BAB I PENDAHULUAN BAB II SYARAT DAN TATACARA PELAKSANAAN KERJASAMA
|
|
- Liana Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penelitian dan pengembangan di sektor pertanian memiliki tenaga, teknologi dan sarana yang memadai. Optimalisasi pemanfaatan tenaga, teknologi, dan sarana dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat dilaksanakan dengan memberikan jasa pelayanan kepada instansi pemerintah dan swasta sebagai Mitra Kerjasama baik yang berbadan hukum maupun perseorangan. Petunjuk pelaksanaan kerjasama jasa pelayanan ini merupakan penyempurnaan dari Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama dengan Pihak Ketiga yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No. TU tanggal 21 Agustus B. Maksud dan Tujuan Maksud ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama ini adalah sebagai pedoman bagi Unit Kerja/UPT dalam memberikan jasa pelayanan kepada Mitra Kerjasama. Tujuan ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama ini adalah untuk meningkatkan dan menyempurnakan penyelenggaraan kerjasama dalam rangka pemanfaatan dari pendayagunaan tenaga dan sarana milik Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan PNBP. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup kerjasama jasa pelayanan ini adalah pekerjaan laboratorium yang meliputi analisis kimia, fisika dan biologi, uji sertifikasi mutu; pengolahan dan analisis data statistik; pembuatan dan interpretasi peta; penelusuran pustaka, pemanfaatan gedung pertemuan, guest house / mess. BAB II SYARAT DAN TATACARA PELAKSANAAN KERJASAMA A. Syarat Pelaksanaan Kerjasama 1. Unit Kerja/UPT a. Unit Kerja/UPT yang akan melaksanakan kerjasama harus memiliki tenaga dan sarana sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan; dan b. Unit Kerja/UPT mempunyai kemampuan sesuai jasa pelayanan yang diperlukan. Badan Litbang Pertanian 1
2 2. Mitra Kerjasama a. Memiliki kesungguhan dalam bekerjasama; b. Tidak akan menuntut ganti rugi kepada Unit Kerja/UPT apabila dalam pelaksanaan kerjasama mengalami kerugian yang bukan karena kesalahan Unit Kerja/UPT; dan c. Bersedia mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. B. Pengelolaan dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama 1. Persiapan Tatacara jasa pelayanan laboratorium, uji sertifikasi mutu, pengolahan dan analisis data statistik, pembuatan dan interpretasi peta, penelusuran pustaka, pemanfaatan gedung pertemuan, guest house /mess, dimulai dengan mengisi formulir yang telah disiapkan oleh Unit Kerja/UPT (contoh Model-1 JS). Unit Kerja/UPT pengelola kerjasama jasa pelayanan diwajibkan membuat laporan kegiatan penerimaan jenis jasa pelayanan (contoh Model-2 JS). 2. Pelaksanaan Unit Kerja/UPT yang melaksanakan kerjasama diwajibkan membentuk unit pengelola kerjasama untuk melakukan penatausahaan keuangan, sarana, hasil dan pelaporan kerjasama sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. 3. Pelaporan Unit pengelola kerjasama melaporkan hasil penatausahaan kerjasama jasa pelayanan kepada Kepala Unit Kerja/UPT. Kepala Unit Kerja/UPT dapat menunjuk Tim Teknis untuk mengevaluasi laporan hasil kerjasama jasa pelayanan sebelum disampaikan kepada Mitra Kerjasama dan Unit Kerja/UPT. Selanjutnya secara hierarhis setiap Kepala Unit Kerja/UPT menyampaikan laporan lengkap yang terdiri atas laporan teknis dan penatausahaan kerjasama jasa pelayanan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian, yang meliputi: - Laporan Triwulan (contoh Model-3JS) - Laporan Akhir (contoh Model-4JS) Apabila pelaporan tidak dilaksanakan oleh Unit Kerja/UPT seperti diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama ini, maka Badan Litbang Pertanian dapat mengenakan sanksi administratif sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. Badan Litbang Pertanian 2
3 BAB III HAK DAN KEWAJIBAN A. Hak dan Kewajiban Unit Kerja/UPT 1. Hak Unit Kerja/UPT a. Menerima imbalan jasa pelayanan dari Mitra Kerjasama; dan b. Menggunakan sebagian biaya kerjasama untuk biaya pembinaan/ pengendalian dan biaya pengadaan/pemeliharaan sarana sesuai dengan rencana penggunaan hasil kerjasama yang disusun sebelumnya. 2. Kewajiban Unit Kerja/UPT a. Menyediakan tenaga, sarana dan atau fasilitas untuk pelaksanaan kerjasama jasa pelayanan; b. Melakukan kegiatan jasa pelayanan; c. Menyusun rencana penggunaan hasil kerjasama yang disahkan oleh Kepala Unit Kerja/UPT; d. Menerima dan menyetorkan PNBP sebesar 10% dari tarif jasa pelayanan, kepada Rekening Kas Negara setempat berupa uang tunai; e. Melakukan pembinaan, pengendalian, serta pemeliharaan sarana; dan f. Menyampaikan laporan pelaksanaan kerjasama kepada Kepala Badan Litbang Pertanian dan pihak-pihak yang berkepentingan. B. Hak dan Kewajiban Mitra Kerjasama 1. Hak Mitra Kerjasama Menerima jasa pelayanan sesuai dengan perjanjian/permintaan 2. Kewajiban Mitra Kerjasama a. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh Unit kerja/upt; dan b. Menyediakan biaya yang diperlukan sesuai jasa pelayanan yang diperlukan. C. Hak dan Kewajiban Pelaksana Kerjasama 1. Hak Pelaksana Kerjasama a. Menerima imbalan jasa pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku; b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perjanjian. 2. Kewajiban Pelaksana Kerjasama a. Tidak bekerja pada bidang penelitian yang sedang ditekuni; b. Tidak mengganggu tugas pokok sehari-hari; dan c. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan. Badan Litbang Pertanian 3
4 BAB IV PENERIMAAN IMBALAN JASA PELAYANAN 1. Besarnya imbalan jasa pelayanan ditetapkan berdasarkan tarif yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja/UPT yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pengaturan penerimaan imbalan jasa ditetapkan sebagai berikut: a. Besarnya PNBP yang harus disetorkan ke Rekening Kas Negara setempat berupa kiriman uang tunai ditentukan sebesar 10% dari nilai peneriman imbalan jasa. b. Dalam rangka pelaksanaan butir 2e Bab III petunjuk pelaksanaan ini biaya sebesar 35% dari nilai penerimaan imbalan jasa digunakan untuk pengadaan bahan dan alat; c. Penerimaan imbalan jasa sebesar 40%, merupakan hak dari tenaga teknis pelaksana, tenaga ahli dan administrasi pelayanan; dan d. Untuk melaksanakan ketentuan pada butir 2e Bab III petunjuk pelaksanan ini, biaya sebesar 15% dari nilai penerimaan imbalan jasa digunakan bagi pemantauan kerjasama jasa pelayanan, kesejahteraan pegawai dan dana sosial, yang penggunaannya telah direncanakan berdasarkan rencana penggunaan hasil kerjasama yang disahkan oleh Kepala Unit Kerja/UPT dan dipertanggungjawabkan dengan bukti pengeluaran. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN 1. Dalam rangka pengendalian kerjasama jasa pelayanan teknis, maka formulir kerjasama dibuat rangkap 2 (dua), untuk Unit Kerja/UPT dan Mitra Kerjasama; 2. Agar pelaksanaan kerjasama mencapai sasaran sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan maka setiap kepala Unit Kerja/UPT wajib melakukan pengawasan fisik dan keuangan dan pengendalian secara berkala selama pelaksanaan kegiatan kerjasama, sekurang-kurangnya satu tahun sekali apabila kerjasama dilaksanakan lebih dari satu tahun, dan menyampaikan laporan seperti diatur dalam petunjuk pelaksanaan ini. 3. Pembiayaan dalam rangka pembinaan dan pengendalian kerjasama mengacu kepada ketentuan dalam butir 1b Bab III petunjuk pelaksanaan ini. Badan Litbang Pertanian 4
5 BAB VI P E N U T U P 1. Petunjuk Pelaksanaan ini agar dipahami dan dimasyarakatkan serta dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh semua Unit Kerja/UPT. 2. Dengan diterbitkannya Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Jasa Pelayanan, maka Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No. TU tanggal 21 Agustus 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama dengan Pihak Ketiga dinyatakan tidak berlaku. Jakarta, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dr. Joko Budianto NIP Badan Litbang Pertanian 5
6 MODEL-1 JS Lembar 1. Pemohon Lembar 2. Laboratorium Lembar 3. Arsip CONTOH FORMULIR ANALISIS TANAH 1. Tanggal Penerimaan Contoh Tanah : 2. Jumlah contoh tanah. tanaman..pupuk Asal Contoh : Desa :. Kec. :.. Kabupaten :. Prop. :.. 4. Nama pengirim contoh tanah : 5. Dari instansi :. 6. Alamat :. PERMINTAAN JENIS ANALISIS KIMIA TANAH, TANAMAN, PUPUK DAN AIR IRIGASI No. : Jenis Analisis : Harga : Rp. I. Analisis Tanah Rutin 1. Persiapan contoh 5.000,- (Contoh siap analisis Rp ,- kadar air Rp ,0) 2. Tekstur 3 Fraksi (pasir, debu dan liat) ,- 3. ph H2O dan KCI 1 M ,- 4. C Organik 7.500,- 5. N Kjedahl 9.500,- 6. P tersedia (Olsen atau Bray) 8.500,- (Ekstraksi Rp.3.500,- ukur Rp ,-) 7. K tersedia (Morgan) ,- (Ekstrasi Rp ,- ukur Rp ,-) 8. P dan K Potensial (HCI 25%) ,- (ekstraksi Rp ,- Ukur K dan P masing-masing Rp ,-) 9. Kapasitas Tukar Kation (KTK) ,- (ekstraksi Rp. 5000,- Ukur Rp ,-) 10. Kation dapat tukar (K, Na, Ca, Mg-dd) ,- (ekstraksi Rp ,- ukur masing-masing unsur Rp.5.000,-) 11. Kemasan dapat tukar (Al dan H dd) 8.500,- (ekstraksi Rp ,- ukur Al dan H dd Rp ,- ) Badan Litbang Pertanian 6
7 Keterangan : Rasio C/N perlu analisis No. 4 dan 5 Kejenuhan Basa perlu analisis No. 9 dan 10 Perincian biaya : 1. Total biaya Rp. 2. Biaya tahap I Rp. Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Jasa Pelayanan Sisa Rp. Yang menerima Diterima di Instansi Laboratorium Kimia Tanggal : ( ) Pelayanan Jasa (..) Badan Litbang Pertanian 7
8 MODEL-2 JS LAPORAN KEGIATAN PENERIMAAN Jenis Pelayanan : Tanggal Kegiatan Jumlah Harga Satuan (Rp.) Jumlah Biaya (Rp.) Status Badan Litbang Pertanian 8
9 MODEL-3 JS LAPORAN TRIWULAN KERJASAMA JASA PELAYANAN Jenis Kegiatan Mitra Kerjasama Penerimaan (Rp.) Penggunaan Operasional Pengendalian PNBP Badan Litbang Pertanian 9
10 MODEL-4 JS LAPORAN AKHIR KERJASAMA JASA PELAYANAN Jenis Pelayanan Mitra Kerjasama Penerimaan (Rp.) Penggunaan Operasional Pengendalian PNBP Badan Litbang Pertanian 10
Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Operasional
Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Operasional Pendahuluan Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hak dan Kewajiban Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup Model-1 KSO Model-2 KSO Model-3 KSO
Lebih terperinciPetunjuk Umum Pelaksanaan Kerjasama Dalam Negeri
Petunjuk Umum Pelaksanaan Kerjasama Dalam Negeri Pendahuluan Hak dan Kewajiban Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN SWASTA
Petunjuk Pelaksanaan KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN SWASTA Pendahuluan Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hak dan Kewajiban Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Kerjasama Litbang dengan Instansi Pemerintah
Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Litbang dengan Instansi Pemerintah Pendahuluan Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hak dan Kewajiban Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup Model-1 P Model-2
Lebih terperinciKerjasama Penelitian dan Pengembangan dengan Kooperator
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan dengan Kooperator Pendahuluan Hak dan Kewajiban Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup Lampiran 1 Lampiran 2
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Kerjasama Alih Teknologi Melalui KP-KIAT
Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Alih Teknologi Melalui KP-KIAT Pendahuluan Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Hak dan Kewajiban Hasil Kerjasama Pembinaan dan Pengendalian Penutup Model-1 KSO Model-2
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,
Lebih terperinciSEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB)
SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB) - Fasilitas gedung dan alat dibangun dan diadakan melalui proyek NTAADP Nusa Tenggara TA 1998/1999 - Landasan operasional SK Kepala BPTP NTB No TU.110.0506.5.15.357
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III
LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23
Lebih terperinciCUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH
CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH MENTERI PERTANIAN, Menimbang: a. Mengingat : 1. bahwa pupuk organik dan pembenah tanah sangat
Lebih terperinci=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG
=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN KETENTUAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 505/Kpts/SR.130/2/12/2005 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN
IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciIV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara
IV. HASIL 4.. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Data fisikokimia tanah awal percobaan disajikan pada Tabel 2. Andisol Lembang termasuk tanah yang tergolong agak masam yaitu
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
8. KTK (me/100 g) 30,40 Tinggi - 9. C-organik (%) 12,42 Sangat Tinggi - 10. N-Total (%) 0,95 Sangat Tinggi - 11. P-tersedia (ppm) 34,14 Tinggi - 12. C/N 13,07 Sedang - * Dianalisis di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur
LAMPIRAN 40 41 Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Kedalaman (cm) Tekstur BD (g/cm ) P (cm/jam) Kode Lokasi Struktur Konsistensi C Si S Kelas
Lebih terperinciMenurut : 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, BPP Medan, 1982
LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Karbon (%) < 1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00 Nitrogen (%)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.
Lebih terperinciGambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang
Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit
Lebih terperinciV1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)
Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah
Lebih terperinciTATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.11/MEN/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2010 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERIZINAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA DAN SAMPEL PERIKANAN DI LUAR NEGERI MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-192-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Fisika/kimia Tanah Tekstur 3 fraksi IK Tanah 5.4.4-1 (gravimetri)
Lebih terperinciDAFTAR TARIF ANALISA LABORATORIUM
Tahun : 2016 DAFTAR TARIF ANALISA LABORATORIUM No Jenis analisis Metode I. Analisis Minyak Atsiri 1. Kadar air toluen Aufhauser 25.000,- 2. Kadar minyak atsiri Destilasi 25.000,- 3. Warna Visual 10.000,-
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa pupuk an-organik sangat berperan dalam mendukung
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor
LAMPIRAN 147 148 Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor Sifat kimia Nomor ph(1:5) Hasil analisis dihitung berdasarkan contoh tanah kering
Lebih terperinciLampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)
Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap
Lebih terperinciLampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.
Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Kandungan Al dd Al dd yang diperoleh adalah : 1.6 me Al-dd/100 g tanah 1 me CaCO 3 /100 g : 100/2 mg CaCO 3 /100 g Kebutuhan Kapur L0 : Tanpa Perlakuan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.
17 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2011
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN, STATUS DAN PERALIHAN TANAH KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BARANG MILIK PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKUALITAS TANAH SEDIMEN PADA SALURAN PEMBUANGAN DAM TALANG, BEDADUNG DAN UMBUL
KUALITAS TANAH SEDIMEN PADA SALURAN PEMBUANGAN DAM TALANG, BEDADUNG DAN UMBUL SKRIPSI diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana pada Program Studi Ilmu Tanah Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisik dan Kimia Tanah Awal Sifat fisik tanah di lokasi penelitian dengan jenis tanah Vertisol menunjukkan tekstur lempung liat berdebu. Fraksi tanah yang dominan
Lebih terperinciEktrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan pereaksi dan larutan Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1 ml dengan akuades. Ektrak CaCl 2,1 M : Sebanyak 1,48 g kristal CaCl 2 dilarutkan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia
EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DALAM NEGERI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TANGGAL : PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DALAM NEGERI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu negara sangat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI ATAS PENGELOLAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Hipotesis... 2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix Intisari... x Abstract... xi I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN, Menimbang: a. bahwa untuk mengoptimalkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.
49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam
Lebih terperinci3. Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup
Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN RENCANA DAN LAPORAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN RENCANA DAN LAPORAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT PADA TANAH DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria Sifat Tanah S. Rendah
Lampiran 1. Kriteria Sifat Tanah Sifat Tanah Satuan S. Rendah Rendah Sedang Tinggi S. Tinggi C (Karbon) % 5. N (Nitrogen) % .75 C/N ---
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/11/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/11/2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA DALAM NEGERI DI BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA : 120/Permentan/OT.140/11/2013
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 120/Permentan/OT.140/11/2013 PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA DALAM NEGERI DI BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi pustaka dari hasil-hasil survei dan pemetaan tanah LREPP II yang tersedia di arsip data base Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM REKTOR UNIVERSITAS MATARAM, Menimbang: a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinci2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.173, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pelayanan Informasi Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-04.IN.04.02
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciSURAT EDARAN NOMOR : 030/417/Sekr-BPKBMD TENTANG PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH TAHUN 2013
PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI UTARA SEKRETARIAT DAERAH Jalan 17 AGUSTUS NOMOR 69 TELEPON (0431) 865559, 862701 FAX 860420 http://www.sulut.go.id E-Mail sulut@sulut.go.id MANADO 95119 Manado, 2013 K e p
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis sifat kimia dan fisika tanah
LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Hasil analisis sifat kimia dan fisika tanah 76 77 78 79 Lampiran 2. Foto kondisi lokasi penelitian sebelum pengolahan lahan a b c d e f Keterangan: a. Kondisi awal blok 1 b. Kondisi
Lebih terperinciKAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2010 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERIZINAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciPEDOMAN SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT PADA TANAH DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 29 Tahun 2003 Tanggal : 25 Maret 2003 PEDOMAN SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT PADA TANAH DI PERKEBUNAN
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sifat fisik tanah vertisol BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tanah menunjukkan bahwa sifat fisik tanah : tekstur tanah merupakan liat 35 %, pasir 27 % dan debu
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA SEWA BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DRAFT UNTUK DPRD PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciTATACARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA
Slide 1 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.06/2012 TATACARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA AGENDA Ketentuan Umum.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI ATAS PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2 inventor yang menghasilkan penerimaan negara bukan pajak royalti paten; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
No.511, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNBB. Royalti Paten. Inventor. Imbalan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.02/2015 TENTANG IMBALAN YANG BERASAL DARI PENERIMAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG
PENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) DAB [SOTERM JEXAPASU 6" (IJPj TERHADAP LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG LAMPUNG IURUSAN TANAN, FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI ROYALTI
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI ROYALTI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI ROYALTI Penyusun:
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran yang cukup luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,
SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 45 Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C DAN DASAR PENGENAAN TARIF PAJAKNYA BERDASARKAN PROSENTASE DARI HARGA STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN TUKAR-MENUKAR BARANG MILIK NEGARA
LAMPIRAN VIII PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN, DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA TATA CARA PELAKSANAAN TUKAR-MENUKAR
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Budidaya Singkong Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Ketiga lokasi tersebut dipilih karena
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Andisol Lembang Data sifat fisikokimia tanah Andisol Lembang disajikan pada Tabel 1. Status hara dinilai berdasarkan kriteria yang dipublikasikan oleh
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia
Lebih terperinciPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah MENUJU TERTIB ADMINISTRASI, TERTIB FISIK DAN TERTIB HUKUM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah MENUJU TERTIB ADMINISTRASI, TERTIB FISIK DAN TERTIB HUKUM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA Dasar Hukum BMN Keuangan Negara UU 17/2003 UU 1/2004 Perbendaharaan Negara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci