Volume 07, Nomor 02, Desember 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 07, Nomor 02, Desember 2016"

Transkripsi

1 Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Peningkatan Keterampilan Menghafal Kalimat Thayyibah pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak dengan Menggunakan Metode Reading Aloud di Kelas V MI Ma arif Randegansari Driyorejo Gresik Abstrak: Dalam pembelajaran Aqidah akhlak, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa lebih pasif dalam pembelajaran. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan keterampilan menghafal kalimat thayyibah pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode Reading Aloud. Metode pembelajaran Reading Aloud dipilih karena dengan menggunakan metode ini diyakini bahwa konsentrasi siswa akan meningkat dalam mempelajari materi ini sehingga kemungkinan siswa untuk meningkatkan keterampilan menghafalnya akan lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) model Kurt Lewin yang dilakukan sebanyak 1 siklus. Siklus tersebut terdiri dari empat tahap yakni: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Ma arif Randegansari, Driyorejo, Gresik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian non tes berbentuk tes lisan yang dilakukan pada saat pre-test dan post-test. Dari hasil analisis diperoleh data bahwa keterampilan menghafal siswa meningkat sebesar 51 %, yakni dari sebelum diberi tindakan (36%) meningkat menjadi 87%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah metode Reading Aloud berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan menghafal siswa. Kata Kunci: Keterampilan Menghafal, Aqidah Akhlak, Metode Reading Aloud PENDAHULUAN Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Hal ini terjadi dikarenakan banyak guru berasumsi

2 Nur Waqi qh - Ika Novianti bahwa siswa tidak memerlukan kegiatan belajar yang aktif dan proses yang cepat untuk bisa belajar secara efektif, sehingga guru beranggapan siswa benar-benar bisa belajar ketika mereka hanya duduk manis mendengarkan ceramah (Silbermen, 2013:7). Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan metode ceramah yang cenderung hanya menonjolkan aspek pengetahuan saja. Sebagai seorang pendidik, kita harus mengupayakan tercapainya empat aspek dalam proses pembelajaran yaitu spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Keempat aspek tersebut tidak hanya penting dikuasai dalam mata pelajaran umum saja tetapi juga digunakan pada mata pelajaran agama. Selama ini, pelajaran agama sering dianggap hanya mencakup aspek spiritual saja, sehingga tujuan dari pembelajaran agama belum tercapai secara maksimal. Padahal pendidikan agama diharapkan mampu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, maka harus ada langkah perbaikan pada perilaku individu. Usaha memperbaiki perilaku individu dapat dilakukan melalui internalisasi mata pelajaran Aqidah Akhlak. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan sejak tingkat MI, karena Aqidah Akhlak berperan penting untuk membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik melalui berbagai cerita dan teori tentang sikap terpuji yang harus diteladani dan sikap tercela yang harus di tinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mata pelajaran yang berisikan tentang konsep baik dan buruk maka Aqidah Akhlak identik dengan ayat-ayat Al-Qur an, hadisthadist, serta do a sehari-hari. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang meyebabkan siswa malas untuk belajar dan menghafal, kebanyakan siswa hanya sekedar belajar dengan membaca tanpa memahami dan menghafalnya. Pada pembelajaran Aqidah Akhlak, kebanyakan guru menerapkan metode yang kurang inovatif sehingga proses pembelajaran cenderung pasif, monoton, dan bahkan membosankan. Hal ini juga terjadi di MI Ma arif Randegansari. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Aqidah Akhlak di MI Ma arif Randegansari kecamatan Driyorejo kabupaten Gresik pada tanggal 15 April 2015, diperoleh fakta bahwa masih banyak siswa yang belum hafal kalimat thayyibah beserta artinya. Hal ini diindikasikan dengan prosentase siswa yang mampu menghafal yakni 36% dengan perolehan nilai rata-rata 6,2. Data ini menunjukkan, dari 30 siswa hanya 11 siswa yang mampu menghafal, sedangkan 19 siswa yang lain belum mampu menghafal kalimat thayyibah dengan baik dan benar, khususnya pada kompetensi dasar Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Takbir, Hamdalah dan Tarji ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa prosentase yang dicapai lebih kecil dari prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki yaitu 85%. Dari hasil wawancara dengan peserta didik yang ditemui peneliti mengatakan bahwa mereka merasa bosan 206 Jurnal

3 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak karena mereka merasa pelajaran Aqidah Akhlak sulit dipahami, banyak ayat-ayat Al-Qur an, hadist-hadist dan do a sehari-hari yang harus dihafalkan. Berdasarkan uraian tersebut, diyakini bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya keterampilan menghafal kalimat thayyibah adalah penerapan metode pembelajaran yang cenderung monoton, kurang kreatif dan inovatif. Padahal penguasaan materi-materi pada mata pelajaran Aqidah akhlak sangat membantu dalam membentuk kepribadian siswa dan sebagai teladan untuk hidup lebih baik bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu akan lebih baik jika dalam pembelajaran Aqidah akhlak guru menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis, memahami konsep, logis, efektif dan menyenangkan. Selain itu, mampu membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, membentuk manusia yang inovatif dan mengembangkan lingkungan belajar yang saling memberdayakan dan menghargai. Menurut Hasbullah, dalam suatu pembelajaran perlu adanya inovasi untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran (Hasbullah, 2005: 189). Salah satu solusi yang diyakini mampu memecahkan persoalan tersebut adalah dengan menerapkan metode Reading Aloud karena karakteristik siswa kelas V MI Ma arif yang cenderung aktif, sehingga guru perlu menerapkan metode yang berbasis Active Learning yaitu Reading Aloud. Selain itu, metode Reading Aloud memungkinkan siswa lebih fokus pada materi yang dibaca, sehingga kemungkinan siswa untuk meningkatkan keterampilan menghafalnya lebih tinggi. Metode Reading Aloud ini diharapkan memberikan solusi bagi siswa yang merasa bosan dan kesulitan menghafal kalimat thayyibah. Dari latar belakang di atas, fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan keterampilan menghafal materi kalimat thayyibah melalui penerapan metode Reading Aloud pada siswa kelas V di MI Ma arif Randegansari Gresik. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menghafal kalimat thayyibah melalui penerapan metode Reading Aloud pada siswa kelas V di MI Ma arif Randegansari Gresik. Adapun manfaat penelitian ini bagi guru, dapat mengetahui suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas, mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pengajarannya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. Bagi siswa, dapat menanamkan sifat kreatif, aktif, dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Siswa juga akan lebih memahami materi yang diajarkan dan melatih keterampilan menghafal siswa. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam suatu sekolah dan dapat dijadikan referensi dalam menerapkan Jurnal 207

4 Nur Waqi qh - Ika Novianti metode Reading Aloud dalam kegiatan belajar Aqidah akhlak terutama pada materi kalimat thayyibah, agar proses belajar berlangsung dengan baik. KERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan menghafal mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi kalimat thayyibah (Takbir, Hamdalah dan Tarji ) di MI Ma arif Randegansari Driyorejo Gresik adalah dengan menerapkan metode Reading Aloud. Penerapan metode Reading Aloud pada mata pelajaran Aqidah akhlak materi kalimat thayyibah, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menghafal. Metode Reading Aloud memberi variasi yang baru pada proses pembelajaran karena melalui penerapan metode ini, siswa tidak hanya sekedar membaca tanpa memahami atau menerima informasi saja, tetapi siswa juga diberi kesempatan untuk menghafal isi teks bacaan dan menyampaikan hasil temuannya tersebut kepada siswa lain. Keterampilan Menghafal Kata menghafal berasal dari kata hafal yang memiliki dua arti: telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran), dan dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain). Adapun arti menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat (Poerwadarminta, 2002; 381). Menurut Ahmad Warson Munawwir, kata menghafal dalam bahasa Arab adalah hifzh. Kata ini berasal dari fi il (kata kerja): hafizha yahfazhu hifzhan. Jika dikatakan, hafizha asysyai a, artinya menjaga (jangan sampai rusak), memelihara dan melindungi. Namun jika dikatakan, hafizha as-sirra, artinya katamahu (menyimpan). Dan jika dikatakan, hafizha ad-darsa, artinya istazhharahu (menghafal) (Munawwir, 1997: 279). Dari sini, dapat diketahui bahwa kata hafizha yahfazhu hifzhan dalam bahasa Indonesia artinya adalah menghafal. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat (Anwar, 2003: 318). Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas menghafal, berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: a) kondisi emosi, b) keyakinan (belief), c) kebiasaan (habit), dan cara memproses stimulus. Sedangkan faktor eksternal antara lain: a) lingkungan belajar, dan b) nutrisi tubuh (Yovan dan Issetyadi, 2010: 6). Manfaat menghafal antara lain: a) hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap keilmuan seseorang. Orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdalam pemahaman dan pengembangan pemikiran secara lebih luas, b) dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa langsung menarik kembali ilmu setiap 208 Jurnal

5 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud saat, dimanapun, dan kapanpun, c) siswa yang menghafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran yang diajarkan, apalagi kalau hubungannya dengan teori matematika, IPA, Al-Qur an Hadits, Bahasa Inggris dan sebagainya, d) aspek hafalan memegang peranan penting untuk mengendapkan ilmu dan mengkristalkan dalam pikiran dan hati, kemudian meningkatkannya secara akseleratif dan massif, e) dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama dalam mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi, debat, dan sebagainya, f) dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan pengembangan ilmu. Pelajar yang cerdas serta mampu memahami pelajaran dengan cepat, jika ia tidak mempunyai perhatian terhadap hafalan, maka ia bagaikan pedagang permata yang tidak bias memelihara permata tersebut dengan baik. Seringkali, kegagalan yang dialami para pelajar yang cerdas disebabkan oleh sikap menggantungkan pada pemahaman tanpa adanya hafalan, dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa dikembangkan dengan akurat dan intensif (Jamal Ma mur Asmani, 2011: 128). Metode Reading Aloud Metode merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti sistematis (tata cara berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan, metode adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan melalui berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah. Dalam kamus, metode artinya cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb.). Metode juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Zuhairini, 2004: 80). Jadi dapat dikatakan bahwa metode adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. Untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat, seorang guru harus hatihati berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Menurut Djamarah, ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan oleh guru dalam upaya memilih strategi pembelajaran yang baik, yaitu: a) kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan baik diranah kognitif, efektif, maupun psikomotorik, yang pada prinsipnya dapat menggunakan strategi pembelajaran tertentu untuk mencapainya, b) kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan. Jenis pengetahuan itu misalnya verbal, visual, konsep, prinsip, proses, prosedural, dan sikap. Setiap jenis Jurnal 209

6 Nur Waqi qh - Ika Novianti pengetahuan memerlukan strategi tertentu untuk mencapainya, c) kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran; siapa anak didik yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dengan metode tersebut, bagaimana karakteristiknya, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikannnya, sosial-ekonominya, bagaimana minatnya, motivasinya dan gaya belajarnya, d) kemampuan strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan belajar anak didik dengan mempertimbangkan apakah strategi tersebut digunakan untuk belajar secara individual (mandiri), kelompok kecil (kooperatif, kolaboratif, dll), atau kelompok besar/klasikal, e) karena strategi pembelajaran tertentu mengandung beberapa kelebihan dan kekurangan, maka penerapannya harus disesuaikan dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran tertentu, f) penerapan strategi pembelajaran harus memperhitungkan aspek pembiayaan, dan g) durasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan strategi yang dipilih (Djamarah, 2010: 328). Reading Aloud berasal dari bahasa Inggris yang terdiri daru dua kata, yaitu read yang berarti membaca dan Aloud yang berarti (suara) keras. Dalam dunia pendidikan, Reading Aloud diartikan sebagai sebuah strategi belajar dengan cara guru atau siswa membaca dengan suara yang keras atau lantang. Reading Aloud juga dapat diartikan sebagai aktivitas membacakan buku dengan lantang, maka kehadiran buku/kitab sangat diperlukan karena kehadiran buku/kitab menjadi ciri dari aktivitas ini. Metode Reading Aloud juga dapat diartikan membaca keras-keras, membaca sebuah teks secara keras-keras ternyata dapat membantu siswa memfokuskan pikiran (Silbermen, 2013: 152). Strategi pembelajaran Reading Aloud (Thariqah al-qira ah al- Jahriyah) merupakan strategi pendekatan mengajar yang dapat mendorong siswa mempelajari dan menguasai keterampilan dasar serta memeroleh informasi selangkah demi selangkah. Selanjutnya untuk mempelajari bacaan al-qur an, salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode Reading Aloud, yaitu membaca dengan suara yang keras (lantang). Metode Reading Aloud menuntut perhatian peserta didik dalam mempelajari al-qur an. Jika hal ini bisa dilakukan, maka ada dua manfaat yang diperoleh yakni menumbuhkan kegemaran membaca dan menjalin kedekatan antara peserta didik dan guru. Untuk menerapkan metode ini, guru harus memerhatikan jenis bacaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan usia anak. Demikian juga pada anak tingkat madrasah diniyah, harus sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Reading Aloud adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran pada materi membaca kalimat thayyibah dengan suara keras (lantang). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah jumlah peserta didik dalam satu kelas dan kelengkapan fasilitas yang diperlukan untuk membantu proses pembelajaran. 210 Jurnal

7 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud Langkah-langkah dalam menerapkan metode Reading Aloud: a) pilihlah teks yang akan dibaca dengan keras, b) perkenalkan teks itu pada siswa, c) tunjuklah sejumlah siswa untuk membaca keras beberapa bagian dari teks secara bergiliran, d) ketika seorang siswa membaca teks, maka siswa lain mengikuti membaca dengan suara keras-keras. Adapun kelebihan penerapan metode Reading Aloud diantaranya: a) mengondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan menyenangkan, b) siswa membangun sendiri kerangka pengetahuan yang mereka pelajari, c) memperkaya penguasaan kosa kata yang dimiliki, dan d) melibatkan siswa untuk aktif partisipatif melalui kegiatan membaca dalam pembelajaran (Jawahir, 2005: 49). Ruang lingkup mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) aspek Aqidah, yang terdiri dari: a) kalimat thayyibah (tahlil, basmalah, hamdalah, tasbih, takbir, ta awwud, shalawat, tarji dan istighfar), b) asmaul husna (Al-ahad, al- Khaliq, al-rahman, ar-rahim, as-sami, ar-raza, al-muhgny, al-hamid, asy-syakur, al- Quddus, ash Shomad, al-muhaimin, al-adhim, al-karim, al-kabir, al-malik, al-bathin, al- Waly, al-mujib, al-wahab, al- Alim, adh-dhahir, ar-rasyid, al-hadi, as-salam, al-mu min, al- Latif, al-baqi, al-bashir, al-muhyi, al-mumit, al Qowy, al-hakim, al-hakim, al-jabbar, al- Mushawwir, al-qadiral-qhafur, al-affuw ash-ahbur dan al-halim), c) meyakini rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rosul dan hari akhir serta Qodla dan Qadar), 2) aspek akhlak meliputi: a) pembiasaan akhlak karimah (mahmudah; disiplin, hidup bersih, ramah, sopan santun, syukur, hidup sederhana, rendah hati, jujur, disiplin, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun tolong-menolong, hormat, patuh, siddiq, amanah, tabligh, fatonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qonaah dan tawakal. b) menghindari akhlak Sayi ah (madzmumah; hidup kotor, berbicara kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asah, marah, fasik dan murtad), 3) aspek adab Islami meliputi a) adab terhadap diri sendiri (mandi, tidur, buang air kecil/besar, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar dan bermain), b) adab terhadap Allah (adab di Masjid, mengaji dan beribadah), c) adab kepada sesama (orang tua, saudara, gutu, teman dan tetangga), d) adab terhadap lingkungan (kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan), 4) aspek kisah teladan (kisah Nabi Adam, Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad, Nabi Ismail, Kan an, Kelicikan, Nabu Yusuf, Tsa labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman, Ashbabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayyub). Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model kolaboratif, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas yang melibatkan beberapa pihak, yaitu guru dan peneliti. Penelitian ini dilakukan di kelas V MI Ma arif Randegansari Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik, yang dilaksanakan pada pertengahan semester genap, yaitu pada bulan April Mei Jurnal 211

8 Nur Waqi qh - Ika Novianti Langkah tindakan yang dipilih untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas adalah metode Reading Aloud dengan harapan peserta didik akan terbiasa untuk membaca dan menghafal dan menggunakan kalimat-kalimat thayyibah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, guru bertindak sebagai observer dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting) (Purwati, 2009: 12), sebagaimana diuraikan dalam gambar berikut: Gambar 1: Prosedur PTK Model Kurt Lewin Langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan bagan tersebut, dijelaskan sebagai berikut: setelah melakukan refleksi awal dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, peneliti mendesain perencanaan (planning) yang tertuang dalam bentuk RPP, yang mencakup langkah-langkah pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Disamping itu, peneliti juga mendesain instrumen penelitian dan menyiapkan media pembelajaran. Setelah tahap perencanaan, peneliti bekerjasama dengan guru kelas melakukan tahap pelaksanaan, kemudian tahap pengamatan (observing). Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap observing adalah: 1) mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, 2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa dalam kelompok, 3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti melakukan analisis data dan melakukan refleksi, untuk menentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak. 212 Jurnal

9 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria ketuntasan belajar dibedakan menjadi dua kategori, yakni ketuntasan belajar secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilai yang didapatkannya 80 ke atas, dan rata-rata siswa yang tuntas belajar mencapai 85%. Teknik Pengumpulan Data dan InstrumenPengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang yang benar-benar valid, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan non tes. Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (mengambil data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran dan dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan (Kunandar, 2011: 143). Teknik yang kedua, yakni wawancara. Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas. Untuk itu, peneliti melakukan wawancara dengan guru, siswa, dan subyek lain yang dianggap memiliki informasi yang relevan dengan penelitian untuk memeroleh informasi atau data yang lebih terperinci. Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memeroleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar mengajar yang diajarkan oleh guru sebelum dan sesudah dilakukan langkah tindakan. Sementara teknik non tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan minat yang dapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau hasil belajar dengan berbagai prosedur penilaian. Non tes ini digunakan untuk memeroleh data tentang keterampilan menghafal materi kalimat thayyibah pada siswa kelas V, baik sebelum maupun sesudah dilakukan langkah tindakan. Bentuk penilaian non tes yang digunakan adalah tes lisan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, panduan wawancara, dan rubrik penilaian non tes. Analisis Data Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar pada setiap putaran, dilakukan evaluasi berupa tes lisan. Hasil evaluasi tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan sebagai bahan refleksi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Analisis data dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, dengan kriteria ketuntasan belajar secara perorangan dan klasikal, yakni jika 85% siswa memeroleh nilai 80 ke atas. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Persentase = Siswa yang tuntas belajar siswa 100% Jurnal 213

10 Nur Waqi qh - Ika Novianti HASIL ANALISIS DATA Siklus I Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti pembuat rancangan RPP, menyusun fasilitas atau sarana seperti media yang diperlukan dalam proses pembelajaran, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, panduan wawancara, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa. Tahap Pelaksanaan (Acting) Pada tahap ini, peneliti (bertindak sebagai guru) melaksanakan pembelajaran dengan metode Reading Aloud pada materi kalimat thayyibah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Mei 2015 di kelas V MI Ma arif Randegansari, Gresik dengan jumlah 30 siswa. Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan, dideskripsikan sebagai berikut: a) kegiatan awal; Guru membuka pelajaran dan mengondisikan siswa, kemudian mengucapkan salam dan secara bersama-sama berdo a. Setelah menanyakan kabar siswa, guru mengaitkan materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan manfaat mempelajari materi pembelajaran. Guru meminta siswa mengingat peristiwa yang dialami mulai dari bangun tidur sampai tiba di sekolah dan menuangkan peristiwa yang mereka alami di buku catatan mereka; dalam tulisan itu siswa menyebutkan peristiwa yang menyenangkan, peristiwa yang menyedihkan, dan sesuatu yang mengagumkan. Langkah selanjutnya adalah kegiatan inti; guru meminta siswa membaca buku Aqidah Akhlak materi kalimat thayyibah secara individu. Siswa diminta menyebutkan kalimat thayyibah yang ada di dalam buku tersebut, kemudian secara bersama-sama siswa membaca dengan nyaring bacaan takbir, hamdalah dan tarji beserta artinya. Kemudian guru memberikan contoh cara melafalkan kalimat thayyibah (takbir, hamdalah dan tarji ) yang benar. Pada kegiatan ini, seluruh siswa memerhatikan contoh yang diberikan guru. Kemudian secara bersama-sama, siswa menirukan guru membaca kalimat thayyibah dengan benar dan nyaring. Guru kemudian menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk membacakan kalimat thayyibah dan siswa yang lain mengikuti. karena keterbatasan waktu, guru hanya menunjuk 2 siswa sebagai model. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melafalkan kalimat thayyibah, guru melakukan post test dalam bentuk non tes yaitu melalui tes lisan menghafalkan kalimat thayyibah beserta artinya. Satu-persatu siswa diminta maju untuk melakukan hafalan kalimat thayyibah. Setelah semua siswa maju, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Beberapa siswa bertanya tentang arti kalimat thayyibah hamdalah dan maknanya. Langkah 214 Jurnal

11 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud kegiatan yang terakhir adalah penutup; guru melakukan refleksi, kemudian menutup pelajaran dengan membuat kesimpulan bersama siswa, menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, berdo a bersama dan mengucapkan salam. Adapun data hasil post tes adalah sebagai berikut: Tabel 1: Hasil Post Tes Kemampuan Siswa dalam Menghafal Kalimat Thayyibah dan Artinya No Jumlah Siswa Nilai Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 8.45 Prosentase Ketuntasan Belajar 87% Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 8,45 dan ketuntasan belajar mencapai 87%. Hasilnya mengalami peningkatan yang lebih baik dari pada sebelum diberi tindakan. Adanya peningkatan keterampilan menghafal ini karena siswa lebih termotivasi untuk menghafal. Selain itu siswa dapat mengikuti dan mengerti metode pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan harapan guru. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dan belum terlaksana dalam proses pembelajaran dengan metode Reading Aloud, mengacu pada RPP yang telah dibuat. Dari data-data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: Selama proses pembelajaran, guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan runtut, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu menghafal kalimat thayyibah dengan lancar. Merujuk pada kondisi tersebut di atas, maka penelitian ini cukup dilakukan dalam satu siklus dengan revisi yang tidak terlalu banyak. Akan tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan langkah-langkah pembelajaran yang telah berjalan dengan baik, sehingga penerapan metode Reading Aloud dapat meningkatkan keterampilan menghafal siswa dan mencapai tujuan pembelajaran. Jurnal 215

12 Nur Waqi qh - Ika Novianti PEMBAHASAN Pada siklus pertama, guru telah menerapkan metode Reading Aloud dengan baik, diindikasikan dengan semakin terarahnya materi yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran berlangsung sesuai alokasi waktu yang ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada kegiatan awal pembelajaran, siswa tampak antusias dan semangat mengikuti pembelajaran. Ketika kegiatan inti pembelajaran berlangsung, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran; guru tidak terlalu susah memilih siswa untuk menjadi model membacakan kalimat thayyibah (Takbir, Tahlil dan Hamdalah). Akan tetapi, ketika guru melakukan post test; siswa secara bergiliran maju satu persatu, suasana kelas menjadi sedikit gaduh. Ketika satu siswa maju, siswa lainnya yang menunggu giliran untuk dipanggil namanya ramai dengan teman-temannya. Hal ini dikarenakan siswa yang sedang menunggu giliran maju, tidak melakukan aktivitas lain untuk mengisi waktu kosongnya, sehingga siswa yang sudah hafal kalimat thayyibah dan artinya akan mengisi waktu kosong tersebut untuk berbicara dengan temannya atau menggaggu teman-temannya yang lain, namun kendala tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena siswa-siswi tidak sulit untuk diatur. Pada kegiatan penutup, siswa dapat menyimpulkan materi kalimat thayibah dengan tepat dan benar. Dari hasil refleksi siswa, diperoleh informasi bahwa pembelajaran berlangsung menyenangkan dan berkesan. Proses pembelajaran yang telah berlangsung telah memenuhi aspek spiritual, sosial, dan pengetahuan, namun untuk aspek keterampilan belum tercover dalam pembelajaran tersebut. Penerapan metode Reading Aloud untuk meningkatkan keterampilan menghafal siswa bisa dikatakan efektif, karena sesuai dengan karakter siswa yang aktif. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa terlibat secara aktif dalam membaca dan fokus bacaan mereka. Hal ini efektif dalam meningkatkan konsentrasi siswa dan memudahkan siswa dalam menghafal. Berdasarkan data hasil tes lisan, disimpulkan bahwa metode Reading Aloud berdampak positif dalam meningkatkan keterampilan menghafal siswa pada materi kalimat thayyibah. Terbukti dengan semakin meningkatnya hasil menghafal siswa, yaitu rata-rata pada pre-test 6,2 atau sekitar 36% yang mencapai KKM (KKM 80), sedangkan setelah adanya tindakan, nilai rata-rata post test siswa adalah 8,45 atau sekitar 87% siswa mampu meningkatkan keterampilan menghafalnya. 216 Jurnal

13 Pembelajaran PAI dengan Metode Reading Aloud PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran dengan mengunakan metode Reading Aloud berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan menghafal siswa yang ditandai dengan hasil peningkatan belajar siswa yaitu pada pre-test 36% dan pada pos-test 87%, jadi peningkatan secara klasikal adalah sebanya 51%. Saran Dalam pembelajaran sebaiknya guru tidak hanya menggunakan satu metode saja untuk semua pembelajaran. Metode yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan siswa untuk meningkatkan kualitas belajarnya. Metode pembelajaran Reading Aloud adalah salah satu metode yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menghafal siswa. Seorang guru sebaikanya dapat mencocokkan dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena penelitihan ini hanya dilakukan dalam 1 siklus selama 2 minggu, sehingga masih ada kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan. Jurnal 217

14 Nur Waqi qh - Ika Novianti DAFTAR PUSTAKA Anwar, Desy Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asmani, Jamal Ma mur Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota KAPI). Djamarah, Syaiful Bahri Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. Hasbullah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Jawahir, Mochammad Teknik dan Strategi Pembelajaran. Bandung: Cendikia Press. Kunandar Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Munawwir, Ahmad Warson Kamus Al-Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Progressif. Poerwadarminta Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Duta Rakyat. Putra, Yovan P dan Bayu Issetyadi Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: Elex Media Komputindo. Purwati, Eni, dkk Penelitian Tindakan Kelas Paket 5. Surabaya: LAPIS PGMI. Silbermen, Melvin L Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia & Nuansa Cendekia.Wiraatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zuhairini, dkk Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional. 218 Jurnal

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL), STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) MATA PELAJARAN : AQIDAH-AKHLAK MI MUHAMMADIYAH BUKATEJA KELAS I s/d VI SEMESTER I & 2 STANDAR

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1217 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 396 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : 10/D/KR/2017 TANGGAL : 4 April 2017 TENTANG STRUKTUR KURIKULUM, KOMPETENSI INTI-, DAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS - 1677 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya proses transfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Akhlak : 5 (Lima) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima, menjalankan, dan menghargai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca dalam Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Strategi Information search bagi Siswa Kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA - 855 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Peningkatan Keterampilan Demonstrasi Materi Luqhata pada Mata Pelajaran Fiqih melalui Metode Modeling the Way Siswa Kelas VI-B MI At-Taqwa Kebonagung Sukodono Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan. BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didesain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom). PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan (Classroom). Classroom Action Research merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 32 Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendiskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bercerita peristiwa menyenangkan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Ibtidaiyah : Akhlak : I (Satu) : 1 Ganjil Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima menjalankan ajaran agama dianutnya KI 2 : Memiliki

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Jumlah Soal : 50 Kurikulum acuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PAKEM DI MIS MAURA EL-MUMTAZTANAH SERIBU BINJAI SELATAN Athiiyah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 39 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru. BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu usaha pencermatan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : MI IMAMI : Akhlak : 5 (Lima) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Surat Pendek dengan Menggunakan Metode Cooperative Scripting di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah AL-Hidayah Margorejo Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Abstrak: Latar belakang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu 31 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan PTK (Penelitian Tindakan kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning), 34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin dengan pendekatan kualitatif. Model Kurt Lewin itu dalam siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1. Mengetahui penerapan strategi index card match khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan

Lebih terperinci

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N 2 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JOURNAL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini 43 BAB III Metode dan Rencana Penelitian A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, karena dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang digunakan berupa pelaksanaan strategi Practice-Rehearsal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Kemampuan melakukan operasi hitung perkalian melalui media congklak materi tentang Operasi hitung Perkalian dan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mata Pelajaran : Akhlak Kelas : I (Satu) Semester : 1 Ganjil SILABUS PEMBELAJARAN Kompetensi Inti : K1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bersama guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Penerapan Model Pembelajaran (Siti Sri Wulandari) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Siti Sri Wulandari Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Oleh: RETDUWAN G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 ABSTRAK

Oleh: RETDUWAN G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 ABSTRAK UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QURAN MELALUI METODE PEER TEACHING SISWA KELAS VIIIF SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 ( Penelitian Tindakan Kelas SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom A. Metode Penelitian BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom action research atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Romawi Dengan Menggunakan Metode Inquiry Kelas IV MI Al- Hidayah Margorejo

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk BAB III PROSEDUR PTK A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pemebelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa 28 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 1. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bimbingan, arahan dan pemberian pengalaman dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini berada

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dari 3 kata yang memiliki pengertian sebagai berikut: sesuatu yang penting bagi peneliti.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dari 3 kata yang memiliki pengertian sebagai berikut: sesuatu yang penting bagi peneliti. 37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan istilah PTK. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru 20 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas sudah lebih dari sepuluh tahun dikenal dan dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa Inggris PTK di artikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar tentang

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas, BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian memiliki makna dengan teknik penelitian, yakni merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA - 1467 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) 1 TAHUN PELAJARAN :... SEKOLAH KELAS SEMESTER : : Pendidikan Agama Islam : I : 1 (Ganjil) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 20 PTK mempunyai karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS DI KELAS XI MIA-2 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi

Lebih terperinci

Oleh Marwanti Guru SDM Ambarbinangun ABSTRACT

Oleh Marwanti Guru SDM Ambarbinangun   ABSTRACT UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IBADAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO PADA PESERTA DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Oleh Marwanti Guru SDM Ambarbinangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang Nurchafsah dan Mardiah MI Darussalam Palembang japridiah@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 1 Untuk membuat seseorang atau peserta didik belajar itulah dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci