Kebakaran Hutan dan Dampaknya Terhadap Penurunan radiasi Ultraviolet B ~ studi kasus kebakaran hutandi Pontianak bulan Juli September 1997 ~
|
|
- Yenny Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kebakaran Hutan dan Dampaknya Terhadap Penurunan radiasi Ultraviolet B ~ studi kasus kebakaran hutandi Pontianak bulan Juli September 1997 ~ Saipul Hamdi, Sri Kaloka Puslitbang Pengetahuan Atmosfer LAPAN Jl. Dr. Djunjunan No 133 Bandung Indonesia Abstrak Kebakaran hutan di Kalimantan pada periode Juli-September 1997 telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar, baik di segi lingkungan, maupun terhadap kesehatan manusia. Asap tebal yang dihasilkan oleh kebakaran tersebut dan menutupi wilayah yang cukup luas, telah menyebabkan menurunnya intensitas radiasi matahari tingkat permukaan dalam kurun waktu yang agak lama. Dampak langsung penutupan asap kebakaran hutan tersebut terhadap kesehatan manusia adalah menyebabkan sindroma Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), dan dampak tidak langsungnya adalah meningkatnya temuan kasus penderita penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat. Dampak tersebut akan sangat terasa pada kelompok usia balita (bawah lima tahun) dan lansia (lanjut usia) karena fungsi metabolisme tubuh pada dua kelompok usia tersebut memiliki efisiensi yang rendah (tidak optimal). 1. Pendahuluan Kebakaran hutan di Kalimantan pada medio kedua tahun 1997 yang lalu memiliki dampak yang sangat luas, baik dari segi lingkungan hidup, kesehatan, transportasi, perdagangan, maupun aktivitas masyarakat sehari-hari. Disadari atau tidak, kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan paling besar terjadi di sektor lingkungan hidup. Rusaknya lingkungan hidup yang disertai dengan musnahnya beberapa jenis hewan dan vegetasi tertentu merupakan kerugian yang tidak dapat dihitung dengan uang. Demikian juga akibat-akibat yang ditimbulkan dengan menurunnya tingkat kesehatan masyarakat secara luas tidak dapat dibiarkan begitu saja. Terjadinya kebakaran hutan yang disertai dengan kemunculan asap merupakan fenomena alam yang tidak kalah menariknya. Penutupan asap kebakaran hutan yang mencakup daerah yang sangat luas telah memberikan dampak yang sangat merugikan, baik dampak langsung maupun dampak tidak langsungnya. Secara langsung, konsentrasi asap yang cukup tinggi (tebal) menyebabkan berkurangnya jarak pandang, baik di darat, laut, maupun di udara. Berkurangnya jarak pandang di darat menyebabkan beberapa peristiwa tabrakan yang memakan korban yang tidak sedikit. Akibat lain yang dirasakan secara
2 langsung oleh masyarakat adalah terganggunya kesehatan dengan munculnya kasus penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Meningkatnya ISPA ini secara tidak langsung distimulir oleh masuknya partikel-partikel asap yang mengandung senyawasenyawa berbahaya sehingga mengganggu fungsi pernapasan. Pengaruh asap secara tidak langsung dapat ditinjau dari beberapa segi. Salah satu fenomena alam yang berkaitan dengan penutupan asap ini adalah berkurangnya jumlah radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi karena terhalang oleh lapisan asap tersebut. Radiasi sinar matahari merupakan radiasi polikromatis yang mencakup panjang gelombang dengan spektrum yang sangat lebar. Di antaranya adalah spektrum cahaya tampak (visibel), spektrum infra merah, dan spektrum ultraviolet. Cahaya tampak berperanan dalam penglihatan makhluk hidup, sinar infra merah berperanan dalam menjaga suhu atmosfer bumi, sedangkan radiasi ultraviolet berperanan sebagai stimulan beberapa proses fotokimia di dalam makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 2. Radiasi Matahari Radiasi yang dipancarkan oleh matahari merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang panjang gelombang yang sangat lebar (polikromatis). Untuk keperluan ilmu pengetahuan maka radiasi matahari dikelompokkan menjadi beberapa bagian berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu: < 1 nm disebut sebagai sinar-x dan sinar-γ 1 nm 380 nm disebut sebagai sinar ultraviolet 380 nm 720 nm disebut sebagai sinar tampak 720 nm 1000 µm disebut sebagai sinar infra merah > 1000 µm disebut sebagai gelombang mikro dan gel. Radio Sinar ultraviolet dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan panjang gelombangnya yaitu: 1 nm 200 nm disebut sebagai ultraviolet jauh (UV-C) 200 nm 315 nm disebut sebagai ultrabiolet tengah (UV-B) 315 nm 380 nm disebut sebagai ultraviolet dekat (UV-A) Pada saat memasuki atmosfer bumi, radiasi ultraviolet matahari mengalami interaksi dengan senyawa ataupun partikel-partikel yang ada di atmosfer, misalnya dengan awan,
3 gas-gas rumah kaca, ozon, ataupun debu-debu aerosol yang konsentrasinya paling banyak di lapisan stratosfer. Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang nm mengalami interaksi yang paling kuat dengan lapisan ozon stratosfer dibandingkan dengan panjang gelombang yang lain. 3. Pengamatan radiasi ultraviolet di LAPAN Di dalam penelitian yang dilakukan oleh LAPAN, radiasi ultraviolet matahari dengan panjang gelombang nm diamati menggunakan pyranometer MS 210W buatan EKO Instrument Co. Jepang. Alat/sensor ini dihubungkan dengan alat perekam otomatis Data Logger MP-090 buatan pabrik yang sama dan diatur sedemikian rupa sehingga alat ini melakukan perekaman setiap satu jam dengan moda sesaat. Di LAPAN Bandung sensor diletakkan di bagian atap gedung dengan ketinggian 16 meter dari permukaan tanah, sedangkan di LAPAN Pontianak sensor diletakkan pada menara dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Tidak ada alasan khusus terjadinya perbedaan ketinggian sensor, kecuali untuk memudahkan perawatan. Untuk menjamin validitas data maka sebelum dilakukan pengamatan kedua sensor diioperasikan secara bersama-sama di Bandung agar diperoleh tingkat perbedaan pembacaan yang minimal. Di dalam pengoperasian, kedua sensor mendapatkan perawatan secara berkala dengan cara membersihkan kaca penutupnya dari kotoran dan debu yang menempel. Secara berkala pula silica gel diperiksa untuk kemudian diganti apabila perlu. Penggantian silica gel secara berkala akan menjamin sensitivitas alat sehingga didapatkan hasil yang optimal. 4. Interaksi radiasi ultraviolet B dengan tubuh manusia Radiasi ultraviolet B dengan panjang gelombang nm memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan manusia. Salah satu fungsinya adalah radiasi ultraviolet B berperanan penting dalam biosintesa cholecalciferol serta pencegahan penyakit tulang. Jika foton berenergi tinggi pada panjang gelombang tersebut mengenai kulit maka 10% dari foton tersebut akan dipantulkan dan sisanya terserap masuk ke dalam jaringan epidermis dan dermis kulit, kemudian radiasi mengubah cytoplasmic yang menyimpan 7- dehydrocholesterol (provitamin D3) menjadi previtamin D3. Proses ini berlangsung
4 dalam waktu yang sangat cepat dan bergantung pula pada sudut zenith matahari dan jarak bumi-matahari. Pengurangan paparan radiasi ultraviolet B terhadap kulit manusia dapat memperlambat proses biosintesa cholecalciferol. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan vitamin D yang cukup maka dapat menyebabkan penyakit tulang. Keadaan di atas akan berbalik 180 derajat jika foton yang masuk ke dalam jaringan kulit memiliki energi yang sangat tinggi sehingga mengubah susunan kimia DNA. Jika kerusakan ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan terus-menerus, ditambah lagi dengan berkurangnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi sel-sel yang rusak, maka akan timbullah kanker kulit, yaitu kegagalan tubuh dalam mengatur pertumbuhan sel-sel kulit sehingga terjadi pertumbuhan yang di luar kontrol. Di sisi yang lain, kejadian yang hampir serupa terjadi jika foton berenergi tinggi tersebut masuk ke dalam selaput kornea mata. Dalam hal ini, energi foton yang tinggi merusak sel-sel selaput kornea mata sehingga timbullah kerusakan yang lebih dikenal dengan istilah katarak. Munculnya katarak ini sangat mengganggu penglihatan bahkan dapat menyebabkan kebutaan. 5. Pengaruh kebakaran hutan terhadap radiasi ultraviolet matahari Selain dipengaruhi oleh aktivitas matahari, intensitas radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi juga dipengaruhi oleh kerapatan atmosfer. Semakin tinggi tingkat kerapatan atmosfer bumi maka semakin besar interaksi yang terjadi antara foton radiasi matahari dengan senyawa/partikel atmosfer, melalui peristiwa hamburan dan serapan (scattering dan absorption). Kerapatan atmosfer ditentukan oleh jumlah partikel udara yang ada diatmosfer, baik berupa aerosol, debu, uap air, maupun senyawa-senyawa gas polutan yang terangkat ke lapisan stratosfer melalui peristiwa gerakan angin (drift up). Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan merupakan senyawa kimia berbentuk aerosol yang mampu memperlemah intensitas radiasi matahari, khususnya radiasi ultraviolet B. Gambar 1 adalah fluktuasi intensitas radiasi ultraviolet B matahari dari tahun 1996 sampai dengan tahun Gambar diperoleh dengan mengambil intensitas maksimum harian dalam periode 3 tahun. Bulatan yang berwarna merah adalah untuk tahun 1996, sedangkan bulatan berwarna biru untuk tahun 1997, dan tahun 1998 ditunjukkan oleh
5 bulatan kuning dengan pinggiran berwarna hitam. Sumbu mendatar adalah untuk Julian Day, yaitu urutan hari dalam satu tahun, sedangkan sumbu vertical adalah besaran intensitas radiasi dalam satuan Watt/m 2 dengan skala logaritmis. Gambar 1. Intensitas radiasi Ultraviolet B maksimum harian di Pontianak periode tahun 1996 s.d Gambar 2. Intensitas maksimum harian radiasi ultraviolet B di Bandung periode tahun 1996 s.d Dari gambar 1 terlihat bahwa pada tahun 1997, yaitu pada periode kebakaran hutan, terjadi penurunan intensitas radiasi ultraviolet B matahari yang sangat drastis mendekati nilai nol. Untuk Julian Day yang sama pada tahun sebelum dan sesudah kebakaran hutan, intensitas radiasi ultraviolet B memiliki nilai lebih dari 1 Watt/m 2, bahkan terkadang melewati angka 2 Watt/m 2. Sementara itu, pada waktu yang sama, tidak terjadi perubahan yang berarti dari hasil pengukuran di Bandung seperti yang terlihat pada Gambar 2. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa munculnya asap yang tebal sebagai akibat dari kebakaran hutan memberikan dampak langsung dalam peristiwa
6 hamburan dan serapan radiasi matahari, khususnya ultraviolet B, sehingga menyebabkan terhalangnya pancaran radiasi ultraviolet B matahari untuk mencapai permukaan bumi. Selama tahun 1997, munculnya kasus pneumonia yang diderita oleh balita di seputar Kota Pontianak ditunjukkan pada Gambar 3. Jumlah penderita pneumonia diklasifikasikan menjadi 2 jenis berdasarkan tingkat usia, yaitu bayi yang berusia kurang dari 1 tahun dan balita dalam rentang usia 1-5 tahun. Sumbu vertikal adalah jumlah penderita pneumonia sedangkan sumbu mendatar adalah bulan pada tahun 1997 dengan disimbolkan oleh huruf awal dari nama-nama bulan. Kelompok bayi yang berusia kurang dari 1 tahun ditunjukkan oleh grafik biru berbintik-bintik dan terletak lebih rendah, sedangkan kelompok usia 1-5 tahun ditunjukkan oleh grafik biru polos pada posisi yang lebih tinggi. Pemilihan kelompok penderita pada tingkat usia tersebut dengan berdasarkan asumsi bahwa pada tingkat usia tersebut penderita belum memiliki daya tahan tubuh yang baik, dan belum mandiri. Terlihat bahwa di bulan pertama tahun 1997 jumlah penderita pneumonia mencapai angka 110 kasus dan menurun pada bulan kedua menjadi 87 kasus. Selanjutnya, jumlah kasus pneumonia berangsur-angsur naik perlahan-lahan hingga mencapai jumlah kasus tertinggi pada bulan Juli, yaitu 159 kasus dan turun kembali mencapai nilai minimum pada bulan September (90 kasus) di tahun yang sama. Gambar 3. Jumlah penderita pneumonia di Pontianak pada tahun 1997 untuk kelompok usia1-5 tahun dan kurang dari 1 tahun.
7 Gambar 4 adalah grafik temuan kasus penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit tulang-belulang, radang sendi termasuk reumatik) untuk kelompok usia tahun selama 5 triwulan, dimulai pada triwulan kedua tahun 1997 hingga triwulan kedua tahun Sumbu mendatar adalah periode pengamatan dalam triwulan yang bersangkutan, dan sumbu vertikal adalah temuan kasus. Pengelompokan kasus temuan terhadap kelompok usia ini dimaksudkan untuk melihat keterkaitan antara penurunan tingkat radiasi ultraviolet B terhadap penurunan tingkat metabolisme tubuh pada usia lanjut (lansia). Gambar 4. Temuan kasus penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat di Pontianak tahun kelompok usia tahun. Pada triwulan kedua tahun 1997 (II/ 97) terlihat bahwa temuan kasus penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat mencapai 292 kasus. Pada triwulan berikutnya (Juli- September) temuan kasus mengalami peningkatan, yaitu menjadi 674 kasus. Temuan kasus ini mencapai nilai tertinggi pada triwulan keempat tahun 1997, yaitu sebanyak 909 kasus, atau meningkat menjadi 354,54% dibandingkan dengan triwulan II/ 97. Temuan kasus ini berangsur-angsur menurun pada triwulan berikutnya secara bertahap. Pada triwulan pertama tahun 1998 (I/98) daerah Kalimantan Barat mengalami musim hujan yang ditandai dengan turunnya hujan hampir setiap hari. Dengan demikian, meskipun aerosol yang berasal dari kebakaran hutan telah teraspu bersih oleh air hujan (washing out) namun keberadaan awan tetap menahan radiasi ultraviolet matahari untuk tiba di permukaan bumi. Selain itu, pengobatan pada kasus-kasus ini tidak langsung memberikan hasil yang sekejap karena beberapa faktor (baik medis maupun perilaku masyarakat), sehingga tidak akan pernah tercapai penurunan temuan kasus secara tajam.
8 6. Kesimpulan Terjadinya kebakaran hutan telah menyebabkan turunnya tingkat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak tersebut akan sangat terasa bagi anak-anak balita (bawah lima tahun) dan lansia (lanjut usia) karena sistem metabolisme tubuh pada dua golongan usia tersebut tidak mencapai optimal. Dampak langsung terhirupnya asap kebakaran hutan adalah infeksi saluran pernapasan atas, sedangkan dampak tidak langsungnya adalah munculnya penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat jika penutupan asap kebakaran hutan berlangsung dalam periode yang cukup panjang. Masih diperlukan penelitian yang lebih dalam untuk mengetahui dampak penutupan asap terhadap perubahan-perubahan metabolisme di dalam tubuh yang bersifat merugikan seperti munculnya gejala-gejala penyakit tertentu yang berkaitan dengan hal tersebut. Dampak penutupan asap terhadap kesehatan manusia akan semakin besar jika tingkat kesadaran mesyarakat akan gizi dan kebiasaan hidup sehat sangat rendah. Ucapan terima kasih Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam kepada Bpk. Ir. Obay Sobari (kepala Stasmatgan), Bpk. Ir. Mardi, Bpk Maryadi dari Stasmatgan LAPAN Pontianak yang telah memberikan bantuan penuh dalam pelaksanaan penelitian ini. 7. Daftar Pustaka Sri Kaloka, S. Hamdi, Nurlaini, Y. Iwasaka: 199, A Decrease in The Global Solar Ultraviolet B Irradiance Observed from Bandung, Indonesia : May 1992 to September 1995, Proceeding of International Workshop on Atmospheric Observation Over The Equatorial Region, Bandung, November 02, 1995, pp Masahiko Hayashi, T. Shibata, Y. Iwasaka: 1995, Balloon-borne Measruement of Vertical Profile at Watukosek (8S 113E), East Java of Indonesia, Proceeding of International Workshop on Atmospheric Observation Over The Equatorial Region, Bandung, November 02, 1995, pp
STRUKTURISASI MATERI
STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinci02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)
Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)
Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator
Lebih terperinciAtmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.
Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km
Lebih terperinciRADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR
RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:
Lebih terperinciKD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon
KD 3.9 kelas XI : Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Siswa mampu
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin
Lebih terperinciATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi
Lebih terperinciATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi
BAB 1 ATMOSFER BUMI A tmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara drastis di malam hari dan tidak memanas dengan cepat di siang
Lebih terperinciHubungan Variasi Radiasi Ultraviolet Matahari Di Permukaan Bumi Dan Variasi Aktivitas Matahari Selama Fase Menurun Siklus Matahari Ke - 22
Hubungan Variasi Radiasi Ultraviolet Matahari Di Permukaan Bumi Dan Variasi Aktivitas Matahari Selama Fase Menurun Siklus Matahari Ke - 22 Wilson Sinambela, Muhammad La Ode Musafar*) dan Sri Kaloka**)
Lebih terperinciAtmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.
Atmosfer Bumi Meteorologi Pendahuluan Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN
ANALISIS PENGARUH INTENSITAS RADIASI MATAHARI, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP FLUKTUASI KONSENTRASI OZON PERMUKAAN DI BUKIT KOTOTABANG TAHUN 2005-2010 Mairisdawenti 1, Dwi Pujiastuti 1, Asep
Lebih terperinciPemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas
Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen
1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1
BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya
PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
Lebih terperinciGEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 08 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH Penginderaan jauh (inderaja) adalah cara memperoleh data atau informasi tentang objek atau
Lebih terperinciSTRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar
STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju
Lebih terperinciTUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI
TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI ATMOSFER BUMI 6.1. Awal Evolusi Atmosfer Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO 2 (karbon dioksida) berkadar tinggi
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±
Lebih terperinciWiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK
Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.
Lebih terperinciISTILAH DI NEGARA LAIN
Geografi PENGERTIAN Ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek
Lebih terperinciPENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T
PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGERTIAN Penginderaan Jauh atau Remote Sensing merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n
Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.
Lebih terperinciSeputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas
ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinciAPA ITU GLOBAL WARMING???
PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut
Lebih terperinciseribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)
Lebih terperinciAtmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life
Atmosfer 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer 2 1 Bahan Penyusun Gas ~96%volume Udara kering 99.9% Gas utama 0.01% Gas penyerta (permanen, tidak permanen) >dftr Udara Lembab di daerah Subtropika 0%
Lebih terperinciATMOSFER & PENCEMARAN UDARA
ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapatkan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan
LAMPIRAN V KISI-KISI SOAL UJI COBA TES Materi Kompetensi Dasar : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan No Indikator Kompetensi 1 Mengidentifika
Lebih terperinciFIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon
Kurikulum 2013 FIsika K e l a s XI PEMANASAN GLOBAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9 1. Berdasarkan susunan kimianya komposisi permukaan bumi dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat telah dikenal sejak tahun 1997 dan merupakan bencana nasional yang terjadi setiap tahun hingga
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global
PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)
PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah
Lebih terperinciANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT
ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT Ida sartika Nuraini 1), Nurdeka Hidayanto 2), Wandayantolis 3) Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah Kalimantan Barat sartikanuraini@gmail.com, nurdeka.hidayanto@gmail.com,
Lebih terperinciInfeksi di lapisan ozon
Infeksi di lapisan ozon Lapisan ozon terkena infeksi? Kok bisa? Infeksi apa? Bagaimana cara mengobatinya supaya cepat sembuh? Ternyata gejala infeksi di lapisan ozon ini sudah terdeteksi sejak puluhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Secara alami CO 2 mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup di bumi memerlukan makanannya untuk
Lebih terperinciAstronomi di Luar Pengamatan
Astronomi di Luar Pengamatan Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M. Ros International Astronomical Union Comm 46 Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza (Argentina) Colegio Retamar, Madrid (España)
Lebih terperinci4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Tumpahan Minyak Dari Citra Modis Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12 dan 9 dengan resolusi citra resolusi 1km. Composite RGB ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat
Lebih terperinciAtmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere
Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan
Lebih terperinciSpektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik
Lebih terperinciGlobal Warming. Kelompok 10
Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan
Lebih terperinciSUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut
SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut OLEH NAMA : ANA MARIYANA BR SINAGA NPM : E1B009024 HARI / TANGGAL : RABU, 03 NOVEMBER 2010 KELOMPOK : IV CO-ASS : GATRA BAYU JAGA NOVA SAMOSIR PENDAHULUAN Suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan
Lebih terperinciSuhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)
Suhu, Cahaya dan Warna Laut Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221) Suhu Bersama dengan salinitas dan densitas, suhu merupakan sifat air laut yang penting dan mempengaruhi pergerakan masa air di laut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh
Lebih terperinci/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal
/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi : 1.7. Memahami saling ketergantungan dalam
Lebih terperinciKita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer
Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet
Lebih terperinciAngin Meridional. Analisis Spektrum
menyebabkan pola dinamika angin seperti itu. Proporsi nilai eigen mempresentasikan seberapa besar pengaruh dinamika angin pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional terhadap keseluruhan pergerakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME
RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME Vandri Ahmad Isnaini, Indrawata Wardhana, Rahmi Putri Wirman Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciFOTOSINTESIS. Fotosintesis 1
FOTOSINTESIS Fotosintesis 1 CAKUPAN MATERI Peran Fotosintesis Sejarah Fotosintesis Tempat terjadinya Fotosintesis Reaksi-reksi Fotosintesis Reaksi Terang Reaksi Gelap Tumbuhan C3, C4 dan CAM Fotosintesis
Lebih terperinciSMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3
SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 1. Perhatikan peristiwa berikut! 1) Kapur barus pewangi pakaian didalam lemari makin lama makin kecil. 2) Timbulnya butir-butir air
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)
HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1.PANCARAN RADIASI SURYA Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari mungkin tidak pernah ada kehidupan di muka Bumi ini. Matahari adalah sebuah bintang yang merupakan
Lebih terperinciPerancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.
1 Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari. Yulia Imelda Piyoh [1], Made Rai Suci Shanti [1,2], Andreas Setiawan [1,2] [1] Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciBAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.
BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai
Lebih terperincilingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RADIASI MATAHARI NAMA NPM JURUSAN DISUSUN OLEH : Novicia Dewi Maharani : E1D009067 : Agribisnis LABORATORIUM AGROKLIMAT UNIVERSITAS BENGKULU 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciPOLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Sumaryati Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, LAPAN e-mail: sumary.bdg@gmail.com,maryati@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Pengelolaan polusi udara pada prinsipnya adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Namun pembangunan industri dengan berbagai macam jenisnya tentunya memiliki dampak positif
Lebih terperinciPOTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR
Potensi Emisi Metana ke Atmosfer Akibat Banjir (Lilik Slamet) POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR Lilik Slamet S Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, Lapan e-mail: lilik_lapan@yahoo.com RINGKASAN
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciPerubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?
Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate
Lebih terperinciATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi
ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami
Lebih terperinciSunglasses kesehatan mata
Sunglasses kesehatan mata Sunglasses atau Kacamata Hitam sudah menjadi barang kebutuhan seharihari, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Entah untuk digunakan saat sedang berjalan di siang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemar kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi
Lebih terperinciPENIPISAN LAPISAN OZON
PENIPISAN LAPISAN OZON Sebab-sebab Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari yang sampai di bumi merupakan sumber utama energi yang menimbulkan segala macam kegiatan atmosfer seperti hujan, angin, siklon tropis, musim panas, musim
Lebih terperinciCara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara
PENGINDERAAN JAUH (INDERAJA) remote sensing (Inggris), teledetection (Prancis), fernerkundung (Jerman), distantsionaya (Rusia), PENGERTIAN. Lillesand and Kiefer (1994), Inderaja adalah ilmu dan seni untuk
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Fisika
Antiremed Kelas 10 Fisika Bab 8 Gelombang Elektromagnetik - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0801 Version: 2013-03 halaman 1 01. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi tinggi ke rendah
Lebih terperinciPERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1
Lebih terperinciPENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup memerlukan udara, udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Udara yang ada disekitar kita tidak sepenuhnya bersih. Pada saat ini,
Lebih terperinciOksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)
Bahan Kimia dan Reaksi-Reaksi Fotokimia Dalam Atmosfer REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur
SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinci