BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Robot adalah mesin yang dapat diprogram kembali dengan beberapa derajat kebebasan mandiri yang dapat bertukar informasi dengan peralatan lain. Namun definisi ini juga menyatakan secara tidak langsung bahwa komputer yang mengendalikan derajat kebebasan merupakan bagian dari sebuah robot. Jadi robot yang sebenarnya dapat diprogram kembali untuk bergerak ke segala posisi selama masih berada di dalam batasan setiap derajat kebebasan. (S. Brian Morriss, 995, p232) Robot ialah sebuah manipulator dengan multifungsi yang dapat diprogram ulang dan didesain untuk memindahkan material, komponen, peralatan tertentu melalui sebuah program berbasis gerakan yang dapat berubah-ubah untuk melakukan berbagai macam tugas. (Michael G. Fairhurst, 988, p2) Robot adalah sebuah mesin yang dapat melakukan tugas yang dikendalikan oleh manusia dan digunakan untuk melakukan tugas rutin dalam proses perakitan secara otomatis. ( ). Robot adalah sebuah alat mekanik yang melakukan tugas nyata otomasi berdasarkan pada pandangan/penglihatan manusia, program yang telah didefinisikan sebelumnya atau sejumlah pedoman umum berdasarkan teknik artifisial intelegensi. Robot biasanya digunakan untuk melakukan tugas yang kotor, berbahaya, sulit, berulang-ulang atau membosankan bagi manusia. Definisi tersebut mengambil dari bentuk robot robot dalam bidang industri yang sering digunakan dalam manufakturing (en.wikipedia.org/wiki/robot). 7

2 8 2. Computer Vision Computer Vision merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati/diobservasi. Computer Vision adalah kombinasi dari : Pengolahan Citra (Image Processing) Bidang ini berhubungan dengan proses transformasi citra/gambar (image). Proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Pengenalan Pola (Pattern Recognition) Bidang ini berhubungan dengan proses identifikasi obyek pada citra atau interpretasi citra. Proses ini bertujuan untuk mengekstrak informasi/pesan yang disampaikan oleh gambar/citra. Computer vision itu sendiri adalah sebuah bagian dari kecerdasan buatan dan pengolahan citra yang dihubungkan oleh komputer untuk melakukan pemrosesan citra digital yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Computer vision pada dasarnya membutuhkan kombinasi dari pengolahan citra tingkat dasar untuk memperbaiki kualitas citra (contohnya seperti : menghilangkan noise, meningkatkan kontras) dan tingkat yang lebih lanjut berupa pengenalan pola serta interpretasi citra untuk mendapatkan informasi yang terdapat di dalam gambar yang berhasil ditangkap oleh sebuah sensor visual. Computer vision adalah aplikasi lain yang berhubungan dengan AI, merupakan alat analisis dan evaluasi informasi visual dengan menggunakan komputer. Teknik AI memungkinkan komputer untuk bisa menguji sebuah gambar atau adegan nyata dengan mengidentifikasi obyek, cirinya atau polanya. (

3 9 Gambar 2. Cabang ilmu computer vision Gambar 2.2 Arti umum computer vision

4 Komponen komponen dasar dari computer Vision :. Visual sensor yang berasal dari camera CCD CMOS 2. Image yang akan diolah Citra Analog Citra Digital / Biner 3. Tahapan - tahapan pengolahan citra dan pengenalan pola Low Level Vision o Sensing o Preprocessing Medium Level vision o Segmentasi o Deskripsi o Rekognisi High Level Vision o Interpretasi 2.. Matriks Matriks adalah cara yang sederhana untuk mengatasi sebuah permasalahan kombinasi linier. Sebuah matriks terdiri dari kolom dan juga baris, menurut James M. Gere (987, hal 3) bentuk matriks yang paling umum adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk persegi panjang yang dapat digambarkan sebagai berikut :

5 mn m m n n A A A A A A A A A Amxn Amn (m*n) adalah orde atau ukuran dari matriks tersebut, dimana m menyatakan jumlah baris dan n menyatakan jumlah kolom matriks. Operasi yang terdapat pada matriks adalah :. Penjumlahan dan pengurangan matriks 2. Perkalian matriks (syarat perkalian antar matriks hanya dapat dilakukan jika kolom matriks pertama sama dengan jumlah baris matriks kedua) 3. Inverse dan Tranpose (operasi tranpose mengubah baris suatu matriks menjadi kolom dan kolom matriks menjadi baris) 4. Determinan Notasi di dalam sebuah matrik digunakan pada proyeksi geometris untuk memanipulasi operasi yang ada pada grafik di komputer. Tiga bentuk operasi dalam matriks (James M.Gere 987, hal 75) :. Penskalaan (scaling) ' ' z y x r r r z y x, r adalah factor penskalaan 2. Translasi ' ' z y x w v u z y x,(u,v,w) adalah titik translasi

6 2 3. Rotasi ' x y ' z cos β sin β sin β cos β x y, β merupakan sudut rotasi z Citra adalah representasi informasi dua dimensi yang diciptakan atau dibuat dengan melihat atau lebih tepatnya merasakan sebuah gambar atau pemandangan ( Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinyu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi menjadi N baris dan M kolom sehingga menjadi gambar diskrit. Persilangan antara baris dan kolom tertentu disebut dengan piksel. Contohnya adalah gambar/titik diskrit pada baris n dan kolom m disebut dengan piksel [n,m] ( Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut. Pada citra digital berdasarkan pada penelitian bahwa sebuah warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (Red, Green, Blue - RGB) ( Citra adalah fungsi 2 dimensi dari intensitas cahaya. Intensitas disebut juga sebagai brightness (tingkat kecerahan) atau grey level (tingkat keabuan). Fungsi citra f(x,y) ditentukan oleh 2 komponen yaitu iluminasi dan refleksi sehingga f (x,y) i (x,y) r (x,y)

7 3 dimana i(x,y) adalah iluminasi yang datang dari sumber cahaya dan r(x,y) adalah koefisien refleksi/transmisi obyek. Gambar 2.3 Koordinat spasial Umumnya ukuran citra adalah M N 2k dimana k adalah bilangan integer. Jumlah bit per piksel (bpp) umumnya adalah, 8, 2 dan 24 (3 bytes). bpp menghasilkan citra biner sedangkan 8 bpp menghasilkan citra dengan variasi intensitas (brightness) antara dan 255. Citra berwarna (color images) terdiri dari 24 bpp dengan 8 bpp untuk masing-masing komponen warna R, G dan B. Untuk ukuran citra 28 x 28 dengan 8 bpp diperlukan 6384 bytes atau 6 K memori penyimpan. Gambar 2.4 Model warna RGB

8 4 Image adalah semua jenis file yang disusun dari piksel. Image atau citra merupakan representasi visual dari suatu bentuk. Citra dapat disimpan dalam berbagai format. Dua tipe citra yang fundamental adalah vektor yang disimpan sebagai rangkaian intruksiintruksi gambar dan bitmap yang disimpan sebagai elemen-elemen gambar mosaik. Image yang ditangkap oleh sensor kamera dapat berupa objek dalam 2D maupun 3D. Ini merupakan ilustrasi bagaimana cara konversi objek 3D ke dalam bentuk 2D. Gambar 2.5 Ilustrasi konversi objek 3D ke dalam bentuk 2D Wh bentuk koordinat homogenous 3D W h kx ky kz k P matriks transformasi perspektif P λ Ch bentuk koordinat camera dalam 2D

9 5 + k λ - kz kz ky kx k kz ky kx λ W P C h h Z λ λy Z λ λx Z λ λz Z λ λy Z λ λx z y x C 2..2 Sampling Sampling adalah proses pemetaan fungsi kontinyu ke fungsi diskrit (spatial digitization). Sampling merupakan proses untuk menentukan warna pada piksel tertentu pada citra dari sebuah gambar yang kontinyu. Pada proses sampling biasanya dicari warna rata-rata dari gambar analog yang kemudian dibulatkan kedalam angka bulat (integer). Proses sampling sering juga disebut proses digitisasi. Proses sampling menghasilkan fs(x,y) f (x,y). s(x,y) dimana s(x,y) untuk setiap harga x dan y 2..3 Kuantisasi Kuantisasi adalah proses pemetaan variabel kontinyu ke variabel diskrit (amplitude digitization). Ada kalanya dalam proses sampling, warna rata-rata yang didapat direlasikan ke level warna tertentu. Contohnya apabila dalam citra hanya

10 6 terdapat 6 level warna abu-abu, maka nilai rata-rata yang didapat dalam proses sampling harus diasosiasikan ke 6 level tersebut. Proses mengasosiasikan warna ratarata dengan level warna tertentu disebut dengan kuantisasi warna grayscale Noise Noise ( derau ) terjadi karena adanya fluktuasi secara acak (stochastic) pada nilai intensitas citra. Kualitas citra ditentukan oleh ratio (perbandingan) antara sinyal dan noise ( yaitu : Capacity-limited photon noise - SNR log ( C) db 2..5 Grayscale Citra grayscale adalah suatu citra yang memiliki warna tingkat keabuan dan nilai dari tiap pikselnya adalah tunggal.warna abu-abu pada citra grayscale adalah warna R (Red), G (Green), dan B (Blue) yang memiliki intensitas yang sama. Sehingga citra grayscale merupakan gambaran dari pengukuran intensitas cahaya dimana intensitas dari citra grayscale disimpan dalam 8 bit integer yang memberikan 256 level diantara level sampai dengan level 255 ( (R G B) 255), nilai diantaranya adalah derajat keabuan dari level sampai dengan 254 ( Gambar 2.6 Grayscale level

11 Histogram Histogram merupakan gambaran grafik dari sebaran data yang ada memperlihatkan perbedaan antara data-data yang ada. Dalam pengolahan citra histogram dapat didefinisikan sebagai pemetaan yang menggambarkan distribusi intensitas piksel dari sebuah citra. Pada citra grayscale mempunyai level piksel dai sampai dengan 255. Contohnya dapat dilihat pada gambar 2.7 (a) dan (b). Gambar 2.7 Histogram (a) citra terang dan (b) citra gelap 2.2 Sensor Sensor dalam computer vision banyak sekali jenisnya, antara lain : photodetector, linear array, laser triangulation, laser optical time domain reflectometry, optical fiber, camera, dll. Kamera adalah sebuah peralatan untuk mengambil foto, kamera juga dapat berarti sebagai sebuah peralatan televisi yang terdiri dari sebuah sistem lensa yang memfokuskan gambar ke mosaik yang sangat peka terhadap cahaya yang di scan dengan tembakan elektron (

12 CCD (Charge Coupled Devices) CCD merupakan rangkaian terintegrasi yang terdiri dari kumpulan kapasitor yang saling terhubung untuk digunakan sebagai delay line. CCD menangkap cahaya menggunakan permukaan yang peka terhadap cahaya, karena itulah diberi nama sesuai dengan cara sensor tersebut menampilkan dan menyimpan data dari citra dengan setiap baris piksel dari citra dikonversi ke dalam sinyal listrik dengan intensitas warna yang berhubungan dengan spektrum warna dari citra. Setiap cahaya yang jatuh ke satu baris permukaan sensor akan dipindahkan ke dalam readout register. Dari sana, kemudian sinyal dilewatkan ke sebuah amplifier dan menuju ke analog-to-digital converter. Setelah satu baris berhasil, readout register akan dihapus agar dapat ditempati oleh baris yang berikutnya sehingga semua baris berhasil ditangkap oleh CCD. Sinyal-sinyal elektrik dalam tiap baris sekarang telah dirangkai pada readout register, ketika baris yang satu menempati readout register maka baris yang lain akan menempati tempat yang telah ditinggalkan sebelumnya karena hanya satu baris yang dapat ditangkap. Secara teknis sangat mudah namun sangatlah tidak ekonomis untuk menggabungkan berbagai macam fungsi lain dari kamera, seperti : clock driver, timing logic dan signal processing ke dalam satu chip pada CCD. Umumnya diletakan pada chip yang terpisah. Gambar 2.8 Pembagian komponen sensor CCD

13 CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) Sensor citra digital CMOS mempunyai fungsi yang lebih banyak pada chip tunggal dibandingkan dengan CCD. Sebagai tambahan, untuk mengkonversi foton menjadi elektron dan mengirimkan elektron maka sensor CMOS juga melakukan image processing, edge detection, noise reduction dan analog to digital converter. Sensor CMOS juga mengurangi jumlah komponen eksternal yang terhubung kepadanya. Dengan menggunakan sensor CMOS yang terintegrasi pada kamera digital, maka chip ini membuat ruang pada kamera digital menjadi semakin luas karena tidak diperlukan chip lainnya seperti : digital signal processor dan analog to digital converter. Pada sensor citra CMOS terdapat active pixel sensor (APS) yang menambahkan transistor penguat readout kepada tiap piksel, tujuannya adalah agar perubahan muatan menjadi tegangan dilakukan pada piksel. Selain itu APS ini juga dapat digunakan untuk random access kepada sensor yang ada pada tiap piksel, sama dengan memory access pada teknologi RAM. Muatan di readout dari sensor APS CMOS dengan menggunakan rangkaian paralel, yang memperbolehkan sinyal dari piksel tunggal atau dari kumpulan piksel dialamatkan secara langsung. Kemampuan direct access random ini memperbolehkan CMOS untuk memilih kumpulan muatan piksel mana yang akan di readout terlebih dahulu. Kemampuan ini disebut dengan windowing readout. Sebuah sensor CMOS memiliki kemampuan untuk mengurangi ukuran dari citra ketika ditangkap. Selain itu sensor ini juga menawarkan potensi penigkatan kecepatan readout.

14 2 Gambar 2.9 Pembagian komponen sensor CMOS Beberapa hal penting tentang sensor image CMOS : Kualitas image CMOS yang dihasilkan mendekati kualitas image untuk CCD pada level rendah sampai menengah, untuk level tinggi masih belum dapat tertandingi. Sensor image CMOS dapat terintegrasi dengan berbagai fitur kamera lainnya dalam satu chip sedangkan CCD harus menggunakan modul eksternal sehingga dapat menekan segi biaya produksi karena dapat diproduksi secara massal. Tidak hanya membuat kamera menjadi kecil, ringan dan murah tetapi juga membutuhkan sedikit daya sehingga batere bertahan lebih lama. Walaupun sensor CMOS memiliki keistimewaan dalam menangkap gambar pada lingkungan terbuka namun memiliki kelemahan pada kondisi pencahayaan yang kurang. Sensitifitas sensor ini terhadap cahaya berkurang karena bagian dari permukaannya diberikan rangkaian tambahan yang dapat menyaring / memfilter noise dan untuk fungsi lain. Nilai persentasi dari suatu piksel yang mampu menangkap cahaya dinyatakan dalam fill factor. Sensor CMOS memiliki noise level yang lebih tinggi dibandingkan dengan CCD sehingga waktu proses antar gambar lebih cepat dibandingkan apabila

15 2 sensor ini menggunakan digital signal processing (DSP) untuk mengurangi atau menghilangkan noise. ( Bagan perbandingan antara sensor CCD dan CMOS secara sederhana, ditunjukkan pada gambar 2.. Gambar 2. Perbandingan CCD dan CMOS Berikut ini adalah perbandingan antara CCD dengan CMOS dilihat dari segi kemampuan dan fungsi dapat dilihat pada tabel 2. : Tabel 2. Perbandingan kemampuan antara CCD dengan CMOS Fitur CCD CMOS Sinyal keluar dari Paket elektron Tegangan piksel Sinyal keluar dari Tegangan (analog) Bit (digital) chip Sinyal keluar dari Bit (digital) Bit (digital kamera Faktor pengisi Tinggi Menengah Perbandingan - Menengah penguat Sistem noise Rendah Menengah ke tinggi Kompleksitas sistem Tinggi Rendah Kompleksitas sensor Rendah Tinggi Komponen kamera PCB, lensa, kumpulan Chip, lensa chip Biaya Tergantung pada aplikasi Tergantung pada aplikasi

16 Robot 2.3. Klasifikasi umum dari robot Gambar 2. Klasifikasi robot Fixed Robot Robot yang memiliki ruang kerja (workspace) terbatas, dimana bagian dasarnya (platform) dilekatkan pada panel. Mobile Robot Robot yang memiliki ruang gerak yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mobile Robot dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : Wheeled Robot, adalah robot yang dapat bergerak menggunakan perputaran roda. Legged Robot, adalah robot yang dapat bergerak menggunakan pergerakan kaki.

17 Komunikasi Serial Serial port merupakan hal penting dalam mikrokontroller, karena dapat dengan mudah menghubungkan mikrokontroller dengan komputer atau perangkat lainnya. Pin yang digunakan pada mikrokontroller yaitu transmit data (TXD) dan receive data (RXD). Mikroprosesor dalam komputer bekerja atas dasar prinsip data paralel, mulamula banyak dipakai mikroprosesor dengan data paralel 8 bit dan kini sudah dipakai data paralel 32 bit. Dalam hal komunikasi data digunakan teknik pengiriman data secara seri, karena saluran komunikasi data paralel yang panjang harganya sangat mahal dan tidak praktis walaupun kecepatan teknik komunikasi data secara paralel lebih cepat. Hal ini disebabkan komunikasi data secara paralel menggunakan jalur data lebih banyak daripada komunikasi data secara serial. Kecepatan transfer data dinyatakan dalam satuan baud atau bps (bit per detik). Baud rate yang biasanya digunakan adalah sebesar.2, 2.4, 4.8, 9.6, 9.2 dan 57.6 bps. Kecepatan transmisi yang paling baik digunakan adalah 96 bps (Douglas, 99, p488) Mikrokontroller Mikrokontroller AT89S52 adalah mikrokomputer 8 bit yang memiliki daya kerja rendah dan unjuk kerja yang tinggi. Mikrokontroller AT89S52 memiliki 8k byte yang dapat diprogram dan memiliki ROM (Read Only Memory) yang dapat dihapus. 8k byte flash tersebut dinamakan EPROM (Erasable and Programmable ROM). AT89S52 ini diproduksi dengan menggunakan teknologi nonvolatile dari ATMEL dan kompatibel dengan standar industri 85 dalam hal set instruksi dan pin keluaran.

18 24 On Chip Flash memperbolehkan memori program untuk di program kembali dalam sistem atau dengan menggunakan pemrograman memori nonvolatile konvensional. Dengan menghubungkan CPU 8 bit dan flash dalam sebuah chip monolitik, AT89S52 menjadi sebuah mikrokomputer yang menyediakan solusi fleksibel dan hemat biaya untuk aplikasi-aplikasi kontrol. Gambar 2.2 Mikrokontroler AT89S Motor Servo Motor merupakan alat mekanik yang mengubah energi listrik menjadi putaran mekanik. Motor servo adalah motor DC yang didalamnya terdapat gear, umpan balik, pengontrol untuk menggerakan motor, dan sensor posisi yang umumnya ialah potensiometer. Motor servo merupakan motor yang paling sering dipakai dalam robotik karena ukuran, efisiensi dan kekuatannya. Kecepatan motor servo lebih cepat dibandingkan dengan motor stepper. Tanpa penggunaan sistem kendali, motor servo mempunyai ketepatan yang sangat kecil dimana

19 25 hal ini adalah kelemahannya. Motor servo menggunakan sistem umpan balik yang pengulangan tertutup. Sistem servo lebih mahal dibanding melangkah sistem motor dalam kaitan dengan kebutuhan akan suatu pengontrol. Motor servo mencapai penempatan yang diinginkan mereka lebih cepat dari motor stepper. Motor servo umumnya hanya bisa berputar sebesar 8 dan beberapa bisa berputar sebesar 2, servo terdiri dari 3 buah pin, yaitu pin power (biasanya antara V), pin ground dan pin kontrol. Servo akan berputar ke suatu sudut tergantung pada sinyal yang diberikan pada pin kontrolnya. Sinyal yang diberikan ke pin kontrolnya ialah berupa sinyal pulsa antara - 2 ms, misalkan diberikan sinyal pulsa ms, maka servo akan berputar ke sudut, selama pin kontrolnya mendapat sinyal ms tersebut, servo akan mempertahankan posisinya supaya tepat di, servo mengharapkan untuk melihat sinyal pada pin kontrolnya lebih kurang setiap 2 ms atau sekitar 5 Hz, bila diberi sinyal pulse.5 ms, maka servo akan berputar ke sudut 9 dan bila diberi sinyal pulsa 2 ms, maka servo akan berputar ke sudut 8. Servo bersifat proposional, kecepatan dan torsi motor yang dihasilkan proposional dengan voltase yang diberikan pada pin powernya, semakin besar voltase yang diberikan, maka semakin cepat dan semakin besar juga torsi yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya.

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Pembentukan Citra oleh Sensor Mata Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Bayangan obyek pada retina mata dibentuk dengan mengikuti konsep sistem optik dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

Model Citra (bag. I)

Model Citra (bag. I) Model Citra (bag. I) Ade Sarah H., M. Kom Defenisi Citra Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Jenis dari citra ada 2, yaitu: 1. Citra analog (kontinu) : Dihasilkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA. Akuisisi dan Model ABDUL AZIS, M.KOM

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA. Akuisisi dan Model ABDUL AZIS, M.KOM PENGOLAHAN CITRA Akuisisi dan Model Dasar Image 1 2 Apakah itu image / citra? Gambar atau foto atau data visual lainnya, umumnya dalam bentuk 2D atau 3D. Apakah itu digital image? Sebuah image yang berbentuk

Lebih terperinci

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

Pengolahan Citra : Konsep Dasar Pengolahan Citra Konsep Dasar Universitas Gunadarma 2006 Pengolahan Citra Konsep Dasar 1/14 Definisi dan Tujuan Pengolahan Citra Pengolahan Citra / Image Processing Proses memperbaiki kualitas citra agar

Lebih terperinci

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar, KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar 2.1 Representasi Citra

Bab II Teori Dasar 2.1 Representasi Citra Bab II Teori Dasar 2.1 Representasi Citra Citra dapat direpresentasikan sebagai kumpulan picture element (pixel) pada sebuah fungsi analog dua dimensi f(x,y) yang menyatakan intensitas cahaya yang terpantul

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

Image Formation & Display

Image Formation & Display Image Formation & Display Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban (0403100596) SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA BOGOR 2007 1 Pendahuluan Image adalah suatu uraian bagaimana suatu parameter yang bervariasi dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari 2 atau lebih komponen atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari 2 atau lebih komponen atau BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Teori Dasar / Umum Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari 2 atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto H.M, 989, p83) Menurut

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra BAB IV ANALISA 4.1 Analisa teknik pengolahan citra Pada proses pengolahan citra ada beberapa teknik lain yang digunakan selain teknik restorasi citra blur untuk memperjelas citra blur, seperti proses grayscale

Lebih terperinci

BAB X MEMORY. RAM (Random Access Memory) DRAM (Dynamic RAM) SRAM (Static RAM) MOS. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang

BAB X MEMORY. RAM (Random Access Memory) DRAM (Dynamic RAM) SRAM (Static RAM) MOS. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Politeknik Negeri Malang BAB X MEMORY Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan mampu : Menjelaskan pengertian penyimpan (memory) data digital. Menjelaskan pengertian dan perbedaan sistem memory RAM dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Eko Patra Teguh Wibowo Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jalan Laksda Adi Sutjipto Yogyakarta den_patra@yahoo.co.id ABSTRACT A robot

Lebih terperinci

Pertemuan 10 MEMORI INTERNAL

Pertemuan 10 MEMORI INTERNAL Pertemuan 10 MEMORI INTERNAL I. Pengertian Memori internal adalah memori yang dapat diakses langsung oleh prosesor. Fungsi dari memori utama adalah: Menyimpan data yang berasal dari peranti masukan sampai

Lebih terperinci

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo Citra Digital Petrus Paryono Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Studi Tentang Pencitraan Raster dan Pixel Citra Digital tersusun dalam bentuk raster (grid atau

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah BAB II DASAR TEORI 2.1 Visi Komputer (Computer Vision) Visi komputer merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang akan diamati/ diobservasi. Hal ini dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA Nurliadi 1 *, Poltak Sihombing 2 & Marwan Ramli 3 1,2,3 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Memori Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Memori 2 Pengertian Memori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Sistem Kendali atau control system terdiri dari dua kata yaitu system dan control. System berasal dari Bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK BAB 1 PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Saat ini teknologi robotika telah menjangkau sisi industri (Robot pengangkut barang), pendidikan (penelitian dan pengembangan robot). Salah satu kategori robot

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006 Sesi 2: Image Formation Achmad Basuki PENS-ITS 2006 Materi Representasi Penglihatan Model Kamera Sampling Dan Kuantisasi Jenis-JenisCitra Mdel Citra Berwarna Format Warna RGB Membaca dan Menampilkan Citra

Lebih terperinci

Beberapa istilah dalam ADC

Beberapa istilah dalam ADC Analog to Digital Converter (ADC) ADC adalah interface yang digunakan untuk mengambil data dari sensor dan memasukkannya ke dalam komputer atau mikrokontroler. Karena besaran keluaran dari sensor adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Smart Traktor

II. TINJAUAN PUSTAKA Smart Traktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Smart Traktor Ide mengenai robotic agriculture (suatu mesin cerdas yang dapat melakukan kegiatan pertanian) bukanlah hal yang baru lagi. Banyak insinyur yang telah mengembangkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pembentukan Citra Citra ada 2 macam : 1. Citra Kontinu Dihasilkan dari sistem optik yang menerima

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 --

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 -- Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 -- This presentation is revised by @hazlindaaziz, STMIK, 2014 Acknowledgement Main Material: Stallings,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti Pengenalan & Konsep Dasar FPGA Veronica Ernita Kristianti Apa itu FPGA? FPGA adalah suatu IC program logic dengan arsitektur seperti susunan matrik sel-sel logika yang dibuat saling berhubungan satu sama

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran INTERACTIVE BROADCASTING Modul ke: Pengolahan Citra Fakultas Ilmu Komunikasi Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah citra digital sangat populer pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau gambar adalah sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), dimana x dan y koordinat bidang datar dan f di setiap pasangan koordinat disebut intensitas atau level keabuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13 Ferry Ebitnaser 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2, John Adler 3 1,2,3 Jurusan Teknik Komputer Unikom,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Citra

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Komputer

Struktur dan Fungsi Komputer Apa itu Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon).

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

In te rn al Me m ori

In te rn al Me m ori Organisasi Komputer In te rn al Me m ori STMIK-AUB SURAKARTA Pertemuan ke 6 Memori Tujuan 1. Menjelaskan tentang memori utama komputer 2. Menjelaskan tipe dari memori, waktu dan pengontrolan 2 1 Memori?

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

Perkembangan Mikroprosesor

Perkembangan Mikroprosesor Perkembangan Mikroprosesor Setiap komputer yang kita gunakan didalamnya pasti terdapat mikroprosesor. Mikroprosesor, dikenal juga dengan sebutan Central Processing Unit (CPU) artinya unit pengolahan pusat.

Lebih terperinci