IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
|
|
- Ida Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan dan BMN Tahun 2016, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu yang dapat dijadikan lesson learnt pada perencanaan strategis 5 tahun kedepan. Selain itu LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut, Biro Keuangan dan BMN, Biro Keuangan dan BMN sebagai lembaga/institusi yang mempunyai tugas meneyelenggarakan urusan di bidang pengelolaan administrasi keuangan dan dan barang milik negara dalam pemerintahan untuk membantu Menteri Kesehatan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara mempunyai tiga misi yaitu (1) Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara Kementerian Kesehatan; (2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE); (3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun , yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan. Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program dan kegiatan sebagai berikut : a) Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan ii
3 b) Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua satker dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan c) Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) d) Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan e) Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh satker dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Dengan keputusan tersebut, terdapat tiga indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu : 1. Presentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2. Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan 3. Presentase pengadaan menggunakan e-procurement Capaian kinerja dari ketiga indikator tersebut telah mencapai target bahkan berhasil melebihi target dari yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan dan Presentase pengadaan menggunakan e-procurement. Dan untuk Indikator penyusunan laporan keuangan Kemenkes sendiri untuk empat kali periode yaitu tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 mampu memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Pada tahun 2016, pencapaian indikator kinerja Presentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan. Artinya bahwa penyusunan laporan keuangan Semester I (2016) dan Tahunan (2015) yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat disusun dan dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. iii
4 Pencapaian indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai kebutuhan dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 66%, melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 50%. Artinya bahwa penetapan status penggunaan terhadap aset tetap dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun pencapaian indikator Presentase pengadaan menggunakan e- procurement dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 91%, melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 80%. Artinya bahwa persentase pengadaan menggunakan e- procurement dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pencapaian target tersebut merupakan gambaran akhir dari suatu proses panjang untuk kurun waktu 5 tahun Renstra terkait indikator tersebut. Target yang ditetapkan adalah target pertahun sehingga jika di rata-rata setiap tahunnya dari kurun waktu capaian kinerja telah dapat melebihi target atau selalu diatas 100%. Hal ini menandakan kerja keras seluruh komponen dan pendayagunaan sumber daya yang akurat. Ada hal positif dari yang yang dapat dijadikan best practices untuk perencanaan strategis dan pelaksanaan kegiatan bagi indikator yakni persentase pengadaaan menggunakan e-procurement, yaitu pengukuran untuk seluruh satker di pusat dan daerah untuk Renstra berikutnya. Beberapa prestasi yang dapat dicapai Biro Keuangan dan BMN selama tahun 2016, antara lain : 1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode tahun anggaran 2015; 2. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Kementerian/Lembaga Pengelola PNBP Terbaik 3. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Kementerian/Lembaga dengan Kontribusi PNBP Terbesar dalam APBN. iv
5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i IKHTISAR EKSEKUTIF..... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL.... vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR GRAFIK viii DAFTAR LAMPIRAN ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. TUGAS DAN FUNGSI D. SISTEMATIKA BAB II PERENCANAAN KINERJA... 6 A. VISI DAN MISI B. TUJUAN DAN SASARAN C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN... 8 D. PERJANJIAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI B. INDIKATOR PENUNJANG C. REALISASI ANGGARAN D. SUMBER DAYA MANUSIA E. SUMBER DAYA ANGGARAN F. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA G. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA BIRO KEUANGAN DAN BMN TAHUN BAB IV SIMPULAN v
6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN 3 Gambar 2 Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan Pencapaian Standar Tertingggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA vi
7 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Target dan Realisasi Indikator Kedua 16 Grafik 2 Target dan Realisasi Indikator Ketiga 18 Grafik 3 Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2015 dan vii
8 DAFTAR TABEL Tabel 1 Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN 8 Tabel 2 Alokasi Anggaran per IKK 11 Tabel 3 Target dan Realisasi Biro Keuangan dan BMN Tahun Tabel 4 Target dan Realisasi IKK Tahun Tabel 5 Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang 20 Tabel 6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 21 Tabel 7 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 22 Tabel 8 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 22 Tabel 9 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 22 Tabel 10 BMN yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN 23 Tabel 11 Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja Biro Keuangan Dan BMN Tahun viii
9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Perjanjian Kinerja TA 2016 Lampiran 2 Rencana Kerja Tahunan 2016 ix
10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Adapun salah satu entitas Akuntabilitas Kinerja yang disebutkan dalam perpres tersebut adalah Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja dalam hal ini Biro Keuangan dan BMN. Dalam Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa laporan kinerja rnerupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja. Dengan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan suatu unit organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good governance dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Dasar hukum dan acuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK), antara lain Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah tercantum dalam Penetapan Kinerja Biro Keuangan dan 1
11 BMN. Selain itu, juga memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran Penyusunan LAKIP Biro Keuangan dan BMN bertujuan untuk: 1. Pertanggungjawaban kinerja satuan kerja Biro Keuangan dan BMN tahun anggaran 2016; 2. Sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-perubahan ke arah perbaikan, dalam rangka efisiensi, dan efektifitas pelaksaaan tugas pokok dan fungsi, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mencapai visi dan misi Biro Keuangan dan BMN; 3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah dan jangka pendek; 4. Sebagai bahan Pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja organisasi; 5. Sebagai bahan pelaporan capaian realisasi kinerja untuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Sebagai bahan penilaian keberhasilan organisasi. C. TUGAS DAN FUNGSI Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara di lingkungan Kementerian Kesehatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan; b. Koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan; c. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa; d. Koordinasi dan pengelolaan barang milik negara; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Susunan Organisasi Biro Keuangan dan BMN sebagaimana digambarkan pada bagan dibawah ini: 2
12 Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan. Dalam melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan hibah uang/barang/jasa satuan kerja Non Badan Layanan Umum (Non BLU); 3
13 b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan satuan kerja yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Non BLU); c. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi. 2. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja Non BLU; b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU; c. Analisis akuntansi dan pelaporan keuangan. 3. Bagian Pengadaan Barang/Jasa Bagian Pengadaan Barang/Jasa mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengadaan Barang/Jasa menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa lingkup Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal; b. Pemantauan dan evaluasi pengadaan barang/jasa; c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pengelolaan barang milik negara. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penggunaan/pemanfaatan barang milik negara; b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penghapusan barang milik negara; 4
14 c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penatausahaan barang milik negara; D. SISTEMATIKA BAB I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN, serta sistematika penulisan laporan. BAB II Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan. BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN selama tahun BAB IV Simpulan 5
15 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. VISI DAN MISI 1. Visi Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. 2. Misi Misi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan adalah : a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara Kementerian Kesehatan b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Umum Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Khusus Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangan dalam rangka mendukung manajemen dan pelaksanaan tugastugas Kementerian Kesehatan mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan 6
16 2. Sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan. 2.1 Indikator Presentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP. Target untuk indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 100%. Definisi Operasional IKK adalah : a. Laporan Keuangan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksi keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31 Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasi anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya. b. Laporan Keuangan Semester, menyajikan data hasil olah transaksi keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Juni tahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan. Target untuk indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 50%. Definisi Operasional IKK adalah : Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satker harus mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah Persentase pengadaan menggunakan e-procurement. Target untuk indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 80% Definisi Operasional IKK adalah : Semua satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang melaksanakan pengadaan barang/jasa melalui LPSE Kementerian Kesehatan. 7
17 NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL TARGET Laporan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksi keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31 Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasi anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya 1 Persentase satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP 2. Laporan semester I, menyajikan data hasil olah transaksi keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Juni tahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya 100% 100% 100% 100% 100% 2 persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan Catatan : Laporan keuangan tersebut disampaikan secara berjenjang mulai dari tingkat satker ke wilayah, Wilayah ke Eselon I, Eselon I ke Tingkat Kementerian Kesehatan (Biro Keuangan dan BMN) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Kementerian Keuangan Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satker harus mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah 30% 50% 70% 90% 100% 3 Persentase pengadaan menggunakan e- procurement Seluruh Kantor Pusat dan Kantor Daerah di seluruh provinsi yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa melalui LPSE Kementerian Kesehatan 65% 80% 90% 100% 100% Tabel 1. Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN 1. Kebijakan Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, maka kebijakan umum Biro Keuangan dan BMN adalah : a. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan b. Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua satker dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan c. Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) d. Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaaan e. Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara 8
18 kepada seluruh satker dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen 2. Strategi Seperti halnya pada tahun 2012 dengan roadmap WTP 2012, pada tahun 2016 strategi pelaksanaan kegiatan Biro Keuangan dan BMN mengacu kepada 14 strategi. Inti dari strategi tersebut adalah penguatan di berbagai bidang, yaitu: penguatan komitmen, penguatan regulasi, penguatan sistem dan prosedur, penguatan sumber daya manusia, penguatan monitoring dan evaluasi, serta penguatan pengawasan dan pengendalian. Empat belas strategi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola dan Para Pelaksana Kegiatan; b. Penguatan Perencanaan dan Penganggaran; c. Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan / Akuntansi; d. Perbaikan Penatausahaan PNBP; e. Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung; f. Penataan Rekening; g. Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa; h. Pembenahan Penatausahaan BMN; i. Penguatan Kapasitas SDM; j. Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP); k. Penguatan Monitoring dan Evaluasi; l. Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan; m. Peningkatan Kualitas Reviu dan Audit; n. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Dari strategi tersebut di atas diuraikan kedalam kegiatan Biro Keuangan dan BMN yaitu: a. Melakukan koordinasi Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PPK-BLU dan Non PPK BLU); b. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Perbendaharaan; c. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan TP-TGR; 9
19 d. Melakukan penyiapan data awal bahan penyusunan Laporan Keuangan Es-1 Setjen dan Kemenkes; e. Melakukan rekonsiliasi Data LRA dan Neraca (BMN); f. Melakukan pembinaan/pendampingan implementasi SAI Es-1 Setjen dan Kemenkes; g. Melakukan pembimbingan penatausahaan pelaksanaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; h. Melakukan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan Es-1 Setjen dan Kemenkes; i. Melakukan feedback Laporan Keuangan Es-1 Setjen dan Kemenkes; j. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan hasil kegiatan; k. Melaksanakan peningkatan kemampuan petugas SAI (SAK) Satker Setjen dan Kemenkes; l. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa; m. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penyimpanan BMN; n. Melakukan Penatalaksanaan Ketatausahaan dan Rumah Tangga Biro; o. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penatausahaan BMN; p. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Pemanfaatan BMN; q. Melakukan koordinasi Penatalaksanaan Penghapusan BMN. Disamping itu Biro Keuangan dan BMN melakukan upaya perubahan (Budaya kerja Pasif ke Budaya Kerja Pro-Aktif). Upaya perubahan yang dilaksanakan di lingkungan Biro Keuangan adalah : a. Internalisasi perubahan Biro Keuangan dan BMN b. Meningkatkan pemanfaatan group dalam sharing informasi baik terkait perencanaan, proses pelaksanaan kegiatan maupun output kegiatan c. Meningkatkan monitoring yang tidak hanya terbatas pada hasil/output tetapi termasuk kemajuan pelaksanaan kegiatan d. Melaksanakan bisnis proses secara konsekuen sesuai SOP yang telah disusun e. Mengembangkan dan mengaplikasikan software bantu dalam rangka percepatan analisis data keuangan dan barang milik negara dari software induk antara lain SAI (SAK dan SIMAK-BMN), aplikasi persediaan, SPSE f. Mengembangkan software baru bidang keuangan dan BMN 10
20 g. Meningkatkan intensitas dan kualitas umpan balik kepada pihak terkait h. Meningkatkan responsivitas (jemput bola) dalam segala hal terkait penyelesaian pekerjaan i. Analisa dan umpan balik data absensi sidik jari (finger print) untuk meningkatkan disiplin pegawai j. Meningkatkan intensitas rapat koordinasi internal setiap jenjang (Tingkat Biro, Bagian dan Sub Bagian) k. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian setiap jenjang l. Evaluasi dan umpan balik proses perubahan D. PERJANJIAN KINERJA Penjabaran dari sasaran dan program Biro Keuangan dan BMN dituangkan dalam rencana kinerja tahun Dalam rencana kinerja tahun 2016 ditetapkan target kinerja untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Berikut indikator kinerja/kegiatan dan alokasi anggaran Biro Keuangan dan BMN tahun 2016: INDIKATOR TARGET 2016 Persentase satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan Persentase pengadaan menggunakan e-procurement ALOKASI ANGGARAN % 11,754,015,000 50% 5,123,990,000 70% 3,696,640,000 INDIKATOR PENUNJANG Dukungan Layanan Manajemen 12 Bulan Layanan 6,356,242,000 Layanan Operasional Perkantoran 12 Bulan Layanan 1,741,800,000 TOTAL 28,672,687,000 Tabel 2. Alokasi Anggaran per IKK 11
21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian kinerja organisasi merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis suatu organisasi yang dilihat dari hasil pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan BMN dalam kurun waktu Januari Desember Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi target pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator (serta juga dengan capaian tahun sebelumnya (2015)). Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi capaian masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program di tahun berikutnya agar setiap program yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan dan BMN khususnya di tahun 2016 sehingga dapat menjadi bahan evaluasi, dan menetapkan strategi perencanaan untuk mencapai target yang diharapkan nantinya pada akhir tahun Renstra di SASARAN Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif, Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihakpihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja. 12
22 Pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun 2016 dapat digambarkan pada tabel dibawah ini: Sasaran Indikator Kinerja Target 2016 Realisasi 2016 Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan a. Presentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP b. Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai kebutuhan c. Persentase Pengadaan Menggunakan e-procurement 100% 100% 50% 66% 80% 91% Tabel 3. Target dan Realisasi Biro Keuangan dan BMN Tahun 2016 Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1. Indikator Pertama Presentase Satker yang Menyampaikan Laporan Keuangan Tepat Waktu dan Berkualitas Sesuai dengan SAP untuk Mempertahankan WTP 100% di Tahun 2016 Gambar 2. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan pencapaian Standar Tertingggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA
23 Dari Indikator Pertama pada tahun 2016 telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu dari sejumlah 418 Satker seluruhnya menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas. Dengan rincian 48 satker Kantor Pusat, 164 satker Kantor Daerah dan 204 Dekonsentrasi. Berikut analisis pencapaian kinerja Indikator Pertama: Tahun 2015 Tahun 2016 Total Satker 1321 Satker 418 Satker Target IKK 100% 100% Persentase Capaian IKK 100% 100% Tabel 4. Target dan Realisasi IKK Tahun 2016 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) ini setiap tahunnya selalu mampu mencapai target yang telah ditetapkan dalam Renstra. Pada tahun 2015, realisasi capaian target adalah sebesar 100%. Namun yang membedakan adalah dari jumlah satker yang menyampaikan laporan keuangan. Jika pada tahun 2015 sebanyak 1321 satker, pada tahun 2016 berkurang menjadi 418 satker. Adapun penurunan jumlah satker tersebut dikarenakan sudah tidak terdapat lagi Dana Tugas Pembantuan pada tahun a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target 1) Tingkat kepatuhan yang meningkat khususnya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan sehingga penyampaian laporan keuangan dapat tepat waktu dan memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan serta jumlah temuan menurun signifikan; 2) Dukungan pengelolaan keuangan yang efektif dari segi pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan dalam percepatan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia; 14
24 3) Pengembangan SDM untuk meningkatkan kompetensi dalam penerapan basis akrual, melalui inhouse training, peningkatan kemampuan SDM pengelola SAIBA, Persediaan dan SIMAK-BMN, dll; b. Permasalahan Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1) Adanya likuidasi satker yang tidak aktif dan masih meiliki aset; 2) Proses upload data dan dokumen dalam proses rekon secara online melalui aplikasi e-rekon & LK terhadap satker yang tidak aktif terhambat karena user dan password satker tersebut membutuhkan proses dari DAPK Kemenkeu; 3) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan jadwal rekon. c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah 1) Bersurat dan koordinasi dengan DAPK dan SITP Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu; 2) Membuat Surat Edaran agar upload data dan dokumen menjadi satu kesatuan dalam proses penyusunan LK dan menjadikan sebagai kewajiban satker; 3) Bersurat dan koordinasi dengan Kemenkeu perihal kebijakan update sistem aplikasi. d. Rencana Tindak Lanjut 1) Menyampaikan permasalahan likuidasi satker tidak aktif kepada Kementerian Keuangan; 2) Mengusulkan reward and punishment dalam proses rekon yang tepat waktu; 3) Menyampaikan permasalahan kebijakan update sistem aplikasi keuangan kepada Kementerian Keuangan. 2. Indikator Kedua Presentase Nilai Aset Tetap yang telah Mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai Ketentuan Sejumlah 50% di Tahun
25 Capaian kinerja Indikator ini tahun 2016 melampaui target yang ditetapkan, dari total nilai aset yang harus ditetapkan status penggunaannya yaitu Rp ,-, presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai ketentuan adalah Rp ,- (66%), melampaui target Rp ,- (50%). Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kedua Terjadi peningkatan sebesar 12% untuk capaian pada indikator ketiga tahun 2016 (66%) jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 (54%). Peningkatan terlihat dari naiknya jumlah aset yang ditetapkan status penggunaannya yaitu sebesar Rp4,628,244,010,557. a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja 1) Sosialisasi peraturan ; 2) Peningkatan dari sisi intensitas rekonsiliasi baik dengan eselon I atau dengan satker langsung. 3) Peningkatan kuantitas permohonan usulan satker yang akan ditetapkan statusnya. b. Permasalahan Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih ada permasalahan yang terjadi, yaitu: 16
26 1) Satker tidak mengusulkan permohonan penetapan status selama periode berjalan; 2) Masih adanya kekurangan data/dokumen dukung dari aset/barang yang akan ditetapkan statusnya; 3) Masih adanya perbedaan antara usulan dengan dokumen yang dilampirkan. 4) Adanya pemberlakuan peraturan tentang Pelimpahan Wewenang terkait Penetapan Status Pengguna di lingkungan Kementerian Keuangan, sehingga mempengaruhi proses penetapan statusnya. 5) Sistem Monev / pelaporan PSP yang belum optimal. 6) Baik satker ataupun eselon I masih belum rutin dalam merekapitulasi SK (Pengelola Barang atau Pengguna Barang), sehingga ada kemungkinan SK yang telah diterima belum tercatat c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah 1) Proaktif kepada satker yang belum mengusulkan dan menanyakan penyebabbelum diusulkannya penetapan status dan membantu menyelesaikan proses penetapan statusnya 2) Meneliti permohonan usulan PSP dan meminta klarifikasi pada satker yang bersangkutan jika ada perbedaan dan meminta kekurangan data yang diperlukan 3) Melakukan sosialisasi dan pembinaan yang berkelanjutan terkait proses penyelesaian penetapan status 4) Mengembangkan sistem monev dan pelaporan PSP yang lebih baik dan terintegrasi. d. Rencana Tindak Lanjut 1) Membuat surat kepada satker dan eselon I terkait satker yang belum pernah mengusulkan PSP 2) Membuat surat kepada satker dan eselon I terkait satker terkait pemantauan PSP 3) Koordinasi dengan satker dan eselon I untuk lebih rutin dalam melakukan rekon proses PSP. 4) Akan dilakukan kajian untuk digitalisasi dan online monev serta pelaporan PSP yang lebih baik dan terintegrasi. 17
27 3. Indikator Ketiga Persentase Pengadaan Melalui e-procurement Sebesar 80% di Tahun 2016 Capaian kinerja Indikator Ketiga tahun 2016 melampaui target yang ditetapkan, dari 214 Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah ditargetkan 171 Satker (80%) melakukan pengadaan melalui e-procurement, hasilnya sebanyak 195 Satker (91%) sudah melakukan pengadaan melalui e-procurement Dengan demikian pencapaian kinerja melebihi target. Dasar penetapan target dan realisasi ini adalah perhitungan jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang melaksanakan pengadaan dengan menggunakan e- procurement. Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Ketiga Terjadi peningkatan sebesar 18% untuk capaian pada indikator ketiga tahun 2016 (91%) jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 (73%). Peningkatan terlihat dari naiknya jumlah satker yang menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan dalam melakukan pengadaan barang/jasa yaitu sebanyak 39 satker. 18
28 a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja Tercapainya target kinerja Indikator Ketiga tidak lepas dari terobosan yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu sebagai berikut: 1) Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ; 2) Dilaksanakannya penilaian tingkat kematangan ULP dengan panduan MCA-I, tahap pertama dengan sasaran ULP di lingkungan Setjen dan Itjen; 3) Pembuatan aplikasi-aplikasi bantu pemantauan proses pengadaan barang dan jasa Monev LPSE, RUP, TKDN dan SIBAJA; Melalui kegiatan pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan telah menyelesaikan paket dengan pagu selesai sebesar Rp ,- dengan hasil lelang sebesar Rp ,- dan mampu menghemat keuangan negara sebesar Rp ,- atau sebesar 8,81% dari nilai pagu selesai yang dilelangkan di LPSE Kementerian Kesehatan. b. Permasalahan : 1) Kepatuhan pengisian data hasil pengadaan langsung atau penunjukan langsung oleh PPK dan Pejabat Pengadaan; 2) Terlambatnya pelaksanaan PBJ karena belum siapnya menyusun dokumen usulan lelang; 3) Belum ada aplikasi monev untuk pemantauan progress pelaksanaan pengadaan barang jasa tiap paket secara detail di tiap ULP; 4) Kurang komunikasi antara PPK dan Pokja ULP sehingga menimbulkan terjadinya gagal lelang; c. Usul Pemecahan Masalah 1) Menyusun Pedoman Pengadaan Barang Jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan; 2) Melaksanakan pengadaan barang/jasa melalui proses lelang Pra DIPA; 3) Membuat rancangan pembuatan aplikasi baru untuk internal Monev antara ULP dan Satker terhadap progress PBJ secara keseluruhan; 4) Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi proses gagal lelang. 19
29 d. Rencana Tindak Lanjut 1) Finalisasi draft Pedoman Pengadaan Barang Jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan; 2) Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui proses lelang Pra DIPA; 3) Mengembangkan aplikasi baru untuk internal Monev antara ULP dan Satker terhadap progress PBJ secara keseluruhan. 4) Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi proses gagal lelang B. INDIKATOR PENUNJANG Sebagaimana disebutkan sebelumnya maka dalam pencapaian sasaran strategis Biro Keuangan dan BMN diperlukan Laporan Administrasi dan Ketatausahaan Satuan Kerja dengan alokasi dana sebesar Rp ,- penyerapan dana sebesar Rp ,- atau 82.83%. Adapun Indikator Penunjang dan pencapaiannya di Biro Keuangan dan BMN Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut: INDIKATOR PENUNJANG TARGET OUTPUT CAPAIAN % Dukungan Layanan Manajemen 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% Layanan Operasional Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% Tabel 5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang C. REALISASI ANGGARAN Biro Keuangan dan BMN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Biro Keuangan dan BMN Nomor : SP DIPA /2016 tanggal 7 Desember 2015 sebesar Rp ,-. Namun pelaksanaan kegiatan tahun berjalan 2016, anggaran yang digunakan adalah sebesar Rp ,-. Penurunan anggaran tersebut disebabkan oleh beberapa kali revisi salah satunya adalah kebijakan efisiensi sumber daya anggaran berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun Realisasi keuangan pada tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- (74,90%). Realisasi pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi pada 20
30 tahun Alokasi anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp ,- dengan realisasinya sebesar Rp (69,76%). Grafik 3. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2015 dan 2016 Adanya kebijakan efisiensi sumber daya anggaran berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 yaitu kebijakan self blocking anggaran di setiap satuan kerja tidak membuat kebijakan penyerapan anggaran di lingkungan Biro Keuangan dan BMN menjadi terhambat. Adanya kebijakan tersebut membuat setiap stakeholder pengguna anggaran di Biro Keuangan dan BMN mengidentifikasi kegiatankegiatan yang tidak bisa dilaksanakan dan menyesuaikan dengan rencana yang telah disusun. D. SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan Tanggal 31 Desember 2016 sebanyak 124 (seratus dua puluh empat) pegawai dengan rincian sebagai berikut: a. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Usia Tabel 6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia No Usia Jumlah Total
31 b. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Golongan Tabel 7. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan No Golongan Jumlah 1 Pengatur Muda Tk I / IId 4 2 Penata Muda / IIIa 21 3 Penata Muda Tk I / IIIb 60 4 Penata / IIIc 11 5 Penata Tk I / IIId 18 6 Pembina / IVa 7 7 Pembina Tk I / IVb 2 8 Pembina Utama Muda / IVc 1 Total 124 c. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Pendidikan Tabel 8. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah 1 SLTP 1 2 SLTA 43 3 DIPLOMA III 7 4 S S2 15 Total 124 d. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 9. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki Laki 54 2 Perempuan 70 Total 124 Jenis dan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan kekuatan SDM di Biro Keuangan dan BMN. Dari sisi jumlah SDM yang ada, dirasakan cukup. Namun masih ada kesenjangan antara kebutuhan pekerjaan dengan kompetensi para staf pada saat ini. Sehingga, peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan harus terus dilaksanakan. Upaya Sementara yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, workshop, capacity building dan lain-lain. 22
32 E. SUMBER DAYA ANGGARAN Seluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro Keuangan dan BMN Nomor : SP DIPA /2016 tanggal 7 Desember 2015 sebesar Rp ,-. Namun dalam pelaksanaan tahun berjalan terjadi beberapa kali Revisi DIPA, yaitu : 1. Revisi I pada tanggal 13 April 2016 dengan anggaran yang tercantum dalam 2. Revisi II tanggal 23 Agustus 2016 merubah anggaran menjadi sebesar DIPA masih tetap yaitu sebesar Rp ,- Rp ,- 3. Revisi III dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2016 tetapi tidak ada perubahan besaran anggaran, namun pada pelaksanaannya anggaran yang bisa digunakan untuk pelaksanaan kegiatan dan operasional Biro Keuangan dan BMN adalah sebesar Rp ,-. 4. Revisi IV dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2016 tetapi tidak ada perubahan besaran anggaran Adapun revisi-revisi tersebut dilakukan karena dikeluarkannya kebijakan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 yaitu kebijakan self blocking anggaran dan terdapat pergeseran-pergeseran beberapa mata anggaran dalam RKAKL untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan beberapa kegiatan. 5. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA Berdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2016, tampak bahwa sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN adalah sebagai berikut : KODE AKUN NERACA SALDO PER 31 DESEMBER Barang Konsumsi Bahan Untuk Pemeliharaan Pita Cukai, Materai dan Lege Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan - kepada Masyarakat Persediaan Lainnya Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan dan Jembatan Irigasi Jaringan Aset Tetap dalam Renovasi Aset Tetap Lainnya
33 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( ) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan ( ) Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan ( ) Akumulasi Penyusutan Irigasi ( ) Akumulasi Penyusutan Jaringan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya Software Aset Tak Berwujud Lainnya Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam operasional pemerintahan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak ( ) digunakan dalam operasi Akumulasi Amortisasi Software ( ) Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam operasional pemerintahan ( ) Total Aset Tabel 10. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN 6. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA BIRO KEUANGAN DAN BMN TAHUN 2016 RENSTRA RKAKL NO 1 Pengelolaan Penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi Berbasis Akrual % Pagu Realisasi % Efisiensi Inpres 8/2016 Pagu akhir Inpres 8/2016 Realisasi % 5 Laporan 5 Laporan 100% 6,745,365,000 6,482,335, % 248,580,000 6,496,785,000 6,482,335, % 2 Pembinaan dan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara 1 Laporan 1 Laporan 100% 490,650, ,843, % 128,240, ,410, ,843, % Laporan Keuangan yang berkualitas dan 3 Pengelolaan Keuangan Satker BLU dan Non BLU tepat waktu sesuai Standar Akuntansi 100% 1 Laporan 1 Laporan 100% 2,792,980,000 1,681,235, % 1,101,122,000 1,691,858,000 1,681,235, % Pemerintah (100%) 4 Pengelolaan Hibah Uang/Barang/Jasa dan Rekening Kemenkes 2 Laporan 2 Laporan 100% 332,400, ,695, % 42,362, ,038, ,695, % KEGIATAN Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan dan Perbendaharaan Layanan Pengelolaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah Layanan Pengelolaan Barang Milik Negara TARGET IKK REALISASI IKK Target output 2016 Capaian Anggaran Laporan 1 Laporan 100% 1,392,620, ,259, % 518,930, ,690, ,259, % Pengadaan Barang dan Jasa (Eprocurement) sesuai ketentuan (80%) 91% 5 Layanan 5 Layanan 100% 3,696,640,000 2,156,103, % 1,524,740,000 2,171,900,000 2,156,103, % Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara sesuai ketentuan (50%) 66% 3 Laporan 3 Laporan 100% 5,123,990,000 3,369,937, % 1,616,100,000 3,507,890,000 3,369,937, % 8 Dukungan Layanan Manajemen 9 Layanan Operasional Perkantoran Tersedianya Dukungan Layanan Manajemen dan Alat Pengolah Data Tersedianya Layanan Operasional Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 6,356,242,000 4,972,295, % 1,306,466,000 5,049,776,000 4,972,295, % 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 1,741,800,000 1,735,181, % 0 1,741,800,000 1,735,181, % Total Pagu 28,672,687,000 21,908,887, % 6,486,540,000 22,186,147,000 21,908,887, % Tabel 11. Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja Biro Keuangan Dan BMN Tahun
34 Dari tabel diatas terlihat beberapa program cukup efektif dalam hal pencapaian hasil dan serapan. Pencapaian kinerja melampaui target walaupun menggunakan anggaran hanya sebesar 73,90% dari yang dialokasikan. Selain itu adanya kebijakan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tentang self blocking tidak menurunkan pencapaian kinerja dibandingkan tahun sebelumnya. Efisiensi anggaran yang ada membuat para stake holder pengelola anggaran di Biro Keuangan dan BMN mengalihkan penyerapan anggaran tersebut ke kegiatan-kegiatan prioritas yang mendukung peningkatan indikator kinerja biro. Namun demikian di tahun-tahun mendatang perlu dievaluasi efektifitas perencanaan anggaran tiap-tiap program yang mendukung indikator kinerja agar lebih meningkat lagi. 25
35 BAB IV SIMPULAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan, program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di bidang Keuangan dan BMN. Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN cukup baik dan efektif. Seluruh indikator mencapai target, bahkan melampaui target yang ditetapkan di TA Adapun hal-hal yang mendukung dan upaya Biro Keuangan dan BMN dalam pencapaian target adalah: a. Turunnya jumlah temuan yang signifikan karena tingkat kepatuhan yang meningkat; b. Dukungan pengelolaan keuangan yang efektif dari segi pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan; c. Pengembangan SDM untuk meningkatkan kompetensi dalam penerapan basis akrual; d. Peningkatan dari sisi intensitas rekonsiliasi baik dengan eselon I atau dengan satker langsung; e. Peningkatan kuantitas permohonan usulan satker yang akan ditetapkan statusnya; f. Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ; g. Pembuatan aplikasi-aplikasi bantu pemantauan proses pengadaan barang dan jasa, Monev LPSE, RUP, TKDN dan SIBAJA. Namun demikian masih ada permasalahan yang terjadi yaitu : a. Adanya likuidasi satker yang tidak aktif dan masih meiliki aset; sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan dengan jadwal rekon sangat terbatas; b. Masih adanya perbedaan antara usulan dengan dokumen yang dilampirkan; c. Adanya pemberlakuan peraturan tentang Pelimpahan Wewenang terkait Penetapan Status Pengguna di lingkungan Kementerian Keuangan, sehingga mempengaruhi proses penetapan statusnya; 26
36 d. Sistem Monev/pelaporan PSP yang belum optimal; kepatuhan pengisian data hasil pengadaan langsung atau penunjukan langsung oleh PPK dan Pejabat Pengadaan; e. Terlambatnya pelaksanaan PBJ karena belum siapnya menyusun dokumen usulan lelang dan Kurang komunikasi antara PPK dan Pokja ULP sehingga menimbulkan terjadinya gagal lelang. Saran atau usulan kedepan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu: a. Menyampaikan permasalahan likuidasi satker tidak aktif kepada Kementerian Keuangan; b. Menyampaikan permasalahan kebijakan update sistem aplikasi keuangan kepada Kementerian Keuangan; c. Membuat surat kepada satker dan eselon I terkait satker yang belum pernah mengusulkan PSP; d. Koordinasi dengan satker dan eselon I untuk lebih rutin dalam melakukan rekon proses PSP; e. Mengembangkan sistem monev dan pelaporan PSP yang lebih baik dan terintegrasi; f. Finalisasi draft Pedoman Pengadaan Barang Jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan; g. Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui proses lelang Pra DIPA; h. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi proses gagal lelang. 27
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN
2015 AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN BIRO KEUANGAN i DAN BMN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena hanya berkat rahmat dan karunianya
Lebih terperinciLAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 BIRO KEUANGAN DAN BMN KEI'y'IENTERIAN KESEHATJ,\N REPUBLIK INDONESIA IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan
Lebih terperinciAKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN O R A N BIRO KEUANGAN DAN BMN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES
2014 L A P AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN O R BIRO KEUANGAN DAN BMN A N BIRO KEUANGAN DAN BMN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES KATA PENGANTAR Biro Keuangan dan Barang Milik Negara merupakan Unit
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.
Lebih terperinciprasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL
prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan LAPORAN... KINERJA BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN,
Lebih terperinciK A T A P E N G A N T A R
K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA ( )
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA (2015-2019) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI RENCANA AKSI KEGIATAN PEMBINAAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN BARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan
Lebih terperinciINSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang
Lebih terperinciBMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016
LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui
Lebih terperinciRingkasan eksekutif sasaran strategis
Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciMelaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.
- 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.
KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :
BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)
BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal
Lebih terperinci16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.02-0/AG/2014 DS 0100-0974-8400-1003 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciLaporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Lebih terperinciSEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2015 A. Rencana
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciBerdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan,
PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan, pengendalian dan pemantauan pelaksanaan kegiatan di
Lebih terperinciLAKIP 2015 BIRO KEUANGAN
LAKIP 2015 BIRO KEUANGAN BEKERJA KERAS, BERGERAK CEPAT, BERTINDAK TEPAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012
SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70
Lebih terperinci1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le
No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan
1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciSEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015
SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN 2016 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.
RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai kewajiban untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang mengacu pada Instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciPemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciKAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI
F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja
Lebih terperinciLaporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor : 2015/C/KU/2011
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR Gedung E Lt.5, Kompleks Kemdiknas, Senayan, Jakarta 10270 Telepon : (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613, Fax. 5725606, 5725608
Lebih terperinciHASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI
HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI PERUBAHAN PARADIGMA PENGAWASAN W A T C H D O G COUNSELLING PARTNER QUALITY ASURANCE 1. Pendekatan birokrasi
Lebih terperinci1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam
Lebih terperinciDUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Oleh: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Disampaikan dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciRencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN
PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23
Lebih terperinciINSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 INSPEKTORAT KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi i ii Bab I Pendahuluan o Dasar Pembentukan Oganisasi 1 o
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1
- 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014
KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. Pengantar
REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini penulis akan menguraikan penyajian dan analisis data mengenai pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-15.1-/215 DS741-6895-9721-8948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinci