frekuensi penerbangan 5 kali dalam seminggu oleh maskapai penerbangan Trans Nusa dan 10 kali seminggu oleh maskapai Susi Air. Bandara ini menjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "frekuensi penerbangan 5 kali dalam seminggu oleh maskapai penerbangan Trans Nusa dan 10 kali seminggu oleh maskapai Susi Air. Bandara ini menjadi"

Transkripsi

1 frekuensi penerbangan 5 kali dalam seminggu oleh maskapai penerbangan Trans Nusa dan 10 kali seminggu oleh maskapai Susi Air. Bandara ini menjadi salah satu alternatif transportasi antara Kabupaten Lembata dengan Kota Kupang (ibu kota Provinsi NTT) dengan lama waktu tempuh kurang dari 45 menit. Statistik Perhubungan (2012) mencatat 616 kunjungan dengan jumlah kedatangan mencapai orang dan keberangkatan orang pada tahun 2011, dimana saat itu penumpang hanya terlayani oleh maskapai Susi Air. Sejak awal tahun 2013, maskapai Trans Nusa telah membuka rute penerbangan Kupang-Lewoleba dengan 5 kali penerbangan setiap minggu. Pesawat berkapasitas 50 penumpang milik Trans Nusa ini mencatat rata-rata kursi terisi 87,12% kursi terisi setiap kali penerbangan Prasarana air bersih Air bersih merupakan kebutuhan utama penduduk untuk keperluan minum dan kebutuhan sehari-hari. Pada tahun 2011 produksi air minum di Kabupaten Lembata mencapai m 3.. Dari jumlah tersebut yang terjual sebanyak m 3 kepada pelanggan dengan banyaknya pemakaian sehingga nilai pemakaian menjadi Rp ,-. Air yang disediakan PDAM Kabupaten Lembata ini baru menjangkau beberapa kelurahan di Kecamatan Nubatukan dan didomiasi oleh 94,27% konsumen rumahtangga. Kebutuhan air bersih masyarakat Lembata lainnya yang tidak menggunakan air PDAM bersumber dari mata air tanah, sumur bor, air hujan (bak penampung) dan air permukaan (sungai) di sekitar pemukiman Prasarana listrik Sumberdaya listrik di Kabupaten Lembata yang digunakan saat ini adalah PLTD yang dikelola oleh PT PLN Ranting Lembata yang tersebar pada 4 Sub-ranting dan 2 Kantor Jaga Ranting yang terdapat di 7 kecamatan. Tenaga listrik yang dibangkitkan sebesar Kwh, terjual Kwh dan terpakai Kwh) dengan jumlah pelanggan Sebagian kecil keluarga yang belum menggunakan layanan listrik dari PT. PLN Ranting Lembata memilih menggunakan alat penangkap tenaga surya dan generator manual. Sementara upaya lain yang sedang dikembangkan di Kecamatan Atadei adalah pembangkit listrik tenaga surya yang belum didistribusikan kepada pelanggannya. Terdapat rumahtangga yang telah mendapatkan pelayanan listrik baru mencapai 10,75%. Jumlah ini menjadi lebih kecil lagi jika dikeluarkan pelanggan yang bukan rumahtangga, seperti instansi pemerintah dan lembaga sosial keagamaan lainnya. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian di Kabupaten Lembata Prasarana komunikasi Pelayanan prasarana telekomunikasi belum tersebar secara merata pada semua kecamatan yang berada di Kabupaten Lembata kecuali Kecamatan Nubatukan yang melayani 858 pelanggan (triwulan IV-2011). Kecamatan lainnya terlayani oleh PT. Telkom sebagai BUMN yang telah membangun jaringan telekomunikasi meskipun belum merata menjangkau hingga beberapa desa karena faktor topografi. Kantor Pos masih sangat terbatas dan belum menjangkau sampai di tingkat Kecamatan. Terdapat pula sejumlah jasa pengiriman swasta seperti JNE dan TIKI yang melayani jasa pengiriman barang dan dokumen. 257

2 Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Lembata sudah tersedia mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi. Sampai dengan penelitian ini dilakukan belum tersedia data mengenai jumlah TK/PAUD, tetapi diduga hampir 90% desa/kelurahan yang memiliki SD, sudah memiliki juga TK/PAUD. Sementar jumlah sekolah di Kabupaten Lembata pada tahun 2011 sebanyak 174 unit SD/MI, 47 unit SMP/MTs, 6 unit SMA/MA, dan SMK sebanyak 8 unit. Terdapat 1 lembaga Perguruan Tinggi berbentuk Sekolah Tinggi yang sementara dirintis dan Universitas Terbuka sudah 5 tahun berada Kabupaten Lembata. Terdapat prasarana SD/Madrasah sebanyak 174 buah dengan jumlah siswa sebanyak orang dan guru sebanyak orang (ratio guru-murid 1 : 11,67) ; (2) jumlah SMP/MTs sebanyak 47 buah dengan jumlah siswa sebanyak orang dan guru sebanyak 575 orang (ratio guru-murid 1 : 9,85) ; (3) jumlah SMA/MA sebanyak 6 buah dengan jumlah siswa sebanyak orang dan guru sebanyak 174 orang (ratio guru-murid 1 : 11,14) dan (4) jumlah SMK sebanyak 8 buah dengan jumlah siswa sebanyak 916 orang dan guru sebanyak 159 orang (ratio guru-murid 1 : 5,76). Penduduk yang berusia 14 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan atau ijasah tertinggi yang dimiliki sebanyak orang. Sebanyak 63,18% adalah tidak/belum tamat SD (27,49%) dan mereka yang memiliki ijasah sederajat SD (41,15%). Penduduk yang berijasah SMP/MTs sebesar 11,62%; yang berijasah SMA /sederajat sebesar 14,77% ; Diploma (D1-D3) 2,97%; dan yang berijasah sarjana 2,45%. Ketersediaan dan penyebaran SD/Madrasah dan SMP/MTs di Kabupaten Lembata saat ini relatif merata, dimana sebanyak 87% desa telah tersedia prasarana gedung SD dan rata-rata setiap kecamatan memiliki 3 SLTP/MTs. Untuk jenjang pendidikan SMA/MA dan SMK, meskipun tingkat penyebarannya tidak merata, dimana dari 12 buah SMU/SMK yang berada di Kabupaten Lembata, 8 buah SMU/SMK terdapat di kecamatan Nubatukan (dengan rincian 3 buah SMA, 1 buah MA dan 4 buah SMK). SMA/MA/SMK lainnya tersebar di Kecamatan Nagawutun (1 SMA), Kecamatan Buyasuri (1 SMK dan 1 MA), Kecamatan Wulandoni ( SMK) Ile Ape (1 SMK). Hanya Kecamatan Atadei, Lebatukan dan Kecamatan Omesuri tidak memiliki SLTA (2011) namun saat ini (2013) data Dinas PPO Lembata telah menyediakan 1 SMA di masingmasing kecamatan tersebut Prasarana kesehatan Data tahun 2011 menunjukan, di Kabupaten Lembata terdapat 3 (tiga) buah rumah sakit (satu milik pemerintah dan dua buah milik swasta), terdapat di Kecamatan Nubatukan. Untuk fasilitas Puskesmas, semua kecamatan di Kabupaten Lembata memiliki satu buah puskesmas dan sekurang-kurangnya memiliki 3 buah Puskesmas Pembantu (kecuali Kecamatan Lebatukan hanya memiliki satu buah Puskesmas Pembantu). Tercatata 9 unit Puskesmas, 32 unit Pustu, 9 unit Puskesmas Keliling, dan 314 Posyandu, serta 1 unit Balai Pengobatan. Selain rumah sakit dan balai pengobatan, semua prasarana kesehatan yang telah disebutkan menyebar secara merata pada semua kecamatan. Tenaga medis sebanyak 9 orang dokter umum untuk 9 kecamatan, 6 orang dokter gigi, 106 perawat, 114 bidan dan paramedis lainnya sebanyak 2 orang. Jumlah ini terlihat berkurang dari jumlah tenaga medis pada tahun sebelumnya yaitu 21 orang dokter umum, 14 orang dokter gigi, 198 orang perawat, 122 orang bidan, 124 orang paramedis non-perawat dan paramedis lainnya sebanyak 2 orang. 258

3 Tabel 3. Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan Menurut Status Tenaga Kesehatan per Kecamatan, Tahun 2011 No Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan paramedis 1 Nagawutung Wulandoni Atadei Ile Ape Ile Ape Timur Lebatukan Nubatukan Omesuri Buyasuri Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Lembata Dalam Angka Tahun Ekonomi Wilayah Struktur Ekonomi Wilayah Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lembata (atas dasar harga berlaku) selama tiga tahun terakhir ( ) terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Lembata sebesari Rp 356,81 milyar meningkat menjadi Rp 401,58 milyar pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 14,79 %. Kemudian meningkat lagi menjadi Rp 475,82 milyar pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 16,17 % dibanding tahun Jika dilihat dari strukturnya, maka sumbangan terbesar terhadap pembentukan perekonomian Kabupaten Lembata masih didominasi oleh sektor pertanian, tetapi dengan besaran yang semakin menurun, dimana pada tahun 2009 sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 48,47 % kemudian turun menjadi 47,57 % pada tahun 2010, dan turun lagi menjadi 45,08 % pada tahun Sumbangan terbesar kedua disumbang oleh sektor Jasa dengan tingkat pertumbuhan yang terus meningkat, tetapi lebih dari sebagian disumbang oleh sektor pemerintahan. Perkembangan PDRB Kabupaten Lembata menurut masing-masing sektor atas dasar Harga yang Berlaku dan Harga Konstan Tahun dapat diikuti pada Tabel 4. Tabel 4. Pendapatan Daerah Regional Bruto Kabupaten Lembata ADHB dan ADHK Tahun No Sektor 2009 (7Rp ribu) 2010 (Rp ribu) *) 2011 (Rp ribu) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian , , , , , ,64 1. Tanaman Pangan , , , , , ,83 2. Tanaman Perkebunan , , , , , ,59 3. Peternakan dan Hasilnya , , , , , ,65 4. Kehutanan 14,51 4,89 16,51 4,96 19,31 5,08 5. Perikanan , , , , , ,48 2 Pertambangan 1.802,62 833, ,24 876, ,95 928,78 3 Industri Pengolahan 1.255,79 484, ,17 497, ,46 516,79 4 Listrik dan Air Bersih 1.669,26 634, ,09 680, ,01 756,43 1. Listrik 1.407,71 513, ,62 556, ,09 627,21 2. Air Bersih 261,55 120,26 277,47 123,75 315,93 129,22 5 Bangunan Konstruksi , , , , , ,55 6 Perdagangan, Hotel & Restoran , , , , , ,51 259

4 No Sektor 2009 (7Rp ribu) 2010 (Rp ribu) *) 2011 (Rp ribu) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1. Perdagangan , , , , , ,29 2. Hotel 400,57 251,76 436,65 265,78 487,95 289,32 3. Restoran 487,88 67,99 547,46 70,87 579,44 73,90 7 Pengangkutan dan Komunikasi , , , , , ,35 a. A n g k u t a n , , , , , ,63 1. Jalan Raya 8.049, , , , , ,05 2. Angkutan Laut 5.968, , , , , ,15 3. Angkutan Sungai 4. Angkutan Udara 5. Jasa Pengangkutan 981,51 421, ,21 434, ,61 451,43 b. K o m u n i k a s i 118,09 63,65 130,10 69,72 154,75 76,72 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.365, , , , , ,96 a.bank 1.059,75 400, ,19 434, ,55 484,73 b. Lembaga Nir Bank 368,46 38,56 417,00 40,29 570,88 41,74 c. Sewa Bangunan 2.771, , , , , ,94 d. Jasa Perusahaan 165,32 85,03 175,81 85,41 191,04 95,54 9 Jasa-Jasa , , , , , ,60 a. Pemerintahan Umum , , , , , ,85 b. S w a s t a/private , , , , , ,76 1. Sosial & Kemasyarakatan , , , , , ,28 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & RT 5.125, , , , , ,48 PDRB Kabupan Lembata , , , , , ,61 Sumber: Kabupaten Lembata Dalam Angka, 2012 *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara Pada tahun 2009 sektor Jasa memberikan sumbangan sebesar 30,27% (subsektor pemerintahan menyumbang sebesar 85,41% atau sebesar 25,86% terhadap pembentukan PDRB) kemudian meningkat menjadi 31,43% pada tahun 2010 (subsektor pemerintahan menyumbang sebesar 86,15% atau sebesar 27,08% terhadap pembentukan PDRB), dan meningkat lagi menjadi 33,53% pada tahun Sedangkan kontribusi relatif masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Lembata atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan dapat diikuti pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lembata ADHB dan ADHKTahun 2000 Tahun No Sektor Tahun 2009 (%) Tahun 2010 (%) *) Tahun 2011 (%) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian 48,47 52,38 47,57 51,33 45,08 49,88 1. Tanaman Pangan 22,09 22,76 22,00 22,23 21,44 21,73 2. Tanaman Perkebunan 6,98 8,34 6,72 8,15 6,18 7,98 3. Peternakan dan Hasilnya 10,24 12,56 10,20 12,51 9,66 12,12 4. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Perikanan 9,17 8,69 8,64 8,44 7,79 8,05 2 Pertambangan 0,51 0,57 0,51 0,58 0,51 0,58 3 Industri Pengolahan 0,35 0,33 0,35 0,33 0,35 0,32 4 Listrik dan Air Bersih 0,47 0,44 0,47 0,45 0,51 0,47 1. Listrik 0,39 0, ,37 0,44 0,39 2. Air Bersih 0,07 0,08 0,07 0,08 0,07 0,08 5 Bangunan Konstruksi 3,66 3,44 3,66 3,39 3,66 3,36 6 Perdagangan, Hotel&Restoran 10,81 8,90 10,90 9,02 11,32 9,20 1. Perdagangan 10,56 8,68 10,66 8,80 11,10 8,97 260

5 No Sektor Tahun 2009 (%) Tahun 2010 (%) *) Tahun 2011 (%) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 2. Hotel 0,11 0,17 0,11 0,17 0,10 0,18 3. Restoran 0,14 0,05 0,13 0,05 0,12 0,05 7 Pengangkutan dan Telkom 4,24 4,68 3,90 4,57 3,82 4,51 a. A n g k u t a n 4,20 4,67 3,87 4,52 3,78 4,47 1. Jalan Raya 2,26 2,36 2,06 2,31 2,03 2,30 2. Laut 1,67 1,98 1,56 1,92 1,50 1,87 3. Sungai dan Danau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4. Udara 0,0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Jasa Pengangkutan 0,28 0,29 0,26 0,28 0,25 0,28 b. K o m u n i k a s i 0,03 0,04 0,03 0,05 0,03 0,05 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,22 1,44 1,20 1,43 1,23 1,44 a. Bank 0,30 0,27 0,31 0,28 0,35 0,30 b. Lembaga Nir Bank 0,10 0,03 0,10 0,03 0,12 0,03 b. Sewa Bangunan 0,78 1,08 0,75 1,06 0,72 1,06 c. Jasa Perusahaan 0,05 0,06 0,04 0,06 0,04 0,05 9 Jasa-Jasa 30,27 27,83 31,43 28,91 33,53 30,24 a. Pemerintahan Umum 25,86 21,88 27,08 22,86 29,22 24,08 b. S w a s t a / Private 4,42 5,95 4,35 6,06 4,30 6,16 1. Sosial & Kemasyarakatan 2,98 3,67 3,02 3,79 3,04 3,91 2. Hiburan & Rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Perorangan & Rumahtangga 1,44 2,29 1,33 2,27 1,26 2,25 PDRB Kabupaten Lembata 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Kabupaten Lembata Dalam Angka, 2007 *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara 1.6. Potensi UMKM Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi NTT, sampai dengan Desember 2011 jumlah UMKM di Kabupaten Lembata mencapai unit. Hampir sebagian (37,75%) berada pada sektor pertanian, kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (31,48%), dan sektor industri pengolahan (7,37%). Kemudian dikuti berturutturut oleh jasa-jasa (6,72%) ; Keuangan/Persewaan (5,85%) ; Pengangkutan dan telekomunikasi (5,17%) ; Bangunan (3,56%); Pertambangan (1,85%) ; dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,24%). Gambar 1 menyajikan distribusi jumlah UMKM menurut masing-masing sektor. Gambar 1. Sumber : Data UKM Kabupaten Lembata Menurut Sektor Per Desember 2011 Dinkop dan UMKM Prov. NTT) diolah Berdasarkan jumlah dan penyebaran UMKM pada berbagai sektor atau lapangan usaha, serta mempertimbangkan kondisi obyektif yang dihadapi dan peluang pengembangan ke depan, maka strategi pengembangan Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM di Kabupaten Lembata ditetapkan sebagai berikut : 261

6 a. Mengembangkan SDM pelaku koperasi, UMKM dan IDKM; b. Mengembangkan Lembaga koperasi dan UMKM; c. Memprioritaskan penguatan usaha untuk mengembangkan komoditi yang memiliki potensi penggerak ekonomi daerah dan ekspor; d. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana aparatur; e. Mendorong tumbuhnya iklim usaha yg sehat melalui penyiapan dan usulan berbagai kebijakan pengaturan, pengembangan dan pengawasan IKM; f. Pelayanan perizinan dan akses permodalan; g. peningkatan Infrastruktur pendukung bagi koperasi, UMKM dan IDKM; h. Meningkatkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; i. Fasilitasi bantuan teknis dan sarana usaha untuk meningkatkan mutu, produktivitas, diversifikasi produk, kemasan, HKI; j. Peningkatan daya saing gerakan koperasi, UMKM dan IDKM. Untuk mengimplementasikan kebijakan di atas, maka dirumuskan 15 program pokok yang membidangi koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan dalam RPJMD Kabupaten Lembata Periode , yaitu : Penciptaan iklim UKM yang kondusif, Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan Kompetitif UKM, Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, Pengembangan IKM, Peningkatan kemampuan teknologi industri, Penataan struktur industri, Pengembangan sentra-sentra industri potensial, Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan, Peningkatan kerjasama perdagangan internasional, Peningkatan dan pengembangan ekspor, Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri, Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. Pertumbuhan investasi dan meningkatnya nilai produksi yang semakin signifikan di Kabupaten Lembata memberikan harapan akan tumbuh dan berkembangnya sektor industri sebagai penggerak perekonomian daerah sebagaimana ditunjukan tabel 6. Tabel 6. Penyebaran Kelompok IKM di Kabupaten Lembata Tahun 2011 No Jenis Usaha Kategori IKM Unit Jumlah Nilai Nilai Nilai Bahan Usaha TK Investasi Produksi Baku 1 Indsutri Pangan Formal ,750, ,280, ,824,000 Non Formal ,459,876,500 2,387,943,000 1,881,298,900 2 Industri Formal ,800, ,152,000 Sandang Non Formal ,980,000 1,519,842,000 1,216,208,600 3 Industri Kimia Formal ,800,000 10,399,819,000 8,114,658,000 dan bahan Non Formal ,183,120,000 6,173,561,200 5,023,056,160 Bangunan 4 Industri Logam Formal ,700, ,320, ,571,200 dan Elektronik Non Formal ,000, ,216, ,372,800 5 Industri Formal Kerajinan Non Formal ,827, ,604, ,283,840 Sumber : Dinkoperindag Kabupaten Lembata, 2012 Subsektor perdagangan menunjukan peningkatan sirkulasi barang masuk ke Kabupaten Lembata yang didominasi barang kebutuhan primer dan sekunder (65 jenis) diantaranya volume terbesar adalah minuman ringan sebanyak botol dan volume terkecil adalah gips sebanyak 1 ton. Sedangkan barang yang keluar seluruhnya adalah komoditi pertanian (beserta sub-sektornya) dengan volume terbesar adalah kopra sebanyak ton dan rumput laut sebanyak 552 ton. Aktifitas 262

7 perdagangan di Kabupaten Lembata tergolong tinggi melalui kegiatan pasar tradisional sejumlah 27 titik yang tersebar di 9 kecamatan dengan intensitas mingguan dan diperkirakan sirkulasi uang yang beredar pada setiap hari pasar adalah Rp Rp /pasar. Penyelenggaraan urusan koperasi dan UKM, telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan mengkondisikan iklim usaha koperasi dan UKM sebagai soko guru perekonomian rakyat sebagaimana tergambar dalam tabel 7 berikut. Tabel. 7. Koperasi Primer Berbadan Hukum, Bidang Usaha dan Keaktifan Koperasi Di Kabupaten Lembata BERBADAN HUKUM BIDANG USAHA KEAKTIFAN KOPERASI No JENIS KOPERASI simpan pinjam pertokoan distribusi dan perdagangan jasa lainnya aktif tidak aktif aktif tidak aktif aktif tidak aktif 1 KUD KSP KPRI KSU Koperasi Wanita Koperasi Pemuda Koperasi Desa Koperasi Pertanian Koperasi Nelayan Koperasi Pasar Koperasi Distribusi Jumlah Presentase 1,79% 98,21 % - 16% Sumber : Dinas Koperidag Kabupaten Lembata, ,57 40,43 60,7 39,29 57,14 42,86 Peningkatan koperasi baik dari kelembagaan yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah Koperasi dimana pada tahun 2009 berjumlah 47 Koperasi yang berbadan Hukum dan pada tahun 2011 berjumlah 56 Koperasi atau naik sebesar 16%. Data peningkatan jumlah koperasi dimaksud terdapat 55 Koperasi atau 98,21% yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang Simpan Pinjam sedangkan 1,79% bergerak di Usaha Konsumsi. Belum ada Koperasi yang bergerak disektor riil. Seiring dengan bertambahnya jumlah Koperasi tidak didukung dengan Keaktifan Koperasi. Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah Koperasi Tidak Aktif pada tahun 2009 hanya terdapat 19 Koperasi yang Tidak Aktif naik menjadi 24 Koperasi Tidak Aktif, atau pada Tahun ,43% Koperasi Tidak aktif naik menjadi 42,86% Perbankan dan UMKM Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT, peranan perbankan terhadap pengembangan UMKM di Kabupaten Lembata mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kantor bank yang beroperasi di Kabupaten Lembata, maupun jumlah pinjaman yang disalurkan pihak perbankan kepada pihak UMKM. Kantor bank yang beroperasi di Kabupaten Lembata sebanyak 3 bank umum yaitu BRI, BNI, dan Bank NTT. Kebijakan perbankan dalam memberikan pinjaman berdasarkan lapangan usaha menunjukan pertumbuhan yang cukup berarti, tetapi jika dibandingkan dengan 263

8 pinjaman yang diberikan bukan untuk lapangan usaha, maka proporsinya masih lebih kecil, tetapi menunjukan peningkatan yang berarti. Pada tahun 2010 misalnya, total pinjaman yang diberikan mencapai Rp juta, tetapi yang diberikan kepada lapangan usaha hanya mencapai 27,81%. Pada tahun 2012, jumlah pinjaman yang diberikan mencapai Rp juta, yang diperuntukan buat lapangan usaha mengalami penurunan, yaitu sebesar 22,44%. Tabel 8 berikut menyajikan posisi pinjaman yang diberikan perbankkan menurut sektor atau lapangan usaha. Tabel 8. Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank di Kabupaten Lembata Menurut Lapangan Usaha, No Jenis Pinjaman 2010 (Rp juta) 2011 (Rp juta) 2012 (Rp juta) A Berdasarkan Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2 Petambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Kuangan, Real Estate, Jasa Perus Jasa-jasa B Pinjaman bukan Lapangan Usaha Jumlah Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT Jenis pinjaman yang diberikan kepada lapangan usaha pada tahun , sebagian besar diserap oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan namun mengalami penurunan pada tahun Sektor usaha yang mengalami kenaikan pinjaman dari bank adalah jasa dan industri pengolahan sedangkan lainnya mengalami penurunan. Pemberian pinjaman kepada bukan lapangan usaha terus mengalami kenaikan sejak 2010 sebesar 72,19% menjadi 81,72% pada tahun 2011 kemudian menurun menjadi 77,56% pada tahun 2012 namun tetap saja lebih besar disbanding sector lapangan usaha. Pinjaman kepada UMKM dikaitkan dengan jenis penggunaan terlihat dari total penjaman yang diserap oleh 9 sektor/lapangan usaha, sebagian besarnya digunakan untuk modal kerja, sedangkan untuk investasi relatif kecil. Total pinjaman yang diberikan setiap tahun oleh bank umum, lebih dari 70%-nya adalah pinjaman konsumtif (Tabel 8). Tabel 9 berikut menyajikan pinjaman yang diberikan oleh bank umum berdasarkan jenis penggunaan dan Tabel 10 menyajikan persentase menurut masingmasing jenis penggunaan. Tabel 9. Perkembangan Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Lembata Menurut Jenis Penggunaan, No Jenis Penggunaan 2010 (Rp juta) 2011 (Rp juta) 2012 (Rp juta) 1 Modal Kerja Investasi Konsumtif Jumlah Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT 264

9 Tabel 10. Persentase Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Lembata Menurut Jenis Penggunaan, No Jenis Penggunaan 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 1 Modal Kerja 25,04 16,96 20,58 2 Investasi 2,66 1,33 1,85 3 Konsumtif 72,30 81,72 77,56 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT Persentase pinjaman yang digunakan untuk modal kerja dan investasi relatif lebih kecil dibandingkan untuk kunsumsi, tetapi selama tiga tahun terakhir proporsi pinjaman untuk pengembangan usaha (baik untuk modal kerja maunpun untuk investasi) menunjukan peningkatan. Pinjaman untuk modal kerja mengalami penurunan -8,08% pada tahun 2011 kemudian naik 3,62% pada tahun Demikian pula dengan pinjaman investasi mengalami penurunan -1,33% pada tahun 2011 kemudian naik 0,53% pada tahun Sedangkan pinjaman konsumtif naik cukup signifikan sebesar 9,42% pada tahun 2011 namun mengalami penurunan sebesar - 4,14% pada tahun Meningkatnya nilai investasi oleh kelompok Industri Kecil dan Menengah khususnya industri pangan dan sandang baik kategori formal maupun non-formal pada tahun 2011 diharapkan sinergi dengan besarnya pinjaman yang diberikan bank untuk investasi. Demikian halnya meningkatnya nilai produksi khususnya industri bahan bangunan, sandang dan pangan pada tahun 2011 juga sinergi dengan naiknya pemberian pinjaman untuk modal usaha. Sementara meningkatnya nilai konsumtif masyarakat dari tahun 2011 mencapai 9,42% kemudian menurun hingga -4,14% diharapkan akan terus menurun hingga keputusan membuka pinjaman ke bank lebih diperuntukkan untuk kegiatan usaha (investasi dan modal kerja). Hal ini tentunya tergantung kebijakan pihak bank yang membatasi peminjaman (kredit) masyarakat yang diperuntukkan bagi aktifitas konsumtif dan lebih memprioritaskan bagi kegiatan usaha khususnya Usaha Kecil dan Menengah. 265

10 BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN LEMBATA 2.1. Bobot S ektor-sub S ektor dalam pe ngembangan U MKM K abupaten Lembata Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan. Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Lembata. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Lembata yang mempunyai nilai skor tertinggi. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 11. Bobot kebutuhan atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Lembata adalah sektor Peternakan, sedangkan sektor usaha Tanaman Pangan memiliki skor terbobot tertinggi untuk tujuan penciptaan lapangan kerja, sedangkan sektor Pertambangan untuk tujuan peningkatan daya saing produk. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor tanaman pangan, perkebunan, pariwisata, perdagangan, peternakan, perindustrian, angkutan, pertambangan dan kehutanan. Tabel 11. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Lembata Sektor Usaha Pertumbuhan Ekonomi (0.2692) Tujuan (Skor Terbobot) Penciptaan Lapangan Kerja (0.3615) Peningkatan Daya Saing Produk (0.3694) Skor Terbobot Gabungan Rangking Perikanan 0,1100 0,1444 0,1658 0, Tanaman Pangan 0,1200 0,1574 0,0948 0, Perkebunan 0,1150 0,1167 0,1366 0, Pariwisata 0,1639 0,0749 0,1125 0, Perdagangan 0,0745 0,1223 0,0971 0, Peternakan 0,1126 0,0712 0,0830 0, Perindustrian 0,0505 0,0628 0,0822 0, Angkutan 0,0708 0,0691 0,0537 0, Kehutanan 0,0703 0,0570 0,0648 0, Pertambangan 0,0418 0,0716 0,0619 0, Sumber : Data Primer (diolah) 2.2 KPJu Unggulan UMKM Per Sektor di Kabupaten Lembata Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan (Tabel 12), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel

11 Tabel 12. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Lembata No Sektor Usaha/ Skor- Sektor Usaha/ Skor- No KPJu Unggulan Terbobot KPJu Unggulan Terbobot Padi dan Palawija Sayuran 1 Jagung 0, Cabai 0, Ubi Jalar 0, Bawang Merah 0, Kacang Tanah 0, Bayam 0, Ubi Kayu 0, Kacang Panjang 0, Padi Sawah 0, Tomat 0,1038 Buah-Buahan Perkebunan 1 Pisang 0, Coklat 0, Nangka 0, Jambu Mete 0, Industri tahu 0, Kopi 0, Rambutan 0, Pinang 0, Pepaya 0, Kapuk 0,1174 Peternakan Perikanan 1 Babi 0, Usaha budidaya rumput laut 0, Ayam Kampung 0, Usaha Penangkapan ikan di laut 0, Kerbau 0, Budidaya Mutiara 0, Itik 0, Usaha Budidaya ikan di laut 0, Ayam Ras Pedaging 0, Usaha budidaya tambak 0,0990 Pariwisata Industri 1 Pertunjukkan seni/budaya 0, Industri kopra 0, hotel melati 0, Industri minyak kelapa 0, Kedai minum (contoh: warung 0, Pengolahan dan pengawetan ikan 0,1226 kopi) dan produk ikan 4 Kedai makanan 0, Industri meubel 0, Penyediaan makanan keliling 0, Industri kain tenun ikat 0,1037 Perdagangan Jasa-jasa 1 Ikan dan hasilnya 0, Jasa penyewaan mobil 0, Hasil pertanian/hortikultura 0, Keuangan 0, Saprodi pertanian /sapronak 0, Kursus ketrampilan dan pengetahuan 0, Bahan bakar 0, Servis perbaikan elektronik 0, Karya seni dan kerajinan 0, Tenda/Musik/Alat masak, dll 0,1205 Angkutan Kehutanan 1 Angkutan barang umum 0, Asam 0, Angkutan ojek motor 0, Kemiri 0, Angkutan bus antar kota 0, Gaharu 0, Angkutan penyeberangan umum 0, Budidaya madu 0,1198 (antar kabupaten) 5 Angkutan sewa 0, Pemungutan Madu 0,1163 Pertambangan 1 Tanah urukan 0, Batu bangunan 0,2237 Sumber : Data Primer (diolah) 3 pasir besi 0, Pasir 0, panas bumi 0, KPJu unggulan UMKM lintas sektor di Kabupaten Lembata Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 11) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 12) dilakukan analisa dengan menggunakan Metoda Bayes. Berdasarkan hasil analisis, 267

12 diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 13. Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Lembata adalah Usaha budidaya rumput laut, usaha ternak babi, usaha tani jagung, usaha ternak ayam kampung, dan perdagangan ikan dan hasil-hasilnya. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada berikut. Tabel KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Lembata No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha 1 Usaha budidaya rumput laut 0,0422 Perikanan 2 Babi 0,0346 Peternakan 3 Jagung 0,0296 Tanaman pangan 4 Ayam Kampung 0,0254 Peternakan 5 Ikan dan hasilnya 0,0250 Perdagangan 6 Ubi Jalar 0,0218 Padi Palawija 7 Kerbau 0,0217 Peternakan 8 Coklat 0,0207 Perkebunan 9 Itik 0,0202 Peternakan 10 Usaha Penangkapan ikan di laut 0,0201 Perikanan Sumber : Data Primer (diolah) Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor adalah usaha tani ubi jalar, usaha ternak kerbau, perkebunan coklat (kakao), usaha ternaik itik, dan usaha penangkapan ikan di laut. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka 5 KPJu utama adalah: sektor perikanan menempati posisi teratas Hasil Analisis Potensi dan Prospek KPJu Unggulan Kabupaten Lembata Kedudukan KPJu Unggulan di Kabupaten Lembata berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 14. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Lembata No KPJu Unggulan Skor Kriteria Kuadran Potensi Prospek Potensi Prospek 1 Usaha budidaya rumput laut 4,60 4,40 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I 2 Babi 3,0 3,40 Sesuai Sesuai II 3 Jagung 3,20 2,80 Sesuai Sesuai II 4 Ayam Kampung 2,20 3,00 Cukup Sesuai Sesuai III 5 Ikan dan hasilnya 4,00 3,80 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I 6 Ubi Jalar 3,00 2,80 Sesuai Sesuai III 7 Kerbau 2,60 2,60 Cukup Sesuai Sesuai IV 8 Coklat 3,60 2,80 Sesuai Sesuai III 9 Itik 2,60 2,00 Cukup Sesuai Cukup Sesuai IV 10 Usaha Penangkapan ikan di laut 4,80 4,00 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I Sumber : Data Primer (diolah) Terdapat 3 KPJu Unggulan lintas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik, yaitu: usaha budidaya rumput laut, perdagangan ikan dan hasilhasilnya, dan usaha penangkapan ikan di laut. 268

13 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. Kesimpulan Tujuan terpenting dalam pengembangan UMKM adalah untuk peningkatan daya saing produk, kemudian penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Menyiapkan kualitas dan mutu output produksi agar dapat bersaing di pasar serta mampu mempertahankan keberlanjutan produktifitas UMKM menjadi kesadaran kalangan pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi di Kabupaten Lembata Kriteria penentuan KPJu Unggulan terpenting (ranking kepentingan) berturutturut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/ kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya Untuk pengembangan UMKM, sektor utama di Kabupaten Lembata adalah di sektor usaha perikanan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor tanaman pangan, perkebunan, pariwisata, perdagangan, peternakan, perindustrian, angkutan, pertambangan dan kehutanan Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk penegmbangan UMKM di Kabupaten Lembata berturut-turut adalah: 1) Usaha budidaya rumput laut, 2) babi, 3) jagung, 4) ayam kampung, 5) ikan dan hasilnya, 6) ubi jalar, 7) kerbau, 8) coklat, 9) itik, dan Usaha Penangkapan ikan di laut Jenis usaha dan komoditi yang potensi dan prospek dengan kategori baik sampai sangat baik adalah : 1) Usaha budidaya rumput laut, 2) Perdagangan ikan dan hasil-hasilnya, dan 3) Usaha Penangkapan ikan di laut Rekomendasi Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Lembata mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT Dalam ruang lingkup rekomendasi (1), diharapkan berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Lembata disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang secara potensi dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu: usaha budidaya rumput laut, perdagangan ikan dan hasil-hasilnya, dan usaha penangkapan ikan di laut. 269

14 Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah Lembaga perbankan terutama BUMN diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Lembata dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah. 270

15

16 BAB I KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN FLORES TIMUR 1.1. Kondisi Fisik Wilayah Kondisi Geografis Kabupaten Flores Timur terletak di ujung bagian timur Pulau Flores, tepatnya berada di antara 8 o 04 8 o 40 LS dan 122 o o 20 BT. Luas wilayahnya 5.983,38 Km², terdiri dari daratan 1.812,85 Km² (31% luas wilayah) yang tersebar pada 3 pulau besar dan 14 pulau kecil serta luas lautan 4.170,53 Km² (69% luas wilayah). Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Flores Timur terdiri dari 19 kecamatan, 229 desa dan 21 kelurahan. Wilayah Kabupaten Flores Timur terdiri dari 17 pulau dimana hanya tiga (3) pulau saja yang dihuni, yaitu Pulau Flores bagian Timur, Pulau Adonara, dan Pulau Solor serta 14 pulau lainnya merupakan pulau yang tidak dihuni, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Utara berbatasan dengan Laut Flores Selatan berbatasan dengan Laut Sawu Barat berbatasan dengan Kabupaten Sikka Timur berbatasan dengan Selat Boleng Kabupaten Flores Timur beriklim tropis, dengn musim kemarau yang lebih panjang yakni berkisar antara 8 sampai 9 bulan dan musim hujan yang relatif singkat yaitu berkisar antara 2 sampai 4 bulan. Curah hujan tidak merata di seluruh wilayah dengan rata-rata curah hujan per tahun 1.263,4 mm/tahun. Jumlah hari hujan berkisar antara hari/tahun dengan kedalaman mm. Intensitas penyinaran matahari berkisar antara 53% pada bulan februari hingga 95% pada bulan september. Suhu udara maksimum antara o C dan minimum antara o C. Kecepatan angin rata-rata 8,41 knot, menjadikan wilayah Kabupaten Flores Timur rawan kekeringan Topografi, Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Flores Timur merupakan kabupaten kepulauan dengan topografi bergunung dan berbukit dan kemiringan di atas 40 o mencapai 33,97% (615,79 Km 2. Tingkat kemiringan antara 0 12 o mencapai 23% (417,20 Km 2 ) dari luas wilayah daratan, dan tingkat kemiringan antara 12 o 40 o mencapai 43% (779,86 Km 2 ) Demografi Beribukota di Larantuka, Kabupaten Flores Timur terdiri dari 19 kecamatan, 299 desa dan 21 delurahan menurut Perda Nomor 2 tahun 2010 dan Nomor 3 tahun Jumlah penduduknya sebanyak jiwa ( laki-laki dan perempuan ; 2007), dan meningkat menjadi jiwa ( laki-laki dan perempuan ; 2011). Tingkat kepadatan penduduknya mencapai 128,31 jiwa per Km 2. Penduduk terpadat ada di Kecamatan Larantuka (492 jiwa/km 2 ), kemudian diikuti Kecamatan Ile Boleng (271,41 jiwa/km 2 ) dan Kecamatan Adonara Timur (240,14 jiwa/km 2 ). Sementara tingkat kepadatan terendah di Kecamatan Tanjung Bunga (50,65 jiwa/km 2 ). Untuk jumlah rumahtangga pada tahun 2011 sebanyak dengan ratarata 4,55 ART (anggota rumahtangga) di setiap rumahtangganya. Jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur, luas wilayah dan tingkat kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 2011 dapat diikuti pada Tabel 1 berikut. 271

17 Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Flores Timur dan Tingkat kepadatan per Kecamatan, Tahun 2011 No Kecamatan Luas Areal Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin Kepadatan Laki-laki Perempuan Jumlah (Km2) 1 Wulang Gitang 255, ,96 51,35 2 Titehena 211, ,65 3 Ilebura 48, ,03 4 Tanjung Bunga 234, ,65 5 Lewolema 108, ,21 6 Larantuka 75, ,00 7 Ile Mandiri 74, ,18 8 Demon Pagong 57, ,66 9 Solor Barat 128, ,71 10 Solor Selatan 31, ,29 11 Solor Timur 66, ,49 12 Adonara Barat 55, ,81 13 Wotanulumando 75, ,83 14 Adonara Tengah 57, ,27 15 Adonara Timur 108, ,14 16 Ile Boleng 51, ,41 17 Witihama 77, ,35 18 Kelubagolit 45, ,29 19 Adonara 46, ,80 Flores Timur 1 812, ,31 Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim Kelompok umur penduduk yang berusia antara 0 14 tahun (usia belum produktif) sebesar 35,54% dan kelompok umur yang berusia 65 tahun ke atas (sudah tidak produktif lagi) sebesar 7,52%, sedangkan kelompok umur yang masih produktif (15-64 tahun) sebesar 56,94%. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (2011) menunjukan, penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten Flores Timur mencapai 71,17%. Sebanyak 69,33% sudah/sedang bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan sebanyak 1,79. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja sebanyak 28,88%, diantaranya adalah mereka yang sedang sekolah, mengurus rumahtangga, dan lainnya. Sebagian besar penduduk (82,49%) berpendidikan tertinggi SD/sederajat, berpendidikan SMA dan SMK/sederajat sebanyak 11,38%, dan yang berpendidikan Diplom ke atas hanya 3,31%. Tabel 2 di bawah ini menyajikan persentase penduduk Kabupaten Flores Timur berumur 10 tahun ke atas menurut jenis kelamin dan ijazah tertinggi yang dimiliki. Tabel 2. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Ijazah Tertinggi yang Dimiliki, 2011 No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Tidak/Belum Tamat SD 31,63 32,62 32,15 2 SD/Sederajat 38,45 41,50 40,04 3 SMP/Sederajat 13,22 13,04 13,22 4 SMA/Sederjata 8,87 7,06 7,93 5 SMK/Sederajat 4,21 2,74 3,45 6 Diploma I II 0,36 0,47 0,41 7 Diploma III 1,21 0,44 0,81 8 Diploma IV/Universitas 2,06 2,13 2,09 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim 272

18 1.3. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang dimiliki kabupaten Flores Timur cukup potensial, dengan topografi wilayah umumnya daerah pegunungan (terdapat empat buah gunung api yang masih aktif) dan berbukit yang sebagian besar wilayahnya dengan tingkat kemiringan 12%. Daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki tekstur tanah antara kasar dan sedang. Kondisi wilayah geografis Flores Timur yang demikian dibarengi dengan keadaan iklim yang kering mengakibatkan wilayah Flores Timur rawan bencana longsor dan banjir. Tetapi disisi lain, karena keberadaan keempat gunung berapi tersebut, berdampak pada tingkat kesuburan tanah di daerah sekitarnya. Berdasarkan potensi yang ada maka wilayah Flores Timur merupakan daerah potensial untuk pengembangan bidang pertanian dan pariwisata. Pengembangan pertanian diutamakan pertanian hortikultura dan perkebunan, karena umumnya daerah-daerah dengan ketinggian beragam tersebut mempunyai iklim (suhu) yang cocok untuk berbagai jenis tanaman. Kawasan pertanian di Kabupaten Flores Timur secara keseluruhan seluas ,7 ha dengan rincian pertanian sawah seluas 992 ha, tegal seluas ,6 ha, perkarangan seluas 3.308,40 ha dan padang rumput seluas ,7 ha. Selain itu, luas wilayah perairan laut mencapai 5.633,56 Km² atau 67,43 % dari luas wilayah, menjadikan Flores Timur sebagai salah satu kabupaten di provinsi NTT yang mempunyai potensi perikanan dan kelautan yang paling besar. Dengan luas wilayah perairan laut seperti itu, dari total desa/kelurahan yang berada di Kabupaten Flores Timur (229 desa dan 21 kelurahan), 125 diantaranya terletak di daerah pesisir (desa pesisir) dengan jumlah kelompok nelayan/pembudidaya sebanyak 500 kelompok. Secara geografis Kabupaten Flores Timur diuntungkan karena memiliki posisi strategis sebagai lokasi perikanan tangkap. Demikian juga prasarana dan sarana perikanan tangkap yang memadai untuk menunjang potensi yang menjadi andalan Kabupaten Flores Timur seperti Pangkalan Pendaratan Ikan terbesar di wilayah Indonesia tengah yang merupakan bantuan dari Negara Jepang (JICA), ditunjang dengan armada perikanan tangkap sebanyak kapal penangkap ikan Sumber Daya Manusia Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik merupakan syarat mutlak bagi penyelenggaraan pembangunan. Bersama-sama dengan sektor kesehatan, pendidikan menjadi penting dalam rangka peinngkatan kualitas SDM. Karena itu dalam rangka pembangunan suatu daerah, pendidikan, dan juga kesehatan harus dilihat sebagai investasi yang membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampailan dan keahlian tenaga kerja sebagai modal utama dalam penyelenggaraan pembangunan. Ada tiga indikator utama untuk memeriksa kualitas SDM suatu daerah, yaitu : angka melek huruf, parisipasi sekolah, dan pendidikan yang ditamatkan. Angka melek huruf di Kabupaten Flres Timur mengalami peningkatan yaitu berumur 10 tahun ke atas sebanyak 88,12% (2010), kemudian meningkat menjadi 91,42% (2011). Berdasarkan jenis kelamin, angka melek huruf laki-laki sedikit lebih baik dari perempuan. Pada tahun 2010, angka melek huruf penduduk laki-laki sebesar 91,12% kemudian meningkat menjadi 96,02% pada tahun Sedangkan penduduk perempuan sebesar 85,55% kemudian naik menjadi 87,51%. 273

19 Jika dilihat dari tingkat partisipasi sekolah penduduk berusia 10 tahun ke atas, maka persentase penduduk yang masih sekolah pada tahun 2010 baru mencapai 27,59%, tetapi, satu tahun kemudian (2011) turun menjadi 22,45%. Tetapi penduduk yang tidak/belum pernah sekolah pada tahun 2010 mencapai 9,08%, turun menjadi 3,87% pada tahun Sedangkan penduduk yang tidak bersekolah lagi pada tahun 2010 adalah 63,33%, meningkat menjadi 73,68% pada tahun Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), pada tingkat SD relatif cukup baik, yaitu mencapai 92,13% pada tahun Tetapi pada tingkat penddikan SLTP baru mencapai 67,16%, dan SLTA 47,13%. Sedangkan pada jenjang perguruan tinggi hanya 1,89%. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan/ijazah yang dimiliki, maka persentase yang tidak memiliki ijazah dan yang berijazah SD mencapai 70,69%. Sedangkan yang berijazah perguruan tinggi hanya mencapai 4,60%. Jika menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan gabungan dari tiga indikator utama, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk/purchasing power parity/ppp), maka berdasarkan data Indeks pembangunan manusia (IPM) provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011, nilai IPM Kabupaten Flores Timur adalah 68,71 atau berada pada urutan ke-4 dari 21 kabupaten/kota (setelah Kota Kupang, kabupaten Ngada, dan Alor dengan nilai masing-masing sebesar 77,71; 70,13 dan 68,92). Sementara IPM provinsi NTT pada tahun yang sama adalah 67, Infrastruktur Wilayah Prasarana jalan Salah satu faktor penentu yang mendorong percepatan kemajuan pembangunan dan pengembangan bisnis di suatu wilayah adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang berada di wilayah tersebut. Data terakhir (2011) menunjukan panjang jalan di kabupaten Flores mencapai 572,13 Km. Berdasarkan jenis permukaan jalan, maka jalan yang diaspal mencapai 356,56 Km (62,32%). Jalan dengan jenis permukaan kerikil 115,27 Km (20,15%). Sedangkan sisanya dengan permukaan tanah sepanjang 100,30 Km (17,53%). Jika dilihat dari kondisi jalan, maka untuk jalan dengan permukaan diaspal (356,56 Km) dalam keadaan baik hanya mencapai 286,88 Km (80,46%). Sisanya dalam keadaan rusak sampai sedang. Dengan kondisi jalan seperti ini menyebabkan biaya transportasi manusia, barang dan jasa menjadi tinggi, termasuk waktu tempuh menjadi lebih lama Pelabuhan Laut dan Udara Kabupaten Flores Timur memiliki prasarana perhubungan laut berupa Pelabuhan Ferry, Pelabuhan PELNI, Pelabuhan Barang dan Pelabuhan PELRA. Keempat pelabuhan ini terdapat di Larantuka (ibukota kabupaten). Selain itu terdapat 3 pelabuhan laut dan satu pelabuhan Ferry terdapat di Pulau Adonara, dan satu pelabuhan terdapat di Menanga, Pulau Solor yang melayani mobilisasi masyarakat dan barang yang datang dari luar atau sebaliknya dari Kabupaten Flores Timur. Prasarana tersebut dalam kondisi baik dan telah dimanfaatkan untuk menggerakan roda perekonomian di daerah ini, tetapi masih dibutuhkan beberapa titik pelabuhan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. 274

20 Trayek Kapal penumpang/barang yang terlayani selama ini adalah Larantuka Kupang, Makasar, Lewoleba, Kalabahi, Maumere, Surabaya, dan Ambon, dilayani oleh armada perkapalan yang dimiliki PELNI, Perintis maupun ASDP. Sementara trayek yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan kecamatan dan antar kabupaten (terutama Lewoleba di Flores Timur), menggunakan perahu motor yang diusahakan oleh masyarakat setempat dengan frekwensi pelayaran 4 5 kali perjalanan pulang pergi, terutama untuk melayani mobilitas masyarakat. Jumlah penumpang yang turun di dua pelabuhan utama, yaitu Larantuka dan Terong/Waiwerang, pada tahun 2011 sebanyak orang (rata-rata perbulan orang) dan penumpang yang naik sebanyak orang (rata-rata perbulan orang). Sementara kunjungan kapal laut di pelabuhan Larantuka dan Terong/Waiwerang kunjungan (rata-rata kunjungan perbulan sebanyak 832 kali. Jika dilihat dari volume bungkat muat barang, maka pada tahun 2011 volume bongkar barang mencapai ton (rata-rata perbulan sebanyak ton barang), sedangkan volume muat sebanyak ton (rata-rata perbulan sebanyak ton). Kabupaten Flores Timur juga memiliki satu buah pelabuhan udara, yaitu Bandara Gewayan Tanah (kurang lebih 10 Km dari Larantuka) yang terletak di Kecamatan Larantuka. Bandara Gewayan Tanah menjadi salah satu alternatif transportasi antara Kabupaten Flores Timur dengan Kota Kupang (ibu kota Provinsi NTT) dengan lama waktu tempuh kurang dari 40 menit. Jenis penerbangan yang melayaninya adalah Trans Nusa (dengan type pesawat Fokker 50) yang melayani penerbangan Larantuka - Kupang setiap hari satu kali penerbangan PP dan Susi Air dengan kapasitas 12 orang. Jumlah penumpang yang datang dan berangkat pada tahun 2011 mencapai 6.690, dengan rincian, penumpang yang datang sebanyak (rata-rata 268 penumpang per bulan), dan penumpang yang berangkat sebanyak orang (rata-rata 290 penumpang per bulan). Volume bongkar-muat bagasi pada tahun 2011 masing-masing kg dan kg, atau rata-rata sebulan masingmasing 2.596,75 kg dan 2.540,75 kg. Sedangkan volume bongkar-muat barang masing-masing kg dan kg, atau rata-rata dalam sebulan masing-masing 149,25 kg dan 94,5 kg Prasarana air bersih Air bersih merupakan kebutuhan utama penduduk untuk keperluan minum dan kebutuhan sehari-hari, dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata, manufaktur, serta investasi. Pada tahun 2007 produksi air minum pada perusahaan air minum di Kabupaten Flores Timur sebesar m 3, yang disalurkan melalui pelanggan meteran sebesar m 3 dan yang disalurkan melalui mobil tangki sebesar 680 m 3. Pada lima tahun kemudian (2011), terjadi sedikit penurunan produksi air minum yaitu turun menjadi m 3, dengan jumlah pelaanggan sebanyak Hampir sebagian besar pelanggan berada di kecamatan Larantuka (daratan Flores bagian Timur), dan sedikit pelanggan di Waiwerang kecamatan Adonara Timur. Sampai dengan survei ini dilaksanakan, penduduk Flores Timur yang mendapat pelayanan PDAM baru hanya pada kedua kecamatan tersebut. Penduduk yang berada di pulau Solor dan kecamatan lainnya belum dijangkau PDAM, dan pada umumnya menggunakan air minum dari sumur. Jika dilihat dari distribusi pelanggan, maka sebagian besar pelangggan adalah pelanggan rumahtangga (93,14%). Sementara pelanggan UMKM hanya sebanyak 131 unit usaha (2,31%). Meskipun diantara pelanggan rumahtangga termasuk juga didalamnya adalah usaha mikro, tetapi jumlahnya relatif kecil. 275

21 Kondisi di atas menunjukan bahwa ketersediaan air bersih di kabupaten Flores Timur belum menyebar secara merata, dan masih didominasi penggunaannya untuk kebutuhan konsumtif. Kondisi seperti ini jika tidak diupayakan pembangunannya secara maksimal, dengan menyediakan sumber atau mata air yang cukup merata, terutama pada wilayah atau daerah dimana terdapat cukup banyak sentra-sentra UMKM serta wilayah-wilayah potensial lainnya, akan berdampak pada kinerja dan pengembangan UMKM Prasarana Komunikasi Peranan jasa pos dan telekomunikasi dalam menunjang pembangunan dan perekonomian di Kabupaten Flores Timur. Jumlah kantor Pos yang ada di Kabupaten Flores Timur satu unit dengan jumlah kantor pos pembantu sebanyak tiga unit. Selain itu, terdapat kantor telkom sebanyak satu unit, serta beberapa operator jasa telepon selular. Jumlah pelanggan telepon kabel pada tahun 2007 sebanyak 2,263 unit terdiri dari 47 unit pelanggan pemerintah dan unit pelanggan swasta dan rumahtangga. Pada lima tahun kemudian jumlah pelanggan Telkom meningkat menjadi 3.145, terdiri dari pelanggan swasta dan rumahtangga, dan 302 pelanggan pemerintah. Selain itu TELKOMSEL juga telah membangun jaringannya pada hampir semua titik, sehingga dapat diakses oleh semua penduduk di kabupaten Flores Timur Prasarana listrik Produksi pembangkit listrik di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2007 adalah mencapai Kwh, dengan jumlah pelanggan sebanyak rumahtangga dengan jumlah pemakaian (Kwh terjual) sebesar Kwh. Pada lima tahun kemudian (2011) jumlah produksi pembangkit listrik meningkat menjadi Kwh, dan jumlah pelanggan meningkat menjadi unit. Jangkauan pelayanan yang disediakan oleh PLN hampir semua wilayah Kabupaten Flores Timur kecuali di Pulau Adonara dan Solor. Tabel 3 di bawah ini menyajikan jumlah pelanggan yang dilayani PLN menurut Ranting dan Pulau di kabupaten Flores Timur. Tabel 3 Jumlah Pelanggan dan Produksi Menurut Ranting dan Pulau Tahun 2011 No Ranting/Sub Ranting Pulau/Daerah Jmlh Pelanggan Produksi (KWH) 1 Boru Flores bag Timur Lewolaga Flores bag Timur Waiklibang Flores bag Timur Larantuka Flores bag Timur Ritaebang Flores bag Timur Menanga Solor Adonara Barat Adonara Adonara Timur Adonara Jumlah Sumber : Flotim Dalam Angka 2012, BPS Flores Timur Prasarana komunikasi Peranan jasa pos dan telekomunikasi dalam menunjang pembangunan dan perekonomian di Kabupaten Flores Timur. Jumlah kantor Pos yang ada di Kabupaten Flores Timur satu unit dengan jumlah kantor pos pembantu sebanyak tiga unit. Selain itu, terdapat kantor telkom sebanyak satu unit, serta beberapa operator jasa telepon selular. Jumlah pelanggan telepon sebanyak unit terdiri dari 47 unit pelanggan pemerintah dan unit pelanggan swasta dan rumahtangga. 276

22 Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Flores sudah cukup tersedia dan menyebar secara merata pada semua kecamatan (terutama untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama. Seperti telah diuraikan di atas, sampai dengan tahun 2011 jumlah TK di kabupaten Flores Timur sebanyak 182 dengan jumlah guru sebanyak 552 orang. Jumlah SD sebanyak 292 buah dengan jumlah guru orang, dan jumlah SMP sebanyak 69 buah dengan jumlah guru sebanyak 964 orang. Pada jenjang pendidikan menengah atas, sebanyak 28 sekolah dengan rincian, SMA/MA sebanyak 18 buah dan SMK sebanyak 10 buah, dengan jumlah guru masingmasing sebanyak 430 orang dan 206 orang. Informasi ini menunjukan bahwa, pendidikan menengah atas di wilayah ini sudah diarahkan pada penciptaan kompetensi dan atau keahlian sesuai dengan bidang minat dan kecendrungan permintaan lapangan kerja yang mengarah pada spesialisasi atau keahlian tertentu. Banyaknya sekolah, guru dan murid menurut tingkat pendidikan, serta rata-rata guru per sekolah dan rata-rata murid per sekolah dapat diikuti pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid serta Rata-rata Guru Per Sekolah Dan Rata-rata Murid Per Sekolah di Kabupaten Flores Timur, 2011 No Tingkat Sekolah Jumlah Jumlah Jumlah Rata-2 Rata-2 Sekolah Guru Murid Guru/Sklh Murid/Sklh 1 Sekolah Dasar SLTP SLTA/MA SMK Jumlah Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim Data di atas menunjukan bahwa rata-rata guru per sekolah pada masingmasing jenjang sekolah termasuk cukup baik. Tetapi yang menjadi masalah adalah tingkat pendidikan atau ijazah yang dimiliki para guru pada masing-masing jenjang pendidikan, terutama pendidikan menengah ke atas, serta ketersediaan guru menurut bidang studi yang dibutuhkan. Selain itu kesersediaan ruangan serta kelengkapan perangkat yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, terutama pada SMK serta fasilitas laboratorium yang dibutuhkan pada jenjang SMP maupun SMA Prasarana kesehatan Prasarana kesehatan di kabupaten Flores Timur relatif masih terbatas, terutama ketersediaan rumah sakit serta tenaga medis yang mendukungnya. Sampai dengan saat ini, hanya ada satu Rumah Sakit Umum (RSU) milik pemerintah daerah yang berada di ibukota kabupaten. Selain itu terdapat 20 Puskesmas yang menyebar pada 19 kecamatan (kecuali kecamatan Titehena memiliki 2 Puskesmas), 42 Puskesmas Pembantu, 10 BKIA, 93 Polindes, dan 24 Poskedes. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Flores Timur juga sangat terbatas. Jika pada tahun 2007 terdapat 17 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi, maka data terakhir (2011) menunjukan jumlah dokter umum meningkat menjadi 28 orang, tetapi tidak ada lagi dokter giri. Sementara jumlah perawat pada tahun 2001 sebanyak 197 orang, kemudian meningkat menjadi 218 orang pada tahun Sedangkan jumlah bidan pada tahun 2007 tercatat sebanyak 166 orang, pada tahun 2011 jumlah tenaga bidan turun menjadi 157 orang. 277

23 1.5. Ekonomi Wilayah Konsumsi Domestik Ciri negara berkembang tergambar jelas dari hasil SUSENAS 2011 yang menunjukkan porsi pengeluaran untuk makanan di Flores Timur yang lebih besar dari pada pengeluaran untuk bukan makanan. Pengeluaran untuk makanan mencapai 63,18% sedangkan untuk bukan makanan hanya sebesar 36,82%. Hasil SUSENAS 2011 menunjukkan bahwa sekitar 89,24% penduduk tergolong sebagai penduduk dengan rata-rata pengeluaran konsumsi sebesar Rp Rp per kapita per bulan. Tidak ada rumah tangga dengan pengeluaran di bawah Rp ,- sedangkan sisanya di atas Rp Tabel 5. Rata-rata Pengeluaran Per kapita Sebulan menurut Jenis Pengeluaran Kabupaten Flores Timur, Tahun 2011 No Jenis Pengeluaran Rata-rata % 1) Makanan 1 padi-padian 87, Ubi-Ubian 2, Ikan 30, Daging 3, Telur dan susu 5, sayur-sayuran 22, kacang-kacangan 1, buah-buahan 5, minyak dan lemak 10, bahan minuman 14, bumbu-bumbuan 3, konsumsi lainnya 2, makanan dan minuman jadi 9, Minuman beralkohol tembakau dan sirih 19, ) Bukan Makanan 1 Perumahan 69, aneka barang dan jasa 25, pakaian dan alas kaki 10, barang tahan lama 3, pajak dan asuransi 9, keperluan pesta 6, biaya kesehatan 2, biaya pendidikan Jumlah ,00 Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim Tabel 6 Golongan Pengeluaran per Kapita dalam Sebulan Kabupaten FloresTimur, Tahun 2011 Golongan Pengeluaran < > Struktur Ekonomi Wilayah PDRB Kabupaten Flores Timur selama tiga tahuan terakhir terus mengalami peningkatan, yaitu mencapai Rp 1.247,55 milyar (2009) kemudian meningkat 13,13% menjadi Rp 1.411,34 milyar (2010), dan meningkat 30,15% menjadi Rp (2011). Sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB didominasi oleh sektor pertanian, dan Jasa-jasa, tetapi dengan besar sumbangan yang cendrung berfluktuasi. Pada tahun 2009, sektor pertanian menyumbang sebesar 35,81% (ADHB), kemudian turun menjadi 34,92% (2010), tetapi pada tahun (2011) meningkat menjadi 41,43%. Sementara pada sektor Jasa-jasa, pada tahun 2009 menyumbang sebesar 32,38%, 278

24 kemudian meningkat sebesar 32,83% (2010), tetapi menurun menjadi 27,29% (2011). Pada sektor Pertanian, sub-sektor Pertanian Tanaman Pangan memberkan sumbangan terbesar. Sedangkan pada sektor Jasa-jasa, sebagian besar (lebih dari 70%) disumbang oleh belanja pemerintah. Selain sektor Pertanian dan Jasa, sektor Perdagangan, Restoran dan Perhotelan serta sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi memberikan sumbangan yang cukup besar. Pada tahun 2009 sektor Perdagangan, Restoran dan Perhotelan memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Flores Timur sebesar 11,31%, kemudian meningkat menjadi 11,92% (2010), dan meningkat lagi menjadi 13,43% (2011). Sementara pada sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi, secara absolut besaran sumbangan juga mengalami peningkatan, tetapi secara relatif cendrung menurun, dimana pada tahun 2009 memberikan sumbangan sebesar 9,26%, kemudian sedikit mengalami penurunan pada tahun 2010, yaitu menjadi 8,76%, dan pada tahun 2011 juga sedikit mengalami penurunan, yaitu menjadi 8,19%. Selain ke empat sektor tersebut, kelima sektor lainnya memberikan sumbangan relatif kecil, yaitu berkisar antara 0,32% sampai dengan 5%. Tabel 7 dan Tabel8 menyajikan perkembangan PDRB Kabupaten Flores Timur tahun , baik berdasarkan besarnya sumbangan masing-masing sektor dan sub-sektor, maupun sumbangan relatifnya terhadap pembentukan PDRB. Tabel 7. PDRB Kabupaten Flores Timur ADHB dan ADHK Tahun 2000, Tahun No Sektor 2009 (Rp jutaan) 2010 (Rp jutaan) *) 2011 (Rp jutaan) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian , , , , Tanaman Pangan , , , , Tanaman Perkebunan , , , , Peternakan & Hasilnya , , , , Kehutanan 296, , , , Perikanan , , , ,574 2 Pertambangan , , , ,423 3 Industri Pengolahan , , , ,874 4 Listrik dan Air Bersih , , , , Listrik 4 274, , , , Air Bersih 635, , , ,339 5 Bangunan Konstruksi , , , ,913 6 Perdagangan, Resto dan Hotel , , , , Perdagangan , , , , Hotel 244, , , , Restoran 1 208, , , ,878 7 Angkutan dan Telekomunikasi , , , ,549 a. A n g k u t a n , , , , Jalan Raya , , , , Laut 2 859, , , , Sungai dan Danau , , , , Udara 41,683 13, ,384 14, Jasa Penunjang Angkutn , , , ,367 b. K o m u n i k a s i , , , ,922 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan , , , ,778 a.bank , , , ,161 b. Lembaga Keuangan , , , ,

25 No Sektor 2009 (Rp jutaan) 2010 (Rp jutaan) *) 2011 (Rp jutaan) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan c. Sewa Bangunan , , , ,247 d. Jasa Perusahaan 837, , , ,749 9 Jasa-Jasa , , , ,418 a. Pemerintahan Umum , , , ,658 b. S w a s t a/private , , , , Sosial & Kemasyarakatn , , , , Hiburan & Rekreasi 59,285 29,119 67,946 31, Perorangan & RT , , , ,298 PDRB Kabupan Flores Timur , , , ,114 Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim *) angka sementara ; **) angka sangat sementara Tabel 8 Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Flores Timur ADHB dan ADHKTahun 2000 Tahun No Sektor Tahun 2009 (%) Tahun 2010 *) (%) Tahun 2011 **) (%) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian 35,81 34,92 33,36 41,43 32,79 1. Tanaman Pangan 14,10 14,92 12,42 14,54 2. Tanaman Perkebunan 7,96 7,19 7,40 7,21 3. Peternakan dan Hasilnya 4,35 4,59 14,33 4,50 4. Kehutanan 0,02 0,03 0,02 0,03 5. Perikanan 8,50 6,62 7,25 6,51 2 Pertambangan ,82 0,75 0,65 0,75 3 Industri Pengolahan 1,07 1,07 1,09 0,94 1,07 4 Listrik dan Air Bersih 0,34 0,35 0,36 0,32 0,39 1. Listrik 0,30 0,32 0,28 0,34 2. Air Bersih 0,05 0,05 0,04 0,05 5 Bangunan Konstruksi 3,84 3,87 3,42 3,08 3,30 6 Perdagangan 11,31 11,92 11,90 13,43 12,08 1. Perdagangan besar & eceran 11,81 11,80 13,10 1,99 2. Hotel 0,02 0,02 0,02 0,02 3. Restoran 0,09 0,07 0,31 0,07 7 Pengangkutan & Telekomunikasi 9,26 8,78 10,43 8,19 10,60 a. A n g k u t a n 7,85 9,08 7,38 9,20 1. Jalan Raya 2,48 3,05 2,83 3,07 2. Laut 0,20 0,18 0,26 0,18 3. Sungai dan Danau 4,31 4,93 3,58 5,03 4. Udara 0,00 0,00 0,01 0,00 5. Jasa Penunjang Angkutan 0,86 0,92 0,71 0,92 b. K o m u n i k a s i 0,93 1,35 0,81 1,39 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,31 5,41 4,72 4,67 4,72 a.bank 3,14 2,48 2,54 2,42 b. Lembaga Keuangan 0,88 1,21 0,89 1,29 c. Sewa Bangunan 1,34 0,96 1,18 0,94 d. Jasa Perusahaan 0,06 0,06 0,05 0,07 9 Jasa-Jasa 32,38 32,86 33,97 27,29 34,30 a. Pemerintahan Umum 24,40 24,89 19,88 25,12 b. S w a s t a/private 8,46 9,08 7,41 9,18 1. Sosial & Kemasyarakatan 3,97 6,46 3,44 6,50 2. Hiburan & Rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,00 3. Perorangan & Rumahtangga 4,48 2,62 3,97 2,67 PDRB Kabupaten Flores Timur 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Flores Timur Dalam Angka 2012, BPS Flotim *) angka sementara ; **) angka sangat sementara 280

26 Pertumbuhan ekonomi kabupaten Flores Timur selama tiga tahun terakhir ( ) termasuk cukup baik, meskipun pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi kabupaten Flores Timur (atas dasar harga konstan) hanya mencapai 2,84%, atau di bawah pertumbuhan ekonomi provinsi NTT (4,24%). Tetapi pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi meningkat hampir tiga kali dari pertumbuhan tahun sebelumnya, yaitu mencapai 6,01%, atau melewati pertumbuhan ekonomi provinsi NTT pada tahun yang sama yaitu 5,13%. Selanjutnya pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi kabupaten Flores Timur sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelum yaitu 5,06%, sementara pertumbuhan ekonomi provinsi NTT pada tahun yang sama mencapai 5,63%. Gambar 1 menyajikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Flores Timur dan Provinsi NTT. Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Flores Timur dan Provinsi NTT Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Kabupaten Flotim 2012, BPS Flotim 1.6. Potensi UMKM Sama seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita di kabupaten Flores Timur selama tiga tahun terakhir juga menunjukan pertumbuhan tetapi relatif kecil. Tetapi jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita provinsi NTT, maka pendapatan per kapita Kabupaten Flores Timur sedikit lebih baik. Pada tahun 2009, pendapatan per kapita kabupaten Flores Timur mencapai Rp Rp ,- kemudian meningkat menjadi Rp ,- pada tahun 2010 (atau meningkat sebesar 10,79%). Selanjutnya pada tahun 2011 tingkat pendapatan per kapita kabupaten Flores Timur meningkat cukup besar yaitu mencapai Rp ,- (mengalami peningkatan sebesar 28,55%). Sementara pada kurun waktu yang sama, pendapatan per kapita provinsi NTT pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian meningkat menjadi Rp ,- pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp ,- Gambar 2 Pendapatan per Kapita Kabupaten Flores Timur dan Provinsi NTT Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Kabupaten Flotim 2012, BPS Flotim BPS Flotim Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi NTT, sampai dengan Desember 2011 jumlah UMKM di kabupaten Flores Timur mencapai unit. Hampir sebagian (47,88 %) berada pada sektor pertanian, kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (31,09 %), dan sektor Jasa-jasa (7,58 %). Kemudian dikuti berturut-turut oleh Industri Pengolahan (5,36 %) ; Bangunan (2,73 %) ; Keuangan/Persewaan (1,89 %) ; 281

27 Pertambangan dan Penggalian (1,84 %); Pengangkutan dan Komunikasi (1,15 %) ; dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,46 %). Gambar 1.3 di bawah ini menyajikan distribusi jumlah UMKM menurut masing-masing sektor. Gambar 1.3 Data UKM Menurut Sektor Per Desember 2011 Sumber : Dinkop dan UMKM Prov. NTT) diolah Berdasarkan jumlah dan penyebaran UMKM pada berbagai sektor, kondisi obyektif yang dihadapi dan peluang pengembangan ke depan, maka kebijakan pembangunan UMKM dan Koperasi di Kabupaten Flores Timur adalah: a. Mengembangkan UKM diarahkan untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing dan penciptaan lapangan kerja. Pengembangan usaha mikro lebih diarahkan memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. b. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen usaha KUKM yang baik terutama untuk : (i) memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan ; (ii) memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan ; (iii) memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi. c. Mengembangkan Koperasi dan UKM untuk semakin berperan sebagai penyedia barang dan jasa, maju, berdaya saing khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. d. Membangun koperasi yang diarahkan pada upaya-upaya (i) membenahi dan memperkuat tata kelembagaan dan organisasi koperasi (ii) meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholder) kepada koperasi. (iii) meningkatkan kemandirian koperasi. Untuk mengimplementasikan kebijakan di atas, maka Dinas Koperasi dan UKM Flores Timur merumuskan empat program pokok yang merupakan Program Prioritas dalam RPJMD Kabupaten Flores Timur Periode , yaitu : a. Program penciptaan Iklim UKM yang kondusif b. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah c. Program pengembangan Sistim Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil menengah, dan d. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 1.7. Perbankan dan UMKM Peranan perbankan terhadap pengembangan UMKM di Kabupaten Flores Timur mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kantor bank yang beroperasi dan penyaluran jumlah pinjaman. Kantor bank yang beroperasi sebanyak 4 unit, yaitu BRI, BNI, Bank NTT dan BPR (milik Pemkab Fores Timur). BRI Cabang Larantuka memiliki 6 kantor unit (yang tersebar merata pada tiga pulau), Bank BNI memiliki dua Kantor Cabang Pembantu; dan Bank NTT memiliki 3 Kantor Cabang 282

28 Pembantu dan 3 USPD. Sementara BPR Mina Usaha Dana memiliki dua Kantor Cabang. Selain kantor Bank terdapat 155 buah koperasi, sebagian diantaranya juga memberikan pinjaman kepada UMKM. Besarnya simpanan masyarakat di bank selama tahun menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Tahun 2008 jumlah simpanan mencapai Rp juta, meningkat menjadi Rp juta (2010), tetapi pada tahun berikutnya (2011) turun menjadi Rp juta dan Rp juta (2012). Tabel 9 berikut menyajikan perkembangan jumlah simpanan menurut masing-masing jenis simpanan. Tabel 9. Perkembangan Simpanan Masyarakat di Kabupaten Flores Timur Menurut Jenis Simpanan, No Jenis Simpanan Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta) Rp (Juta) 1 Giro : Nominal Rekening (satuan) Simpanan Berjangka Nominal Jumlah bilyet (satuan) Tabungan : Nominal Rekening (satuan) Jumlah Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT Kebijakan perbankan dalam pemberian pinjaman berdasarkan lapangan usaha menunjukan pertumbuhan yang cukup berarti, tetapi pinjaman yang diberikan untuk lapangan usaha lebih kecil proporsinya. Tabel 10 berikut ini menyajikan posisi pinjaman yang diberikan perbankkan menurut sektor atau lapangan usaha. Tabel 10. Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank dan BPR di Kabupaten Flores Timur Menurut Lapangan Usaha, No Jenis Pinjaman Tahun (Rp juta) A Berdasarkan Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2 Petambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Kuangan, Real Estate, Jasa Perus Jasa-jasa B Pinjaman bukan Lapangan Usaha Jumlah Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT Tabel di atas menunjukan, bahwa jenis pinjaman yang diberikan kepada lapangan usaha pada tiga tahun berturut-turut, sebagian besar diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan pariwisata. Selanjutnya pada dua tahun terakhir ( ) proporsi terbesar diberikan kepada sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. Sektor jasa juga menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Sementara sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebagai sektor yang paling banyak diusahakan oleh UMKM di Kabupaten Flores Timur, mendapatkan pinjaman cendrung berfluktuasi. Curahan pinjaman dari perbankan kepada semua sektor menunjukan peningkatan 283

29 meskipun beberapa sektor cenderung berfluktuasi. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian, hanya mendapatkan pinjaman pada tahun 2011, dengan jumlah sangat kecil, yaitu hanya sebesar Rp 11 juta. Apabila posisi pinjaman kepada UMKM dikaitkan dengan jenis penggunaan, maka dari total penjaman yang diserap oleh 9 sektor/lapangan usaha, sebagian besarnya digunakan untuk modal kerja. Sedangkan untuk investasi relatif kecil. Seperti telah dijelaskan di atas (lihat juga Tabel 1.13), total pinjaman yang diberikan setiap tahun oleh bank umum dan BPR, lebih dari 70%-nya adalah pinjaman konsumtif. Tabel 11 berikut menyajikan pinjaman yang diberikan oleh Bank Umum dan BPR berdasarkan jenis penggunaan dan Tabel 12 menyajikan persentase menurut masingmasing jenis penggunaan. Tabel 11. Perkembangan Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Flores Timur Menurut Jenis Penggunaan, No Jenis Penggunaan 2008 (Rp juta) 2009 (Rp juta) 2010 (Rp juta) 2011 (Rp juta) 2012 (Rp juta) 1 Modal Kerja Investasi Konsumtif Jumlah Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT Tabel 12. Persentase Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Flores Timur Menurut Jenis Penggunaan, No Jenis Penggunaan 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 1 Modal Kerja 21,50 23,70 22,56 17,85 17,59 2 Investasi 1,37 1,31 7,17 16,06 25,80 3 Konsumtif 77,13 74,99 70,27 64,09 56,61 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Data Primer (Diolah) Tabel di atas menunjukan, bahwa persentase pinjaman yang digunakan untuk modal kerja dan investasi relatif lebih kecil dibandingkan untuk kunsumsi. Tetapi selama lima tahun terakhir proporsi pinjaman untuk pengembangan usaha (baik untuk modal kerja maunpun untuk investasi) menunjukan peningkatan yang cukup berarti. Pinjaman untuk modal kerja, secara relatif mengalami penurunan, sementara pinjaman untuk investasi menunjukan peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada tiga tahun terakhir ( ). Secara keseluruhan, pinjaman yang diberikan oleh perbankan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Flores Timur menunjukan peranan yang berarti dalam rangka pembiayaan dan pengembangan UMKM. Meskipun masih menunjukan ketimpangan pembiayaan, jika dilihat dari jumlah UMKM menurut sektor, dimana sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan merupakan sektor yang paling banyak dimasuki oleh UMKM. 284

30 BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN FLORES TIMUR 2.1. Bobot S ektor-sub S ektordalam p engembangan U MKM K abupaten Flores Timur Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan (16). Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Flores Timur. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Flores Timur yang mempunyai nilai skor tertinggi. Berdasarkan temuan FGD yang dilakukan terhadap sejumlah SKPD di tingkat Kabupaten, maka dengan pendekatan analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 13. Bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Flores Timur adalah sektor perikanan. Memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan sektor usaha Perikanan merupakan sektor yang perlu mendapatkan prioritas pertama karena perikanan mendapat prioritas tertinggi pada ketiga tujuan. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah Perkebunan, Pariwisata, Peternakan, Jasa, Tanaman Pangan, Perdagangan, Angkutan, Kehutanan dan Perindustrian. Tabel 13. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Flores Timur Sektor Usaha Pertumbuhan Ekonomi (0.2692) Tujuan (Skor Terbobot) Penciptaan Lapangan Kerja (0.3615) Peningkatan Daya Saing Produk (0.3694) Skor Terbobot Gabungan Rangking Perikanan 0,1590 0,1582 0,2169 0, Perkebunan 0,1390 0,1463 0,1308 0, Pariwisata 0,0803 0,1031 0,1161 0, Peternakan 0,1239 0,1010 0,0734 0, Jasa-Jasa 0,1000 0,0836 0,0810 0, Tanaman Pangan 0,0882 0,0968 0,0732 0, Perdagangan 0,0996 0,0799 0,0791 0, Angkutan 0,0544 0,0737 0,0722 0, Kehutanan 0,0756 0,0668 0,0611 0, Perindustrian 0,0460 0,0550 0,0667 0, Sumber : Data Primer (diolah) 2.2 KPJu Unggulan UMKM Per Sektor di Kabupaten Flores Timur Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan (Tabel 16), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel

31 Tabel 14. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Flores Timur No Sektor Usaha/ Skor- Sektor Usaha/ Skor- No KPJu Unggulan Terbobot KPJu Unggulan Terbobot Padi dan Palawija Sayuran 1 Ubi Kayu 0, Terong 0, Jagung 0, Kangkung 0, Padi Ladang 0, Kacang Panjang 0, Kacang Tanah 0, Sawi 0, Padi Sawah 0, Bayam 0,0958 Buah-Buahan Perkebunan 1 Pisang 0, Jambu Mete 0, Jeruk 0, Kelapa 0, Pepaya 0, Jarak Pagar 0, Nenas 0, Coklat 0, Alpukat 0, Kemiri 0,0906 Peternakan Perikanan 1 Babi 0, Usaha Penangkapan ikan di laut 0, Ayam Ras Pedaging 0, mutiara 0, Kambing 0, Usaha Penangkapan nener 0, Ayam Ras petelur 0, Usaha budidaya rumput laut 0, Itik 0, Usaha Budidaya ikan di laut 0,0799 Pariwisata Industri 1 Kedai makanan 0, Industri kopra 0, Warung makan 0, Industri penjahitan dan 0,1425 pembuatan pakaian 3 Kedai minum (contoh: 0, Pengolahan dan pengawetan 0,1194 warung kopi) ikan dan produk ikan 4 hotel melati 0, Industri tempe 0, Jasa boga 0, Industri kain tenun ikat 0,1034 Perdagangan Jasa-jasa 1 Sembako 0, Keuangan 0, Saprodi pertanian /sapronak 0, Jasa pengiriman barang 0, Hasil pertanian/hortikultura 0, Servis perbaikan elektronik 0, Bahan bangunan 0, Jasa sewa kendaraan 0,1208 penumpang 5 Ternak dan hasil-hasilnya 0, Perbengkelan 0,1010 Angkutan Kehutanan 1 Angkutan barang umum 0, Kemiri 0, Angkutan ojek motor 0, Cendana (Pohon) 0, Angkutan laut domestik 0, Budidaya Kutu lak 0,1527 penumpang 4 Angkutan sewa 0, Bambu 0, Taxi 0, Asam 0,0942 Pertambangan 1 Pasir 0, Tanah urukan 0, Batu bangunan 0,1275 Sumber : Data Primer (diolah) 2.3. KPJu unggulan UMKM lintas sektor di Kabupaten Flores Timur Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Dengan mempertimbangkan bobot prioritas setiap sektor usaha (Tabel 13) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 14) dilakukan analisa dengan menggunakan Metoda Bayes. Hasil analisis diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, 286

32 seperti disajikan pada Tabel 15 yang memperlihatkan 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Flores Timur yaitu usaha penangkapan ikan di laut, perkebunan jambu mete, perkebunan kemiri, penambangan pasir, dan usaha ternak babi. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Flores Timur No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha 1 Usaha Penangkapan ikan di laut 0,0530 Perikanan 2 Jambu Mete 0,0478 Perkebunan 3 Kemiri 0,0388 Kehutanan 4 Pasir 0,0378 Tambang 5 Babi 0,0270 Peternakan 6 Sembako 0,0258 Perdagangan 7 Saprodi pertanian /sapronak 0,0237 Perdagangan 8 Ubi Kayu 0,0225 Padi Palawija 9 Keuangan 0,0224 Jasa-Jasa 10 Kedai makanan 0,0221 Pariwisata Sumber : Data Primer (diolah) Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor adalah usaha perdagangan sembako, perdagangan saprodi pertanian/peternakan, usaha tani ubu kayu, jasa keuangan, dan usaha usaha kedai makanan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka 5 KPJu utama adalah: sektor perikanan menempati posisi teratas Hasil Analisis Potensi dan Prospek KPJu Unggulan Kabupaten Flores Timur Kedudukan KPJu Unggulan di Kabupaten Flores Timur berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 16 Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Flores Timur No KPJu Unggulan Skor Kriteria Kuadran Potensi Prospek Potensi Prospek 1 Usaha Penangkapan ikan di laut 4,60 4,40 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I 2 Jambu Mete 4,80 4,00 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I 3 Kemiri 3,20 2,80 Sesuai Sesuai II 4 Pasir 2,20 3,00 Cukup Sesuai Sesuai III 5 Babi 4,00 3,80 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I 6 Sembako 3,00 2,80 Sesuai Sesuai III 7 Saprodi pertanian/sapronak 2,60 2,60 Cukup Sesuai Sesuai IV 8 Ubi Kayu 3,60 2,80 Sesuai Sesuai III 9 Keuangan 2,60 2,00 Cukup Sesuai Cukup Sesuai IV 10 Kedai makanan 4,80 4,00 Sangat Sesuai Sangat Sesuai I Sumber : Data Primer (diolah) Seperti dapat dilihat pada Tabel 2.4 di atas, terdapat 3 KPJu Unggulan lintas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik, yaitu: usaha penangkapan ikan di laut t, perkebunan jambu mete, usaha ternak babi, dan usaha kedai makanan. 287

33 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. Kesimpulan Tujuan terpenting dalam pengembangan UMKM adalah untuk peningkatan daya saing produk, kemudian penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan daya saing menjadi tujuan utama agar output UMKM mampu bertahan dan bersaing di pasar demi keberlanjutan UMKM Kriteria penentuan KPJU Unggulan terpenting (ranking kepentingan) berturutturut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya Sektor perikanan mendapatkan prioritas tertinggi pada ketiga tujuan sehingga menjadi sektor utama yang harus mendapatkan prioritas pertama di Kabupaten Flores TImur. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturutturut adalah Perkebunan, Pariwisata, Peternakan, Jasa, Tanaman Pangan, Perdagangan, Angkutan, Kehutanan dan Perindustrian Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk pengembangan UMKM di Kabupaten Flores Timur berturut-turut adalah : 1) Usaha Penangkapan ikan di laut, 2) jambu mete, 3) kemiri, 4) pasir, 5) babi, 6) sembako, 7) Saprodi pertanian /sapronak, 8) Ubi Kayu, 9) keuangan dan 10) kedai makanan Jenis komoditi dan usaha yang potensi dan prospek dengan kategori baik sampai sangat baik adalah : 1) Usaha Penangkapan ikan di laut, 2) Perkebunan jambu mete, 3) Usaha ternak babi, dan 4) Usaha kedai makanan Rekomendasi Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Flores Timur mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT Dalam ruang lingkup rekomendasi (1), diharapkan berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Flores Timur disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang secara potensi dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu: usaha penangkapan ikan di laut, perkebunan jambu mete, usaha ternak babi, dan usaha kedai makanan Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk 288

34 menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah Lembaga perbankan terutama BUMN diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Flores Timur dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah. 289

35

36 BAB I KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN SIKKA 1.1. Kondisi Fisik Wilayah Kondisi Geografis Kabupaten Sikka terletak diantara sampai derajat LS dan 121º55'40" sampai 122º41'30" BT. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT yang terletak di daratan Flores. Sebelum tahun 2007 Sikka terdiri dari 12 Kecamatan, seiring dengan diberlakukan UU Otonomi daerah terjadi pemekaran wilayah kecamatan menjadi 21 kecamatan, yaitu Paga, Tanawawo, Mego, Lela, Bola, Doreng, Mapitara, Talibura, Waiblama, Waigete, Kewapante, Hewokloang, Kangae, Nelle, Koting, Palue, Nita, Magepanda, Alok, Alok barat, dan Alok Timur. Kabupaten Sikka merupakan daerah kepulauan dengan total luas daratan 1.731,91 Km 2. Terdapat 18 pulau, 9 diantaranya berpenghuni dan 9 sisanya belum berpenghuni diantaranya pulau terbesar yaitu Pulau Besar (3,07 %) dan pulau terkecil adalah Pulau Kambing (Pulau Pemana Kecil) yang luasnya tidak sampai 1 Km 2. Batas wilayah Kabupaten Sikka sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Flores Timur dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ende. Rincian luas daratan Kabupaten Sikka adalah sebagai pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Luas Daerah Kabupaten Sikka Menurut Pulau 2011 No Pulau Km 2 Luas Persentase 1 Kabupaten Sikka (daratan ; Pulau Flores) 1.613,18 93,14 2 Babi/Bater 5,63 0,33 3 Pangabatang 0,40 0,04 4 Kambing (Pemana Kecil) 0,00 0,00 5 Damhila 6,25 0,36 6 Permaan 0,35 0,02 7 Besar 53,13 3,07 8 Palue 41,00 2,37 9 Sukun 5,00 0,29 10 Pemana Besar 6,60 0,38 11 Lain-lain 0,37 0,02 Jumlah 1.731,91 100,00 Sumber : Profil Kabupaten Sikka, 2012 Selanjutnya seiring dengan diberlakukan UU Otonomi Daerah, 12 kecamatan di Kabupaten Sikka dimekarkan menjadi 21 Kecamatan yaitu Paga, Tanawawo, Mego, Lela, Bola, Doreng, Mapitara, Talibura, Waiblama, Waigete, Kewapante, Hewokloang, Kangae, Nelle, Koting, Palue, Nita, Magepanda, Alok, Alok Barat, dan Alok Timur. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa Kecamatan terluas adalah Talibura 260,11 Km² (15,02%) dan terkecil adalah Nelle dan Alok masing-masing 14,65 Km² (0,85%) dan 14,64 Km² (0,85%) dari luas wilayah Kabupaten Sikka sebesar 1.731, Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Sikka beriklim Tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,5ºC 25,9ºC dan maksimum berkisar antara 30,3ºC 33,9ºC, suhu rata-rata 24,5ºC. Kelembaban udara rata-rata 77% per tahun dengan tekanan terendah 1.007,7 pada 290

37 Desember dan tertinggi 1.013,0 pada Agustus, kelembaban nisbi 74-86%. Kecepatan angin 2 26 knots dan rata-ratanya adalah 20 knots. Musim panas berlangsung 7 8 bulan (April/Mei Oktober/Nopember), dan musin hujan kurang lebih 4 bulan (November April). Curah hujan per tahun berkisar 1000 mm 1500 mm, dengan jumlah hari hujan selama hari per tahun Demografi Jumlah penduduk di Kabupaten Tanah Kabupaten berdasarkan hasil registrasi akhir tahun 2012 sebesar orang, dibanding tahun 2010 sebanyak orang maka terjadi penambahan sebanyak orang, (7,94%). Rincian jumlah penduduk dan luas wilayah kepadan menurut Kecamatan Tahun 2011 tersaji dalam tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah Kepadatan Menurut Kecamatan Tahun 2010 dan Kecamatan Pemekaran Tahun 2011 Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Penduduk No Kecamatan Pemekaran (per Km²) Paga 15,722 18,698 82,85 189,76 225,68 2 Tanawawo 11,816 12, ,26 148,11 115,89 3 Mego ,157 79,78 78,29 152,38 4 Lela 11,642 12,083 31,33 371,59 385,67 5 Bola 10,722 11,254 56,83 188,67 198,03 6 Mapitara 11,236 12,574 30,41 369,48 413,48 7 Doreng 6,302 7,215 81,02 77,78 89,05 8 Talibura 20,481 20, ,11 78,74 79,90 9 Waiblama 22,182 23, ,65 153,66 108,00 10 Waigete 6,944 7, ,36 31,90 35,34 11 Kewapante 13,438 14,246 24,14 556,67 590,14 12 Kangae 8,248 9,671 17,58 469,17 550,11 13 Hewokloang 16,447 17,304 38,43 427,97 450,27 14 Nelle 9,559 10,252 14,65 652,49 699,80 15 Koting 6,361 5,898 23,56 269,99 250,34 16 Palue 5,798 6,749 41,00 141,41 164,61 17 Nita 21,203 23, ,07 150,30 164,32 18 Magepanda 11,446 12, ,15 68,89 73,26 19 Alok 33,009 29,738 14, , ,28 20 Alok Timur 16,852 17,284 62,75 268,56 275,44 21 Alok Barat 32,183 30,336 92,34 348,53 328,53 Kabupaten Sikka 292, ,686 1, ,39 7,382 Sumber: Indikator Ekonomi Kabupaten Sikka, BPS, 2012 Rata-rata kepadatan penduduknya sekitar 163 jiwa per Km², tersebar tidak merata disetiap kecamatan. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Alok sebanyak orang per kilometer per segi, dan terendah Kecamatan Waigete sebesar 35 orang per kilometer per segi. Tingginya kepadatan penduduk di Kecamatan Alok sebernanya bias dimaklumi karena Alok merupakan ibukota Kabupaten Sikka dimana hampir seluruh kegiatan ekonomi dan pemerintahan terpusat disini. 291

38 Struktur penduduk menurut jenis kelamin lebih didominasi perempuan yaitu jiwa dari jenis laki-laki jiwa, dengan rasio 92,27 dimana kecamatan terpadat adalah Kecamatan Alok dengan komposisi laki-laki sebanyak dan perempuan dan rasio jenis kelamin 97,73. Selanjutnya, Rincian persentase jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2000, 2010, dan 2011 tersaji dalam gambar berikut. Gambar 1 Sumber : Persentase Penduduk Kabupaten Sikka Menurut Kelompok Umur, Tahun 2000, 2010, dan 2011 Indikator Ekonomi Kabupaten Sikka, 2012 Salah satu cara untuk melihat pola distribusi penduduk di Kabupaten Sikka menurut kategori produktif (secara ekonomi) atau bukan adalah dengan mencermati komposisi umur dari penduduk di wilayah ini. Pengelompokan ini penting terutama untuk mengetahui secara kasar pola potensi penduduk dari sudut pandang ekonomi. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia produktif (15 64) di Kabupaten Sikka pada tahun 2011 sebesar 60,01% tidak mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2000 atau tahun Hal ini berarti bahwa kelompok usia produktif yang siap melakukan kegiatan ekonomi tidak mengalami peningkatan yang berarti. Sebaliknya, untuk kelompok umur terjadi penurunan bila dibandingkan dengan tahun Sementara pada kelompok usia kurang dari lima tahun (balita) dari 11,82% menjadi 11,56%, dan 65 tahun ke atas (lansia) dari 5,75% tahun 2000 menjadi 6,36% tahun Menurunnya jumlah penduduk kelompok balita bisa dikarenakan menurunnya jumlah kelahiran atau masih tingginya angka kematian bayi, sedangkan untuk kelompok usia lansia menunjukkan meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Alam Dari segi sumber daya alam, Kabupaten Sikka memiliki potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya laut, sehingga dapat dinyatakan Kabupaten Sikka memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya laut. Mencermati kondisi tersebut maka dapat dipastikan 80% adalah petani dan nelayan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) menetapkan agenda pembangunan sumber daya alam dalam kerangka peningkatan pertumbuhan ekonomi rakyat yang berbasis sektor unggulan. Agenda ini bertumpu pada bidang pertanian dan perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan dan perikanan, industri dan perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah. Kebijakan yang ditempuh adalah konsep pertanian yang berwawasan lingkungan dengan pendekatan konservasi air, tanah dan hutan, bercocok tanam selaras dengan alam. Dalam hal pengelolaan sumber daya kelautan memperhatikan konservasi terumbu karang, ekosistem laut dan pesisir. 292

39 Sumber Daya Manusia Kriteria umum yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini adalah formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah/negara. IPM adalah indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah), Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk/purchasing power parity/ppp). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah termasuk di Kabupaten Sikka. Ukuran utama dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Berdasarkan data Susenas tahun 2011, terdapat sebanyak (10,48%) penduduk diatas 10 tahun yang buta huruf, sedangkan (85,95%) bisa membaca huruf latin dan huruf lain (0,03%). Untuk penduduk yang bisa membaca huruf latin dan lainnya sebanyak (3,54%). Penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah sekolah orang, sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak atau belum tamat SD mencapai orang atau sekitar 49,37% dan paling sedikit adalah Diploma IV/S1/S2/S3 sebanyak 1,27%. Tabel 3. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Di Kabupaten Sikka, Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah Persentasi Jumlah Persentasi Tidak/Belum Tamat SD , ,37 Tamat SD/MI Sederajat , ,24 Tamat SMTP/Sederajat , ,95 Tamat SMTA Sederajat , ,55 Diploma I/II 487 0, ,73 Diploma III/Sarjana Muda , ,90 Diploma IV/S1/S2/S , ,27 Jumlah Sumber: Survey Sosial Ekonomi Nasional dalam Sikka Dalam Angka, 2012 Selanjutnya, untuk mencermati keberhasilan pendidikan adalah dengan menggunakan Angka Partisipasi Murni (APM). APM menunjukkan kemampuan tiaptiap lapisan masyarakat dapat bersekolah sesuai dengan umur. Masing-masing jenjang pendidikan APM-nya adalah sebagai berikut. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa untuk SD APM-nya 91,67 persen yang berarti hampir seluruh anak usia SD yaitu 7 12 tahun telah terserap di SD. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA APM-nya di bawah 100% (52,55% dan 42,90%), mengindikasikan bahwa belum semua anak usia pendidikan SMP (13 16 tahun) terserap di SMP, dan belum semua usia pendidikan SMA (17 19 tahun) terserap di SMA. Gambar 2. Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Sikka 2011 Sumber : Sikka Dalam Angka,

40 Aspek kesehatan, di Kabupaten Sikka terdapat 3 Rumah Sakit, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum, tersedia pula 3 Klinik swasta sedangkan jumlah Puskesmas 22 unit dengan 62 Puskesmas pembantu, dimana hampir semua kecamatan telah menyediakan pelayanan kesehatan kecuali kecamatan Kewapante yang belum memiliki Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Oleh karena itu, perlu perhatian pemerintah daerah dalam pembangunan sarana kesehatan di Kewapante guna pelayanan kesehatan yang lebih optimal pada seluruh wilayah kabupaten. Pada aspek ekonomi, distribusi penduduk menurut lapangan pekerjaan/usaha memberikan gambaran tentang penyerapan tenaga kerja oleh sektor-sektor ekonomi suatu wilayah. Dengan mencermati perkembangan jenis data ini dapat diketahui bahwa sektor pekerjaan utama masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 48,81 persen. Sementara untuk sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,60 persen. Rincian distribusi penduduk menurut lapangan pekerjaan/usaha dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Penduduk 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sikka, 2011 No Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & 36,133 32,779 Perikanan 2 Pertambangan & Penggalian Industri 5,538 10,666 4 Listrik, Gas & Air Minum Bangunan 6, Perdagangan, Rumah Makan & Hotel 7,323 9,399 7 Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 7, Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan & 1, Jasa Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 8,358 11,901 Jumlah 74,369 66,821 Sumber : Sikka Dalam Angka, Infrastruktur Wilayah Prasarana Jalan Panjang jalan adalah salah satu prasarana yang sangat penting peranannya dalam memudahkan mobilitas penduduk. Pada tahun 2011, panjang jalan di Sikka mencapai 1.023,48 Km, dirinci untuk jalan diaspal sepanjang 661,88 Km, jalan kerikil 111,96 Km, jalan tanah 202,39 Km. Menurut status jalan diperinci menjadi jalan Negara sepanjang 183,62 KM, jalan propinsi 28,57 Km dan jalan kabupaten sepanjang 811,29 Km. Jika melihat data panjang jalan menurut jenis permukaannya jenis jalan aspal adalah yang terpanjang, kebanyakan dari jalan tersebut adalah merupakan jalan penghubung antar kecamatan yang untuk mempermudah transportasi dan hubungan masyarakat antar kecamatan di Kabupaten Sikka Pelabuhan dan Bandar Udara Kabupaten Sikka mempunyai Bandar Udara Frans Seda sebagai gerbang masuk melalui udara, beberapa maskapai penerbangan nasional seperti Merpati Nusantara, Lion Air, Sky Aviation dan Trans Nusa melayani penerbangan ke berbagai tujuan domestik seperti Kupang, Denpasar, Surabaya, Makassar dan Jakarta. 294

41 Pada tahun 2011 banyaknya penerbangan yang datang dan berangkat melalui bandara Frans Seda adalah kali, jumlah penumpang yang datang mencapai orang, dan yang berangkat sebesar orang. Terjadi kenaikan jumlah kunjungan dan volume penerbangan karena harga tiket pesawat terbang yang semakin murah, beragamnya pilihan penerbangan, dan volume penerbangan tinggi sebab Bandara Frans Seda merupakan bandara teramai di Pulau Flores. Meningkatnya jumlah penerbangan dan penumpang mempengaruhi jumlah bongkar muat barang yang melonjak drastis pada tahun 2011 yakni Kg untuk pembongkaran barang dan Kg untuk barang yang diangkut menggunakan jasa penerbangan. Sebagai daerah kepulauan pelabuhan menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat penting utamanya dalam aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Pada tahun 2011 arus kunjungan kapal di Pelabuhan Maumere mencapai kali. Sedangkan untuk jumlah penumpang yang menggunakan jasa kapal laut pada tahun 2011 sebanyak orang untuk arus penumpang datang dan orang untuk arus penumpang keluar Pos Dan Telekomunikasi Pengiriman benda pos dari Kantor Pos Cabang Sikka menunjukkan trend penurunan, seperti disajikan pada tabel 9 jumlah surat biasa maupun surat kilat mengalami penurunan. Hal ini bisa jadi disebabkan karena sudah mulai dikenalnya teknologi komunikasi lainnya pada sebagian masyarakat di Kabupaten Sikka dan dengan semakin berkembangnya teknologi informasi menyebabkan adanya transformasi dari sisi kebutuhan akan alat komunikasi. Jumlah pelanggan telepon yang sedikit menurun tetapi telempon genggam meningkat di Kabupaten Sikka. Hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa kebutuhan akan alat komunikasi sudah menjadi kebutuhan masal. Tabel 5. Jumlah Surat Yang Dikirim Lewat Kantor Pos Maumere menurut Jenis Surat di Kabupaten Sikka Tahun Surat Biasa Surat Kilat Surat Tercatat Jumlah Sumber : Sikka Dalam Angka, Ekonomi Wilayah Konsumsi Domestik Berdasarkan data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2011 yang merupakan survey tahunan diperoleh rata-rata golongan pengeluaran perkapita di Kabupaten Sikka terbanyak adalah pada golongan pengeluaran Rp ,- sampai dengan Rp ,- (34,21 persen dari seluruh penduduk). 295

42 Walaupun demikian hal ini sebenarnya tidak bisa diartikan secara kasar bahwa perkiraan pendapatan perkapita penduduk ada pada kisaran tersebut karena data diatas hanya melihat kepada kelompok penduduk dengan golongan pengeluaran terbesar saja. Pengeluaran mempunyai keterkaitan dengan kemiskinan, penduduk yang miskin cenderung membelanjakan pendapatannya untuk pemenuhan kebutuhan pokok semata, sementara untuk kebutuhan lainnya seperti kesehatan dan pendidikan bukanlah prioritas penting. Tabel 6. Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan Untuk Makanan dan Non Makanan di Kabupaten Sikka, 2011 Pengeluaran Bukan Golongan Pengeluaran Makanan Pengeluaran Makanan Pengeluaran Bulanan Jumlah % Jumlah % , , , , , , , , , , , , > , ,033, Sumber : Sikka Dalam Angka 2012, BPS Sikka Struktur Ekonomi Wilayah Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sikka (atas dasar harga berlaku) selama tiga tahun terakhir ( ) terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Sikka sebesar Rp 1,477 milyar meningkat menjadi Rp 1,664 milyar pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 12,6%. Kemudian meningkat lagi menjadi Rp 1,872 milyar pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 12,5% dibanding tahun Jika dilihat dari strukturnya, maka sumbangan terbesar terhadap pembentukan perekonomian Kabupaten Sikka masih didominasi oleh sektor pertanian, dengan besaran yang semakin meningkat, dimana pada tahun 2009 sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 55,09% kemudian naik menjadi 55,97% pada tahun 2010, dan naik lagi menjadi 56,92% pada tahun Sumbangan terbesar kedua disumbang oleh sektor Jasa dengan tingkat pertumbuhan yang terus meningkat, tetapi lebih dari sebagian disumbang oleh sektor pemerintahan. Perkembangan PDRB Kabupaten Lembata menurut masing-masing sektor atas dasar Harga yang Berlaku dan Harga Konstan Tahun dapat diikuti pada Tabel

43 Tabel 7. PDRB Kabupaten Sikka Atas Dasar Harga Berlaku Tahun LAPANGAN USAHA PERTANIAN 663, , , a. Tanaman Bahan Makanan 282, , , b. Tanaman Perkebunan 132, , , c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 124, , , d. Kehutanan 5, , , e. Perikanan 117, , , PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 16, , , a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Bukan Migas c. Penggalian 16, , , INDUSTRI PENGOLAHAN 23, , , a. Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair b. Industri Bukan Migas 23, , , Makanan, Minuman dan Tembakau Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya Kertas dan Barang Cetakan Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet Semen & Brg. Galian bukan logam Logam Dasar Besi & Baja Alat Angk., Mesin & Peralatannya Barang lainnya LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7, , , a. Listrik 5, , , b. Gas Kota c. Air Bersih 2, , , KONSTRUKSI 85, , , PERDAG., HOTEL & RESTORAN 183, , , a. Perdagangan Besar & Eceran 173, , , b. Hotel 1, , , c. Restoran 7, , , PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 96, , , a. Pengangkutan 76, , , Angkutan Jalan Rel Angkutan Jalan Raya 55, , , Angkutan Laut 9, , , Angk. Sungai, Danau & Penyebr Angkutan Udara 6, , , Jasa Penunjang Angkutan 5, , , b. Komunikasi 19, , , Pos dan Telekomunikasi 19, , , Jasa Penunjang Komunikasi KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 37, , , a. Bank 16, , , b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 6, , , c. Jasa Penunjang Keuangan d. Real Estat 11, , , e. Jasa Perusahaan 1, , , JASA-JASA 364, , , a. Pemerintahan Umum 235, , , Adm. Pemerintah & Pertahanan 235, , , Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 128, , , Jasa Sosial Kemasyarakatan 91, , , Jasa Hiburan & Rekreasi , , Jasa Perorangan & Rumahtangga 36, , , PDRB 1,477, ,664, ,871, PDRB TANPA MIGAS 1,477, ,664, ,871, Sumber: Kabupaten Sikka Dalam Angka,

44 1.6. Potensi UMKM Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi NTT, sampai dengan Desember 2011 jumlah UMKM di kabupaten Sikka mencapai unit. Sebagian besar (65,22 %) berada pada sektor pertanian, kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (14,37 %), dan sektor Jasa-jasa (8,52 %). Industri Pengolahan (4,47%) Kemudian dikuti berturut-turut oleh Pengangkutan dan Komunikasi (3,61 %); Bangunan (1,80 %), Keuangan/ Persewaan (1,73 %) ; Pertambangan dan Penggalian (1,24 %) ; dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,62 %). Gambar di bawah ini menyajikan distribusi jumlah UMKM menurut masing-masing sektor. Gambar 3. Data UKM Kabupaten Sikka Menurut Sektor Tahun 2011 (Sumber Dinkop dan UMKM Prov. NTT, 2012) Untuk mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Sikka, yaitu terwujudnya masyarakat Sikka yang bersatu, berkeadilan, sehat, cerdas, dan bermartabat dengan berbasis pada latar belakang sejarah dan budaya melalui sistim pemerintahan yang baik dan bersih, dilaksanakan melalui delapan misi. Salah satu misi, dari delapan misi tersebut adalah meningkatkan perekonomian rakyat. Upaya untuk mewujudkan misi tersebut, pada dasarnya menjadi tangggung jawab hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), akan tetapi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka di kabupaten Sikka yang menjadi penanggung jawab utama adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Koperasi dan UMKM). Salah satu misi yang diemban Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Sikka, adalah membina dan mengembangkan UMKM yang berkeunggulan kompetitif, dengan sasaran pengembangan adalah : (a) meningkatkan jumlah UMKM yang dibina, dan (b) meningkatnya jumlah UMKM mandiri. Sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Koperasi UMKM kabupaten Sikka, untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, dilakukan melalui dua strategi, yaitu : (a) pengembangan lingkungan usaha yang kondusfi bagi Koperasi dan UMKM, dan (b) peningkatan akuntabilitas kinerja koperasi dan UMKM menuju terwujudnya koperasi yang berkualitas, kemandirian UMKM, swasembada pangan dan kabupaten koperasi. 298

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Bagian I :

KATA PENGANTAR Bagian I : KATA PENGANTAR Segala Puji Syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rakhmat-nya sehingga pelaksanaan Penelitian Baseline Economic Survey-KPJu Unggulan UMKM Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DESKRIPSI PRODUK-PRODUK UNGGULAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DIPROVINSI LAMPUNG Tahun ke 2 dari Rencana 2 Tahun Nedi Hendri, S.E., M.Si., Akt. (Ketua Tim Pengusul) NIDN. 0020048101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BABULU No Publikasi : 640950.1608 Katalog : 1101002.6409010 Ukuran Buku : 17 cm x 24,5 cm Jumlah Halaman : viii + 12 halaman Naskah : BPS

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. Kesimpulan 3.1.1. Peningkatan daya saing produk menjadi tujuan terpenting untuk pengembangan UMKM di Kabupaten Sikka kemudian tujuan penyerapan tenaga kerja dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas.

KATA PENGANTAR. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas. KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rakhmat-nya sehingga pelaksanaan Penelitian Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan UMKM Tahun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 go.id :// pp uk ab.b ps. ht tp Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 i Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409020 Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Penajam rata-rata 239,5 mm pada tahun 2010 Kecamatan Penajam memiliki luas Peta Kecamatan Penajam 1.207,37 km

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta

Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta NTB 63.0 NTT 64.8 NTB 63.0 NTT 64.8 Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta Letak Geografis : 8 0-12 0 LS dan 118 0-125 0 BT

Lebih terperinci

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i ii Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 INDIKATOR EKONOMI KOTA TERNATE 2015 No. Katalog : 9201001.8271 No. Publikasi : 82715.1502 Ukuran Buku : 15,5 cm

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari 38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI FLORES TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI FLORES TIMUR BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI FLORES TIMUR 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Aspek Geografi Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak antara 08 0

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci