KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA WAYANG DURANGPO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-APRIL 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA WAYANG DURANGPO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-APRIL 2010"

Transkripsi

1 KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA WAYANG DURANGPO DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-APRIL 2010 Edin Parwati SMK AL-Amin &MTS NW Semblun Lawang Abstrak Masalah penelitian ini meliputi 1)Bagaimanakah jenis kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010? 2) Bagaimanakah fungsi kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010? Jenis kohesi leksikal repetisi yang terdapat dalam Wayang Durangpo pada surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari- April 2010 meliputi lima jenis repetisi yaitu repetisi epizeuksis (pengulangan kata secara langsung), repetisi anafora (pengulangan kata pada awal kalimat), repetisi epistrofa (pengulangan kata padai akhir kalimat), repetisi mesodiplosis (pengulangan kata di tengah kalimat), dan repetisi anadiplosis (pengulangan kata di akhir kalimat yang menjadi kata pertama pada kalimat berikutnya). Fungsi kohesi leksikal repetisi yang digunakan dalam Wayang Durangpo pada surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 yaitu untuk memberikan penekanan dan sebagai penegas dalam sebuah konteks yang sesuai untuk menggambarkan persamaan, perbedaan/pertentangan, peran, hasil, kedudukan, dan interaksi. Kata kunci: kohesi leksikal repetisi, wacana, wayang durampo 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana pada dasarnya merupakan pemahaman terhadap teks yang diperlukan oleh masyarakat bahasa dalam komunikasi dengan informasi yang utuh. Wacana yang utuh harus dipertimbangkan dari segi isi (informasi) yang koheren, sedangkan kekohensifannya dipertimbangkan dari ketuntutan unsur pendukung (bentuk). Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, dan komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur (Marahimin dalam Sobur, 2009: 10). Sejalan dengan adanya hubungan bahasa dan wacana, maka untuk menciptakan suatu wacana yaitu keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara semantis (Halliday dan Hasan, 1976). Keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara semantis itu disebut kohesi. Kohesi merupakan hubungan perkaitan antara proposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (Alwi, 2003: 427). Dengan kohesi, sebuah wacana menjadi padu: setiap bagian membentuk wacana mengikat bagian yang lain secara mesra dan wajar. Kohesi tidak datang dengan sendirinya, tetapi diciptakan secara formal oleh alat bahasa yang disebut pemarkah kohesi, misalnya kata ganti (pronomina), kata tunjuk (demonstrativa), kata sambung (konjungsi), dan kata yang diulang. Pemarkah kohesi yang digunakan secara tepat menghasilakan kohesi dengan jenis kohesi gramatikal dan kohesi leksikal (Kushartanti, 2005: 96). Yuwono (dalam Kushartanti, 2005: 96) mengemukakan bahwa kohesi gramatikal adalah hubungan semantis Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

2 antarunsur yang dimarkahi alat gramatikalalat bahasa yang digunakan dalam kaitannya dengan tata bahasa. Kohesi gramatikal dapat berwujud referensi atau pengacuan, substitusi atau penyulihan, ellipsis atau pelepasan, dan konjungsi atau perhubungan. Kushartanti (2005: 96) mengatakan kohesi leksikal adalah hubungan semantik antarunsur pembentuk wacana dengan memanfaatkan unsur leksikal atau kata. Kohesi leksikal dapat diwujudkan dengan reiterasi dan kolokasi. Reiterasi adalah pengulangan kata-kata pada kalimat berikutnya untuk memberikan penekanan bahwa kata-kata merupakan fokus pembicaraan. Reiterasi dapat berupa repetisi, sinonim, hiponimi, metonimi, dan antonimi. Jawa Pos merupakan salah satu surat kabar harian dengan menyajikan berbagai ragam berita, iklan, cerita, dan lain sebagainya. Khusus untuk hari Minggu Jawa Pos menerbitkan dalam salah satu kolomya sebuah wacana Wayang Durangpo yang ditulis oleh Sujiwo Tejo. Wayang Durangpo dilengkapi dengan gambar yang unik menggambarkan isi dari cerita wayang yang ditulis. Biasanya isi dari wacana Wayang Durangpo itu berkaitan dengan peristiwa yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Ceritanya dikemas dengan paduan cerita dongeng dan fenomena yang sedang dibicarakan oleh masyarakat. Dilengkapi dengan beberapa dialog yang bersifat humor, sehingga akan mengundang tawa untuk pembaca. Wacana Wayang Durangpo pada surat kabar harian Jawa Pos sangatlah menarik untuk diangkat dalam sebuah penelitian, karena wacana Wayang Durangpo memiliki cerita yang unik dan adanya perpaduan bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Adanya pengulanganpengulangan kata pada setiap paragraf untuk menekankan betapa pentingnya hal atau masalah yang dibahas atau dibicarakan dalam cerita Wayang Durangpo. Pengulangan-pengulangan kata tersebut memiliki jenis dan fungsi yang dapat dianalisis dengan menggunakan teori semantik. Berdasarkan uraian di atas, cukup beralasan untuk dilakukan analisis dan penelaahan yang mendalam terhadap Wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Februari-April Dengan demikian penelitian ini berjudul Kohesi Leksikal Repetisi pada Wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Februari-April Permasalahan 2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permaslahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimanakah jenis kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010? b. Bagaimanakah fungsi kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010? 3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus. 3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan jenis kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April b. Mendeskripsikan fungsi kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

3 Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka manfaat yang terdapat dalam penelitian ini ada dua, yaitu sebagai berikut: a. Manfaat Teoritik Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan bagi pengembangan referensi ragam bahasa dan wacana Bahasa Indonesia. b. Manfaat Praktik 1) Bagi pembaca dan penikmat bahasa Penelitian jenis dan fungsi kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi peneliti lain, khususnya dalam menganalisis bentuk kohesi leksikal pada wacana tulisan. 2) Bagi pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah sebagai materi ajar khususnya. 3) Bagi peneliti yang lain Penelitian jenis dan fungsi kohesi leksikal repetisi pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 ini diharapkan memberikan motivasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik. 5. Kerangka Teori 5.1 Teori Semantik Menurut Chair (2002: 2) semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik. Objek studi semantik adalah makna dari satuan-satuan bahasa seperti kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa (Darmojuwono dalam Kushartanti, 2005: 114). 5.2 Kohesi Leksikal Kushartanti (2005: 96) mengatakan kohesi leksikal adalah hubungan semantik antarunsur pembentuk wacana dengan memanfaatkan unsur leksikal atau kata. Kohesi leksikal dapat diwujudkan dengan reiterasi dan kolokasi. Reiterasi adalah pengulangan kata-kata pada kalimat berikutnya untuk memberikan penekanan bahwa kata-kata merupakan fokus pembicaraan. Reiterasi dapat berupa repetisi, sinonim, hiponimi, metonimi, dan antonimi. Repetisi adalah pengulangan kata yang sama. Sinonim adalah hubungan antarkata yang memiliki makna sama. Hiponimi adalah hubungan antara kata yang bermakna spesifik dan kata yang bermakna generik. Metonimik adalah hubungan antara nama untuk benda yang lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya. Antonimi adalah hubungan yang beroposisi makna. Kolokasi adalah hubungan antar kata yang berada pada lingkungan atau bidang yang sama (Yuwono dalam Kushartanti, 2005: 98). 5.3 Pengertian Repetisi (Pengulangan Kata) Yuwono dalam Kushartanti (2005: 99) mengemukakan repetisi adalah pengulangan kata yang sama. Selanjutnya, Keraf (1988: 127) mengungkapkan repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Serta Kosasih (2008: 167) yang mengungkapkan repetisi adalah perulangan kata-kata sebagai penegas. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

4 5.4 Bentuk Repetisi Keraf (1988: 127) menegemukakan ada tiga bentuk repetisi yaitu repetisi yang berbentuk kata, frasa, dan klausa. Kata adalah. Frasa adalah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi. Klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat, sedangkan frasa tidak (Kosasih, 2008: 45-50). 5.5 Jenis-Jenis Repetisi Keraf (1988: ) mengemukakan karena nilai repetisi dalam oratori dianggap tinggi, maka para orator menciptakan bermacam-macam repetisi yang pada prinsipnya didasarkan pada tempat kata diulang dalam baris, klausa, atau kalimat Repetisi Epizeuksis Menurut Tarigan (1986: 188) repetisi epizeuksis merupakan perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang beberapa kali secara berturut-turut Repetisi Tautotes Repetisi tautotes adalah perulangan atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah kontruksi (Tarigan, 1986: 190) Repetisi Anafora Tarigan (1986: 192) mengungkapkan repetisi anafora adalah bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat Repetisi Epistrofa Repetisi epistrofa adalah bahasa repetisi yang berupa perulangan kata atau frase pada akhir baris atau kalimat berurutan (Tarigan, 1986: 194) Repetisis Simploke Menurut Tarigan (1986: 196) repetisi simploke adalah repetisi yang berupa perulangan kata pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut Repetisi Epanalepsis Repetisi epanalepsis adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama dari baris klausa atau kalimat menjadi terakhir (Tarigan, 1986: 201) Repetisi Mesodiplosis Tarigan (1986: 198) mengungkapkan bahwa repetisi mesodiplosis adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat yang berurutan Repetisi Anadiplosis Menurut Tarigan (1986, 203) repetisi anadiplosis adalah repetisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya Fungsi Repetisi Fungsi repetisi dari jenis-jenis repetisi tersebut yaitu untuk memberikan penekanan dan sebagai penegas dalam sebuah konteks yang sesuai. Fungsi repetisi tersebut diangkat dari pengertian repetisi itu sendiri yaitu pengertian repetisi menurut Keraf (1988: 127) yang mengungkapkan repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Kosasih (2008: 167) yang mengungkapkan repetisi adalah perulangan kata-kata sebagai penegas. 6. Metode Penelitian 6.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Adi Triyono (dalam Jobrohim, 2001: 32) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang suatu kasus secara cermat. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberikan penjelasan paling rendah mengenai gejala yang diteliti jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian jenis lain karena penelitian ini tidak berusaha untuk mengetahui sebab akibat, Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

5 melainkan hanya menghasilkan keterangan yang menggambarkan ciri-ciri gejala saja. 6.2 Data dan Sumber Data a. Data Penelitian Suatu penelitian pasti memerlukan data. Data merupakan suatu objek dalam penelitian. Adapun data dalam penelitian ini adalah data-data kualitatif berupa kata, frase, klausa, atau kalimat dalam bentuk kohesi leksikal repetisi yang terdapat pada wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos edisi April b. Sumber Data Menurut Loflad (dalam Moleong, 2009:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini adalah wacana Wayang Durangpo dalam surat kabar harian Jawa Pos. 6.3 Teknik Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2009: 231) teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Teknik dokumentasi mengamati benda mati, bukan benda hidup Teknik Pengolahan Data Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka data yang diperlukan adalah data yang bersifat kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisa kualitatif terfokus pada penunjuk makna, deskriftif, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing. 7. Hasil Penelitian dan Pembahasan 7.1 Jenis Kohesi Leksikal Repetisi pada Wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Februari-April Repetisi Epizeuksis Repetisi epizeuksis adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturutturut. Pada wayang durangpo karya Sujiwo Tejo terdapat beberapa kutipan (data) yang termasuk ke dalam jenis repetisi epizeuksis, seperti data di bawah ini: ''Hayyyya...Alam semesta ini perlu Yin dan Yang, perlu keseimbangan, perlu hitam dan putih...perlu juga warna kelabu. Kalau semua orang putih, hayyya o blegenjong blegenjong pak pak pong, pak pak pong, maka dunia ini njomplang...,'' kata Narada sambil menari-nari bagai barongsai. (RILU/E21210/JREPIZ/P21) Data di atas merupakan jenis repetisi epizeuksis karena pada kata perlu mengalami pengulangan secara langsung yang menunjukkan penegasan bahwa alam dan kehidupan memerlukan keseimbangan Repetisi Anafora Repetisi anafora ialah repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat. Pada wayang durangpo karya Sujiwo Tejo terdapat beberapa kutipan (data) yang termasuk ke dalam jenis repetisi anafora, seperti data-data di bawah ini: ''Itu tok ndak cukup. Kita juga harus nyari persamaan manusia ambek unsur-unsur alam. Ya, tumbuhtumbuhan. Ya, hewan. Ingat, konsep persatuan kita bukan cuma kesatuan antar-manusia. Kita juga peduli pada kemanunggalan menungso ambek alam. (SPDK/E07210/JRANAF/P3) Data di atas merupakan jenis repetisi anafora karena kata kita mengalami pengulangan pada awal kalimat kedua dan kelima. Pengulangan kata kita menunjukkan Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

6 bahwa guru-guru matematika sebagai subjek untuk mencari persamaan manusia dan unsur-unsur alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan) Repetisi Epistrofa Repetisi Repetisi epistrofa adalah bahasa repetisi yang berupa perulangan kata atu frase pada akhir baris atau kalimat berurutan. Pada wayang durangpo karya Sujiwo Tejo terdapat beberapa kutipan (data) yang termasuk ke dalam jenis repetisi epizeuksis, seperti data-data di bawah ini: Wah, opo tumon. Jusuf Kalla dan George Soros boleh bilang kasus Century tidak berdampak sistemik. Tapi, Bapakku Sayang, kasus Gayatri betul-betul berdampak sistemik. (SGKSK/ E14210/JREPIS/P14) Data di atas merupakan jenis repetisi epistrofa karena pada frasa berdampak sistematik mengalami pengulangan di akhir kalimat sebanyak dua kali yang menunjukkan kasus Century dan kasus Gayatri yang menlanggar aturan Repetisi Mesodiplosis Repetisi mesodiplosis ialah repetisi di tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan. Pada wayang durangpo karya Sujiwo Tejo terdapat beberapa kutipan (data) yang termasuk ke dalam jenis repetisi epizeuksis, seperti data-data di bawah ini: We ladalah! Tokoh nomor satu Astina itu bingung. Harus koyok opo reaksinya sebagai raja menanggapi soal kebo. Waduh dewaaaaa...dewaaaaa...diam saja nanti dikira mayat. Misuh-misuh nanti dikira Ruhut Sitompul. Padahal, meski pakai anting seperti umumnya para raja, Duryudana tidak punya kuncir seperti Ruhut. (SPDK/E07210/JRMESO/P5) Data di atas merupakan jenis repetisi mesodiplosis, karena frasa nanti dikira mengalami pengulangan di tengah kalimat ketiga dan keempat yang menunjukkan kebingungan yang dimiliki oleh tokoh Austin Repetisi Anadiplosis Repetisi anadiplosis ialah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Pada wayang durangpo karya Sujiwo Tejo terdapat beberapa kutipan (data) yang termasuk ke dalam jenis repetisi epizeuksis, seperti datadata di bawah ini: Ada desas-desus Sarpakenaka, perempuan, bendahara, dan menteri keuangan Alengka akan dijadikan korban. Korban selanjutnya adalah Patih Prahasto, wakil presiden Alengka. (RILU/ E21210/JRANAD/P29) Data di atas merupakan jenis repetisi anadiplosis karena kata korban pada akhir kalimat satu menjadi kata pertama pada kalimat kedua yang menunjukkan bahwa banyaknya pihak yang dirugikan oleh tokoh Rama. 7.2 Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi pada Wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Februari-April 2010 Fungsi repetisi diangkat dari pengertian repetisi itu sendiri yaitu repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, dan repetisi adalah perulangan kata-kata sebagai penegas. Fungsi kohesi leksikal repetisi tersebut memberikan penekanan dan sebagai penegas pada kata, frase, dan klausa dalam sebuah konteks yang sesuai untuk menggambarkan persamaan, perbedaan/pertentangan, peran, hasil, kedudukan, dan interaksi. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

7 7.2.1 Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Persamaan Bunyi petromak ratusan pedagang kaki lima, bunyi kompor pedagang kacang rebus dan mie godok, melengkapi suara penonton yang makin ramai berteriak-teriak melihat dua orang itu tukaran. (PMA/E04410/JREPIZ/P15) Fungsi repetisi epizeuksis pada data di atas adalah memberikan penekanan pada kata bunyi untuk menggambarkan persamaan antara suara petromak ratusan pedagang kaki lima dan suara kompor pedagang kacang rebus dan mie godok yang menemani keramaian penonton wayang Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Perbedaan/Pertentangan ''Hehe, bukan, kamu ini manis-manis tapi ngaco. Leak Kustiya itu pemimpin redaksi Jawa Pos, yang prejengannya nggak kayak pemimpin redaksi... Saya Leak Tambunan. Pekerjaan saya bisa kamu ketahui nanti di akhir wayang Durangpo ini...'' (PMA/E04410/JREPIZ/P6) Fungsi repetisi epizeuksis pada data di atas adalah sebagai penegas pada frase pemimpin redaksi untuk menggambarkan perbedaan antara seorang pemimpin redaksi pada Surat Kabar Harian Jawa Pos yang bernama Leak Kustiya dengan pemimpin redaksi Leak Tambunan Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Peran ''Karena hamba kagum pada pukulun Yamadipati. Izinkanlah hamba mengikuti tokoh yang paling saya kagumi selama masih napak bumi, sebelum pukulun naik ke kahyangan. Hamba tak dapat terbang. Selagi bisa berdekatan, izinkan hamba tut wuri pukulun, dewa yang sangat tampan.'' (KYRS/E25410/JREPIZ/P20) Fungsi repetisi mesodiplosis pada data di atas adalah sebagai penegas pada kata hamba yang menggambarkan peran tokoh Sawitri sebagai seseorang yang mengikuti dan mengagumi seorang dewa yang bernama Yamadipati sebelum kembali ke khayangan Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Hasil ''Itu bukan dosa saya, Romo. Biarkan dosa dan karma itu ditanggung sendiri oleh orang-orang pajak...'' (PMA/E04410/JRMESO/P27) Fungsi repetisi mesodiplosis pada data di atas adalah sebagai penegas pada kata dosa untuk menggambarkan hasil dari perbuatan yang salah di mata Tuhan. Karena tidak mau melakukan kesalahan tokoh Karno berani melelang rompi dan antingnya yang hasilnya akan diberikan kepada orang miskin dan ia berpikir, ia sudah menghidari dosa dan selanjutnya dosa itu ditanggung oleh orang-orang pajak Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Kedudukan Tadi baru saja keduanya tukaran soal nama tempat penyergapan. Bagong bilang Joko Pitono didor di Pemalang. ''Aduh, Gong, Pemalang itu kota kelahirannya. Tertembaknya bukan di Pemalang, tapi nduk Pamulang,'' bantah Gareng. (JPBT/ E14310/JRMESO/P2) Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

8 Fungsi repetisi mesodiplosis pada data di atas adalah sebagai penegas pada kata Pemalang untuk menggambarkan kedudukannya sebagai kota tempat lahirnya tokoh Joko Pitono yang dituduh sebagai teroris Fungsi Kohesi Leksikal Repetisi Menggambarkan Interaksi ''Hayyyya...Alam semesta ini perlu Yin dan Yang, perlu keseimbangan, perlu hitam dan putih...perlu juga warna kelabu. Kalau semua orang putih, hayyya o blegenjong blegenjong pak pak pong, pak pak pong, maka dunia ini njomplang...,'' kata Narada sambil menari-nari bagai barongsai. (RILU/E21210/JREPIZ/P21) Fungsi repetisi epizeuksis pada data di atas adalah untuk memberikan penekanan pada kata perlu yang menggambarkan interaksi antara alam dan kehidupan yaitu keseimbagan yang dimiliki alam semesta dan kehidupan yang ada panas dan dingin, ada hitam dan putih, jika salah satunya saja yang ada maka hidup tidak akan sempurna begitu juga alam. 8. Kesimpulan dan Saran 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan dalam bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa jenis dan fungsi kohesi leksikal repetisi yang digunakan dalam wayang durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 adalah sebagai berikut: 1. Jenis kohesi leksikal repetisi yang terdapat dalam Wayang Durangpo pada surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 meliputi lima jenis repetisi yaitu repetisi epizeuksis (pengulangan kata secara langsung), repetisi anafora (pengulangan kata pada awal kalimat), repetisi epistrofa (pengulangan kata padai akhir kalimat), repetisi mesodiplosis (pengulangan kata di tengah kalimat), dan repetisi anadiplosis (pengulangan kata di akhir kalimat yang menjadi kata pertama pada kalimat berikutnya). 2. Fungsi kohesi leksikal repetisi yang digunakan dalam Wayang Durangpo pada surat kabar harian Jawa Pos edisi Februari-April 2010 yaitu untuk memberikan penekanan dan sebagai penegas dalam sebuah konteks yang sesuai untuk menggambarkan persamaan, perbedaan/pertentangan, peran, hasil, kedudukan, dan interaksi. 8.2 Saran a. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bahan pengajaran dalam mengapresiasikan pelajaran sastra yang berkaitan dengan jenis dan fungsi repetisi yang dilihat dari aspek semantik, serta wayang durangpo dapat dijadikan sebagai bahan dalam mengapresiasikan bahasa dan sastra di sekolah. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penilitian tentang kohesi leksikal repetisi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan aspek-aspek lain serta permaslaahn yang lebih luas secara mendalam dan terperinci. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

9 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Adiel. Struktur Wacana (diakses 15 April 2010). Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azizah, Lina Perspektif Jender dalam Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El- Saadawi: Tinjauan Sastra Feminis. Surakarta: UMS. Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Clark, Marshall Alexander. Wayang Mbeling (diakses 27 April 2010). Djajasudarma, T. Fatimah Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama. Erianto Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya bahasa. Jakarta: Gramedia. Kirana, Dewi. Ideologi-Politik dalam Wayang (diakses 15 April 2010). Kosasih Ketatabahasaan dan Kesusastraan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Kushartanti, dkk Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia. Jabrohim Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hinindita Graham Widya. Moleong, Lexy J Metodologi pendekatan kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. (No Name) Kajian Wacana (diakses 15 April 2010). Rahardi, Kunjana Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Yogyakarta: Erlangga. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

10 Sobur, Alex Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sofa, Pakde. Kajian Wacana Bahasa Indonesia (diakses 15 April 2010). Syafi I, Imam Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Wasito, Hermawan Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2 Agustus

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM ANALISIS KOHESI LEKSIKAL TWITTER @SBYudhoyono SKRIPSI Oleh Bambang Supriyadi NIM 09340152 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

PRONOMINA DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM CERITA BATU BALLAH BATU BETANGKUP (CERITA RAKYAT KABUPATENSAMBAS) KALIMANTAN BARAT

PRONOMINA DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM CERITA BATU BALLAH BATU BETANGKUP (CERITA RAKYAT KABUPATENSAMBAS) KALIMANTAN BARAT PRONOMINA DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM CERITA BATU BALLAH BATU BETANGKUP (CERITA RAKYAT KABUPATENSAMBAS) KALIMANTAN BARAT Sri Kusnita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP-PGRI Pontianak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053 Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo,

Lebih terperinci

ANALISIS GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SYAIR LAGU CIPTAAN IWAN FALS ALBUM WAKIL RAKYAT SKRIPSI

ANALISIS GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SYAIR LAGU CIPTAAN IWAN FALS ALBUM WAKIL RAKYAT SKRIPSI ANALISIS GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SYAIR LAGU CIPTAAN IWAN FALS ALBUM WAKIL RAKYAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi antarsesama. Untuk menjalankan komunikasi itu diperlukan bahasa karena bahasa adalah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ANALISIS PENANDA KOHESI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI MAHASISWA JURUSAN BAHASA INDONESIA SEMESTER IV KEAS A TAHUN AKADEMIK 2010/2011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SKRIPSI Oleh: M. Aziz Amrulloh

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW Rini Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak brentex32@yahoo.co.id ABSTRACT This study focuses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Referensi Eksoforis (Eksofora) Referensi dengan objek acuan di luar teks. Saya belum sarapan pagi ini. Kata saya merupakan referensi eksoforis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GAYA BERBAHASA AKRAB RIDWAN KAMIL DALAM TWITTER SKRIPSI

GAYA BERBAHASA AKRAB RIDWAN KAMIL DALAM TWITTER SKRIPSI GAYA BERBAHASA AKRAB RIDWAN KAMIL DALAM TWITTER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh RISA NUR AMANAH NIM. 201110080311112

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI

JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI B JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI Rolah Sri Rejeki Situmorang, Sisilya Saman, Firman Susilo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: rolahsrirejekisitumorang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini arus informasi semakin berkembang pesat. Hal ini mengisyaratkan agar pelaksanaan suatu program kerja dalam sebuah institusi sudah saatnya menyesuaikan diri

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013 Oleh: Eka Pertiwi NIM RRA1B110059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

Adelia Ghanis Nourmalita

Adelia Ghanis Nourmalita REPETISI SEBAGAI PEMADU ANTARPARAGRAF (Dalam Kumpulan Kolom Jungkir Balik Jagat Jawa Karya Triyanto Triwikromo) Adelia Ghanis Nourmalita NIM 13010113120054 Dalam penelitian Repetisi sebagai Pemadu Antarparagraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010.

III. METODE PENELITIAN. pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan relasi leksikal pada teks berita utama olahraga surat kabar Tribun Lampung edisi April 2010. Untuk

Lebih terperinci

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung HUBUNGAN PENGUASAAN KOHESI DAN KOHERENSI DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA OLEH SISWA KELAS XI SMA ISLAM TERPADU AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas tahun 2014 ditemukan kohesi gramatikal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan gagasan atau ide yang awalnya abstrak menjadi konkret. Selanjutnya,

Lebih terperinci

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI Setyani Wardhaningtyas Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Short-short story merupakan salah satu genre karya sastra yang khas Jepang. Karya

Lebih terperinci

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Kania Pratiwi Sakura Ridwan Aulia Rahmawati Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa dalam ragam tulis tidak semudah yang dibayangkan karena dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan dan dirasakan dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT

KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT A iati Handayu Diyah Fitriyani UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta a iati.hdf@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

Lebih terperinci

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. Jakfar Is Dosen Program Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Kata Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya memicu hadirnya berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut adalah kajian yang sejenis dengan penelitian ini : 1) Penelitian karya Elisabeth Dyah Primaningsih yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN SINONIMI DAN HIPONIMI PADA LAGU ANAK-ANAK KARYA IBU SUD

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN SINONIMI DAN HIPONIMI PADA LAGU ANAK-ANAK KARYA IBU SUD ANALISIS PENANDA HUBUNGAN SINONIMI DAN HIPONIMI PADA LAGU ANAK-ANAK KARYA IBU SUD NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-I Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Narasi Siswa (Zuh Rufiah) 61 KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Zuh Rufiah SMPN 6 Bojonegoro Telp. 089677086474 Pos-el zuhrufiah2r@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Alat-alat kohesi..., Astri Yuniati, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Alat-alat kohesi..., Astri Yuniati, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu fungsi bahasa yang terpenting bagi manusia adalah untuk berkomunikasi. Sebagaimana yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO Ida Hamidah dan Yusuf Maulana Akbar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA 1 VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FIPIT YULAIKA A.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MARIATI NIM 120388201091 JURUSANPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF DALAM IKLAN HARIAN BATAM POS MEI 2014

ANALISIS PENGGUNAAN MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF DALAM IKLAN HARIAN BATAM POS MEI 2014 ANALISIS PENGGUNAAN MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF DALAM IKLAN HARIAN BATAM POS MEI 2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh INDAH PRATIWI SUCI NIM 100388201118 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN PADA HASIL KARANGAN SISWA KELAS X SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract 1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 6. Wacana c. Pengertian Wacana Ekoyanantiasih (2002: 9) berpendapat bahwa wacana merupakan tataran yang paling besar dalam hierarki kebahasaan setelah kalimat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci