PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
|
|
- Liani Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Siti Sholikhah ABSTRAK Healthy according to WHO is the perfect state of good physical, mental, and social, not only free from diseases, weaknesses or flaws (Notosoedirjo, 2002). Mental health is a State of balance, a person's soul. The goal of this research is to identify the influence of group activity therapy to perception of the increaseself-esteemin naturebypatientsof low self esteem. Design research method using pre experiments with one group pre-post test design, populationis being usedthroughoutthe all patientof violence behaviour in RSJMenur Surabayawere 38patients with purposive sampling technique anda large sample in this study were35 patients that meets the criteria of inclusion. Data analysis in this research using Mc Nemar tests of and techniques of data collection with interviews and observation sheets. The results of this research is that patients with violence behaviour after being given a group activity therapy mostly patient 22 of 35 people (61.7%) can indepandent. Based on calculation get result p=0.000 (p<0.005) then H 0 rejected and H 1 accepted means there significanty influence for given group activity therapy stimulation of perception about independent grade in patients with violence behaviour in RSJ Menur Surabaya. Having collected data from patients, further data processing by means of editing, coding, scoring and tabulating. From the results of the study, researchers gave advice to health services, educational institutions, and other research to increase Group Activity Therapy on the perception of Stimulation patients experiencing of violence Keywords: Group Activity Therapy Stimulation Of Perception, Independent Grade, Behaviour. Violence PENDAHULUAN Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis ekonomi tidak saja akan mengalami gangguan kesehatan fisik berupa gangguan gizi, terserang berbagai penyakit infeksi, tetapi juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental psikiatri yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup secara nasional menurun yang akan mengakibatkan hilangnya satu generasi sehat yang akan meneruskan perjuangan dan cita cita bangsa. Gangguan mental psikiatri yang dapat terjadi mulai dari tingkat yang ringan bahkan berat yang memerlukan penanganan khusus di rumah sakit, baik dirumah sakit jiwa atau di unit perawatan jiwa di rumah sakit umum (Yosep,Iyus 2009) Beberapa penelitian tentang aktivitas fisik dan terapi olahraga terhadap gangguan kejiwaan membuktikan, bahwa aktivitas fisik tersebut dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap orang lain (ayusuf syamsu, 2004), dan juga membantu mengontrol kemarahan pasien. Data dari WHO tahun 2001 jumlah penderita gangguan jiwa dunia sebesar 459 juta jiwa. Setiap hari, RS Jiwa Menur, Surabaya rata-rata menerima 200 pasien rawat jalan. Sedangkan dalam satu bulan, ratarata merawat 300 orang pasien.menurut dr Adi Wirachjanto Direktur RS Jiwa Menur, 20 persen diantaranya berusia remaja atau di bawah 20 tahun. Bahkan, dalam tahap rehabilitasi gangguan jiwa beberapa waktu lalu, dari 100 peserta orang diantaranya masih usia sekolah. "20 persen pasien yang ditangani di Menur adalah mereka yang berusia di bawah 20 tahun.dan kalau sudah dirawat biasanya sudah berat," kata Adi pada suarasurabaya.net, Rabu (10/10/2012). SURYA 7 Vol.05, No.01, April 2013
2 Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2012, penulis mendapatkan data dari RSJ Menur Surabaya pada bulan agustus 2012 dan september Dari 282 pasien yang dirawat di ruang flamboyan terdapat pasien sebanyak 114 pasien atau 40% menduduki peringkat pertama, pasien halusinasi sebanyak 90 pasien atau 32 % menduduki peringkat kedua pasien isolasi sosial sebanyak 58 pasien atau 19 % menduduki peringkat ketiga dan pasien harga diri rendah sebanyak 16 pasien atau 6 % menduduki peringkat ke empat, pasien waham sebanyak 8 pasien atau 2,9 % menduduki peringkat ke lima. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya penderita dengan Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan berkaitan dengan beberapa teori antara lain: faktor psikologis, faktor sosial budaya, faktor biologis, dan faktor presipitasi.( Dariyo, Agues 2004) Berbagai terapi dilakukan untuk mengatasi seperti pemberian psikofarmaka dan terapi aktivitas kelompok.terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Terapi aktivitas kelompok (TAK) sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan.(ali Mohammad & Mohammad Asrori 2009). Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi terhadap tingkat Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya. METODE PENELITIAN Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2008).Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan menggunakan desain One Group Pretest-Postest.Dalam rancangan ini, tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah terjadi adanya eksperimen (Soekidjo Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pada bulan Februari 2013.Tempat pelaksanaan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya sebanyak 38 pasien.teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebesar 35 responden. HASIL PENELITIAN 1. Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya Sebelum Diberi TAK Stimulasi Persepsi. Tabel 1 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi 1 di RSJ Menur No Sesi I Frekuensi Prosentasi Total Berdasarkan tabel 1 di atas dapat sesi I belum mandiri. Tabel 2 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi II di RSJ Menur No Sesi II Frekuensi Prosentasi Total Berdasarkan tabel 2 di atas dapat sesi II belum mandiri. SURYA 8 Vol.05, No.01, April 2013
3 Tabel 3 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi III di RSJ Menur No Sesi III Frekuensi Prosentase Total Berdasarkan tabel 3 di atas dapat sesi III belum mandiri. Tabel 4 Distribusi Tingkat Kemandirian Sebelum Terapi Aktivitas Kelompok Sesi IV di RSJ Menur Surabaya No Sesi IV Frekuensi Prosentase Total Berdasarkan tabel 4 diatas dapat sesi I belum mandiri. Tabel 5 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi V di RSJ Menur No Sesi V Frekuensi Prosentase Total Berdasarkan tabel 5 di atas dapat sesi V belum mandiri. 2. Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya Setelah Diberi TAK Stimulasi Persepsi. Tabel 6 Distribusi Tingkat Kemandirian Diri Kelompok Sesi I di RSJ Menur No Sesi I Frekuensi Prosentase 1 Mampu % % Dari tabel 6 di atas dapat dijelaskan lebih dari sebagian sebagian besar pasien yang mengenal yang biasa dilakukan sebanyak 19 orang (54.3%) dan hampir sebagian pasien yang belum mengenal yang biasa dilakukan yaitu sebanyak 16 orang (45.7%) Tabel 7 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi II di RSJ Menur No Sesi II Frekuensi Prosentase 1 Mampu % % Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari sebagian besar pasien yang mencegah fisik yaitu sebanyak 20 orang (57.1%) dan hampir sebagian pasien yang belum mencegah fisik sebanyak 15 orang (42.9%) Tabel 8 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi III di RSJ Menur No Sesi III Frekuensi Prosentase 1 Mampu 20 57,1% 15 42,9% Dari tabel 8 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pasien yang mencegah sosial sebanyak 20 orang (57.1%) SURYA 9 Vol.05, No.01, April 2013
4 dan hampir sebagian pasien yang belum mencegah sosial sebanyak 15 orang (42.9%) Tabel 9 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi VI di RSJ Menur No Sesi IV Frekuensi Prosentase 1 Mampu % % Dari tabel9 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pasien yang mencegah spiritual sebanyak 24 orang (68.6%) dan hampir sebagian pasien yang belum mencegah spiritual sebanyak 11 orang (31.4%) Tabel 10 Distribusi Tingkat Kemandirian Kelompok Sesi II di RSJ Menur No Sesi V Frekuensi Prosentase 1 Mampu % % Dari tabel 10 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pasien yang mencegah keekerasan dengan patuh mengonsumsi obat sebanyak 25 orang (71.4%) dan hampir sebagian pasien yang mencegah dengan patuh mengkonsumsi obat sebanyak 10 orang (28.6%). 3. Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan di RSJ Menur Surabaya bulan Februari 2013 Sesuai dengan analisa data bila setelah data dikumpulkan maka untuk menghitung adanya terapi aktivitas kelompok kemandirian dengan memasukkan data-data tersebut ke dalam sebuah tabel seperti tabel 11 dibawah ini. Tabel 11 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi (Sesi I) Terhadap Tingkat Sesi 1 N P Keter angan Mengenal yang biasa dilakukan 35 0,000 ada pengar uh Berdasarkan tabel 11 dapat dijelaskan sesi I terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini RSJ Menur Surabaya Tabel 12 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi (Sesi II) Terhadap Tingkat Sesi II N P Keterangan fisik Berdasarkan tabel 12 dapat dijelaskan sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini RSJ Menur Surabaya. Tabel 13 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi (Sesi III) Terhadap Tingkat Sesi III N P Keterangan sosial Berdasarkan tabel 13 dapat dijelaskan sesi III terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini SURYA 10 Vol.05, No.01, April 2013
5 RSJ Menur Surabaya. Tabel 14 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi (Sesi IV) Terhadap Tingkat Sesi IV N P Keterangan spiritual Berdasarkan tabel 14 dapat dijelaskan sesi IV terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini RSJ Menur Surabaya. Tabel 15 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi (Sesi V) Terhadap Tingkat Sesi V N P Keterangan dengan patuh mengonsumsi obat Berdasarkan tabel 15 dapat dijelaskan sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini kemandirian pada pasien ke di RSJ Menur Surabaya. PEMBAHASAN 1. Tingkat Kemandirian Pasien Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok. Menurut Stuart and Sundeen kelompok dapat menjadi alat terapeutik. Kelompok merupakan suatu sistem sosial yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan, serta mempunyai tujuan dan norma yang sama. Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan, serta mempunyai tujuan dan norma yang sama.( Keliat, Budi Anna, 2009). Ketidakan pasien dalam hal mandiri ini dikarenakan tidak dilakukanya terapi aktivitas kelompok karena TAK dapat memberikan stimulus bagi pasien dengan gangguan interpersonal dengan cara dilakukan sekelompok pasien bersamasama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. (Ma mun M.Y, 2002). Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang sangat penting untuk dilaksanakan karena akan membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah yang destruktif dan maladaptif, jika hal ini tidak dilaksanakan maka akan memperlambat proses penyembuhan pasien.( Notosoedirjo, 2002). Seperti hasil yang diperoleh bahwa apabila pasien belum diberikan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi tidak untuk mandiri, dimana kemandirian seorang pasien dapat tercapai apabila ia telah untuk untuk berpikir dan berbuat yang bersifat konstruktif bagi kehidupannya sendiri dan orang lain. 2. Tingkat Kemandirian Pasien setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok. Dari data yang diperoleh dari 35 pasien di RSJ Menur Surabaya setelah diberikan TAK Stimulasi Persepsi sesi 1 sebagian besar pasien sejumlah 19 (54.3%) meningkatan kemandiriannya. Pada 35 pasien setelah diberi TAK stimulasi persepsi sesi II dan III sebagian besar pasien sejumlah 20 (57.1%) meningkatkan kemandiriannya. Sedangkan pada i 35 pasien setelah SURYA 11 Vol.05, No.01, April 2013
6 diberi TAK stimulasi persepsi sesi IV sebagian besar pasien sejumlah 24 (68.6%) meningkatkan kemandiriannya dan pada 35 pasien setelah diberikan TAK stimulasi persepsi sesi V sebagian besar pasien sejumlah 25 (71.4%) meningkatkan kemandiriannya. Hal ini sesuai dengan tujuan umum terapi aktivitas kelompok yaitu meningkatkan kean komunikasi dan umpan balik.melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan, membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif dan TAK yang bertujuan untuk mengenal dan mencegah lebih lanjut. TAK stimulasi persepsi ini diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif, bersifat rehabilitatif dimana mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kean untuk persiapan mandiri dan sosial di tengah masyarakat Menurut Keliat Budiana, 2005 ada 5 sesi TAK Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan yaitu; 1.Mengenal yang biasa dilakukan; 2. fisik; 3. sosial; 4. spiritual; 5. dengan patuh mengkonsumsi obat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemandirian sebelum pemberian terapi aktivitas kelompok sesi 1 hingga sesi 5 dan sesudah pemberian terapi aktivitas kelompok sesi 1 hingga sesi 5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini sangat ber terhadap tingkat kemandirian pasien dengan sehingga pemberian terapi aktivitas kelompok ini harus diberikan kepada pasien guna memepercepat proses penyembuhannya. 3. Pengaruh pemberian TAK Stimulasi Persepsi terhadap tingkat kemandirian pada pasien Dari tabel 4.16 hingga tabel 4.20 hasil analisis dengan uji Mc Nemer Test yang menggunakan SPSS versi 16,0 dapat dijelaskan bahwa ada terapi aktivitas kelompok kemandirian pasien dari sesi I hingga sesi V yaitu 1.Mengenal yang biasa dilakukan; 2. fisik; 3. sosial; 4. spiritual; 5. dengan patuh mengkonsumsi obat dengan masing-masing nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat terapi aktivitas kelompok RSJ Menur Surabaya Hal ini sesuai dengan tujuan umum TAK yaitu meningkatkan kean komunikasi dan umpan balik. melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan, membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif, selain itu juga sesuai dengan tujuan khusus TAK yaitu meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal. TAK pun memiliki fungsi rehabilitatif dimana mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kean untuk persiapan mandiri dan sosial di tengah masyarakat. Dengan demikian Terapi Aktivitas Kelompok dapat memberikan stimulus positif bagi pasien yang bertujuan untuk mengenal yang biasa dilakukan klien, mencegah baik fisik, sosial, maupun spritual dan dengan mengkonsumsi obat dengan teratur. TAK stimulasi persepsi merupakan upaya untuk meningkatkan kemandiriannya baik secara fisik maupun mental agar dapat berpikir dan ber yang konstruktif tanpa merugikan klien maupun keluarga dan lingkungan disekitarnya sehingga ia dapat menjalankan kehidupannya dengan lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1) Tingkat kemandirian pada pasien sebelum dilakukan TAK stimulasi persepsi didapatkan 0 orang (0%) mandiri. 2) Tingkat kemandirian pada pasien kekersan sesudah dilakukan TAK stimulasi persepsi didapatkan 22 orang (61.7%) mandiri SURYA 12 Vol.05, No.01, April 2013
7 3) Terdapat pemberian TAK stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian di RSJ Menur Surabaya. Hal ini dapat dibuktikan analisa data dengan menggunakan uji Mc Nemar test dengan taraf signifikan α = 0,05 dan hasil statisticsnya p = sehingga terdapat hubungan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian pada pasien. 2 Saran Dengan melihat hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran dari penulis yakni sebagai berikut : 1) Bagi akademis Sebagai bahan pustaka dalam menambah wawasan pengetahuan khususnya tentang terapi aktivitas kelompok kemandirian pasien dengan gangguan jiwa dan sebagai sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya terutama di bidang kesehatan. 2) Bagi rumah sakit atau tempat penelitian Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan oleh para pelaksana program dalam meningkatkan upaya di bidang kesehatan jiwa. 3) Bagi profesi keperawatan Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang terapi aktivitas kelompok (TAK) kemandirian pasien dengan. 4) Bagi peneliti Sebagai pengalaman nyata dan berharga dalam menerapkan ilmu keperawatan jiwa yang telah diperoleh saat kuliah dan mengetahui terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian pasien dengan. Dariyo, Agoes Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Keliat, Budi Anna, 2009.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Keliat, Budi Anna, Keperawatan Jiwa (Terapi Aktivitas Kelompok), EGC, Jakarta. Ma mun M.Y, 2002.Buku Saku Psikoterapi II, Gajah Mada University Press,Yogyakarta Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Notosoedirjo, Mak, Psikologi Gangguan dan Penyakit Jiwa. Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan ; Pedoman Skripsi, Tesis, institusi penelitian keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Yosep, Iyus Keperawatan Jiwa, Jakarta : FKUI Yosep, Iyus Pendekatan Hollistik Pada Gangguan Jiwa. Jakarta : FKUI Yusuf, Syamsu L.N Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad & Mohammad Asrori, 2009.Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: Bumi Aksara. SURYA 13 Vol.05, No.01, April 2013
RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI
PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI JUDUL
Lebih terperinciAristina Halawa ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI PERSEPSI SESI 1-2 TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIENSKIZOFRENIA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWAMENUR SURABAYA ABSTRAK Aristina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Lebih terperinciRakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR
PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinciPenelitian Keperawatan Jiwa
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP KLIEN GANGGUAN JIWA DI POLIKLINIK RSJ PROF. HB SAANIN PADANG TAHUN 2010 Penelitian Keperawatan Jiwa YULIANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama
Lebih terperinciEFFECT OF ACTIVITY GROUP THERAPY: THE SOCIALIZATION OF THE CLIENT S VERBAL COMMUNICATION SKILL WITH SOCIAL ISOLATION IN THE PSBL PHALA MARTHA
EFFECT OF ACTIVITY GROUP THERAPY: THE SOCIALIZATION OF THE CLIENT S VERBAL COMMUNICATION SKILL WITH SOCIAL ISOLATION IN THE PSBL PHALA MARTHA Herlina Lidyawati, Rahil Putra Rizaldi herlinalidiyawati@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB Moh. Arip, Rusmini Abstract: The general objective of this study was
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB Moh. Arip, Rusmini Abstract: The general objective of this study was
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4 ABSTRAK Gangguan jiwa tidak dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Oleh Perawat Pada Pasien Rawat Inap di RSD Madani Palu Tahun 2013
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Oleh Perawat Pada Pasien Rawat Inap di RSD Madani Palu Tahun 2013 Aminuddin 1) Abstrak: Kasus panyakit jiwa setiap tahun semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kondisi masyarakat sangat cepat seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat ini selain membawa manfaat yang
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SESSI 1-3 TERHADAP KEMAMPUAN MENGENDALIKAN HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SESSI 1-3 TERHADAP KEMAMPUAN MENGENDALIKAN HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Agusta Dian Ellina Schizoprenia was not a single disorder,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Lebih terperinciPENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG Karina Anggraini *) Ns. Arief Nugroho, S.Kep**), Supriyadi, MN***) *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciNur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI
PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH
Lebih terperinciMuzayyin 1, Abdul Wakhid 2, Tri Susilo 3 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN ABSTRAK
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI SEBELUM DAN DESUDAH DILAKUKAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJ. Prof. Dr. SOEROYO MAGELANG Muzayyin 1, Abdul Wakhid 2, Tri Susilo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beraneka ragam gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang. penderita sudah mempunyai ciri kepribadian tertentu.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gangguan jiwa (skizofrenia) merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang mempunyai
Lebih terperinciNi Wayan Sri Utami 1, Abdul Ghofur 2, Wahyu Rochdiat 3 ABSTRACT
INFLUENCE OF GROUP ACTIVITY THERAPY OF PERCEPTION STIMULATION TOWARDS THE ABILITY TO CONTROL HALLUCINATION ON SCHIZOPHRENIA AT GRHASIA HOSPITAL DIY PROVINCE Ni Wayan Sri Utami 1, Abdul Ghofur 2, Wahyu
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Dalam bab ini akan diuraikan tentang kerangka teori, kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional yang menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal penting bagi setiap individu untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri penyakit degeneratif, kanker, gangguan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin
Lebih terperinciAji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1
Lebih terperinciGAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN
54 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232 GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC
Lebih terperinciTERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH
TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciTERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF Yustina Kristianingsih 1, RosyAmeylia 2 STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya. Email:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
Lebih terperinciEffect of Therapy Group Activities Increase In Price of Self Interest Clients In The Soul Dr Seruni Rs Radjiman Wediodiningrat Lawang
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI TERHADAP HARGA DIRI KLIEN MENARIK DIRI DI RUANG SERUNI RS JIWA DR RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG Effect of Therapy Group Activities Increase In
Lebih terperinciSKRIPSI. OLEH: Ledi Adesti Mauk NRP:
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH (HDR) USIA PRODUKTIF DI RS JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai dengan adanya kesesuaian dengan dirinya dan lingkungan sekitar. Kesehatan jiwa juga diartikan sebagai
Lebih terperinciINTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO
INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO Dina Risnawati¹, Idris Yani Pamungkas ², Anik suwarni ³ Latar belakang:
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: VIVIN ROY WARDANA PUTRA 201310201200
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL KINDERGARTEN TEACHER OF THE EQUIPMENT GAME EDUCATIVE STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend.
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas
Lebih terperinciVol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS TERHADAP SIKAP GAYA HIDUP BEBAS REMAJA PADA SISWA-SISWI KELAS 11 IPS 3 SMA I KRISTEN SURAKARTA Oleh : Endang Dwi Ningsih 1, Ditya Yankusuma S. 2 Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Berbagai macam tekanan sering dirasakan oleh individu. Tekanan-tekanan tersebut antara lain adalah tingginya tingkat persaingan dalam memperoleh pekerjaan,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PONTIANAK GUSRINI RUBIYANTI NIM I31112011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, tetapi masih kurang populer di kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponen dasar dari hubungan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan gangguan pada fungsi mental, yang meliputi emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang menyebabkan penurunan fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciPENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih derajat Sarjana S- 1 keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciRendra Sukmana dan Nawang Wulandari STIKes Patria Husada Blitar
PENGARUH TERAPI OKUPASI TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN ISOLASI SOSIAL (Effect of Occupatioal Therapy on Social Skill in Schizofrenia with Social Isolation) Rendra Sukmana dan Nawang
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN HALUSINASI PENDENGARAN DI RS GRHASIA YOGYAKARTA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN HALUSINASI PENDENGARAN DI RS GRHASIA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Lebih terperinciPandeirot M. Nancye Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Jln. Cimanuk No. 20 Surabaya ABSTRAK
PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN MASALAH HALUSINASI DI PUSKESMAS KEDUNGDORO DAN PUSKESMAS ASEMROWO SURABAYA Pandeirot M. Nancye Sekolah Tinggi Ilmu
Lebih terperinciPengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi... (B. I. Widyastini, 2014) 1
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi Sesi I V Terhadap Kemampuan Mengontrol dan Mengekspresikan Marah Pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Benita
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012
EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciPEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa
PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH Sri Wahyuni Dosen PSIK Universitas Riau Jl Pattimura No.9 Pekanbaru Riau Hp +62837882/+6287893390999 uyun_wahyuni2@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciPatria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...
9 PERBEDAAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PEMBERIAN TERAPI ORAL DAN INJEKSI DENGAN TERAPI INJEKSI SAJA Differences in Perception Of Patients on Giving Oral Treatment And Injection With Injection Therapy Only
Lebih terperinciTingkat Kemandirian Pasien Mengontrol Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok
Tingkat Kemandirian Pasien Mengontrol Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok Dwi Handayani, Aat Sriati, Efri Widianti Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran E-mail: e_free358@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu
Lebih terperinciPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI TAK Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan dimana kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan (WHO, 2005). Kesehatan terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%
Lebih terperinciISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti
Lebih terperinci