UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL"

Transkripsi

1 UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL SKRIPSI Oleh HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

2 UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL SKRIPSI Oleh HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS TEKNIK PERTANIAN / Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing (Taufik Rizaldi STP, MP) Ketua (Ainun Rohanah, STP. Msi) Anggota DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

3 Abstract Dodol is a traditional food which is popular enough in some Indonesia area. Skill is needed in producing good quality dodol. Four hours are needed in making dodol. Therefore a churn appliance is helpful to easier preparing of dodol. The aim of this researcah is to test the rpm of churn appliance on the quality of dodol yielded by using completely non factorial random design with of parameters efficiency of preperation, effective capacity of appliance, percentage dodol which charred and broken, yield and economic analysis. Results of this research indicated that pulley diameter gave significant effect on capacity of appliance and its efficiency gave higher significant effec oncharred dodolt. Maximum production cost of every kg dodol was obtained at 44 rpm and minimum at 34 rpm Keyword : Dodol, RPM, appliance capacities, efficiency, percentage dodol which char, yield, production cost. Abstrak Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa daerah Indonesia. Untuk pengerjaannya diperlukan ketrampilan dari pekerja sehingga mutu dodol yang dihasilkan baik. Dalam pembuatan dodol diperlukan waktu 4 jam. Sehingga, diperlukan bantuan alat pengaduk untuk mempermudah pengerjaan dalam pembuatan dodol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan dengan menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan parameter efisiensi pembuatan dodol, kapasitas efektif alat, persentase dodol yang hangus dan rusak, rendemen bahan yang diolah dan analisis ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaaan diameter pulley memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat dan efisiensi alat sedangkan pada persentase dodol yang hangus memberikan pengaruh berbeda sangat nyata. Biaya produksi maksimum tiap kg dalam pembuatan dodol diperoleh pada putaran 44 rpm dan minimum pada putaran 34 rpm Kata kunci : Dodol, RPM, kapasitas alat, efisiensi, persentase dodol yang hangus, rendemen, biaya produksi

4 RINGKASAN PENELITIAN HILAL SYAHRIZA ARIFIN LUBIS, Uji RPM Alat Pengaduk Untuk Pembuatan Dodol, dibimbing oleh Taufik Rizaldi sebagai ketua dan Ainun Rohanah sebagai anggota. Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu rpm alat pengaduk. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan. Faktor rpm alat pengaduk yaitu : 34, 39 dan 44. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, efisiensi pembuatan dodol, persentase dodol yang hangus dan rusak, rendemen bahan yang diolah dan analisis ekonomi. Dari analisis dapat dirangkumkan sebagai berikut. Kapasitas Efektif Alat Perlakuan A berbeda tidak nyata terhadap perlakuan B dan berbeda nyata terhadap perlakuan C. Kapasitas rata-rata alat yang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 3,61 kg/jam, sedangkan kapasitas rata-rata alat terendah terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 2,88 kg/jam. Kapasitas alat dipengaruhi oleh putaran dari pisau pengaduk. Semakin cepat putaran, semakin besar kapasitas alat.

5 Efisiensi Pembuatan Dodol Efesiensi rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan efisiensi sebesar 29,25% dan efesiensi rata-rata terendah terdapat pada perlakuan C dengan efisiensi sebesar 4,34%. Efesiensi pembuatan dodol diperoleh dengan mengurangkan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual yang diperoleh dari pembuatan dodol secara manual lalu di bagi dengan kapasitas aktual. Persentase Dodol yang Hangus dan Rusak Semua perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata satu sama lain. Persentase rata-rata dodol yang hangus tertinggi terjadi pada perlakuan A adalah 5,23% (333,33 gram), pada perlakuan C adalah 1,34% (83,33 gram), sedangkan pada perlakuan B tidak terdapat dodol yang hangus sama sekali Energi listrik yang digunakan Pada perlakuan A energi listrik yang digunakan sebesar 0,56 kwh. Untuk perlakuan B sebesar 0,63 kwh dan untuk perlakuan C sebesar 0,67 kwh. Sehingga untuk waktu satu jam pada setiap perlakuan, energi listrik yang digunakan diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Bahan bakar yang digunakan Pada perlakuan A diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,16 kg sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.66 kg/jam. Pada perlakuan B diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,36 kg untuk waktu rata-rata 1,98 jam sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.69 kg/jam. Pada perlakuan C diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-

6 rata yang digunakan sebesar 1,5 kg untuk waktu rata-rata 2,18 jam sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0,68 kg/jam vi Rendemen Bahan yang Diolah Rendemen rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 43,87%. Rendemen rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu sebesar 48,24%. Sedangkan pada perlakuan C didapati rendemen sebesar 44,60%. Analisis Ekonomi Biaya produksi untuk tiap kg dalam pembuatan dodol dengan putaran 44 rpm sebesar Rp ,17/kg, pada putaran 39 rpm sebesar Rp ,47/kg dan pada putaran 34 rpm sebesar Rp ,97/kg

7 RIWAYAT HIDUP Hilal Syahriza Arifin Lubis dilahirkan di Medan pada tanggal 15 November 1985 dari ayah Husni Syahrul dan Ibu Zaleha. Penulis merupakan putera pertama dari tiga bersaudara Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Selama perkuliahan penulis mengikuti organisasi IMATETA Sebagai seksi seni dan kreasi pada periode Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN 4 pabrik kelapa sawit Langkat pada tahun 2006.

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul dalam penelitian ini adalah UJI RPM ALAT PENGADUK UNTUK PEMBUATAN DODOL. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Taufik Rizaldi, STP, MP, sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ainun Rohanah, STP, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta teman-teman stambuk 2003 di Teknik Pertanian terutama Lijado, Indri Vesalina dan teman-teman saya Ainul, Indro, Ade serta Budi yang telah membantu penulis selama penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih khusus juga disampaikan kepada Ayahanda Husni Syahrul dan Ibunda Zaleha serta adik - adik saya : Hanita dan Hazrina atas segala doa dan perhatiannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat. Medan, Juni 2008 Penulis

9 DAFTAR ISI viii ABSTRACT... iii RINGKASAN... iv RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Hipotesa Penelitian... 3 Kegunaan Penelitian... 3 TINJAUAN LITERATUR... 4 Dodol... 4 Komposisi Dodol... 6 Tepung Beras Ketan... 6 Gula Merah Aren... 7 Santan Kelapa... 7 Pembuatan Dodol... 8 Elemen Mesin... 9 Motor Listrik... 9 Reducer Poros Pulley Sabuk V Bantalan Mesin Pengaduk Dodol METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Bahan Alat Komponen Utama Alat Pengaduk Dodol Metode Penelitian Prosedur Penelitian Parameter yang Diamati Hal

10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas Alat Efisiensi Pembuatan Dodol Persentase Dodol yang Hangus Energi Listrik yang Digunakan (Kwh) Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) Rendemen Bahan yang Diolah Biaya Pengadukan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL

11 H al 1. Syarat mutu berbagai jenis dodol Data pengamatan hasil pembuatan dodol Uji LSR pengujian kapasitas alat terhadap rpm Uji LSR pengujian rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol Uji LSR pengujian rpm terhadap persentase dodol yang hangus Pemakaian energi listrik (Kwh) Pemakaian bahan bakar (Kg/Jam) Rendemen bahan yang diolah DAFTAR GAMBAR

12 H al 1. Dodol dalam kemasan Hubungan rpm dengan kapasitas alat (kg/jam) Hubungan rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol (%) Hubungan rpm terhadap persentase dodol yang hangus (%)... 32

13 DAFTAR LAMPIRAN Hal 1. Gambar alat pengaduk dodol (tampak depan) Gambar alat pengaduk dodol (tampak samping) Gambar alat pengaduk dodol (tampak atas) Bagan alir penelitian Gambar mesin pengaduk dodol Gambar alat pengaduk dodol pada penelitian Prinsip kerja alat Spesifikasi alat pengaduk untuk pembuatan dodol Perawatan alat Keselamatan kerja Data pengamatan hasil pembuatan dodol Data Pengamatan kapasitas alat (Kg/jam) Data pengamatan efisiensi(%) Data pengamatan persentase dodol yang hangus (%) Energi listrik yang digunakan (Kwh) Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) Rendemen bahan yang diolah Analisis biaya... 62

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer dibeberapa daerah Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua yaitu dodol yang diolah dari buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepung-tepungan, antara lain tepung beras dan tepung ketan. Saat ini dodol dikenal dengan nama daerah asal seperti dodol garut, dodol kudus atau jenang kudus, gelamai, sumatera barat, dodol durian (lempog) dari Sumatera dan Kalimantan, dodol buah-buahan seperti dodol apel, dodol strawberry, dodol pepaya dan sebagainya. (Satuhu dan Sunarmani, 2004). Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses diatas tungku perapian sampai mencapai tingkat kematangan tertentu. Bahan tersebut kemudian dimasukkan kedalam ketel besar diatas tungku perapian. Untuk beberapa saat, bahan-bahan tersebut diaduk sehingga merata dan kemudian berubah warna menjadi coklat muda dan lebih kental. Dodol yang sudah masak tersebut kemudian didinginkan (Kompas, 2004). Di Sumatera Utara terdapat dua daerah penghasil dodol yaitu Tanjung Pura dan Pasar Bengkel, Perbaungan. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri pada rasa dan pengemasan dodolnya. Dodol merupakan makanan khas Sumatera Utara yang juga menjadi komoditi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Ada berbagai macam jenis dodol antara lain, untuk daerah Perbaungan terdapat dodol biasa, dodol pandan, dan dodol durian. Sedangkan 1

15 untuk daerah Tanjung Pura terdapat dodol labu, dodol kacang merah, dan dodol durian. Dalam tahap pembuatannya, dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Dodol harus diaduk terus menerus agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalkan terbentuknya kerak. Untuk pengerjaan ini diperlukan ketrampilan dari pekerja sehingga mutu dodol yang dihasilkan baik. Dalam pembuatan dodol diperlukan waktu 4 jam. Sehingga, diperlukan bantuan alat pengaduk untuk mempermudah pengerjaan dalam pembuatan dodol. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya, dimana hasil yang diperoleh dan waktu pengolahan diduga masih belum optimal karena masih menggunakan rpm yang tetap yaitu sebesar 39 rpm, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat performansi kerja alat. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan mencari putaran pengaduk pada alat pengaduk dodol yang tepat untuk memperoleh hasil yang baik pada pembuatan dodol. Sehingga alat pengaduk tersebut dapat membantu dan mempermudah masyarakat dalam usaha membuat dodol yang mampu memenuhi kebutuhan dan selera konsumsi masyarakat.

16 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji rpm alat pengaduk untuk pembuatan dodol terhadap kualitas dodol yang dihasilkan Hipotesis Penelitian Adapun hipotesa penelitian ini adalah : 1. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap dodol yang dihasilkan. 2. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap efesiensi pembuatan dodol. 3. Diduga adanya pengaruh rpm pengaduk terhadap kapasitas efektif alat. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang alat pengaduk untuk pembuatan dodol. 3. Bagi masyarakat yang ingin menggunakan alat pengaduk untuk pembuatan dodol untuk mempermudah proses pengadukan dalam pembuatan dodol.

17 TINJAUAN LITERATUR Dodol Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol sudah cukup lama dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak menyerap tenaga kerja (Departemen Pertanian, 2001). Dodol adalah jenis makanan yang mempunyai defenisi yaitu bahan padat dengan penambahan gula pekat. Pengentalan dilakukan sampai mencapai kadar zat padat lebih besar dari 65% untuk mencapai kualitas yang dikehendaki (Soemaatmadja, 1997). Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet. Pengolahan dodol sudah cukup lama dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak menyerap tenaga kerja. Proses pembuatan dodol di Indonesia beraneka ragam, setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan daerah lainnya (Kompas, 2004). Dodol buah terbuat dari daging buah matang yang dihancurkan, kemudian dimasak dengan penambahan gula dan bahan makanan lainnya atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya. Sesuai dengan defenisi tersebut maka dalam pembuatan dodol buah-buahan diperbolehkan penambahan bahan lainnya, seperti tepung ketan, tepung tapioka, tepung hunkue, bahan pewarna maupun bahan 4

18 pengawet. bahan bahan yang ditambahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan yang berlaku (Satuhu dan Sunarmani, 2004). Dalam pengolahan dodol selain bahan utama dapat ditambahkan berbagai bahan-bahan lain untuk memperoleh rasa dan aroma yang diinginkan. Jenis buahbuahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dodol antara lain nangka, durian, sirsak, wuluh, nenas, dan sebagainya. Buah-buahan yang mempunyai aroma (flavour) dan rasa yang kuat serta murah, baik dibuat produk olahan dodol. Buahbuahan yang masih mempunyai nilai ekonomi rendah, maupun buah-buahan yang pada musim puncak harganya sangat rendah sebaiknya dibuat bentuk olahan dodol, sehingga nilai ekonomi produk buah dapat meningkat. Misalnya buah yang masam, yang kuat aromanya,ataupun buah yang mudah sekali cepat matang dan mudah rusak, seperti buah nangka amat baik dibuat dodol nangka. Prospek pemasaran dodol cukup cerah karena produk olahan dodol ini banyak diminati. masyarakat dari berbagai kalangan, terbukti dengan terdapatnya dodol dari daerah lain dan tetap berkembangnya produk-produk dari dodol di setiap daerah (Wikipedia, 2007) Gambar 1. Dodol dalam kemasan

19 Didalam pengolahan dodol keamanan pangan harus selalu diperhatikan. Syarat dan mutu dodol dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini Tabel 1. Syarat mutu berbagai jenis dodol Keadaan Jenis Uji Dodol Nangka Persyaratan mutu Dodol Nanas Dodol Ketan Dodol Sirsak Warna Bau Rasa Air Normal, khas Normal, khas Normal - Normal, khas Normal, Normal, khas khas - Normal, khas Normal, khas Normal - Maks 20% Maks 20% Maks 20% Maks 20% Abu Maks 1.5% Maks 1.5% - Maks 1% Jumlah Gula dihitung sebagai sukrosa Protein Min 35% Min 35% Min 35% Min 35-45% - - Min 3% - Lemak - - Min 7% - Sear Kasar Maks 2.5% Maks 1.5% - Maks 2% Sumber : Standar Nasional Indonesia (1995) (Satuhu dan Sunarmani, 2004). Komposisi Dodol Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses diatas tungku perapian sampai mencapai tingkat kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu : a. Tepung Beras Ketan Beras ketan (Oryza sativa qlutinous) mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Selain karbohidrat, kandungan dalam beras ketan adalah lemak sekitar 4%, protein 6%, dan air 10%. Karbohidrat di dalam tepung beras

20 terdapat dua senyawa,yaitu amilosa dan amilopektin dengan kadar masing-masing sebesar 1% dan 99%. Di dalam proses pembuatan dodol selain tepung beras ketan dalam adonan tepung beras ketan ditambahkan tepung terigu dengan maksud agar sifat gel dari dodol dapat bertahan cukup lama (Departemen Pertanian,2001) b. Gula Merah Aren Gula merah aren dibuat dari nira yang dihasilkan dari pohon aren. Nira itu dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga jantan. Jika yang disadap tongkol bunga betina maka diperoleh nira yang tidak memuaskan baik jumlah maupun kualitasnya. Dalam beberapa hal, gula merah dari nira aren memang lebih unggul dari pada gula merah dari nira kelapa. Dari segi aroma dan rasa, gula aren jauh lebih tajam dan manis. Oleh karena itu, industri pangan yang menggunakan gula merah seperti perusahaan jenang dodol di Garut misalnya, lebih suka menggunakan gula aren. Pada umumnya harga gula aren dipasaran lebih mahal daripada gula kelapa. Harga gula aren pada umumnya sama atau hampir sama dengan gula pasir. Berdasarkan pengalaman dilapangan, 10 liter nira segar dapat menghasilkan gula merah sekitar 1.5 kg (Sunanto, 1993). c. Santan Kelapa Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan untuk pembuatan berbagai kue, es krim, gula-gula, dodol dan lainnya (Suhardiyono, 1995)

21 Santan kelapa dalam pembuatan dodol berfungsi untuk memperoleh kekenyalan tertentu, rasa maupun aroma. Komposisi santan kelapa pada umumnya terdiri dari air sekitar 52%, protein 4%, lemak 27%, dan karbohidrat/gula 15%. Tinggi rendahnya komposisi tersebut sangat dipengaruhi oleh varietas kelapa, cara pemasarannya dan volume air yang ditambahkan (Departemen Pertanian, 2001) Pembuatan Dodol Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan tersebut dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu kurang Lebih 3 atau 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam,pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan. Biasanya dodol dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu seperti hari-hari perayaan besar (Wikipedia Indonesia, 2007).

22 Elemen Mesin Motor Listrik Mesin mesin yang dinamakan motor listrik dirncang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan, mesin mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Pada dasarnya motor listrik digunakan untuk menggerakkan elemen mesin, seperti pulley, poros, dan sudu lempar (Pratomo, 1983). Menurut Sumanto (1993), sebagai alat penggerak, motor listrik lebih unggul dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena motor listrik dapat dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penggerakan, antara lain : 1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga. 2. Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas. 3. Pelayangan operasi mudah dan pemeliharaanya sederhana. 4. Bisa dikendalikan secara manual atau otomatis. Menurut Sumanto (1993), ditinjau dari jumlah fase tegangan yang digunakan, dapat dikenal 2 jenis motor, yaitu : 1. Motor satu fase Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut dimasukkan tegangan satu fase. Didalam praktek yang sering digunakan adalah motor satu fase dengan lilitan dua fase. Dikatakan demikian karena didalam motor satu fase lilitan statornya terdiri dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan Bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dimuat sedemikian

23 rupa sehingga walaupun arus yang mengalir adalah arus/tegangan 1 fase tetapi akan mengakibatkan arus yang mengalir pada lilitan mempunyai perbedaan fase. 2. Motor 3 fase Disebut motor 3 fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik tegangan yang dimasukkan pada rotor tersebut adalah tegangan 3 fase. Reducer Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan reducer putarannya dapat cukup tinggi. i = n 1 (1) n 2 dimana : i : Perbandingan reduksi n 1 : Input putaran (rpm) n 2 : Output putaran (rpm) (Niemann, 1982) Poros Poros pada umumnya berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran. Bentuk dari poros adlah silinder baik pejal maupun berongga. Namun ukuran diemeternya tidak selalu sama. Biasanya dalam permesinan, poros dibuat bertangga/step agar bantalan, roda gigi maupun pulley mempunyai dudukan dan penahan agar dapat diperoleh ketelitian mekanisme. (Stolk dan Kross, 1993) Menurut pembebanannya, poros dibedakan atas tiga jenis, yaitu :

24 a. Poros Transmisi Poros ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran. Hal ini menyebabkan poros mendapatkan momen bending/beban lentur dan momen torsion/beban puntir. Data yang ditranmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi, pulley maupun dengan sprocket. b. Spindel Spindle berfungsi sebagai poros transmisi. Namun, beban yang diterima poros ini hanya beban puntir. Contoh dari poros ini adalah spindle pada mesin perkakas, dimana ukurannya relative pendek. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk serta ukurannya harus teliti. c. Gandar Poros ini berfungsi menyangga suatu mekanisme. Beban yang diterima poros ini adalah beban lentur, tidak terjadi putaran pada poros (Sularso dan Suga, 2004). Poros digunakan pada setiap mesin dan peralatan mesin, poros dibebani dengan beban yang berubah yaitu komninasi dari lenturan dan puntiran disertai dengan berbagai tingkatan konsentrasi tegangan. Pemindahan tenaga dan pergerakan mesin dapat dibagi dua : 1. Pergerakan Langsung Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap dan motor bakar) Dihubungkan langsung dengan poros perkakas atau mesin yang hendak digerakkan dengan kopling-kopling. 2. Pergerakan Tidak Langsung

25 Dalam hal ini poros motor penggerak tidak langsung berhubungan dengan perkakas atau mesin yang digerakkan, melainkan dengan menggunakan pulley dalam mentransmisikan tenaga. (Nababan, 2005). Pulley Pulley sabuk dibuat dari dari besi cor atau dari baja. Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan alumunium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (diatas 35 m/det). Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putara transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya. SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) (2) Dimana S adalah kecepatan putar pulley (rpm) dan D adalah diameter pulley (mm) (Smith dan Wilkes, 1990) Menurut Daryanto (1986), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan sebagai sabuk penggerak, yaitu: 1. Pulley datar Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dalam bentuk yang bervariasi. 2. Pulley mahkota

26 Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut sehingga untuk slip relative sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam menurut kegunaanya. 3. Pulley tipe lain Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada sabuk penggeraknya. Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara: 1. Horizontal Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar. 2. Vertikal Pemasangan pulley dilakukan secara tegak dimana letak pasangan pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian sabuk yang kendur sehingga akan menimbulkan getaran pada mekanisme serta penurunan umur sabuk. (Mabie and Ocvirk, 1967) Sabuk V Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggingan sabuk yang menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan. Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan salah satu pulley itu harus dapat diatur (Pratomo dan Irwanto, 1983).

27 Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan sabuk adalah kekuatan dan kelembutan yang berguna untuk bertahan terhadap kelengkungan yang berulang kali disekeliling pulley. Selanjutnya yang penting ialah koefisien gesek antara sabuk dan pulley, massa setiap satuan panjang dan ketahanan terhadap pengaruh luar seperti uap lembab, kalor, debu, dan sebagainya (Stolk dan Kros, 1993) Bantalan Bantalan adalah tempat poros bertumpu. Bantalan ini dapat dipasang didalam mesin, dimana poros bertumpu pada bagian yang terpisah. Bantalan dipasang pada bagian mesin yang dinamakan blok bantalan. Dalam bantalan biasanya terjadi gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak mengarah tegak pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan bantalan radial, kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu, namanya adalah bantalan aksial (Daryanto, 1993). Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Stolk dan Kross,1986) Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindah daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir (Smith dan Wilkes, 1990).

28 Menurut Daryanto (1993) pada prinsipnya berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi: 2. Bantalan luncur 2. Bantalan gelinding (bantalan pelana dan rol) 3. Bantalan dengan beban radial 4. Bantalan dengan beban aksial 5. Bantalan dengan beban campuran (radial-aksial). Mesin pengaduk dodol Mesin ini berfungsi untuk mengaduk dodol disertai dengan pemanasan untuk proses pemasakannya. Mesin ini mempunyai tipe XT 4-h, dengan dimensi (PxLxT) 900x500x1250 mm, terbuat dari bahan rangka plat baja. Penggerak Elektro Motor yang digunakan mempunyai tenaga 1/2 Hp, dengan konsumsi listrik 220 V, dengan jenis motor satu fase. Menggunakan pemanas berupa LPG atau kompor minyak dengan kemampuan mengolah 5 kg/batch. (Gama Mesin Mandiri, 2007) Permasalah dari teknologi pengolahan dodol adalah sistem distribusi panas selama pengadukan. Melalui pengembangan alat pengaduk dodol sistim double jacket sistem memanfaatkan fluida berupa oli dan pengaduk kombinasi atau combination paddle, telah banyak memberikan dampak positif terhadap kegiatan produksi dodol buah. Tinjauan aspek ekonomis adalah biaya operasional cukup rendah, sedangkan tinjauan produk adalah kualitas dodol yang seragam dan kompak. Spesifikasi mesin pengaduk dodol/selai (Double Jacket) adalah. Bahan frame pipa besi kotak 2x4 cm. Tabung / silinder terbuat dari stainless steel 304 dengan dimensi (pxlxt) cm : 70 x 60 x 85 cm (menyesuaikan). Daya listrik

29 maksimal : 500 W / 220 AV. Kapasitas pengolahan 20 kg / proses. Bahan bakar panas yang digunakan adalah burner LPG Transmisi rpm : Gear box, pulley, V belt, rpm (Toko Mesin Maksindo, 2007). METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

30 Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-Februari Bahan dan Alat Penelitian Bahan adalah: Bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengaduk dodol 1. Pipa besi 2. Besi profil L 3. Reducer 4. Motor listrik 5. Baut dan Mur 6. Kawat las 7. Pulley 8. V-Belt 9. Bantalan 10. Kuali 11. Tong 12. Tungku 13. As Pengaduk 14. Pisau Pengaduk 15. Kopling 16. Roda 17 Bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat dodol adalah:

31 1. Gula merah aren 2. Santan kelapa 3. Tepung beras ketan 4. Air 5. Garam 6. Vanili Alat Adapun alat-alat yang digunakan adalah: 1. Mesin las 2. Mesin grinda 3. Mesin bor 4. Gergaji besi 5. Mesin skrup 6. Mesin bubut 7. Kalkulator 8. Mistar 9. Stopwatch Komponen Utama Alat Pengaduk untuk Pembuatan Dodol Alat pengaduk untuk pembuatan dodol yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa komponen utama, yaitu:

32 1. Kerangka Alat Kerangka alat terbuat dari pipa besi dengan dimensi alat : panjang 70 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 118 cm. Kerangka berfungsi untuk menopang dan mendukung konstruksi dengan kokoh. 2. Motor Listrik Motor listrik yang digunakan mempunyai tenaga 1HP dengan kecepatan 1400 rpm dengan tipe single phase. 3. Reducer Reducer yang digunakan memiliki perbandingan 1:60, yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang keluar dari motor listrik. 4. Pulley Pulley yang digunakan mempunyai ukuran 3,5 inci untuk kecepatan 34 rpm, 3 inci untuk kecepatan 39 rpm dan 2,7 inci untuk kecepatan 44 rpm diletakkan pada reducer dan 5 inci pada bagian yang terhubung dengan as pengaduk. 5. Sabuk V Sabuk-V yang digunakan mempunyai tipe A-64, A-62 dan A-61, sabuk ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari pulley 6. As Pengaduk As pengaduk terbuat dari bahan baja padat. Pada bagian bawah terdapat lubang tempat persambungan untuk pipa dudukan pisau pengaduk. 7. Pisau Pengaduk

33 Pisau pengaduk terbuat dari baja yang berbentuk seperti sendok melengkung yang mengikuti bentuk kuali. Pada pisau pengaduk terdapat 3 buah besi plat yang dihubungkan dengan baut, mur dan per, yang berfungsi sebagai sendok untuk mengaduk dodol. 8. Kuali Kuali yang yang digunakan mempunyai diameter 70 cm yang berfungsi sebagai tempat dimasaknya dodol. 9. Tong Tong berfungsi sebagai tempat dudukan kuali. 10. Kompor Gas Kompor gas digunakan untuk memasak dodol. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan Rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu RPM alat pengaduk. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan. Faktor RPM alat pengaduk : RPM 1 = 34 RPM 2 = 39 RPM 3 = 44 Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut A. Persiapan alat dan bahan pembuat dodol

34 1. Pembuatan alat pengaduk dodol : a. Dirancang dan digambar bentuk alat pengaduk untuk pembuatan dodol (Lampiran 1,2 dan 3) b. Disiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengaduk untuk pembuatan dodol. c. Diukur bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada setiap komponen-komponen alat pengaduk dodol. d. Bahan dipotong sesuai dengan ukuran kemudian dilakukan pengeboran terhadap bahan. e. Dibentuk pisau pengaduk dan rangkaiannya sesuai ukuran yang ditentukan. f. Dilakukan peraitan terhadap komponen-komponen yang telah dibuat sesuai dengan bentuk yang dirancang. g. Dilakukan pemasangan elektromotor dan reducer. h. Dipersiapkan pulley 3,5 inci dengan v-belt A-64, pulley 3 inci dengan v- belt A-62, pulley 2,7 inci dengan v-belt A Persiapan bahan pembuatan dodol Dipersiapkan santan kelapa yang diperoleh dari 8 buah kelapa yang diparut, di peras dan menghasilkan 2 liter santan kental dan 6,5 santan encer dengan campuran 4 liter air, 2,25 kg tepung beras ketan, 2 kg gula merah yang di encerkan dengan 1 liter air, garam dan vanili secukupnya. Total berat bahan yang diolah seberat 13,75 kg (4,25 kg padatan dan 9,5 kg cairan). Bahan bahan tersebut digunakan dalam satu kali pengolahan dodol. B. Pelaksanaan Penelitian

35 a. Dipasang pulley yang sesuai dengan rpm yang diinginkan b. Dinyalakan kompor gas untuk memanaskan kuali c. Dinyalakan alat pengaduk untuk pembuatan dodol d. Dimasukkan bahan-bahan dimulai dari santan kelapa kental, lalu dimasukkan tepung beras ketan yang diencerkan dengan santan encer. selama proses pengadukan tepung beras ketan dimasukkan santan encer, dan kemudian gula merah. Proses pemasukan bahan-bahan kedalam kuali diatur sesuai dengan ciri-ciri visual bahan yang terjadi yaitu bahan mulai mendidih. Campuran bahan bahan dimasak sampai masak dengan ciri ciri dan kekentalan tertentu. e. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk membuat dodol. f. Ditimbang berat dodol yang masak dan dodol yang hangus jika ada. g. Dicatat pemakaian listrik pada Kwh meter. h. Ditimbang banyak gas/bahan bakar yang telah digunakan Parameter Yang Diamati Adapun parameter yang diamati antara lain : 1. Kapasitas efektif alat Pengukuran kapasitas efektif alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diolah dengan waktu olah atau dapat dhitung dengan rumus : Berat bahan yang diolah Kapasitas efektif alat = ( kg / jam)..(3) Waktu yang dibutuhkan 2. Efisiensi pembuatan dodol

36 Efesiensi pembuatan diperoleh dengan pengurangan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual dan di bagi dengan kapasitas aktual atau dapat dituliskan dengan rumus : Kapasitas efektif alat Kapasitas aktual η = x 100 %...(4) Kapasitas aktual dimana: η = Efisiensi pembuatan dodol Adapun asumsi kapasitas aktual diperoleh dari pembuatan dodol yang dilakukan secara manual yaitu dari 2 kg gula merah aren, 8 buah kelapa dan tepung beras ketan 2,25 kg diperoleh dodol sekitar 7,60 kg selama sekitar 2,75 jam sehingga diperoleh kapasitas aktual sebesar 2,76 kg/jam. 3. Persentase dodol yang hangus dan rusak (%) Perhitungan persentase dodol yang hangus dilakukan dengan pengamatan secara visual hasil pengadukan. Setelah dilakukan pemisahan atau penyortiran dodol yang hangus yang tandai dengan warna gosong kecoklatan. Ditimbang dodol yang hangus, setelah itu dihitung persentase dodol yang hangus. Persentase dodol yang hangus dapat dihitung dengan rumus : Berat dodol yang hangus Persentase dodol yang hangus = x100%.(5) Berat total dodol 4. Energi listrik yang digunakan Perhitungan energi listrik yang digunakan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar energi listrik yang terpakai pada saat proses pembuatan

37 dodol berlangsung. Energi listrik yang digunakan dihitung dengan menggunakan Kwh meter. 5. Bahan bakar yang digunakan Perhitungan bahan bakar yang digunakan dihitung dengan cara menimbang berat awal tabung gas sebelum dan sesudah proses pembuatan dodol berlangsung, lalu dihitung selisihnya. Bahan bakar yang digunakan adalah gas elpiji yang dinyalakan dengan menggunakan kompor gas. 6. Rendemen bahan yang diolah Perhitungan rendemen bahan yang diolah dilakukan dengan membandingkan berat akhir hasil dodol yang diolah, yang sudah dipisahkan dari dodol yang hangus dengan berat awal bahan yang diolah untuk membuat dodol. Berat total dodol Rendemen = x100%..(6) Berat bahan yang diolah 7. Analisis ekonomi Biaya pembuatan dodol (Rp/Kg) Perhitungan biaya pembuatan dodol dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. dimana: Biaya Pokok = BT x + BTT x C... (7) BT BTT = Total biaya tetap (Rp/thn) = Total biaya tidak tetap (Rp/thn)

38 x = Total jam kerja pertahun (jam/thn) C = Kapasitas alat (jam/kg) 1. Biaya Tetap Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari: 1) Biaya penyusutan (metode garis lurus) ( P S) D =... (8) n dimana: D P S n = Biaya penyusutan (Rp/thn) = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alat dan mesin (Rp) = Nilai akhir alsintan 10 % dari P (Rp) = Umur ekonomi (thn) 2) Biaya bunga modal dan asuransi I = i ( P)( n + 1) 2n... (9) dimana: i = total persentase bunga modal dan asuransi 3) Biaya pajak Di negara ini belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian. Menurut Darun (2002), diperkirakan bahwa biaya pajak sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. 4) Biaya gudang/garasi

39 Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 1 %, ratarata diperhitungkan 1 % dari nilai awal (P) pertahun. 2. Biaya Tidak Tetap Biaya tidak tetap terdiri dari: 1) Biaya listrik (Rp/kWh) Pemakaian energi listrik diukur dengan alat yang disebut dengan kwh meter. Pengukuran pemakaian energi listrik yang terpakai dengan membaca skala pada kwh meter. 2) Biaya perbaikan untuk sumber tenaga penggerak, mesin sumber tenaga adalah mesin penggerak peralatan lainnya yang umumnya dihubungkan dengan jenis-jenis transmisi tertentu. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan: Biaya reparasi = 1,2%( P S) 1000 jam... (10) 3) Biaya operator Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya. 4) Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) Pemakaian bahan bakar (berat tabung gas) diukur dengan menggunakan timbangan. Pengukuran berat tabung gas dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pembuatan dodol.

40 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian secara umum dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh terhadap kapasitas alat, efisiensi alat, persentase dodol yang hangus, konsumsi bahan bakar, kwh dan rendemen (Lampiran 11). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Data pengamatan hasil pembuatan dodol RPM Kapasitas Efektif Alat (kg/jam) Efesiensi pembuatan Dodol (%) Persentase dodol yang Hangus (%) KWh Bahan Bakar (kg/jam) Rendemen A (44) 3,61 29,25 5,22 0,57 1,17 43,87 B (39) 3,35 21,49 0 0,63 1,37 48,24 C (34) 2,88 4,34 1,34 0,67 1,50 44,60

41 Dari tabel dapat dilihat bahwa kapasitas alat dan efisiensi tertinggi diperoleh pada perlakuan A dan terendah pada perlakuan C. Pada perlakuan B untuk persentase dodol yang hangus tidak terdapat dodol yang hangus dan yang terbanyak pada perlakuan A. Konsumsi bahan bakar dan kwh terendah diperoleh pada perlakuan A dan tertingi pada perlakuan C. Rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan C dan terendah diperoleh pada perlakuan A. Kapasitas alat Dari hasil sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat. Hasil pengujian least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm terhadap kapasitas alat untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. 28 Tabel 3. Uji LSR pengujian rpm terhadap kapasitas alat Jarak LSR Notasi Perlakuan Rataan A 3.61 a A B 3.35 a AB C 2.88 b B Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda tidak nyata terhadap perlakuan B dan berbeda nyata terhadap perlakuan C. Kapasitas rata-rata alat yang tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 3,61 kg/jam, sedangkan kapasitas rata-rata alat terendah terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 2,88 kg/jam. Dari data tersebut dapat dilihat ada perbedaan kapasitas yang dihasilkan. Meskipun dengan berat bahan yang digunakan diseragamkan. Dari

42 data tersebut dapat dilihat, kapasitas alat dipengaruhi oleh putaran dari pisau pengaduk. Semakin cepat putaran, semakin besar kapasitas alat. Hubungan rpm dengan kapasitas alat dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. 3.8 Kapasitas alat (Kg/jam) y = 0.073x R 2 = rpm Gambar 2. Hubungan rpm dengan kapasitas alat (kg/jam) Dari Gambar 2 diatas menunjukkan semakin cepat rpm semakin besar kapasitas alat demikian sebaliknya. Hal ini dikarenakan kecepatan mempengaruhi penguapan dan cepat lambatnya penyatuan bahan-bahan dalam pembuatan dodol. Sebagai bahan perbandingan kapasitas manual yang diperoleh sebesar 2,76 kg/jam dengan jumlah bahan yang sama dan waktu yang lebih lama. Hasil pengadukan yang diperoleh secara manual atau dengan tenaga manusia ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama hal ini dikarenakan penguapan yang terjadi secara manual lebih sulit dibandingkan dengan secara mekanis hal ini dipengaruhi oleh luas areal pengadukan bahan lebih kecil secara manual daripada secara mekanis sehingga penguapan air lebih sedikit terjadi. Perbedaan kapasitas yang cukup besar terlihat antara pengadukan manual dengan menggunakan alat pengaduk mekanis dengan perlakuan A, sedangkan

43 pada perlakuan B dan C terdapat sedikit perbedaan. Maka masih dapat disimpulkan kinerja alat sudah cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya satu orang saja sebagai pemantau serta tidak menghabiskan tenaga yang terlalu besar jika dilakukan secara mekanis apabila dengan manual tenaga kerja yang dibutuhkan paling sedikit dua orang yang telah memiliki keahlian yang cukup tinggi. Adapun kelemahan yang dijumpai pada saat pengujian alat pengadukan ini adalah proses pengadukan dengan bentuk mata pisau pengaduk searah mengakibatkan kapasitas yang diperoleh menjadi lebih kecil karena bahan dapat keluar dari kuali saat pengadukan apabila jumlah bahan yang diujikan dalam jumlah besar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap alat pengaduk ini terutama untuk bentuk dari mata pisau pengaduk, pulley, jarak antar kuali dan sumber api dan faktor lainnya demi meningkatkan efektifitas dan efisiensi alat ini. Efisiensi pembuatan dodol Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan rpm memberi pengaruh berbeda nyata terhadap kapasitas alat. Hasil pengujian least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm terhadap kapasitas alat untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Uji LSR pengujian rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi A a A B a A C 4.34 b A

44 Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan A memberikan pengaruh berbeda tidak nyata dengan perlakuan B dan berbeda nyata dengan perlakuan C. Efisiensi rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan efisiensi sebesar 29,25 % dan efisiensi rata-rata terendah terdapat pada perlakuan C dengan efisiensi sebesar 4,34 %. Efisiensi pembuatan dodol diperoleh dengan mengurangkan kapasitas efektif alat dengan kapasitas aktual yang diperoleh dari pembuatan dodol secara manual lalu di bagi dengan kapasitas aktual. Hubungan rpm dengan efisiensi pembuatan dodol dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. 32 Efisiensi pembuatan dodol(%) y = 2.491x R 2 = rpm Gambar 3. Hubungan rpm terhadap efisiensi pembuatan dodol (%) Dari Gambar 3 diatas menunjukkan semakin cepat rpm semakin besar efisiensi demikian sebaliknya. Hal ini dikarenakan kecepatan mempengaruhi kapasitas alat yang juga secara langsung akan mempengaruhi efisiensi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi dari efisiensi pembuatan dodol tidak terlalu besar dan cukup tinggi sehingga kinerja alat relatif baik. Persentase dodol yang hangus

45 Pengukuran persentase dodol yang hangus dilakukan dengan pengamatan secara visual terhadap hasil pengadukan. Setelah dilakukan pemisahan atau penyortiran dodol yang hangus secara manual yang ditandai dengan warna dan aroma yang gosong. Ditimbang dodol yang hangus, setelah itu dihitung persentase dodol yang hangus dengan cara membandingkan berat dodol yang hangus (kg) dengan berat total dodol yang diperoleh (kg). Hasil pengujian dengan least significant range (LSR) menunjukkan pengaruh tiap-tiap perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini Tabel 5. Uji LSR pengujian rpm terhadap persentase dodol yang hangus Jarak LSR Notasi Perlakuan Rataan A 2.35 a A C 1.35 b B B 0.71 c B Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% Dari Tabel 5 perlakuan A memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C. Persentase rata-rata dodol yang hangus tertinggi terjadi pada perlakuan A adalah 5,23 % (333,33 gram), sedangkan pada perlakuan C adalah 1,34 % (83,33 gram). Hubungan rpm terhadap pesentase dodol yang hangus dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

46 0 Gambar 4. Hubungan rpm terhadap persentase dodol yang hangus (%) Gambar 4 menunjukkan persentase dodol yang hangus terbanyak pada perlakuan A dan perlakuan B tidak ditemukan dodol yang hangus sama sekali. Hal demikian dapat terjadi disebabkan karena panas api dari kompor gas yang tidak menyebar dan pengaruh putaran dari pisau pengaduk yang menggesek kuali. Energi listrik yang digunakan (Kwh) Elektromotor merupakan suatu alat yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis. Sehingga penggunaan elektromotor sebagai sumber tenaga penggerak tidak terlepas dari pemakaian energi listrik. Pemakaian energi listrik rata-rata dari tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Pemakaian energi listrik (Kwh) Perlakuan (rpm) Kwh A (44) 0,57 B (39) 0,63 C (34) 0,67 Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat dengan menggunakan Kwh meter untuk waktu rata-rata 1,76 jam (Lampiran 15 ) untuk perlakuan A skala rata-rata yang

47 terbaca pada Kwh meter sebesar 0,56 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Untuk perlakuan B dengan waktu rata-rata 1,98 jam (Lampiran 15) diperoleh skala rata-rata yang terbaca pada Kwh meter sebesar 0,63 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Untuk perlakuan C dengan waktu rata-rata 2,19 jam (Lampiran 15) diperoleh skala ratarata yang terbaca pada Kwh meter sebesar 0,67 Kwh sehingga untuk waktu satu jam diperoleh sebesar 0,31 Kwh. Bahan bakar yang digunakan (kg/jam) Tabel 7. Pemakaian bahan bakar (Kg/Jam) Perlakuan (rpm) Bahan Bakar (kg/jam) A (44) 1,17 B (39) 1,37 C (34) 1,50 Dari Tabel 7 diatas dengan menggunakan timbangan untuk waktu rata-rata 1,76 jam (Lampiran 16) pada perlakuan A diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,16 kg sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.66 kg/jam. Pada perlakuan B diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan sebesar 1,36 kg untuk waktu rata-rata 1,98 jam (Lampiran 16) sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0.69 kg/jam. Pada perlakuan C diperoleh hasil penggunaan gas elpiji rata-rata yang digunakan

48 sebesar 1,5 kg untuk waktu rata-rata 2,18 jam (Lampiran 16) sehingga untuk satu jam diperoleh sebesar 0,68 kg/jam apabila dibandingkan secara manual tidak jauh berbeda. Pengukuran besar bahan bakar dengan diperoleh secara manual diperoleh sebesar 0,72 kg/jam. Pemakaian bahan bakar pada pengadukan dengan menggunakan alat dan secara manual terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan berbedanya waktu masak dari penggunaan alat pengaduk dan secara manual. Pembuatan dodol dengan alat pengaduk lebih cepat proses masaknya, sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih sedikit Harga bahan bakar gas elpiji untuk setiap kg adalah rata-rata sebesar Rp 5.250/kg sehingga besar biaya yang dikeluarkan untuk setiap kg untuk perlakuan dengan putaran 44 rpm adalah 0,66 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp ,00/jam, sedangkan untuk perlakuan dengan putaran 39 rpm adalah 0,69 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp ,50/jam, dan perlakuan dengan putaran 34 rpm adalah 0,68 kg x Rp 5.250,00/kg = Rp ,00/jam Rendemen bahan yang diolah Tabel 8. Rendemen bahan yang diolah Perlakuan (rpm) Rendemen (%) A (44) 43,87 B (39) 48,24 C (34) 44,60 Dari Tabel 8 rendemen bahan yang diolah dapat dihitung dengan mencari persentase perbandingan antara keseluruhan berat bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan dodol dengan hasil olahan yang telah menjadi dodol. Rendemen rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 43,87 %. Rendemen rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu sebesar 48,24 %. Sedangkan pada perlakuan C didapati rendemen sebesar 44,60 %. Rendemen dihitung untuk

49 mengetahui persentase kehilangan berat dari bahan-bahan selama proses pembuatan dodol. Biaya Pengadukan Ada beberapa faktor yang menentukan layak atau tidaknya suatu alat untuk digunakan, salah satunya adalah faktor ekonomi. Dari analisa ekonomi dapat diketahui besar biaya yang dikeluarkan untuk satu kali produksi. Biaya produksi dipengaruhi oleh kapasitas alat. Semakin tinggi kapasitas alat, maka biaya produksi akan semakin rendah. Dari analisa biaya diperoleh biaya pengadukan secara mekanis sebesar Rp. 3688,40 /kg, yang merupakan hasil perhitungan dari biaya produksi terhadap kapasitas alat pengaduk. Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT) (Lampiran 18). 1. Biaya Tetap (Rp/thn) (1). Biaya Penyusutan (D) = Rp ,00 (2). Bunga modal dan asuransi = Rp ,50 (3). Biaya sewa gudang = Rp ,50 (4). Pajak = Rp ,00 Total Biaya Tetap (BT) = Rp ,00 2. Biaya Tidak Tetap (Rp/jam) (1). Biaya perbaikan alat (reparasi) = Rp. 30,84 /jam (2). Biaya perawatan = Rp. 285,64 /jam (3). Biaya listrik 44 rpm = Rp. 88,00 39 rpm = Rp. 85,25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Perencanaan Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan : Gambar langkah pelaksanaan pembuat mesin mesin pengaduk adonan dodol jenang dengan pengerak motor listrik dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut. kematangan tertentu. Ketiga komposisi yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Dodol Dodol sebagai makanan khas biasanya terbuat dari tepung beras ketan dicampur gula merah aren dan santan kelapa. Ketiga bahan baku tersebut kemudian diproses

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah sejenis makanan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang kemudian ditambahkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai peralatan, mesin mesin dalam industri, pengangkutan dan lainlain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai peralatan, mesin mesin dalam industri, pengangkutan dan lainlain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elemen Mesin 2.1.1 Motor Listrik Mesin mesin yang dinamakan motor listrik dirncang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM Ir.Soegitamo Rahardjo 1, Asep M. Tohir 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH

RANCANG BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH RANCANG BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH DRAFT MUHAMMAD IMAM AL HAKIM 110308066 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 RANCANG BANGUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

DESAIN PISAU PEMOTONG DAN PENAMBAHAN HOPPER PADA ALAT PEMOTONG KENTANG BENTUK FRENCH FRIES SKRIPSI OLEH : SUPRIADI

DESAIN PISAU PEMOTONG DAN PENAMBAHAN HOPPER PADA ALAT PEMOTONG KENTANG BENTUK FRENCH FRIES SKRIPSI OLEH : SUPRIADI DESAIN PISAU PEMOTONG DAN PENAMBAHAN HOPPER PADA ALAT PEMOTONG KENTANG BENTUK FRENCH FRIES SKRIPSI OLEH : SUPRIADI DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 DESAIN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Abstrak Suyadi, Sunarto, dan Faqihuddin Nur Rachman Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS

PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS SKRIPSI OLEH REMON PURBA PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS

PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS SKRIPSI OLEH : CHESYA RITONGA 130308066 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

1 PENGGUNAAN SISTEM PEMANAS DALAM PENGEMBANGAN ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH Renny Eka Putri *), Andasuryani, Santosa, dan Riki Ricardo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Singkong yang biasa disebut ubi kayu, atau ketela pohon berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Singkong yang biasa disebut ubi kayu, atau ketela pohon berasal dari TINJAUAN PUSTAKA Singkong Singkong yang biasa disebut ubi kayu, atau ketela pohon berasal dari negara Brazil. Tanaman ini sudah dibudidayakan di Indonesia pada abad ke-16, namun baru menyebar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk es krim merupakan salah satu kebutuhan yang digemari masyarakat pedesaan dan kalangan anak-anak hingga orang tua. Umumnya pengusaha kecil dalam kegiatan produk

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING KEDELAI UNTUK PEMBUATAN TAHU

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING KEDELAI UNTUK PEMBUATAN TAHU RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING KEDELAI UNTUK PEMBUATAN TAHU SKRIPSI Oleh ERWIN RAFLI SITUMEANG DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 1 2 RANCANG BANGUN ALAT

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

UJI VARIASI DIAMETER LUBANG SARINGAN PADA ALAT PEMBUATSARI KEDELAI (Glycine max) SKRIPSI

UJI VARIASI DIAMETER LUBANG SARINGAN PADA ALAT PEMBUATSARI KEDELAI (Glycine max) SKRIPSI UJI VARIASI DIAMETER LUBANG SARINGAN PADA ALAT PEMBUATSARI KEDELAI (Glycine max) SKRIPSI OLEH : IRZAL PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 UJI VARIASI DIAMETER

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam kelompok pupuk organik alami benar benar langsung diambil

TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam kelompok pupuk organik alami benar benar langsung diambil TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Organik Berdasarkan cara pembentukannya, pupuk organik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu : Pupuk organik alami dan pupuk organik buatan. Jenis pupuk yang tergolong dalam kelompok

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI

UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI (The Effect of RPM Coffee Roaster Machine on the Product Quality) Dedi Johanes Silaen 1, Achwil Putra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenai Kelapa Tanaman kelapa merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

UJI VARIASI DIAMETER LUBANG NAMPAN PENGERING UBI KAYU (Manihot Esculenta) TIPE KABINET TERHADAP KUALITAS HASIL PENGERINGAN

UJI VARIASI DIAMETER LUBANG NAMPAN PENGERING UBI KAYU (Manihot Esculenta) TIPE KABINET TERHADAP KUALITAS HASIL PENGERINGAN 1 UJI VARIASI DIAMETER LUBANG NAMPAN PENGERING UBI KAYU (Manihot Esculenta) TIPE KABINET TERHADAP KUALITAS HASIL PENGERINGAN SKRIPSI OLEH : GERI F LUMBANTOBING PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

UJI BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA ALAT PENGERING KELAPA PARUT (DESICCATED COCONUT) SKRIPSI

UJI BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA ALAT PENGERING KELAPA PARUT (DESICCATED COCONUT) SKRIPSI UJI BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA ALAT PENGERING KELAPA PARUT (DESICCATED COCONUT) SKRIPSI OLEH: MARIA EVATRI TAMPUBOLON 110308074 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengirisan (pisang) Proses pengirisan pisang ini terlebih dahulu dilakukan persiapan bahan, dan mengupas kulitnya. Dan membersihkan dikarenakan pisang memiliki getah. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan.

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan. Sosis Kedelai, Keju Kedelai (Sufi), Dodol Susu, EdiMe Flm (Pengemas Edible) Pema Memh (Angkak) 58 DODOL SUSU Dodol menurut SNI 01-2986-1992 me~pakan makanan semi basah yang pembuatannya dari tepung beras

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL SKRIPSI OLEH ADELLA GINTING 100308044 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica)

UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica) UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica) SKRIPSI OLEH TOMMI PERSADA SEMBIRING PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) : 1. JUDUL

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) : 1. JUDUL SEMINAR HASIL PROGRAM PPM UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) (Oleh : Tiwan, MT.dkk) 1. JUDUL Rancang Bangun Mesin Pengaduk Adonan Bahan Dodol Batang dan Buah Pepaya untuk Meningkatkan Kapasitas

Lebih terperinci

M T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar

M T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar 34 Lampiran 1. Kebutuhan bahan bakar Kebutuhan bahan bakar M T 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar 67gr 372dtk 0, 18 gr/dtk 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar 127gr 1011dtk 0, 12 gr/dtk 5 liter air, Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

efektif alat (kg/jam)

efektif alat (kg/jam) Lampiran 1.Data pengamatan hasil penelitian Jumlah Mata Pisau Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) M1 I 48 3.2 3.2 II 46.95 3.3 4.16 III 42.51 4.26 3

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENCAMPUR MEKANIS

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENCAMPUR MEKANIS RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PENCAMPUR MEKANIS SKRIPSI Oleh GIAVANI POULLO BANGUN DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci