TEKNOLOGI DINDING MS07 - SD3ITS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNOLOGI DINDING MS07 - SD3ITS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA."

Transkripsi

1 TEKNOLOGI DINDING MS07 - SD3ITS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA. Munarus Suluch Peneliti, Dosen Jurusan Teknik Sipil Program Diploma, FTSP-ITS. munarusz@ce.its.ac.id & munarusz@yahoo.com ABSTRAK Perumahan merupakan hak dasar rakyat yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan dan pengembangan kualitas kehidupan. Hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 (amandemen) pasal 28 H. Disamping itu Indonesia mayoritas kepulauannya terletak diatas jalur gempa tektonis. Belum lepas dari ingatan kita mulai akhir tahun 2004 sampai saat ini gempa melanda dimana mana. Mulai dari Propinsi Aceh sampai dengan propinsi Papua. Teknologi dinding «MS07-SD3ITS», suatu teknologi dinding yang telah dikembangkan oleh Teknik Sipil Dipolma ITS sejak tahun 2006 dengan berbagai riset yang telah dilakukan. Yaitu suatu dinding yang dibuat secara prefabrikasi. Dinding tersebut terdiri dari elemen balok, kolom dan elemen dinding. Elemen balok dan kolom dibuat dari beton konvensional dengan ukuran 15x15x75cm dan elemen dinding dibuat dari beton ringan dengan ukuran 8x60x300cm. Ketiga elemen tersebut bila dirangkai akan membentuk sistem dinding dengan ukuran as 300x300cm. Perangkaian antara elemen balok, antara elemen kolom maupun elemen balok dan kolom menggunakan baut. Apabila sistem dinding dirangkai dan diletakan diatas pondasi, akan menghasilkan suatu dinding rumah. Pengujian telah dilakukan dengan diawali pengujian numerik untuk mendapatkan gambaran kekuatan elemen struktur terhadap beban gempa yang ada di Indonesia. Hasil uji numerik dipakai sebagai disain elemen baik secara mandiri maupun elemen gabungan dan hasilnya dibandingkan dengan pengujian elemen dilaboratorium uji bahan. Hasil yang didapat mampu menahan beban yang cukup signifikan. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan pada dinding dengan beban lateral untuk mendapatkan suatu hasil rumah sederhana tahan gempa. Kata kunci: Teknologi dinding MS07-SD3ITS, Rumah tahan gempa. 1. PENDAHULUAN Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia juga mempunyai fungsi yang strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, pembinaan generasi muda, juga dapat disebut sebagai barang modal (tidak bergerak) atau capital goods. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai melalui pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak. Kondisi saat ini perumahan dan pemukiman dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk, ketersediaan lahan dan kebijakan pemerintah mengenai perumahan. Tahun 1950 s/d 1970 pertumbuhan penduduk kota di Indonesia 3%, kemudian tahun 1961 s/d 1970 meningkat menjadi 3,6%. Dan pada dasa warsa 1971 s/d 1981 mencapai angka 5% (Direktorat Tatakota dan Daerah, 1990) Sedang pertumbuhan pada dasa warsa selanjutnya ditaksir sekitar rata-rata 5%. Data perkembangan pembangunan perumahan selama tahun realisasi rumah sehat sederhana sebanyak unit untuk 138 unit kelurga pertahunnya. Sedangkan selama tahun perumahan RSH yang terealisasi sekitar unit atau rata-rata unit pertahunnya. Rumah Sehat Sederhana yang ada sekarang ini masih dibangun dengan cara konvensional yaitu dinding batako serta balok dan kolom dengan beton normal yaitu campuran PC, krikil dan pasir. Menurut SK SNI T penggunaan beton lebih diartikan pada beton bertulang yaitu beton dengan tulangan besi sebagai penguat. ISBN No B-138

2 Teknologi Dinding Ms07 - Sd3its Sebagai Alternatif Pembuatan Rumah Sederhana Tahan Gempa Umumnya beton terdiri dari air dan semen sebagai bahan perekat serta pasir dan kerikil sebagai material pengisi. Dengan pesatnya pengetahuan, beton banyak menggunakan campuran material baru atau bahan lainnya. Bahan tambahan dalam campuran beton dapat menggunakan limbah styrofoam maupun lainnya dengan harapan dapat mengurangi berat volumenya. Penggunaan sterofoam dalam beton bertulang dapat menjebak udara dalam rongga-rongga sehingga menimbulkan kekuatan tarik. Dengan merencanakan elemen pada konstruksi berupa balok, kolom dan dinding yang mampu dibuat secara mandiri (prefab) dan campuran beton dibuat dari bahan limbah berupa limbah penyedap masakan yang mengandung gypsum serta memanfaatkan limbah sterofoam, diharapkan didapat komponen-kompenen bangunan yang sesuai standart SNI T TEKNOLOGI DINDING MS07-SD3ITS Teknologi dinding MS07-SD3ITS terdiri dari elemen balok, elemen kolom dan elemen dinding yang dibuat secara prefabrikasi. Adapun elemen elemen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. 2.1 Elemen Balok. Dengan batasan bahwa konstruksi rumah mudah dibangun dengan tenaga yang tidak mempunyai keahlian khusus maka dirangcang bentuk dinding dengan asumsi asumsi sebagai berikut : -. Mudah dirangkai / dihubungkan. -. Mudah diangkut dan dibawahdengan mudah. -. Tidak memerlukan tenaga keahlian khusus. Dari gambaran diatas dapat dirancang suatu balok dengan dimensi 15x15x75. yang dihubungkan dengan 4 (empat) buah baut sebagai perangkainya. Dengan panil balok dengan ukuran tersebut diatas maka akan mudah membentuk ruangan yang diinginkan yaitu dengan ukuran 3,00x1,50m 2 ; 1,50x1,50 m2. Adapun gambaran bentuk balok dengan ukuran 15x15x75cm3 tersebut dapat digambarkan seperti gambar 1dibawah ini. Gambar 1 Elemen Balok 2.2 Elemen Kolom. Seperti pada balok ukuran panel kolom dengan luas penampang yang sama yaitu 15x15 cm dengan panjang 165cm. Jadi ukurannya 15x15x165cm. Juga dihubungkan dengan 4 (empat) baut pada setiap sambungannya. Baik antar elemen kolom maupun elemen kolom dengan elemen balok. Dengan ukuran 15x15x165 cm mempunyai volume sebesar 0.037m3 atau kurang lebih dua kali berat elemen balok. Jadi bila digunakan beton ringan dengan kekuatan yang dapat dipertanggungkan maka volume elemen kolom tersebut sebesar 68 kg. Berat sebesar itu mampu diangkat dua orang tenaga kasar. Gambar 2 Elemen Kolom ISBN No B-139

3 Munarus Suluch 2.3 Elemen Dinding. Berbeda dengan elemen balok dan elemen kolom yang dipasang dengan mengaitkan antara elemen dengan menyambung dengan alat sambung baut, pada elemen dinding ini disambung dengan sistem dowel yaitu dengan diberi pasak dapat dari baja tulangan atau dari kayu. Bentuk elemen dinding dipasang dengan ukuran 6x60x300 cm. Pada elemen dinding dapat dibentuk lubang lubang sesuai dengan kebutuhannya. Yaitu untuk lubang pintu, lubang dinding sesuai dengan posisi dinding tersebut di bagian rumah. Pembuatan lubang baik lubang pintu maupun lubang jendela harus simetri pada dua elemen dinding yang dirangkai. Bentuk elemen dinding dapat ditunjukan seperti gambar dibawah ini yang sudah dirangkai dapat dilihat pada gambar gambar dibawah ini. Gambar 4 Sistem Struktur Dinding Penuh cm Elemen 70 Lubang Pintu pada 70 Lubang Jendela pada Gambar 5 Sistem Struktur Dinding dgn 1Lubang Gambar 3 Elemen dinding, dgn berbagai Varian 2.4 Sistem Dinding. Apabila elemen elemen tersebut diatas dirangkai didalam suatu sistem struktur dinding, dalam sistem dinding struktur tersebut ada sistem struktur dinding penuh maupun sistem dinding dengan berlubang. Baik lubang untuk pintu maupun lubang untuk keduanya. Sistem struktur dinding tersebut bila dirangkai dan diletakan diatas denah yang membutuhkan dinding maka akan menjadi bangunan rumah. Adapun gambaran sistem struktur dinding Gambar 6 Sistem Struktur Dinding dgn 2 Lubang ISBN No B-140

4 Teknologi Dinding Ms07 - Sd3its Sebagai Alternatif Pembuatan Rumah Sederhana Tahan Gempa Dari gambaran spesifikasi bangunan tersebut diatas maka dapat digambarkan model struktur rumah yang akan dirancang seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Didalam permodelan struktur bangunan rumah konstruksi rangka atap dipasang dengan jarak 1.5 m dengan asumsi tidak menggunakan gording tetapi antara kudakuda kayu dihubungkan dengan reng yang terbuat dari baja ringan. Gambar 7 Sistem Struktur Dinding dgn Analisis Numerik Sistem dinding Didalam perancangan sistem struktur dinding ini dilakukan analisis numerik untuk mendapatkan suatu hasil yang optimum. Meskipun didalam pelaksanaannya akan dilakukan kemudahan agar supaya lebih praktis. Tetapi kepraktisan yang akan dilakukan berdasarkan pada aturan aturan yang berlaku seperti yang tercantum pada peraturan perencanaan gempa untuk rumah dan gedung agar sistem struktur dinding ini dapat dipakai pada semua lokasi di Indonesia. Hal ini dilakukan agar hasil yang didapat mampu dibangun diseluruh pelosok tanah air indonesia. Bila memungkinkan teknologi ini dipatentkan dan dapat dibangun dipenjuru dunia. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran perilaku dari sistem struktur ini bila mendapat beban gempa yang bekerja di seluruh pelosok Indonesia. Oleh Karena itu dilakukan suatu permodelan permodelan dari rumah yang menggunakan sistem struktur dinding ini. Permodelan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan spesifikasi sebagai berikut: Model Rumah dengan Type 36 m2. Ukuran modul denah : 6 x 6 m : 3 m2 Tinggi Bangunan. : 3m KonstruksiRangka Atap : Kayu/ Baja. Penutup Atap : Genting. Gambar 8 Model rumah dengan sistem dinding Dari bentuk yang digambarkan diatas maka dapat diidalisasikan hanya dinding dinding rumah menerima beban dari penutup atap pada balok latainya dan diteruskan pada pondasinya melalui kolom kolom penyangga. Didalam analisa struktur melalui SAP 2000, dengan asumsi sebagai berikut : o Dinding kolom dan balok bekerja sama. o Balok dan kolom diasumsikan elemen frame. o Dinding diasumsikan elemen shell. o Beban atap diasumsikan pada balok balok latai. Hasil permodelan rumah dapat dilihat pada gambar dibawah ini: ISBN No B-141 Gambar 9 Model rumah yang akan dianalisa struktur (Tampak Samping)

5 Munarus Suluch Gambar 10 Model rumah yang akan dianalisa struktur (Tampak atas) Adapun dalam analisis dengan menggunakan program bantu SAP 2000 dengan menggunakan asumsi dapat dibangun diseluruh indonesia dengan analisa respon spectra. Gambar 11 Peta wilayah gempa dengan perioda ulang 500 Th dan Respon spectrum wilayah 6 Hasil yang didapat sebagai berikut : c a Gambar 12 Gambar hasil perhitungan analisa struktur. a. Momen frame b. Momen Shell 1 c. Momen Shell 2 d. Momen Shell 3 b d 3. DISAIN ELEMEN. Komposisi campuran elemen balok dan kolom adalah Portland Cement (pc), copper slag (cs), super plasticizer (sp) dan pasir (ps) serta kerikil (kr). Sedangkan pada elemen dinding, digunakan semen Portland, fly ash, dan Styrofoam. 3.1 Beton Elemen Balok & Kolom. Seperti sudah disebutkan diatas bahwa elemen kolom dan balok dibuat dari campuran semen portland (pc), cooper slag (cs) dan super plasticizer (sp) serta pasir (ps). Portland cement (pc) dipakai dari PT, Semen Gresik type I yang mudah didapat dipasaran dan tidak memerlukan persyaratan khusus dalam pemakaiannya. Cooper slag dipakai dari limbah pengecoran logam tembaga PT. Smelthing Co, Gresik sedangkan Super plasticizer dari PT. Sica Indonesia. Karakter Super Plasticizer Sikamen LN sesuai dengan ASTM C type F sebagai water reducing, high range admixture for concrete element. Pasir yang dipakai adalah dari Kertosono sedangkan kerikil diambil dari Mojosari. Parameter Penelitian material untuk Balok dan Kolom Dalam penelitian ini memakai perameter sebagai berikut : 1. Kuat tekan pada umur 28 hari direncanakan 500 kg/cm 2 2. Faktor air semennya adalah 0,3 3. Dengan penambahan Cooper slag 0 %, 20 %, 40 % dan 60 % dari jumlah pasir serta bahan super platicizer sesuai kebutuhan. Untuk setiap variasi campuran akan dibuat 5 buah benda uji dan diukur kuat tekannya pada umur 3 hari, 14 hari dan 28 hari. Pengujian benda uji silinder untuk mendapatkan komposisi optimalnya. Uji kuat lentur balok dan kolom bertulangan dilakukan dengan campuran optimal serta ukuran balok dan kolomnya sebagai berikut : - 3 buah balok berukuran 15x15x75 cm3-2 buah balok berukuran 15x15x150 cm3-3 buah kolom berukuran 15x15x165 cm3-1 buah kolom berukuran 15x15x330 cm3. ISBN No B-142

6 Teknologi Dinding Ms07 - Sd3its Sebagai Alternatif Pembuatan Rumah Sederhana Tahan Gempa optimum campuran yang akan dipakai pada elemen. Sedangkan uji laboratorium untuk elemen dinding dikaitkan dengan kekuatan elemen tersebut bila dirangkai menjadi sistem struktur dinding yang merupakan bagian dari bagunan rumah. Gambar 13 Flowchart disain komposisi optimum material elemen balok/kolom 3.2 Beton Elemen Dinding Elemen dinding memakai bahan campuran semen Portland (pc), fly ash (f.a), dan sterofoam (ste). Semen Portland yang dipakai adalah type I dari PT. Semen Gresik yang mudah didapat dipasaran serta tidak memerlukan persyaratan khusus dalam penggunaannya. Fly ash diambil dari sisa pembakaran PLTU Paiton, Jatim yang berupa abu terbangnya. Sedangkan Sterofoam dipakai bahan dari toko yang ada disekitar Surabaya. Secara keseluruhan disain beton dinding dapat digambarkan dalam flowchart seperti gambar Uji Laboratorium. Uji laboratorium ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu, uji laboratorium Laboratorium Mutu Komposisi Optimum dan uji laboratorium untuk elemen struktur dinding. Dimana uji laboratorium untuk matrial beton untuk mendapatkan komposisi Gambar 14 Flowchart disain komposisi optimum material elemen Dinding Dari mix desain untuk kolom dan balok, didapat kebutuhan material beton untuk 1 m 3 beton adalah sebagai berikut : Semen portland (pc) : 711,10 kg Kerikil (kr) : 796,40 kg Pasir (ps) : 509,17 kg Air : 213,33 kg Super plasticizier (sp) : 7,70 liter Cooper slag (cs) sebagai pengganti sebagian pasir Dan hasil pengujian diatas untuk elemen kolom dan balok didapat satu komposisi 80%ps dan 20% cs didapat kuat tekan sebesar 500 Kg/cm 2 atau 50 MPa Sedangkan untuk elemen dinding menggunakan komposisi campuran P 60 (50 % ISBN No B-143

7 Munarus Suluch pc : 50 % f.a : 60 % sty) didapat kuat tekan umur 28 hari adalah 44,2 kg/cm 2 > dari kuat tekan batu bata yang besarnya 2,5 MPa atau 25 kg/cm Uji Beban. Untuk mendapatkan kekuatan sistem balok maka perlunya dilakukan uji lentur pada titik titik dimana elemen balok tersebut disambung. Hasil yang didapat adalah grafik M-ϕ. Adapun set up alat uji lentur dapat ditunjukan seperti gambar dibah ini. A B A Lo/2 P dial Lo/2 P A B B A Lo/3 Lo/3 Lo/3 dial Gambar 17 Pengujian elemen dinding a b a b Gambar 15 Set Up Uji satu tumpuan & Pengujian balok P c d A B B A Lo/3 Lo/3 Lo/3 dial Gambar 18 Pengujian baut penyambung (a) Uji tarik baut. (b) Uji Tarik dgn 1 baut (c) Uji tarik dgn 2 baut (d) Posisi patah benda uji Gambar 16 Set Up Uji dua tumpuan & Pengujian balok Dari hasil pengujian diatas dihitung kekuatan sambungan maupun kekuatan elemen sebagai berikut : a. Posisi baut pada penampang dengan jarak antara 10 cm. Dan bila ditinjau dari kemampuan pasangan baut menahan beban sebesar Py.δ. Dengan memberikan safety faktor 1.5 maka momen yang mampu ditahan sebesar M= (2400x10) = kgcm b. Dari hasil diatas dapat dikelompokan berdasarkan analisa penampang dan ISBN No B-144

8 Teknologi Dinding Ms07 - Sd3its Sebagai Alternatif Pembuatan Rumah Sederhana Tahan Gempa gaya dalam yang terjadi pada penampang tepat dibawah beban dan berdasarkan kondisi hasil perhitungan beban yang dipikul berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium sebagai berikut : Tabel 1. Perbandingan Uji Lab dengan Teori Keterangan Balok Tunggal Kgcm Balok Ganda Kgcm Analisa Penam pang / Gaya dalam (teori) Benda Uji 1 (Lab) Benda Uji 2 (Lab) Perbandingan (lab-1) / (Teori) Perbandingan (lab-1) / (Teori) 37 % 148 % 41 % 164 % 4. APLIKASI PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA. Aplikasi teknologi dinding MS07- SD3ITS pada suatu bangunan rumah yang merupakan rumah inti dengan luas 36 m2 plus, terdiri dari : o 1 Kamar Tidur seluas 9 m2. o Ruang tamu seluas 9 m2. o Ruang keluarga seluas 9 m2. o Ruang makan dan dapur seluas 9 m2. o Teras belakang dan depan. Adapun tahapan pemasangannya dapat diikuti langkah langkah sebagai berikut : 1. Penyiapan Lahan (Jika diperlukan). Perlunya dilakukan penyiapan lahan agar pemasangan pondasi dapat dilakukan dengan mudah dan rata sesuai dengan ketinggian yang diinginkan. 2. Pengukuran. Pada tahap ini mulai dilakukan pengukuran lahan untuk mendapatkan posisi rumah yang sesuai. 3. Pembuatan Pondasi. Pondasi yang digunakan adalah pondasi batukali, bentuk penampang trapesium dengan ukuran dan tinggi 60cm. 4. Pemasangan Balok-balok Panil Sloof (15x15x75 cm). Panel balok dirangkai diatas pondasi dengan menghubungkan diantaranya dengan baut. 5. Pemasangan Panil Kolom (15x15x165 cm). Panel kolom dipasang pada daerah pertemuan atau dengan jark 3.00 m. Panel dipasang dengan ketinggian 1.65cm. (1 panel) 6. Pemsasangan Panel Dinding (8x60x300 cm). Panel dinding dipasang setelah panel balok sloof dan panel kolom sudah dirangkai. Setelah semua panel dinding terpasang sepanjang 3.00 cm dilanjutkan dengan memasang panel kolom untuk menutup setinggi 3.30 cm. 7. Pemasangan Panel Balok-balok Ring (15x15x75 cm). Pemasangan panel balok-balok ring dilakukan setelah panel dinding dan kolom setinggi 3.30 cm. Dimana balok ring dirangkai dengan kolom dan diletakan diatas dinding. 8. Pembuatan Kuda kuda. Kuda kuda dibuat dari kayu dan dipasangan dengan jarak antara kudakuda 1.50 cm. Jarak gording/ reng disesuaikan dengan penutup atap, tanpa menggunakan kasau / usuk. 9. Penutup Atap. Penutup atap yang dipakai dapat berupa seng, metal sheet, ataupun jenis atau jenis atap lanilla seperti genteng, rumbia, sesuai keinginan penghuni (ketersediaan dana). 10. Pintu Jendela, Pengantung dan Pengunci. Merupakan pekerjaan pemasangan pintu dan jendela, dimana bentuk pintu dan jendela disesuaikan dengan selera penghuni. 11. Instalasi Listrik. Agar rumah dapat berfungsi secara optimal, maka instalasi listrik harus dipasang dengan estándar keamanan yang sesuai. 12. Lantai. Pekerjaan lantai disesuaikan dengan selera penghuni dan dana yang ada. ISBN No B-145

9 Munarus Suluch Dapat berupa kantai kramik atau lantai plesteran. 13. Finishing. Merupakan tahap akhir penyelesaian pekerjaan terutama pada bagian bagian yang memerlukan sentuhan estetis/ keindahan seperti pewarnaan dan ornamen. Atau dapat diikuti sesuai dengan gambar gambar dibawah ini. 5. KEPUSTAKAAN. 1. Suluch,M.,dkk (2006), Rancang Bangun Prototype Dinding Rumah Sederhana Sehat., Lap. Joint Research Grant TPSDP CED FTSP-ITS Batch II, Tahun ke2. 2. Suluch,M.,dkk (2007), Rumah Sederha na Sehat Tahan Gempa., Lap. Hibah Bersaing Tahun Ke Suluch,M., dkk.,(2007), Penelitian Pengembangan Rumah Cepat Type Rumah Sederhana Sehat., Lap. Penelitian Kerjasama LPPM-ITS dengan Balai Teknologi Permukiman, Propinsi Jawa Timur. Gambar 19 Tahapan Pemasangan Panel MS07-SD3ITS ISBN No B-146

PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU

PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU B alok 6 B alok 90 90 B alok 6 B alok B alok 6 PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU Munarus Suluch 1 1 Peneliti, Dosen Jurusan Teknik Sipil Program Diploma, FTSP-ITS. Email : munarusz@ce.its.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi dibidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai disetiap tempat. Pembangunan rumah tinggal, gedung bertingkat, fasilitas umum, hingga jalan raya

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Kelebihan beton bila dibandingkan dengan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan

Lebih terperinci

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : MIRANA

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat, dan kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang kehidupan terjadi begitu pesat, tak terkecuali di bidang konstruksi. Banyak penerapan dari ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik sipil diajukan oleh : M. Rofiq Setyawan NIM : D 100 040

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya membuat jumlah kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan meningkat. Pada umumnya

Lebih terperinci

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI

Sri Indah Setiyaningsih, Penghitungan Struktur Beton Dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI PERHITUNGAN STRUKTUR BETON DAN PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA MENURUT SNI DT 91-00008-2007 DAN SK SNI T-15-1991-03 (STUDI KASUS GEDUNG BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BESAR) SRI INDAH SETIYANINGSIH

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini karena beragam keunggulannya dibandingkan material lain. Kemudahan dalam pengerjaannya, kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN CIVIL. ENGINEERING Jalan Kabayan No. 50 Sumbawa Besar DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN UPAH BAHAN SNVT : PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PROV. NTB KEGIATAN : PELAKSANAANPENATAAN BANGUNANDAN LINGKUNGAN PROV.

Lebih terperinci

KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA

KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA Nur Ahmad Husin Program Diploma Teknik Sipil-FTSP ITS Jl. Raya Menur No. 127 Surabaya Tel : 031-5947637 Fax : 031-5938025 Email : na_husin@yahoo.co.id, nahusin@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3 TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Struktur beton merupakan struktur yang paling sering digunakan untuk proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dalam bidang konstruksi di Indonesia semakin meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang dimaksud salah satunya dapat

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

UJI TARIK BETON MUTU TINGGI

UJI TARIK BETON MUTU TINGGI UJI TARIK BETON MUTU TINGGI Lerry M.N. Gerung Alumni S Teknik Sipil Pascasarjana Unsrat M.D.J. Sumajouw, S.E. Wallah Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat ABSTRAK Pada umumnya disain tegangan tarik atau

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat populer hingga saat ini, beton telah dipakai secara luas sebagai bahan konstruksi baik pada konstruki skala

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Di Indonesia hampir seluruh konstruksi bangunan menggunakan beton sebagai bahan bangunan, seperti

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bangunan rumah sederhana/konvensional pada umumnya, atap di atas rumah ditopang oleh konstruksi kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini akan menopang beban dari penutup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,

Lebih terperinci

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT Disusun oleh : JAKA PROPIKA 3110 105 006 IFNUL MANAF 3110 105 013 AGUSTINA DWI ATMAJI 3110 105 021 DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan 46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas Indonesia semakin berkembang dari hari kehari. Mulai dari sumber daya manusianya yaitu dosen pengajar,

Lebih terperinci

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH LANTAI A. PEKERJAAN LANTAI I. PEKERJAAN AWAL. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pemerintah terus menerus melakukan pembangunan. Tujuan dilakukan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan. Berbagai

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan, baik dalam pembuatan campuran

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako A.Yusuf Z 1), Estutie Maulanie 2), M. Singgih P. 3), Lukman 4) 1,2,3)Staft

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri konstruksi merupakan bagian utama dalam kelancaran dan perkembangan pembangunan di suatu negara maju maupun negara berkembang. Semakin meningkatnya pembangunan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Lutfi Pakusadewo, Wisnumurti, Ari Wibowo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI 2.1. PENGERTIAN BETON BERTULANG Beton bertulang (reinforced concrete) tersusun dari bahan beton dan baja, yang antara keduanya mempunyai ikatan/lekatan (bond) yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS) PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS) Agus Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sejak dulu dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi di sisi

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK OLEH : WHISNU DWI WIRANATA 3110100125 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi utama batuan (agregat), air, dan semen portland. Beton sangat populer dan digunakan secara luas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian kontruksi yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan dari panas matahari, hujan, angin, maupun sebagai perlindungan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sedang dalam proses peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah pembangunan secara terus-menerus.

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN Pekerjaan : Pemeliharaan Lahan Parkir Dosen dan Mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin Lokasi : Banjarmasin Tahun Angga : 2012 No. 1 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam bidang teknik sipil, Kemajuan pengetahuan tentang teknologi beton memungkinkan untuk dibangunnya struktur-struktur

Lebih terperinci

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN Reza Murby Hermawan 3108100041 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

Lebih terperinci

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG Konferensi Nasional Teknik Sipil 2 (KoNTekS 2) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 6 7 Juni 2008 STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG Maria Asunta Hana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan di bidang struktur mengalami pertumbuhan pengetahuan dan teknologi sangat pesat yang menyebabkan adanya pembangunan konstruksi yang berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinding panel merupakan suatu komponen non struktural yaitu dinding yang dibuat dari suatu kesatuan blok dinding parsial, yang kemudian dirangkai menjadi sebuah dinding

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Balok Struktur umumnya dirancang agar memiliki kekuatan yang lebih atau kekuatan cadangan, agar mampu menahan beben tambahan yang mungkin bekerja diluar beban yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton EPS dan filler fly ash. Penggunaan EPS pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia serta tingkat perekonomian yang semakin maju, maka diperlukan juga infrastruktur yang mampu menunjang kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya pembangunan-pembangunan di Indonesia membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG Oleh : ANDY SETYAWAN 3107 100 610 Dosen Pembimbing : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS JURUSAN

Lebih terperinci

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Lampiran A...15 Bibliografi...16 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER Janre Henry Mentang Jorry D. Pangouw, Lelyani Kin Khosama, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari interpretasi hasil kajian yang dilakukan sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai penelitian ini. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipilih oleh para ahli struktur. Banyaknya pemakaian beton disebabkan beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,

Lebih terperinci

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) PROGRAM : PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PASAR PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PASAR LELANG KARET LOS 15 X

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, struktur bangunan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang rekayasa sipil baik sebagai struktural maupun non struktural untuk memenuhi kebutuhan dan

Lebih terperinci

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006

KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006 KAJIAN MUTU BANGUNAN PERUMNAS TRIMULYO JETIS BANTUL PASCA GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006 Sehubungan dengan adanya pengaduan warga Blok III dan IV Perumnas Trimulyo, Jetis, Bantul, maka pada hari ini hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia konstruksi teknik sipil, antara lain kayu, baja, dan beton. Hampir 60% material yang digunakan

Lebih terperinci