MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 TAPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 TAPA"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 TAPA BENY CAHYONO PROGRAM STUDI S1 PENJASKES DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan disma Negeri 1 Tapa pada Kelas XI IPS1, dengan jumlah siswa 20 orang siswa, terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dan istrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan lembar pengamatan kegiatan belajar siswa, pada lembar pengamatan belajar siswa adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu posisi badan, posisi tangan, perkenaan bola pada tangan dan gerakan lanjutan. Hasil analisis data menunjukkan pada siklus Irata-rata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 79,025 untuk masing-masing aspek, dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, rata-rata ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II aspek-aspek pengamatan yang belum terlaksana dengan baik diperbaiki pada siklus ini. Hasilnya, seluruh siswa yang dikenai tindakan dengan rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 86,375 untuk masing-masing aspek. Dengan demikian strategi pembelajaraan kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan passing bawah dalam permainan bola voli. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan pada siswa, diantaranya siswa sekolah menengah atas, sehingga guru diharapkan dapat menerapkan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang inovatif, sehingga tidak menimbulkan rasa kebosanan pada siswa saat belajar. Disisi lain seoarang guru pendidikan jasmani dituntut agar dapat merencanakan serta dapat merancang kegiatan belajar mengajar yang terkenan tidak mononton. Keberhasilan seorang pendididik dalam proses belajar menagajar tergantung pada profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya.guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Rusman (2010:19). Dalam mengemban tugasnya, pendidik dituntut untuk menguasai berbagai strategi dalam proses belajar mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatau usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan kemauan dan konsistensi dari seorang guru dalam kegiatan pembelajaran penjaskes di sekolah. Hal ini dikarenakan guru

2 mempunyai posisi yang sangat strategis untuk mengarahkan, membina dan mendidik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara serius. Pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pada dasarnya memiliki persamaan dengan proses pembelajaran bidang studi lainnya, namun pendidikan jasmani memiliki karateristik tersendiri, misalnya dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan melibatkan aktivitas jasmani dalam bentuk permainan, pada cabang-cabang olahraga seperti cabang olahraga bola voli. Disisi lain juga terdapat persamaan antara lain diperlukannya yang berkompeten atau yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya, yakni seorang guru yang keahlihan dan ketrampilan dalam bidang studi yang digelutinya. Dalam proses pembelajaran diperlukan sumber belajar untuk siswa dan bahan ajar untuk guru dalam jumlah yang memadai, dan selain sumber belajar dan bahan ajar tersebut perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Persamaan yang disebutkan sebelumnya dapat disebut sebagai faktor pendukung dalam prose pembelajaran, kurangnya sarana prasarana, sumber belajar, dan bahan ajar dapat menghambat proses jalannya pembelajaran. Sedangkan ketidakadaan guru yang berkualitas dan profesional, akan memberikan pengaruh jangka panjang terhadap peserta didiknya. Dan oleh karena itu keadaan guru sangat memberikan pengaruh terhadap peserta didik yang ada di sekolah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Tapa, menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran masih sangat kurang efektif. Hal ini dapat dilihat pada saat guru sedang melakukan kegiatan pembelajaran kurang menggunakan strategi atau model yang cocok untuk pembelajaran, khususnya mata pelajaran penjaskes, sehingga siswa lebih banyak diam bahkan ada yang lebih berkeinginan tidak mengikuti proses pembelajaranselain faktor dari pendidik juga di pengaruhi oleh sarana dan prasarana di sekolah SMA Negeri 1 Tapa kurang memadai dalam bidang olahraga, dengan adanya faktor tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar mata pelajaran penjaskes di sekolah tersebut diminati oleh peserta didik khususnya permainan bola voli. Permainan bola voli dimainkan pada lapangan yang berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh net. Cara memainkannya adalah memukul bola dari satu bidang permainan ke bidang permainan yang lain. Setiap tim boleh memainkan bola sebanyak tiga kali di bidang permainanya sebelum dipukul di bidang permainan lawan. Permainan bola voli dimainkan oleh dua tim dimana setiap team berjumlah 6 orang. Permainan bola voli bisa dimainkan di dalam gedung atau di luar gedung, untuk bisa bermain bola voli diperlukan pengusaan beberapa teknik dasar yang ada dalam permainan bola voli diantaranya teknik dasar passing bawah. Passing bawah merupakan teknik dasar permainan bola voli yang harus dikuasai. Passing ini juga bisa diartikan dengan operan tangan bawah (underhand passing) yang berfungsi untuk menerima servis, smsash, untuk mengambil bola setinggi pingang ke atas, menyelamatkan bola yang terpantul jauh di luar lapangan dan menerima bola yang memantul dari net. Passing bawah adalah melambung-lambungkan bola menggunakan kedua lengan yang dirapatkan, posisi lengan saat perkenaan bola, posisi kaki, posisi badan dan gerakan lanjutan yang menjadi inti untuk melakukan gerakan passing bawah pada permainan bola voli. Melakukan passing bawah secara kooperatif akan lebih mudah jika dibandingkan melakukan passing bawah secara individu. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Tapa bahwa kemampuan siswa kelas XI dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli masih kurang. Selain itu penggunaan strategi pembelajarannya juga kurang tepat. Data tersebut diperoleh dari 20 siswa yang diobservasi. Sesuai observasi data awal hanya diperoleh rata-rata 65,15 pada kategori kurang

3 dalam penilaian. Aspek yang dinilai dalam obervasi tersebut meliputi posisi kaki, posisi badan, sikap lengan pada saat perkenaan bola, dan gerakan lanjutan. Penulis mengamati bahwa kurangnya kemampuan passing bawah pada siswa kelas XI IPS 1 dikarenakannya masih minimnya pengajaran tentang passing bawah dan strategi pembelajaran pada permainan bola voli pun tidak pernah diajarkan secara detail. Sebab, guru olahraga di SMA Negeri 1 Tapa hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah atau demonstrasi saja. Sehingga siswa tidak begitu paham tentang metode atau teknik-teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli. Jadi ketetapan dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran akan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu saya sebagai peneliti lebih memilih menggunakan metode strategi kooperatif sebagai solusinya. Dengan demikian peneliti menyatakan bahwa, masalah yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani dan kesehatan di SMA Negeri 1 Tapa, masih memiliki kekurangan dalam memilih metode pembelajaran, untuk itu solusi yang diberikan oleh peneliti sangat menarik, karena dapat dijamin bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu guru mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan, yakni siswa dapat melakukan passing bawah dalam permainan bola voli dengan baik dan benar. Untuk itu penulis mengangkat masalah ini ke dalam suatu penelitian, dan untuk memudahkan maka penulis merumuskan judul penelitian sebagai berikut; Meningkatkan kemampuan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tapa. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut Apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan passing bawah dalam permainan bola voli siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tapa. Cara Pemecahan Masalah Untuk memudahkan pemecahan masalah yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah, dapat digunakan strategi belajar kooperatif dengan cara sebagai berikut: a. Menyusun rencana pembelajaran tentang materi passing bawah b. Membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang dengan kemampuan yang heterogen. c. Melaksanakan proses pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode strategi belajar kooperatif. Dalam hal ini guru memperhatikan beberapa indikator dalam passing bawah, yaitu: 1. Posisi badan saat menerima bola. 2. Posisi tangan saat menerima bola. 3. Sikap dan perkenaan bola dengan tangan 4. Gerak lanjutan d. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan passing bawah dengan memperhatikan indikator yang telah disebutkan. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Tapa dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.

4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diberikan melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoristis 1. Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian selanjutnya khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi olahraga bola voli maupun seprofesi dalam membahas peningkatan kemampuan siswa serta dapat digunakan oleh kalangan akademis maupun non-akademis dalam Meningkatkan Kemampuan Passing bawah melalui strategi pembelajaran kooperatif pada permainan bola voli. 2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. 3. Bisa sebagai landasan teori bagi yang ingin mengukur kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa Melatih siswa untuk mampu melakukan teknik dasar permainan bola voli khususnya passing bawah. Dapat meningkatkat kemampuan passing bawah pada siswa. 2. Bagi Guru Dapat memberikan masukan pada guru khususnya mengenai penerapan strategi belajar kooperatif. Memberikan gambaran bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keterampilan passing bawah. 3. Bagi Sekolah Memberikan sumbangsi bagi perbaikan proses pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran penjaskes. 4. Dapat membantu peneliti dan sebagai input untuk mengembangkan segala kualitas serta potensi yang dimilkinya. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoritis Hakekat Pembelajaran Kooperatif Pembelajaraa kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengacu pada metode pembelajaran dimana pada pembelaaran kooperatif ini dimana siswa saling bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Selanjutnya Menurut Isjoni (2009:14) pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif (cooperativ learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

5 Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Kemudian menurut Warsono (2012:161) pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Kemudian menurut Woolfolk (dalam Warsono 2012: 161) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah suatu pengaturan yang memungkinkan para siswa kerja sama dalam satu kelompok campuran dengan kecakapan yang berbeda-beda, dan akan memperoleh penghargaan jika kelompoknya mencapai suatu keberhasilan. Sedangkan menurut Jhonson dan Jhonson (dalam Warsono 2012: 161) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah penerapan pembelajaran terhadap kelompok kecil sehingga para siswa dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri serta memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok lain. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Rusman (2011:203) Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengatifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Isjoni (2009:23) Selanjutnya Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi Nurulhayati (dalam Rusman 2011:203). Kemudian Tom V. Savage (dalam Rusman 2011: 203) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok. Dalam sistem pembelajaran kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota yang lainnya. Cooperatif learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Rahardjo (dalam Taniredja 2012:56). Selanjutnya Anita Lie (dalam Isjoni 2009:23) menyebutkan pembelajaran kelompok dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu suatu sistem pembelajaran yang memberikan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Kemudian menurut Suprijono (2009:54) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentukyang lebih dipimpinoleh guru atau diarahkan oleh guru. Lebih lanjut cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Sanjaya (dalam Rusman 2011:203). Selanjutnya menurut Isjoni dalam bukunya (2012: 12) Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tinggkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Lebih lanjut menurut Slavin (dalam Isjoni 2012: 12) cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana

6 siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan sruktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni 2012: 12) mengemukakan cooperativ learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Isjoni (2012: 16) dalam bukunya mengemukakan cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak perduli pada yang lain. Kemudian menurut Djajadisastra (dalam Isjoni 2012: 19-20) mengemukakan, metode belajar kelompok atau lazim disebut dengan metode gotong royong, merupakan suatu metode mengajar di mana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugastugas. Pelaksanaan model kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikanya pendapat kelompok. Isjoni (2009:33) Selanjutnya menurut Slavin (dalam Taniredja 2012:60) tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapakan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorentasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar suatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. (Suprijono 2009: 58). Pada umumnya dalam implementasi metode pembelajaran kooperatif, para siswa saling berbagi (sharing), bertukar pikiran tentang hal-hal sebagai berikut. a. Siswa bekerja sama tentang suatu tugas bersama, atau kegiatan pembelajaran yang akann tertangani dengan baik melalui karya suatu kelompok kerja. b. Siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dari 2-6 orang. Namun yang paling disukai adalah dalam satu kelompok siswa yang terdiri dari 4 orang. c. Siswa bekerja sama, berperilaku pro-sosial untuk menyelesaikan tugas bersama atau kegiatan pembelajaran. d. Siswa saling bergantung secara positif, aktivitas pembelajaran diberi struktur sedemikian rupa sehingga setipa siswa saling membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas bersama.

7 e. Setiap siswa bertanggung jawab secara individu terhadap tugas yang menjadi bagiannya. Adapun ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksilangsung di antara siswa, (c) setiap anggota bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif, para partisipan akan memperoleh sejumlah keuntungan dan manfaat bersama antara lain: (Warsono 2012: 166). a. Saling memperoleh hasil usaha orang orang lain (suksesmu menguntungkan aku dan suksesku menguntungkan kamu) b. Kesadaran bahwa semua anggota kelompok akan saling berbagi manfaat yang sama (kita semua berenang atau tenggelam bersama di sini) c. Memahami bahwa kinerja seseorang diperoleh sebagai keuntungan bersama dari kinerja seseorang lainnya serta anggota tim yang lain. d. Merasa bangga dan mau bergabung untuk meranyakan keberhasilan semua anggota kelompok (kami semua meranyakan keberhasilanmu menyelesaikan tugas-tugas) Dalam pembelajaran kooperatif terdapat keunggulan maupun kelemahan seperti dikemukakan oleh Jarolemik dan Paker (dalam Isjoni 2009:36). Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut: a. Saling ketergantungan yang positif b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan berssahabat antara siswa dan guru f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan Selanjutnya kelemahan dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat biaya yang cukup memadai c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahanyang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan d. Saat diskusi kelas, tekadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif Setelah mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif di atas, maka diharapkan para siswa dapat membuat kemajuan dalam mengembangkan sikap, nilai dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga. Sebab tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk memperoleh pengetahuan dari sesama temannya dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga khususnya passing bawah dalam permainan bola voli.

8 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teotitik di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Tapa dapat meningkat. Indikator Kinerja Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 85% dari siswa yang diteliti menunjukkan peningkatan dalam melekukan passing bawah dengan indikator capaian rata-rata kategori baik, maka penelitian ini dianggap berhasil dan selesai. METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Tapa. Karateristik Subyek Penelitian Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 1 Tapa. Jumlah siswa sebanyak 20 yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri. Variabel Penelitian Variabel Input Variabel input yaitu proses sebelum pembelajaran dilaksanakan yang terkait dengan beberapa faktor, meliputi: a. Siswa b. Guru c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) d. Sumber Belajar e. Prosedur Evaluasi f. Media Pembelajaran Variabel Proses Variabel proses yaitu pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Interaksi belajar mengajar b. Menjelaskan gerakan passing bawah c. Memberikan contoh cara melekukan passing bawah d. Implementasi berbagai metode belajar Variabel Output Variabel output yaitu proses sesudah pembelajaran berlangsung meliputi: a. Evaluasi gerakan passing bawah dan gerakan lanjutan b. Motivasi siswa c. Sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli melalui strategi pembelajaran kooperatif

9 pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Tapa subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 20 orang dimana terdiri dari 10 orang putra dan 10 orang putri. Sebelum melakukan tindakan berupa siklus, penelitian ini diawali oleh tindakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam melakukan passing bawah dalam permainan bola voli sebelum mereka diberikan tindakan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Observasi awal dilakukan pada bulan Mei 2013 minggu kedua, setelah itu tindakan dilakasanakan pada minggu yang sama dan minggu ketiga bulan Mei Kemudian dilanjutkan siklus 1 pada bulan Mei 2013 minggu ketiga. Selanjutnya peneliti memberikan tindakan kembali pada bulan Juni 2013 minggu keempat, kemudian dilanjutkan dengan siklus II pada bulan Juni 2013 minggu kedua. Adapun penelitian pemberian tindakan dapat dideskripsikan sebagai berikut: Observasi Awal Observasi awal dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 15 Mei Hasil dari kegiatan observasi awal terhadap kemampuan teknik dasar passing bawah yang dimilki siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tapa, yang didapat melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang meliputi 4 aspek penilaian yakni: (1) Posisi badan, (2) posisi tangan, (3) perkenaan bola pada tangan, (4) gerak lanjutan. Dari tabel hasil observasi awal kegiatan siswa dalam melakukan passing bawah pada permaianan bola voli menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada aspek: a. Pada aspek posisi badan saat menerima bola, memperoleh rata-rata nilai sebesar 64,3 b. Pada aspek posisi tangan saat menerima bola memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,65 c. Pada aspek sikap dan perkenaan bola pada tangan memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,4 d. Pada aspek melakukan gerak lanjutan memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,05 Dari keempat aspek yang dinilai menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa dalam melakukan teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli memperoleh nilai sebesar 65,15. Perolehan rata-rata hasil belajar tersebut tergolong cukup, secara rinci diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada masing-masing aspek: a. Aspek A, 17 orang tergolong pada kriteria cukup (C), dan 3 orang tergolong pada kriteria kurang (K) dengan presentase nilai rata-rata sebesar 64,3 b. Aspek B, 18 orang tergolong pada kriteria cukup (C), dan 2 orang tergolong pada kriteria kurang (K) dengan presentase nilai rata-rata sebesar 65,65 c. Aspek C, 18 orang tergolong pada kriteria cukup (C), dan 2 orang tergolong pada kriteria kurang (K) dengan presentase nilai rata-rata sebesar 65,4 d. Aspek D, 17 orang tergolong pada kriteria cukup (C), dan 3 orang tergolong pada kriteria kurang (K) dengan presentase nilai rata-rata sebesar 65,05 Dari keempat aspek yang dinilai pada kegiatan observasi awal dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

10 ,13 % 65,65 % 65,4 % 65,05 % posisi badan posisi tangan perkenaan bola pada tangan 64 gerak lanjutan 63.5 posisi badan posisi tangan perkenaan bola pada tangan gerak lanjutan Gambar 1: Grafik Hasil Kegiatan Pada Observasi Awal Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli masih cukup dengan perolehan hasil belajar rata-rata 65,15. Nilai capaian ini masih jauh dari indikator kinerja yang telah ditentukan yakni rata-rata sebesar 85. Untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut maka perlu diberikan tindakan pembelajaran, adapun tindakan pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif maka peneliti mempersiapkan segala hal yang akan diperlukan untuk melaksanakan tindakan dan siklus 1. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1Tapa pada kelas XI IPS 1 yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli melalui strategi pembelajaran kooperatif, telah terwujud dengan mengoptimalkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif baik pada siklus I, maupun siklus II, dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus berdampak terhadap kemampuan passing bawah yang dimiliki oleh setiap siswa, peningkatan ini dapat ditunjukkan oleh siswa setelah pemberian tindakan. Bentuk peningkatan kemampuan tersebut dapat digambarkan sesuai peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan pada tabel. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3, 6 dan 9. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Hari Rabu, 15 Mei 2013, observasi awal dengan rata-rata nilai 65,15, pada masing-masing aspek: a. Pada aspek posisi badan saat menerima bola, memperoleh rata-rata nilai sebesar 64,3 b. Pada aspek posisi tangan saat menerima bola memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,65 c. Pada aspek sikap dan perkenaan bola pada tangan memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,4 d. Pada aspek melakukan gerak lanjutan memperoleh rata-rata nilai sebesar 65,05 2. Hari Sabtu, 25 Mei 2013, tindakan siklus 1 dengan rata-rata nilai sebesar 79,025 pada masing-masing aspek:

11 a. Pada aspek posisi badan saat menerima bola, memperoleh rata-rata nilai sebesar 80,85 b. Pada aspek posisi tangan saat menerima bola memperoleh rata-rata nilai sebesar 79,2 c. Pada aspek sikap dan perkenaan bola pada tangan memperoleh rata-rata nilai sebesar 79,1 d. Pada aspek melakukan gerak lanjutan memperoleh rata-rata nilai sebesar 76,95 3. Hari Selasa, 4 Juni 2013, tindakan siklus II dengan rata-rata nilai sebesar 86,375 pada masing-masing aspek: a. Pada aspek posisi badan saat menerima bola, memperoleh rata-rata nilai sebesar 87,65. b. Pada aspek posisi tangan saat menerima bola memperoleh rata-rata nilai sebesar 86,8 c. Pada aspek sikap dan perkenaan bola pada tangan memperoleh rata-rata nilai sebesar 85,7. d. Pada aspek melakukan gerak lanjutan memperoleh rata-rata nilai sebesar 85,35. Dari keempat aspek yang dinilai pada kegiatan observasi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik dibawah ini ,3% 65,65% 65,4% 65,05% 87,65% 86,8% 85,7% 85,35% 80,85% 79,2% 79,1% 76,95% observasi awal siklus I siklus II Posisi Badan Posisi Tangan Perkenaan Bola Pada Tangan Gerak Lanjutan Gafik 4: Hasil Observasi Awal, Siklus I dan Siklus II Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada hasil observasi awal, siklus I maupun siklus II menunjukkan bahwa terdapat peningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah pada permaianan bola voli di SMA Negeri 1 Tapa. Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. PENUTUP Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulan bahwa setelah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif aktivitas siswa lebihb terfokus kemateri, dengan

12 menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas XI IPS 1SMA Negeri 1 Tapa dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli. Dari data hasil pengamatan evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, dimana pada siklus I rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 79,025 dan siklus II ratarata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 86,375. Hal ini merupakan salah satu bukti dari keberhasilan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif terhagap peningkatan kemampuan kemampuan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli. Sesuai dengan hasil penelitian dari observasi awal sampai pada akhir evaluasi siklus telah mencapai indikator yang telah ditetapkan dengan indikator sebagai berikut, jika 85% dari jumlah siswa yang diteliti menunjukkan peningkatan dalam melakukan passing bawah dengan indikator capaian ratar-rata (75-89) kategori baik maka peneliti dinyatakan selesai. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut: a. Penggunaan strategi pembelajaran kelompok dalam permainan bola voli hendaknya melalui perencanaan dan persiapan yang matang agar dapat menjadi metode yang relevan dan baik untuk digunakan oleh seorang guru. b. Diharapkan kepada para Guru, khususnya guru penjaskes dalam memberikan materi teknik dasar passing bawang kiranya menggunakan.metode pembelajaran kooperatif agar peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. c. Diharapkan pada Guru agar melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang serupa dalam rangka perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran penjaskes dengan menggunakan alat peraga yang memadai sesuai strategi yang diterapkan. DAFTAR PUSTAKA Atmasubrata Ginanjar Serba Tahu Dunia Olah Raga (Kumpulan Pengetahuan Umum Dunia Olahraga). Surabaya: Dafa Publishing Deni Setiawan,2009. Bola Voli-Passing Bawah, word press, (blogspot). ( passingbawah.blogspot.com/2010/01/passing bawah.html. diakses pada 9 maret 2013) Gatot Jariono, 2011, hakikat permainan bola voli, word press,(blogspot). ( permainan bolavoli.html diakses pada 9 maret 2013) Hidayat Yusuf, Bumi Cindra Sindhu Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan (SMA/MA/SMK untuk Kelas X). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Isjoni Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar peserta Didik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok (Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok). Bandung: Alfabeta Isnani Faridha dan Suratno Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (untuk SMP/MTs Kelas IX). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Joko Suratno,2010, Pengertian Bola Voli, word press,(blogspot).

13 ( Diakses pada 9 maret 2013). Kusumawati Mia dan Nurhuda Hilman Arena Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan (untuk SMP/MTs Kelas IX). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Mashar Ali Mohammad dan Dwinarhayu Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Marwati, Sri Permainan Bolavoli Mini Untuk Anak Sekolah Dasar.Universitas Negeri Yogyakarta. (Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, vol 6, No 2, November 2009.) Pramono, Sutarmin dan Wahyuni Sri Pendidikan Jasmani, Olahrga dan Kesehatan (untuk Kelas VII SMP dan MTs). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Putra Natalinova Dewangga Haendra Vinsa Meningkatkan Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Dengan Menggunakan Permainan 3 on 3 Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri Leksono Wonosobo. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Rusman Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sarjana Budi Atmaja dan Sunarto Joko Trijono Bambang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (untuk SMP/MTs Kelas IX). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Sarjianto dan Sujarwadi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (untuk Kelas VII SMP/MTs). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Sarjono, Sumarjo Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (untuk SMP/MTs Kelas IX). Semarang: Aneka Ilmu Slamet, Mitranto Sih Edy Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes untuk SD/MI Kelas IV). Jakarta: Eurekal Sudana I Nyoman Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Permainan Bola Voli Suprijono, Agus Cooperatif Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Santosa Teguh, Wisahati Sunjata Aan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (untuk SMP/MTs Kelas VIII). Semarang: Aneka Ilmu Suhadi, Sujarwo VolleBall For All (Bola Voli Untuk Semua). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta Taniredja, Tukiran, Faridli Miftah, Harmianto Sri Model-Model Pembelajarn Inovatif, Bandung: Alfabeta. Utomo, Priyohadi Meningkatkan Kemampuan Passing Bawah Pada PermainanBola voli Mini Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw (Pada

14 Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kayu Agung Kabupaten Parigi Moutong ). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Warsono dan Hariyanto Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli melalui

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli melalui 29 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan

Lebih terperinci

2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Risna Podungge)

2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Risna Podungge) JURNAL MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 2 GORONTALO I Putu Nardyanto Anggara 1),

Lebih terperinci

Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas

Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas 1 Jakualine Kamumu mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Syarif Hidayat, M.Or dosen pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda secara perspektif member

Lebih terperinci

oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM :

oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN DRILL PADA SISWA KELAS VIII 6 SMP NEGERI 1 TAPA oleh YUSTIAN DASA PUTRA NIM : 831409099 Pembimbing

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mengintinsifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI Abstrak. Yulia Ayu Astuti. K8409074. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:114) keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai

Lebih terperinci

Riki Yunus mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Risna Podungge, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas

Riki Yunus mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Risna Podungge, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR LAY UP SHOOT PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI METODE BERULANG-ULANG SISWA KELAS XI IA 2 SMA NEGERI BOLIYOHUTO Riki Yunus, Risna Podungge, Mirdayani Pauweni ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola voli merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net, dan menggunakan ukuran lapangan persegi panjang, bola voli

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENJASKES DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PROGRAM STUDI S1 PENJASKES DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI STRATEGI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP SISWA KELAS XI ANALISIS KIMIA 2 SMK NEGERI 1 GORONTALO KOTA GORONTALO YUSRIMAN DJAMALU PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

RISNA PODUNGGE

RISNA PODUNGGE MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR LAY UP SHOOT MELALUI METODE EXPLICIT INTRUCTION DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET KELAS VIII B SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO RISNA PODUNGGE fikkung@yahoo.co.id ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat mereka masing-masing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuanya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME Rony Amrain Akase 1), Aisah R. Pomatahu 2), Suriyadi Datau 3) 1 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN

Vol. 1 No. 1 ISSN UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI BOLA VOLI MATA PELAJARAN PENJASKES PADA SISWA KELAS IV SD INPRES KEONG TAHUN PELAJARAN 204/205 Ahmad Yani,

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa

Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa Jurnal yang Berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pembelajaran Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Passing Bawah Siswa di Kelas V SDN 7 Tibawa Kabupaten Gorontalo PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 34 Nomor 1 Tahun 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Dyah Kartika Sari

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK Nikolas Citro Pianus, Eka Supriatna, Edi Purnomo FKIP, PJKR, UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran dewasa ini di sekolah-sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru dalam menyampaikan materi kepada semua siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi Hilman Talihan Jurusan/Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif mengandung pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta 104 KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI AZAS, TUJUAN, DAN JENIS TATA RUANG KANTOR MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 KWANDANG RISSAN YUSUF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 KWANDANG RISSAN YUSUF MENINGKATKAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 KWANDANG RISSAN YUSUF PROGRAM STUDI S1 PENJASKES JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd * dan Anantakie Sulistiawati.A** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

Jurnal yang berjudul : Meningkatkan keterampilan keterampilan teknikk dasar servis bawah dalam permainan bolavoli melalui metode koopertif (tipe

Jurnal yang berjudul : Meningkatkan keterampilan keterampilan teknikk dasar servis bawah dalam permainan bolavoli melalui metode koopertif (tipe Jurnal yang berjudul : Meningkatkan keterampilan keterampilan teknikk dasar servis bawah dalam permainan bolavoli melalui metode koopertif (tipe Stad) pada siswa kelas VII 3 SMP Negeri 1 Tapa MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN Cani Deschuri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA I Dewa Gede Buda Wisnawa Jurusan Penjaskesrek, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono, (2012:46) model pembelajaran yaitu pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI (MPA) DI KELAS X ADP-1 SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Andri Arif Kustiawan Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi Abstrak

Andri Arif Kustiawan Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi Abstrak MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASHNORMAL BOLAVOLI PADA SISWAKELAS XI SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Andri Arif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered), menjadi berpusat pada siswa (student centered),

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI

PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI ARTIKEL ILMIAH OLEH ERVINA SUSILAWATI NIM F1102141054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani seseorang sebagai perorangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. awal. Dalam 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. awal. Dalam 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian PTK atau penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas X ( Sepuluh ) IPS 4 di SMA Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo, dengan

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya seperti keterampilan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN SET-SHOOT DAN JUMP-SHOOT TERHADAP KETEPATAN SHOOTING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 GORONTALO

PERBEDAAN LATIHAN SET-SHOOT DAN JUMP-SHOOT TERHADAP KETEPATAN SHOOTING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 GORONTALO PERBEDAAN LATIHAN SET-SHOOT DAN JUMP-SHOOT TERHADAP KETEPATAN SHOOTING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 GORONTALO YURAHMAT UGE HARIADI SAID RUSLAN JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO Nur Fauziah Rahmawati Mahasiswa

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAM GAME TOURNAMENT ) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MINI

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAM GAME TOURNAMENT ) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MINI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan pada siswa, diantaranya siswa sekolah dasar, sehingga guru diharapkan dapat menerapkan proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING JURNAL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI DENGAN ALAT BANTU BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : BAYU DWI ANDRIATNO

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR Lajibir Pengawas Pendidikan Kabupaten Banggai Abstrak Masalah penelitian

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BOLA VOLI DI KELAS VII SMPN 1 SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar kata belajar merupakan kata yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSTATI Guru SMP Negeri 3 Dumai yustatiy@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas hasil

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Martha Lorinda marthalorinda@gmail.com Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian di laksanakan di SMK 1 Suwawa, kec. Suwawa, Kab. Bone Bolango. Penelitian ini merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG Eutik Mulyati dan Guntarsih mulyatieutk22@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan zaman. Seiring perkembangan zaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang disukai dan digemari setiap orang. Karena permainan bolavoli termasuk olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Penjaskesrek

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Penjaskesrek UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia ini. Terlebih dalam era industrialisasi sekarang ini. Tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Banyak perhatian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu mendidik siswa untuk dapat menjadi manusia yang mandiri seutuhnya, kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan

Lebih terperinci