V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran PT. Bank Bukopin, Tbk Sejarah Berdirinya Bank Bukopin Bank Bukopin pada awalnya didirikan dengan bentuk badan hukum koperasi oleh delapan Induk Koperasi Indonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia dan disingkat menjadi BUKOPIN di Jakarta. Delapan koperasi tersebut terdiri dari Induk Koperasi Angkatan Laut (INKOPAL), Induk Koperasi Angkatan Udara (INKOPAU), Induk Koperasi Angkatan Darat (INKOPAD), Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (INKOPPOL), Induk Koperasi Karyawan Indonesia (INKOPKAR), Induk Koperasi Unit Desa (INKUD), Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia (INKOVERI), dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Pada tahun 1989 untuk lebih mempertegas keberadaan BUKOPIN sebagai sebuah bank, maka sebutan BUKOPIN diubah menjadi Bank Bukopin dengan misi utamanya adalah mengembangkan koperasi dan usaha kecil. Perkembangan jaman membuat Bank Bukopin terus berkembang. Seiring dengan bertambahnya struktur permodalan Bank Bukopin yang semakin kokoh, Bank Bukopin mengubah status badan hukumnya dari koperasi menjadi Perseroan Terbatas (P.T.) melalui surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 29 juni Walaupun badan hukum Bank Bukopin sudah berubah menjadi P.T., namun komitmen bank ini untuk mengembangkan koperasi dan usaha kecil tidak pernah berubah. Peningkatan pelayanan terus dikembangkan dan agar Bank Bukopin dapat ikut serta dalam kegiatan pasar internasional, Bank Bukopin mendapatkan 36

2 ijin dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 5 Desember 1996 sebagai Bank Devisa yang efektif beroperasi per tanggal 1 Januari Bank Bukopin pada 28 Mei 1998 termasuk ke dalam salah satu dari sembilan bank yang mengikuti program rekapitalisasi. Prestasi Bank Bukopin yang membanggakan adalah dapat melakukan penurunan kebutuhan dana rekapitalisasi yang diterbitkan oleh auditor internasional dan dinyatakan sehat oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sehingga sebagai bank pertama yang keluar dari program rekapitalisasi dan berhasil menyelesaikan kredit bermasalahnya pada tahun Bank Bukopin terus berkembang dan dengan semakin kokohnya strukur permodalan yang dimiliki, Bank Bukopin pada bulan Juli 2006 melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sehingga menjadi sebuah perseroan terbatas terbuka (go public) yang sekarang dikenal dengan nama PT. Bank Bukopin, Tbk. Kantor pertama Bank Bukopin adalah sebuah kantor kecil di Jalan Kramat Raya No.27 Jakarta, dan saat ini Bank Bukopin tumbuh menjadi 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro banking yang diberi nama Swamitra yang sudah berdiri sebanyak 543 kantor (outlet), sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro Gambaran Umum PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang berdiri sebagai kantor cabang ke-23 pada tanggal 27 Desember 1997 yang berlokasi di Teluk Jambe, Karawang dengan menyewa tempat pada Koperasi Perum Peruri. Pada bulan Maret 2000, PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang dapat membangun dan memiliki 37

3 sebuah gedung sendiri yang terletak di tengah kota Karawang. Cabang ini terus berkembang, sehingga sampai saat ini sudah memiliki tiga buah kantor yang terdiri dari satu kantor cabang utama dan dua kantor kas. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki karyawan sebanyak 66 orang dengan rincian 19 orang karyawan bisnis (marketing funding & lending), 10 orang karyawan frontliner (Customer Service dan Teller), tiga orang karyawan backoffice, 10 orang karyawan support, 11 orang karyawan security dan sembilan orang karyawan pengemudi. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki asset aktiva sebesar Rp. 228,2 Milyar pada tahun 2008 dan Rp.187,8 Milyar pada tahun 2007, sehingga mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 40,4 Milyar. Sedangkan dalam penyaluran kredit, PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang pada tahun 2008 sebesar Rp. 104,2 Milyar dan tahun 2007 sebesar Rp Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 17,3 Milyar dan untuk perolehan laba pada tahun 2008 sebesar Rp.3,7 Milyar, mengalami pertumbuhan sebesar Rp.900 juta dari tahun Pengumpulan dana masyarakat mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebesar Rp.21,7 Milyar dari tahun 2007 sebesar Rp.170,6 Milyar Visi dan Misi Perusahaan PT. Bank Bukopin, Tbk yang memiliki tiga pilar bisnis yaitu segmen usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi (UMKMK), segmen komersil dan konsumer memiliki visi dan misi yang tetap konsisten dari awal pendiriannya. Adapun visi dari PT. Bank Bukopin, Tbk adalah menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan. Visi yang dimiliki berkesinambungan dengan ketiga misi yang dijalankan oleh PT. Bank Bukopin, Tbk. Misi tersebut adalah : 38

4 1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. 2. Turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi. 3. Serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan suatu cerminan aturan perilaku yang umum disebut dengan kode etik. PT. Bank Bukopin, Tbk didalam menjalankan kegiatan usahanya serta menimbang alam bisnis yang dijalankan erat dengan unsur Trust (kepercayaan), maka sebagai suatu organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk dituntut untuk memiliki suatu aturan yang mengikat seluruh jajarannya dalam bertindak sesuai dengan standar tertinggi dalam integritas profesional dan personal di seluruh aspek kegiatan perusahaan, serta mematuhi seluruh undangundang, tata tertib, peraturan dan kebijakan perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk telah mengembangkan nilai-nilai dasar yang menjadi inti dari pengembangan budaya perusahaan PT. Bank Bukopin, Tbk yang mencakup lima budaya perusahaan sebagai berikut : 1. Fokus pada nasabah. Memahami, mengembangkan, melayani, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan bagi pihak yang membutuhkan, baik internal maupun eksternal. 2. Kerjasama. Saling membantu, melakukan koordinasi dan bekerjasama sehingga menghasilkan sinergi positif. 3. Disiplin. Mematuhi setiap peraturan, ketentuan dan memenuhi komitmen baik internal maupun eksternal. 39

5 4. Kompetensi. Memiliki pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan pengalaman dalam bidang tugasnya serta senantiasa meningkatkannya. 5. Integritas. Memiliki, menjunjung tinggi, dan menjalankan nilai-nilai kejujuran, ketulusan, menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan kewenangan Struktur Organisasi Kelancaran dan kontinuitas suatu perusahaan merupakan hal penting dan menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini ditunjang dengan adanya struktur organisasi yang handal. Struktur organisasi mempunyai wewenang pada setiap perusahaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, juga mengatur sistem dan hubungan struktural antar fungsi atau orang-orang dalam hubungan satu dengan lainnya pada pelaksanaan fungsi mereka. Sejak pertama kali berdiri sampai sekarang, PT. Bank Bukopin, Tbk telah mengalami beberapa reorganisasi. Struktur organisasi yang berlaku saat ini adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.029/SKEP/DIR/II/08 tanggal 1 Februari Berdasarkan surat keputusan tersebut, PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki hierarki dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan rutin satu tahun sekali yang dilaksanakan pada pertengahan tahun setelah acara ulang tahun PT. Bank Bukopin, Tbk yaitu pada Bulan Juli. Agenda rutin di dalam rapat umum pemegang saham adalah membahas kinerja PT. Bank Bukopin, Tbk setiap tahunnya. 2. Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah 40

6 PT. Bank Bukopin, Tbk saat ini telah memiliki dua jenis pelayanan, yaitu konvensinal dan syariah. Dewan komisaris dan pengawas syariah berfungsi untuk mengawasi dan membimbing direktur utama dalam menjalankan pengoperasian PT. Bank Bukopin, Tbk. 3. Direktur Utama Direktur Utama membawahi enam direktur lain yang membawahi bidangnya masing-masing. Selain itu, direktur utama juga membawahi empat orang general manager yang bertanggung-jawab untuk wilayahwilayahnya. Setiap tahunnya, direktur utama mempertanggung-jawabkan hasil kinerjanya di dalam rapat umum pemegang saham. 4. Direktur Direktur terdiri dari enam orang yang menangani bidangnya masingmasing, yaitu direktur komersial, direktur usaha kecil menengah dan koperasi, direktur konsumer, direktur pelayanan dan distribusi, direktur keuangan dan perencanaan, dan direktur manajemen risiko, kepatuhan dan pengembangan SDM. 5. General Manager General Manager terbagi atas empat wilayah kerja, yaitu regional I, regional II, regional III dan regional IV. Wilayah ini dibagi dari wilayah Jawa Barat sebagai regional I, Sumatera & Kalimantan sebagai regional II, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Sulawesi sebagai regional III, dan regional IV terdiri dari Bali, NTB, NTT dan Sulawesi. Keempat general manager memberikan pertanggung-jawaban utama kepada direktur utama 41

7 dan berkoordinasi dengan keenam direktur untuk menangani masalah sesuai bidangnya masing-masing. 6. Kepala Divisi atau Pemimpin Cabang Kepala divisi atau pemimpin cabang membawahi manajer dan koordinator setiap bagian. Kepala divisi berkedudukan di Jakarta (kantor pusat) sedangkan pemimpin cabang berkedudukan di setiap daerah yang memiliki kantor cabang utama. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki 32 kantor cabang utama yang tersebar di seluruh Indonesia. 7. Manajer Manajer di setiap cabang minimal terdiri dari dua bagian, manajer bisnis usaha kecil, mikro dan menengah serta manajer bisnis konsumer. Manajer membawahi minimal dua koordinator di setiap cabang yaitu koordinator account officer (AO) dan relationship officer (RO). 8. Koordinator Koordinator membawahi beberapa orang staf karyawan. Koordinator memimpin satu tim kecil yang berfungsi untuk lebih intensif memonitor dan mengkoordinir para staf yang dipimpinnya. 9. Staf Staf merupakan karyawan yang terdiri dari dua jenjang, yaitu clerical dan non clerical. Saat ini jumlah karyawan dari PT. Bank Bukopin, Tbk sebanyak kurang lebih orang yang tersebar di seluruh cabang di Indonesia. Struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk secara bagan dapat dilihat pada Lampiran 1. 42

8 PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang merupakan cabang utama kelas C. Pembagian kelas didasarkan atas jumlah kepemilikan asset. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki total asset sebesar Rp ,07,- pada posisi akhir tahun Adapun struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang secara bagan dapat dilihat pada Lampiran Produk Setiap bank memiliki jenis produk yang beragam disesuaikan dengan kebutuhan dan segmentasinya masing-masing. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki dua bagian produk, yaitu produk dana (funding) dan produk kredit (lending) Produk Dana (Funding) PT. Bank Bukopin, Tbk termasuk salah satu bank yang memiliki produk dana dengan jenis yang beragam dan lengkap sesuai dengan manfaatnya masingmasing. Adapun jenis-jenis dari produk dana PT. Bank Bukopin, Tbk sebagai berikut : 1. Tabungan, adalah simpanan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing, yang mana dapat dilakukan penyetoran dan penarikan kapan saja sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati dengan bank. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beberapa jenis tabungan dengan fungsi yang berbeda disesuaikan dengan peruntukannya masing-masing. Jenis tabungan tersebut sebagai berikut : a. Tabungan SiAga Bukopin Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-banking, pembayaran listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya. 43

9 b. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis Badan Usaha Tabungan yang dapat dimiliki oleh badan usaha berupa persero komanditer, perseroan terbatas dan koperasi dimana yang berhak menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e- banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya. c. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana yang berhak menandatangi buku tabungan bisa lebih dari satu orang, rincian transaksi tercetak pada buku tabungan, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e- banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya. d. Tabungan Bukopin Premium Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana diperuntukkan bagi pengusaha yang melakukan transaksi per harinya dan mendapatkan bunga yang maksimal setara dengan deposito, mendapatkan kartu ATM, fasilitas e-banking, pembayaran tagihan listrik, telepon, dan jasa layanan lainnya. e. Tabungan Haji Tabungan yang dapat dimiliki oleh perorangan dimana dana yang disimpan diperuntukkan bagi pemberangkatan ibadah haji/umroh, tidak dibebankan biaya administrasi per bulan dan tidak mendapat bunga, tidak dapat dilakukan penarikan setiap saat. Kelebihan lainnya, PT. Bank Bukopin, Tbk memberikan bantuan dana talangan haji untuk pendaftaran pemberangkatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 44

10 f. Tabungan Sikosi Tabungan yang khusus diperuntukkan bagi badan hukum koperasi. Fungsi lainnya sama dengan jenis tabungan lainnya. g. Tabungan Rencana Tabungan rencana diperuntukkan bagi perorangan yang ingin menginvestasikan dana sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang disepakati dengan bank. Tabungan rencana bukopin terbagi atas dua jenis, yaitu tabungan rencana multiguna dan tabungan rencana pendidikan. Sesuai dengan namanya tabungan rencana multiguna dapat diatur jangka waktunya dari satu tahun sampai dengan 18 tahun dan dana dapat dipergunakan untuk apa saja dimana dana dapat diambil sesuai dengan jangka waktu yang disepakati, sedangkan tabungan rencana pendidikan diperuntukkan bagi perorangan untuk menyimpan dana bagi keperluan sekolah / pendidikan anak, jangka waktu penarikan disesuaikan dengan usia anak. 2. Giro, adalah simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya yang dapat digunakan sebagai sarana pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah pembayaran lainnya. 3. Deposito, adalah Simpanan dalam mata uang rupiah atau mata uang lainnya yang pencairan dan pembayaran bunganya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Bilamana deposito tersebut dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo maka 45

11 akan dikenakan pinalti. PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beberapa jenis deposito sebagai berikut : a. Deposito Rupiah, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah, dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal deposito atau dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga, enam atau dua belas bulan. b. Deposito Merdeka, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah, bebas penalty, dapat dicairkan kapan saja, dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal deposito atau dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga, enam atau dua belas bulan. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Bank Bukopin, Tbk. c. Deposito Dollar, merupakan deposito dalam bentuk mata uang selain rupiah, dapat dijadikan jaminan kredit, dan pembayaran bunga dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah dengan cara menambah nominal deposito atau dibayarkan per bulannya sesuai jangka waktu yang disepakati satu, tiga, enam atau dua belas. d. Deposito On Call, merupakan deposito dalam bentuk mata uang rupiah atau mata uang asing, yang mana penempatan jangka waktunya hanya beberapa hari saja, tujuh hari atau empat belas hari. e. Deposito Investa, merupakan paket investasi antara deposito umum dengan reksadana, pendapatan tetap dari PT. Trimegah Sekuritas, Tbk. 46

12 Produk Kredit (Lending) PT. Bank Bukopin, Tbk membagi kreditnya ke dalam dua segmen, yaitu kredit usaha dan kredit konsumer. Kredit usaha berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi dua jenis yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit Investasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur guna membiayai pengadaan aktiva tetap/sarana ataupun pembangunan suatu proyek yang dapat menunjang kelancaran usaha, mengolah/menghasilkan suatu barang atau jasa, dimana pengembalian kredit tersebut berasal dari operasionalisasi dan atau komersialisasi proyek tersebut. Sedangkan Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan kepada debitur guna menunjang kegiatan operasional perusahaan untuk satu siklus usaha. Kredit usaha dari PT. Bank Bukopin, Tbk memiliki beragam jenis peruntukkan yang diatur dalam skim (aturan) tersendiri dimana dapat dibagi sebagai berikut : a. Kredit Ketahanan Pangan (KKP), adalah kredit investasi atau modal kerja yang diberikan Bank Bukopin kepada petani, peternak, nelayan, petani ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka : i. Pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar. ii. Pembiayaan pengembangan budidaya tanaman tebu. iii. Pembiayaan peternakan sapi potong, ayam buras dan itik. iv. Pembiayaan usaha penangkapan dan budidaya ikan. v. Pembiayaan kepada koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai. 47

13 Kredit ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan peningkatan pendapatan petani, peternak, nelayan dan petani ikan melalui penyediaan kredit investasi dan atau modal kerja dengan tingkat suku bunga terjangkau. Sasaran produk ini adalah petani, peternak, nelayan, petani ikan yang bergabung dalam koperasi, kelompok tani atau perorangan. Ciri khas dari skim ini adalah adanya subsidi bunga pinjaman dari pemerintah. b. Kredit Dana Penjaminan, dimana kredit ini merupakan kerjasama antara Bank Bukopin dan Kementerian UKKM. Sasarannya adalah UKM perorangan atau badan usaha, koperasi simpan pinjam, dan koperasi lainnya yang memiliki program unggulan/strategis. Besarnya pembiayaan maksimal Rp ,- (lima ratus juta rupiah). Besarnya pemberian kredit sesuai dengan analisa Bank Bukopin dengan besar agunan minimal 35 persen dari plafond kredit yang disetujui dan penjaminan sebesar 70 persen dari plafond kreditnya. c. Kredit Surat Utang 005, merupakan penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah dengan sumber dana dari pemerintah dengan tingkat suku bunga yang disepakati antara pemerintah Republik Indonesia dengan PT. Bank Bukopin, Tbk. Rasio jaminan satu banding satu dengan plafond kreditnya. d. Kredit Kepemilikan Kendaraan untuk Usaha (KPKU), merupakan kredit yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum yang direkomendasikan oleh dealer kendaraan untuk pembelian kendaraan yang diperuntukkan untuk usaha atau mendukung usaha yang bukan angkutan penumpang umum. Pembiayaan ini harus melalui dealer yang telah disetujui 48

14 oleh Bank Bukopin, dan dealer juga berfungsi sebagai avalis (penjamin) dan agunannya berupa kendaraan yang dibeli. e. Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan kredit yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum untuk kredit investasi usaha ataupun modal kerjanya. Besaran kredit yang diberikan sampai dengan Rp ,- (lima ratus juta rupiah) dengan nilai rasio jaminan kurang dari 30 sampai 40 persen dan sisanya merupakan kerjasama PT. Bank Bukopin, Tbk dengan pihak penjaminan kredit yaitu PT. Askrindo. f. Kredit kepada Koperasi Karyawan untuk Anggota (K3A), merupakan kredit yang diberikan kepada koperasi karyawan dari suatu perusahaan atau pegawai negeri dengan metode pembayaran yang dipotong langsung dari gaji karyawan peminjam. Tujuan dari kredit ini untuk penggunaan kebutuhan konsumtif anggota koperasi karyawan. Adapun kredit konsumer terdiri dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Mobil (KPM), Kredit Serba Guna (KSG), Dana Talangan Haji, dan Kredit Jaminan Rumah (KPR refinancing). Kredit konsumer diperuntukkan hanya untuk perorangan dengan status pekerjaan sebagai karyawan dan atau pengusaha untuk keperluan konsumtifnya Gambaran Perekonomian Kabupaten Purwakarta Keadaan Geografis Purwakarta Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak di antara Bujur Timur dan Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut : 49

15 a. Bagian Barat dan sebagian wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang. b. Bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang. c. Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung. d. Bagian Barat Daya berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km 2 atau sekitar 2,81 persen dari luas Wilayah Propinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001 Kabupaten Purwakarta mempunyai 17 Kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Jarak antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh adalah 60 km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari. Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta, Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian yang merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl. 50

16 Demografi Purwakarta Kabupaten Purwakarta dengan luas wilayah sebesar 971,72 Km 2 mempunyai tingkat kepadatan penduduk 839 orang per Km 2, meningkat 2,19 persen dibandingkan tahun Kecamatan Purwakarta masih merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi dengan orang per Km 2, sedangkan Kecamatan Sukasari mempunyai kepadatan penduduk terendah yaitu 161 orang per Km 2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Purwakarta (18,25 persen) tinggal di Kecamatan Purwakarta (BPS Kab. Purwakarta,2008). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Purwakarta merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 memberikan gambaran bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun ( ), rata-rata laju pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta adalah 2,28 persen per tahun. Berdasarkan hal tersebut, maka penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2009 diproyeksikan menjadi orang, terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. Dilihat dari Komposisi Umur, ada sebanyak 26,96 persen penduduk berusia 0-14 tahun. Sedangkan penduduk usia tahun mempunyai komposisi terbanyak yaitu 68,70 persen, dan sisanya 4,34 persen adalah penduduk usia 65 tahun ke atas Sosial Ekonomi Purwakarta Pada tahun 2008 jumlah pegawai negeri di Kabupaten Purwakarta secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 14,76 persen jika dibandingkan 51

17 dengan keadaan tahun Untuk pegawai otonom terjadi kenaikan sebesar 18,24 persen. Jika ditelusuri lebih lanjut per golongan pegawai, pegawai negeri Golongan III mempunyai jumlah terbesar yaitu sebanyak orang atau mencapai 62,53 persen. Sedangkan pegawai Golongan I hanya merupakan sebagian kecil, yaitu 86 orang atau sekitar 0,99 persen saja. Keadaan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah untuk senantiasa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di segala bidang. Perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2008 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan struktur yang tidak mengalami banyak perubahan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau total nilai tambah bruto (NTB) yang dihitung atas dasar harga berlaku di Kabupaten Purwakarta mencapai Rp. 11,27 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 16,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp. 9,69 trilyun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 3,90 persen, yaitu dari Rp. 5,96 trilyun tahun 2007 naik menjadi Rp. 6,19 trilyun pada tahun Secara umum, pada tahun 2007 perekonomian Kabupaten Purwakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,90 persen. Sampai dengan tahun 2008 sektor industri pengolahan di Kabupaten Purwakarta mendominasi perekonomian dengan kontribusi yang diberikan lebih dari 40 persen yakni 46,90 persen. Pada tahun 2005, 2006 dan tahun 2007 menjadi 45,07 persen, 45,33 persen dan 46,56 persen. Kegiatan ekspor non migas yang merupakan salah satu andalan dalam mendatangkan devisa Negara, tahun ini mengalami peningkatan dari $ ,48 US pada tahun 2006 menjadi $ ,54. Nilai ekspor tertinggi tahun 2008 didapat dari Serat Rayon yang 52

18 mempunyai volume ekspor sebanyak ,81 Kg dengan nilai produksi $ ,21 US. Urutan kedua diperoleh dari Hino Vechiles dengan nilai produksinya mencapai $ ,79 US. Diharapkan ekspor ini dapat dilaksanakan bukan saja oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang banyak terdapat di Kabupaten Purwakarta Potensi Agribisnis Kabupaten Purwakarta Sub Sistem Hulu Potensi agribisnis di bidang pengadaan sarana pertanian seperti bibit dan pupuk sebagian besar dikelola oleh koperasi-koperasi yang berada di daerah pertanian. Berdasarkan data dari BPS tahun 2008, jumlah koperasi yang tercatat sebanyak 20 unit. Daerah pertanian tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Plered. Sampai dengan saat ini, PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Karawang belum ada memiliki satu nasabah pun untuk usaha agribisnis yang bergerak di bidang penyediaan prasarana pertanian. Hal ini dapat dijadikan potensi yang akan dikembangkan kemudian. Adapun produk yang dapat ditawarkan adalah penyaluran kredit untuk usaha tersebut, baik itu untuk simpan pinjam koperasi maupun modal kerjanya Sub Sistem Usahatani A. Pertanian Tanaman Pangan a. Padi dan Palawija Pada tahun 2008 produksi padi di Kabupaten Purwakarta mencapai ton Gabah Kering giling (GKG). Hal ini menunjukkan bahwa 53

19 telah terjadi peningkatan produksi sebesar 11,25 persen bila dibandingkan dengan tahun Secara umum, peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya luas panen disertai dengan peningkatan produktivitas. Apabila ditelusuri lebih lanjut, padi sawah mengalami peningkatan baik luas panen maupun produktivitasnya sedangkan padi ladang mengalami penurunan luas panen dan peningkatan produktivitas. Secara total pada tahun 2008 luas panen padi meningkat sebesar 3,9 persen dibandingkan tahun Pada tahun 2008, produksi palawija umumnya mengalami penurunan, yaitu kedelai, kacang tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Penyebab utama dari penurunan tersebut adalah menurunnya luas panen. Perbandingan besarnya produksi tanaman pangan menurut jenisnya dapat dilihat pada Gambar 5. cabe rawit 3% bawang daun 3% ubi jalar 4% petsai/sawi 3% tomat kubis 0% 3% terung 4% ubi kayu 24% kacang tanah 1% kedelai 0% kacang hijau 0% Jagung 4% Padi 51% Gambar 5. Diagram Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta, 2008 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Purwakarta, diolah (2008) PT. Bank Bukopin, Tbk didalam penyaluran kreditnya untuk menangani usaha tanaman pangan ini diatur dalam skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP). PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang juga telah menjalin kerjasama dengan 54

20 Sub Divre Dolog Kabupaten Karawang di dalam hal pelayanan untuk proses pengadaan gabah dan beras. Kerjasama ini disertai dengan pemberian kredit bagi kelompok tani dan pengusaha perseorangan untuk membantu permodalan dalam proses pengadaan gabah dan beras tersebut. Potensi pasar Kabupaten Purwakarta sangat terbuka lebar, dimana dapat dilihat pada Gambar 4, bahwa produksi padi menguasai lebih dari 50 persen produksi tanaman pangan. b. Sayuran dan Buah-buahan Kondisi tahun 2008 untuk tanaman sayuran hampir sama dengan palawija, dimana hampir semua produksi tanaman sayur-sayuran mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2007, kecuali bawang daun, kacang panjang dan terung. Penurunan tersebut sebagian besar terjadi akibat menurunnya luas panen yang disertai dengan penurunan pada produktivitas. Peningkatan produksi tertinggi terjadi pada tanaman kacang panjang dari kwintal pada tahun 2007 menjadi kwintal pada tahun 2008 atau naik sebesar 4,7 persen, sedangkan penurunan yang tertinggi terjadi pada cabe besar, yaitu dari kwintal menjadi kwintal atau turun sebesar 14,15 persen. Sementara itu produksi tanaman buah-buahan tahun 2008 sebagian besar mengalami penurunan dibandingkan tahun Adapun tanaman buah-buahan yang produksinya mengalami peningkatan, diantaranya jambu biji, pepaya, manggis, nangka/cimpedak, melinjo, jeruk besar dan jambu air. Peningkatan tertinggi terjadi pada tanaman Manggis yang meningkat sebesar 438,57 persen dari kwintal menjadi kwintal. Sedangkan penurunan produksi yang tertinggi terjadi pada tanaman durian dari kwintal menjadi kwintal (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, 2008). 55

21 B. Perkebunan Pembangunan di bidang perkebunan terutama ditujukan untuk meningkatkan mutu dan produksi hasil perkebunan. Dengan demikian, perkebunan akan mempunyai arti penting dalam pengembangan pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta tahun 2008, sebagian besar luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan. Tanaman cengkeh, karet, kelapa, aren, kapulaga, vanili, melinjo, kapuk, kemiri, pala, nilam, jahe dan luas areal meningkat diikuti dengan peningkatan produksi, sedangkan tanaman lada dengan meningkatnya luas areal produksinya justru menurun. Tanaman kopi, kunir dan kencur tahun 2007 terjadi penurunan luas areal tetapi produksinya justru meningkat. Tanaman perkebunan rakyat yang potensial untuk tahun 2008 dalam arti produksinya tinggi adalah teh, kelapa, cengkeh, melinjo dan kunir. Pada tahun 2008 tercacat luas areal tanaman perkebunan teh adalah 4.252,75 hektar, kelapa 1.210,38 hektar, cengkeh 1.342,84 hektar, melinjo 305,67 hektar dan kunir 48,21 hektar. Produksi tertinggi dari komoditi tersebut adalah teh sebanyak 3.205,30 ton, kelapa 552,17 ton, cengkeh 302,87 ton, melinjo 146,95 ton dan kunir 142,84 ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, diolah, 2008). Data mengenai jumlah keluarga/pemilik yang mengelola tujuh produk perkebunan terbanyak dan hasil produksinya dapat dilihat pada Tabel 4. 56

22 Tabel.4. Data Jumlah Keluarga yang Mengelola Produk Perkebunan dan Hasil Produksi Perkebunan Tahun No. Jenis Tanaman Jumlah Pemilik (KK) Lokasi Kecamatan Hasil Produksi (Ton) 1 Teh Plered, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam 3.205,30 2 Cengkeh Kecamatan (semua) 302,87 3 Karet 143 Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Plered 125,62 4 Kelapa Kecamatan (semua) 552,17 5 Kopi Kecamatan (semua) 107,29 6 Aren Kecuali Purwakarta, Babakancikao, Bungursari 54,02 7 Melinjo Kecamatan (semua) 186,95 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan, 2008 (diolah) Potensi untuk penyaluran kredit dan pengumpulan dana untuk usaha perkebunan masih terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemilik dari usaha perkebunan dan hasil produksi yang besar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai dengan akhir tahun 2008, baru memiliki dua orang debitur dan nasabah dari pengusaha perkebunan di Kabupaten Purwakarta, yaitu pengusaha kelapa. C. Kehutanan Data mengenai kehutanan diperoleh dari PT Perhutani (Persero) Kesatuan Pemangku Hutan Wilayah Purwakarta. Pengamatan terhadap produksi kehutanan tahun 2008 menunjukkan bahwa hasil hutan yang potensial di Kabupaten Purwakarta adalah berupa kayu pertukangan, sedangkan kayu bakar untuk tahun 2008 berproduksi walaupun lebih rendah dibandingkan tahun

23 Komoditi kayu pertukangan, kayu jati untuk pertukangan merupakan yang paling dominan, terutama di wilayah KPH Sadang. Produksi kayu jati secara total mengalami peningkatan dari m 3 pada tahun 2007 menjadi 7.270,69 m 3 atau naik sebesar 115,40 persen, sedangkan kayu pertukangan jenis kayu rimba mengalami penurunan sebesar 72,01 persen, yaitu dari m 3 tahun 2007 menjadi 877 m 3 pada tahun Sampai saat ini, PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang baru memiliki nasabah dan debitur sebanyak tiga orang di Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang pengolahan kayu berupa palet dan meubelair/furniture kayu. D. Peternakan Tujuan pembangunan sub sektor peternakan antara lain berupaya meningkatkan populasi dan produksi ternak beserta hasil-hasilnya dalam rangka perbaikan gizi masyarakat dan juga meningkatkan pendapatan petani ternak. Jenis ternak dan unggas yang diusahakan di Kabupaten Purwakarta antara lain ternak besar (sapi potong, sapi perah, kerbau dan kuda), ternak kecil (domba dan kambing) serta unggas yang terdiri dari ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik. Dari kelompok ternak besar pada tahun 2008, hampir semua populasi meningkat kecuali sapi potong dan sapi perah. Jika dibandingkan dengan tahun 2007, populasi sapi potong menurun sebesar 8,17 persen, sapi perah 19,04 persen, kerbau naik 4,23 persen dan kuda naik 248,25 persen. Pada ternak kecil, kenaikan yang terjadi pada domba sebesar 28,81 persen dan kambing sebesar 17,32 persen. Sementara itu pada kelompok unggas hampir semua populasi mengalami peningkatan pada tahun 2008 jika dibandingkan 58

24 dengan keadaan tahun 2007, kecuali ayam buras yang mengalami penurunan sebesar 33,37. Ternak yang dipotong pada tahun 2008 mengalami penurunan untuk jenis ternak besar sedangkan untuk ternak kecil terjadi peningkatan. Penurunan tertinggi untuk ternak besar yang dipotong terjadi pada ternak sapi yaitu sebesar 3,62 persen dan peningkatan tertinggi ternak kecil yang dipotong terjadi pada ternak domba sebesar 1,56 persen. Produksi peternakan selain daging adalah berupa kulit, susu dan telur. Kulit pada umumnya di tahun 2008 mengalami penurunan. Penurunan produksi kulit yang tertinggi terdapat pada kulit kebau sebesar 88,54 persen dan kulit kambing sebesar 43,97 persen, sedangkan kulit sapi mengalami penurunan sebesar 3,6 persen dan kulit domba mengalami kenaikan sebesar 1,56 persen. Pada tahun 2008 produksi susu mengalami penurunan sebesar 29,16 persen jika dibandingkan dengan keadaan tahun Produksi telur mengalami penurunan, baik telur ayam buras maupun telur itik. Apabila dibandingkan dengan tahun 2007 penurunannya berturut-turut adalah sebagai berikut : telur ayam buras 8,78 persen dan telur itik 1,20 persen (Dinas Peternakan dan Perikanan, diolah, 2008). PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai akhir tahun 2008, memiliki nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta sebanyak tiga orang yang bergerak di bidang perternakan yaitu sapi potong dan ayam. Peluang pasar untuk penyaluran kredit dan menghimpunan dana masih terbuka lebar. Skim kredit yang dapat dipergunakan untuk pengusaha peternakan adalah Kredit Surat Utang 005, karena rasio jaminan yang diminta oleh PT. Bank Bukopin, Tbk berbanding sama dengan nilai kreditnya dan mendapat suku bunga pinjaman yang lebih rendah 59

25 kurang lebih dua persen dari suku bunga kredit komersil (sesuai dengan ketentuan dari pemerintah). E. Perikanan Pembangunan Sub sektor perikanan di Kabupaten Purwakarta belum dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan, keadaan ini terutama setelah terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang mengakibatkan harga pakan ikan semakin mahal begitu pula ongkos produksi lainnya sehingga produksi ikan semakin terpuruk disamping gangguan alam lainnya. Namun demikian, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, secara umum total produksi ikan tahun 2007 di Kabupaten Purwakarta mengalami peningkatan sebesar 11,58 persen dari ,6 ton pada tahun 2008 menjadi ,03 ton. Jika ditelusuri lebih lanjut yang mengalami peningkatan produksi adalah ikan dari jari apung, air tenang, air deras dan perairan umum. Sedangkan ikan dari sawah mengalami penurunan. Peningkatan tertinggi terjadi pada produksi ikan yang dihasilkan dari jaring apung yaitu sebesar 11,54 persen, sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada produksi ikan dari sawah yaitu sebesar 17,26 persen. Potensi untuk pasar perikanan juga masih terbuka lebar. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang baru memiliki tiga nasabah di Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang perikanan Sub Sistem Hilir A. Industri Pengolahan Pada tahun 2008 perusahaan industri pengolahan yang termasuk kategori perusahaan industri Besar/Sedang berjumlah sekitar 176 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja orang. Secara populasi maupun jumlah tenaga kerja 60

26 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2007, dimana jumlah perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,8 persen diiringi dengan penurunan jumlah tenaga kerja sebesar 13,28 persen. Industri Besar/Sedang di Kabupaten Purwakarta tersebar pada 14 Kecamatan dan terkonsentrasi pada sentra-sentra industri, seperti Kecamatan Tegalwaru dan Plered serta kawasan industri Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungursari. Kecamatan Plered dan Tegalwaru merupakan sentra industri dimana sebagian besar industrinya tergolong ke dalam kategori Industri Sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20 hingga 99 orang. Sementara itu di Kecamatan Bungursari dan Jatiluhur sebagian besar adalah Industri Besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih. Data industri kecil tahun 2008 yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Purwakarta memperlihatkan pada sektor formal terjadi peningkatan baik unit usaha maupun nilai produksi, begitu juga pada sektor non formal. Dibandingkan dengan tahun 2008, pada sektor formal terjadi peningkatan jumlah unit usaha sebesar 1,12 persen, jumlah tenaga kerja meningkat 0,83 persen, nilai investasi meningkat 1,74 persen dan nilai produksi meningkat 0,24 persen. Sedangkan pada sektor non formal jumlah unit usaha terjadi peningkatan sebesar 0,83 persen, jumlah tenaga kerja meningkat sebesar 0,30 persen, nilai investasi turun 0,37 persen dan nilai produksi turun sebesar 0,02 persen. Adapun jenis usaha pengolahan yang bergerak di bidang agribisnis diantaranya berupa industri pengolahan kayu (meubelair dan pallet), tahu, pencelupan kain, benang tenun, polyester, serat buatan, sepatu, kertas, dan penyulingan minyak pala. Adapun untuk rincian daftar perusahaannya dapat dilihat pada Lampiran 3. 61

27 PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang sampai dengan akhir tahun 2008, baru memiliki satu nasabah dan debitur di Kabupaten Purwakarta yang bergerak di bidang usaha industri pengolahan. Minimnya nasabah dan debitur yang dimiliki terkait erat dengan tidak adanya sarana kantor dari PT. Bank Bukopin, Tbk di Kabupaten Purwakarta, dimana kantor terdekat berada di Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang yang memiliki jarak tempuh lumayan jauh kurang lebih sekitar 20 kilometer. Hal inilah yang membuat adanya rencana pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk dengan mendirikan satu unit kantor di Kabupaten Purwakarta. 62

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT.Bank Bukopin tbk PT. Bank Bukopin, tbk yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun 2018 Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta 1. K O N D I S I GEOGRAFI WILAYAH 1.1 Gambaran umum Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian Tahun 2006 I. PENDAHULUAN Salah satu faktor

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mendasar bagi pengembangan usaha pertanian adalah lemahnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum PT. Sang Hyang Seri 5.1.1 Sejarah Singkat PT. Sang Hyang Seri PT. Sang Hyang Seri (PT. SHS) merupakan perintis dan pelopor usaha perbenihan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendekatan pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi selama ini, telah banyak menimbulkan masalah pembangunan yang semakin besar dan kompleks, semakin melebarnya

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 No. Urut: 9 Seri: D KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PADI, JAGUNG, KEDELAI, HORTIKULTURA,

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha) 7. PERTANIAN TANAMAN PANGAN/PERKEBUNAN 48 Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat 2005-2010 (ha) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Luas Lahan Sawah 925.500 926.782 934.845 945.544 937.373 930.268

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perekonomian suatu negara, industri perbankan merupakan salah satu sektor yang penting sebagai penunjang perekonomian negara. Di Indonesia sendiri, industri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 No.02/01/36/ Th.X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2015 SEBESAR 107,45 ATAU

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sutera Alam memulai kegiatannya pada tahun 2001. Dengan bantuan beberapa karyawan, Bapak H. Tatang Godzali yang merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KKP-E

PETUNJUK TEKNIS KKP-E PETUNJUK TEKNIS KKP-E I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan didasari pengalaman dalam pelaksanaan penyaluran kredit usaha pertanian, sejak Tahun 2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi kehidupan manusia baik secara ekonomi, ekologi dan sosial. Dalam Undangundang Nomor 41 Tahun 1999 disebutkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Peternakan didefinisikan sebagai usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam berupa ternak, dengan cara produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2015 SEBESAR 102,30 ATAU TURUN 0,48

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa,

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 No. 33/06/36/ Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 98,86 ATAU NAIK 0,17

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah Nilai Tukar Petani (NTP) September 2017 Sebesar 100,69 Atau Naik 0,85 Persen. Upah Nominal Harian Buruh Tani Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017 No. 37/07/36/ Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JUNI 2017 SEBESAR 100,19 ATAU NAIK

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 No.02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 100,49 ATAU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Purwakarta Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Purwakarta Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Purwakarta Tahun 2013 sebanyak 73.129 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Purwakarta Tahun 2013 sebanyak 30 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015 No. 15/03/36/Th.IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2015 SEBESAR 105,19 ATAU

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 No.19/04/36/ Th.XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 98,19 ATAU NAIK

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang ingin dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang ingin dihasilkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Apabila sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang apa perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 61 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Lokasi Penelitian Secara geografis wilayah Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 104ᴼ42-105ᴼ8 Bujur Timur dan antara 5ᴼ8-6ᴼ8 Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak permasalahan yang terkait dengan hal ekonomi dan pembangunan. Hal ini diakibatkan oleh dampak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal sendiri umumnya tidak

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci