JURNAL ILMIAH. KAJIAN YURIDIS REKSADANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL (Studi Perbandingan)
|
|
- Erlin Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 i JURNAL ILMIAH KAJIAN YURIDIS REKSADANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL (Studi Perbandingan) Oleh : EVAWATI DIA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016
2 ii Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah KAJIAN YURIDIS REKSADANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL (Studi Perbandingan) Oleh : EVAWATI DIA Menyetujui, Mataram, 22 Januari 2016 Pembimbing Pertama, Dr. Muhaimin, SH., M.Hum NIP
3 iii KAJIAN YURIDIS REKSADANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL (Studi Perbandingan) EVAWATI DIA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan dan perbedaan hubungan hukum para pihak dalam reksadana konvensional dengan reksadana syariah. jenis penelitian yaitu penelitian normatif dengan pendekatan perundangundangan, konseptual dan perbandingan. Hasil penelitian yakni pertama, reksadana konvensional masih diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, sedangkan reksadana syariah selain berlaku ketentuan yang ada dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga diatur dalam Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. Kedua, perbedaan hubungan hukum antara para pihak pada reksadana konvensional dengan reksadana syariah adalah pada reksadana syariah menggunakan akad pada pelaksanannya sedangkan reksadana konvensional tidak menggunakan akad. Kata kunci : Perbandingan, Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah JURIDICAL MUTUAL FUNDS STUDY BY ISLAMIC LAW AND NATIONAL LAW (Comparative Study) ABSTRAK This research aims to determine how the regulatoin and legal relation in arrangements of the parties in the conventional mutual funds with Islamic mutual funds. This type of research is the study of normative and regulatory approach, conceptual and comparison. The results of the study that the first, conventional mutual funds are still regulated in law Number 8 of 1995 on Capital Market, while Islamic mutual funds in addition to the applicable propisions of the Act No. 8 of 1995 on Capital Markets also arranged in DSN-MUI Fatwa No. 20/DSN- MUI/IV/2001 on Guidelines for Mutual Fund Investing For Sharia. Second, difference in the legal relationship between the parties to the conventional sharia mutual funds used in Islamic funds use akkad on corporate governance while the conventional mutual fund does not use akkad. Keywords : Comparison, Conventional mutual fund and Islamic mutual funds
4 i I. PENDAHULUAN Di pasar modal terdapat berbagai macam pilihan investasi bagi investor salah satu alternatif investasi yang tersedia bagi investor adalah reksadana. Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan mengenai reksadana melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, juga peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM. Reksadana dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (27) bahwa Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. 1 Sementara itu, bangkitnya ekonomi islam menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang beragama islam. Banyaknya anggapan berinvestasi disektor pasar modal konvensional adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) dalam hukum islam, sehingga produk pasar modal yang berbasis syariah perlu ditingkatkan. Dalam pasar modal syariah ada beberapa fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI yang dapat dikaitkan yaitu salah satunya Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah, Fatwa DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsif Syariah di Bidang Pasar Modal serta fatwa-fatwa lain yang terkait dengan investasi di pasar 1 Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal, UU No. 8 Tahun 1995, LN No. 13 Tahun 1995, TLN No.3587
5 ii modal yang sesuai dengan prinsif syariah. Hukum positif Indonesia tidak mengadopsi ketentuan-ketentuan atau norma-norma yang terdapat dalam fatwa DSN-MUI tentang pasar modal syariah dan fatwa DSN-MUI tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah maupun fatwafatwa lain sebagai sebuah dasar hukum yang memiliki kekuatan mengikat baik dalam bentuk Undang-Undang ataupun Peraturan Pemerintah. Sehingga reksadana syariah mempunyai dasar hukum yang kuat dalam hukum positif Indonesia sama halnya seperti Reksadana Konvensional. Berdasarkan hal tersebut di atas, penyusun merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaturan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional menurut hukum positif Indonesia? 2. Bagaimana perbedaan hubungan hukum para pihak pada Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaturan reksadana syariah dan reksadana konvensional menurut hukum positif Indonesia 2. Untuk mengetahui perbedaan hubungan hukum para pihak pada reksadana syariah dan reksadana konvensional. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademis untuk mendapatkan gelar Strata Satu (SI) di fakultas Hukum Universitas Mataram 2. Manfaat Praktis untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang belum mengerti tentang pasar modal serta produk-produk jasa yang ditawarkan yang salah satunya adalah reksadana baik reksadana konvensional maupun reksadana syariah
6 iii 3. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi keilmuan kepada ilmu hukum khususnya hukum Pasar Modal terkait dengan pengaturan reksadana dalam hukum islam dan hukum positif. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Metode pendekatan yang digunakan yaitu : Pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan pendekatan perbandingan (comparative approach ). Bahan hukum yang diguanakan adalah bahan hukum sprimer, sekunder dan tersier. Sedangkan pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi kepustakaan dengan cara menghimpun semua peraturan perundang-undangan, dokumendokumen hukum, jurnal ilmiah, buku-buku, serta penelusuran bahan hukum dengan melalui media internet yang berkaitan dengan permasalahan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis deskriptif.
7 iv II. PEMBAHASAN Pengaturan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional menurut Hukum Positif Indonesia 1. Pengaturan Reksadana Menurut Perundang-Undangan : Reksadana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan teknis berupa Peraturan Pemerintah, Keputusan Mentri Keuangan, dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek selaku Self Organitation Regulatory (SRO). 2 Adapun peraturan perundang-undangan yang dapat dikaitkan dengan reksadana misalnya adalah Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal yang kemudian dikukuhkan menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, peraturan BAPEPAM yang sekarang mengalami pengalihan fungsi, tugas dan wewenang, pengaturan dan pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Jadi, reksadana masih diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal karena belum adanya aturan yang bersifat khusus yang mengatur tentang reksadana. 2 Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksadana Syariah di Indonesia, Cet ke (Bandung: PT Refika Aditama, 2008) hal 65
8 v 2. Pengaturan Reksadana Menurut Hukum Islam : Mengenai reksadana berdasarkan prinsif syariah ini selain berlaku ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan teknis berupa Peraturan Pemerintah dan keputusan Mentri Keuangan, mengenai ketentuan hukumnya (secara syariah) juga diatur dalam Fatwa DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah. 3 Kemudian untuk menjamin Reksadana Syariah beroperasi tidak menyalahi aturan syariah, maka reksadana syariah memerlukan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai instistusi yang berwenang melakukan pengawasan di pasar modal. Selain pengawasan yang dilakukan oleh OJK, reksadana syariah juga memerlukan pengawasan dari lembaga yang memiliki pemahaman tentang kaidah-kaidah investasi syariah. Adapun lembaga pengawas tersebut dikenal dengan nama Dewan Syariah Nasional Kelebihan dan Kekurangan Investasi di Reksadana : a. Keuntungan Investasi di Reksadana Konvensional : 1) Investor dapat mengakses instrumen-instrumen investasi yang sulit untuk dilakukan sendiri 2) Investor memberikan kepercayaan pengelolaan investasi yang profesional kepada manager investasi 3) Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri oleh investor karena keterbatasan dana, dapat dilakukan oleh reksadana dengan dukungan dana dari sekian banyak 3 Ibid, hal Ibid, hal. 91
9 vi investor yang terkumpul dalam satu wadah 4) Hasil investasi dari reksadana yang diberikan kepada investor bukan merupakan obyek pajak 5) Likuiditasnya tinggi 6) Dana investasi yang dibutuhkan pada reksadana relatif kecil. b. Kekurangan Investasi di Reksadana Konvensional : 1) Risiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) 2) Risiko likuiditas 3) Risiko pasar 4) Risiko default. c. Kelebihan Investasi di Reksadana Syariah : 1) Investasi dapat dilakukan meskipun dengan jumlah dana yang sedikit 2) Akses untuk investasi yang beragam 3) Diversifikasi investasi 4) Dikelola oleh manajemen profesional 5) Keterbukaan informasi (Transparasi). d. Kekurangan Investasi di Reksadana Syariah : 1) Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan (NUP) 2) Risiko likuiditas 3) Risiko wanprestasi. 4. Perbedaan Reksadana Konvensional dengan Reksadana Syariah : Perbedaan reksadana konvensional dengan reksadana syariah ada pada mekanisme kerja, kelembagaan, kegiatan investasi, penyelesaian sengketa serta dasar hukumnya. 5. Mekanisme Kerja Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah : a. Mekanisme Kerja Reksadana Konvensional : Dalam berinvestasi di reksadana merupakan hal yang tidak begitu sulit dan rumit, karena setiap investor memiliki keleluasaan untuk menanamkan dananya. Menurut Agus Budiarto bahwa pada prinsipnya cara kerja Reksadana yaitu: pertama, mengumpulkan dana dari masyarakat dengan menerbitkan sahamnya sendiri yang dijual kepada masyarakat investor.
10 vii Kedua,setelah dana terkumpul, Reksadana menginvestasikannya pada surat berharga yang dianggap paling menguntungkan, untuk itu Reksadana melakukan spesialisasi sesuai dengan keahlianya. Ketiga, dari hasil investasi tersebut keuntungannya akan dibagikan pada masyarakat pemegang saham Reksadana 5 Cara kerja reksdana menurut Agus Budiarto tersebut cukup sederhana, hal ini dapat mendorong keinginan investor untuk berinvestasi di Reksadana karena adannya spesialisasi dari reksadana dalam menginvestasikan kembali modal dari investor, kemudian keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh manajer investasi akan dibagikan kepada para investor reksadana. b. Mekanisme Kerja Reksadana Syariah : Reksadana syariah terkait dengan mekanisme operasional terdapat dua macam perbuatan hukum yang berupa perjanjian yaitu :1) Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah; dan 2) Antara manajer investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. 6 Mekanisme kerja reksadana konvensional dengan reksadana syariah, pada dasarnya tidak jauh berbeda. Intinya dalam reksadana syariah, mengumpulkan dana dari masyarakat dan menginvestasikannya kembali melalui pasar modal, tentu saja melalui pasar modal syariah. 6. Hubungan, Hak, dan Kewajiban, Para Pihak Pada Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah : Hak dan kewajiban pemodal terdapat dalam Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 3, yaitu sebagai beriku: 1) Akad antara pemodal dengan manajer 5 Agus Budiarto, Pengantar Hukum Pasar Modal, Cet. 1, (Yogyakarta: Universitas Mataram Press, 2004) hal Abdul Ghofur Anshori, Op.cit., hal 72
11 viii investasi dilakukan secara wakalah 2) Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat (1), pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus 3) Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam reksadana syariah 4) Pemodal menanggung resiko yang berkaitan dalam reksadana syariah 5) Pemodal berhak untuk sewaktuwaktu menambah atau menarik kembali penyertaannya dalam reksadana syariah melalui manajer investasi 6) Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut 7) Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh bank kustodian 8) Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan reksadana syariah. 7. Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi di Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah : a. Investasi di Reksadana Konvensional : Di reksadana konvensional bebas melakukan investasi di bidang apa saja dan juga pada reksadana konvensional hanya menggunakan pertimbangan tingkat keuntungan saja. b. Investasi di Reksadana Syariah : Dalam reksadana syariah, uang investor yang telah terkumpul akan dikelola oleh manajer investasi untuk pembelian efek yang diterbitkan oleh emiten yang jenis kegiatan usahanya harus
12 ix sesuai dengan syariat islam atau tidak bertentangan dengan prinsif syariat. 8. Penentuan dan Pembagian Hasil : Para pemodal yang berinvestasi di reksadana konvensional berhak mendapatkan bukti kepemilikan penyertaan dana, serta hasil dari investasinya di reksadana tersebut sesuai dengan keuntungan yang didapatkan. Sedangkan untuk manajer investasi dan bank kustodian berhak mendapatkan fee dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Dalam reksadana syariah hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Kemudian juga perlu diperhatikan bahwa hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga manajer investasi harus melakukan pemisahan pembagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal, sehingga diyakini kehalalannya. 9. Ketentuan Penutup : Dalam reksadana konvensional ada salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya ataupun terjadi suatu perselisiahan diantara para pihak dalam reksadana, maka penyelesaian sengketa pada reksadana konvensionl dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah di tuangkan dalam kontrak perjanjian unit penyertaan, baik melalui musyawarah ataupun melalui Pengadilan Niaga dan Badan Arbitrase Nasional (BANI) sesuai dengan kesepakatan para pihak dalam kotrak tersebut
13 x Sedangkan dalam reksadana syariah jika terjadi suatu perselisihan atau sengketa (disputes) di antara kedua belah pihak mengenai perjanjian atau akad, maka dalam setiap perjanjian atau akad yang dibuat harus selalu disertai dengan suatu klausula yang berupa persetujuan atau kesepakatan kedua belah pihak mengenai cara penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul dari perjanjian tersebut. Dengan demikian, atas dasar klausula tersebut mereka sepakat untuk tidak membawa perselisiahan atau sengketa yang terjadi dari perjanjian tersebut ke suatu badan peradilan negara. Klausula ini dinamakan dengan klausula arbitrase (arbitration clause) atau sering disebut dengan perjanjian arbitrase. 7 Perbedaan Hubungan Hukum Para Pihak pada Reksadana Konvensional dengan Reksadana Syariah Hubungan hukum yang terjadi antara para pihak akan melahirkan hak dan kewajiban antar para pihak yang terlibat di reksadana konvensional maupun reksadana syariah. sehingga hak dan kewajiban tersebut harus dilaksanakan dan ditunaikan oleh para pihak. Hubungan hukum dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam ranah hukum yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban serta memiliki konsekuensi hukum. 8 Pada prinsipnya reksadana konvensional tidak bertentangan dengan syariat karena reksadana juga menggunakan prinsip bagi hasil, yaitu para 7 Wahyu Ahimsa, Tinjauan Yuridis Reksadana di Indonesia Sebagai Alternatif Perencanaan Investasi, (Skripsi Universitas Mataram), Statushukum.com.hubungan-hukum.html
14 xi pemodal masing-masing menyetorkan dananya dan hasil investasi tersebut dibagikan kepada para pemodal sesuai dengan proporsi modal yang diinvestasikan. Yang jadi perbedaannya yaitu kemana dananya diinvestasikan, pada reksadana konvensional bebas melakukan investasi dalam bidang apa saja sedangkan pada reksadana syariah hanya dapat melakukan investasi dalam bidang yang sesuai dengan prinsip syariah. Perbedaan hubungan hukum para pihak antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah adalah pada reksadana konvensional, antara investor dengan manajer investasi merupakan perantara investasi bagi investor dan antara manajer investasi dengan perusahaan go public menggunakan sistem kontrak. Sedangkan pada reksadana syariah antara pemodal dengan manajer investasi menggunakan sistem wakalah dan antara manajer investasi dengan pengguna investasi menggunakan sistem mudharabah. Sehingga perbedaannya yaitu pada reksadana syariah para pihak menggunakan akad dalam pelaksanaannya sedangkan pada reksadana konvensional tidak menggunakan akad tersebut.
15 xii III. PENUTUP Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Pengaturan reksadana konvensional masih diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan belum ada aturan yang bersifat khusus berkaitan dengan reksadana. sedangkan reksadana syariah selain berlaku ketentuan yang terdapat pada UUPM juga ketentuan hukumnya secara syariah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. 2. Perbedaan hubungan hukum para pihak pada reksadana konvensional dengan reksadana syariah adalah pada reksadana konvensional, antara investor dengan manajer investasi merupakan perantara investasi bagi investor dan antara manajer investasi dengan perusahaan go public menggunakan sistem kontrak investasi. Sedangkan pada reksadana syariah antara pemodal dengan manjer investasi menggunakan sistem wakalah dan antara manajer investasi dengan pengguna dana menggunakan sistem mudharabah. Hubungan hukum para pihak pada reksadana syariah dengan reksadana konvensional pada dasarnya tidak jauh berbeda hanya saja pada reksadana syariah menggunakan akad pada pelaksanaannya. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran yaitu: 1. Pemerintah perlu memperhatikan pengaturan tentang reksadana syariah dan reksadana konvensional, agar lebih menjamin kepastian hukum dari reksadana konvensional maupun reksadana syariah. Sehingga perlu adanya
16 xiii Undang-Undang tentang reksadana syariah yang mengadopsiketentuanketentuan yang terdapat dalam Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN- MUI/IV/2001 tentang pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah agar lebih menjamin kepastian hukum dari reksadana syariah. 2. Untuk para pihak yang terlibat di reksadana, baik reksadana konvensional maupun reksadana syariah agar lebih memperhatikan dan menunaikan hak dan kewajibannya. Serta para pihak di reksadana syariah supaya lebih memperhatikan hal-hal yang di perbolehkan dalam syariat islam untuk menjamin kehalalan dari reksadana syariah.
17 xiv DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksadana Syariah di Indonesia, Cet. 1, PT Rafika Aditama, Bandung, 2008 Agus Budiarto, Pengantar Hukum Pasar Modal, Cet. 1, Universitas Mataram Press, Yogyakarta, 2004 B. Internet Statushukum.com/hubungan-hukum.html C. Skripsi Wahyu Ahimsa, Tinjauan Yuridis Eksistensi Reksadana Syariah Menurut Hukum Positif Indonesia, (Skripsi Universitas Mataram), 2015
LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pasar keuangan negara-negara maju memang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pasar keuangan negara-negara maju memang menceritakan pengalaman khas kepada kita. Yaitu, semakin modern peradaban ekonomi suatu masyarakat, semakin membesar
Lebih terperinciKARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA
KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA Oleh: Putu Yudik Adisurya Lesmana Dewa Made Suartha Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT The writing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada investor dalam melakukan analisis sesuai kebutuhannya. Alternatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia, diantaranya mampu melakukan perhitungan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dunia harus bekerja untuk mendapatkan suatu penghasilan bagi dirinya. Dengan bekerja, setiap individu akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciIslamic Wealth Management
Islamic Wealth Management Apakah Anda ingin mencapai tujuan finansial Anda sesuai dengan prinsip Syariah? Ketahui Tujuan Finansial Syariah Anda Apakah produk finansial Syariah itu? Produk finansial syariah
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Reksadana Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Inggris unit Trust unit (saham) kepercayaan Amerika mutual fund dana bersama Jepang investment fund pengelolaan
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah
Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Fatwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
Lebih terperinciBAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES
20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
Lebih terperincib. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
Lebih terperinciAprisya Falahearlya. Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Reksadana (Mutual Fund) By : Aprisya Falahearlya
Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Reksadana (Mutual Fund) By : Aprisya Falahearlya Pengertian Reksa Dana Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee menjual
Lebih terperinciPRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul
PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2017 KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Target Waktu. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6082) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciPASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. FENOMENA DI INDONESIA Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: reksadana konvensional, reksadana syariah, metode Sharpe, metode Treynor, metode Jensen. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang berada di Indonesia. Reksadana memiliki kelebihan dimana investor yang tidak memiliki dana yang cukup besar dapat berinvestasi di reksadana.
Lebih terperinciREKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager
REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang tidak dapat dijauhkan dari kehidupan masyarakat karena sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh darinya. Lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang sedang berkembang (deveeloping countries). Adapun yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang termasuk kategori negara yang sedang berkembang (deveeloping countries). Adapun yang menjadi karakteristik dari negara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung artinya adalah investor dapat memilih langsung
Lebih terperinciProgram Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)
Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Pengetahuan Dasar Mengenai Reksa Dana Oleh : Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, SStat, MT, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP,, Aff.WM, BKP,
Lebih terperinciPERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta 12930, INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis pada investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya sesuai lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-553 /BL/2010 TENTANG PEDOMAN KONTRAK
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 130 /BL/2006 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian untuk
Lebih terperinciREKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:
REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015
Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banya k digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang
Lebih terperinciMENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL
MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL Outline 1 3 Hasil Survey Nasional Keuangan Indonesia 2 Pengantar Investasi Konsep Umum dan Ruang Lingkup Pasar Modal 4 Pasar Modal Syariah 5 Layanan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, menginspirasi berbagai Lembaga Keuangan untuk menerapkan dan menggunakan sistem ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan industri keuangan syariah di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang mulai goyah akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-181/BL/2009 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang terdiri dari Surat Pengakuan Hutang, Obligasi, Saham, Surat Berharga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai instrumen keuangan memiliki peran penting sebagai sarana investasi yang berguna bagi pembangunan ekonomi sebuah negara. Perkembangan pasar modal
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor
14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Pasar Modal
Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2015 KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Terproteksi. Penjaminan. Indeks. Pedoman Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5817).
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN MANAJER INVESTASI TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP INVESTOR REKSA DANA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI DENPASAR
PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER INVESTASI TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP INVESTOR REKSA DANA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI DENPASAR Yudi prawira I Gusti Ngurah Wairocana Hukum Perdata Fakultas
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN Menimbang SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 43/BL/2008 TENTANG REKSA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN REKSADANA SYARIAH BERIMBANG DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. 20/DSN- MUI/IV/2001
57 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN REKSADANA SYARIAH BERIMBANG DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. 20/DSN- MUI/IV/2001 A. Pelaksanaan Reksadana Syariah Berimbang di PT. Danareksa Investment Management Surabaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang
Lebih terperinciWEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)
WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI) Oleh: Syaichul Adha AA Sri Indrawati Program Kekhususan Hukum Bisnis,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 Peraturan Nomor IX.C.6 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang
12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk
Lebih terperinciPASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi
KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini tumbuh beragam sarana untuk menyimpan dan meningkatkan nilai dari suatu harta yang dimiliki oleh masyarakat, Jika sebelumnya
Lebih terperinciMEKANISME DAN PERKEMBANGAN REKSADANA SYARIAH
Mekanisme dan Perkembangan Reksadana Syariah MEKANISME DAN PERKEMBANGAN REKSADANA SYARIAH Oleh: Muhammad Farid Dosen IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Abstrak Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal memiliki peranan yang cukup penting karena pasar modal dapat dijadikan indikator keadaan perekonomian suatu negara. M elalui pasar modal,
Lebih terperincicommit to user BAB VI PENUTUP
110 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya Pihak Terkait Dalam Penerbitan Sukuk Korporasi Ijarah Agar Sukuk Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reksa Dana sebagai salah satu alternatif pilihan investasi, karena didalam sebuah Reksa Dana saham misalnya, akan berisi sekian ratus jenis saham dari LQ 45,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegitan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2017 TENTANG REKSA DANA TARGET WAKTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2017 TENTANG REKSA DANA TARGET WAKTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi
Lebih terperinci2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo
No.132, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Kontrak. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6079)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. munculnya berbagai pelaku bisnis dan usaha baru yang bermunculan sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh berbagai pelaku bisnis dan usaha lainya karena banyaknya persaingan dan munculnya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPenguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *
Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 15 Desember 2015; disetujui: 30 Desember 2015 Keuangan atau pasar modal syariah
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-112 /BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciEDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA
EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA Inflasi Memproteksi nilai asset Meningkatkan nilai asset Mencapai impian 1996 2013 Hero granulated sugar 4 kg 1,700 6,800 Rinso
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KETIGA AKIBAT MISLEADING INFORMATION
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KETIGA AKIBAT MISLEADING INFORMATION DIHUBUNGKAN DENGAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL JO UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011
Lebih terperinci1. Pengertian bank konvensional & bank syariah
1. Pengertian bank konvensional & bank syariah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: KENCANA, 2004), hlm. 10. Hlm.5.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat. Sebagai salah satu
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciFilosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang
Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah
Lebih terperinciNo Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Dana Investasi Real Estat Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif memberikan acuan kepada Ma
No.5912 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Investasi. Kolektif. Kontrak. Syariah. Real Estat. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 151) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan khususnya dalam menciptakan industri keuangan global yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri keuangan syariah saat ini telah mengalami kebangkitan di tengah kemajuan industri keuangan konvensional. Hal ini menjadikan sebuah tantangan khususnya
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU
JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU Oleh : VIKI HENDRA, S.Pd D1A 010 242 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014 ii HALAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)
Lebih terperinci