L A P O R A N HASIL SURVEI PERSEPSI KORUPSI DI STKS BANDUNG TAHUN 2016
|
|
- Harjanti Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IKATAN PEKERJA SOSIAL PROPESIONAL INDONESIA L A P O R A N HASIL SURVEI PERSEPSI KORUPSI DI STKS BANDUNG TAHUN 2016 A. Ruang Lingkup Survei Survei ini adalah tentang persepsi korupsi di STKS Bandung tahun Ruang lingkup survei persepsi korupsi di STKS Bandung meliputi; 1. Persepsi korupsi tentang praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. 2. Persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung 3. Persepsi korupsi tentang permintaan komisi dalam pengurusan layanan di STKS Bandung 4. Persepsi korupsi tentang memberikan tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima (meskipun tidak diminta) di STKS Bandung 5. Persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung 6. Persepsi korupsi tentang terdapatnya praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung B. Metode Survei 1. Sampel Survei: Masyarakat dan Pekerja Sosial Profesional yang tergabung menjadi anggota Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Jumlah responden sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak. 2. Instrumen Penelitian: Instrumen Persepsi Korupsi 3. Teknik Pengumpulan Data : Angket 4. Tahapan Analisis: Statistik Deskriptif C. Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung 1. Persepsi Korupsi tentang Praktik Percaloan dalam Pengurusan Pelayanan di STKS Bandung. Hasil survei persepsi korupsi tentang praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
2 Persepsi Korupsi Tentang Praktik Percaloan dalam Pengurusan Pelayanan di STKS Bandung Masih Kadang-kadang 1,24% 8,64% Tidak ada 90,12% Gambar 1. Hasil Survei Persepsi Korupsi tentang Praktik Percaloan dalam Pengurusan Pelayanan di STKS Bandung Persepsi korupsi tentang praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung, sebanyak 90,12% responden menyatakan tidak ada sama sekali. Namun (8,64%) responden mempersepsi kadang-kadang ada praktik percaloan, dan masih ada (1,24%). Hal ini terjadi pada saat Penerimaan Mahasiswa Baru, peminjaman fasilitas kampus untuk kebersihan, dan terjadi prioritas pelayanan kepada mahasiswa yang dikenal petugas. 2. Persepsi Korupsi Tentang Penawaran Untuk Memperoleh Pelayanan Yang Lebih Cepat/Mudah Dengan Memberikan Imbalan Tertentu di STKS Bandung Hasil survei persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini. Persepsi Korupsi Tentang Penawaran untuk Memperoleh Pelayanan yang Lebih Cepat/Mudah dengan Memberikan Imbalan Pernah 8,64% Tertentu di STKS Bandung Selalu 0,00% Tidak pernah 91,36% Gambar 2. Persepsi Korupsi Tentang Penawaran untuk Memperoleh Pelayanan yang Lebih Cepat/Mudah dengan Memberikan Imbalan Tertentu di STKS Bandung Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
3 Persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung, pada umumnya tidak pernah (91,36%). Namun, masih ada responden yang menyatakan pernah (8,64%) memberikan imbalan. Responden mengemukakan bahwa hal ini terjadi pada saat peminjaman kendaraan dan menerima pelayanan perkuliahan. 3. Persepsi Korupsi tentang Permintaan Komisi Dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung Hasil survei persepsi korupsi tentang Permintaan komisi dalam pengurusan layanan di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. Persepsi Korupsi Tentang Permintaan Komisi Dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung Pernah 1,24% Selalu 1,24% Tidak pernah 97,52% Gambar 3. Persepsi Korupsi Tentang Permintaan Komisi Dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung (97,52%) responden mempersepsi korupsi tentang permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung tidak pernah terjadi. Namun demikian (1,24%) menyatakan pernah, dan selalu ada permintaan komisi (1,24%). Responden yang menyatakan pernah dan selalu mengemukakan bahwa hal tersebut terjadi ketika mahasiswa peminjaman perlengkapan dan menjaga keamanan kegiatan mahasiswa dalam kampus. Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
4 4. Persepsi Korupsi tentang Memberikan Tanda Terima Kasih atas Pelayanan yang Diterima (Meskipun Tidak Diminta) di STKS Bandung Hasil survei persepsi korupsi tentang memberikan tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima (meskipun tidak diminta) di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini. Persepsi Korupsi Tentang Memberikan Tanda Terima Kasih atas Pelayanan yang Diterima (meskipun tidak Kadangkadang 12,35% diminta) di STKS Bandung Selalu 3,70% Tidak sama sekali 83,95% Gambar 4. Persepsi Korupsi Tentang Memberikan Tanda terima Kasih atas Pelayanan yang Diterima (meskipun tidak diminta) di STKS Bandung Gambar 4 menunjukkan (83,95%) mempersepsi korupsi terhadap pemberian tanda tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima di STKS Bandung tidak ada. Namun, masih ada (12,35%) mempresepsi kadang-kadang, dan selalu (3,70%). Responden yang menyebutkan kadangkadang dan selalu memberikan tanda terima kasih pada kegiatan pelayanan keamanan kegiatan kemahasiswaan, pelayanan penerimaan mahasiswa baru, dan ketika menyiapkan air putih bagi dosen di dalam kelas. 5. Persepsi Korupsi tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) di STKS Bandung Hasil survei persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
5 Persepsi Korupsi Tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik KKN di STKS Bandung Masih 13,58% Kadangkadang 17,28% Tidak Pernah 69,14% Gambar 5. Persepsi Korupsi Tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik KKN di STKS Bandung Persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di STKS Bandung, sebagian besar responden menjawab tidak pernah (69,14%). Namun masih ada responden yang menyatakan kadang-kadang (17,28%) dan masih ada (13,58%) melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung. Pengalaman terkait hal ini dinyatakan oleh responden bahwa mereka pernah mendengar masih ada mahasiswa yang lulus ujian masuk STKS Bandung karena ada relasi dengan orang yang ada di STKS Bandung (staf STKS Bandung). Pengalaman lainnya dinyatakan responden terkait dengan nilai mata kuliah dengan adanya pemungutan biaya untuk kuliah lapangan. Responden menyatakan bahawa dalam kenyatannya yang disebut praktik lapangan tersebut adalah hanya rekreasi saja. Responden menyatakan bahwa biaya yang diminta oknum dosen tidak sepadan dengan pengalaman praktik lapangan. Selain itu, nilai yang diperoleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan praktik lapangan tersebut lebih besar dibandingkan dengan yang tidak pergi/ikut praktik lapangan. 6. Persepsi Korupsi tentang Terdapatnya Praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung Hasil survei persepsi korupsi tentang terdapatnya Praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam pengurusan layanan di STKS Bandung pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini. Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
6 Persepsi Korupsi Tentang Terdapatnya Praktik KKN dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung Kadangkadang 16,05% Masih 1,23% Gambar 6. Persepsi Korupsi Tentang Terdapatnya Praktik KKN dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung Terkait persepsi tentang terdapatya praktik KKN dalam pengurusan yanan di STKS Bandung, pada umumnya responden menjawab tidak terdapat (82,72%). Hanya 16,05% dar responden yang menjawab kadangkadang ada, dan sebanyak 1,23% respondengn menjawab masih ada. Pengalaman responden yang menyatakan masih ada dan kadang-kadang ada adalah terkait dengan proses penerimaan mahasiswa baru dan meminta dipercepat persetujuan dalam proses judul pengajuan judul Karya Ilmiah Akhir (KIA). Tidak sama sekali 82,72% Hasil Survei Persepsi Korupsi di STKS Bandung, IPSPI,
Oleh : Pusat Kajian FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani
Oleh : Pusat Kajian FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani LAPORAN SURVEY PERSEPSI KORUPSI DI STKS BANDUNG TAHUN 2017 Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
Lebih terperinciSURVEI EKSTERNAL PMPRB KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016
SURVEI EKSTERNAL PMPRB KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 PENDAHULUAN Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut
Lebih terperinciPP 67/1999, TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG KOMISI PEMERIKSA
PP 67/1999, TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG KOMISI PEMERIKSA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 67 TAHUN 1999 (67/1999) Tanggal: 14 JULI 1999 (JAKARTA) Tentang: TATA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5904 KEUANGAN BPK. Kode Etik. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 143) PENJELASAN ATAS PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciMEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i
MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i A. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan yang paling
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 25 auditor forensik atau auditor investigasi yang bekerja di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis dimaknai sebagai kegiatan untuk menghasilkan dan menyediakan barang dan
Lebih terperinciA D D E N D U M D O K U M E N K U A L I F I K A S I
A D D E N D U M D O K U M E N K U A L I F I K A S I Nomor : 05.a/PAN.PBJ/Pengawasan/2013 Tanggal : 16 Agustus 2013 untuk Pengadaan Pengawasan Fisik Pembangunan Gedung Depo Arsip Tahun Anggaran 2013 Panitia
Lebih terperinciGERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( GNPK ) PUSAT PRESS RELEASE PELAKSANAAN PEMETAAN KORUPSI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA
GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( GNPK ) PUSAT Bersama Mencegah & Memberantas Korupsi PRESS RELEASE PELAKSANAAN PEMETAAN KORUPSI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Merujuk Instruksi Presiden
Lebih terperinciPERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM PENGAWASAN APBD KOTA MEDAN T.A BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2004
PERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM PENGAWASAN APBD KOTA MEDAN T.A. 2011 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2004 Oleh : Elfa Sahrani Yusna Melianti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan Indonesia saat ini, menjadikan
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY LAYANAN PUBLIK DAN PERSEPSI KORUPSI TAHUN 2016
LAPORAN SURVEY LAYANAN PUBLIK DAN PERSEPSI KORUPSI TAHUN 2016 TIM SURVEY KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KLATEN Jl. Ronggowarsito Klaten Utara TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi politik yang bergulir sejak Tahun 1998 merupakan upaya untuk mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu pemerintahan yang berkeadilan,
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KUA SEMESTER I TAHUN 2017
LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KUA SEMESTER I TAHUN 2017 SEKSI BIMAS ISLAM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KLATEN Jl. Ronggowarsito Klaten Utara TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai fungsi penting bagi setiap orang. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu mengalami perkembangan dan kemajuan seiring majunya
Lebih terperinciLAPORAN PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) TAHUN 2016
1 LAPORAN PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) TAHUN 216 KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Kabupaten Lombok Barat Jl. Raya BIL Km 21 Gerung Kabupaten Lombok Barat Telp. (37) 681239, Fax.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun sejajar dan bersifat
93 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan antara Pemerintah Daerah dan Dewan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu
Lebih terperinciPERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI
PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.76, 2010 KORUPSI. KOLUSI. NEPOTISME. Penyelenggaraan Negara. KPK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5137) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK)TAHUN 2017 BALAI BESAR PELATIHAN
Lebih terperinciPROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI
PROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI Dalam mendukung Program Anti Korupsi, BCA mengimplementasikannya dalam beberapa kebijakan yaitu dalam: I. Surat Keputusan Direksi No. 219/SK/DIR/2003 tanggal 10 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kasus Perkasus Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan baik melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh keterangan
Lebih terperinciSangat setuju. Tidak setuju 72% Gambar 1. Keterbukaan pelayanan (kiri), Pemenuhan pelayanan (kanan) 0% 0% 31% Sangat setuju 69% 17%
Persyaratan pelayanan terbuka dan jelas 1% 67% 32% 72% Persyaratan pelayanan mudah dipenuhi 28% Gambar 1. Keterbukaan pelayanan (kiri), Pemenuhan pelayanan (kanan) Informasi prosedur pelayanan terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kota Surabaya mulai mengimplementasikan e-government.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah kota Surabaya mulai mengimplementasikan e-government. Salah satu fungsi e-government yaitu membantu meningkatkan kualitas pelayanan publik dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, akan berdampak terhadap usaha meningkatkan kemampuan untuk bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan yang semakin kompleks pada era globalisasi ini, akan berdampak terhadap usaha meningkatkan kemampuan untuk bersaing bagi setiap individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk membantu mencapai tujuan organisasi dimana fungsinya adalah untuk melakukan kontrol. Keberadaan
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciManual Prosedur Prosedur Kuliah Kerja Nyata-Profesi
Manual Prosedur Prosedur Kuliah Kerja Nyata-Profesi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Prosedur Kuliah Keja Nyata-Profesi (KKN-P) Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENELITIAN KORUPSI
BAB I PENELITIAN KORUPSI Lembaga perguruan tinggi berdasarkan tuntutan Tridharma Perguruan Tinggi harusnya menempatkan posisi terdepan dalam melakukan penelitian dan pengkajian tentang korupsi di daerah
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2016 LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN
Lebih terperinciI. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik
I. Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum bagi setiap orang untuk memperoleh informasi sebagai salah satu hak asasi manusia, sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinciKUESIONER PERSEPSI KORUPSI. Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016
KUESIONER PERSEPSI KORUPSI Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016 Pendahuluan Semenjak tahun
Lebih terperinciSelamat Mengerjakan. Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun
63 Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun PETUNJUK PENGISIAN Dalam bundel ini terdapat 2 angket. Bapak atau Ibu sebelumnya diminta untuk mengisi semua pernyataan yang ada. Bacalah setiap pernyataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan pekerjaan dilakukan seseorang dengan sangat selektif. Seseorang memilih suatu pekerjaan, pada umumnya, berdasarkan atas persepsi yang mereka miliki mengenai
Lebih terperinciKUESIONER PERSEPSI KORUPSI. Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2015
KUESIONER PERSEPSI KORUPSI Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2015 1 KUESIONER PERSEPSI KORUPSI Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance), sehingga seorang pemimpin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia diwarnai oleh ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah. Hal ini sudah menjadi kebutuhan khusus dari masyarakat
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial
Lebih terperinciKAMPANYE MENOLAK TITIP ABSEN SEBAGAI TINDAKAN ANTI KORUPSI NEPOTISTIK
KAMPANYE MENOLAK TITIP ABSEN SEBAGAI TINDAKAN ANTI KORUPSI NEPOTISTIK Nama Kelompok: Shaskia Maulidina (145120200111068) Maria Carolina (145120201111102) Hanny Larasati (145120201111103) Arisma Luli Diana
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
1 SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan RSUP Dr. Sardjito dalam menjalankan peranannya sebagai Rumah Sakit Tipe A Pendidikan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harapan masyarakat akan terwujudnya good corporate governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak seiring dengan bertambahnya penduduk. Kabupaten
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI LAPORAN EXIT SURVEY
2015 PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI LAPORAN EXIT SURVEY DI SUSUN OLEH DR. FARID MULANA, ST., M.ENG KURNIA SAPUTRA, M.SC AHMAD FAJRI CAREER DEVELOPMENT CENTRE (CDC) UNIVERSITAS SYIAH KUALA Panduan Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk melakukan tindakan persaingan yang cukup tajam dalam dunia bisnis. Semua perusahaan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini informasi menjadi salah satu kebutuhan utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini informasi menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Informasi digunakan sebagai bahan untuk menyelesaikan masalah, memunculkan ide baru, mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dewasa ini Lembaga Pemerintah di Indonesia memang lebih terkesan sebagai lembaga politik dari pada lembaga ekonomi. Akan tetapi sebagaimana bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai penerus bangsa di masa mendatang dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud yang terjadi pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki keleluasaan untuk mengelola daerah dan sumberdaya alam yang ada di daerahnya. Dengan keleluasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi (Hasibuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pembangunan dan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan (cheating) merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering muncul menyertai aktivitas proses pembelajaran dan dalam proses penilaian bahkan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian nasional yang belum stabil sekarang ini membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian nasional yang belum stabil sekarang ini membawa dampak terjadinya beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terutama
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGATURAN BIAYA PEMUNGUTAN DARI REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008 LEMBARAN DAERAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian pada isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi secara dramatis telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan kecurangan di pemerintah Indonesia sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 1, tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah pemerintah telah memberikan ketegasan untuk segera melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan birokrasi/pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan publik dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya mewujudkan tujuan nasional yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan nasional termaktub dalam Pembukaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
PEMBANGUNAN AN PENILAIAN ZONA INTEGRITAS (ZI) WILAYAH BEBAS ARI KORUSPSI AN WILAYAH BIROKRASI BERSIH AN MELAYANI (WBK/WBBM) PAA KEMENTERIAN KEUANGAN IREKTORAT JENERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 2 ASAR HUKUM
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 5.1 Hasil Temuan Deskriptif Hasil temuan deskriptif yang disajikan di bab IV mengenai faktor-faktor yang dianggap penting oleh mahasiswa untuk tetap melanjutkan kuliah di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini riset lapangan (field Research) dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2004
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KABUPATEN TAHUN 2004-2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI, Menimbang : a. bahwa terwujudnya Pemerintahan yang
Lebih terperinciKUESIONER. Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER Bagian A Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum 1 Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja perspektif keuangan Kantor
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT.EKADURA PERDANA. : Wanda Listiya Ningsih NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Radi Sahara, SE, MM
SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT.EKADURA PERDANA SEMINAR PENULISAN ILMIAH Nama : Wanda Listiya Ningsih NPM : 23209367 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Radi Sahara, SE, MM Latar Belakang Bagi perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Setiap kali ada protes anti-pemerintah, singkatan KKN ini dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Singkatan 'KKN' adalah salah satu singkatan yang akrab bagi masyarakat Indonesia. Setiap kali ada protes anti-pemerintah, singkatan KKN ini dapat didengar dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pandangan guru pendidikan jasmani di SMP se-kota Yogyakarta terhadap kompetensi mahasiswa PJKR dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntunan untuk mewujudkan Administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Proses pengadaan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hal-hal yang sudah penulis paparkan dari Bab I hingga Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apalagi
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH :
RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH : SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 BAB
Lebih terperinciLAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER I TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu mengarahkan sumberdaya yang dimiliki ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu sumberdaya organisasi yang sangat
Lebih terperincikenyataannya pungli masih banyak terjadi di Indonesia salah satunya kota
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PRAKTEK PUNGUTAN LIAR TARIF PARKIR KENDARAAN BERDASARKAN PERDA DIY NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR (STUDI KASUS DI STASIUN LEMPUYANGAN YOGYAKARTA) Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tumpuan bagi pembangunan suatu negara. Penerimaan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dan merupakan salah satu tumpuan bagi pembangunan suatu negara. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan reformasi mengamanatkan perubahan kehidupan ketatanegaraan yang didasarkan pada pemerintahan yang demokratis dan berlandaskan hukum (rule of law). Sebelum reformasi,
Lebih terperinciABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Dalam pertumbuhan ekonomi seperti sekarang ini, konsumen lebih mengutamakan kemudahan untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu banyak toko khusus yang dibangun sehingga konsumen dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan sektor publik sudah semakin kompleks, demikian halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah kecurangan.
Lebih terperinciPERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)
PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas Padang *Email :
Lebih terperinciLAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER II TAHUN 2014
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) SEMESTER II TAHUN 2014 BBPP KUPANG BALAI BESAR PELATIHAN
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4
No.1037, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Penyampaian LHKN. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI
BAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI Dasar-dasar kebijakan kepegawaian negara yang akan menjadi landasan pikiran dalam penyempurnaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Lebih terperinci