KONFLIK PERKELAHIAN REMAJA DAN PENYELESAIAN DI KASIMPURENG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONFLIK PERKELAHIAN REMAJA DAN PENYELESAIAN DI KASIMPURENG"

Transkripsi

1 SOSIOLOGI KONFLIK PERKELAHIAN REMAJA DAN PENYELESAIAN DI KASIMPURENG KELOMPOK 1 : KHAERUL ASWAD YAYAT BARLIANTA IHSA MAHENDRA ADE IRMAWATI RESKI AMALIA PARAF : NILAI : SMA NEGERI 8 BULUKUMBA TP : 2015 /

2 LEMBAR PENGESAHAN Laporan konflik dalam masyarakat mengenai KONFLIK PERKELAHIAN REMAJA NIPA DAN KASIMPURENG SERTA PENYELESAIANNYA Telah disahkan dan disetujui pada ; Hari : Tanggal : Disetujui Oleh : Pembina Ketua Kelompok Dra. Hj. Nursiah Rauf M.si Khaerul Aswad NIP : Mengetahui Kepala Sekolah SMA N 8 Bulukumba Drs. Syahiruddin Nip : 2

3 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Tim Penulis yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : I. Ketua : Khaerul Aswad II. Anggota : 1. Yayat Barlianta 2. Ihsa Mahendra 3. Ade Irmawati 4. Reski Amalia 5. Astrid Wulandarai Judul Laporan Penelitian : KONFLIK PERKELAHIAN REMAJA NIPA DAN KASIMPURENG SERTA PENYELESAIANNYA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan laporan ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari kami,baik untuk naskah laporan maupun kegiatan Programming yang tercantum sebagai bagian dari laporan ini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas. Demikian pernyataan ini tim penulis buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka tim penulis bersedia menerima sanksi. Demikian pernyataan ini tim penulis buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun. Bulukumba, April

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan kami mengenai Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Ilmu Sosial ( IIS ), yakni Sosiologi. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth 1. Bpk. Kepala sekolah SMAN 8 Bulukumba Drs. Syahiruddin 2. Ibu Dra. Hj. Nursiah Rauf M.Si selaku Guru Mata Pelajaran 3. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi 4. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini Selain itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Kepala kelurahan Kasimpureng, yaitu bapak Abdul Haris, S.pd. Kec ujng Bulu, Kab Bulukumba, yang telah meluangkan waktunya untuk meberikan informasi mengenai laporan penelitian kami yang mengenai konflik dan penyelesaiannya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Bulukumba, April 2015 Penyusun 4

5 RINGKASAN DATA LAPORAN Tentang Laporan : Responden : Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran peminatan ilu ilmu sosial yakni SOSIOLOGI. Laporan ini berisikan data atau informasi mengenai konflik yang terjadi di Kasimpureng serta bagaimana penyelesaiaan konflik tersebut. Data atau informasi yang diolah bersumberkan dari pak lurah kasimpureng. Nama : Abdul Haris TL : 25 Mei 1964 Jabatan : Pak lurah Kasimpureng Nip : Alamat : BTN Ujungbulu Permai Blok A7 No 15 Kel. Kalumeme No Hp : Ketua : Khaerul Aswad Anggota : 1. Yayat Barlianta 2. Ihsa Mahendra 3. Ade Irmawati 4. Reski Amalia 5. Astrid Wulandari Kelas : XI. P. IIS. 1 Tahun Ajaran : 2015 /

6 DAFTAR ISI Halaman Sampul...! Lembar Pengesahan...!!! Lembar Pernyataan Keaslian Karya...!V Kata Pengantar...V Lampiran...!V Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN BAB II A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 C. Tujuan Penelitian...2 D. Manfaat Penelitian...2 TINJAUAN PUSTAKA BAB III A. Pengertian Konflik...3 B. Bentuk Bentuk Konflik...4 PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP A. Konflik yang terjadi di kasimpureng...6 B. Konflik yang terjadi di Kasimpureng termasuk dalam konflik apa...7 C. Cara penyelesaian konflik Perkelahian Remaja Nipa Dan Kasimpureng...7 D. Dampak yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi di Kasimpureng...8 E. Peran pemerintah dalam masyrakat...9 A. Kesimpulan...10 B. Saran...10 Daftar Pustaka

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, kata itulah yang melekat pada kelakuan suatu masyarakat saat ini yang mungkin berlanjut hingga nanti. Berkembangnya masyarakat tidak selalu memberikan angin yang segar bagi lingkungannya, pergaulan yang salah pada masyarakat dan tidak adanya kontrol pergaulan keluarga akan memberikan pengaruh yang begitu besar kepada perkembangan dan tingkah laku suatu masyarakat. Untuk itu pengawasan yang ekstra sangat dibutuhkan diera globalisasi saat ini. Salah satu contoh permasalahan yang ada pada tubuh masyarakat adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja begitu banyak macamnya mulai yang masih tergolong belum merisaukan hingga sangat menghawatirkan. Untuk mengatasi semua ini peran keluarga sangatlah dibuhkan agar kenakalan-kenakalan ini tidak makin parah. Kenakalan remaja tidak saja tumbuh dan berkembang pada daerah perkotaan besar saat ini, tetapi juga mulai ada pada kota kota yang dapat dikatan masih kedaerahan, seperti yang terjadi pada kota bulukumba yang dikenal dengan sebutan BUTTA PANRITA LOPI dan perahu pinisi nya. Harus diakui memang Bulukumba saat ini mengalami perubahan yang signifikan mulai dari pembangunan yang terjadi dimana-mana hingga perubahan kelakuan dan ahlak masyarakatnya. Perubahan kelakuan dalam masyarakat Bulukumba saat ini tidak terlepas dari pengaruh globalisasi, turatama pada sebagian pemuda yang tingkat ego dan sikap masih dikatakan minim. Ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kehancuran bagi generasi bangsa,dalam laporan ini kami salah satu kelompok yang di tugaskan untuk mengambil salah satu konflik di kalangan masyarakat yakni kec. Ujung Bulu Kab. Bulukumba. Dalam hasil obserfasi kami di kantor kelurahan kasimpureng kami mendapat uraian konflik yang pernah terjadi, tidak terlepas dari pengaruh globalisasi remaja yang berada di Bulukumba kec.ujung bulu sering konflik antara satu sama lain,tetapi yang jadi keunikan dari laporan yang kami dapat bahwa konflik yang terjadi entah apa penyebab sebenarnya. Dalam laporan kepala kantor kelurahan kami dapat menyimpulkan bahwa faktor globalisasi yang menjadi hal utama sebagai kenakalan remaja dalam masyarakat. 7

8 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konflik? 2. Apa bentuk bentuk konflik? 3. Konflik apa yang terjadi di kasimpureng? 4. Konflik yang terjadi di Kasimpureng termasuk dalam konflik apa? 5. Bagaimana cara penyelesaian konflik tersebut? 6. Apa dampak yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi di Kasimpureng? 7. Bagaimana peran pemerintah dalam masyarakat? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengertian konflik 2. Untuk mengetahui bentuk bentuk konflik 3. Untuk mengetahui konflik apa yang terjadi di kasimpureng 4. Untuk mengetahui konflik yang terjadi di Kasimpureng termasuk dalam konflik apa 5. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian konflik tersebut 6. untuk mengetahui apa dampak yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi di Kasimpureng 7. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam masyarakat D. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti 1. Mengasah keterampilan dalam menganalisis suatu masalah dalam masyarakat 2. Melatih tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan 3. Melatih kerjasama dalam kelompok 4. Mengembangkan sikap peka dan kritis terhadap perilaku dalam masyarakat sekitar Bagi Pembaca 1. Dapat mengetahui pengertian konflik 2. Dapat mengetahui bentuk bentuk konflik 3. Dapat mengetahui konflik apa yang terjadi di kasimpureng 4. Dapat mengetahui konflik yang terjadi di Kasimpureng termasuk dalam konflik apa 5. Dapat mengetahui bagaimana cara penyelesaian konflik tersebut 6. Dapat mengetahui apa dampak yang ditimbulkan dari konflik yang terjadi di Kasimpureng 7. Dapat mengetahui peran pemerintah dalam masyarakat 8

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Menurut para tokoh konflik diartikan saling berbeda namun mengarah pada satu maksud : 1. Soerjono Soekanto Mengatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. 2. Lewis A. Coser Berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan 3. Gillin dan Gillin Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaanperbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku. Atau dengan kata lain konflik adalah salah satu proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif. 4. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. 9

10 5. De Moor Dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) konflik artinya percekcokan, perselisihan, pertentangan, konflik yg disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yg saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. B. Bentuk Bentuk Konflik Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini. Berdasarkan Sifatnya Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi: a. Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang maupun kelompok terhadap pihak lain. b. Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu masalah. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik, konflik dibedakan menjadi: a. Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. b. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang sama. c. Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik a. Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. 10

11 b. Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di dalam Masyarakat Konflik dibedakan menjadi konflik sosial, konflik politik, konflik ekonomi, konflik budaya, dan konflik ideologi. 1. Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik: a. Konflik sosial vertical b. Konflik sosial horizontal 2. Konflik politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. 3. Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik. 4. Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan Cara Pengelolaannya Berdasarkan cara pengelolaannya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik interindividu, konflik antarindividu, dan konflik antarkelompok sosial. 1. Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Perspektif konflik interindividu mencakup tiga macam situasi alternatif berikut. a. Konflik pendekatan-pendekatan b. Konflik menghindari-menghindari c. Konflik pendekatan-menghindari 2. Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang substantif menyangkut perbedaan gagasan, pendapat. 3. Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup berkelompok-kelompok. 11

12 BAB III PEMBAHASAN A. Konflik Yang Terjadi Di Kasimpureng Pada masyarakat yang heterogen pertentang atau konflik memang tidak bisa dipisahkan, Pertentangan yang ada dalam masyarakat kebanyakan berasal dari sikap apatis dimana seseorang tidak memperdulikan orang lain dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri, sehingga konflik hanya dapat dikurangi dengan caran sikap Pelaku toleransi dan menghargai ditanamkan dalam hati. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar. Konflik kebanyakan terjadi pada daerah perkotaan, pada kota Bulukumba saat ini konflik hal yang lumrah pada masyarakat. Seperti halnya Perkelahian Remaja NIPA dan KASIMPURENG. Menurut responden kami konflik ini terjadi akibat adanya kesalah pahaman pada kedua belah pihak, tidak tau pasti kelompok yang mana memulai masalah ini tapi intinya adalah mereka adalah sahabat atau berteman. Konflik ini berujung menjadi tindak kekerasan, berbagai senjata tajam yang digunkan masing masing kelompok sehingga melukai masing masing kubu. Senjata 12

13 tajam itu seperti Busur Atau menyerupai anak panah, badik. Perlu ditekangkan bahwa konflik ini terjadi akibat sikap masing masing kelompok yang tidak memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan dari perkelahian yang dilakukannya. Konfik yang berujung menjadi Segitiga Berlin Kam. Nipa kekerasan ini terjadi pada malam hari, tepatnya di segitiga berlin. Dalam konflik ini tidak membuat orang tua masing masing kelompok ikut campur. Para pelaku yang terlibat dalam masalah ini ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap latar belakang perkelahian dan untuk menyelesaikan masalah ini secepat cepatnya mengingat bahwa pelaku masih dibawah umur, sehingga menyulitkan untuk dijerak hukum pidana atau dipenjarakan. B. Bentuk Konflik Di Kasimpureng Untuk konflik yang terjadi yakni Perkelahian Remaja Nipa Dan Kasimpureng termasuk dalam bentuk konflik berdasarkan sifatnya yaitu konflik destruktif yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci, dan dendam,diantara pihak yang berkonflik, serta termasuk dalam konflik berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik yaitu konflik terbuka karena konflik yang diketahui semua pihak. konflik terbuka ini adalah konflik yang diketahui oleha masyarakat didaerah sekitar maupun masyarakat luar. C. Penyelesaian Konflik Perkelahian Remaja Nipa Dan Kasimpuren Untuk menyelesaikan suatu konflik ada banyak cara yang dapat dilakukan seperti konsiliasi, Arbitrase, Mediasi dan Ajudikasi. Masalah ini diselesaikan dengan cara Mediasi yakni meminta bantuan pihak ketiga sebagai penasehat oleh aparat pemerintahan yang meliputi Kapolres, Lurah Tokoh Masyarakat 13

14 Kasimpureng, Camat Dll, dan tidak lupa orang tua dari tersangka. ± 2 minggu menjabat Lurah Kasimpureng Bapak Abdul Haris menyelesaikan masalah ini dengan bantuan aparat pemerintahan, sehingga masalah ini dapat diselesaiakan dengan cepat tanpa ada yang ditahan atau disel oleh kepolisian.usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kesta bilan dinamakan Perdamaian akomodasi. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Perdamaian ini dipinpin langsung oleh Kapolres Bulukumba. Dengan terselesaikannya masalah ini Bapak Abdul Haris mengigingkan agar Kel. Kasimpureng tidak dihadapkan lagi terhadap suatu masalah, konflik yang akan berujung menjadi kekerasan baik gangguan dari dalam maupun dari luar. Sehingga kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan aman, tentran dan sejahtra. C. Dampak Konflik Perkelahian Remaja Nipa Dan Kasimpureng Serta Penyelesaiannya Konflik yang terjadi dalam masyarakat tidak hanya menimbulkan danpak negatif saja tetapi juga menimbulkan dampak positif diantaranya : Dampak Positif 1. Menambah solidaritas anggota kelompo yang berkonflik 2. Konflik dapat mengurangi ketergantungan antar individu atau antar kelompok 3. Munculnya pribadi pribadi yang kuat dan tahan terhadap berbagai situasi dalam lingkungan masyarakat termasuk konflik 4. Dapat menghasilkan suatu kerjasama diamana masing masing pihak melakukan introspeksi yang kemudian melakukan kebaikan kebaikan 5. Sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan kekuatan dalam masyarakat 14

15 Dampak Negatif 1. Menimbulkan keretakan hubungan antarindividu atau antarkelompok 2. Menimbulkan keresahan dalam hati masyarakat akibat adanya pertentanagn dalam tubuh masyarakat 3. Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti munculnya rasa curiga, benci sehingga dapat berubah menjadi tindakan kekerasan 4. Konflik membawa kehancuran dan kerusakan bagi lingkungan sekitarnya 5. Munculnya dominasi kelompok pemenang dari kelompok yang kalah F. Peran Pemerintah Dalam Menyelesaiakn Konflik Yang Terjadi Peran pemerintah dalam menyelesaikan suatu konflik dalam masyarakat harus diacunkan jempol, terkhusus pada Kel. Kasimpureng Kec. Ujung Bulu Kab. Bulukumba yang menyelesaikan konflik remaja nipa dan kasimpureng ini dengan melibatkan komponen masyarakat mulai dari POLRI, Tokoh masyarakt dll. Untuk mencegah hal yang serupa terjadi lagi maka pemerintah kel. Kasimpureng sering melakukan penyuluhan dalam masyarakat agar tindakan tindakan yang menyimpang tidak terjadi lagi, sesuai dengan harapan lurah Kasimpureng Bapak Abdul Haris, agar kasimpureng menjadi daerah yang aman, tentram dan damai. Secara garis besar beberapa tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Aparat pemerintah turung langsung dalam masyarakat b. Dengan adanya penyuluhan yang dilakukan pemerintah yang melibatkan POLRI maupun TNI diharapkan masyarakat tidak takut, karena selama ini pandangan sebagian masyarakat merasa takut apabila melihat polisi maupun TNI. c. Tindakan berupa pendekatan pendekatan dalam masyakat juga dilakukan seperti dengan melayani masyarakat dengan ramah, d. Menerimah laporan atau masukan masyarakat 15

16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih ( bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik yang terjadi antara pemuda Nipa dan Kasimpureng dilatar belakangi karena adanya kesalah pahaman pada kelompok tersebut. 1. Keluarga harus mampu mengetahui pola perilaku dan pergaulan anaknya agar tidak melakukan perilaku menyompang 2. Sebagai seorang pelajar kita harus mampu mencontohkan perilaku yang baik pada masyarakat 3. Seorang pelajar harus mampu menyelesaikan suatu masalahnya sebelum menjadi konflik dan berujung menjadi kekerasan 4. Penegakan hukum oleh pemerintah harus lebih di optimalkan lagi 5. Harus sering dilakukan sosialisasi pemerintah setempat kepada masyarakat mengenai bahanya dari berkonflik antar masyarakat. 16

17 DAFTAR PUSTAKA Diakses pada tgl 12/04/

18 BIODATA RESPONDEN Nama : ABDUL HARIS Jabatan : LURAH KASIMPURENG NIP : NIP Lama : Tanggal Lahir : 25 Mei 1964 TMT CPNS : 1 March 1989 TMT PNS : 1 July 1990 Golongan Ruang (TMT) : III/c Pendidikan Terakhir : S-1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Instansi Kerja Unit Kerja Unit Kerja Induk Alamat : Pemerintah Kab. Bulukumba : KELURAHAN KASIMPURENG : KECAMATAN UJUNG BULU : BTN Ujung Bulu Permai No.Hp :

19 LAMPIRAN GAMBAR Catatan : DARI KIRI KEKANAN Khaerul Aswad, Reski Amelia, Astrid Wulandari, Ade Irmawati, Bapak Abdul Haris, Ihsa Mahendra, Yayat Barlianta Menanyakan Informasi Penandatanganan Surat Izin 19

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL Pengertian Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik KONFLIK SOSIAL 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar Konflik Sosial Judul : Konflik Sosial Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar : Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Konflik

Makalah Manajemen Konflik Makalah Manajemen Konflik Disusun Oleh : Muhammad Ardan Fahmi (17082010008) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2017-2018 Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

Created by: ASMAUL KHUSNA

Created by: ASMAUL KHUSNA KONFLIK Created by: ASMAUL KHUSNA 17082010016 Page 1 of 10 Table of Contents DEFINISI KONFLIK... 3 Definisi konflik... 3 JENIS KONFLIK... 4 Jenis-jenis konflik... 4 LEVEL KONFLIK... 5 PENYEBAB KONFLIK...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Republik Indonesia adalah negara yang berazazkan Pancasila dengan beragam kebudayaan yang ada. Dengan sistem sosial kebudayan Indonesia sebagai totalitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebagai berikut: 1.1.1 Hubungan antar kaum muda di Kecamatan Padang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS Oleh: Ryan A. Lompoliu (e-mail: ryan.lompoliu@yahoo.com) Max R. Rembang Yuriwaty Pasoreh, (e-mail: watypasoreh@gmail.com)

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 MANUSIA DAN MASYARAKAT Selain sebagai individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena: 1. Butuh orang

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Pengertian dan Batasan Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan definisi konflik 2 Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut merupakan daerah dataran rendah pesisir pantai. Sebagian besar warga masyarakat Desa Setrojenar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidup kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan emosional

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS 17 BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Ralf Dahendrof. Karena, teori Dahendrof berhubungan dengan fenomena sosial masyarakat salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihindari tetapi harus diatasi atau diselesaikan bahkan. memungkinkan konflik yang diatasi dapat melahirkan kerjasama.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihindari tetapi harus diatasi atau diselesaikan bahkan. memungkinkan konflik yang diatasi dapat melahirkan kerjasama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti pernah mengalami konflik dengan manusia lain. Konflik bukan sesuatu yang harus dihindari

Lebih terperinci

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sosial pada remaja ditandai dengan meningkatnya intensitas komunikasi dengan teman sebaya.dimana perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok

Lebih terperinci

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri bagi manusia, sehingga pada masa ini kepribadian individu cenderung berubah-berubah tergantung dari apa yang

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang terbentang luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai Negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah pelik yang dihadapi bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Lalu apa sebenarnya penyebab kenakalan remaja? Harapan

Lebih terperinci

SKRIPSI RAHMAT MAULANA WINATA NIM : 07071019065

SKRIPSI RAHMAT MAULANA WINATA NIM : 07071019065 SKRIPSI KAJIAN YURIDIS NETRALITAS HAK PILIH POLISI REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN UMUM MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI UNTUK SEMUA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI UNTUK SEMUA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI UNTUK SEMUA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Putri Ika Prastikowati 18122128 Ade Suryadi 18121047 Mustofa 13121684 AKADEMI

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya kasus tindak pidana ringan yang terjadi di Indonesia dan sering menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan ancaman hukuman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya perbedaan

Lebih terperinci

INDONESIA. Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

INDONESIA. Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERAN BK TERHADAP TAWURAN PELAJAR DI INDONESIA Disusun Oleh : Mardhiana Setyaningrum 11001192 Kelas D PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVARSITAS AHMAD DAHLAN

Lebih terperinci

VII KONFLIK DAN INTEGRASI

VII KONFLIK DAN INTEGRASI VII KONFLIK DAN INTEGRASI Pengertian Konflik Konflik adalah perselisihan atau persengketaan antara dua atau lebih kekuatan baik secara individu atau kelompok yang kedua belah pihak memiliki keinginan untuk

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan)

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan) KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan yang terjadi pada bangsa ini adalah meningkatnya angka kejahatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Komnas Perlindungan Anak,

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 1. Proses yang Asosiatif a. Kerjasama 1) Kerukunan Tolong Menolong dan Gotongroyong 2) Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang Bab 5 Ringkasan Pada umumnya orang sering menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang disebut juga dengan shuudan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Setting Sosial Tahun 1998, di Indonesia banyak terjadi demonstrasi hingga berujung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi yang aman dan kondusif merupakan salah satu syarat guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Karena proses penyelenggaraan pemerintahan akan

Lebih terperinci

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s SOSIOLOGI 1. Kunci : D Pembahasan; metode yang digunakan oleh sosiolog tersebut adalah metode kualitatif Karena menggunakan data hasil wawancara yang tidak berbentuk angka 2. Kunci : C Pembahasan : Contoh

Lebih terperinci

PERTEMUAN 15 KONFLIK

PERTEMUAN 15 KONFLIK PERTEMUAN 15 KONFLIK UNTUK DAPAT MENGELOLA KONFLIK KITA PERLU MENGETAHUI: Dalam berinteraksi dengan orang lain kita tidak dapat menghindar dari terjadinya konflik, untuk itu kemampuan mengelola konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar di Indonesia termasuk di Kota Medan. Sejak berbagai pemberitaan tentang geng motor menjadi sajian

Lebih terperinci

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konflik Konflik merupaka gejala sosial yang hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu,

Lebih terperinci

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Mengapa manusia, memerlukan interaksi dengan manusia lain? 1. Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Interaksi adalah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui, Institut Pertanian Bogor NIP NIP Tanggal Pengesahan : 1 April iii

LEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui, Institut Pertanian Bogor NIP NIP Tanggal Pengesahan : 1 April iii DAFTAR NAMA ANGGOTA 1. Judul Karya Tulis : Graffiti: Antara Kebebasan Berekspresi dan Vandalisme 2. Nama Ketua a. Nama Lengkap : Norvi Handayati b. NRP : H24070017 c. Program Studi : Manajemen d. Institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam setiap kehidupan manusia. Keluarga juga mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan diperhatikan harkat, martabat dan hak-hak anak sebagai manusia seutuhnya. Hak yang

Lebih terperinci

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo N a m a : Argha Kristianto N I M : 11.11.4801 Kelompok : C Program Studi dan Jurusan : S1 TI SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

SKRIPSI OPTIMALISASI PERAN POLRI DALAM MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM & HAM

SKRIPSI OPTIMALISASI PERAN POLRI DALAM MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM & HAM SKRIPSI OPTIMALISASI PERAN POLRI DALAM MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM & HAM Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat guna

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan 31 BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF A. TEORI KONFLIK Ralf Dahrendorf melihat proses konflik dari segi intensitas dan sarana yang digunakan dalam konflik. Intensitas merupakan sebagai tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbentuknya moral yang baik merupakan salah satu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, hal ini didukung dengan adanya kurikulum 2013 yang menjadikan aspek

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : Tugas Akhir Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1 Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : 11.11.5169 Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN NARKOTIKA DI BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN NARKOTIKA DI BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN NARKOTIKA DI BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di segala bidang, perubahan ke arah kemajuan bangsa semakin berkembang. Salah satu kemajuan itu tampak dalam teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang menyebabkan banyak orang merasa takut dan hidupnya tidak nyaman. Tindak kriminal terjadi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 28 Oktober Penyusun

KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 28 Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas IPS tentang. Konflik Sosial Dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LOKASI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA Jl. Gadean No.5 Ngupasan, Kel. Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta 02 JULI - 17 SEPTEMBER 2014 Dosen Pembimbing Lapangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kodrat manusia telah ditetapkan sejak lahir berhak untuk hidup dan diatur dalam hukum sehingga setiap manusia dijamin dalam menjalani hidup sebagai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA Nama : AGUNG NOLIANDHI PUTRA NIM : 11.11.5170 Kelompok : E Jurusan : 11 S1 TI 08 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Konflik adalah sesuatu yang hampir

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM KASUS TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN (STUDI KASUS DI POLRESTA SURAKARTA) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Bab 5. Harmoni dalam Keberagaman Masyarakat. Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 5. Harmoni dalam Keberagaman Masyarakat. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab 5 Harmoni dalam Keberagaman Masyarakat Aku cinta Indonesia! Kalimat itulah yang harus selalu kita gaungkan sebagai Warga Negara Indonesia. Kalimat tersebut bukan hanya untuk digaungkan, tetapi harus

Lebih terperinci

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

PERANAN SATUAN RESERSE SEBAGAI APARAT PENYIDIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI WILAYAH HUKUM POLRES PATI

PERANAN SATUAN RESERSE SEBAGAI APARAT PENYIDIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI WILAYAH HUKUM POLRES PATI PERANAN SATUAN RESERSE SEBAGAI APARAT PENYIDIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI WILAYAH HUKUM POLRES PATI SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Disusun Oleh : EVA NADIA KUSUMA NINGRUM Telah disetujui unuk mengikuti Ujian Skripsi. Menyetujui, Pembimbing Utama

Disusun Oleh : EVA NADIA KUSUMA NINGRUM Telah disetujui unuk mengikuti Ujian Skripsi. Menyetujui, Pembimbing Utama POLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI USIA PERNIKAHAN DI BAWAH 5 TAHUN ( Studi Kualitatif Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia Pernikahan

Lebih terperinci

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi BAB IV ANALISIS A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa secara umum mediasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL) SMAN 1 SEWON. Alamat :JalanParangtritis km. 5 Sewon, Bantul, Yogyakarta

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL) SMAN 1 SEWON. Alamat :JalanParangtritis km. 5 Sewon, Bantul, Yogyakarta LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL) SMAN 1 SEWON Alamat :JalanParangtritis km. 5 Sewon, Bantul, Yogyakarta Disusun Sebagai Tugas Akhir Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan(PPL) 2 Juli

Lebih terperinci

PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DI DESA WONOREJO KABUPATEN SITUBONDO THE CAUSES OF JUVENILLE DELIQUENCY IN WONOREJO VILLAGE SITUBONDO REGENCY

PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DI DESA WONOREJO KABUPATEN SITUBONDO THE CAUSES OF JUVENILLE DELIQUENCY IN WONOREJO VILLAGE SITUBONDO REGENCY PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DI DESA WONOREJO KABUPATEN SITUBONDO THE CAUSES OF JUVENILLE DELIQUENCY IN WONOREJO VILLAGE SITUBONDO REGENCY SKRIPSI diajukan guna melengkapi skripsi dan memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM P PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM 080210102024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG

ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG SMA NEGERI 1 PALIMANAN Jl. K.H Agus Salim No. 128 Palimanan KATA PENGANTAR Assalamua laikum wr.wb, Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : NITALIA CIPUK SULISTIARI F 100 040

Lebih terperinci

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP PERILAKU BALAP MOTOR LIAR DIKALANGAN REMAJA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP PERILAKU BALAP MOTOR LIAR DIKALANGAN REMAJA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP PERILAKU BALAP MOTOR LIAR DIKALANGAN REMAJA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Dalam menyelesaikan Jenjang Strata I (S1) Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kemajukan ini di tandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing

Lebih terperinci

KONFLIK KEAGAMAAN DI SUMENEP MADURA (Studi Perebutan Otoritas antara Kyai Tradisional dan Walisongo Akbar)

KONFLIK KEAGAMAAN DI SUMENEP MADURA (Studi Perebutan Otoritas antara Kyai Tradisional dan Walisongo Akbar) KONFLIK KEAGAMAAN DI SUMENEP MADURA (Studi Perebutan Otoritas antara Kyai Tradisional dan Walisongo Akbar) Rasuki I Sumenep sebagai salah satu Kabupaten paling timur diujung Madura, dengan mayoritas penduduk

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai BAB I A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI SEMARANG UTARA S K R I P S I. Oleh : S U H A R N O NIM :

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI SEMARANG UTARA S K R I P S I. Oleh : S U H A R N O NIM : OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI SEMARANG UTARA S K R I P S I PENULISAN HUKUM Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal

Lebih terperinci

STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI

STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Moral Akhir Hidup Manusia

Moral Akhir Hidup Manusia Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN

Lebih terperinci

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI

UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES BOYOLALI SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESA WISATA BUDAYA PRAJEKAN KIDUL KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BONDOWOSO

PENGEMBANGAN DESA WISATA BUDAYA PRAJEKAN KIDUL KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BONDOWOSO PENGEMBANGAN DESA WISATA BUDAYA PRAJEKAN KIDUL KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN BONDOWOSO Development of tourism village of south Prajekan as the main

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik 1. Pengertian Konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat

Lebih terperinci

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Sosiologi

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Sosiologi Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Sosiologi UAS-SMA-05-01 Antropologi sebagai Ilmu Pengetahuan yang mempelajari... A. kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudayaan B. masyarakat, individu C. fakta sosial, individu

Lebih terperinci

tugas sosiolagi tentang bentuk akomodasi untuk mengatasi permasalahan teror Posted by cici - 30 Sep :25

tugas sosiolagi tentang bentuk akomodasi untuk mengatasi permasalahan teror Posted by cici - 30 Sep :25 tugas sosiolagi tentang bentuk akomodasi untuk mengatasi permasalahan teror Posted by cici - 30 Sep 2010 18:25 NAMA : AULIA ADANTI HAMDAN KELAS : X-3 NIS : 101085 Menurut saya bentuk akomodasi yang sesuai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya 36 BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF A. Teori Konflik Kehidupan sosial dan konflik merupakan gejala yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, konflik merupakan gejala yang selalu melekat

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI FKPM DI KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI FKPM DI KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS PENYELESAIAN TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI FKPM DI KECAMATAN BAE KABUPATEN KUDUS (Studi Kasus Penyelesaian Perselisihan Pendirian Gereja di Desa Gondangmanis Bae Kudus) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Teori Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompokkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak memerlukan pembinaan dan perlidungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

RUMAH PERLINDUNGAN TRAUMA CENTER (RPTC) DINSOSNAKERTRANS KABUPATEN CILACAP MENJAWAB KEBUTUHAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA MIGRAN

RUMAH PERLINDUNGAN TRAUMA CENTER (RPTC) DINSOSNAKERTRANS KABUPATEN CILACAP MENJAWAB KEBUTUHAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA MIGRAN RUMAH PERLINDUNGAN TRAUMA CENTER (RPTC) DINSOSNAKERTRANS KABUPATEN CILACAP MENJAWAB KEBUTUHAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA MIGRAN Tindak kekerasan adalah perilaku yang dengan sengaja maupun tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan seimbang antar anggota

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Konsep Dasar Sosiologi. X Objek Kajian Sosiologi. X Fungsi sosiologi dalam kajian masyarakat

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Konsep Dasar Sosiologi. X Objek Kajian Sosiologi. X Fungsi sosiologi dalam kajian masyarakat KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : Sosiologi Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 40 Essay : 5 1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci