GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 SKRIPSI PERPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 SKRIPSI PERPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta RIYO DESTIANA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016 i

2 ii ii

3 iii iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Gambaran Profil Lipid pada Pasien Acute Myocardial Infarction (AMI) di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr. M.Kes, selaku Ketua Stikes A.Yani Yogyakarta. 2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan. 3. Miftafu Darussalam S.kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB selaku Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan saran serta masukan terhadap penyusunan skripsi ini. 4. Muhamat Nofiyanto, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 5. Nazwar Hamdani Rahil, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 6. Kedua orang tua serta kaka kandung yang telah memberikan suport dan doa setiap waktu kepada penulis. 7. Semua sahabat mahasiswa keperawatan kelas C Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012 yang telah memberikan masukan, semangat serta dukungan kepada penulis. 8. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan serta bantuannya. iv

5 Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga penelitian ini berguna bagi semua pihak. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis Riyo Destiana v

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACK... Hal i ii iii iv vi viii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian... 7 E. Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 11 A. Acute Myocardial Infarction (AMI) B. Profil Lipid C. Hubungan Profil Lipid dengan Akut Miokard Infark D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. 39 A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subyek penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Alat dan Metode Pengumpulan Data G. Metode Pengolahan dan Analisis Data H. Etika Penelitian I. Pelaksanaan Penelitian BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 48 A. Hasil Penelitian.. 48 B. Pembahasan 55 vi

7 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62 A. Kesimpulan. 62 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1. Pedoman profil lemak darah Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, lama rawat, mortalitas, dan jenis AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus Tabel 4.2. Profil Lipid Pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus Tabel 4.3.Total Kolesterol Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus Tabel 4.4. HDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus Tabel 4.5. LDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus Tabel 4.6. Trigliserida Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus viii

9 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1. Kerangka Teori Gambar 2.2. Kerangka Konsep ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Lembar Pengumpulan Data Lampiran 3 Data Karakteristik Responden Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Certified Translation Lampiran 7 Lembar Kegiatan Bimbingan x

11 GAMBARANPROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION(AMI) DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 Riyo Destiana 1, Muhamat Nofiyanto 2, Nazwar Hamdani R 3 INTISARI Latar belakang: Penyakit acute myocardial infarction (AMI) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Pada tahun sudah terhitung sebanyak (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit AMI di seluruh dunia.dislipidemia dapat diartikan sebagai perubahan kadar profil lipid darah yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL,atau menurunnya HDL. Kadar kolesterol serta trigliserida yang tinggi dan berlangsung lama dapat menyebabkan penebalan pembuluh darah dengan risiko penyempitan pembuluh darah. Diakibatkan olehperubahan dislipidemia merupakan masalah yang serius dinegara-negara maju bahkan saat ini muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang. Angka kejadian AMI di ruang ICU pada tahun 2015 mencapai 28 orang dengan usia yang bervareasi antara tahun lebih sering terkena pada pasien berjenis kelamin laki-laki. Tujuan penelitian :Untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif nonexperiment, dengan desain deskriptif, dengan jumlah subyek sebanyak 26 rekam medis Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar profil lipid pasien AMI memiliki kolesterol total yang normal 11 orang (42,3%), memiliki HDL yang rendah 14 orang (53,8%), memiliki LDL yang optimal 14 orang (53,8%),dan trigliserida yang optimal 14 orang (53,8%). Kesimpulan: Gambaran profil lipid pada pasien AMI di ruang ICU RSUD P anembahan Senopati Bantul, HDL dalam kategori rendah sebanyak 14 orang (53,8%), dan yang lainya dalam kategori normal. Kata kunci : profil lipid, dislipidemia, acute myocardial infarction (AMI) 1 Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Dosen Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta xi

12 THE DESCRIPTION OF LIPID PROFILE IN PATIENTS WITH ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) IN THE ICU OF PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL BANTUL 2015 Riyo Destiana 1, Muhamat Nofiyanto 2, Nazwar Hamdani R 3 ABSTRACT Background: The acute myocardial infarction (AMI) disease is the leading cause of death in the world. In , it was already calculated for 7,200,000 (12.2%) of deaths caused by the AMI disease worldwide. Dyslipidemia may be interpreted as changes in levels of blood lipid profile that increased the levels of total cholesterol, triglycerides, and LDL, or the decreasing of HDL. Prolonged high cholesterol levels and triglyceride levels can cause the thickening of the blood vessel at the risk of narrowing of blood vessels. The changes in dyslipidemia is a serious problem in developed countries. Furthermore, nowadays it emerges as a cause of premature death and disability in developing countries. The incidence of AMI in the ICU in 2015 reached 28 people with age variations between years. Male patients are more often affected by it. Objective: To determine the description of lipid profile on patients with AMI in the ICU of Panembahan Senopati Hospital Bantul in Methods: This study is a non-experimental quantitative research, with descriptive design and the number of subjects were 26 medical records. Results: The results of this study showed that the majority of lipid profile on patients with AMI have a normal total cholesterol as many as 11 people (42.3%), had low HDL as many as 14 people (53.8%), have an optimal LDL 14 people (53.8 %), and triglycerides optimal 14 people (53.8%). Conclusion: The description of lipid profile on patients with AMI in the ICU of Panembahan Senopati Hospital Bantul are HDL is in low category as many as 14 people (5 3.8%), and the other are in the normal category. Keywords: lipid profile, dislipidemia, acute myocardial infarction (AMI) 1 Nursing Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Nursing Program of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing Program of Universitas Respati Yogyakarta xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) meliputi angina pektoris stabil, angina pektoris tidak stabil, dan acute myocardial infarction (AMI). PJK memengaruhi arteri yang menyuplai darah, oksigen, dan nutrisi ke miokardium (Ignatavicius, 2006). PJK merupakan bagian dari cardiovascular disease yang merupakan golongan Non Communicable Disease (NCD). Menurut World Health Organization (WHO) (2011), sebanyak 36 juta (63%) dari total kematian yang terjadi secara global pada tahun 2008 disebabkan oleh NCD. Cardiovascular disease menyebabkan 17 juta atau 48% kematian dari total kematian akibat NCD sehingga menjadikan cardiovascular disease sebagai penyebab kematian utama pada NCD. Penyakit acute myocardial infarction (AMI) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Pada tahun sudah terhitung sebanyak (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia. Penyakit AMI adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. AMI adalah penyebab kematian nomor dua di negara berpenghasilan rendah, dengan angka mortalitas (9,4%) (WHO, 2008). Sebanyak 1,3 juta penduduk Amerika menderita AMI setiap tahun. Meskipun penderita AMI pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yakni 2:1, akan tetapi, perempuan lebih rentan terjadi kematian setelah terkena AMI. Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada perempuan Amerika yakni sekitar orang setiap tahunnya. Kejadian penyakit jantung, yang termasuk di antaranya adalah AMI akan terus meningkat pada perempuan (Dewit, 2009). Menurut data statistik AHA (2010), terdapat orang terdiagnosa IMA dan orang terdiagnosa Unstable Angina (UA), serta orang terdiagnosa keduanya. Insidensi AMI akan meningkat 1

14 2 seiring dengan bertambahnya usia. Mortalitas pada pendertia AMI mencapai orang untuk semua umur. Menurut Depkes RI (2014), penyakit kardiovaskuler dalam hal ini penyakit jantung koroner memiliki prevalensi terbanyak setelah stroke dan hipertensi. Berdasarkan yang terdiagnosis dokter, penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 diperkirakan sekitar orang, sedangkan berdasarkan yang terdiagnosis dokter dan gejala diperkirakan sekitar orang. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan ke lima untuk prevalensi jantung koroner berdasarkan yang terdiagnosis dokter setelah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Daerah Istimewa (DI) Aceh. Prevalensi PJK pada tahun 2013 berdasarkan yang terdiagnosis dokter di DIY diperkirakan sekitar orang. Secara umum prevalensi PJK berdasarkan yang terdiagnosis dokter dan gejala meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kejadian PJK tertinggi pada kelompok umur tahun, menurun sedikit pada kelompok usia 75 tahun. Kematian akibat penyakit AMI di Indonesia diperkirakan berkisar 53,5 per kasus. Jumlah pasien penyakit jantung di tahun 2008 yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RS di Indonesia adalah jiwa. Kasus terbanyak adalah penyakit jantung iskemik, yaitu 110,183 kasus. Case fatality rate (CFR) tertinggi terjadi pada AMI (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%), dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009). Menurut Dinkes Yogyakarta (2013), angka kematian penyakit kardiovaskuler dari seluruh penyakit yang tidak menular terdapat 80% dari semua penyakit di Yogyakarta. Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014, angka kejadian AMI mencapai 70 orang, dan pada tahun 2015 berdasarkan data dari rekam medis tahun 2015 di ruang ICU mencapai 28 orang. Umur kejadian AMI tersebut bervariasi dari 30 tahun hingga 92 tahun. Hasil dari wawancara kepala ruang ICU tahun 2016 mengatakan jumlah pasien AMI dalam satu bulan mencapai 12 orang. Penderita terbanyak rata-rata berjenis kelamin lakilaki. Pasien AMI rata-rata mengalami peningkatan pada kolesterol total,

15 3 trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL), dan penurunan High Density Lipoprotein (HDL). Hasil observasi pada tanggal 04 Mei 2016 terdapat dua pasien AMI yang sedang dalam perawatan di ruang ICU, dari dua pasien tersebut terdapat satu pasien yang mengalami kenaikan pada kolestrol total, kadar Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida, sedangkan pasien lainnya mengalami kenaikan pada kolestrol total dan trigliserida. Sesuai dengan perjalanan penyakit jantung koroner, penyebab utama penyakit ini adalah adanya plak aterosklerotik. Gaya hidup seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemia, dan beberapa faktor pembekuan darah juga ikut berperan terhadap pembentukan aterosklerotik (Majid, 2007). Banyak penelitian yang kemudian berusaha menjelaskan patofisiologi dari faktor-faktor tersebut. Dislipidemia dapat diartikan sebagai perubahan kadar profil lipid darah yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL, atau menurunnya HDL. Kadar kolesterol serta trigliserida yang tinggi dan berlangsung lama dapat menyebabkan penebalan pembuluh darah dengan risiko penyempitan pembuluh darah. Penyakit yang diakibatkan dislipidemia merupakan masalah yang serius pada negara-negara maju bahkan saat ini juga muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang (Nurwahyu, 2012). Kadar kolesterol LDL sejak lama terbukti secara signifikan memiliki pengaruh terhadap risiko penyakit kardiovaskuler, tak terkecuali pada penyakit jantung koroner, baik yang telah mengalami infark maupun yang belum. Ai et al., (2010) menemukan kadar kolesterol LDL densitas kecil yang tinggi pada kelompok yang memiliki penyakit jantung koroner. Kadar ini meningkat baik pada pria maupun wanita. Hasil penelitian Fathila dari tahun di RSUP M. Djamil Padang dari keseluruhan data profil lipid yang dikumpulkan di bagian rekam medik RSUP M. Djamil Padang didapatkan pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total tinggi adalah sebanyak 79 orang (38,92%) dan normal adalah sebanyak 124 orang (61,08%), pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi adalah sebanyak 76 orang (37,44%) dan normal adalah sebanyak 127 orang (62,56%), pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah adalah sebanyak 145

16 4 orang (71,43%) dan normal adalah sebanyak 58 orang (28,57%), dan Pasien AMI yang memiliki kadar trigliserida tinggi adalah sebanyak 44 orang (21,67%) dan normal adalah sebanyak 159 orang (78,33%). Hasil penelitian Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali, berdasarkan hasil penelitian, dari 26 jumlah pasien AMI menunjukkan kadar kolesterol total diatas normal sebanyak 14 orang (53,8%). Kemudian pasien dengan kadar HDL rendah yaitu < 40mg/dl sebanyak 10 orang (38,5%). Sementara itu, pasien dengan kadar LDL tinggi yaitu 130 mg/dl didapatkan sebanyak 16 orang (61,5%) dan pasien penyakit jantung koroner yang menunjukkan kadar trigliserida diatas normal 150 mg/dl sebanyak 11 orang (42,3%). Penelitian Fathila (2012) menunjukan bahwa pasien AMI, sebanyak 79 orang (38,92%) yang memiliki kadar kolesterol total > 200 mg/dl, hal ini hampir sama dengan penelitian Sargowo pada tahun 2001 didapatkan peningkatan dari kadar kolesterol total sebesar 42,5%. Kadar kolesterol tinggi akan disimpan dan menempel didalam pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan pengendapan kolesterol didalam pembuluh darah, hal tersebut menyebabkan risiko untuk terjadinya PJK semakin meningkat. Secara umum dapat dikatakan bahwa pada setiap satu persen peningkatan kadar kolesterol darah terjadi dua persen peningkatan risiko terkena penyakit jantung koroner. Hasil didapatkan, sebanyak 76 orang (37,44%) yang memiliki kadar kolesterol LDL >130 mg/dl diantaranya 38 orang (18,72%) memiliki kadar kolesterol LDL mg/dl dan 38 orang (18,72%) memiliki kadar kolesterol LDL >160 mg/dl, mengalami peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 13,2%. Kolesterol LDL berukuran kecil sehingga mudah masuk ke dinding pembuluh darah, terutama jika dinding tersebut rusak karena beberapa faktor risiko seperti umur, jenis kelamin, merokok, hipertensi atau faktor keturunan. Kolesterol HDL merupakan jenis kolesterol yang mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang. Apabila terjadi penurunan kadar kolesterol HDL, akan mengurangi peran HDL sebagai penangkap kolesterol pada pengangkutan-balik kolesterol dari jaringan ke hati, sehingga kolesterol yang menumpuk disepanjang dinding pembuluh darah

17 5 tidak diangkut kembali ke hati. Sehingga akan menyebabkan pembentukan plak karena penumpukan kolesterol di sepanjang dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Peneliti Anwar (2006) dari pasien AMI sebanyak 17,8% memiliki peningkatan kadar trigliserida (>150 mg/dl). Didapatkan 31 orang (15,27%) memiliki kadar trigliserida mg/dl, 10 orang (4,93%) memiliki kadar trigliserida mg/dl, dan 3 orang (1,48%) memiliki kadar trigliserida >500 mg/dl atau secara keseluruhan didapatkan sebanyak 44 orang (21,67%) memiliki peningkatan kadar trigliserida (>150 mg/dl). Trigliserida yang lebih dikenal triasilgliserol terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK terutama AMI dilihat dari peran trigliserida dalam pengangkutan serta penyimpanan lipid. Menurut Faridah, dkk (2013) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu faktor risiko AMI adalah dislipidemia yaitu gangguan metabolisme lipid berupa peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida (TG), low density lipoprotein (LDL), dan penurunan kadar high density lipoprotein (HDL). Apabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam komplikasi, antara lain atherosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular seperti stroke, kelainan pembuluh darah tubuh lainya, dan pankreatitis akut. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Walau terdapat bukti hubungan antara kadar kolesterol total dengan kejadian kardiovaskular, hubungan ini dapat menyebabkan kesalahan interpretasi ditingkat individu seperti pada wanita yang sering mempunyai konsentrasi kolesterol HDL yang tinggi. Kejadian serupa juga dapat ditemukan pada subjek dengan DM atau sindrom metabolik dimana konsentrasi kolesterol HDL sering ditemukan rendah. Pada keadaan ini, penilaian resiko hendaknya mengikutsertakan analisis berdasarkan konsentrasi kolesterol HDL dan LDL. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran profil lipid pada pasien acute myocardial infarction (AMI)

18 6 di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan awareness perawat dalam melakukan kontrol ketat kadar kolesteror pada klien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU), khususnya pada pasien AMI. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran profil lipid pada pasien acute myocardial infarction (AMI) di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.? 1. Tujuan umum C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya gambaran profil lipid pada pasien acute myocardial infarction (AMI) di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1) Diketahui karakteristik pasien AMI: usia, jenis kelamin, jenis infark, lama perawatan, dan mortalitas di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2) Diketahui nilai kolestrol total pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. 3) Diketahui nilai HDL pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. 4) Diketahui nilai LDL pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. 5) Diketahui nilai Trigliserida pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul.

19 7 D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoretis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi berupa bukti ilmiah tentang pentingnya pemantauan kadar profil lipid pada pasien acute myocardial infarction (AMI) 2. Manfaat Praktis : a. Bagi rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan pada pasien AMI dengan memperhatikan kadar profil lipid. b. Bagi perawat Sebagai salah satu pertimbangan klinis terutama dalam hal diagnosis dan tindakan preventif primer khususnya yang berhubungan dengan profil lipid sehingga lebih terarah dan efektif tehadap penderita AMI. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bukti ilmiah terhadap gambaran profil lipid pada penderita AMI serta dapat mengembangkan penelitian berkaitan dengan topik tersebut di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian 1. Fathila L, dkk (2012), gambaran profil lipid pada pasien AMI di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari Desember Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien AMI. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan desain cross sectional study di bagian Rekam Medik RSUP M. Djamil Padang. Populasi penelitian adalah semua data pasien AMI dengan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,

20 8 kolesterol HDL dan trigliserida di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari Desember Sampel yang digunakan adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yaitu sebanyak 203 sampel untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien infark miokard akut di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari Desember Penelitian menunjukkan umur terbanyak pasien IMA tahun, Jenis kelamin terbanyak pasien AMI adalah laki-laki, perbandingannya adalah 2,7 : 1, Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total tinggi 79 orang (38,92%) dan normal 124 orang (61,08%), Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi 76 orang (37,44%) dan normal 127 orang (62,56%), Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah 145 orang (71,43%) dan normal 58 orang (28,57%), dan Pasien IMA yang memiliki kadar trigliserida tinggi 44 orang (21,67%) dan normal 159 orang (78,33%). Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti profil lipid dengan pasien AMI sedangkan Perbedaan dari penelitian ini geografis, waktu, dan tempat penelitian. 2. Amelinda, dkk (2015), Hubungan Kadar Kolesterol LDL terhadap Kejadian Sindrom Koroner Akut di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian tersebut bertujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol LDL terhadap kejadian sindrom koroner akut. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu UA, NSTEMI, dan STEMI. Kadar kolesterol LDL didapatkan dari rekam medis pasien ICCU RSD dr. Soebandi Jember selama bulan Agustus-November Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar kolesterol LDL pada ketiga kelompok masih dibawah batas tinggi. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar kolesterol LDL terhadap kejadian sindrom koroner akut di RSD dr. Soebandi Jember. Persamaan penelitian ini yaitu meneliti penyakit jantung. Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikat profil lipid dengan pasien yang menderita penyakit AMI.

21 9 3. Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W, (2014), gambaran profil dislipidemia pada penderita Acute myocardial infarction (AMI) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui gambaran dislipidemia yang terjadi pada pasien AMI. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara accidental sampling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain crosssectional. Populasi seluruh pasien jantung di ruang rawat inap jantung di RSUP Sanglah Denpasar yang terdapat pada data-data di Rekam Medis pada bulan Januari - Mei Subjek penelitian terdiri atas 26 pasien AMI di ruang rawat inap jantung RSUP Sanglah dari bulan Januari sampai Mei Hasil penelitian mengenai gambaran dislipidemia adalah tingginya kadar kolesterol total ( 200 mg/dl) sebanyak 14 kasus (53,8%), kadar kolesterol LDL ( 130 mg/dl) sebanyak 16 kasus (61,5%), kadar trigliserida ( 150 mg/dl) sebanyak 11 kasus (42,3%) serta rendahnya kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dl) sebanyak 10 kasus (38,5%). Kesimpulan penelitian ini adalah gambaran dislipidemia yang banyak terjadi yaitu pada fraksi lipid kolesterol total dan kolesterol LDL. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti pasien dengan penyakit AMI sedangkan Perbedaan dari penelitian ini profil dislipidemia, geografis, waktu, dan tempat penelitian. 4. Faridah, E. N, (2015), Gambaran profil lipid pada penderita sindrom koroner akut di rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou periode januari september Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil lipid pada penderita sindrom koroner akut. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan data sekunder dari penderita SKA di CVBC RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode januari september Hasil penelitian ini menunjukkan dari 80 penderita SKA didapatkan 37 orang (46,25%) adalah penderita yang memiliki kadar kolesterol total tinggi ( 200 mg/dl), sebanyak 70 orang (87,5%) memiliki kadar HDL rendah ( mg/dl), adapun yang memiliki kadar LDL tinggi (> 100 mg/dl) yaitu 58 orang (72,5%) dan 32 orang (40%) adalah penderita yang memiliki kadar trigliserida tinggi ( 150 mg/dl). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

22 10 Penderita sindrom koroner akut dalam penelitian ini sebagian besar memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Persamaan penelitian ini yaitu meneliti profil lipid. Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikat pasien sinderon koroner akut sedangkan peneliti meneliti profil lipid dengan pasien yang menderita penyakit AMI.

23 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari data rekam medik dalam bentuk deskriptif frekuensi. Urutan-uraian pada bab ini adalah gambaran lokasi penelitian, karakteristik sampel, deskriptif variabel dan pembahasan. 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang berdiri sejak tahun 1953 dengan nama rumah sakit Hongerodem (HO) dan pada tanggal 29 maret 2003 berubah nama menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit tipe B non-pendidikan sesuai dengan surat keputusan mentri kesehatan No. 142/Menkes/SK/I/2007. RSUD Panembahan Senopati Bantul, memberikan pelayanan kesehatan baik secara rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati saat ini memiliki 15 poliklinik, pelayanan rawat inap terdiri dari 9 ruang rawat inap dan satu ruangan ICU dengan kapasitas berjumlah 289 tempat tidur dan melalui pintu masuk pasien Intalasi Gawat Darurat (IGD). Ruangan ICU (intensif care unit) memiliki tempat tidur berjumlah 7 buah. Jumlah pasien AMI dalam satu tahun terakhir rata-rata 28 orang. Penanganan pasien AMI dilakukan oleh dua dokter spesialis jantung paru dan 20 perawat. Management pada pasien AMI yang baru saja masuk di ruangan ICU sebelumnya dilakukan pemeriksaan ekokardiografi (echo), treadmill jantung di IGD dan di berikan order dari dokter kemudian dilanjutkan di ruang ICU dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu enzim jantung dan profil lipid hanya sekali pemeriksaan saat pasien masuk ke ruang ICU. Setandar prosedur dilakukannya pemeriksaan profil lipid pada penderita AMI minimal tiga bulan sekali. 48

24 49 Selama perawatan berlangsung di ruang ICU pasien AMI dilakukan monitoring gambaran EKG, nyeri dan oksigenasi selama 24 jam, pengobatan tergantung dari komplikasi yang terjadi, komplikasi terbanyak yaitu aritmia, penyakit jantung dan syok kardiovaskuler. Untuk sakit dada dapat diberikan morfin atau petidin, Untuk pencegahan sekunder dapat diberikan preparat salisilt (aspirin) dan beta bloker. Terapi trombolik digunakan untuk penderita AMI anterior yang datang kurang dari 6 jam sejak sakit dada yang pertama. 2. Karakteristik Responden Sampel pada penelitian ini pasien AMI yang dilakukan cek profil lipid yang dicatat dalam rekam medis meliputi kolestrol total, HDL, LDL, trigliserida selama perawatan di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul diperoleh sebanyak 26 pasien. Karakteristik sampel diuraikan berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis AMI, lama perawatan dan mortalitas. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Lama Rawat, Mortalitas, dan Jenis AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26) Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Umur tahun 14 53,8 > 60 tahun 12 46,2 Jenis kelamin Laki-laki 23 88,5 Perempuan 3 11,5 Jenis AMI STEMI 17 65,4 NSTEMI 9 34,6 Lama rawat 1-4 hari 14 35,8 5-8 hari 7 26, hari 4 15, hari 1 3,8 Mortalitas Hidup 13 50,0 Mati 13 50,0

25 50 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar berumur dewasa tahun 14 orang (53,8%), sebagian besar pasien adalah laki-laki 23 orang (88,5%), dengan lama rawat pasien AMI 1-4 hari sebanyak 14 orang (35,8%). Sebagian besar jenis AMI adalah STEMI sebanyak 17 orang (65,4%), dengan angka mortalitas sebanyak 13 orang (50,0%). 3. Profil Lipid Pasien AMI Profil lipid pasien yang tercatat dalam rekam medis di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul diuraikan berdasarkan gambaran secara umum, dan berdasarkan karakteristik pasien. a. Profil Lipid Pasien AMI Gambaran profil lipid meliputi kolestrol total, HDL, LDL, trigliserida selama perawatan di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Profil Lipid Pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26) Profil lipid Jumlah (n) Persentase (%) Total Kolestrol Rendah (<149 mg/dl) 7 26,9 Normal ( mg/dl) 11 42,3 Tinggi (>210 mg/dl) 8 30,8 HDL Optimal (>37 mg/dl) 12 46,2 Rendah (<37 mg/dl) 14 53,8 LDL Optimal (<115 mg/dl) 14 53,8 Tinggi (>120 mg/dl) 12 46,2 Trigliserida Rendah (<59 mg/dl) 1 3,8 Normal ( mg/dl) 14 53,8 Tinggi (>150 mg/dl) 11 42,3

26 51 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa total kolesterol pasien AMI terbanyak dalam kategori normal 11 orang (42,3%). Lebih dari separuh pasien AMI memiliki HDL yang rendah 14 orang (53,8%), namun pasien dengan LDL optimal 14 orang (53,8%). Trigliserida pasien AMI kategori normal 14 orang (53,8%), tinggi 11 orang (42,3%), dan rendah 1 orang (3,8%). b. Total Kolesterol Gambaran total kolesterol berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Total Kolesterol Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 Karakteristik (N: 26) Total Kolestrol Rendah Normal Tinggi n % n % n % Umur tahun 4 15,4 4 15,4 6 23,1 > 60 tahun 3 11,5 7 26,9 2 7,7 Jenis kelamin Laki-laki 7 26,9 9 34,6 7 26,9 Perempuan 0 0,0 2 7,7 1 3,8 Jenis AMI STEMI 5 19,2 6 23,1 6 23,1 NSTEMI 2 7,7 5 19,2 2 7,7 Lama rawat 1-4 hari 5 19,2 4 15,4 5 19,2 5-8 hari 1 3,8 4 15,4 2 7, hari 1 3,8 2 7,7 1 3, hari 0 0,0 1 3,8 0 0,0 Mortalitas Hidup 4 15,4 6 23,1 3 11,5 Mati 3 11,5 5 19,2 5 19,2 Berdasarkan tabel 4.3 pasien dengan umur tahun lebih banyak mengalami total kolesterol yang tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan pasien umur > 60 tahun lebih banyak normal 7 orang (26,9%). Berdasarkan jenis

27 52 kelamin, total kolesterol lebih banyak kategori normal baik laki-laki 9 orang (34,6%) maupun perempuan 2 orang (7,7%). Pasien dengan jenis infark STEMI lebih banyak mengalami total kolesterol kategori tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan NSTEMI kategori normal 5 orang (19,2%). Lama rawat pada pasien AMI dengan total kolesterol tinggi 1-4 hari sebanyak 5 orang (19,2%). Angka mortalitas hidup memiliki total kolesterol sebanyak 6 orang (23,1%) dalam kategori normal, sedangkan pasien yang meninggal memiliki total kolesterol kategori tinggi 5 orang (19,2%). c. HDL Gambaran HDL berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. HDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU Karakteristik RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26) Optimal HDL Rendah n % n % Umur tahun 7 26,9 7 26,9 > 60 tahun 5 19,2 7 26,9 Jenis kelamin Laki-laki 12 46, ,3 Perempuan 0 0,0 3 11,5 Jenis AMI STEMI 9 34,6 8 30,8 NSTEMI 3 11,5 6 23,1 Lama rawat 1-4 hari 6 23,1 8 30,8 5-8 hari 3 11,5 4 15, hari 2 7,7 2 7, hari 1 3,8 0 0,0 Mortalitas Hidup 6 23,1 7 26,9 Mati 6 23,1 7 26,9 Berdasarkan tabel 4.4 pasien dengan umur tahun memiliki HDL optimal dan rendah sama besar dan umur > 60 tahun kategori rendah

28 53 HDL paling banyak 7 orang (26,9%). Berdasarkan jenis kelamin, pasein laki-laki lebih banyak memiliki HDL yang optimal 12 orang (46,2%) sedangkan perempuan rendah 3 orang (11,5%). Pasien dengan STEMI lebih banyak memiliki HDL optimal 9 orang (34,6%) sedangkan NSTEMI lebih banyak dengan HDL rendah 6 orang (23,1%). Lama rawat pasien dengan HDL rendah 1-4 hari sebanyak 8 orang (30,8%). Baik pasien yang hidup maupun meninggal lebih banyak memiliki HDL yang rendah masingmasing 7 orang (26,9%). d. LDL Gambaran LDL berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. LDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26) Karakteristik Optimal LDL Tinggi n % n % Umur tahun 6 23,1 8 30,8 > 60 tahun 8 30,8 4 15,4 Jenis kelamin Laki-laki 13 50, ,5 Perempuan 1 3,8 2 7,7 Jenis AMI STEMI 8 30,8 9 34,6 NSTEMI 6 23,1 3 11,5 Lama rawat 1-4 hari 8 30,8 6 23,1 5-8 hari 3 11,5 4 15, hari 3 11,5 1 3, hari 0 0,0 1 3,8 Mortalitas Hidup 8 30,8 5 19,2 Mati 6 23,1 7 26,9 Berdasarkan tabel 4.5 pasien dengan umur tahun memiliki LDL yang tinggi sedangkan umur > 60 tahun LDL optimal 8 orang (30,8%).

29 54 Pasien laki-laki lebih banyak dengan LDL yang optimal 13 orang (50,0%) sedangkan perempuan tinggi 2 orang (7,7%). Pasien STEMI lebih banyak mengalami LDL tinggi 9 orang (34,6%) sedangkan NSTEMI LDL optimal 6 orang (23,1%). Lama rawat pasien dengan LDL optimal 1-4 hari sebanyak 8 orang (30,8%). Pasien yang hidup memiliki LDL yang optimal 8 (30,8%) sedangkan pasien yang meninggal memiliki LDL yang tinggi sebanyak 7 orang (26,9%). e. Trigliserida Gambaran trigliserida berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Trigliserida Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 Karakteristik (N: 26) Trigliserida Rendah Normal Tinggi n % n % n % Umur tahun 0 0,0 5 19,2 9 34,6 Jenis kelamin > 60 tahun 1 3,8 9 34,6 2 7,7 Laki-laki 1 3, ,0 9 34,6 Perempuan 0 0,0 1 3,8 2 7,7 Jenis AMI STEMI 1 3,8 8 30,8 8 30,8 NSTEMI 0 0,0 6 23,1 3 11,5 Lama rawat 1-4 hari 1 3,8 6 23,1 7 26,9 5-8 hari 0 0,0 3 11,5 4 15, hari 0 0,0 4 15,4 0 0, hari 0 0,0 1 3,8 0 0,0 Mortalitas Hidup 0 0, ,5 3 11,5 Mati 1 3,8 4 15,4 8 30,8 Berdasarkan tabel 4.6 pasien umur tahun mengalami trigliserida yang tinggi sedangkan pasien umur > 60 tahun normal 9 orang

30 55 (34,6%). Pasien laki-laki lebih banyak dengan trigliserida normal 13 orang (50,0%) sedangkan perempuan tinggi 2 orang (7,7%). Pasien STEMI mengalami trigliserida tinggi 8 orang (30,8%) dan NSTEMI normal 6 orang (23,1%). Lama rawat pada pasien dengan trigliserida tinggi 1-4 hari sebanyak 7 orang (26,9%). Pasien hidup lebih banyak dari trigliserida normal 10 orang (38,5%) sedangkan pasien yang meninggal dari trigliserida tinggi 8 orang (30,8%). B. Pembahasan Penelitian 1. Karakteristik Responden Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar dengan umur dewasa tahun sebanyak 14 orang (53,8%), lebih banyak dibandingkan umur > 60 tahun. Banyaknya pasien AMI umur tahun di karenakan gaya hidup modern saat ini membuat masyarakat sulit untuk menghindari makanan fast food yang banyak mengandung kalori dan mengandung lemak tinggi. Remaja saat ini cenderung mengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan yang tidak sehat akibat pengaruh teman sebaya maupun keadaan lingkungan. Kurangnya aktifitas fisik dan akibat pergaulan di lingkungan yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Faktor-faktor itulah yang dapat menimbulkan obesitas akibat penumpukan lemak di jaringan adiposa dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Senduk, 2015). Sebagian besar pasien adalah laki-laki 23 orang (88,5%). Penelitian ini membuktikan bahwa laki-laki mempunyai risiko lebih besar menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini sesuai dengan Firdiansyah (2014), hasil menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan distribusi (53,33%) untuk laki-laki, sedangkan wanita (46,66%). Hasil yang didapat dalam penelitian ini membuktikan pendapat Brown, 2006, yakni risiko AMI lebih besar pada lakilaki daripada wanita. Pada laki-laki usia 45 tahun merupakan faktor risiko terjadinya AMI jika kebiasaan hidupnya tidak baik, antara lain merokok, jarang

31 56 berolahraga, hipertensi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol, sedangkan wanita baru akan menjadi faktor risiko AMI pada saat memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause. Sebelum memasuki menopause kaum wanita memiliki pelindung alami terhadap penyakit jantung yaitu estrogen. Estrogen berperan dalam menjaga tingkat HDL agar tetap tinggi dan LDL tetap rendah (Bull & Morrell, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan Zahra (2013), bahwa dari 40 pasien yang berjenis kelamin perempuan ada 10 orang (25,0%) tidak menderita AMI dan 30 orang (75,0%) menderita AMI. Dari 88 pasien yang berjenis kelamin laki-laki ada 15 orang (17,0%) tidak menderita AMI dan 73 orang (83,0%) menderita AMI. Sebagian besar jenis infark pasien adalah jenis STEMI 17 orang (65,4%). Sampel yang didapatkan sebanyak 126 kasus, kasus UAP memiliki prevalensi tertinggi yaitu sebanyak 72 kasus (57,1%), diikuti dengan kasus NSTEMI sebanyak 35 kasus (27,8%), dan prevalensi terendah adalah kasus STEMI yaitu sebanyak 19 kasus (15,1%). hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya oleh Antoniades et al. (2014), di Mediterranean Island of Cyprus yang menunjukkan prevalensi diagnosis SKA tertinggi adalah STEMI sebesar 45%, diikuti dengan NSTEMI sebesar 41,3%, dan yang terendah adalah UAP sebesar 13,7%. Selain itu European Society Cardiology (ESC) guidelines menggambar-kan diagnosis pasien dengan keluhan nyeri dada di departemen emergensi adalah sebagai berikut: 5-10% STEMI, 15-20% NSTEMI, 10% UAP, 15% penyakit jantung lainnya, dan 50% bukan penyakit jantung. Rerata lama rawat pasien AMI adalah 15 hari dengan rentang 1-16 hari Separuh pasien 13 orang (50,0%) meninggal. Menurut Kurniawan (2015) sejalan dengan peneliti selama penelitian didapatkan jumlah sampel sebanyak 64 orang meliputi 46 laki-laki (71,9%) dan 18 perempuan (28,1%). Sebanyak 21 (32,8%) pasien meninggal selama perawatan, sedangkan 43 (67,2%) pasien survive selama perawatan.

32 57 2. Profil Lipid Profil lipid meliputi total kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa total kolesterol pasien AMI terbanyak dalam kategori normal 11 (42,3%). Lebih dari separuh pasien AMI memiliki HDL yang rendah 14 (53,8%), dan pasien sebagian besar memiliki LDL optimal 14 (53,8%). Trigliserida pasien AMI kategori normal 14 (53,8%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Senduk (2015) hasil menunjukkan distribusi kadar LDL menurut jenis kelamin, dimana terdapat 41 siswa (82%) yang memiliki kadar LDL diatas nilai normal (>100 mg/dl), 11 siswa laki-laki (22%) dan 30 siswa perempuan (60%). menunjukkan sebanyak 6 siswa (12%) memiliki kadar trigliserida diatas nilai normal (>150 mg/dl), 1 siswa laki-laki (2%) dan 5 siswa perempuan (10%). Penelitian yang sama dilakukan di SMP Negeri 1 Manado tahun 2014 oleh Astrid Iksan menunjukkan hasil yang serupa dimana terjadi dislipidemia pada remaja yang mengalami obesitas. Dislipidemia dapat berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan berujung pada infark miokard akut (Holzmann, 2012). Sedangkan hasil penelitian ini sejalan dengan Fathila (2012), didapatkan pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total tinggi adalah sebanyak 79 orang (38,92%) dan normal adalah sebanyak 124 orang (61,08%), Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi adalah sebanyak 76 orang (37,44%) dan normal adalah sebanyak 127 orang (62,56%), Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah adalah sebanyak 145 orang (71,43%) dan normal adalah sebanyak 58 orang (28,57%), dan Pasien AMI yang memiliki kadar trigliserida tinggi adalah sebanyak 44 orang (21,67%) dan normal adalah sebanyak 159 orang (78,33%). Faktor risiko timbulnya AMI adalah perubahan dari profil lipid yaitu Kolesterol total, Kolesterol LDL (LDL-C/Low Density Lipoprotein Cholesterol), Kolesterol HDL (HDL-C/High Density Lipoprotein Cholesterol, dan trigliserida yang dikaitkan dengan pembentukan plak aterosklerosis (Botham et al, 2009). Jika kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida darah melewati batas normal, maka akan diendapkan pada dinding pembuluh

33 58 darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Jika kolesterol HDL mengalami penurunan, maka fungsi HDL sebagai penyapu kolesterol akan menurun dan menyebabkan kadar LDL darah mengikat yang juga dikaitkan sebagai pembentukan plak aterosklerosis (Harlinawati, 2008). Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai unsur lemak dengan kandungan yang berbeda-beda. Ikatan ini memungkinkan unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh jaringan tubuh. Penetapan kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur kadar total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida (Kee, 2008). Ketidakseimbangan atau kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam darah disebut dislipidemia (Alexander, 2013). Dislipidemia dapat berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan berujung pada AMI (Holzmann et al, 2012). Keadaan kadar LDL yang tinggi dan kadar HDL yang rendah akan menyebabkan dinding pembuluh darah akan semakin menebal yang mengakibatkan terjadinya aterosklerosis (Ercho et al, 2014). Dislipidemia merupakan faktor risiko mayor untuk terjadinya PJK, dengan tingginya kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta rendahnya kadar High Density Lipoprotein (HDL) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke iskemik (Zahara et al, 2013). 3. Total Kolesterol Berdasarkan Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.3 pasien dengan umur dewasa tahun lebih banyak mengalami total kolesterol yang tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan pasien umur > 60 tahun lebih banyak normal 7 orang (26,9%). Hal ini tidak sejalan dari hasil penelitian Sudiada (2014), berdasarkan umur pasien tercatat distribusi pasien penyakit AMI terbanyak pada kelompok umur tahun

34 59 berjumlah 9 orang (34,6%), hasil ini lebih tinggi sedikit daripada kelompok umur yang berjumlah 8 orang (30,7%). Hasil ini menunjukkan prevalensi AMI terjadi pada usia pertengahan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Madsseen (2013) di Norwegia dimana prevalensi AMI terbanyak terjadi pada pasien dengan umur 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara umur dengan kadar kolesterol yaitu kadar kolesterol total akan meningkat dengan bertambahnya umur. Pada usia lanjut kecepatan metabolisme menurun sekitar 15-20% disertai kurangnya aktivitas fisik. Peningkatan kadar kolesterol total memicu untuk terjadinya AMI. Berdasarkan jenis kelamin, total kolesterol lebih banyak kategori normal baik laki-laki 9 orang (34,6%) maupun perempuan 2 orang (7,7%). Pasien dengan jenis infark STEMI lebih banyak mengalami total kolesterol kategori normal dan tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan NSTEMI kategori normal 5 orang (19,2%). Rata-rata lama rawat pada pasien dengan total kolesterol normal adalah 11 hari, tinggi 8 hari, dan rendah 7 hari. Pasien yang bertahan hidup memiliki total kolesterol kategori normal 6 orang (23,1%) sedangkan pasien yang meninggal memiliki total kolesterol kategori normal dan tinggi 5 orang (19,2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Firdiansyah (2014) hasil menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara rasio kadar kolesterol total terhadap high-density lipoprotein (HDL) dengan kejadian penyakit jantung koroner. Sedangkan hasil penelitian ini berbeda dengan Zahra 2012, frekuensi terbanyak pasien AMI adalah pasien dengan kadar kolesterol total <200 mg/dl dan frekuensi terendah pasien AMI adalah pasien dengan kadar kolesterol total 240 mg/dl. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan 56% faktor yang berkontribusi besar dalam penyebab terjadinya PJK (Mackay, 2006). Kolesterol dalam darah diedarkan oleh lipoprotein, diantaranya ada dua jenis lipoprotein utama, yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) (Bull & Morrell, 2007). Konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan kolesterol serum, terutama peningkatan LDL yang merupakan

35 60 predisposisi terjadinya aterosklerosis serta meningkatnya risiko terjadinya PJK (Fathoni, 2011). Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan lemak dalam darah. Kadar kolesterol total dalam darah tidak boleh lebih dari 240 mg/dl. Prevalensi tahun adalah 15,5% dan tahun adalah 19,4% (Roth, et al, 2010). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2006 melaporkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia sebesar 26,1% pada laki-laki dan 25,9% pada wanita (Dinkes pemprov jateng, 2006). Kontribusi kematian PJK terbesar berasal dari kenaikan kolesterol total (Saidi, et al, 2010). Kolesterol total merupakan variabel independen dan bermakna mempunyai hubungan dengan timbulnya PJK baik pada wanita maupun pria, sedangkan hubungan terbalik antara tingginya HDL dapat mencegah terjadinya PJK. Insiden PJK dapat diperlihatkan oleh peningkatan rasio kolesterol total berbanding dengan HDL (Soertidewi, 2011). Dislipidemia dianggap ketika kolesterol total ditemukan lebih dari 200 mg/dl dan HDL 40 mg/dl (Nadeem, et al, 2013). Kadar kolesterol total yang tinggi dan HDL yang rendah akan meningkatkan rasio dari keduanya, peningkatan rasio ini telah diakui berkaitan dengan peningkatan risiko PJK (Woodward, et al, 2007). Rasio dapat dihitung dengan cara membagi kolesterol total dengan HDL (Timmreck, 2005). Menurut Ingelsson, et al, (2007), rasio kolesterol total terhadap HDL berhubungan positif dengan risiko PJK. Sedangkan menurut Arisman 2011, apabila rasio kolesterol total terhadap HDL sama dengan 5, menunjukkan risiko sedang terkena serangan jantung bagi wanita atau risiko tinggi bagi lakilaki. Rasio optimal kolesterol total terhadap HDL 3,6 bagi pria dan 4,7 bagi wanita. Penelitian Woodward, et al, (2007), menunjukkan rasio normal kolesterol terhadap HDL adalah 4,2, semakin kecil rasio kolesterol total terhadap HDL diperkirakan menghasilkan penurunan risiko PJK.

36 61 4. HDL Berdasarkan Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.4 pasien dengan umur tahun memiliki HDL rendah dan umur > 60 tahun kategori rendah. Berdasarkan jenis kelamin, pasein laki-laki lebih banyak memiliki HDL yang optimal 12 (46,2%) sedangkan perempuan rendah 3 orang (11,5%). Hasil penelitian sesuai dengan dewi 2014 menunjukkan bahwa responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 19 orang (63,3%), penelitian ini sejalan dengan Sitepoe (1993) menjelaskan bahwa lakilaki memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada perempuan untuk terjadinya AMI, karena pada laki-laki, tidak mempunyai efek protektif antiaterogenik yang dipengaruhi oleh hormon esterogen seperti perempuan. Hormon esterogen meningkatkan kadar HDL sehingga menekan kadar LDL dalam darah. Meningkatnya usia se seorang risiko kerentanan terhadap aterosklerosis koroner meningkat sehingga dapat terkena serangan IMA, namun jarang timbul penyakit serius sebelum usia 40 tahun sedangkan usia 40 tahun hingga 60 tahun insiden infark miokard meningkat lima kali lipat. Pasien dengan STEMI lebih banyak memiliki HDL optimal 9 orang (34,6%) sedangkan NSTEMI lebih banyak dengan HDL rendah 6 orang (23,1%), penelitian ini tidak sejalan dengan dewi 2014 dari hasil analisis bivariat STEMI menunjukkan penurunan HDL 3 (10%), sedangkan NSTEMI memiliki HDL rendah sejumlah 11 orang (36,6%) terdapat pengaruh pada kejadian AMI dengan setaraf signifikan 0,712 (>0,25). Lama rawat pasien dengan HDL optimal 6 hari sedangkan HDL rendah 4 hari. Baik pasien yang bertahan hidup maupun meninggal lebih banyak memiliki HDL yang rendah masing-masing 7 orang (26,9%). Hasil penelitian ini berbeda dengan Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali, berdasarkan hasil penelitian, dari 26 jumlah pasien AMI menunjukkan pasien dengan kadar HDL rendah yaitu < 40mg/dl sebanyak 10 orang (38,5%), sedangkan HDL tinggi 40 mg/dl sebanyak 16 orang (61,5%).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dengan berbagai komplikasi yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup penderitanya yang semula mampu menjalankan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian daripada penyakit lainnya. Infark miokard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan defisit neurologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J PERBEDAAN RERATA KADAR KOLESTEROL ANTARA PENDERITA ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL, INFARK MIOKARD TANPA ST- ELEVASI, DAN INFARK MIOKARD DENGAN ST-ELEVASI PADA SERANGAN AKUT SKRIPSI Diajukan oleh : Enny Suryanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung saat ini telah menjadi masalah serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suplai darah ke seluruh tubuh sangat penting bagi kehidupan karena di dalam darah terkandung oksigen yang sangat dibutuhkan sebagai pengangkut bahan makanan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya perkembangan teknologi dan globalisasi budaya memberikan dampak bagi masyarakat, baik itu dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : YASMEEN BINTI MOHAMMED AKRAM 100100270 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun 167 Artikel Penelitian Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun 2011-2012 Fitri Zahara, Masrul Syafri, Eti Yerizel Abstrak Penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard merupakan perkembangan yang cepat dari nekrosis miokard yang berkepanjangan dikarenakan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perubahan pola hidup yang terjadi meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan berperan besar pada mortalitas serta morbiditas. Penyakit jantung diperkirakan

Lebih terperinci

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia. Disability-Adjusted Life Years (DALYs) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah sindrom koroner akut (Lilly, 2011). Sindom koroner akut (SKA) adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Kasus ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik tingkat ekonomi, sosial maupun teknologi. Perubahan penyakit menular ke penyakit tidak menular menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi angka morbiditas dan mortalitasnya. Dalam laporannya

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark Miokard Akut di RSUP M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark Miokard Akut di RSUP M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012 513 Artikel Penilitian Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark Miokard Akut di RSUP M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2012 Lamuna Fathila 1, Zulkarnain Edward 2, Rosfita Rasyid 3 Abstrak

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh. Semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang dialirkan oleh jantung. Jantung memiliki peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI) BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lemak (lipida) padat yang berwujud seperti lilin. Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat mudah menempel yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP. PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP. HAJI ADAM MALIK KARYA TULIS ILMIAH Oleh: SASHITHARRAN S/O NALLATHAMBI 110100511

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan pembangunan diikuti oleh pergeseran pola penyakit yang ada di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular dan infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 menjelaskan bahwa gambaran masyarakat di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apolipoprotein atau apoprotein dikenal sebagai gugus protein pada lipoprotein. 1 Fungsi apolipoprotein ini adalah mentransport lemak ke dalam darah. Karena lemak tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization (WHO) melaporkan

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju dan penyebab tersering kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan

Lebih terperinci

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci