J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.3 : ISSN
|
|
- Ratna Erlin Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.3 : ISSN PERANAN SISTEM PERTANIAN TERPADU HEDGEROW DALAM MENEKAN LAJU EROSI DI KABUPATEN GOWA Role of Intergrated Farming Sistems Hedgerow in Suppressing the Rate of Erosion in the District Gowa Harsani, Bachrul Ibrahim, Kaimuddin Sistem-Sistem Pertanian, Pascasarjana Universitas Hasanuddin ( harsani_ @yahoo.com) ABSTRAK Indonesia merupakan bagian dari daerah tropika basah yang tergolong sangat rentang terhadap terjadinya degradasi, Salah satu penyebab kerusakan tanah pada daerah tropika basah yang penting adalah proses erosi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis peranan sistem pertanian terpadu dalam mengendalikan laju erosi (2) Menganalisis nilai ekonomi (economic value) akibat kerugian erosi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kemiringan 30% yang terletak di Desa Tanah Karaeng Kabupaten Gowa sulawesi selatan. Penelitian dilaksanakan pada Februari-Juni Perlakuan disusun berdasarkan pengembangan sistem pertanian terpadu hedgerow dengan empat perlakuan dan dua ulangan. Pada setiap perlakuan sistem pertanian terpadu hedgerow yang diteliti juga dibuat plot erosi. Perlakuan disusun berdasarkan pengembangan sistem pertanian terpadu hedgerow dengan komponen monokultur rambutan (P0), rambutan jagung (P1), rambutan jagung gamal (P2) dan rambutan jagung gamal rumput gajah dan ternak kambing (P3). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan P2 merupakan perlakuan dengan jumlah aliran permukaan terendah yaitu 112,190 m 3 ha -1, dan P3 merupakan perlakuan dengan jumlah kehilangan sedimen terendah yaitu 4,2587 ton ha -1. Perlakuan P1 merupakan perlakuan dengan jumlah kerugian cukup tinggi yaitu Rp ,-. Sistem pertanian terpadu tanaman-ternak sangat cocok untuk diterapkan pada lahan kering khususnya pada topografi miring karena efektif dalam mengurangi laju erosi serta Mengurangi kerugian ekonomi. Kata Kunci: Erosi, Aliran Permukaan, Economic Value ABSTRACT Indonesia is part of the humid tropics are classified as highly vulnerable to degradation, One of the causes of land degradation in the humid tropics is important is the process of erosion. This study aims to (1) analyze the role of integrated farming system in controlling the rate of erosion (2) analyze the economic value (economic value) as a result of erosion losses. This study was carried out on dry land with a slope of 30% is located in the Village Land Karaeng Gowa in South Sulawesi. The experiment was conducted in February-June 2014 Treatment is based on the development of an integrated farming system Hedgerow with four treatments and two replications. In each treatment Hedgerow integrated farming system under study is also made plots erosion. Treatment is based on the development of integrated farming systems with components monoculture Hedgerow rambutan (P0), rambutan corn (P1), rambutan corn gamal (P2) and rambutan Gamal corn and goat grass (P3). Based on the results of the study showed that the P2 treatment is treatment with the lowest amount of surface runoff that is m3 ha-1, and P3 is the treatment with the lowest amount of sediment loss is tons ha-1. P1 treatment is treatment with high enough total loss of Rp , -. The system integrated crop-livestock farming is very suitable to be applied on dry land, especially on sloping topography as effective in reducing the rate of erosion and reduce the economic losses Keywords: Erosion, Surface Flow, Economic Value 252
2 Erosi, Aliran Permukaan, Economic Value ISSN PENDAHULUAN Indonesia merupakan bagian dari daerah tropika basah yang tergolong sangat rentang terhadap terjadinya degradasi. Faktor suhu, intensitas, curah hujan dan penyinaran matahari yang cukup tinggi dan kontinyu sepanjang tahun mengakibatkan tanah mengalami pelapukan dan pencucian secara intensif (Ibrahim, 2012). Daerah tropika basah sangat mudah mengalami degradasi jika pengelolaannya dilakukan dengan cara tidak tepat. Tanah-tanah lahan kering pada tropika basah merupakan salah satu tanah yang mudah terdegradasi, yang disebabkan oleh campur tangan manusia ataupun dengan faktor alami. Salah satu penyebab kerusakan tanah pada daerah tropika basah yang penting adalah proses erosi. Erosi adalah peristiwa hilangnya bagian tanah dari suatu tempat dan terangkat ketempat lain, baik oleh pergerakan air, angin dan/es. Erosi diawali oleh terjadinya penghancuran agregat tanah (Mawardi, 2011). Erosi dapat menyebabkan kerusakan tanah terutama pada tempat erosi terjadi, yaitu berupa hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad, 1989). Meskipun, erosi merupakan gejala alam yang tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dengan berbagai teknik konservasi tanah hingga batas yang masih dapat ditoleransi. Gejala erosi ini akan nampak sekali saat musim hujan datang, dimana, erosi tanah mengakibatkan aliran limpasan dan air sungai sangat keruh. Kekeruhan dapat digunakan sebagai indikator tentang kondisi erosi secara kualitatif ( Aliyanta dan Rahmadi, 2009). Curah hujan tahunan >2.000 mm terjadi pada sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini berpeluang besar menimbulkan erosi, apalagi di wilayah pegunungan yang lahannya didominasi oleh berbagai jenis tanah (Idjudin, 2011), lebih lanjut Djunaedi et. al., ( 2000) Erosi merupakan salah satu penyebab kerusakan lahan terutama pada daerah-daerh pertanian lahan kering. Selain menyebabkan sedimentasi, erosi juga akan menyebabkan berkurangnya ketebalan tanah (solum) dan juga berkurangnya tingkat kesuburan tanah. Integrasi jenis-jenis pohon khususnya pohon leguminosa dalam sistem pertanian pangan lahan kering (pertanian terpadu atau agroforestri) merupakan solusi atau sebagai salah satu alternatif unsaha untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah-tanah tropika baik bagi tanaman tahunan terlebih bagi tanaman tahunan atau tanaman bahan makanan yang membutuhkan persyaratan sifat-sifat tanah yang lebih tinggi fungsi pepohonan dalam sistem pertanian terpadu atau agroforestri adalah mengoptimalkan daur ulang hara, jaring pengaman hara, sumber organik in situ (Ibrahim, 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengendalian erosi yang berwawasan konservasi dan dapat meningkatkan produktivitas lahan. salah satu alternatif adalah dengan teknik konservasi vegetatif dengan sistem pengembangan peratnian terpadu hedgerow. Penelitian ini bertujuan menganalisis peranan sistem pertanian terpadu dalam mengendalikan laju erosi. BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kemiringan 30% yang terletak di Desa Tanah Karaeng Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Februari-Juni Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; tanaman Rambutan, tanaman gamal, rumput ternak (r umput gajah), benih jagung pulut, ternak kambing jenis P-E (Peranakan Etawa), kertas label dan bahan untuk analisis laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; kandang kambing, 253
3 Harsani ISSN digester biogas, karet talang, ember penampung air kapasitas 30 liter, mistar besi (ukuran 30 cm),bambu, alat pengukur curah hujan (ombrometer), botol mineral, oven, skop dan GPS dan alat-alat laboratorium. Analisis Data Perlakuan disusun berdasarkan pengembangan sistem pertanian terpadu hedgerow (Gambar 2) dengan komponen monokultur rambutan (P0), rambutan jagung (P1), rambutan jagung gamal (P2) dan rambutan jagung gamal rumput gajah dan ternak kambing (P3). setiap perlakuan dibuat sebanyak dua ulangan. Pada setiap perlakuan sistem pertanian terpadu hedgerow yang diteliti dibuat plot erosi. Jumlah petak yang diperlukan ada 8 buah, dengan ukuran 20 m 5 m (Gambar 1) yang terdiri dari 4 perlakuan dan dua ulangan. indikator pengamatan penelitian dilakukan terhadap curah hujan (perkejadian hujan), jumlah aliran permukaan (perkejadian hujan per petak), jumlah tanah tererosi (perkejadian hujan per petak), dan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman). Pengukuran sampel tanah dan pengukuran aliran permukaan, keduanya adalah satu kesatuan proses pengukuran. pengukuran jumlah air limpasan dilakukan setiap jam wita setiap setelah kejadian hujan hari sebelumnya. Jumlah air limpasan perpetak perkejadian hujan diukur dengan rumus: V total = 4( V1 + 8V2) L... (1) Proses pengukuran curah hujan, aliran permukaan dan jumlah sedimen yang terbuang dilaksanakan setiap kejadian hujan, pengamatan dan pengukuran tanaman dilaksanakan sekali dalam seminggu. Selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap besarnya erosi yang terjadi dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (anova) dan uji lanjut duncan dengan taraf 0,05. Kedua analisis dilakukan dengan program bantu aplikasi SPSS. Petak Percobaan Saluran Bak Pertama Bak Kedua Saluran Keluaran Gambar 1. Sketsa pengaturan petak erosi di lapangan 254
4 Erosi, Aliran Permukaan, Economic Value ISSN Keterangan gambar; Rambutan Gamal R. Gajah Jagung Sekat Plot Erosi Bak Penampung Gambar 2. Sketsa pengaturan petak perlakuan di lapangan HASIL Hasil analisis jumlah tanah tererosi dan limpasan permukaan komulatif untuk satu periode musim tanam atau selama 3 bulan masa penelitian di sajikan dalam bentuk (Tabel 1). Hasil menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan hedgerow pada total sedimen dan aliran permukaan menunjukan hasil yang berbeda nyata pada perlakuan kontrol. Selain mengakibatkan perpindahan partikel tanah, erosi juga mengakibatkan kehilangan unsur hara baik yang terangku bersama sedimen maupun dengan aliran permukaan (runoff). Kandungan hara N, P, dan K yang hilang disajikan dalam bentuk (Tabel 2). Erosi menyebabkan kehilangan hara yang ikut terbawa bersama sedimen dan aliran permukaan yang menyebabkan penurunan produktivitas tanah. Unsur hara yang hilang dikonversi kepupuk konvensional non subsidi. Biaya ganti rugi kehilangan hara N, P, dan K didekati dengan biaya pembelian pupuk non subsidi Urea, SP36, dan KCl, sedangkan biaya ganti rugi pengembalian tanah yang hilang akibat erosi didekatkan pada pembelian tanah timbunan. Besarnya biaya ganti rugi kehilangan hara selama satu musim tanam atau 3 bulan masa penelitian disajikan dalam bentuk (Tabel 3). 255
5 Harsani ISSN Tabel 1. Total Sedimen dan Aliran Permukaan No Perlakuan P0 P1 P2 P3 Runoff (m 3 /Ha) a ab b ab Total sidimen Ton/Ha 7,8645 a 9,2095 a 4,7485 a 4,2587 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata. Uji Duncan. alfa = 0.05 Tabel 2. Hasil Analisis Jumlah Hara yang Hilang Tiap Hektar Lahan Sedimen Aliran Permukaan Total Perlakuan N P K N P K N P K P0 9,44 0,23 0,79 16,79 0,40 3,37 26,22 0,63 4,15 P1 12,8 9 0,12 1,11 17,25 0,14 2,62 30,14 0,25 3,73 P2 6,65 0,07 0,57 18,72 0,16 2,28 25,37 0,24 2,85 P3 5,11 0,02 0,51 6,59 0,09 3,19 11,70 0,10 3,71 Sumber: Data Primer Setelah diolah 2014 Tabel 3. Total Biaya Ganti Rugi Kehilangan Hara dan Tanah Perlakuan P0 P1 P2 P3 Ganti Rugi Hara Yang Hilang Sedimen Runoff (Rp) (Rp) Sumber: Data Primer Setelah diolah Tanah Yang Hilang Total Ganti Rugi PEMBAHASAN Besar nilai laju erosi rata-rata yang terjadi pada berbagai model sistem pertanian terpadu menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Model pertanian terpadu rambutan jagung (P1) mem - punyai laju erosi rata-rata tertinggi disusul dengan model monokultur Rambutan sebagai kontrol (P0). Hal ini disebabkan oleh pada perlakuan monokultur rambutan tanah dalam kondisi terbuka cukup besar, dan luas kanopi tanaman rambutan masih belum mampu untuk secara maksimal untuk mentupi total luas lahan. sedangkan pada perlakuan rambutan jagung memiliki rata-rata erosi yang tinggi disebabkan pada petak uji pengamatan dilapangan hampir tidak adanya tumbuhan bawah yang dapat menghambat air hujan sehingga tekanan air hujan akan dengan mudah melemahkan ikatan partikel tanah 256
6 Erosi, Aliran Permukaan, Economic Value ISSN yang dengan mudah mempercepat pelepasan tanah dan menyebabkan erosi. Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (2010) mengemukakan tanaman penutup tanah berperan penting dalam menahan dan mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh diatas permukaan tanah. adanya tanaman penutup tanah menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan dan mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan, dan memperbesar infiltrasi air kedalam tanah sehingga mengurangi erosi. McDonald et al., (2002) menjelaskan bahwa pertanian terpadu dapat mengontrol erosi dan mengurangi kehilangan tanah dan aliran permukaan. Tanaman pagar bertindak sebagai penghambat untuk memperlambat aliran permukaan. Selain itu, biomassa yang dipangkas menjadi petutup/pelindung tanah dari dampak pukulan air hujan. Kehilangan hara pada tanah sangat mempengaruhi tingkat produktivitas lahan. Biaya ganti rugi unsur N merupakan biaya ganti terbesar karena kandungan umnsur N pada sedimen dan air cukup tinggi dibandingkan dengan unsur P dan K. Arsyad (2010) yang mengemukakan bahwa banyaknya unsur hara yang hilang oleh erosi bergantung pada besarnya erosi dan kandungan unsur hara dalam bagian tanah. secara kasar banyak tanah yang tererosi dihitung dengan mengalikan kandungan unsur hara tanah semula dengan besarnya tanah tererosi. lebih teliti jumlah kandungan hara yang hilang diukur dengan mengalikan banyaknya sedimen dengan unsur hara yang terbawa sedimen dan yang larut dalam air. Banyaknuya tanah yang hilang bersama erosi dapat diganti dengan menghitung biaya angkut untuk mengembalikan tanah ketempat semula. Asumsi bahwa tanah yang terangkut bersama air limpasan mengendap di sungai atau di waduk. Besarnya biaya ganti rugi kehilangan tanah pada lokasi penelitian tertinggi pada perlakuan P1 dengan Rp ,-/Ha/sekali musim tanam dan yang terendah pada P3 yakni Rp ,-. Total nilai kerugian ekonomi akibat erosi pada setiap perlakuan diperoleh dari penjumlahan kehilangan hara dan biaya ganti pengembalian tanah yang hilang. Dari hasil analis tabel 3 menunjukkan bahwa biaya kerugian terbesar pada perlakuan P1 sebesar Rp ,- dan terkecil pada perlakuan P3 sebesar Rp ,-. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa, penerapan sistem pertanian terpadu hedgerow mampu mengendalikan erosi sebesar 3,6058 ton/ha/musim tanam, atau sekitar 45,85% dari laju erosi pada lahan monokultur. Penerapan sistem pertanian terpadu hedgerow mampu menekan kerugian kehilangan hara akibat erosi. Berdasarkan hasil penilitian untuk pengembangan pertanian dilahan dengan tofografi miring maka disarankan menganut sistem pertanian terpadu hedgerow. DAFTAR PUSTAKA Aliyanta Barokah, Rahmadi Suprapto. (2009). Estimasi Laju Erosi Lahan Berlereng Di Kabupaten Nganjuk Dengan Teknik 137cs. Jurnal. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta. Arsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Djunaedi M. Sodik, Harry Kusnadi dan D. Kusnaedi Umat. (2000). Teknik Pengamatan Erosi Sistem Petak Kecil. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. Ibrahim Bachrul. (2012). Peningkatan Pendapatan Dan Produktivitas Lahan Melalui Integrasi Pertanian Terpadu (Rambutan-Jagung-Gamal- Rumput-Kambing-Biogas) Di Lahan Kering Kabupaten Gowa. Idjudin A. Abas. (2011). Peranan Konservasi Lahan Dalam Penge- 257
7 Harsani ISSN lolaan Perkebunan. Jurnal Sumber daya Lahan Vol. 5 No.2. Juarsah I et. al., (2009). Pengendalian erosi Dan Kahat Bahan Organik tanah pada lahan kering berlereng mendukung produksi pangan nasional. Mawardi. (2011). Peranan Teras Kredit Sebagai Pengendali Laju Erosi Pada Lahan Bervegetasi Kacang Tanah. Jurnal Teknis, 6(3): McDonald, M.A., J.R. Healey, and P.A. Stevens. (2002). The Effects of. Secondary Forest Clearance and Subsequent Land-Use on Erosion Losses and Soil Properties in the Blue Mountains of Jamaica. Agriculture Ecosystems & Environment 92:1-19. Sutrisno Joko, Bunasor Sanim, Asep Saefuddin, Santun R.P. Sitorus. (2012). Valuasi Ekonomi Erosi Lahan Pertanian Di Sub Daerah Aliran Sungai Keduang Kabupaten Wonogiri. Jurnal Sepa, 8(2):
J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.3 : ISSN
J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.3 : 226 231 ISSN 1411-4674 EFEKTIVITAS SISTEM PERTANIAN TERPADU HEDGEROWS TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING Effectiveness of Hedgerows Integrated
Lebih terperinciKAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM
KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Ilmu Tanah (
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya lahan merupakan komponen sumberdaya alam yang ketersediaannya sangat terbatas dan secara relatif memiliki luas yang tetap serta sangat bermanfaat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab menurunnya produktivitas suatu lahan. Degradasi lahan adalah kondisi lahan yang tidak mampu menjadi
Lebih terperinciTUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia. Dengan kata lain
Lebih terperinciDampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora
AMDAL (AGR77) Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Hidroorologis
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Latar Belakang
PENDAHULLUAN Latar Belakang Tanaman kakao sebagai salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara banyak dikembangkan pada topografi berlereng. Hal ini sulit dihindari karena
Lebih terperinciEROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN
EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN Quis 1. Jelaskan pengertian erosi. 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi. 3. Apakah erosi perlu dicegah/dikendalikan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat manusia. Pengertian lahan dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998), yaitu : Lahan merupakan
Lebih terperinciEROSI DAN SEDIMENTASI
EROSI DAN SEDIMENTASI I. PENDAHULUAN Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
Lebih terperinciPengaruh Pupuk Kandang dan Penutup Tanah Terhadap Erosi pada Ultisol Kebun Tambunan A DAS Wampu, Langkat
Pengaruh Pupuk Kandang dan Penutup Tanah Terhadap Erosi pada Ultisol Kebun Tambunan A DAS Wampu, Langkat The Effect of Organic Manure and Cover Crop on Ultisol Erosion in Tambunan Area, Wampu Catchment
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia hidup tergantung dari tanah dan sampai keadaan tertentu tanah yang baik itu juga tergantung dari manusia. Pengelolaan tanah yang kurang baik bisa mengakibatkan
Lebih terperinciPENGARUH MODELING MACAM TANAMAN TERHADAP NILAI EROSI DI LAHAN PERTANIAN. Oleh : Pancadewi Sukaryorini 1) dan Moch. Arifin 1)
96 Jurnal Pertanian MAPETA Vol. 9. No. 2. April 2007 : 96-100 PENGARUH MODELING MACAM TANAMAN TERHADAP NILAI EROSI DI LAHAN PERTANIAN Oleh : Pancadewi Sukaryorini 1) dan Moch. Arifin 1) ABSTRACT Crop can
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan
Lebih terperinciPengaruh Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Erosi yang Berpotensi Longsor
Pengaruh Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Erosi yang Berpotensi Longsor Farid Sitepu* 1, Mary Selintung 1, Tri Harianto 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi merupakan proses penghancuran dan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh tenaga erosi (presipitasi, angin) (Kusumandari, 2011). Erosi secara umum dapat disebabkan
Lebih terperinciPENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 217 ISBN: 978 62 361 72-3 PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Esa Bagus Nugrahanto Balai Penelitian dan
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT
PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT Ria Rosdiana Hutagaol 1 dan Sigit Hardwinarto 2 1 Faperta Jurusan Kehutanan Universitas
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Erosi adalah proses terkikis dan terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah oleh media alami yang berupa air. Tanah dan bagian bagian tanah yang terangkut dari suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan
55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Erosi Permukaan dan Unsur Hara Tanah Hasil pengukuran erosi permukaan dan kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan
Lebih terperinciKonservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan
Data tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis di luar kawasan hutan telah mencapai ±18 juta hektar. Setelah hampir 13 tahun, lahan kritis diluar kawasan hutan pada tahun 2005 sekarang ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut
TINJAUAN PUSTAKA Erosi Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian
Lebih terperinciPENGARUH BEBERAPA JENIS TANAMAN SEMUSIM TERHADAP ALIRAN PERMUKAAN TANAH DI DESA BATU GAJAH KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PENGARUH BEBERAPA JENIS TANAMAN SEMUSIM TERHADAP ALIRAN PERMUKAAN TANAH DI DESA BATU GAJAH KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU THE EFFECT OF SOME TYPE ANNUAL PLANT ON THE RUN OFF IN THE VILLAGE
Lebih terperinciPENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang pengembangannya sangat besar
Lebih terperinciPrestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng
KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin 2004). Erosi merupakan tiga proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Degradasi Lahan Pada sistem pertanian lahan kering yang kurang efektif mengendalikan aliran permukaan dapat mempercepat kehilangan bahan organik yang sangat ringan dan mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya alam merupakan suatu bentuk kekayaan alam yang pemanfaatannya bersifat terbatas dan berfungsi sebagai penunjang kesejahteraan makhluk hidup khususnya manusia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan tropis di Indonesia meliputi areal seluas 143 juta hektar dengan berbagai tipe dan peruntukan (Murdiyarso dan Satjaprapdja, 1997). Kerusakan hutan (deforestasi) masih
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI
BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: land degradation, tobacco, income, erosion, agro-technology, slit pit
ABSTRACT JAKA SUYANA. The Development of Tobacco-Based Sustainable Dry Land Farming System at Progo Hulu Sub-Watershed (Temanggung Regency, Central Java Province). Under direction of NAIK SINUKABAN, BUNASOR
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2014 di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Erosi Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain melalui media air atau angin. Erosi melalui media angin disebabkan oleh kekuatan angin sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah biasanya diperlukan didalam budidaya tanaman dengan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan tanah biasanya diperlukan didalam budidaya tanaman dengan menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tanah berfungsi sebagai tempat berkembangnya akar, penyedia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciBAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI
BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan Curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu (Arsyad, 2010). Menurut Tjasyono (2004), curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada
Lebih terperincimampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan
Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinciPendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang
Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang Estimation of Actual Erosion by USLE Method Approach Vegetation, Slope
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,
4 TINJAUAN PUSTAKA Erosi Tanah Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan, salah satunya menjadi media bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Berbagai gaya mempengaruhi tanah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 %. Tanah Latosol Darmaga/Typic Dystrudepts (Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm) dipilih sebagai
Lebih terperinciErosi Tanah Akibat Operasi Pemanenan Hutan (Soil Erosion Caused by Forest Harvesting Operations)
Erosi Tanah Akibat Operasi Pemanenan Hutan (Soil Erosion Caused by Forest Harvesting Operations) Ujang Suwarna 1*, Harnios Arief 2, dan Mohammad Ramadhon 3 1* Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sejak dasa warsa 80-an telah diarahkan untuk menganut pembagunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan itu sendiri sesungguhnya adalah upaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi
3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi Erosi berasal dari bahasa latin erodere yang berarti menggerogoti atau untuk menggali. Istilah erosi ini pertama kali digunakan dalam istilah geologi untuk menggambarkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang
Lebih terperinciPEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP
PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya
Lebih terperinciPengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola
Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai komunitas tumbuhan juga memiliki fungsi hidrologis dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai peran yang sangat penting dalam
Lebih terperinciTeknik Konservasi Waduk
Teknik Konservasi Waduk Pendugaan Erosi Untuk memperkirakan besarnya laju erosi dalam studi ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) atau PUKT (Persamaan umum Kehilangan Tanah). USLE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmental oleh air.sedimentasi merupakan akibat dari adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Embung merupakan bangunan air yang selama pelaksanaan perencanaan diperlukan berbagai bidang ilmu guna saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang
Lebih terperinciSTUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)
JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 9, Issue 2: 57-61 (2011) ISSN 1829-8907 STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah) Rathna
Lebih terperinciII. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH
5 II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH 2.1. Karakteristik tanah tropika basah Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di kawasan tropika basah, tetapi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu,
TINJAUAN PUSTAKA Hutan dan Fungsinya Hutan memiliki fungsi sebagai pelindung, dalam hal ini berfungsi sebagai pengaturan tata air, pencegahan banjir, pencegahan erosi, dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Lebih terperinciIlmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013
EVALUASI LAJU EROSI DENGAN METODE PETAK KECIL DAN USLE PADA BEBERAPA KEMIRINGAN TANAH ULTISOL TANAMAN UBI JALAR DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (Evaluation of Erosion Rate with Small
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi serta memiliki prospek yang baik bagi petani maupun
Lebih terperinciPENDUGAAN KEHILANGAN TANAH DAN SEDIMEN AKIBAT EROSI MENGGUNAKAN MODEL "ANSWERS" DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG HULU, KATULAMPA.
.,., -., 2.,..' :, :.?
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciIlmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013
EVALUASI LAJU EROSI DENGAN METODE PETAK KECIL DAN USLE PADA BEBERAPA KEMIRINGAN TANAH ULTISOL DENGAN TANAMAN CAMPURAN DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (Evaluation of Erosion Rate With
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian di DAS Ciliwung hulu tahun ,
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di DAS Ciliwung hulu tahun 1990 1996, perubahan penggunaan lahan menjadi salah satu penyebab yang meningkatkan debit puncak dari 280 m 3 /det menjadi 383
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN TUTUPAN TAJUK, CURAH HUJAN, DAN SIFAT TANAH DENGAN ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI NURUL HANIFAH
ANALISIS HUBUNGAN TUTUPAN TAJUK, CURAH HUJAN, DAN SIFAT TANAH DENGAN ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI NURUL HANIFAH DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan
3 2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari hujan yang tidak diserap tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah, tetapi bergerak ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya
Lebih terperinciDISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN
DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN Zurhalena dan Yulfita Farni 1 ABSTRACT Type of plant impact on soil pore distribution and permeability variously. The objectives
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Sayuran Lahan sayuran merupakan penggunaan lahan dominan di Desa Sukaresmi Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Tanaman sayuran yang diusahakan antara lain
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
10 3. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilakukan di Kampung Arca Baru Sawah, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Analisis tanah dan air dilaksanakan
Lebih terperinci6/14/2013 .PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL METODE
PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL Oleh: Nining Wahyunigrum dan Tyas Mutiara Basuki BADAN LITBANG KEHUTANAN BPTKPDAS SOLO Degradasi lahan di Indonesia umumnya
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv v ix
Lebih terperinciNILAI FAKTOR C DAN EROSI TANAH SEBAGAI RESPON PERLAKUAN KONSERVASI VEGETATIF PADA PERTANAMAN KAKAO
NILAI FAKTOR C DAN EROSI TANAH SEBAGAI RESPON PERLAKUAN KONSERVASI VEGETATIF PADA PERTANAMAN KAKAO (The Value of C Factor and Soil Erosion as Respon of Vegetatif Conservation Treatment on Cacao Plantation)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah penyimpanan air, penampung air hujan dan pengaliran air. Yaitu daerah dimana
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB
KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi hidrologis di Sub Daerah Aliran Ci Karo, maka penulis dapat menarik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode USLE Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA
KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA SKRIPSI Oleh: HOLONG MUNTE 060308042 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik (Arsyad, 1989).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciRd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat
EnviroScienteae 10 (2014) 27-32 ISSN 1978-8096 STUDI TINGKAT BAHAYA EROSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AIR (TSS DAN TDS) DAS SEJORONG, KECAMATAN SEKONGKANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciPENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG
PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG Elita Agus Manalu 1), Arsyad 2), dan Suryanto 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi elitamanalu115@gmail.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan
PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan bertopografi miring diperlukan kajian yang
Lebih terperinciGambar 1. Lahan pertanian intensif
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan air dengan mulsa vertikal Pemanenan air (water harvesting) adalah tindakan menampung air hujan dan aliran permukaan untuk disalurkan ke tempat penampungan sementara
Lebih terperinciPENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE
PENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE SKRIPSI Oleh: MARDINA JUWITA OKTAFIA BUTAR BUTAR 080303038 DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tank Model Penerapan Tank Model dilakukan berdasarkan data harian berupa data curah hujan, evapotranspirasi dan debit aliran sungai. Data-data tersebut digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Erosi semacam itu
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciMENENTUKAN LAJU EROSI
MENENTUKAN LAJU EROSI Pendahuluan Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kerusakan akibat erosi dalam ekosistem DAS (Widianto dkk., 2004). Kegiatan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sistem penggunaan lahan dalam daerah aliran sungai (DAS), berupa aneka pepohonan dan semak sehingga membentuk tajuk berlapis. Hutan yang demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan
Lebih terperinciMakalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )
KONSERVASI TANAH DAN AIR: PEMANFAATAN LIMBAH HUTAN DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN TERDEGRADASI 1) Oleh : Pratiwi 2) ABSTRAK Di hutan dan lahan terdegradasi, banyak dijumpai limbah hutan berupa bagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Aliran permukaan Data hasil pengamatan aliran permukaan pada setiap perlakuan disajikan pada Lampiran 4. Analisis ragam disajikan masing-masing pada Lampiran 11. Analisis
Lebih terperinci