KESALAHAN LOGIKA KALIMAT DALAM TEKS PIDATO RESMI SISWA KELAS VI SDN 2 WRINGIN ANOM. Ucik Agustin Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESALAHAN LOGIKA KALIMAT DALAM TEKS PIDATO RESMI SISWA KELAS VI SDN 2 WRINGIN ANOM. Ucik Agustin Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 KESALAHAN LOGIKA KALIMAT DALAM TEKS PIDATO RESMI SISWA KELAS VI SDN 2 WRINGIN ANOM Ucik Agustin Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya kesalahan kalimat bahasa Indonesia, khususnya bahasa tulis yang dibuat oleh siswa SD. Kesalahan merupakan hal yang perlu diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar kesalahan siswa dapat diminimalkan bahkan dihilangkan sama sekali. Kesalahan-kesalahan dalam bahasa tulis siswa SD sangatlah beragam, salah satunya adalah kesalahan logika dalam kalimat. Sesuai dengan kurikulum 2006, siswa kelas VI diharapkan mampu membuat teks pidato resmi dengan menggunakan bahasa yang benar. Namun pada kenyataannya masih ditemukan banyak kesalahan yang dibuat oleh siswa, khususnya kesalahan logika atau adanya kalimat yang tidak logis.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kesalahan logika yang teerdapat dalam kalimat teks pidato resmi dan faktor penyebab kesalahan logika tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini data dianalisis dan dideskripsikan menggunakan kata-kata. Kesalahan logika kalimat dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom ada tiga jenis kesalahan. Kesalahan kesalahan tersebut antara lain (1) kesalahan dalam menarik simpulan umum (induksi) sebanyak 11 kalimat, (2) kesimpulan dalam menarik simpulan khusus (deduksi) sebanyak 9 kalimat, dan (3) kesalahan dalam memberikan alasan (argumen) sebanyak 4 kalimat. Kesalahan kesalahan ini dipengaruhi oleh (1) kebiasaan, (2) lingkungan, (3) kurangnya penguasaan dan pemahaman kosakata bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa jenis kesalahan logika dalam pidato yang dibuat oleh siswa, khususnya siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Penyebab kesalahannya pun beragam, yakni karena kebiasaan, lingkungan, dan kurangnya penguasaan serta pemahaman kosakata bahasa Indonesia. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar lebih memcermati hasil pekerjaan atau tulisan siswa agar kesalahan tidak terjadi terus-menerus, dan disarankan pula bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan khususnya dalam bahasa tulis siswa. Kata-kata Kunci: kesalahan, logika, kalimat, teks pidato. PENDAHULUAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya kesalahan kalimat bahasa Indonesia, khususnya bahasa tulis yang dibuat oleh siswa SD. Kesalahan merupakan hal yang perlu diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar kesalahan siswa dapat diminimalkan bahkan dihilangkan sama sekali. Langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan cara melakukan pengamatan dan pencermatan terhadap hasil menulis kalimat siswa. Apabila hal tersebut dapat terwujud maka harapan terhadap pembelajaran, khususnya NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 186

2 pelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. Kesalahan-kesalahan dalam bahasa tulis siswa SD sangatlah beragam, salah satunya adalah kesalahan logika dalam kalimat. Sesuai dengan kurikulum 2006, siswa kelas VI diharapkan mampu membuat teks pidato resmi dengan menggunakan bahasa yang benar. Namun pada kenyataannya masih ditemukan banyak kesalahan yang dibuat oleh siswa, khususnya kesalahan logika atau adanya kalimat yang tidak logis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kesalahan logika yang teerdapat dalam kalimat teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom dan faktor penyebab kesalahan logika tersebut. Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca yaitu menambah pengetahuan tentang logika kalimat, bagi guru bahasa Indonesia yaitu untuk lebih mencermati hasil menulis siswa guna hasil menulis yang lebih baik, dan peneliti lainnya untuk dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai kesalahan dalam bahasa tulis anak. METODE Dalam metode penelitian akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, meliputi: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) setting penelitian, (d) sumber data penelitian, (e) prosedur pengumpulan data, (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan data. Berikut penjelasan yang berkaitan dengan metode penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan logika berbahasa yang terdapat dalam teks pidato resmi siswa SDN 2 Wringin Anom. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini tidak mengaji atau membuktikan hipotesis secara empiris. Menurut Berg yang diadopsi oleh Djam an dalam Muhammad (2011:30) menyatakan bahwa penelitian kulaitatif ditekankan pada deskripsi objek yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, dimungkinkan menggunakan berbagai metode untuk penelitian dengan latar belakang alamiah agar tujuan penelitian dapat dicapai. Penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa model, seperti studi kasus, biografi, fenomenologi, analisis teks, etnografi, dan seterusnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dengan cara melakukan analisis terhadap teks pidato kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini tidak dilakukan secara terus menerus. Peneliti hanya hadir pada saat siswa diberikan tugas untuk menulis teks pidato. Kehadiran peneliti di kelas hanya sebagai pengamat ketika siswa melakukan kegiatan menulis teks pidato. Dengan demikian, peneliti nantinya menganalisis dan mendeskripsikan hasil menulis teks pidato yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan di ruang kelas VI SDN 2 Wringin Anom pada hari Selasa 9 Desember Peneliti melakukan pengamatan pada jam pelajaran ke-4 sampai ke-6 ketika materi menulis pidato diajarkan oleh wali kelas VI. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini tidak diketahui oleh siswa, hal ini dilakukan agar siswa sebagai subjek penelitian tidak merasa canggung untuk membuat teks pidato. Peneliti hadir dan diketahui oleh subjek hanya sebagai guru pendamping yang bertugas NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 187

3 mendampingi guru kelas VI di SD N 2 Wringin Anom. Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Keuntungan peneliti sebagai instrumen kunci adalah berperan langsung untuk mengumpulkan data dan berperan untuk menyimpulkan suatu permasalahan. Penelitian ini dilakukan di SD N 2 Wringin Anom khususnya kelas VI. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan dasar pertimbangan bahwa sekolah ini adalah sekolah inti dan sekolah unggulan yang ada di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo, sehingga sekolah ini menjadi sekolah yang dapat mewakili seluruh Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Panarukan. Siswa kelas VI merupakan siswa pada tingkat tertinggi sehingga mereka mampu membuat pidato secara utuh meski masih ada kesalahan dalam hal tata bahasanya. Di kelas ini pula materi mengenai pidato diajarkan. Dengan demikian, keadaan tersebut perlu mendapat perhatian untuk menuju ke arah hasil pembelajaran yang lebih baik khususnya dalam menghasilkan teks pidato. Sumber data penelitian ini adalah hasil menulis teks pidato siswa kelas VI SD N 2 Wringin Anom. Sebagai subyek penelitian, peneliti mengambil hasil menulis siswa kelas VI dengan pertimbangan bahwa kelas VI merupakan kelas yang sedang mempelajari pembuatan teks pidato yang baik dan benar. Dalam proses pembuatannya pun, kelas VI dapat diamati karena mereka mampu menghasilkan teks pidato berdasarkan pemikiran sendiri, bukan dibuatkan oleh orang lain. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom yang berjumlah 28 siswa. Namun ketika data diambil, siswa yang dapat menghasilkan teks pidato adalah 26 orang sebab 2 orang di antara mereka tidak dapat hadir mengikuti pembelajaran. Menurut Sudjana (2005:71) populasi dan sampel dalam penelitian adalah sumber data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, paragraf, dan wacana utuh berupa teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Pengambilan data diambil pada saat siswa kelas VI SD N 2 Wringin Anom berada di dalam kelas, sehingga teks pidato yang diambil benar-benar merupakan hasil karya siswa itu sendiri. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik penugasan, dokumentasi, dan pencatatan lapangan. Penugasan dilakukan ketika siswa diberi tugas untuk membuat teks pidato. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil tulis berupa teks pidato yang telah dibuat oleh siswa. Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk mencatat gejala atau peristiwa yang belum terjaring melalui dokumentasi dan penugasan. Analisis data yang dilakukan meliputi deskripsi yaitu identifikasi dan klasifikasi, interpretasi, dan eksplanasi. Identifikasi adalah kegiatan untuk menyeleksi kelayakan data sebagai suatu wacana yang utuh. Dalam penelitian ini identifikasi dilakukan dalam memberikan kode terhadap kesalahan logika yang ditemukan dalam teks pidato yang dibuat oleh siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Jenis kesalahan logika yang termasuk dalam menarik kesimpulan umum (induksi) diberi kode KLKU, kesalahan logika dalam menarik simpulan khusus diberi kode KLKU, kesalahan logika dalam membuat alasan (argumen) diberi kode KLKA. Dalam penelitian kualitatif, pemeriksaan keabsahan data perlu dilakukan. Teknik analisis kesalahan berbahasa tulis ini diantaranya: (1) perpanjangan keikutsertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, (4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, (5) analisis kasus negatif, (6) kecukupan NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 188

4 referensial, (7) pengecekan anggota, (8) uraian rinci, dan (9) penelusuran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat teknik pemeriksaan keabsahan data. Keempat teknik tersebut adalah (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi sumber data, (3) pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, dan (4) kecukupan referensial. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VI SD N 2 Wringin Anom yang berupa teks pidato resmi dipaparan dan dibahas dua hal, yakni (1) kesalahan logika kalimat yang berupa kesalahan logika dalam menarik kesimpulan umum, kesalahan logika kalimat dalam menarik persamaan (analogi), kesalahan logika dalam memberi argumen (alasan), serta (2) faktor-faktor penyebab kesalahan logika yang meliputi bahasa ibu, lingkungan, kebiasaan, dan kurangnya penguasaan dan pemahaman kosakata dalam bahasa Indonesia. Jenis Kesalahan Logika Dalam Kalimat Teks pidato yang dihasilkan oleh seluruh siswa kelas VI SD N 2 Wringin Anom pada tahun pealajaran berjumlah 26 tulisan. Seharusnya tulisan berupa teks pidato siswa ini berjumlah 28 tulisan, namun pada saat pengambilan data dilakukan, ada dua orang siswa yang tidak dapat hadir dalam pembelajaran. Kesalahan logika kalimat yang ditemukan dalam teks pidato resmi siswa kelas VI SD N 2 Wringin Anom berupa kesalahan logika dalam menarik kesimpulan umum, kesalahan logika dalam menarik persamaan, dan kesalahan logika dalam memberi alasan (argumen). Kesalahan - kesalahan ini mengakibatkan kalimat siswa tidak dapat diterima secara logika atau tidak logis. Peneliti menemukan tiga jenis kesalahan logika sebagai berikut Kesalahan Logika dalam Menarik Kesimpulan Umum (Induksi) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada 11 kesalahan kalimat yang menandakan adanya kesalahan logika dalam menarik kesimpulan umum (induksi). Kesimpulan umum adalah kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta-fakta khusus. Proses penarikan kesimpulan umum dari fakta-fakta khusus ini merupakan proses bernalar yang dilakukan secara induktif. Sebuah kesimpulan umum dapat diterima kebenarannya apabila data dan fakta yang dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan itu (a) cukup banyak, (b) pantas dijadikan contoh atau model, dan (c) tidak ada kecuali. Kesalahan Logika dalam Menarik Kesimpulan Khusus (Deduksi) Berdasarkan temuan di lapangan ada 9 kalimat siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom yang menunjukkan adanya kesalahan logika dalam menarik kesimpulan khusus. Kesimpulan khusus adalah kesimpulan yang ditarik berdasarkan suatu pernyataan umum dan suatu pernyataan khusus. Proses penarikan kesimpulan berdasarkan suatu pernyataan umum dan suatu pernyataan khusus ini merupakan suatu proses bernalar yang dilakukan secara deduktif. Kesalahan Logika dalam Memberi Alasan (Argumen) Kesalahan logika memberi alasan (argumen) juga ditemukan dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Ada 4 kesalahan argumen yang ditemukan dalam kalimat teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Berdasarkan temuan tersebut kesalahan logika yang paling banyak ditemukan berupa kesalahan dalam menarik simpulan umum (induksi) yang ditandai dengan kode KLKU sebanyak 11 kalimat kemudian diikuti oleh kesalahan dalam menarik kesimpulan khusus (deduksi) yang ditandai dengan kode KLKK sebanyak 9 kalimat, dan NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 189

5 kesalahan dalam memberi alasan (argumen) sebanyak 4 kalimat. Kesalahan logika ini dipengaruhi oleh makna gramatikal dan makna leksikal. Makna gramatikal adalah makna yang timbul setelah dua kata atau lebih disusun dalam suatu struktur. Ini berarti bahwa makna gramatikal suatu kalimat sangat berkaitan dengan makna atau isi kalimatnya, fungsi kata-kata atau kelompok kata terdapat di dalamnya, dan satuan-satuan makna yang ada. Sedangkan makna leksikal adalah makna kata seperti yang terdapat di dalam kamus. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Logika Kalimat Kesalahan logika ini dipengaruhi oleh makna gramatikal dan makna leksikal. Faktor-faktor penyebab yang paling dominan mempengaruhi kesalahan logika kalimat dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom adalah kebiasaan, diikuti oleh lingkungan, dan kurangnya pemahaman atau penguasaan siswa terhadap kosakata bahasa Indonesia. Hal ini diketahui dari hasil diskusi dan tanya jawab ringan dengan wali kelas VI dan. Kesalahan dalam memilih kata sering dilakukan oleh siswa karena masih minim menguasai kosakata bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah maupun di rumah lebih sering menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa daerah Madura. Sehingga apa yang biasa mereka dengar itulah yang mereka gunakan. Kebiasaan menggunakan diksi yang salah namun mereka anggap benar masih dilakukan dan kata-kata yang sering mereka dengar dari orang lain tetap ditiru tanpa memikirkan salah benar. Contohnya dalam setiap berpidato siswa sering mendengar kalimat, yang terhormat Ibu Kepala Sekolah SDN 2 Wringin Anom, yang terhormat Bapak/Ibu guru SDN 2 Wringin Anom, dan teman-teman yang saya sayangi. Seharusnya jika siswa paham tentu siswa akan mampu berpikir sesuai logika. Dari kalimat tersebut yang terhormat secara logika hanya ada satu orang, bisa jadi Ibu Kepala Sekolah saja, dan pihak lain akan sesuai logika bila kata yang terhormat diubah menjadi yang saya hormati. Makna leksikal adalah makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan kamus. Makna dasar ini melekat pada kata dasar sebuah kata. Dalam penelitian ini makna leksikal yang digunakan oleh menyebabkan kesalahan logika kalimat atau menyebabkan kalimat teks pidato siswa tidak masuk akal atau tidak logis. Kesalahan ini adalah kesalahan yang paling banyak ditemukan dalam teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Kebiasaan Kesalahan dalam memilih kata sering dilakukan oleh siswa karena masih minim menguasai kosakata bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah maupun di rumah lebih sering menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa daerah Madura. Sehingga apa yang biasa mereka dengar itulah yang mereka gunakan. Kebiasaan menggunakan diksi yang salah namun mereka anggap benar masih dilakukan dan kata-kata yang sering mereka dengar dari orang lain tetap ditiru tanpa memikirkan salah benar. Faktor ini adalah faktor yang paling banyak mempengaruhi kesalahan logika kalimat dalam teks pidato yang dibuat oleh siswa SDN 2 Wringin Anom. Contohnya dalam setiap berpidato siswa sering mendengar kalimat, yang terhormat Ibu Kepala Sekolah SDN 2 Wringin Anom, yang terhormat Bapak/Ibu guru SDN 2 Wringin Anom, dan teman-teman yang saya sayangi. NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 190

6 Seharusnya jika siswa paham tentu siswa akan mampu berpikir sesuai logika. Dari kalimat tersebut yang terhormat secara logika hanya ada satu orang, bisa jadi Ibu Kepala Sekolah saja, dan pihak lain akan sesuai logika bila kata yang terhormat diubah menjadi yang saya hormati. Lingkungan Faktor lingkungan adalah faktor kedua yang mempengaruhi kesalahan logika kalimat dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Contoh kalimat Pertama-tama kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Kata pertama-tama merupakan kata yang ditiru oleh siswa dalam membuat teks pidato. Kata pertama-tama merupakan kata yang sering kita dengar dalam setiap pidato di lingkungan kita. Tentu ini menyebabkan kalimat menjadi tidak logis, karena kata ini muncul tanpa diikuti oleh kata kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Padahal semestinya bila ada hal pertama yang disampaikan, tentu ada hal kedua yang akan disampaikan. Kata pertama-tama ini sering muncul dalam kalimat teks pidato siswa, padahal bila dicermati kata pertamatama ini tidak memiliki arti dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap isi kalimat yang ingin disampaikan siswa. Kurangnya Penguasaan dan Pemahaman terhadap Kosakata Siswa SDN 2 Wringin Anom masih sulit untuk menuangkan ide dalam membuat teks pidato resmi. Hal ini terjadi karena mereka masih sangat minim menguasai kosakata dan masih belum memahami kata-kata dalam bahasa Indonesia. Kata merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menuangkan ide. Kesalahan dalam memilih kata tentu akan mengakibatkan kekaburan makana sebuah kalimat. Sehingga pemilihannya sangat perlu diperhatikan agar maksud kalimat yang ingin disampaikan tidak mengalami kekaburan makna yang mengakibatkan pembaca atau pendengarnya kesulitan dalam menerima maksud atau isi kalimat. Itulah ketiga faktor yang ditemukan dalam kalimat-kalimat yang dibuat oleh siswa sehingga mengakibatkan kesalahan logika. Kesalahan ini nantinya diharapkan semakin sedikit bahkan bila perlu hilang sama sekali, sehingga siswa dapat menghasilkan kalimat-kalimat (bahasa Indonesia pada khususnya) yang lebih baik lagi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat dibuat simpulan tentang kesalahan logika kalimat dalam teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom tahun ajaran Simpulan tersebut meliputi (1) jenis kesalahan logika kalimat dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom dan (2) fak torfaktor penyebab kesalahan logika kalimat dalam teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom. Jenis kesalahan logika kalimat yang ditemukan dalam teks pidato siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom adalah kesalahan logika kalimat berupa kesalahan dalam menarik simpulan umum (induksi), kesalahan dalam menarik simpulan khusus (induksi), dan kesalahan dalam memberi alasan (argumen). Kesalahan-kesalahan ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu (1) kebiasaan, (2) lingkungan, dan (3) kurangnya penguasaan dan pemahaman terhadap kosakata bahasa Indonesia. Kesalahan yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan dalam menarik simpulan umum yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan logika kalimat dalam teks pidato resmi siswa kelas VI SDN 2 Wringin Anom, peneliti berharap NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 191

7 dapat memberikan masukan kepada beberapa pihak terkait, yaitu guru, khususnya guru pengajar bahasa Indonesia dan peneliti lain. Dengan hasil penelitian ini diharapkan guru bahasa Indonesia khususnya, lebih memperhatikan hasil karya siswa khususnya tulisan dan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang salah untuk dapat diperbaiki. Setelah kebiasaan yang salah tersebut diperbaiki menjadi benar, diharapkan guru pengajar bahasa Indonesia khususnya memberikan penekanan lagi agar siswa dapat menggunakan dan merealisasikan kebiasaan yang sudah benar tersebut. Selain itu hendaklah diadakan penelitian lain oleh teman-teman sejawat atau guru bahasa Indonesia tentang kesalahan yang lain terkait bahasa Indonesia berdasarkan karya-karya siswa. Rahardi, R. Kunjana Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta:Erlangga. Santoso, Kusno Budi Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta. Sidharta Arief Pengantar Logika Sebuah Langkah Pertama Pengenalan Medan Telaah. Bandung: Refika Aditama. Sudjana, Nana Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sumarsono Sosiolinguistik. Yogyakarta:Sabda. Syahroni, Ngalimun Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:Aswaja Pressindo. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zaenal dan Tasai, Amran Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:Akademika Pressindo. Haryanto Cara Menulis Naskah Pidato /01/cara-menulis-naskahpidato. (6 Februari 2015). Kusno Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku. Jakarta::Rineka Cipta. Mundiri Logika. Jakarta: Rajagrafindo. Murdiwiyono Cara Baru Belajar Cerdas Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Erlangga. Musaba, Zulkifli Terampil Berbicara. Yogyakarta:Aswaja Pressindo. Pardan Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Karangan Siswa Kelas v Sekolah Dasar Negeri Giriharjo I Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Malang:Unisma. Pateda, Mansoer Analisis Kesalahan. NTT:Nusa Indah NOSI Volume 3, Nomor 2, Agustus 2015 Halaman 192

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN Emianna Tumanggor Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yudha Widwiarti Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Bahasa Indonesia. Universitas ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

SILABUS MATA KULIAH. : Bahasa Indonesia. Universitas ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN SILABUS MATA KULIAH Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Semester Jurusan Fakultas :I : Semua Jurusan : Semua Fakultas Universitas ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 0. Analisis Pembelajaran Kompetensi Mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum

Lebih terperinci

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M. BENTUK PENALARAN DALAM SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN ILMU HUKUM KEMASYARAKATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Indriaty Matoka (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki empat kompetensi yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu kompetensi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah. Rumusan masalah penelitian hanya dapat dijawab

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL KARMILA NIM 110388201058 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Albertus dan Rima Wulandari Sianturi FKIP Universitas Jambi ABSTRACK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata. memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata. memanfaatkan berbagai metode ilmiah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian merupakan karya ilmiah yang disusun menggunakan metodemetode tertentu, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kevalitan datanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang saling mempengaruhi yakni berbicara, menyimak, dan membaca. Keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai sasaran pembelajaran di sekolah. Menurut Usman (dalam Suryosubroto 2002:19),

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI NOVIA ESTI NINGSIH A 310 070 021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam metodologi penelitian ini di antara lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam metodologi penelitian ini di antara lain BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sebuah cara ilmiah bertujuan mendapatkan data-data yang valid dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014: 2). Beberapa hal yang dapat dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan deskripsi dari objek penelitian. Metodologi penelitian merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana kualitatif menurut Sugiyono (2014) sering disebut metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan perihal pengolahan data penelitian. Pengolahan data ini sangat penting dalam upaya menentukan data, mengklasifikasi, menganalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat

BAB III METODE PENELITIAN. ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian mengenai perspektif pemberitaan serta bentuk ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat kabar Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif dipilih karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R. Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Simalingkar Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Verawaty R. Sitorus ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi, bahasa selalu

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan 65 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah strategi umum yang ada dalam pengumpulan data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan rencana pemecahan bagi persoalan

Lebih terperinci

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paraggraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Simalingkar Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Verawaty R. Sitorus ABSTRAK

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENALARAN SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 SINGARAJA KETIKA MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP WACANA KONTROVERSI PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS

ARTIKEL PENALARAN SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 SINGARAJA KETIKA MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP WACANA KONTROVERSI PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS ARTIKEL PENALARAN SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 SINGARAJA KETIKA MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP WACANA KONTROVERSI PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS OLEH NI KADEK AYU PUTRI WIDHIANTARI NIM 0912011075 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Untuk mengungkap realita sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI Oleh: Yesi Hebroni 1, Abdurahman 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gede Tunas Adiyasa, NIM 0812011039 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian hukum empiris, yaitu penelitian terhadap hukum yang hidup dalam masyarakat melalui perbuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pola dan Jenis Penelitian 1. Pola penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) berupa penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 12-21 Januari 2017 KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin dinarizkina93@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai : (A) pendekatan dan jenis penelitian, (B) kehadiran peneliti, (C) lokasi penelitian, (D) sumber data, (E) instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan fenomena/kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pendidikan tidak dapat diragukan lagi. akan pola-pola penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pendidikan tidak dapat diragukan lagi. akan pola-pola penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem komunikasi paling efektif untuk mengungkapkan pemikiran, baik bentuk lisan maupun tulisan, baik berupa ide, penemuan, pendapat, inspirasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa yang ditentukan pada aspek kemampuan berbahasa yaitu mendengarkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami secara menyeluruh terhadap peristiwa dan gejala-gejala yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. memahami secara menyeluruh terhadap peristiwa dan gejala-gejala yang diteliti 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang kemudian dicoba untuk menjelaskan, mendeskripsikan, menyelidiki dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

H. Ajat Sudrajat & Desye Sagita Naryanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

H. Ajat Sudrajat & Desye Sagita Naryanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN METODE SIMULASI DAN METODE STUDI MANDIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X SMAN 2 KUNINGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 H. Ajat Sudrajat & Desye Sagita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian penulis lakukan adalah penelitian lapangan atau field research yang bersifat studi kasus terhadap penanaman nilai-nilai akidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 71 Metode

Lebih terperinci

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung HUBUNGAN PENGUASAAN KOHESI DAN KOHERENSI DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA OLEH SISWA KELAS XI SMA ISLAM TERPADU AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat.ketika seseorang se-dang berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan karakteristik atau perilaku dengan cara yang sistematis dan akurat. Menyediakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang bisa diamati. 1

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang bisa diamati. 1 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendeskripsian fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,

BAB III METODE PENELITIAN. pendeskripsian fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, 71 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Kualitatif Penelitian ini adalaha penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sukmadinata (2005: 60) adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan pendeskripsian

Lebih terperinci

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Nurul Fajarya Drs. Azhar Umar, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode-metode yang

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode-metode yang 40 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Menurut

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XII Semester : 2 Standar : Mendengarkan 9. Memahami dari berbagai sumber secara lisan Dasar 9.1Mengajukan saran perbaikan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan, 49 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran Guru IPS dalam membina akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang saat ini sudah diajarkan di sekolah menengah, baik Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data KUALITATIF FAKTA TEMUAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI DATA PENELITIAN LETAK GEOGRAFIS LOKASI SECARA UMUM URAIAN NARASI HASIL AMATAN, WAWANCARA

Lebih terperinci