Operasi agregasi matrix dalam R untuk analisis ekonomi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Operasi agregasi matrix dalam R untuk analisis ekonomi"

Transkripsi

1 Operasi agregasi matrix dalam R untuk analisis ekonomi Oleh Ali Akbar Hakim (@osairisali) Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Editor: Dasapta Erwin Irawan (@dasaptaerwin) Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung Abstract The following article is a technical report of our try out in using R for matrix aggregation operation. The operation was used in an Input-Output economic analysis, based on the first author's undergrad project. He wrote the manuscript and the code, while I put some final revisions. This article also part of R for beginners (R from dummies) blogpost series at T h e dataset and R code can be downloaded at this link 1. Pendahuluan Dalam instalasi dasar (base package) R telah tersedia beberapa fungsi dasar untuk melakukan operasi matriks (matrix operation). Matrix sebenarnya merupakan array berdimensi dua, sedangkan array berdimensi 1 disebut sebagai vector (vektor). Array sendiri merupakan susunan angka (number), NA, logical, dan string. Penggunaan matrix sendiri adalah hal utama untuk analisis ekonometrika seperti Computable General Equilibrium (CGE), analisis Input-Output (IO), Social Acounting Matrix (SAM), dll. Tulisan ini akan menjelaskan beberapa dasar penggunaan instalasi dasar operasi matrix untuk analisis ekonomi, khususnya analisis input-output, yang diambil dari pengalaman awal penulis bersentuhan dengan R. Beberapa bagian dari list program dirasakan belum efisien, sehingga masukan dan arahan dari pengguna R yang lebih berpengalaman sangat diharapkan. Dalam tutorial pendek ini, kita akan melakukan Analisis Input-Output (IO).

2 Analisis ini sebenarnya merupakan analisis ekonomi suatu wilayah untuk memperkirakan dampak adanya perubahan permintaan akhir oleh konsumen di suatu wilayah terhadap perekonomian di wilayah bersangkutan. Pemahaman ini tentunya dapat diperluas untuk meramalkan adanya dampak investasi terhadap perubahan output (produksi), perubahan keperluan tenaga kerja, dan bahkan perubahan pendapatan dalam masyarakat. Sebagai dasar untuk melakukan analisis input-output ini, tentunya diperlukan dasar untuk perhitungan agregasi matriks. Tentunya hal seperti ini sangat merepotkan jika dilakukan secara manual dengan menjumlahkan masing-masing cell dalam spreadsheet. Untungnya R mampu mempermudah proses ini dengan melakukan otomatisasi sehingga proses perhitungan dapat dipercepat dan dilakukan berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah metode yang dilakukan penulis untuk mempermudah perhitungan matriks yang kompleks dalam analisis input-output. 2. Agregasi matrix 2.1 Membaca file dan mengkonversi object Sebelum melakukan proses agregasi, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana menginput data ke dalam R. Untuk keperluan pembacaan file data, R menyediakan beberapa package tambahan untuk membaca bermacam format file seperti: *.xls, *.xlsx, *.csv, *.txt, dan *.odf, bahkan juga file berekstensi *.dta (Stata) dan *.sav (SPSS). Data akan semakin mudah untuk dibaca dalam R dengan menggunakan format *.csv, format data lainnya juga dapat dilakukan namun memerlukan instalasi package tambahan. Sebagai contoh, untuk input data analisis IO, penulis melakukan import data berformat *. c s v dengaan menggunakan perintah read.csv(). Perintah ini diiringi dengan argumen: nama data terlebih dahulu yang diketik dalam tanda petik diikuti koma (,) untuk pemisah antar argumen, kemudian dilanjutkan dengan argumen untuk memasukkan header (nama kolom) atau tidak (FALSE jika tidak ingin memasukkan nama kolom, dan TRUE jika ingin memasukkan nama kolom).

3 Data yang diinput menggunakan perintah read.csv ini akan menghasilkan class data.frame, namun karena dalam analisis IO kita memakai matrix dalam setiap langkahnya, maka tipe data ini harus kita konversi menjadi class matrix dengan perintah data.matrix(). Menurut pengalaman, menggunakan perintah as.matrix memang akan merubah dataset yang diinput menjadi matrix, tapi setiap elemennya berubah menjadi class string, walaupun semua elemennya merupakan angka (sehingga ada tanda petik dalam setiap elemennya). Setelah dataset di-import, kita perlu mengetahui apakah ada dalam elemen matrix kita yang kosong, karena jika ada satu elemen yang kosong (NA), maka operasi matriks akan bermasalah kedepannya. Untuk itu kita dapat menggunakan perintah anyna(x), d e n g a n x adalah data/variabel yang ingin kita cek. Hasil FALSE menunjukkan data semuanya telah lengkap. Misalkan kita memiliki file dengan n a m a index agregasi 2006.csv yang disimpan dalam object bernama agra, yang kemudian dikonversi menjadi object matrix bernama matagra. #matrix index agregasi agra <- read.csv("index agregasi 2006.csv", header=f) matagra <- data.matrix(agra) Terkadang kita juga perlu untuk membuat matrix secara manual langsung dalam R. Sebagai contoh untuk membuat matrix identitas yang merupakan matrix persegi dengan elemen angka 1 di sepanjang diagonalnya, dan angka 0 (nol) di elemen selain diagonalnya. Ini dapat dilakukan dengan perintah diag(). #membuat matriks identitas I mati <- diag(1, 47, 47) #matriks Identitas (47x47) 2.2 Proses agregasi Salah satu kemudahan dengan R adalah kita dapat melakukan agregasi sektor ekonomi menjadi beberapa sektor saja dengan mudah tanpa harus dijumlahkan secara manual. Selain itu, kita juga dapat menyusun kembali sektor-sektor yang ada berdasarkan urutan yang kita inginkan, semuanya dapat dilakukan dengan membuat matriks indeks. Untuk melakukan agregasi sekaligus penyusunan sektor-sektor ekonomi yang

