BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang ( Tandelilin:2001). Istilah investasi berkaitan dengan berbagai macam aktivitas, menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (seperti tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun asset financial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan (Tandelilin:2001). Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada asset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks pada saham-saham derivatif seperti : Warrants = Opsi untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Pada saat pemilik warrant melaksanakan opsi tersebut, mereka menyerahkan warrant tersebut ke perusahaan. Warrant sering dipergunakan sebagai pemanis penebitan obligasi (Husnan:1994) Opsi = suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, di mana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan (Tandelilin:2001)

2 Futures = Suatu kesepakatan tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset atau komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu (Tandelilin:2001) Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang bekesinambungan ( on going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu : 1. Penentuan tujuan investasi. 2. Penentuan kebijakan investasi. 3. Pemilihan stategi investasi. 4. Pemilihan asset. 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio 2.2. Value at Risk J.P Morgan mempopulerkan konsep Value at Risk sebagai alat ukur risiko pada tahun Sektor-sektor financial juga telah mengadopsi konsep ini sebagai alat ukur risikonya. Value at Risk merupakan suatu perkiraan dari kerugian yang dapat ditoleransi yang mungkin terjadi dalam periode yang ditentukan dengan tingkat keyakinan tertentu. Jadi Value at Risk bukan mengukur kerugian maksimum. Lebih jauh, VaR pada dasarnya dihitung untuk kurun waktu yang telah ditentukan yang dapat diistilahkan dengan holding period. Value at risk dapat mengukur risiko pada saham tunggal maupun saham gabungan (portofolio).

3 Namun demikian periode waktu ini pada umumnya dihitung pada suatu tingkat kepercayaan 95%, yang mana berarti bahwa rata-rata ada 95% kerugian (risiko) yang terjadi dibawah nilai VaR. Untuk tujuan memprediksi kemungklinan suatu risiko terburuk, maka VaR digunakan untuk menghitungnya. Value at Risk memiliki 3 metode, yakni Historical Simulation Method, Monte Carlo Method, Variance Covariance Method. Dalam penelitian ini menggunakan 2 metode, yaitu Historical Simulation Method dan Variance Covariance Method Historical Simulation Method Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan transparan dalam proses perhitungannya. Pada dasarnya metode ini menggunakan data return historis dari suatu asset yang disimulasikan untuk mendapatkan nilai VaR. Salah satu keuntungan pada metode ini ialah data tidak harus berdistribusi normal, namun mengharuskan data dalam jumlah yang banyak dan metode ini juga melakukan penghitungan yang banyak juga. Untuk menghitung VaR dengan metode ini perlu ditetapkan terlebih dahulu periode waktunya. Di dalam proses perhitungan VaR, yang menjadi obyek perhitungan adalah distribusi dari return harian. Berikut langkah-langkah dalam perhitungan nilai VaR dalam Historical Simulation Method : a. Mengurutkan data return dari masing-masing saham mulai kerugian terbesar sampai keuntungan terbesar.

4 b. Setelah itu, data diambil 5% dari data keseluruhan karena menggunakan confident level 5% ( dapat juga 1% atau 10% ). Contoh, data return ada 300 data, maka diambil data sebanyak 15. c. Maka urutan data return yang diambil paling akhir ( data ke-15, seperti contoh ) digunakan sebagai precentail dari 5% Variance Covariance Method Metode ini merupakan metode parametrik yang digunakan dalam menghitung VaR. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh lembaga keuangan J.P Morgan dan diterapkan dalam dunia perbankan. Dalam perhitungan dengan menggunakan metode ini, obyeknya bisa menggunakan sekuritas tunggal ataupun lebih dari satu sekuritas yang membentuk suatu portofolio. Metode ini juga mengasumsikan bahwa perubahan-perubahan nilai suatu asset (return) dalam jangka waktu tertentu akan berdistribusi mormal. Maka untuk nilai return yang tidak berdistribusi normal harus diadakan koreksi dengan menyesuaikan nilai confident interval parameter (α) dengan menggunakan formula Cornish Fisher Expansion. Setelah diketahui nilai Z koreksi untuk masing-masing saham, baru dapat dihitung nilai VaR masing-masing saham.berikut langkah-langkah dalam perhitungan nilai VaR dengan menggunakan Variance Covariance Method: a. Melakukan uji normalitas.

5 b. Apabila return saham tidak normal, maka dicari nilai Z koreksi dengan menggunakan formula Cornish Fisher Expansion. c. Setelah Z koreksi sudah dihitung maka nilai VaR pun sudah dapat diketahui Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasrkan data historis. Return realisasi penting karena diguanakan sebagai pengukur kinerja suatu perusahaan. Return histori ini juga sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melakukan melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return dapat juga dikatakan sebagai imbalan investasi. Tandelilin (2001) mengkategorikan return dengan 2 unsur, diantaranya adalah : a. Yield Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan

6 dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian juga jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Nilai yield bisa nol maupun positif. b. Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara penjualan dan pembelian surat berharga. Dengan kata lain, capital gain bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Nilai kapital ialah nol, negatif maupun positif. Secara matematis return total suatu investasi bisa dituliskan sebagai berikut : Retrun Total = yield + capital gain (loss) Tingkat return dari data historis dapat diukur dari perubahan harga saham, ada dua cara yang dapat digunakan dalam menghitung tingkat return saham, yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : (Sunaryo:2007) R=. (2.1) Dimana : R= Return hari ini Pn= Harga saham sekarang Po= Harga saham periode lalu Tetapi agar dalam analisis statistik perhitungan return tersebut tidak bias karena pengaruh magnitude pembaginya, maka perhitungan return dilakukan dengan menggunakan perhitungan kedua yaitu sebagai berikut. (Sunaryo:2007) R=Ln(Pn/Po) (2.2) Dimana :

7 R= Return hari ini Pn= Harga saham periode sekarang Po= Harga saham periode sebelumnya Keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing asset individual yang membentuk portofolio tersebut. Presentasi nilai portofolio yang diinvestasikan dalam setiap asset individual dalam portofolio disebut juga dengan bobot portofolio. Jika seluruh bobot dijumlahkan, maka akan berjumlah 100% atau 1,0 artinya seluruh dana telah diinvestasikan dalam portofolio. Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut. (Tandelilin:2001) 2.4 Risiko E(Rp)=. (2.3) Dimana : E (Rp) = Return yang diharapkan dari portofolio Wi = Bobot portofolio sekuritas ke-i E (Ri) = Return yang diharapkan dari sekuritas ke-i N = Jumlah sekuritas yang ada dalam portofolio Hanya menghitung retun saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Risiko dan retun merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, maka semakin besar juga return yang harus dikompensasikan.

8 Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Home dan Wachowics, Jr. (1992) dalam Jogiyanto (2000) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas retrun terhaadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah metode standar deviasi yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Risiko diartikan sebagai kemungkinan kerugian dari suatu investasi akibat perubahan kondisi yang mempengaruhi nilai investasi tersebut, yaitu volatilitas nilai dari asset atau kewajiban. Sedangkan dalam literatur investasi, risiko investasi di pasar modal dinyatakan sebagai penyimpangan dari penghaasilan yang diharapkan. Adapun beberapa jenis risiko yang mempengaruhi suatu investasi. Jenis risiko tersebut antara lain : (Sawidji:2009) 1. Risiko Sistematis Risiko Sistematis atau risiko yang sering juga disebut risiko pasar ini adalah risiko yang timbul akibat dampak dari suatu kejadian terbaru (current event) yang sangat berpengaruh terhadap pasar. Risiko pasar ini bisa datang dari berbagai macam kejadian, mulai dari kondisi politik, sosial maupun terutama ekonomi. Risiko ini merupakan salah satu risiko yang tidak bisa dihindari.

9 2. Risiko Tidak Sistematis Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan pasar dan sifatnta mempunyai sifat yang unik. Risiko ini tergolong risiko yang bisa dihindari. 3. Risiko Inflasi Risiko inflasi menyebabkan penurunan daya beli atas penghasilan yang diperoleh investor. Jadi, inflasi bisa menyebabkan menurunnya daya beli atau populer dengan sebutan penurunan penghasilan riil. Risiko inflasi merupakan risiko yang tidak bisa dihindari. 4. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk) Risiko suku bunga yaitu risiko yang timbul akibat penilaian pasar terhadap supply dan demand uang. Risiko suku bunga merupakan risiko yang tidak bisa dihindari. 5. Risiko Nilai Tukar (exchange Rate Risk) Risiko nilai tukar timbul sebagai akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang sautu Negara terhadap mata uang Negara lain. Risiko ini tergolong risiko yang tidak bisa dihindari. 6. Risiko Negara Risiko Negara muncul akibat perubahan yang terjadi pada Negara dimana investor melakukan investasi. Tentu saja perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bisa menimbulkan penurunan penghasilan. Risko Negara merupakan risiko yang dapat dihindari.

10 7. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh kesulitan atau bisa juga kegagalan dalam membeli atau menjual instrument investasi. Risiko ini meliputi dua hal, yaitu asset liquidity risk dan funding liquidity risk. Asset liquidity risk timbul jika suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada harga pasar yang ada karena ukuran posisi transaksi yang berbeda dengan jumlah lot perdagangan normal. Funding liquidityrisk (cash flow risk) adalah ketidak mampuan memenuhi kewajiban pembayaran, sehingga terpaksa mengalami likuidasi awal dan menanggung realisasi kerugian. Risiko ini merupakan salah satu risiko yang dapat dihindari. 8. Risiko Gagal Bayar Yang termasuk risiko ini adalah adanya kemungkinan emiten ( penerbit surat berharga) tidak bisa membayar bunga yang telah dijanjikan atau membayar pokok pinjaman sesuai jatuh tempo. Dengan demikian, yang memiliki risiko ini adalah investor obligasi atau surat utang lainnya. Risiko kegagalan membayar termasuk risiko yang dapat dihindari. 9. Risiko Gagal Eksekusi Yang dimaksud risiko gagal eksekusi adalah bila investor tidak bisa melakukan eksekusi pada waktu yang telah ditentukan. Yang paling banyak menghadapi ini adalah investor waran dan opsi. Untuk menghindari risiko ini memang sulit, oleh karena itu, kalau ingin terbebas dari risiko ini, satu-

11 satunya jalan hanyalah tidak memilih waran atau opsi sebagai instrument investasi. 2.5 Hubungan antara Risko dan Return Pada dasarnya ada investasi yang memiliki risiko dan tidak memiliki risiko, Investasi yang berisiko (risky assets) mencakup investasi dalam saham, obligasi, reksa dana, dan commercial paper. Sementara invesatsi tanpa risiko (risk free assets) mencakup invesatsi dalam deposito dan SBI. Return ekspektasi dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Hubungan yang positif ini hanya dapat berlaku untuk retrun ekspektasi, yaitu return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi), hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang tidak rasional, kadang kala retrun realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai risiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi, yaitu return realisasi yang tinggi hanyan mempunyai risiko yang kecil Metode Perhitungan Risiko Sudah sewajarnya seorang investor mengharapkan return yang setinggitingginya dari investasi yang dilakukan. Namun ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang ahrus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar juga tingkat return yang diharapkan. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Risiko pada portofolio bisa dipahami sebagai perbedaan antara tingkat pengembalian nyata (actual return) dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) yang diakibatkan oleh proses

12 perubahan dari variable yang mempengaruhi instrument keuangan. Pada bidang matematika disimbolkan dengan ( sigma) dan merupakan akar kuadrat dari nilai varians (standard deviasi). Dengan kata lain risiko diistilahkan juga dengan volalitas. Risiko investasi dapat dihitung dengan menggunakan beberapa cara, yaitu dengan standar deviasi atau varian, beta saham dan juga VaR. Standar Deviasi atau Varian Cara ini menekankan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas, yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di antar rata-ratanya; semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut. Adapun rumus perhitungan varian atau standar deviasi ialah : 2 =. (2.4) Dimana : X = Nilai data pengamatan µ = Nilai rata rata hitung N = Jumlah total data Untuk mencari nilai standar deviasinya, maka varians tersebut diakarkan sebagaimana rumus dibawah ini :... (2.5) Beta Saham Selain diukur dengan standar deviasi, risiko investasi juga sering diukur dengan tolok ukur beta saham. Pengertian beta adalah suatu pengukur

13 volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio terhadap risiko pasar. Beta saham X = 1,50 berarti kenaikan atau penurunan return saham X naik 1,5 kali perubahan return pasar. Jika return pasar naik 2% dan return saham X naik 1,5 kali 2% = 3%, maka korelasi antara saham X dan pasar bersifat positif. Apabila return pasar naik 2% dan return saham X turun 3%, maka korelasi antara saham X dan pasar bersifat negatif. Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi. Teknik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen (Jogiyanto:2000). Dengan menggunakan teknik regresi, nilai beta dapat dihitung dengan menggunakan model CAPM, yang dapat dituliskan pada persamaan berikut : R i = R BR + β i * ( R M R BR ) + e i... (2.6) Dimana : R i = Return sekuritas ke-i R BR = Return aktiva bebas risiko R M = Return portofolio pasar β i = Beta sekuritas ke i

14 Untuk mengaplikasikan model CAPM ini ke persamaan regresi, maka nilai R BR perlu dipindahkan dari sebelah kanan ke sebelah kiri persamaan, sehingga didapat: R i - R BR = β i * ( R M R BR ) + ei... (2.7) Sehingga dependen variabel persamaan regresi adalah sebesar ( R i R BR ) dengan independen variabelnya adalah ( R M R BR ). Value at Risk Nilai volalitas dapat dihitung dalam perhitingan VaR, terutama pada Historical Simulation Method dan VarianceCovariance Method. Untuk mengetahui nilainya maka terlebih dahulu dilakukan uji white heterocedastic, yang memiliki aturan sebagai berikut : 1. Apabila data return bersifat heteroskedastik Jika demikian hasilnya, maka harus dilakukan penghitungan dengan pendekatan dua rumus dibawah ini EWMA (Exponential Weighted Moving Average) Adapun menghitung rumus mencari standar deviasi menggunakan cara ini adalah dengan menggunakan rumus berikut ini : Dimana : R i = Retrun ke-i R = Return rata-rata. (2.8)

15 Varibel ) mempunyai range nilai 0 < 1 yang menunjukkan skala bobot pengamatan. Nilai dapat dicari dengan menggunakan rumus Root Mean Squared Error (RMSE), sebagaimana dinyatakan dengan rumus : RMSE = - (.. (2.9) Dimana : = ( t X t Nilai = perkiraan varians t-1 = varians return pada waktu t yang digunakan untuk persamaan rumus di atas adalah 0,94 untuk data observasi harian dan 0,97 untuk data observasi bulanan. ARCH/GARCH ARCH yang merupakan singkatan dari Autoregresive Conditional Heteroscedasticity adalah suatu metode yang dikembangkan oleh Engle. Melalui metode ini akan diukur kesalahan dari data time series. Error disini dilihat dari nilai varians, yang mana dari waktu ke waktu diasumsikan konstan. Jadi varians pada t merupakan varians dari t-1. Dalam menentukan nilai standar deviasi dengan menggunakan metode ini, hal yang paling penting adalah penentuan model AR dan MA terbaik untuk

16 menentukan model yang tepat untuk menemukan model ARCH terbaik, adapun model ARCH adalah : (Widarjono,2007)... (2.10) AR (autoregresive) Model AR menunjukkan nilai prediksi variabel dependen Y t hanya merupakan fungsi linier dari sejumlah Y t aktual sebelumnya. Misalnya nilai variabel dependen Y t hanya dipengaruhi oleh nilai variabel tersebut satu periode sebelumnya atau kelambanan pertama maka model tersebut disebut model autoregressive tingkat pertama atau disingkat AR(1). Secara umum, bentuk model umum autoregressive (AR) dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: (Widarjono:2007) Y t = β 0 + β 1 Y (t-1) + β 2 Y (t-2) + + β p Y (t-p) + e t. (2.11) Dimana: Y t = variabel dependen. Y (t-1), Y (t-2), Y (t-p) = kelambanan (lag) dari Y t. e t = residual (kesalahan pengganggu). p = tingkat AR. MA (moving average) Model MA ini menyatakan bahwa nilai prediksi variabel independen Y t hanya dipengaruhi oleh nilai residual periode sebelumnya. Misalnya, jika nilai variabel dependen Y t hanya dipengaruhi oleh nilai residual satu periode sebelumnya maka disebut model moving average tingkat pertama atau

17 disingkat MA(1). Secara umum, bentuk model dari moving average dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: (Widarjono, 2007) Y t = α 0 e t + α 1 e t-1 + α 2 e t-2 + α 3 e t α q e q...(2.12) Dimana: e t e t-1, e t-2, e t-q q = residual. = kelambanan (lag) dari residual. = tingkat MA. 2. Apabila data return bersifat homokedastik Jika demikian hasilnya, maka nilai volalitas dapat dicari dengan rumus standard deviasi biasa, yang sebelumnya harus dicari dengan rumus varians, sebagaimana dinyatakan dalam rumus dibawah ini : 2 =. (2.13) Dimana : X = Nilai data pengamatan µ = Nilai rata rata hitung N = Jumlah total data Untuk mencari nilai standar deviasinya, maka varians tersebut diakarkan sebagaimana rumus dibawah ini :.. (2.14) Sehubungan dengan investasi, para investor menggunakan berbagai definisi untuk menjelaskan makna risiko. Markowitz memperkenalkan konsep risiko secara kuantitatif dengan mendefinisikan risiko secara variance. Variance dari variable acak adalah ukuran penyimpangan dari penghasilan yang mungkin disekitar nilai yang

18 diharapkan. Dalam hal return suatu aktiva, variance adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat return disekitar return yang diharapkan. Variance yang dikaitkan dengan distribusi return mengukur penyebaran dimana distribusi dikelompokkan di sekitar mean atau return. Variance portofolio yang terdiri dari dua aktiva atau lebih tergantung tidak hanya pada variance masingmasing aktiva tetapi juga pada seberapa dekat hubungan antara kedua aktiva. Untuk mengukur variance portofolio dari n sekuritas, dapat digunakan rumus sebagai berikut : Variance portofolio = (2.15) Dimana : 2 = Variance return sekuritas i = covariance antara return sekuritas I dan j Wi = bobot atau porsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas i Persamaan diatas menunjukkan bahwa variance portofolio merupakan jumlah variance tertimbang dari masing-masing aktiva ditambah kovarian tertimbang antara aktiva. Dari perhitungan statistika diatas dapat membuktikan semakin banyak jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio, akan menyebabkan semakin berkurangnya risiko portofolio. Kovarian adalah suatu ukuran absolut yang menjumlahkan sejauh mana return dari dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama. Dalam konteks manajemen portofolio, kovarian menunjukkan sejauh mana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak secara bersama-sama. Nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang

19 sama, yaitu jika satu meningkat, yang lain juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari variabel bergerak kearah yang berlawanan, yauitu jika satu meningkat, yang lainnya menurun atau jika satu menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol menunjukkan nilai-nilai dari beberapa variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel yang lainnya. Kovarian dan korelasi secara konseptual memiliki pengertian yang sama. Membagi kovarian dengan hasil standar deviasi akan menghasilkan angka korelasi yang dapat dibandingkan di antara aktiva yang bebeda. Nilai korelasi berkisar dari negatif satu hingga positif satu. Korelasi adalah nilai kovarian yang distandardisasi supaya nilainya berkisar dari -1 hingga +1. Untuk mempermudah dalam perhitungan variance portofolio, bisa dinyatakan dalam bentuk matrix berikut ini : Saham 1 Saham 2 Saham 3 Saham n Saham 1 X1X1 1 1 X1X2 1 2 X1X3 1 3 X1Xn 1 n Saham 2 X2X1 2 1 X2X2 2 2 X2X3 2 3 X2Xn 2 n Saham 3 X3X1 3 1 X3X2 3 2 X X3Xn 3 n Saham n XnX1 n 1 XnX2 n 2 XnX3n 3 XnXn n n Sumber :(Husnan:1994) 2.7. Menghitung Nilai VaR untuk Masing-Masing Metode Untuk menghitung nilai VaR, maka digunakan rumus umum sebagai berikut : VaR = Vo * α * * (2.16)

20 Dimana : Vo = Nilai Exposure α = Alpha = Standard deviasi t = waktu ( holding period ) 2.8. Backtesting Apabila model menggunakan data historis, maka pengguna wajib melakukan uji akurasi, yang dinamakan Backtesting. Backtesting dilakukan dengan cara membandingkan profitloss aktual harian yang terjadi dengan nilai VaR harian. Di dalam melakukan proses backtesting, digunakan metode Kupiec Test dalam pengambilan keputusan sebagaimana tabel yang dinyatakan dibawah ini : Probabiliti VaR confidence level Tabel 2.1 Tabel Kupiec T = 255 days T = 510 days T = 1000 days % N<7 1<N<11 4<N< % 2<N<12 6<N<21 15<N< % 6<N<21 16<N<36 37<N< % 11<N<28 27<N<51 59<N< % 16<N<36 38<N<65 81<N<120 Sumber : Framework Basel

21 Selanjutnya untuk mengetahui suatu model VaR yang telah dibuat dapat digunakan atau tidak, maka harus dilakukan uji validasi dengan menghitung Likelihood Ratio (LR) seperti dinyatakan dalam rumus berikut ini : LR = -2 log[ (p * ) x ]] + 2 log ( (2.17) Dimana : P * n x = probabilitas terjadinya failure di bawah null hypothesis = jumlah observasi = total failures Rumus di atas merupakan tes proportion of failure (PF). Tes ini memiliki distribusi chi-squared dengan degree of freedom = 1. Setelah nilai LR dihitung untuk masingmasing metode, maka selanjutnya nikai LR ini dibandingkan dengan nilai Chisquared (X 2 ) dari tabel sesuai tingkat kepercayaan yang dipilih (α = 0,05 yakni sebesar 3,814). Adapun langkah-langkah menarik kesimpulan membandingkan nilai LR adalah sebagai berikut : Membuat Hipotesa Ho : Model valid H 1 : Model tidak valid Menetapkan Critical Value Pada umumnya penelitian menggunakan tingkat kepercayaan 95%, yang mana nilai CV adalah 3,814. Membuat Aturan Pengambilan Keputusan LR 3,814 = Terima Ho, maka disimpulkan model valid

22 LR > 3,814 = Terima H i, maka disimpulkan model tidak valid 2.9. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Oom Komariyah Analisis Pengukuran Risiko Harga Saham Syariah dengan Pendekatan Model Variance Covariance dan Historical Simulation Untuk mengetahui model yang tepat dalam menentukan kerugian maksimal. Hasil dari penelitian ialah kedua model valid digunakan dalam menentukan kerugian. 2 Bambang Yudatmono Soegijono (2006) 3 Dedy Sahat Tupal Parulian (2006) Analisis Perbandingan Perhitungan Value at Risk sepanjang tahun 2005 dengan menggunakan Historical Simulation, Variance Covariance, Monte Carlo Terhadap saham PT Indosat Pengukuran Value at Risk dengan Estimasi Volatilitas ARCH dan GARCH pada Indeks Hangseng, Nikkei, Kospi, JSX. Untuk mengetahui model yang valid dalam menentukan kerugian maksimal. Hasil dari penelitian ialah model yang valid dalam menetukan kerugian hanya Variance Covariance. Untuk menentukan estimasi yang tepat dalam pengukuran Value at Risk. Metode ARCH dan GARCH tepat dalam menentukan Value at Risk.

23 4 Di Asih I Maruddani dan Ari Purbowati Pengukuran Value at Risk pada Aset tunggal dan Portofolio dengan simulasi Monte Carlo. Perbedaan nilai Value at Risk (VaR) pada setiap ulangan disebabkan oleh perbedaan hasil dari setiap simulasi yang dijalankan. 5 R. Agus Sartono dan Arie Andika Setiawan VaR Portofolio Optimal : Perbandingan antara Metode Markowitz dan Mean Absolute Deviation Pada analisa hasil perhitungan nilai VaR dengan metode simulasi historis didapat bahwa tidak ada perbedaan nilai VaR simulasi historis antara portofolioportofolio hasil metode Mean- Variance dan MeanAabsolute Deviation. 6 Yuskar Kahar Perhitungan Value at Risk pada Institusi perbankan berdasarkan metode Variance Covariance. Metode Variance Covariance tepat untuk menghitung nilai risiko pada institusi perbankan Kerangka Konseptual Data 10 saham perbankan

24 Hitung Return Ln (pn/p0) Uji Stasioner Tidak Diffrencing normal Tidak normal Gunakan α Uji Normalitas Gunakan α Jarque Bera Uji Heteroscedastic White Heteroscedasticity Homoscedastic Standar Deviasi Biasa Heteroscedastic Standar Deviasi ARCH Hitung Normal VaR Hitung Skewed VaR Valid Back Testing Tidak Valid Gunakan Model Selesai Gunakan Model Lain Hipotesis Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

25 1. Terdapat perbedaan hasil pengukuran potensi kerugian antara Variance Covariance Model dengan Historical Simulation Model. 2. Variance Covariance Model dan Historical Simulation Model valid digunakan dalam pengukuran potensi kerugian harga saham.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini didasari oleh gejolak/volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (valuta asing).pada nilai transaksi jual beli valuta asing yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah harga penutupan saham-saham yang direkomendasikan akan dapat bertahan pada tahun politik (2014) dalam media kompas.com,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ada banyak perubahan pada lembaga keuangan dalam mengevaluasi dan mengukur risiko. Usaha perbaikan regulasi berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL PENGERTIAN: Return adalah hasil investasi. Ada 2 jenis Return: 1. Return Realisasi: Return yang telah terjadi 2. Return Ekspektasi Return yang diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. OVERVIEW Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan risiko portofolio dalam investasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA

PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA SKRIPSI Oleh: BAYU HERYADI WICAKSONO NIM. 24010210120035 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa menanamkan modal di bank komersil memberikan return yang kecil,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa menanamkan modal di bank komersil memberikan return yang kecil, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan menjadikan banyaknya alternative penyimpanan dana. Investasi dana tidak terpusat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini tersedia berbagai pilihan instrumen untuk berinvestasi, salah satunya adalah reksadana. Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian ini menggunakan data indeks dari 15 bursa saham di 14 negara yang terdiri dari IHSG (Indonesia), IBOVESPA (Brazil), CAC-40 (Perancis), DJIA dan

Lebih terperinci

Data return 7 mata uang asing diuji dengan beberapa pengujian yang meliputi tes stasionaritasitas, tes normal dan tes heteroskedastik.

Data return 7 mata uang asing diuji dengan beberapa pengujian yang meliputi tes stasionaritasitas, tes normal dan tes heteroskedastik. 40 Tabel 4.2. Gambaran Statistik Data Return NAB Schroder dan Trimegah Parameter Statistik Schroder Dana Istimewa in the out the Schroder dana Prestasi in the out the Trim Kapital in the out the Mean 0.00182-0.00123

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperanan dalam menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pindad merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produk peralatan militer dan produk komersial di Indonesia. Selain memproduksi senjata, PT. Pindad juga memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan dijelaskan proses perhitungan data return, pengujian data return, perhitungan VaR single instrument, pengujian validitas VaR single instrument, perhitungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 375-384 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian OPTIMASI VALUE AT RISK REKSA DANA MENGGUNAKAN METODE ROBUST

Lebih terperinci

Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis

Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis Pengukuran Risiko Portofolio Investasi dengan Value at RISK (VaR) melalui Pendekatan Metode Variansi-Kovariansi dan Simulasi Historis Ines Saraswati Machfiroh Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Risk management atau manajemen risiko saat ini merupakan salah satu prioritas utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

Lebih terperinci

EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV)

EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV) EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV) 3.1 Exponentially Weighted Moving Average Perhitungan standar deviasi yang dijelaskan pada bab sebelumnya mempunyai asumsi bahwa volatilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Untuk melakukan penelitian dan analisa kinerja saham-saham yang masuk dalam kategori LQ45 terhadap teori CAPM, penulis menggunakan data-data historis

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk selalu melihat segala sesuatu dan mengambil tindakan berdasarkan manfaat bagi diri sendiri. Bila dianggap manfaat tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Menurut Anoraga dan Parkanti [1], saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan terbatas ke masyarakat agar sesesorang dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Risiko Investasi Pada Saham, pernah dilakukan oleh Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan Properti yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN Definisi : merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Komponen Return : Yield dan Capital Gain ( Loss). Yield

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data 3.1.1 Data Obligasi Dalam karya akhir ini digunakan data posisi portofolio obligasi trading PT. Bank RZR dengan batasan-batasan sebagai berikut:

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp (021) 515 0 515 ext.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RISIKO (VALUE AT RISK) MENGGUNAKAN UJI KEJADIAN BERNOULLI (BERNOULLI COVERAGE TEST) (Studi Kasus pada Indeks Harga Saham Gabungan)

ANALISIS NILAI RISIKO (VALUE AT RISK) MENGGUNAKAN UJI KEJADIAN BERNOULLI (BERNOULLI COVERAGE TEST) (Studi Kasus pada Indeks Harga Saham Gabungan) ANALISIS NILAI RISIKO (VALUE AT RISK) MENGGUNAKAN UJI KEJADIAN BERNOULLI (BERNOULLI COVERAGE TEST) (Studi Kasus pada Indeks Harga Saham Gabungan) SKRIPSI Disusun Oleh: IWAN ALI SOFWAN NIM. J2E009043 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemodelan matematika terbentuk untuk menyelesaikan suatu permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan matematis. Salah satu konsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung ataupun tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL 1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang. Pasar modal mempunyai peran penting dalam menggali dana dari masyarakat. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Portofolio Harry Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950- an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. ETURN DAN ISIKO AKTIVA TUNGGAL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ririkyunita@yahoo.co.id Return Investasi Rate of return dari suatu investasi dapat dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO 1.1 PENDAHULUAN RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO Mengukur return dan resiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer

Lebih terperinci

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals dan Sektor Trade, Service, and Investment) Nama : Golden Jr. Aliakur NIM :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Pada karya akhir ini digunakan portfolio PT. Bank FDR sebagai data penelitian pada periode 1 Januari 005 sampai dengan 31 Januari 007. Periode penelitan terbagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Value at Risk (VaR), Variance-covariance, Historical Simulation, Mutual Fund, Risk.

ABSTRACT. Keywords : Value at Risk (VaR), Variance-covariance, Historical Simulation, Mutual Fund, Risk. ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 014, Halaman 585-594 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION

Lebih terperinci

OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DENGAN METODE HISTORICAL SIMULATION DAN APLIKASINYA MENGGUNAKAN GUI

OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DENGAN METODE HISTORICAL SIMULATION DAN APLIKASINYA MENGGUNAKAN GUI OPTIMASI VALUE AT RISK PADA REKSA DANA DENGAN METODE HISTORICAL SIMULATION DAN APLIKASINYA MENGGUNAKAN GUI MATLAB SKRIPSI Disusun oleh CHRISTA MONICA NIM. 24010212130061 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

2016 PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO

2016 PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:1). Pengertian investasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:1). Pengertian investasi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut (Rodoni, 1996). Investasi pada hakikatnya meruapakan penempatan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengantar Penelitian dilakukan dengan menganalisis apakah imbal hasil reksadana syariah dan konvensional dipengaruhi oleh IHSG, suku bunga SBI, Kurs mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Indeks dan Saham 2.1.1 Pengertian Umum Indeks dan Saham Pengertian dari Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi berkaitan dengan Penanaman dana yang dilakukan suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK

PENGGUNAAN SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK PENGGUNAAN SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK ASET TUNGGAL DAN PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL SEBAGAI PENENTU PORTOFOLIO OPTIMAL (Studi Kasus: Index Saham Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Menghitung Return Karena penelitian ini mengukur potensi kerugian maksimum dari saham BMRI. Maka, langkah pertama adalah menghitung return hariannya dengan rumus (2-3)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Pengertian rasio aktiva lancar menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2006:72): Rasio aktiva lancar adalah rasio mengukur seberapa

Lebih terperinci

Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo

Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo JURAL MIPA USRAT OLIE 2 (1) 5-11 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pengukuran Value at Risk pada Aset Perusahaan dengan Metode Simulasi Monte Carlo Leony P. Tupan a*, Tohap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini dikaji mengenai nilai ekspektasi saham pada jatuh tempo, persamaan nilai portofolio, penentuan model Black-Scholes harga opsi beli tipe Eropa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sekilas PT SAMUEL SEKURITAS INDONESIA Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) adalah perusahaan jasa investasi. SSI memiliki beberapa divisi yang menyediakan jasa-jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian keuangan dan juga teori keuangan biasanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga disebut teori pasar modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan Sertifikat Bank Indonesia.. Harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan kerangka teoritik yang telah dijelaskan pada Bab II maka tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain : 1. Memberikan bukti empiris baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ilmu matematika sangat berguna dalam banyak cabang ilmu atau bidang yang lain, salah satunya dalam ilmu ekonomi atau keuangan. Ilmu matematika sering dipakai

Lebih terperinci