KAJIAN PENAMBAHAN MINYAK DAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI PADA SOSIS IKAN LAYUR
|
|
- Liana Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PENAMBAHAN MINYAK DAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI PADA SOSIS IKAN LAYUR Enny Karti Basuki S, Ratna Yulistiani, Nunik Dwi B Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya Abstract: Hair tail sausage is one of the emulsion food. Sausage dough is oil in water emulsion made from fat and water mixed in colloid phase, with protein as emulsifier. The research on the effect of soy protein isolate (binder) and oil or fat (soy oil) addition on the quality of hair tail sausage has been conducted. This research used Factorial Randomized Block Design consisting of two factors and two replications. The first factor is oil addition (7,5; 10; 1; 15, and 17,5% v/w) and the second factor is soy protein isolate addition (; 2; ; 3; and % w/w). The best treatment is combination of soy oil 7,5% and soy protein isolate 3%. This hair tail sausage product has emulsion stability (oil separated): 0,68%, water content: 58,99%, protein: 25,5%, fat: 13,35%, texture value: 0,43 mm/gr.dt, WHC value: 98,04, taste score: 2,75, flavour score: 4,05 and texture score: 4,35. Keywords: sausage, soy protein isolate, soy oil, emulsion PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan dengan kandungan protein tinggi. Pengolahan ikan layur menjadi sosis merupakan salah satu usaha dalam penganekaragaman produk ikan yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi protein ikan dalam bentuk produk yang dapat diterima masyarakat. Sosis merupakan suatu emulsi minyak dalam air (o/w) dengan protein daging sebagai emulsifier utama. Protein miofibrilar myosin dalam ikan merupakan pengemulsi yang sangat efisien dan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan stabilitas emulsi cukup besar. Kualitas sosis dapat ditingkatkan dengan menaikkan WHC (Water Holding Capacity) dan meningkatkan emulsi lemak yaitu dengan penggunaan bahan pengikat berupa protein, sehingga tekstur sosis akan menjadi kompak dan terbentuk emulsi yang stabil (Hadiwiyoto, 1983). Binder dalam pembuatan sosis adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan protein tinggi. Hal tersebut dikarenakan protein memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya ikat air yang berperan dalam pengikatan lemak. Binder yang digunakan dalam pembuatan sosis ini yaitu isolat protein kedelai. Sifat isolat protein kedelai pada pembuatan sosis mampu membentuk emulsi dan mempertahankan stabilitas emulsi, menyerap air dan mengikat lemak karena memiliki gugus hidrofil dan hidrofob. Lemak atau minyak yang ditambahkan pada pembuatan sosis untuk memperoleh tekstur yang kompak dan empuk serta rasa dan aroma yang lebih baik. Lemak yang terlalu banyak akan menghasilkan sosis yang lunak dan keriput karena adanya sebagian air yang 114
2 terpisah (Koswara, 1995). Minyak kedelai mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan fosfolipid, terdiri atas lesitin dan sefalin. Lesitin dapat berperan sebagai emulsifier, karena lesitin memiliki bagian yang larut dalam minyak dan bagian yang larut dalam air. Komponen lesitin ini akan membantu terben-tuknya emulsi pada saat proses emulsifikasi. Tujuan dari penelitian ini mengkaji kombinasi penambahan isolat protein kedelai (binder) dan emulsifier (minyak kedelai) untuk menghasilkan sosis berkwalitas dan disukai konsumen. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan bahan ikan layur, isolat protein kedelai dan reagen kimia untuk analisis kimia produk sosis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial, 2 faktor dengan 2 kali ulangan. Faktor pertama penambahan minyak kedelai dan faktor kedua penambahan isolat protein kedelai masing-masing 5 level. Uji organoleptik menggunakan metode Scoring difference test yang dilanjutkan dengan analisis varians seperti pada Gambar 1. Ikan Layur Analisa : kadar lemak, kadar protein,kadar air Penyiangan Limbah Pengambilan daging (100 gr) Analisa : kadar lemak, kadar protein, kadar air Pencucian Air kotor Isolate protein kedelai : %, 2%, %, 3%, % Minyak kedelai : 7,5%, 10%,1%15%, 17,5% Penggilingan Pencampuran Adonan Sosis Pengisian dalam casing Es batu : 2 gr - Tepung terigu % - Bawang putih 2 gr - Bawang merah 2 gr - Lada 0,5 gr - Gula 1 gr - Garam gr - Es batu 1 gr Analisa : stabilitas emulsi Pengukusan selama menit pada suhu o C Pendinginan (Suhu Kamar) Sosis Ikan Layur Analisa: - Kadar air - kadar protein - Kadar lemak - WHC - Tekstur - Uji organoleptik : Aroma,Rasa,tekstur) Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan sosis Ikan Layur 115 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dalam daftar komposisi zat gizi pangan Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI (1995), kandungan air, lemak dan protein ikan layur masing - masing 80,1%, 5,0% dan 42%, sedangkan menurut Ahza (1997), kandungan air, lemak dan isolate protein kedelai masing - masing 5%, 1% dan 90%, sehingga analisis ikan layur dan isolat protein kedelai yang dilakukan sudah mendekati penelitian sebelumnya. Tabel. Hasil analisa bahan baku Komposisi Air Lemak Protein Kandungan per 100 gr Bahan Ikan layur Isolat Protein Kelompok I Kelompok II Kedelai 82,34% 81% 6,08% 6,16% 6,34% 1,37% 4% 43,48% 89,81% Stabilitas Emulsi (Minyak Terpisah) Antar perlakuan terdapat interaksi terhadap stabilitas emulsi dan berbeda nyata, tetapi antar kelompok tidak berbeda nyata (Tabel 2). Semakin meningkat penambahan isolat protein kedelai dan semakin menurun penambahan minyak kedelai, minyak terpisah semakin menurun (kestabilan emulsi tinggi). Hal ini dikarenakan adanya gugus hidrofob yang dimiliki isolat protein kedelai dan tidak adanya sisa minyak yang tidak dapat diperangkap oleh protein sebagai emulsifier. Semakin meningkat penambahan lemak tanpa diimbangi dengan peningkatan penambahan bahan pengikat (isolat protein kedelai), maka kemampuan pengikatan lemak menjadi semakin rendah atau menurunnya stabilitas emulsi, sehingga menyebabkan lemak yang terikat banyak keluar ke permukaan sosis. Penurunan stabilitas emulsi terjadi karena partikel-partikel yang terdispersi (lemak) berkurang dan cenderung berpindah ke permukaan sosis. Partikel lemak yang meleleh lebih mudah terdispersi menjadi partikel yang lebih kecil, sehingga mempengaruhi stabilitas emulsi (Soeparno, 1998) Kadar Air Antar perlakuan terdapat interaksi terhadap kadar air dan berbeda nyata, tetapi tidak berbeda nyata pada tiap kelompok (Tabel 2). Semakin meningkat penambahan isolat protein kedelai dan semakin menurun penambahan minyak kedelai, maka kadar air sosis akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan isolat protein kedelai memiliki kemampuan untuk menyerap air karena gugus hidrofilik yang dimilikinya, sedangkan pada minyak kedelai bersifat hidrofob dan tidak terdapat gugus hidrofil (Sediaoetama, 2000), sehingga tidak dapat mengikat air. Isolat protein kedelai memiliki kemampuan untuk menyerap air dan menahannya dalam suatu sistem pangan. Hal ini disebabkan protein kedelai bersifat Enny K. B. S, Ratna Y, Nunik D. B: Kajian Penambahan Minyak dan Isolat 116
4 hidrofil (suka air). Lemak yang terlalu banyak akan menghasilkan sosis yang lunak dan keriput karena adanya sebagian air yang terpisah (Koswara,1995). Tabel 2. Hasil analisa kimia fisik dan organoleptik sosis ikan layur Perlakuan Minyak kedelai Isolat Protein Kedelai Minyak terpisah Kadar air Kadar Protein Hasil Analisis Kimiawi dan Fisik Kadar Tekstur lemak WHC mm/ gr.dt Organoleptik Rasa Aroma Tekstur 7,5 0,82 0,79 0,77 0,68 0,53 58,11 58,2 58,43 58,97 59,6 24,59 24,82 25,19 25,5 25,72 11,96 12,41 12,82 13, ,5 93,99 97,48 98,04 98,59 0,45 0,44 0, ,42 2,4 2,7 2,7 2,8 3,85 4,3 4,4 4,05 4,85 3,7 4,15 4,35 4,9 10 1,33 1,18 0,94 0,93 0,83 56,89 57,15 57,26 57,78 58,3 24,06 24,34 24,72 25,03 25,24 13, ,92 14,25 14,78 93,79 94,12 94,92 95,41 96,0 0,49 0,48 0,48 0,47 0,46 3,4 3,4 3,2 3,8 3,9 2,7 2,8 3,25 3, ,73 1,66 1,34 1,3 55,37 55,77 56,14 56,51 57,09 23,43 23,7 24,01 24,34 24,65 14,31 14,76 15,23 15,24 15,82 91,14 91, ,9 93,46 0,53 0,53 0,52 0,51 0,5 3,9 4,3 4,8 2,1 2,45 5 2,85 2,1 2,3 2,4 2, ,95 2, ,69 54,82 54,95 55,22 55,79 22, ,92 23, ,46 15,81 16,32 16,74 17,08 88,94 89,33 89,75 90,23 90,74 0,58 0,57 0,56 0,55 0,54 2,8 2,9 2,1 1,1 1,25 1,65 1,8 1,1 1,35 1,45 1, , ,43 3,13 2, ,78 53,89 54,01 54,57 21,42 21,61 21, ,49 16,76 17,10 17,5 17,92 18,23 86,79 87,23 87,66 88,03 88,45 0,61 0,61 0,6 0,59 0,59 1,2 1,6 1,8 1,3 1,2 1,0 1,15 1,3 1,35 1,4 1,0 1,1 1,25 1,35 1,45 Kadar Protein Antar kelompok tidak berbeda, antar perlakuan tidak berinteraksi, tetapi tiap perlakuan berbeda nyata terhadap kadar protein sosis (Tabel 2). Semakin tinggi penambahan minyak kedelai menyebabkan terjadinya penurunan kadar protein. Hal ini disebabkan adanya pem- 117 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
5 besaran volume adonan tanpa adanya kenaikan jumlah protein, sehingga kadar protein per satuan berat akan mengalami penurunan. Adanya peningkatan volume adonan sosis, maka kadar protein akan mengalami penurunan (Praptiningsih dkk, 2002). Penambahan minyak kedelai yang semakin besar akan memperbesar peningkatan jumlah lemak, sehingga kadar protein pada produk yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Protein dalam minyak kedelai dalam jumlah yang sangat kecil/trace dapat diabaikan (Buckle, 1987). Penambahan minyak yang lebih banyak pada adonan sosis menyebebkan kadar peotein lebih sedikit, meskipun jumlah proteinnya tetap (Setiasih, 2002). Semakin tinggi penambahan isolat protein kedelai menyebabkan terjadinya peningkatan kadar protein. Hal ini dikarenakan dalam isolat protein kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi (89,81%), sehingga meningkatkan kadar protein sosis yang dihasilkan. Kadar Lemak Masing-masing perlakuann berbeda nyata, antar perlakuan tidak berinteraksi dan antar kelompok tidak berbeda nyata terhadap kadar lemak sosis (Tabel 2). Semakin meningkat penambahan minyak kedelai, maka kadar lemak dalam produk semakin meningkat. Hal ini disebabkan minyak kedelai yang ditambahkan secara langsung akan memperbesar kadar lemak sosis. Menurut Setiasih dkk, (2002), perbedaan kandungan lemak pada daging itik berhubungan dengan jumlah lemak/minyak yang ditambahkan. Semakin tinggi penambahan isolat protein kedelai menunjukkan adanya peningkatan kadar lemak. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pengikatan lemak oleh porsi molekul hidrofobik yang dimiliki isolat protein kedelai. Dalam produk sosis, protein memiliki kemampuan dalam penyerapan lemak (de Man, 1997). Isolat protein kedelai memiliki sifat daya serap lemak, sehingga dapat mengurangi kehilangan sari daging karena pemasakan dan menjaga stabilitas emulsinya (Koswara, 1995). Selain itu, peningkatan kadar lemak juga dipengaruhi oleh adanya kandungan lemak yang dimiliki isolat protein kedelai walaupun dalam jumlah yang rendah (1,37%). Water Holding Capacity (WHC) Antar perlakuan berinteraksi, masing- masing perlakuan berbeda nyata, tetapi antar kelompok tidak berbeda nyata terhadap WHC sosis (Tabel 2). Semakin meningkat penambahan isolat protein kedelai dan semakin menurun penambahan minyak kedelai, maka nilai WHC yang dihasilkann akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan isolat protein kedelai memiliki gugus hidrofilik yang mampu berikatan dengan air, sehingga semakin tinggi kandungan protein yang ditambahkan kemampuan mengikat air lebih besar. Minyak kedelai bersifat hidrofibik sehingga tidak dapat mengikat air bebas dan air terikat yang ada di dalam bahan. Isolat protein kedelai bersifat hidrofibik, mampu menahan air dalam suatu sistem pangan, dan mempunyai celah-celah polar seperti gugus karboksil dan amino yang dapat mengion (Koswara, 1995). Pada kandungan protein yang tinggi, pada umumnya tingkat penyerapan airnya juga tinggi (Praptiningsih dkk, 2002). Tekstur Antar kelompok tidak berbeda nyata, antar perlakuan berinteraksi dan masing - masing perlakuan berbeda nyata Enny K. B. S, Ratna Y, Nunik D. B: Kajian Penambahan Minyak dan Isolat 118
6 terhadap tekstur sosis (Tabel 2). Semakin meningkat nilai tekstur, berarti sosis yang dihasilkan memiliki tekstur yang lunak (tidak kenyal), demikian sebaliknya semakin rendah nilai tekstur, maka tekstur sosis semakin menurun (tekstur kenyal). Hal ini disebabkan oleh terjadinya koagulasi protein dan semakin baiknya stabilitas emulsi yang terbentuk dari isolat protein kedelai, dan minyak kedelai (fase dispersi) dapat terdistribusi secara merata. Penambahan isolat protein kedelai menghasilkan pengikatan antara protein dan minyak yang lebih baik sehingga memperbaiki tekstur dari produk (Ahn, 1999). Uji Organoleptik Rasa Antar perlakuan terdapat interaksi dan masing-masing perlakuan berbeda nyata terhadap rasa sosis (tabel 2). Penambahan minyak kedelai sebanyak 1% memberikan rasa yang paling disukai panelis dibandingkan penambahan minyak kedelai sebanyak 10% dan 7,5%. Hal ini disebabkan minyak kedelai memiliki rasa gurih, sehingga memberikan rasa gurih pada sosis. Minyak kedelai menghasilkan rasa gurih (Ketaren, 1986). Penambahan minyak kedelai sebanyak 15% dan 17,5% memberikan yang sangat rendah, dikarenakan minyak yang terdapat pada sosis terlalu banyak dan membuat rasa sosis tidak disukai. Pada penambahan isolat protein yang semakin tinggi memberikan penilaian rasa yang lebih baik. Protein makanan memiliki sifat fungsioanal dalam pembentukan dan pengikatan rasa (Kinsela, 1982). Aroma Antar perlakuan tidak berbeda nyata, terhadap aroma sosis. Pada minyak kedelai 7,5% dan isolat protein kedelai % menunjukkan tingkat ketajaman aroma tertinggi sosis, sedangkan penambahan minyak kedelai 7,5% dan isolat protein kedelai % menunjukkan tingkat ketajaman terendah aroma sosis. Hal ini disebabkan aroma yang khas dari minyak kedelai. Flavor pada minyak terdapat ecara alamiah yang disebabkan komponen bukan minyak (Ketaren, 1986). Pada penambahan isolat protein kedelai yang semakin tinggi, dapat meningkatkan kesukaan panelis terhadap aroma produk. Hal ini disebabkan isolat protein kedelai tidak menimbulkan aroma dan memiliki sifat fungsional dalam pengikatan aroma, sehingga dapat mengurangi aroma yang tidak disukai dari flavor minyak. Tekstur Terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan terhadap tekstur sosis. Semakin tinggi penambahan minyak kedelai, produk yang dihasilkan memiliki tekstur yang lunak (tidak kenyal) dan semakin tinggi penambahan isolat protein kedelai, produk yang dihasilkan memiliki tekstur semakin kenyal. Hal ini disebabkan minyak tidak dapat diperangkap oleh protein sebagai emulsifier, sehingga banyak minyak yang keluar ke permukaan sosis dan menyebabkan sosis menjadi lunak. Semakin tinggi penambahan isolat protein kedelai, maka kemampuan pengikatan air dan pengemulsian lemak akan semakin tinggi pula, sehingga meningkatkan stabilitas emulsi dan tekstur semakin kenyal. Jika sistem emulsinya stabil akan dihasillkan sosis daging itik yang bertekstur disukai panelis (Setiasih, 2002). KESIMPULAN Penambahan minyak kedelai dan isolat protein kedelai yang bervariasi 119 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010
7 membrikan interaksi yang nyata terhadap nilai kadar air, Water Holding Capacity (WHC), tekstur, stabilitas emulsi (% minyak terpisah) dan nilai organoleptik rasa, aroma, tekstur, sedangkan kadar lemak dan kadar protein berpengaruh yang nyata tetapi tidak terjadi interaksi antara masing-masing perlakuan. Kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada penambahan minyak kedelai 7,5% dan isolat protein kedelai 3% dengan kadar air 58,97%, kadar lemak 13,145%, kadar protein 25,5%, WHC 98,04%, tekstur 0,42695% mm/g.det, stabilitas emulsi (% minyak terpisah) 0,682%, nilai kesukaan rasa 2,75, aroma 4,05 dan tekstur 4,35. REFERENSI Ahn, H.F., Hsieh, A.D., Clarke, H.E., Huff Extrusion for Producing Lowfat Pork and its Use in Sausage as Affected by Soy Protein Isolate. Journal of Food Science. Ahza, A.B Manfaat dan Kegunaan berbagai Produk Olahan Kedelai dalam Industri Pangan. Kursus Singkat Produk Ekstruder dari Bahan Kedelai. Surabaya. Buckle, K.A Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. De Man, J.M Kimia Makanan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Hadiwiyoto, S Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan Daging, dan Telur. Jogyakarta: Liberty. Ketaren, S Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Kinsela, J.E Structure and Functional Properties of Food Proteins. London: Applied Science Publishers Koswara, S Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Praptiningsih, Y.S., Tamtarini, A., Sadewo Sifat- Sifat Sosis Ikan Lemuru dengan Variasi dan Jumlah Bahan Pengisi. Seminar Nasional PATPI UGM. Yogyakarta. Sediaoetama, A.D Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Setiasih, I.S., Setiawan, I., Mahmud, H.R., Sukarti, T Pembuatan Sosis Daging Itik Sebagai Salah Satu Diversifikasi Produk Pangan Ternak. Seminar Nasional PATPI. Malang. Soeparno Ilmu dan Teknologi Daging. Jakarta: Gajah Mada University Press. Enny K. B. S, Ratna Y, Nunik D. B: Kajian Penambahan Minyak dan Isolat 120
KAJIAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI
Kajian Penambahan Tepung Tapioka (Enny Karti B, Latifah dan Ika Emi W.) 38 KAJIAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI (The study of Casava Flour and Yolk Addition
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi Masalah (1.2.), Maksud dan Tujuan Penelitian (1.3.), Manfaat Penelitian (1.4.), Kerangka Pemikiran (1.5.), Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang dikonsumsi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat
Lebih terperinciFORMULASI EMULSIFIER KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN ROTI MANIS SKRIPSI. Oleh: TUTIK WINARTI NPM.
FORMULASI EMULSIFIER KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN ROTI MANIS SKRIPSI Oleh: TUTIK WINARTI NPM. 1033010026 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET IKAN TENGGIRI DENGAN VARIASI KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET IKAN TENGGIRI DENGAN VARIASI KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI OLEH: JULIANA SARI MOELYONO 6103008075 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM
PENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH: RIA VENIA NOKAS 6103013148 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI
PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI OLEH: ERLINDA ANDRIANI L. 6103006067 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN DAGING BAKSO Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS SKRIPSI
PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS SKRIPSI Oleh: Ivan Wibisono 6103006041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN GELATIN SEBAGAI BINDER DAN LESITIN SEBAGAI EMULSIFIER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SOSIS BABI SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN GELATIN SEBAGAI BINDER DAN LESITIN SEBAGAI EMULSIFIER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SOSIS BABI SKRIPSI OLEH: MELLISSA ANJANI (6103001052) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR Sarah Mayang Surgawi, Wendry Setyadi Putranto, dan Kusmajadi Suradi Fakultas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI OLEH: ANDREAS DAVID CHRISTIANTO S. 6103006003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk pangan semakin meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan pangan yang memiliki nilai
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK Oleh : Nama : Arini Purnamawati Nrp : 133020051 No.Meja : 4 (Empat) Kelompok : B Tanggal Percobaan : 22 April 2016 Asisten
Lebih terperinciSifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda
Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda Chemical Properties and Palatability of Chicken Nugget Using Difference Type and Concentration of
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI OLEH: ANDREAS DAVID CHRISTIANTO S. 6103006003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI OLEH: NATHANIA CHRISTINE PITONO NRP. 6103011018 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKO KIMIA SOSIS AYAM DENGAN PENGGUNAAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) SEBAGAI EMULSIFIER
J. REKAPANGAN Vol. 9, No. 1, Juni 015 KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA SOSIS AYAM DENGAN PENGGUNAAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) SEBAGAI EMULSIFIER Dedin F Rosida, Ulya Sarofa,
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI
KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI Oleh : Indah Asriningrum 0333010052 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM
PENGARUH KONSENTRASI XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH: IVONNY YULINA 6103013117 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI OLEH: MARCELIA LEMBONO 6103008014 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta
PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan pangan harus mampu mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia yang berperan dalam proses pertumbuhan, menjaga berat badan, mencegah penyakit defisiensi,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi ditinjau dari kandungan asam amino yang lengkap dalam protein daging, hal ini memungkinkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...
iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI... x ABSTRACK... xi I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang penelitian...
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN
KARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN Mery Tambaria Damanik Ambarita 1 ', Nyoman Artha 2 ', Paula Andriani 31 ABSTRACT The aim of ratio of
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi
1 I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1,6.) Hipotesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI PISANG KEPOK PUTIH DAN DAGING PAHA SAPI TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PATTIES PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI PISANG KEPOK PUTIH DAN DAGING PAHA SAPI TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK PATTIES PROPOSAL SKRIPSI OLEH: RAISSA BIANDA 6103010106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciPenambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)
Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget) Nurzainah Ginting Staf Pengajar Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciPENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN
PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN EFFECT OF FORTIFICATION BLUE GREEN ALGAE (Spirulina) ON MACARONI catfish
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Daging Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water
Lebih terperinciEVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch
EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch Arfendi (0706112356) Usman Pato and Evy Rossi Arfendi_thp07@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI TERIGU DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BANDENG SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI TERIGU DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BANDENG SKRIPSI OLEH: FELICIA DEVITA WIJAYA 6103007041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciPEMBUATAN BAKSO SINTETIS GLUTEN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN MINYAK WIJEN SKRIPSI
PEMBUATAN BAKSO SINTETIS GLUTEN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN MINYAK WIJEN SKRIPSI Oleh : APRIANTI RAHMADANI NPM. 0733010021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari 11 hingga Juni 11. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapang University Farm Sukamantri, Labolatorium
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG MERAH HASIL PENYANGRAIAN SKRIPSI OLEH: NOVITA KRISTANTI
PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG MERAH HASIL PENYANGRAIAN SKRIPSI OLEH: NOVITA KRISTANTI 6103012126 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan frekuensi pencucian daging lumat yang tepat (1 kali pencucian, 2 kali pencucian dan 3 kali pencucian) dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN ES KRIM KACANG MERAH DENGAN PENAMBAHANVIRGIN COCONUT OIL DAN KUNING TELUR
Buana Sains Vol 6 No 1: 75-82, 2006 75 PEMBUATAN ES KRIM KACANG MERAH DENGAN PENAMBAHANVIRGIN COCONUT OIL DAN KUNING TELUR Sri Winarti 1), Nana Dyah 2) dan Sulistyowati 1) 1) Jurusan Teknologi Pangan,
Lebih terperinciEVALUASI DAMPAK PENGUKUSAN TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH SOSIS JAMUR TIRAM SKRIPSI
EVALUASI DAMPAK PENGUKUSAN TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH SOSIS JAMUR TIRAM SKRIPSI Oleh : Agustina Leonita Handaja T NPM. 0933010008 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pembuatan Gel Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan frekuensi pencucian terbaik pada surimi ikan nila merah. Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan
I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh :
STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI Oleh : DIAN YODANA SITUNGKIR 060305005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :
PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI
Lebih terperinciANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR
ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR Ridawati Marpaung 1 Asmaida Abstract Penelitian ini bertujuan melakukan analisis organoleptik dari hasil olahan sosis ikan air
Lebih terperinciPENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )
PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) SKRIPSI Oleh : M. Khadik Asrori NPM. 1033010011 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini pemasarannya sudah semakin meluas dan dikonsumsi oleh seluruh
Lebih terperinciPEMBUATAN BAKSO VEGETARIAN YANG MENYEHATKAN. (The making healthy vegetarian meatballs)
PEMBUATAN BAKSO VEGETARIAN YANG MENYEHATKAN (The making healthy vegetarian meatballs) Tri Mulyani, 1) Dedin F.Rosida 1) dan Aprianti Rahmadani 2) 1) Staff Pengajar Program Studi Teknologi Pangan FTI UPN
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)
SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour) Yulianti 1, Harapin Hafid 2, Astriana Naphirah 2 1.
Lebih terperinci) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL
BREADFRUIT (Artocarpus communis) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL Anneke 1, Djalal Rosyidi 2, Imam Thohari
Lebih terperinciThe Effect of Cheese Flavor on Consumer Acceptance Of Catfish Macaroni (Pangasius hypopthalmus) By: Umi Kalsum 1), Suparmi 2), Sumarto 2) ABSTRACT
The Effect of Cheese Flavor on Consumer Acceptance Of Catfish Macaroni (Pangasius hypopthalmus) By: Umi Kalsum 1), Suparmi 2), Sumarto 2) ABSTRACT The research was intended to determine the effect of cheese
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang
I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)
KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C) SKRIPSI HENDRIA FIRDAUS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan
Lebih terperinciJurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :
WATER HOLDING CAPACITY (WHC), KADAR PROTEIN, DAN KADAR AIR DENDENG SAPI PADA BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA Water Holding Capacity (WHC),
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)
PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia ~akanan Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Lebih terperinciPEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI
PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI OLEH: MEGAWATI GUNAWAN 6103010022 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie adalah produk pasta atau ekstruksi yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia (Teknologi Pangan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI MINYAK NABATI TERHADAP MUTU MENTEGA KACANG (PEANUT BUTTER)
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI MINYAK NABATI TERHADAP MUTU MENTEGA KACANG (PEANUT BUTTER) HASRINA SIJABAT 060305007/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Formulasi Tepung Bumbu Ayam Goreng Pada proses pengolahan tepung bumbu ayam goreng, formula dasar diperoleh dari hasil survei dari internet dan buku yang kemudian dimodifikasi
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Laboratorium Percobaan
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8ºC) SKRIPSI WAWAN KARYADI
SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8ºC) SKRIPSI WAWAN KARYADI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciKUALITAS BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN GARAM (NaCl) DAN FOSFAT (SODIUM TRIPOLIFOSFAT/STPP) PADA LEVEL DAN WAKTU YANG BEBEDA
KUALITAS BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN GARAM (NaCl) DAN FOSFAT (SODIUM TRIPOLIFOSFAT/STPP) PADA LEVEL DAN WAKTU YANG BEBEDA (Beef Meatballs Quality Prepared with Salt and Phosphate Addition at Various
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi
KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. kedelai, ikan nila, susu skim dan tepung rumput laut yang dijadikan sebagai bahan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Penelitian Pendahuluan dan (2) Hasil Penelitin Utama. 4.1. Hasil Penelitian Pendahuluan 4.1.1. Analisis Bahan Baku Analisis bahan baku
Lebih terperinciKey words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 301 308 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KADAR LEMAK, KEKENYALAN DAN CITA RASA NUGGET AYAM YANG DISUBSTITUSI DENGAN HATI AYAM
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG
PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG APRILIA S.K.Y. SIMAMORA 080305018 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:
PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG Oleh: Angga Wijaya 1),Sukirno Mus 2),Suparmi 2) E-mail: wijayaangga28@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 247 252 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET (The
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan pengujian organoleptik dan uji lipat dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 295 300 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KADAR PROTEIN DAN KEEMPUKAN NUGGET AYAM DENGAN BERBAGAI LEVEL SUBSTITUSI HATI AYAM BROILER
Lebih terperinciOLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA
KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA (6103006001)
Lebih terperinciI PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
1 I PEDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI KEDELAI DAN JAGUNG TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG SKRIPSI
PENGARUH PROPORSI KEDELAI DAN JAGUNG TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG SKRIPSI OLEH: ANGELIA DWI LESTIYANI 6103006038 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG
PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : TANYA WIJAYA 6103006040 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN
KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Oleh Josua naibaho 1), Ira sari 2), Suparmi 2) Email: chuajion@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN KEDELAI DAN JENIS ZAT PENGGUMPAL TERHADAP MUTU TAHU ISMED SUHAIDI
PENGARUH LAMA PERENDAMAN KEDELAI DAN JENIS ZAT PENGGUMPAL TERHADAP MUTU TAHU ISMED SUHAIDI Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Kedelai (Glycine max Merr)
Lebih terperinci