4 bersesuaian dengan urutan yang kita inginkan, kita dapat menggunakan Matrix S (Miller dan Blair, 1985). Proses agregasi secara sederhana merupakan pengelompokan beberapa sektor yang memiliki ciri output yang hampir sama menjadi satu sektor. Dalam prakteknya, proses agregasi adalah penjumlahan nilai-nilai pada elemen matriks IO yang bersesuaian. Jika terdapat matriks agregasi S (kxn) dengan k adalah jumlah sektor matrix akhir (setelah proses agregrasi), sedangkan n adalah jumlah sektor matrix IO awal (sebelum diagregasi). Posisi angka 1 pada matriks S mengindikasikan posisi sektor mana pada matrix awal sebelum diagregrasi yang ingin diagregasikan. Sebagai ilustrasi, anggap kita memiliki matriks awal M dengan dimensi 4x4 sebagai berikut: [ ] Dari matriks M di atas, kita ingin mengagregasikan elemen matriks di baris kedua dan ketiga dan meletakkan hasilnya ke baris kedua di elemen matriks baru M2, maka kita membentuk matriks S sebagai berikut: Akan dijumlahkan secara vertikal (99+54); (4+0); (22+0); (32+1) [ ] A Perhatikan dimensi matriks S ini! Dimensi yang kita bentuk untuk matriks S adalah 3x4, artinya dengan matriks S ini kita ingin membentuk matriks M menjadi matriks 3x4 karena kita akan mengagregasikan elemen baris matriks M yang ke-2 dengan matriks M elemen baris ke-3, sehingga elemen baris 99; 4; 22; 32 akan dijumlahkan dengan elemen baris 54; 0; 0; 1. Peletakan angka 1 di elemen baris kedua dari matriks S menandakan bahwa hasil penjumlahan elemen baris tadi akan kita masukkan di baris kedua di matriks baru M2. Sementara peletakan angka 1 yang di baris 2 tadi berada di kolom 2 dan 3 menandakan kita akan menjumlahkan elemen matriks M baris ke-2 dengan elemen baris ke-3 (lihat tanda A di atas). Jika kita ingin memodifikasi matriks yang diagregasi dengan susunan lain, tentunya akan dengan mudah dilakukan dengan memodifikasi matriks S tadi.

5 Semisal kita ingin meletakkan hasil agregasi elemen baris matriks M yang ke-2 dengan ke-3 di matriks M2 pada baris ketiga (lihat tanda C), maka matriks S-nya akan berbentuk seperti berikut: A [ ] C B Dengan matriks S seperti ini, kita memposisikan elemen baris 1 dari matriks M ke elemen baris ke-1 matriks M2 (lihat tanda A di ilustrasi S ke-2 ini), sementara elemen baris matriks M yang ke-4 diletakkan di elemen baris matriks M2 yang ke-2 (lihat tanda B). Keunggulan menggunakan matriks S ini adalah kita dapat mengontrol alur perhitungan kita sekaligus dapat memodifikasi peletakan elemen matriks sesuai dengan kebutuhan seperti dengan penjabaran di atas. Kelebihan lainnya dibandingkan dengan menggunakan fungsi built-in dari R (rowsums dan colsums) adalah kita dapat melakukan agregasi matriks sekaligus jika kita ingin mengagregasi tidak hanya elemen baris, melainkan elemen kolomnya juga. Sebagai ilustrasi, ketika kita ingin membuat matriks M yang dimensinya 4x4 menjadi matriks M2 berdimensi 3x4, dan dilanjutkan menjadi matriks M3 berdimensi 3x3, maka kita cukup menggunakan transpose dari S dengan formula berikut: M2 = S x M M3 = S x M x S' Agregasi matriks M menjadi M2 secara praktis biasanya hanya dilakukan untuk matriks M yang bukan persegi, seperti matriks 3x4 dan sebagainya, sementara agregasi matriks M menjadi M3 biasanya dilakukan untuk matriks M yang persegi. Matrix S dibuat dengan bantuan matrix index. Matrix index sendiri merupakan index atau dapat disebut sebagai koordinat untuk menempatkan angka 1 pada matrix S yang terlebih dahulu dibuat sebagai matrix nol berdimensi (k x n). Contoh matriks indeks ditunjukkan pada dua kolom berikut ini. Kolom kedua

6 Kolom pertama Kolom pertama merupakan urutan baris (sektor) di matriks M2 (hasil agregasi), sedangkan kolom kedua merupakan urutan baris (sektor) pada matriks M (matrix awal). Matriks S dapat dibuat dengan script yang dicontohkan di bawah. Pertama kita perlu membuat matriks 0 (nol) dengan ukuran dimensi baris yang sesuai dengan besarnya dimensi matriks agregasi yang kita inginkan, sedangkan dimensi kolomnya sesuai dengan dimensi kolom/baris dari matriks asli (sebelum agregasi). Sebelum membuat matriks S, kita tentunya perlu menyiapkan matriks indeks. Dalam contoh matriks indeks bernama indexs. Selanjutnya kita perlu menentukan banyaknya baris dari matriks S dengan memanfaatkan perintah unique(indexs). Untuk memerintahkan R mencari nilai-nilai pada kolom 1, maka kita perlu tambahkan argumen indexs[,1]. Setelah kita menemukan angka-angka unik tersebut, selanjutnya kita perlu menghitung berapa banyak angka tersebut dengan perintah length(). Untuk menyederhanakan script, maka kedua perintah ini dijadikan satu baris menjadi length(unique(indexs[,1])). Matriks S terlebih dahulu dibuat dengan membuat matriks berelemen nol dengan perintah matrix(0, length(unique(indexs[,1]))), nrow(m)), dimana barisnya sebanyak baris matrix indexs yang dicari dengan perintah length() tadi, dan kolomnya sebanyak jumlah baris dari data IO yang diberikan nama M (menggunakan perintah nrow()). Kemudian kita melanjutkan dengan menyisipkan angka 1 yang bersesuaian dengan matriks indeks ke dalam matriks nol tadi. Maka perintahnya adalah S[indexS] <- 1. Selanjutnya adalah perhitungan matriks sesuai dengan formula M3 = S x M x S'. Untuk membuat transpose matriks, kita menggunakan perintah t(), sehingga untuk transpose matriks S, maka perintahnya adalah t(s).

7 #Loading data yang akan diagregasi data <- data.matrix(read.csv("d:/dropbox/penelitian ALI/OLAHAN DATA/PERHITUNGAN HARGA KONSTAN OPS 1/DATASET IO 2000.csv", header=t, row.names=1)) #subsetting data matrix persegi 100x100 M <- data[1:100, 1:100] #loading data index S indexs <- data.matrix(read.csv("d:/dropbox/penelitian ALI/OLAHAN DATA/PERHITUNGAN HARGA KONSTAN OPS 1/INDEX AWAL PENELITIAN/INDEX agregasi 2000.csv", header=f)) #menyusun matrix S S <- matrix(0, length(unique(indexs[,1])), ncol(m)) #matriks S yang masih berisi elemen nol dgn dimensi nrow(indexs) x ncol(m) #memasukkan angka 1 pada matriks nol sesuai index agregasi S[indexS] <- 1 #agregasi M3 <- S %*% M %*% t(s) Untuk mengulangi proses agregasi secara praktis, kita perlu membuat fungsi R, sehinga kita tidak perlu mengetikkan perintah yang panjang hanya untuk proses agregasi yang sama. #membuat fungsi agregasi matriks persegi sesuai index agregasi agr <- function(data, indexs){ S <- matrix(0, length(unique(indexs[,1])), nrow(data)) #matriks nol nrow(index) x ncol(data) #memasukkan angka 1 pada matriks nol sesuai index agregasi S[indexS] <- 1 #agregasi agr <- S %*% data %*% t(s) agr } #membuat fungsi agregasi matriks bukan persegi sesuai index agregasi agr2 <- function(data, indexs){ S <- matrix(0, length(unique(indexs[,1])), nrow(data)) #matriks nol nrow(index) x nrow(data) #memasukkan angka 1 pada matriks nol sesuai index agregasi S[indexS] <- 1 #agregasi agr2 <- S %*% data agr2 } Dalam script di atas, kita membuat fungsi agregasi matriks persegi dengan nama agr. Script perintah yang digunakan sama dengan script yang dipakai sebelumnya, hanya saja diberi tambahan

8 agr <- function(data, indexs){... perintah script membuat matriks S hingga membuat matriks agregasi M3}. Data menunjukkan matriks M (matriks yang akan diagregasi, sementara indexs menyatakan nama variabel matriks indeks S-nya. Fungsi matriks agr2 yang ada di bawahnya menggunakan perintah yang sama, hanya saja proses agregasinya cukup sampai membuat matriks M2, sehingga tidak menggunakan transpose S.

9 Referensi Miller, E. Ronald dan Blair, Peter D Input-Output Analysis: Foundation and Extensions. New Jersey: Prentice Hall.

OBJEK DALAM BAHASA S Agus Mohamad Soleh

OBJEK DALAM BAHASA S Agus Mohamad Soleh MATERI II BAGIAN R STK371 KOMPUTASI STATISTIK OBJEK DALAM BAHASA S Agus Mohamad Soleh OBJEK Segala sesuatu dalam S adalah objek. Data, fungsi, operator dll. Karakteristik setiap objek dilihat melalui mode

Lebih terperinci

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data Pertemuan 1 Tim Dosen: Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro Dr. Ir. Aji Hamim Wigena Dr. Agus M Soleh PENDAHULUAN Pendahuluan Apa R? R adalah implementasi

Lebih terperinci

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data

STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data STK 573 Metode Grafik untuk Analisis dan Penyajian Data Pertemuan 1 Tim Dosen: Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro Dr. Ir. Aji Hamim Wigena Dr. Agus M Soleh PENDAHULUAN Pendahuluan Apa R? R adalah implementasi

Lebih terperinci

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK. Perangkat Lunak Komputasi Statistik R

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK. Perangkat Lunak Komputasi Statistik R STK 571 KOMPUTASI STATISTIK Perangkat Lunak Komputasi Statistik R RUANG LINGKUP MATERI Pendahuluan Manajemen Data Aritmetik, Alir Kendali dan Pengembangan Fungsi Statistik Dasar dalam R Pembangkitan Data

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN MATLAB

MODUL I PENGENALAN MATLAB MODUL I PENGENALAN MATLAB 1. Apa Matlab itu? Matlab merupakan bahasa pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi. Matlab memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman.

Lebih terperinci

2.3 Algoritma Tidak Berhubungan dengan Bahasa Pemrograman Tertentu

2.3 Algoritma Tidak Berhubungan dengan Bahasa Pemrograman Tertentu DAFTAR ISI BAB 1 Pengantar Sistem Komputer Dan Pemrograman 1.1 Sistem Komputer 1.2 Program, Aplikasi, Pemrogram, dan Pemrograman 1.3 Kompiler dan Interpreter 1.4 Kesalahan Program BAB 2 Pengantar Algoritma

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M. i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh

Lebih terperinci

JAVA BASIC PROGRAMMING Joobshet

JAVA BASIC PROGRAMMING Joobshet JAVA BASIC PROGRAMMING Joobshet 1. KOMPETENSI Mahasiswa dapat memahami jenis jenis tipe data Mahasiswa dapat memahami jenis jenis variable Mahasiswa dapat memahami jenis jenis seleksi kondisi Mahasiswa

Lebih terperinci

PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR)

PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR) LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 4 PEMROGRAMAN WEB PHP (HYPERTEXT PREPROCESSOR) Disusun Oleh: Deny Kurniawan Novianto (130533608222) PTI OFF B UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Aplikasi Komputer. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Aplikasi Komputer. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Aplikasi Komputer Ms. Excel 2010 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Mata Kuliah Ciri Universitas (MKCU) 09 Abstract Modul ini menjelaskan tentang Aplikasi Microsoft

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Bahasa Visual Basic Aplication

Pertemuan 2 Bahasa Visual Basic Aplication Pertemuan 2 Bahasa Visual Basic Aplication Dasar dari pemrograman pada Visual Basic adalah VBA yang menggunakan dialek Basic. Bagi anda yang pernah belajar bahasa Basic, tidak akan sulit untuk belajar

Lebih terperinci

1 Array dan Tipe Data Bentukan

1 Array dan Tipe Data Bentukan 1 Array dan Tipe Data Bentukan Overview Dalam dunia nyata, struktur data yang dihadapi sangat beragam dan penggunaan variabel dengan tipe data dasar memiliki keterbatasan pada banyaknya nilai yang dapat

Lebih terperinci

.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :.

.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :. seri tulisan data mining.: Analisis Gerombol - Bagian 2 :. Penggerombolan Tak Berhirarki - Algoritma k-means Bagus Sartono bagusco@gmail.com June 4, 2016 Abstract Pada seri tulisan ini akan dipaparkan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Macam-macam Komponen dengan Bentuk Kompleks

Gambar 4.1 Macam-macam Komponen dengan Bentuk Kompleks BAB 4 HASIL DA A ALISA Banyak komponen mesin yang memiliki bentuk yang cukup kompleks. Setiap komponen tersebut bisa jadi memiliki CBV, permukaan yang berkontur dan fitur-fitur lainnya. Untuk bagian implementasi

Lebih terperinci

Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel

Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel Junaidi, Junaidi (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi) Tulisan ini membahas simulasi/latihan analisis Input-Output (I-O) dengan

Lebih terperinci

OTOMATISASI PEMBUATAN KONTUR SUNGAI DI AUTODESK LAND DESKTOP MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN AUTOLISP M ZANUAR P

OTOMATISASI PEMBUATAN KONTUR SUNGAI DI AUTODESK LAND DESKTOP MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN AUTOLISP M ZANUAR P OTOMATISASI PEMBUATAN KONTUR SUNGAI DI AUTODESK LAND DESKTOP MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN AUTOLISP M ZANUAR P 3506100048 Latar Belakang Hasil pembuatan kontur sungai dari data profil menggunakan Autodesk

Lebih terperinci

Modul Praktikum 4 Pemograman Berorientasi Objek

Modul Praktikum 4 Pemograman Berorientasi Objek Modul Praktikum 4 Pemograman Berorientasi Objek 1. Judul : Array 2. Tujuan Percobaan : Diakhir praktikum, mahasiswa diharapkan mampu : Mendeklarasikan dan membuat array Mengakses elemen-elemen didalam

Lebih terperinci

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS MATRIKS Beberapa pengertian tentang matriks : 1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris dan kolom-kolom.

Lebih terperinci

Winita Sulandari, M.Si MODUL PRAKTIKUM METODE PERAMALAN. menggunakan

Winita Sulandari, M.Si MODUL PRAKTIKUM METODE PERAMALAN. menggunakan Winita Sulandari, M.Si MODUL PRAKTIKUM METODE PERAMALAN menggunakan Jurusan Matematika FMIPA UNS 2013 PENGANTAR Modul praktikum ini bertujuan mengenalkan kepada mahasiswa tentang bagaimana menggunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN SPSS. C. SPSS Environment. Farida Sulistyorini, S.T & Irfan Adam, S.T

PENGENALAN SPSS. C. SPSS Environment. Farida Sulistyorini, S.T & Irfan Adam, S.T PENGENALAN SPSS A. Tujuan : a. Pengenalan SPSS b. Mahasiswa mampu melakukan input data dengan SPSS c. Mahasiswa mampu mengoperasikan SPSS d. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan nyata dengan bantuan

Lebih terperinci

TIPE DATA. 2.1 String

TIPE DATA. 2.1 String TIPE DATA 21 Bab 2 TIPE DATA Software MATLAB mengenal 3 tipe data yaitu : string, scalar, dan matriks. Array merupakan matriks yang hanya memiliki satu baris. MATLAB juga memiliki banyak fungsi built-in

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5;

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5; Matakuliah : Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi : Larik/ Array Penyaji : Zulkarnaen NS 1 Larik/ Array Variabel digunakan hanya untuk menyimpan 1 (satu) buah nilai dengan tipe data tertentu. Misalnya: int

Lebih terperinci

Pengenalan Script. Definisi HTML

Pengenalan Script. Definisi HTML 1 Pengenalan Script Pada bab ini akan dibahas bahasa script yang dapat digunakan untuk membuat halaman web. Untuk dapat membuat halaman web bahasa script pertama yang harus anda kenal adalah HTML. HTML

Lebih terperinci

Variabel dengan tipe dasar hanya dapat menyimpan sebuah nilai

Variabel dengan tipe dasar hanya dapat menyimpan sebuah nilai Variabel dengan tipe dasar hanya dapat menyimpan sebuah nilai 5 buah nilai dengan tipe yang sama dapat saja disimpan dalam 5 buah variabel, tetapi bagaimana dengan 100 nilai? Disimpan dengan 100 variabel?

Lebih terperinci

PENGENALAN MATLAB UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 06 Maret 2017

PENGENALAN MATLAB UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 06 Maret 2017 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENGENALAN MATLAB ILHAM SAIFUDIN Senin, 06 Maret 2017 Universitas Muhammadiyah Jember Ilham Saifudin MI MATEMATIKA DASAR

Lebih terperinci

Modul Praktikum Bahasa Pemrograman 1

Modul Praktikum Bahasa Pemrograman 1 Modul Praktikum Tahun Ajaran 2009/2010 Revisi : Eko Andriyanto Wicaksono, S.Kom Materi 6 Array Pengenalan Array Pada Bab sebelumnya, kita telah mendiskusikan bagaimana cara pendeklarasian berbagai macam

Lebih terperinci

IF PEMROGRAMAN LANJUT TUGAS 1. Oleh : Andri Heryandi, M.T.

IF PEMROGRAMAN LANJUT TUGAS 1. Oleh : Andri Heryandi, M.T. IF34348 - PEMROGRAMAN LANJUT TUGAS 1 Oleh : Andri Heryandi, M.T. TUGAS Buatlah class untuk struktur data Stack dan Queue Oleh : Andri Heryandi, M.T. 2 SPESIFIKASI STACK Kegunaan : Class ini digunakan untuk

Lebih terperinci

:Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan array

:Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan array Praktikum : Pemrograman II Modul Praktikum ke : 06 Judul Materi : Array Tujuan / Sasaran :Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan array Waktu (lama) : 3 Jam Aplikasi yang digunakan : Visual Basic I. Array/Matrik

Lebih terperinci

Array. Pengantar. int a, b, c, d, e;

Array. Pengantar. int a, b, c, d, e; Array Pengantar Program yang cukup kompleks membutuhkan variabel dalam jumlah besar. Kita mungkin saja mendeklarasikan variabel-variabel tersebut satu per satu. Andaikan sebuah program membutuhkan 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY

BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY Bab 5 Perulangan dan Array 66 BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengerti apa yang dimaksud dengan perulangan 2. Praktikan mengerti apa yang dimaksud dengan seleksi kondisi 3. Praktikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki

Lebih terperinci

Pendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved

Pendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved 1 Pengenalan Matlab Pendahuluan Matlab adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk analisis dan visualisasi data. Matlab didesain untuk mengolah data dengan menggunakan operasi matriks. Matlab juga

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN I. By : Sri Rezeki Candra Nursari

PEMROGRAMAN I. By : Sri Rezeki Candra Nursari PEMROGRAMAN I By : Sri Rezeki Candra Nursari Materi : nursari2010.blogdetik.com Pengantar OOP, Tipe Data, Variabel, Array, Operator, Percabangan, Perulangan, Pendahuluan kelas, Metoda dan Kelas, Inheritance,

Lebih terperinci

Manajemen Data dengan Stata

Manajemen Data dengan Stata Manajemen Data dengan Stata #1 Pengantar Permadina Kanah Arieska, M.Si permadina.kanah@unusa.ac.id http:// kanahberbagi.com Note: Seluruh modul tentang Manajemen Data dengan Stata dapat diunduh di kanahberbagi.com.

Lebih terperinci

Pertemuan 5: Pengenalan Variabel Array

Pertemuan 5: Pengenalan Variabel Array Pertemuan 5: Pengenalan Variabel Array Contoh kasus: Penghitungan Nilai IPK Nilai IPK mahasiswa ditentukan dengan algoritma sebagai berikut: Untuk setiap mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa: Ambil

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan array? Bagaimana cara menuliskan array? Bagaimana mengakses sebuah array?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini peran basis data sangat menonjol. Pemrosesan Basis Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini peran basis data sangat menonjol. Pemrosesan Basis Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini peran basis data sangat menonjol. Pemrosesan Basis Data menjadi perangkat andalan. Kehadirannya sangat diperlukan oleh berbagai institusi dan

Lebih terperinci

Strategi Algoritma Penyelesaian Puzzle Hanjie

Strategi Algoritma Penyelesaian Puzzle Hanjie Strategi Algoritma Penyelesaian Puzzle Hanjie Whilda Chaq 13511601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan array? Bagaimana cara menuliskan array? Bagaimana mengakses sebuah array? TUJUAN

Lebih terperinci

MATERI IV ARRAY. Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array

MATERI IV ARRAY. Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array MATERI IV ARRAY Materi Praktikum Pemograman Bahasa C++ dengan menggunakan variabel Array Durasi 180 menit TIU/TIK 1. Pendahuluan 2. Deklarasi Variabel Array 3. Array Berdimensi Satu 4. Array Berdimensi

Lebih terperinci

BAB 3. Vektor dan Matriks

BAB 3. Vektor dan Matriks BAB 3 Vektor dan Matriks Vektor Salah satu fitur yang dimiliki oleh Matlab adalah penggunaan vektor sebagai objek. Vektor adalah sebuah larik satu-dimensi dari bilanganbilangan yang tersusun dalam baris

Lebih terperinci

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera REVIEW ARRAY DASAR PEMROGRAMAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mengingat kembali konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program menggunakan array PRE TEST Tuliskan,

Lebih terperinci

1.1 Sistem Komputer... 2

1.1 Sistem Komputer... 2 PRAKATA... DAFTAR lsi... III V BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN... 1 1.1 Sistem Komputer... 2 1.2 Program, Aplikasi, Pemrogram, dan Pemrograman... 3 1.3 Kompiler dan Interpreter.... 3 1.4

Lebih terperinci

AP2B Dini Triasanti STRUKTUR PEMROGRAMAN PYTHON

AP2B Dini Triasanti STRUKTUR PEMROGRAMAN PYTHON STRUKTUR PEMROGRAMAN PYTHON 1. Aturan Penulisan Program-program yang ditulis dalam Python secara khas jauh lebih pendek dibandingkan dengan program-program C atau C++, karena beberapa pertimbangan: tipe

Lebih terperinci

M.Octaviano Pratama

M.Octaviano Pratama Mudah Belajar Python M.Octaviano Pratama tavgreen008@gmail.com http://tavgreen.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2012 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe

Penerapan Algoritma Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe Penerapan Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe Putri Amanda Bahraini Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung e-mail: if14041@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

STRUKTUR PROGRAM MATLAB

STRUKTUR PROGRAM MATLAB STRUKTUR PROGRAM MATLAB Emy Setyaningsih, S.Si, M.Kom 1 Beberapa Bagian dari Window Matlab Current Directory menampilkan isi dari direktori kerja saat menggunakan matlab. Command History berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS

BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS File STL hanya memuat informasi mengenai arah vektor normal dan koordinat vertex pada setiap segitiga / faset. Untuk mengolah data ini menjadi

Lebih terperinci

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork ARRAY / LARIK Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Smart, Trustworthy, And Teamwork Tujuan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

Jobsheet 16 String dan Collection (List, Set, Map)

Jobsheet 16 String dan Collection (List, Set, Map) Jobsheet 16 String dan Collection (List, Set, Map) 1. Tujuan Pembelajaran Memahami cara penyimpanan objek menggunakan Collection dan Map. Mengetahui pengelompokan dari Collection. Mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM 18 Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konsep array dan penyimpanannya dalam memori 2. Mempelajari pengunaan variabel array berdimensi satu 3. Memahami penggunaan variabel array berdimensi

Lebih terperinci

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program sederhana menggunakan array satu dimensi PRE

Lebih terperinci

MODUL 3 ARRAY. Pemograman Berorientasi Objek

MODUL 3 ARRAY. Pemograman Berorientasi Objek MODUL 3 ARRAY A. PENGENALAN ARRAY Array adalah suatu wadah bentukan yang menyediakan penyimpanan sejumlah item yang bertipe sama. Array digunakan untuk mengelompokkan informasi yang berhubungan. Dalam

Lebih terperinci

OTOMATISASI PENGGAMBARAN BENTUK PERMUKAAN TANAH PADA AUTOCAD BERBASIS PARADIGMA FUNGSIONAL

OTOMATISASI PENGGAMBARAN BENTUK PERMUKAAN TANAH PADA AUTOCAD BERBASIS PARADIGMA FUNGSIONAL OTOMATISASI PENGGAMBARAN BENTUK PERMUKAAN TANAH PADA AUTOCAD BERBASIS PARADIGMA FUNGSIONAL SODIKIN 1, WIJANARTO, M.Kom 2 1 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : ikin_crb@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MODUL 3 Tipe Data, Variabel Dan Konstanta Pada Php

MODUL 3 Tipe Data, Variabel Dan Konstanta Pada Php MODUL 3 Tipe Data, Variabel Dan Konstanta Pada Php 2.1 Tujuan 1. Mengenalkan kepada siswa tentang tipe data dan variabel 2. Siswa dapat membuat aplikasi sederhana dengan menggunakan tipe data dan variabel

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN DALAM R STK372 KOMPUTASI STATISTIK II. Agus Mohamad Soleh

PEMROGRAMAN DALAM R STK372 KOMPUTASI STATISTIK II. Agus Mohamad Soleh PEMROGRAMAN DALAM R STK372 KOMPUTASI STATISTIK II Agus Mohamad Soleh Ruang Lingkup Materi Pengantar Pemrograman R Fungsi yang Tersedia Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman Grafik Package dalam R

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Brute Force di Permainan Nonogram

Penerapan Algoritma Brute Force di Permainan Nonogram Penerapan Algoritma Brute Force di Permainan Nonogram Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pemrograman pada MATLAB

Pemrograman pada MATLAB Pemrograman pada MATLAB 5.1 Struktur dan Tipe Data Sebelum membahas tentang pemrograman, akan lebih baik jika kita mengetahui tentang struktur data dan tipenya dalam MATLAB. Tipe data yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN APLIKASI & MEKANISME PEMBOBOTAN SICBI

BAB III PERANCANGAN APLIKASI & MEKANISME PEMBOBOTAN SICBI BAB III PERANCANGAN APLIKASI & MEKANISME PEMBOBOTAN SICBI 3.1. KONSEP APLIKASI SIMPLE-O adalah aplikasi penilaian esai otomatis berbasis web yang dikembangkan di Indonesia, tepatnya di Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 7 Java Array. Sebagai contoh, kita memiliki tiga variabel dengan tipe data int yang memiliki identifier yang berbeda untuk tiap variabel.

BAB 7 Java Array. Sebagai contoh, kita memiliki tiga variabel dengan tipe data int yang memiliki identifier yang berbeda untuk tiap variabel. 7.1 Tujuan BAB 7 Java Array Dalam bagian ini, kita akan mendiskusikan mengenai array dalam Java. Pertama, kita akan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan array, kemudian kita juga akan mendefinisikan

Lebih terperinci

Array 1 Dimensi pada Java

Array 1 Dimensi pada Java Array 1 Dimensi pada Java A. PENGENALAN ARRAY Dalam mendeklarasikan variabel, kita sering menggunakan tipe data yang sama namun dengan nama variabel atau identifier yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kita

Lebih terperinci

P11 Array. A. Sidiq Purnomo Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P11 Array. A. Sidiq Purnomo Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta P11 Array A. Sidiq Purnomo Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami : Mengetahui Perintah Array Mengetahui dan Memahami Array Satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: = BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa :

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa : PRAKTIKUM 9 ARRAY A. Tujuan 1. Menjelaskan tentang array berdimensi satu 2. Menjelaskan tentang array berdimensi dua 3. Menjelaskan tentang array berdimensi banyak 4. Menjelaskan tentang inisialisasi array

Lebih terperinci

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK Materi 3

STK 571 KOMPUTASI STATISTIK Materi 3 STK 571 KOMPUTASI STATISTIK Materi 3 ARITMETIKA Aritmetika berhubungan dengan: Operand Operator Fungsi Operand : Konstanta contoh : 10-1.5 1.5e10 Objek data contoh : x y panjang ARITMETIKA Operator: ARITMETIKA

Lebih terperinci

Pertemuan 7. REVIEW dan QUIS

Pertemuan 7. REVIEW dan QUIS Pertemuan 7 REVIEW dan QUIS 1. Type data dibawah ini, yang tidak termasuk dalam tipe data sederhana tunggal, adalah : a. Boolean d. Integer b. String e. float c. Char 2. ==, =,!=, termasuk dalam operator

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE

LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE LAPORAN PRAKTIKUM RESMI QUEUE Disusun oleh : Amin Setyaningrum 201301052 Dosen pengampu : Yosef Murya Kusuma Ardhana.S.T., M.Kom JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER YOS SUDARSO PURWOKERTO

Lebih terperinci

BAB III PEMROGRAMAN MATLAB 2 Copyright by

BAB III PEMROGRAMAN MATLAB 2 Copyright by BAB III PEMROGRAMAN MATLAB 2 1 M-File M-file merupakan sederetan perintah matlab yang dituliskan secara berurutan sebagai sebuah file. Nama file yang digunakan berekstensi m yang menandakan bahwa file

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata Dasar Pemrograman Web Pemrograman Web Adam Hendra Brata Konsep Dasar Desain Web HTML CSS HTML HTML (HyperText Markup Language) Bahasa standar yang digunakan untuk menampilkan document web. Mengontrol tampilan

Lebih terperinci

Sebelum kita membahas tentang Microsoft Access ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan database.

Sebelum kita membahas tentang Microsoft Access ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan database. A. Pengertian Database dan Microsoft Access 1. Database Sebelum kita membahas tentang Microsoft Access ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan database. Database adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENERBITAN API (ANGKA PENGENAL IMPORTIR) SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN PERDAGANGAN COPYRIGHT @2012. Versi 1.0

PENGEMBANGAN SISTEM PENERBITAN API (ANGKA PENGENAL IMPORTIR) SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN PERDAGANGAN COPYRIGHT @2012. Versi 1.0 User Manual PENGEMBANGAN SISTEM PENERBITAN API (ANGKA PENGENAL IMPORTIR) SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN PERDAGANGAN COPYRIGHT @2012 Versi 1.0 i Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan... 1 Tujuan Penulisan Dokumen...

Lebih terperinci

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si Struktur Data Array Rijal Fadilah S.Si Array Berdimensi Satu Array Satu dimensi tidak lain adalah kumpulan elemen-elemen identik yang tersusun dalam satu baris. Elemen-elemen tersebut memiliki tipe data

Lebih terperinci

TUGAS PROGRAM DIAGONAL, VETIKAL, DAN HORIZONTAL OPENGL (MENGGUNAKAN JAVA) NAMA : SYIFA MUTIARA SARI KELAS : 3KA23 NPM :

TUGAS PROGRAM DIAGONAL, VETIKAL, DAN HORIZONTAL OPENGL (MENGGUNAKAN JAVA) NAMA : SYIFA MUTIARA SARI KELAS : 3KA23 NPM : TUGAS PROGRAM DIAGONAL, VETIKAL, DAN HORIZONTAL OPENGL (MENGGUNAKAN JAVA) NAMA : SYIFA MUTIARA SARI KELAS : 3KA23 NPM : 16115784 Untuk membuat program garis vertikal, horizontal, dan diagonal kita membutuhkan

Lebih terperinci

Turbo C adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C

Turbo C adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C 1. Pendahuluan Lingkungan Turbo C++ 4.5 Turbo C++ 4.5 adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C++ 4.5. 1 2 3 4 1 : Menu Utama

Lebih terperinci

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi

Analisa Numerik. Matriks dan Komputasi Analisa Numerik Matriks dan Komputasi M AT R I K S Matriks adalah suatu susunan angka atau bilangan, variabel, atau parameter yang berbentuk empat persegi dan biasanya ditutup dengan tanda kurung K O N

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI Pada Bab ini, penulis akan membahas mengenai prosedur dan metodologi seperti perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. 3.1 Sistem CBIR Gambar 3.1 Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 ARRAY. number1 = 10; number2 = 20; number3 = 30;

BAB 4 ARRAY. number1 = 10; number2 = 20; number3 = 30; BAB 4 ARRAY Array adalah tipe data terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang mempunyai tipe sama. Komponen-komponen tersebut disebut sebagai komponen type, larik mempunyai jumlah komponen

Lebih terperinci

ARRAY. for(int i=0;i<=n;i++) { //pemrosesan dataarray[n} }

ARRAY. for(int i=0;i<=n;i++) { //pemrosesan dataarray[n} } ARRAY Kompetensi 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi array satu dimensi dan dua dimensi 2. Mahasiswa mampu membuat program array satu dan dua dimensi Ulasan Teori: Array adalah variabel

Lebih terperinci

JAVASCRIPT ARRAY PRAKTIKUM VII. Mahasiswa mengenal mengenai Array serta mengetahui cara menggunakan Array di dalam program.

JAVASCRIPT ARRAY PRAKTIKUM VII. Mahasiswa mengenal mengenai Array serta mengetahui cara menggunakan Array di dalam program. TUJUAN: PRAKTIKUM VII Mahasiswa mengenal mengenai Array serta mengetahui cara menggunakan Array di dalam program. MATERI: - Pengertian Array - Pengertian Index - Array 1 Dimensi - Array 2 Dimensi JAVASCRIPT

Lebih terperinci

Mengelola Database Menggunakan Macro Excel

Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Yudhy Wicaksono & Solusi Kantor PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Mengelola Database Menggunakan Macro Excel Yudhy

Lebih terperinci

Dasar-dasar MATLAB. by Jusak Irawan, STIKOM Surabaya

Dasar-dasar MATLAB. by Jusak Irawan, STIKOM Surabaya Dasar-dasar MATLAB by Jusak Irawan, STIKOM Surabaya Perintah-Perintah Dasar MATLAB akan memberikan respons secara langsung terhadap ekspresi apapun yang diketikkan pada editor MATLAB. Sebagai contoh: >>

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Matriks 1. Pengertian Matriks Definisi II. A. 1 Matriks didefinisikan sebagai susunan segi empat siku- siku dari bilangan- bilangan yang diatur dalam baris dan kolom (Anton, 1987:22).

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A

PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A REPRESENTASI DATA ALUR PEMROSESAN DATA SISTEM BILANGAN TEORI BILANGAN KOVERSI BILANGAN OPERASI ARITMATIKA Representasi Data Data adalah sesuatu yang belum

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menganalisis kebutuhan-kebutuhan dalam membuat aplikasi ini, karena dengan melakukan analisis akan membuat lebih terarah dan jelas alur aplikasinya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS 29 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 aplikasi perangkat ajar pengelolaan dan perhitungan ekspresi matematika yang akan dibangun dalam penelitian

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR PHP ASUMSI 02/10/2014

STRUKTUR DASAR PHP ASUMSI 02/10/2014 STRUKTUR DASAR PHP 1 ASUMSI Anda telah mengenal dengan cukup baik komputer Anda, dan juga bisa mengoperasikannya. Jadi Anda seharusnya sudah mengerti perbedaan file dan direktori, bagaimana menyimpan file

Lebih terperinci

Modul Praktikum Ke-1

Modul Praktikum Ke-1 Bahasa Pemrograman Dasar Fathurrohman 1 Modul Praktikum Ke-1 (Tampilan VB, Event, Property, Objek Kontrol : form, text, label, command) Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu perangkat

Lebih terperinci

MENGARTIKULASIKAN TABEL INPUT-OUTPUT DAN KERANGKA ANALISISNYA

MENGARTIKULASIKAN TABEL INPUT-OUTPUT DAN KERANGKA ANALISISNYA MENGARTIULASIAN TABEL INPUT-OUTPUT DAN ERANGA ANALISISNYA Budi Cahyono 1 ; Bagus Sumargo2 ABSTRACT Input -Output (I-O) table can be used to analyse economic projection and present some service and good

Lebih terperinci

MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM

MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM MODUL 2 SELECTION & LOOPING PADA FORM TUJUAN : Mahasiswa mampu menguasai dan memahami penggunaan logika selection dan looping di Visual Basic.Net dengan implementasi pada Form dan object. Materi : Selection

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA MENGGUNAKAN R

MANAJEMEN DATA MENGGUNAKAN R MANAJEMEN DATA MENGGUNAKAN R STK371 KOMPUTASI STATISTIK I Agus Mohamad Soleh Ruang Lingkup Materi Pengantar Program R Pemasukan Data (Tipe Dasar Objek) Pengelolaan Data (Modifikasi, merging, combining,

Lebih terperinci

Otodidak VBA MS Excel untuk Pemula

Otodidak VBA MS Excel untuk Pemula Otodidak VBA MS Excel untuk Pemula Otodidak VBA MS Excel untuk Pemula Jubilee Enterprise PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Otodidak VBA MS Excel untuk Pemula Jubilee Enterprise 2017, PT Elex Media Komputindo,

Lebih terperinci

1. Menggunakan Template Jurnal

1. Menggunakan Template Jurnal Impor Data Penjualan November 10, 2016 Untuk mengimpor data penjualan, Anda dapat: 1. Menggunakan Template Jurnal, atau 2. Menggunakan Template Sendiri. Data penjualan yang dapat diimpor mencakup, faktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang

Lebih terperinci

Ginanjar Utama Workbench Tempat Bekerja

Ginanjar Utama Workbench Tempat Bekerja Tutorial Eclipse Ginanjar Utama ginanjar_utama@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III KERANGKA PEMIKIRAN 31 Kerangka Operasional Berdasarkan perumusan masalah, pembangunan daerah Provinsi Riau masih menghadapi beberapa masalah Permasalahan itu berupa masih tingginya angka kemiskinan,

Lebih terperinci

Rumus & Fungsi pada Ms.Excel 2010

Rumus & Fungsi pada Ms.Excel 2010 Modul ke: 10Fakultas Prionggo FASILKOM Rumus & Fungsi pada Ms.Excel 2010 Mata Kuliah APLIKASI KOMPUTER ( 90001 ) / 3 sks ) Hendradi, S.Kom., MMSI. Program Studi Sistem Informasi Aplikasi Komputer Pertemuan

Lebih terperinci

Modul 4 Exception, I/O, dan Operasi File

Modul 4 Exception, I/O, dan Operasi File Modul 4 Exception, I/O, dan Operasi File Tujuan: 1. Mengerti konsep exception, I/O, dan operasi file. 2. Bisa implementasiin konsep exception dan I/O dalam sebuah pemrograman sederhana untuk operasi file

Lebih terperinci

Reserved words Reserved words atau keywords merupakan kata-kata spesifik digunakan oleh compiler untuk keperluan pemrograman. Contoh reserved words

Reserved words Reserved words atau keywords merupakan kata-kata spesifik digunakan oleh compiler untuk keperluan pemrograman. Contoh reserved words Comments Comments digunakan untuk memberikan keterangan/penjelasan suatu baris program. Comments tidak akan dikompilasi oleh compiler. Lambang untuk comments : - double slash ( // ) untuk memberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode rapid application development (RAD), dengan alur pengerjaan sebagai berikut: Gambar

Lebih terperinci