 6-10 Februari Populasi penelitian ini adalah anak usia 3-4 tahun di Desa Sukoharjo yaitu sebanyak 99 anak. Teknik pengambilan sampel ini adalah quota sampling yaitu menetapkan sejumlah anggota sampel scara quota atau jatah, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 anak. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keikutsertaan PAUD serta yang merupakan variabel terikat adalah kemandirian anak usia 3-4 tahun. Proses Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara membagi lembar kuisioner untuk mendapat informasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari: kuisioner kemandirian anak usia 3-4 tahun. Pada uji validitas didapatkan hasil pada kuisioner kemandirian anak usia 3-4 tahun dari 7 pertanyaan diperoleh hasil 7 pertanyaan dikatakan valid dengan hasil range r hitung > 0,444. Hasil reliabilitas pada kuisioner kemandirian anak usia 3-4 tahun adalah r alpha > 0,7 dengan nilai r = 0,884 maka kuisioner dinyatakan reliabel. Etika Penelitian Etika yang perlu dan harus diperhatikan: a. Informed concent (lembar persetujuan ) Informed concent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. b. Anonymity (tanpa nama) Tidak mencantumkan nama ( anonymity ) responden pada lembar observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disampaikan.

6 c. Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (confidentiality), yaitu dengan cara setelah data dientry dan dianalisis, kuisioner yang telah diisi oleh reponden dihancurkan/dibakar. Pengolahan Data 1. Editing Merupakan kegiatan melihat kembali hasil pengumpulan data mengenai kelengkapannya, kejelasannya, kerelevannya dan konsistensinya dengan pertanyaan yang ada. 2. Scoring Setelah semua kuesioner terkumpul, selanjutnya dilakukan pemberian skor atau nilai dari hasil jawaban kuesioner responden. Skor yang diberikan pada penelitian untuk kuesioner kemandirian adalah sebagai berikut: Jawaban Ya skor 1 Jawaban TIDAK skor 0 3. Coding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Pemberian coding dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan mempercepat pada saat entry data. Kode digunakan untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu : Mandiri diberi kode 2 Tidak mandiri diberi kode 1 Mengikuti PAUD diberi kode 1 Tidak PAUD diberi kode 0 4. Entry atau processing Jawaban-jawaban dari masingmasing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. Penelitian ini menggunakan paket program SPSS for Window. 5. Pembersihan data (Cleaning) Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. Analisis Data 1. Analisis Univariat Univariat adalah untuk menggambarkan tiap variabel dengan menggunakan tabel frekuensi. Dalam analisis univariat, data-data akan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi, sehingga akan tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah tabulasi silang antara dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Analisa bivariat digunakan untuk mengrtahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara keikutsertaan PAUD dengan kemandirian anak usia 3-4 tahun. Peneliti menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan (0,05). HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara keikutsertaan pendidikan anak usia dini usia 3-4 tahun dengan kemandirian di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo yang dilaksanakan pada tanggal 6-10 Februari 2015 pada 45 responden diperoleh hasil sebagai berikut :

7 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Umur (Bulan) Frekuensi Persentase (%) ,7 11,1 6,7 8,9 11,1 4,4 8,9 11,1 4,4 8,9 4,4 4,4 8,9 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat persentase umur responden mulai dari 36 bulan sampai 48 bulan. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Perempuan ,7 53,3 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 responden (46,7%) dan perempuan sebanyak 24 responden (53,3%). 2. Analisis Univariat Tabel 4.3 Distribusi frekuensi keikutsertaan PAUD di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Keikutsertaan PAUD Frekuensi Persentase (%) Tidak PAUD PAUD ,6 24,4 Jumlah ,0 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi kemandirian di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Kemandirian Frekuensi Persentase (%) Tidak Mandiri Mandiri ,0 60,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 45 responden sebagian besar mandiri yaitu sebanyak 36 anak (66,7%). 3. Analisis Bivariat Tabel 4.5 Hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Keikutsertaan PAUD Tidak PAUD PAUD Wonosobo Kemandirian Jumlah P value Tidak Mandiri Mandiri f % f % f % 17 50, , ,0 0, , , ,0 Jumlah 18 40, , ,0 Hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang tidak mengikuti PAUD 17 anak (50,0%) dikategorikan mandiri dan 17 anak (50,0%) dikategorikan tidak mandiri sedangkan responden yang mengikuti PAUD sebagian besar mandiri yaitu sebanyak 10 anak (90,9%). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa p value 0,031 = 0,05 yang artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang tidak mengikuti PAUD sebanyak 34 anak (75,6%) dan yang mengikuti PAUD sebanyak 11 anak (24,4%).

8 PEMBAHASAN 1. Keikutsertaan PAUD anak usia 3-4 tahun di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 45 responden, anak usia 3-4 tahun di Desa Sukoharjo yang tidak mengikuti PAUD sebanyak 34 anak (75,6%) dan yang mengikuti PAUD sebanyak 11 anak (24,4%). Dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak usia 3-4 tahun tidak mengikuti pendidikan pada usia dini. Hal tersebut disebabkan karena di Desa Sukoharjo hanya terdapat 1 PAUD sehingga tidak mampu jika harus menerima semua anak usia 3-4 tahun sebagai peserta didik, letak atau jarak PAUD yang jauh dari tempat tinggal juga menjadi pertimbangan orang tua, selain itu pengetahuan orang tua tentang manfaat dan tujuan PAUD juga masih kurang. Sedangkan pengetahuan merupakan dasar seseorang untuk bertindak (mengikutsertakan anak dalam PAUD). Berbagai pengalaman di berbagai negara maju menunjukan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas pendidikannya, termasuk kualitas PAUD, sehingga perhatian mereka terhadap satuan pendidikan usia dini ini sangat tinggi, tetapi pada sebagian besar negara berkembang perhatiannya masih rendah (Mulyasa, 2012). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak (Suyadi dan Ulfah, 2013). Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Suyadi dan Ulfah, 2013). Separuh potensi manusia sudah terbentuk ketika berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun, dan 30% terbentuk pada usia 4-8 tahun. Dengan demikian, 80% potensi manusia tersebut terbentuk dalam kehidupan rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, disiplin, kebiasaan, karakter, kemampuan, dan kepribadian seseorang sangat bergantung pada orang tua, dan lingkungan sekitar rumahnya. Makanan dan pendidikan yang diberikan oleh orang tua akan turut membentuk kepribadian anak, menentukan pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya, serta mewarnai sikap dan perilakunya. Maka dari itu keikutsertaan anak dalam PAUD memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya karena merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan yang tepat dan efektif sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan fisik dan mental, yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, dan produktivitas sehingga mampu mandiri dan mengoptimalkan potensi dirinya (Mulyasa, 2012). 2. Kemandirian anak usia 3-4 tahun di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Hasil penelitian didapatkan dari 45 responden sebagian besar mandiri yaitu sebanyak 27 anak (60,0%). Kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara

9 bebas beserta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan (Desmita, 2010). Dalam penelitian ini yang diteliti yaitu kemandirian sosial dan emosional, contohnya anak meniru orang tua melakukan pekerjaan rumah tangga, anak bisa melepas pakaiannya, anak bisa makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah, anak bisa mengenakan sepatunya sendiri, anak bisa mencuci tangan dengan baik setelah makan, anak bisa bermain petak umpet, anak bisa mengenakan celana panjang tanpa dibantu. Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahn fisik, yang dapat memicu perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berfikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang lain (Desmita, 2010). Dengan kemandirian anak tidak akan terus bergantung pada orang tua maupun orang lain, hal tersebut merupakan salah satu aspek penting penunjang keberhasilan anak mencapai masa depan. Namun, tidak semua anak bisa berlaku mandiri dengan sendirinya. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan bimbingan orang tua. 3. Hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Berdasarkan hasil analisis bivariat ditunjukkan nilai signifikasi 0,031 < 0,05 artinya ada hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 responden yang mengikuti PAUD, responden dengan kategori mandiri yaitu sebanyak 10 anak (90,9%), persentase tersebut lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak mengikuti PAUD, yaitu sebanyak 17 anak (50,0%) dari 34 responden. Hal ini dikarenakan keikutsertaan anak dalam PAUD dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak, salah satunya yaitu kemandirian anak. Sesuai dengan tujuan PAUD menurut Suyadi dan Ulfah (2013) yaitu memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan anak yang tidak mengikuti PAUD tetapi mereka bisa mandiri dikarenakan pola asuh orang tua yang tidak mengkhawatirkan anaknya untuk mencoba hal baru dan melakukan aktifitas sehari-hari sendiri tanpa bantuan orang tua sepenuhnya. Seiring dengan perkembangan zaman, terutama pada era modern seperti saat ini, banyak orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, terutama dalam hal pendidikan. Orang tua mengharapkan anaknya dapat melakukan berbagai hal secara mandiri sejak usia dini. PAUD merupakan sarana yang tepat dalam

10 upaya memfasilitasi perkembangan anak untuk lebih mandiri. Dengan PAUD anak diajarkan bagaimana hidup ditengah orang banyak (bersosialisasi) dan melakukan kegiatan atau aktifitasnya secara mandiri. Hasil kajian menujukkan, bahwa daya imajinasi, kreativitas, inovatif, dan proaktivitas lulusan PAUD, berbeda dengan yang tidak melaluinya. PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter anak negri, sebagai titik awal pembentukan SDM berkualitas, yang memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif dan partisipatif serta semangat mandiri. Hasil kajian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar, PAUD memuluskan jalan itu sehingga anak menjadi lebih mandiri, lebih disiplin dan lebih mudah mengembangkan kecerdasan majemuknya (Mulyasa, 2012). Dalam penelitian ini anak usia 36 bulan, 37 bulan, 38, bulan dan 39 bulan 100% tidak mandiri. Pada anak usia tersebut dikatakan tidak mandiri pada aspek anak dapat menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, anak akan menggelindingkan kembali bola yang digelindingkan orang tua, anak dapat memegang cangkir atau gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa tumpah, anak meniru yang orang tua lakukan seperti mengerjakan pekerjaan rumah tangga, anak dapat melepas pakaian (seperti baju, rok atau celananya), anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah, anak mengenakan sepatunya sendiri, anak mencuci dan mengeringkan tangannya sendiri dengan baik, anak bermain petak umpet dan ular naga dengan mengikuti aturan bermain, anak dapat mengenakan celana panjang kemeja baju atau kaos kaki tanpa dibantu. Pada usia 36, 37, 38 dan 39 bulan dikatakan tidak mandiri karena usia tersebut masih dalam tahap awal atau tahap pengenalan sehingga belum bisa mandiri dibandingkan dengan usia diatas mereka. Selain itu faktor-faktor lain yang mempengaruhi yaitu seperti asupan gizi yang didapat anak dan keadaan sosial-ekonomi keluarga. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dilakukan pada tanggal 6-10 Februari 2015 di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten wonosobo pada 45 responden diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Anak yang tidak mengikuti PAUD sebanyak 34 anak (75,6%) dan yang mengikuti PAUD sebanyak 11 anak (24,4%). 2. Anak yang mengikuti PAUD dengan kategori mandiri sebanyak 10 anak (90,0%), persentase tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti PAUD yaitu 17 anak (50,0%). 3. Ada hubungan antara keikutsertaan PAUD usia 3-4 tahun dengan kemandirian anak di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo (p value 0,031 = 0,05). Saran 1. Bagi Masyarakat Masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita diharapkan lebih meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini untuk menunjang kemandirian anak. 2. Bagi PAUD Guru PAUD diharapkan dapat meningkatkan kwalitas pendidikan anak usia dini agar terbentuk kemandirian pada anak. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konsep dan

11 teori untuk penelitian lebih lanjut mengenai kemandirian anak usia dini. 4. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang kemandirian anak usia dini serta menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan untuk peneliti selanjutnya di perpustakaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Aqib, Zainal Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia 2. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta 3. DEPDIKNAS Kemandirian. Jawa Tengah: BPPLSP 4. DEPDIKNAS Kemandirian. Jawa Tengah: BPPLSP 5. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya 6. Diana, Mutiah Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana 7. Ericson citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 8. Freud citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 9. Harizal Implementasi Konsep Montesori Pada pendidikan Anak Usia Dini 10. Hassan, Rusepno Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Infomedika 11. Hidayat, A.A Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika 12. Kahlberg citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 13. Ma ruf citation Tedjasaputra, Mayke Bermain, Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Gramedia 14. Martuti, A Mendirikan dan Mengelola PAUD. Yogyakarta: Kreasi Wacana 15. Mulyasa Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya 16. Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 17. Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 18. Piaget citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 19. Robert Havighurst citation Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya 20. Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 21. Setiawan, Ari dan Saryono Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika 22. Sobur, Alex Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung: Angkasa 23. Soetjiningsih citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika 24. Solehuddin citation Suyadi dan Ulfah Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya 25. Steiberg citation Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya 26. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta 27. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta 28. Supartini citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika

12 29. Suyadi dan Ulfah Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya 30. Suyanto citation Suyadi dan Ulfah Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya 31. Tedjasaputra, Mayke Bermain, Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Gramedia 32. Whaley dan Wong citation Septiari, Bety Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN Nur Aini Rahmawati ABSTRAK Perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR Oleh : Lilik Sriwiyati 1, Endang Dwi Ningsih 2, Lusiana Ambarningrum 3 Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN Anggrita Sari 1, RR Dwi Sogi Sri Redjeki 2, Rizky Puteri Anggarani 2 1 Akademi Kebidanan Sari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 215 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NURHASANAH 214114173 PROGRAM

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT ARTIKEL SKRIPSI

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT ARTIKEL SKRIPSI GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT ARTIKEL SKRIPSI Oleh DESTI ENDANG KARTIKASARI NIM. 030215A019 e-mail : destisoediro@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel penelitian yaitu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara perilaku eksternal douching vagina dengan kejadian fluor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO Oleh : Endang Dwi Ningsih 1 Ratna Indriati 2 Jumiati 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (Explanatory Research) karena hubungan dan pengaruh antara variabel-variabelnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik untuk menganalisis fenomena perbedaaan persepsi proses

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG Citra Ayuh Darty * Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK YANG SEBELUMNYA MENGIKUTI PLAY GROUP DAN TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK YANG SEBELUMNYA MENGIKUTI PLAY GROUP DAN TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK YANG SEBELUMNYA MENGIKUTI PLAY GROUP DAN TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP Differences inchildren aged 4-5 years of independence that previously followed the play group and not follow

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER 1 HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER Yendrizal Jafri Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Email: yendrizaljafri@ymail.com Abstract Toilet training in

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas yaitu peran pengawas minum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG Ina Qoriah Mardikaningsih *) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode rancangan cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kelurahan Kayubulan Kecamatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL KINDERGARTEN TEACHER OF THE EQUIPMENT GAME EDUCATIVE STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend.

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo In Early Childhood Education Cinta Bunda Village Baran Sukoharjo) Ratna Indriati 1, Warsini 2 Akper

Lebih terperinci