Struktur di Arsitektur Nusantara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Struktur di Arsitektur Nusantara"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Struktur di Arsitektur Nusantara Murtijas Sulistijowati Jurusan A rsitektur, F akultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nov ember Surabay a. Abstrak Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan. Arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan, Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap. Artikel ini membahas ciri-khas struktur landasan Nias Utara, Nias Selatan, Tongkonan Toraja, Lobo Ngata Toro, dan Adat Bolon Pematang Purba, serta struktur badan Toraja, Nias Utara dan Batak Karo. Pada Arsitekur Nusantara ditemukan ciri-khas struktur landasan, struktur badan, dan struktur atap terpisah dengan selungkupnya. Selungkup hanyalah tirai non-struktural yang dapat ditempatkan dan diganti dengan mudah. Kata-kunci : arsitektur nusantara, struktur landasan, struktur badan, struktur atap, selungkup Adalah suatu kenyataan bahwa bumi yang kita pijak saat ini, tema yang sedang akan kita bicarakan Arsitektur Nusantara terletak di daerah khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari dan mempunyai 2 (dua) musim yang berbeda dengan belahan bumi yang lain. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang di daerah tropis lembab tersebar di Kepulauan Nusantara (sekitar pulau); terletak di daerah cincin api (Ring of Fire) dunia; mempunyai kekayaan hutan basah yang mampu menyumbangkan oksigen bagi dunia secara signifikan dan sejarah menyatakan bahwa Nusan-tara ditengarai telah dihuni oleh peradaban manusia sejak tahun yang silam. Di sisi lain, Josef Prijotomo (2012) menyatakan bahwa Arsitektur Nusantara hendaklah dilihat, dipelajari, dan dipahami sebagai arsitektur yang berbeda dengan arsitektur di Eropa. Josef Prijotomo menyampaikan perbedaan arsitektur Nusantara dari arsitektur Eropa, khususnya untuk arsitektur Eropa hingga masa Neo-Klasik. Beberapa perbedaan itu adalah : 1. Arsitektur Nusantara dua musim, sedang arsitektur Eropa itu arsitektur 4 musim. 2. Arsitektur Nusantara melibatkan lautan dan daratan sedang arsitektur Eropa hanya melibat - kan daratan saja. 3. Arsitektur Nusantara tidak mematikan karya anak bangsanya sedang arsitektur Eropa mematikan arsitektur anak benua. 4. Arsitektur Nusantara menggunakan bahan bangunan yang organik sedang arsitektur Eropa adalah arsitektur batu/anorganik. 5. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan dan arsitektur Eropa adalah arsitektur Perlindungan. 6. Arsitektur Nusantara bersolek di (tampang) luar dan arsitektur Eropa bersolek di (tampang) dalam. 7. Arsitektur Nusantara berkonstruksi tanggap gempa sedang arsitektur Eropa berkonstruksi tanpa gempa. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI

2 Struktur di Arsitektur Nusantara 8. Arsitektur mengonsepkan pelestarian dengan ketergantian sedang arsitektur Eropa mengonsepkannya sebagai menjaga dan merawat. 9. Arsitektur Nusantara menjadikan perapian utamanya untuk mengawetkan bahan bangunan organiknya, sedang arsitektur Eropa untuk menghangatkan ruangan dan menjadikannya galih (core) dari huniannya. 10. Arsitektur Nusantara mengonsepkan kesementaraan sedang arsitektur Eropa mengonsepkan keabadian. 11. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur kami/kita sedang arsitektur Eropa adalah arsitektur aku Begitu panjang perbedaan yang ditemui di Arsitektur Nusantara bila dipersandingkan dengan arsitektur yang lain, begitu luas kemungkinan yang dapat digunakan untuk menggali dan menemukan serta mengungkapkan apa saja yang ada di Arsitektur Nusantara. Mempelajari Arsitektur Nusantara dengan tepat harus ditegaskan lebih dahulu ruang dan waktu dari kegiatan yang dilakukan. Penjelajahan pengetahuan Arsitektur Nusantara tentu saja menggunakan data arsitektur tradisional untuk dianalisis dan diinterpretasikan secara arsitektural. Mari kita coba untuk menemukan apa yang terselip di antara lipatan-lipatan kekayaan keragaman arsitektur tradisional di Nusantara karena pasti ada sesuatu yang perlu diungkapkan sebagai pengetahuan yang dapat dipelajari dan akan memperkaya kita dalam memahami arsitektur anak bangsa di Nusantara ke depan. Struktur Bawah Struktur dimengerti sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Sarana di sini adalah obyek fisik dan nyata yang merupakan organisasi yang secara keseluruhan terdiri dari unsur-unsur pokok bangunan yang ditempatkan dalam ruang dengan interaksi dari bagian-bagiannya (taat pada prinsip-prinsip dasar perilaku gaya obyek fisik) secara utuh/kesatuan. 20 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Oleh karena itu dalam memahami suatu struktur ada 3 (tiga) faktor yang harus diperhatikan yaitu unsur-unsur pokok yang saling bekerja sama; tata letak antar unsur-unsur tersebut dan bagaimana unsur-unsur tersebut dikonstruksikan sehingga secara keseluruhan bekerjasama melayani fungsi aktifitas di dalamnya. Mempelajari struktur di Arsitektur Tradisional dengan pengetahuan ke-arsitektur-an yang akan disampaikan memang hanya dilakukan dengan metode pendekatan logika gejala gaya yang diduga. Unsur bangunan dan/atau perencanaan komponen struktur yang ada diamati bentuk dan konstruksinya. Berikut ini akan disampaikan beberapa temuan pada Arsitektur Nusantara bagaimana organisasi struktur bangunan berprilaku dalam menanggapi beban lateral (gempa). Dalam menghadapi gempa, sebuah bangunan akan berperilaku plastis (daktail terhadap gempa) disebabkan oleh perencanaan bangunan yang berkaitan dengan konfigurasi atau tata letak unsur-unsur struktur bangunan dan konstruksi pada komponen strukturnya. Sistem struktur pada akhirnya harus dengan aman menyalurkan semua beban bagian struktur ke tanah. Pada intinya, sistem struktur sebuah bangunan, dibangun berdasarkan pemecahan statika gaya sistem strukturnya agar tetap dalam kondisi seimbang. Pada arsitektur tradisional di Nusantara banyak dijumpai rumah-rumah panggung yang berdiri di atas struktur tiang-tiang kayu sebagai landasan, bagian di atasnya terdapat lantai bangunan yang dinaungi oleh atap dan biasanya dengan kemiringan yang curam. Ditemui pada landasan bangunan tiang-tiang dengan berbagai posisi (ada yang diletakkan tegak tetapi juga ditemui tiang-tiang kayu yang direbahkan dan dijumpai pula adanya tiang kayu yang dirikan menyilang). Jenis kayu bervariasi tergantung ketersediaan jenis kayu yang terdapat di sekitarnya. Tinggi dan dimensi kayu serta jarak antar tiang pun ditemui berbagai macam. Rumah Lamin di Kalimantan; Rumah Limas di Palembang; rumah Bumbungan Limo di Sumatra Barat; rumah Tongkonan di Toraja adalah beberapa contoh bangunan yang

3 Murtijas Sulistijow ati mempunyai tiang tinggi. Tiang-tiang ini dipersatukan dengan balok kayu datar dengan konstruksi fleksibel dengan konstruksi ikat dan atau balok kayu mendatar bertugas sebagai pendukung rusuk penahan papan lantai. Sedang rumah tradisional Sunda, Bali, Bugis adalah contoh rumah dengan tiang-tiang pendek, di mana tidak ditemui bracing. Bila kita perhatikan rumah-rumah tradisional yang terletak di daerah level kegempaan tinggi di Nusantara, sistem struktur pasak rumah tradisional Nias Utara dan Nias Selatan menanggapi gaya lateralnya secara khas yaitu dengan memilih bahan dari gelondong kayu sebagai tiang tegak dan tiang bracing miring dengan perletakan yang rapat. Sedang di rumah Batak Simalungun landasan tidak ditemui adanya bracing, tetapi demensi gelondong kayu sangat besar. lateral akibat gempa (yang relatif lebih besar dari tempat lain) dan kesadaran akan karakter bahan bangunan ditanggapi dengan perencanaan struktur di mana gaya reaksi yang dialami satu bagian struktur (goyangan pada tiang/balok utama) menjadi gaya aksi bagi bagian struktur lainnya melalui gaya reaksi balok-balok bracing pada arah sejajar dan secara kesatuan saling bergoyang sebagai aksi dan reaksi. Dengan demikian momen torsi yang terjadi pada tiangtiang tegak dikunci oleh balok mendatar yang mengikuti alur dan menusuk tiang-tiang landasan. Struktur Landasan di Nias Utara Struktur Landasan Tongkonan Toraja Tetapi kita juga menemui pemecahan struktur di daerah rawan gempa ini dengan menggunakan gelondong kayu yang diletakkan mendatar sebagai landasan bangunan seperti ditemui antara lain di Bolon Adat Simalungun dan Lobo di Ngata Toro Sulawesi tengah. Struktur Landasan di Nias Selatan Berbeda lagi dengan rumah Tongkonan di Toraja yang memecahkan masalah beban dan gaya lateral dengan menggunakan balok kayu mendatar. Mekanisme distribusi beban terutama gaya Hal ini memperlihatkan teknologi dalam menanggapi gaya lateral diselesaikan dengan memperluas permukaan yang menerima gaya lateral dan memperberat kekakuan bahan bangunan (reaksi internal bahan bangunan). Kalau diperhatikan pada contoh bangunan arsitektur tradisional di atas, maka semua landasan yang berupa tiang tegak atau balok mendatar di daerah tersebut diletakkan di atas Prosiding Temu Ilmiah IPLBI

4 Struktur di Arsitektur Nusantara umpak batu. Hal ini juga memperlihatkan bahwa distribusi beban yang disalurkan oleh tiang tegak maupun mendatar adalah gaya aksial saja. Sistem Base Isolation adalah pemecahan yang brilian dan mencengangkan bagaimana kesadaran akan perilaku gaya yang terjadi akibat bentuk bangunan dan pemilihan bahan bangunan dari kayu yang tidak tahan terhadap torsi diselesaikan dengan konstruksi goyang yang fleksibel dan perletakkan yang bersifat roll. Struktur Landasan Lobo, Ngata Toro Struktur Landasan Adat Bolon, Pematang Purba Berdasarkan temuan pada rumah-rumah tradisional di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahan kayu dan pemahaman akan karakter bahan kayu; tinggi tiang kayu; jarak antar tiang; ukuran diameter kayu; pemilihan konstruksi sambungan yang fleksibel merupakan keandalan cemerlang struktur rumah tradisional dalam menanggapi gaya lateral gempa. Struktur Atas Pada pembicaraan sebelumnya kita telah membuka lipatan-lipatan pengetahuan tentang landasan bangunan maka pada sesi kedua ini akan kita buka lipatan-lipatan pada bagian atas alas bangunan di arsitektur Tradisional. Pada dasarnya struktur bangunan terdiri dari 3 bagian sarana struktur yaitu struktur landasan bangunan dan struktur badan bangunan serta struktur atap bangunan. Arsitektur Nusantara menurut Josef Prijotomo (2012) adalah Arsitektur Pernaungan di mana konsep perencanaan di Arsitektur Nusantara terdiri dari alas/lantai bangunan yang mewadahi kegiatan bernaung dan Atap yang menaungi kegiatan di atas alas tersebut. Mari kita perhatikan tata-cara membangun rumah tradisional Wae Rebo, tiang-tiang tegak landasan didirikan dengan menanamnya sampai 1 (satu) meter ke dalam tanah. Sebelum ditanam, tiang-tiang dibalut dengan tali ijuk sepanjang bagian tiang kayu yang dibenamkan dalam tanah. Kemudian tiang-2 ini dipersatukan dengan balokbalok kayu mendatar yang berfungsi sebagai rusuk papan lantai. Di atas alas lantai ini didirikan2 (dua) tiang utama yang menjadi penopang rusuk rangka atap. Baru setelah itu papan kayu sebagai penutup rangka badan bangunan. Demikian pula dapat kita saksikan kerangka bangunan arsitektur tradisional di Nusantara yang mempunyai prosedur membangun yang sama (rumah Jawa, rumah Nias; rumah Tongkonan; rumah Limas; rumah Batak dll). Dari sisi teknik membangun, proses pembangunan menunjukkan bahwa landasan adalah bagian bangunan yang didirikan lebih dahulu, kemudian kerangka lantai dipasang dan kemudian diatasnya didirikan tiang-tiang penyangga struktur atap. Sehingga yang terjadi lebih dahulu adalah kerangka utama bangunan, barulah dipasangkan penutup atap dan penutup badan bangunan. Bagian atap bangunan merupakan struktur tersendiri yang didirikan diatas lantai/alas bangunan (tiang penahan atap t idak menerus dari tanah). Tidak menggunakan kuda-kuda 22 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

5 Murtijas Sulistijow ati Toraja Nias Utara Batak Karo sebagai penahan beban atap. Contoh tiang tunjuk langit di Bolon Adat berdiri di atas struktur lantai. Bentuk bangunan mengikuti tinggi rendahnya tiang-tiang pemegang bagian atas lempeng penutup atap. Momen torsi yang terjadi pada masing-masing kerangka atap di kunci/dikat oleh balok-balok mendatar mengelilingi ruang seturut alur. Sehingga masingmasing balok merupakan gaya reaksi terhadap beban yang disalurkan dari bagian struktur lainnya secara fleksibel tetapi tetap dalam kestabilan bangunan. Pada rumah Limas dari Palembang; rumah Dalem dari Jawa Tengah bila diperlukan, lempengan penutup badan bangunan ini bisa dilepas. Dengan demikian ruang menjadi lebih luas terbuka. Dapat kita temui bahwa penutup badan bangunan (gebyok) di Dalem Jawa Tengah dapat dilepas, hal ini juga ditemui di rumah Limas Palembang. Hanya yang lebih menarik pada rumah Limas Palembang ditemui bahwa penutup badan bangunan ini (di sisi depan yang berbatasan dengan teras) berfungsi juga sebagai daun pintu yang hanya bisa di buka ke atas, Seluruh penutup badan di sisi ini dikaitkan pada balok/gording, sehingga tidak perlu dipindahkan dan dapat menjadi plafond sekaligus. Dinding pada tongkonan Toraja (oma Sebua) dibentuk oleh papan-papan kayu yang diletakkan melintang dan diisi oleh lidah papan kayu Aru atau kayu Kelapi yang dipenuhi ukiran di sisi luar. Lidah papan pengisi yang berukuran sama (25 x 40 cm) yang diatur secara alur. Bila terjadi kerusakan di satu lidah akan mudah diganti. Demikian pula yang ditemui pada uma Sebua, Nias Selatan, dinding sisi depan (towa) terdiri kerangka dari bilah-bilah papan (Ina Lago dan Ono Lago) yang berdiri vertikal. Lempeng dinding sisi depan Uma ini terdiri dari 2 bagian. Dinding bagian atas menumpang balok kayu Lago-lago. Dinding bagian bawah menumpu pada balok skholi. Pemakaian bilah papan yang diletakkan tanpa sambungan yang rumit, memudahkan dalam mengganti, mencopot karena alasan kerusakan. Pada Siwaluh Jabu Batak Karo, penutup badan bangunan diletakkan miring. Penutup ini juga terdiri dari bilah bilah papan yang diukir di bagian luar. Bilah bilah ini di jepit oleh balok kayu mendatar dan yang didirikan terlepas dari tiang-tiang tegak penahan struktur atap. Beberapa temuan di atas menunjukkan bahwa struktur atap disalurkan melalui tiang tiang tegak di badan bangunan dan kemudian oleh struktur landasan/dasar bangunan beban mati dan beban dinamis lainnya diteruskan ke dalam tanah melalui tiang-tiang landasan. Kestabilan badan bangunan diperoleh dari bagaimana balok-balok kayu pengikat/pengunci bergerak menanggapi aksi torsi tiang tegaknya secara kesatuan Dengan memahami bahwa bagian demi bagian struktur atap dan landasan yang saling bergerak sebagai sebuah gaya aksi-reaksi hal ini juga menunjukkan bahwa sistem struktur bangunan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI

6 Struktur di Arsitektur Nusantara tradisional dari Arsitektur Nusantara di atas menggunakan sistem struktur rangka batang yang berperilaku sebagai rangka ruang terutama pada daerah dengan tingkat kegempaan tinggi. Akibat sistem rangka batang ini, keberadaan penutup badan bangunan hanyalah sebagai selungkup bangunan yang berfungsi hanya sebagai tirai atau bagian bangunan yang non struktural, sehingga sangat layak bila ia bersifat fleksibel bagi penggunaan fungsi dan pengembangan ruangan yang lain serta memudahkan untuk diperbaiki tanpa merusak bagian yang lain. Temuan-temuan yang telah disampaikan adalah sebagian kecil hasil membuka lipatan lipatan pengetahuan struktur di Arsitektur Nusantara. Kecemerlangan dan kearifan lokal Arsitektur Nusantara masih perlu digali untuk dipelajari dan dijadikan langkah awal mengkinikannya. 24 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jawa telah ada dan berkembang bahkan jauh sebelum penduduk Pulau Jawa mengenal agama seperti Hindu, Budha maupun Islam dan semakin berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

ALAT UJI GEMPA SECARA LOGIKA UNTUK PEMBELAJARAN MATERI STRUKTUR PADA MAHASISWA ARSITEKTUR

ALAT UJI GEMPA SECARA LOGIKA UNTUK PEMBELAJARAN MATERI STRUKTUR PADA MAHASISWA ARSITEKTUR ALAT UJI GEMPA SECARA LOGIKA UNTUK PEMBELAJARAN MATERI STRUKTUR PADA MAHASISWA ARSITEKTUR Ch. Koesmartadi 1, Harradla Hassan Firdaus 2 1 Pengajar Progdi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Unika

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya berbagai teknik membangun, konstruksi dan bahan yang baru dan beraneka ragam, dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 59 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dari berbagai macam Rumah Tradisional yang terdapat di Pulau Sumatra dimana menjadi objek studi penelitian ini diperlukan data-data yang nyata dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum adanya bahan konstruksi dari beton, baja, dan kaca, bahan konstruksi yang umum digunakan dalam kehidupan manusia adalah kayu. Selain untuk bahan konstruksi,

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tana Toraja, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tempat tinggal bagi suku aslinya yaitu Suku Toraja. Kabupaten yang seluruh daerahnya

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah rawan gempa tektonik karena dilewati jalur gempa Mediteranian dan Circum Pasifik. Jalur Circum Pasifik akan terjadi gempa-gempa dalam dan

Lebih terperinci

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro Cindy F. Tanrim, Mellisa Stefani Y, Cynthia K, Wenny Stefanie, Jessica Wijaya L Sejarah dan Teori Arsitektur/kota, Prodi Arsitektur,

Lebih terperinci

PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.

PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan. PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN DEFINISI Angin adalah udara yang bergerak karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi (suhu dingin) ke daerah yang bertekanan rendah (suhu panas). Perbedaan

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu:

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: 1. Joglo (atap joglo) 2. Limasan (atap limas) 3. Kampung (atap pelana)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka Ono Niha (Ono = anak/keturunan; Niha

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa. (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa. (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat permintaan akan bangunan rumah dan gedung sebagai tempat tinggal, beraktifitas dan bersosialisasi bagi masyarakat ikut meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gempa Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta termasuk wilayah gempa 3 (SNI 03-1726-2002). Jadi Jakarta rawan terhadap gempa bumi yang cenderung merusak

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN

KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN 250120140028 A. PENDAHULUAN Nusantara sejak lama ditinggali oleh masyarakat adat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area pada konstruksi seperti rumah, gedung bertingkat, dan jenis konstruksi lainnya. Umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN Putra Adytia, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN TEKTONIKA ARSITEKTUR TORAJA DALAM PERANCANGAN GEDUNG KESENIAN

KAJIAN PENDEKATAN TEKTONIKA ARSITEKTUR TORAJA DALAM PERANCANGAN GEDUNG KESENIAN KAJIAN PENDEKATAN TEKTONIKA ARSITEKTUR TORAJA DALAM PERANCANGAN GEDUNG KESENIAN Andi Eka Oktawati *1, V. Totok Nurwasito 2, Murni Rachmawati 3 1 Mahasiswa, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Perencanaan suatu struktur bangunan gedung didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Pengertian

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat Erlina Laksmiani Wahjutami erlina.laksmiani@unmer.ac.id Sejarah, Kritik

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD Modul ke: 02 Fakultas FTPD Program Studi Teknik Sipil STATIKA I Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT Reaksi Perletakan Struktur Statis

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pembebanan Struktur Dalam merencanakan suatu struktur bangunan tidak akan terlepas dari beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Agar struktur bangunan tersebut

Lebih terperinci

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap {senol utku, Charles, John Benson, 1977). yaitu : 1. Tahap Perencanaan (Planning phase) Meliputi

Lebih terperinci

Gambar 1. Posisi Indonesia dalam Area Ring of Fire Sumber: Puslit Geoteknologi

Gambar 1. Posisi Indonesia dalam Area Ring of Fire Sumber: Puslit Geoteknologi KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA Oleh: Drs. Rijal Abdullah, MT.*) A. Pendahuluan Berdasarkan berbagai catatan tentang peristiwa gempa bumi ini, dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada wilayah di

Lebih terperinci

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Andi Eka Oktawati 1, Wasilah Sahabuddin 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar 2 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa arsitektur rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang mencerminkan sebuah ekspresi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Masyarakat Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ciri khas dan budaya yang unik. Rumah tinggal berbentuk panggung, aksara khusus, dan catatan kuno yang disebut lontaraq.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Suatu struktur bangunan yang direncanakan harus sesuai dengan peraturan - peraturan yang berlaku, sehingga mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi.

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka. Page 1

Konstruksi Rangka. Page 1 Konstruksi Rangka o Perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi & kekokohan o Komposisi dari kolom kolom (vertikal) & balok-balok (horizontal) o Kolom sbg penyalur beban ke tanah; sedangkan balok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perkembangan di bidang ekonomi, industri dan pariwisata yang sangat pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Pembebanan merupakan faktor penting dalam merancang stuktur bangunan. Oleh karena itu, dalam merancang perlu diperhatikan beban-bean yang bekerja pada struktur agar

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA MEKANIKA STRUKTUR I PENDAHULUAN Soelarso.ST.,M.Eng JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA PENDAHULUAN Gaya serta sifatnya perlu difahami dalam ilmu Meknika Struktur/Analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan sistem-sistem lempengan kerak bumi sehingga rawan terjadi gempa. Sebagian gempa tersebut terjadi

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008 Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom Apa yang dimaksud dengan Kolom?

Lebih terperinci

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1 Struktur Lipatan Pengertian Struktur lipatan adalah bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Buyung Hady Saputra 0551010032 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN SURABAYA 2011 Rumah Adat Joglo 1. Rumah Joglo Merupakan rumah

Lebih terperinci

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan Setyo Nugroho, Husnul Hidayat Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. Abstrak Rumah Ulu adalah

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan tanaman dari famili rerumputan (Graminae) yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Secara tradisional bambu dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2. Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin tinggi suatu bangunan, aksi gaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU KONSTRUKSI BANGUNAN Drs. Budi Jatnika Githa Rahmawati 1. KONSTRUKSI PINTU & JENDELA Konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi dua, yaitu kusen dan daun pintu & jendela. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan intensitas gempa yang cukup tinggi. Kondisi ini mengharuskan masyarakat Indonesia menjadi lebih selektif dalam pemilihan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencaaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan struktur bangunan yang aman. Pengertian beban adalah

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan arsitektur

Lebih terperinci

III. DASAR PERENCANAAN

III. DASAR PERENCANAAN III. DASAR PERENCANAAN Persamaan kekuatan secara umum dapat dituliskan seperti pada Persamaan 3.1, dimana F u adalah gaya maksimum yang diakibatkan oleh serangkaian sistem pembebanan dan disebut pula sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Indonesia terletak diantara pertemuan 4 lempeng tektonik yaitu, lempeng Filipina, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia. Akibat letaknya

Lebih terperinci

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perancangan struktur suatu bangunan gedung didasarkan pada besarnya kemampuan gedung menahan beban-beban yang bekerja padanya. Disamping itu juga harus memenuhi

Lebih terperinci

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum 8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI 8.1. Pembahasan Umum Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan bukan merupakan hal yang baru, tetapi pemanfaatannya pada umumnya hanya dilakukan berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL. Disusun Oleh:

PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL. Disusun Oleh: PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL Disusun Oleh: HAFIZH FADLA NIM. 105060107111002-61 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban BAB I Struktur Menerus : Balok A. engertian Balok merupakan struktur elemen yang dimana memiliki dimensi b dan h yang berbeda, dimensi b lebih kecil dari dimensi h. Bagian ini akan membahas mengenai balok

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA ABSTRAK STUDI ANALISIS KINERJA BANGUNAN 2 LANTAI DAN 4 LANTAI DARI KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) TERHADAP BEBAN SEISMIC DENGAN ANALISIS STATIC NON LINIER (STATIC PUSHOVER ANALYSIS) DAN ANALISIS PERKUATAN

Lebih terperinci

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit C588 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit Yhona Yuliana, Data Iranata, dan Endah Wahyuni Departemen Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri. Struktur Plat Lipat 2.4.a Pengertian Plat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Struktur plat

Lebih terperinci