ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : PL.102/04/ADD-FSK.MT/JP.SU-ULP.PU/2017 Tanggal 09 Februari 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : PL.102/04/ADD-FSK.MT/JP.SU-ULP.PU/2017 Tanggal 09 Februari 2016"

Transkripsi

1 ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : PL.102/04/ADD-FSK.MT/JP.SU-ULP.PU/2017 Tanggal 09 Februari 2016 Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Ruas Jalan Nasional Manado Tumpaan Segmen III Satuan Kerja : Perhubungan Darat Provinsi Sulawesi Utara Tahun Anggaran : 2017 Perubahan dan Penambahan Dokumen Pengadaan adalah sebagai berikut : (SEMULA TERTULIS) 1. BAB. IV LEMBAR DATA PEMILIHAN K. DOKUMEN PENAWARAN b. Dokumen penawaran teknis. Unsur-unsur kriteria penilaian dan tata cara evaluasi sebagai berikut : 1) Metode Pelaksanaan. : a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan/tahapan tata cara kerja per item pekerjaan dari awal hingga selesai dan berkorelasi terhadap penjelasan secara detail pada spesifikasi teknis. Maka mendapatkan nilai 9. b) Penempatan dan jumlah kebutuhan peralatan dan bahan serta penempatan dan jumlah penggunaan personil per item pekerjaan. Maka mendapatkan nilai 6. (BERUBAH MENJADI) BAB. IV LEMBAR DATA PEMILIHAN K. DOKUMEN PENAWARAN b. Dokumen penawaran teknis. Unsur-unsur kriteria penilaian dan tata cara evaluasi sebagai berikut : 1) Metode Pelaksanaan : a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan/tahapan tata cara kerja per item pekerjaan dari awal hingga selesai dan berkorelasi terhadap penjelasan secara detail pada spesifikasi teknis. Maka mendapatkan nilai 6.

2 b) Penempatan dan jumlah kebutuhan peralatan dan bahan serta penempatan dan jumlah penggunaan personil per item pekerjaan. Maka mendapatkan nilai 4. c) Menyajikan Flowchart (diagram p roses) tahapan pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pemasangan per masing-masing item pekerjaan. Maka mendapatkan nilai 5. (SEMULA TERTULIS) 2. BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47 BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR (BERUBAH MENJADI)

48 REVISI SPESIFIKASI TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN SATUAN KERJA PERHUBUNGAN DARAT SULAWESI UTARA TAHUN ANGGARAN 2017

49 SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN DAN PEMASANGAN PERLENGKAPAN JALAN A. MARKA JALAN 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Bahan Marka THERMOPLASTIC 1) Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (Retroleflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan, dengan ketentuan : a) AASHTO M untuk manik-manik kaca b) AASHTO M untuk cat THERMOPLASTIC 2) Bahan marka jalan jenis Thermoplastic terdiri atas 5 (lima) komponen dengan komposisi sebagai berikut : 1) Binder; 2) Manik-manik kaca; 3) Titanium dioxide (TiO2); 4) Calcium carbonate dan inert filler; 5) Pigment kuning untuk marka kuning. 3) Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara ºC; 4) Untuk jalan nasional marka jalan harus memiliki rata-rata tingkat retroreflektif minimal 300 mcd/m²/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-1 rata-rata tingkat retroreflektif minimal 250 mcd/m²/lux; 5) Bahan yang digunakan dalam spesifikasi ini tidak boleh lebih dari 1 (satu) Tahun dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa); 6) Setiap bahan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukan sertifikat uji Laboratorium resmi dalam negeri atau luar negeri. b. Bentuk, Ukuran, Warna dan Tata Cara Penempatan Bentuk, ukuran, warna, dan tata cara penempatan marka jalan mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan. c. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pelaksanaan pengecatan marka jalan harus menggunakan peralatan mekanis yang diperuntukan untuk pekerjaan pengecatan jalan.

50 B. RAMBU LALU LINTAS TIANG TUNGGAL 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Bahan Dan Ukuran Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut : 1) Bahan a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective sheeting). b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm. 2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 750 mm (untuk rambu standart), Permukaan bagian depan harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Lembaran Reflektif Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut : 1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive; 2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut : Lembaran Retroreflektifª Tipe IV Sudut Pengamatan Sudut Datang Putih Kuni ng Oran ye Hija u Mera h Bir u Cokl at Fluoresens Kuning-hijau Fluoresens Kuning Fluores ens Oranye ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2) Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak. Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV. Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.

51 c. Tiang Rambu 1) Bahan Tiang Rambu Bahan pipa galvanis dengan syarat : a) Berbentuk pipa bulat; b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat; c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/las) dengan panjang mm (untuk rambu standart). 2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu dengan bahan logam tiang tunggal menggunakan : a) Pipa galvanis bulat medium b diameter minimal 55 mm (2 ), dengan tebal minimal 2 mm; b) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30x200 mm yang dilas pada tiang rambu dengan bersilang dan besi beton ukuran 8 yang masuk menyilang ke pipa; c) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu; d) Menggunakan besi siku uk. 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap ke depan, dan sisi lainya horizontal masuk ke tiang dan dilas rapat; e) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. d. Tatacara Penempatan Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. e. Tatacara Pemasangan Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan : 1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu : Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. 2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal dengan syarat : a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran : (1) Pengecoran di luar - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 400 mm - Kedalaman : 600 mm (2) Pengecoran setempat - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 500 mm - Kedalaman : 500 mm b) Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm; c) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan 100 mm; d) Mutu pondasi beton K-175; e) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.

52 C. RAMBU CHEVRON 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Bahan Dan Ukuran Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut : 1) Bahan a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective sheeting). b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm. 2) Ukuran daun rambu adalah 750 x 600 mm, Permukaan bagian depan harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Lembaran Reflektif Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut : 1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive; 2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut : Lembaran Retroreflektifª Tipe IV Sudut Pengamatan Sudut Datang Putih Kuni ng Oran ye Hija u Mera h Bir u Cokl at Fluoresens Kuning-hijau Fluoresens Kuning Fluores ens Oranye ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2) Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak. Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV. c. Tiang Rambu 1) Bahan Tiang Rambu Bahan pipa galvanis dengan syarat : a) Berbentuk pipa segi delapan, besi profil H atau besi profile U; b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat; c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/las) dengan panjang mm (untuk rambu Chevron).

53 2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu Chevron dengan bahan logam tiang tunggal menggunakan : a) Pipa galvanis bulat medium b diameter minimal 55 mm (2 ), dengan tebal minimal 2 mm; b) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30x200 mm yang dilas pada tiang rambu dengan bersilang dan besi beton ukuran 8 yang masuk menyilang ke pipa; c) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu; d) Menggunakan besi siku uk. 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap ke depan, dan sisi lainya horizontal masuk ke tiang dan dilas rapat; e) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. b. Tatacara Penempatan Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. c. Tatacara Pemasangan Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan : 1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu : Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. 2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu chevron untuk rambu tiang tunggal dengan syarat : a) Ukuran pondasi rambu setiap tiang masing-masing berukuran : (1) Pengecoran di luar - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 400 mm - Kedalaman : 600 mm (2) Pengecoran setempat - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 500 mm - Kedalaman : 500 mm b) Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm; c) Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan 100 mm; d) Mutu pondasi beton K-175; e) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.

54 D. RAMBU LALU LINTAS TIANG F 1. SPESIFIKASI TEKNIS a) Bahan Dan Ukuran Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut : 1) Bahan a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective sheeting). b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm. 2) Ukuran daun rambu adalah 900 x 900 mm dan 750 x 750 mm, Permukaan bagian depan harus dibubuhi logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Lembaran Reflektif Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut : 1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive; 2) Mempunyai daya pancar reflektif (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut : Lembaran Retroreflektifª Tipe IV Sudut Pengamatan Sudut Datang Putih Kuni ng Oran ye Hija u Mera h Bir u Cokl at Fluoresens Kuning-hijau Fluoresens Kuning Fluores ens Oranye ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2) Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak. Rambu lalu lintas standar memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material retroreflektif ASTM tipe IV. Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal ASTM tipe I.

55 c. Tiang Rambu 1) Bahan Tiang Rambu Bahan pipa galvanis dengan syarat : a) Berbentuk pipa segi delapan, besi profil H atau besi profile U; b) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat; c) Tiang Rambu merupakan batangan utuh (tanpa sambungan/las) dengan panjang mm (untuk rambu tiang F). 2) Jenis Konstruksi Tiang Rambu dengan bahan logam tiang F menggunakan : a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6 ), dengan tebal minimal 2,8 mm; b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat; c) Pipa bulat dapat diisi cor beton praktis 1:2:3 (sesuai standard konstruksi indonesia) atau ditutup dengan plat besi atau bahan sejenis, sehingga air tidak dapat masuk ke dalam pipa; d) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu di las ketiang secaraq penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran diameter 19 mm dan panjang 600 mm. struktur rangka beton pondasi sebagaimana contoh dalam gambar; e) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang rambu secara bersilangan; f) Sambungan tiang rambu dengan lengan daun rambu (flange dan rib plate) menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat. g) Ketinggian rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. d. Tatacara Penempatan Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. e. Tatacara Pemasangan Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan : 1) Peletakan daun rambu pada tiang rambu : Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. 2) Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang Fl dengan syarat : a) Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang masing-masing berukuran: (a) Sisi bagian atas : 600 mm (b) Sisi bagian bawah : 600 mm (c) Kedalaman : 1150 mm b) Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm; c) Mutu pondasi beton K-250;

56 d) Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran 400x400x12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan panjang 600 mm; e) Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya; f) Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan permukaan tanah dan jalan.

57 E. RAMBU PENDAHULU PENUNJUK JURUSAN (RPPJ) 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Bahan Dan Ukuran Daun RPPJ Persyaratan teknis daun RPPJ adalah sebagai berikut : 1) Bahan Logam a) Plat Alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective sheeting). b) Plat Alumunium Composite Panel (ACP) dengan ketebalan minimal 3,0 mm. 2) Ukuran a) Ukuran daun rambu 1800 x 1200 mm; b) Ukuran daun rambu 2400 x 1200 mm; 3) Permukaan bagian depan harus dibubuhi inisial Perhubungan atau logo perhubungan dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan jalan yang berisi tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 (warna tulisan merah) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Lembaran Reflektif Lembaran retroflektif memiliki ketentuan sebagai berikut : 1) Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive; 2) Untuk warna dasar permukaan daun RPPJ menggunakan reflektif sheet yang mempunyai daya pancar reflektif sheeting (kondisi sudut pengamatan 0,2 dan sudut datang -4) untuk masing-masing warna yaitu sebagai berikut. Lembaran Retroreflektifª Tipe IV Sudut Pengama tan Sudu t Data ng Puti h Kuni ng Oran ye Hija u Mera h Bir u Cokl at Fluoresen s Kuning-hi jau Fluores ens Kuning - Fluores ens Oranye ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2) Nilai sudut pengamatan 0.1 adalah persyaratan tambahan yang hanya berlaku bila dispesifikasikan oleh pembeli atau dalam kontrak. Memiliki nilai koefisien retroreflektif (RA) minimal sesuai dengan pembagian jenis material retroreflektif dengan huruf dan dasar menggunakan ASTM D4956 Tipe IV.

58 c. Tiang RPPJ 1) Bahan Tiang RPPJ a) Bahan logam dengan syarat : (1) Berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan, besi profil H atau besi profil U; (2) Tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau tanpa lapisan anti karat pencegah korosi dan oksidasi, terbasuk bagian berlubang untuk sambungan baut. b) Bahan beton dengan syarat : (1) Berbentuk bulat atau H; (2) Ukuran sesuai dengan bahan besi atau sesuai standar konstruksi indonesia; (3) Campuran semen, pasir, dan batu split sesuai standar konstruksi beton mutu K ) Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam berbentuk tiang huruf F : a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6 ) dengan tebal minimal 2,8 mm; b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat. c) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu dilas ketiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk penegak yang dilas secara penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran diameter 19 mm dan panjang 600 mm. Struktur rangka beton pondasi sebagaimana gambar; d) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang rambu secara bersilangan; e) Sambungan tiang rambu dengan lengan daun rambu (flange dan rib plate) menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat. 2. Tata Cara Penempatan 1) Tata cara penempatan RPPJ mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas; 2) Tulisan Arah didalam RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau huruf putih) harus memperhatikan hal-hal berikut : a) Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara, rumah sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis; b) Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu panjang; c) Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya berurut berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling atas diikuti tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh dibawahnya lagi. 3. Tata Cara Pemasangan Pemasangan RPPJ meliputi kegiatan : 1) Peletakan daun RPPJ pada tiang rambu : Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakkan pada tiang

59 rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. 2) Pembuatan pondasi dan peletakan RPPJ untuk RPPJ tiang F dengan syarat : a. Ukuran pondasi RPPJ setiap tiang masing-masing berukuran : (1) Sisi bagian atas : 600 mm; (2) Sisi bagian bawah : 600 mm; (3) Kedalaman : mm. atau disesuaikan dengan ukuran rambu. b. Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm; c. Mutu pondasi beton K-250; d. Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran 400x400x12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan panjang 600 mm; e. Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya; f. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan permukaan tanah dan jalan.

60 F. PAGAR PENGAMAN JALAN (GUARD RAIL) 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Ukuran Pagar Pengaman Jalan 1) Lempengan besi (beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang dimana pada bagian ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang melengkung dan biasa disebut lempengan besi/terminal end. Lempengan besi mempunyai ukuran-ukuran minimal sebagai berikut : a) Penampang melintang : (1) Tebal (2) Lebar (3) Tebal lekukan : : : 2, 67 mm 312 mm 83 mm b) Panjang lempengan : (1) Panjang total lempengan : mm (2) Pajang efektif lempengan : mm Lengan Lempengan besi: a) Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempengan besi (beam) b) Penampang memanjang dengan ukuran minimal: (1) Panjang total : 725 mm (2) Panjang efektif : 540 mm (3) Jari-jari lekukan luar : 240 mm (4) Jari-jari lekukan dalam : 580 mm (5) Tebal lekukan : 250 mm 2) Tiang penyangga (post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk letter U yang kokoh dengan ketebalan penampang plat 4,5-6 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Tiang penyangga mempunyai ukuran minimal sebagai berikut : a) lebar : 180 mm b) ketebalan : 4,5-6 mm c) Panjang total :1.800 mm d) Tiang efektif diatas permukaan tanah : 655 mm terhadap lempengan besi 3) Besi Pengikat (blocking) adalah profil baja berbentuk letter U dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5-6 mm, panjang 352 mm, lebar 180 mm dan ketebalan blocking 6 mm, yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang penyangga dengan lempengan besi (beam).

61 b. Bahan Pagar Pengaman Jalan 1) Lempengan besi dan Tiang penyangga (post) Terbuat dari tipe Plat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman (Flex Beam Guard Rail) dimana mempunyai ukuran sebagai berikut : Keterangan Sumber : SNI Tebal T mm Sumber : SNI Luas A mm² Momen Inersia terhadap sumbu x lx 10⁶mm⁴ Ukuran Pelat Baja Gelombang Tipe Momen Inersia terhadap sumbu y Ly 10⁶mm⁴ Pagar Pengaman Momen Perlawana n terhadap sumbu x Wx 10³mm³ P (mm) T% L (mm) T % 4000 std 1 Maks 312 Std 1 maks Momen Perlawana n terhadap sumbu y Wy 10³mm³ Berat/m Pagar 2, ,49 0,96 80,30 22,45 10,00 Pengaman Tiang 4, ,96 7,38 1,27 1,36 78,19 105,48 18,19 19,46 10, kg Keterangan : P = Panjang L = Lebar T = Toleransi 2) Syarat mutu bahan plat baja harus memenuhi sebagai berikut : Tipe Pagar Pengaman Sumber : SNI Komposisi Bahan Dasar Logam Simbol Kadar Max (%) C 0,15 P 0,05 S 0,05 Mn 0,05 Si 0,06 Komposisi Kimia Bahan Pelapis Kadar Simbol Max (%) Zn Al 99,88 0,02 Sifat Mekanik Batas ulur minimum (MPa) Regang minimum (%) Berat Lapisan Seng Minimum *

62 C = Karbon Si = Silikon P = Pospor Zn = Seng S = Belerang Al = Alumunium Mn = Mangan.* = Sesuai SII ) Lengan lempengan besi (sleeve beam) mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam); 4) Ukuran Baut Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng harus memenuhi seperti tabel berikut : Ukuran dan Toleransi Ukuran dan Toleransi Panjang (mm) Toleransi (mm) Diameter (mm) Toleransi (mm) Sumber : SNI 5) Besi pengikat (bracket) adalah berupa baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk beam, baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk bloking dan baut dan mur jenis hexagonal diameter 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk penyambung dan melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam); 6) Pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker terlampir; 7) Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional. c. Warna Pagar Pengaman Jalan 1) Pagar pengaman jalan (tiang-tiang penyangga, lempengan-lempengan besi dan lengan lempengan besi) tetap menggunakan warna asli. 2) Pada setiap lempengan/beam pagar pengaman dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya (reflector) jenis engineering grade dengan jarak per 4 meter ditengah-tengah beam, dengan ketentuan : a) Sebelah kanan arah arus lalu lintas, berwarna putih. b) Sebelah kiri arah arus lalu lintas, berwarna merah. d. Pemasangan Pagar Pengaman Jalan 1) Pemasangan Tiang Penyangga. a) Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan gambar (1.145 x 600 x 600) mm;

63 b) Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur paling sedikit 3 (tiga) buah; c) Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 mm; d) Tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus; e) Mutu pondasi beton K-175; f) Tanah di pinggir pondasi dipadatkan; g) Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 mm. Pemasangan tiang penyangga merupakan pekerjaan pemasangan pagar pengaman yang harus dilakukan secara cermat dan teliti, untuk itu perlu pemeriksaan ketinggian dan jarak sampai akurasi 10 mm (1 cm). 2) Pemasangan lempengan besi a) Lempengan besi direntangkan antara 3 (tiga) tiang dan lubang tempat penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila menggunakan besi siku penyambung (bracket), besi ini diletakan pada tempatnya; b) Setiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan menggunakan baut dan mur yang sesuai untuk pengamanan baut dapat dibengkokkan atau dilas; c) Apabila pada kondisi dimana penempatan Pagar Pengaman Jalan menikung agar menggunakan lempengan besi (Beam) yang melengkung untuk memudahkan pengikatan lempengan besi (beam) pada tiang (post) yang dikombinasikan dengan pemasangan rambu Chevron, disesuaikan dengan bentuk tikungan. d) Semua baut yang terpasang harus dimatikan sehingga tidak bisa lepas. 3) Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukan sampai permukaan tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan. 4) Pemeriksaan Akhir a) Kekuatan berdirinya tiang penyangga b) Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan besi atau lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam)

64 G. WARNING LIGHT TENAGA SURYA 1. SPESIFIKASI TEKNIS 1. Kondisi Kerja 1. Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C 2. Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 % 3. Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir. 4. Bekerja dengan menggunakan sumber energi tenaga surya. 5. Dapat dibebani lampu jenis LED. 2. Syarat Bahan dan Konstruksi a. Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas terdiri dari : 1) perangkat lampu aspek 2) tiang/penyangga, dan 3) Kabel instalasi b. Rumah perangkat kendali 1) Rumah perangkat kendali harus dari plat baja aluminium tebal 2 mm 2) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci 3) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas 4) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti bocor terhadap air hujan 5) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari pintu utama kendali c. Perangkat Kendali 1) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PCB) dan elektronika penuh serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi maksimum 95 % 2) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda. 3) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan atau bocoran. 4) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, konstruksinya harus simetris dan halus 5) Disain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan 6) Setiap modul harus mempunyai panel indikator yang mudah dilihat.

65 d. Rumah perangkat Lampu Aspek 1) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan ketentuan : a) bahan dari plat alumunium dengan tebal 2 mm b) Bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek 2) Sistim optik terdiri dari a) Reflektor dari bahan ahxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya. b) Lensa diffuse yang dilengkapi karet penahan, bahan dari kaca tahan papas dengan wama merah, kuning ambar atau hijau yang tidak pudar warnanya dengan diameter cm dan anti effek phantom. e. Perangkat Lampu Aspek Lampu Isyarat Aspek 1. Ukuran : Ø 30 cm 2. Jenis : LED 3. Tegangan : Max 48 V DC f. Panel surya Panel Surya berfungsi sebagai catudaya yang menghasilkan energi listrik dari energi matahari. a. Jenis : Mono Cristaline b. Tegangan Kerja : Max 48 V DC c. Panel Solar Cell : 100 Wp g. Baterai Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya. a. Baterai 1) Jenis : VRLA 2) Tegangan Kerja : Max 48 V DC 3) Kapasitas : 100 Ah b. Batteray Charger 1) Tegangan Max. : Max 48 V DC 3. Syarat Mutu a. Sifat Tampak 1) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan. 2) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/komponen yang disyaratkan.

66 3) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang teratur dan hasil patrian harus rapi dan bersih. 4) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat dari bahan/komponen yang disyaratkan. b. Unjuk Kerja Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas harus memenuhi syarat sebagai berikut 1) Lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis. 2) Semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga mudah dalam pengoperasiannya. 3) Sistim modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada saat perawatan, perbaikan dan pengernbangan. 4) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor. 5) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi teknis. c. Syarat Penandaan Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan sebagai berikut 1) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas 2) Nama pabrik pembuat 3) Nomor seri 4) Tahun pembuatan 5) Tegangan dan frekwensi pengenal 6) Blok diagram rangkaian 4. Bahan dan Petunjuk Teknis Pemasangan a. Peralatan Penunjang. 1) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas Tiang Lampu pengatur Lalu Lintas (Warning Light) adalah pipa galvanis dengan ukuran masing-masing : a) Untuk tiang overhead diameter 4 dan 3 untuk bagian yang lengkung, dengan ketebalan minimum 4 mm. b) Tinggi Lampu Warning Ligh dari permukaan jalan adalah: mm c) Panjang Patok pengaman adalah : mm dengan diameter 4 inchi Seluruh pipa tiang harus dicat dengan menie besi sebelum dipasang. d) Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 X 6 mm2. b. Cara Pemasangan 1) Tiang Lampu warning light

67 Sebelum pemasangan tiang harus dicat terlebih dahulu dengan cat menie besi dengan Cara pemasangan adalah a) Tiang alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak paling dekat 60 Cm dari tepi jalur kendaraan atau lihat gambar terlampir. b) Tiang pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak 100 Cm dari permukaan pembelokan tepi jalan seperti gambar terlampir. c) Ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar terlampir. d) Untuk berbagai keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas seperti gambar teriampir. 2) Patok Pengaman a) Patok pengaman diletakkan 50 Cm dari tiang warning light atau rumah perangkat kendali warning light dengan sedemikian rupa sehingga tiang aaat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh sebab keluar dari jalur kendaraan. b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas. 3) Power Supply Power supply adalah tenaga listrik yang diperoleh dari energy surya tersebut. 4) Penempatan Warning Light disesuaikan dengan daerah kebutuhannya, dan dilengkapi dengan pemasangan Rumble Strips seperti gambar berikut : 5. PEMELIHARAAN Untuk terjaminnya fungsi warning light guna ketertiban, kelancaran dan keamanan gerakan arus lalu lintas jalan, maka : a. Segala benda-benda yang mengakibatkan halangan bagi pandangan pemakai jalan

68 terhadap warning light harus dihilangkan. b. Disekitar tiangnya harus dijaga kebersihan dari rumput-rumput yang tumbuh atau kotoran-kotoran lainnya. c. Mengadakan pengecatan kembali terhadap tiang, box bila ternyata cat-catnya sudah pudar. d. Pemeliharaan terhadap keadaan teknis peralatan 1) Membebankan modul-modul akibat dari kotoran debu 2) Memeriksa dan membersihkan terminal-terminal kabel dari debu dan kotoran 3) Memeriksa keadaan kabel-kabel, apabila ada yang terkelupas segera dibungkus kembali dengan isolasi yang bermutu baik 4) Membersihkan reflektor, kaca dan terminal warning light dari pengaruh debu dan kotoran

69 H. WARNING LIGHT TENAGA LISTRIK 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Kondisi Kerja 1) Suhu keliling : 5 s/d 70 derajat C 2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 %; 3) Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir; 4) Dapat dibebani lampu jenis LED. b. Syarat Bahan dan Konstruksi 1) Satu unit warning light tenaga listrik terdiri dari : a) perangkat kendali; b) perangkat lampu aspek beserta lampu; c) tiang/penyangga; d) kabel instalasi. 2) Rumah perangkat kendali a) rumah perangkat kendali harus dari plat baja aluminium tebal 2 mm; b) dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci; c) mempunyai tempat panel dan kendali lampu lalu lintas; d) mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti bocor terhadap air hujan; e) dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari pintu utama kendali. 3) Perangkat Kendali a) perangkat kendali harus dibuat dari komponen elektronika aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PCB) dan elektronika penuh serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi maksimum 95 %; b) semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda; c) semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan atau bocoran; d) rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, konstruksinya harus simetris dan halus;

70 e) desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan; f) setiap modul harus mempunyai panel indikator yang mudah dilihat. 4) Rumah Perangkat Lampu Aspek a) rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan, dengan ketentuan : (1) bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan air, debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan tinggi dengan tebal 2 milimeter; (2) bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek. b) Sistem optik, terdiri dari : (1) reflektor dari bahan ahxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya; (2) lensa diffuse yang dilengkapi karet penahan, bahan dari kaca tahan papas dengan wama merah, kuning amber atau hijau yang tidak pudar warnanya dengan diameter cm dan anti effek phantom. 5) Perangkat Lampu Aspek Perangkat lampu aspek meggunakan lampu LED yang dirancang khusus untuk warning light tenaga listrik dengan tegangan 220 Volt AC, 12 Volt DC atau 24 Volt DC, dengan tampilan warna yang merata, tingkat kecerahan minimal 300 candela (cd) untuk ukuran diameter 20 cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran diameter 30 cm, serta memiliki umur hidup (life time) minimal jam. 6) Tiang Lampu Tiang lampu pengatur Lalu Lintas menggunakan pipa bulat galvanis atau bentuk oktagonal galvanis dengan ukuran : a) tiang lengkung pipa galvanis Ø 6 + Ø 4 + Ø 2,5 ; b) tiang lurus pipa galvanis Ø 4 tinggi 3,5 m; c) patok pengaman pipa besi Ø 4 ; d) pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan sesuai gambar rencana; e) pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai gambar rencana; f) patok pengaman Ø 4 tinggi 800 mm dari permukaan tanah; g) penyangga modul Solar Cell dibuat dari bahan besi siku disesuaikan dengan ukuran dari modul solar cell. 7) Power Supply a) Power supply adalah jaringan distribusi PLN ditempat tersebut; b) Untuk menjaga regulasi tegangan supply ke peralatan perlu dilengkapi stabilizer; c) Arde (Grounding), pipa untuk arde ditanam disamping Rumah Perangkat Kendali Lampu Pengatur Lalu Lintas dengan kedalaman minimal 4 meter

71 atau sampai didapat air dan nilai tahanannya kurang dari atau sama dengan 10 Ohm. c. Syarat Mutu 1) Sifat Tampak a) rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan; b) perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/komponen yang disyaratkan; c) papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur pengkawatan yang teratur dan hasil patrian harus rapi dan bersih; d) perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat, dan terbuat dari bahan/komponen yang disyaratkan. 2) Unjuk Kerja Keandalan dari suatu warning light tenaga listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut : a) lampu bekerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis; b) semua instrumen pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga mudah dalam pengoperasiannya; c) sistem modul harus menjamin kemudahan dan dalam waktu singkat pada saat perawatan, perbaikan dan pengernbangan; d) perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor; e) semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi teknis. 3) Syarat Penandaan Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan sebagai berikut : a) jenis warning light tenaga listrik; b) nama pabrik pembuat; c) nomor seri; d) tahun pembuatan; e) tegangan dan frekwensi pengenal; f) blok diagram rangkaian. d. Bahan dan Petunjuk Teknis Pemasangan 1) Peralatan Penunjang a) Pipa Pelindung Kabel (Duct) Pipa pelindung kabel menggunakan pipa besi galvanis atau pipa pvc type AW diameter minimal 2 inchi yang bagian dalamnya harus halus untuk mencegah terjadinya kerusakan kabel pada waktu pemasangan. b) Kabel (a) kabel tanah harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 4 X 2,5 mm 2 ;

72 (b) kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 6 X 2,5 mm 2 untuk tegangan PLN 220 Volt. 2) Cara Pemasangan a) Tiang lampu warning light tenaga listrik : Cara pemasangan tiang : (a) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak paling dekat 60 Cm dari tepi jalur kendaraan; (b) tiang warning light tenaga listrik dipasang dengan jarak 100 Cm dari permukaan pembelokan tepi jalan; (c) ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai gambar; b) Patok Pengaman (a) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang warning light tenaga listrik atau rumah perangkat kendali warning light tenaga listrik; (b) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat pemberi isyarat lalu lintas maupun rumah perangkat kendali warning light tenaga listrik. b. Penempatan Warning Light tenaga listrik Penempatan Warning Light tenaga listrik disesuaikan dengan daerah kebutuhannya, dan dilengkapi dengan pemasangan pita penggaduh seperti gambar berikut :

73 I. ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA SURYA 1. SPESIFIKASI TEKNIS 1. UMUM Sistem Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) terdiri atas modul Photovoltaic (Solar Cell / Panel Surya) yang akan mengkonversikan energi matahari menjadi tenaga listrik. Energi ini akan disimpan pada suatu baterai sepanjang hari siang. Pada malam hari digunakan untuk menghidupkan lampu. Dengan system control pengisian battery (Solar Battery Control Charging), system akan bekerja untuk menyalakan dan menghidupkan lampu. Keuntungan menggunakan sistem ini, antara lain: pemeliharaan lebih mudah, penghematan energi dan biaya. 1. RUANG LINGKUP Pengadaan Peralatan dan pemasangan satu Unit APJ dengan komponen: Modul Surya, Lampu, Baterai, Solar Battery Control Charging, beserta Tiang lampu. Pembangunan dan Pemasangan Unit APJTS, dengan syarat barang yang ditawarkan harus dari pabrikan/agen tunggal/distributor yang ditunjuk oleh pabrikan yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari lembaga yang terakreditasi. Jaminan Pemeliharaan secara berkala untuk menunjang kelangsungan operasi. 2. KLASIFIKASI h. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat beroperasi minimal 12 jam per hari untuk penyalaan lampu. i. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus mampu mempunyai cadangan energi minimal 3 hari beroperasi, tanpa 2 hari pengisian battery. j. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat dioperasikan secara manual (penyalaan dan mematikan lampu, dapat dalam jam-jam tertentu) dan /atau diatur dengan kondisi gelap atau terang cuaca. k. Sistem Kontrol Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya harus dapat mengatur pola beban operasi, untuk full load dan half load dalam waktu yang ditentukan. l. Sistem Penyimpanan battery didesain sedemikian rupa untuk menjaga keamanan, akan tetapi mudah untuk perawatan. m. Box battery didesain sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan sirkulasi udara untuk menstabilkan temperatur udara didalam box batere. n. Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

74 1) Untuk perlindungan terhadap kejut listrik kelas I (tegangan sentuh langsung) 2) Untuk perlindungan isolasi kelas II 3) Untuk perlindungan terhadap debu, benda padat dan kelembaban 3. PERSYARATAN Penyedia barang membuat desain sistem APJTS, misalnya blok diagram sistem, single line diagram dan detail komponen, termasuk gambar konstruksi Pondasi, Boks battery, dan Penyangga Panel; Penyedia barang dapat menjelaskan pola penggunaan energi dengan pemakaian energi maksimal sebesar 360 watt perhari; Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku dari pemberi dukungan; Melampirkan Copy Surat Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan (TD- BUPPJ), bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku sebagai penyedia; Komponen utama APJTS dilengkapi Sertifikasi/hasil uji serta dukungan dari Pabrikan/Agen tunggal/ Distributor di Indonesia, khususnya untuk produk: Modul Surya; Lampu LED; Alat control pengisian baterai (Solar Charge Battery Controller); Baterai; Tiang; Kabel; Luminer Lampu LED lengkap (termasuk didalamnya Lampu dan Luminer) yang pengadaannya berasal dari satu merek, wajib melampirkan surat keterangan satu kesatuan merek untuk Luminer PJU lengkap dari pabrikan/perwakilan pabrik selaku pemegang merk di Indonesia; Luminer Lampu LED lengkap yang berasal dari luar negeri harus mempunyai kantor perwakilan dan telah mempunyai investasi bidang perlampuan di Indonesia (dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang seperti BKPM/DEPERINDAG) dan mempunyai ISO 9001, ISO dan OHSAS yang masih berlaku; Bila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai ISO 9001, ISO dan OHSAS yang masih berlaku dan dirakit dipabrik secara terpadu dibawah kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan standar teknis mengikuti IEC, demikian halnya juga untuk Luminer PJU lengkap yang berasal dari luar negeri; Armatur lengkap Lampu LED yang berasal dari luar negeri harus mempunyai distributor resmi/agen tunggal yang ditunjuk oleh pemegang merk di Indonesia yang dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (Kementerian Perdagangan) dan memiliki ISO 9001/9002, ISO dan OHSAS yang masih berlaku atau apabila perakitan dilaksanakan di Indonesia, pabrik perakitan harus mempunyai ISO 9001/9002, ISO dan OHSAS yang masih berlaku dan dirakit di pabrik secara terpadu dibawah kendali kualitas dalam satu merk dengan acuan standar teknis mengikuti The International Electrotechnical Commission (IEC); Luminer Lampu PJU LED lengkap yang diadakan wajib melampirkan hasil laporan pengujian IP (pemeriksaan visual, pengujian indeks pengamanan, pengujian elektris) yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh lembaga nasional maupun international yang terakreditasi; Penyedia barang menyampaikan daftar persentase kandungan lokal dari sistem

75 alat penerangan jalan tenaga surya tersebut; Penyedia Jasa yang turut melakukan pekerjaan wajib memiliki truck crane dan alat-alat safety (keamanan) selama bekerja di lapangan; Penyedia jasa wajib mempunyai tenaga ahli dibidang energi kelistrikan. 2. KONSTRUKSI DAN DATA TEKNIS 1. UMUM Alat Penerangan Jalan Tenaga Surya (APJTS) didesain untuk mudah dipasang dan dirawat; Luminer (rumah lampu dengan lampu dan peralatannya) harus dibuat dari material yang tahan karat dan getaran pada iklim tropis. Dengan pendingin lampu yang sudah terintegrasi; Rumah lampu terbuat dari bahan die castaluminium atau sejenis dengan ketentuan persyaratan : 1. Kandungan tembaga : < 0,50% 2. Kekuatan tekan minimum : 160 N/mm 2 3. Cat finishing (Powder Coating) : warna abu-abu 4. Impact Strength/Kekuatan pukul minimum : 35 mj/ mm 2 5. Berat maksimum : 10 Kg 6. Tebal minimum : ± 2 mm Luminer harus dilengkapi dengan reflector atau Lensa. Reflector adalah bagian terpisah dari rumah lampu dan lensa pengganti reflector, berfungsi membantu penyebaran pencahayaan; Cover rumah lampu terbuat dari kaca dengan tebal minimum 7 mm, transparan/tembus cahaya, kuat tidak mudah pecah, tahan panas dan mempunyai sifat menstabilkan cahaya; 2. RUANG KOMPONEN LISTRIK (GEAR) Konstruksi Luminer dibuat khusus untuk pencahayaan kebawah (Down lighting); Rumah Lampu harus mempunyai ruang/kompartemen terpisah dari penempatan lampu, untuk meletakan LED Driver atau Komponen lain sejenis dengan merk lain; Dudukan komponen lain dalam ruang komponen yang mengandung metal harus terbuat dari logam tahan karat; Plat dudukan komponen lain harus dapat digunakan oleh berbagai komponen dari merk lain; LED Driver atau komponen lain harus mudah dilepas serta dipasang untuk memudahkan perawatan dan penggantian.

76 3. KOMPONEN PERALATAN ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA SURYA 1. SPESIFIKASI Panel Surya/Solar Cell (Photovoltaic) d. Mono-Crystalline Silicon atau Polly-Crystalline Silicon Cells dengan tempered glass yang transparan dan tahan terhadap kerusakan. e. Jumlah Cell : 36 cells atau kelipatan f. Karakteristik Elektrik: Kapasitas : 200 Wp Tegangan terbuka tanpa beban (Voc) : 45,7 V ± 0,2 Tegangan pada titik maksimum (Vpm) : 38,5 V ± 0,2 Arus pada titik maksimum (Ipm) : 5.1 A ± 0,2 Arus maks. hubungan singkat (Isc) : 5.4 A ± 0,2 g. Effisiensi Modul : c. Effisiensi : 16%. h. Panel Surya terbungkus pada tiap sisinya dengan frame alumunium dengan karakteristik pembungkus untuk mencegah genangan air atas curah hujan supaya tidak berkarat pada sisi frame pembungkus. i. Garansi pemakaian minimal 20 tahun dengan degradasi daya output maksimum 10% dari daya nominalnya. j. Memiliki hasil uji test garam (salt test)/korosi dari Badan Sertifikasi Nasional k. Memiliki Laporan Hasil Uji dan Sertifikasi SNI BPPT yang masih berlaku. l. Menggutamakan produksi dalam negeri dengan melampirkan sertifikat TKDN 40% dari Kementerian Perindustrian yang masih berlaku. Sistem Kendali Pengisian (Charging Controller) d. Type : 1) Micro Controller Digital Accuracy Pulse Wide Modulation (PWM) Charge Mode & State of Charge (SOC) Light & Timer Controller, atau 2) Maximum Point Power Tracking (MPPT) Baterai controller Unit e. Mempunyai Proteksi terhadap: 1) Beban lebih untuk keadaan polaritas terbalik untuk Solar Module atau Battery. 2) Hubung singkat. 3) Tegangan lebih. 4) Tegangan lebih akibat imbas Petir. 5) Over heating 6) Penggunaan di tepi pantai yg oksidasi kadar garamnya tinggi. f. Indikator Controller (2 indikator) : 1) Indikator penanda battery saat penuh/kosong. 2) Indikator penanda battery saat pengisian. g. Kontrol Penyala Lampu: 1) Dapat diatur berdasarkan jam dan/atau pengaturan berdasarkan Intensitas cahaya. 2) Memiliki sistem otomatis terhadap metode peredupan 3) Dilengkapi dengan monitoring system h. SpesifikasiElektrik: 1) Tegangan kerja 12/24 Volt, auto detect 2) Arus Minimal 10A untuk Panel Surya dan beban.

77 3) Memiliki pengamanan pemutusan hubungan arus tinggi (Over Voltage Disconnect) 16V; x2/24v 4) Chassis Level : min IP67 5) Storage Temperature : -35 C s/d +80 C 6) Compliance : CE 7) Garansi minimal : 1 tahun 8) Memiliki Sertifikasi dan Laporan Hasil Uji yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi. Baterai c. Type : VRLA GEL d. Terminal : tahan korosi, dapat mencegah penyusutan stroom dan penguapan. e. Tegangankerja : 24 V DC f. KapasitasMin. : 160Ah g. Garansi : 2 tahun h. DOD pada 80 % : minimal 500 cycle i. Melampirkan Hasil Uji Pabrik. j. Temperatur Kerja : -25 C- 65 C k. Memiliki sertifikasi dan laporan hasil uji dari Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi dan/atau sertifikasi luar negeri, ISO 9001 dan ISO Lampu e. Jenis : High Power LED f. Konsumsi daya LED : 40 Watt untuk High power Led g. Tegangangan Masukan : 12/24VDC h. Efikasi : 110 Lumen/Watt pada daya 40 watt dibuktikan dengan hasil uji yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi. i. Illumination : Minimum 20 lux pada center ketinggian 8 meter (menyesuaikan dengan SNI) j. Beam angle axis : 120º k. Area Penyinaran : ± 25 Meter l. Colour temperature : 5000 s.d 7000 Kelvin (untuk warna putih terang) m. Umur lampu : Jam n. LED Driver : Harus menghasilkan Voltage yang tetap, memiliki adjustmen setting untuk peredupan secara otomatis dan manual o. Power efisiensi : 90 % p. Luminaire / rumah lampu LED dilengkapi dengan pendingin dan hitching dan memiliki Standart IP 67. q. Control arus konstan presisi tinggi <±2% untuk variasi tegangan battery. r. Temperature operasi yang lebar; standar industri; kerja; suhu - 30 C ± 65 C. s. Temperatur rendah, pendingin tersendiri, tidak ada penambahan pendingin. t. Arus output dapat disesuaikan dengan kebutuhan lampu. u. Ada fungsi pengaturan ½ daya (automatic adjustable) v. Full self-protection. Input polarity reverse protection; Output shout circuit protection; Output open circuit protection; w. Untuk mencapai tingkat pencahayaan yang maksimal sesuai kategori jalan yang akan diterangi, Luminer PJU yang digunakan harus mempunyai Lumen output

78 system sama dengan atau lebih dari 4400 Lumen, dengan daya maksimal termasuk watt losses sebesar 40Watt yang dibuktikan dengan Sertifikat dan Laporan Hasil Uji yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Dalam Negeri yang telah terakreditasi secara Nasional. x. Melampirkan hasil perhitungan distribusi cahaya (dalam bentuk simulasi software) dimana perhitungan distribusi cahaya dilakukan dengan simulasi tinggi tiang PJU 9 m, jarak antar tiang PJU 30 m, lebar jalan 14 m dan menghasilkan lux rata-rata min 15 lux (sesuai SNI 7391: 2008) RumahLampu a. Bahan : Alumunium Alloy, Corrosion proof b. Kaca : Tempered Glass/sejenis c. Reflector : Terbuat dari bahan alumunium yang dipoles secara halus secara kimia atau sejenisnya. d. Standart Rumah lampu : IP 67 e. Sistem distribusi cahaya berpedoman pada CID No. 12/IES Tiang Lampu a. Bahan : 3 mm Steel Plate b. Bentuk : Oktagonal, Knock down c. Ketinggian tiang : 9 meter d. Ukuran : diameter 5 bawah, dan 3 atas e. Perlakuan bahan (finishing) : Hot Dip Galvanized f. Tinggi pole lampu : 8 meter g. Ukuran base Plate : 40 x 40 cm tebal plat minimal 10 mm h. Mempunyai alat pengamanan berupa jari-jari berfungsi untuk mencegah pencurian. i. Pondasi Tiang lampu menggunakan Coran adukan 1 : 2 : 3 dengan ukuran minimal 60 x 60 x 100 untuk meletakkan base plate. j. Perbandingan berat pondasi lebih besar dibandingkan dengan berat total tiang. Lengan Lampu a. Bahan : Steel plate, tebal 1,5 mm b. Bentuk : Ornamen, lengan tunggal c. Ketinggian lampu : 8 meter d. Ukuran : Maksimum Ø 5 cm e. Perlakuanbahan (finishing) : Hot Dip Galvanized Penyangga Modul (Module Support) a. Bahan : Besi siku minimum 5 x 5 cm atau plat besi 3mm b. Perlakuan bahan (finishing) : Hot Dip galvanized c. Sudutkemiringan (tilt angel) : derajat d. Model : Rel/ tray system e. Perlakuan : Hot Dip Galvanized Boks Penyimpanan Battery dan Peralatan Elektronik a. Bahan : Besi plat minimal 1,2mm b. Dimensi : menyesuaikan dengan baterai c. Perlakuanbahan : Cat outdoor/powder Coating, tahan asam, tahan air dan debu. d. Memiliki ventilasi yang cukup dengan system pendingin, dan dirancang double

79 insulated terhadap panas untuk ketahanan battery, sesuai dengan temperature kerja batterai. e. Memiliki system pengamanan khusus pada bagian luar dan dalam kotak penyimpanan, guna menghindari tindakan pencurian terhadap batterai. Sistem Perkabelan a. Kabel Power : NYAF 2 x 4 mm, panjang maksimum 20 meter b. Kabel Beban : NYAF 2 x 2,5 mm, panjang maksimum 20 meter c. Posisi Boks Battery : ± 6 meter dari permukaan tanah d. Dilengkapi kabel grounding, Memiliki Sertifikat sesuai dengan SNI.

80 1. DAFTAR KOMPONEN APJTS 40W LENGAN TUNGGAL No Komponen Typ Spesifikasi Jumlah 1 Modul Surya Mono/Polycristalline e 200 Wp 1 set 2 Charge Controller PWM/MPPT 12/24 V, minimal 10 1 set 3 Lampu Chipset LED LED 40 W 1 set 4 LED Driver Auto setting full + 12/24 V max output 1 set half power 40 W 5 Baterai VRLA GEL 160 Ah, 24V 1 set 6 Angkur Tiang, Lengan Lampu, Tiang Lokal Hot Dip Galvanizes 1 set 7 Support modul surya Lokal Hot Dip Galvanizes 1 set 8 Box baterai Cat Powder Coating (Tray) Tebal plat 1,2 mm 1 set 9 Material Instalasi Lokal Kabel, junction box, skun kabel dll 1 set

81 J. ALAT PENERANGAN JALAN TENAGA LISTRIK 1. FUNGSI LAMPU PENERANGAN JALAN Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan disekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). 2. SPESIFIKASI PERANGKAT a. Housing atau Rumah Lampu 1) Terbuat dari high pressure aluminium die-casting dengan metode pengecatan electro coating, RAL 9006 tahan terhadap pengkaratan. 2) Pemasangan ke tiang, side entry dengan diameter tiang Ø 42-60mm. 3) Rumah lampu dilengkapi anti drop dengan sling pengikat untuk keamanan terhadap pengguna jalan raya. 4) Rumah lampu lolos uji getar (vibration test) sebesar 2 G. 5) Rumah lampu dapat di upgrade / downgrade (ke daya (watt) yang lebih tinggi / rendah) tanpa mengganti driver. b. Ruang Optik dan Elektronik 1) Design optical berdasarkan regulasi international roadway lighting (CJJ , CIE-BS EN ,). 2) Mempunyai design LED ENGINE menggunakan optic assymetri sehingga distribusi cahaya akan maksimal dan tidak ada yang terbuang kebelakang 3) Mempunyai design LED ENGINE menggunakan optic assymetri sehingga distribusi cahaya akan maksimal dan tidak ada yang terbuang kebelakang 4) Indeks perlindungan Ruang Optic Modul Light Engine IP65 5) Indeks Perlindungan Ruang Electronic Driver IP 65 6) Driver Electronic mampu bekerja untuk dimming c. Kinerja dan spesifikasi Light Emitted Diode (sumber cahaya) Adalah perangkat/komponen yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. Sehingga dapat menerangi area jalan pada malam hari. Adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut : 1) Umur kerja : jam (80% lumen maintenance). 2) Sesuai dengan kondisi lokasi basah. 3) Dalam penggantian komponen dan masa pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah tanpa bantuan suatu alat. 4) Voltage dengan pilihan : 120V-277V50-60Hz. Menggunakan daya : 120W. 5) Mempergunakan suhu cahaya LED : 5700K/6000K. 6) Mempunyai kisi kisi pendingin angin (self clean heatsink) dengan design aerodinamis yang terletak di atas punggung rumah lampu sehingga angin dapat berfungsi sebagai pendingin dan berfungsi dengan maksimal karena aliran angin yang mengalir dari sisi kanan kekiri atau sebaliknya,

82 sehingga dapat melindungi kinerja dan umur lampu LED Roadway sesuai standart yang digaransikan yaitu selama 1 tahun. 7) Jumlah modul Light Engine LED: 2 buah 3. PANEL SET LPJU Panel set LPJU merupakan suatu box yang terbuat dari plat alumunium anti karat yang dapat dibuka tutup dengan menggunakan kunci, adapun perangkat yang terdapat dalam box panel set tersebut adalah sebagai berikut: a. Timer untuk mengatur waktu nyala lampu, untuk perangkat timer minimal setara Theben b. KWH Meter PLN c. MCB sebanyak 3 buah minimal setara schneder d. Grounding 4. STRUKTUR TIANG LAMPU a. Struktur tiang lampu dibuat dari besi galvanized jenis oktagonal Ø 5" panjang 6 m dan Ø 4" panjang 3 m dan tiang lengan Ø 2" panjang 3 m; b. Pondasi struktur tiang lampu yang digunakan struktur beton dengan kekuatan minimal K-250 atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 250 kg/ cm2; c. Setiap tiang LPJU harus diberi bukaan untuk memudahkan didalam penggelaran kabel dan pemasangan MCB; d. Untuk tiap-tiap tiang terdapat housing dan MCB sebesar 2 A, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir gangguan listrik, sehingga bila salah satu tiang terdapat gangguan maka tiang lampu yang lain tidak terpengaruh; e. Gambar teknis Lampu Penerangan Jalan Umum terlampir. 5. PENGKABELAN Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) menggunakan Kabel Udara Jenis LVTC 2 x 6, sedangkan untuk kabel yang ada didalam tiang menggunakan kabel NYM 2 x 2,5 mm minimal setara prima 6. JAMINAN MUTU a. Setiap bahan Lampu Penrangan Jalan Umum (LPJU) yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional; b. Pada tiang lampu penerangan jalan umum dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22 /2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar stiker terlampir, dengan posisi mudah terlihat. 7. PEMASANGAN LPJU Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dipasang secara berderet dengan jarak sekitar 50 meter kecuali terdapat hambatan atau halangan. Untuk lokasi penempatan LPJU harus koordinasi dengan Staf Teknis Satker Perhubungan Darat.

83 K. DELINEATOR PIPA PLASTIK 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Bahan Delineator Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif. b. Bentuk, Ukuran Dan Warna Delineator 1) Pipa plastik mempunyai panjang mm dan penampang menyerupai segitiga sama kaki dengan panjang kaki 150 mm, lebar 105 mm, dan dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X 181 mm yang berwarna merah dan putih; 2) Letak pipa sebagaimana dimaksud di atas searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi sebagaimana dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan; 3) Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan putih bergantian dengan warna hitam di ujung paling atas; 4) Bentuk dan ukuran delineator dari pipa plastik sebagaimana dalam terlampir; 5) Pada bagian belakang delineator dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. c. Pemasangan Delineator 1) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3 Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan. 2) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas. 3) Kontruksi Pemasangan : a) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm; b) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175; c) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah : (1) Sisi bagian atas : 300 mm (2) Sisi bagian bawah : 500 mm (3) Kedalaman : 600 mm Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm ;

84 L. DELINEATOR PIPA BESI 1. SPESIFIKASI TEKNIS 1. Bahan Delineator Delineator terbuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif. 2. Bentuk, Ukuran Dan Warna Delineator 1) Pipa besi berdiameter 100 mm, ketebalan 2 mm dengan panjang mm yang dilengkapi dengan 2 buah reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X 181 mm yang berwarna merah dan putih; 2) Letak pipa sebagaimana dimaksud di atas searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi sebagaimana dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan; 3) Pipa besi sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan kuning bergantian dengan warna hitam di ujung paling atas; 4) Bentuk dan ukuran delineator dari pipa besi sebagaimana tercantum dalam contoh gambar; 5) Pada bagian belakang delineator dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 3. Pemasangan Delineator 4) Pemasangan delineator mengacu pada Keputusan Menhub Nomor : KM. 3 Tahun 1994 dan lampirannya tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan. 5) Lokasi serta jarak pengulangan penempatan delineator disesuaikan dengan hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas. 6) Kontruksi Pemasangan : d) Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm; e) Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175; f) Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah : (4) Sisi bagian atas : 300 mm (5) Sisi bagian bawah : 500 mm (6) Kedalaman : 600 mm Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm ;

85 M. PAKU JALAN BULAT 1. UKURAN DAN BAHAN PAKU JALAN a. Ukuran dan bahan paku jalan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor: PM. 34 Tahun 2014 Tentang Marka Jalan. b. Paku jalan berbentuk bulat dengan ukuran diameter lingkaran luar 100 mm diameter cembungan 60 mm, dan tebal 19 mm. c. Paku jalan sebagai tanda pada permukaan jalan tidak boleh menonjol lebih dari 19 mm di atas permukaan jalan. d. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk pemisah jalur atau lajur lalu lintas. e. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna merah digunakan pada garis batas di sisi kiri jalan. f. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna putih digunakan pada garis batas di sisi kanan jalan. g. Untuk Paku Jalan berbentuk Bulat mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1) Bahan : kaca tempered 360º 2) Ketahanan terhadap tekanan : minimal 25 ton untuk jalan non tol. 3) Ketahanan terhadap benturan yang tinggi (tidak terjadi keretakan setelah diuji dengan bola baja seberat 1,04 kg dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m). 4) Daya pantul : 100 % (pada bagian yang menonjol). h. Bentuk dan ukuran paku jalan sebagaimana dalam Lampiran. i. Setiap bahan Paku Jalan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional. 2. PENEMPATAN PAKU JALAN Paku Jalan dapat ditempatkan pada Sumbu jalan sebagai pemisah jalur dan/atau tepi Jalan; 3. CARA PEMASANGAN PAKU JALAN a. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan di bor terlebih dahulu dengan alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan digunakan. b. Setelah dibor lalu paku dimasukan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian bawah paku dan bagian bawah badan paku. c. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan. d. Jarak pengulangan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku jalan yang dipasang pada marka utuh atau marka tepi adalah setiap 3 m.

86 N. PAKU JALAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG 1. UKURAN DAN BAHAN PAKU JALAN a. Ukuran dan bahan paku jalan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor: PM. 34 Tahun 2014 Tentang Marka Jalan. b. Paku jalan tertbuat dari bahan alluminium allloy dengan ukuran paku jalan terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1) Berbentuk bujur sangkar (persegi) dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 100 mm dan tebal 20 mm, digunakan pada ruas jalan dengan kecepatan rencana kurang dari 60 km/jam. Bahan reflektor terdiri atas manik-manik khusus yang memiliki sifat retroreflektif, anti pecah dan tidak akan pudar; 2) Berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 150 mm dan tebal 20 mm, digunakan pada ruas jalan dengan kecepatan rencana 60 km/jam atau lebih. Bahan reflektor terdiri atas manik-manik khusus yang memiliki sifat retroreflektif, anti pecah dan tidak akan pudar; c. Paku jalan sebagai tanda pada permukaan jalan tidak boleh menonjol lebih dari 19 mm di atas permukaan jalan. Dan apabila paku jalan tersebut dilengkapi dengan reflektor tidak boleh menonjol lebih dari 40 mm diatas permukaan jalan. d. Pemantul cahaya (reflektor) dapat disesuaikan dengan kebutuhan : 1) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk pemisah jalur atau lajur lalu lintas. 2) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna merah digunakan pada garis batas di sisi kiri jalan. 3) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna putih digunakan pada garis batas di sisi kanan jalan. e. Bentuk dan ukuran paku jalan sebagaimana dalam Lampiran. f. Setiap bahan Paku Jalan yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional. 2. PENEMPATAN PAKU JALAN Paku Jalan dapat ditempatkan pada Sumbu jalan sebagai pemisah jalur dan/atau tepi Jalan; 3. CARA PEMASANGAN PAKU JALAN a. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan di bor terlebih dahulu dengan alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan digunakan. b. Setelah dibor lalu paku dimasukan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian bawah paku dan bagian bawah badan paku. c. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan. d. Jarak pengulangan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku jalan yang dipasang pada marka utuh atau marka tepi adalah setiap 3 m.

87 O. CERMIN TIKUNGAN 1) UKURAN DAN BAHAN CERMIN TIKUNGAN a. Cermin tikungan harus menggunakan cermin cembung dari bahan arcylic; b. Tebal dan diameter cermin adalah masing-masing sebesar 3 milimeter dan tidak kurang dari 900 milimeter; c. Cermin tikungan dilengkapi dengan bingkai dan topi cermin; d. Tiang penyangga dibuat dari besi galvanis dengan ukuran diameter 2,5 inchi; e. Tinggi cermin tikungan 2500 milimeter di sesuaikan dengan hasil manajemen rekayasa lalu lintas. 2. PEMASANGAN CERMIN TIKUNGAN Pemasangan Tiang Cermin Tikungan dilakukan dengan cara : a. Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan gambar desain yaitu 600x 600 x 600 milimeter; b. Pada bagian tiang yang tertanam di tanah harus dipasang angkur paling sedikit 2 (dua) buah; c. Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 milimeter; d. Tiang cermin tikungan harus dipasang pada posisi tegak lurus, ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi; e. Untuk memberikan kepadatan yang maksimal tanah di pinggir pondasi harus dipdatkan dengan alat pemadat (stamper); f. Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 milimeter. Pemasangan tiang cermin tikungan merupakan perjaan yang harus dilakukan secara cermat, teliti, dan akurat.

88 P. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS TENAGA SURYA 1. SPESIFIKASI TEKNIS a. Kondisi Kerja 1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C 2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 % b. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tenaga Surya 1) Menggunakan system modul sehingga mempermudah dalam perawatan, perbaikan dan pengembangan dengan menggunakan konektor yang memenuhi kualitas standar yang ada; 2) Mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas, minimal dengan dasar 8 (delapan) kelompok sinyal untuk kendaraan dan 8 kelompok sinyal untuk pejalan kaki yang dapat dikembangkan sampai 32 (tiga puluh dua) kelompok sinyal atau lebih. c. Mempunyai kemampuan untuk : 1) Memiliki 4 (empat) program penyalaan yang dapat dikembangkan sampai 16 (enam belas) program penyalaan atau lebih; 2) Pemindahan program dan kedip (flashing) secara otomatis baik dengan elektronik penuh, pemindahalihan (switch) secara mekanik atau secara manual; 3) Maksimum dari siklus penyalaan skala besar dalam 3 (tiga) digital desimal; 4) Mempunyai kemampuan program tunggal (single) program tetap dan atau multi program serta kedip (flashing); 5) Harus dilengkapi dengan alat pemula kerja program penyalaan pengatur lampu lalu lintas dimana lampu kuning (amber) harus menyala kedip lebih dahulu, disusul kemudian dengan menyala tanpa kedip kuning (amber) semua, masing-masing dengan waktu yang dapat diprogram; 6) Penyalaan program waktu, setiap aspek lampu warna dapat diprogram waktunya; 7) Dilengkapi dengan peralatan pengendali manual yang dapat dikendalikan oleh petugas untuk perpanjangan (hold) dan memperpendek lampu hijau (skip) serta kedip (flashing); 8) Mempunyai lampu indikator yang bekerja bila keadaan gagal (fault); 9) Mempunyai fasilitas untuk pendeteksian conflict green dan conflict signal dalam keadaan gagal (fault) fasilitas ini otomatis menyalakan lampu kedip (flashing); 10) Tenaga berasal dari sinar matahari diubah menjadi tenaga listrik melalui alat yang bernama Sel Surya (Solar Cell) dengan kapasitas 50 watt (menghasilkan tenaga listrik 50 watt pada saat matahari bersinar maksimal) pada tegangan 12 volt DC; 11) Tenaga listrik yang diperoleh kemudian disimpan pada media penyimpanan listrik berupa baterai, Baterai yang digunakan berjenis Absorbed Glass Mat khusus untuk solar cell kapasitas 50 Ah, tegangan kerja max 48 volt DC; 12) Wajib dilengkapi dengan switch control power supply yang berfungsi untuk merubah tenaga surya menjadi tenaga listrik; 13) Dapat dibebani lampu pijar maupun halogen minimal 600 VA persignal atau lampu jenis LED;

89 14) Dapat dikoordinasikan dengan alat sitem APILL teknologi (ATCS) seperti detektor dan display info simpang; 15) Listrik yang tersimpan dalam battery digunakan untuk menjalankan system APILL seperti pada umumnya 24 jam dalam sehari; 16) Untuk hubungan antar tiang dapat mempergunakan kabel dan/atau frekuensi radio seperti menggunakan frekuensi radio melalui alat RF transceiver. d. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Pejalan Kaki Sama dengan spesifikasi teknis alat pemberi isyarat lalu lintas kendaraan tetapi dengan jumlah kelompok sinyal khusus untuk pejalan kaki. Dapat dilengkapi dengan peralatan kendali manual yang dapat dikendalikan oleh setiap penyeberang jalan dengan mudah, untuk meminta nyala lampu hijau. e. Syarat Bahan dan Konstruksi 1) Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya terdiri dari : a) Perangkat kendali; b) Perangkat lampu aspek beserta lampu; c) Tiang/penyangga; d) Kabel instalasi; e) Panel solar cell; f) Battery dan kotak battery g) Kendali (controller); h) Jaringan komunikasi; i) Dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan (vehicle detector) dan/atau Display Info Simpang (DIS). 2) Rumah Perangkat Kendali a) Rumah perangkat kendali harus dari plat alumunium tebal 2 (dua) millimeter; b) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci; c) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas; d) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti bocor terhadap air hujan; e) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari pintu utama kendali. 3) Perangkat Kendali a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi maksimal 95%; b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda; c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan debu karbon;

90 d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya harus simetris dan halus; e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan; f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat. 4) Rumah Perangkat Lampu Aspek a) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan ketentuan: (1) Bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan air, debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan tinggi dengan tebal 2 mimimeter; (2) Bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek. b) Sistem optic, terdiri dari: (1) Reflector dari bahan ohxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya; (2) Lensa diffuse yang dilengkapai karet penahan, bahan dari kaca tahan panas dengan warna merah, kuning ambar atau hijau yang tidak pudar warnanya dengan diameter cm anti efek phantom. 5) Perangkat Lampu Aspek Solar Cell Lampu aspek dapat menggunakan : a) Lampu pijar yang dirancang khusus untuk alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya dengan tegangan 220 Volt daya minimal 60 Watt dengan umur hidup (life time) minimal Jam atau lampu halogen dengan pengubah tegangan 220 Volt; b) Lampu LED yang dirancang khusus untuk APILL dengan tegangan 220 Volt AC, 12 Volt DC atau 24 Volt DC, dengan tampilan warna yang merata, timgkat kecerahan minimal 300 candela (cd) untuk ukuran diameter 20 Cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran diameter 30 cm serta memiliki umur hidup (life time) minimal jam. 6) Panel Solar Cell a) Tegangan max (Vmp) : 48 V DC b) Arus max (Imp) : 2,97 A c) Arus hubungan singkat (Isc) : 3,32 A d) Tegangan terbuka : 21 Volt e) Jenis : PolyCristaline/MonoCristaline f) Umur teknis : 15 tahun g) Jaminan pemakaian : 3 tahun h) Panel surya terbubgkus pada tiap sisinya dengan frame alumunium dengan karakteristik pembungkus memiliki antisipasi genangan terhadap curah hujan sehingga menhindari pengkaratan pada sisi frame pembungkus. 7) Baterai a) Jenis : Absorbed Glass Mat atau Lithium Ion

91 b) Tegangan kerja : 48 V DC c) Kapasitas : 42 Ah d) Jaminan pemakaian : 3 tahun 8) Kendali (Controller) a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per hari); b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100 watt/signal. 9) Jaringan komunikasi Komunikasi antar tiang APILL mengunakan kabel atau frekuensi radio yang telah sertifikasi. Dengan spesifikasi sebagai berikut : a) Frekuensi radio : 433,8 Mhz 444,8 Mhz b) Daya output : 50 m Watt c) Tegangan kerja : 3 12 Volt d) Jenis antenna : Type Wipe 10) Tiang Lampu Tiang lampu pengatur Lalu Lintas mengunakan pipa bulat galvanis atau bentuk octagonal galvanis, dengan ukuran masing-masing: a) Tiang lengkung pipa galvanis atau pipa besi Ø 6 + Ø 4 + Ø 2.5 atau horizontal pipa galvanis atau pipa besi Ø 6 + Ø 4 + Ø 2.5 dengan tinggi 5,5 m; b) Tiang lurus pipa galvanis atau pipa besi Ø 4 tinggi 3.5 m; c) Patok pengaman pipa besi Ø 4 ; d) Box besi atau galvanis ukuran 300 x 300 x 300 mm, tebal 10 mm dipasang diatas plat tebal 10 mm ukuran 500 x 500 mm untuk tempat batteray; e) Pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan sesuai gambar rencana; f) Pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai gambar rencana; g) Patok pengaman Ø 4 tinggi 800 mm dari permukaan tanah; h) Penyangga modul Solar Cell dibuat dari bahan besi siku disesuaikan dengan ukuran dari modul solar cell. 11) Perangkat Alat Pendeteksi Kendaraan (Vehicle Detector) Dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan pada jalur jalan yang telah ditentukan dengan syarat dan ketentuan : a) Dapat difungsikan sebagai pendeteksi kendaraan dan/ atau kecepatan kendaraan; b) Dapat dipasang diatas jalan (overhead) dan di permukaan jalan; c) Menggunakan metoda deteksi berbasis magnetisasi, gambar (video) atau RADAR; d) Proses deteksi kendaraan dilakukan oleh aplikasi software; e) Memiliki kemampuan mendeteksi, minimal 4 (empat) zone deteksi;

92 f) Output deteksi berupa gap dan occupancy. Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS 12) Perangkat Display Info Simpang Dipergunakan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan, dengan syarat dan ketentuan : a) Cara pemasangan pada tiang overhead APILL; b) Memberikan informasi dalam bentuk rangkaian huruf, angka atau symbol; c) Dapat menjadi salah satu system APILL Terkoordinasi (ATCS); d) Memberikan informasi hitung mundur (5 7 detik) pada saat menjelang perubahan lampu merah ke hijau pada signal group yang ditentukan, berdasarkan deteksi perubahan penyalaan lampu dari traffic controller. contoh informasinya adalah : SIAP SIAP JALAN dan angka; e) Memenuhi spesifikasi teknis : (1) Jumlah pixel : 48 x 160 pixel (vertical x horizontal); (2) Jarak antar pixel : 10 mm (3) Warna LED : Kuning (4) Jenis LED : Ultra Bright, Oval (5) Tegangan kerja : VAC (6) Interface data : RS-485, (7) Housing/box : IP65, Outdoor Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS 13) Kotak Baterai a) Kotak baterai, merupakan tempat atau rumah pengaman untuk menempatkan peralatan seperti baterai, BCU (charge controller), dan terminal dengan jenis outdoor agar terlindungi dari cuaca ekstrim dan kriminalitas; b) Kotak utama/ baterai terbuat dari bahan non korosif; c) Pada kotak baterai diberi nomor kodefikasi untuk keperluan database dan memudahkan pemeliharaan, dengan spesifikasi kotak baterai : (1) Bahan : Besi plat galvanized (2) Ukuran : Disesuaikan dengan volume baterai yang akan disuplai. f. Syarat Mutu 1) Sifat tampak a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan; b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/ komponen yang disyaratkan; c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih; d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat dari bahan/ komponen yang disyaratkan. 2) Unjuk Kerja Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus memenuhi syarat sebagai berikut :

93 a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis; b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga mudah dalam pengoperasiannya; c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan; d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor; e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi teknis. 3) Syarat Penandaan Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan sebagai berikut : a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya; b) Nama pabrik pembuat; c) Nomor seri; d) Tahun pembuatan; e) Tegangan dan frekuensi pengenal; f) Blok diagram rangkaian. g. Bahan Dan Petunjuk Teknis Pemasangan 1) Kabel Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 x 6 mm². 2) Cara Pemasangan a) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas Cara Pemasangan : (1) Tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat 60 cm dari tepi jalur kendaraan; (2) Tiang pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan pembelokan tepi jalan; (3) Ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya; (4) Untuk berbagai keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya. b) Patok Pengaman (1) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya atau rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya dengan sedemikian rupa sehingga tiang alat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh sebab keluar dari jalur kendaraan;

94 (2) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya maupun rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya. c) Lampu Aspek Dalam pemasnagan lampu aspek, dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Vertikal berurutan dari atas kebawah berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau; atau Merah Merah Hijau Kuning Hijau (2) Horizontal berurutan dari sudut pandang pengguna jalan dari kanan ke kiri berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau; Hijau Kuning Merah (3) Dapat dilengkapi dengan lampu panah yang dipasang berdampingan dengan lampu lurus dan peletakkannya sedemikian rupa sehingga lebih mencolok kedepan daripada lampu lurusnya yang akan mudah terlihat. 2. PROGRAMMING Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan Dinas Perhubungan

95 Q. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS TENAGA LISTRIK a) SPESIFIKASI TEKNIS a. Kondisi Kerja 1) Suhu Keliling : 5 s/d 70 derajat C 2) Kelembaban nisbi : 0 s/d 95 % b. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tenaga Listrik 1) Menggunakan system modul sehingga mempermudah dalam perawatan, perbaikan dan pengembangan dengan menggunakan konektor yang memenuhi kualitas standar yang ada; 2) Mempunyai kemampuan untuk mengatur lalu lintas, minimal dengan dasar 8 (delapan) kelompok sinyal untuk kendaraan dan 8 kelompok sinyal untuk pejalan kaki yang dapat dikembangkan sampai 32 (tiga puluh dua) kelompok sinyal atau lebih. c. Mempunyai kemampuan untuk : 1) Memiliki 4 (empat) program penyalaan yang dapat dikembangkan sampai 16 (enam belas) program penyalaan atau lebih; 2) Pemindahan program dan kedip (flashing) secara otomatis baik dengan elektronik penuh, pemindahalihan (switch) secara mekanik atau secara manual; 3) Maksimum dari siklus penyalaan skala besar dalam 3 (tiga) digital desimal; 4) Mempunyai kemampuan program tunggal (single) program tetap dan atau multi program serta kedip (flashing); 5) Harus dilengkapi dengan alat pemula kerja program penyalaan pengatur lampu lalu lintas dimana lampu kuning (amber) harus menyala kedip lebih dahulu, disusul kemudian dengan menyala tanpa kedip kuning (amber) semua, masing-masing dengan waktu yang dapat diprogram; 6) Penyalaan program waktu, setiap aspek lampu warna dapat diprogram waktunya; 7) Dilengkapi dengan peralatan pengendali manual yang dapat dikendalikan oleh petugas untuk perpanjangan (hold) dan memperpendek lampu hijau (skip) serta kedip (flashing); 8) Mempunyai lampu indikator yang bekerja bila keadaan gagal (fault); 9) Mempunyai fasilitas untuk pendeteksian conflict green dan conflict signal dalam keadaan gagal (fault) fasilitas ini otomatis menyalakan lampu kedip (flashing); 10) Mempunyai fasilitas untuk pengaman arus lebih yang menggunakan mini circuit breaker dan pengaman terhadap arus bocor menggunakan earth leakage circuit breaker serta dilengkapi pengaman dari gangguan petir; 11) Bekerja pada rentang tegangan 100 sampai 240 volt AC; 12) Dapat dibebani lampu pijar maupun halogen minimal 600 VA persignal atau lampu jenis LED; 17) Dapat dilengkapi dengan perangkat detektor kendaraan guna penerapan APILL-responsif, interface komunikasi data guna pengendalian secara

96 APILL terkoordinasi (ATCS), dan perangkat Display-Info-Simpang, dan/atau Count-Down Timer guna informasi kepada pengguna jalan; 18) Untuk hubungan antar tiang dapat mempergunakan kabel dan/atau frekuensi radio seperti menggunakan frekuensi radio melalui alat RF transceiver. d. Spesifikasi Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Pejalan Kaki Sama dengan spesifikasi teknis alat pemberi isyarat lalu lintas kendaraan tetapi dengan jumlah kelompok sinyal khusus untuk pejalan kaki. Dapat dilengkapi dengan peralatan kendali manual yang dapat dikendalikan oleh setiap penyeberang jalan dengan mudah, untuk meminta nyala lampu hijau. e. Syarat Bahan dan Konstruksi 1) Satu unit alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik terdiri dari : a) Perangkat kendali (Traffic Controller); b) Perangkat lampu aspek beserta lampu; c) Tiang/penyangga dan patok pengaman; d) Kabel instalasi; e) Dapat dilengkapi dengan alat pendeteksi kendaraan (vehicle detector), Display Info Simpang (DIS), dan/atau Count-Down Timer. 2) Rumah Perangkat Kendali a) Rumah perangkat kendali harus dari plat alumunium tebal 2 (dua) millimeter; b) Dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka dan dikunci; c) Mempunyai tempat panel-panel dan kendali lampu lalu lintas; d) Mempunyai lubang ventilasi udara yang dilengkapi penyaring udara dan anti bocor terhadap air hujan; e) Dilengkapi kotak kendali manual yang dipasang pada bagian luar rumah perangkat kendali yang mempunyai pintu yang terkunci dan terpisah dari pintu utama kendali. 3) Perangkat Kendali a) Perangkat kendali harus dibuat dari komponen-komponen elektronika aktif maupun pasif, papan sirkit tercetak (PBC) dan elektronika penuh serta rangka yang mempunyai ketahanan suhu 5 derajat s/d 70 derajat dengan kelembapan nisbi maksimal 95%; b) Semua IC harus terpasang melalui soket IC (tidak terpatri langsung) untuk kemudahan pemeliharaan dengan socket berkualitas tinggi dengan penjepit ganda; c) Semua modul peralatan harus dilapisi dengan bahan yang dapat menghindarkan terjadinya konduktivitas yang tidak dikehendaki akibat endapan debu karbon; d) Rangka kendali harus dibuat dari bahan besi siku anti karat, kontruksinya harus simetris dan halus; e) Desain perangkat kendali harus sedemikian rupa sehingga menjadi modul-modul yang mudah dirawat untuk perbaikan dan pengembangan; f) Setiap modul harus mempunyai panel indicator yang mudah dilihat.

97 4) Rumah Perangkat Lampu Aspek a) Rumah (kotak) dan topi yang menempel pada penutup depan dengan ketentuan: (1) Bahan dari plat alumunium, besi, atau bahan lainnya yang tahan air, debu, dan dapat bertahan dengan semprotan air bertekanan tinggi dengan tebal 2 mimimeter; (2) Bentuk setiap aspek box (kotak) lampu harus sama sehingga dapat dipertukarkan tempatnya dalam susunan dua atau tiga aspek. b) Sistem optic, terdiri dari: (1) Reflector dari bahan ohxrymium yang mengkilat atau bahan lain yang tidak berkarat dan tidak pudar mengkilatnya; (2) Lensa diffuse yang dilengkapai karet penahan, bahan dari kaca tahan panas dengan warna merah, kuning ambar atau hijau yang tidak pudar warnanya dengan diameter cm anti efek phantom. 5) Perangkat Lampu Aspek Lampu aspek dapat menggunakan : a) Lampu pijar yang dirancang khusus untuk alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya dengan tegangan 220 Volt daya minimal 60 Watt dengan umur hidup (life time) minimal Jam atau lampu halogen dengan pengubah tegangan 220 Volt; b) Lampu LED yang dirancang khusus untuk APILL dengan tegangan 220 Volt AC, 12 Volt DC atau 24 Volt DC, dengan tampilan warna yang merata, timgkat kecerahan minimal 300 candela (cd) untuk ukuran diameter 20 Cm dan 500 candela (cd) untuk ukuran diameter 30 cm serta memiliki umur hidup (life time) minimal jam. 6) Kendali (Controller) a) Kendali utama (Master Controller) memiliki 8 signal grup, 4 program tetap, 1 flashing serta 10 Plan Wireless (10 perubahan program per hari); b) Kendali bantu (Slave Contoller) kapasitas 3 signal dan daya output 100 watt/signal. 7) Tiang Lampu Tiang lampu pengatur Lalu Lintas mengunakan pipa bulat galvanis atau bentuk octagonal galvanis, dengan ukuran masing-masing: a) Tiang lengkung pipa galvanis atau pipa besi Ø 6 + Ø 4 + Ø 2.5 atau horizontal pipa galvanis atau pipa besi Ø 6 + Ø 4 + Ø 2.5 dengan tinggi 5,5 m; b) Tiang lurus pipa galvanis atau pipa besi Ø 4 tinggi 3.5 m; c) Patok pengaman pipa besi Ø 4 ; d) Pondasi tiang lampu beton bertulang 600 x 600 x 1000 mm, pemasangan sesuai gambar rencana;

98 e) Pondasi patok pengaman beton 200 x 200 x 700 mm, pemasangan sesuai gambar rencana; f) Patok pengaman Ø 4 tinggi 800 mm dari permukaan tanah; g) Rincian ukuran masing-masing bahan sebagaimana tercantum dalam gambar. 8) Perangkat Alat Pendeteksi Kendaraan ( Vehicle Detector) Dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan pada jalur jalan yang telah ditentukan dengan syarat dan ketentuan: a) Dapat difungsikan sebagai pendeteksi kendaraan dan/ atau kecepatan kendaraan; b) Dapat dipasang diatas jalan (overhead) dan di permukaan jalan; c) Menggunakan metoda deteksi berbasis magnetisasi, gambar (video) atau RADAR; d) Proses deteksi kendaraan dilakukan oleh aplikasi software; e) Memiliki kemampuan mendeteksi, minimal 4 (empat) zone deteksi; f) Output deteksi berupa gap dan occupancy. Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS 9) Perangkat Display Info Simpang Dipergunakan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan, dengan syarat dan ketentuan : a) Cara pemasangan pada tiang overhead APILL; b) Memberikan informasi dalam bentuk rangkaian huruf, angka atau symbol; c) Dapat menjadi jenis informasi yang ditampilkan, dapat diubah secara remote dari pusat kendali (ATCS); d) Memberikan informasi hitung mundur (5 7 detik) pada saat menjelang perubahan lampu merah ke hijau pada signal group yang ditentukan, berdasarkan deteksi perubahan penyalaan lampu dari traffic controller. contoh informasinya adalah : SIAP SIAP JALAN dan angka; e) Memenuhi spesifikasi teknis : (1) Jumlah pixel : 48 x 160 pixel (vertical x horizontal); (2) Jarak antar pixel : 10 mm (3) Warna LED : Kuning (4) Jenis LED : Ultra Bright, Oval (5) Tegangan kerja : VAC (6) Interface data : RS-485, (7) Housing/box : IP65, Outdoor Berlaku untuk APILL yang dikoordinasikan dengan ATCS 10) Power Supply a) Power supply adalah jaringan distribusi PLN ditempat tersebut; b) Untuk menjaga regulasi tegangan supply ke peralatan perlu dilengkapi stabilizer; c) Arde (Grounding), pipa untuk arde ditanam disamping rumah perangkat kendali lampu pengatur lalu lintas dengan kedalaman minimal 4 meter

99 atau sampai didapat air dan nilai tahanannya kurang dari atau sama dengan 10 Ohm. f. Syarat Mutu 1) Sifat tampak a) Rumah kendali dan rumah lampu aspek dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan dan bentuk yang disyaratkan; b) Perangkat kendali dalam keadaan baru, tidak cacat, terbuat dari bahan/ komponen yang disyaratkan; c) Papan sirkuit tercetak harus mempunyai jalur-jalur pengkawatan yang teratur dan hasil patrian harus rapid an bersih; d) Perangkat lampu aspek harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan terbuat dari bahan/ komponen yang disyaratkan. 2) Unjuk Kerja Keandalan dari suatu alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya harus memenuhi syarat sebagai berikut : a) Lampu berkerja pada kondisi kerja yang ditentukan dalam spesifikasi teknis; b) Semua instrument pengatur harus mudah dicapai oleh petugas sehingga mudah dalam pengoperasiannya; c) System modul harus menjamin kemudahaan dan dalam waktu singkat pada saat perawatan, perbaikan dan pengembangan; d) Perangkat kendali harus tetap mampu bekerja bila menerima getaran yang berasal dari pengoperasian kendaraan bermotor; e) Semua fungsi kerja dari perangkat kendali maupun perangkat lampu lalu lintas harus bekerja dengan sempurna sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi teknis. 3) Syarat Penandaan Papan nama untuk pengatur lalu lintas paling sedikit harus mencantumkan sebagai berikut : a) Jenis alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik; b) Nama pabrik pembuat; c) Nomor seri; d) Tahun pembuatan; e) Tegangan dan frekuensi pengenal; f) Blok diagram rangkaian. g. Bahan Dan Petunjuk Teknis Pemasangan 1) Peralatan Penunjang a) Pipa Pelindung Kabel (Duct) Pipa pelindung kabel menggunakan pipa besi galvanis atau pipa pvc type AW diameter minimal 2 inchi yang bagian dalamnya harus halus untuk mencegah terjadinya kerusakan kabel pada waktu pemasangan. b) Kabel (1) Kabel tanah harus menggunakan kabel NYFGBY 2 X 4 X 2,5 mm 2;

100 (2) Kabel tenaga harus menggunakan kabel NYFGBY 4 x 6 mm² untuk tegangan PLN 220 Volt. 2) Cara Pemasangan a) Pipa Pelindung Untuk pemasangan pipa pelindung kabel (Duct) adalah sebagai berikut : (1) Pipa dapat dipasang sebelum atau selama pemasangan kabel; (2) Pipa harus diletakkan selurus mungkin dan sambungan antar pipa harus kuat untuk mencegah pergeseran bagian-bagian yang disambung yang dapat mengakibatkan kerusakan kabel; (3) Setiap ujung pipa harus dengan kuat atau bahan lainnya yang tak mudah terhapus oleh tanah guna mencegah hilangnya tanda pipa; (4) Galian pipa dibawah jalan yang mulai dan berakhir dijalur pejalan kaki sedapat mungkin berjarak 70 cm dari tepi jalur kendaraan; (5) Pipa diletakkan 80 cm dibawah permukaan jalan; (6) Bagian dalam pipa harus tetap bersih sebelum maupun setelah penarikan kabel, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar terlampir. b) Tiang Lampu Pengatur Lalu Lintas Cara Pemasangan : (1) Tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga surya dipasang dengan jarak paling dekat 60 cm dari tepi jalur kendaraan; (2) Tiang pemberi isyarat lalu lintas dipasang dengan jarak 100 cm, dari permukaan pembelokan tepi jalan; (3) Ukuran standar tiang dan pondasi selengkapnya sesuai dengan gambar terlampir; (4) Untuk berbagai keadaan jalan, pemasangan tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik seperti gambar terlampir. c) Rumah Perangkat Kendali Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas dipasang diatas bantalan beton tak bertulang dan berongga dengan penyangga kerangka besi sebagai berikut: (1) Bantalan beton kurang lebih setara dengan beton mutu K-175 atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 175 kg/cm 2 ; (2) Lebar, panjang, dan dalam dari bantalan beton yang berada di dalam tanah masing-masing adalah 30, 60 dan 70 cm dari permukaan tanah;

101 (3) Tinggi dari bantalan beton yang berada dari atas permukaan tanah 50 cm atau harus lebih tinggi dari ketinggian air banjir didaerah itu, hal ini untuk mencegah kerusakan perangkat kendali yang disebabkan dari masuknya air banjir ke rumah perangkat kendali lampu pengatur lalu lintas; (4) Bantalan beton dilapisi dengan lempengan beton ukuran 35, 80 dan 5 cm masing-masing untuk lebar, panjang dan tinggi; (5) Dibawah alas beton diberi lapisan lapisan pasir halus yang telah disaring setebal 25 cm; (6) Rongga bantalan mempunyai ukuran panjang dan lebar masing-masing 50 dan 10 cm sedang tingginya tergantung tinggi bantalan beton tersebut; (7) Rongga adalah tempat kabel-kabel yang dari dan ke alat kendali pemberi isyarat lalu lintas dan diisi dengan pasir yang sudah disaring; (8) Ukuran-ukuran selengkapnya dari rumah kendali alat pemberi isyarat lalu lintas adalah seperti lampiran spesifikasi teknis ini. d) Patok Pengaman (1) Patok pengaman diletakkan 50 cm dari tiang alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik atau rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik dengan sedemikian rupa sehingga tiang alat pemberi isyarat lalu lintas aman dari kendaraan yang oleh sebab keluar dari jalur kendaraan; (2) Jumlah patok pengaman paling sedikit 3 (tiga) buah untuk setiap alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik maupun rumah perangkat kendali alat pemberi isyarat lalu lintas tenaga listrik. e) Lampu Aspek Dalam pemasnagan lampu aspek, dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Vertikal berurutan dari atas kebawah berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau; atau Merah Merah Hijau Kuning Hijau (2) Horizontal berurutan dari sudut pandang pengguna jalan dari kanan ke kiri berupa cahaya berwarna merah, kuning, dan hijau;

102 Hijau Kuning Merah (3) Da pat dilengkapi dengan lampu panah yang dipasang berdampingan dengan lampu lurus dan peletakkannya sedemikian rupa sehingga lebih mencolok kedepan daripada lampu lurusnya yang akan mudah terlihat. f) Kabel Tanah (1) ka bel diletakkan didalam pipa pelindung kabel yang ditanam 80 cm dibawah permukaan jalan tanah; (2) ka bel tenaga dan kabel untuk isyarat harus diletakkan didalam yang terpisah untuk mencegah interferensi; (3) sel ain sebagai overhead lampu aspek sebagai tambahan dapat juga dipasang di seberang ujung kaki persimpangan; (4) ka bel yang diletakkan didalam pipa pelindung mengambil tempat tidak boleh lebih dari 70 % seluruh luas pipa bagian dalam; (5) dit empat-tempat yang diperlukan seperti tempat sambungan dan terminal agar kabel dilebihkan kurang lebih 50 cm; (6) ka bel harus diberi tanda pada tempat seperti : (a) kedua ujung kabel; (b) sambungan kabel; (c) kabel untuk disambung pada peralatan;

103 (d) kedua ujung dari pipa pelindung. (7) dia tas pipa pelindung kabel diberi tanda batu bata merah dengan jarak 5 cm dari pipa pelindung kabel yang dipasang melintang, untuk mencegah kerusakan pipa pelindung bila ada penggalian susulan dan sebagai peringatan penggali, bahwa dibawah batu bata merah ada kabel; (8) tid ak diperkenankan menyambung kabel didalam tanah, terutama dibawah tanah. g) Kabel Tenaga Kabel tenaga dipasang sebagai Toevoer dari jaringan distribusi PLN yang terdekat, bila diperlukan pemasangan. 3. PROGRAMMING Pengaturan lamanya cycle time di suatu persimpangan harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar traffic engineering yang ditetapkan oleh Pejabat/ Teknisi dan Dinas Perhubungan PENUTUP Pelaksana pekerjaan fasilitas perlengkapan jalan harus melampirkan surat pernyataan jaminan spesifikasi bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam RKS dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.7234/AJ.401/DRJD/2013, tanggal 14 November 2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan. Manado, 9 Februari 2017

SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN DAK BIDANG TRANSPORTASI DARAT DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN TABANAN

SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN DAK BIDANG TRANSPORTASI DARAT DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN TABANAN SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN DAK BIDANG TRANSPORTASI DARAT BELANJA MODAL PENGADAAN RAMBU TIDAK BERSUAR - PENGADAAN RAMBU - PENGADAAN GUARD RAIL - PENGADAAN RPPJ DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN

PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : Tanggal : PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN I. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS A. UMUM Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat

Lebih terperinci

ADDENDUM I BOQ PROGRAM/KEGIATAN PENGADAAN RAMBU RAMBU LALU LINTAS

ADDENDUM I BOQ PROGRAM/KEGIATAN PENGADAAN RAMBU RAMBU LALU LINTAS ADDENDUM I BOQ PROGRAM/KEGIATAN PENGADAAN RAMBU RAMBU LALU LINTAS PAKET PEKERJAAN PENGADAAN FASILITAS KESELAMATAN LALU LINTAS DAN FASILITAS PERLENGKAPAN LAINYA DI KABUPATEN MANGGARAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan LLAJ Kuantitas : 1 Paket Lokasi : Batas Baturaja - Martapura - Batas Lampung NO. URAIAN / KEGIATAN KUANTITAS A. Harga

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan LLAJ Kuantitas : 1 Paket Lokasi : Batas Baturaja - Martapura - Batas Lampung Satuan Kerja : Pengembangan LLAJ Sumatera

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Jenis Pekerjaan yang Dilaksanakan Setelah mengetahui kinerja simpang empat Jalan Brigjend Sudiarto Jalan KH. Wahid Hasyim Jalan Kahayan I Serengan Kota

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH DAFTAR BAHAN DAN UPAH Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan LLAJ Lokasi : Batas Baturaja - Martapura - Batas Lampung NO. URAIAN / KEGIATAN KUANTITAS A. Harga Satuan Bahan 1 Pasir Urug

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Jenis Pekerjaan yang Dilaksanakan Setelah mengetahui kinerja Simpang Empat Jalan Slamet Riyadi Jalan Wimboharsono Kartasura Kabupaten Sukoharjo, maka

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS

Lebih terperinci

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN 1 Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN Bidang Teknik Invensi Invensi ini berkenaan dengan suatu lampu penerangan jalan umum atau dikenal dengan lampu PJU, khususnya lampu PJU yang dilengkapi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2014 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2014 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2014 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor : LU / Pokja-9/ULP-JTG/V/2015 Tanggal : 22 Mei Untuk Pengadaan BELANJA MODAL

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor : LU / Pokja-9/ULP-JTG/V/2015 Tanggal : 22 Mei Untuk Pengadaan BELANJA MODAL A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : LU. 14.03/ Pokja-9/ULP-JTG/V/2015 Tanggal : 22 Mei 2015 Untuk Pengadaan BELANJA MODAL PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS PJU DI KABUPATEN BLORA TAHUN

Lebih terperinci

Penempatan marka jalan

Penempatan marka jalan Penempatan marka jalan 1 Ruang lingkup Tata cara perencanaan marka jalan ini mengatur pengelompokan marka jalan menurut fungsinya, bentuk dan ukuran, penggunaan serta penempatannya. Tata cara perencanaan

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -

[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasangan penyerangan jalan(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - 도로조명설비 ( 인도네시아어

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) Standar Nasional Indonesia Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) Standar Nasional Indonesia Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

TEKNI' 'PE'IFIKA'I PAGAR PENGAMAN JALAN (GUARDRATL) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI MALUKU UTARA

TEKNI' 'PE'IFIKA'I PAGAR PENGAMAN JALAN (GUARDRATL) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI MALUKU UTARA 'PE'IFIKA'I TEKNI' PAGAR PENGAMAN JALAN (GUARDRATL) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI MALUKU UTARA 2013 SPESIFIKASI TEKNIS A, r. LOKASI PENGADAAN Lokasi pekei-jaan pengadaan PAGAR PENGAMAN

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS PJU-TS INTEGRA 1x40W (LED, LITHIUM FERO, PIR)

SPESIFIKASI TEKNIS PJU-TS INTEGRA 1x40W (LED, LITHIUM FERO, PIR) SPESIFIKASI TEKNIS PJU-TS INTEGRA 1x40W (LED, LITHIUM FERO, PIR) Nama Produk : PJU-TS INTEGRA 1x40W : Lampu jalan LED Tenaga Surya dimana lampu LED, battery, dan charge controller di pre-fabrikasi menyatu

Lebih terperinci

Spesifikasi Teknis SHS

Spesifikasi Teknis SHS Pt Azet Surya Lestari Jl Merpati Raya no 44 Kp Sawah Baru Bintaro Tangerang Selatan 15413 Telp. 021 74638606-09 Fax 021 74638609 Email: azet.info@azetsurya.com Website: www.azetsurya.com. Spesifikasi Teknis

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

Rambu evakuasi tsunami

Rambu evakuasi tsunami Standar Nasional Indonesia Rambu evakuasi tsunami ICS 13.200 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1244, 2014 KEMENHUB. Jalan. Marka. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI TEKNIS

BAB V SPESIFIKASI TEKNIS BAB V SPESIFIKASI TEKNIS 1.1 Modul Surya Modul Surya berfungsi sebagai catudaya yang menghasilkan energi listrik dari energi matahari. Spesifikasi Modul Surya : Jenis Module : Polycristaline Type : LEN

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA BAB I 1. TUJUAN Pedoman ini membahas tata cara instalasi perangkat di ruangan Rangka Pembagi Utama, seperti : Rangka Pembagi Utama (RPU), perlengkapan Cable Chamber, Blok Terminal Rangka Pembagi Utama

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW

PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah salah satu alternative energi yang paling mudah di aplikasikan di Indonesia. Indonesia sepanjang tahun disinari matahari sehingga kita

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) Standar Nasional Indonesia Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Proposal PJU Tenaga Surya

Proposal PJU Tenaga Surya TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 54 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id T: +62 22 732233 TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Tenaga Surya 2

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI 07-2052-2002 Standar Nasional Indonesia Baja Tulang beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Halaman Daftar Isi...i Prakata...ii 1...Ruang Lingkup...1 2 Acuan Normatif...1 3

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah

Lebih terperinci

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Ambo Intang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada peneliatian ini langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan Alat dan Bahan Menentukan Sudut Deklinasi,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Jenis...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, MENIMBANG : a. bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas perlengkapan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : a. Bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Lebih terperinci

TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart

TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: T: TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Smart 2 www.tmleergy.co.id 2 Smart Solar Street Light?

Lebih terperinci

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi bentuk, juntaian, jenis, syarat bahan baku, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji,

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )]

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasukan daya(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] 목차 1. Umum

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

Paket Pekerjaan Pengadaan Traffic Light Digital Simpang 3 dan Kelengkapannya

Paket Pekerjaan Pengadaan Traffic Light Digital Simpang 3 dan Kelengkapannya Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan Pengadaan Traffic Light Digital Simpang 3 dan Kelengkapannya BAB I UMUM... BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI... BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA

Lebih terperinci

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun Berdasarkan Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api, menjelaskan bahwa jalur

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) Standar Nasional Indonesia Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP ) ICS 77.140.65 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau

Lebih terperinci

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau

Lebih terperinci

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN ELEKTRODA PEMBUMIAN SECARA HORIZONTAL TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT DAN TANAH PASIR

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun Menurut (Utomo 2009), pada tata letak jalur stasiun (emplasemen) yang terdiri dari jalan jalan rel yang tersusun dari sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jalan 2.1.1 Istilah Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut : 1. Jalan adalah prasarana

Lebih terperinci